Upload
tri-maruto-aji
View
270
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TAHUKAH KITA BAHWA....
IKLIM Cuaca Musim ≠ ≠
IKLIM = kondisi atmosfer, rata-rata pada suatu wilayah untuk periode waktu yang cukup lama (biasanya sekitar 30 tahun) yang dipengaruhi oleh interaksi antara
atmosfir, daratan dan lautan.
Cuaca = kondisi atmosfer pada suatu wilayah untuk periode
waktu yang singkat (jam atau hari)
Musim = pembagian kondisi karakter suatu tempat dalam satu tahun
Lalu Bagaimana dengan....
Perubahan Iklim Pemanasan Global Pergeseran Musim ≠ ≠
kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan bumi dan
lautan sejak pertengahan abad ke-20 dan diproyeksikan akan
terus berlangsung.
Yaitu perubahan
distribusi pola cuaca secara
statistik dalam periode puluhan tahun atau lebih.
berubahnya periode awal jatuhnya
musim yang tak menentu yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Adanya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) yang sering dikenal dengan H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), N2O (dinitro-oksida), HFCs (hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (sulphur hexafluoride) (IPCC, 2007).
Perubahan Iklim Pemanasan Global Pergeseran Musim
Adanya perubahan besar pada faktor suhu, curah hujan, dan pola angin yang diakibatkan oleh efek-efek lain dari kondisi atmosfer di muka bumi (Nasrallah, 2013).
Jelaslah bahwa perubahan iklim memang berbeda dengan pemanasan global namun saling berkaitan satu sama lain. Adanya pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang kemudian memicu terjadinya pergeseran musim.
PERUBAHAN IKLIM
MANUSIA
TANAMAN HAMA & PENYAKIT
1. Barier fisis 2. Barier biologis 3. Musuh alami 4. Aplikasi pestisida
1. Kesesuaian lahan 2. Teknis budidaya 3. Benih unggul 4. Pemupukan
1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan
1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan
BIOEKOLOGI & EKOSISTEM
1. Pertumbuhan 2. Hasil panen
Diolah dari pemikiran (Zeuner et al., 2009) kemudian dimodifikasi oleh (Aji, 2013)
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP BIOEKOLOGI PERKEBUNAN TEH
Bioekologi kebun teh terdiri atas organisme berupa tanaman, hewan, mikroorganisme dan lingkungan yang berada pada suatu mekanisme rantai makanan. Satu saja terjadi perubahan pada salah satu unsur biologi dan lingkungan tersebut, maka unsur biologi yang lain akan terpengaruh.
Gambar 1. Proyeksi ini, berdasarkan perbandingan sampel atmosfer yang
terkandung dalam inti es dan pengukuran langsung yang lebih baru,
memberikan bukti bahwa CO2 di atmosfer telah meningkat sejak
revolusi industri (NOAA, 2008).
DAMPAK PERUBAHAN KONSENTRASI CO2 DI ATMOSFER
Gambar 2. Kondisi produktivitas teh sejak tahun 1934-1998 di kebun teh Sri Lanka (Wijeratne et al., 2007).
CO2 di atmosfer diduga justru dapat meningkatkan produktivitas tanaman C3 hingga 10 sampai 20% dan produktivitas tanaman C4 diperkirakan 0-10% (Ainsworth dan Long, 2005).
Perubahan kuantitatif seperti kimia tumbuhan akibat peningkatan CO2 seperti rasio C/N, kadar pati, gula, dan karbohidrat total non-struktural sudah pernah dilaporkan (Cotrufo et al., 1994; Lewis et al., 1994).
Gambar 3. Efek perlakuan peningkatan CO2 pada teh jadi pada kebun dataran rendah di Ratnapura,
Sri Lanka (Wijeratne et al., 2007).
Meskipun kenaikan CO2 diketahui juga meningkatkan hasil pada tanaman teh, tetapi efek dari asupan CO2 dihalangi oleh kondisi kenaikan suhu tinggi pada kebun di dataran rendah (Wijeratne et al., 2007)
DAMPAK PERUBAHAN SUHU
Gambar 4. Proyeksi anomali suhu rata-rata bumi
tahun 2000-2009 (Nasa, 2009).
Peningkatan suhu dapat mendukung mekanisme tertentu dalam siklus hubungan inang-patogen, tetapi juga dapat menjadi sesuatu yang tidak menguntungkan bagi mekanisme lainnya (Ghini et al., 2012).
Peningkatan suhu diketahui dapat mengubah fisiologi dan ketahanan tanaman inang. Kerentanan tanaman inang akibat perubahan suhu dan respon gen yang sensitif temperatur telah diketahui dan dilaporkan (Dyck et al., 1983; Gerechter et al., 1984; Sanden et al., 1978).
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI TEH
Intensitas cahaya terlalu kecil dan suhu udara terlalu rendah, pertumbuhan terhambat. Cahaya terlalu besar, dan suhu terlalu tinggi, tanaman teh akan mengalami gangguan pertumbuhan dan kerusakan jaringan (Sukasman, 1997). Suhu yang rendah dapat mengganggu pertumbuhan pucuk, sedangkan suhu tinggi dapat menghambat fotosintesis dan pertumbuhan pucuk (Schaik van Baining, 1980).
1. Suhu muka daun teh naik,
2. Transpirasi meningkat,
3. Stomata menutup,
4. Fotosintesis menurun,
5. Produksi pucuk rendah
Sumber : http://www.adapcc.org
Suhu Tinggi
DAMPAK PERUBAHAN SUHU
1. 12 - 25 oC → Pertumbuhan
2. 19 - 21 oC → Optimum pertumbuhan
3. 27 - 32 oC → Stomata tertutup
4. ≥ 34 oC → Fotosintesa berhenti
WAKTU
DI BAWAH P PELINDUNG TANPA P PELINDUNG
T Udara (oC) T Daun (oC) T Udara (oC) T Daun (oC)
12.00 27 29 41 51
11.00 26 28 39 50
10.00 25 27 41 50
09.00 23 25 32 43
12.00 25 27 36 47
15.00 29 32 31 43
13.00 21 22 27 31
12.00 26 27 26 37
Sumber : (Widayat, 2012).
DAMPAK PERUBAHAN SUHU
Lokasi Maksimum (oC) Minimum (oC) Curah Hujan (mm)
Ratnapura (WL) 32,0 22,9 3617
Kandy (WM) 29,0 20,2 1863
Nuwala Eliya (WU) 20,5 11,5 1907
Passara (IU) 28,7 18,5 1777
Tabel 1. Lokasi berdasar parameter iklim (rerata suhu maksimum-minimum dan curah hujan tahunan) di empat lokasi yang mewakil WL (dataran rendah-basah), WM (dataran menengah-basah), WU (dataran tinggi-basah) dan IU (dataran tinggi-agak basah) di kebun teh Sri Lanka 1961-1990.
Sumber : (Wijeratne et al., 2007).
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS TEH
Tabel 2. Hasil panen simulatif dari sebuah model yang diperoleh dengan menginteraksikan parameter berdasarkan kenaikan dan penurunan suhu, kenaikan dan penurunan curah hujan serta hubungannya dengan peningkatan CO2 hingga kadar 435 ppm yang diasumsikan terjadi pada tahun 2050.
CO2
(ppm)
Perubahan
Curah Hujan
(%)
Perubahan
Suhu
(oC)
Hasil (kg/Ha/tahun)
Ratnapura Kandy N’ Eliya Passara
370 0 0 2489 2217 2454 2651
370 0 1 2282 2177 2651 2569
370 0 2 2070 2117 2760 2469
370 -10 0 2456 2162 2418 2591
370 10 0 2482 2305 2480 2749
435 0 0 2710 2695 3035 3080
435 0 1 2502 2567 3035 2998
Sumber : (Wijeratne et al., 2007).
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS TEH
Gambar 5. Hubungan antara curah hujan dari bulan sebelumnya dan produktivitas (kg/ha/bulan) "Noragalla Estate" di Sri Lanka, Wet zone Low country (WU) (dataran rendah yang basah) (Wijeratne et al., 2007).
DAMPAK PERUBAHAN OZON (O3) DAN MASUKNYA SINAR ULTRA VIOLET (UV)
Berkurangnya lapisan ozon (O3), dapat mengakibatkan
peningkatan radiasi UV-B (Madronich et al., 1998).
Dampak Peningkatan radiasi UV-B : 1. fotosintesis berkurang, 2. berkurangnya tinggi tanaman, 3. berkurangnya luas daun, 4. hasil bahan kering tanaman yang menurun, 5. membahayakan mikroorganisme, 6. mengakibatkan kematian pada tanaman. (Johnson, 2003) dan (Wu et al., 2009)
PERUBAHAN IKLIM
MANUSIA
TANAMAN HAMA & PENYAKIT
1. Barier fisis 2. Barier biologis 3. Musuh alami 4. Aplikasi pestisida
1. Kesesuaian lahan 2. Teknis budidaya 3. Benih unggul 4. Pemupukan
1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan
1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan
BIOEKOLOGI & EKOSISTEM
1. Pertumbuhan 2. Hasil panen
Diolah dari pemikiran (Zeuner et al., 2009) kemudian dimodifikasi oleh (Aji, 2013)
PENGELOLAAN TANAMAN TEH YANG ADAPTIF PERUBAHAN IKLIM
1. Evaluasi kembali kesesuaian lahan
2. Penerapan barier fisik dan biologis
3. Penggunaan mikrobial simbion
4. Manajemen irigasi
5. Implementasi kultur teknis yang adaptif
6. Monitoring OPT yang berkesinambungan
7. Optimalisasi sistem pencatat cuaca (AWS)
8. Penerapan PHT berbasis (EWS)
Creating Strategy
Integrated System
Alur Distribusi Informasi Data
Monitoring TINDAKAN
PENUTUP
Antisipasi perubahan iklim dengan perubahan teknis pengelolaan kebun teh yang adaptif perlu dikaji secara mendalam dengan melibatkan banyak data dan bukti-bukti empiris di lapangan yang dapat digunakan sebagai acuan yang spesifik.
TERIMAKASIH