19
By. Isma abdullah Assalamuallaikum wr.wb BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

Benign prostate hyperplasia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Benign prostate hyperplasia

By. Isma abdullah

Assalamuallaikum wr.wb

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

Page 2: Benign prostate hyperplasia

BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandungkemih

dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. (Schwartz, 2000).

DEFINISI

Page 3: Benign prostate hyperplasia

Etiologi bph belum jelas namun terdapat faktor resiko umum dan hormon androgen, perubahan microskopik pada prostat telah

terjadi pada pria usia 30- 40 tahun . bila perubahan microskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun angka kejadian nya sekitar 50 0/0 usia 80

tahun sekitar 80 0/0 dan usia 90 tahun 100 0/0 .

ETIOLOGI

Page 4: Benign prostate hyperplasia

1. Teori dehidrotestosteron (DHT)2. Teori hormon

3. Faktor interaksi Stroma dan Efitel4. Teori kebangkitan kembali (reawkening)

PATOGENESIS

Page 5: Benign prostate hyperplasia

Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluaran kemih juga terjadi

secara perlahan-lahan.

PATOFISIOLOGI

Page 6: Benign prostate hyperplasia

Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostas,resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor

menebal dan merenggang sehingga timbul sekulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lemah dan akhirnya

mengalami dekompensasi. Dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensio urin yang selanjutnya dapat menyebabkan

hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

LANJUTAN

Page 7: Benign prostate hyperplasia

Biasanya gejala-gejala prostat jinak, dikenal sebagai Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) dibedakan

menjadi gejala iritatif dan obstruktif.Gejala iritatif yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun

untuk miksi pada malam hari (Nokturia), perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi), dan nyeri pada

saat miksi (disuria). Sedangkan gejala obstruktif adalah pacaran melemah , rasa tidak lampis sehabis miksi, kalau mau miksi harus

menunggu lama (hesitancy), harus mengedan (straining), kencing terputus-putus (intermittency), dan

waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow.

MANIFESTASI KLINIS

Page 8: Benign prostate hyperplasia

Apabila buli-buli menjadi dekompensasi, akan terjadi retensio urin. Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung

urin sehingga tekanan intravesika meningkat, dapat timbul hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses

kerusakan ginjal dipercepat jika terjadi infeksi.Karena selalu terdapat sisa urin, dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli. Bantuan ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan sistitis dan bila terjadi

refluks dapat terjadi pielonefritis.Pada waktu miksi pasien harus mengedan sehingga

lama-kelamaan dapat menyebabkan herniaatau hemoroid.

KOMLPIKASI

Page 9: Benign prostate hyperplasia

1.PEMERIKSAAN LABORATURIUMAnalisis urin dan pemeriksaan mikroskopik urin penting

untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi. Bila terdapat hematuria, harus di perhitungkan etiologi lain

seperti keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi kemih, walaupu BPH sendiri dapat menyebabkan hematuria.

2. PEMARIKSAAN RADIOLOGISPemeriksaan yang biasa dilakukan adalah foto polos abdomen, pielografi intravena, USG dan sistoskopi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 10: Benign prostate hyperplasia

Kelemahan otot detrusor dapat di sebabkan oleh kelainan saraf (kandungan kemih neurologik)misalnya pada lesi

medula spinalisis, neuropati diabetes, bedah radikal yang mengorbankan persarafan di daerah pelvis, dan

menggunakan obat-obatan (penenang,penghambat reseptor panglion dan parasimpatotitik). Kekakuan leher buli-buli

dapat di sebabkan oleh proses pibrosis. Resistensi uretra dapat di sebabkan oleh pembesaran prostat (jinak atau ganas), tumor di leher buli-buli, batu uretra dan striktur

uretra.

DIAGNOSIS BANDING

Page 11: Benign prostate hyperplasia

1. Observasi (watchfull waiting)Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan

( Skor Madsen Iversen ≤ 9). Nasehat yang di berikan ialah yang mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat-obat

dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak boleh minum alkohol agar tidak terlalu sering

miksi .

PENATALAKSANAAN

Page 12: Benign prostate hyperplasia

2.Terapi medikamentosaA. Penghambatan adrenergik a

Obat-obat yang sering dipakai adalah prazosin, terazosin, afluzosin atau yang lebih selektif a Ia (tamsulosin). Dosis dimulai 1

mg/hari sedangkan dosis tamsulosin adalah 0,2-0,4 mg/hari.

B. Penghambat enzim 5-a-reduktaseObat yang di pakai adalah finasteride (Proscar) dengan dosis 1 x 5 mg/hari. Obat golongan ini dapat menghambat pembentukan

DHT sehingga prostat yang membesar akan mengecil.

C. FitoterapiPengobatan fitoterapi yang ada di indonesia antara lain eviprostat .

LANJUTAN

Page 13: Benign prostate hyperplasia

3. Terapi bedahWaktu penanganan untuk tiap pasien bervareasi tergantung beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut untuk terapi

bedah yaitu :- Retensio urin berulang

- Hematuria - Tanda penurunan fungsi ginjal- Infeksi saluran kemih berulang

- Tanda-tanda obstruksi berat yaitu divertikel,hidroureter dan hidronefrosis

- Ada batu saluran kemih Jenis pengobatan ini paling tinggi efektivitasnya.

LANJUTAN

Page 14: Benign prostate hyperplasia

Persiapan Pre-Operatif

A. Tanda persetujuan secara tertulis, penderita dan keluarga harus menyatakan persetujuan pembedahan (informed konsen).

B.Persiapan kulitDaerah yang akan dicukur ditentukan, lebih baik kalau

pencukuran langsung dilaksanakan sebelum pembedahan. Penderita harus dimandikan dan bersih malam sebelum

pembedahan.

C. DietPenderia tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam

pasien dipuasakan minum cairan selama 8 jam sebelum pembedahan.

D. Cairan IVPemberian cairan intravena tidak diperlukan pada berbagai kasus tetapi pada penderita yang lansia atau lemah perlu diberi cairan penguat pada malam sebelum pembedahan.

Page 15: Benign prostate hyperplasia

E. Pengurangan isi perutPencahar dan enema kebanyakan dilaksanakan pada pembedahan perut, pengosongan sebagian dari usus

dilaksanakan pemberian 2-3 tablet dulcolax.

F. Pemberian obat-obatanPremedikasi anastetik biasanya ditangani oleh dokter ahli

anastesi

G. Tes laboratoriumPenentuan BUN, kreatinin serum dan kalium serum, lab darah

dan lain-lain.

Page 16: Benign prostate hyperplasia

H. Transfusi darahHarus disiapkan bilamana perlu

J. Kandung kencingKateter folley digunakan pada pembedahan yang lama

lebih baik memasang kateter sesudah di bedah daripada sebelumnya.

LANJUTAN

Page 17: Benign prostate hyperplasia

Persiapan Pre-Operatif

A. Jenis pembedahanSehingga perawat dan dokter yang jaga mengetahui persoalan yang dihadapi

B. Tanda-tanda vitalTekanan darah, denyut nadi, respirasi, harus dicatat tiap 15 menit sesudah operasi,

tiap jam selam beberapa jam kemudian 4 jam hingga penderita sembuh

C. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit setiap hari

D.Aktivitas dan posisiPosisi mula-mula telentang tetapi penderita harus dimiringkan ke kiri atau ke kanan

setiap 30 menit sementara ia tidak sadarkan diri. Anjurkan menggerakan kaki secara aktif atau pasif setiap jam.

E. Makanan

F. Cairan intra vena (catat jenis cairan dan kecepatan tetesan pemberiannya)

G. Pantau drain pada luka pembedahan bila ada catat outputnya

H. Monitor kateter dan pengeluaran urinenya

I. Perawatan luka bersih pada daerah luka pasca bedah

J .Pemberian antibiotic untuk menimimalkan infeksi pasca operasi

Page 18: Benign prostate hyperplasia

4.Terapi invasif minimal- Transurethral Microwave Thermotherapy (TUMT)

- Dilatasi balon Transurethral (TUBD)- Higt-intensity Focused Ultrasound- Ablasi Jarum Transuretra (TUNA)

- Stent Prostat

LANJUTAN

Page 19: Benign prostate hyperplasia

TERIMA KASIH

&

WASSALAMUALLAIKUM WR.WB