PEDOMAN DAN FORMULIR PENDATAAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
I. PENDAHULUAN
Kegiatan penambangan pada dasarnya adalah suatu kegiatan usaha penggalian
bahan galian dari dalam perut bumi yang dinilai ekonomis pada saat itu. Didalam
kegiatan-kegiatan usaha pertambangan yang dimulai dari kegiatan eksplorasi
(umum dan detail), eksploitasi dan sampai pada kegiatan pengolahan bahan
galian tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan terinci, salah
satu aspek yang perlu direncanakan adalah bagaimana penanganan masalah
pengelolaan lingkungan kerja dan keselamatan kerja para pekerja-pekerja
tambang yang notabenenya mempunyai resiko bahaya dan kecelakaan yang
tinggi.
Industri pertambangan merupakan suatu kegiatan yang memiliki resiko tinggi
terhadap kecelakaan yang tidak saja mengakibatkan cederanya manusia tapi
juga sering mengakibatkan kematian. Korban kecelakaan tambang kadang-
kadang bisa lebih dari satu orang bahkan dalam kasus tertentu seperti
meledaknya tambang batubara bawah tanah bisa mengakibatkan puluhan
bahkan ratusan korban. Selain resiko kecelakaan para pekerja tambang juga
sangat beresiko terhadap gangguan kesehatan akibat pekerjaannya.
Aspek keselamatan para pekerja tambang ini harus benar-benar diperhatikan,
karena hal ini merupakan salah satu faktor produksi dan produktivitas.
Perencanaan keselamatan kerja ini harus terorganisir dengan baik dan benar,
mulai dari melakukan identifikasi suatu keadaan atau kondisi dan tindakan yang
tidak aman dari pekerjanya sendiri sampai pada memperhitungkan dan
menganalisis hal-hal yang mungkin akan terjadi, kemudian melakukan langkah-
langkah alternatif penanggulangan dan pencegahan keadaan yang mungkin akan
menimbulkan bahaya atau celaka.
Oleh karena itu masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus mendapat
perhatian khusus dalam suatu industri pertambangan yaitu mempunyai nilai yang
sama dengan aspek produksi.
Dalam suatu perusahaan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja tidak
akan berhasil apabila tidak ada program yang jelas dan terarah. Oleh karena itu
minimal setiap tahun harus dibuat suatu program yang akan dilakukan oleh setiap
orang yang terlibat dalam pekerjaan baik yang operasional maupun yang di
kantor. Dengan adanya program selain dari pada pelaksanaan pengelolaan
keselamatan dan kesehatan kerja lebih terarah maka keberhasilan atau
penampilan dari pengelolan keselamatan dan kesehatan kerja lebih mudah
dievaluasi dan diatur demi perbaikan dan peningkatan di masa selanjutnya.
Lingkungan yang berada di sekitar kegiatan biasanya disebut pula lingkungan
pertambangan atau lingkungan kerja internal (Mines Internal working
environment). Jika lingkungan internal telah dapat dikendalikan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, ini berarti
bahwa sebagian besar upaya pengendalian dampak lingkungan eksternal dari
operasi-operasi pertambangan tersebut telah berhasil. Perlu ditekankan bahwa
keselamatan dan produktivitas saling berkaitan, dengan amannya suatu
tambang maka akan lebih produktifitas tambang tersebut.
Pengelolaan pertambangan umum yang baik memerlukan prosedur yang tertata
dan tertib termasuk didalamnya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pedoman dan formulir pendataan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk kegiatan usaha
pertambangan umum, sebagai acuan dan pedoman bagi para pengusaha di
bidang pertambangan.
II. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
5. Kepmen Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Sebagai informasi kepada para pengusaha di bidang pertambangan
mengenai prosedur dan pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja untuk kegiatan usaha pertambangan umum.
2. Agar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bidang pertambangan
umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
FORMULIR PENDATAAN PELAKSANAANKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah dengan teliti dan seksama.
2. Lingkarilah jawaban sesuai dengan kondisi sebenarnya.
ORGANISASI
1. Apakah ada wadah organisasi yang khusus mengelola K3 di perusahaan ?
a. Ada
b. Dalam proses
c. Tidak
2. Apakah tingkat organisasi K3 di perusahaan adalah :
a. Setingkat di bawah orang tertinggi di jobsite (level 2).
b. Level 3 atau di bawahnya.
3. Apakah petugas K3 (safety officer) telah mempunyai sertifikat ?
a. Ya
b. Dalam proses
c. Tidak
4. Apakah perusahaan mempunyai Komite K3 ?
a. Ya
b. Dalam proses
c. Tidak
5. Apakah komite K3 melakukan pertemuan secara berkala ?
a. Setiap bulan
b. Setiap 2 bulan
c. Setiap 3 bulan atau lebih
KEBIJAKAN
6. Apakah pada perusahaan Saudara secara tertulis ada kebijakan yang
menunjukkan adanya komitmen perusahaan terhadap K3 ?
a. Ada
b. Dalam proses
c. Tidak
7. Apakah kebijakan tersebut ditandatangani oleh :
a. orang yang tertinggi jabatannya pada perusahaan.
b. orang yang tertinggi jabatannya di jobsite.
c. orang yang jabatannya pada level 2 di jobsite.
8. Apakah dalam kebijakan tersebut berisi pernyataan bahwa keselamatan kerja
merupakan prioritas perusahaan ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah kebijakan tersebut berisi komitmen untuk :
a. Mencegah keselamatan kerja.
b. Mencegah penyakit akibat kerja.
c. Meningkatkan pelaksanaan K3 secara terus menerus.
d. Menggunakan Alat Produksi Diri.
e. Mematuhi semua peraturan K3.
10. Apakah kebijakan K3 tersebut :
a.Diumumkan kepada karyawan melalui papan pengumuman.
b.Dimasukkan sebagai bagian dari isi buku pegangan peraturan K3
perusahaan.
c.Safety Talk.
11. Apakah dalam kebijakan tersebut memuat pernyataan bahwa K3 merupakan
tanggung jawab setiap orang dalam lapisan manajemen.
a. Ya
b. Tidak
PERATURAN
12. Apakah perusahaan mempunyai peraturan intern tentang K3 ?
a. Ya
b. Dalam proses
c. Tidak
13. Apakah peraturan intern perusahaan tersebut mengatur tentang kewajiban
karyawan untuk mengikuti semua peraturan yang berkaitan dengan K3 ?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah dalam peraturan tersebut mengatur tentang sanksi apabila karyawan
melanggar peraturan K3 ?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah ada peraturan intern perusahaan yang mengatur tentang :
a. Izin bekerja dengan menggunakan api/panas (hot permit).
b. Izin bekerja pada ruangan yang sempit/tertutup (confine space)
KEPALA TEKNIK
16. Apakah Kepala Teknik Tambang sudah memiliki kualifikasi sesuai dengan
Sertifikat yang dikeluarkan oleh pemerintah?
a. Ya
b. Dalam proses
c. Tidak
17. Apakah posisi Kepala Teknik Tambang adalah pejabat tertinggi di jobsite ?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah Kepala Teknik Tambang dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya mengangkat Pengawasa Operasional/ Teknis ?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah kedudukan Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis melekat
pada jabatan struktural pada unit kerja masing-masing ?
a. Ya
b. Tidak
PROGRAM
20. Apakah perusahaan telah memiliki program K3 tahunan ?
a. Ya
b. Tidak
21. Apakah program tahunan tersebut disyahkan oleh Kepala Teknik Tambang/
Pimpinan Perusahaan ?
a. Ya
b. Tidak
22. Apakah program K3 tersebut disosialisasikan kepada level manajemen
perusahaan ?
a. Ya
b. Tidak
23. Apakah jenis Program K3 yang telah dilaksanakan ?
a. Inspeksi
b. Pemeriksaan kecelakaan
c. Pendidikan dan pelatihan
d. Kesehatan Kerja
e. Penyusunan SOP
f. Kesiapan keadaan darurat
g. Alat pelindung diri
h. Pertemuan K3
i. Kampanye K3
j. Internal Audit
INSPEKSI
24. Apakah semua Pengawas melakukan inspeksi K3 secara rutin pada masing-
masing area kerjanya ?
a. Ya
b. Tidak
Jika Ya berapakah frekuensinya ?
a. Setiap hari
b. Setiap minggu
c. Setiap bulan
25. Apakah dilakukan inspeksi bersama (safety patrol) ?
a. Ya
b. Tidak
26. Apakah semua hasil inspeksi dilaporkan dan ditindaklanjuti ?
a. Ya
b. Tidak
27. Apakah hasil inspeksi dan tindak lanjutnya diarsipkan dengan rapi ?
a. Ya
b. Tidak
INVESTIGASI KECELAKAAN
28. Apakah setiap terjadi kecelakaan/kejadian berbahaya sebagaimana
ditetapkan dalam Kepmen No. 555. K selalu dilakukan investigasi oleh
sebuah tim yang ditunjuk oleh Kepala Teknik Tambang?
a. Ya
b. Tidak
29. Apakah dalam investigasi tersebut manajemen level menengah dan level
atas ikut terlibat ?
a. Ya
b. Tidak
30. Apakah ada form untuk melaporkan kecelakaan ?
a. Ya
b. Tidak
31. Apakah ada prosedur tertulis dalam melakukan pemeriksaan kecelakaan ?
a. Ya
b. Tidak
32. Apakah semua rekomendasi hasil investigasi kecelakaan tersebut diatas
ditindaklanjuti ?
a. Ya
b. Tidak
33. Apakah laporan dan catatan-catatan dari setiap kecelakan yang terjadi
diarsipkan dan dipelihara dengan baik ?
a. Ya
b. Tidak
PELATIHAN
34. Apakah dilakukan pendidikan/pelatihan atau induksi K3 kepada anggota
manajemen mulai dari level bawah sampai level atas, khususnya anggota
manajemen yang baru ?
a. Ya
b. Tidak
35. Unit pekerja baru atau pekerja pindahan apakah dilakukan program
orientasi/ induksi dari tugas yang akan dipegangnya (job orientation/
induction) sebelum mulai benar-benar dilepas kerja ?
a. Ya
b. Tidak
36. Apakah materi dari pelatihan K3 dikaji ulang secara berkala ?
a. Ya
b. Tidak
KESEHATAN KERJA
37. Apakah keadaan kesehatan karyawan terlebih dahulu diperiksa sebelum
ditempatkan pada suatu jenis pekerjaan yang mengandung resiko penyakit
akibat kerja ?
a. Ya
b. Tidak
38. Apakah keadaan kesehatan semua karyawan yang ditempatkan pada jenis
pekerjaan yang mengandung resiko penyakit akibat kerja diperiksa secara
berkala ?
a. Ya
b. Tidak
39. Apakah fasilitas pemeriksaan kesehatan karyawan terhadap penyakit akibat
jabatan kerja ada pada klinik/ Rumah sakit perusahaan ?
a. Ya
b. Tidak
40. Apakah program monitoring dari setiap jenis pekerjaan yang berpotensi
bahaya Penyakit akibat Jabatan Kerja dilakukan secara berkala ?
a. Ya
b. Tidak
41. Apakah data hasil monitoring lingkungan tempat kerja serta data tentang
catatan keadaan kesehatan karyawan yang sangat terpaparkan kepada
penyakit akibat jabatan kerja diarsipkan secara khusus ?
a. Ya
b. Tidak
KESIAPSIAGAAN KEADAAN DARURAT
42. Apakah ada program atau tatacara tertulis tentang penanggulangan dari
setiap keadaan darurat yang mungkin terjadi dalam lokasi kegiatan
penambangan (emergency plan) ?
a. Ya
b. Tidak
43. Apakah secara tertulis ada seseorang atau tim yang ditunjuk sebagai
koordinator pengendalian bilamana terjadi keadaan darurat ?
a. Ya
b. Tidak
44. Apakah peralatan dan Tim untuk penanggulangan keadaan darurat selalu
siap siaga selama 24 jam ?
a. Ya
b. Tidak
45. Apakah Tim penanggulangan keadaan darurat mempunyai kantor khusus ?
a. Ya
b. Tidak
46. Apakah ada nomor telepon yang khusus untuk menghubungi Tim keadaan
darurat dan terpasang pada semua pesawat telepon ?
a. Ya
b. Tidak
47. Apakah tersedia perlengkapan P3K dan jumlah orang yang mampu
melakukan P3K yang memadai ?
a. Ya
b. Tidak
48. Apakah pada perusahaan telah ditetapkan jenis-jenis alat proteksi diri yang
harus dikenakan/dipakai sesuai dengan jenis potensi bahaya yang ada ?
a. Ya
b. Tidak
49. Apakah jenis-jenis APD yang ditetapkan tersebut tersedia dalam jumlah
yang cukup bagi karyawan ?
a. Ya
b. Tidak
50. Apakah alat pelindung diri tersebut mempunyai stok persediaan dan catatan
daftar persediaan yang rapi ?
a. Ya
b. Tidak
PERTEMUAN K3
51. Apakah sebelum melakukan pekerjaan pada setiap area kerja selalu
dilakukan safety talk ?
a. Ya
b. Tidak
52. Apakah safety meeting dilakukan secara berkala ?
a. Ya
b. Tidak
53. Apakah safety meeting selalu dihadiri pimpinan bagian/perusahaan ?
a. Ya
b. Tidak
54. Apakah semua rekomendasi dari safety meeting ditindaklanjuti ?
a. Ya
b. Tidak
KAMPANYE / PROMOSI K3
55. Apakah program kampanye K3 dilakukan setiap tahun ?
a. Ya
b. Tidak
56. Apakah dalam kampanye K3 dilakukan beberapa lomba ?
a. Ya
b. Tidak
57. Apakah ada pemberian penghargaan K3 (safety award) bagi karyawan atau
bagian secara rutin ?
a. Ya
b. Tidak
Recommended