Stabilisasi dan Transportasi.ppt

Preview:

DESCRIPTION

Stabilisasi dan Transportasi.ppt

Citation preview

Stabilisasi dan Transportasi

( rujukan ) Pasien Gawat Darurat

Dr. ALVARINO SpB SpU

I. Pendahuluan

• Tujuan kursus : - Penilaian pasien

- Stabilisasi pasien

- Terapi definitif

Prinsip manajemen trauma :

Jangan membuat cedera lebih lanjut ( do no further harm ).

II.Menentukan perlunya rujukan

• Kemampuan dokter dan rumah sakit tersebut• Jangan lakukan tindakan diagnostik yang tak

perlu • Perkirakan waktu dan jarak RS rujukan• Ada tenaga terampil yang mendampingi.

Pegangan dalam merujuk : - Kriteria fisiologis - Pola perlukaan - Biomekanika trauma - Masalah khusus

Kapan diberikan sedatif ? - ABCDE teratasi - Mengurasi rasa nyeri penderita - Menenangkan penderita

• Benzodiazepam• Fentanyl• Propofol• Ketamin• Alkohol

Berbahaya pada syok,intoksikasi & tr capitis

III. Cara rujukan

• A. Dokter yang merujuk

- Memulai rujukan

- Cara transport

- Perawatan sepanjang perjalanan

Hubungi dahulu dengan dokter penerima

Kondisi pasien stabil

• B. Dokter penerima rujukan

- Yakin RS mampu menerima

- Bersedia menerima.

Bila kemampuan petugas ambulan tidak mencukupi,selama transportasi harus ada didampingi tenaga medis. Lakukan dokumentasi hasil monitoring dan pelayanan selama transportasi.

IV. Cara transportasi

Do no further harm

- Stabilisasi

- Tenaga terlatih

- Prediksi kemungkinan selama perjalanan

V. Protokol rujukan

A. Dokter yang merujuk

1- Identitas penderita

2- Anamnesis

3- Penemuan awal serta respon terapi

B. Petugas yang mendampingi

1- Pengelolaan airway

2- Cairan yang telah/akan diberi

3- Prosedur khusus

4- Revised Trauma Score, resusitasi & perubahan dalam perjalanan

C. Dokumentasi Permasaalahan, terapi & kondisi terakhir

D. Sebelum merujuk1. Airwaya. Intubasi kalau perlub. Suction bila perluc. NGT untuk cegah aspirasi

2. Breathinga. Laju nafas k/p O2b. Ventilasi mekanisc. Chest tube bila perlu

3. Circulation

a. Kontrol perdarahan luar

b. IV cateter 2 jalur

c. Perdarahan perbaiki dg kristaloid/darah

d. Pasang kateter uretra

e. Monitor jantung

4. SSP

a. Pingsan,bantuan pernafasan

b. Manitol/ diuretika bila perlu

c. Imobilisasi

5. Pemeriksaan diagnostika. Rontgen cervical,thorak.,pelvis & ekstrem.b. CT scan dan angiografi bila perluc. Darah rutin dan gas darah,elektrolitd. EKG dan pulse oximetri

6. Lukaa. Kontrol perdarahan,bersihkan lukab. Anti tetanus profilaksisc. Antibiotik

7. Fraktur : bidai dan traksi

E. Pengelolaan selama transport

1. Monitor tanda vital dan pulse oximetri

2. Bantuan kardiorespirasi

3. Tranfusi darah bila perlu

4. Pemberian obat tgt dokter

5. Berkomunikasi dg dokter selama perjalanan

6. Dokumentasi selama transportasi

VI. TRANSFER DATA

• Gunakan formulir rujukan• Tambahan data : Tanda vital, fungsi SSP,

jumlah urine selama resusitasi maupun perjalanan

VII. Permasaalahan

• Transportasi sama seriusnya dengan resusitasi• Masalah selama transportasi harus dapat

segera diantisipasi• Tingkat pelayanan tidak menurun selama proses

transportasi• Data harus tidak ada yang tertinggal,formulir

rujukan harus diisi lengkap• Pemeriksaan tambahan tidak diperlukan bila

akan dirujuk jika akan memperlambat.• Bila hemodinamik tidak stabil selama

resusitasi,bicarakan waktu pengiriman yg tepat dengan penerima rujukan.

VIII. Kesimpulan

A. Prinsip : Do no further harm

B. Kemampuan diri dan institusi harus dikenali,demikian juga dg indikasi rujukan.

C. Harus ada komunikasi antara dokter yang merujuk dengan penerima

D. Petugas pendamping selama rujukan harus terlatih baik.