1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sadar pada setiap individu atau
kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu
menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar
dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi
edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat
perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada
tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan
atau sikap.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua
kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan
siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa
harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana
seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman
belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya
dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
2
Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi
dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan
proses pendidikan yang di dalamnya terdapat
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu
dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang
matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan
pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak
didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi
manusia bermoral dan berpengetahuan.
SD Negeri 04 Tlagasana sebagai salah satu
lembaga pendidikan juga sangat menjunjung
keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang
dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global.
Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh
pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu
menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik,
yang pada ujungnya akan menjadikan sekolah yang
berkualitas.
Namun pada kenyataannya, usaha yang di
lakukan pihak sekolah belum cukup membuahkan
hasil. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya
prestasi belajar yang dimiliki siswa. Dalam proses
belajar mengajar, rata-rata siswa kurang berminat
terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Mereka lebih mementingkan hal lain dari pada
belajar, seperti menggambar, bicara sendiri dan
1
3
mengganggu teman-teman yang di dekatnya. Hal itu
tentu sangat mengganggu dan tidak memungkinkan
untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
Dalam kondisi yang demikian, tentu akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya
ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas
sekolah akan menjadi menurun, karena salah satu
indikator keberhasilan sekolah adalah mampu
mencetak lulusan yang baik.
Berbagai permasalahan pembelajaran yang
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa
tersebut, salah satunya terjadi pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan
Kewarga-negaraan merupakan mata pelajaran yang
secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi
individu warga negara Indonesia, sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan
kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan
untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung
jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)
masih cenderung berorientasi pada transfer
pengetahuan semata dengan metode yang monoton. Hal
inilah yang mengakibatkan kegagalan prestasi
4
belajar siswa. Selain itu pembelajaran yang
digunakan masih menganut perspektif pembelajaran
tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat
pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek
pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal
kenyataannya, siswa yang mempunyai karakter
beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari
guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu
mengambil makna dari setiap informasi yang
diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan
mereka semua terlibat dan merasa senang selama
proses pembelajaran.
Melihat dari semua permasalahan yang
dipaparkan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang
mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu
solusinya adalah penggunaan metode yang tepat,
yaitu metode yang mampu membuat seluruh siswa
terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode
mengajar merupakan salah satu cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena
itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar.
Alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang
guru guna lebih mengaktifkan dan memunculkan
prestasi belajar siswa di kelas yaitu dengan
5
menggunakan metode Quantum Teaching. Strategi ini
dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui
siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap.
Salah satu pakar pendidikan yang berhasil
menciptakan cara baru dan praktis untuk
mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan
oleh guru. Semua itu terangkum dalam Quantum
Teaching yang berarti pengubahan bermacam-macam
interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi
sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu
sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak
pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,
yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada
di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena
itulah guru harus tahu apa yang ada pada
siswanya. Begitu juga harus ada kerjasama yang
solid antara guru dan siswa, bila guru berusaha
membimbing dan mengarahkan siswanya, maka
diharapkan siswa juga berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan
Quantum Teaching lebih menekankan pada emosioanal
anak, sebagaimana prinsip-prinsip yang
dikembangkan dalam Quantum Teaching yaitu "Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke Dunia
Mereka".
6
Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan
oleh Supercamp (sebuah program pemercepatan
Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan
nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat
meningkatkan beberapa hasil daripada proses
pembelajaran sebagai berikut;
1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa
2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa
3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa
4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan
Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar
itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya, dan berdasarkan
keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT,
Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi
Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk
memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan
yang ada padanya tidak akan dapat beragama Islam
dengan mudah tanpa melalui pendidikan, tanpa
bantuan pihak lain untuk selanjutnya mampu
membimbing dirinya sendiri. Masalah-masalah sosial
diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi
muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial
seperti kejahatan, pengrusakan lingkungan,
7
narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.
Sebagai metode yang masih baru, Quantum
Teaching merupakan sesuatu yang baru dan asing bagi
kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia, sehingga
masih jarang sekolah-sekolah yang menerapkan
metode ini dalam melaksanakan pembelajaran.
Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis
tertarik untuk membuat makalah tinjauan ilmiah
dengan mengambil judul “Penerapan Metode Quantum
Teaching untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode Qantum Teaching
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar?
2. Bagaimanakah langkah-langkah metode Quantum
Teaching pada pembalajaran PKn di Sekolah
Dasar?
3. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam
penerapan metode Quantum Teaching sebagai upaya
peningkatan prestasi belajar pada pembelajaran
PKn di Sekolah Dasar?
8
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
penulis memiliki beberapa tujuan dalam menyusun
makalah Tinjauan Ilmiah ini, yaitu:
1. Mendeskripsikan bagaimanakah penerapan Quantum
Teaching untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa pada pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
2. Mendeskripsikan bagaimanakah langkah-langkah
metode Quantum Teaching pada pembalajaran PKn di
Sekolah Dasar.
4. Mendeskripsikan hambatan apa sajakah yang
dihadapi dalam penerapan metode Quantum Teaching
sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
D. Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini, besar harapan
penulis dapat bermafaat dan memberikan kontribusi
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan,
kususnya pendidikan di SD Negeri 04 Tlagasana.
Adapun manfaat yang dapat penulis simpulkan
antara lain:
1. Menjadi bahan referensi untuk mengkaji tentang
penerapan Quantum Teaching
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru
dalam masalah metode pembelajaran.
9
3. Dengan mengetahui gambaran mengenai metode
pembelajaran Quantum Teaching maka diharapkan
dapat berguna untuk dijadikan pedoman dalam
peningkatan pendidikan.
4. Sebagai wawasan atau gambaran bagaimana guru
mengelola kelas.
5. Dengan penulisan ini diharapkan mampu menambah
khazanah keilmuan bagi peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya, sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan dengan wawasan yang
lebih luas secara teoritis maupun praktis.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Realisasi interaksi belajar mengajar tidak
lain merupakan pengoprasionalan satu atau lebih
metode-metode mengajar. Metode adalah cara, yang
di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan
untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran.
Metode dan juga teknik pengajaran merupakan
bagian dari strategi pengajaran. Metode
pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan
pertimbangan jenis srtategi pengajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Begitu pula, oleh karena
metode merupakan bagian yang integral dengan
sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat
dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang
lain.
11
Adapun pengertian pembelajaran menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
“ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui. Dari kata ajar ini
lahirlah kata kerja belajar yang berati berlatih
atau berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan
kata pembelajaran berasal dari kata belajar
yang mendapat awalan pem- dan akhiran an yang
merupakan konflik nominal (bertalian dengan
prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti proses,
Departemen Pendidikan dan kebudayaan,(1990:664).
Pembelajaran ialah proses pemerolehan
maklumat dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan.
Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha
sedaya upaya mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran untuk mencapai
suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan
membawa kepada perubahan pada seseorang.
Berikut beberapa definisi tentang
pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli: 1)
Menurut Muhaimin, (1996:99) Pembelajaran adalah
upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan
ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu
dengan cara yang lebih efektif dan efisien. 2)
Oemar Hamalik (2001:48) Pembelajaran adalah suatu
7
12
usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa. 3) Kamus
Dewan mentraktifkan, pembelajaran sebagai proses
belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
menjalani latihan. 4) Menurut pandangan ahli
kognitif, pembelajaran boleh ditraktifkan sebagai
satu proses dalam yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang agak kekal. 5) Aliran
behavioris berpendapat bahwa pembelajaran adalah
perubahan dalam tingkah laku yaitu cara seseorang
bertindak dalam suatu situasi.
Terdapat beberapa sebab teori-teori
pembelajaran ini perlu dikuasai oleh guru,
diantaranya ialah 1) Teori pembelajaran membantu
guru memahami proses pembelajaran yang berlaku di
dalam diri pelajar itu sendiri. 2) Guru dapat
memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi,
mempercepat atau melambatkan proses pembelajaran
seseorang. 3) Guru dapat membuat ramalan yang
tepat tentang hasil yang diharapkan dari proses
pengajaran dan pembelajaran.
2. Pengertian Pembelajaran PKn
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah
satu tugas utama guru. Sebagaimana yang di
ungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:114)
13
bahwa pembelajaran tanpa diartikan sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.
Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran,
maka diperoleh sebuah pengertian bahwa
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami
hakikat kewarganegaraan itu sendiri. Selain itu
juga dapat menerapkan pemahaman tentang
kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah,
sekolah, dan masyarakat melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Muhaimin (2002:183) :
pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan
peserta didik agar dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk
terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk
kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama
yang benar maupun mempelajari Islam sebagai
pengetahuan.
3. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu
"Quantum" yang berarti interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya dan "Teaching" yang berarti
mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching
adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang
14
ada didalam dan disekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur
belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi
kesuksesan siswa. DePorter (2009:5). Abuddin
Nata (2003:35) juga mengutip pendapatnya DePorter
mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah badan ilmu
pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam
rancangan, penyajian dan fasilitasi SuperCamp.
Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan
seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple
Intellegence (Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Ginder
& Bandler), Eksperiental Learning (Hahn), Socratic Incuiry,
Cooperative Learning (Jhonson & Jhonson), dan Element of
Effective Intruction (Hunter). Quantum Teaching
merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik
menjadi paket multisensori, multikecerdasan, dan
kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan
melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan
kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah
pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis
dan mudah diterapkan.
Quantum Teaching yaitu sebuah metode
pembelajaran yang terbukti mampu meningkatkan
motivasi belajar anak didik, meningkatkan
prestasi, meningkatkan rasa percaya diri,
meningkatkan harga diri dan melanjutkan
15
penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
Metode Quantum Teaching merupakan salah satu
metode yang dilukiskan mirip sebuah orkestra,
dimana kita sedang memimpin konser saat berada
diruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman
terhadap karakter murid yang berbeda-beda
sebagaimana alat-alat musik yang berbeda pula.
Karenanya Quantum Teaching mengajarkan agar setiap
karakter dapat memiliki peran dan terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar sehingga
pembelajaran membawa kesuksesan. Quantum Teaching
menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses
belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-
pencapaian yang terarah, apapun mata
pelajarannya. Dengan menggunakan metodelogi
Quantum Teaching, dapat menggabungkan keistimewaan-
keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan
yang akan melejitkan prestasi siswa.
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar
yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum
Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi,
dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis
dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan
landasan dan keterangan untuk belajar.
16
QuantumTeaching menawarkan suatu sintesis
dari hal-hal yang dicari, atau cara-cara baru
untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang
dilakukan guru melalui perkembangan hubungan,
penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum.
4. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku
kata, yaitu “restasi” dan “belajar”. Meskipun
demikian kedua kata tersebut saling berhubungan
antara satu dengan yang lain.
Beberapa ahli sepakat bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan. Dimana hasil yang
dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau
nilai. Dibawah ini merupakan pendapat para ahli
dalam memahami kata prestasi yaitu:
a. WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan, dan lain sebagainya).
b. Masud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa
yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja.
c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi
pengertian prestasi adalah penilaian pendidikan
tentang perkembangan kemajuan murid yang
17
berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-
nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang
telah dilalui. Dimana didalam pendidikan,
prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang
didapat serta penguasaan nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat
diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan
tes maupun evaluasi belajar.
Sedangkan pengertian belajar menurut para
ahli antara lain adalah :
a. Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme
(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman
yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku
organisme tersebut.
b. Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
c. Barlow, mengemukakan bahwa perubahan itu
terjadi pada bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang
terjadi pada bidang-bidang tersebut tergantung
18
pada tingkat kedalaman belajar yang dialami.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari pengalaman seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya.
Prestasi belajar secara umum berarti suatu
hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku
yaitu melalui proses membandingkan pengalaman
masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh
siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan
hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan
baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu
sebagai hasil dari aktivitas belajar.
19
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
1. Tujuan Pembelajaran PKn
Mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif
dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2)
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi. 3) Berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
20
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4)
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi.
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn
Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi
aspek-aspek sebagai berikut; 1) Persatuan dan
kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan. 2) Norma, hukum dan peraturan,
meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di
masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional. 3) Hak asasi manusia
meliputi: hak dan kewajiban anak, hak, dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional
dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara
13
21
meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai kep-
itusan bersama, prestasi diri, persamaan
keduclukan warga negara. 5) Konstitusi negara
meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara
dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dalam polotik,
meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,
demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madam, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 7)
Pancasila meliputi: Pancasila sebagai dasar negara
dar ideologi negara, proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi meliputi:
globalisasi . di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,
hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan mengevaluasi globalisasi.
B. Quantum Teaching
1. Asas Utama Quantum Teaching
22
Asas utama Quantum Teaching adalah Bawalah
dunia mereka kedunia kita, dan antarkan dunia kita
kedalam dunia mereka. Asas ini terletak pada
kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua
dunia yaitu guru dengan siswa. Artinya bahwa tidak
ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru
dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi
dengan baik. Seorang guru juga diharapkan mampu
memahami karakter, minat, bakat dan fikiran setiap
siswa, dengan demikian berarti guru dapat memasuki
dunia siswa. DePorter (2009:84).
Inilah hal pertama yang harus dilakukan oleh
seorang guru, untuk mendapatkan hak mengajar,
pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik
memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang
harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh
departemen Pendidikan. Belajar dari segala
definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan
kata lain, belajar melibatkan semua aspek kehidupan
manusia yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa
tubuh, disamping pengetahuan sikap dan keyakinan
sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan
demikian, karena belajar berurusan dengan orang
secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar
tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih
oleh guru.
23
Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengaitkan
apa yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari
kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan
terbentuk, guru bisa membawa siswa kedunia guru,
dan memberi siswa pemahaman guru mengenai isi
dunia itu.
Ketika seorang guru sudah dapat memasuki
dunia siswa dan diterima dengan baik oleh siswa
maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk
memasuki dunia lain yang lebih luas sehingga apa
yang dipelajari oleh siswa tersebut dapat
diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan
lingkungannya.
Dalam interaksi edukatif yang berlangsung
terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak
didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang
bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya
dengan menciptakan lingkungan yang bernilai
edukatif demi kepentingan anak didik dalam
belajar. Guru ingin memberikan layanan yang
terbaik kepada anak didik, dengan menciptakan
lingkungan yang menyenangkan dan
menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing
yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana,
24
sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis
antara guru dan murid. Saiful Bahri Jamarah
(2000:5)
2. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Selain asas utama Quantum Teaching juga
memiliki prinsip atau yang disebut oleh DePorter
sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan
berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu
sendiri, prinsip-prinsip itu adalah:
a. Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal
yang berada dikelas mengirim pesan tentang
belajar. Menurut Islam prinsip ini berarti
bahwa segala sesuatu memiliki jiwa atau
personalitas. Air, tanah, tumbuh- tumbuhan,
binatang, manusia dan sebagainya memiliki jiwa
dan personalitas. Oleh karenanya semua itu
harus diperlakukan secara baik dan diberikan
hak hidupnya, dirawat dan disayang, sehingga
semuanya bersahabat dan bermanfaat bagi manusia.
b. Segalanya bertujuan, semua yang kita lakukan
memiliki tujuan. Semua yang terjadi dalam
penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan.
Prinsip ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali-
Imron ayat 191, yaitu:
25
Ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya
yang berbicara tentang sikap orang-orang yang
berakal yang mampu meneliti segala ciptaan
Tuhan yang ada dilangit dan dibumi serta
pergantian waktu siang dan malam. Dengan
berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang
berakal akan selalu meneliti rahasia, manfaat,
hikmah yang terkandung dalam semua ciptaan
Tuhan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya uraian,
penjelasan dan informasi tentang "sesuatu"
sebelum siswa memperoleh nama "sesuatu" itu
untuk dipelajari. Atau dengan bahasa yang lebih
mudah yaitu mencari "sesuatu" sebelum diberi
tahu tentang "sesuatu itu". Dalam ajaran Islam
seseorang terlebih dahulu disuruh percaya
kepada Allah, mengucapkan dua kalimah syahadah,
melaksanakan sholat, membaca Al-Qur'an dan
mempraktekkan ajaran Islam lainnya. Hal ini
memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang
sudah dikuasai anak akan lebih mantap dalam
pengajaran, daripada lebih dahulu mengemukakan
teori yang sulit baru kemudian
mempraktekkannya.
26
d. Akui setiap usaha, yaitu pengakuan setiap usaha yang
berupa kecakapan dan kepercayaan diri terhadap
apa yang dilakukan oleh siswa, sebab belajar
itu mengandung resiko. Menghargai setiap usaha
siswa sebagai bentuk pengakuan atas kecakapan
untuk menumbuhkan kepercayaan diri, sekalipun
usaha siswa kurang berarti.
e. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan, artinya
terdapat umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan emosi positif dengan belajar.
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching
Model Quantum Teaching hampir sama dengan
sebuah simfoni, dalam simfoni terdapat banyak
unsur dan didalam Quantum Teaching unsur tersebut
digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
1) Unsur Konteks, yaitu unsur pengalaman yang
meliputi:
a) Suasana yang memberdayakan, suasana kelas
mencakup bahasa yang dipilih oleh guru, cara
menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru
terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang
penuh dengan kegembiraan membawa kegembiraan
pula dalam belajar. Mengutip pendapatnya
Walberg dan Greenberg (1997) DePorter
mengatakan bahwa dalam sebuah penelitian
27
menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau
suasana kelas adalah penentu psikologis utama
yang mempengaruhi belajar akademis. Suasana
atau keadaan ruangan menunjukkan arena
belajar yang dipengaruhi oleh emosi. Bahan-
bahan kunci untuk membangun suasana yang
bagus adalah niat, hubungan, kegembiraan, dan
ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling
memiliki dan keteladanan. Jika seorang guru
secara sadar menciptakan kesempatan untuk
membawa kegembiraan ke dalam pekerjaannya,
kegiatan belajar mengajar akan lebih
menyenangkan. Kegembiraan ini membuat siswa
siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan
dapat mengubah sikap positif.
b) Landasan yang kukuh, adalah kerangka kerja:
tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan,
prosedur, dan aturan bersama yang memberi
guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja
dalam komunitas belajar.Dalam mengorkestrasi
landasan yang kukuh, ada unsur-unsur dasar
yang perlu diperhatikan yaitu tujuan,
prinsip-prinsip dan nilai- nilai, keyakinan
yang kuat mengenai belajar dan mengajar,
kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan
peraturan yang jelas.
28
c) Lingkungan yang mendukung, adalah cara guru
menata ruang kelas: pencahayaan, warna,
pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan
semua hal yang mendukung proses belajar.
Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu
kata. Jika guru menggunakan alat peraga dalam
situasi belajar, akan terjadi hal yang
menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses
belajar dengan cara merangsang modalitas
visual, alat peraga juga secara harfiah
menyalakan jalur syaraf seperti kembang api
dimalam lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-
tiba diluncurkan kedalam kesadaran. Kaitan
ini menyedikan konteks yang kaya untuk
pembelajaran yang baru. Untuk menciptakan dan
memperkuat jalur syaraf ini perlu
dipertimbangkan dua unsur yaitu pandangan
sekeliling dan kaitan mata dan otak. Prinsip-
prinsip yang perlu dikembangkan dalam penataan
lingkungan antara lain: 1) Lingkungan kelas
harus memudahkan siswa untuk bergerak. 2)
Kegiatan dan tugas-tugas harus menyenangkan
siswa sehingga siswa dengan penuh kepercayaan
mengerjakannya dengan sebaik- baiknya. 3)
Lingkungan belajar harus memudahkan kelompok
untuk berperan serta dalam setiap kegiatan. 4)
29
Lingkungan belajar harus memudahkan siswa
dalam mencari dan menemukan masalah dengan
cermat. Lingkungan lain yang perlu ditata
adalah pusat-pusat belajar, yaitu
perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. 5)
Rancangan belajar yang dinamis, adalah penciptaan
terarah unsur- unsur penting yang bisa
menumbuhkan minat siswa, mendalami makna,
dan memperbaiki proses tukar-menukar
informasi. 6) Seorang guru harus mengenali
dan memahami modalitas dari setiap siswa yang
diajar karena dengan mengenalinya akan dapat
menyesuaikan pengajaran dengan modalitas
visual, auditorial, dan kinestetik. Menurut
DePorter (2002:85) dengan mengutip
pendapatnya Bandler dan Grinder (1981) bahwa
meskipun kebanyakan orang memilki ketiga
akses ketiga modalitas tersebut, hampir semua
orang cenderung pada salah satu modalitas
belajar.
2) Unsur isi, yaitu penyajian informasi (ketrampilan
penyampaian berbagai macam kurikulum dan strategi
dalam mengajar) pada murid yang meliputi:
a. Penyajian yang prima, ada beberapa pedoman untuk
mencapai presentasi yang prima yaitu:
30
pahamilah apa yang ada inginkan, membina
jalinan yang baik dengan siswa, bacalah
mereka, targetkan keadaan mereka, capailah
modalitas mereka, manfaatkanlah ruangan dan
bersikaplah tulus. Seorang guru harus
memberikan teladan tentang makna menjadi
seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan,
kongruensi dan kesiapsiagaan guru akan
memberdayakan dan mengilhami siswa untuk
membebaskan potensi milik mereka sebagai
pelajar. Kemampuan guru berkominukasi,
digabungkan dengan rancangan pengajaran yang
efektif, akan memberikan pengalaman belajar
yang dinamis bagi siswa.
b. Fasilitas yang luwes, fasilitasi adalah seni dan
ilmu untuk memaksimalkan saat belajar dan
bekerja dengan siswa, melompat masuk kedalam
kepala dan hati mereka untuk membuka dan
menjelajahi cara mereka untuk menyajikan dan
memahami apa yang mereka pelajari.
c. Ketrampilan belajar untuk belajar, apapun mata
pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan
efektif jika mereka menguasai lima
ketrampilan penting ini, yaitu:
1. Konsentrasi terfokus2. Cara mencatat3. Organisasi dan persiapan tes
31
4. Membaca cepat5. Teknik mengingat
Setiap siswa diharapkan mampu belajar dan
memiliki ketrampilan untuk belajar dengan
efektif. Dengan mengetahui gaya belajar masing-
masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan
cara yang terbaik bagi mereka. Bila seseorang
mampu mengenali tipe belajarnya dan melalukan
pembelajaran yang sesuai maka belajar akan
sangat menyenangkan dan memberikan hasil
optimal.
Setiap orang memilki gaya belajar dan gaya
bekerja yang unik. Sebagian orang lebih mudah
belajar visual, sebagian yang lain secara
auditorial, sebagian lain secara
haptic/kinestetik. Dan teknik mengajar yang
diterapkan disekolah lanjutan mestinya hanya
digunakan untuk mengajar para pelajar dengan
gaya belajar akademis, bukanlah metode terbaik
untuk meningkatkan standart mereka. Akan
tetapi, merancang kurikulum sekolah yang
memungkinkan setiap pelajar diuji untuk
mengetahui gaya belajar mereka, bukanlah hal
mustahil jika hal itu bisa dilakukan, setiap
gaya belajar anak mestinya dapat dilayani
disekolah.
32
d. Ketrampilan hidup, dalam Quantum Teaching ini
mengajarkan hidup diatas garis. Diatas ada daya
tanggap, yang didefinisikan sebagai "kemampuan
untuk menanggapi". Dengan kemampuan ini
muncullah pilihan dan kebebasan. Hidup diatas
garis berarti bertanggung jawab atas tindakan
sendiri dan mau memperbaiki jika perlu. Hal ini
juga berarti melihat pilihan yang ada,
menentukan solusi, dan menemukan cara untuk
menjadi lebih efektif.
4. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching
Kerangka perancangan Quantum Teaching lebih
dikenal dengan singkatan TANDUR, yaitu:
1. Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan
diri siswa, pikat mereka, puaskan dengan AMBaK
(Apakah Manfaatnya BagiKu).
2. Alami, yaitu ciptakan pengalaman umum yang
dapat dimengerti oleh semua pelajar, berikan
siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui. Hal ini sejalan dengan
pendidikan akhlaq dan sopan santun yang harus
dilakukan dengan membiasakan, seperti
membiasakan berkata yang baik, menghormati
kedua orang tua, mengerjakan sholat, menolong
orang lain, dan seterusnya.
33
3. Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model,
rumus, agar dapat memuaskan, mengajarkan
konsep, ketrampilan berpikir dan strategi
belajar.
4. Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi
siwa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Hal
ini pernah dilakukan Nabi Adam AS dihadapan
malaikat ketika diminta oleh Allah untuk
mendemonstrasikan hasil didikan-Nya, kejadian
ini diabadikan dalan Al-Qur'an surat Al-
Baqoroh ayat 32 yang berbunyi;
Artinya: "Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak adayang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkauajarkankepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang MahaMengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al_Baqoroh:32).
5. Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa "Aku tahu bahwa aku tahu ini".
Dalam hal ini menunjukkan apa yang telah
dijarkan oleh guru agar betul-betul terlihat
hasilnya dan lebih mantap. Dalam hal ini Ari
Ginanjar Agustian berargumen bahwa untuk
membentuk sebuah karakter manusia unggul
dibutuhkan mekanisme RMP (Repetitif Magic Power)
atau pengulangan yang terus menerus. Dalam
34
RMP ini, energi potensial yang maha dahsyat
yang berada dalam diri setiap manusia
diubah menjadi energi kinetik secara berulang-
ulang, sehingga menghasilkan sebuah karakter
manusia yang handal. Contoh pengulangan ini
dapat kita lihat dalam ibadah sholat, kalimat
apa saja yang anda baca ketika sholat? Sifat
mulia apa saja yang anda baca ketika itu? Dan
berapa kalikah pengulangan itu anda lakukan?.
Sholat merupakan pengulangan terhebat. Didalam
QS Al-Anfal (rampasan Perang) 8:45 diisyaratkan
agar kita melakukan pengulangan. "maka
perkokohlah (berteguh hati) dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu memperoleh kemenangan".
6. Rayakan, jika layak dipelajari maka layak
pula untuk dirayakan. Memberi pengakuan sangat
berpengaruh terhadap kondisi psikologis belajar
siswa. Prinsip ini sejalan dengan adanya
upacara tradisi yang ada dalam Islam, seperti
tradisi pemberian nama yang baik pada anak,
menyembelih hewan aqiqah untuknya dan
menikahkannya jika dewasa, adalah merupakan
upaya perayaan yang didalamnya mengandung unsur-
unsur pengakuan terhadap keberadaan seseorang
ditengah-tengah masyarakat.
35
C. Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar
1. Macam-Macam Prestasi Belajar
Macam-macam prestasi belajar disini dapat
diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa
dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf
pencapaian prestasi. Menurut Muhibbin Syah dalam
bukunya psikologi belajar mengemukakan
pengembangan hasil belajar yang ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai
akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam
tiga macam prestasi diantaranya:
a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)
Prestasi yang bersifat kognitif yaitu:
pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau
penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian
secara teliti), sisntesis (membuat paduan baru
dan utuh).
b. Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)
Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)
yaitu meliputi: penerimaan, sambutan, apresiasi
(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman),
karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang
siswa dapat menunjukkan sikap menerima atau
menolak terhadap suatu pernyataan dari
permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan
36
sikap berpartisipasi dalam hal yang dianggap
baik dan lain-lain.
c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (Ranah
Karsa)
Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah
karsa) yaitu: ketrampilan bergerak dan
bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non
verbal. Misalnya siswa menerima pelajaran
tentang adab sopan santun kepada orang tua,
maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam
dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa
pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu
pengenalan guru terhadap faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa penting
sekali artinya dalam rangka membantu siswa
mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan
komponen-komponen yang terlibat dalam
37
pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi
belajar adalah: a) Masukan mentah menunjukkan pada
karakteristik individu yang mungkin dapat
memudahkan atau justru menghambat proses
pembelajaran. b) Masukan instrumental, menunjuk
pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang
diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau
sumber dan program. c) Masukan lingkungan, yang
menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana
sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain adalah:
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa, faktor ini terdiri dari:
1) Faktor fisiologis
a) Kondisi fisik, yang mana pada umumnya
kondisi fisik mempengaruhi kehidupan
seseorang.
b) Panca indra
2) Faktor psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu akan
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini
adalah:
a) Intelegensi adalah kesanggupan untuk
38
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru,
dengan menggunakan alat-alat berfikir yang
sesuai dengan tujuan.
b) Minat, merupakan kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu
minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar dalam mata pelajaran tertentu.
c) Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat
adalah semacam perasaan dan keduniaan
dilengkapi dengan adanya bakat salah satu
metode berfikir.
d) Motivasi, menurut Mc Donald motivasi
sebagai sebagai sesuatu perubahan
tenagadalam diri atau pribadi seseorang
yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.
e) Sikap, sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi dan merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap obyek orang,
barang dan sebagainya, baik secara positif
maupun negative.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
luar diri siswa, meliputi:
a. Faktor lingkungan sosial
39
Faktor sosial menyangkut hubungan antara
manusia yang terjadi dalam berbagai situasi
social. Lingkungan social sekolah seperti
para guru, para staf administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa.
b. Faktor lingkungan non sosial
Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti
lingkungan non sosial seperti gedung,
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai
segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang keefektifan dan
efisiensi pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
operasional yang direkayasa sedemikina rupa
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar tertentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam upaya peningkatan prestasi belajar antara
lain:
40
1. Keadaan Jasmani
Untuk mencapai hasil belajar yang baik,
diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar
memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam
keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat
maka tidak dapat belajar dengan efektif.
2. Keadaan Sosial Emosional.
Peserta didik yang mengalami kegoncangan
emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa,
demikian pula anak yang tidak disukai temannya
tidak dapat belajar dengan efektif, karena
kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi
pikiran, kemauan dan perasaan.
3. Keadaan lingkungan
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan
diganggu oleh perangsang- perangsang dari luar,
karena untuk belajar diperlukan konsentrasi
pikiran. Sebelum belajar harus tersedia cukup
bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang
diperlukan.
4. Memulai pelajaran
Memulai pelajaran hendaknya harus tepat
pada waktunya, bila merasakan keengganan, atasi
dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk
memulai pelajaran tepat pada waktunya.
5. Membagi pekerjaan
41
Sewaktu belajar seluruh perhatian dan
tenaga dicurahkan pada suatu tugas yang khas,
jangan mengambil tugas yang terlampau berat
untuk diselesaikan, sebaiknya untuk memulai
pelajaran lebih dulu menentukan apa yang dapat
diselesaikan dalam waktu tertentu.
6. Adakan control
Selidiki pada akhir pelajaran, hingga
manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik
menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan
menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus.
7. Pupuk sikap optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri,
niscaya prestasi meningkat dan karena itu
memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala
sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan
yang baik memupuk suasana kerja yang
menggembirakan.
8. Menggunakan waktu
Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika
kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan
waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis
tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh
dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk
menyelesaikan suatu tugas yang khas.
9. Cara mempelajari buku
42
Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita
coba memperoleh gambaran tentang buku dalam
garis besarnya.
10. Mempertinggi kecepatan membaca
Seorang pelajar harus sanggup menghadapi
isi yang sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu
harus diadakan usaha untuk mempertinggi
efisiensi membaca sampai perguruan tinggi.
Selain faktor-faktor di atas, yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah, waktu dan
kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki
oleh setiap individu berbeda sehingga akan
berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik yang
memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar
cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada
yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan
untuk belajar.
43
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari makalah yang telah dibahas pada bab
sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa:
1. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang
meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan
segala kaitan interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar yang berfokus pada
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.
44
2. Penerapan metode Quantum Teaching dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dengan kerangka
Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal
sebagai TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demontrasikan, Ulangi, Rayakan) danjuga Metode
AMBAK (A: Apa yang dipelajari, M : Manfaat, BAK:
Bagiku.
B. Rekomendasi
1. Penerapan metode Quantum Teaching dapat dijadikan
alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
2. Untuk mengantisipasi menurunnya prestasi belajar
siswa pada pembelajaran pembelajaran PKn di
Sekolah Dasar, maka Tinjauan Ilmiah ini dapat
ditindaklanjuti menjadi Penelitian Tindakan Kelas
atau untuk mendapatkan hasil yang kongkret maka
dapat diteruskan ke tahap Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
45
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,1991. PengelolaanPengajaran. Jakarta: Rineka
Agus Nggermanto. 2004. Quantum Question: Kecerdasan Quantum,Bandung: Nuansa.
Azhar Arsyad. 1997. Media pengajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer,Nourie.2000. Quantum Teaching mempraktekkanQuantum learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa.
Chabib Thaha, DePorter, Bobby, Mike Hernacky. 2002.Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan, Bandung: Kaifa.
Cece Wijaya. 1994. Kemampuan Dasar guru dalam ProsesBelajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Dryden, Gordon; Vos, Jeanette. 2002. Revolusi Carabelajar (The Learning Revolution) Belajar Akan Efektif KalauAnda dalam Keadaan "Fun", Bandung: Kaifa.
Departemen Agama RI. 1983. Al-Qur an dan Terjemahanya.,Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran.
Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan.Surabaya: Bina Ilmu.
Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda
Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar.
46
Bandung: Refika Aditama
Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung:Sinar Baru
Sardiman A.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV. Rajawali Pers.
Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalamInteraksi Edukatif, Jakarta:Rineke
UU Sisdiknas 2003. 2005. (UURI No.20.th 2003)Jakarta: Sinar Grafika.
Recommended