46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Quantum Theacing

  • Upload
    open

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang

dilakukan secara sadar pada setiap individu atau

kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu

menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar

mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar

dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi

edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat

perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada

tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan

atau sikap.

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua

kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan

siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa

harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana

seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman

belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya

dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu

mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil

belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

2

Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi

dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan

proses pendidikan yang di dalamnya terdapat

perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu

dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang

matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan

pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak

didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi

manusia bermoral dan berpengetahuan.

SD Negeri 04 Tlagasana sebagai salah satu

lembaga pendidikan juga sangat menjunjung

keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang

dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global.

Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh

pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu

menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik,

yang pada ujungnya akan menjadikan sekolah yang

berkualitas.

Namun pada kenyataannya, usaha yang di

lakukan pihak sekolah belum cukup membuahkan

hasil. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya

prestasi belajar yang dimiliki siswa. Dalam proses

belajar mengajar, rata-rata siswa kurang berminat

terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Mereka lebih mementingkan hal lain dari pada

belajar, seperti menggambar, bicara sendiri dan

1

3

mengganggu teman-teman yang di dekatnya. Hal itu

tentu sangat mengganggu dan tidak memungkinkan

untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.

Dalam kondisi yang demikian, tentu akan

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya

ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas

sekolah akan menjadi menurun, karena salah satu

indikator keberhasilan sekolah adalah mampu

mencetak lulusan yang baik.

Berbagai permasalahan pembelajaran yang

mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa

tersebut, salah satunya terjadi pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan

Kewarga-negaraan merupakan mata pelajaran yang

secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi

individu warga negara Indonesia, sehingga

memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan

kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan

untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung

jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)

masih cenderung berorientasi pada transfer

pengetahuan semata dengan metode yang monoton. Hal

inilah yang mengakibatkan kegagalan prestasi

4

belajar siswa. Selain itu pembelajaran yang

digunakan masih menganut perspektif pembelajaran

tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat

pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek

pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal

kenyataannya, siswa yang mempunyai karakter

beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari

guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu

mengambil makna dari setiap informasi yang

diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan

mereka semua terlibat dan merasa senang selama

proses pembelajaran.

Melihat dari semua permasalahan yang

dipaparkan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang

mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu

solusinya adalah penggunaan metode yang tepat,

yaitu metode yang mampu membuat seluruh siswa

terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode

mengajar merupakan salah satu cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa

pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena

itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk

menciptakan proses belajar mengajar.

Alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang

guru guna lebih mengaktifkan dan memunculkan

prestasi belajar siswa di kelas yaitu dengan

5

menggunakan metode Quantum Teaching. Strategi ini

dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai

kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui

siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap.

Salah satu pakar pendidikan yang berhasil

menciptakan cara baru dan praktis untuk

mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan

oleh guru. Semua itu terangkum dalam Quantum

Teaching yang berarti pengubahan bermacam-macam

interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi

sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu

sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak

pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,

yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada

di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena

itulah guru harus tahu apa yang ada pada

siswanya. Begitu juga harus ada kerjasama yang

solid antara guru dan siswa, bila guru berusaha

membimbing dan mengarahkan siswanya, maka

diharapkan siswa juga berusaha sekuat tenaga

untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan

Quantum Teaching lebih menekankan pada emosioanal

anak, sebagaimana prinsip-prinsip yang

dikembangkan dalam Quantum Teaching yaitu "Bawalah

Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke Dunia

Mereka".

6

Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan

oleh Supercamp (sebuah program pemercepatan

Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan

nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat

meningkatkan beberapa hasil daripada proses

pembelajaran sebagai berikut;

1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa

2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa

3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa

4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan

Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar

itu terjadi karena adanya interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya, dan berdasarkan

keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT,

Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi

Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk

memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan

yang ada padanya tidak akan dapat beragama Islam

dengan mudah tanpa melalui pendidikan, tanpa

bantuan pihak lain untuk selanjutnya mampu

membimbing dirinya sendiri. Masalah-masalah sosial

diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi

muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial

seperti kejahatan, pengrusakan lingkungan,

7

narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.

Sebagai metode yang masih baru, Quantum

Teaching merupakan sesuatu yang baru dan asing bagi

kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia, sehingga

masih jarang sekolah-sekolah yang menerapkan

metode ini dalam melaksanakan pembelajaran.

Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis

tertarik untuk membuat makalah tinjauan ilmiah

dengan mengambil judul “Penerapan Metode Quantum

Teaching untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

pada Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka

penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode Qantum Teaching

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada

pembelajaran PKn di Sekolah Dasar?

2. Bagaimanakah langkah-langkah metode Quantum

Teaching pada pembalajaran PKn di Sekolah

Dasar?

3. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam

penerapan metode Quantum Teaching sebagai upaya

peningkatan prestasi belajar pada pembelajaran

PKn di Sekolah Dasar?

8

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka

penulis memiliki beberapa tujuan dalam menyusun

makalah Tinjauan Ilmiah ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan bagaimanakah penerapan Quantum

Teaching untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan bagaimanakah langkah-langkah

metode Quantum Teaching pada pembalajaran PKn di

Sekolah Dasar.

4. Mendeskripsikan hambatan apa sajakah yang

dihadapi dalam penerapan metode Quantum Teaching

sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada

pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

D. Manfaat

Dengan disusunnya makalah ini, besar harapan

penulis dapat bermafaat dan memberikan kontribusi

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan,

kususnya pendidikan di SD Negeri 04 Tlagasana.

Adapun manfaat yang dapat penulis simpulkan

antara lain:

1. Menjadi bahan referensi untuk mengkaji tentang

penerapan Quantum Teaching

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru

dalam masalah metode pembelajaran.

9

3. Dengan mengetahui gambaran mengenai metode

pembelajaran Quantum Teaching maka diharapkan

dapat berguna untuk dijadikan pedoman dalam

peningkatan pendidikan.

4. Sebagai wawasan atau gambaran bagaimana guru

mengelola kelas.

5. Dengan penulisan ini diharapkan mampu menambah

khazanah keilmuan bagi peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya, sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan dengan wawasan yang

lebih luas secara teoritis maupun praktis.

10

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Realisasi interaksi belajar mengajar tidak

lain merupakan pengoprasionalan satu atau lebih

metode-metode mengajar. Metode adalah cara, yang

di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan

untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam

rangka mencapai tujuan pengajaran.

Metode dan juga teknik pengajaran merupakan

bagian dari strategi pengajaran. Metode

pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan

pertimbangan jenis srtategi pengajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Begitu pula, oleh karena

metode merupakan bagian yang integral dengan

sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat

dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang

lain.

11

Adapun pengertian pembelajaran menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar

“ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan

kepada orang supaya diketahui. Dari kata ajar ini

lahirlah kata kerja belajar yang berati berlatih

atau berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan

kata pembelajaran berasal dari kata belajar

yang mendapat awalan pem- dan akhiran an yang

merupakan konflik nominal (bertalian dengan

prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti proses,

Departemen Pendidikan dan kebudayaan,(1990:664).

Pembelajaran ialah proses pemerolehan

maklumat dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan

tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan.

Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha

sedaya upaya mengajar supaya peserta didik dapat

belajar dan menguasai isi pelajaran untuk mencapai

suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan

membawa kepada perubahan pada seseorang.

Berikut beberapa definisi tentang

pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli: 1)

Menurut Muhaimin, (1996:99) Pembelajaran adalah

upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu

dengan cara yang lebih efektif dan efisien. 2)

Oemar Hamalik (2001:48) Pembelajaran adalah suatu

7

12

usaha mengorganisasi lingkungan sehingga

menciptakan kondisi belajar bagi siswa. 3) Kamus

Dewan mentraktifkan, pembelajaran sebagai proses

belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan

menjalani latihan. 4) Menurut pandangan ahli

kognitif, pembelajaran boleh ditraktifkan sebagai

satu proses dalam yang menghasilkan perubahan

tingkah laku yang agak kekal. 5) Aliran

behavioris berpendapat bahwa pembelajaran adalah

perubahan dalam tingkah laku yaitu cara seseorang

bertindak dalam suatu situasi.

Terdapat beberapa sebab teori-teori

pembelajaran ini perlu dikuasai oleh guru,

diantaranya ialah 1) Teori pembelajaran membantu

guru memahami proses pembelajaran yang berlaku di

dalam diri pelajar itu sendiri. 2) Guru dapat

memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi,

mempercepat atau melambatkan proses pembelajaran

seseorang. 3) Guru dapat membuat ramalan yang

tepat tentang hasil yang diharapkan dari proses

pengajaran dan pembelajaran.

2. Pengertian Pembelajaran PKn

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah

satu tugas utama guru. Sebagaimana yang di

ungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:114)

13

bahwa pembelajaran tanpa diartikan sebagai

kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.

Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran,

maka diperoleh sebuah pengertian bahwa

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami

hakikat kewarganegaraan itu sendiri. Selain itu

juga dapat menerapkan pemahaman tentang

kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah,

sekolah, dan masyarakat melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Muhaimin (2002:183) :

pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan

peserta didik agar dapat belajar, butuh belajar,

terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk

terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk

kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama

yang benar maupun mempelajari Islam sebagai

pengetahuan.

3. Pengertian Quantum Teaching

Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu

"Quantum" yang berarti interaksi yang mengubah

energi menjadi cahaya dan "Teaching" yang berarti

mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching

adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang

14

ada didalam dan disekitar momen belajar.

Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur

belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi

kesuksesan siswa. DePorter (2009:5). Abuddin

Nata (2003:35) juga mengutip pendapatnya DePorter

mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah badan ilmu

pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam

rancangan, penyajian dan fasilitasi SuperCamp.

Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan

seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple

Intellegence (Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Ginder

& Bandler), Eksperiental Learning (Hahn), Socratic Incuiry,

Cooperative Learning (Jhonson & Jhonson), dan Element of

Effective Intruction (Hunter). Quantum Teaching

merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik

menjadi paket multisensori, multikecerdasan, dan

kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan

melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan

kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah

pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis

dan mudah diterapkan.

Quantum Teaching yaitu sebuah metode

pembelajaran yang terbukti mampu meningkatkan

motivasi belajar anak didik, meningkatkan

prestasi, meningkatkan rasa percaya diri,

meningkatkan harga diri dan melanjutkan

15

penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan

mutu pendidikan.

Metode Quantum Teaching merupakan salah satu

metode yang dilukiskan mirip sebuah orkestra,

dimana kita sedang memimpin konser saat berada

diruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman

terhadap karakter murid yang berbeda-beda

sebagaimana alat-alat musik yang berbeda pula.

Karenanya Quantum Teaching mengajarkan agar setiap

karakter dapat memiliki peran dan terlibat aktif

dalam proses belajar mengajar sehingga

pembelajaran membawa kesuksesan. Quantum Teaching

menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses

belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-

pencapaian yang terarah, apapun mata

pelajarannya. Dengan menggunakan metodelogi

Quantum Teaching, dapat menggabungkan keistimewaan-

keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan

yang akan melejitkan prestasi siswa.

Quantum Teaching adalah penggubahan belajar

yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum

Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi,

dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis

dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan

landasan dan keterangan untuk belajar.

16

QuantumTeaching menawarkan suatu sintesis

dari hal-hal yang dicari, atau cara-cara baru

untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang

dilakukan guru melalui perkembangan hubungan,

penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum.

4. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku

kata, yaitu “restasi” dan “belajar”. Meskipun

demikian kedua kata tersebut saling berhubungan

antara satu dengan yang lain.

Beberapa ahli sepakat bahwa prestasi adalah

hasil dari suatu kegiatan. Dimana hasil yang

dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau

nilai. Dibawah ini merupakan pendapat para ahli

dalam memahami kata prestasi yaitu:

a. WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,

dikerjakan, dan lain sebagainya).

b. Masud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa

yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja.

c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi

pengertian prestasi adalah penilaian pendidikan

tentang perkembangan kemajuan murid yang

17

berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-

nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh para

ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu

kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang

telah dilalui. Dimana didalam pendidikan,

prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang

didapat serta penguasaan nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat

diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan

tes maupun evaluasi belajar.

Sedangkan pengertian belajar menurut para

ahli antara lain adalah :

a. Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman

yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku

organisme tersebut.

b. Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan

perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

c. Barlow, mengemukakan bahwa perubahan itu

terjadi pada bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang

terjadi pada bidang-bidang tersebut tergantung

18

pada tingkat kedalaman belajar yang dialami.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari pengalaman seseorang

berinteraksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar secara umum berarti suatu

hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku

yaitu melalui proses membandingkan pengalaman

masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh

siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan

hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan

baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah hasil

yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar

adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan

yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-

kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu

sebagai hasil dari aktivitas belajar.

19

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

1. Tujuan Pembelajaran PKn

Mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)

Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif

dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2)

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab

dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi. 3) Berkembang secara positif dan

demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

20

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4)

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

percaturan dunia secara langsung atau tidak

langsung dengan memanfaatkan tekhnologi

informasi dan komunikasi.

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn

Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi

aspek-aspek sebagai berikut; 1) Persatuan dan

kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai

bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan

jaminan keadilan. 2) Norma, hukum dan peraturan,

meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata

tertib di sekolah, norma yang berlaku di

masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-

norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan

peradilan internasional. 3) Hak asasi manusia

meliputi: hak dan kewajiban anak, hak, dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional

dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan

perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara

13

21

meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,

kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai kep-

itusan bersama, prestasi diri, persamaan

keduclukan warga negara. 5) Konstitusi negara

meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah

digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara

dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dalam polotik,

meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,

demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya

demokrasi menuju masyarakat madam, sistem

pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 7)

Pancasila meliputi: Pancasila sebagai dasar negara

dar ideologi negara, proses perumusan Pancasila

sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila

sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi meliputi:

globalisasi . di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,

hubungan internasional dan organisasi internasional,

dan mengevaluasi globalisasi.

B. Quantum Teaching

1. Asas Utama Quantum Teaching

22

Asas utama Quantum Teaching adalah Bawalah

dunia mereka kedunia kita, dan antarkan dunia kita

kedalam dunia mereka. Asas ini terletak pada

kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua

dunia yaitu guru dengan siswa. Artinya bahwa tidak

ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru

dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi

dengan baik. Seorang guru juga diharapkan mampu

memahami karakter, minat, bakat dan fikiran setiap

siswa, dengan demikian berarti guru dapat memasuki

dunia siswa. DePorter (2009:84).

Inilah hal pertama yang harus dilakukan oleh

seorang guru, untuk mendapatkan hak mengajar,

pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik

memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang

harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh

departemen Pendidikan. Belajar dari segala

definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan

kata lain, belajar melibatkan semua aspek kehidupan

manusia yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa

tubuh, disamping pengetahuan sikap dan keyakinan

sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan

demikian, karena belajar berurusan dengan orang

secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar

tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih

oleh guru.

23

Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengaitkan

apa yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa,

pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari

kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,

rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan

terbentuk, guru bisa membawa siswa kedunia guru,

dan memberi siswa pemahaman guru mengenai isi

dunia itu.

Ketika seorang guru sudah dapat memasuki

dunia siswa dan diterima dengan baik oleh siswa

maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk

memasuki dunia lain yang lebih luas sehingga apa

yang dipelajari oleh siswa tersebut dapat

diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan

lingkungannya.

Dalam interaksi edukatif yang berlangsung

terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak

didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang

bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya

dengan menciptakan lingkungan yang bernilai

edukatif demi kepentingan anak didik dalam

belajar. Guru ingin memberikan layanan yang

terbaik kepada anak didik, dengan menciptakan

lingkungan yang menyenangkan dan

menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing

yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana,

24

sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis

antara guru dan murid. Saiful Bahri Jamarah

(2000:5)

2. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Selain asas utama Quantum Teaching juga

memiliki prinsip atau yang disebut oleh DePorter

sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan

berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu

sendiri, prinsip-prinsip itu adalah:

a. Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal

yang berada dikelas mengirim pesan tentang

belajar. Menurut Islam prinsip ini berarti

bahwa segala sesuatu memiliki jiwa atau

personalitas. Air, tanah, tumbuh- tumbuhan,

binatang, manusia dan sebagainya memiliki jiwa

dan personalitas. Oleh karenanya semua itu

harus diperlakukan secara baik dan diberikan

hak hidupnya, dirawat dan disayang, sehingga

semuanya bersahabat dan bermanfaat bagi manusia.

b. Segalanya bertujuan, semua yang kita lakukan

memiliki tujuan. Semua yang terjadi dalam

penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan.

Prinsip ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali-

Imron ayat 191, yaitu:

25

Ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya

yang berbicara tentang sikap orang-orang yang

berakal yang mampu meneliti segala ciptaan

Tuhan yang ada dilangit dan dibumi serta

pergantian waktu siang dan malam. Dengan

berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang

berakal akan selalu meneliti rahasia, manfaat,

hikmah yang terkandung dalam semua ciptaan

Tuhan.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya uraian,

penjelasan dan informasi tentang "sesuatu"

sebelum siswa memperoleh nama "sesuatu" itu

untuk dipelajari. Atau dengan bahasa yang lebih

mudah yaitu mencari "sesuatu" sebelum diberi

tahu tentang "sesuatu itu". Dalam ajaran Islam

seseorang terlebih dahulu disuruh percaya

kepada Allah, mengucapkan dua kalimah syahadah,

melaksanakan sholat, membaca Al-Qur'an dan

mempraktekkan ajaran Islam lainnya. Hal ini

memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang

sudah dikuasai anak akan lebih mantap dalam

pengajaran, daripada lebih dahulu mengemukakan

teori yang sulit baru kemudian

mempraktekkannya.

26

d. Akui setiap usaha, yaitu pengakuan setiap usaha yang

berupa kecakapan dan kepercayaan diri terhadap

apa yang dilakukan oleh siswa, sebab belajar

itu mengandung resiko. Menghargai setiap usaha

siswa sebagai bentuk pengakuan atas kecakapan

untuk menumbuhkan kepercayaan diri, sekalipun

usaha siswa kurang berarti.

e. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan, artinya

terdapat umpan balik mengenai kemajuan dan

meningkatkan emosi positif dengan belajar.

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching

Model Quantum Teaching hampir sama dengan

sebuah simfoni, dalam simfoni terdapat banyak

unsur dan didalam Quantum Teaching unsur tersebut

digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:

1) Unsur Konteks, yaitu unsur pengalaman yang

meliputi:

a) Suasana yang memberdayakan, suasana kelas

mencakup bahasa yang dipilih oleh guru, cara

menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru

terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang

penuh dengan kegembiraan membawa kegembiraan

pula dalam belajar. Mengutip pendapatnya

Walberg dan Greenberg (1997) DePorter

mengatakan bahwa dalam sebuah penelitian

27

menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau

suasana kelas adalah penentu psikologis utama

yang mempengaruhi belajar akademis. Suasana

atau keadaan ruangan menunjukkan arena

belajar yang dipengaruhi oleh emosi. Bahan-

bahan kunci untuk membangun suasana yang

bagus adalah niat, hubungan, kegembiraan, dan

ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling

memiliki dan keteladanan. Jika seorang guru

secara sadar menciptakan kesempatan untuk

membawa kegembiraan ke dalam pekerjaannya,

kegiatan belajar mengajar akan lebih

menyenangkan. Kegembiraan ini membuat siswa

siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan

dapat mengubah sikap positif.

b) Landasan yang kukuh, adalah kerangka kerja:

tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan,

prosedur, dan aturan bersama yang memberi

guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja

dalam komunitas belajar.Dalam mengorkestrasi

landasan yang kukuh, ada unsur-unsur dasar

yang perlu diperhatikan yaitu tujuan,

prinsip-prinsip dan nilai- nilai, keyakinan

yang kuat mengenai belajar dan mengajar,

kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan

peraturan yang jelas.

28

c) Lingkungan yang mendukung, adalah cara guru

menata ruang kelas: pencahayaan, warna,

pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan

semua hal yang mendukung proses belajar.

Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu

kata. Jika guru menggunakan alat peraga dalam

situasi belajar, akan terjadi hal yang

menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses

belajar dengan cara merangsang modalitas

visual, alat peraga juga secara harfiah

menyalakan jalur syaraf seperti kembang api

dimalam lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-

tiba diluncurkan kedalam kesadaran. Kaitan

ini menyedikan konteks yang kaya untuk

pembelajaran yang baru. Untuk menciptakan dan

memperkuat jalur syaraf ini perlu

dipertimbangkan dua unsur yaitu pandangan

sekeliling dan kaitan mata dan otak. Prinsip-

prinsip yang perlu dikembangkan dalam penataan

lingkungan antara lain: 1) Lingkungan kelas

harus memudahkan siswa untuk bergerak. 2)

Kegiatan dan tugas-tugas harus menyenangkan

siswa sehingga siswa dengan penuh kepercayaan

mengerjakannya dengan sebaik- baiknya. 3)

Lingkungan belajar harus memudahkan kelompok

untuk berperan serta dalam setiap kegiatan. 4)

29

Lingkungan belajar harus memudahkan siswa

dalam mencari dan menemukan masalah dengan

cermat. Lingkungan lain yang perlu ditata

adalah pusat-pusat belajar, yaitu

perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. 5)

Rancangan belajar yang dinamis, adalah penciptaan

terarah unsur- unsur penting yang bisa

menumbuhkan minat siswa, mendalami makna,

dan memperbaiki proses tukar-menukar

informasi. 6) Seorang guru harus mengenali

dan memahami modalitas dari setiap siswa yang

diajar karena dengan mengenalinya akan dapat

menyesuaikan pengajaran dengan modalitas

visual, auditorial, dan kinestetik. Menurut

DePorter (2002:85) dengan mengutip

pendapatnya Bandler dan Grinder (1981) bahwa

meskipun kebanyakan orang memilki ketiga

akses ketiga modalitas tersebut, hampir semua

orang cenderung pada salah satu modalitas

belajar.

2) Unsur isi, yaitu penyajian informasi (ketrampilan

penyampaian berbagai macam kurikulum dan strategi

dalam mengajar) pada murid yang meliputi:

a. Penyajian yang prima, ada beberapa pedoman untuk

mencapai presentasi yang prima yaitu:

30

pahamilah apa yang ada inginkan, membina

jalinan yang baik dengan siswa, bacalah

mereka, targetkan keadaan mereka, capailah

modalitas mereka, manfaatkanlah ruangan dan

bersikaplah tulus. Seorang guru harus

memberikan teladan tentang makna menjadi

seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan,

kongruensi dan kesiapsiagaan guru akan

memberdayakan dan mengilhami siswa untuk

membebaskan potensi milik mereka sebagai

pelajar. Kemampuan guru berkominukasi,

digabungkan dengan rancangan pengajaran yang

efektif, akan memberikan pengalaman belajar

yang dinamis bagi siswa.

b. Fasilitas yang luwes, fasilitasi adalah seni dan

ilmu untuk memaksimalkan saat belajar dan

bekerja dengan siswa, melompat masuk kedalam

kepala dan hati mereka untuk membuka dan

menjelajahi cara mereka untuk menyajikan dan

memahami apa yang mereka pelajari.

c. Ketrampilan belajar untuk belajar, apapun mata

pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan

efektif jika mereka menguasai lima

ketrampilan penting ini, yaitu:

1. Konsentrasi terfokus2. Cara mencatat3. Organisasi dan persiapan tes

31

4. Membaca cepat5. Teknik mengingat

Setiap siswa diharapkan mampu belajar dan

memiliki ketrampilan untuk belajar dengan

efektif. Dengan mengetahui gaya belajar masing-

masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan

cara yang terbaik bagi mereka. Bila seseorang

mampu mengenali tipe belajarnya dan melalukan

pembelajaran yang sesuai maka belajar akan

sangat menyenangkan dan memberikan hasil

optimal.

Setiap orang memilki gaya belajar dan gaya

bekerja yang unik. Sebagian orang lebih mudah

belajar visual, sebagian yang lain secara

auditorial, sebagian lain secara

haptic/kinestetik. Dan teknik mengajar yang

diterapkan disekolah lanjutan mestinya hanya

digunakan untuk mengajar para pelajar dengan

gaya belajar akademis, bukanlah metode terbaik

untuk meningkatkan standart mereka. Akan

tetapi, merancang kurikulum sekolah yang

memungkinkan setiap pelajar diuji untuk

mengetahui gaya belajar mereka, bukanlah hal

mustahil jika hal itu bisa dilakukan, setiap

gaya belajar anak mestinya dapat dilayani

disekolah.

32

d. Ketrampilan hidup, dalam Quantum Teaching ini

mengajarkan hidup diatas garis. Diatas ada daya

tanggap, yang didefinisikan sebagai "kemampuan

untuk menanggapi". Dengan kemampuan ini

muncullah pilihan dan kebebasan. Hidup diatas

garis berarti bertanggung jawab atas tindakan

sendiri dan mau memperbaiki jika perlu. Hal ini

juga berarti melihat pilihan yang ada,

menentukan solusi, dan menemukan cara untuk

menjadi lebih efektif.

4. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching

Kerangka perancangan Quantum Teaching lebih

dikenal dengan singkatan TANDUR, yaitu:

1. Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan

diri siswa, pikat mereka, puaskan dengan AMBaK

(Apakah Manfaatnya BagiKu).

2. Alami, yaitu ciptakan pengalaman umum yang

dapat dimengerti oleh semua pelajar, berikan

siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan

untuk mengetahui. Hal ini sejalan dengan

pendidikan akhlaq dan sopan santun yang harus

dilakukan dengan membiasakan, seperti

membiasakan berkata yang baik, menghormati

kedua orang tua, mengerjakan sholat, menolong

orang lain, dan seterusnya.

33

3. Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model,

rumus, agar dapat memuaskan, mengajarkan

konsep, ketrampilan berpikir dan strategi

belajar.

4. Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi

siwa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Hal

ini pernah dilakukan Nabi Adam AS dihadapan

malaikat ketika diminta oleh Allah untuk

mendemonstrasikan hasil didikan-Nya, kejadian

ini diabadikan dalan Al-Qur'an surat Al-

Baqoroh ayat 32 yang berbunyi;

Artinya: "Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak adayang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkauajarkankepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang MahaMengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al_Baqoroh:32).

5. Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa "Aku tahu bahwa aku tahu ini".

Dalam hal ini menunjukkan apa yang telah

dijarkan oleh guru agar betul-betul terlihat

hasilnya dan lebih mantap. Dalam hal ini Ari

Ginanjar Agustian berargumen bahwa untuk

membentuk sebuah karakter manusia unggul

dibutuhkan mekanisme RMP (Repetitif Magic Power)

atau pengulangan yang terus menerus. Dalam

34

RMP ini, energi potensial yang maha dahsyat

yang berada dalam diri setiap manusia

diubah menjadi energi kinetik secara berulang-

ulang, sehingga menghasilkan sebuah karakter

manusia yang handal. Contoh pengulangan ini

dapat kita lihat dalam ibadah sholat, kalimat

apa saja yang anda baca ketika sholat? Sifat

mulia apa saja yang anda baca ketika itu? Dan

berapa kalikah pengulangan itu anda lakukan?.

Sholat merupakan pengulangan terhebat. Didalam

QS Al-Anfal (rampasan Perang) 8:45 diisyaratkan

agar kita melakukan pengulangan. "maka

perkokohlah (berteguh hati) dan ingatlah Allah sebanyak-

banyaknya supaya kamu memperoleh kemenangan".

6. Rayakan, jika layak dipelajari maka layak

pula untuk dirayakan. Memberi pengakuan sangat

berpengaruh terhadap kondisi psikologis belajar

siswa. Prinsip ini sejalan dengan adanya

upacara tradisi yang ada dalam Islam, seperti

tradisi pemberian nama yang baik pada anak,

menyembelih hewan aqiqah untuknya dan

menikahkannya jika dewasa, adalah merupakan

upaya perayaan yang didalamnya mengandung unsur-

unsur pengakuan terhadap keberadaan seseorang

ditengah-tengah masyarakat.

35

C. Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar

1. Macam-Macam Prestasi Belajar

Macam-macam prestasi belajar disini dapat

diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa

dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf

pencapaian prestasi. Menurut Muhibbin Syah dalam

bukunya psikologi belajar mengemukakan

pengembangan hasil belajar yang ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai

akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam

tiga macam prestasi diantaranya:

a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)

Prestasi yang bersifat kognitif yaitu:

pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau

penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian

secara teliti), sisntesis (membuat paduan baru

dan utuh).

b. Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)

Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)

yaitu meliputi: penerimaan, sambutan, apresiasi

(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman),

karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang

siswa dapat menunjukkan sikap menerima atau

menolak terhadap suatu pernyataan dari

permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan

36

sikap berpartisipasi dalam hal yang dianggap

baik dan lain-lain.

c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (Ranah

Karsa)

Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah

karsa) yaitu: ketrampilan bergerak dan

bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non

verbal. Misalnya siswa menerima pelajaran

tentang adab sopan santun kepada orang tua,

maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi

oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam

dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya

(eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa

pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu

pengenalan guru terhadap faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa penting

sekali artinya dalam rangka membantu siswa

mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin

sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan

komponen-komponen yang terlibat dalam

37

pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi

belajar adalah: a) Masukan mentah menunjukkan pada

karakteristik individu yang mungkin dapat

memudahkan atau justru menghambat proses

pembelajaran. b) Masukan instrumental, menunjuk

pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang

diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau

sumber dan program. c) Masukan lingkungan, yang

menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana

sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar antara lain adalah:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari

dalam diri siswa, faktor ini terdiri dari:

1) Faktor fisiologis

a) Kondisi fisik, yang mana pada umumnya

kondisi fisik mempengaruhi kehidupan

seseorang.

b) Panca indra

2) Faktor psikologis

Keadaan psikologis yang terganggu akan

sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini

adalah:

a) Intelegensi adalah kesanggupan untuk

38

menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru,

dengan menggunakan alat-alat berfikir yang

sesuai dengan tujuan.

b) Minat, merupakan kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu

minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar dalam mata pelajaran tertentu.

c) Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat

adalah semacam perasaan dan keduniaan

dilengkapi dengan adanya bakat salah satu

metode berfikir.

d) Motivasi, menurut Mc Donald motivasi

sebagai sebagai sesuatu perubahan

tenagadalam diri atau pribadi seseorang

yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

e) Sikap, sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi dan merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap obyek orang,

barang dan sebagainya, baik secara positif

maupun negative.

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari

luar diri siswa, meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial

39

Faktor sosial menyangkut hubungan antara

manusia yang terjadi dalam berbagai situasi

social. Lingkungan social sekolah seperti

para guru, para staf administrasi, dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa.

b. Faktor lingkungan non sosial

Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti

lingkungan non sosial seperti gedung,

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

keluarga siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai

segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan

efisiensi pembelajaran materi tertentu.

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat

operasional yang direkayasa sedemikina rupa

untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

belajar tertentu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam upaya peningkatan prestasi belajar antara

lain:

40

1. Keadaan Jasmani

Untuk mencapai hasil belajar yang baik,

diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar

memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam

keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat

maka tidak dapat belajar dengan efektif.

2. Keadaan Sosial Emosional.

Peserta didik yang mengalami kegoncangan

emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa,

demikian pula anak yang tidak disukai temannya

tidak dapat belajar dengan efektif, karena

kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi

pikiran, kemauan dan perasaan.

3. Keadaan lingkungan

Tempat belajar hendaknya tenang, jangan

diganggu oleh perangsang- perangsang dari luar,

karena untuk belajar diperlukan konsentrasi

pikiran. Sebelum belajar harus tersedia cukup

bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang

diperlukan.

4. Memulai pelajaran

Memulai pelajaran hendaknya harus tepat

pada waktunya, bila merasakan keengganan, atasi

dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk

memulai pelajaran tepat pada waktunya.

5. Membagi pekerjaan

41

Sewaktu belajar seluruh perhatian dan

tenaga dicurahkan pada suatu tugas yang khas,

jangan mengambil tugas yang terlampau berat

untuk diselesaikan, sebaiknya untuk memulai

pelajaran lebih dulu menentukan apa yang dapat

diselesaikan dalam waktu tertentu.

6. Adakan control

Selidiki pada akhir pelajaran, hingga

manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik

menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan

menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus.

7. Pupuk sikap optimis

Adakan persaingan dengan diri sendiri,

niscaya prestasi meningkat dan karena itu

memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala

sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan

yang baik memupuk suasana kerja yang

menggembirakan.

8. Menggunakan waktu

Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika

kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan

waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis

tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh

dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk

menyelesaikan suatu tugas yang khas.

9. Cara mempelajari buku

42

Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita

coba memperoleh gambaran tentang buku dalam

garis besarnya.

10. Mempertinggi kecepatan membaca

Seorang pelajar harus sanggup menghadapi

isi yang sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu

harus diadakan usaha untuk mempertinggi

efisiensi membaca sampai perguruan tinggi.

Selain faktor-faktor di atas, yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah, waktu dan

kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki

oleh setiap individu berbeda sehingga akan

berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta

didik. Dengan demikian peserta didik yang

memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar

cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada

yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan

untuk belajar.

43

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari makalah yang telah dibahas pada bab

sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa:

1. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang

meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan

segala kaitan interaksi dan perbedaan yang

memaksimalkan momen belajar yang berfokus pada

hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.

44

2. Penerapan metode Quantum Teaching dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada

pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dengan kerangka

Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal

sebagai TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demontrasikan, Ulangi, Rayakan) danjuga Metode

AMBAK (A: Apa yang dipelajari, M : Manfaat, BAK:

Bagiku.

B. Rekomendasi

1. Penerapan metode Quantum Teaching dapat dijadikan

alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

2. Untuk mengantisipasi menurunnya prestasi belajar

siswa pada pembelajaran pembelajaran PKn di

Sekolah Dasar, maka Tinjauan Ilmiah ini dapat

ditindaklanjuti menjadi Penelitian Tindakan Kelas

atau untuk mendapatkan hasil yang kongkret maka

dapat diteruskan ke tahap Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

45

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,1991. PengelolaanPengajaran. Jakarta: Rineka

Agus Nggermanto. 2004. Quantum Question: Kecerdasan Quantum,Bandung: Nuansa.

Azhar Arsyad. 1997. Media pengajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer,Nourie.2000. Quantum Teaching mempraktekkanQuantum learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa.

Chabib Thaha, DePorter, Bobby, Mike Hernacky. 2002.Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan, Bandung: Kaifa.

Cece Wijaya. 1994. Kemampuan Dasar guru dalam ProsesBelajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Dryden, Gordon; Vos, Jeanette. 2002. Revolusi Carabelajar (The Learning Revolution) Belajar Akan Efektif KalauAnda dalam Keadaan "Fun", Bandung: Kaifa.

Departemen Agama RI. 1983. Al-Qur an dan Terjemahanya.,Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran.

Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan.Surabaya: Bina Ilmu.

Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda

Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar.

46

Bandung: Refika Aditama

Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung:Sinar Baru

Sardiman A.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV. Rajawali Pers.

Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalamInteraksi Edukatif, Jakarta:Rineke

UU Sisdiknas 2003. 2005. (UURI No.20.th 2003)Jakarta: Sinar Grafika.