STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KONTINJENSI PRB-BK
1. Unsur/Komponen yang terlibat Penyusunan Renkon PRB-BK
Rencana kontinjensi disusun secara bersama-sama oleh berbagai pihak/unsur/komponen masyarakat. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya kesiapsiagaan oleh semua pihak karena penanggulangan bencana merupakan urusan bersama antara pemerintah, lembaga usaha, dan masyarakat dimana pemerintah Lurah/Kepala Desa sebagai penanggung-jawab utamanya. Masing-masing pihak/ pelaku dapat berperan aktif sesuai dengan kemampuan, keahlian, kompetensi dan kewenangannya serta menyumbangkan/menggunakan sumberdaya yang ada dalam lingkup kekuasaan/kewenangannya. Rencana Kontinjensi (Renkon) PRB-BK ini disusun secara partisipatif oleh masyarakat/BKM, TIPP difasilitasi oleh fasilitator dan dibawah koordinasi Tim Teknis kegiatan PRB-BK
Penyusunan Renkon PRB-BK melibatkan pelaku/unsur, antara lain :- Lurah /Kepala Desa- Pemda Kota, Kecamatan- TNI/POLRI- Instansi/lembaga terkait seperti : BMKG, PMI, SAR- Tokoh tokoh masyarakat/agama- Organisasi masyarakat - Relawan Penanggulangan Bencana- Organisasi Pemuda- Lembaga usaha/swasta- Orari- LSM/NGO- Pihak-pihak pelaku lainnya yang relevan dengan jenis ancamannya.
2. Proses Perencanaan Kontinjensi
- Pada tahap persiapanKegiatannya meliputi penyediaan peta wilayah kelurahan/desa, data ”kelurahan/desa dalam angka”, data tentang ketersediaan sumberdaya dari masing-masing sektor/pihak/instansi/organisasi/masyarakat dan informasi dari berbagai sumber/unsur teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan.
- Pada tahap pelaksanaanKegiatannya berupa penyusunan rencana kontinjensi yang dimulai dari penilaian risiko, didahului dengan penilaian bahaya dan penentuan tingkat bahaya untuk
menentukan 1 (satu) jenis ancaman atau bencana yang diperkirakan akan terjadi (yang menjadi prioritas).
Proses penyusunan rencana kontinjensi secara diagramatis digambarkan sebagai berikut:
I. PERSIAPAN1. Profil Wilayah
Gambaran umum tentang daerah kelurahan/kota, minimal memuat data/informasi tentang:
Karakteristik Wilayah Lokasi wilayah. Letak geografis Kondisi hidrologis Batas wilayah Administrasi pemerintahan (kelurahan/desa, RW/lingkungan, penduduk, dan lain-
lain).
2. Potensi dan Permasalahan Permukiman Penjelasan ringkas tentang potensi dan permasalahan permukiman yang ada di
daerah kelurahan/desa.(potensi ancaman, kerentanan dan kapasitas yang ada serta dampak/risiko bencana yang terjadi – disesuaikan dengan risiko hasil kajianPemetaan sosial PRB-BK/RTPRB)
Lembaga kebencanaan di daerah kelurahan/desa dan pengorganisasian penanggulangan bencana.
(rencana kontinjensi yang akan disusun disinkronkan dengan rencana kontinjensi dari Lembaga kebencanaan ada).
II. PELAKSANAAN
A. PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN
Berisi tentang :
Ancaman atau beberapa ancaman bencana yang ada di kelurahan/desa yang bersangkutan. (berdasarkan jenis-jenis ancaman yang sudah diidentifikasi pada tahap Pemetaan Sosial)
Penilaian tingkat risiko ancamannya (kecil, sedang, atau besar).(berdasarkan tingkat risiko yang sudah dikaji dalam dokumen RTPRB)
Penentuan jenis ancaman yang akan ditangani. (berdasarkan penilaian yang paling prioritas/urgent)
Karakteristik Ancaman yang ditetapkanPenyebab bencana, daya rusak, waktu terjadi, tanda-tanda peringatan, tanda-tanda /sistem peringatan dini, lamanya kejadian, luas terdampak
Cakupan ancaman, kerentanan dan dampak/risiko yang ditimbulkan di ploting didalam peta.
B. PENGEMBANGAN SKENARIO1. Skenario
Berdasarkan peta wilayah kelurahan/desa, dapat diidentifikasi masyarakat dan daerah/lokasi yang terancam bencana (daerah rawan bahaya/bencana) sehingga dapat diperkirakan luas/besaran dampak bencana.Dalam skenario uraikan juga antara lain:- waktu terjadinya bencana (misalnya : pagi, siang, malam).- durasi/lamanya kejadian (misalnya : 2 jam, 1 har atau 7 hari).- Karakteristik bencana yang terjadi (misalnya tingginya genangan air- banjir,
tinggi dan jarak jangkauan ombak ke daratan-tsunami, dll).- hal-hal lain yang berpengaruh terhadap besar-kecilnya kerugian/kerusakan.
2. Perkiraan DampakTerdapat 5 (lima) aspek yang mungkin terkena dampak bencana:- aspek kehidupan/penduduk,- aspek sarana/prasarana/fasilitas/asset,- aspek ekonomi,- aspek pemerintahan, dan- aspek lingkungan.
Tabel dampak pada aspek kehidupan/penduduk
No RW/ Lingkungan
Jumlah Terancam
(jiwa)
DampakMeninggal/
Hilang (jiwa)
Luka‐luka (jiwa)
Mengungsi (jiwa)
Pindah/Selamat
TOTAL
Tabel dampak pada aspek sarana/prasarana/fasilitas/asset
No RW/ Lingkungan Jenis Kerusakan Terancam
(unit)
Dampak
Ringan Sedang Berat Tidak rusak
TOTAL
Tabel dampak pada aspek ekonomi
No RW/ Lingkungan
Jenis KerusakanTerancam
(unit)
Dampak
Ringan Sedang Berat Tidak rusak
TOTAL
Tabel dampak pada aspek sarana/prasarana pemerintahan
No RW/ Lingkungan
Jenis Kerusakan Terancam (unit)
Dampak
Ringan Sedang Berat Tidak rusak
TOTAL
Tabel dampak pada aspek lingkungan
No RW/ Lingkungan
Jenis KerusakanTerancam
(unit)
Dampak
Ringan Sedang Berat Tidak rusak
TOTAL
Ploting di dalam peta wilayah RW/Lingkungan yang terkena dampak dan disajikan setiap lembar untuk setiap aspek yang terkena dampak.
C. PENETAPAN KEBIJAKAN DAN STRATEGISetelah mengetahui skenario dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana disusun kebijakan atau strategi penanggulangan bencananya.
1. Kebijakan - Kebijakan bersifat umum untuk memberikan arahan/pedoman bagi sektor-sektor
untuk bertindak/melaksanakan kegiatan tanggap darurat. Kebijakan juga bersifat mengikat karena dalam penanganan darurat diberlakukan kesepakatan kesepakatan yang harus dipatuhi oleh semua pihak. Kebijakan dapat berupa Aturan Bersama yang disepakati masyarakat dan disetujui oleh Lurah/Kepala desa.
Contoh Kebijakan penetapan lamanya tanggap darurat yang akan dilaksanakan (misalnya selama
14 hari), layanan perawatan/pengobatan gratis bagi korban bencana, dan lain-lainnya........
2. Strategi- Strategi digunakan untuk melaksanakan kegiatan oleh tiap tiap sektor sesuai
dengan sifat/ karakteristik bidang tugas masing-masing.
Contoh strategi : Dari kebijakan “layanan perawatan/pengobatan gratis bagi korban” dirumuskan
strateginya “menunjuk puskesmas, rumah sakit pemerintah/swasta yang dijadikan sebagai rumah sakit rujukan”
Membangun posko, Membentuk Forum PRB Pembagian tugas pelaksana sektor/unit terkait Menetukan jalur dan tempat evakuasi dan lain-lainnya......
Penetapan strategi dengan menggunakan peta dan ploting strategi yang ditetapkan (lokasi puskesmas, pustu, posko, jalur & tempat evakuasi, dll.)
D. PERENCANAAN SEKTORAL
Salah satu dari kebijakan atau strategi penanggulangan bencana adalah menyusun perencanaan sektoral dengan memberdayakan potensi dan sumber daya masyarakat dan para pihak terkait di kecamatan atau kota/kabupaten.
Tim Satlak Kecamatan
Muspika
SKPD
TKP
Kadus
TANAH LONGSOR
Ketua RT/RW
Lurah/Kades
Tim Satlak FPRB
Pak Camat
Pemda
Tindakan Tanggap Darurat
Lingkungan/Dusun
1. Struktur Komando dan Koordinasi
Untuk mempermudah koordinasi seluruh pemangku yang ada dan menghindari kesemrautan dalam penanggulangan bencana ditetapkan struktur komando dan Koordinasi. Komando tertinggi ada dibawah koordinasi Lurah atau Kepala Desa.
Bagan Alur Komando :
1. Sistem Pelaporan :RT--->Dukuh-->Lurah--> FPRB dan Satlak
2. Sistem Koordinasi :Lurah ----> Camat (Muspika & Tim SATLAK Kec.) ---> Pemda (SKPD)
3. Komando tertinggi di bawah koordinasi Lurah/Kepala Desa
4. Lurah memanggil, meminta, memerintah, mengkoordinasikan, dengan FPRB dan Tim SATLAK (Satuan pelaksana) Kelurahan/Desa.
2. Pembentukan Sektor – Sektor
Pelaksana di masyarakat dibentuk Forum/ Kelompok masyarakat (misalnya Forum Pengurangan Risiko bencana /FPRB). Didalam forum masyarakat berbagi tugas yang terdiri dari kelompok kerja atau sektor-sektor yang terstruktur (dalam struktur organisasi) sesuai dengan kebutuhan dalam penanggulangan bencana terkait. Kesepahaman tugas dan tanggungjawab setiap sektor atau anggota masyarakat dapat dituangkan dalam SOP (Standar Operasional dan Prosedur).
- Perencanaan sektoral diawali dengan “identifikasi kegiatan” dari masing-masing sektor penanganan dan dihindari adanya tumpang-tindih kegiatan atau sebaliknya tidak boleh ada kegiatan yang tertinggal.
- Kegiatan dari masing-masing sektor didasarkan atau dilatarbelakang oleh situasi pada masing-masing sektor dan sasaran sektor.
Misalnya : Status normal, (persiapan) Status waspada, (ada tanda-tanda peringatan – mis. masuk pada musim hujan) Status Siaga, (tanda-tanda peringatan bencana akan terjadi- mis. Curah hujan
tinggi) Status Awas, (tanda-tanda untuk menghindar/penyelamatan karena bencana
segera bencana- mis. Terjadi kenaikan debit/muka air yang cukup cepat). - Menentukan pelaku dari tiap-tiap sektor/waktu pelaksanaan kegiatan, dan disusun
kebutuhan tiap-tiap sektor yang mengacu pada kegiatan sektor, seperti contoh dibawah ini. Sektor manajemen dan koordinasi Sektor Kesehatan Sektor Evakuasi dan transportasi Sektor logistik Sektor Barak Sektor Dapur Umum Sektor Komunikasi Sektor Keamanan Sektor pendidikan
Contoh : Format Kegiatan Sektor(Peringatan Dini Bencana Lahar Dingin)
No. Kegiatan Pelaku/InstansiWaktu
pelaksanaanPeralatan yang
dibutuhkan1 STATUS NORMAL
- Kajian daerah rawan bencana lahar hujan.- Pendataan penduduk di
kawasan rawan bencana,
Sektor Komunikasi & Informasi (Ali & Dedi)
Oktober 2014 Peta Kelurahan/desa
No. Kegiatan Pelaku/InstansiWaktu
pelaksanaanPeralatan yang
dibutuhkantermasuk penduduk rentan.- Sosialisasi, Pelatihan dan
Simulasi Penanggulangan Bencana.- Penyusunan atau Review
prosedur tetap dan RENKON apabila ada perubahan (perkembangan) situasi dan kondisi.- Mengadakan pertemuan
rutin relawan
- Pendataan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
- Pendataan ketersediaan obat dan peralatan kesehatan.
- Pelatihan PPGD (P3K) untuk OPRB.
- Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat daerah rawan Bencana
- Sektor kesehatan (Beni)
Oktober 2014 - Peta Kelurahan/desa- Peta potensi
kelurahan/desa- Peralatan Media
Warga - Peralatan
medis/obat-obatan
- Penyusunan peta jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi (TES/TEA)
- Pendataan kendaraan evakuasi
- Pelatihan Penyelamatan dan Evakuasi
Sektor Evakuasi dan Transportasi (Joko)
Oktober 2014 - Peta sarana/ prasarana kelurahan/ desa
- Peta potensi kelurahan/desa
- Mengikuti pelatihan-pelatihan
- Sosialisasi kepada warga mengenai PRB
Sektor Logistik(Hendra)
Oktober 2014 - Peralatan Media Warga
2. STATUS WASPADA- Pengkajian ulang (update)
peta daerah rawan bencana lahar hujan.- Pendataan ulang warga
daerah rawan bencana .- Pendataan kebutuhan
penanganan bencana
- Sektor Komunikasi & Informasi (Ali & Dedi)
Setelah memasuki musim hujan
- Alat komunikasi- Peta sarana/
prasarana kelurahan/ desa
- Peta potensi kelurahan/desa
No. Kegiatan Pelaku/InstansiWaktu
pelaksanaanPeralatan yang
dibutuhkanlahar hujan.- Penyiapan Posko.- Pengecekan alat
komunikasi.- Memberikan update
cuaca- Pemantauan kesehatan
penduduk rentan di daerah rawan bencana.
- Pendataan kebutuhan kesehatan untuk penanganan darurat bencana lahar hujan.
- Penyiapan Pos Kesehatan.- Pemantapan tim medis
dan non medis.
- Sektor kesehatan (Beni)
Setelah memasuki musim hujan - Alat komunikasi
- Peta sarana/ prasarana kelurahan/ desa
- Peta potensi kelurahan/desa
- Peralatan medis/obat-obatan
- Pengecekan jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi.
- Penyiapan sarana evakuasi
Sektor Evakuasi dan Transportasi (Joko)
Setelah memasuki musim hujan
- Alat komunikasi- Peta sarana/
prasarana kelurahan/ desa
- Peralatan transportasi
- Menyiapkan tempat penyimpanan barang/logistik.
- Menyiapkan perlengkapan ATK/peralatan yang dibutuhkan
- Menyiapkan data-data kebutuhan
- Dll....
Sektor Logistik(Hendra)
Setelah memasuki musim hujan
- Alat komunikasi- Barang/logistik- Peta potensi
kelurahan/desa- Perlatan Tenda- Peralatan dapur
umum
3. STATUS SIAGA- Mengkoordinasikan
(memastikan) seluruh sektor telah siap.- Aktivasi Posko.- Berkoordinasi dengan
instansi terkait. - Dll....
Sektor Komunikasi & Informasi(Ali & Dedi)/BMKG
Setelah ada tanda peringatan –(hujan turun dengan intensitas tinggi)
- Alat komunikasi- Peta sarana/
prasarana kelurahan/ desa
- Peta potensi kelurahan/desa
- Pembagian tugas tim kesehatan.
- Koordinasi dengan tim terkait (Puskesmas, PMI,
- Sektor kesehatan (Beni)
Setelah ada tanda peringatan –(hujan turun dengan intensitas tinggi)
- Alat komunikasi- Peta potensi
kelurahan/desa- Peralatan
No. Kegiatan Pelaku/InstansiWaktu
pelaksanaanPeralatan yang
dibutuhkanRS).. medis/obat-obatan
- Penempatan personil dan kendaraan evakuasi di daerah rawan bencana.
Sektor Evakuasi & transportasi (Joko)
Setelah ada tanda peringatan –(hujan turun dengan intensitas tinggi)
- Alat komunikasi- Peta sarana/
prasarana kel/desa- Peralatan transportasi- Ambulans
- Menghitung kebutuhan logistik.
- Mencatat semua kebutuhan logistik pada buku penerimaan dan pengeluaran
- Menyiapkan tempat distribusi
Sektor Logistik (Hendra)
Setelah ada tanda peringatan –(hujan turun dengan intensitas tinggi)
- Alat komunikasi- Barang/logistik- Peta potensi
kelurahan/desa- Pendirian Tenda- Pendirian Dapur
umum
4. STATUS AWAS- Menginformasikan
kepada warga KRB untuk mengungsi.- Memastikan semua sektor
telah siap.
- Sektor Komunikasi & Informasi
-
Setelah ada tanda peringatan – (misal: tinggi muka air di pintu A mencapai 1 meter)
- Alat komunikasi- Barang/logistik- Peta potensi
kelurahan/desa
- Aktivasi Pos Kesehatan.- Pelayanan Kesehatan- Merujuk pasien ke
Puskesmas terdekat (bila diperlukan).
- Pemantauan rutin kelompok rentan.
- Pencatatan dan pelaporan.
- Surveilans penyakit menular (diare, ISPA, penyakit kulit).
- Sektor kesehatan (Beni)
Setelah ada tanda peringatan – (misal: tinggi muka air di pintu A mencapai 1 meter)
- Alat komunikasi- Peta potensi
kelurahan/desa- Peralatan
medis/obat-obatan
- Pelaksanaan evakuasi warga terancam.
- Pelaksanaan evakuasi korban (apabila ada).
Sektor Evakuasi & transportasi (Joko)
Setelah ada tanda peringatan – (misal: tinggi muka air di pintu A mencapai 1 meter)
- Alat komunikasi- Peta sarana/
prasarana kel/desa- Peralatan transportasi- Ambulans
- Mencatat penerimaan bantuan
- Mencatat pengeluaran bantuan
- Mendistribusikan logistik
Sektor Logistik (Hendra)
Setelah ada tanda peringatan – (misal: tinggi muka air di pintu A mencapai 1 meter)
- Alat komunikasi- Barang/logistik- Pengaktipan dapur
umum
No. Kegiatan Pelaku/InstansiWaktu
pelaksanaanPeralatan yang
dibutuhkandengan kartu kartu distribusi (Pengambilan/ pendistribusian barang sebaiknya diambil oleh KK).
- Melaporkan semua peneriman dan pengeluaran logistik pada penanggung jawab kelurahan/desa.
- Menjaga keamanan Gudang Logistik.
3. Penyusunan Kebutuhan Sektor
Berdasarkan skenario kejadian, dibuat resume/ringkasan/rekapitulasi kebutuhan yang disarikan dari kebutuhan pada tiap-tiap sektor, seperti contoh dibawah ini.
Tabel Format Penyusunan Kebutuhan Sektor
No. Sektor/ Jenis kebutuhan
satuan Jumlah yang dibutuhkan
Persediaan Kekurangan Harga satuan
Jumlah Biaya
1. Kesehatan :Personil- Tim Medis- Kader kesehatan- Sopir ambulance
OrgOrgOrg
Peralatan Medis :- Oksigen- Tensi meter- dll..........
TabungBuah
....P3K PaketObat-obatan- infus- Betadin- dll..........
BotolBotol
....2. Evakuasi dan
TransportasiPersonil- Sopir - Pembantu/Kenek- Dll........
OrgOrg....
Peralatan :
- Megaphone- Alat penerangan- Jas hujan & sepatu
boot- Sepeda Motor - Alat komunikasi- Perlengkapan
tambang, helm, rompi.- dll..........
BhBh
UnitUnitUnitSet
.......
3. BarakPersonil- Personil Posko
org
Peralatan :- Tenda- Shelter box- Lampu
penerangan- Tambang- Megaphone- Alas tidur- Selimut- Tempat Sampah- MCK - Air bersih- Genset 15 kva- Bahan bakar- dll..........
UnitUnitBh
MeterUnitBhBhBh
unitLiterUnitLiter......
4. Dan sektor lain (sesuai dengan struktur Organisasi kelompok masyarakat)
Contoh Struktur Organisasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)
E. SINKRONISASI/HARMONISASIDari hasil perencanaan sektoral tersebut, semua kegiatan/pekerjaan yang dilakukan oleh sektor-sektor diharmonisasi/diintegrasikan ke dalam rencana kontinjensi. Hal ini dapat dilakukan melalui rapat koordinasi, yang dipimpin oleh Lurah/Desa dan Tim Teknis. Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa melakukan apa, agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan. Hasilnya berupa rencana kontinjensi berdasarkan kesepakatan/konsensus dari rapat koordinasi lintas pelaku, lintas fungsi dan lintas sektor. Materi bahasan dalam rapat koordinasi antara lain berupa:
- Laporan tentang kesiapan dari masing-masing sektor dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
- Masukan dari satu sektor ke sektor yang lain tentang adanya dukungan sumberdaya.
- Laporan tentang kebutuhan sumberdaya, ketersediaan dan kesenjangannya dari masing-masing sektor.
- Pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan bersama dan komitmen untuk melaksanakan rencana kontinjensi.
F. FORMALISASIRencana kontinjensi disahkan/ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang yakni Lurah/ Kepala desa dan menjadi dokumen resmi (dokumen daerah) dan siap untuk dilaksanakan menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat (melalui informasi kerusakan dan kebutuhan hasil dari kegiatan kaji cepat), dalam hal bencana terjadi di masyarakat.
G. RENCANA TINDAK LANJUT
- RTL berisi tentang langkah-langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, antara lain berupa table top exercise/simulasi/gladi, pemutakhiran data, dan lain-lain.
- Harus ada pihak-pihak yang menjadi koordinator/penanggungjawab dan para pelakunya serta ditentukan waktu pelaksanaan kegiatan.
- Kegiatan-kegiatan RTL dibuat resume/ringkasannya untuk kemudian dituangkan dalam Tabel. (lampiran )
- Para pimpinan sektor/instansi menanda-tangani RTL tersebut sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan RTL.
- Komitmen dari para pimpinan sektor/instansi disisipkan pada halaman depan dari dokumen Rencana Kontinjensi.
Contoh : LEMBAR KOMITMEN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkah langkah sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontinjensi kelurahan/desa ……………, dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada tabel di bawah ini:
No. Kegiatan Penanggungjawab/ Koordinator
Pelaku/ Pelaksana
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1 Table Top Exercise
2 Gladi Posko
3 Gladi Lapang
4 Pemutahiran data
5 Menyiapkan jalur evakuasi dan simbol/tanda-tanda daerah rawan bencana.
6 Penetapan renkon dengan Perkel/Perdes.
7 Meninjau Renkon secara berkala sesuai kondisi dan potensi sumber daya kelurahan/desa
8. Dan seterusnya......
……………………., ………………………………………….
1. (nama, tanda tangan, dan nama 2. (nama, tanda tangan, dan nama lembaga/instansi yang diwakili) lembaga/instansi yang diwakili)
3. (nama, tanda tangan, dan nama 4. (nama, tanda tangan, dan nama lembaga/instansi yang diwakili) lembaga/instansi yang diwakili)
Contoh FormatPROFIL LEMBAGA/INSTANSI TERKAIT DALAM PERENCANAAN KONTINJENSI
1. Nama
Lembaga/Instansi
2. Alamat
No. Telp / FaxE-Mail
3. Contact Person
4. Jabatan
No. Telp / Hp
5. Tugas Pokok
Lembaga/ Instansi
6. Tugas Dalam Rencana Kontinjensi
7. Cakupan / Wilayah Kerja
8. Kemampuan Sumberdaya Yang Dimiliki 1) Personil : …………………………orang2) Prasarana :
a. ………………………………………b. ……………………………………c. dst.
3) Sarana :a. ………………………………………b. .............................c. dst
9. Kemampuan Lainnya
CONTOH :STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
SISTEM PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI BANJIR BANDANG (Das Kalijompo)
Kondisi 1 Level curah hujan : 0 Level ketinggian air : 0 Keretakan tanah : 0 Status : normal
No.
Pelaku Kegiatan Mekanisme Sarana/ peralatan
Pihak Perkebunan Kalijompo (Agus dan timnya)
- Memantau kondisi peralatan sistem peringatan dini
Mengamati dan mencatat level pada alat pengukur curah hujan, ketinggian air dan pengukur keretakan tanah.
a. Alat pengukur curah hujan, sensor ketinggian air
b. Monitor pengukur curah hujan
c. pengukur keretakan tanah d. sensor curah hujan
- Memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan
Menginformasikan bahwa kondisi di perkebunan (atas) mendung dengan menggunakan hand-phone atau HT kepada pihak: a. Satuan pelaksana Kabupaten (Hery Setiawan-Bakesbang), b. Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini,S.Sos), c. Pihak Desa Klungkung (Husin), d. Pihak Desa Karangpring (Rita Tri Widariati), e. Pihak Kecamatan Patrang (Drs. Gatot Suharyono, MSi). f. Pihak Kelurahan Gebang Poreng (Hamim), g. Pihak Kelurahan Slawu (Syaifudin)
Alat komunikasia. Handy Talky b. Handphone
Pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan)
- Koordinasi dengan semua pihak yang berkepentingan dan mempersiapkan
- Berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Berkoordinasi dengan semua anggota Satlak :
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone
a. Kodim b. Polres (Agus Supariono), c. Dinas PU Pengairan (Da’i Agus), d. Dinas Sosial e. PMI f. dan memberikan informasi bahwa di Perkebunan Kalijompo
mendung. - Mengecek dan mempersiapkan segala perlengkapan untuk sistem
peringatan dini dan evakuasi, tenda pengungsian, dll)
d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Desa Klungkung (Husin)
- Berkoordinasi dengan pihak perkebunan. - Memberikan informasi tentang kondisi terkini kepada pihak yang berkepentingan. - Mengecek peralatan sistem peringatan dini di dan evakuasi tingkat desa.
- Menginstruksikan pada warga Desa Klungkung untuk bekerja seperti biasa dan sambil memperhatikan kondisi cuaca mulai mendung.
- Menginstruksikan pada satuan tugas di tingkat desa (Suparno, SH) untuk memantau kondisi terkini dan saling berkoordinasi antar satuan tugas di desa Klungkung.
- Berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Berkoordinasi dengan desa/kelurahan lainnya (Karangpring, Gebang Poreng, Slawu) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Melaporkan kondisi terkini aktivitas warga kepada : a. pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini,S.Sos) b. dan pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan Bakesbang)
- Melakukan pengecekan sarana dan prasarana Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi banjir bandang yang dimiliki.
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos)
- Mencari informasi kepada pihak perkebunan. - Berkoordinasi dengan Muspika - Mengecek sarana dan prasarana sistem peringatan dini dan evakuasi di tingkat kecamatan.
- Mencari informasi kepada Pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan tim) tentang level curah hujan dan level ketinggian air.
- Berkoordinasi dengan pihak Muspika : a.Kecamatan, b.Komando Rayon Militer (Peltu Bambang Irawan) (Sujono), c. Polisi Sektor (AKP Bambang)
tentang kondisi cuaca terkini di wilayah rawan bencana (Hulu: Desa Klungkung dan Karangpring dan Hilir: Kelurahan Gebang Poreng dan Slawu).
- Bersama dengan Muspika Kecamatan Sukorambi mengecek sarana dan prasarana untuk sistem peringatan dini dan evakuasi banjir bandang.
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Kondisi 2 Level curah hujan : 2 (60 mm/jam) Level ketinggian air : 2 (120 cm) keretakan tanah : 0 Status : Waspada
No.
Pelaku Kegiatan Mekanisme Sarana/ peralatan
Pihak Perkebunan Kalijompo (Agus dan timnya)
- Memantau kondisi cuaca terkini - Menginformasikan pada pihak yang berkepentingan. - Memberikan instruksi pada masyarakat bahwa status banjir adalah AWAS dan untuk
- Memantau kondisi curah hujan, ketinggian air dan keretakan tanah dengan alat yang tersedia dengan lebih intens.
- Mengirim informasi tentang kondisi level curah hujan, level ketinggian air pada level 2 yang berarti AWAS kepada : a. pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan -Bakesbang), b. Desa Klungkung (Husin), c. Pihak Desa Karang Pring (Rita Tri Widariati), d. Pihak Kelurahan Gebang Poreng (Hamim),
a. Alat pengukur curah hujan c. sensor ketinggian air b. Monitor pengukur curah hujan d. pengukur keretakan tanah e. sensor curah hujan
e. pihak Kelurahan Slawu (Syaifudin), f. Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos).
- Menginformasikan kepada masyarakat untuk AWAS dan melakukan persiapan untuk melakukan evakuasi jika diperlukan dengan menggunakan peralatan seperti (speaker, handy talky, Handphone, kentongan, megaphone dan lainnya).
Pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan)
- Berkoordinasi dengan pihak perkebunan. - Menyiapkan dan Membawa personel dan perlengkapan ke lokasi rawan bencana.
- Berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Berkoordinasi dengan semua anggota Satlak : a. Kodim, (personnel dan alat untuk membantu evakuasi) b. Polres (Agus Supariyono) (peralatan dan personel untuk
evakuasi) c. Dinas PU Pengairan (Da’i Agus), (Pengecekan dan pemantauan
kondisi lebih lanjut, personnel dan alat) d. Dinas Sosial (kebutuhan logistic dan kebutuhan lainnya serta
personel Tagana) e. PMI (bantuan personnel dan alat-alat evakuasi) f. Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini) (Pos Bencana
Kecamatan) g. Kecamatan Patrang (Gatot Suharyono) (Pos Bencana
Kecamatan)
dan memberikan informasi bahwa di Perkebunan Kalijompo hujan deras dan menginstruksikan bahwa anggota Satlak Kabupaten turun ke lokasi rawan bencana.
- Menyiagakan dan membawa personnel dan segala perlengkapan untuk sistem peringatan dini dan evakuasi (kendaraan, tempat evakuasi, tenda pengungsian, dll) ke daerah rawan bencana banjir bandang (wilayah perkebunan kalijompo, desa klungkung, desa
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
karang pring, gebang poreng dan slawu).
Pihak Desa Klungkung (Husin)
- Berkoordinasi dengan pihak perkebunan, desa lain. - Melaporkan kondisi cuaca terkini - Menginformasikan kepada masyarakat tentang status banjir adalah AWAS dan melakukan persiapan untuk evakuasi jika diperlukan.
- Berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang level curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Menginstruksikan pada satuan tugas di tingkat desa (Suparno, SH) untuk memantau kondisi terkini dan saling berkoordinasi antar satuan tugas di desa Klungkung (Joko Marsono, Abdurrahman, Edy, Santono) dan saling mengingatkan bahwa kondisi curah hujan dan level ketinggian air pada level 2 dan menginformasikan pada masyarakat agar AWAS terhadap banjir bandang dan melakukan persiapan untuk evakuasi jika diperlukan.
- Berkoordinasi dengan desa/kelurahan lainnya (Karangpring, Gebang Poreng, Slawu) tentang curah hujan dan ketinggian air level 2 dan bersikap AWAS pada banjir bandang.
- Melaporkan kondisi terkini aktivitas warga kepada: a. pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos) b. dan pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan Bakesbang)
- Menginformasikan kepada warga dengan menggunakan peralatan (speaker, handy talky, Handphone, kentongan, megaphone dan lainnya) untuk berposisi AWAS karena curah hujan semakin meningkat dan untuk menjauhi lokasi sungai.
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos)
- Berkoordinasi dengan pihak perkebunan dan Muspika - Melaporkan kondisi terkini ke pihak Satlak Kabupaten.
- Berkoordinasi dengan Pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan tim) tentang level curah hujan dan level ketinggian air terkini.
- Berkoordinasi dengan pihak Muspika :
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
a. Kecamatan, b. Komando Rayon Militer (Peltu Bambang Irawan) (Sujono), c. Polisi Sektor Sukorambi (AKP Bambang)
tentang curah hujan dan ketinggian pada level 2 (AWAS) di wilayah rawan bencana (Hulu: Desa Klungkung dan Karangpring; Hilir: Kelurahan Gebang Poreng dan Slawu).
- Berkoordinasi dengan desa Klungkung (Husin) dan desa Karang pring (Rita) tentang kondisi terkini
- Bersama dengan Muspika Kecamatan Sukorambi menyiapkan sarana dan prasarana (tandu, tenda, kendaran pengangkut, personel) untuk sistem peringatan dini dan evakuasi banjir bandang.
- Melaporkan kondisi terkini (level curah hujan dan ketinggian air pada level 2) ke pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan Bakesbang).
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Kondisi 3 Level curah hujan : 4 (120 mm/jam) Level ketinggian air : 4 (160 cm) keretakan tanah : 2 mm/jam Status : Siaga
No. Pelaku Kegiatan Mekanisme Sarana/ peralatanPihak Perkebunan Kalijompo (Agus dan timnya)
- Berada di Lokasi Evakuasi sambil terus memantau kondisi cuaca terkini - Menginformasikan pada pihak yang berkepentingan bahwa status kondisi adalah KRITIS. - Menginformasikan pada masyarakat bahwa Evakuasi harus segera berakhir.
- Berada di Lokasi pengungsian (evakuasi) dengan mengkoordinir pengungsi dari masyarakat perkebunan terkait kebutuhan dan pencatatan pengungsi
- Menugaskan staff untuk membantu memantau tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan keretakan tanah dengan alat yang tersedia jika masih memungkinkan.
- Mengirim informasi tentang kondisi level curah hujan, level ketinggian air pada level 4 dan ada keretakan tanah 2mm/jam yang berarti dalam kondisi KRITIS kepada:
a. pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan-Bakesbang), b. desa Klungkung (Husin), c. Pihak Desa Karang Pring (Rita Tri Widariati), d. Pihak Kelurahan Gebang Poreng, (Hamim), e. pihak Kelurahan Slawu (Syaifudin) (Moh. Tosan), f. Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos),
- Menginformasikan kepada masyarakat bahwa kondisi KRITIS dan agar EVAKUASI sudah harus selesai dan berhati-hati pada aliran air karena
a. Alat pengukur curah hujan c. sensor ketinggian air b. Monitor pengukur curah hujan d. pengukur keretakan tanah e. sensor curah hujan
Pihak Satlak - Berkoordinasi dengan Kebun - Berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan Alat komunikasi
Kabupaten (Hery Setiawan)
Kalijompo - Koordinasi dengan anggota Satlak - Membantu masyarakat melakukan evakuasi dan evakuasi harus sudah berakhir
timnya) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini serta tentang kondisi para pengungsi .
- Berkoordinasi dengan semua anggota Satlak: a. Kodim (personnel untuk pemantauan, pengamanan dan
penjagaan lokasi evakuasi dan lokasi rawan) b. Polres (Agus Supariono) ((personnel untuk pemantauan,
pengamanan dan penjagaan lokasi evakuasi dan lokasi rawan) c. Dinas PU Pengairan (Da’i Agus(Pengecekan dan pemantauan
kondisi lebih lanjut, personnel dan alat) d. Dinas Sosial (kebutuhan logistic dan kebutuhan lainnya selama
di pengungsian serta personel Tagana) e. PMI (Pertolongan dan perawatan bagi para pengungsi serta
bantuan lainnya) dan memberikan informasi bahwa di Perkebunan Kalijompo hujan deras, curah hujan dan ketinggian pada level 4 dan ada keretakan tanah 2mm/jam dan menginstruksikan untuk membantu masyarakat dalam pengungsian, hujan semakin deras dan kondisi KRITIS.
- Melakukan pengecekan dan patroli dengan mempertimbangakn situasi kondisi dengan menggunakan segala perlengkapan sistem peringatan dini dan evakuasi (kendaraan, tempat evakuasi, tenda pengungsian, dll) untuk mengevakuasi masyarakat yang tersisa apabila ada dan memastikan bahwa evakuasi sudah harus segera selesai.
a. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Desa Klungkung (Husin)
Berkoordinasi dengan pihak perkebunan - Menginstruksikan satuan tugas untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi dan meninstruksikan bahwa evakuasi harus sudah
- Berada di Lokasi pengungsian dan tetap berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang level curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
- Menginstruksikan pada satuan tugas di tingkat desa Klungkung (Suparno, SH) bahwa kondisi KRITIS dan masih membantu warga dalam melakukan EVAKUASI dan saling mengingatkan bahwa
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi:
selesai. - Berkoordinasi dengan pihak lainnya
kondisi curah hujan dan level ketinggian air pada level empat dan menginformasikan pada masyarakat agar proses EVAKUASI harus sudah selesai.
- Berkoordinasi dengan desa lainnya (Karangpring, Gebang Poreng, Slawu) tentang curah hujan dan ketinggian air level empat dan berhati-hati pada kondisi hujan.
- Melaporkan bahwa proses EVAKUASI harus sudah selesai kepada: a. Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos) b. dan pihak Satlak
a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos)
- Membantu melakukan evakuasi warga dan menginstruksikan bahwa evakuasi harus sudah selesai. - Melaporkan kondisi terkini pada Satlak Kabupaten.
- Bersama dengan Muspika Kecamatan Patrang membantu melakukan evakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana dan prasarna seperti kendaraan, tandu, dll, dan menginformasikan bahwa evakuasi harus sudah selesai.
- Berkoordinasi dengan Pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan tim) tentang level curah hujan dan level ketinggian air terkini.
- Berkoordinasi dengan Kelurahan Slawu (Imam Tohari, Syaifudin) dan Kelurahan Gebang Poreng (Sungkono, Hamim) tentang kondisi terkini
- Melaporkan kondisi terkini (level curah hujan dan ketinggian air pada level 4) ke pihak
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Kondisi 4 Level curah hujan : 5 (150 mm/jam) Level ketinggian air : 5 (180 cm) keretakan tanah : 9 mm/jam Status : Awas
No. Pelaku Kegiatan Mekanisme Sarana/ peralatanPihak Perkebunan Kalijompo (Agus dan timnya)
- Berada di Lokasi Pengungsian (Evakuasi) - Memantau kondisi cuaca terkini jika masih memungkinkan - Memberikan informasi bahwa kondisi curah hujan dan ketinggian air pada status BAHAYA. - Memberikan informasi ke masyarakat bahwa proses evakuasi sudah berakhir.
- Tetap standby di lokasi pengungsian dan mengkoordinir keperluan selama pengungsian
- Menugaskan staff dan Memantau kondisi curah hujan, ketinggian air dan keretakan tanah dengan alat yang tersedia jika masih memungkinkan.
- Mengirim informasi dan berkoordinasi tentang kondisi level curah hujan, level ketinggian air pada level 5 dan ada keretakan tanah 2mm/jam yang berarti dalam kondisi BAHAYA kepada: a. pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan-Bakesbang), b. desa Klungkung (Husin), c. Pihak Desa Karang Pring (Rita Tri Widariati), d. Pihak Kelurahan Gebang Poreng, (Hamim), e. pihak Kelurahan Slawu (Syaifudin) (Moh. Tosan), f. Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos).
- Menginformasikan tentang kondisi pengungsi dan tetap berkoordinasi dengan pihak Satlak Kabupaten (Heri Setiawan), Kecamatan (Haidori/Hartini), Desa Klungkung (Husin) dan desa Karangpring
- Menginformasikan kepada masyarakat bahwa kondisi BAHAYA dan agar EVAKUASI harus sudah selesai, tetap standby di lokasi
a. Alat pengukur curah hujan c. sensor ketinggian air b. Monitor pengukur curah hujan d. pengukur keretakan tanah e. sensor curah hujan
pengungsian dan berhati-hati pada aliran air karena hujan semakin deras disertai dengan tanah longsor.
Pihak Desa Klungkung (Husin)
- Berada di Lokasi Pengungsian - Berkoordinasi dengan pihak perkebunan - Membantu warga melakukan evakuasi dan evakuasi harus sudah selesai. - Berkoordinasi dengan pihak lainnya.
- Berada di Lokasi pengungsian dan tetap berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang level curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini serta tentang keadaan pengungsi.
- Menginstruksikan pada satuan tugas di tingkat desa Klungkung (Suparno, SH) bahwa kondisi BAHAYA dan masih membantu warga di lokasi EVAKUASI, tetap standby di lokasi pengungsian dan saling mengingatkan bahwa kondisi curah hujan dan level ketinggian air pada level lima dan menginformasikan pada masyarakat agar proses EVAKUASI harus sudah selesai.
- Berkoordinasi dengan desa/kelurahan lainnya (Karangpring, Gebang Poreng, Slawu) tentang curah hujan dan ketinggian air level lima dan dan menginformasikan pada masyarakat agar proses EVAKUASI harus sudah selesai.
- Melaporkan bahwa proses EVAKUASI sudah selesai kepada: a. Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos) b. dan pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan Bakesbang).
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
Pihak Satlak Kabupaten (Hery Setiawan)
- Berkoordinasi dengan pihak perkebunan dan anggota Satlak. - Membantu melakukan evakuasi dan menginstruksikan bahwa evakuasi harus sudah selesai.
- Menerjunkan tambahan anggota Satlak yang lain jika diperlukan untuk membantu para pengungsi selama proses pengungsian (Dinas Sosial, PMI, PU Pengairan, Polres, Kodim) seperti pengamanan lokasi, dapur umum, dll.
- Tetap berkoordinasi dengan pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan timnya) tentang kondisi curah hujan, ketinggian air dan longsoran terkini.
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c.
- Berkoordinasi dengan semua anggota Satlak: a. Kodim b. Polres, c. Dinas PU Pengarian (Da’i Agus), d. Dinas Sosial e. PMI f. Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini) g. Kecamatan Patrang (Gatoto Suharyono)
dan memberikan informasi bahwa di Perkebunan Kalijompo hujan deras, curah hujan dan ketinggian pada level 5 dan ada keretakan tanah 9mm/jam dan menginstruksikan untuk membantu masyarakat di lokasi pengungsian, hujan semakin deras dan kondisi BAHAYA.
- Menggunakan segala perlengkapan sistem peringatan dini dan evakuasi (kendaraan, tempat evakuasi, tenda pengungsian, dll) untuk mengevakuasi masyarakat.
- Meminta masyarakat untuk tetap standby di lokasi pengungsian karena kondisi yang masih berbahaya
Kendaraan
Pihak Kecamatan Sukorambi (Haidori/Hartini S.Sos)
- Membantu melakukan evakuasi warga dan menginstruksikan bahwa evakuasi harus sudah selesai. - Melaporkan kondisi terkini pada Satlak Kabupaten.
- Bersama dengan Muspika Kecamatan Patrang melakukan evakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana dan prasarana seperti kendaraan, tandu, dll, dan menginformasikan bahwa evakuasi harus sudah selesai, dan menginformasikan bahwa kondisi hujan dan ketinggian air dan keretakan tanah dalam kondisi bahaya.
- Menginstruksikan kepada masyarakat agar tetap standby di lokasi pengungsian sampai ada informasi bahwa kondisi benar-benar sudah aman untuk kembali
Alat komunikasia. Kentongan b. Handy Talkyc. Megaphone d. Handphone
Alat evakuasi: a. Tandu b. Tenda c. Kendaraan
- Berkoordinasi dengan Pihak Perkebunan Kalijompo (Pak Agus dan tim) tentang level curah hujan dan level ketinggian air terkini.
- Berkoordinasi dengan Kelurahan Slawu (Imam Tohari, Syaifudin) dan Kelurahan Gebang Poreng (Sungkono, Hamim) tentang kondisi terkini
- Melaporkan kondisi terkini (level curah hujan dan ketinggian air pada level 5) serta kondisi pengungsi ke pihak Satlak Kabupaten (Pak Hery Setiawan Bakesbang).