View
263
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/12/2019 P3K kuliah
1/64
Dr. RIRIE F MALISIE, SpA
Subbagian Pediatri Gawat Darurat
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK UNRI / RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
8/12/2019 P3K kuliah
2/64
Batasan :
masuknya racun ke dlm tubuh
melalui sal.cerna }
sal.nafas }
kulit }
gejala
mata } klinis
suntikan }
gigitan }
8/12/2019 P3K kuliah
3/64
Obat :
salisilat,asetaminofen,digitalis,aminofilin
Gas toksik : CO, gas toksik iritan
Zat kimia industri : metil alk,HCN,HCO
Zat kimia pertanian : insektisida
Makanan : singkong, jengkol, bongkrek
Bisa ular / serangga
8/12/2019 P3K kuliah
4/64
Onset mendadak
Balita
Perubahan tingkat kesadaran
Riwayatpica/ keracunan sebelumnya
Stress lingkungan
Gejala tidak khas untuk peny. tertentu
8/12/2019 P3K kuliah
5/64
Takikardia : alk.,teofilin,amfetamin,kokain
Bradikardia : digitalis,luminal,narkotik
Takipnu : amfetamin,CO,salisilat
Bradipnu : etanol,luminal,narkotik
Apnu : botulismus,fosfat organik
Wheezing : HCO,fosfat organik
Hipertermia : salisilat,amfetamin,teofilin
Hipotermia : luminal,narkotik,fenotiazid
8/12/2019 P3K kuliah
6/64
o Koma : narkotik,hipnotik sedatif,
alk.,luminal,CO
o Ataksia :
dilantin,benzodiazepin,etanol,luminalo Kejang :
teofilin,kamper,amonia,INH,kokain
o Reaksi distonik : fenotiazid,haloperidolo Paralisis : botulismus,logam berat
8/12/2019 P3K kuliah
7/64
8/12/2019 P3K kuliah
8/64
Kering & berkeringat : antikolinergik
Keringat banyak : fosfat organik,
amfetamin, jamur, salisilat, kokain
Sianosis : methemoglobinemia, hipoksia,CO
Kemerahan : antikolinergik, borat,
amfetamin
8/12/2019 P3K kuliah
9/64
Ileus : antikolinergik, narkotik
Muntah : teofilin, kaustik, salisilat, besi,
keracunan makanan
Retensi urin : antikolinergik
8/12/2019 P3K kuliah
10/64
Aseton : aseton, metil alkohol, salisilat
Alkohol : etanol
Bitter almond: sianida / HCN
Bawang putih : arsen, fosfor, fosfat
organik
Buah-buahan : HCO / hidrocarbon
( minyak tanah, terpentin, bensin )Jengkol : jengkol
8/12/2019 P3K kuliah
11/64
SUPORTIF : nilai kondisi, ABC resusitasi
DEKONTAMINASI ( cegah absorbsi lbhlanjut )
mata / kulit : basuh dgn air mengalir pakai antidotum kimiawi
terinhalasi : jauhkan sumber racunnafas buatan
suntikan/gigitan ular : pasangtourniquet , kompres,imobilisasi
8/12/2019 P3K kuliah
12/64
Tertelan
Perangsangan muntahindikasi : racun sangat toksik dlm jumlah >>>
menelan racun < 4 jam anak sadar & koperatif
kontraindikasi : racun zat korosif, hidrocarbonpasien tidak sadar, kejang
tidak ada refleks muntah
cara : rangsang mekanik sirup ipekak
8/12/2019 P3K kuliah
13/64
Bilas lambung
tidak sebaik rangsang muntah
pemasangan NGTmenimbulkan trauma
Katartik
indikasi : bila bilas lambung tdk boleh
dilakukankontraindikasi : menelan zat korosif,ggnginjal, neonatus
preparat : Mg/Na sulfat, Mg sitrat, laktulosa
8/12/2019 P3K kuliah
14/64
Meningkatkan ekskresi racunperangsangan diuresis ( urin >> )
dialisis / cuci darah
Antidotum spesifikhanya tersedia untuk bbrp jenis racunjuga dapat menimbulkan efek serius terbatas
-organofosfat : atropin
-jengkol : Na-bikarbonat
-singkong / sianida : Na-nitrat 3% + Na-tiosulfat 25%
8/12/2019 P3K kuliah
15/64
Menurut beratnya
Derajat I : Kerusakan lapisan luar epidermis
eritema tanpa bula,nyeri,uji tusuk+
Derajat II : a. Superfisial
b. Dalameritema + bula, luka eksudatif, uji tusuk + / -
tergantung kedalaman luka
Derajat III : kerusakan seluruh lapisan kulit
luka cekung, pucat, uji tusuk -
8/12/2019 P3K kuliah
16/64
Umur Bayi baru lahir 3 th. 6 th. 12 th. atau lebih
kepala 18% 15% 12% 6%
badan 40% 40% 40% 38%
lengan 16% 16% 16% 18%
kaki 26% 29% 32% 38%
8/12/2019 P3K kuliah
17/64
UMUM
Tirah baring / bed rest
Bebaskan jalan nafas
Pasang NGT dan dauerkateter
Ukur intakedan outputcairan dalam 24 jam
Luka bakar derajat II 30%,derajat II lebih 10%atau luka di daerah wajah/
jalan nafas : ICU
Monitor tanda vital
8/12/2019 P3K kuliah
18/64
CAIRAN / DIET
Bayi dgn luka bakar > 10% atau anak dgn lukabakar > 15% : infus segera
24 jam pertama : Ringer Lactat
Setelah 8 jam dapat ditambah albumin
Koreksi asidosis & ggn elektrolit
Selanjutnya infus N/4-D5 + KCl
Cairan peroral berupa susu dlm porsi kecil,
dimulai hari ke 2 perawatan,tingkatkan setiap 4jam
8/12/2019 P3K kuliah
19/64
TINDAKAN KHUSUS
Bersihkan luka & beri topikal perak sulfadiazin,antibiotik atau antiseptik
Posisi tubuh tertentu dgn luka bakar
Antibiotika oral ATS profilaksis
Antasida peroral
Bila klinis membaik, beri makanan lunak
Fisioterapi sedini mungkin untuk cegahkontraktur
8/12/2019 P3K kuliah
20/64
A = AIRWAY
( terjaminnya jalan nafas )
1. Pembersihan jalan nafas2. Posisi telentang, bahu diganjal, leher
hiperekstensisniffing position
3. Cegah sumbatan jalan nafas guedel
4. Intubasi endotrakeal
8/12/2019 P3K kuliah
21/64
B = BREATHING
( pernafasan )
1. Pernafasan mulut ke mulut / hidung
2. Nafas dengan balon masker / sungkup
3. Pernafasan dengan ventilator ( ICU )
8/12/2019 P3K kuliah
22/64
C = CIRCULATION
( peredaran darah )
Kompresi / pijat jantung luar :
menekan tlg dada ke arah tlg blkg jantungterjepit sehingga solah-olah diperas
harus efektif, hati-hati
penderita di atas dasar yang keras / datar
8/12/2019 P3K kuliah
23/64
Tenggelam hampir tenggelam
( drowning ) ( near drowning )
Tenggelam : kematian rentang 24 jam di
dalam air
Hampir tenggelam : selamat setelah > 24
jam terendamdalam air
risiko tinggi : balita, epilepsi
8/12/2019 P3K kuliah
24/64
Lokasi:
bak mandi , ember , bak mesin cuci
kolam renang,sungai,danau/irigasi
1/5 kasus : dgn perahu
Bedakan : air asin air tawar
8/12/2019 P3K kuliah
25/64
Atasi hipotermiFokus pada usaha pemberian jalan nafas dan
sirkulasi yang cukupPikirkan kemungkinan patah tulang leher
Monitor tanda vitalBerikan infus dan terapi cairan penggantiPada kasus yang selamat, observasi 24 jam
berikutnya untuk melihat kelainan neurologik
8/12/2019 P3K kuliah
26/64
8/12/2019 P3K kuliah
27/64
CARA
1. Pasien masih dapat berdiri :
penolong di blkg pasien yang posisinya
sdkt membungkuk, kepalan tanganpenolong di epigastrium pasien lalu
kedua tangan menekan perut & dada ke
belakang dan atas sehingga udara
terdorong keluar melalui mulut
mendorong benda asing.
8/12/2019 P3K kuliah
28/64
2. Pasien duduk :
penolong berdiri / jongkok di blkg kursi dgnkepalan tangan spt cara sebelumnya
3. Pasien terbaring :
penolong jongkok dgn lutut di kiri kanan
pasien, kepalan tangan diletakkan padaujung tulang dada dan menekannya ke bawah
& ke atas sehingga udara dalam paru akan
mendorong benda asing keluar dari tenggorok
8/12/2019 P3K kuliah
29/64
Umumnya nyeri lokal & tidak perlu
perawatan
Pada anak : risiko tinggi reaksi yang berat
klinis lebih berat : volume tubuh lebihkecil, racun lebih menyebar
Sedapat mungkin harus diidentifikasi
gigitan ular berbisa atau tidak
Lokasi gigitan paling sering di anggota
gerak
8/12/2019 P3K kuliah
30/64
1. DERAJAT 1 ( MINOR ) : gejala (-)
2. DERAJAT 2 ( MODERATE ) : gejala lokal
3. DERAJAT 3 ( BERAT ) : ke daerah regional4. DERAJAT 4 ( MAYOR ) : gejala sistemik
8/12/2019 P3K kuliah
31/64
Identifikasi gigitan ular berbisa
Tatalaksana : di tempat gigitan & di RS
Di tempat kejadian : usaha mengurangi /
cegah menyebarnya racun, transportasike RS terdekat & puasakan pasien.
Di RS : pasang 2 jalur infus, periksa darahlengkap dan beri toksoid tetanus, eksisi
dan hisap bisa dari luka, bersihkan luka.Berikan ABU / anti bisa ular
8/12/2019 P3K kuliah
32/64
8/12/2019 P3K kuliah
33/64
Penurunan suhu tubuh: Hipotermia
Peninggian suhu tubuh:
Demam / fever Hipertermia
Perubahan suhu sampai 3C Tidak mengganggu fungsi fisiologik.
Perubahan suhu tubuh > 6 C Tidak kompatibel dengan kehidupan
8/12/2019 P3K kuliah
34/64
Peninggian suhu tubuh berlebihan Berkaitan dengan demam Melibatkan pirogen dan mekanisme humoral
Meninggikan set-pointtermostat hipotalamus
8/12/2019 P3K kuliah
35/64
Pusat pengaturan suhu tidak terlibatSet-point termostat hipotalamus normal 37oC
Pembentukan panas normal Panas berasal dari luar tubuh
Pengeluaran panas normal Tidak mampu mengeluarkan perolehan panas yang
berlebihan
8/12/2019 P3K kuliah
36/64
Menggambarkan set-pointtermostat hipotalamustinggi.
Biasanya tidak melebihi 41.1
C. Pada anak lebih rendah Termoregulasi pada anak belum adekuat
Susunan saraf pusat belum sempurna
8/12/2019 P3K kuliah
37/64
Produksi panas ditingkatkan Aktivitas otot meningkat dalam bentuk menggigil /
shivering.
Pengeluaran panas diturunkan Produksi keringat dikurangi Peredaran darah kulit dikurang dengan vasokonstrisi
Kulit teraba kering
Ujung ekstremitas teraba dinginSuhu tubuh tinggi, namun pasien merasa
kedinginan
8/12/2019 P3K kuliah
38/64
Hiperpireksia Meningkatkan metabolisme
Meningkatkan konsumsi oksigen Secara langsung dapat merusak jaringan tubuh atau
parekim organ
Keadaan hipermetabolik dan kerusakan jaringan
dapat mengenai seluruh sistim organ tubuh.
8/12/2019 P3K kuliah
39/64
Sistim kardiaovaskular Bekerja lebih berat meningkatkan curah jantung
Frekuensi denyut jantung dan curah sekuncup meningkat.
Sistim respirasi
Bekerja lebih berat meningkatkan ventilasi paru Frekuensi pernapasan dan voluma tidal meningkat.
8/12/2019 P3K kuliah
40/64
Gejala susunan saraf pusat Koma, kejang, kelumpuhan dan edema otak.
Bila suhu tubuh meningkat sampai 42.2
C, bisa terjadi perubahan ireversibel pada otak.
Gangguan sirkulasi Syok hipovolemik karena pengeluaran air melalui paru
meningkat.
8/12/2019 P3K kuliah
41/64
Gangguan keseimbangan air dan elektrolit Hiperkalemia karena rusaknya jaringan otot.
Gagal ginjal
penurunan perfusi ginjal menurun kerusakan langsung jaringan ginjal
penumpukan mioglobin.
Penurunan diuresis dan peningkatan katabolisme protein meningkatkan asidosis metabolik.
8/12/2019 P3K kuliah
42/64
Kelainan darah Hemokonsentrasi
DIC Hemolisis
Kelainan pembekuan darah.
8/12/2019 P3K kuliah
43/64
Saluran gastrointestinal Sekresi getah pencernaan berkurang
Gangguan enzimatik hati Bilirubin serum meningkat
Dapat berlanjut dengan gagal hati.
Hiperpireksia dapat menekan mekanisme
imunologik.
8/12/2019 P3K kuliah
44/64
Peningkatan suhu tubuh sampai 3oC tidak mengganggu fungsi fisiologik
Peningkatan suhu tubuh lebih dari 6o
C tidak kompatibel dengan kehidupan.
8/12/2019 P3K kuliah
45/64
Kerusakan jaringan Bila suhu tubuh lebih tinggi daripada 41.1C.
Jaringan yang paling mudah rusak adalah jaringan susunansaraf pusat dan otot.
Kerusakan otot dapat terjadi dalam bentuk rabdomiolisisumum dengan akibat mioglobinemia.
8/12/2019 P3K kuliah
46/64
Kerusakan jaringan Bila suhu tubuh lebih dari 42.2 o C terjadi perubahan
ireversibel di otak.
Bila batang otak rusak dan termostat hipotalamusterganggu, terjadi central fever, berarti kondisi pasienserupa dengan keadaan poikilotermik.
Bila pusat pernafasan rusak, maka pernafasan menjaditidak teratur atau ditemukan pernafasan Cheyne-Stokes.
Kerusakan otak yang terjadi bersifat permanen.
8/12/2019 P3K kuliah
47/64
Kesimpulan Suhu tubuh 41.1o C
Menggigil
Merasa kedinginan
Kulit kering tidak berkeringat
Ujung ekstremitas teraba dingin
Takikardia, takipneu, gagal nafas, hipoperfusi, syok
hipovolemik, gangguan fungsi ginjal, oliguria / anuria,gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit,kejang dan penurunan kesadaran.
8/12/2019 P3K kuliah
48/64
Keadaan darurat medik Perlu ditangani segera.
Tujuan pengobatan hiperpireksia Mencegah kerusakan organ vital.
8/12/2019 P3K kuliah
49/64
Dirawat diruangan khusus Pengawasan klinik dan laboratorik terus menerus.
Frekuensi denyut jantung, nadi dan pernafasan, suhurektal, serta aktifitas otot dicatat tiap 1 jam.
Keseimbangan asam basa dan elektrolit dipantau dandikoreksi secara berkala.
8/12/2019 P3K kuliah
50/64
Yang pertama sekali distabilkan Respirasi
Sirkulasi
Metabolisme.
8/12/2019 P3K kuliah
51/64
Jalan nafas harus terbukaVentilasi paru harus terjaminOksigen Fraksi oksigen udara pernafasan cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik. Nasal kanula Masker
Bila terdapat gagal nafas Pasang pipa endotrakeal Pernafasan dibantu dengan ventilator.
8/12/2019 P3K kuliah
52/64
Intravenous fluid drip untuk memberikan cairan dan kalori.
Kebutuhan cairan meningkat sampai 1.5 kalikebutuhan rumatan.
Bila anak suka, berilah dia minum seberapa diamau.
8/12/2019 P3K kuliah
53/64
Pembentukan panas dikurangi Mengontrol aktivitas otot.
Bila penderita gelisah dapat diberikan sedativa.
Bila penderita menggigil dilakukan kompres hangat atauanak diselimuti
8/12/2019 P3K kuliah
54/64
Pembentukan panas dikurangi Obat anti shivering seperti klorpromazin 0.5-1 mg/kg/kali.
Pada keadaan lebih berat otot dilumpuhkan dengan non-depolarizing muscle relaxant
seperti tubokurarin atau pankuranium
ventilasi dijamin dengan ventilator.
8/12/2019 P3K kuliah
55/64
Pengeluaran panas ditingkatkan Vasodilatasi kulit dan pengeluaran keringat yang dapat
dicapai dengan kompres hangat dan menyelimuti anak.
Klorpromazin, selain bersifat anti shivering, juga
melebarkan pembuluh darah kulit. Vasodilatasi kulit dapat juga dilakukan dengan massage
sehingga sirkulasi kulit menjadi lebih baik.
8/12/2019 P3K kuliah
56/64
Pengeluaran panas secara fisik(kompres dingin) : Hati-hatiTanpa menurunkan set point termostat
hipotalamusMerangsang pembentukan panas lebih banyakAnak lebih menggigil
Meningkatkan metabolisme dan kebutuhanoksigen
8/12/2019 P3K kuliah
57/64
Pengeluaran panas secara fisik (kompres dingin)tanpa menurunkan set point termostathipotalamus
Merendahkan pengeluaran panas Pengeluaran keringat berkurang
Vasokonstriksi
Aliran darah kulit berkurang.
8/12/2019 P3K kuliah
58/64
Pengeluaran panas secara fisik(kompres hangat)
Kompres dengan alkohol tidak boleh dilakukan Dapat terjadi keracunan alkohol.
8/12/2019 P3K kuliah
59/64
Seizure
8/12/2019 P3K kuliah
60/64
Seizure
Factors Influencing Threshold for Seizures
Young Age
High FeverGenetic factors
Older Age
Anticonvulsant DrugsBalanced Lifestyle
Seizure No Seizure
Lower ThresholdHigherThreshold
Figure. Factors influencing threshold for seizures
8/12/2019 P3K kuliah
61/64
2-4% child population ( 6 mo - 4 yrs)
80% simple febrile seizures
20% complex febrile seizures
8% last > 15 min
16% recurrent within 24 hours 2-4% developed epilepsy
Usually occurred at the ages 17-23 mo
Boys more than girls
Febrile Seizure
8/12/2019 P3K kuliah
62/64
Febrile Seizure
Rectal Diazepam in sol.
0.5 mg/kg
Repeat Diazepam in sol.
0.5 mg/kg
Hospitalization
Diazepam i.v.
0.5 mg/kg
Up to 2-3 mg/kg (total dose)
Phenytoin
Fig. Flow chart for emergency treatment of short and prolonged febrile seizures
At home and in the hospital(Knudsen FU, 1996)
Fever (3 4 times per yrs)
8/12/2019 P3K kuliah
63/64
Fever (3-4 times per yrs)1. Age < 1 yrs
Risk factors! 2. Temperature < 38OC
3. Complex febrile seizure
4. Neurologic abnormality
Recurrence FS (25-30%)
Prolonged Seizures (8-12%)
( Febrile status epilepticus ) (4,3%)
1. Meningitis (6,7%), encephalitis
2. Residual brain damage3. Side effects AED
4. Increase risk epilepsy (50%)
Special Caution !
8/12/2019 P3K kuliah
64/64
Recommended