7

Click here to load reader

Teknik pengumpulan data teknologi pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

TEKNIK PENGUMPULAN DATATerdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dankualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dankualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara­cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Olehkarena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang validatau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untukmengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasanselanjutnya.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses danhasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satupenelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telahditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses ataukegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasipenelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melaluipendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan jugasebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif danpenelitian kualitatif.

Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah datalapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis(untuk penelitian kuantitatif).

Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa datalapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukupmendasar mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, membahaspengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga,bagaimana pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitiankuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihaklain yang dipandang mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, makainstrumen penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat­syarat instrumen penelitian.

Data juga dapat dibagai menjadi menjadi bermacam­macam klasisifikasi. Tergantung dari jenis, teknik, kegunaan dananalisanya. Seperti yang terangkum berikut ini :

1. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

1. a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti baik perorangan maupun organisasi.Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yangsudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun nonkomersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

2. Berdasarkan sumbernya

a. Data Internal

Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misalnya:data keuangan, data pegawai, data produksi.

Page 2: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalahdata jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lainsebagainya.

3. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya

a. Data Kuantitatif

1) Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka­angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hariraya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain­lain

2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata­kata yang mengandung makna. Contohnya sepertipersepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain­lain.

4. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

a. Data Diskrit

Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu­ibu PKK Sumber Ayu,nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain­sebagainya.

b. Data Kontinyu

Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilaiyang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira­kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerahmengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

5. Jenis­jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

a. Data Cross Section

Data cross­section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.

b. Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dl

A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihatdari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metodeeksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain­lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulandata dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsungmemberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsungmemberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat darisegi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner(angket), observasi (Sugiyono, 2006: 137)

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untukmenemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal­hal dari responden yang

Page 3: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknikinterview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan­pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama denganapa yang dimaksudkan oleh si peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap mukamaupun lewat telepon.

1. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telahmengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan­pertanyaan tertulis yang alternatifjawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,dan pengumpul data mencatatnya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, makapengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yangdapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapanmasyarakat terhadap pelayanan pemerintah:

1) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

2. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancarayang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yangdigunakan hanya berupa garis­garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagaiberikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini?danbagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani”.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan untuk penelitian yang lebihmendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentangberbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pastipermasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.

Page 4: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehinggapeneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiapjawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarahpada satu tujuan.

Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi dan kondisi sehingga dapatmemilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkatpertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulandata yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dariresponden(Iskandar, 2008: 77).

Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip penulisan angket

1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran ataubukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus adaskala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuanberbahasa responden.

3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancarabisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.

4) Pertanyaan tidak mendua

5) Tidak menanyakan yang sudah lupa

6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atauyang jelek saja.

7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuhresponden dalam mengisi.

8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, ataudari yang mudah menuju hal yang sulit

1. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yangdigunakan untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus daapatdigunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel variabel yang diukur.

2. Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon ataukeseriusan responden dalam mengisi angket.

3. Observasi

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangkopengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item­item tentang kejadian atautingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat dataobservasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaiankepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut,tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto,2006: 229).

B. TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF

Page 5: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif,yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Padapendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata­kata, laporan terinci dari pandanganresponden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing­masing tekniktersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiappeneliti adalah alasan mengapa masing­masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan padabagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, manayang harus kedua­duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

1. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antarapeneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saatini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnyawawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yangdiangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telahdiperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harusmenentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan.Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasiwawancara.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara,yaitu:

a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk membantu dalammerencanakan pengambilan data. Hal­hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan datameliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.

b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebihdisukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.

c) The events, menyusun protokol wawancara, meliputi:

1)Pendahuluan,2) Pertanyaan pembuka,3) Pertanyaan kunci, dan4) Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua untuk membuat kalimatpendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara sebagai pertanyaan kunci.

b) The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka disusunlah strategi pengumpulandata secara keseluruhan. Strategi ini mencakup seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi, strategipendekatan dan bagaimana pengambilan data dilakukan.

Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yangtelah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui yakni: 1).mengenalkan diri, 2). menjelaskan maksud kedatangan, 3). menjelaskan materi wawancara, dan 4). mengajukanpertanyaan (Yunus, 2010: 358).

Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, makaberdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 1). Ciptakansuasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, 2). Cari waktu dan tempat yang telah disepakati denganinforman, 3). Mulai pertanyaan dari hal­hal sederhana hingga ke yang serius, 4). Bersikap hormat dan ramahterhadap informan, 5). Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6). Tidak menanyakan hal­hal yangbersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian, 7). Tidak bersifat menggurui terhadapinforman, 8). Tidak menanyakan hal­hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan 9). Sebaiknyadilakukan secara sendiri, 10) Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jikaada informasi yang belum lengkap.

Page 6: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in­depth interview), di mana penelitimenggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawabsecara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukanberkali­kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal­hal yangtelah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yaknisuasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadipewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka denganinforman, sehingga suasana terasa kaku.

2. Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metodepenelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasilobservasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaanpenelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191­193).

Bungin (2007: 115­117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasitidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:

1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untukmenghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharianinforman.

2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehinggapeneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yangdiangkat menjadi objek penelitian.

3. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuksurat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumenseperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretikuntuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

4. Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salaholeh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata­rata siswa padamatapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, makadibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isudiharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

Byrne, M. 2001. Interviewing as a data collection method. Association of Operating Room Nurses. AORN Journal

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung PersadaGroup

Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage

Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar­Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Page 7: Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikan

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta