BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
108
BAB V
PERENCANAAN KONSTRUKSI
5.1. Tinjauan Umum
Perencanaan irigasi tambak didasarkan atas kelayakan teknis di lokasi
perencanaan. Selanjutnya perencanaan diarahkan pada efisiensi dan kemudahan
operasional tambak sehingga dapat memberikan tingkat keuntungan yang
maksimal. Selain itu hal-hal teknis yang menyangkut tentang aliran air yang
masuk dan keluar tambak harus diperhatikan agar sirkulasi air bisa berjalan
dengan baik dan kualitas air dalam tambak bisa terjaga.
5.2. Lay – Out Jaringan Saluran
Sebelum dilakukan perhitungan secara detail, terlebih dahulu dibuat lay-out
jaringan salurannya. Pembuatan lay-out jaringan saluran ini harus disesuaikan
dengan kondisi topografi, tata guna lahan, kondisi bangunan existing, kondisi
tanah dan lain-lain. Pertimbangan teknis yang harus diperhitungkan dalam lay-out
saluran pada tata saluran untuk irigasi tambak adalah bahwa volume air yang
masuk ke dalam saluran sekunder harus dapat mengairi/memenuhi kebutuhan air
dalam tambak selama masa pasang air laut.
Saluran air pada tambak yang lazim di Indonesia dan yang sudah lama
dibangun mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengisi air pada waktu air laut
pasang dan membuang air pada waktu surut. Dengan makin majunya teknologi
budidaya, saluran pemasukan dan pengeluaran kemudian dibuat terpisah untuk
menghindari pencampuran air buangan (air yang sudah busuk) dengan air segar ke
dalam tambak.
Pembuatan saluran pemasukan dan pengeluaran yang dibuat terpisah
menjadi penting karena tambak yang dilakukan secara intensif maupun semi
intensif biasanya padat penebaran benihnya tinggi dan diikuti dengan pemberian
pakan tambahan untuk menunjang pertumbuhan ikan atau udang yang dipelihara.
Konsekuensi dari padat penebaran benih yang tinggi dan pemakaian pakan
tambahan adalah air tambak cepat menjadi kotor karena sisa pakan dan kotoran
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
109
ikan dan udang yang dipelihara. Oleh karena itu, tambak yang diusahakan secara
intensif harus sering diganti airnya.
Pada perencanaan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini, direncanakan
menggunakan saluran pasok dan saluran pematusan terpisah. Tambak yang akan
direncanakan ini terletak di Kelurahan Terboyo Kulon dan Terboyo Wetan dan
teletak berdekatan dengan Sungai Tenggang dan Sungai Sringin sehingga
memungkinkan untuk dibuat saluran pasok dan pematusan yang terpisah.
Dengan menggunakan pertimbangan bahwa muara sungai yang mempunyai
kualitas air yang lebih baik digunakan sebagai saluran utama bagi saluran pasok
dan muara sungai yang mempunyai kualitas air yang kurang baik digunakan
sebagai saluran utama bagi saluran pematusan. Karena keterbatasan data kualitas
air yang ada, maka diasumsikan bahwa di muara Sungai Tenggang, kualitas
airnya lebih baik daripada muara Sungai Sringin. Untuk itu, saluran utama saluran
pasok adalah Sungai Tenggang dan saluran utama saluran pematusan adalah
Sungai Sringin.
Untuk batasan tambak yang akan direncanakan adalah kelompok tambak
yang ada di kanan dan kiri Sungai Tenggang dengan batas-batas sbb :
Utara : Pantai/pesisir Laut Jawa
Timur : Sungai Sringin
Selatan : Jalan Arteri Utara
Barat : Sungai Banjir Kanal Barat
Untuk lay-out jaringan irigasi tambak dan skema jaringan irigasi
ditampilkan dalam Lampiran.
5.3. Rencana Tambak
5.3.1. Petak Tambak
Dalam perencanaan tata letak unit tambak, beberapa hal pokok yang menjadi
perhitungan adalah jaminan irigasi, kemudahan operasional dan optimalisasi
pemanfaatan lahan. Untuk menghemat jumlah saluran tersier yang ada, maka
dilakukan pengelompokan-pengelompokan tambak sehingga nantinya tiap-tiap
kelompok tambak menggunakan satu saluran tersier. Luasan tambak setelah
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
110
dikelompokkan berkisar antara 2 – 17 ha. Pengelompokan tambak yang dipasok
oleh masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1. Pengelompokan Tambak pada masing-masing saluran NAMA
SALURAN RUAS
NAMA
TAMBAK
LUAS AREAL
(HA)
RK I 1 2
3
K.I.1.Ki K.I.1.Ka
K.I.2.Ki
K.I.2.Ka
K.I.3.Ka
2.5 4.6
9.3
4.7
9.6
RK II 1
2
3
K.II.1.Ki
K.II.1.Ka
K.II.2.Ki
K.II.3.Ka
5.4
2.0
2.2
10.5
RK III 1
2
K.III.1.Ka
K.III.2.Ki
5.0
6.1
RK IV 1
2
3
K.IV.1.Ki K.IV.1.Ka
K.IV.2.Ka
K.IV.3.Ki
K.IV.3.Ka
K.IV.4.Ki
K.IV.4.Ka
10.0 9.7
5.7
12.9
17.1
7.3
6.6
RK V 1
2
K.V.1.Ki
K.V.1.Ka
K.V.2.Ki
10.1
7.5
2.4
RK VI 1
2
3
4
5
6
K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka
K.VI.2.Ka
K.VI.3.Ka
K.VI.4.Ki
K.VI.5.Ka
K.VI.6.Ka
K.VI.7.Ki
5.4 9.5
7.8
7.4
7.9
7.9
17.8
6.7
RK VII 1
2
3
4
5
K.VII.1.Ki
K.VII.2.Ka
K.VII.3.Ka
K.VII.4.Ka
K.VII.5.Ki
7.9
4.6
6.8
6.8
2.8
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
111
5.3.2. Saluran Pasok dan Saluran Buang
Untuk menghubungkan antara tambak dan sumber air baik dari laut maupun
sungai diperlukan saluran-saluran yang menuju tambak maupun keluar tambak.
Saluran yang digunakan terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran
tersier. Untuk tugas akhir ini, perencanaan hanya sebatas pada saluran primer dan
sekunder saja.
Sebagai saluran primer sebagai sumber utama saluran pasok irigasi tambak,
digunakan aliran Sungai Tenggang dan sebagai saluran pembuangan air drainase
dari petak tambak digunakan Sungai Sringin. Air dari saluran primer dialirkan ke
saluran-saluran sekunder meggunakan pengaruh pasang air laut melalui bangunan
inlet sedangkan buangan air (pergantian air ) dari petak tambak dialirkan secara
gravitasi masuk ke saluran pematusan melalui bangunan outlet dan akhirnya
masuk ke Sungai Sringin.
5.3.2.1 Saluran Pasok
Saluran pasok berfungsi untuk memberikan air pasok ke tambak. Saluran
pasok yang direncanakan hanya pada saluran sekunder saja karena saluran pasok
primer yang digunakan adalah saluran Sungai Tenggang sesuai dimensi yang ada.
Dasar saluran pasok sekunder dibuat dengan kemiringan 0,0002 miring kearah
hilir saluran..
Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV, telah diketahui bahwa elevasi
dasar saluran terletak yaitu ketinggian +0 cm pada hulu saluran yaitu Sungai
Tenggang dan elevasi pelataran tambak yaitu +60 cm. Kemiringan tanggul adalah
1:1 dan elevasi puncak tanggul di saluran pasok sekunder +3,00 m.
Lebar dasar saluran sekunder untuk saluran pasok menggunakan ketentuan
dari Balai Sumber Daya Air Payau Jepara tahun 1984. Tabel hubungan antara
lebar saluran utama, perbedaan pasang surut dan luas areal pertambakan diberikan
pada Tabel 5.2
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
112
Tabel 5.2. Hubungan Antara Lebar Saluran Utama, Perbedaan Pasang
Surut dan luas Areal Pertambakan Perbedaan Pasang Surut
(m)
Luas Areal
(Ha)
Lebar Saluran Utama
(m)
Kurang dari 1,5
Kurang dari 1,5
Lebih dari 1,5
Lebih dari 1,5
20 atau kurang
Lebih dari 20
20 atau kurang
Lebih dari 20
5
6
7
8
(sumber : Balai Budi Daya Air Payau, Jepara, 1984)
Dari ketentuan tersebut diatas, dengan perbedaaan pasang surut di lokasi
study adalah kurang dari 1,5 m, maka lebar dasar saluran sekunder / saluran pasok
dapat ditentukan sbb:
Tabel 5.3. Lebar Saluran Masing-Masing Saluran Sekunder Saluran Luas Areal Total ( 2m ) Lebar Saluran (m)
RK I
RK II
RK III
RK IV
RK V
RK VI
RK VII
30.7
20.1
11.1
69.3
20.0
70.4
28.9
6
6
5
6
5
6
6
5.3.2.2 Saluran Buang
Saluran buang adalah saluran yang berfungsi untuk melewatkan air buangan
dari tambak yang berasal dari pergantian air harian maupun akibat luapan air
hujan. Dalam analisis perhitungan drainase pada areal pertambakan digunakan
sistem gravitasi. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat elevasi tambak cukup
tinggi dibandingkan elevasi dasar saluran drainase. Dasar saluran buang dibuat
dengan kemiringan 0,0002 miring kearah hilir saluran..
Untuk dimensi, elevasi dasar saluran, kemiringan tebing dan lebar saluran
pada saluran drainase, dibuat sama dengan saluran pasok dengan pertimbangan
kemudahan pelaksanaan di lapangan.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
113
5.3.3. Pematang
Pematang adalah bagian konstruksi dari tambak yang fungsi utamanya
adalah menahan air. Pematang tambak harus mampu menahan tekanan air dari
dalam maupun luar petakan tambak. Untuk menghindari banjir yang disebabkan
oleh meluapnya air dari saluran, pematang harus dibuat lebih tinggi dari
permukaan air pasang tertinggi. Secara garis besar, pematang dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu pematang utama dan pematang antara.
5.3.3.1 Pematang Utama
Pematang utama adalah pematang yang memisahkan antara tambak dengan
saluran utama atau memisahkan antara tambak dengan laut lepas. Karena
merupakan garis pertahanan terdepan, maka konstruksinya harus benar-benar kuat
agar dapat berfungsi sebagai benteng yang sanggup menahan badai pasang yang
mungkin terjadi. Fungsi lainnya adalah sebagai batas kepemilikan lahan atau hak
guna usaha suatu unit pertambakan. Untuk pematang dengan tanah yang cukup
kuat dibuat dengan lebar 2,0 m – 2,5 m. Adapaun perbandingan tinggi dan lebar
talud sisi luar adalah 1 : 1,5 dan sisi dalam 1 : 1.
5.3.3.2 Pematang Antara
Pematang antara adalah pematang yang memisahkan antara tambak satu
dengan yang lainnya dan fungsi utamanya adalah menjaga agar air yang mengalir
melalui saluran utama terutama saat pasang tertinggi tidak limpas ke pematang
atau masuk ke dalam petakan tambak. . Karena fungsinya hanya sebagai pembagi
tambak diantara pematang utama, maka ketinggiannya berada di bawah pematang
utama dan ukurannya lebih kecil dari pematang utama. Untuk pematang antara
dengan kondisi tanah cukup keras, dibuat dengan lebar 0,5 m – 1,5 m dengan
perbandingan lebar dan tinggi talud adalah 1 : 1.
Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV telah diketahui bahwa
ketinggian tanggul utama adalah 300 cm = 3,0 m dan ketinggian tanggul antara
adalah 270 cm = 2,70 m.
Potongan melintang dari gambar saluran sekunder dan petak tambak
ditampilkan pada gambar 5.1
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
114
Gambar 5.1. Potongan Melintang dan Petakan Tambak
5.3.4. Bangunan Pemasok dan Pembuang
Bangunan pemasok merupakan pintu pemasukan air dari saluran pasok ke
kolam tambak. Sedangkan bangunan pembuang merupakan pintu pengeluaran air
dari kolam tambak ke saluran buang. Dimensi dari bangunan pemasok dan
pembuang berbeda-beda, tergantung dari luas dari masing-masing tambak.
Direncanakan, kedalaman air minimum dalam tambak adalah 25 cm. Jadi
elevasi dasar pintu saluran pemasok dan pembuang adalah :
= elevasi dasar tambak + kedalaman air
= 60 + 25 = +85 cm
Pada bangunan pemasok tambak, terdapat satu jenis pintu yaitu pintu air
sekunder (tokoan) yang berfungsi mengalirkan air ke dalam unit tambak.
Sedangkan pada bangunan pembuang terdiri dari 2 jenis pintu yaitu pintu Skot
Balok dan pintu air sekunder (tokoan). Pintu skot balok pada bangunan pembuang
berfungsi bila tambak akan dikeringkan / dikuras. Dengan adanya pintu sekunder
dan pintu skot balok, diharapkan pengaturan air yang masuk ke dalam tambak
akan lebih mudah.
Elevasi dasar pintu dan saluran pembuang adalah sama dengan bangunan
inlet yaitu + 85 cm. Sedangkan elevasi dasar pintu skot balok adalah sama dengan
elevasi dasar tambak yaitu +60 cm.
5.3.5. Perencanaan Pintu Air
Untuk menunjang fungsi saluran yang optimal, maka diperlukan bangunan
pengendali air berupa pintu-pintu air. Pintu-pintu air dibangun di ujung-ujung
saluran sekunder. Pintu air tersebut berupa pintu klep. Prinsip kerjanya adalah bila
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
115
ketinggian air di hulu pintu lebih tinggi dari ketinggian air di hilir pintu maka
pintu akan membuka, sedangkan pintu akan membuka pada kondisi sebaliknya.
Pintu air tersebut berfungsi antara lain untuk :
• Menahan air di dalam unit untuk menjamin elevasi muka air di saluran pada
ketinggian tertentu
• Memasukkan air pada saat pasang untuk keperluan irigasi tambak
• Membantu proses sirkulasi air di saluran
• menahan air pasang tinggi pada saat sungai banjir, sehingga lahan petani
terlindungi dari banjir.
Untuk perhitungan detail pintu dan pengoperasian pintu klep, akan dibahas
pada BAB selanjutnya.
5.4. Perencanaan jaringan irigasi Untuk merencanakan jaringan irigasi tambak, maka beberapa hal pokok
yang perlu dipertimbangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan berguna agar suatu jaringan irigasi mampu berfungsi baik dan
berdaya guna secara efisien. Beberapa hal itu antara lain sbb :
• Pengelolaan air tambak serta pengeringan tambak pada saat persiapan
dapat dilakukan dengan mudah melalui perencanaan jaringan irigasi yang
baik. Selain itu juga memperhitungkan posisi dasar tambak terhadap
keadaan pasang surut.
• Pemanfaatan potensi pasang seefektif mungkin untuk menghemat biaya
pemakaian bahan bakar pompa.
• Penerapan tingkat teknologi budidaya disesuaikan dengan daya dukung
lahan dan tingkat ketrampilan petani.
• Sedapat mungkin memanfaatkan sungai-sungai dan saluran yang ada.
• Jalan produksi memanfaatkan tanggul saluran primer yang berada di kanan
dan kiri sepanjang saluran primer.
Perancangan sistem tata saluran umumnya didasarkan pada prinsip bahwa
sarana jaringan tata saluran yang direncanakan harus dapat melayani kebutuhan
pemberian air dan pembuangan air yang berlebih. Untuk keperluan analisis debit
rancangan pada sistem tata saluran pasok irigasi tambak diperlukan hasil
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
116
perhitungan debit andalan sebagai beban air akibat pengaruh hujan, debit sungai
dan data pasang surut dari muara saluran primer untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap debit yang akan masuk ke dalam saluran sekunder. Sedangkan untuk
keperluan analisis debit pada saluran pembuang, diperlukan data volume air
dalam tambak yang harus didrain dan data pasang surut pada muara saluran
pembuang.
Untuk perencanaan aliran air untuk mengetahui besarnya volume air yang
akan masuk ke dalam tambak, kecepatan aliran dalam saluran dan ketinggian air
di dalam saluran maka digunakan program HEC-RAS (Hidrologic Engineering
Center–River Analysis System). Hitungan dimaksudkan untuk mendapatkan
parameter hidraulik desain saluran sehingga bisa melakukan pemodelan sebagai
upaya penanganan masalah yang terjadi. Analisa hidrolika yang digunakan ini
menggunakan perhitungan profil muka air unsteady.
Simulasi aliran unsteady dalam perhitungan HEC-RAS mampu menghitung
aliran tak tetap 1D melalui suatu jaringan saluran terbuka.. Aliran unsteady
dikembangkan terutama untuk perhitungan keadaan aliran sub-kritis. Dengan
HEC-RAS versi 3.1.1, model tersebut dapat menampilkan bermacam-macam
hitungan dari berbagai keadaan aliran (sub-kritis, super-kritis, serta loncatan
hidrolis) pada perhitungan aliran tak tetap.
5.4.1. Perencanaan Jaringan Saluran Sekunder / Saluran Pasok
Untuk merencanakan jaringan irigasi di saluran , maka terlebih dahulu harus
diperkirakan luas daerah layanan yang harus dipenuhi oleh saluran primer,
sekunder maupun tersier. Yang dimaksud daerah layanan adalah luas lahan yang
harus dilayani oleh masing-masing saluran baik saluran tersier, sekunder maupun
primer.
Dilihat dari jaringan yang direncanakan, luas daerah layanan saluran primer
merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran sekunder dan luas daerah
layanan saluran sekunder merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran
tersier pada ruas tersebut. Sesuai dengan gambar lay-out pada, maka daerah
layanan untuk masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.4. dan
daerah layanan untuk saluran primer dapat dilihat pada Tabel 5.5
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
117
Tabel 5.4. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Sekunder
NAMA
SALURAN RUAS
LUAS AREAL
(HA)
LUAS AREAL
KUMULATIF
(HA)
RK I 1
2
3
2.5
4.6
9.3
4.7
9.6
2.5
7.1
16.4
21.1
30.7
RK.II 1
2
3
5.4
2.0
2.2
10.5
5.4
7.4
9.6
20.1
RK III 1
2
5.0
6.1
5.0
11.1
RK IV 1
2
3
10.0
9.7
5.7
12.9
17.1
7.3
6.6
10.0
19.7
25.4
38.3
55.4
62.7
69.3
RK V 1
2
10.1
7.5
2.4
10.1
17.6
20
RK VI 1
2
3
4
5
6
5.4
9.5
7.8
7.4
7.9
7.9
17.8
6.7
5.4
14.9
22.7
30.1
38
45.9
63.7
70.4
RK VII 1
2
3
4
5
7.9
4.6
6.8
6.8
2.8
7.9
12.5
19.3
26.1
28.9
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
118
Tabel 5.5. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Primer
NAMA
SALURAN RUAS
LUAS AREAL
(HA)
LUAS AREAL
KUMULATIF
(HA)
RT
1
2
3
4
5
6
7
30.7
20.1
11.1
69.3
20
70.4
28.9
30.7
50.8
61.9
131.2
151.2
221.6
250.5
Untuk memperkirakan besarnya debit dan volume air yang akan masuk ke
dalam tambak, harus ditentukan terlebih dahulu berapa persen pergantian air yang
diperlukan per hari untuk seluruh tambak pada waktu air pasang. Untuk tambak
yang sudah berisi air atau yang perlu ganti air sebagian, maka harus menunggu
beberapa saat sampai air dalam saluran lebih tinggi dari air tambak. Untuk
perencanaan waktu pasang guna pergantian air, direncanakan menggunakan data
air pasang terendah (APR) seperti perhitungan pada BAB IV.
Dalam perkiraan, debit air masuk yang digunakan untuk menentukan
kapasitas saluran tidak didasarkan pada volume air tambak seluruhnya melainkan
pada volume air yang harus diganti per hari untuk seluruh tambak. Tidak seluruh
tambak harus diganti airnya tiap hari, tergantung dari metode budidayanya. Untuk
itu, perlu diperkirakan berapa persen dari seluruh tambak yang harus diganti
airnya tiap hari dan berapa persen air yang harus diganti per tambak pada tiap
pergantian air.
Dari perhitungan kebutuhan air tambak, telah direncanakan air yang akan
diganti sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak. Volume air yang
dibutuhkan oleh tambak sebesar 10 % dari volume tambak adalah 1800 3m /ha.
Kebutuhan air ini harus dipenuhi lewat saluran sekunder per hari saat pasang
datang. Untuk menghitung kebutuhan air yang harus dilewatkan ke dalam saluran
sekunder dihitung dengan mengalikan antara kebutuhan air per Ha dengan luas
daerah layanan. Untuk perhitungan kebutuhan air tambak yang dilewatkan dalam
saluran sekunder ditampilkan pada Tabel 5.6
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
119
Tabel 5.6. Kebutuhan Air Tambak Di Saluran
NAMA SALURAN LUAS AREAL
(HA)
KEBUTUHAN AIR
( 3M )
RK I
RK II
RK III
RK IV
RK V
RK VI
RK VII
30.7
20.1
11.1
69.3
20
70.4
28.9
55260
36180
19980
124740
36000
126720
52020
5.4.2. Perencanaan Jaringan Saluran Drainase / Saluran Buang
Selanjutnya, untuk keperluan drainase, maka diperhitungkan besarnya air
yang harus didrain selama pasang paling tinggi. Pasang paling tinggi terjadi pada
tanggal 29 November 2002 yaitu pada ketinggian 240 cm.
Karena direncanakan pergantian air dalam tambak adalah 10 % dari volume
keseluruhan tambak, maka rencana air yang akan keluar dari tambak dapat
dihitung dengan rumusan sbb:
10 % * (240 – 60)*luas tambak = 18 cm * luas tambak
Dimana :
240 cm = ketinggian air maksimum dalam tambak rencana
60 cm = elevasi dasar tambak
18 cm = tinggi air yang diganti
Kedalaman air yang harus dilewatkan adalah 18 cm = 180 mm. Karena
digunakan sebagai saluran buang maka data yang dipakai adalah data air surut.
Lamanya surut yang terjadi pada tanggal 29 November 2002 adalah 16 jam. Air
yang dikeluarkan per detik per luasan tambak dapat dihitung dengan rumusan sbb:
180 270 31, 2516
mm mmjam hari
= = l / det / ha
Dari besarnya kebutuhan air diatas, dikalikan dengan luasan dari masing-
masing tambak dapat diketahui besarnya debit rencana yang lewat dalam saluran
outlet. Besarnya debit yang keluar dari dalam tambak pada masing-masing
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
120
tambak dapat dilihat pada Tabel 5.7 dan debit yang masuk ke dalam saluran
drainase per saluran ditampilkan pada Tabel 5.8
Tabel 5.7. Debit yang keluar dari masing-masing tambak
NAMA TAMBAK LUAS AREAL
(HA)
DEBIT
( 3 / detm )
K.I.1.Ki K.I.1.Ka
K.I.2.Ki
K.I.2.Ka
K.I.3.Ka
2.5 4.6
9.3
4.7
9.6
0.0781 0.1438
0.2906
0.1468
0.3000
K.II.1.Ki K.II.1.Ka
K.II.2.Ki
K.II.2.Ka
5.4 2.0
2.2
10.5
0.1688 0.0625
0.0687
0.3281
K.III.1.Ka
K.III.2.Ki
5.0
6.1
0.1563
0.1906
K.IV.1.Ki
K.IV.1.Ka
K.IV.2.Ka
K.IV.3.Ki
K.IV.3.Ka
K.IV.4.Ki
K.IV.4.Ka
10.0
9.7
5.7
12.9
17.1
7.3
6.6
0.3125
0.3031
0.1781
0.4031
0.5343
0.2281
0.2063
K.V.1.Ki
K.V.1.Ka
K.V.2.Ki
10.1
7.5
2.4
0.3156
0.2343
0.0750
K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka
K.VI.2.Ka
K.VI.3.Ka
K.VI.4.Ki
K.VI.5.Ka
K.VI.6.Ka
K.VI.7.Ki
5.4 9.5
7.8
7.4
7.9
7.9
17.8
6.7
0.1687 0.2968
0.2438
0.2312
0.2468
0.2468
0.5563
0.2094
K.VII.1.Ki K.VII.2.Ka
K.VII.3.Ka
K.VII.4.Ka
K.VII.5.Ki
7.9 4.6
6.8
6.8
2.8
0.2468 0.1438
0.2125
0.2125
0.0875
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
121
Tabel 5.8. Debit total yang masuk ke dalam saluran drainase
NAMA SALURAN NAMA TAMBAK DEBIT
3( / det)m
DEBIT KUM 3( / det)m
Drainase 1 Tenggang K.I.1.Ki
K.I.2.Ki
0.0781
0.2906
0.0781
0.3687
Drainase 2 Tenggang K.II.1.Ka
K.II.2.Ka
0.0625
0.3281
0.0625
0.3906
Drainase 3 Tenggang K.II.1.Ki
K.II.2.Ki
K.III.1.Ka
0.1688
0.0687
0.1563
0.1688
0.2375
0.3938
Drainase 4 Tenggang K.III.2.Ki
K.V.2.Ki
0.1906
0.0750
0.1906
0.2656
Drainase 5 Tenggang K.V.1.Ki
0.3156 0.3156
Drainase 1 Sringin K.I.1.Ka
K.I.2.Ka
K.I.3.Ka
K.IV.1.Ki
K.IV.3.Ki
K.IV.4.Ki
0.1438
0.1468
0.3000
0.1687
0.4031
0.2281
0.1438
0.2906
0.5906
0.7593
1.1624
1.3905
Drainase 2 Sringin K.IV.1.Ka
K.IV.2.Ka
K.IV.3.Ka
K.IV.4.Ka
K.VI.1.Ki
K.VI.4.Ki
K.VI.7.Ki
0.3031
0.1781
0.5343
0.2063
0.1687
0.2468
0.2094
0.3031
0.4812
1.0155
1.2218
1.3905
1.6373
1.8467
Drainase 3 Sringin K.VI.5.Ka
K.VI.6.Ka
0.2468
0.5563
0.2468
0.8031
Drainase 4 Sringin K.VI.1.Ka
K.VI.2.Ka
K.VI.3.Ka
K.VII.1.Ki
K.VII.5.Ki
0.2968
0.2438
0.2312
0.2468
0.0875
0.2968
0.5406
0.7718
1.0186
1.1061
Drainase 5 Sringin K.VII.2.Ka
K.VII.3.Ka
K.VII.4.Ka
0.1438
0.2125
0.2125
0.1438
0.3563
0.5688
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
122
5.5. Perencanaan Saluran menggunakan Program HEC-RAS Untuk merencanakan suatu saluran dengan menggunakan program HEC-
RAS, diperlukan suatu tahapan-tahapan yang harus dilalui dari awal sampai akhir.
Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan dan dapat dipertanggung
jawabkan, maka perencanaan sebisa mungkin harus sesuai dengan data yang ada
dan yang telah ada di lapangan. Data tersebut kemudian akan diproses oleh
program HEC-RAS dan hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya.
Perencanaan saluran menggunakan program HEC-RAS melalui tahap-tahap sbb :
5.5.1. Persiapan Analisis
Pada saat persiapan simulasi, dilakukan pengumpulan data yang akan
digunakan pada proses simulasi, baik berupa data pasang surut di muara sungai
maupun data debit aliran yang melewati sungai. Saluran yang ada terdiri dari 2
macam yaitu saluran pasok dan saluran drainase.
Pada perencanaan jaringan saluran pasok, terdapat 1 saluran Primer, 7
Saluran Sekunder dan 34 saluran tersier. Sedangkan untuk saluran drainase, terdiri
dari 2 saluran primer, 8 saluran sekunder dan 34 saluran tersier. Untuk
perencanaan nantinya, saluran yang direncanakan sebatas hanya pada saluran
primer dan saluran sekunder saja.
Sumber data yang akan digunakan adalah :
1. Data geometri saluran
Data geometri yang digunakan adalah penampang melintang tiap stasiun,
jarak antar stasiun, elevasi saluran, serta angka kekasaran Manning pada masing-
masing stasiun.
Data geometri penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun pada
saluran primer ini didapatkan dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang tahun
2006. Data geometri yang diperoleh dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang
tahun 2006 dihitung/direncanakan berdasarkan ketinggian muka air laut rata-rata
(Mean Sea Level / MSL).
Untuk perhitungan berikutnya, data geometri saluran disesuaikan dengan
Mean Sea Level / MSL yang telah dihitung pada BAB IV. Data geometri
penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun, elevasi dasar saluran pada
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
123
saluran sekunder telah diperhitungkan pada BAB sebelumnya dan disesuaikan
dengan kondisi daerah perencanaan.
2. Data debit andalan
Data debit andalan yang digunakan adalah dengan menggunakan
perhitungan debit andalan menggunakan metode FJ Mock. Data debit andalan ini
dihitung berdasarkan curah hujan di lokasi studi dan data klimatologi selama 5
tahun dari tahun 2001 - 2005. Data curah hujan dan data klimatologi didapatkan
dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG Semarang). Data debit andalan yang
digunakan telah diperhitungkan pada BAB IV.
3. Data pasang surut air laut
Pasang surut menyebabkan perubahan elevasi muka air laut sebagai fungsi
waktu. Data pasang surut ini digunakan sebagai stage untuk kondisi hilir/muara
sungai dalam program HEC-RAS. Data pasang surut yang digunakan sebagai data
stage adalah data Air Pasang Tertinggi (APR) min.
Untuk perhitungan HEC-RAS nantinya, digunakan data pasang surut pada
tanggal 18 Agustus 2003. Keseluruhan data pasang surut yang digunakan dari
tahun 2001 sampai 2005 diperoleh dari PT (PERSERO) PELABUHAN
INDONESIA III TANJUNG MAS Semarang. Data pasang surut dari tahun 2001
sampai tahun 2005 bisa dilihat pada Lampiran.
4. Data debit pergantian Air
Data debit pergantian air adalah data debit yang keluar dari tambak dan
besarnya 10 % dari volume keseluruhan tambak. Data debit pergantian air telah
dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data debit pergantian air digunakan sebagai data
input pada hulu dari masing-masing saluran drainase. Data ini digunakan apabila
di muara saluran drainase tidak menggunakan pintu klep.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
124
5.5.2. Proses Skematisasi Jaringan
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka proses selanjutnya
adalah skematisasi jaringan. Pada saat memasukkan data yang digunakan dalam
proses simulasi, perlu adanya ketelitian dan seleksi terhadap data sekunder agar
hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
5.5.2.1 Pemodelan
Pada proses ini dilakukan pemodelan geometri skema jaringan sistem sungai
yang akan dianalisis sesuai dengan keadaan di lapangan. Setelah ditentukan lay-
out jaringan pada BAB 5.2, selanjutnya dilakukan skematisasi dengan
menggambarkan skema jaringan dengan tiga saluran primer dan tujuh saluran
sekunder dan delapan saluran drainase. Skematisasi dilakukan terpisah antara
saluran sekunder dan saluran drainase. Skematisasi jaringan Irigasi pasang surut
di Sungai Tenggang ditunjukkan pada Gambar 5.2. dan Gambar 5.3
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
125
622.5
340.5
23
293.5209
117380
468.5153.55801198
1080
661
356
10620
479320
1254.2
919.8
672.5553.8
323.3 137 54.3
1014
754.7685.7 518.7400
155.554.7
1891
1751
12851203
1048
767
650.5588.5532.5
502
502
97
0
Gambar 5.2. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Sekunder di Sungai Tenggang
1
2
2
2
2
2
2
2
3 Data Masukan : 1. Input data pasang surut 2. Input data debit 0 3 / detm 3. Input data debit andalan
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
126
Gambar 5.3. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Drainase di Sungai Sringin
1176.5
744.5514 357 100.5
1346.5
1000.5
600.5488.5
316.5184.5
60.50
1183.5
1000.5
780.5
580500.5
300.5200
60.50
324.5
250.5
50.50
12971234
1115
1000.5
754691593470361
245
0
738.5671.5
602.5
300.5226.5
0
325.5
132
0
11431041.5
969.5
686.5590.5
472.5339.5
200.5 102250
669.5500.5
350
60.50
431
278
200.5
50.50
536
302
200.5
100.5
0
546.5
520
1766
1461
971
703
472319
215132
0
11
1
2
2
2
2
1
22
2
2
3
Data Masukan : 1. Input data pasang surut 2. Input data debit pergantian air 3. Input data debit 0 3 / detm
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
127
Setelah proses skematisasi jaringan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
dengan melakukan interpretasi data penampang melintang sungai untuk tiap-tiap
stasiun. Dari hasil interpretasi penampang sungai akan didapatkan :
• Koordinat-koordinat tiap stasiun (baik sumbu x maupun sumbu y)
• Jarak antar stasiun
Hasil interpretasi penampang melintang sungai dimasukkan sebagai data
masukan untuk Geometric Data pada program HEC-RAS.
5.5.2.2 Data Aliran Unsteady
Data aliran unsteady dibutuhkan untuk melakukan analisis aliran unsteady.
Data aliran unsteady yang digunakan adalah flow hidrograf di hulu Sungai
Tenggang dan Stage Hidrograf di hilir Sungai Tenggang dan Sungai Sringin.
a. Data Aliran unsteady pada Saluran Sekunder
• Flow Hidrograf
Data masukan flow hidrograf diambil dari analisis debit andalan pada BAB
IV. Debit andalan adalah debit minimum dari sungai untuk keperluan irigasi.
Besarnya debit andalan berbeda tiap bulannya sesuai dengan besarnya curah
hujan tiap bulan pada daerah tersebut. Karena untuk data masukan pada
program HEC-RAS ini berdasarkan data APT minimum yaitu pada tanggal 18
Agustus 2003, maka debit andalan yang digunakan adalah debit pada bulan
Agustus sebesar 0,082 m/det.
• Stage Hidrograf
Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang
Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada
tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.9.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
128
Tabel 5.9. Data Stage Hidrograf
Jam Tinggi Air1.00 322.00 353.00 394.00 445.00 526.00 607.00 708.00 769.00 76
10.00 7411.00 7512.00 7613.00 7714.00 7615.00 7516.00 7417.00 7218.00 6819.00 6220.00 5621.00 5022.00 45
18 Agustus 2003
b. Data Aliran unsteady pada Saluran Drainase
• Flow Hidrograf
Data masukan flow hidrograf pada Saluran Drainase adalah data debit
pergantian air dari masing-masing tambak yang masuk ke dalam saluran
drainase. Data debit pergantian air telah dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data
Flow hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.10.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
129
Tabel 5.10. Data Flow hidrograf pada Saluran Drainase
No. Nama Saluran Debit (m3/det)
1 Drainase 1 Tenggang 0.3687 2 Drainase 2 Tenggang 0.3906 3 Drainase 3 Tenggang 0.3938 4 Drainase 4 Tenggang 0.2656 5 Drainase 5Tenggang 0.3156 6 Drainase 1 Sringin 1.3905 7 Drainase 2 Sringin 1.8467 8 Drainase 3 Sringin 0.8031 9 Drainase 4 Sringin 1.1061 10 Drainase 5 Sringin 0.5688
• Stage Hidrograf
Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang
Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada
tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.11.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
130
Tabel 5.11. Data Stage Hidrograf
Jam Tinggi Air1.00 322.00 353.00 394.00 445.00 526.00 607.00 708.00 769.00 76
10.00 7411.00 7512.00 7613.00 7714.00 7615.00 7516.00 7417.00 7218.00 6819.00 6220.00 5621.00 5022.00 45
18 Agustus 2003
5.5.3. Proses Eksekusi / Running
Setelah pemodelan dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dilapangan/sesuai dengan perencanaan awal. Maka langkah selanjutnya adalah
dengan melakukan eksekusi / running terhadap data masukan. Saat proses
running, perlu diperhatikan interval data dan waktu mulai serta berhentinya
pembacaan data yang akan digunakan dalam perhitungan. Dalam kasus ini,
interval yang digunakan adalah 15 menit serta data mulai perhitungan adalah pada
tanggal 18 Agustus 2003 pukul 01.00 sampai pukul 22.00.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
131
5.5.4. Hasil Perhitungan
Setelah program dieksekusi, hasil yang diperoleh dapat berupa ketinggian
air pada tiap-tiap saluran, besarnya debit yang masuk ke saluran, percepatan aliran
dan lain-lain. Untuk perencanaan jaringan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini,
data keluaran yang digunakan adalah data debit dan ketinggian air di dalam
saluran
5.5.4.1 Hasil Perhitungan pada Saluran Sekunder
Hasil perhitungan pada saluran sekunder dengan menggunakan program
HEC-RAS mendapatkan output berupa ketinggian air dan debit pada masing-
masing saluran. Untuk perhitungan selanjutnya, yang digunakan adalah data
ketinggian air pada muara tiap-tiap saluran sekunder sebagai data ketinggian air
pada hulu pintu klep. Hasil perhitungan menggunakan program HEC-RAS dari
muara tiap-tiap saluran sekunder ditampilkan pada Gambar 5.4 – Gambar 5.10
dan Tabel 5.12
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15Plan: PLAN River: SEKUNDER 1 Reach: TENGGANG RS: 622.5
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.4. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK I
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
132
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20Plan: PLAN River: SEKUNDER 2 Reach: TENGGANG RS: 293.5
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.5. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK II
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
Plan: PLAN River: SEKUNDER 3 Reach: TENGGANG RS: 468.5
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.6. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK III
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3Plan: PLAN River: SEKUNDER 4 Reach: TENGGANG RS: 1198
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.7. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK IV
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
133
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
Plan: PLAN River: SEKUNDER 5 Reach: TENGGANG RS: 479
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.8. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK V
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3Plan: PLAN River: SEKUNDER 6 Reach: TENGGANG RS: 1254.2
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.9. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK VI
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.15
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25Plan: PLAN River: SEKUNDER 7 Reach: TENGGANG RS: 1014
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.10. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK VII
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
134
Tabel 5.12. Hasil Perhitungan Ketinggian Air di Saluran Sekunder
Sekunder 1 Sekunder 2 Sekunder 3 Sekunder 4 Sekunder 5 Sekunder 6 Sekunder 7Stage Stage Stage Stage Stage Stage Stage
METERS METERS METERS METERS METERS METERS METERS
1 17Aug2003 2400 0.3218 0.3357 0.3342 0.3279 0.3301 0.3112 0.31122 18Aug2003 0100 0.3495 0.3495 0.3492 0.3492 0.3491 0.3491 0.34913 18Aug2003 0200 0.3893 0.3892 0.3886 0.3886 0.3884 0.3883 0.38834 18Aug2003 0300 0.4397 0.4396 0.4393 0.4393 0.4392 0.4392 0.43925 18Aug2003 0400 0.5179 0.5176 0.5164 0.5163 0.5159 0.5157 0.51576 18Aug2003 0500 0.5986 0.5984 0.5976 0.5975 0.5973 0.5972 0.59727 18Aug2003 0600 0.6982 0.6980 0.6969 0.6969 0.6966 0.6965 0.69658 18Aug2003 0700 0.7595 0.7595 0.7594 0.7594 0.7594 0.7594 0.75949 18Aug2003 0800 0.7602 0.7602 0.7604 0.7604 0.7605 0.7606 0.7606
10 18Aug2003 0900 0.7401 0.7402 0.7402 0.7402 0.7402 0.7403 0.740311 18Aug2003 1000 0.7596 0.7596 0.7594 0.7594 0.7594 0.7593 0.759312 18Aug2003 1100 0.7704 0.7705 0.7708 0.7708 0.7709 0.7710 0.771013 18Aug2003 1200 0.7603 0.7604 0.7606 0.7607 0.7607 0.7608 0.760814 18Aug2003 1300 0.7505 0.7505 0.7507 0.7507 0.7508 0.7508 0.750815 18Aug2003 1400 0.7404 0.7405 0.7407 0.7407 0.7408 0.7408 0.740816 18Aug2003 1500 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.720017 18Aug2003 1600 0.6803 0.6804 0.6806 0.6806 0.6807 0.6807 0.680718 18Aug2003 1700 0.6207 0.6208 0.6213 0.6213 0.6214 0.6215 0.621519 18Aug2003 1800 0.5606 0.5607 0.5612 0.5612 0.5613 0.5614 0.561420 18Aug2003 1900 0.5007 0.5008 0.5014 0.5014 0.5015 0.5016 0.501621 18Aug2003 2000 0.4510 0.4512 0.4519 0.4519 0.4521 0.4522 0.4522
NAMA SALURAN
DateNo.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
135
a. Perhitungan Volume dan Debit yang melewati pintu Klep
Setelah diketahui ketinggian air di masing-masing muara saluran sekunder
yang digunakan sebagai data ketinggian air di hulu pintu klep kemudian dapat
dihitung besarnya debit dan volume air yang masuk ke dalam saluran melewati
pintu klep. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan
keadaan sebagai berikut :
Gambar 5.11. Sketsa Pintu Sorong
Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah
1. . . . 2. .Q K a b g hµ=
Perhitungan Pintu Klep di Saluran Sekunder 1
• Pada Jam 24.00
1. 1h = tinggi air di hulu pintu = 0,3218 m
2. 2h = tinggi air di hilir pintu = 0 m (asumsi awal)
3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu
= 1.air
baja
hγγ
(buku mekanika fluida; pintu dari baja)
( airγ = 1000 kg/ 3cm , bajaγ = 7850 kg/ 3cm )
= 1000.(0,3218 - 0)7850
= 0,0401 m
4. a = bukaan pintu vertikal
= y. Sin(180 - (90 – 63,43))
= 0,0401 . Sin 26,57 = 0,0183 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
136
5. b = lebar pintu = 3 buah pintu dgn lebar masing-masing 2 m
= 6 m
6. 1h / a = 17,58 µ = 0,64 (Koefisien debit; Gambar 2.34)
7. 2h / a = 0 K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Gambar 2.33)
8. Q = 1. . . . 2. .K a b g hµ
= 0,40. 0,64. 0,0183. 6. 2.9,8.0,3218
= 0,0706 3 / detm
9. V = Q . waktu
= 0,0706. 3600
= 254,135 3m
10. ∆h = V / A
= 0,136 m
11. 2h baru = 2h h+ ∆
= 0 + 0,136
= 0,136 m
Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing
muara saluran Sekunder, dapat dilihat pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
137
Tabel 5.13. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK I
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3218 0.3218 0.0409 0.0183 6.00 17.59 0 0.64 0.40 0 0 0.0706 253.9949 1868 0.1360 0.13600.3494 0.3494 0.0271 0.0121 6.00 28.81 11.21 0.64 0.40 0.1360 0.1360 0.0488 175.5034 1994 0.0880 0.22400.3893 0.3893 0.0210 0.0094 6.00 41.44 23.84 0.64 0.40 0.2240 0.2240 0.0399 143.5015 2077 0.0691 0.29310.4397 0.4397 0.0186 0.0083 6.00 52.77 35.18 0.64 0.40 0.2931 0.2931 0.0376 135.2530 2141 0.0632 0.35630.5179 0.5179 0.0205 0.0092 6.00 56.38 38.78 0.64 0.40 0.3563 0.3563 0.0450 161.8407 2200 0.0736 0.42980.5986 0.5986 0.0214 0.0096 6.00 62.40 44.81 0.64 0.40 0.4298 0.4298 0.0505 181.6816 2269 0.0801 0.50990.6982 0.6982 0.0239 0.0107 6.00 65.24 47.65 0.64 0.40 0.5099 0.5099 0.0608 218.9136 2344 0.0934 0.60330.7560 0.7560 0.0194 0.0087 6.00 87.12 69.52 0.64 0.40 0.6033 0.6033 0.0513 184.7167 2431 0.0760 0.67930.7587 0.7587 0.0101 0.0045 6.00 168.13 150.53 0.64 0.40 0.6793 0.6793 0.0267 96.2248 2502 0.0385 0.71780.7413 0.7413 0.0030 0.0013 6.00 554.18 536.59 0.64 0.40 0.7178 0.7178 0.0078 28.1942 2538 0.0111 0.72890.7581 0.7581 0.0037 0.0017 6.00 456.40 438.81 0.64 0.40 0.7289 0.7289 0.0098 35.4050 2548 0.0139 0.74280.7702 0.7702 0.0035 0.0016 6.00 494.02 476.43 0.64 0.40 0.7428 0.7428 0.0093 33.4949 2561 0.0131 0.75580.7607 0.7607 0.0006 0.0003 6.00 2758.59 2740.99 0.64 0.40 0.7558 0.7558 0.0016 5.8878 2573 0.0023 0.75810.7508 0.7508 -0.0009 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.7403 0.7403 -0.0023 0 6.00 0 0 1 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.7199 0.7199 -0.0049 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.6802 0.6802 -0.0099 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.6204 0.6204 -0.0175 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.5603 0.5603 -0.0251 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.5003 0.5003 -0.0328 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.4506 0.4506 -0.0391 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581
1654.6119
µ Kh1/a h2/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
138
Tabel 5.14. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK II
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3359 0.3359 0.0428 0.0191 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0754 271.5601 881 0.3084 0.30840.3494 0.3494 0.0052 0.0023 6.00 149.62 132.07 0.64 0.40 0.3084 0.3084 0.0094 33.7932 1016 0.0333 0.34170.3892 0.3892 0.0061 0.0027 6.00 143.70 126.15 0.64 0.40 0.3417 0.3417 0.0115 41.3644 1031 0.0401 0.38180.4396 0.4396 0.0074 0.0033 6.00 133.46 115.91 0.64 0.40 0.3818 0.3818 0.0149 53.4653 1049 0.0510 0.43280.5176 0.5176 0.0108 0.0048 6.00 107.09 89.54 0.64 0.40 0.4328 0.4328 0.0236 85.1234 1071 0.0795 0.51230.5984 0.5984 0.0110 0.0049 6.00 121.91 104.36 0.64 0.40 0.5123 0.5123 0.0258 92.9532 1106 0.0840 0.59630.6980 0.6980 0.0130 0.0058 6.00 120.45 102.90 0.64 0.40 0.5963 0.5963 0.0329 118.5218 1143 0.1037 0.70000.7555 0.7555 0.0071 0.0032 6.00 238.86 221.31 0.64 0.40 0.7000 0.7000 0.0187 67.3013 1189 0.0566 0.75660.7585 0.7585 0.0002 0.0001 6.00 7046.73 7029.18 0.64 0.40 0.7566 0.7566 0.0006 2.2949 1214 0.0019 0.75850.7414 0.7414 -0.0022 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.75850.7579 0.7579 -0.0001 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.75850.7702 0.7702 0.0015 0.0007 6.00 1155.48 1137.93 0.64 0.40 0.7585 0.7585 0.0040 14.3207 1214 0.0118 0.77030.7608 0.7608 -0.0012 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7509 0.7509 -0.0025 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7404 0.7404 -0.0038 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7199 0.7199 -0.0064 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.6802 0.6802 -0.0115 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.6205 0.6205 -0.0191 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.5603 0.5603 -0.0268 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.5004 0.5004 -0.0344 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.4507 0.4507 -0.0407 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703
780.6983
µ Kh2/ah1/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
139
Tabel 5.15. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK III
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3277 0.3277 0.0417 0.0187 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0606 218.0642 1171 0.1862 0.18620.3490 0.3490 0.0207 0.0093 5.00 37.62 20.07 0.64 0.40 0.1862 0.1862 0.0311 111.8119 1302 0.0859 0.27210.3885 0.3885 0.0148 0.0066 5.00 58.55 41.00 0.64 0.40 0.2721 0.2721 0.0234 84.3718 1362 0.0619 0.33400.4393 0.4393 0.0134 0.0060 5.00 73.20 55.65 0.64 0.40 0.3340 0.3340 0.0225 81.1455 1406 0.0577 0.39170.5163 0.5163 0.0159 0.0071 5.00 72.72 55.17 0.64 0.40 0.3917 0.3917 0.0289 104.0775 1447 0.0720 0.46360.5976 0.5976 0.0171 0.0076 5.00 78.29 60.74 0.64 0.40 0.4636 0.4636 0.0334 120.3740 1497 0.0804 0.54410.6969 0.6969 0.0195 0.0087 5.00 80.02 62.47 0.64 0.40 0.5441 0.5441 0.0412 148.3257 1554 0.0955 0.63950.7531 0.7531 0.0145 0.0065 5.00 116.37 98.82 0.64 0.40 0.6395 0.6395 0.0318 114.5723 1621 0.0707 0.71020.7578 0.7578 0.0061 0.0027 5.00 279.51 261.96 0.64 0.40 0.7102 0.7102 0.0134 48.1483 1670 0.0288 0.73900.7423 0.7423 0.0004 0.0002 5.00 4001.11 3983.56 0.64 0.40 0.7390 0.7390 0.0009 3.2608 1691 0.0019 0.74100.7567 0.7567 0.0020 0.0009 5.00 844.40 826.85 0.64 0.40 0.7410 0.7410 0.0044 15.9030 1692 0.0094 0.75040.7703 0.7703 0.0025 0.0011 5.00 678.37 660.82 0.64 0.40 0.7504 0.7504 0.0056 20.3312 1699 0.0120 0.76230.7613 0.7613 -0.0001 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7513 0.7513 -0.0014 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7405 0.7405 -0.0028 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7199 0.7199 -0.0054 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.6803 0.6803 -0.0105 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.6208 0.6208 -0.0180 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.5606 0.5606 -0.0257 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.5007 0.5007 -0.0333 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.4512 0.4512 -0.0396 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623
1070.3863
µ Kh2/ah1/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
140
Tabel 5.16. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK IV
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3291 0.3291 0.0419 0.0188 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0853 307.2484 4193 0.0733 0.07330.3489 0.3489 0.0351 0.0157 7.00 22.22 4.67 0.64 0.40 0.0733 0.0733 0.0736 264.9504 4325 0.0613 0.13450.3884 0.3884 0.0323 0.0145 7.00 26.85 9.30 0.64 0.40 0.1345 0.1345 0.0715 257.4717 4435 0.0581 0.19260.4391 0.4391 0.0314 0.0140 7.00 31.26 13.71 0.64 0.40 0.1926 0.1926 0.0738 265.8267 4539 0.0586 0.25120.5160 0.5160 0.0337 0.0151 7.00 34.19 16.64 0.64 0.40 0.2512 0.2512 0.0860 309.6008 4644 0.0667 0.31780.5974 0.5974 0.0356 0.0159 7.00 37.50 19.95 0.64 0.40 0.3178 0.3178 0.0977 351.6653 4764 0.0738 0.39160.6968 0.6968 0.0389 0.0174 7.00 40.07 22.52 0.64 0.40 0.3916 0.3916 0.1152 414.5528 4897 0.0847 0.47630.7527 0.7527 0.0352 0.0157 7.00 47.79 30.24 0.64 0.40 0.4763 0.4763 0.1084 390.2563 5049 0.0773 0.55360.7575 0.7575 0.0260 0.0116 7.00 65.20 47.65 0.64 0.40 0.5536 0.5536 0.0802 288.8157 5188 0.0557 0.60930.7425 0.7425 0.0170 0.0076 7.00 97.80 80.25 0.64 0.40 0.6093 0.6093 0.0519 186.8373 5288 0.0353 0.64460.7565 0.7565 0.0143 0.0064 7.00 118.64 101.09 0.64 0.40 0.6446 0.6446 0.0440 158.3937 5351 0.0296 0.67420.7702 0.7702 0.0122 0.0055 7.00 140.80 123.25 0.64 0.40 0.6742 0.6742 0.0381 137.1142 5405 0.0254 0.69960.7614 0.7614 0.0079 0.0035 7.00 216.11 198.56 0.64 0.40 0.6996 0.6996 0.0244 87.8052 5450 0.0161 0.71570.7514 0.7514 0.0046 0.0020 7.00 369.16 351.61 0.64 0.40 0.7157 0.7157 0.0140 50.3924 5479 0.0092 0.72490.7405 0.7405 0.0020 0.0009 7.00 831.75 814.20 0.64 0.40 0.7249 0.7249 0.0061 21.8809 5496 0.0040 0.72890.7199 0.7199 -0.0011 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.6804 0.6804 -0.0062 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.6208 0.6208 -0.0138 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.5607 0.5607 -0.0214 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.5008 0.5008 -0.0291 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.4514 0.4514 -0.0353 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289
3492.8118
µ Kh1/a h2/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
141
Tabel 5.17. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK V
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3314 0.3314 0.0422 0.0189 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0616 221.7678 1198 0.1852 0.18520.3489 0.3489 0.0209 0.0093 5.00 37.40 19.85 0.64 0.40 0.1852 0.1852 0.0312 112.4059 1331 0.0845 0.26970.3883 0.3883 0.0151 0.0068 5.00 57.45 39.90 0.64 0.40 0.2697 0.2697 0.0239 85.9288 1391 0.0618 0.33140.4392 0.4392 0.0137 0.0061 5.00 71.53 53.98 0.64 0.40 0.3314 0.3314 0.0231 83.0186 1436 0.0578 0.38930.5158 0.5158 0.0161 0.0072 5.00 71.54 53.99 0.64 0.40 0.3893 0.3893 0.0293 105.6400 1477 0.0715 0.46080.5973 0.5973 0.0174 0.0078 5.00 76.78 59.23 0.64 0.40 0.4608 0.4608 0.0341 122.6510 1529 0.0802 0.54100.6966 0.6966 0.0198 0.0089 5.00 78.58 61.03 0.64 0.40 0.5410 0.5410 0.0419 150.9473 1586 0.0952 0.63620.7523 0.7523 0.0148 0.0066 5.00 113.70 96.15 0.64 0.40 0.6362 0.6362 0.0325 117.0792 1655 0.0708 0.70690.7575 0.7575 0.0064 0.0029 5.00 262.92 245.37 0.64 0.40 0.7069 0.7069 0.0142 51.1546 1705 0.0300 0.73690.7426 0.7426 0.0007 0.0003 5.00 2299.76 2282.21 0.64 0.40 0.7369 0.7369 0.0016 5.6766 1727 0.0033 0.74020.7563 0.7563 0.0020 0.0009 5.00 825.43 807.88 0.64 0.40 0.7402 0.7402 0.0045 16.2555 1729 0.0094 0.74960.7702 0.7702 0.0026 0.0012 5.00 656.79 639.24 0.64 0.40 0.7496 0.7496 0.0058 20.9952 1736 0.0121 0.76170.7615 0.7615 0.0000 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7516 0.7516 -0.0013 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7405 0.7405 -0.0027 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7199 0.7199 -0.0053 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.6804 0.6804 -0.0104 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.6208 0.6208 -0.0180 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.5606 0.5606 -0.0256 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.5007 0.5007 -0.0333 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.4513 0.4513 -0.0395 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617
1093.5206
µ Kh2/ah1/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
142
Tabel 5.18. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0740 266.4828 3763 0.0708 0.07080.3487 0.3487 0.0354 0.0158 6.00 22.02 4.47 0.64 0.40 0.0708 0.0708 0.0636 228.8905 3896 0.0588 0.12960.3880 0.3880 0.0329 0.0147 6.00 26.35 8.80 0.64 0.40 0.1296 0.1296 0.0624 224.5425 4006 0.0560 0.18560.4389 0.4389 0.0323 0.0144 6.00 30.41 12.86 0.64 0.40 0.1856 0.1856 0.0650 234.0613 4112 0.0569 0.24250.5153 0.5153 0.0347 0.0155 6.00 33.16 15.61 0.64 0.40 0.2425 0.2425 0.0759 273.1181 4219 0.0647 0.30730.5970 0.5970 0.0369 0.0165 6.00 36.16 18.61 0.64 0.40 0.3073 0.3073 0.0867 312.2561 4341 0.0719 0.37920.6963 0.6963 0.0404 0.0181 6.00 38.54 20.99 0.64 0.40 0.3792 0.3792 0.1025 369.0770 4476 0.0825 0.46170.7515 0.7515 0.0369 0.0165 6.00 45.51 27.96 0.64 0.40 0.4617 0.4617 0.0974 350.4678 4631 0.0757 0.53740.7570 0.7570 0.0280 0.0125 6.00 60.48 42.93 0.64 0.40 0.5374 0.5374 0.0740 266.5776 4774 0.0558 0.59320.7431 0.7431 0.0191 0.0085 6.00 87.00 69.45 0.64 0.40 0.5932 0.5932 0.0501 180.2524 4879 0.0369 0.63010.7559 0.7559 0.0160 0.0072 6.00 105.49 87.94 0.64 0.40 0.6301 0.6301 0.0424 152.5123 4948 0.0308 0.66100.7701 0.7701 0.0139 0.0062 6.00 123.84 106.29 0.64 0.40 0.6610 0.6610 0.0371 133.5903 5006 0.0267 0.68770.7618 0.7618 0.0094 0.0042 6.00 180.31 162.76 0.64 0.40 0.6877 0.6877 0.0251 90.2732 5056 0.0179 0.70550.7516 0.7516 0.0059 0.0026 6.00 286.17 268.62 0.64 0.40 0.7055 0.7055 0.0155 55.7407 5090 0.0110 0.71650.7406 0.7406 0.0031 0.0014 6.00 538.39 520.84 0.64 0.40 0.7165 0.7165 0.0080 28.9799 5110 0.0057 0.72210.7199 0.7199 -0.0003 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.6804 0.6804 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.6210 0.6210 -0.0129 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.5609 0.5609 -0.0205 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.5011 0.5011 -0.0282 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.4517 0.4517 -0.0344 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221
3166.8227
µ Kh1/a h2/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
143
Tabel 5.19. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VII
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3292 0.3292 0.0419 0.0188 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0732 263.4758 3042 0.0866 0.08660.3488 0.3488 0.0334 0.0149 6.00 23.35 5.80 0.64 0.40 0.0866 0.0866 0.0600 215.9986 3174 0.0681 0.15470.3883 0.3883 0.0298 0.0133 6.00 29.17 11.62 0.64 0.40 0.1547 0.1547 0.0564 203.0775 3277 0.0620 0.21660.4392 0.4392 0.0284 0.0127 6.00 34.63 17.08 0.64 0.40 0.2166 0.2166 0.0572 205.7482 3372 0.0610 0.27770.5157 0.5157 0.0303 0.0136 6.00 38.02 20.47 0.64 0.40 0.2777 0.2777 0.0662 238.4490 3464 0.0688 0.34650.5972 0.5972 0.0319 0.0143 6.00 41.80 24.25 0.64 0.40 0.3465 0.3465 0.0751 270.2583 3569 0.0757 0.42220.6965 0.6965 0.0349 0.0156 6.00 44.56 27.01 0.64 0.40 0.4222 0.4222 0.0887 319.3102 3684 0.0867 0.50890.7520 0.7520 0.0310 0.0139 6.00 54.28 36.74 0.64 0.40 0.5089 0.5089 0.0817 294.0830 3816 0.0771 0.58600.7575 0.7575 0.0219 0 6.00 0 0 0 0 0.5860 0.5860 0 0 3933 0 0.58600.7430 0.7430 0.0200 0.0089 6.00 83.03 65.48 0.64 0.40 0.5860 0.5860 0.0525 188.8337 3933 0.0480 0.63400.7560 0.7560 0.0155 0.0070 6.00 108.72 91.17 0.64 0.40 0.6340 0.6340 0.0411 148.0164 4006 0.0369 0.67090.7703 0.7703 0.0127 0.0057 6.00 136.01 118.46 0.64 0.40 0.6709 0.6709 0.0338 121.6843 4062 0.0300 0.70090.7617 0.7617 0.0078 0.0035 6.00 219.72 202.17 0.64 0.40 0.7009 0.7009 0.0206 74.0671 4108 0.0180 0.71890.7516 0.7516 0.0042 0.0019 6.00 403.26 385.71 0.64 0.40 0.7189 0.7189 0.0110 39.5561 4135 0.0096 0.72850.7406 0.7406 0.0015 0.0007 6.00 1070.27 1052.72 0.64 0.40 0.7285 0.7285 0.0040 14.5782 4150 0.0035 0.73200.7199 0.7199 -0.0015 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.6804 0.6804 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.6209 0.6209 -0.0141 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.5607 0.5607 -0.0218 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.5007 0.5007 -0.0295 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.4513 0.4513 -0.0358 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320
2597.1363
µ Kh2/ah1/a
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
144
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil berupa ketinggian air dalam
saluran sekunder yang digunakan untuk mengairi tambak Ketinggian yang akan
digunakan untuk mengairi tambak adalah ketinggian air yang berada di atas
elevasi dasar pintu tambak. Elevasi dasar pintu tambak telah diperhitungkan pada
BAB 5.3.4. dan didapatkan elevasi dasar pintu tambak adalah +85 cm.
Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19,
dari semua saluran sekunder yang ada dengan perhitungan menggunakan data Air
Pasang Paling Rendah (APR min), didapatkan bahwa ketinggian air di dalam
saluran tidak melampaui elevasi dasar pintu tambak. Ini berarti bahwa tambak
tidak dapat terairi dari saluran dan rencana pergantian air tidak dapat terpenuhi.
Untuk itu, harus ada perubahan yang dilakukan agar air dapat mengairi tambak
dan besarnya volume air yang masuk ke dalam tambak dapat sesuai dengan yang
diinginkan.
Ada dua macam alternatif perubahan yang dapat dilakukan agar tambak
dapat terairi yaitu :
• Memperlebar saluran pada pintu pemasukan di muara saluran
• Menurunkan elevasi dasar pintu tambak
1. Alternatif 1 : Memperlebar saluran pada pintu pemasukan
Alternatif 1 dengan memperlebar saluran pemasukan dapat dilakukan
apabila lebar ke samping dari bangunan inlet tersedia. Untuk menaikkan muka air
agar dapat melampaui elevasi dasar pintu tambak, diperlukan lebar pemasukan
yang sangat besar. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang terhadap
pemilihan alternatif ini.
2. Alternatif 2 : Menurunkan elevasi dasar pintu tambak
Alternatif 2 dengan menurunkan elevasi dasar pintu tambak dapat dilakukan
apabila tambak masih memungkinkan untuk diperdalam dan tidak berpengaruh
terhadap sistem pembuangan / drainase dari tambak tersebut.
Dari dua alternatif tersebut, maka dipilih alternatif kedua yaitu menurunkan
elevasi dasar pintu tambak. Konsekuensinya adalah tambak harus diperdalam dan
laju air pada saluran pembuangan akan berkurang.
Dari perhitungan elevasi dasar pintu tambak pada BAB 5.3.4, didapatkan
elevasi dasar pintu tambak adalah +85 cm. Untuk itu, perlu direncanakan ulang
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
145
elevasi dasar tambak dan elevasi dasar pelataran tambak. Untuk perkiraan awal,
direncanakan elevasi dasar pintu tambak adalah +50 cm. Jadi elevasi dasar
pelataran tambak adalah +50 cm – 25 cm = +25 cm. Jadi, ketinggian air yang
dapat masuk ke dalam tambak adalah ketinggian air yang berada di atas elevasi
+50 cm.
b. Perhitungan Volume Air yang akan masuk Tambak
Untuk tambak yang dipasok dari saluran sekunder 1, air akan mulai masuk
ke dalam tambak mulai pukul 05.00 yaitu pada saat ketinggian air di saluran
adalah pada ketinggian +0,5113 m. Untuk menentukan besarnya volume air yang
dapt dipasok, dihitung dengan urutan sbb :
1. Tinggi air yang masuk ke dalam tambak
= 0,5113 m – 0,50 m
= 0,0113 m / 10 menit ( 10 menit = perkiraan naiknya air dari 0,50 m sampai
0,5113 m) = 0,0226 m /jam
2. Konversi ke L / det / ha ( * 2777,78 )
= 0,0226 * 2777,78 = 62,78 L / det / ha
3. Konversi ke 3 / det/m ha ( : 1000 )
= 62,78 / 1000 = 0,0627 3 / det/m ha
4. Dihitung debit = 3 / det/m ha * luas areal
= 0,0627 * 30,7 = 1,927 3 / detm
5. Dihitung volume air = Debit * waktu
= 1,927 * 600 = 1156.2 3m
Untuk perhitungan selengkapnya pada seluruh saluran sekunder yang ada
dapat dilihat pada perhitungan Tabel 5.20 sampai Tabel 5.26
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
146
Tabel 5.20. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK I ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1372 0.1372 0 0 0 30.7 00.0882 0.2255 0 0 0 30.7 00.0691 0.2945 0 0 0 30.7 00.0631 0.3576 0 0 0 30.7 00.0736 0.4312 0 0 0 30.7 00.0801 0.5113 0.0113 31.3255 0.0313 30.7 488.410.0935 0.6048 0.0935 259.7470 0.2597 30.7 28707.240.0759 0.6807 0.0759 210.8014 0.2108 30.7 23297.770.0381 0.7188 0.0381 105.8814 0.1059 30.7 11702.020.0107 0.7295 0.0107 29.7682 0.0298 30.7 3289.980.0137 0.7432 0.0137 38.0898 0.0381 30.7 4209.690.0130 0.7562 0.0130 36.0465 0.0360 30.7 3983.860.0021 0.7583 0.0021 5.9503 0.0060 30.7 657.63
0 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 0
76336.58
Tabel 5.21. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK II ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.3084 0.3084 0 0 0 20.1 00.0333 0.3417 0 0 0 20.1 00.0401 0.3818 0 0 0 20.1 00.0510 0.4328 0 0 0 20.1 00.0795 0.5123 0.0123 34.0486 0.0340 20.1 381.180.0840 0.5963 0.0840 233.4524 0.2335 20.1 16892.610.1037 0.7000 0.1037 288.0324 0.2880 20.1 20842.030.0566 0.7566 0.0566 157.2749 0.1573 20.1 11380.410.0019 0.7585 0.0019 5.2528 0.0053 20.1 380.09
0 0.7585 0 0 0 20.1 00 0.7585 0 0 0 20.1 0
0.0118 0.7703 0.0118 32.7559 0.0328 20.1 2370.220 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 0
52246.55
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
147
Tabel 5.22. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK III ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1862 0.1862 0 0 0 11.1 00.0859 0.2721 0 0 0 11.1 00.0619 0.3340 0 0 0 11.1 00.0577 0.3917 0 0 0 11.1 00.0720 0.4636 0 0 0 11.1 00.0804 0.5441 0.0441 122.3651 0.1224 11.1 2678.580.0955 0.6395 0.0955 265.2037 0.2652 11.1 10597.540.0707 0.7102 0.0707 196.3726 0.1964 11.1 7847.050.0288 0.7390 0.0288 80.0700 0.0801 11.1 3199.600.0019 0.7410 0.0019 5.3577 0.0054 11.1 214.100.0094 0.7504 0.0094 26.1087 0.0261 11.1 1043.300.0120 0.7623 0.0120 33.2488 0.0332 11.1 1328.62
0 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 0
26908.79
Tabel 5.23. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK IV ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0785 0.0785 0 0 0 69.3 00.0643 0.1428 0 0 0 69.3 00.0600 0.2028 0 0 0 69.3 00.0599 0.2627 0 0 0 69.3 00.0680 0.3307 0 0 0 69.3 00.0751 0.4058 0 0 0 69.3 00.0861 0.4918 0 0 0 69.3 00.0777 0.5696 0.0696 193.2340 0.1932 69.3 43126.900.0547 0.6242 0.0547 151.8726 0.1519 69.3 37889.180.0334 0.6577 0.0334 92.8682 0.0929 69.3 23168.770.0279 0.6856 0.0279 77.4609 0.0775 69.3 19324.940.0239 0.7094 0.0239 66.3218 0.0663 69.3 16545.970.0145 0.7239 0.0145 40.1678 0.0402 69.3 10021.070.0076 0.7315 0.0076 21.0213 0.0210 69.3 5244.390.0025 0.7339 0.0025 6.8407 0.0068 69.3 1706.62
0 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 0
157027.84
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
148
Tabel 5.24. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK V ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1852 0.1852 0 0 0 20 00.0845 0.2697 0 0 0 20 00.0618 0.3314 0 0 0 20 00.0578 0.3893 0 0 0 20 00.0715 0.4608 0 0 0 20 00.0802 0.5410 0.0410 113.9343 0.1139 20 4193.510.0952 0.6362 0.0952 264.3379 0.2643 20 19032.330.0708 0.7069 0.0708 196.5558 0.1966 20 14152.020.0300 0.7369 0.0300 83.3195 0.0833 20 5999.010.0033 0.7402 0.0033 9.1306 0.0091 20 657.400.0094 0.7496 0.0094 26.1104 0.0261 20 1879.950.0121 0.7617 0.0121 33.5924 0.0336 20 2418.65
0 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 0
48332.87
Tabel 5.25. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0708 0.0708 0 0 0 70.4 00.0588 0.1296 0 0 0 70.4 00.0560 0.1856 0 0 0 70.4 00.0569 0.2425 0 0 0 70.4 00.0647 0.3073 0 0 0 70.4 00.0719 0.3792 0 0 0 70.4 00.0825 0.4617 0 0 0 70.4 00.0757 0.5374 0.0374 103.7591 0.1038 70.4 12990.570.0558 0.5932 0.0558 155.1251 0.1551 70.4 39314.920.0369 0.6301 0.0369 102.6325 0.1026 70.4 26011.180.0308 0.6610 0.0308 85.6179 0.0856 70.4 21699.000.0267 0.6877 0.0267 74.1267 0.0741 70.4 18786.670.0179 0.7055 0.0179 49.5935 0.0496 70.4 12568.980.0110 0.7165 0.0110 30.4203 0.0304 70.4 7709.720.0057 0.7221 0.0057 15.7519 0.0158 70.4 3992.17
0 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 0
143073.19
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
149
Tabel 5.26. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VII ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0866 0.0866 0 0 0 28.9 00.0681 0.1547 0 0 0 28.9 00.0620 0.2166 0 0 0 28.9 00.0610 0.2777 0 0 0 28.9 00.0688 0.3465 0 0 0 28.9 00.0757 0.4222 0 0 0 28.9 00.0867 0.5089 0.0089 24.6832 0.0247 28.9 263.480.0771 0.5860 0.0771 214.0708 0.2141 28.9 22271.92
0 0.5860 0 0 0 28.9 00.0480 0.6340 0.0480 133.3605 0.1334 28.9 13874.830.0369 0.6709 0.0369 102.6287 0.1026 28.9 10677.490.0300 0.7009 0.0300 83.2039 0.0832 28.9 8656.540.0180 0.7189 0.0180 50.0831 0.0501 28.9 5210.650.0096 0.7285 0.0096 26.5699 0.0266 28.9 2764.330.0035 0.7320 0.0035 9.7579 0.0098 28.9 1015.21
0 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 0
64734.45
Setelah diperoleh besarnya volume air yang diperlukan untuk mengairi
tambak, maka dapat dibandingkan volume air yang tersedia apakah dapat
memenuhi kebutuhan air yang diperlukan untuk pergantian air dalam tambak.
Besarnya volume air yang dibutuhkan per saluran sekunder telah
diperhitungkan pada Tabel 5.6 perbandingan volume kebutuhan air dan volume
ketersediaan air ditampilkan pada Tabel 5.27
Tabel 5.27. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air
No. Nama Saluran Kebutuhan
Air 3( )m
Ketersediaan
Air 3( )m
Kelebihan
Air 3( )m
Kekurangan
Air 3( )m
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RK I
RK II
RK III
RK IV
RK V
RK VI
RK VII
66005
43215
23865
148995
43000
151360
62135
76336,58
52246,55
26908,79
157027,84
48332,87
143073,19
64734,45
10331,58
9031,55
3043,79
8032,84
5332,87
-
2599,45
-
-
-
-
-
8286,81
-
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
150
Dari tabel hasil perhitungan diatas, hanya saluran RK VI saja yang tidak
terpenuhi dalam pergantian air sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak.
Untuk itu perlu direncanakan ulang hanya pada saluran RK VI saja.
Untuk saluran RK VI, direncanakan untuk memperlebar pada pintu
pemasukan. Direncanakan lebar pintu pemasukan akan ditambah 1 m. Jadi lebar
pemasukan pada muara saluran RK VI menjadi = 6,0 m + 1,0 m = 7,0 m. Untuk
perhitungan pintu klep pada muara saluran RK VI baru, perhitungan ketinggian
air di saluran RK VI baru dan perhitungan volume ketersediaan air yang baru
ditampilkan pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
151 Tabel 5.28. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI baru
Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru
(m) (m) (m)0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0864 310.8966 3763 0.0826 0.08260.3487 0.3487 0.0339 0.0152 7.00 23.00 5.45 0.64 0.40 0.0826 0.0826 0.0710 255.6953 3918 0.0653 0.14790.3880 0.3880 0.0306 0.0137 7.00 28.36 10.81 0.64 0.40 0.1479 0.1479 0.0676 243.4029 4041 0.0602 0.20810.4389 0.4389 0.0294 0.0131 7.00 33.38 15.83 0.64 0.40 0.2081 0.2081 0.0691 248.8109 4154 0.0599 0.26800.5153 0.5153 0.0315 0.0141 7.00 36.57 19.02 0.64 0.40 0.2680 0.2680 0.0802 288.8801 4267 0.0677 0.33570.5970 0.5970 0.0333 0.0149 7.00 40.10 22.55 0.64 0.40 0.3357 0.3357 0.0913 328.5380 4394 0.0748 0.41050.6963 0.6963 0.0364 0.0163 7.00 42.76 25.21 0.64 0.40 0.4105 0.4105 0.1078 388.1270 4535 0.0856 0.49610.7515 0.7515 0.0325 0.0146 7.00 51.63 34.08 0.64 0.40 0.4961 0.4961 0.1001 360.3478 4696 0.0767 0.57280.7570 0.7570 0.0235 0.0105 7.00 72.13 54.58 0.64 0.40 0.5728 0.5728 0.0724 260.7963 4840 0.0539 0.62670.7431 0.7431 0.0148 0.0066 7.00 112.03 94.48 0.64 0.40 0.6267 0.6267 0.0454 163.3022 4942 0.0330 0.65970.7559 0.7559 0.0122 0.0055 7.00 137.96 120.41 0.64 0.40 0.6597 0.6597 0.0378 136.0557 5004 0.0272 0.68690.7701 0.7701 0.0106 0.0047 7.00 162.50 144.95 0.64 0.40 0.6869 0.6869 0.0330 118.7752 5055 0.0235 0.71040.7618 0.7618 0.0065 0.0029 7.00 260.25 242.70 0.64 0.40 0.7104 0.7104 0.0203 72.9683 5099 0.0143 0.72470.7516 0.7516 0.0034 0.0015 7.00 491.06 473.51 0.64 0.40 0.7247 0.7247 0.0105 37.8975 5126 0.0074 0.73210.7406 0.7406 0.0011 0.0005 7.00 1534.93 1517.38 0.64 0.40 0.7321 0.7321 0.0033 11.8592 5140 0.0023 0.73440.7199 0.7199 -0.0019 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.6804 0.6804 -0.0069 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.6210 0.6210 -0.0145 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.5609 0.5609 -0.0221 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.5011 0.5011 -0.0297 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.4517 0.4517 -0.0360 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344
3226.3529
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
152
Tabel 5.29. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI
Baru ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak
(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0826 0.0826 0 0 0 70.4 00.0653 0.1479 0 0 0 70.4 00.0602 0.2081 0 0 0 70.4 00.0599 0.2680 0 0 0 70.4 00.0677 0.3357 0 0 0 70.4 00.0748 0.4105 0 0 0 70.4 00.0856 0.4961 0 0 0 70.4 00.0767 0.5728 0.0728 202.2622 0.2023 70.4 48647.010.0539 0.6267 0.0539 193.3127 0.1933 70.4 48993.180.0330 0.6597 0.0330 91.7956 0.0918 70.4 23264.670.0272 0.6869 0.0272 75.5295 0.0755 70.4 19142.200.0235 0.7104 0.0235 65.2692 0.0653 70.4 16541.840.0143 0.7247 0.0143 39.7498 0.0397 70.4 10074.200.0074 0.7321 0.0074 20.5364 0.0205 70.4 5204.750.0023 0.7344 0.0023 6.4090 0.0064 70.4 1624.30
0 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 0
173492.14
Dari hasil tersebut, maka perbandingan volume ketersediaan air dan
kebutuhan air menjadi seperti pada Tabel 5.30 berikut :
Tabel 5.30. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air
No. Nama Saluran Kebutuhan
Air 3( )m
Ketersediaan
Air 3( )m
Kelebihan
Air 3( )m
Pergantian Air
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RK I
RK II
RK III
RK IV
RK V
RK VI
RK VII
66005
43215
23865
148995
43000
151360
62135
76336,58
52246,55
26908,79
157027,84
48332,87
173492,14
64734,45
10331,58
9031,55
3043,79
8032,84
5332,87
22132,14
2599,45
11,56
12,09
11,27
10,54
11,24
11,46
10,42
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
153
Tabel 5.31. Data Teknis Perencanaan Baru
Keterangan Data Teknis (m)
Titik Bebas Banjir / Tanggul Utama
Tinggi Pematang Antara
Dasar Saluran Sekunder
Dasar Pelataran
Dasar Saluran Drainase
3,00 m = ± 0 m
2,70 m = - 0,30 m
0,00 m = - 3,00 m
0,25 m = - 2,75 m
0,00 m = - 3,00 m
Gambar 5.12. Potongan Melintang Saluran dan Tambak
5.5.4.2 Hasil Perhitungan pada Saluran Drainase
Hasil perhitungan pada saluran Drainase dengan pintu klep di tiap ujung
saluran dengan menggunakan program HEC-RAS mendapatkan out-put berupa
ketinggian air dan debit pada masing-masing saluran. Hasil perhitungan
menggunakan program HEC-RAS dari muara saluran di tiap-tiap saluran Drainase
ditampilkan pada Tabel 5.32 - Tabel 5.41 dan Gambar 5.13 – Gambar 5.22
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
154
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.12
-0.10
-0.08
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
River: DRAINASE 1 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.13. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Tenggang
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.10
-0.08
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
River: DRAINASE 2 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.14. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 2 Tenggang
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
155
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.15
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10River: DRAINASE 3 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.15. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 3 Tenggang
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.08
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
River: DRAINASE 4 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.16. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Tenggang
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2River: DRAINASE 5 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.17. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 5 Tenggang
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
156
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2River: DRAINASE 1 Reach: SRINGIN RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.18. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Sringin
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2River: DRAINASE 2 Reach: SRINGIN RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.19. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 2 Sringin
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4River: DRAINASE 3 Reach: SRINGIN RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.20. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 3 Sringin
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
157
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.15
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10River: DRAINASE 4 Reach: SRINGIN RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.21. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Sringin
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.25
-0.20
-0.15
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15River: DRAINASE 5 Reach: SRINGIN RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.22. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 5 Sringin
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
158
Hasil perhitungan ketinggian air tersebut, digunakan sebagai data ketinggian
air di hilir pintu klep. Sedangkan di hulu pintu klep, digunakan data ketinggian air
dalam tambak. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan
keadaan seperti Gambar dibawah.
Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah
1. . . . 2. .Q K a b g hµ=
Perhitungan volume dan debit air yang keluar dari pintu klep menuju Saluran
drainase utama yaitu Sungai Sringin dihitung dengan urutan sebagai berikut :
Perhitungan Pintu Klep di Saluran Drainase 1 Tenggang
• Pada Jam 13.00 (Saat Air Laut Mulai Surut)
1. 1h = tinggi air di hulu pintu = 0,7583 m
2. 2h = tinggi air di hilir pintu = 0,7501 m
3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu
= 1.air
baja
hγγ
(buku mekanika fluida; pintu dari baja)
( airγ = 1000 kg/ 3cm , bajaγ = 7850 kg/ 3cm )
= 1000.(0,7583 - 0,7501)7850
= 0,00104 m
4. a = bukaan pintu vertikal
= y. Sin(180 - (90 – 63,43))
= 0,00104 . Sin 26,57 = 0,000465 m
5. b = lebar pintu = 3 buah pintu dgn lebar masing-masing 2 m
= 6 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
159
6. 1h / a = 1630,75 µ = 0,64 (Koefisien debit; Tabel 2.15)
7. 2h / a = 1613,12 K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Tabel 2.16)
8. Q = 1. . . . 2. .K a b g hµ
= 0,40. 0,64. 0,000465. 6. 2.9,8.0,7583
= 0,00275 3 / detm
9. V = Q . waktu
= 0,00275. 3600
= 9,912 3m
10. ∆h = V / A
= 0,0039 m
11. h saluran = 1h h−∆
= 0,7583 - 0,0039
= 0,7544 m
Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing
muara saluran drainase, dapat dilihat pada Tabel 5.32 – Tabel 5.41
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
160
Tabel 5.32. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 1 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.1372 0.1372 -0.0234 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1996 0 0.13720.2255 0.2255 -0.0160 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2078 0 0.22550.2945 0.2945 -0.0123 0 6.00 0 0 0 0 0.3901 0.3901 0 0 2143 0 0.29450.3576 0.3576 -0.0106 0 6.00 0 0 0 0 0.4401 0.4401 0 0 2201 0 0.35760.4312 0.4312 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.5200 0.5200 0 0 2270 0 0.43120.5113 0.5113 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.6002 0.6002 0 0 2345 0 0.51130.6048 0.6048 -0.0122 0 6.00 0 0 0 0 0.7001 0.7001 0 0 2432 0 0.60480.6807 0.6807 -0.0102 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2503 0 0.68070.7188 0.7188 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2539 0 0.71880.7295 0.7295 -0.0014 0 6.00 0 0 0 0 0.7401 0.7401 0 0 2549 0 0.72950.7432 0.7432 -0.0021 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2561 0 0.74320.7562 0.7562 -0.0018 0 6.00 0 0 0 0 0.7699 0.7699 0 0 2574 0 0.75620.7583 0.7583 -0.0002 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2576 0 0.75830.7583 0.7583 0.0011 0.0005 6.00 1604.91 1587 0.64 0.40 0.7501 0.7501 0.0028 10.0732 2576 0.0039 0.75440.7544 0.7544 0.0000 0.0000 6.00 0.00 0 0.00 0.00 0.7544 0.7544 0.0000 0.0000 2572 0.0000 0.75440.7544 0.7544 0.0044 0.0020 6.00 381.01 364 0.64 0.40 0.7199 0.7199 0.0117 42.1032 2572 0.0164 0.73810.7381 0.7381 0.0074 0.0033 6.00 221.68 204 0.64 0.40 0.6800 0.6800 0.0195 70.0224 2557 0.0274 0.71070.7107 0.7107 0.0116 0.0052 6.00 136.68 119 0.64 0.40 0.6200 0.6200 0.0298 107.3063 2531 0.0424 0.66830.6683 0.6683 0.0139 0.0062 6.00 107.53 90 0.64 0.40 0.5599 0.5599 0.0345 124.3749 2492 0.0499 0.61840.6184 0.6184 0.0152 0.0068 6.00 91.03 74 0.64 0.40 0.4999 0.4999 0.0363 130.7675 2445 0.0535 0.56490.5649 0.5649 0.0147 0.0066 6.00 85.68 68 0.64 0.40 0.4499 0.4499 0.0337 121.3059 2395 0.0507 0.5142
605.9533
Kh1/a h2/a µ
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
161
Tabel 5.33. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 2 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.3084 0.3084 -0.0015 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2155 0 0.30840.3417 0.3417 -0.0010 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2187 0 0.34170.3818 0.3818 -0.0011 0 6.00 0 0 0 0 0.3901 0.3901 0 0 2224 0 0.38180.4328 0.4328 -0.0009 0 6.00 0 0 0 0 0.4401 0.4401 0 0 2272 0 0.43280.5123 0.5123 -0.0010 0 6.00 0 0 0 0 0.5200 0.5200 0 0 2346 0 0.51230.5963 0.5963 -0.0005 0 6.00 0 0 0 0 0.6002 0.6002 0 0 2424 0 0.59630.7000 0.7000 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7001 0.7001 0 0 2521 0 0.70000.7566 0.7566 -0.0004 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2574 0 0.75660.7585 0.7585 -0.0002 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2576 0 0.75850.7585 0.7585 0.0023 0.0010 6.00 723.37 706 0.64 0.40 0.7401 0.7401 0.0062 22.3560 2576 0.0087 0.74980.7498 0.7498 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 -0.0026 0 6.00 0 0 0 0 0.7699 0.7699 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7501 0.7501 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 0.0012 0.0006 6.00 1353.47 1336 0.64 0.40 0.7401 0.7401 0 12 2568 0 0.74520.7452 0.7452 0.0032 0.0014 6.00 515.96 498 0.64 0.40 0.7199 0.7199 0.0085 30.5252 2563 0.0119 0.73330.7333 0.7333 0.0068 0.0030 6.00 241.28 224 0.64 0.40 0.6800 0.6800 0.0177 63.7179 2552 0.0250 0.70840.7084 0.7084 0.0113 0.0050 6.00 140.67 123 0.64 0.40 0.6200 0.6200 0.0288 103.7560 2529 0.0410 0.66730.6673 0.6673 0.0137 0.0061 6.00 109.00 91 0.64 0.40 0.5599 0.5599 0.0340 122.4404 2491 0.0492 0.61820.6182 0.6182 0.0151 0.0067 6.00 91.72 74 0.64 0.40 0.4999 0.4999 0.0360 129.7329 2445 0.0531 0.56510.5651 0.5651 0.0147 0.0066 6.00 86.08 69 0.64 0.40 0.4499 0.4499 0.0336 120.8243 2395 0.0504 0.5147
605.0967
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
162
Tabel 5.34. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 3 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.2473 0.2473 -0.0093 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2098 0 0.24730.3069 0.3069 -0.0054 0 6.00 0 0 0 0 0.3493 0.3493 0 0 2154 0 0.34930.3579 0.3579 -0.0039 0 6.00 0 0 0 0 0.3883 0.3883 0 0 2202 0 0.38830.4122 0.4122 -0.0034 0 6.00 0 0 0 0 0.4386 0.4386 0 0 2252 0 0.43860.4880 0.4880 -0.0036 0 6.00 0 0 0 0 0.5161 0.5161 0 0 2323 0 0.51610.5702 0.5702 -0.0035 0 6.00 0 0 0 0 0.5974 0.5974 0 0 2400 0 0.59740.6698 0.6698 -0.0035 0 6.00 0 0 0 0 0.6972 0.6972 0 0 2493 0 0.69720.7334 0.7334 -0.0033 0 6.00 0 0 0 0 0.7593 0.7593 0 0 2552 0 0.75930.7488 0.7488 -0.0014 0 6.00 0 0 0 0 0.7601 0.7601 0 0 2567 0 0.76010.7497 0.7497 0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7402 0.7402 0 0 2568 0 0.74020.7544 0.7544 -0.0007 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2572 0 0.75970.7663 0.7663 -0.0005 0 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 2583 0 0.77030.7663 0.7663 0.0008 0.0003 6.00 2198.27 2181 0.64 0.40 0.7602 0.7602 0.0021 7.4706 2583 0.0029 0.76340.7634 0.7634 0.0017 0.0007 6.00 1028.58 1011 0.64 0.40 0.7504 0.7504 0.0044 15.8758 2580 0.0062 0.75730.7573 0.7573 0.0021 0.0010 6.00 787.64 770 0.64 0.40 0.7404 0.7404 0.0057 20.4820 2575 0.0080 0.74930.7493 0.7493 0.0037 0.0017 6.00 450.08 433 0.64 0.40 0.7201 0.7201 0.0098 35.2801 2567 0.0137 0.73560.7356 0.7356 0.0070 0.0031 6.00 234.82 217 0.64 0.40 0.6806 0.6806 0.0183 65.7702 2554 0.0257 0.70980.7098 0.7098 0.0112 0.0050 6.00 141.20 124 0.64 0.40 0.6216 0.6216 0.0288 103.6875 2530 0.0410 0.66880.6688 0.6688 0.0136 0.0061 6.00 109.65 92 0.64 0.40 0.5618 0.5618 0.0339 122.1221 2492 0.0490 0.61980.6198 0.6198 0.0150 0.0067 6.00 92.55 75 0.64 0.40 0.5023 0.5023 0.0359 129.0892 2446 0.0528 0.56710.5671 0.5671 0.0146 0.0065 6.00 86.94 69 0.64 0.40 0.4526 0.4526 0.0334 120.2476 2397 0.0502 0.5169
620.0251
Kh1/a h2/a µ
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
163
Tabel 5.35. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 4 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.1857 0.1857 -0.0171 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2041 0 0.18570.2709 0.2709 -0.0099 0 6.00 0 0 0 0 0.3486 0.3486 0 0 2120 0 0.27090.3327 0.3327 -0.0068 0 6.00 0 0 0 0 0.3864 0.3864 0 0 2178 0 0.33270.3905 0.3905 -0.0059 0 6.00 0 0 0 0 0.4369 0.4369 0 0 2232 0 0.39050.4622 0.4622 -0.0064 0 6.00 0 0 0 0 0.5126 0.5126 0 0 2299 0 0.46220.5425 0.5425 -0.0067 0 6.00 0 0 0 0 0.5950 0.5950 0 0 2374 0 0.54250.6379 0.6379 -0.0073 0 6.00 0 0 0 0 0.6948 0.6948 0 0 2463 0 0.63790.7086 0.7086 -0.0064 0 6.00 0 0 0 0 0.7589 0.7589 0 0 2529 0 0.70860.7380 0.7380 -0.0028 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2557 0 0.73800.7406 0.7406 0.0000 0.0000 6.00 66137 66119 0.64 0.40 0.7404 0.7404 0.0001 0.2359 2559 0.0001 0.74050.7405 0.7405 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7595 0.7595 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0039 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0026 0 6.00 0 0 0 0 0.7606 0.7606 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7507 0.7507 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7407 0.7407 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 0.0026 0.0012 6.00 640.04 622 0.64 0.40 0.7202 0.7202 0.0068 24.3727 2559 0.0095 0.73100.7310 0.7310 0.0063 0.0028 6.00 257.70 240 0.64 0.40 0.6812 0.6812 0.0165 59.3686 2550 0.0233 0.70770.7077 0.7077 0.0108 0.0048 6.00 146.46 129 0.64 0.40 0.6229 0.6229 0.0276 99.5092 2528 0.0394 0.66830.6683 0.6683 0.0134 0.0060 6.00 111.77 94 0.64 0.40 0.5634 0.5634 0.0332 119.6722 2492 0.0480 0.62030.6203 0.6203 0.0148 0.0066 6.00 93.84 76 0.64 0.40 0.5043 0.5043 0.0354 127.4527 2447 0.0521 0.56820.5682 0.5682 0.0144 0.0065 6.00 88.00 70 0.64 0.40 0.4549 0.4549 0.0331 119.1539 2398 0.0497 0.5185
549.7652
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
164
Tabel 5.36. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 5 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.1852 0.1852 -0.0172 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2040 0 0.18520.2697 0.2697 -0.0101 0 6.00 0 0 0 0 0.3486 0.3486 0 0 2119 0 0.26970.3314 0.3314 -0.0070 0 6.00 0 0 0 0 0.3864 0.3864 0 0 2177 0 0.33140.3893 0.3893 -0.0061 0 6.00 0 0 0 0 0.4369 0.4369 0 0 2231 0 0.38930.4608 0.4608 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.5126 0.5126 0 0 2298 0 0.46080.5410 0.5410 -0.0069 0 6.00 0 0 0 0 0.5950 0.5950 0 0 2373 0 0.54100.6362 0.6362 -0.0075 0 6.00 0 0 0 0 0.6948 0.6948 0 0 2462 0 0.63620.7069 0.7069 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.7589 0.7589 0 0 2528 0 0.70690.7369 0.7369 -0.0030 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2556 0 0.73690.7402 0.7402 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7404 0.7404 0 0 2559 0 0.74020.7496 0.7496 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7595 0.7595 0 0 2567 0 0.74960.7617 0.7617 -0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2579 0 0.76170.7617 0.7617 0.0001 0.0001 6.00 12009 11991 0.64 0.40 0.7606 0.7606 0.0004 1.3552 2579 0.0005 0.76120.7612 0.7612 0.0013 0.0006 6.00 1273.75 1256 0.64 0.40 0.7507 0.7507 0.0035 12.7636 2578 0.0050 0.75620.7562 0.7562 0.0020 0.0009 6.00 854.20 837 0.64 0.40 0.7407 0.7407 0.0052 18.8474 2574 0.0073 0.74890.7489 0.7489 0.0037 0.0016 6.00 457.73 440 0.64 0.40 0.7202 0.7202 0.0096 34.6624 2567 0.0135 0.73540.7354 0.7354 0.0069 0.0031 6.00 238.08 221 0.64 0.40 0.6812 0.6812 0.0180 64.8475 2554 0.0254 0.71000.7100 0.7100 0.0111 0.0050 6.00 143.03 125 0.64 0.40 0.6229 0.6229 0.0284 102.4023 2530 0.0405 0.66960.6696 0.6696 0.0135 0.0060 6.00 110.69 93 0.64 0.40 0.5634 0.5634 0.0337 121.1653 2493 0.0486 0.62090.6209 0.6209 0.0149 0.0066 6.00 93.42 76 0.64 0.40 0.5043 0.5043 0.0356 128.2169 2447 0.0524 0.56860.5686 0.5686 0.0145 0.0065 6.00 87.79 70 0.64 0.40 0.4549 0.4549 0.0332 119.5428 2398 0.0498 0.5187
603.8035
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
165
Tabel 5.37. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 1 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.1079 0.1079 -0.0272 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1968 0 0.10790.1841 0.1841 -0.0213 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2039 0 0.18410.2486 0.2486 -0.0181 0 6.00 0 0 0 0 0.3897 0.3897 0 0 2100 0 0.24860.3101 0.3101 -0.0166 0 6.00 0 0 0 0 0.4399 0.4399 0 0 2157 0 0.31010.3809 0.3809 -0.0177 0 6.00 0 0 0 0 0.5189 0.5189 0 0 2223 0 0.38090.4585 0.4585 -0.0180 0 6.00 0 0 0 0 0.5993 0.5993 0 0 2296 0 0.45850.5483 0.5483 -0.0193 0 6.00 0 0 0 0 0.6991 0.6991 0 0 2379 0 0.54830.6251 0.6251 -0.0173 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2451 0 0.62510.6715 0.6715 -0.0113 0 6.00 0 0 0 0 0.7600 0.7600 0 0 2495 0 0.67150.6936 0.6936 -0.0060 0 6.00 0 0 0 0 0.7401 0.7401 0 0 2515 0 0.69360.7144 0.7144 -0.0058 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2535 0 0.71440.7328 0.7328 -0.0048 0 6.00 0 0 0 0 0.7702 0.7702 0 0 2552 0 0.73280.7411 0.7411 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7601 0.7601 0 0 2560 0 0.74110.7449 0.7449 -0.0007 0 6.00 0 0 0 0 0.7503 0.7503 0 0 2563 0 0.74490.7461 0.7461 0.0007 0.0003 6.00 2231.14 2214 0.64 0.40 0.7403 0.7403 0.0020 7.0716 2564 0.0028 0.74340.7434 0.7434 0.0030 0.0013 6.00 554.59 537 0.64 0.40 0.7200 0.7200 0.0079 28.2916 2562 0.0110 0.73230.7323 0.7323 0.0067 0.0030 6.00 245.44 228 0.64 0.40 0.6803 0.6803 0.0174 62.5068 2551 0.0245 0.70780.7078 0.7078 0.0112 0.0050 6.00 141.34 124 0.64 0.40 0.6205 0.6205 0.0287 103.1457 2528 0.0408 0.66700.6670 0.6670 0.0137 0.0061 6.00 109.18 92 0.64 0.40 0.5605 0.5605 0.0339 122.1500 2490 0.0490 0.61800.6180 0.6180 0.0151 0.0067 6.00 91.73 74 0.64 0.40 0.5005 0.5005 0.0360 129.6583 2445 0.0530 0.56490.5649 0.5649 0.0146 0.0066 6.00 86.23 69 0.64 0.40 0.4507 0.4507 0.0335 120.5508 2395 0.0503 0.5146
573.3749
Kh1/a h2/a µ
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
166
Tabel 5.38. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 2 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.0806 0.0806 -0.0305 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1943 0 0.08060.1453 0.1453 -0.0261 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2003 0 0.14530.2054 0.2054 -0.0234 0 6.00 0 0 0 0 0.3892 0.3892 0 0 2059 0 0.20540.2653 0.2653 -0.0222 0 6.00 0 0 0 0 0.4396 0.4396 0 0 2115 0 0.26530.3332 0.3332 -0.0235 0 6.00 0 0 0 0 0.5176 0.5176 0 0 2179 0 0.33320.4081 0.4081 -0.0242 0 6.00 0 0 0 0 0.5983 0.5983 0 0 2249 0 0.40810.4940 0.4940 -0.0260 0 6.00 0 0 0 0 0.6979 0.6979 0 0 2329 0 0.49400.5712 0.5712 -0.0240 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2401 0 0.57120.6255 0.6255 -0.0172 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2452 0 0.62550.6587 0.6587 -0.0104 0 6.00 0 0 0 0 0.7402 0.7402 0 0 2483 0 0.65870.6862 0.6862 -0.0093 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2508 0 0.68620.7099 0.7099 -0.0077 0 6.00 0 0 0 0 0.7705 0.7705 0 0 2530 0 0.70990.7243 0.7243 -0.0046 0 6.00 0 0 0 0 0.7604 0.7604 0 0 2544 0 0.72430.7318 0.7318 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7505 0.7505 0 0 2551 0 0.73180.7342 0.7342 -0.0008 0 6.00 0 0 0 0 0.7405 0.7405 0 0 2553 0 0.73420.7342 0.7342 0.0018 0.00 6.00 908.56 891.01 0.64 0.40 0.7200 0.7200 0.0047 16.9502 2553 0.0066 0.72750.7275 0.7275 0.0060 0.00 6.00 271.42 253.87 0.64 0.40 0.6805 0.6805 0.0155 55.9717 2547 0.0220 0.70560.7056 0.7056 0.0108 0.00 6.00 146.60 129.05 0.64 0.40 0.6211 0.6211 0.0275 98.9688 2526 0.0392 0.66640.6664 0.6664 0.0134 0.01 6.00 111.07 93.52 0.64 0.40 0.5611 0.5611 0.0333 119.8957 2490 0.0482 0.61820.6182 0.6182 0.0149 0.01 6.00 92.79 75.24 0.64 0.40 0.5013 0.5013 0.0356 128.2537 2445 0.0525 0.56580.5658 0.5658 0.0145 0.01 6.00 87.04 69.49 0.64 0.40 0.4517 0.4517 0.0332 119.6905 2396 0.0500 0.5158
539.7307
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
167
Tabel 5.39. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 3 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.0826 0.0826 -0.0302 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1945 0 0.08260.1479 0.1479 -0.0257 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2006 0 0.14790.2081 0.2081 -0.0230 0 6.00 0 0 0 0 0.3888 0.3888 0 0 2062 0 0.20810.2680 0.2680 -0.0218 0 6.00 0 0 0 0 0.4394 0.4394 0 0 2118 0 0.26800.3357 0.3357 -0.0230 0 6.00 0 0 0 0 0.5166 0.5166 0 0 2181 0 0.33570.4105 0.4105 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.5976 0.5976 0 0 2251 0 0.41050.4961 0.4961 -0.0256 0 6.00 0 0 0 0 0.6971 0.6971 0 0 2331 0 0.49610.5728 0.5728 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2402 0 0.57280.6267 0.6267 -0.0171 0 6.00 0 0 0 0 0.7606 0.7606 0 0 2453 0 0.62670.6597 0.6597 -0.0103 0 6.00 0 0 0 0 0.7403 0.7403 0 0 2484 0 0.65970.6869 0.6869 -0.0092 0 6.00 0 0 0 0 0.7594 0.7594 0 0 2509 0 0.68690.7104 0.7104 -0.0077 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2531 0 0.71040.7247 0.7247 -0.0046 0 6.00 0 0 0 0 0.7607 0.7607 0 0 2544 0 0.72470.7321 0.7321 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7507 0.7507 0 0 2551 0 0.73210.7344 0.7344 -0.0008 0 6.00 0 0 0 0 0.7407 0.7407 0 0 2553 0 0.73440.7344 0.7344 0.0018 0.0008 6.00 898.86 881 0.64 0.40 0.7201 0.7201 0.0048 17.1421 2553 0.0067 0.72770.7277 0.7277 0.0060 0.0027 6.00 272.16 255 0.64 0.40 0.6808 0.6808 0.0155 55.8401 2547 0.0219 0.70580.7058 0.7058 0.0107 0.0048 6.00 147.11 130 0.64 0.40 0.6216 0.6216 0.0274 98.6768 2527 0.0391 0.66670.6667 0.6667 0.0134 0.0060 6.00 111.29 94 0.64 0.40 0.5616 0.5616 0.0333 119.7633 2490 0.0481 0.61860.6186 0.6186 0.0149 0.0067 6.00 93.00 75 0.64 0.40 0.5019 0.5019 0.0356 128.0941 2445 0.0524 0.56630.5663 0.5663 0.0145 0.0065 6.00 87.28 70 0.64 0.40 0.4524 0.4524 0.0332 119.5206 2396 0.0499 0.5164
539.0370
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
168
Tabel 5.40. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 4 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.0846 0.0846 -0.0300 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1947 0 0.08460.1513 0.1513 -0.0242 0 6.00 0 0 0 0 0.3413 0.3413 0 0 2009 0 0.15130.2124 0.2124 -0.0204 0 6.00 0 0 0 0 0.3722 0.3722 0 0 2066 0 0.21240.2728 0.2728 -0.0185 0 6.00 0 0 0 0 0.4177 0.4177 0 0 2122 0 0.27280.3411 0.3411 -0.0184 0 6.00 0 0 0 0 0.4859 0.4859 0 0 2186 0 0.34110.4164 0.4164 -0.0200 0 6.00 0 0 0 0 0.5736 0.5736 0 0 2256 0 0.41640.5025 0.5025 -0.0223 0 6.00 0 0 0 0 0.6774 0.6774 0 0 2337 0 0.50250.5794 0.5794 -0.0225 0 6.00 0 0 0 0 0.7557 0.7557 0 0 2408 0 0.57940.6063 0.6063 -0.0200 0 6.00 0 0 0 0 0.7632 0.7632 0 0 2434 0 0.60630.6469 0.6469 -0.0120 0 6.00 0 0 0 0 0.7412 0.7412 0 0 2471 0 0.64690.6789 0.6789 -0.0100 0 6.00 0 0 0 0 0.7577 0.7577 0 0 2501 0 0.67890.7056 0.7056 -0.0085 0 6.00 0 0 0 0 0.7724 0.7724 0 0 2526 0 0.70560.7218 0.7218 -0.0051 0 6.00 0 0 0 0 0.7621 0.7621 0 0 2541 0 0.72180.7303 0.7303 -0.0027 0 6.00 0 0 0 0 0.7514 0.7514 0 0 2549 0 0.73030.7332 0.7332 -0.0011 0 6.00 0 0 0 0 0.7417 0.7417 0 0 2552 0 0.73320.7332 0.7332 0.0016 0.0007 6.00 1045.78 1028 0.64 0.40 0.7209 0.7209 0.0041 14.6966 2552 0.0058 0.72740.7274 0.7274 0.0055 0.0025 6.00 296.58 279 0.64 0.40 0.6844 0.6844 0.0142 51.2130 2547 0.0201 0.70730.7073 0.7073 0.0098 0.0044 6.00 161.98 144 0.64 0.40 0.6307 0.6307 0.0250 89.9083 2528 0.0356 0.67180.6718 0.6718 0.0125 0.0056 6.00 120.34 103 0.64 0.40 0.5738 0.5738 0.0311 112.0108 2495 0.0449 0.62690.6269 0.6269 0.0138 0.0062 6.00 101.51 84 0.64 0.40 0.5185 0.5185 0.0332 119.6909 2453 0.0488 0.57810.5781 0.5781 0.0137 0.0061 6.00 94.39 77 0.64 0.40 0.4706 0.4706 0.0317 113.9869 2407 0.0474 0.5307
501.5066
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
169
Tabel 5.41. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 5 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air
di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)
0.0866 0.0866 -0.0297 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1948 0 0.08660.1547 0.1547 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.3413 0.3413 0 0 2012 0 0.15470.2166 0.2166 -0.0198 0 6.00 0 0 0 0 0.3722 0.3722 0 0 2070 0 0.21660.2777 0.2777 -0.0178 0 6.00 0 0 0 0 0.4177 0.4177 0 0 2127 0 0.27770.3465 0.3465 -0.0178 0 6.00 0 0 0 0 0.4859 0.4859 0 0 2191 0 0.34650.4222 0.4222 -0.0193 0 6.00 0 0 0 0 0.5736 0.5736 0 0 2262 0 0.42220.5089 0.5089 -0.0215 0 6.00 0 0 0 0 0.6774 0.6774 0 0 2343 0 0.50890.5860 0.5860 -0.0216 0 6.00 0 0 0 0 0.7557 0.7557 0 0 2415 0 0.58600.5860 0.5860 -0.0226 0 6.00 0 0 0 0 0.7632 0.7632 0 0 2415 0 0.58600.6340 0.6340 -0.0137 0 6.00 0 0 0 0 0.7412 0.7412 0 0 2459 0 0.63400.6709 0.6709 -0.0111 0 6.00 0 0 0 0 0.7577 0.7577 0 0 2494 0 0.67090.7009 0.7009 -0.0091 0 6.00 0 0 0 0 0.7724 0.7724 0 0 2522 0 0.70090.7189 0.7189 -0.0055 0 6.00 0 0 0 0 0.7621 0.7621 0 0 2539 0 0.71890.7285 0.7285 -0.0029 0 6.00 0 0 0 0 0.7514 0.7514 0 0 2548 0 0.72850.7320 0.7320 -0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7417 0.7417 0 0 2551 0 0.73200.7320 0.7320 0.0014 0.0006 6.00 1160.54 1143 0.64 0.40 0.7209 0.7209 0.0037 13.2099 2551 0.0052 0.72680.7268 0.7268 0.0054 0.0024 6.00 300.89 283 0.64 0.40 0.6844 0.6844 0.0140 50.4108 2546 0.0198 0.70700.7070 0.7070 0.0097 0.0043 6.00 162.63 145 0.64 0.40 0.6307 0.6307 0.0249 89.4818 2528 0.0354 0.67160.6716 0.6716 0.0125 0.0056 6.00 120.53 103 0.64 0.40 0.5738 0.5738 0.0311 111.7891 2495 0.0448 0.62680.6268 0.6268 0.0138 0.0062 6.00 101.59 84 0.64 0.40 0.5185 0.5185 0.0332 119.5770 2453 0.0488 0.57800.5780 0.5780 0.0137 0.0061 6.00 94.43 77 0.64 0.40 0.4706 0.4706 0.0316 113.9287 2407 0.0473 0.5307
498.3974
h1/a h2/a µ K
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
170
Selanjutnya, setelah diketahui debit yang keluar dari pintu klep di masing-
masing muara saluran drainase, debit-debit tersebut dijadikan data input dari
saluran drainase untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada saluran drainase
utama yaitu Sungai Sringin dan Sungai Tenggang. Debit dari masing-masing
saluran drainase yang akan dijadikan input pada HEC-RAS saluran drainase
primer dapat dilihat pada Tabel 5.42 berikut :
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
171
Tabel 5.42. Data debit pada masing-masing muara saluran drainase
D. Tenggang 1 D. Tenggang 2 D. Tenggang 3 D. Tenggang 4 D. Tenggang 5 D. Sringin 1 D. Sringin 2 D. Sringin 3 D. Sringin 4 D. Sringin 5Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow
m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det
1 17Aug2003 2400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 18Aug2003 0100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 18Aug2003 0200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 18Aug2003 0300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 18Aug2003 0400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 18Aug2003 0500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 18Aug2003 0600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 18Aug2003 0700 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 18Aug2003 0800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 18Aug2003 0900 0 0 0 0.0001 0 0 0 0 0 011 18Aug2003 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012 18Aug2003 1100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 18Aug2003 1200 0 0 0.0017 0 0.0003 0 0 0 0 014 18Aug2003 1300 0.0028 0 0.0035 0 0.0029 0 0 0 0 015 18Aug2003 1400 0.0000 0 0.0042 0 0.0040 0.0020 0 0 0 016 18Aug2003 1500 0.0117 0.0067 0.0073 0.0056 0.0074 0.0079 0.0059 0.0056 0.0048 0.003717 18Aug2003 1600 0.0194 0.0131 0.0138 0.0130 0.0138 0.0173 0.0206 0.0192 0.0176 0.014718 18Aug2003 1700 0.0296 0.0191 0.0213 0.0208 0.0213 0.0285 0.0392 0.0364 0.0332 0.027919 18Aug2003 1800 0.0339 0.0184 0.0237 0.0235 0.0240 0.0334 0.0519 0.0483 0.0449 0.037720 18Aug2003 1900 0.0353 0.0179 0.0240 0.0238 0.0243 0.0351 0.0599 0.0557 0.0519 0.043221 18Aug2003 2000 0.0324 0.0146 0.0212 0.0210 0.0215 0.0322 0.0607 0.0563 0.0533 0.0441
DateNo.
NAMA SALURAN
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
172
Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan program HEC-
RAS pada saluran drainase dengan input data debit pada hulu dan hilir saluran
drainase utama dapat dilihat pada Gambar 5.23 – 5.26
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
Plan: PLAN 2 River: DRAINASE 7 Reach: TENGGANG RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.23. Hasil perhitungan pada hulu saluran drainase utama
Tenggang
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.20
-0.15
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15Plan: PLAN 2 River: DRAINASE 6 Reach: TENGGANG RS: 325.5
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.24. Hasil perhitungan pada hilir saluran drainase utama
Tenggang
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
173
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.00000010
-0.00000005
0.00000000
0.00000005
0.00000010
0.00000015
0.00000020Plan: PLAN 2 River: SRINGIN Reach: SRINGIN 4 RS: 0
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.25. Hasil perhitungan pada hulu saluran drainase utama Sringin
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8Plan: PLAN 2 River: SRINGIN Reach: SRINGIN 1 RS: 1766
Time
Stag
e (m
)
Flow
(m3/
s)
Legend
Stage
Flow
Gambar 5.26. Hasil perhitungan pada hilir saluran drainase utama Sringin
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
174
5.6. Pintu Klep Perencanaan pintu menggunakan konstruksi pintu Klep diupayakan sesuai
dengan kriteria yang diinginkan, baik dari segi konstruksi, kualitas, fungsi,
manfaat, maupun pembiayaan sehingga harus direncanakan dengan baik dan
benar. Perencanaan ini didasarkan pada pertimbangan teknis dengan tidak
mengabaikan pertimbangan non teknis.
Konstruksi pintu klep dimaksudkan untuk membatasi air yang akan masuk
maupun keluar dari masing-masing tambak. Pada masing-masing tambak
terdapat minimal 2 buah pintu klep yang mempunyai fungsi yang berbeda. Pintu
klep pada saluran sekunder / saluran pasok berfungsi mengalirkan air segar dari
saluran primer. Sedangkan pintu klep pada saluran drainase / saluran buang
berfungsi mengalirkan air kotor / buangan dari tambak menuju saluran drainase
primer. Perencanaan pintu klep direncanakan berdasarkan tekanan air tertinggi
yaitu pada saat terjadi pasang tertinggi paling tinggi.
5.6.1. Perencanaan Pintu Klep
5.6.1.1 Kondisi Perencanaan
1. Kondisi air dalam saluran di posisi max = 2,40 m dengan kondisi pintu
tertutup
2. Data penampang sungai pada rencana lokasi pintu klep adalah :
• Lebar saluran terbesar : 7,00 meter
• Elevasi dasar saluran : ± 0,00 meter
• Elevasi air dalam saluran sekunder / drainase tertinggi : +2,40 meter
(pada saat pasang tertinggi paling tinggi)
• Elevasi air dalam saluran primer saat surut : +1,42 meter
(pada saat pasang tertinggi paling tinggi)
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
175
2,40 m
63,43
+1,42 m
+0,00 m
+2,40 m
Gambar 5.27. Penampang Pintu Klep
5.6.1.2 Dimensi Pintu Klep
1. Direncanakan lebar pintu klep 2 m
Jumlah pintu klep diambil 3 buah
Jumlah pilar = 3-1 = 2 buah
Maka tebal pilar = ( 7 –( 2.3 )) : 2 = 0,50 m
2. Hlubang = (+2,40) - (+0,00) = 2,40 m
3. Kemiringan pintu 2 : 1; α = arc tan (2/1) = 63,430
4. H pintu = H lubang / sin α = 2,40 / sin 63,430 = 2,68 m ≈ 2,70 m
5. H pintu efektif = H pintu + panjang pegangan + panjang jagaan
= 2,70 + (0,5 / sin α) + (0,5 / sin α)
= 3,81 m ≈ 4,0 m
6. B efektif = 2 m
• Hpintu efefektif = 4,0 m
• Beffektif = 2,0 m
5.6.1.3 Perhitungan Pintu Klep
Pintu klep ini direncanakan terbuat dari profil baja yang digunakan sebagai
kerangka vertikal atau horisontal sebagai penguat terhadap lembaran plat baja.
Perhitungan pintu klep ini meliputi :
• Dimensi balok vertikal dan balok horisontal
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
176
d1
x1
y1
+2,40 m
h1
Ph1
Pv1
+0,00 ma
x2
Pv2
y2
Ph2
+1,42 m
d1
+0,00 ma
h2
• Perhitungan tebal plat
• Operasi pintu klep
• Dinding penahan tanah
5.6.1.4 Perhitungan Balok Vertikal
Balok vertikal sebagai kerangka pintu klep ini terdiri dari dua balok yang
ditempatkan pada sisi-sisi pintu klep.
1. Gaya-gaya yang bekerja
a. Distribusi tekanan air dalam tambak pada balok vertikal
γair = 1 t / m 3
α = 63,430
Sin α = 2 / 5
Cos α = 1/ 5
Tan α = 2
B (lebar pintu ) = 2 m
Gambar 5.28. Distribusi Tekanan Air dalam Tambak pada Balok Vertikal
d1 = h1 / tan α = 2,40 / 2 = 1,20 m
x1 = (1/3) d1 = 1/3.1,20 = 0,40 m
1y = (1/3) 1h = 1/3. 2,40 = 0,80 m
b. Distribusi tekanan air surut pada balok vertikal
Gambar 5.29. Distribusi Tekanan Air Surut pada Balok Vertikal
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
177
d2 = h2 / tan α = 1,42 / 2 = 0,71 m
x2 = (1/3) d2 = 1/3.0,71 = 0,24 m
2y = (1/3) 2h = 1/3. 1,42 = 0,47 m
Gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh 2 balok vertikal di sisi kanan dan kiri,
untuk itu gaya-gaya yang bekerja dibagi menjadi dua :
Pv1 = 1 1. .(1/ 2). .( / 2)d h Bγ
= 1.1,20.1/2.2,40.(2/2)
= 1,44 ton
Pv2 = 2 2. .(1/ 2). .( / 2)d h Bγ
= 1.0,71.1/2.1,42.(2/2)
= 0,5041 ton
1 1 1. .(1/ 2). .( / 2)Ph h h Bγ=
= 1.2,40.1/2.2,40.( 2/2 )
= 2,88 ton
2 2 2. .(1/ 2). .( / 2)Ph h h Bγ=
= 1.1,42.1/2.1,42.( 2/2 )
= 1,0082 ton
2. Dimensi Balok Vertikal
Momen maksimum = | maksM |
| maksM | = 1 1 1 1 2 2 2 2( . ) ( . ) ( . ) ( . )pv x ph y pv x ph y− − − +
= -(1,44.0,40) – (2,88.0,80) – (0,5041.0,24) + (1,0082.0,47)
= -2,527 tm
Momen maksimum = -2,527 tm = 2,527.10 5 kg.cm
ijinσ = 1600 kg / 2cm
W = M / σ
= 2,527.10 5 /1600
= 157,93 cm 3
Dicoba baja DIN 15 , xW = 253 cm3, Ix = 1900 cm4
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
178
3. Kontrol Tegangan
σ = M / W
= 2,527.105 / 253
= 998,814 kg / cm2 ≤ ijinσ = 1600 kg / cm2 (AMAN)
5.6.1.5 Perhitungan Balok Horizontal
Perhitungan balok horizontal direncanakan terhadap balok yang menerima
tegangan maksimum tergantung pada kedalaman penempatan balok tersebut.
1. Penempatan Balok Horisontal
+0,00 m
II
I
2,40 - y
y
x
2,40 m
1,20
a
+2,40 m
Atotal = ½ . 1,20 . 2,40 = 1,44 m2
AI = AII = Atotal / 2 = 1,44 / 2 = 0,72 m2
AII = x. (2,40 – y) / 2
0,72 = x. (2,40 – y) / 2
x = 1,44 / ( 2,40 – y)
AI = ((x + 1,20) / 2) . y
1,44 = (((1,44 / (2,40 – y)) + 1,20) . y))
(1,44 – 1,20y) (2,40 – y) = 1,44 y
1,20 y2 – 5,76 y + 3,456 = 0
y = 0,70 m
x = 1,44 / (2,40 – y)
= 1,44 / (2,40 – 0,70)
= 0,847 m ~ 0,85 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
179
a
1,20 m
0,70 m
x'1x'2
x’1 = (1/3) . 0,70 = 0,233 m
x’2 = (1/2) . 0,70 = 0,35 m
x1 = {(x’2 – x’1)} / 2 + x’1
= {(0,35 – 0,233)} / 2 + 0,233 = 0,2915 m
x2 = (1/3) . 0,70
= 0,566 m
Sehingga penempatan balok horizontal pada pintu klep adalah sbb:
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
180
+0,00 ma
q1
q21,134 m
0,976 m
0,29 m
+2,40 m
Gambar 5.30. Penempatan Balok Horisontal
2. Dimensi Balok Horisontal
Diperkirakan balok horizontal yang menerima tegangan maksimum adalah
balok yang menerima tegangan q1, jadi yang diperiksa adalah balok tersebut.
q = (0,85 + 1,20) / 2
= 1,025 t/m
200 cm
q1 = 1,025 t/m = 10,25 kg/cm
Mmaksimum = (1/8). q. l2
= (1/8) . 10,25 . 2002
= 51250 kgm
σijin = 1600 kg / cm2
W = M / σijin
= 51250 / 1600
= 32,031 cm3
Dicoba dengan baja [ 12 , Wx = 60,7 cm3
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
181
Ix = 364 cm4
3. Kontrol Tegangan
σ = M / W
= 51250 / 60,7
= 844,316 kg / cm3 < 1600 kg / cm3 (AMAN)
5.6.1.6 PerhitunganTebal Pelat
Perhitungan untuk tebal plat dipakai rumus Back Formula 22
2 2
12
a bk pa b t
σ⎛ ⎞ ⎡ ⎤= ⎜ ⎟ ⎢ ⎥+ ⎣ ⎦⎝ ⎠
Dimana : σ = tegangan yang diijinkan (1600 kg/cm2)
k = koefisien, diambil k = 0,8
a = lebar plat yang ditinjau (m)
b = panjang plat yang ditinjau (m)
t = tebal plat yang dicari (m)
p = beban terpusat masing-masing bentang (kg)
1. Gaya-gaya yang bekerja pada pelat
• Distribusi tekanan air dalam saluran sekunder maksimum pada pelat
PC
PB
PA
2,40 m2,255 m
1,622 m
0,567 m
Gambar 5.31. Distribusi Tekanan Air dalam Saluran Sekunder Maksimum
pada Pelat Pintu
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
182
• Distribusi tekanan air saluran sungai maksimum pada pelat
0,078 m0,643 m
1,275 m1,42 m
PD
PE
PF
Gambar 5.32. Distribusi Tekanan Air Saluran Sungai Maksimum pada
Pelat
PA = γ . 0,567
= 0,567 t/m2 = 0,0567 kg/cm2
PB = γ . 1,622
= 1,622 t/m2 = 0,1622 kg/cm2
PC = γ . 2,255
= 2,255 t/m2 = 0,2255 kg/cm2
PD = γ . 0,078
= 0,078 t/m2 = 0,0078 kg/cm2
PE = γ . 0,643
= 0,643 t/m2 = 0,0643 kg/cm2
PF = γ . 1,275
= 1,275 t/m2 = 0,1275 kg/cm2
Pada Bentang I → P = PA - PD = 0,0567 – 0,0078 = 0,0489 kg/cm2
Pada Bentang II → P = PB -– PE = 0,1622 – 0,0643 = 0,0979 kg/cm2
Pada Bentang III → P = PC - PF = 0,2255 – 0,1275 = 0,0980 kg/cm2
2. Tebal Plat
Luasan I → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 113,42)).(113,4 / t)2.0,0489
t = 0,345 cm
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
183
Luasan II → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 97,42)).(97,4 / t)2.0,0979
t = 0,433 cm
Luasan III → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 292)).(29 / t)2.0,0980
t = 0,142 cm
Tebal pelat terbesar = 0,433 cm
Alokasi korosi = 0,2 cm
Tebal pelat baja yang digunakan = 0,433 + 0,2 = 0,633 ≈ 0,65 cm
5.6.1.7 Perhitungan Berat Pintu
Berat jenis baja ( γbaja) = 7,85 t/m3 = 7850 kg / m3
Berat baja DIN 15 = 37,2 kg/m untuk balok vertikal
Berat baja [ 12 = 13,4 kg/m untuk balok horisontal
Pelat baja = 2,0. 2,40.0,0065.7850 = 244,92 kg
Balok vertikal = 2 . 4,0. 37,2 = 297,6 kg
Balok horizontal = 5 . 2,0 . 13,4 = 134 kg
Berat pintu = berat (pelat baja + balok vertikal + balok horisontal)
= 244,92 + 297,6 + 134
= 676,52 kg
5.6.2. Operasi Pintu
5.6.2.1 Pintu klep pada saluran sekunder
Pintu klep pada saluran sekunder berfungsi untuk menahan air dari dalam
saluran saat air mulai surut. Pintu ini direncanakan dalam keadaan tertutup akibat
tekanan air dari dalam saluran sekunder dan tekanan air dalam saluran primer
saat mulai surut.
Pintu klep ini akan beroperasi membuka dan menutup apabila momen yang
ditimbulkan oleh tekanan air dalam saluran pada hilir pintu (momen tahan) sama
dengan besar momen yang diakibatkan oleh tekanan air dari saluran primer pada
hulu pintu klep (momen buka).
Direncanakan pintu klep dalam kondisi akan tertutup pada elevasi muka air
di saluran + 0 m pada hilir pintu klep dan + 0,32 m di hulu pintu klep dan akan
mulai membuka bila elevasi di hulu pintu klep berada diatas elevasi +0,32 m dan
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
184
akan menutup kembali bila elevasi di hilir pintu klep lebih tinggi daripada di hulu
pintu klep.
P2
h3
h2
Gc
GpX2
+0,00 m
X4
X3
Gambar 5.33. Pintu Klep pada Saluran Sekunder
H eff pintu = 4,0 m
α = arc tan 2/1 = 63,430
h1 = 0 m
h2 = 0,33 m
h3 = 2,40 + (0,56 sin α)
= 2,40 + (0,56. 2 / √5)
= 2,90 m
x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56
= [(2/3) . (0 / (2 / √5))] + 0,56
= 0,56 m
x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]
= [(2,90 /( 2 / √5)) – (1/3) . (0,33/ (2 / √5)]
= 3,12 m
x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m
x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)
= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)
= 0,271 m
GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton
MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
185
( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )
21 1 eff pintu 1
4
1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin
.
MT h B h H h
GP x
γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+
= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]
+(0,677.0,271)
= 5h12 -0,466 h1
3 + 0,1835
Direncanakan H = 0, m atau pada elevasi muka air +0,00 m
MT = -0,466 h12 + 5 h1
3 + 0,1835
MT = -0,466 (0,00)2 + 5 (0,00)3 + 0,1835
MT = 0,1835 tm
MB = momen buka = P2 . x2
= 0,128.3,144
= 0,4024 tm
MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka
Untuk itu diperlukan counterweight agar pintu dapat menutup (MB=MT). Berat
counterweight yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
MB = MT => merupakan kondisi pintu agar tertutup
MT = MB
0,1835 + Ge. x3 = P2 . x2
0,1835 + Ge. 0,25 = 0,4024
Ge = 0,88 t ≈ 880 kg
Jadi berat counterweight yang dibutuhkan adalah 0,88 ton atau 880 kg
Kontrol keadaan pintu klep apakah akan membuka atau menutup pada
kondisi-kondisi dibawah ini
1. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,3487 m dan muka air dalam saluran =
+0,0826 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
186
P2P1
h3
h2
Gc
GpX2
X3
X4
X1
+0,00 mh1
Gambar 5.34. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Kondisi di Hulu Pintu
Klep +0,3487 m dan Muka Air dalam Saluran = +0,0826 m
H eff pintu = 4,0 m
α = arc tan 2/1 = 63,430
h1 = 0,0826 m
h2 = 0,3487 m
h3 = 2,40 + (0,56 sin α)
= 2,40 + (0,56. 2 / √5)
= 2,90 m
x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56
= [(2/3) . (0,0826 / (2 / √5))] + 0,56
= 0,62 m
x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]
= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,3487 / (2 / √5)]
= 3,112 m
x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m
x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)
= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)
= 0,271 m
GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton
MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
187
( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )
21 1 eff pintu 1
4
1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin
.
MT h B h H h
GP x
γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+
= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]
+(0,677.0,271)
= 5h12 -0,466 h1
3 + 0,1835
Direncanakan H = 0,0826 m atau pada elevasi muka air +0,0826 m
MT = -0,466 h12 + 5 h1
3 + 0,1835 + Ge. x3
MT = -0,466 (0,0826)2 + 5 (0,0826)3 + 0,1835 + 0,88. 0,25
MT = 0,4031 tm
MB = momen buka = P2 . x2
= 0,152.3,112
= 0,4730 tm
MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka
2. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,7199 m dan muka air tambak +0,7344 m
P2
P1
h3
h2
Gc
GpX2
X1
+0,00 m
h1
X4
X3
Gambar 5.35. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Kondisi di Hulu Pintu
Klep +0,7199 m dan Muka Air Tambak = +0,7344 m
H eff pintu = 4,0 m
α = arc tan 2/1 = 63,430
h1 = 0,7344 m
h2 = 0,7199 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
188
h3 = 2,40 + (0,56 sin α)
= 2,40 + (0,56. 2 / √5)
= 2,90 m
x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56
= [(2/3) . (0,7344 / (2 / √5))] + 0,56
= 1,107 m
x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]
= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,7199 / (2 / √5)]
= 2,974 m
x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m
x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)
= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)
= 0,271 m
GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton
MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4
( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )
21 1 eff pintu 1
4
1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin
.
MT h B h H h
GP x
γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+
= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]
+(0,677.0,271)
= 5h12 -0,466 h1
3 + 0,1835
Direncanakan H = 0,7344 m atau pada elevasi muka air +0,7344 m
MT = -0,466 h12 + 5 h1
3 + 0,1835 + Ge. x3
MT = -0,466 (0,7344)2 + 5 (0,7344)3 + 0,1835 + 0,88. 0,25
MT = 2,1326 tm
MB = momen buka = P2 . x2
= 0,647.2,974
= 0,1926 tm
MT > MB → pintu dalam keadaan tertutup
5.6.2.2 Pintu klep pada saluran drainase
Pintu klep pada saluran drainase berfungsi untuk menahan air dari luar
saluran drainase saat air mulai pasang dan membuka pada saat air mulai surut.
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
189
Pintu ini direncanakan dalam keadaan tertutup akibat tekanan air dari saluran
primer dan tekanan air dalam saluran drainase saat pasang.
Direncanakan pintu klep dalam kondisi akan tertutup pada elevasi muka air
di saluran + 0,7583 m pada hulu pintu klep dan + 0,7599 m di hilir pintu klep dan
akan mulai membuka bila elevasi di hulu pintu klep lebih tinggi daripada di hilir
pintu klep.
P2
P1
h3
h2
Gc
GpX2
X1
+0,00 m
h1
X4
X3
Gambar 5.36. Pintu Klep pada Saluran Drainase
H eff pintu = 4,0 m
α = arc tan 2/1 = 63,430
h1 = 0,7599 m
h2 = 0,7583 m
h3 = 2,40 + (0,56 sin α)
= 2,40 + (0,56. 2 / √5)
= 2,90 m
x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56
= [(2/3) . (0,7599 / (2 / √5))] + 0,56
= 1,126 m
x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]
= [(2,90 /( 2 / √5)) – (1/3) . (0,7583/ (2 / √5)]
= 2,96 m
x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
190
x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)
= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)
= 0,271 m
GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton
MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4
( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )
21 1 eff pintu 1
4
1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin
.
MT h B h H h
GP x
γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+
= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]
+(0,677.0,271)
= 5h12 -0,466 h1
3 + 0,1835
Direncanakan H = 0,7599 m atau pada elevasi muka air +0,7599 m
MT = -0,466 h12 + 5 h1
3 + 0,1835
MT = -0,466 (0,7599)2 + 5 (0,7599)3 + 0,1835
MT = 2,1084 tm
MB = momen buka P2 . x2
= 0,718.2,96
= 2,127 tm
MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka
Untuk itu diperlukan counterweight agar pintu dapat menutup (MB=MT). Berat
counterweight yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : MB = MT =>
merupakan kondisi pintu agar tertutup
MT = MB
2,1084 + Ge. x3 = P2 . x2
2,1084 + Ge. 0,25 = 2,127
Ge = 0,076 t ≈ 80 kg
Jadi berat counterweight yang dibutuhkan adalah 0,080 ton atau 80 kg
Kontrol keadaan pintu klep apakah akan membuka atau menutup pada
kondisi-kondisi dibawah ini
1. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,7583 m dan muka air dalam saluran =
+0,7501 m
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
191
P2
h3
h2
Gc
GpX2
X3
X4
X1
+0,00 m
h1
P1
Gambar 5.35. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Saluran Drainase pada
Kondisi di Hulu Pintu Klep +0,7583 m dan Muka Air dalam Saluran =
+0,7501 m
H eff pintu = 4,0 m
α = arc tan 2/1 = 63,430
h1 = 0,7501 m
h2 = 0,7583 m
h3 = 2,40 + (0,56 sin α)
= 2,40 + (0,56. 2 / √5)
= 2,90 m
x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56
= [(2/3) . (0,7501 / (2 / √5))] + 0,56
= 1,119 m
x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]
= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,7583 / (2 / √5)]
= 2,96 m
x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m
x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)
= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)
= 0,271 m
GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
192
MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4
( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )
21 1 eff pintu 1
4
1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin
.
MT h B h H h
GP x
γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+
= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]
+(0,677.0,271)
= 5h12 -0,466 h1
3 + 0,1835
Direncanakan H = 0,7501 m atau pada elevasi muka air +0,7501 m
MT = -0,466 h12 + 5 h1
3 + 0,1835 + Ge. x3
MT = -0,466 (0,7501)2 + 5 (0,7501)3 + 0,1835 + 0,08. 0,25
MT = 2,0515 tm
MB = momen buka P2 . x2
= 0,7187.2,96
= 2,1275 tm
MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka
5.6.3. Perhitungan Dinding Penahan Tanah Pada Pintu
Direncanakan bangunan dinding penahan tanah yang berupa pasangan batu
kali, yang fungsinya sebagai tempat dipasangnya sisi samping pintu klep dan
menahan tekanan air.
q = 0,88 t/m
G
Q
Pp
Pair
Pa4
Pa1
MAT
0,80 m
2,7 m
2,00 m
3,2 m
0,3 m
Pa2
Pa3
Muka tanggul
Muka tanah
Gambar 5.36. Tampak Samping Dinding Penahan Tanah pada Pintu Klep
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
193
Diketahui :
• Lapisan tanah sampai kedalaman 1,5 m, jenis tanah humus kelanauan
warna hitam
γ1 = 1,7012 gr/cm3 , C1 = 0,14 kg/cm2 , ø = 130
Ka1 = tan2 (45 - (ø1/2))
= tan 2 (45 – (13/2))
= 0,633
Kp1 = tan2 (45 + (ø2/2))
= tan2 (45 + (13/2))
= 1,580
Tekanan arah vertikal
γair = 1 t/m3
γpasangan = 2,2 t/m3
P = (1/2) . γair . H2
= (1/2) . 1 . 2,402
= 2,88 t
G = A . γpasangan
= (3,5.2) . 2,2
= 15,4 t
Q = q . L
= 0,88 . 2
= 1,76 t
Tegangan tanah aktif horizontal
pa1 = γ1 . h1 . Ka
= 1,7012 . 0,3 . 0,633
= 0,323 t/m2
pa2 = γ . h1 . Ka1 – 2 . C1 . √Ka1
= 0,323 – 2 . 0,14 . √0,633
= 0,1 t/m2
pa3 = γsub . h2 . Ka1
= (1,7012 – 1) . 3,2 . 0,633
= 1,4203 t/m2
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
194
pa4 = γw . h2
= 1 . 3,2
= 3,2 t/m2
Tegangan tanah pasif horizontal
pp = γ . h1 . Kp2
= 1,6077 . 0,80 . 1,323
= 1,701 t/m2
Tekanan tanah aktif horizontal
Pa1 = ½ . pa1 . h1
= ½ . 0,323 . 0,3
= 0,0484 t
Pa2 = pa2 . h2
= 0,1 . 3,2
= 0,32 t
Pa3 = ½ . pa3 . h2
= ½ . 1,4203 . 3,2
= 2,272 t
Pa4 = ½ . pa4 . h2
= ½ . 3,2 . 3,2
= 5,12 t
Tekanan tanah pasif horizontal
Pp = ½ . pp . h
= ½ . 1,701 . 0,80
= 0,6804 t
Tabel 5.43. Gaya-Gaya Vertikal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu
Gaya Berat (ton) Lengan Momen (ton.m)
G 15,4 1 15,4
Q 1,76 1 1,76
∑ V = 17,16 ∑ Mv = 17,16
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
195
Tabel 5.44. Gaya-Gaya Horizontal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu
Gaya Berat (ton) Lengan (m) Momen (tm)
Pa1 0,0484 3,35 0,1621
Pa2 0,32 1,6 0,512
Pa3 2,272 1,066 2,4219
Pa4 5,12 1,066 5,458
Pp -0,6804 0,26 -0,1769
pair -2,880 1,60 -4,608
∑ H = 4,2 ∑ MH = 3,7691
Checking terhadap penggulingan
Syarat : FS = ∑MV / ∑MH > 1,5
FS = 17,16 / 3,7691
= 4,55 > 1,5 → AMAN !
Checking terhadap pergeseran
Syarat : FS = ∑ gaya-gaya vertikal / ∑ gaya-gaya horizontal >1,5
FS = 17,16 / 4,2
= 4,086 → AMAN !
Checking terhadap pecahnya konstruksi
Syarat : e ≤ B/6
B/6 = 2/6 = 0,333
e = (2/2) – ((∑MV - ∑MH) / ∑GV)
= (2/2) – ((17,16 – 3,7691) / 17,16)
= 0,219 < B/6 = 0,333 → AMAN !
Checking terhadap daya dukung tanah
qult = 1,3. C. Nc + γ .D. Nq + 0,4. γ1. B. Nq
ø = 130 ( Nc = 8,68 ; Nq = 2,26 ; Nγ = 0,92 )
qult = 1,3. 1400. 8,68 + 1701,2. 3,5. 2,26 + 0,4. 1701,2. 2. 0,92
= 30506,17 kg/m2
qult = 30506,17 / 1,5 = 20337,45 kg/m2 = 20,34 t/m2
HM VW A
σ = ±
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084
196
W = 1/6. B. L2 = 1/6. 2. 22 = 1,33 m3
A = B. L = 2.2 = 4 m2
3,7691 17,16 2,834 4,291,33 4
σ = ± = ±
σmaks = 7,124 t/m2
σmin = 1,456 t/m2
σmaks = 7,124 < qult = 20,34 → AMAN !