PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PERAGA ULAR TANGGA PADA SISWA
KELAS 1 MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
SALATIGA TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FATH ANISSA HUSNAENY
NIM 11512024
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PERAGA ULAR TANGGA PADA SISWA
KELAS 1 MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
SALATIGA TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FATH ANISSA HUSNAENY
NIM 11512024
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Usaha, Syukur, Sedekah.”
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu (Siti Sumarni) dan Ayah (Moh. Munasir) tercinta yang telah membesarkan,
mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang serta
memberikan do’a yang tiada henti.
2. Keluarga besarku; nenek, pakdhe, budhe, om, tante, mas, mbak, dan adik.
Terima kasih atas do’a dan dukungannya.
3. Sahabat-sahabatku (Adinda, Farkha, Ukhti, Winda, Irma, Kummy, Mbak Riri,
Mbak Asha) yang selalu siap sedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku,
dan membantu menyelesaikan masalah. Terima kasih atas bantuan yang selama
ini selalu diberikan.
4. Para dosen dan pembimbingku Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. yang telah sabar
dalam membimbing dan memberi ilmu.
5. Keluarga PGMI angkatan 2012 dan keluarga KKN posko 7 Ds. Bonjok terima
kasih telah memberikan warna dalam perjalanan hidupku, berjuang bersama
dalam suka dan duka selama kuliah.
6. Kepala madrasah dan segenap guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga, yang telah mengizinkan dan membantu peneliti melaksanakan
penelitian.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
melalui Peraga Ular Tangga pada Siswa Kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan serta memberi sauri tauladannya, sehingga dapat menjadi bekal bagi
kita hidup di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak
ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam penyusunan
skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena adanya banyak pihak
yang membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga
x
4. Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta masukan dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, dan pelayanan yang terbaik.
6. Bapak Drs. Marno selaku Kepala Madrasah beserta guru dan siswa MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga yang telah mengijinkan, memberikan
waktu dan tempat kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan, penulis hanya
dapat berdo’a semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan
mendapat kesuksesan dunia akhirat, aamiin.
Penulis dalam hal ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Salatiga, 14 Maret 2017
Penulis
xi
ABSTRAK
Husnaeny, Fath Anissa. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Peraga Ular Tangga pada Siswa Kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Peraga Ular Tangga.
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan pengurangan bilangan dua angka melalui peraga ular tangga. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui peraga ular tangga dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?
Peneliti ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2
siklus yang dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian; 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan pengurangan bilangan dua angka; 3) Observing, pengambilan data melalui hasil tes dan lembar pengamatan, 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan peraga ular tangga pada saat pembelajaran Matematika.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
menggunakan peraga ular tangga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I siswa tuntas sebanyak 19 siswa atau 67,85% dengan nilai rata-rata 69,28. Pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa yang tuntas atau sebesar 89,28% dengan nilai rata-rata 78,92. Dan dari hasil pengamatan siswa diperoleh nilai sebesar 2,3 dengan kategori baik pada siklus I dan nilai sebesar 3,4 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memberi bukti bahwa penggunaan peraga ular tangga pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan pengurangan di kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga mengalami peningkatan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii
JUDUL ....................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Hipotesis ......................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
F. Definisi Operasional ....................................................................... 9
G. Metode Penelitian ........................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 19
A. Prestasi Belajar ............................................................................... 19
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 20
3. Teori Belajar ............................................................................. 27
B. Pembelajaran Matematika .............................................................. 29
1. Pengertian Matematika ............................................................. 29
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................ 33
3. Pembelajaran Matematika Kelas 1 ........................................... 35
4. Hakikat Penjumlahan dan Pengurangan ................................... 38
C. Peraga Ular Tangga ........................................................................ 39
1. Definisi Peraga Ular Tangga .................................................... 39
2. Kelebihan dan Kelemahan Peraga Ular Tangga ...................... 40
3. Langkah-langkah Bermain Ular Tangga .................................. 42
D. Kaitan Peraga Ular Tangga dan Pembelajaran Matematika .......... 44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................ 46
A. Deskripsi Awal ............................................................................... 46
1. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga 46
2. Keadaan Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah .......... 47
3. Data Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 .................................... 48
4. Karakteristik Siswa .................................................................. 48
xiv
5. Perolehan Nilai Pra siklus ........................................................ 50
6. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 52
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 52
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 60
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ........................................... 60
1. Pra Siklus ................................................................................ 60
2. Siklus I ..................................................................................... 62
3. Siklus II ................................................................................... 69
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 75
BAB V PENUTUP .................................................................................... 83
A. KESIMPULAN .............................................................................. 83
B. SARAN .......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 89
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga .......................................................................................... 47
Tabel 3.2 Data Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga .............. 48
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa Kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga .......................................................................................... 48
Tabel 3.4 Data Nilai Pra siklus ..................................................................... 50
Tabel 4.1 Data Nilai Pra Siklus Siswa .......................................................... 60
Tabel 4.2 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................ 62
Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ............. 64
Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I .......................................... 66
Tabel 4.5 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................................... 69
Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ........... 71
Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II ......................................... 73
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus .............................................. 76
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I .................................................. 77
Tabel 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ................................................. 77
Tabel 4.11 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus ....................... 78
Diagram 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus ........................... 80
Diagram 4.13 Gabungan Rata-rata Hasil Belajar ............................................... 80
Tabel 4.14 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar ................................. 81
Tabel 4.15 Rekapitulasi Pengamatan Guru ..................................................... 82
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ....................... 86
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ...................... 91
Lampiran 3 Dokumentasi .................................................................................... 96
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ......................................................................101
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ....................................................................102
Lampiran 6 Perolehan Nilai Pra Siklus ...............................................................103
Lampiran 7 Hasil Pengamatan Guru Siklus I .....................................................105
Lampiran 8 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ....................................................107
Lampiran 9 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ....................................................109
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................110
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................111
Lampiran 12 Lembar Konsultasi ........................................................................112
Lampiran 13 Daftar Nilai SKK ...........................................................................114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik
terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh
karena proses pendidikan berlangsung melalui tahapan-tahapan
bersinambungan (prosedural) dan sistemik oleh karena berlangsung dalam
semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi
(lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat). Pendidikan juga dapat
diartikan sebagai kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik. Hal ini diartikan selaku pribadi yang tahu
hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini ditetapkan dalam Undang-
Undang 1945 pasal 27 yang menyatakan bahwa segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualinya
(Tirtarahardja, 2008:34-35).
Menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU
Sisdiknas, 2007:3)
Dengan demikian, pendidikan merupakan interaksi yang dilakukan
oleh individu terhadap lingkungannya, dengan tujuan pembentukan cipta,
rasa dan karsa (kognitif, afektif dan psikomotor), yang saling terhubung
sehinga mampu membentuk pribadi dengan pengembangan penyesuaian diri
terhadap lingkungan, terhadap sesama pribadi, terhadap diri sendiri, dan
terhadap Tuhan.
Pendidikan yang terjadi saat ini belum sepenuhnya mampu membuat
peserta didik meningkatkan kemampuannya baik secara kognitif, afektif dan
psikomotor. Apabila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran, Matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib
dipelajari di tingkat sekolah dasar masih sering menjadi momok yang
menakutkan bagi siswa. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu
yang berhubungan dengan besaran, struktur, ruang dan perubahan melalui
penggunaan penalaran logika. Logika mampu dibentuk dengan penanaman
pola atau struktur yang terjadi berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di sekitar
kita. Matematika tidak hanya mementingkan hasil dari suatu operasional
tetapi juga bagaimana opersional itu berlaku. Meski 4+3= 7 memiliki hasil
yang sama dengan operasi 3+4=7, tapi kedua hal ini memiliki arti yang
berbeda. Dapat dikatakan bahwa Ani semula memiliki 4 buah apel, dan
kemudian Ibu memberinya 3 buah apel, sehingga Ani sekarang memiliki 7
buah apel. Untuk operasi yang kedua, dengan fakta awal Ani memiliki 3
buah apel, yang kemudian Ibu memberinya 4 buah apel sehingga apel Ani
saat ini berjumlah 7. Dengan hasil akhir sama-sama 7 buah apel berada di
tangan Ani, tetapi fakta yang terjadi ternyata berbeda.
Operasi penjumlahan dalam Al Qur’an dapat dilihat pada surat Al-
A’raaf ayat 142:
Yang artinya:
142. dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu
waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh
(malam lagi), Maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh
malam. dan berkata Musa kepada saudaranya Yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam
(memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang
yang membuat kerusakan".
Di dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa 30 + 10 = 40. Tiga puluh
malam ditambah sepuluh malam menjadi empat puluh malam.
Pembelajaran Matematika menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi siswa agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami tidak hanya penghitungan tetapi
bagaimana menerapkan penghitungan itu dengan benar dan tepat sehingga
tidak terjadi miss-concept pada jenjang pembelajaran matematika yang lebih
kompleks. Pembelajaran Matematika merupakan suatu wahana untuk
mengembangkan siswa berpikir logis, terstruktur, rasional, dan ilmiah.
Pendidikan Matematika dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman lebih mendalam tentang lingkungan sekitar.
Dengan demikian, Matematika sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan dasar, menjadi peranan strategis dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia. Matematika adalah ilmu pengetahuan dasar
yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar saat ini
bertujuan mengembangkan kemampuan dasar siswa berupa kemampuan
akademik, ketrampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter
yang kuat, kemampuan untuk bekerjasama, dan pengembangan estetika
terhadap dunia sekitar.
Adapun dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa kelas
I MI Tarbiyatul Islamiyah ditemukan bahwa kemampuan mata pelajaran
Matematika masih kurang. Proses pembelajaran di kelas cenderung berpusat
pada aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran berpegang pada buku paket
saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi dengan memaksimalkan modalitas indera
penglihatan, pendengaran dan gerak tubuh. Padahal dalam pelajaran
Matematika dapat dipahami siswa lebih mudah dengan kegiatan yang
mengaktifkan indera yang dimiliki. Sehingga siswa tidak hanya dapat
membayangkan objek yang sedang dipelajarinya secara abstrak.
Keabstrakan tersebut sering membuat miss-concept terhadap siswa.
Berdasarkan permasalahan ini guru harus menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan
kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik
untuk memecahkan setiap permasalahan yang mereka hadapi. Perlu
diketahui bahwa proses pembelajaran yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan seorang guru sangat bervariasi. Proses pembelajaran yang
dilakukan secara sederhana hendaknya juga perlu dikembangkan,
dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu pencapaian tujuan dalam
proses kegiatan pembelajaran.
Menurut Gagne yang dikutip oleh Fathurrohman dan Sulistyorini
(2012: 9) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Pembelajaran yang demikian menunjuk pada poses belajar yang
menempatkan peserta didik sebagai center stage performance pembelajaran
lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran
memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang
menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Pembelajaran ini dirancang
agar siswa menjadi aktif dan berkembang dari segi kreativitasnya serta
pembelajaran berlangsung dengan menyengkan.
Belajar sambil bermain dapat merangsang siswa untuk berperan aktif
dalam sebuah proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Ostroff
bahwa bermain merupakan tatanan yang sangat alamiah dan spontan untuk
pembelajaran. Anak-anak cenderung menggunakan permainan sebagai cara
untuk menyelidiki dan berdaya cipta, kreatif, dan penasaran. Bermain juga
merupakan kegiatan utama selama waktu perkembangan di mana manusia
berada dalam tahap paling mudah menerima pengetahuan, menjadikannya
alat yang ideal untuk pembelajaran (Tanuwidjaja, Terj. 20013:25).
Permainan dapat meningkatkan minat belajar siswa serta dapat
meningkatkan kegairahan siswa dalam belajar. Dengan demikian,
diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih maksimal sehingga akan
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, pada mata pelajaran Matematika ditetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu 65. Pada mata pelajaran ini, 50% siswa kelas 1
mampu mencapai kriteria tersebut, sedangkan yang lainnya masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mempelajari Matematika. Pembelajaran yang peneliti kembangkan
dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan peraga ular tangga untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Di usia anak sekolah dasar khususnya kelas 1 masih memasuki tahap
bermain, sehingga sangat diperlukan adanya proses belajar sambil bermain.
Pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
dua angka dengan peraga ular tangga merupakan aktivitas permainan. Ular
tangga merupakan permainan tradisional yang dimainkan secara
berkelompok diharapkan akan menciptakan pembelajaran yang efektif,
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan membuat matematika menjadi
pelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengambil
judul :
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Peraga Ular Tangga Pada
Siswa Kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini apakah melalui Peraga Ular Tangga
dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
matematika melalui peraga ular tangga pada siswa kelas 1 MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka kesimpulan sementara
adalah sebagai berikut: “Bahwa melalui peraga ular tangga pada pelajaran
Matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses
pembelajaran yang menarik dan menyenankan bagi siswa.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi dalam
pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang
berhubungan dengan masalah peningkatan prestasi Matematika
materi Penjumlahan dan Pengurangan bilangan 1-100. Selain itu
juga diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar,
mengajarkan siswa untuk bekerja sama, dan memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan
suatu desain pembelajaran yang menarik dan mendorong
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
untuk memotivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran Matematika.
Selain itu juga memberikan sumbangan pengetahuan terhadap
sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Bagi guru
Peraga pembelajaran yang diterapkan diharapkan dapat
memberikan motivasi dan pengalaman tentang pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu
hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar
guru serta dijadikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran
yang sudah pernah dilakukan.
d. Bagi siswa
Pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi
siswa, meningkatkan minat belajar siswa, menumbuhkan potensi
yang dimiliki siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terutama pada mata pelajaran Matematika.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan
definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini.
1. Prestasi Belajar
Menurut Suryabrata dalam Yoni, prestasi adalah hasil yang
harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar
(Yoni, 2012:158)
Menurut Piaget yang dikemukakan oleh Semiawan (2008: 11)
belajar adalah adaptasi yang holistik dan bermakna yang datang dari
dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami
perubahan yang relatif permanen.
Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil yang
diperoleh dari tes tertulis siswa setelah melakukan serangkaian
aktivitas belajar.
2. Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah ilmu
yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan
(Ismunamto, 2011:13).
Menurut Walle, matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang
memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis (Suyono, Terj.
2008:13)
3. Peraga Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk
menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Papan ular
berupa gambar kotak-kotak yang terdiri dari 10 baris dan 10 kolom
dengan nomor 1-100, serta bergambar ular dan tangga (Husna, 2009:
145).
Jadi, peraga ular tangga yakni aktivitas menggunakan peraga
papan yang terbagi dalam kotak-kotak kecil yang memiliki “tangga”
dan “ular” yang dimainkan bersama-sama oleh beberapa individu
yang bergabung dalam suatu kelompok, untuk melawan kelompok
lain.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yakni meningkatkan Prestasi Matematika
Siswa Kelas 1 dengan Peraga Ular Tangga di MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Tahun 2016.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,
(2) melaksanakan dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kenerja guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dedi, 2010:9).
Pemilihan penelitian ini menggunakan PTK Kolaboratif dengan
secara langsung peneliti ikut terlibat dalam penelitian. Peneliti
mengumpulkan data melalui observasi dengan guru, siswa, dan
observasi kelas selama melakukan kegiatan pembelajaran di kelas
tersebut.
Berikut bagan Perencanaan Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas:
Siklus I
Siklus II
Bagan 1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK (Arikunto, 2008:16)
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
?
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016. Waktu penelitian
akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun 2016 yang berjumlah 28 siswa,
dengan jumlah siswa putra 18 anak dan putri 10 anak.
4. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Arikunto, dkk (2008:16) mengungkapkan bahwa dalam
melaksanakan PTK terdapat empat tahap, yaitu: 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi.
a. Perencanaan
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan peraga Ular Tangga.
2) Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
3) Mempersiapkan soal mengenai materi penjumlahan
pengurangan bilangan 1-100.
b. Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari apa yang
telah direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), yaitu melaksanakan pembelajaran
menggunakan peraga ular tangga sebagaimana yang digunakan
peneliti meliputi pendahuluan, inti (mengamati, menanya,
melakukan, menghubungkan, dan konfirmasi) dan penutup.
c. Pengamatan (observing)
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
tindakan yang dilakukan oleh guru, perhatian siswa, keaktifan,
kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melakukan penilaian atas
pembelajaran dikelas. Penilaian dilakukan melalui lembar
observasi dan hasil evaluasi apakah peraga Ular Tangga yang
digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang
signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator
yang diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiataan
penelitian pada siklus II, begitu seterusnya sampai diperoleh
kemajuan yang signifikan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju
sasaran yang diharapkan. Gejala ketidakberhasilan atau
kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini
mungkin melalui observasi sehingga dapat dilakukan modifikasi
rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut.
Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah
meliputi observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas,
observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana
proses pembelajaran yang berkaitan dengan upaya peningkatan
prestasi siswa mata pelajaran matematika dengan peraga ular
tangga. Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar
observasi. Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan
terhadap pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan
direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat peraga yang
digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan
lain sebagainya yang dianggap penting.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan sebagai
acuan dalam mengobservasi guru dan peserta didik, untuk
menjamin keterlaksanaan kegiatan pembelajaran melalui
permainan ular tangga berkelompok.
b. Tes
Tes adalah soal yang diberikan kepada siswa. Berupa tes
tertulis dengan banyak soal sepuluh butir yang untuk
mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan
pencapaian target kompetensi setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui permainan ular tangga berkelompok.
c. RPP
Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran
untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus
(Mulyasa, 2011:212).
d. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa,
2011:183).
e. Materi
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (Narwanti,
2012:65).
f. Peraga Ular Tangga
Peraga ular tangga merupakan alat permainan yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari papan
ular tangga, dan dadu. Papan ular tangga terdiri dari 10 baris dan
10 kolom yang membentuk pesegi dengan nomor 1-100, serta
bergambar ular dan tangga. Sedangkan dadu berbentuk kubus
dengan bertuliskan sejumlah titik pada masing-masing sisinya.
7. Analisis data
Analisis data merupakan proses menyeleksi, memaparkan dan
menyimpulkan data yang terkumpul sehingga didapatkan kesimpulan
seberapa besar keberhasilan dari tindakan penelitian untuk perbaikan
belajar siswa. analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis hasil penelitian dari setiap siklusnya.
Analisis dalam kegiatan pembelajaran ranah efektif
menggunakan data berupa lembar pengamatan guru dan siswa,
sedangkan ranah kognitif menggunakan hasil belajar yang diperoleh
melalui tes siswa.
Penelitian ini menggunakan analisa data dengan rumus berikut:
a. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas
� =Σ�
�
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata)
Σ� = Jumlah semua nilai kelas
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264-265)
b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa
� =�
��100%
Keterangan:
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 226-227)
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti
uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: prestasi belajar
meliputi definisi prestasi belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, teori belajar. Pembelajaran
Matematika meliputi pengertian Matematika, pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar, pembelajaran Matematika
kelas I, hakikat penjumlahan dan pengurangan. Peraga ular
tangga meliputi: definisi peraga ular tangga, kelebihan dan
kelemahan peraga ular tangga, langkah-langkah bermain ular
tangga. Kaitan peraga ular tangga dan pembelajaran
matematika.
BAB III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian,
deskripsi pelaksanaan siklus.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi
paparan persiklus.
BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan Saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha
(Arifin, 2011: 12)
Menurut Depdiknas dalam Yoni (2012:158) prestasi adalah hasil
yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan.
Djamarah dalam Fathurrohman & Sulistyorini (2012:118)
mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.
Rahyubi (2014:6) mengemukakan belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu (Tim, 2007:17). Sedangkan menurut
Djamarah (2011:13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Yoni (2012:158) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar sehingga ada
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan sikap siswa. Sedangkan menurut Fathurrohman dan Sulistyorini
(2012: 119) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek
belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah pencapaian atau hasil dari usaha yang dilakukan
berupa serangkaian kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan tingkah
laku, bertambahnya pengetahuan dan keterampilan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian prestasi belajar yang baik merupakan usaha yang tidak
mudah, kerena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Slameto dalam Fathurrohman dan Sulistyorini (2012 :120)
Faktor yang mempengaruhi antara lain:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
yang terdiri dari:
1) Faktor fisiologis (jasmaniah)
Faktor jasmaniah adalah berkaitan dengan kondisi pada
organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan
manusia. Siswa yang memiliki kelaianan, seperti cacat tubuh,
kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa kalainan tingkah
laku dan kelaianan pada indra, terutama indra penglihatan dan
pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru di
dalam kelas.
Sehingga dapat diketahui bahwa kesehatan dan kebugaran
tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di dalam
kelas. Maka dari itu, hendaklah siswa atau peserta didik menjaga
kebugaran tubuhnya masing-masing dengan membiasakan hidup
bersih dan mengkonsumsi sesuatu yang menyehatkan.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari
apa yang telah diperoleh dari belajar. Adapun faktor yang tercakup
dalam faktor psikologis, yaitu:
a) Intelegensi atau kecerdasan
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan
sangat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam
belajar. Manakala anak memiliki intelegensi yang normal tetapi
prestasi belajarnya sangat rendah, hal ini tentu disebabkan oleh
hal lain seperti sering sakit, tidak pernah belajar di rumah, dan
sebagainya.
Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan
sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda, dari berbagai anak satu dengan anak yang lainnya,
sehingga seorang anak pada usia tertentu memiliki kecerdasan
yang lebih tinggi daripada kawan sebayanya. Maka dapat
dikatakan bahwa faktor intelegensi merupakan faktor yag sangat
berperan dalam menentukan prestasi belajar.
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Dalam proses
belajar, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu
hasil akan prestasi yang baik.
Bakat dapat berkembang atau sebaliknya, tergantung pada
latihan atau pendidikan yang diterima. Apabila mendapatkan
latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka bakat
tersebut akan dapat berkembang menjadi kecakapan yang nyata.
Sebaliknya apabila bakat tidak mendapat latihan atau pendidikan
yang baik, maka bakat dapat berkembang tidak semestinya atau
bahkan tidak berkembang sama sekali sehingga bakat tersebut
lenyap.
c) Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan seseorang merasakan senang
pada suatu hal untuk memerhatikannya. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Apabila siswa
memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran, maka akan terus
berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkannya
dapat tercapai sesuai keinginannya.
Minat berkaitan erat dengan perhatian. Perhatian yang
diberikan siswa terhadap bahan yang dipelajari akan
mempengaruhi pencapaian belajarnya. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka guru sebaiknya mengusahakan bahan
pelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, salah satunya
dengan cara menyesuaikan pelajaran dengan bakat.
d) Motivasi siswa
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi
mampu memberi semangat pada seorang anak dalam kegiatan
belajarnya.
e) Sikap siswa
Sikap merupakan gejala dari dalam diri seseorang yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau
memberikan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi
disekelilingnya dengan cara yang relatif tetap.
Sikap siswa sangat berhubungan dengan kesiapan dan
kematangan siswa. Kesiapan merupakan kesediaan untuk
memberikan respon atau bereaksi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yang
meliputi:
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan
pendidikan, karena di dalam keluarga anak tumbuh dan
berkembang dengan baik, secara langsung maupun tidak langsung
keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar
anak.
Keluarga mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan
anak-anaknya. Apabila hubungan antara anggota keluarga
khususnya orang tua dengan anak-anaknya bersifat merangsang
dan membimbing anak, akan kemungkinan anak tersebut mencapai
prestasi yang baik. Sebaliknya, apabila orang tua acuh tak acuh,
biasanya anak cenderung malas belajar, akibatnya kecil
kemungkinan anak mencapai prestasi yang baik.
2) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Lingkungan sekolah yang baik dapat medorong untuk belajar lebih
giat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Di mana lingkungan sekolah memiliki banyak faktor
untuk memepengaruhi belajar siswa, yang otomatis berimbas pada
prestasi belajarnya, yang mencakup: moteode mengajar, kurikulum,
relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
media pendidikan, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
Terdapat beberapa faktor stimulus belajar yang
mempengaruhi prestasi. Menurut Ahmadi dan Widodo (2004: 139)
stimulus belajar yaitu segala hal di luar individu untuk mengadakan
reaksi atau perbuatan stimulus. Beberapa hal yang berkaitan
dengan faktor stimulus belajar yakni:
a. Panjangnya Bahan Pelajaran
Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah
bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin
panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk
mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak
dapat menyebabkan kesulitan individu dalam belajar yang
berhubungan dengan faktor kelelahan dan kejemuan siswa
dalam menghadapi atau mengerjakan bahan tersebut.
b. Kesulitan Bahan Pelajaran
Tiap-tiap pelajaran mengandung tingkat kesulitan bahan
pelajaran dan mempengaruhi kecepatan belajar. Semain sulit
sesuatu bahan pelajaran, maka semakin lambat orang untuk
mempelajarinya.
c. Berartinya Bahan Pelajaran
Belajar memerlukan modal pengalaman belajar waktu
sebelumnya. Modal pengalaman dapat berupa penguasaan
bahasa, pengetahuan, dan prinsip-prinsip, di mana hal tersebut
mampu menentukan keberartian bahan yang dipelajari di waktu
sekarang.
d. Berat Ringannya Tugas
Mengenai berat atau ringannya suatu tugas, hal ini erat
hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang
sama akan berbeda kesukarannya bagi masing-masing individu.
Hal ini disebabkan kapasitas intelektual serta pengalaman
mereka yang tidak sama.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari
anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak
itu berada.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik faktor yang berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri, maupun faktor dari luar diri siswa.
3. Teori Belajar
Teori belajar adalah suatu prinsip umum atau kumpulan prinsip
yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta
dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar (Rahyubi,
2014:13).
Berikut ini dipaparkan beberapa teori belajar antara lain:
a. Teori Behavioristik
Teori behavioristik mendefisnisikan bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk
berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil
proses pematangan (atau pendewasaan) semata (Winataputra, dkk,
2012:2.4).
b. Teori Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya (Dimyati, 2002:46).
c. Teori Koneksionisme
Menurut teori ini belajar adalah pembentukan atau pengutan hubungan
antara stimulus dan respon (Mustaqim, 2012:49)
d. Teori Operant Conditioning
Dalam teori ini dikemukakan bahwa belajar adalah perilaku dan
perubahan perilaku yang tercermin dalam kekerapan respon yang
merupakan fungsi dari kejadian dalam lingkungan dan kondisi
(Winataputra, dkk, 2012:1.11-1.12)
e. Teori Medan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa
siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut (Dimyati, 2002:47-48).
f. Teori Kognitif
Menurut teori ini pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah laku
dan menggerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-
tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri
(Winataputra, dkk, 2012:3.8).
g. Teori Bandura
Bandura berpendapat bahwa proses belajar terjadi dengan mengalami
dan meniru apa yang ada di sekitarnya. Ia menamakan teorinya
dengan “social learning” dengan menggunakan prinsip “modelling”
dan “imitation”. Menurutnya tingkat imitasi/peniruan dari anak
tergantung dari karakteristik penonton dan karakteristik model
(Dimyati, 2002:61).
h. Teori Humanistik
Para pendukung teori humanistik percaya bahwa belajar merupakan
suatu proses di mana siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang
khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Teori ini
mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri dari
individu yang belajar (Winataputra, dkk, 2012:4.2).
Dari bebrapa teori belajar yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku serta pengembangan kemampuan pribadi yang dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan dan pemahaman atas dirinya dengan
mengalami dan meniru, melatih kemampuan (daya), serta penguatan
antara hubungan stimulus dan respon dalam suatu kondisi dan
kekerapan tertentu.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa
Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran (Departemen Agama RI, 2004: 173).
Matematika menurut Ruseffendi yang dikutip oleh Heruman
(2010:1), adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke detail.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika
adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan (Tim, 2007:723).
Berdasakan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan pola, urutan,
dan struktur yang terorganisasi menggunakan bahasa simbol.
Beberapa ciri matematika secara umum disepakati bersama
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memiliki Objek Kajian yang Abstak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak,
walaupun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Sementara
beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu
“konkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek
matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran. Ada
empat objek kajian matematika, yaitu fakta, konsep, operasi atau
relasi, dan prinsip.
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika
yang biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu. Simbol
“2” secara umum telah dipahami sebagai simbol untuk bilangan 2.
Sebaliknya, bila menghendaki bilangan dua, maka cukup dengan
menggunakan simbol “2”.
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan
antara dua elemen atau lebih. Contoh operasi antara lain:
penjumlahan, perpangkatan, gabungan, irisan, dan lain-lain.
Sedangkan relasi antara lain: sama dengan, lebih kecil, dan lain-lain.
Prinsip adalah objek matematika, yang terdiri atas beberapa
fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau pun
operasi. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa prinsip adalah
hubungan diantara berbagai objek dasar matematika.
b. Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Kesepakatan yang amat
mendasar adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak
perlu pembuktian) dan konsep primitif (pengertian pangkal yang tidak
perlu didefinisikan, undefined term).
c. Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika, hanya diterima pola pikir yang bersifat
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.
d. Konsisten dalam Sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang
dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema.
Masing-masing sistem, berlaku ketaatasasan atau konsistensi. Artinya,
dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi.
e. Memiliki Simbol yang Kosong Arti
Di dalam matematika, banyak sekali simbol baik yang berupa
huruf latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya.
Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang
biasa disebut model matematika. Model matematika dapat berupa
persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu ada pula model
matematika yang berupa gambar (pictorial) seperti bangun-bangun
geometrik, grafik, maupun diagram
Secara umum, model atau simbol matematika sesungguhnya
kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya
dengan konteks tertentu. Hal ini pula yng membedakan simbol
matematika dengan simbol bukan matematika. Kosongnya arti dari
model-model matematika itu merupakan “kekuatan” matematika,
yang dengan sifat tersebut, ia bisa masuk pada berbagai macam
bidang kehidupan, dari masalah teknis, ekonomi, hingga ke bidang
psikologi.
f. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol
matematika, ketika menggunakannya seharusnya memerhatikan pula
lingkup pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta
pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Ketika berbicara tentang
bilangan-bilangan, maka simbol-simbol tersebut menunjukkan
bilangan-bilangan pula (Fathani: 59-71).
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget yang dikutip oleh Heruman
(2010:1), mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan
yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir
untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat konkret yang dapat ditangkap oleh panca
indra. Dalam pembelajaran matematika abstrak, siswa memerlukan alat
bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang
akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dimengerti dan
dipahami oleh siswa.
Fathani (2009: 71) mengemukakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran matematika di sekolah harus memperhatikan ruang lingkup
matematika sekolah. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai
“ilmu” dengan matematika sekolah, perbedaaan itu dalam hal: 1)
penyajian, 2) pola pikir, 3) keterbatasan semesta, dan 4) tingkat
kebstrakan.
a. Penyajian
Penyajian matematika sekolah tidak harus diawali dengan
teorema maupun definisi, tetapi haruslah disesuaikan dengan
perkembangan intelektual siswa.
b. Pola Pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola
pikir deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini harus disesuaikan
dengan topik bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai kriteria
umum, biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif terlebih
dulu, karena hal ini lebih memungkinkan siswa menangkap pengertian
yang dimaksud.
c. Keterbatasan Semesta
Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa,
matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga
menyesuaikan dalam kekomplekan semestanya; semakin meningkat
tahap perkembangan intelektual siswa, semesta matematikanya pun
semakin diperluas.
d. Tingkat Keabstrakan
Seperti pada poin sebelumnya, tingkat keabstakan matematika
juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual
siswa. Di SD, dimungkinkan untuk mengkonkretkan objek-objek
matematika agar siswa lebih memahami pelajaran. Namun semakin
tinggi jenjang sekolah, tingkat keabstrakan objek semakin diperjelas.
Sehingga pembelajaran matematika di Sekolah Dasar banyak hal
yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan agar pembelajaran
matematika tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi siswa,
tetapi menjadi pelajaran yang menyenangkan dan diminati.
3. Pembelajaran Matematika Kelas I
Pembelajaran matematika kelas I diawali dari konkret ke abstrak,
dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit dengan
menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi
peserta didik apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk
mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan
demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dalam matematika akan
ditemukan kembali oleh peserta didik dibawah bimbingan guru.
Kemahiran matematika kelas I mencakup kemampuan penalaran,
komunikasi, pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan, dan memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika. Menurut Analisis Program
Pembelajaran (APP) pada mata pelajaran matematika kelas I untuk
semester II (Sulardi, 2007: viii) Standar Kompetensi meliputi:
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka
dalam pemecahan masalah
5. Menggunakan pengukuran berat
6. Mengenal bangun datar
Dengan Kompetensi Dasar untuk Standar Kompetensi pertama
yaitu:
1. Membilang banyak benda
2. Mengurutkan banyak benda
3. Menentukan nilain tempat puluhan dan satuan
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
5. Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan
6. Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka.
Pada awal kelas I siswa dikenalkan pada bilangan 1 sampai 10.
Mulai dari membaca lambang bilangan, menulis lambang bilangan,
mengurutkan banyak benda, melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 10, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan sampai 10. Setelah pelajaran ini berakhir,
siswa akan maju pada tahap hingga bilangan 20 dan mulai penjumlahan
pengurangan dengan bilangan dua angka pada semester genap.
Contoh penjumlahan
Contoh pengurangan:
4. Hakikat Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan berasal dari kata jumlah yang diberi imbuhan
pe+...+an yang dalam bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan
menjumlahkan. Arti dari kata menjumlahkan adalah menghitung berapa
banyaknya sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Sedangkan
pengurangan, berasal dari kata kurang yang diberi imbuhan pe+...+an
yang dalam bahasa Indonesia artinya proses, cara, perbuatan mengurangi
atau mengurangkan. Arti mengurangi adalah mengambil sebagian, dan
arti dari mengurangkan adalah menyebabkan kurang, menyusutkan (Tim
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 616).
Sedangkan menurut Achelis, dkk. (Racmadie, Terj. 2004: 64-65)
penambahan menunjukkan pengelompokan atau penggabungan angka
menjadi satu. Sedangkan pengurangan yaitu megambil 1 atau dua objek
dari sekelompok objek yang lain.
Pejumlahan adalah menggabungkan jumlah dua atau lebih angka
sehingga menjadi angka yang baru. Angka baru tersebut beranggotakan
semua jumlah anggota angka pembentuknya. Dalam bahasa inggris
bilangan yang dijumlahakan disebut dengan “addens“.
Pengurangan adalah mengambil sejumlah angka dari angka tertentu.
Contoh: ada 17 butir strawberi dimeja kemudian 5 dimakan habis oleh
Ani sehingga sisa 12. Jadi dalam kasus tersebut 5 merupakan bilangan
pengurang (Subtrahend) dan angka 17 merupakan bilangan yang
dikurangi (Minuhend) dan 12 adalah bilangan sisa (Difference).
(http://rumushitung.com/2014/10/05/definisi-matematika-dasar/)
Jadi penjumlahan adalah menghitung banyaknya jumlah dari angka
yang ada sehingga menjadi angka yang baru dengan jumlah yang
berbeda. Sedangkan pengurangan adalah mengambil sejumlah angka
tertentu dari jumlah angka yang ada sehingga menjadi angka yang baru.
C. Peraga Ular Tangga
1. Definisi Peraga Ular Tangga
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, peraga adalah alat
untuk memperagakan pelajaran (Poerwadarminta, 2006:869). Ali
dalam Sundayana (2015: 7) mengemukakan bahwa alat peraga adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar.
Sedangkan Ular tangga menurut Husna (2009: 145) adalah
permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa
langkah yang harus dijalani bidak.
Peraga ular tangga terdiri dari tiga komponen, yaitu papan, dadu
dan bidak. Papan ular tangga berupa gambar kotak-kotak yang terdiri
dari 10 baris dan 10 kolom dengan nomor 1-100, serta bergambar ular
dan tangga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dadu adalah kubus
kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi bermata satu sampai
enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi yang saling
berhadapan selalu berjumlah tujuh (Tim, 2007: 228).
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia bidak adalah buah
catur yang terdepan, pion (Poerwadarminta, 2006:155).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peraga ular
tangga adalah seperangkat alat yang terdiri dari papan, dadu dan bidak
yang dapat digunakan untuk memperagakan pelajaran sehingga dapat
mendorong proses belajar.
Peraga ular tangga dibuat dari kardus bekas yang dirangkai
sedemikian rupa, memiliki baris dan kolom berisi angka 1-100 beserta
gambar ular dan tangga. Sedangkan dadu terbuat dari flanel yang pada
sisi-sisinya terdapat mata satu sampai enam.
2. Kelebihan dan Kelemahan Peraga Ular Tangga
Bermain merupakan naluri alamiah yang telah melekat pada diri
anak-anak sejak bayi. Sejak bayi, anak-anak telah memainkan tangan
dan jari-jari kaki mereka, benda-benda di sekeliling, memperhatikan
gerakan mainan gantung atau cahaya, menggigit, memasukkan benda-
benda ke dalam mulut, atau memproduksi suara-suara (Achroni,
2012:15).
Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak akan memainkan
permainan-permainan yang semakin kompleks. Pengenalan terhadap
jenis-jenis permainan semakin beragam, dan tentunya anak-anak akan
semakin akrab dengan permainan-permainan yang membutuhkan
keterampilan tertentun dan kerja sama tim/kelompok.
Penggunaan alat permainan dilakukan secara bertahap yaitu
kegiatan yang tergolong mudah, sedang, dan sulit. Alat permainan
yang tujuan dan penggunaannya dipersiapkan pendidik juga harus
bervariasi sesuai dengan derajat kesulitan tersebut alat permainan
yang dipersiapkan oleh guru untuk dipilih oleh anak dalam berbagai
kegiatan akan menentukan tumbuhnya perasaan berhasil pada anak
sesuai dengan kemampuan mereka. Beberapa manfaat permainan
diantaranya adalah:
a. Mengenal kalah dan menang.
b. Belajar bekerja sama dan menunggu giliran.
c. Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan.
d. Merangsang anak belajar matematika yaitu saat menghitung
langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik-
titik yang terdapat pada dadu.
e. Belajar memecahkan masalah.
f. Permainan ular tangga dapat dilakukan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Sedangkan kelemahan dari permainan ini adalah:
a. Penggunaan peraga permainan ular tangga memerlukan
banyak waktu untuk menjelaskan kepada anak.
b. Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran.
c. Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat
menimbulkan kericuhan.
d. Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan
mengalami kesulitan dalam bermain
(http://www.academia.edu/3761354/MEDIA_PEMBELAJARAN
_PERMAINAN_ULAR_TANGGA).
3. Langkah-langkah Bermain Ular Tangga
Permaianan ular tangga merupakan permainan yang dapat
dimainkan oleh dua orang atau lebih. Melalui peraga ular tangga
berupa papan ular tangga dan dadu, siswa akan bermain sambil belajar
bersama. Di mana peraga dipersiapkan oleh guru sehingga siswa dapat
langsung memainkannya.
Langkah-langkah bermain ular tangga yaitu:
a. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri
antara 5-7 anak
b. Masing-masing dari kelompok akan melempar dadu untuk
mendapatkan urutan bermain
c. Setelah urutan permainan didapatkan, maka perwakilan dari
masing-masing kelompok akan menjadi bidak yang turun
langsung pada papan ular tangga
d. Dadu dilempar oleh anggota kelompok yang bukan sebagai
bidak, kemudian memberitahukan kepada bidak berapa
banyak yang muncul dari hasil lemparan dadu
e. Ketika bidak sampai pada papan yang memiliki gambar
tangga, maka berkesempatan untuk menambah langkah
sebanyak udian yang didapatkan. Dan apabila sampai pada
papan bergambar ular, maka ia harus menurangi langkahnya
sebanyak undian yang didapatkan.
f. Permainan selesai setelah mendapatkan kelompok yang
berdiri pada angka paling tinggi yang ada pada papan ular
tangga.
Permainan ini memiliki aturan main pada saat dadu dilempar,
dan mata dadu yang keluar adalah enam, maka pelempar dadu
mendapatkan kesempatan satu kali lagi untuk melempar dadu. Tetapi
apabila pada lemparan kedua muncul mata dadu enam, tidak menjadi
berlaku melempar dadu satu kali lagi sehingga permainan akan
berlanjut pada urutan kelompok selanjutnya.
Dalam kegiatan bermain ini, anak-anak tidak sekadar
mendapatkan kegembiraan atas permainan akan tetapi mereka juga
akan mempelajari banyak pengetahuan. Diantaranya mereka akan
belajar tentang penjumlahan pengurangan, aturan bermain, menunggu
giliran, pola dan urutan.
D. Kaitan Peraga Ular Tangga dan Pembelajaran Matematika
Matematika adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari tentang
bahasa simbol yang memiliki pola keteraturan serta struktur yang
terorganisasi sehingga dalam pembelajarannya memerlukan cara yang
mampu memberi konsep pengetahuan secara konkret kepada siswa. Terlebih
pada siswa usia MI yang mana belum begitu mampu menerima konsep
pengetahuan abstrak.
Pada kenyataannya, pembelajaran matematika tidak selalu diajarkan
secara konkret dan masih bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini disebabkan
antara lain karena keterbatasan media, metode, dan pendekatan yang
dipergunakan dalam mengajar. Sulitnya menentukan media yang tepat serta
bukan hal mudah untuk menemukan cara memberi pengalaman langsung
kepada siswa tentang materi yang diajarkan.
Oleh karenanya, inovasi membuat peraga berupa ular tangga ini dapat
digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk memudahkan siswa
memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Peraga ular tangga yang
dipersiapkan berupa papan ular tangga sebesar kurang lebih 2,5m x 2,5m
lengkap beserta bilangan 1-100 dengan gambar ular dan tangga.
Peraga ular tangga didesain untuk siswa kelas 1 MI, dengan aturan
sederhana yang menyertainya. Sehingga akan lebih memudahkan siswa
untuk mengingat konsep awal tentang angka, bilangan dan urutan, yang
kemudian akan ke tahap yang lebih komplek yaitu penjumlahan dan
pengurangan.
Melalui permainan menggunakan peraga ular tangga siswa akan
belajar menjumlah dan mengurang bersama teman-temannya didampingi
oleh guru, hal ini akan memberikan interaksi lebih banyak di dalam kelas
maka pelajaran matematika tidak akan menjadi pelajaran yang ditakuti oleh
siswa tetapi menjadi pelajaran yang dinanti. Saat semangat dan minat siswa
semakin bertambah maka peluang untuk meningkatkan prestasi siswa akan
lebih banyak.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa melalui
peraga ular tangga pada materi penjumlahan pengurangan maka dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
1. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah
a. Lokasi penelitian
Tempat penelitian : MI Tarbiyatul Islamiyah
Alamat penelitian : Jl. Merbabu No.83 A Noborejo
Kecamatan : Argomulyo
Kabupaten/Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
b. Visi dan Misi MI Tarbiyatul Islamiyah
1) Visi
Terbentuknya generasi muslim yang beriman dan beramal sholeh,
berakhlaqul karimah, terampil kreatif, mandiri dan bertanggung jawab
dalam beragama, berbangsa dan bernegara.
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang
mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang
IPTEK dan IMTAQ.
b) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlaqul karimah
yang sesuai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c) Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu
terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif
dan mandiri dalam bidang sosial keagamaan, budaya, berbangsa
dan bernegara.
d) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan
keluarga, madrasah maupun masyarakat.
e) Menerapkan manajemen berbasis madrasah.
2. Keadaan Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah
Tabel 3.1
Daftar Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah
No. Nama Jabatan Pendidikan
1. Drs. Marno Kepala
Madrasah/Guru Mapel S.1
2. Yuli Inayati Amin, S.PdI Guru Kelas S.1
3. Pranti Lestari, S.Pd Guru Kelas S.1
4. Agus Guproni, S.PdI Guru Mapel S.1
5. Indah Sri Riyanti, S.PdI Guru Mapel S.1
6. Ratna Puspitasari, S.PdI Guru Kelas S.1
7. Abdul Wahab, S.Ag Guru Kelas S.1
8. Agus Setiyoko, S.PdI Guru Mapel S.1
9. Muzayinah, S.Ag Guru Kelas S.1
10. Muntaha, S.PdI Guru Mapel S.1
11. Kasmin Supir SMA
12. Sholikhan Kebersihan SMA
3. Data Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017
Tabel 3.2
Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
No. Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Jumlah Rombel L P
1. I 18 10 28 1
2. II 9 11 20 1
3. III 15 9 24 1
4. IV 15 12 27 1
5. V 10 11 21 1
6. VI 5 6 11 1
Jumlah 72 59 131 6
4. Karakteristik Siswa
Siswa kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga tahun ajaran
2016/2017 berjumlah 28 siswa terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 10
orang siswa perempuan. Data keadaan peserta didik MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Data Keadaan Siswa
No. Nama Siswa Keterangan
Laki-laki Perempuan
1 Alisa Hanna Azzahra √
2 Andika Pratama √
3 Andika Ramadhani Pratama
√
4 Aulana Maulida Solihah √
Bersambung...
Sambungan...
5 Devano Fajar Aldio √
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
√
7 Enggar Asrofi √
8 Fitria Nur Fadhilah √
9 Indra Wahyu Ardani √
10 Indriana Rizqi Mubarokah
√
11 Iqbal Maulana Maghribi √
12 Irsyad Najib Lisana Putra
√
13 Jihan Ananda Mayasari √
14 Mareska Rafel Firmansyah
√
15 Miftahul Abdie Fachlevy
√
16 Muh. Akbar Alghifari √
17 Muh. Nabil Syahdan √
18 Muh. Rizky Ardani √
19 Nizam Ezhar Saputra √
20 Putri Alda Faudiyah √
21 Rayhan Dwi Aprilio √
22 Rendy Dwi Saputra √
23 Ridho Yoga Pratama √
24 Rishad Maulana √
25 Salwa Fatikha Sari √
Bersambung...
Sambungan...
26 Yoga Galih Pamungkas √
27 Zidni Azzamy √
28 Zuhra Renidalathif √
5. Perolehan Nilai Pra Siklus
Kondisi awal (pra siklus) dilaksanakan pada hari Senin, 6 Februari
2017. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pra siklus untuk memperoleh
data kemampuan awal siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga. Berikut ini hasil pra siklus sebelum diberikan tindakan
menggunakan peraga ular tangga.
Tabel 3.4
Perolehan Nilai Pra Siklus
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alisa Hanna Azzahra 65 60 Tidak Tuntas
2 Andika Pratama 65 80 Tuntas
3 Andika Ramadhani Pratama
65 50 Tidak Tuntas
4 Aulana Maulida Solihah 65 70 Tuntas
5 Devano Fajar Aldio 65 40 Tidak Tuntas
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
65 70 Tuntas
7 Enggar Asrofi 65 20 Tidak Tuntas
8 Fitria Nur Fadhilah 65 90 Tuntas
Bersambung...
Sambungan...
9 Indra Wahyu Ardani 65 40 Tidak Tuntas
10 Indriana Rizqi Mubarokah
65 70 Tuntas
11 Iqbal Maulana Maghribi 65 70 Tuntas
12 Irsyad Najib Lisana Putra 65 70 Tuntas
13 Jihan Ananda Mayasari 65 70 Tuntas
14 Mareska Rafel Firmansyah
65 70 Tuntas
15 Miftahul Abdie Fachlevy 65 20 Tidak Tuntas
16 Muh. Akbar Alghifari 65 70 Tuntas
17 Muh. Nabil Syahdan 65 70 Tuntas
18 Muh. Rizky Ardani 65 50 Tidak Tuntas
19 Nizam Ezhar Saputra 65 70 Tuntas
20 Putri Alda Faudiyah 65 70 Tuntas
21 Rayhan Dwi Aprilio 65 10 Tidak Tuntas
22 Rendy Dwi Saputra 65 40 Tidak Tuntas
23 Ridho Yoga Pratama 65 20 Tidak Tuntas
24 Rishad Maulana 65 20 Tidak Tuntas
25 Salwa Fatikha Sari 65 50 Tidak Tuntas
26 Yoga Galih Pamungkas 65 10 Tidak Tuntas
27 Zidni Azzamy 65 40 Tidak Tuntas
28 Zuhra Renidalathif 65 0 Tidak Tuntas
6. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka semester genap tahun
2017. Penelitian menggunakan peraga ular tangga, dilaksanakan dalam 2
siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam pelajaran Matematika sesuai
dengan jadwal pelajaran Matematika kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga.
Waktu penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada bulan Januari 2017
2. Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017
3. Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2017
4. Kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2017
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal 8 Februari
2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran
Matematika kelas 1 semester genap. Standar kompetensi melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan
masalah, dengan kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dua angka. Pokok materi yang di uraikan adalah penjumlahan dan
pengurangan dengan cara bersusun dan cara mendatar.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan peraga ular tangga.
b. Membuat seperangkat peraga ular tangga yang terdiri dari papan ular
tangga dan dadu. Papan ular tangga dibuat dari kardus bekas dengan
dihiasi lembaran kertas warna-warni dan angka 1 sampai angka 100
ditempel pada masing-masing warna. Sedangkan dadu dibuat dari kain
flanel yang kemudian diisi dengan bola dan dakron. Serta menyiapkan
undian yang akan digunakan dalam permainan.
c. Menyiapkan bahan ajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
dua angka dengan cara bersusun dan cara mendatar.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi pembelajaran
melalui peraga ular tangga.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:
a. Guru melaksanakan pelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
c. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa pakaian dan
merapikan tempat duduk siswa.
e. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
f. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
h. Guru menjelaskan tentang materi penjumlahan pengurangan bilangan
dua angka dengan cara bersusun dan cara mendatar.
i. Guru meminta siswa untuk berkelompok, dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 anak.
j. Guru menjelaskan aturan main permainan ular tangga yang akan
dilakukan. Siswa belajar melalui permainan ular tangga dengan peraga
ular tangga berupa papan ular tangga dan dadu.
k. Siswa memainkan permainan ular tangga dengan dibimbing oleh guru.
l. Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
m. Guru mengomentari hal-hal yang berlangsng saat proses pembelajaran.
n. Siswa mengerjakan post-test siklus I.
o. Guru menutup pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
a. Memperhatikan keaktifan dan partisipasi siswa saat proses pembelajaran
sedang berlangsung.
b. Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi guru dan
siswa yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
4. Refleksi
Hasil belajar siklus ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat antusias dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peraga ular
tangga. Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator dan
pembelajaran berpusat pada observasi siswa terhadap permainan yang
disediakan. Peraga ular tangga membuat siswa penasaran dan menunjukkan
minat/ketertarikan dengan hal baru yang dijumpainya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah,
yaitu:
a. Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
aktivitas permainan dan hanya memilih untuk melihat temannya.
b. Keberanian beberapa siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang.
c. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat aktivitas bermain sehingga
menghabiskan waktu lebih lama dari yang seharusnya.
d. Beberapa siswa belum memahami aturan permainan ular tangga. Siswa
masih kebingungan dengan urutan angkan pada papan ular tangga saat
berjalan. Dalam hal ini siswa sangat bergantung kepada guru untuk
menghitung urutan penjumlahan maupun pengurangan.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal 10 Februari
2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran
Matematika kelas 1 semester genap. Standar kompetensi melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan
masalah, dengan kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dua angka. Pokok materi yang di uraikan adalah penjumlahan dan
pengurangan dengan cara bersusun dan cara mendatar.
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan peraga ular tangga.
b. Menyiapkan seperangkat peraga ular tangga yang terdiri dari papan ular
tangga, dadu, dan nomor undian yang akan digunakan dalam permainan.
c. Menyiapkan bahan ajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
dua angka dengan cara bersusun dan cara mendatar.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi pembelajaran
melalui peraga ular tangga.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:
a. Guru melaksanakan pelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
c. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa pakaian dan
merapikan tempat duduk siswa.
e. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
f. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
h. Guru menjelaskan tentang materi penjumlahan pengurangan bilangan dua
angka dengan cara bersusun dan cara mendatar.
i. Guru meminta siswa untuk berkelompok, dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 anak.
j. Guru menjelaskan aturan main permainan ular tangga yang akan
dilakukan. Siswa belajar melalui permainan ular tangga dengan peraga
ular tangga berupa papan ular tangga dan dadu.
k. Siswa memainkan permainan ular tangga dengan dibimbing oleh guru.
l. Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
m. Guru mengomentari hal-hal yang berlangsng saat proses pembelajaran.
n. Siswa mengerjakan post-test siklus II.
o. Guru menutup pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
c. Memperhatikan keaktifan dan partisipasi siswa saat proses pembelajaran
sedang berlangsung.
d. Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi guru dan
siswa yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar pembelajaran yang
sedang berlangsung.
4. Refleksi
Hasil belajar siklus II ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat lebih antusias dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peraga ular
tangga. Siswa mulai mandiri dan membantu guru saat menata papan ular
tangga. Memperhatikan urutan angka pada papan dengan lebih cermat dan
teliti. Sedangkan guru tetap sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator
bagi para siswa, sementara siswa memainkan permainan ular tangga. Siswa
menjadi lebih aktif dan tidak malu untuk mengajukan diri terlibat dalam
permainan. Selama pengamatan berlangsung, kebingungan siswa dalam
menemukan jawaban yang tepat semakin menurun. Berdasarkan perolehan
nilai dapat diketahui bahwa nilai yang didapatkan lebih baik daripada saat
siklus I.
Pembelajaran pada siklus II telah mencapai hal yang diharapkan,
yakni keterlibatan aktif seluruh siswa, pembelajaran yang menyenangkan,
dan peningkatan hasil belajar siswa. selain itu, nilai yang diperoleh siswa
telah mencapai standdari minimal KKM. Hal ini menunjukkan bahwa
tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu
tidak perlu mengadakantindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada
siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pra siklus mata pelajaran Matematika materi
penjumlahan pengurangan bilangan dua angka untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan peraga ular
tangga, kemudian melakukan post-test setiap berakhirnya siklus. Adapun
hasil pra siklus dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Nilai Pra siklus Siswa
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alisa Hanna Azzahra 65 60 Tidak Tuntas
2 Andika Pratama 65 80 Tuntas
3 Andika Ramadhani Pratama
65 50 Tidak Tuntas
4 Aulana Maulida Solihah 65 70 Tuntas
5 Devano Fajar Aldio 65 40 Tidak Tuntas
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
65 70 Tuntas
7 Enggar Asrofi 65 20 Tidak Tuntas
8 Fitria Nur Fadhilah 65 90 Tuntas
9 Indra Wahyu Ardani 65 40 Tidak Tuntas
Bersambung...
Sambungan..
10 Indriana Rizqi Mubarokah
65 70 Tuntas
11 Iqbal Maulana Maghribi 65 70 Tuntas
12 Irsyad Najib Lisana Putra 65 70 Tuntas
13 Jihan Ananda Mayasari 65 70 Tuntas
14 Mareska Rafel Firmansyah
65 70 Tuntas
15 Miftahul Abdie Fachlevy 65 20 Tidak Tuntas
16 Muh. Akbar Alghifari 65 70 Tuntas
17 Muh. Nabil Syahdan 65 70 Tuntas
18 Muh. Rizky Ardani 65 50 Tidak Tuntas
19 Nizam Ezhar Saputra 65 70 Tuntas
20 Putri Alda Faudiyah 65 70 Tuntas
21 Rayhan Dwi Aprilio 65 10 Tidak Tuntas
22 Rendy Dwi Saputra 65 40 Tidak Tuntas
23 Ridho Yoga Pratama 65 20 Tidak Tuntas
24 Rishad Maulana 65 20 Tidak Tuntas
25 Salwa Fatikha Sari 65 50 Tidak Tuntas
26 Yoga Galih Pamungkas 65 10 Tidak Tuntas
27 Zidni Azzamy 65 40 Tidak Tuntas
28 Zuhra Renidalathif 65 0 Tidak Tuntas
Data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dalam KKM
65 sebanyak 13 anak atau 46,4% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28
anak. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 15 anak atau 54,6%
dari jumlah siswa yang ada di kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga. Nilai rata-rata kelasnya adalah 50,35.
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
post-test dan lembar observasi. Melalui instrumen tersebut diperoleh data
tentang nilai hasil belajar siswa dalam belajar.
a. Data Hasil Pengamatan
1) Nilai Hasil Belajar Siswa
Melalui post-test yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus
I menggunakan peraga ular tangga mata pelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka diperoleh nilai
hasil siswa sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alisa Hanna Azzahra 65 80 Tuntas
2 Andika Pratama 65 70 Tuntas
3 Andika Ramadhani Pratama
65 60 Tidak Tuntas
4 Aulana Maulida Solihah 65 90 Tuntas
5 Devano Fajar Aldio 65 50 Tidak Tuntas
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
65 90 Tuntas
Bersambung...
Sambungan...
7 Enggar Asrofi 65 50 Tidak Tuntas
8 Fitria Nur Fadhilah 65 100 Tuntas
9 Indra Wahyu Ardani 65 50 Tidak Tuntas
10 Indriana Rizqi Mubarokah
65 90 Tuntas
11 Iqbal Maulana Maghribi 65 70 Tuntas
12 Irsyad Najib Lisana Putra 65 70 Tuntas
13 Jihan Ananda Mayasari 65 90 Tuntas
14 Mareska Rafel Firmansyah
65 80 Tuntas
15 Miftahul Abdie Fachlevy 65 40 Tidak Tuntas
16 Muh. Akbar Alghifari 65 80 Tuntas
17 Muh. Nabil Syahdan 65 80 Tuntas
18 Muh. Rizky Ardani 65 60 Tidak Tuntas
19 Nizam Ezhar Saputra 65 80 Tuntas
20 Putri Alda Faudiyah 65 80 Tuntas
21 Rayhan Dwi Aprilio 65 70 Tuntas
22 Rendy Dwi Saputra 65 50 Tidak Tuntas
23 Ridho Yoga Pratama 65 40 Tidak Tuntas
24 Rishad Maulana 65 70 Tuntas
25 Salwa Fatikha Sari 65 70 Tuntas
26 Yoga Galih Pamungkas 65 80 Tuntas
27 Zidni Azzamy 65 70 Tuntas
Bersambung...
Sambungan...
28 Zuhra Renidalathif 65 30 Tidak Tuntas
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
post-test menunjukkan siswa yang tuntas KKM 65 sebanyak 19 siswa
atau 67,85% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28. Sedangkan 9
siswa atau 32,15% dari jumlah siswa yang ada di kelas 1 MI
Tarbiyatul Islamiyah belum tuntas KKM. Nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu 69,28.
2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.3
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi 1 2 3 4
I. Pendahuluan
1. Menjawab salam √
2.
Memperhatikan penjelasan guru
tentang materi yang akan
dipelajari
√
II. Kegiatan Pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
tentang materi penjumlahan
pengurangan bilangan 1-100
√
Bersambung...
Sambungan...
4. Mengamati peraga ular tangga √
5. Aktif bertanya jawab dengan
guru
√
6.
Saling bekerja sama dengan
teman sekelompok untuk
memainkan peraga ular tangga
√
7.
Saling berdiskusi dengan teman
sekelompok tentang cara
memenangkan permainan
√
8. Mematuhi aturan main √
III. Penutup
9. Mengerjakan tes secara individu √
10.
Mengumpulkan lembar tes yang
telah selesai dikerjakan dengan
tertib
√
Jumlah 1 10 12 -
Nilai 2,3
Kategori Baik
����� =� (����� �����ℎ)
10 (����� �����)
Keterangan:
Skor 4 Nilai 3,1-4,0 (Sangat Baik)
Skor 3 Nilai 2,1-3,0 (Baik)
Skor 2 Nilai 1,1-2,0 (Cukup)
Skor 1 Nilai 0-1,0 (Kurang)
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I mendapat nilai
sebesar 2,3 dengan perolehan kategori baik.
3) Performa Guru dalam Pembelajaran
Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran menggunakan peraga ular tangga pada
siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Salatiga mata pelajaran
Matematika materi penjumlahan pengurangan bilangan dua angka:
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi 1 2 3 4
I. Pra Pembelajaran
1. Menyiapkan RPP √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Melakukan apersepsi √
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
4. Menyampaikan materi dengan jelas √
5. Menjelaskan materi dengan lancar √
6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
B. Pengkondisisan selama pembelajaran
8. Menguasai kelas √
9. Tanggap terhadap aktivitas siswa √
Bersambung...
Sambungan...
C. Pemanfaatan Peraga Ular Tangga
10. Memotivasi siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
11. Mengarahkan siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
12. Mengarahkan siswa untuk memerhatikan
langkah dan aturan main ular tangga
√
13. Menyampaikan materi dengan peraga ular tangga
√
14. Mengajak siswa mempraktekkan permainan ular tangga
√
D. Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi peserta didik
15. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
√
16. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
17. Menumbuhkan keceriaan siswa dalam pembelajaran
√
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
18. Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran
√
19. Memberikan evaluasi terhadap penguasaan materi
√
III. Penutup
20. Mengadakan tes formatif √
Jumlah - 14 36 4
Nilai 2,7
Kategori Baik
����� =� (����� �����ℎ)
20 (����� �����)
Keterangan:
Skor 4 Nilai 3,1-4,0 (Sangat Baik)
Skor 3 Nilai 2,1-3,0 (Baik)
Skor 2 Nilai 1,1-2,0 (Cukup)
Skor 1 Nilai 0-1,0 (Kurang)
b. Refleksi
Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I,
peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran:
1) Penggunaan waktu yang kurang optimal saat permainan ular tangga
berlangsung
2) Keberanian beberapa siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
dalam diskusi dengan teman sekelompok masih kurang.
3) Siswa masih mengalami kebingungan mengenai urutan angka pada
saat akan melangkah pada papan ular tangga
4) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam aktivitas permainan dan hanya memilih untuk melihat
temannya.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada
siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk perbaikan pada siklus II
diantaranya:
1) Pembagian kelompok pada siklus II sama seperti kelompok pada
siklus I, dan siswa yang pada siklus I telah menjadi bidak, bergantian
dengan anggota yang lain sehingga tidak perlu membuat kelompok
baru yang diharapkan akan mengefisienkan waktu.
2) Guru membimbing siswa untuk saling bertanya dan mencari solusi
pada setiap kelompok. Sehingga diharapkan siswa tidak bermain
secara individual.
3) Guru bersama siswa menata papan ular tangga bersama-sama seperti
memasang puzzle. Sehingga diharapkan siswa mampu berfokus pada
urutan angka papan untuk mencapai papan yang sempurna dengan
urutan 1-100.
4) Guru perlu menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk lebih aktif
terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
3. Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
1) Nilai Hasil Belajar Siswa
Melalui post-test yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus
II menggunakan peraga ular tangga mata pelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka diperoleh nilai
hasil siswa sebagai berikut:
Tabel 4.5
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alisa Hanna Azzahra 65 70 Tuntas
2 Andika Pratama 65 90 Tuntas
3 Andika Ramadhani Pratama
65 70 Tuntas
Bersambung...
Sambungan...
4 Aulana Maulida Solihah 65 80 Tuntas
5 Devano Fajar Aldio 65 70 Tuntas
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
65 90 Tuntas
7 Enggar Asrofi 65 70 Tuntas
8 Fitria Nur Fadhilah 65 90 Tuntas
9 Indra Wahyu Ardani 65 70 Tuntas
10 Indriana Rizqi Mubarokah
65 100 Tuntas
11 Iqbal Maulana Maghribi 65 80 Tuntas
12 Irsyad Najib Lisana Putra 65 90 Tuntas
13 Jihan Ananda Mayasari 65 80 Tuntas
14 Mareska Rafel Firmansyah
65 100 Tuntas
15 Miftahul Abdie Fachlevy 65 70 Tuntas
16 Muh. Akbar Alghifari 65 90 Tuntas
17 Muh. Nabil Syahdan 65 90 Tuntas
18 Muh. Rizky Ardani 65 60 Tidak Tuntas
19 Nizam Ezhar Saputra 65 90 Tuntas
20 Putri Alda Faudiyah 65 90 Tuntas
21 Rayhan Dwi Aprilio 65 80 Tuntas
22 Rendy Dwi Saputra 65 60 Tidak Tuntas
23 Ridho Yoga Pratama 65 60 Tidak Tuntas
24 Rishad Maulana 65 80 Tuntas
Bersambung...
Sambungan...
25 Salwa Fatikha Sari 65 90 Tuntas
26 Yoga Galih Pamungkas 65 70 Tuntas
27 Zidni Azzamy 65 80 Tuntas
28 Zuhra Renidalathif 65 70 Tuntas
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
hasil post-test menunjukkan siswa yang tuntas dalam KKM 65
sebanyak 25 siswa atau 89,28% dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 28 anak. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 3
siswa atau 10,72% dari jumlah siswa yang ada di kelas 1 MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh
sebesar 78,92.
2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.6
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi 1 2 3 4
I. Pendahuluan
1. Menjawab salam √
Bersambung...
Sambungan...
2.
Memperhatikan penjelasan guru
tentang materi yang akan
dipelajari
√
II. Kegiatan Pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
tentang materi penjumlahan
pengurangan bilangan 1-100
√
4. Mengamati peraga ular tangga √
5. Aktif bertanya jawab dengan
guru
√
6.
Saling bekerja sama dengan
teman sekelompok untuk
memainkan peraga ular tangga
√
7.
Saling berdiskusi dengan teman
sekelompok tentang cara
memenangkan permainan
√
8. Mematuhi aturan main √
III. Penutup
9. Mengerjakan tes secara individu √
10.
Mengumpulkan lembar tes yang
telah selesai dikerjakan dengan
tertib
√
Jumlah - 2 12 20
Nilai 3,4
Kategori Sangat Baik
����� =� (����� �����ℎ)
10 (����� �����)
Keterangan:
Skor 4 Nilai 3,1-4,0 (Sangat Baik)
Skor 3 Nilai 2,1-3,0 (Baik)
Skor 2 Nilai 1,1-2,0 (Cukup)
Skor 1 Nilai 0-1,0 (Kurang)
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II mendapat nilai
sebesar 3,4. Pencapaian ini termasuk ke dalam kategori sangat baik.
3) Performa Guru dalam Pembelajaran
Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran menggunakan peraga ular tangga pada
siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah mata pelajaran Matematika
materi penjumlahan pengurangan bilangan dua angka:
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi 1 2 3 4
I. Pra Pembelajaran
1. Menyiapkan RPP √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Melakukan apersepsi √
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
4. Menyampaikan materi dengan jelas √
5. Menjelaskan materi dengan lancar √
Bersambung...
Sambungan...
6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
B. Pengkondisisan selama pembelajaran
8. Menguasai kelas √
9. Tanggap terhadap aktivitas siswa √
C. Pemanfaatan Peraga Ular Tangga
10. Memotivasi siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
11. Mengarahkan siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
12. Mengarahkan siswa untuk memerhatikan langkah dan aturan main ular tangga
√
13. Menyampaikan materi dengan peraga ular tangga
√
14. Mengajak siswa mempraktekkan permainan ular tangga
√
D. Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi peserta didik
15. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
√
16. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
17. Menumbuhkan keceriaan siswa dalam pembelajaran
√
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
18. Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran
√
19. Memberikan evaluasi terhadap penguasaan materi
√
III. Penutup
20. Mengadakan tes formatif √
Jumlah - - 33 36
Nilai 3,4
Kategori Sangat Baik
����� =� (����� �����ℎ)
20 (����� �����)
Keterangan:
Skor 4 Nilai 3,1-4,0 (Sangat Baik)
Skor 3 Nilai 2,1-3,0 (Baik)
Skor 2 Nilai 1,1-2,0 (Cukup)
Skor 1 Nilai 0-1,0 (Kurang)
b. Refleksi
Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan
siklus I. Pada siklus I masih ada 9 siswa yang belum tuntas, namun pada
siklus II ketuntasan belajar mencapai 89,28% atau 3 siswa belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan prestasi belajar
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa
kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti
menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan
tindakan. Hasil tersebut meliputi perolehan nilai pada post-test dan hasil
pengamatan peneliti untuk menilai aktivitas belajar siswa. Hal ini diperoleh
siswa setelah pelaksanaan tindakan menggunakan peraga ular tangga. Hasil
penelitian yang dilakukan sebelum PTK , siklus I, dan siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Sebelum PTK
Sebelum pelaksanaan PTK, hasil pra siklus siswa menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kurang memuaskan. Sebanyak 15 siswa belum mencapai
batas KKM 65 untuk mata pelajaran Matematika kelas 1. Siswa yang telah
mencapai KKM sebanyak 46,42% dari keseluruhan siswa kelas 1 MI
Tarbiyatul Islamiyah. Adapun data rekapitulasi nilai ketuntasan siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
13 15
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa guru jarang
menggunakan peraga sehingga pelajaran bersifat monoton dan kurang
menarik bagi siswa. Hal ini menjadi salah satu faktor kurangnya keaktifan
siswa dalam belajar. Maka dari itu perlu inovasi pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tidakan dalam siklus I
menggunakan peraga ular tangga melalui permainan ular tangga.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa adalah 69. Ketuntasan
siswa mencapai 67,85% atau 19 siswa tuntas, tetapi masih ada 9 siswa yang
nilainya berada dibawah KKM. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I
No. Nilai Jumlah Siswa
1. 30 1
2. 40 2
3. 50 4
4. 60 2
5. 70 7
6. 80 7
7. 90 4
8. 100 1
Total 28
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat sebesar
9,64 dari siklus I yaitu sebesar 78,92. Ketuntasan yang dicapai sebesar 89,
29%. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II
No. Nilai Jumlah Siswa
1. 60 3
2. 70 8
3. 80 6
4. 90 9
5. 100 2
Total 28
Peningkatan nilai prestasi belajar siswa berlangsung pada siklus I dan
II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
No. Nama Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Alisa Hanna Azzahra 60 80 70
2 Andika Pratama 80 70 90
3 Andika Ramadhani Pratama
50 60 70
4 Aulana Maulida Solihah 70 90 80
5 Devano Fajar Aldio 40 50 70
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
70 90 90
7 Enggar Asrofi 20 50 70
8 Fitria Nur Fadhilah 90 100 90
9 Indra Wahyu Ardani 40 50 70
10 Indriana Rizqi Mubarokah
70 90 100
11 Iqbal Maulana Maghribi 70 70 80
12 Irsyad Najib Lisana Putra 70 70 90
13 Jihan Ananda Mayasari 70 90 80
14 Mareska Rafel Firmansyah
70 80 100
15 Miftahul Abdie Fachlevy 20 40 70
16 Muh. Akbar Alghifari 70 80 90
17 Muh. Nabil Syahdan 70 80 90
Bersambung...
Sambungan...
18 Muh. Rizky Ardani 50 60 60
19 Nizam Ezhar Saputra 70 80 90
20 Putri Alda Faudiyah 70 80 90
21 Rayhan Dwi Aprilio 10 70 80
22 Rendy Dwi Saputra 40 50 60
23 Ridho Yoga Pratama 20 40 60
24 Rishad Maulana 20 70 80
25 Salwa Fatikha Sari 50 70 90
26 Yoga Galih Pamungkas 10 80 70
27 Zidni Azzamy 40 70 80
28 Zuhra Renidalathif 0 30 70
Nilai Rata-rata 50,35 69,28 78,92
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan rata-
rata nilai pada siklus I meningkat sebesar 18,93 menjadi 69,28. Pada siklus
II, perolehan rata-rata meningkat kembali sebesar 9,64 menjadi 78,92. Dari
hasil data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK melalui
peraga ular tangga berhasil meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa
kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah. Peningkatan hasil pra siklus, post-test
siklus I dan post-test siklus II dapat dilihat dalam diagram berikut:
Diagram 4.12
Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Adapun peningkatan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 4.13
Gabungan Rata-rata Hasil Belajar
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Nila
i
Peserta Didik
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nila
i
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas siswa selama
melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menggunakan peraga
ular tangga pada siswa kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo mata
pelajaran Matematika materi penjumlahan pengurangan bilangan dua angka,
berdasarkan pada data yang diperoleh tabel 4.3 dan 4.6:
Tabel 4.14
Tabel Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
No. Skala Partisipasi Siklus I Siklus II
1. 1 1 -
2. 2 10 2
3. 3 12 12
4. 4 - 20
Nilai 2,3 3,4
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada siklus I terdapat 1
aspek yang mendapatkan skala partisipasi 1, dan telah meningkat pada
siklus II dengan tidak adanya aspek yang mendapat skala partisipasi 1.
Peningkatan aktivitas belajar siswa juga terjadi dari siklus I tidak ada aspek
yang mendapat skala partisipasi 4 meningkat pada siklus II dengan 5 aspek
memperoleh skala partisipasi 4.
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menggunakan peraga
ular tangga kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo mata pelajaran
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka,
berdasarkan pada data yang diperoleh tabel 4.4 dan 4.7:
Tabel 4.15
Tabel Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus
No. Skala Partisipasi Siklus I Siklus II
1. 1 - -
2. 2 14 -
3. 3 36 33
4. 4 4 36
Nilai 2,7 3,4
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa pada siklus I dan II
tidak ada aspek yang mendapatkan skala partisipasi 1. Peningkatan aktivitas
guru terjadi dari siklus I di mana 1 aspek yang mendapat skala partisipasi 4
meningkat pada siklus II dengan 9 aspek memperoleh skala partisipasi 4.
Dari hasil pengamatan tabel diatas membuktikan bahwa performa
guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan peraga ular tangga
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan peraga ular tangga dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada
siswa kelas 1. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil
belajar Matematika pada tiap siklus. Mulai dari pra siklus sebelum
dilakukan tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya 46,42% dari
keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada siklus I setelah menggunakan
peraga ular tangga, siswa yang tuntas KKM 65 sebanyak 19 siswa atau
67,85% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 anak dengan nilai rata-
rata kelasnya 69,28. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 21,43% dari
pra siklus ke siklus I.
Pada siklus II setelah pembelajaran menggunakan peraga ular tangga,
sebanyak 25 siswa atau 89,28% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar
78,92. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 21,43% dari siklus I ke
siklus II.
Sedangkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I
menunjukkan perolehan nilai sebesar 2,3 dengan kategori baik. Pada siklus
II mengalami peningkatan dengan perolehan nilai sebesar 3,4 dengan
kategori sangat baik.
Hasil dari pengamatan guru pada siklus I diperoleh nilai sebesar 2,7
dengan kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan
perolehan nilai 3,4 dengan kategori sangat baik.
Pembelajaran matematika materi penjumlahan pengurangan melalui
peraga ular tangga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga tahun 2017.
B. Saran
1. Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah sangat penting untuk kemajuan dalam lembaga
pendidikan, khususnya dalam memajukan madrasah. Kepala sekolah
harus senantiasa memberikan dukungan terhadap guru dalam mengajar
dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar,
baik berupa alat peraga maupun media serta pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan keterampilan guru dalam mengajar.
2. Guru
Peran guru sangat penting untuk kemajuan dalam prestasi yang di raih
oleh siswa, sehingga guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami dan
mampu meningkatkan minat siswa supaya tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Hal ini perlu untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode, strategi dan media yang
tepat.
3. Siswa
Siswa sebagai peserta didik, sebaiknya dapat lebih aktif dan percaya diri
dalam mengikuti pembelajaran agar mampu memahami materi yang
diberikan guru sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
4. Orang Tua
Orang tua selaku wali dari peserta didik, juga diperlukan kerjasamanya
dengan pihak sekolah dalam memantau aktivitas anak di rumah.
Mengingat pesatnya perkembangan zaman yang mampu mempengaruhi
karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Achelis, dkk. Terj. Tony Rachmadie. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Buku 2. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jogjakarta: Javalitera.
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Standar Kompetensi. Jakarta Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
___________________ . 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fathurrohman, Muhammad & Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Husna M, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Ismunamto, A, dkk. 2011. Ensiklopedia Matematika 1. Jakarta: PT Lentera Abadi.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustaqim. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Narwanti, Sri & Somadi. 2012. Panduan Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Ostroff, Wendy L. 2012. Understanding How Young Children Learn: Bringing the Science Of Child. Terj. B. Sendra Tanuwidjaja. 2013. Memahami Cara Anak-anak Belajar membawa Ilmu Perkembangan Anak ke dalam Kelas. Jakarta: Indeks.
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahyubi, Heri. 2014. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.
Rumus Hitung. 2014. Definisi Matematika Dasar. Alamat web: http://rumushitung.com/2014/10/05/definisi-matematika-dasar/ diakses pada hari Kamis, 28 Juli 2016 pada pukul 13:57
Saka, Rasendriya Sang. Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga. Alamat web: http://www.academia.edu/3761354/MEDIA_PEMBELAJARAN_PERMAINAN_ULAR_TANGGA diakses pada hari Rabu, 20 Juli 2016 pukul 11:48
Semiawan, Conny R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sulardi. 2006. Pandai Berhitung Matematika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sundayana, Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Tirtarahardja, Umar & S. L La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walle, John A. Van de. 2007. Elementary and Middle School Mathematics Sixth Edition. Terj. Suyono. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Winataputra, Udin S, dkk. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Tangerang: Universitas Terbuka.
Yoni, Acep, dkk. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : I/2
Materi Pokok : Penjumlahan Pengurangan Bilangan Dua Angka
Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
C. Indikator
4.4.1 Memahami aturan kaidah penjumlahan dan pengurangan sesuai nilai
tempat satuan dan puluhan
4.4.2 Menjumlah dua bilangan dua angka dengan cara bersusun
4.4.3 Menjumlah dua bilangan dua angka dengan cara mendatar
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan observasi siswa dapat memahami aturan
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka secara tepat sesuai
nilai tempat satuan dan puluhan
Melalui praktek siswa dapat menjumlah dua bilangan dua angka
dengan tepat
Melalui tugas siswa dapat menjumlah dan mengurangi dua bilangan
dua angka menggunakan cara bersusun dan cara mendatar
Karakter siswa yang diharapkan: Ketelitian, kerjasama, disiplin.
E. Materi
1. Penjumlahan
Menjumlahkan dua bilangan dengan cara bersusun
Penjumlahan dengan cara mendatar
2. Pengurangan
Pengurangan dua bilangan dengan cara bersusun
Pengurangan dua bilangan dengan cara mendatar
F. Metode
Ceramah bervariasi
Diskusi
Observasi
Praktek
Tugas
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Siswa
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama siswa
dengan hikmat
b. Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”
c. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa pakaian dan
kerapian tempat duduk.
d. Apersepsi : Guru bertanya jawab materi sebelumnya berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan
e. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat dari materi
yang akan dipelajari
f. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan hari ini berkaitan
dengan pelajaran matematika, materi pokok bilangan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
Siswa mengamati aturan main ular tangga yang dicontohkan oleh
guru
Siswa menanya hal-hal yang perlu dilakukan saat melakukan
permainan ular tangga
b. Elaborasi
Siswa melakukan permainan ular tangga bersama-sama
Siswa menghubungkan permainan ular tangga dengan materi
penjumlahan dan pengurangan satuan angka 0
c. Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Siswa dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
Siswa mengerjakan evaluasi
Guru memberikan pesan moral kepada siswa pada akhir pelajaran
H. Media, Alat, dan Sumber belajar
1. Media
- Papan Ular Tangga
- Dadu
2. Alat Pembelajaran
- Papan tulis,
- Spidol
3. Sumber Belajar
- Sulardi. Pandai Berhitung Matematika SD Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Halaman 194-199.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : I/2
Materi Pokok : Penjumlahan Pengurangan Bilangan Dua Angka
Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
C. Indikator
4.4.1 Memahami aturan kaidah penjumlahan dan pengurangan sesuai nilai
tempat satuan dan puluhan
4.4.2 Menjumlah dua bilangan dua angka dengan cara bersusun
4.4.3 Menjumlah dua bilangan dua angka dengan cara mendatar
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan observasi siswa dapat memahami aturan
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka secara tepat sesuai
nilai tempat satuan dan puluhan
Melalui praktek siswa dapat menjumlah dua bilangan dua angka
dengan tepat
Melalui tugas siswa dapat menjumlah dan mengurangi dua bilangan
dua angka menggunakan cara bersusun dan cara mendatar
Karakter siswa yang diharapkan: Ketelitian, kerjasama, disiplin.
E. Materi
1. Penjumlahan
Menjumlahkan dua bilangan dengan cara bersusun
Penjumlahan dengan cara mendatar
2. Pengurangan
Pengurangan dua bilangan dengan cara bersusun
Pengurangan dua bilangan dengan cara mendatar
F. Metode
Ceramah bervariasi
Diskusi
Observasi
Praktek
Tugas
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Siswa
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama siswa
dengan hikmat
b. Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”
c. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa pakaian dan
kerapian tempat duduk.
d. Apersepsi : Guru bertanya jawab materi sebelumnya berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan
e. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat dari materi
yang akan dipelajari
f. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan hari ini berkaitan
dengan pelajaran matematika, materi pokok bilangan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
Siswa mengamati aturan main ular tangga yang dicontohkan oleh
guru
Siswa menanya hal-hal yang perlu dilakukan saat melakukan
permainan ular tangga
b. Elaborasi
Siswa melakukan permainan ular tangga bersama-sama
Siswa menghubungkan permainan ular tangga dengan materi
penjumlahan dan pengurangan satuan 1-9
c. Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Siswa dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
Siswa mengerjakan evaluasi
Guru memberikan pesan moral kepada siswa pada akhir pelajaran
H. Media, Alat, dan Sumber belajar
1. Media
- Papan Ular Tangga
- Dadu
2. Alat Pembelajaran
- Papan tulis,
- Spidol
3. Sumber Belajar
- Sulardi. Pandai Berhitung Matematika SD Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Halaman 148-203.
DOKUMENTASI
A. Pra Siklus
Gambar 1. Siswa sedang mengerjakan soal pra siklus secara individu
Gambar 2. Siswa sedang menghitung dengan menggunakan jari
B. Siklus I
Gambar 3. Siswa bersiap bermain ular tangga pada siklus I
Gambar 4. Siswa pertama bersiap melempar dadu
Gambar 5. Siswa secara bergantian melempar dadu
Gambar 6. Siswa menghitung langkah sebanyak undian yang didapatkan, siswa yang lain ikut memperhatikan
C. Siklus II
Gambar 7. Guru sedang menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan
Gambar 8. Siswa dalam aktivitas bermain ular tangga
Gambar 9. Guru membagi soal post-test siklus II
Gambar 10. Siswa mengerjakan soal post-test siklus II
104
Soal Evaluasi Siklus I
Kerjakan soal di bawah ini!
Selesaikan penjumlahan berikut ini:
1.
2.
3.
4. 20 + ... = 60
5. ... + 40 = 70
Selesaikan pengurangan berikut:
1.
2.
3.
4. 50 – ... = 20
5. ... – 20 = 20
3 0 2 0
...
5 0 3 0
...
6 7 2 6
...
6 0 2 0
...
4 8 1 8
...
3 0 1 0
...
105
Soal Evaluasi Siklus II
Kerjakan soal di bawah ini!
Selesaikan penjumlahan berikut ini:
1.
2.
3.
4. 32 + ... = 59
5. ... + 43 = 75
Selesaikan pengurangan berikut:
1.
2.
3.
4. 58 – ... = 25
5. ... – 43 = 26
5 4 3 2
...
2 5 4 3
...
6 7 1 6
...
7 9 4 6
...
5 5 3 5
...
6 4 2 1
...
106
Lampiran
Perolehan Nilai Pra Siklus
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alisa Hanna Azzahra 65 60 Tidak Tuntas
2 Andika Pratama 65 80 Tuntas
3 Andika Ramadhani Pratama
65 50 Tidak Tuntas
4 Aulana Maulida Solihah 65 70 Tuntas
5 Devano Fajar Aldio 65 40 Tidak Tuntas
6 Elvaretta Quinzha Skyla Efendy
65 70 Tuntas
7 Enggar Asrofi 65 20 Tidak Tuntas
8 Fitria Nur Fadhilah 65 90 Tuntas
9 Indra Wahyu Ardani 65 40 Tidak Tuntas
10 Indriana Rizqi Mubarokah
65 70 Tuntas
11 Iqbal Maulana Maghribi 65 70 Tuntas
12 Irsyad Najib Lisana Putra 65 70 Tuntas
13 Jihan Ananda Mayasari 65 70 Tuntas
14 Mareska Rafel Firmansyah
65 70 Tuntas
15 Miftahul Abdie Fachlevy 65 20 Tidak Tuntas
16 Muh. Akbar Alghifari 65 70 Tuntas
17 Muh. Nabil Syahdan 65 70 Tuntas
18 Muh. Rizky Ardani 65 50 Tidak Tuntas
Bersambung...
107
Sambungan...
19 Nizam Ezhar Saputra 65 70 Tuntas
20 Putri Alda Faudiyah 65 70 Tuntas
21 Rayhan Dwi Aprilio 65 10 Tidak Tuntas
22 Rendy Dwi Saputra 65 40 Tidak Tuntas
23 Ridho Yoga Pratama 65 20 Tidak Tuntas
24 Rishad Maulana 65 20 Tidak Tuntas
25 Salwa Fatikha Sari 65 50 Tidak Tuntas
26 Yoga Galih Pamungkas 65 10 Tidak Tuntas
27 Zidni Azzamy 65 40 Tidak Tuntas
28 Zuhra Renidalathif 65 0 Tidak Tuntas
Rata-rata 50,35
108
HASIL PENGAMATAN GURU
SIKLUS I
Nama sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah
Mata pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Dua Angka
Kelas/ Semester : 1/II
Hari/ Tanggal : Rabu, 08 Februari 2017
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi
1 2 3 4
I. Pra Pembelajaran
1. Menyiapkan RPP √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Melakukan apersepsi √
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
4. Menyampaikan materi dengan jelas √
5. Menjelaskan materi dengan lancar √
6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
B. Pengkondisisan selama pembelajaran
8. Menguasai kelas √
9. Tanggap terhadap aktivitas siswa √
C. Pemanfaatan Peraga Ular Tangga
10. Memotivasi siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
11. Mengarahkan siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
12. Mengarahkan siswa untuk memerhatikan √
Bersambung...
109
110
HASIL PENGAMATAN GURU
SIKLUS II
Nama sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah
Mata pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Dua Angka
Kelas/ Semester : 1/II
Hari/ Tanggal : Jum’at, 10 Februari 2017
No. Aspek yang Dinilai Skala Partisipasi
1 2 3 4
I. Pra Pembelajaran
1. Menyiapkan RPP √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Melakukan apersepsi √
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
4. Menyampaikan materi dengan jelas √
5. Menjelaskan materi dengan lancar √
6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
B. Pengkondisisan selama pembelajaran
8. Menguasai kelas √
9. Tanggap terhadap aktivitas siswa √
C. Pemanfaatan Peraga Ular Tangga
10. Memotivasi siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
11. Mengarahkan siswa untuk mengamati peraga ular tangga
√
12. Mengarahkan siswa untuk memerhatikan langkah dan aturan main ular tangga
√
Bersambung...
111
112
Surat Pembimbing Skripsi
113
Surat Permohonan Izin Penelitian
114
Surat Keterangan Penelitian
115
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
116
DAFTAR NILAI SKK
NAMA : Fath Anissa Husnaeny
NIM :115-12-024
FAKULTAS : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
JURUSAN : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
No. Kegiatan Tanggal Keterangan Nilai
1. OPAK STAIN SALATIGA 2012 dengan tema “Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia”.
07 September 2012 Peserta 3
2. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
09 September 2012 Peserta 3
3.
Orientasi Dasar Keislaman (ODK), dengan tema “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa”.
10 September 2012 Peserta 2
4.
Seminar Entrepreneurship dan Perkoperasian 2012 dengan tema “Explore Your Entrepreneurship Talen”.
11 September 2012 Peserta 2
5. Achievment Motivation Training dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi.
12 September 2012 Peserta 2
6. Library User Education (Pendidikan Pemeakai Perpustakaan).
13 September 2012 Peserta 2
7. Seminar Nasional Mahasiswa, dengan tema “Urgensi Media Dalam Pergulatan Politik”.
29 September 2012 Peserta 8
8. Pra Youth Leadership Training dengan tema “Surat Cinta Pembasmi Galau.”
06 Oktober 2012 Peserta 2
9. Kegiatan Bedah Buku “24 Cara Mendongkrak IPK”.
05 Desember 2012 Peserta 2
10.
Seminar Nasional dalam rangka Pelantikan Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga Periode 2013-2014 dengan tema
23 Februari 2013 Peserta 8
117
No. Kegiatan Tanggal Keterangan Nilai “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa”.
11.
Public Hearing I, dengan tema “Optimalisasi Kinerja Lembaga Melalui Kritik dan Saran Mahasiswa”.
25 Maret 2013 Peserta 2
12. Seminar Nasional Entrepeneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda”.
27 Mei 2013 Peserta 8
13. Seminar Nasional dengan tema “Peran Nyata Mahasiswa dalam Menyikapi Perpolitikan Indonesia”.
1 Juni 2013 Peserta 8
14.
Pengakraban Mahasiswa Baru PGMI STAIN Salatiga, dengan tema “Harmoni Keluarga PGMI yang Humanis dan Berkarakter”.
27 Agustus 2014 Panitia 3
15. Training and Toefl Test 30 November 2014 Peserta 2
16. Pentas Seni dan Budaya “Melestarikan Budaya melalui Seni dan Keterampilan”.
09 Desember 2014 Panitia 2
17. Seminar Nasional bertema “Pemuda, Peradaban Islam, dan Kemandirian”.
2 September 2015 Peserta 8
18.
Pengakraban Mahasiswa Baru Jurusan PGMI, dengan tema “One Soul, One Fight, One Goal Membentuk Mahasiswa PGMI yang Unggul dan Berkarakter”.
5 September 2015 Panitia 3
19. Seminar Nasional Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme
28 April 2016 Peserta 8
20. Seminar Nasional PIK Sahajasa, dengan tema “LGBT dalam Perspektif Psikologi dan Kesehatan”.
26 Mei 2016 Peserta 8
21. Seminar Nasional Budaya sebagai Attitude Pendidikan
31 Mei 2016 Peserta 8
22. Dialog Nasional yang bertema “Peningkatan Konsep Hablum Minannas melalui Ramadhan”.
19 Juni 2016 Peserta 8
118
119