33

Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013
Page 2: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

TAHUKAH KITA BAHWA....

IKLIM Cuaca Musim ≠ ≠

Page 3: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

IKLIM = kondisi atmosfer, rata-rata pada suatu wilayah untuk periode waktu yang cukup lama (biasanya sekitar 30 tahun) yang dipengaruhi oleh interaksi antara

atmosfir, daratan dan lautan.

Page 4: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Cuaca = kondisi atmosfer pada suatu wilayah untuk periode

waktu yang singkat (jam atau hari)

Page 5: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Musim = pembagian kondisi karakter suatu tempat dalam satu tahun

Page 6: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Lalu Bagaimana dengan....

Perubahan Iklim Pemanasan Global Pergeseran Musim ≠ ≠

Page 7: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan bumi dan

lautan sejak pertengahan abad ke-20 dan diproyeksikan akan

terus berlangsung.

Page 8: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Yaitu perubahan

distribusi pola cuaca secara

statistik dalam periode puluhan tahun atau lebih.

Page 9: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

berubahnya periode awal jatuhnya

musim yang tak menentu yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Page 10: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Adanya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) yang sering dikenal dengan H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), N2O (dinitro-oksida), HFCs (hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (sulphur hexafluoride) (IPCC, 2007).

Page 11: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Perubahan Iklim Pemanasan Global Pergeseran Musim

Page 12: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Adanya perubahan besar pada faktor suhu, curah hujan, dan pola angin yang diakibatkan oleh efek-efek lain dari kondisi atmosfer di muka bumi (Nasrallah, 2013).

Page 13: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Jelaslah bahwa perubahan iklim memang berbeda dengan pemanasan global namun saling berkaitan satu sama lain. Adanya pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang kemudian memicu terjadinya pergeseran musim.

Page 14: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

PERUBAHAN IKLIM

MANUSIA

TANAMAN HAMA & PENYAKIT

1. Barier fisis 2. Barier biologis 3. Musuh alami 4. Aplikasi pestisida

1. Kesesuaian lahan 2. Teknis budidaya 3. Benih unggul 4. Pemupukan

1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan

1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan

BIOEKOLOGI & EKOSISTEM

1. Pertumbuhan 2. Hasil panen

Diolah dari pemikiran (Zeuner et al., 2009) kemudian dimodifikasi oleh (Aji, 2013)

Page 15: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP BIOEKOLOGI PERKEBUNAN TEH

Bioekologi kebun teh terdiri atas organisme berupa tanaman, hewan, mikroorganisme dan lingkungan yang berada pada suatu mekanisme rantai makanan. Satu saja terjadi perubahan pada salah satu unsur biologi dan lingkungan tersebut, maka unsur biologi yang lain akan terpengaruh.

Page 16: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Gambar 1. Proyeksi ini, berdasarkan perbandingan sampel atmosfer yang

terkandung dalam inti es dan pengukuran langsung yang lebih baru,

memberikan bukti bahwa CO2 di atmosfer telah meningkat sejak

revolusi industri (NOAA, 2008).

Page 17: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN KONSENTRASI CO2 DI ATMOSFER

Gambar 2. Kondisi produktivitas teh sejak tahun 1934-1998 di kebun teh Sri Lanka (Wijeratne et al., 2007).

CO2 di atmosfer diduga justru dapat meningkatkan produktivitas tanaman C3 hingga 10 sampai 20% dan produktivitas tanaman C4 diperkirakan 0-10% (Ainsworth dan Long, 2005).

Perubahan kuantitatif seperti kimia tumbuhan akibat peningkatan CO2 seperti rasio C/N, kadar pati, gula, dan karbohidrat total non-struktural sudah pernah dilaporkan (Cotrufo et al., 1994; Lewis et al., 1994).

Page 18: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Gambar 3. Efek perlakuan peningkatan CO2 pada teh jadi pada kebun dataran rendah di Ratnapura,

Sri Lanka (Wijeratne et al., 2007).

Meskipun kenaikan CO2 diketahui juga meningkatkan hasil pada tanaman teh, tetapi efek dari asupan CO2 dihalangi oleh kondisi kenaikan suhu tinggi pada kebun di dataran rendah (Wijeratne et al., 2007)

Page 19: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN SUHU

Gambar 4. Proyeksi anomali suhu rata-rata bumi

tahun 2000-2009 (Nasa, 2009).

Peningkatan suhu dapat mendukung mekanisme tertentu dalam siklus hubungan inang-patogen, tetapi juga dapat menjadi sesuatu yang tidak menguntungkan bagi mekanisme lainnya (Ghini et al., 2012).

Peningkatan suhu diketahui dapat mengubah fisiologi dan ketahanan tanaman inang. Kerentanan tanaman inang akibat perubahan suhu dan respon gen yang sensitif temperatur telah diketahui dan dilaporkan (Dyck et al., 1983; Gerechter et al., 1984; Sanden et al., 1978).

Page 20: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI TEH

Intensitas cahaya terlalu kecil dan suhu udara terlalu rendah, pertumbuhan terhambat. Cahaya terlalu besar, dan suhu terlalu tinggi, tanaman teh akan mengalami gangguan pertumbuhan dan kerusakan jaringan (Sukasman, 1997). Suhu yang rendah dapat mengganggu pertumbuhan pucuk, sedangkan suhu tinggi dapat menghambat fotosintesis dan pertumbuhan pucuk (Schaik van Baining, 1980).

Page 21: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

1. Suhu muka daun teh naik,

2. Transpirasi meningkat,

3. Stomata menutup,

4. Fotosintesis menurun,

5. Produksi pucuk rendah

Sumber : http://www.adapcc.org

Suhu Tinggi

DAMPAK PERUBAHAN SUHU

Page 22: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

1. 12 - 25 oC → Pertumbuhan

2. 19 - 21 oC → Optimum pertumbuhan

3. 27 - 32 oC → Stomata tertutup

4. ≥ 34 oC → Fotosintesa berhenti

WAKTU

DI BAWAH P PELINDUNG TANPA P PELINDUNG

T Udara (oC) T Daun (oC) T Udara (oC) T Daun (oC)

12.00 27 29 41 51

11.00 26 28 39 50

10.00 25 27 41 50

09.00 23 25 32 43

12.00 25 27 36 47

15.00 29 32 31 43

13.00 21 22 27 31

12.00 26 27 26 37

Sumber : (Widayat, 2012).

Page 23: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN SUHU

Lokasi Maksimum (oC) Minimum (oC) Curah Hujan (mm)

Ratnapura (WL) 32,0 22,9 3617

Kandy (WM) 29,0 20,2 1863

Nuwala Eliya (WU) 20,5 11,5 1907

Passara (IU) 28,7 18,5 1777

Tabel 1. Lokasi berdasar parameter iklim (rerata suhu maksimum-minimum dan curah hujan tahunan) di empat lokasi yang mewakil WL (dataran rendah-basah), WM (dataran menengah-basah), WU (dataran tinggi-basah) dan IU (dataran tinggi-agak basah) di kebun teh Sri Lanka 1961-1990.

Sumber : (Wijeratne et al., 2007).

Page 24: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS TEH

Tabel 2. Hasil panen simulatif dari sebuah model yang diperoleh dengan menginteraksikan parameter berdasarkan kenaikan dan penurunan suhu, kenaikan dan penurunan curah hujan serta hubungannya dengan peningkatan CO2 hingga kadar 435 ppm yang diasumsikan terjadi pada tahun 2050.

CO2

(ppm)

Perubahan

Curah Hujan

(%)

Perubahan

Suhu

(oC)

Hasil (kg/Ha/tahun)

Ratnapura Kandy N’ Eliya Passara

370 0 0 2489 2217 2454 2651

370 0 1 2282 2177 2651 2569

370 0 2 2070 2117 2760 2469

370 -10 0 2456 2162 2418 2591

370 10 0 2482 2305 2480 2749

435 0 0 2710 2695 3035 3080

435 0 1 2502 2567 3035 2998

Sumber : (Wijeratne et al., 2007).

Page 25: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS TEH

Gambar 5. Hubungan antara curah hujan dari bulan sebelumnya dan produktivitas (kg/ha/bulan) "Noragalla Estate" di Sri Lanka, Wet zone Low country (WU) (dataran rendah yang basah) (Wijeratne et al., 2007).

Page 26: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013
Page 27: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

DAMPAK PERUBAHAN OZON (O3) DAN MASUKNYA SINAR ULTRA VIOLET (UV)

Berkurangnya lapisan ozon (O3), dapat mengakibatkan

peningkatan radiasi UV-B (Madronich et al., 1998).

Dampak Peningkatan radiasi UV-B : 1. fotosintesis berkurang, 2. berkurangnya tinggi tanaman, 3. berkurangnya luas daun, 4. hasil bahan kering tanaman yang menurun, 5. membahayakan mikroorganisme, 6. mengakibatkan kematian pada tanaman. (Johnson, 2003) dan (Wu et al., 2009)

Page 28: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

PERUBAHAN IKLIM

MANUSIA

TANAMAN HAMA & PENYAKIT

1. Barier fisis 2. Barier biologis 3. Musuh alami 4. Aplikasi pestisida

1. Kesesuaian lahan 2. Teknis budidaya 3. Benih unggul 4. Pemupukan

1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan

1. Suhu 2. Curah hujan 3. Kelembaban 4. Panjang Penyinaran 5. Penguapan

BIOEKOLOGI & EKOSISTEM

1. Pertumbuhan 2. Hasil panen

Diolah dari pemikiran (Zeuner et al., 2009) kemudian dimodifikasi oleh (Aji, 2013)

Page 29: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

PENGELOLAAN TANAMAN TEH YANG ADAPTIF PERUBAHAN IKLIM

1. Evaluasi kembali kesesuaian lahan

2. Penerapan barier fisik dan biologis

3. Penggunaan mikrobial simbion

4. Manajemen irigasi

5. Implementasi kultur teknis yang adaptif

6. Monitoring OPT yang berkesinambungan

7. Optimalisasi sistem pencatat cuaca (AWS)

8. Penerapan PHT berbasis (EWS)

Page 30: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Creating Strategy

Integrated System

Page 31: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

Alur Distribusi Informasi Data

Monitoring TINDAKAN

Page 32: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

PENUTUP

Antisipasi perubahan iklim dengan perubahan teknis pengelolaan kebun teh yang adaptif perlu dikaji secara mendalam dengan melibatkan banyak data dan bukti-bukti empiris di lapangan yang dapat digunakan sebagai acuan yang spesifik.

Page 33: Perubahan iklim dan perkebunan teh 2013

TERIMAKASIH