67
ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN PADA BOLT (PT. INTERNUX) Dikerjakan untuk memenuhi syarat lulus mata kuliah Strategi Perusahaan dengan dosen Rudy V. Silalahi Disusun Oleh: Daisy Amanda / 00000002633 Fitria Agnessya / 00000002821 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2015

Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN PADA BOLT

(PT. INTERNUX)

Dikerjakan untuk memenuhi syarat lulus mata kuliah Strategi Perusahaan

dengan dosen Rudy V. Silalahi

Disusun Oleh:

Daisy Amanda / 00000002633

Fitria Agnessya / 00000002821

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2015

Page 2: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

   

i    

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan

penyusunan laporan praktikum ini yang berjudul “Analisis Strategi BOLT”.

Laporan ini diajukan untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Strategi

Perusahaan periode semester Ganjil 2014/2015.

Dengan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya maka melalui kesempatan

ini kami menyampaikan rasa hormat kepada:

1. Rudy Vernando Silalahi, MM selaku dosen mata kuliah Strategi Perusahaan

yang telah memberikan masukkan kepada praktikan untuk menyusun laporan

ini.

2. Pihak-pihak yang turut membantu kelancaran penulisan laporan ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Akhir kata semoga laporan ini

dapat memberikan rincian sekaligus pembelajaran bagi kita sekalian.

Jakarta, 20 November 2015

Kelompok Praktikan

Page 3: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

   

 

ii    

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................

1.3 Metodologi Penelitian ..........................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................

2.1 Exernal Factors Evaluation Matrix................................................ ... 4

2.2 Competitive Profile Matrix...................... .......................................... 4

2.3 Internal Factor Evaluation Matrix ..................................................... 5

2.4 5 Porter’s Forces Analysis............................................................ ..... 5

2.5 Strategy Analysis and Choice.................... ......................................... 6

2.6 Analisis SWOT................................... ............................................... 6

2.7 SPACE Matrix...................................... ............................................. 7

2.8 Boston Consulting Group Matrix ....................................................... 8

2.9 IE Matrix ............................................................................................ 9

2.10 Grand Strategy Matrix ....................................................................... 9

2.11 Quantitative Strategic Planning Matrix ........................................... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................12

BAB IV KONDISI PERUSAHAAN .................................................................... 13

4.1 Company Profile.................................. ........................................... 13

4.2 Visi Misi................................................... ....................................... 14

4.3 Five Forces.................... .................................................................. 14

4.4 Analisis Jenis Strategi...................................................................... 20

Page 4: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

   

 

iii    

BAB V INPUT STAGE ........................................................................................ 23

5.1 Internal Factors Evaluation ............................................................. 23

5.2 External Factors Evaluation ............................................................ 31

5.3 Competitive Profiles Matrix.............................................................40

BAB VI MATCHING STAGE..............................................................................45

6.1 SWOT Matrix...................................................................................45

6.2 SPACE Matrix ................................................................................ 47

6.3 IE Matrix..........................................................................................52

6.4 BCG Matrix......................................................................................53

6.5 Grand Strategy.................................................................................55

6.6 QSPM Matrix...................................................................................57

BAB VII KESIMPULAN......................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

LAMPIRAN .......................................................................................................... 63

Page 5: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  1  

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Perkembangan sosial masyarakat Indonesia akan menuju kepada masyarakat

informasi yaitu masyarakat yang menempatkan telekomunikasi sebagai sumber kegiatan

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, permintaan akan layanan

telekomunikasi baik dari sisi jumlah maupun kualitas akan semakin meningkat.

Kondisi masyarakat diatas tergambar dalam kegiatan sosial masyarakat sehari-

hari dimana banyaknya masyarakat dari semua kalangan baik anak-anak, remaja maupun

dewasa yang mengakses internet baik untuk mencari informasi dengan melihat situs

tertentu atau berkomunikasi lewat media sosial lainnya. Layanan internet saat ini dapat

diakses melalui berbagai perangkat dimana saja baik dilakukan di kantor, rumah, atau

secara mobile.

Peningkatan permintaan masyarakat terhadap internet ini terus mendorong para

perusahaan operator telekomunikasi untuk berinovasi memuaskan permintaan masyarakat

di Indonesia maupun dunia. Inovasi perusahaan tersebut beragam salahs atunya hingga

adanya inovasi terhadap jaringan terbaru yang disebut 4G. Setelah masyarakat puas

dengan jaringan 3G, lama-kelamaan masyarakat terus menginginkan peningkatan

kecepatan akses internet untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

Salah satu perusahaan yang bermain pada jaringan tersebut adalah BOLT. BOLT

yang merupakan produk hasil dari joint venture dua perusahaan yaitu PT. Internux dan

PT. First Media, Tbk. BOLT merupakan produk baru yang dibuat khusus untuk menjadi

wifi mobile yaitu alat pemberi jaringan 4G tanpa kabel untuk mengakses internet pertama

di Indonesia, yang disesuaikan dengan tingginya permintaan dari masyarakat dewasa ini.

Dari besarnya persaingan dari berbagai operator telekomunikasi yang

bermunculan dalam bidang ini yaitu jaringan 4G, membuat BOLT memiliki tantangan

baru untuk tetap bisa bertahan dan meningkatkan profit perusahaannya. Oleh karena itu,

penting untuk diteliti secara keseluruhan baik internal maupun eksternal dari perusahaan

untuk membentuk strategi-strategi baru guna meningkatkan profit perusahaan tersebut.

Page 6: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  2  

1. 2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditentukan, tujuan dari penulisan

dan penelitian makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor internal; kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta

faktor eksternal; peluang dan ancaman produk BOLT.

2. Untuk menganlisis strategi dari faktor-faktor tersebut dengan menggunakan

berbagai metode.

3. Memberikan usulan strategi yang sekiranya dapat membantu meningkatkan profit

perusahaan.

Page 7: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  3  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 External Factors Evaluation (EFE) Matrix

EFE matriks merupakan matriks yang dibuat untuk memungkinkan para penyusun

strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi eksternal perusahaan. Aspek yang

dapat dicakup oleh EFE matriks ini adalah aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan politik, pemerintah, hukum dan teknologi dan persaingan.

Tahap pembuatan EFE matriks diawali dengan menentukan lima faktor eksternal

atau aspek yang telah disebut yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Faktor-

faktor harus menggambarkan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi

perusahaan. Tahapan selanjutnya adalah pemberian bobot untuk seberapa penting faktor

tersebut berpengaruh kepada perusahaan yang berkisar dari 0 (tidak penting) hingga

1(paling penting). Bobot tersebut kemudian dijumlah dengan nilai harus sama dengan 1

(=1). Setelah itu, masuk ke dalam tahap pemberian peringkat yang menggambarkan

sebarapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut yang berkisar

dari 4 (respon superior) hingga 1 (respon buruk). Kemudian, kalikan masing-masing

bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tetimbang. Jumlahkan nilai

tetimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tetimbang bagi

organisasi.

2.2 Competitive Profile Matrix (CPM)

CPM merupakan matriks yang dibuat untuk mengidentifikasi pesaing utama

perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi

strategis dari perusahaan contoh. Bobot dan nilai tertimbang untuk CPM dan EFE

memiliki arti yang sama. Tetapi faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factor –

CSF) dalam CPM mencakup isu ekternal dan internal; dengan demikian peringkat

mengacu pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4=kekuatan utama, 3=kekutan minor,

2=kelemahan minor, 1=kelemahan utama.

Walaupun memiliki kesamaan, CPM dan EFE memiliki perbedaan pula. Berikut

merupakan perbedaan antara CPM dan EFE:

Page 8: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  4  

1. Faktor penentu keberhasilan (CSF) lebih luas, tidak memasukkan data yang

spesifik dan faktual, bahkan berfokus pada isu internal.

2. Faktor penentu keberhasilan (CSF) tidak dikelompokkan dalam peluang dan

ancaman seperti pada EFE.

3. Dalam CPM peringkat dan total nilai tertimbang untuk perusahaan pesaing dapat

dibandingkan dengan perusahaan contoh.

2.3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks

Internal Factor Evaluation Matrix adalah alat formulasi startegi yang meringkas

dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga

memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area

tersebut.

Tahapan pembuatan IFE matriks mirip dengan pembuatan EFE. Perbedaannya

adalah faktor yang dibuat pada EFE matriks adalah faktor internal yakni kekuatan dan

kelemahan perusahaan. Lalu seperti EFE, berikan bobot dari 0 (tidak penting) hingga 1

(sangat penting) tiap masing-masing faktor dengan total semua faktor harus sama dengan

1 (=1). Berikan tingkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor yang mengindikasikan

kelemahan utama (peringkat=1), kelemahan minor (peringkat=2), kekuatan minor

(peringkat=3) atau kekuatan utama (peringkat=4). Perhatikan bahwa kekuatan harus

mendapatkan peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.

Kemudian, kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan

rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel, lalu jumlahkan rata-rata tertimbang

tersebut.

Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam IFE matriks, total rata-rata

tertimbang berkisar antara 1 hingga 4 dengan rata-rata 2.5. Total rata-rata tertimbang

menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5

mengindikasikan posisi internal yang kuat.

2.4 5 Porter’s Forces Analysis

5 poter’s forces analysis atau Analisis lima kekuatan Porter merupakan suatu kerangka

kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh

Page 9: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  5  

Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya

ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu (1)

ancaman pendatang baru, (2) daya tawar pemasok, (3) daya tawar konsumen, (4)

ancaman produk pengganti, serta (5) ancaman pesaing. Analisis ini biasanya dilakukan

dengan kombinasi dengan analisis SWOT.

• Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants )

Hambatan masuk (entry barriers) merupakan berbagai faktor yang akan

menghambat pendatang baru (potential new entrants) memasuki suatu industri di

Five Forces Model. Hambatan masuk yang rendah akan mengakibatkan suatu

industri mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakin

meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu industri. Sebaliknya

dalam Five Forces Model hambatan masuk industri yang tinggi, diasumsikan

akan dapat mempertahankan daya tarik industri untuk jangka waktu yang panjang.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain, skala ekonomi

(Economies of Scale), Kurva Pembelajaran (Learning or Experience Effect), Cost

Disadvantages Independent of Scale, diferensiasi produk, Kebutuhan Modal

(Capital Requirement), switching cost, dan Akses ke Jalur Distribusi (Access to

Distribution Channels),

• Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Dalam Five Forces Model Pemasok memiliki posisi tawar-menawar (bargaining

position) yang berbeda-beda terhadap perusahaan di dalam Five Forces Model.

Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang

menguntungkan kedua belah pihak sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen

struktur industri sebagai berikut: differentiation of inputs, switching costs of

supplier and firms in the industry, presence of substitute inputs, supplier

concentration, importance of volume to supplier, cost relative to total purchases

in the industry, impact of inputs on cost or differentiation, threat of forward

integration.

Page 10: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  6  

• Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers/Consumers)

Dalam Five Forces Model pembeli memiliki posisi penting terhadap

keberlangsungan hidup perusahaan karena sales revenue yang diperoleh

perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan kepada buyer. Posisi tawar

menawar pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang dan jasa ditentukan

oleh dua hal utama yakni bargaining leverage dan price sensitivity. Bargaining

Leverage pembeli selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

buyer concentration vs firm concentration, buyer volume, buyer integrate,

substitute products.

• Ancaman Produk Pengganti (Threat of Subtitute Products)

Dalam Five Forces Model Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan

tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama

sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct competition), melainkan bisa

juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan

fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu dinamakan

produk subsitusi (substitute products).

• Persaingan Pasar (Competitive Rivalry Within the Industry)

Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi persaingan antara satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Porter pencetus Five Forces

Model, intensitas persaingan (intensity of rivalry) antar perusahaan dalam satu

industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: industry growth,

fixed costs/value added, intermitten overcapacity, product differiencies, brand

identity, switching costs, concentration & balance, informational complexity,

diversity of competitors, corporate stakes, dan exit barriers.

2.5 Strategy Analysis and Choice

• Stage 1: The Input Stage (Tahap Input)

Informasi yang diperoleh dari analisis kondisi internal (IFE matriks), eksternal

(EFE matriks) dan profil kompetitif (CPM) menjadi informasi dasar untuk tahap

Page 11: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  7  

pencocokan dan tahap keputusan. Alat-alat input mendorong para penyusun

strategi untuk mengukur subjektifitas selama tahap awal proses perumusan

strategi. Membuat berbagai keputusan-keputusan kecil dalam matriks input

menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal dan internal

memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan

serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu

dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.

• Stage 2: The Matching Stage (Tahap Pencocokan)

Strategi seringkali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi

antara sumber daya dan keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang

diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka

perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan dengan urutan

manapun: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE dan

Matriks Strategi Besar. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh

dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan

kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan (matching) faktor-faktor

keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan

strategi alternatif yang masuk akal.

• Stage 3: The Decision Stage

Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan

strategi. Teknikteknik pencocokan yang baru saja dibahas memaparkan berbagai

alternatif strategi yang bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan

diusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpartisipasi dalam analisis dan

aktivitas pemilihan strategi. Setiap strategi tambahan yang dihasilkan dari

analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan pada daftar

pilihan alternatif yang masuk akal.

2.6 Analisis SWOT

Page 12: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  8  

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor

itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan

threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau

proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang

tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara

menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,

kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah

bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang

(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang

mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya

bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan

terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu

membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

2.7 SPACE Matrix

Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and Action

Evaluation—SPACE Matrix), mengindikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif,

defensif, atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Sumbu untuk

Matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial

strength—FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage—CA) dan dua dimensi

eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability— ES) dan kekuatan

industri (industrial strength—IS). Keempat faktor ini adalah penentu yang paling penting

dari keseluruhan posisi Strategis organisasi.

2.8 Boston Consulting Group (BCG) Matrix

Matriks BCG adala h perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi

sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan pertumbuhan UBS. Matriks BCG merupakan

empat kelompok bisnis, yaitu :

Page 13: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  9  

• DOG. Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan

market sharenya juga masih rendah. Pada posisi ini harus segera mengambil

tindakan, kalau tidak secepatnya mengambil tindakan maka suatu perusahaan

akan mengalami kebangkrutan.

• Question Mark. Pada quadrant ini, product yang ditawarkan walau masih

mempunyai market share rendah, tapi demannya udah kelihatan banyak. sehingga

market growthnya tinggi.

• Star. Kalau sudah sampai di posisi star dimana market share sudah dominan, tapi

growth masih banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur minor

bisa dilakukan, kerjasama dengan club juga bisa digiaatkan lagi dalam promosi.

• Cash Cow. Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi

dan growth yang cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan dapat

menjaga satabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga.

2.9 IE Matrix

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-

Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan

pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.

iagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada

prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

• Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2,

dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

• Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi

yang telah ditetapkan.

• Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil mengurangi

usaha yang dilakukan perusahaan.

2.10 Grand Strategy Matrix

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi salah satu alat

analisis yang populer untuk merumuskan strategi alternatif. Semua perusahaan dapat

Page 14: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  10  

diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi Matriks Strategi Besar. Untuk unit-

unit bisnis dapat dilakukan hal yang serupa.

Matriks Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif

dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan

tahunannya melebihi 5 persen dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi

yang tepat untuk dipertimbangkan para pengambil keputusan ditampilkan dalam urutan

daya tarik di setiap kuadran matriks tersebut.

1. Perusahaan yang berada di dalam Kuadran 1 memiliki posisi strategis yang

sempurna. Dalam kondisi ini, strategi yang sesuai adalah konsentrasi pada pasar

(penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan konsentrasi pada produk

(pengembangan produk).

2. Perusahaan yang berada di dalam Kuadran 2 perlu secara serius mengevaluasi

pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun industri mereka tengah tumbuh,

mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari tahu

mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan

dapat memperbaiki daya saingnya. Oleh karena perusahaan di Kuadran 2 berada

di industri dengan pasar yang bertumbuh cepat, biasanya yang menjadi pilihan

pertama untuk dipertimbangkan adalah strategi insentif (sebagai kebalikan dari

strategi integratif atau diversifikasi).

3. Perusahaan yang berada di dalam Kuadran 3 bersaing di industri yang

pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi kompetitif lemah. Perusahaan

dalam kondisi ini harus segera membuat perubahan drastis untuk menghindari

penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan (penciutan) biaya

dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali. Strategi alternatifnya adalah

dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bisnis yang lain

(diversifikasi).

4. Perusahaan yang berada di dalam Kuadran 4 memiliki posisi kompetitif yang kuat

namun berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan ini

mempunyai kekuatan untuk mengadakan program diversifikasi ke bidang-bidang

pertumbuhan baru yang lebih menjanjikan: karakteristik perusahaan di Kuadran 4

memiliki tingkat arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang

Page 15: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  11  

terbatas dan sering kali dapat menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak

terkait dengan berhasil. Perusahaan di Kuadran 4 juga bisa melakukan usaha

patungan.

2.11 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Tahap keputusan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

(QSPM). Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM

menggunakan analisis dari input di Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2

untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-

strategi alternatif.

Secara konseptual QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang

dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya

tarik relatif dari tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan

dampak kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal.

Berapapun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan berapapun

strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut, tapi hanya strategi-strategi di

dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.

Langkah-langkah pelaksanaan QSPM meliputi: 1) buatlah daftar berbagai

peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM,

2) berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut, 3) cermatilah

matriksmatirks Tahap 2 (pencocokan), dan mengidentifikasi berbagai strategi alternatif

yang harus dipertimbangkan diterapkan oleh organisasi, 4) tentukanlah skor daya tarik

(AS) didefinisikan sebagai nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik berbagai

strategi alternatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu, 5) hitunglah skor

daya tarik total, dan 6) hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total.

Page 16: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  12  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus strategi pengembangan pada

produk BOLT yang merupakan produk hasil kerja sama perusahaan PT. Internux dan PT.

First Media, Tbk. Penelitian dilakukan dalam upaya mengidentifikasi faktor lingkungan

perusahaan baik internal maupun eksternal. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

adalah data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari dalam (data internal) dan luar perusahaan (data eksternal).

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah case

study (studi kasus), yaitu metode pengumpulan data dengan mengambil beberapa elemen

dari produk BOLT yang kemudian masing-masing elemen diselidiki secara mendalam.

Data-data yang diperoleh dari penelitian pada BOLT difokuskan pada bidang manajemen

strategi pengembangan, khususnya formulasi dengan menggunakan alat-alata analisis

yang telah tersedia. Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data kuantitatif maupun kualitatif. Adapun teknik yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan yaitu

matriks EFE, matriks IFE, CP matriks, 5 Analisis Porter’s Forces Model, matriks

SWOT, matriks IE, matriks SPACE, grand strategy, dan QSPM.

Page 17: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  13  

BAB IV

KONDISI PERUSAHAAN

4.1 Company Profile

BOLT Super 4G LTE (sering disebut BOLT!) adalah operator 4G LTE pertama di

Indonesia. BOLT! merupakan layanan pita lebar seluler 4G Long Term Evolution

pertama di Indonesia yang diluncurkan oleh Internux, pada tanggal 14 November 2013.

BOLT! menawarkan kecepatan akses internet hingga 150 Mbps. BOLT! hanya melayani

akses data, tidak dapat digunakan untuk telepon dan SMS. BOLT! pada awalnya dimiliki

oleh Internux sejak awal peluncuran hingga tahun 2015 dan First Media mulai

pertengahan tahun 2014. Tetapi mulai tanggal 1 Juli 2015, BOLT! secara resmi

merupakan bagian dari First Media bersama BiG TV, FastNet, dan HomeCable.

BOLT didirikan pada tanggal 14 November 2013 dan secara resmi dioperasikan pada

tanggal 18 November 2013. Pada awalnya BOLT! mencakup kawasan Jabodetabek dan

jangkauannya diperluas hingga Kota Medan pada tanggal 11 Maret 2015.

BOLT! di awal tahun 2015 ini mengklaim telah memiliki pencapaian satu juta

pelanggan. Dengan demikian, BOLT! menyebut dirinya sebagai operator 4G LTE

pertama yang memiliki lebih dari satu juta pelanggan di Indonesia. Menurut Dicky

Moechtar, CEO BOLT!, pencapaian tersebut didukung oleh beberapa faktor, di antaranya

adalah pertumbuhan layanan mobile internet, infrastruktur jaringan, serta strategi produk

dan pemasaran yang inovatif.

Produk BOLT:

• Thunder BOLT (kartu BOLT! prabayar)

• Premium BOLT (kartu BOLT! pascabayar)

• BOLT! Mobile Wi-fi

• BOLT! USB Modem

• BOLT! Home Router

• BOLT! Powerphone

• BOLT! Powerphone Special Pack

Page 18: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  14  

• Huawei Tablet X1 Slim 4G LTE

• BOLT! Powerphone E1

• Samsung Galaxy J5

4.2 Visi dan Misi

Setiap perusahaan tentulah dalam menjalankan organisasinya, memiliki visi ke

depan akan menjadi apa, serta misi yaitu aksi apa yang akan dilakukan, berikut

merupakan visi dan misi BOLT berdasarkan PT. Internux:

• Visi:

Menjadi perusahaan penyelenggara jasa Megamedia terkemuka di Indonesia yang

memanfaatkan teknologi Pita lebar guna menciptakan nilai tambah kepada para

Pemangku Kepentingan

• Misi:

Menjadi penyedia layanan Mobile Broadband Internet yang terdepan serta

terpercaya.

4.3 FIVE FORCES

High

(5)

Medium

(3)

Low

(1)

Analysis

1.Potential

Entrant

Economic of

Scale

✔ Dari segi cost production bolt telah

berhasil mencari yang paling rendah

dengan mensupply material dari

china. Sehingga sulit bagi new

entrant untuk menyaingi dibidang

ini.

Page 19: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  15  

Product

differentiation

✔ BOLT merupakan produk pencetus

atau produk yang paling pertama di

Indonesia sebagai provider jaringan

4g, sehingga sulit bagi pendatang

baru untuk menyaingi apa yang telah

melekat di masyarakat bahwa 4g

dicetuskan oleh BOLT.

Capital

Requirement

✔ Para pendatang baru tidak kesulitan

di bidang ini. Karena perusahaan

yang berniat untuk menyaingi Bolt

merupakan perusahaan yang sudah

besar seperti telkomsel, smartfren,

indosat dan xl.

Switching Cost ✔ Seperti yang telah dibahas di sub-

poin 1, walaupun beberapa produk

Bolt beralih dari menggunakan

supplier dari china menjadi

beberapa buatan Indonesia, sehingga

switching cost yang terjadi kecil dan

menghalangi pendatang baru untuk

masuk.

Access to

distribution

channel

✔ BOLT sangat baik dalam

memperluas hubungannya dengan

saluran distribusinya yang

kebanyakan menggunakan jalur

online. Sehingga pendatang baru

agak sulit untuk memasuki dari sisi

ini.

Cost

disadvantages

Independent of

✔ Bolt merupakan perusahaan milik

swasta, bukan seperti pendatang

baru lain ada yang milik BUMN

Page 20: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  16  

Scale sehingga dari sisi ini, tidak begitu

memberatkan pendatang baru.

Average

2

2.The

bargaining

power of buyer

It is

concentrated or

purchases large

volumes relative

to seller sales

✔ Bolt merupakan produk yang di jual

ke pasar end user yaitu tidak untuk

dijual lagi, atau kebanyakan

pembelinya adalah konsumen yang

membeli di retail (jarang ada yang

membeli dengan jumlah besar)

sehingga posisi tawar pembeli disini

rendah.

The products it

purchases from

the industry are

standard or

undifferentiated

✔ Sementara ini, bolt dapat dikatakan

sebagai produk unggulan. Karena

kompetitornya yang memberi

jaringan 4g belum menciptakan wifi

mobile seperti yang dibuat oleh Bolt.

The buyer faces

few switching

costs

✔ Apabila pembeli beralih dari produk

bolt ke produk lain, perbedaan harga

yang ditawarkan cukup besar

sehingga switching cost pembeli akan

besar pula dan itu menurunkan

posisi tawar pembeli.

It earns low

profits

✔ Bolt sangat memperoleh keuntungan

yang besar.

Page 21: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  17  

The buyers pose

a credible

threat of

backward

integration

✔ Karena produk BOLT tidak terlalu

banyak namun cukup variatif,

sehingga akan lebih mudah untuk

mengontrol pembeli yang sulit

dikendalikan.

The industry’s

product is

unimportant to

the quality of

the buyer’s

products or

services

✔ Karena Bolt merupakan produk

yang sekarang ini menjadi lifestyle

dan suatu kebutuhan bagi pembeli

(menjadi kebutuhan hamper primer)

sehingga disini pembeli merasa

bahwa produk bolt penting untuk

berkualitas tinggi.

Average 1.33

3. The

Bargaining

Power of

Suppliers

The supplier’s

product is an

important input

to the buyer’s

business

✔ Supplier’s product merupakan raw

material pendukung BOLT, seperti

baterai, satelit, chip yang apabila

tidak ada mereka maka BOLT tidak

mungkin ada. Sehingga itu sangat

penting untuk kelangsungan

produksi BOLT.

The supplier

group’s

products are

differentiated or

✔ Perpindahan supplier BOLT dalam

mengurangi produk impor menjadi

produk dalam negeri tidak

menimbulkan switching cost, malah

Page 22: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  18  

it has built up

switching costs

for the buyer

membuat BOLT mengalami

keuntungan karena produk dalam

negeri tidak membutuhkan

delivery/transportation cost.

The supplier

group poses a

credible threat

of forward

integration

✔ Karena BOLT membutuhkan

keberadaan supplier – supplier

tersebut, maka BOLT sulit untuk

mengendalikan supplier tersebut.

Average 3

4. The Threat of

Substitute

Products and

Services

✔ Layanan yang diberikan BOLT

terhadap customer cukup beragam

dan layanan yang diberikan BOLT

lebih unggul dibanding perusahaan

pesaing, sehingga hal ini bukan

menjadi ancaman bagi BOLT karena

perusahaan pesaing tidak lebih

potensial untuk meningkatkan churn

pelanggan.

5. The Intensity

of Rivalry

among

Competitors in

an Industry

Numerous or

equally

balanced

competitors.

✔ Jumlah kompetitor BOLT seimbang.

Kompetitor BOLT seperti smartfren

dan telkomsel telah bermain di

areanya masing – masing, sehingga

intensitas persaingan dalam

perindustrian wifi modem tinggi.

Page 23: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  19  

Slow industry

growth

✔ Pertumbuhan industry BOLT sangat

tinggi, karena BOLT telah

melakukan banyak ekspansi hingga

mencapai jutaan pelanggan, sehingga

sulit untuk perusahaan lain untuk

merebut pasar BOLT yang ingin

melakukan ekspansi.

High fixed or

shortage costs

✔ Biaya tetap BOLT tidak tinggi dan

tidak juga rendah sehingga tidak

terlalu menciptakan tekanan berat

untuk semua perusahaan dalam

mengisi kapasitas, sehingga dampak

pada harga juga tidak terlalu

fluktuatif saat terjadi kapasitas

berlebih.

Lack of

differentiation

or switching

costs

✔ Diferensiasi produk BOLT sangat

beragam, selain wifi modem, BOLT

juga menyediakan smartphone,

bundling bersama perusahaan

smartphone ternama sehingga

pembeli dapat melakukan pilihan

berdasarkan harga dan pelayanan,

sehingga bagi kompetitor sulit untuk

melakukan persaingan, karena

BOLT lebih unggul dari segi ragam

produk

High exit

barriers

✔ Raw material BOLT adalah baterai,

chip dan satelit. Satelit merupakan

high barrier bagi BOLT, sehingga

merupakan hambatan untuk BOLT

apabila satelit mengalami gangguan

Page 24: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  20  

dan hal tersebut akan menjadikan

perusahaan lain sebagai peluang.

Average 2.6 Nilai rata – rata tersebut menandakan competitor BOLT dalam dunia telekomunikasi memiliki intensitas yang dapat dikatakan sedang.

4.4 ANALISIS JENIS STRATEGI

Jenis Strategi Penerapan Analisis

Ya Tidak

1. Integration Strategy

Forward Integration

V BOLT memiliki banyak gerai di

berbagai daerah agar

meningkatkan kemudahan

distribusi, supplier dan tentu saja

memperluas kemudahan

konsumen menemukan produk

BOLT.

Backward Integration

V BOLT belum mengakuisisi

supplier-supplier nya.

Horizontal Integration

V BOLT belum mengakuisisi

pesaingnya seperti Smartfren,

Telkomsel, dan Indosat dimana

mereka adalah perusahaan besar

yang sulit diambil alih.

2. Intensive Strategy

Market Penetration

V BOLT sangat antusias dalam hal

publikasi terutama oral

publication atau publikasi secara

Page 25: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  21  

langsung yang terjun ke public

places seperti mall, universitas,

pinggir jalan, dll.

Market Development

V BOLT selalu melakukan

perluasan jaringan ke hampir

seluruh wilayah Indonesia, baru

saja dibuka di Medan, Aceh, dan

sebentar lagi akan membangun

jaringan di indonesia bagian

tengah.

Product Development

V BOLT terus melakukan inovasi

terhadap produknya. Untuk

produk Mi-Fi sendiri yaitu mobile

Wifi, BOLT membuat beragam

jenisnya agar dapat menyesuaikan

kebutuhan tiap customer yang

beragam dan berbeda-beda.

3. Diversification Strategy

Horizontal Diversification

V BOLT hanya bergerak dibidang

operator dan layanan 4G LTE.

Concentric Diversification

V Selain modem wifi, BOLT

memproduksi powerphone dan

wifi router.

Conglomerate Diversification

V BOLT bekerjasama dengan

Samsung untuk memproduksi

smartphone.

4. Defensive Strategy

Retrenchment V BOLT telah melakukan investasi

besar – besaran dengan dana

Page 26: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  22  

US$500 juta untuk membangun

infrastruktur menara dan BTS.

Divestiture V BOLT belum melakukan

penghematan.

Liquidation V BOLT tidak pernah melakukan

likuidasi.

5. Michael Porter Generic

Strategies

Cost leadership V Produk BOLT dibuat yang

cenderung lebih murah

dibandingkan kompetitor.

Differentiation V Produk BOLT yang membedakan

dari kompetitor adalah Mobile

Wifi yang belum dibuat oleh

kompetitor 4G lainnya dengan

harga yang relatif terjangkau.

Focus V BOLT saat ini masih berfokus

kepada daerah Jabodetabek.

Tetapi sudah memperluas

jaringan di berbagai daerah,

namun fokusnya masih

Jabodetabek.

Page 27: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  23  

BAB V

INPUT STAGE

5.1 INTERNAL FACTORS EVALUATION

KEY INTERNAL FACTORS WEIGHT RATING WTD

SCORE

CATEGORY

NO. Strengths

1. Memastikan kecepatan dan

kualitas jaringan stabil

0.05 4 0.2 Production/

Operation

2. Layanan dengan harga

terjangkau

0.05 3 0.15 Marketing

3. Layanan 4G yang pioneer 0.03 3 0.9 Marketing

4. Nama produk yang mudah

diingat oleh konsumen

0.07 4 0.28 Marketing

5. Bekerja sama dengan banyak

toko retail (modern store)

0.05 4 0.2 Management

Audit

6. Memiliki 12 gerai BOLT!

Zone dan 4 gerai BOLT!

0.04 3 0.12 Marketing

7. Promosi, iklan, dan

pengenalan produk yang

efektif

0.08 4 0.32 Marketing

8. Relasi yang baik dengan

supplier

0.04 3 0.12 Management

Audit

9. Segmentasi BOLT tertuju

dengan jelas

0.05 3 0.15 Marketing

10. Menggunakan teknik DSP

(Digital Signal Processing)

0.04 3 0.12 R&D

Weakness

1. Customer service BOLT

sering mengecewakan

0.05 1 0.05 Marketing

Page 28: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  24  

menurut pelanggan

2. Marketing kurang

bersosialisasi dengan

pelanggan

0.05 2 0.1 Marketing

3. Jaringan tidak stabil 0.06 2 0.12 Production/

Operation

4. Memakan waktu yang lama

untuk melakukan

perencanaan /planning

0.06 2 0.12 Management

Audit

5. Lamanya waktu admin

fanpage melayani pelanggan

0.05 2 0.1 Marketing

6. Kurang penjelasan pada buku

panduan produk

0.03 2 0.1 Production/

Operation

7. Jumlah tenaga kerja yang

kompeten masih kurang

0.05 2 0.1 Management

Audit

8. Terlalu mengandalkan

outsourcing

0.04 2 0.08 Management

Audit

9. Annual report perusahaan

terbuka perlu update setiap

tahun

0.04 2 0.08 MIS

10. Laba kotor yang menurun

karena peningkatan beban

layanan

0.07 1 0.07 Financial

Audit

TOTAL 2.63

ANALISIS STRENGTHS

1. Memastikan kecepatan dan kualitas jaringan stabil

CEO (Chief Executive Officer) PT Internux (pemilik merk BOLT), Dicky

Moechtar, menyatakan bahwa strategi pertama perusahaan adalah memastikan kecepatan

dan kualitas jaringan stabil. Kecepatan internet BOLT diklaim mencapai 25 megabita per

Page 29: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  25  

detik (mbps). Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi BOLT untuk selalu memberi fasilitas

internet tercepat dan terbaik untuk para konsumennya di Indonesia. Diberi bobot 0.05

karena strategi ini cukup penting untuk meningkatkan kualitas dan layanan BOLT

sebagai layanan internet 4G pertama di Indonesia. Diberi rating 4, karena ini merupakan

kekuatan utama untuk BOLT dalam menghadapi persaingan perusahaan lain, karena

BOLT menjual layanan internet 4G, maka yang sangat diutamakan adalah kecepatan

koneksi internetnya.

2. Layanan dengan harga terjangkau

Strategi lainnya untuk menarik pasar di Tanah air adalah menghadirkan layanan

dengan harga yang terjangkau. CEO PT Internux menyatakan layanan internet dengan

koneksi cepat dan murah akan lebih mudah menarik pasar. Dengan Rp199.000,

konsumen sudah dapat membawa pulang modem dan menikmati layanan internet 4G.

Diberi bobot 0.05 karena strategi ini cukup penting untuk menarik pasar yang besar bagi

keberhasilan perusahaan. Diberi rating 3, ini merupakan langkah yang tepat bagi BOLT

untuk meningkatkan jumlah konsumen yang ditargetkan BOLT tahun ini mencapai 3 juta

pelanggan.

3. Layanan 4G yang pioneer

BOLT sukses menjadi produk 4G yang dapat menjadi ikon dan inovator karena

telah meluncurkan produk inovatif yaitu wifi portable yang dapat di share ke 8 perangkat,

sehingga dapat memudahkan konsumen yang sekarang ini seakan – akan internet menjadi

kebutuhan primer bagi setiap orang. Diberi bobot 0.03 karena hal ini hanya dibutuhkan

untuk sebagian orang sehingga tidak terlalu penting untuk keberhasilan perusahaan.

Rating yang diberikan adalah 3 karena menjadi pioneer adalah salah satu kekuatan bagi

BOLT untuk selalu terdepan dibanding perusahaan kompetitor.

4. Nama produk yang mudah diingat oleh konsumen

Page 30: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  26  

Nama produk BOLT, yang mencerminkan petir atau kilat dapat menggambarkan

bahwa koneksi BOLT sangat cepat. Dengan hal ini, nama produk BOLT dapat

mudah diingat oleh konsumen karena mudah dilafalkan dan memiliki makna yang tersirat

dengan jelas. Nama brand atau produk merupakan penentu keberhasilan suatu

perusahaan, maka diberi bobot 0.07 dan diberi rating 4 karena nama brand

merupakan kekuatan utama bagi perusahaan untuk mudah dikenal dan diingat oleh para

konsumen.

5. Bekerja sama dengan banyak toko retail/modern store BOLT!

Telah banyak bekerja sama dengan modern store seperti Global Teleshop, Sentra

Ponsel, Selular Shop, Erafone, Wellcomm, Pazia, Urban Life, TokoPDA.com, Galeri

Gadget, Books & Beyond, Indomaret, Infinite, Point 2000, Infonet, Ramayana, 7-

eleven, Toko Gunung Agung, Lotte Mart, Carrefour dan Hypermart. Dengan banyaknya

kerjasama ini dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk BOLT!,

sehingga diberi bobot 0.05, karena banyaknya produk BOLT ditemukan di berbagai

toko dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Diberi rating 4, karena

kemudahan bagi konsumen adalah kekuatan utama bagi sebuah perusahaan untuk terus

mendapatkan feedback positif dari masyarakat.

6. Memiliki 12 gerai BOLT! Zone dan 4 gerai BOLT!

Gerai – gerai ini menjadi layanan customer service untuk konsumen BOLT. 16

gerai yang berada di Jabodetabek ini dapat memudahkan konsumen dalam menemukan

layanan ini karena jumlahnya tidak sedikit. Selain itu, banyaknya gerai customer service

secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen dan akan

berpengaruh positif bagi keberhasilan perusahaan maka diberi bobot 0.04. Selain

itu, diberi rating 3 karena keberadaan gerai – gerai ini merupakan salah satu kekuatan

perusahaan dalam mempertahankan tingkat kepuasan konsumen.

Page 31: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  27  

7. Promosi, iklan, dan pengenalan produk yang efektif (Marketing)

Promosi yang diberikan BOLT sejak pertama kali BOLT dirilis melekat di

memori para konsumen. Pasalnya, promosi, iklan, dan pengenalan produk BOLT sangat

efektif sehingga BOLT dapat meraih konsumen sebanyak 5000 per harinya. Promosi

yang dilakukan tidak hanya memberi harga terjangkau bagi konsumen, promosi lain

yang dilakukan adalah promo kerjasama dengan alfamart, indomart, superhot deal

powerphone yang memberi kemudahan kepada konsumennya untuk cicilan 0%, dan lain

– lain. Pengenalan produk BOLT awal mulanya dengan membuka stand atau booth

di tempat – tempat umum dan dengan harga yang terjangkau dan tepat sasaran, BOLT

berkali – kali mendapatkan penghargaan, sehingga faktor ini diberi bobot 0.08, karena

tanpa kegiatan ini BOLT tidak akan sesukses dan berhasil. Rating yang diberikan juga 4,

karena kegiatan promosi, iklan, dan pengenalan produk merupakan kekuatan utama bagi

perusahaan dalam meningkatkan margin.

8. Relasi yang baik dengan supplier

Untuk menunjang keberhasilan BOLT, diperlukan relasi yang baik terhadap

supplier BOLT. BOLT tidak hanya menggandeng Huawei sebagai supplier baterai pada

produk BOLT, tetapi juga menjaga relasi dengan 5 penyedia menara Base Transceiver

Station (BTS) diantaranya adalah PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel),

Iforte, Protelindo, Solusi Tunas Pratama (STP), dan Tower Bersama Group (TBG) yang

dilakukan untuk memastikan jangkauan 4G LTE yang tepat. Langkah ini dapat

menunjang konsumen untuk mengakses internet seperti video call, video streaming,

mengunduh file tanpa buffering dan dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen

pula sehingga diberi bobot 0.04 dan diberi rating 3 karena menjaga relasi dengan supplier

merupakan salah satu kekuatan bagi perusahaan untuk menjaga kualitas produk –

produknya.

9. Segmentasi BOLT tertuju dengan jelas

Keberhasilan BOLT dalam meraih 1,4 juta pelanggan merupakan kesuksesan

BOLT dalam menentukan segmentasi BOLT dengan jelas. Dengan segmentasi yang

jelas, BOLT dapat banyak menarik pasar yang sudah menjadi targetnya. Segmentasi

Page 32: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  28  

pasar ini merupakan hal yang penting bagi keberhasilan perusahaan, karena jika salah

pasar maka akibat yang diderita oleh perusahaan juga sangat besar, maka faktor ini diberi

bobot 0.05 karena faktor ini cukup penting untuk diperhatikan. Selain itu diberi rating 3

karena segmentasi pasar merupakan salah satu kekuatan perusahaan untuk terus

melebarkan sayapnya.

10. Menggunakan teknik Digital Signal Processing

Sudah tidak asing lagi jika BOLT mengadopsi teknologi 4G LTE sebagai jaringan

utamanya, 4G LTE merupakan lanjutan dari standar teknologi GSM/UMTS. Dengan

teknik Digital Signal Processing dapat meningkatkan kapasitas dan kecepatan data

jaringan nirkabel. Teknologi yang up to date ini menjadikan BOLT produk yang

paling ditunggu – tunggu oleh masyarakat. Diberi bobot 0.04 karena keberadaan teknik

ini cukup penting bagi keberhasilan teknologi 4G, dan diberi rating 3 karena tanpa

mengadopsi teknik DSP merupakan salah satu kekuatan BOLT dalam

memproduksi produk – produknya yang telah diklaim memiliki koneksi internet tercepat.

ANALISIS WEAKNESS

1. Customer service BOLT sering mengecewakan menurut pelanggan

Customer service merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan, tidak

hanya melayani, mereka perlu memiliki kemampuan untuk mengatasi keluhan pelanggan

sehingga diberi bobot 0.05. Namun yang terjadi adalah banyak sekali keluhan yang

mengatakan bahwa justru Customer Service BOLT kurang sergap dalam mengatasi

keluhan pelanggan yang dihubungi melalui telpon, sehingga diberi peringkat 1.

2. Marketing kurang bersosialisasi dengan pelanggan

Peran marketing di dalam perusahaan adalah penyambung informasi dari

perusahaan kepada pelanggan sehingga penting bagi perusahaan untuk memiliki

marketing yang harus bersosialisasi dengan baik kepada pelanggan sehingga bobot yang

diberikan adalah 0.05. Namun yang terjadi, menurut keluhan pelanggan, marketing

BOLT tidak memberitahu adanya perubahan harga produk sehingga terjadi

Page 33: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  29  

miscommunication yang menyebabkan pelanggan kecewa sehingga kelemahan ini diberi

peringkat sebesar 2.

3. Jaringan tidak stabil

Sebagai perusahaan provider internet 4G, sangat penting untuk mengoptimalkan

jaringan sehingga diberi bobot cukup tinggi yaitu 0.06, tetapi yang terjadi adalah

berdasarkan keluhan para pelanggan, jaringan BOLT kurang stabil atau sering terputus.

Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan sinyal yang disebabkan oleh faktor alam, untuk

menghindarinya seharusnya BOLT dapat meningkatkan kualitas BTS nya sehingga

diberi peringkat 2.

4. Memakan waktu yang lama untuk melakukan perencanaan/planning

Sebuah perusahaan akan maju tentu saja dengan adanya perencanaan yang baik,

namun terlalu lama dalam melakukan perencanaan akan sangat berpengaruh

kepada timing perusahaan dalam mengambil keputusan (bobot 0.06). BOLT dalam

mengatasi masalah BTS terlalu lama dalam melakukan analisa dan perencanaan sehingga

tindakan dan misi tertunda yang menyebabkan pelanggan kecewa maka peringkat yang

diberikan adalah 2.

5. Lamanya waktu admin fanpage melayani pelanggan

Fanpage merupakan salah satu media yang cukup penting walaupun hal ini

terkesan sederhana, namun dapat memberikan review buruk dari pelanggan (bobot 0.05)

namun yang terjadi, admin fanpage BOLT kurang tanggap dalam menjawab pertanyaan

dan keluhan pelanggan. Berdasarkan beberapa review pelanggan, dikatakan bahwa

seorang admin fanpage twitter membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga diberi

peringkat sebesar 2 untuk seberapa buruk respon BOLT terhadap hal ini.

Page 34: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  30  

6. Kurang penjelasan pada buku panduan produk

Produk yang berkualitas tentu saja disertai dengan kejelasan untuk bagaimana

cara mengakses dan memantain produk tersebut, sehingga bagi perusahaan hal itu cukup

penting karena dapat meningkatkan kualitas produk dan perusahaan maka diberi bobot

0.03. Namun yang terjadi, kelengkapan buku panduan BOLT kurang karena

tidak menyertakan cara mengisi ulang. walaupun hal tersebut dapat dengan mudah dicari

di internet, namun buku panduan yang tertera di produk penting untuk menjaga kepastian

langkah - langkah mengisi ulang pulsa tersebut sehingga diberi peringkat 2.

7. Jumlah tenaga kerja yang kompeten masih kurang

Keberhasilan perusahaan dimulai dengan adanya karyawan atau pekerja yang

berkompetensi. Hal itu sangat penting bagi sebuah perusahaan sehingga diberi bobot

sebesar 0.05. Tetapi, berdasarkan pengalaman kerja karyawan BOLT, dikatakan bahwa

banyak pekerja yang skill dan abilitynya belum berkompeten sehingga diperlukan

training. hal ini memberikan peringkat sebesar 2.

8. Terlalu mengandalkan outsourcing

Keterkaitan suatu perusahaan dengan tenaga kerja outsourcing merupakan faktor

yang cukup penting bagi perusahaan sehingga bobot yang diberikan sebesar 0.04.

Disini BOLT terlalu banyak menggunakan outsourcing, dimana terlalu banyak

menggunakan outsourcing dapat menghilangkan kontrol manajerial perusahaan,

kerahasiaan dan keamanan terancam, dan lain – lain, sehingga hal ini diberi peringkat 2.

9. Annual report perusahaan terbuka perlu update setiap tahun

Perusahaan terbuka berarti semua informasi tentang perusahaan dapat dilihat oleh

semua lapisan masyarakat, dan cukup penting untuk terus update setiap tahun untuk

masyarakat yang memang membutuhkannya sehingga diberi bobot 0.04. Namun annual

report yang dibuat oleh perusahaan BOLT ini masih berhenti hingga tahun 2013 dan ini

memberikan peringkat 2.

Page 35: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  31  

10. Laba kotor yang menurun karena peningkatan beban layanan

Laba kotor maupun bersih keduanya adalah faktor yang sangat penting untuk

dipertahankan oleh perusahaan sehingga diberi bobot 0.07. Namun yang terjadi adalah

laba kotor BOLT menurun terkait adanya peningkatan beban layanan yaitu biaya sewa

peralatan, sewa menara dll. hal ini merupakan kelemahan yang cukup besar

sehingga diberi peringkat 1.

ANALISIS SINGKAT

Total rata – rata tertimbang atau wtd score yang diperoleh untuk IFE Matrix pada

perusahaan BOLT adalah 2.63. Rata – rata menunjukkan hasil diatas 2.5, yang artinya

BOLT merupakan perusahaan yang memiliki posisi internal yang kuat. Meskipun tidak

cukup kuat, karena BOLT merupakan perusahaan baru. Faktor – faktor diatas merupakan

hasil pencarian mengenai BOLT terbaru, sehingga kesimpulan kami, BOLT masih dalam

tahap pengembangan, sehingga nilai rata – rata 2.63 merupakan nilai yang cukup

baik bagi perusahaan yang baru launching November 2013 ini.

5.2 EXTERNAL FACTORS EVALUATION

OPPORTUNITIES

N

o

KEY EXTERNAL FACTORS WEIGH

T

RATIN

G

SCOR

E

CATEGORY

1 Berbagai operator seluler meluncurkan sinyal

4G

0.06 4 0.24 competitive

2 Jumlah pengguna dan internet berkualitas

dengan harga terjangkau semakin meningkat

0.06 4 0.24 social/demography

3 Peminat wifi mobile yang tinggi 0.04 4 0.16 Technology

Page 36: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  32  

4 Kementrian Kominfo menekan Tingkat

Komponen Dalam Negeri smartphone dan 4G.

0.075 4 0.3 governmental

5 Pasar 4G berkontribusi sebesar 30% dari

keseluruhan pengguna yang mengakses internet

di Indonesia

0.04 3 0.12 Social

6 Gubernur Ahok sangat menginginkan untuk

mendorong implementasi smart city di Jakarta

lewat ekspansi 4G

0.05 4 0.2 governmental

7 pelanggan membutuhkan otentikasi informasi

untuk mendorong seputar perangkat

0.03 2 0.06 Technology

8 Fokus pemerintah memaksimalkan

implementasi jaringan 4G di Indonesia.

0.065 2 0.13 governmental

9 Berbagai gadget jenis baru bermunculan 0.05 4 0.2 Technology

10 Lebih dari 90 persen gedung sudah terjangkau

oleh 3G

0.035 4 0.14 environmental

11 Aplikasi Ojek Online yang bermunculan

membuat jaringan 4G sangat dibutuhkan

0.045 1 0.045 Social

THREATS

N

o

KEY EXTERNAL FACTORS WEIGH

T

RATIN

G

SCOR

E

CATEGORY

1 Diluncurkannya modem Smartfren 0.05 3 0.15 Competitive

2 Kenaikan dollar membuat material yang di

impor melalui HUAWEI meningkat

0.06 3 0.18 Economy

3 Beberapa suku di Indonesia masih anti-

teknologi

0.02 1 0.02 Demography

4 Iphone 5s dan 5c dibundling dengan modem 4G 0.04 3 0.12 technology

Page 37: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  33  

5 perangkat berteknologi 4G LTE cat 6 yang

beredar di pasaran hanya Samsung Galaxy Note

5.

0.04 3 0.12 Competitive

6 4G Telkomsel telah merambah di tujuh kota,

yakni Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Bali,

Medan, Makassar, dan Mataram

0.075 2 0.15 Social

7 Telkomsel, Indosat, XL, dan Smartfren merajai

jaringan 4G di Indonesia

0.06 3 0.18 Competitive

8 Banyaknya unlocker nakal 0.07 4 0.28 Political

9 Masyarakat lebih minati smartphone 4G LTE

mahal

0.035 3 0.105 Technology

TOTAL 1 3.14

ANALISIS PELUANG

1. Berbagai operator seluler meluncurkan sinyal 4G (Competitor)

Munculnya berbagai operator seluler yang menggempur jaringan 4G tidak

menjadikan BOLT takut. Justru menjadikannya sebagai peluang. BOLT sudah sadar akan

banyaknya competitor bermunculan dan mereka sudah mempersiapkannya. Menurut

BOLT, hal ini merupakan peluang karena justru semakin banyak penetrasi jaringan 4G.

Hal ini cukup penting sehingga memberikan bobot sebesar 0.06 karena peluang ini dapat

memacu BOLT untuk terus berinovasi. Dan memang sudah jelas, respon dari BOLT

sangat baik sehingga diberi rating 4.

2. Jumlah pengguna dan internet berkualitas dengan harga terjangkau semakin

meningkat (social/demography)

Page 38: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  34  

Setiap harinya, pelanggan terus mendesak para operator untuk terus meningkatkan

kualitas dari segi produk maupun kecepatan dengan harga yang murah. Disini, BOLT

dapat memanfaatkan peluang itu dengan berinovasi untuk menjadi modem tercepat

dengan harga yang murah sehingga diberi bobot 0.06. Respon BOLT dapat dilihat dari

salah satu strategi perusahaannya yaitu dengan menghadirkan layanan terjangkau agar

mudah menarik pasar dengan meluncurkan power ephone dengan harga dibawah 1jt.

Sehingga dapat diberi rating yang baik yaitu 4.

3. Peminat wifi mobile yang tinggi (technology)

Menurut BOLT, mobile WiFi semakin hari semakin menarik peminat pengguna

internet yang besar. Terutama kepada pengguna internet yang butuh dukungan koneksi

mobile WiFi yang mampu mengakomodir kegiatan internetnya dengan mobilitas tinggi.

Hal ini menjadi peluang oleh BOLT yang merupakan produk perusahaan pencipta mobile

wifi, untuk menciptakan produk baru sehingga diberi bobot 0.04. Oleh karena itu, BOLT

terus berinovasi dengan meluncurkan MoviMax (produk terbaru mobile wifi), terlihat

bahwa respon BOLT sangat baik sehingga diberi rating 4.

4. Kementrian Kominfo menekan Tingkat Komponen Dalam Negeri smartphone dan

4G. (Governmental)

Baru saja, kementrian kominfo membuat kebijakan dalam penetapan aturan

tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) perangkat 4G. bagi para competitor selain

BOLT, mungkin hal tersebut merupakan sebuah ancaman besar. Namun tidak bagi

BOLT, karena BOLT telah memenuhi persyaratan untuk menambah nilai local ke dalam

produknya, hal ini sangat penting dijadikan sebagai peluang agar BOLT dapat lebih

unggul dibanding competitor dengan kelebihannya itu sehingga diberi bobot sebesar

0.075. Respon BOLT terhadap hal ini adalah salah satunya, dimunculkannya produk

MoviMax yaitu mobile wifi buatan Indonesia. Sehingga diberi rating 4.

Page 39: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  35  

5. Pasar 4G berkontribusi sebesar 30 % dari keseluruhan pengguna yang mengakses

internet di Indonesia (social)

Berdasarkan berbagai media teknologi, dikatakan bahwa pasar 4G meluas yaitu

sebesar 30% dari keseluruhan pengguna yang mengakses di Indonesia. Hal ini tentu

dianggap peluang bagi BOLT sehingga diberi bobot 0.04. Menanggapi hal ini, BOLT

sangat antusias untuk melakukan perluasan terus menerus. Sehingga di dapatkan rating

sebesar 3.

6. Gubernur Ahok sangat menginginkan untuk mendorong implementasi smart city

di Jakarta lewat ekspansi 4G. (Governmental)

Ahok ngebet untuk mendorong implementasi smart city di Jakarta lewat ekspansi

4G. BOLT pun sangat antusias mendengar hal ini sehingga hal ini dijadikan peluang yang

cukup besar terkair permintaan dari orang nomor satu di Jakarta yaitu 0.05. Respon

BOLT sangat baik dengan terus melakukan perluasan jaringan dan memaksimalkannya di

daerah Jabodetabek khususnya DKI Jakarta sehingga diberi rating 4.

7. Pelanggan membutuhkan otentikasi informasi untuk mendorong seputar

perangkat (technology)

Besarnya keinginan pelanggan untuk dapat yakin tentang produk BOLT dijadikan

sebagai peluang agar BOLT dapat berinovasi lebih. Hal ini cukup memancing BOLT

untuk berinovasi sehingga diberi bobot 0.03. Dan respon BOLT terhadap hal ini sangat

baik yaitu diluncurkannya fitur QR code yang membuat pelanggan lebih percaya dan

kaya akan informasi detil seputar perangkat sehingga diberi rating 2.

Page 40: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  36  

8. Fokus pemerintah memaksimalkan implementasi jaringan 4G di Indonesia.

(governmental)

Fokus pemerintah kini masih memaksimalkan implementasi jaringan 4G di

Indonesia. Untuk jangka panjang, kata Rudiantara (selaku Menkominfo), pemerintah

akan mengekspansi akses internet yang merata di semua kotamadya. Peluang yang

mengharuskan BOLT untuk memperluas jaringan ini diberi bobot sebesar 0.065. karena

mirip yang diinginkan Ahok, apabila suatu tindakan didukung oleh pemerintah, maka

tentu saja akan menjadi peluang yang baik. BOLT hanya perlu memaksimalkan jaringan

ke seluruh Indonesia, namun baru hanya daerah Indonesia bagian barat saja yang diberi

jaringan BOLT, sehingga BOLT untuk lingkup Indonesia, diberi rating 2.

9. Berbagai gadget jenis baru bermunculan (technology)

Munculnya beragam gadget baru seperti yang dapat mengakses sinyal 4G sangat

perlu dijadikan peluang yang cukup besar oleh BOLT. Karena hal itu dapat mendorong

BOLT untuk terus berinovasi dan meningkatkan produksi BOLT sehingga diberi bobot

0.5. Banyaknya produk yang ditawarkan oleh BOLT menunjukkan bahwa responnya

terhadap peluang ini sangat baik sehingga diberi rating 4.

10. Lebih dari 90 persen gedung sudah terjangkau oleh 3G (environmental)

Evolusi dari 2G ke 3G lebih sulit dibandingkan dengan evolusi dari 3G ke 4G.

Lebih dari 90 persen gedung sudah terjangkau oleh 3G. Karena itu, timbulah adanya

optimistis evolusi ke 4G lebih cepat. BOLT perlu menjadikannya peluang untuk

memotivasinya secara maksimal sehingga diberi bobot 0.035. Sebagai pembawa jaringan

4G pertama di Indonesia, telah membuktikan bahwa BOLT merespon peluang itu dengan

sangat amat baik sehingga diberi rating 4.

Page 41: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  37  

11. Aplikasi Ojek Online yang bermunculan membuat jaringan 4G sangat dibutuhkan.

(social)

Menurut beberapa pengojek yang masih awam menggunakan smartphone,

jaringan internet berbasis 4G sangat mempengaruhi kecepatan pengojek untuk

mengambil pelanggan. Sistem menjemput pelanggan yang berbasis rebutan itu selalu

dimenangkan oleh para pengguna jaringan 4G yang membuat pengojek awam kehilangan

kesempatan. BOLT perlu menjadikan hal ini sebagai peluang dimana BOLT dapat

melakukan kerjasama kepada perusahaan aplikasi ojek online tersebut. Namun BOLT

belum melakukan respon yang cukup baik sehingga diberi rating 1.

ANALISIS ANCAMAN

1. Diluncurkannya modem Smartfren (Competitive)

Smartfren merupakan kompetitor yang unggul dengan BOLT!. Diluncurkannya

modem 4G Smartphone kemungkinan besar akan memberi ancaman bagi BOLT dalam

bersaing pada dunia internet 4G. Respon BOLT terhadap hal ini, BOLT sama sekali tidak

takut akan ancaman competitor maka diberi bobot 0.05 karena ancaman ini ternyata dapat

membuat BOLT semakin mengembangkan sayapnya. Dan respon BOLT akan hal ini

cukup baik sehingga diberi rating 3.

2. Kenaikan dollar membuat material yang di impor melalui HUAWEI mengalami

peningkatan (Economy)

Sehubungan dengan PT. Internux dalam memproduksi BOLT menggunakan

material untuk baterai yang diimpor dari HUAWEI dan sebagaimana kenaikan dollar

telah memberi dampak dalam perekonomian dan perindustrian di Indonesia, maka

menurut kami kenaikan dollar sangat mempengaruhi harga baterai yang diimpor melalui

HUAWEI. sehingga kemungkinan besar berdampak pula terhadap harga jual BOLT. hal

ini cukup mengancam BOLT karena sampai sekarang BOLT tetap menggunakan

Page 42: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  38  

HUAWEI sebagai suppliernya sehingga diberi bobot 0.06. Respon BOLT terhadap hal ini

biasa saja karena BOLT tetap menggunakan produk yang diimpor melalui HUAWEI

maka diberi rating 3.

3. Beberapa suku di Indonesia masih anti-teknologi (demography)

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai suku dan ras. Beberapa ras

di Indonesia masih tergolong menolak adanya teknologi bagi suku mereka. Hal ini

merupakan ancama bagi BOLT walaupun tidak begitu besar, sehingga hanya diberi bobot

sebesar 0.02. Dan untuk respon BOLT terhadap hal ini juga masih belum terlihat

sehingga rating yang diberikan sebesar 1.

4. Iphone 5s dan 5c dibundling dengan modem 4G (technology)

Dengan diadakannya kerja sama antara iphone 5s dan 5c dengan telkomsel,

indosat, dan XL mengeluarkan gadget yang tinggi permintaan menyebabkan BOLT kalah

cepat dan tersaingi maka diberi bobot 0.04. Namun, dalam menghadapi hal ini, BOLT

tidak mau kalah dengan mengadakan kerjasama dengan Samsung untuk membundling

Samsung galaxy J5 dengan memberikan modem 4G, respon BOLT terhadap hal ini

terlihat cukup baik karena dia mampu segera bangkit dari tidurnya dan diberikan rating 3.

5. Perangkat berteknologi 4G LTE category 6 yang beredaran di pasaran hanya Samsung

Galaxy Note 5. (Competitive)

Samsung Galaxy Note 5 bakal menjadi ancaman untuk BOLT, karena selain

perangkat ini mempunyai desain dan fitur yang menarik. Perangkat ini juga dilengkapi

dengan teknologi 4G LTE yang ditujukan untuk pasar menengah keatas. Diberi bobot

0.04, karena dalam menanggapi ancaman ini BOLT sebenarnya memiliki produk wifi

modem yang pasarnya untuk semua kalangan hingga menengah keatas. Selain itu diberi

rating 3, karena respon BOLT cukup baik dalam menanggapi hal tersebut.

6. 4G Telkomsel telah merambah di tujuh kota, yakni, Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya,

Bali, Medan, Makassar, dan Mataram. (Social)

Page 43: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  39  

Sementara BOLT masih tersebar di beberapa wilayah di pulau jawa dan 4G

Telkomsel sudah tersebar di banyak luar pulau jawa. hal tersebut dapat menjadi ancaman

bagi BOLT, karena Telkomsel sudah unggul untuk cakupan internet 4G di luar pulau

Jawa. Diberi bobot 0.075 karena BOLT sangat berusaha untuk terus menjangkau ke

daerah luar pulau jawa di Indonesia. Dan diberi rating 2, karena BOLT masih kalah

unggul dari segi jangkauan dengan 4G Telkomsel.

7. Telkomsel, Indosat, XL, dan Smartfren merajai jaringan 4G di Indonesia (competitive)

Menurut berbagai media, dijelaskan bahwa telkomsel, indosat, xl dan smartfren

merajai jaringan 4G di Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan, BOLT tidak masuk ke

dalam jajaran tersebut, hal ini tentu membuat BOLT menjadi merasa terancam sehingga

diberi bobot sebesar 0.06. Menanggapi hal ini, BOLT tidak tinggal diam, justru mereka

selalu berinovasi dan meningkatkan kualitas melalui berbagai program sehingga diberi

rating 3.

8. BOLT akan tertibkan unlocker modem nakal. (Political)

Tindakan unlock ilegal yang sekarang ini beredar tentu memberikan ancaman

dalam merugikan Intenux maupun vendor handset yang berusaha memberikan subsidi.

unlocking diklaim juga bakalan merugikan konsumen penggunanya. hingga saat ini,

Internux telah mengambil jalan hukum dan telah mencapai ke tahap persidangan di

Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Diberi bobot 0.07 karena BOLT hal ini sangat

mengancam BOLT apabila tidak ditindaklanjuti. Maka dari itu BOLT langsung merespon

dengan langsung menindaklanjuti oknum – oknum yang berusaha untuk membuat BOLT

dan konsumennya mengalami kerugian. Dan diberi rating 4, karena respon BOLT sangat

baik hingga menempuh jalur hukum.

9. Target BTS baru capai 60% (Technology)

BOLT menargetkan perusahaannya untuk memiliki 3.600 BTS yang tersebar di

wilayah Jabodetabek dan Banten. Hal itu merupakan ancaman karena BOLT baru

mencapai 2.200 BTS yang berpengaruh kepada faktor jangkauannya dan tentu saja akan

Page 44: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  40  

mempengaruhi konsumen dan competitor sehingga diberi bobot 0.035. Dan diberi rating

3, karena BOLT telah berusaha sebaik mungkin untuk terus meningkatkan layanannya

dengan menjalankan targetnya sesuai dengan alur yang telah ditetapkan

5.3 COMPETITIVE PROFILE MATRIX (CPM

1. Iklan merupakan sarana tersampaikannya apa yang dibuat oleh perusahaan

kepada masyarakat. Tanpa adanya iklan yang baik, perusahaan tidak akan bisa

meningkatkan produksinya. Sehingga iklan merupakan faktor yang penting dan diberi

bobot 0.16 terutama bagi perusahaan provider 4G yang sedang marak di Indonesia.

Seperti yang diketahui, Telkomsel merupakan perusahaan yang berdiri terlama di

antara ke dua perusahaan yang lain sehingga dapat dikatakan bahwa pengalamannya

untuk beriklan lebih banyak dibandingkan BOLT dan Smartfren. Sehingga di peringkat,

Telkomsel diberi peringkat tertinggi 4. Dan Smartfren terendah berdasarkan hasil survey

terhadap kepengetahuan pelanggan terhadap produk dari ketiganya.

No

.

Faktor Penentu

Keberhasilan

Bobot BOLT Smartfren Telkomsel

Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

1 Iklan 0.16 3 0.48 2 0.32 4 0.64

2 Kualitas Produk 0.2 3 0.6 3 0.6 2 0.4

3 Variasi Produk 0.05 4 0.2 1 0.05 2 0.1

4 Jangkauan 0.075 2 0.15 3 0.225 3 0.225

5 Kekompetitifan harga 0.075 3 0.225 3 0.225 2 0.15

6 Kesetiaan Pelanggan 0.1 3 0.3 3 0.3 2 0.2

7 Supply Chain Mgmt 0.08 3 0.24 2 0.16 3 0.24

8 Ekspansi Global 0.06 1 0.06 1 0.06 2 0.12

9 Customer Service 0.1 4 0.4 2 0.2 4 0.4

10 Kemudahan Akses Produk 0.1 3 0.3 3 0.3 3 0.3

TOTAL 1 2.955 2.44 2.775

Page 45: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  41  

2. Kualitas produk.

Kualitas produk merupakan hal yang terpenting di dalam faktor penentu

keberhasilan sehingga mendapat bobot sebesar 0.2. karena kualitas memegang berbagai

fungsi yaitu apabila produk yang dihasilkan (jaringan 4g) berkualitas (tidak lemot, dapat

diandalkan, dll) maka kualitas dapat meningkatkan reputasi perusahaan, meningkatkan

kesetiaan pelanggan, dll.

Kualitas produk yang diukur berdasarkan kecepatan akses jaringan 4g, didapatkan

peringkat BOLT dan Smartfren yang cukup tinggi yaitu 3, karena sesuai dengan yang

mereka berikan memang kecepatan akses mereka mencapai 100mbs, sedangkan

telkomsel terendah karena hanya mencapai 36mbps.

3. Variasi produk

Di era ini, masyarakat cenderung bersifat mudah jenuh dan tingkat ke-konsumtif-

an semakin bertambah seiringnya waktu. Apalagi ditambah dengan teknologi yang terus

berkembang, memaksa perusahaan terutama dibidang operator 4g ini untuk terus

berinovasi menciptakan berbagai macam produk untuk memenuhi permintaan dan

kebutuhan konsumen. Sehingga produk yang berbagai macam dibuat untuk memenuhi

semua hal itu. Variasi produk menjadi hal yang penting untuk menunjang hal tersebut

sehingga dianggap sebagai faktor penentu keberhasilan yang diberi bobot sebesar 0.05.

Dalam hal ini, BOLT dan Smartfren mendapat peringkat tertinggi karena memang

variasi produk yang dibuat oleh BOLT dan Smartfren beragam, BOLT lebih berfokus

kepada keragaman wifi mobilenya. Sedangkan Smartfren lebih berfokus kepada

keragaman handphone pengakses 4G nya. Peringkat yang lebih kecil diberi kepada

Telkomsel karena perusahaannya tidak membuat wifi mobile melainkan hanya kepada

simcard.

Page 46: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  42  

4. Jangkauan

Jangkauan yang di maksud disini adalah lokasi atau titik mana saja yang sudah

dijangkau oleh para operator 4g di Indonesia maupun luar negeri. Hal ini sangat penting

karena menjadi salah satu faktor penentu pembeli dalam memutuskan untuk membeli.

Sehingga diberi bobot 0.075.

Teknologi jaringan 4G LTE yang ditawarkan ketiga operator seluler ini bisa

dibilang masih dalam tahap awal sehingga cakupan areanya masih sedikit. Bolt –

walaupun telah hadir dari tahun lalu – hanya mencakup wilayah Jabodetabek, Banten,

dan Medan. Sedangkan Telkomsel dan Smartfren memiliki peringkat tertinggi karena

sudah cukup luas jangkauannya yaitu Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan,

Makassar, dan Lombok dan Kalimantan Selatan.

5. Kekompetitifan harga

Harga sangat berpengaruh dalam faktor penentu keberhasilan terutama dalam

menghadapi pesaing. Karena pesaing sangat peka terhadap harga produk dari

kompetitornya, disini kekompetitifan harga diberi bobot sebesar 0.075.

Harga kuota dari setiap perusahaan cukup bersaing, BOLT dan Smartfren

bersaing untuk menjadi provider yang semurah-murahnya dengan kualitas sekencang-

kencangnya, sehingga bobot mereka sama yaitu 3. Tetapi untuk telkomsel, cenderung

untuk memberi harga yang lebih mahal dibandingkan dengan kedua kompetitornya

sehingga bobot nya terkecil yaitu 2.

6. Kesetiaan Pelanggan

Kesetiaan pelanggan merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan suatu

perusahaan. Kuantitas konsumen dapat menentukan apakah perusahaan tersebut dapat

bertahan atau tidak. Maka dari itu kesetiaan pelanggan diberi bobot 0.1, karena

merupakan faktor yang sangat penting.

Peringkat yang diberikan untuk kekompetitifan harga berbeda - beda, BOLT

diberi bobot 3 karena loyalitas dan antusiasme pelanggan yang cukup besar dalam

Page 47: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  43  

menanggapi produk tersebut, sementara smartfren diberi bobot 3 karena sama seperti

BOLT antusiasme dan loyalitas pelanggan nya cukup stabil. sementara, telkomsel diberi

peringkat 2 karena jumlah pelanggannya belum sebesar BOLT dan smartfren.

7. Supply chain management

Supply chain merupakan jalan pendekatan secara fungsional untuk memanage

perjalanan bahan baku dari supplier. Maka dari itu, supply chain merupakan faktor cukup

penting 0.08, terutama bagi perusahaan manufaktur seperti produk BOLT.

Peringkat yang diberikan untuk BOLT dan Telkomsel adalah 3 karena secara

fungsional, dalam memanage perjalanan bahan baku dari supplier, BOLT dan Telkomsel

lebih unggul dari smartfren terbukti dengan banyaknya produk mereka yang tersebar luas

di Indonesia.

8. Ekspansi Global

Ekspansi global yang merupakan rencanan perusahaan untuk membesarkan

aktivitas bisnis dari dalam negeri ke luar negeri. Diberi bobot 0.06, karena perusahaan

4G terkait tidak banyak melakukan ekspansi diluar negeri, mereka semua masih

berfokus untuk mengembangkan Indonesia, meskipun sebenarnya itu merupakan faktor

yang cukup penting.

Peringkat yang diberikan untuk BOLT dan smartfren 1, itu artinya mereka

belum ekspansi ke luar negeri secara maksimal. Sementara Telkomsel diberi bobot 2,

karena layanan Telkomsel telah menjangkau hingga beberapa negara.

9. Customer Service/Pelayanan

Customer service merupakan bentuk layanan untuk meningkat kepuasan

konsumen dari si perusahaan. Diberi bobot 0.1 karena tingkat kepuasan konsumen akan

mempengaruhi keberlanjutan produk tersebut, sehingga customer service merupakan

faktor yang sangat penting agar perusahaan tersebut bisa mencapai target.

Peringkat BOLT dan Telkomsel diberi nilai 4 karena gerai customer service

lebih banyak ditemukan dibanding smartfren, serta BOLT dan Telkomsel memberikan

kemudahan layanan dalam mengisi ulang pulsa di banyak gerai.

Page 48: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  44  

10. Kemudahan Akses Produk

Kemudahan akses produk terutama layanan internet merupakan faktor yang

dapat meningkatkan kepuasan konsumen, jika akses yang diberikan memuaskan,

konsumen pasti akan memberikan feedback yang bagus juga. Maka dari itu, faktor ini

sangat penting sebagai faktor penentu keberhasilan suatu produk sehingga diberi bobot

0.1.

Peringkat ketiganya diberi peringkat 3 karena ketiganya memberikan

kemudahan akses yang lebih cepat menggunakan teknologi 4G.

ANALISIS SINGKAT

Setelah menghitung jumlah nilai keseleuruhan dengan mengkalikan bobot dengan

peringkat, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi didapatkan oleh BOLT dengan nilai sebesar

2.995. Sedangkan posisi kedua didapat oleh Telkomsel dengan nilai sebesar 2.775. dan

Smartfren mendapatkan posisi terlemah karena mendapat nilai terkecil yaitu 2.59.

Page 49: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  45  

BAB VI

TAHAP PENCOCOKAN / MATCHING STAGE

6.1 SWOT MATRIX

Strengths:

1. Promosi, iklan, dan

pengenalan produk

yang efektif

2. Nama produk yang

mudah diingat oleh

konsumen

3. Bekerja sama

dengan banyak toko

retail (modern store)

4. Segmentasi BOLT

tertuju dengan jelas

5. Layanan 4G yang

pioneer

Weakness

1. Customer service BOLT

sering mengecewakan

menurut pelanggan

2. Jaringan tidak stabil

Opportunity:

1. Jumlah pengguna

internet berkualitas

dengan harga

terjangkau makin

meningkat

2. Peminat wifi mobile

yang tinggi

3. Fokus pemerintah

memaksimlakan

implementasi

jaringan 4g di

Indonesia

SO Strategies:

Strength à Opportunity

(1), (2), (4), (5) à (1), (2).

Analisis:

Dengan memanfaatkan

kekuatan BOLT yaitu dalam

bidang marketingnya,

peluang dapat sangat

ditingkatkan yaitu dengan

meningkatnya jumlah

peminat internet maupun wifi

mobile yaitu produk andalan

WO Strategies:

Weakness à Opportunity

-­‐ (1)à (1), (2)

-­‐ (2) à (3), (4)

Analisis:

-Salah satu aspek yang

membuat kesetiaan

pelanggan adalah Customer

Service. Namun apabila hal

tersebut dianggap

mengecewakan pelanggan,

maka peluang BOLT untuk

Page 50: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  46  

4. Pasar 4g

berkontribusi

sebesar 30% dari

seluruh pengakses

internet di Indonesia

BOLT. meraup pasar pengguna

internet dan wife mobile yang

tinggi dapat hilang.

-Dengan adanya dukungan

pemerintah serta besarnya

kontribusi 4G terhadap

pengguna internet di

Indonesia, maka seharusnya

BOLT lebih mengatasi

kekurangannya yaitu

memperbanyak lokasi

jaringan ke seluruh wilayah

Indonesia.

Threats:

1. Muncul pesaing

baru

2. Pesaing terus

memperluas

jaringan

3. Kenaikan dollar

menaikkan harga

pasokan barang

4. Telkomsel, indosat,

XL, dan smartfren

merajai jaringan 4g

di Indonesia (BOLT

belum)

ST Strategies:

(5) -> (1), (2), (4)

(1),(2) -> (1),(2)

- persaingan bisnis dalam

dunia IT sangatlah ketat

seiring dengan perkembangan

teknologi, pesaing terus

memperluas jaringan dan

berlomba – lomba

meningkatkan pelayanan. Hal

ini harus diperhatikan oleh

layanan BOLT, dengan

pengembangan dan perluasan

area jaringan 4G akan

membuat banyak orang bisa

merasakan layanan dari

BOLT dimanapun mereka

berada.

WT Strategies:

-(2) -> (1), (2), (4)

-(1) -> (1), (2), (4)

-­‐ memperluas jaringan

agar pengguna

internet dapat

merasakan 4G di

berbagai tempat.

-­‐ Meningkatkan

layanan customer

service bagi pengguna

BOLT, agar pengguna

BOLT tidak

berpindah

Page 51: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  47  

-membuat iklan yang

inovatif, variatif untuk

menjaring pelanggan baru

dan mempertahakan

pelanggan lama

6.2 SPACE MATRIX

Posisi Stratetgi Internal Rating Posisi Strategi Eksternal Rating

Financial Strength Environmental Stability

(ES)

a. Total aset perusahaan

telekomuniaksi BOLT

mencapai Rp 3 triliun.

Tergolong besar untuk

ukuran perusahaan baru.

+3.0

a. Perkembangan

Teknologi Informasi sangat

cepat (Internet)

-2.0

b. Ekuitas Bolt sebesar Rp

750 miliar. Tergolong besar

untuk ukuran perusahaan

baru.

+2.0 b. Persaingan industry

dalam bidang IT yang

semakin ketat

-3.0

+5.0 c. kisaran harga pesaing

yang lebih mahal

-1.0

Rata - rata +2.5 -6.0

Rata - rata -2.0

Page 52: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  48  

Competitive Advantage Industry Strength (IS)

a. Image product sebagai

mobile wifi pioneer yang

murah

-2.0 a. Perkembangan

Permintaan Pasar terus

meningkat

4.0

b. Membuat gerai yang

tersebar di hampir seluruh

Indonesia

-3.0 b. Pangsa Pasar yang luas 3.0

c. Promosi dan pengenalan

produk yang efektif

-2.0 c. SDM yang tersedia 2.0

d. pertumbuhan industry

telekomunikasi yang

positif dan kompetitif

2.0

-7.0 11.0

Rata - rata -2.3 Rata – rata 2.75

ANALISIS SINGKAT

Financial Strength

a. Total asset BOLT mencapai Rp3trilliun diberi bobot 3, karena bagi perusahaan

yang baru berkecimpung di dunia telekomunikasi, perusahaan ini memiliki

kekuatan finansial yang cukup kuat karena telah mengumpulkan asset hingga Rp

3 triliun.

b. Ekuitas BOLT sebesar Rp750milliar, diberi bobot 2. Karena bagi perusahaan

yang tergolong baru ini sudah memiliki kekuatan finansial yang cukup kuat.

Page 53: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  49  

Environmental Stability

a. perkembangan teknologi informasi sangat cepat diberi bobot -2.0. di Indonesia

sendiri yang telah menggunakan teknologi 4G terbilang sangat cepat, hingga

diberi bobot -2.0

b. persaingan dalam bidang IT sangatlah ketat, dari segi modem wifi ada competitor

BOLT yang cukup kuat, yaitu smartfren, namun dari segi teknologi 4G, BOLT

memiliki telkomsel, XL, Indosat, smartfren, sebagai competitor maka dari itu

diberi bobot -3.0.

c. kisaran harga pesaing yang lebih mahal diberi bobot -1.0, karena BOLT termasuk

produk yang memiliki harga terjangkau sehingga dari segi harga, BOLT memiliki

kisaran harga pesaing yang lebih mahal.

Industry Strength

a. diberi bobot 4.0. karena dalam waktu singkat, BOLT dapat menarik ribuan hingga

jutaan pelanggan yang 70%nya penggunya aktif.

b. Pangsa pasar yang luas diberi bobot 3.0. karena siapa yang di zaman ini tidak

membutuhkan internet dengan koneksi cepat? Dari orangtua hingga muda pasti

membutuhkannya.

c. Diberi bobot 2.0. SDM yang tersedia berbanding lurus dengan jumlah produk

BOLT yang banyak terlihat di pasaran. Banyak produk yang terlihat di pasaran,

dapat diasumsikan bahwa sumber daya manusia didalamnya juga banyak dan

berkualitas hingga mereka dapat memberikan kualitas produk dan kuantitas

produk yang baik dan banyak.

d. Diberi bobot 2.0, karena semakin banyak perusahaan yang berkecimpung di dunia

telekomunikasi menggunakan teknologi yang uptodate.

Competitive Advantage

a. diberi bobot -2.0, karena BOLT termasuk produk yang memberikan layanan 4G

tercepat sekaligus memiliki harga terjangkau yang dapat bersaing di pasaran.

b. Diberi bobot -3.0. karena BOLT membuat banyak gerai di seluruh Indonesia demi

kenyamanan dan tambahan fasilitas bagi pengguna sehingga, pengguna

Page 54: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  50  

dimanapun dapat merasakan layanan 4G BOLT. Dengan hal ini, BOLT menang

satu langkah dari beberapa kompetitornya yang belum memperluas jaringannya.

c. Diberi bobot -2.0, karena dari segi promosi. BOLT cukup kuat dan memberi

kesan yang baik dimata calon pengguna dan pengguna sendiri.

KOORDINAT VEKTOR ARAH

Sumbu x (IS, CA) = 2.75 + (-2.3) = 0.45

Sumbu y ( FS, ES) = 2.5 + (-2.0) = 0.5

2.0  

-­‐2.0  

FS  

IS  CA  

ES  

2.0  0.0  

0.0  -­‐2.0  

Page 55: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  51  

Aggressive Profiles:

Perusahaan telah mencapai posisi yang baik untuk memanfaatkan kekuatan internal serta

perusahaan yang telah kuat secara finansial dan telah mencapai keunggulan kompetitif

dalam industrI yang berkembang dan stabil.

• Pengembangan pasar

Berusaha memasuki pasar menengah ke bawah, dengan menciptakan produk

modem wifi yang memiliki biaya produksi lebih rendah sehingga harga jualnya

menjadi kompetitif dan pangsa pasar yang dikuasai juga lebih besar.

• Pengembangan produk

Membuat varian baru dari Modem Wifi dan mengembangkan teknologinya

agar produk ini dapat dirasakan pelanggan di seluruh wilayah di Indonesia.

• Diversifikasi

Melakukan pengembangan jenis produk yang diproduksi, sehingga tidak hanya

terpaku pada modem wifi dan powerphone.

Page 56: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  52  

6.3 IE MATRIX

Karena nilai IFE dan EFE yang telah dibuat sebelumnya adalah secara keseluruhan PT

Internux (BOLT). Maka internal – External (IE) Matriks berikut merupakan IE Matriks

untuk BOLT secara keseluruhan:

Berdasarkan IE Matrix, PT Internux (BOLT) berada di area growth and build

(intensif dan integrasi). Yang berarti secara umum BOLT dapat menerapkan strategi

yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). BOLT

dapat meminimalkan biaya sehingga meningkatkan profit, karena BOLT berada dalam

pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang

harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Selain itu juga, BOLT juga dapat

menentukan strategi untuk menurunkan harga, mengembangkan produk baru selain

modem wifi dan powerphone, menambah kualitas produk atau jasa seperti meningkatkan

layanan customer service, dan lain – lain.

Page 57: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  53  

6.4 BCG MATRIX

Market Share Telekomunikasi 4G di Indonesia

Telkomsel : 45%

XL : 21 %

Indosat : 18%

BOLT : 20 %

BCG BOLT:

20% / 45 % = 0.4

Sumber:

http://selular.id/device/2015/07/dengan-powerphone-e1-bolt-berharap-bisa-curi-20-

persen-pangsa-pasar/

http://www.mobileworldlive.com/asia/asia-news/small-cells-key-bolt-super4gs-quick-

start-cto/

Industry Growth Rate

Sumber: http://redwing-asia.com/analysis-posts/indonesias-bolt-4g-thunderbolt-deadbolt/

Page 58: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  54  

Pembahasan:

Berdasarkan berbagai sumber yang mengutip pangsa pasar 4G, Telkomsel masih

mengambil posisi teratas yaitu 45%. Dengan pangsa pasar BOLT sebesar 20%, maka

didapat nilai BCG BOLT 0.4. Sedangkan menurut grafik yang dikutip oleh Redwing Asia

tentang pertumbuhan industri 4G, dari tahun 2014 ke tahun 2015, ada kenaikan 1%.

Apabila ditarik titik dan dimasukkan ke dalam BCG matriks, maka BOLT berada pada

kuadran Question mark. Hal ini menandakan bahwa BOLT memiliki pangsa yang kecil

namun tinggi pada pertumbuhan industri atau pertumbuhan permintaan pelanggan

dimana ini merupakan peluang yang besar. Kondisi ini wajar terjadi kepada produk baru

seperti BOLT di mana masih sedikit pembeli yang menggunakan produk-produk tersebut.

Strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau

pengembangan produk.

Page 59: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  55  

6.5 GRAND STRATEGY

RAPID  MARKET  GROWTH  

 

SLOW  MARKET  GROWTH    

STRONG COMPETITIVE

POSITION

Page 60: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  56  

Berdasarkan grafik Grand Strategy yang didapat oleh hubungan nilai CPM Bolt dengan

pertumbuhan pasar BOLT, di dapat nilai 54% dan rata-rata CPM 2.767 sehingga BOLT

tergolong ke dalam kuadran I, sehingga strategy yang cocok di lakukan BOLT adalah

product and market development, market penetration, backward integration, forward

integration, dan concentric differcification.

PERHITUNGAN Competitive position

Operator CPM

BOLT 2.955

Smartfren 2.59

Telkomsel 2.755

average 2.767

Market Growth

Tahun Market growth

2015 54%

average 54%

Sumber: http://internux.co.id/Press/8

Page 61: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  57  

6.6 QSPM MATRIX

QSPM BOLT STRATEGIES

Competitor

Acquisition

Market

Penetration

Product

Development

Market

Development

OPPORTUNITY Weight AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Jumlah pengguna internet semakin

meningkat

0.1 2 0.2 4 0.4 4 0.4 4 0.4

Peminat wifi mobile yang tinggi 0.13 2 0.26 4 0.52 4 0.52 4 0.52

Pasar 4G berkontribusi sebesar 30

% dari keseluruhan pengguna yang

mengakses internet di Indonesia

0.09 2 0.18 4 0.36 4 0.36 4 0.36

Gubernur Ahok sangat

menginginkan untuk mendorong

implementasi smart city di Jakarta

lewat ekspansi 4G

0.09 2 0.18 1 0.09 1 0.09 3 0.27

Fokus pemerintah memaksimalkan

implementasi jaringan 4G di

Indonesia.

0.1 2 0.2 1 0.1 1 0.1 3 0.3

Threats 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Diluncurkannya modem Smartfren 0.09 4 0.36 2 0.18 2 0.18 2 0.18

Kenaikan dollar membuat material

yang di impor melalui HUAWEI

meningkat

0.09 4 0.36 2 0.18 4 0.36 2 0.18

4G Telkomsel telah merambah di

tujuh kota, yakni Jakarta, Bali,

Bandung, Surabaya, Bali, Medan,

Makassar, dan Mataram

0.09 3 0.27 2 0.18 2 0.18 3 0.27

Masyarakat lebih minati

smartphone 4G LTE mahal

0.1 1 0.1 2 0.2 4 0.4 2 0.2

Page 62: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  58  

Telkomsel, Indosat, XL, dan

Smartfren merajai jaringan 4G di

Indonesia

0.12 3 0.36 2 0.24 2 0.24 3 0.36

1

STRENGTHS

Layanan dengan harga terjangkau 0.1 3 0.3 3 0.3 2 0.2 3 0.3

promosi, iklan, dan pengenalan

produk yang efektif

0.05 2 0.1 3 0.15 3 0.15 4 0.2

Memiliki 12 gerai BOLT! Zone dan

4 gerai BOLT!

0.1 2 0.2 2 0.2 2 0.2 3 0.3

Layanan 4G yang pioneer 0.2 3 0.6 3 0.6 3 0.6 3 0.6

Memastikan kecepatan dan kualitas

jaringan stabil

0.05 2 0.1 3 0.15 3 0.15 3 0.15

Weakness

Customer Service BOLT sering

mengecewakan menurut pelanggan

0.2 3 0.6 2 0.4 3 0.6 3 0.6

Laba kotor yang menurun karena

peningkatan beban layanan

0.1 2 0.2 3 0.3 2 0.2 2 0.2

memakan waktu yang lama untuk

melakukan perencanaan/planning

0.05 2 0.1 2 0.1 2 0.1 2 0.1

terlalu mengandalkan outsourcing 0.05 2 0.1 2 0.1 2 0.1 2 0.1

Jaringan tidak stabil 0.1 2 0.2 2 0.2 2 0.2 2 0.2

1 4.97 4.95 5.33 5.79

ANALISIS SINGKAT

Berdasarkan matriks QSPM yang dibuat dari hubungan antara pilihan strategi

dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, di dapat 4 nilai yang

menggambarkan ke 4 strategi. Hasil paling tinggi diraih oleh strategi Market

Page 63: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  59  

Development atau pengembangan pasar. Hal ini berarti strategi tertepat untuk

dapat meningkatkan profit BOLT saat ini adalah memperluas pasarnya agar

dapat lebih dikenal oleh seluruh masyarakat indonesia maupun internasional.

Aksi nyata yang dapat mewujudkan strategi ini adalah dapat berupa perluasan

jaringan, memperbanyak iklan di media agar dapat merambah seluruh indonesia.

Page 64: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  60  

BAB VII

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, berikut

merupakan kesimpulannya:

1. Dalam menentukan strategi perusahaan proses dilakukan melalui tiga tahapan. Pada

tahap pertama, input stage didapati hasil bahwa:

a. BOLT mendapat skor 2.63 dalam hal kekuatan internal yang telah berada di atas

rata-rata.

b. BOLT mendapat skor 3.14 yang menandakan bahwa BOLT telah baik dalam

memanfaatkan peluang di sekitarnya.

2. Pada tahap 2 yaitu matching stage didapat hasil bahwa:

a. Melalui SWOT matriks BOLT memiliki banyak peluang untuk mengembangkan

usahanya, namun ditengah peluang yang semakin banyak, persaingan antar industry

semakin ketat. Oleh karena itu BOLT ditekankan untuk meningkatkan layanan customer

service, memperluas jaringan, dan membuat iklan inovatif dan kreatif.

b. Melalui SPACE matrix BOLT berada di titik (0.45;0.5) dan garis pada koordinat

kartesius menunjukan bahwa BOLT memiliki Aggressive Profiles, dimana BOLT dapat

mengembangkan usahanya melalui pengembangan pasar, pengembangan produk, dan

diversifikasi.

c. Melalui BCG matrix BOLT berada pada kuadran Question Marks. Hal ini menandakan

bahwa BOLT memiliki pangsa yang kecil namun tinggi pada pertumbuhan industri atau

pertumbuhan permintaan pelanggan dimana ini merupakan peluang yang besar.

d. Melalui IE matrix BOLT berada di sel II di area growth and build, yang artinya BOLT

dapat menerapkan strategi intensif dan integrasi.

e. Melalui Grand Strategy BOLT di dapat nilai 54% dan rata-rata CPM 2.767 sehingga

BOLT tergolong ke dalam kuadran I, sehingga strategy yang cocok di lakukan BOLT

adalah product and market development, market penetration, backward integration,

forward integration, dan concentric differcification.

Page 65: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  61  

3. Pada tahap terakhir yaitu decision stage, melalui matriks QSPM didapat nilai tertinggi

merujuk kepada strategi market development atau pengembangan pasar. Hal ini

berarti strategi tertepat untuk dapat meningkatkan profit BOLT saat ini adalah

memperluas pasarnya agar dapat lebih dikenal oleh seluruh masyarakat indonesia

maupun internasional.

Adapun Implementasi dari pengembangan produk tersebut ialah:

1. Melakukan pengiklanan lewat media televisi. Sejauh ini, marketing BOLT belum

menjamah dunia televisi, melainkan melakukan penetrasi dengan berkunjung ke

public places. Oleh karena itu, disarankan kepada marketing BOLT untuk

melakukan pengiklanan di layar kaca.

2. Memperluas jaringan ke Indonesia. Hingga saat ini, daerah jangkauan BOLT masih

di Indonesia bagian barat yaitu pulau jawa (Jakarta dan banten) serta Sumatera

(Medan dan Aceh). Untuk dapat memperbesar penetrasi, tentu saja BOLT perlu

menambah jaringan ke seluruh Indonesia, walaupun tidak mudah, tetapi mulailah

dari daerah kota besar seperti Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dll.

3. Menambah jumlah gerai. Gerai BOLT yang telah cukup menjamur ini baru dapat

ditemukan banyak di daerah Tangerang, Banten. Menambah jumlah gerai juga dapat

memperbesar penetrasi agar pasar semakin cepat berkembang.

Page 66: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  62  

DAFTAR PUSTAKA

Analisis dan Pilihan Strategi: Membangun Esksistensi Perusahaan di Masa Krisis Tri Kurniawati Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang Dian Kumala Sari K. B. PT Asuransi Bumi Putra 2010

http://www.rikunjacques.com/2014/09/Grand-Strategy-Matrix.html

SUMBER BERITA

Annual Report First Media 2014

http://www.mobileworldlive.com/asia/asia-news/small-cells-key-bolt-super4gs-

quick-start-cto/

http://internux.co.id/Press/8

http://selular.id/device/2015/07/dengan-powerphone-e1-bolt-berharap-bisa-curi-20-

persen-pangsa-pasar/

Page 67: Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT

  63  

Website BOLT: http://www.boltsuper4g.com/

http://investasi.kontan.co.id/news/bolt-targetkan-rp-700-miliar-dari-ipo

http://tekno.liputan6.com/read/2094711/bolt-tak-takut-hadapi-smartfren-di-4g-lte

http://tekno.liputan6.com/read/2053696/modem-teranyar-bolt-bisa-tampilkan-qr-

code

http://tekno.liputan6.com/read/2267382/ini-strategi-bolt-hadapi-operator-seluler-

besar

http://tekno.liputan6.com/read/2209786/bolt-optimis-peminat-wifi-mobile-sangat-

besar

http://tekno.liputan6.com/read/2181292/operator-seluler-gelar-4g-bolt-merasa-tak-

terancam

http://tekno.liputan6.com/read/2209820/bolt-targetkan-3-juta-pelanggan-tahun-ini