21
SKENARIO E BLOK 6 Tutor : dr. Wardiansyah Kelompok : L3

Bell's palsy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bell's palsy

SKENARIO E BLOK 6

Tutor : dr. WardiansyahKelompok : L3

Page 2: Bell's palsy

KELOMPOK L3

Rolando Agustian Halim 04121001010 Kms. Virhan Dwi Virondy 04121001011 Yulia Rahmi Z.J 04121001027 M. Ikhsan Nurmansyah 04121001035 Vivien 04121001036 Dessy Carmelia N 04121001042 Dhita Amanda 04121001046 Laksmita Chandra Dewi 04121001047 Eva Fitria Zumna 04121001048 Mutia Agustria 04121001050 Amanda Putri Utami 04121001051 Imanuel 04121001054 Nurfitria Rahman 04121001059 Stevanus Elansyah H 04121001113 Rannia Hendreka P 04121001126

Page 3: Bell's palsy

OUTLINE

Skenario Klarifikasi Istilah Identifikasi Masalah Analisis Masalah Learning Issue Kerangka Konsep Kesimpulan

Page 4: Bell's palsy

SKENARIOSafira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH

karena mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu. Kelainan ini disadari oleh penderita pada saat bangun tidur pada pagi hari. Sebelumnya penderita merasakan ada nyeri pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu. Dia baru kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri pada wajahnya. Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna. Safira juga merasa telinga kanannnya berdenging dan mata kanannya terasa perih. Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan liur.

Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata kanan, reflex kornea kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan pada waktu pasien diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Hasil pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella pada remaja dulu, Safira tidak pernah mengalami gangguan pendengaran sebelumnya. Dokter menyatakan bahwa Safira menderita Bell’s Palsy dan memberinya obat prednisone dan acyclovir.

Page 5: Bell's palsy

KLARIFIKASI ISTILAHAsimetri wajah : Ketidaksamaan bagian atau organ pada otot-otot wajah yang bersesuaian pada sisi wajah berlawanan yang dalam keadaan normal sama Liang telinga kanan : Saluran yang menuju membrane timpani Berdenging : Berbunyi “nging” telinga Lagophthalmos : Tidak mampu untuk menutup mata dengan sempurnaHiperakusis : Sensasi pendengaran yang sangat tajam karena

ambang pendengaran yang sangat rendahReflex kornea : Penutupan kelopak mata pada iritasi kornea Sudut mulut : Batas lateral dari cavum orisKelainan sensoris : Kelainan yang berkenaan dengan sensasi Vesikel : Kantong kecil yang mengandung cairan Kelenjar parotis : Kelenjar air liur yang paling besar dari ketiga yang lain, terletak di depan telinga Varicella : Cacar airBell’s Palsy : Paralisis wajah unilateral yang timbul mendadak akibat lesi nervus facialis dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas Prednisone : Glukokortikoid sintetik turunan kortison digunakan

sebagai anti radang dan immunosupresanAcyclovir : Nukleosida purin sintetis dengan aktifitas yang selektif terhadap virus herpes simplex

Page 6: Bell's palsy

IDENTIFIKASI MASALAH

No Fakta Concern

1.

Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH karena mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat bangun pagi hari. Dia baru kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri pada wajahnya. Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna.

**

2.Penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa perih **

3.Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan liur **

4.

Pada pemeriksaan neurologis ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak

mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan,

kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien

diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu

diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah

menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan.

Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel

pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Hasil

pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

**

5.Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella pada remaja dulu *

6.Dokter menyatakan Safira menderita Bell’s palsy dan memberinya obat prednisone dan acyclovir ***

Page 7: Bell's palsy

ANALISIS MASALAH1. Apa saja otot-otot dan inervasi pada wajah? (motoris, dan efektor kelenjar) 2. Bagaimana mekanisme terjadinya asimetri wajah nona Safira, dan otot-otot dan saraf

yang terganggu? 3. Bagaimana gejala atau ciri-ciri terjadinya asimetri? 4. Perbandingan wajah yang asimetris dengan wajah normal5. Mekanisme terjadinya nyeri dan berdenging pada telinga pada kasus ini? 6. Bagaimana mekanisme terjadi perih pada mata? 7. Penyebab sekresi air liur yang berlebih pada kasus ini?8. Mekanisme pengeluaran air liur yang berlebih pada nona Safira?

9. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya dari hasil pemeriksaan fisik :a. Lagophtalmos b. Reflex kornea kanan (-) c. Hiperakusis d. Kerutan kening yang tidak tampak e. Sudut mulut kanan yang tertinggal f. Rasa pengecap di bagian depan lindah menurun g. Terdapat butiran air mata h. Tidak dijumpai kelainan sensoris i. Tidak dijumpai vesikel pada kulit liang telinga j. Tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan

10. Bagaimana korelasi antara pernah mengalami infeksi varicella dan hamil pada kondisi nona Safira?

11. Bagaimana patofisiologi dari Varicella? 12. Bagaimana patofisiologi dari Bell’s palsy? 13. Bagaimana efek farmakologis prednisone dan acyclovir terhadap kesembuhan nona

Safira?

Page 8: Bell's palsy

MUSKULI FACIEI

Page 9: Bell's palsy
Page 10: Bell's palsy

NERVUS FACIALIS

N. facialis berjalan ke depan di dalam substansi glandula parotidea. Saraf ini terbagi atas lima cabang terminal :

1. Ramus Temporalis : Muncul dari pinggir atas glandula dan mempersarafi m. auricularis anterior dan superior, venter frontalis m. occipitofrontalis, m. orbicularis oculi, dan m. corrugators supercilli.2. Ramus Zygomaticus : Muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi m. orbicularis oculi.3. Ramus Bucali : Muncul dari pinggir anterior glandula di bawah ductus parotideus dan mempersarafi M. buccinator dan otot-otot bibir atas serta nares. 4. Ramus Mandibularis : Muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi otot-otot bibir bawah.5. Ramus Cervicalis : Muncul di pinggir bawah glandula dan berjalan ke depan di leher di bawah mandibula untuk mempersarafi m. platysma. Saraf ini dapat menyilang pinggir bawah mandibula untuk mempersarafi m. depressor anguli oris.

Page 11: Bell's palsy
Page 12: Bell's palsy
Page 13: Bell's palsy

NERVUS FACIALIS

Somatosensory VII Geniculate ganglion External ear, parts of auditory canal, outer

Visceral (afferent) VII Geniculate ganglion Taste on anterior 2/3 of tongue (chorda tympani), taste on inferior surface of soft

Motor (efferent) VII Facial nucleus Facial muscles, platysma, stylohyoid and

Visceral (efferent) VII Parasympathetic, superior salivatory nucleus

Secretion of mucus, tears, and saliva (sublingual)

Page 14: Bell's palsy
Page 15: Bell's palsy

ALUR NERVUS FACIALIS

Page 16: Bell's palsy

MOTOR AND SENSOR PATHWAY

Page 17: Bell's palsy

HOMUNCULUS PENFIELD

Page 18: Bell's palsy

BELL’S PALSY

Bell’s Palsy adalah paralisis wajah unilateral yang timbul mendadak akibat lesi nervus facialis dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas.

Gejala dan Komplikasi Tanda-tanda Bell's Palsy adalah terjadi  asimetri pada  wajah, rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun. Selain itu, terjadi  kehilangan reflex konjungtiva sehingga  tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk berbicara, air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kehilangan rasa di bagian depan lidah.

Page 19: Bell's palsy

KERANGKA KONSEP

Page 20: Bell's palsy

KESIMPULAN

Nona Safira, 31 tahun, mengalami bell palsy akibat adanya inflamasi pada ganglion genikulatum yang menyebabkan lesi pada nervus facialis nya. Kerusakan pada nervus facialis, akan menyebabkan kelumpuhan otot-otot wajah yang ditandai dengan asimetri dan ciri-ciri pada pemeriksaan fisik lainnya, kemampuan pengecapan yang turun, sekresi air liur yang tak terkontrol, dan ditemukannya butiran air mata pada kelopak mata bawah. Inflamasi ini disebabkan oleh adanya reaktivasi virus varicella yang pernah dideritanya pada saat remaja, dan pada kasus ini nona Safira sedang hamil, yang otomatis membuat sistem pertahanan tubuhnya menurun. Dokter akhirnya memberikan obat kortikosteroid anti inflamasi (prednisone) untuk mengurangi efek peradangan, dan juga antivirus (acyclovir) untuk menyelesaikan infeksi virus.

Page 21: Bell's palsy