47
3 BAB II KEADAAN PABRIK 2.1 Perkembangan Perusahaan PT Argo Pantes yang semula bernama PT Daya Manunggal merupakan pabrik terpadu yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan yang merupakan grup dari Argo Manunggal ini didirikan pada tahun 1961 oleh Bapak Ning King dan Bapak H. Musa. Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang semula didirikan di Salatiga ini, pada tanggal 29 Mei 1972 mengalami perkembangan dengan mendirikan pabrik baru yang berlokasi di Jl M. H. Thamrin Km. 4 Cikokol Kabupaten Tangerang. Pendirian pabrik baru ini menempati tanah seluas 44,5 Hektar dengan kantor pusat di Jalan Pintu Kecil Nomor 42, Jakarta. Peresmian dilakukan oleh Bapak M. Yusuf yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian Republik Indonesia beserta Bapak Solihin G.P. selaku Gubernur Jawa Barat dan disahkan dengan akte notaris No. 5 tanggal 7 Desember 1972 dihadapan notaris Ny. Rd. Siti Komariah Suryawinoto S.H. PT Daya Manunggal Tangerang beroperasi di bidang pertenunan dengan menghasilkan produk kain mentah atau yang lebih dikenal dengan nama kain grey. Untuk menghasilkan kain mentah tersebut, PT Daya Manunggal mendatangkan bahan baku berupa benang dari daerah lain. Pada tanggal 11 Januari 1975 didirikan PT Dharna Manunggal yang khusus memproduksi benang. PT Dharma Manunggal ini didirikan atas dasar untuk menjaga kontinuitas proses produksi PT Daya Manunggal karena produk yang dihasilkan oleh PT Dharma Manunggal ini didistribusikan kepada PT Daya Manunggal. Melihat usaha dibidang tekstil yang menunjukkan prospek semakin baik khususnya untuk produk benang, maka pada tanggal 12 Juli 1977 didirikan PT Argo Pantes yang terdiri dari dua unit pemintalan. Unit tersebut adalah Argo Pantes 1 dan Argo Pantes 2. Kedua pabrik baru ini berlokasi di Jakarta, didirikan dengan akte notaris Winanti Wiryomartini, S.H. Pada tahun 1980 PT Argo Pantes mulai menambah bidang tekstil lainnya yaitu pertenunan (weaving) dan pencelupan-penyempurnaan kain (dyeing-finishing).

BAB II.pdf - Politeknik STTT Bandung

Embed Size (px)

Citation preview

3

BAB II

KEADAAN PABRIK

2.1 Perkembangan Perusahaan

PT Argo Pantes yang semula bernama PT Daya Manunggal merupakan pabrik

terpadu yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan yang merupakan grup dari

Argo Manunggal ini didirikan pada tahun 1961 oleh Bapak Ning King dan Bapak H.

Musa.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang semula didirikan di Salatiga ini, pada

tanggal 29 Mei 1972 mengalami perkembangan dengan mendirikan pabrik baru

yang berlokasi di Jl M. H. Thamrin Km. 4 Cikokol Kabupaten Tangerang. Pendirian

pabrik baru ini menempati tanah seluas 44,5 Hektar dengan kantor pusat di Jalan

Pintu Kecil Nomor 42, Jakarta. Peresmian dilakukan oleh Bapak M. Yusuf yang

pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian Republik Indonesia beserta

Bapak Solihin G.P. selaku Gubernur Jawa Barat dan disahkan dengan akte notaris

No. 5 tanggal 7 Desember 1972 dihadapan notaris Ny. Rd. Siti Komariah

Suryawinoto S.H.

PT Daya Manunggal Tangerang beroperasi di bidang pertenunan dengan

menghasilkan produk kain mentah atau yang lebih dikenal dengan nama kain grey.

Untuk menghasilkan kain mentah tersebut, PT Daya Manunggal mendatangkan

bahan baku berupa benang dari daerah lain.

Pada tanggal 11 Januari 1975 didirikan PT Dharna Manunggal yang khusus

memproduksi benang. PT Dharma Manunggal ini didirikan atas dasar untuk

menjaga kontinuitas proses produksi PT Daya Manunggal karena produk yang

dihasilkan oleh PT Dharma Manunggal ini didistribusikan kepada PT Daya

Manunggal.

Melihat usaha dibidang tekstil yang menunjukkan prospek semakin baik khususnya

untuk produk benang, maka pada tanggal 12 Juli 1977 didirikan PT Argo Pantes

yang terdiri dari dua unit pemintalan. Unit tersebut adalah Argo Pantes 1 dan Argo

Pantes 2. Kedua pabrik baru ini berlokasi di Jakarta, didirikan dengan akte notaris

Winanti Wiryomartini, S.H.

Pada tahun 1980 PT Argo Pantes mulai menambah bidang tekstil lainnya yaitu

pertenunan (weaving) dan pencelupan-penyempurnaan kain (dyeing-finishing).

4

4

Pendirian pabrik baru ini diberi nama Argo Pantes 3 untuk pertenunan dan Argo

Pantes 4 untuk pencelupan-penyempurnaan kain.

Pada tahun 1985 Argo Pantes 3 yang bergerak dibidang pertenunan ini

mengadakan modifikasi mesin tenun, mesin tenun shuttle digantikan dengan mesin

tenun yang menggunakan tenaga udara (Air Jet Loom) dan sekaligus memindahkan

usaha PT Daya Manunggal berikut mesin-mesinnya ke Salatiga. Dengan demikian

unit pertenunan Daya Manunggal diambil alih pengelolaannya oleh PT Dharma

Manunggal, sehingga PT Daya Manunggal terdiri dari dua unit yaitu Dharma

Manunggal 1 yang bergerak dibidang pemintalan dan Dharma Manunggal 2 yang

bergerak dibidang pertenunan dengan menghasilkan kain grey.

Pada tahun 1987 didirikan 1 unit pencelupan benang. Unit ini didirikan dengan

nama Dharma Manunggal 3, unit ini didirikan untuk mencukupi sekaligus

menghilangkan ketergantungan perusahaan akan kebutuhan benang warna.

Manajemen unit Dharma Manunggal 3 ini dikelola oleh PT Dharma Manunggal.

Kebutuhan pasar dan pesanan konsumen akan kain bermotif melatar belakangi

pendirian unit baru. Pada tahun 1987 didirikan 1 unit pencapan (printing). Unit yang

diberi nama Argo Pantes 5 ini memproduksi kain-kain bermotif. Manajemen Argo

pantes 5 dikelola oleh PT Argo Pantes. Pada tanggal 1 Juni 1990 seluruh modal

dan aset perusahaan PT Dharma Manunggal dialihkan dan dilebur ke dalam PT

Argo Pantes, sehingga terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut :

1. Argo Pantes 2 menjadi Unit Pemintalan 1.

2. Argo Pantes 1 menjadi Unit Pemintalan 2.

3. Dharma Manunggal 1 menjadi Unit Pemintalan 3.

4. Dharma Manunggal 2 menjadi Unit Pertenunan 1.

5. Dharma Manunggal 3 menjadi Unit Pencelupan Benang.

6. Argo Pantes 3 menjadi Departemen Pertenunan 2.

7. Argo Pantes 4 menjadi Unit Penyempurnaan.

8. Argo Pantes 5 menjadi Unit pencapan.

5

Dengan selesainya pembangunan yang telah dilaksanakan oleh PT Argo Pantes

dan PT Dharma Manunggal, maka dengan ini telah berdiri perusahaan tekstil

terpadu dengan kegiatan yang mencakup bidang pemintalan (spinning), pertenunan

(weaving), pencelupan benang (yarn dyeing), dan pencelupan-penyempurnaan kain

(dyeing-finishing), serta pencapan (printing) yang selanjutnya disebut PT Argo

Pantes Tangerang.

Seiring berjalannya waktu, untuk saat ini unit printing telah ditiadakan. Alasannya

produk yang dihasilkan kurang laku dipasaran, terutama untuk konsumen kelas

menengah dan atas yang menjadi pangsa pasar perusahaan.

2.1.1 Lokasi dan Luas Tanah

PT Argo Pantes Tangerang memiliki areal tanah dengan luas 44,5 Hektar

sedangkan luas bangunannya 36 Hektar, yang terdiri dari bangunan departemen

pemintalan (spinning), departemen pertenunan (weaving), departemen pencelupan

benang (yarn dyeing), departemen pencelupan-penyempurnaan (dyeing-finishing),

gudang benang, gudang kapas, gudang kain, Water Treatment Equipment (WTE),

Waste Water Treatment Equipment (WWTE), boiler, power house, kantor, koperasi,

kantin, poliklinik, asrama, mess, dan tempat parkir kendaraan. Kantor pusat PT Argo

Pantes Tangerang beralamat di Wisma Argo Manunggal lantai 16, Jalan Raya Gatot

Subroto Kav. 22 Jakarta 12930. Untuk kegiatan produksinya terletak di Jalan Raya

M. H. Thamrin Km 4 Cikokol Tangerang Propinsi Banten.

Untuk lebih jelasnya mengenai peta lokasi dan tata letak bangunan PT Argo Pantes

Tangerang dapat dilihat pada gambar 2.1 pada halaman 6 dan gambar 2.2 pada

halaman 7. Hingga saat ini PT Argo Pantes Tangerang merupakan salah satu

perusahaan yang berada dibawah naungan Argo Manunggal Grup.

Keterangan Gambar 2.1 Halaman 6 :

1. PT Monier Indonesia

2. PT Argo Pantes Tangerang

3. Terminal Bis Cikokol

4. PT Kumatex

5. PT Kumafiber

6. Pool Bis AJA

7. Carrefour Tangerang

8. Alfamart Cikokol

9. Pasar Tradisional Cikokol

6

6

Sumber : Gunter W. Holtorf, Jabotabek Street Atlas & Names Index 12. Edition 2001/02 Yayasan

Promosi Pariwisata Jakarta, 2001 Tanpa Skala

Gambar 2.1 : Peta Lokasi PT Argo Pantes Tangerang

7

Sumber : Departemen Personalia dan Umum PT Argo Pantes Tangerang Tanpa Skala

Gambar 2.2 : Tata letak bangunan PT Argo Pantes Tangerang

8

8

Keterangan Gambar 2.2 Halaman 7:

1. Kantor

2. Departemen Pemintalan 1

3. Departemen Pemintalan 2

4. Departemen Pemintalan 3

5. Departemen Pertenunan 1

6. Departemen Pertenunan 2 (tidak aktif)

7. Departemen Pencelupan-Penyempurnaan 1

8. Departemen Pencelupan-Penyempurnaan 2

9. Departemen Pencelupan Benang

10. Gudang Kain Mentah

11. Gudang Ekspor

12. Gudang Kain Jadi

13. Gudang Kapas

14. Gudang Umum

15. Gudang Benang

16. Pembangkit Uap (Boiler 1)

17. Pembangkit Uap (Boiler 2)

18. Pembangkit Uap (Boiler 3)

19. Unit Pengolahan Air (Water Treatment Equipment) 1

20. Unit Pengolahan Air (Water Treatment Equipment) 2

21. Pembangkit Listrik (Power 1)

22. Pembangkit Listrik (Power 2)

23. Unit Pengolahan Limbah Cair (Waste Water Treatment Equipment)

24. Bengkel Umum

25. Tangki Oli

26. Bengkel Mesin

27. Kantin B

28. Bangdiklat dan Perpustakaan

29. Gedung Olah Raga

30. Lapangan Tenis

31. Mess Karyawan

32. Perumahan Staf

33. PT Argo Fajar

34. PT Argo Beni

35. Area Parkir Motor

9

36. Masjid

37. Koperasi Karyawan

38. Logistik dan APP

39. Kantin A

40. Asrama Keluarga

41. Asrama Karyawan

42. Lapangan Sepakbola

43. Poliklinik

44. Daur Ulang NaOH

45. Daur Ulang PVA

2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Bentuk Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Argo Pantes Tangerang, termasuk juga struktur organisasi

departemen pertenunan berbentuk garis dan staf. Gambar 2.3 pada halaman 10

menunjukkan strukur organisasi PT Argo Pantes Tangerang, sedangkan Gambar

2.4 pada halaman 11 menunjukan strukur organisasi departemen pertenunan PT

Argo Pantes Tangerang. Dengan bentuk seperti ini, berarti adanya wewenang yang

berjalan dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam hal ini mulai dari pimpinan pabrik

sampai karyawan, dan adanya staf/suatu otoritas ke samping, suatu bagian

bertugas membantu bagian lain tanpa dapat mengambil suatu keputusan.

Secara umum, elemen dalam organisasi PT Argo Pantes Tangerang terdiri dari :

1. Direktur Utama Perusahaan

2. Sekretaris

3. Staf

4. Manajer Umum

5. Manajer Unit (Manager)

6. Kepala Unit (Kepala Departemen)

7. Section Head (Kepala Bagian)

8. Shift Leader (Kepala Shift)

9. Supervisor (Pengatur)

10. Operator

10

10

Sumber : Departemen Personalia dan Umum PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.3 : Struktur Organisasi PT Argo Pantes Tangerang Keterangan gambar : : Struktur Organisasi Garis : Keanggotaannya lebih dari 1 : Struktur Organisasi Staf

Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator

SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV

Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift

Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag

Kadept. Spinning

1

Kadept. Spinning

2

Kadept. Spinning

3

Kadept.

Weaving

Kadept. Dyeing

Finishing

Kadept. Yarn

Dyeing

Kadept. Mekanik

Kadept. Listrik

Kadept. PPT

Kadept. Personalia & Umum

Kadept. PP SDM

Kadept. K - 3

Kadept. Logistik

Kadept. Perguda

ngan

Staf

PPC

Staf

PPC

Staf

PPC

Staf Ahli

Staf Ahli

Staf Ahli Staf

Lab Staf Lab

ManagerSpinning

ManagerWeaving

Manager Yarn Dyeing &

Dyeing Finishing

ManagerTeknik &

Tenaga

ManagerSDM &

Umum

Staf Pemeriksa

Keuangan

Staf Pengupah

Manager Umum bidang Pemasaran

& Pembelian

Manager Umum bidang Produksi

Staf Ahli Sekretaris

Direktur Utama

Staf APP

10

11

Sumber : Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.4 : Struktur Organisasi Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Keterangan gambar : : Struktur Organisasi Garis : Keanggotaannya lebih dari 1 : Struktur Organisasi Staf

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

OPR

SPVR

MTR

KBS

SPV

SPV

Kb

Umu

m

Quality

SPV

SPT

SPV

SPV

SPV

SPV

Listrik

Pre

v

TQ

TC

Sta

f

DS

Regu A, B, dan C

DS

Packing

PC YD Regu A, B, dan C

Regu A, B, dan C

Regu A, B, dan C

Tenun DS

Listrik

T190/T170

Manager

Kepala Departemen Weaving

PC YD / Persiapan Tenun Grey Tenun YD MTC Persiapan / Tenun

Pers

TSD

T610/T600

Q Control Finish / Bale / Pack

Staf Ahli

Manager

Senior Staf

Section Head

Shift Leader

Supervisor

Operator

Dept. Head

11

12

12

Keterangan Gambar 2.3 Halaman 10 :

1. APP : Administrasi Perencanaan Produksi

2. PPC : Planning Production Control

3. PPT : Penunjang Produksi Tekstil

4. SDM : Sumber Daya Manusia

5. PP SDM : Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

6. K-3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

7. Kadept. : Kepala Departemen

8. Kabag. : Kepala Bagian

2.2.2 Uraian Tugas

Secara garis besar uraian tugas pada masing-masing bagian adalah sebagai

berikut:

1) Direktur Utama Perusahaan

1 Merumuskan arah dan tujuan perusahaan melalui berbagai kebijaksanaan

dan segala ketentuan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan

lainnya.

2 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional perusahaan agar dapat

berjalan lancar, efektif dan efisien.

3 Bertanggung jawab penuh kepada para pemilik perusahaan dan melaporkan

semua kegiatan operasional perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

4 Meramalkan kegiatan operasional perusahaan yang akan datang.

2) Sekretaris

1. Menghimpun dan menyajikan data informasi baik internal maupun eksternal

organisasi, termasuk permasalahan yang berdampak pada perusahaan

secara keseluruhan serta menganalisa hal-hal tersebut.

2. Mempersiapkan dan mengatur rencana rapat direktur serta kegiatan lainnya,

membuat notulen rapat, mendistribusikannya pada pihak yang

berkepentingan.

3) Manajer Umum dan Manajer Departemen

1 Memantau kinerja pabrik.

2 Menjamin kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan.

3 Menjamin adanya penyempurnaan yang berkelanjutan.

4 Membuat kebijakan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

5 Memastikan kelancaran pabrik

13

4) Kepala Departemen

1. Menetapkan program ISO di unit masing-masing.

2. Menandatangani Prosedur Operasional Standar dan Instruksi Kerja.

3. Mengontrol pelaksanaan ISO.

4. Memproduksi produk yang direncanakan PPC.

5 Menjamin tercapainya kebijakan dan sasaran perusahaan.

6 Menganggarkan masalah ISO dalam Anggaran Tahunan.

5) Staf Ahli (staf APP, PPC, Lab, pemeriksa keuangan, pengupah)

1. Membantu direktur utama, manajer umum dan manajer departemen, dalam

melaksanakan pemantauan kinerja perusahaan.

2. Memberi pendapat kepada manajer departemen atau kepala departemen

tentang permasalahan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

6) Kepala Bagian

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di

bagian masing-masing.

2. Melaksanakan pendidikan dan latihan bagi karyawan yang menjadi tanggung

jawabnya.

3. Menjamin tersedianya sarana kerja di wilayah kerjanya.

4. Membuat dan mendukung program kegiatan ISO.

5. Melaporkan kinerja wilayah kerjanya kepada kepala departemen.

7) Kepala shift

1. Mengawasi pelaksanaan sistem menajemen mutu (SMM) (ISO 9001:2000)

di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Mengusahakan dan mendistribusikan sasaran kerja.

3. Membantu Kepala Bagian menyelenggarakan pendidikan dan latihan.

8) Supervisor

1. Mengawasi pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di wilayah

kerjanya.

2. Mengusahakan dan mendistribusikan saran kerja.

3. Membantu Kepala Bagian dalam urusan pendidikan dan latihan.

9) Operator

1. Melaksanakan instruksi kerja yang ditugaskan.

2. Memastikan bahwa pelaksanaan tugas sesuai dengan Instruksi Kerja yang

telah diberikan.

14

14

2.3 Permodalan

PT Argo Pantes pada awal berdirinya merupakan perusahaan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari saham perorangan dengan penanam

modalnya antara lain :

1. H. Musa sebesar 37,0 %

2. Ning King sebesar 23,3 %

3. Karman Widjaya sebesar 10,7 %

4. Lie Ang Sioe Nioe sebesar 10,7 %

5. Tiga pemegang saham lainnya sebesar 18,3 %

Adapun besarnya nominal yang digunakan, pihak perusahan sangat menjaga

kerahasiaannya, sehingga hal tersebut tidak dapat dipaparkan.

Pada tanggal 30 Juni 1990, akibat dari pengalihan dan peleburan seluruh aset PT

Dharma Manunggal ke dalam PT Argo Pantes, maka PT Dharma Manunggal ikut

serta menjadi pemilik saham. Selain itu, International Finance Corporation,

Washington, Amerika Serikat ikut serta menanamkan modal, sehingga PT Argo

Pantes Tangerang tidak lagi berbentuk PMDN, melainkan berbentuk perusahaan

milik campuran.

2.4 Pemasaran

Seluruh produk yang dibuat oleh PT Argo Pantes Tangerang merupakan pesanan

dari para costumer melalui bagian pemasaran perusahaan. Adapun usaha

pemasaran yang dilakukan PT Argo Pantes Tangerang berkonsentrasi pada dua

hal, yakni memperluas penjualan produk-produk yang memiliki nilai tambah yang

lebih tinggi dan mengembangkan kemitraan secara langsung dengan para

pelanggan yang diantaranya yaitu pemilik merek-merek internasional yang terkenal.

Jaringan pemasaran PT Argo Pantes Tangerang telah lama dipelopori oleh

pendirinya yaitu Ning King yang secara aktif telah terlibat dalam perdagangan

produk-produk tekstil sejak tahun 1950 dengan lebih berorientasi pada pasar ekspor

(80%) daripada pasar lokal (20%).

Negara-negara tujuan ekspor dari produk PT Argo Pantes Tangerang yang telah

berhasil ditembus antara lain : Belanda, Jerman, Korea, Italia, China, Vietnam,

Belgia, Zimbabwe, Singapura, Perancis, Hongkong, Kanada, Inggris, Jepang,

Australia, Taiwan, Malaysia, dan Amerika. Sedangkan untuk tujuan pasar lokal,

produk-produk PT Argo Pantes Tangerang telah dipasarkan ke beberapa

15

perusahaan lokal, antara lain: Sutratex, Citrasari, Surya, Subur, Ayoetex, Sarana,

Central S, Asiatex, Garudatex, Asa pratama, Hing’s, Argo Pantes Fajar, Indo Taichi,

Noah tex, Sinar Bandung, Bali exp, Lucky Print, Luen Fung, dan Aneka Tex.

2.5 Produksi

Pada bulan Januari 1997, PT Argo Pantes mendapatkan ISO 9001 dari Societe

Generale de Surveillance (SGS) karena kemampuannya memenuhi kepuasan

pelanggan semaksimal mungkin, meningkatkan produktivitas secara konsisten,

meningkatkan kemampuan SDM. Departemen Pertenunan PT Argo Pantes

Tangerang sampai saat ini masih memproduksi kain mentah (kain grey) dan kain

corak berdasarkan pesanan dari customer dan memasok kain grey yang secara

khusus dipesan oleh departemen pencelupan penyempurnaan.

Alur penerimaan pesanan dapat dilihat pada gambar 2.5 di halaman 16.

Pemesan (customer) memesan produk kepada bagian pemasaran. Dalam hal

ini customer biasanya membawa contoh produk yang diinginkan, seperti contoh

benang atau kain. Bila tidak membawa contoh produk, customer dapat melihat

katalog produk yang dihasilkan oleh PT Argo Pantes Tangerang.

Pesanan tersebut selanjutnya diteruskan ke bagian Administrasi Perencanaan

Produksi (APP) yang membuat perencanaan produksinya, untuk menentukan

kebutuhan bahan baku yang diperlukan.

Kemudian bagian APP memberikan informasi kepada bagian produksi dan

selanjutnya diteruskan ke bagian Planning Production Control (PPC) dan

laboratorium guna menetapkan syarat-syarat proses dan aspek teknis yang

harus diperhatikan dalam menjalankan proses produksi yang akan dilakukan.

Setelah itu, bagian produksi melakukan pembuatan produk untuk contoh dan

kemudian diberikan kepada pihak pemesan melalui bagian pemasaran untuk

mengadakan kesepakatan. Bagian produksi tidak perlu membuat contoh produk

terlebih dahulu jika pemesan tersebut pernah memesan produk yang sama

sebelumnya.

Apabila tidak terjadi kesepakatan terhadap contoh produk yang telah dibuat,

maka bagian pemasaran menguhubungi bagian APP untuk segera membuat

contoh produk kembali sampai terjadi kesepakatan dengan pihak pemesan.

16

16

Setelah tercapai kesepakatan, pemesan menghubungi bagian pemasaran

kembali untuk segera mengerjakan pesanannya tersebut.

Bagian produksi kemudian melaksanakan proses produksi sesuai pesanan.

Pesanan yang telah dibuat selanjutnya dikirim oleh bagian pemasaran ke

pemesan.

Sumber : Bagian Pemasaran PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.5 : Alur Penerimaan Pesanan Produksi

Customer / Pemesan

Bagian Pemasaran

Bagian APP (Administrasi Perencanaan Produksi)

Departemen Produksi (membuat contoh produk)

Persetujuan Contoh Produk

Departemen Produksi (melaksanakan proses produksi)

Bagian Pemasaran

Customer / Pemesan

Bagian PPC (Planning Production Control) dan Laboratorium

TIDAK

YA

17

2.5.1 Jenis dan Jumlah Produk

Secara umum PT Argo Pantes Tangerang memproduksi kain dan benang, dengan

bahan dasar menggunakan serat kapas dan campuran poliester-kapas dengan

perbandingan tertentu. Untuk Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tbk

Tangerang, bahan baku yang digunakan berupa benang didatangkan dari

departemen pemintalan PT Argo Pantes Tbk Tangerang. Departemen Pertenunan

PT Argo Pantes Tangerang mempunyai mesin tenun sebanyak 343 buah. Produk

dari departemen pertenunan berupa kain mentah (grey) dengan kapasitas produksi

rata-rata per bulan mencapai 1,414 juta yard. Jenis kain grey yang dihasilkan

berupa kain grey biasa, yang berupa kain grey 100% kapas (combed maupun

carded) dan campuran poliester-kapas dengan persentase perbandingannya :

65/35, 35/65, 50/50, 45/55, 20/80, dan 80/20. Jenis kain yang dihasilkan berupa

kain dengan anyaman turunan keper, pique, keper, twill, dan satin. Selain

memproduksi kain grey biasa, juga memproduksi kain grey bercorak, yang berupa

kain bercorak 100% kapas dan kain bercorak campuran poliester-kapas dengan

perbandingan 65/35 dan 40/60. Beberapa jenis kain yang pernah dibuat

departemen pertenunan dapat dilihat di tabel 2.2 pada halaman 18.

Jumlah produk kain di departemen pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

mengalami fluktuasi tiap bulannya sesuai dengan pesanan yang diterima. Jumlah

produk kain periode bulan Februari 2014 sampai dengan bulan April 2014 dapat

dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Jumlah Produksi Kain Departemen Pertenunan

Periode Bulan Februari 2014 – April 2014

No. Jenis Kain

Jumlah Produksi Kain (yard) Rata-rata

(yard) Februari

2014 Maret 2014 April 2014

1 Kain Grey 1.414.963 1.259.318 1.287.616 1.320.633

2 Kain Corak 85.000 84.560 85.170 84.910

Total 1.499.963 1.343.878 1.372.786 1.405.543

Sumber : Quality Control Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

18

18

Tabel 2.2 Jenis Produksi Kain Departemen Pertenunan

NO JENIS KAIN

TETAL (HELAI/INCI) NOMOR BENANG LEBAR KAIN (INCI)

JENIS ANYAMAN

LUSI PAKAN LUSI PAKAN

1 1163 90 53 TC 35 20 TC 35 20 63 Polos

2 1184 100 50 TC 35 24 TC 35 24 63 Polos

3 1188 110 70 TC 35 24 TC 35 24 63 Polos

4 1191 110 60 TC 35 30 TC 35 30 63 Polos

5 1199 110 80 TC 35 45 FIL 75 D 63 Polos

6 1134 133 72 TC 45 45 TC 45 45 63 polos

7 1444 108 58 TC 35 20 TC 35 20 63 Keper 2/1

8 1462 130 70 TC 35 30 TC 35 30 63 Keper 3/1

9 1463 95 58 TC 35 20 TC 35 20 67 Keper 2/1

10 1473 108 58 TC 35 20 TC 35 20 67 Keper 2/1

11 1484 95 58 TC 35 20 TC 35 20 65 Keper 2/1

12 1485 79 52 TC 35 14 TC 35 14 65 Keper 2/1

13 2115 132 66 CM 40 CT 34 45 63 Polos

14 2144 132 72 CT 55 45 CT 55 45 63 Polos

15 2402 132 72 CM 40 CT 35 45 63 Keper 2/1

16 2426 133 80 CM 40 CT 35 45 63 Keper 2/1

17 2618 110 47 CT 35 45 CM 16 63 Turunan Polos

18 4155 133 72 CM 40 CM 50 63 Polos

19 4143 144 80 CM 50 CM 50 63 Polos

20 4192 120 100 CM 40 CM 40 63 Keper 2/1

21 4440 132 70 CM 30 CM 30 63 Keper 2/1

22 4494 108 56 CD 16 CD 12 63 Keper 3/1

23 4539 132 72 CM 40 CM 40 63 Pique

24 4597 116 60 CD 20 CD 16 63 Turunan Keper

25 4598 116 60 CD 20 CD 16 63 Turunan Keper

26 4610 116 60 CD 20 CD 16 65 Turunan Keper

27 11102 110 80 TC 35 45 TC 35 45 68 Polos

28 41158 100 51 CD 19 CD 19 65 Polos

29 41166 60 60 CD 20 CD 20 52 Polos

30 41170 110 56 CM 40/2 CM 40/2 63 Polos

31 41172 60 60 CD 20 CD 20 67 Polos

32 41181 102 70 CM 40 CM 40 65 Polos

33 41186 116 80 CD 30 CD 30 63 Polos

34 41212 68 68 CD 30 CD 30 64 Polos

35 45118 93 50 CD 12 CD 16 63 Turunan Keper

36 45129 120 90 CM 30 CM 30 63 Turunan Keper

Sumber : Quality Control Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Keterangan Tabel 2.2: CM = Combed TC = Tetoron Cotton CD = Carded TC 35 20 = Cotton 35% & Nomor benang Ne1 20 FIL = Filamen

19

2.5.2 Mesin dan Tata Letak

Tata letak adalah cara pengaturan letak, baik peralatan produksi maupun ruangan-

ruangan sebagai penunjang kelancaran proses produksi. Tujuan adanya

pengaturan tata letak adalah untuk memperlancar proses produksi sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk setiap tahapan proses produksi dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien.

Tata letak yang digunakan PT Argo Pantes Tangerang yaitu sistem

process/functional lay out, yaitu pengaturan dan penempatan dari segala mesin

serta peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis sama ke dalam satu departemen

dapat dilihat pada gambar 2.6 pada halaman 22. Mesin-mesin produksi yang ada di

PT Argo Pantes Tangerang ditempatkan pada departemen-departemen produksi

sesuai dengan jenis dan fungsinya masing-masing, dapat dilihat pada tabel 2.3

pada halaman 21.

A. Bagian Persiapan Pertenunan

1. Mesin Heat Setter

Membuat stabil dimensi benang pakan agar tidak terpilin sewaktu proses. Mesin

ini dengan kata lain bertujuan untuk mengurangi crinkle yang ada/terdapat pada

benang.

2. Mesin Cone Winder

Menggulung kembali benang yang berasal dari sisa penghanian untuk

menghasilkan gulungan benang dalam bentuk cone yang sesuai dengan volume

yang diinginkan.

3. Mesin Direct Warper

Menggulung benang lusi dari bentuk cone ke bentuk gulungan sejajar pada

beam hani. Benang lusi dalam beam hani digulung dengan lebar gulungan yang

sebenarnya tetapi tetalnya tidak sebenarnya.

4. Mesin Sectional Warper

Menggulung benang lusi dari bentuk cone ke bentuk gulungan sejajar pada

beam hani. Benang lusi dalam beam hani digulung dengan lebar gulungan dan

tetal yang sebenarnya.

5. Mesin Sizing

Memberikan larutan kanji pada benang lusi. Hal ini bertujuan agar kekuatan

benang lusi tersebut meningkat dan tahan terhadap gesekan yang terjadi

selama proses pertenunan berlangsung.

20

20

6. Mesin Leasing

Menghitung ulang jumlah benang lusi pada beam tenun dan memisahkan

benang lusi yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk memudahkan

dalam proses pencucukan.

7. Mesin Beam Stocker

Sebagai tempat menyimpan beam lusi hasil proses penganjian yang disimpan di

suatu tempat.

8. Mesin Tying

Menyambung benang lusi pada beam tenun yang lama sebagai sisa proses

pertenunan yang masih tercucuk pada dropper, heald frame dan sisir tenun

dengan benang lusi pada beam yang baru untuk melanjutkan pembuatan kain

dengan konstruksi kain yang sama dengan sebelumnya.

9. Mesin Reaching

Memasukkan benang-benang lusi ke dalam dropper, heald frame, dan sisir

tenun sesuai dengan desain anyamannya.

B. Bagian Pertenunan

1. Mesin Tenun Air Jet

Melakukan proses pertenunan dengan menyilangkan benang lusi dan benang

pakan, dimana media peluncuran pakannya menggunakan hembusan udara

melalui nozle.

2. Mesin Tenun Rapier

Melakukan proses pertenunan dengan menyilangkan benang lusi dan benang

pakan, dimana media peluncur pakannya menggunakan rapier.

C. Bagian Finishing

1. Mesin Inspecting

Membantu memeriksa jumlah cacat kain dan menghitung jumlah cacat pada

kain untuk menentukan grade kain tersebut.

2. Mesin Folding

Melipat kain hasil proses inspecting agar kain menjadi rapih dan memudahkan

untuk diangkut ke bagian lain serta untuk menghitung panjang kain setelah

dilakukan inspecting.

21

Tabel 2.3 Jumlah dan Spesifikasi Mesin di Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Sumber : Unit Maintenance Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

No Jenis Mesin Merek Asal Tipe Tahun Kapasitas Kecepatan Unit Daya

1 Mesin Heat Setter NICUM Jepang SBRF-4 1973 192 cones/ mesin - 1 unit 11 kw

2 Mesin Cone Winder MURATA Jepang RTW-14 1979 108 drum/ mesin 80 yard/ menit 2 unit 3,2 kw

3 Mesin Direct

Warper BENNINGER Swiss

ZG-M1600 1986 768 cones/ mesin 500 yard/ menit 3 unit 11,41 kw

ZG-L1600 1990 768 cones/ mesin 600 yard/ menit 1 unit 11,41 kw

4 Mesin Sectional

Warper BENNINGER Swiss SG-S-3000 1986 640 cones/ mesin 500 yard/ menit 2 unit 8,5 kw

5 Mesin Sizing BABA Jepang G-12HD-48 1986 12 beam/ mesin 2-100 yard/ menit 3 unit 27 kw

ZELL Jerman 2XKK/Z6/2F 1986 14 beam/ mesin 6-100 yard/ menit 1 unit 25 kw

6 Mesin Leasing TODO Jepang TC-103 1989 - 125 helai/ menit 2 unit 0,18 kw

7 Mesin Beam

Stocker TODO Jepang HW-60 1985 60 beam - 2 unit 8,1 kw

8 Mesin Tying TODO Jepang NK-1 1985 - 80 helai/menit 3 unit 0,04 kw

9 Mesin Reaching TODO Jepang

NL-90 1985 - - 3 unit 0,06 kw

NL-80 1985 - - 5 unit 0,02 kw

NL-70 1985 - - 1 unit 0,02 kw

R-80 1985 - - 2 unit 0,02 kw

R-1308 1986 - - 1 unit 0,04 kw

NL-1308 1986 - - 2 unit 0,04 kw

NL-80 1995 - - 5 unit 0.02 kw

NL-80S 1994 - - 2 unit 0,02 kw

NL-80S 1995 - - 2 unit 0,02 kw

R-90 1980 - - 3 unit 0,06 kw

10 Mesin Tenun Air Jet

TOYOTA

Jepang

T-170 1989 Lebar kerja 70” 600 rpm 83 unit 2,6 kw

T-190 1990 Lebar kerja 70 “ 600 rpm 34 unit 2,6 kw

TSUDAKOMA

ZA203I 1985 Lebar kerja 75” 550 rpm 35 unit 2,7 kw

ZA205I 1993 Lebar kerja 75” 600 rpm 61unit 2,7 kw

ZA209I 1993 Lebar kerja 75” 650 rpm 88 unit 2,7 kw

11 Mesin Tenun Rapier PICANOL Belgia

GTX 1996 Lebar kerja 75” 400 rpm 20 unit 5,75 kw

GTX-4R 1996 Lebar kerja 75” 380 rpm 2 unit 5,75 kw

KINGTEX China KT566 2008 Lebar kerja 75” 550 rpm 20 unit 5,5 kw

12 Mesin Inspecting SETIA LOGAM Indonesia SL-101-VC 1990 - 28-30 yard/ menit 19 unit 0,6 kw

13 Mesin Folding KOMINAMI Jepang F-2S70 1985 - 79 yard/ menit 2 unit 0,75 kw

HAF-3A75 1990 - 80 yard/ menit 2 unit 0,75 kw

21

22

22

Sumber : Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Tanpa Skala

Gambar 2.6 : Tata Letak Ruang dan Mesin di Unit Weaving

23

Keterangan Gambar 2.6 :

1. Ruang Kepala Bagian Operasional

Tenun

2. Ruang Sholat Pria

3. Ruang Sholat Wanita

4. Ruang Kepala bagian Maintenance

5. Ruang Unit Maintenance I

6. Ruang Unit Spare Part

7. Ruang Unit Maintenance Listrik

8. Ruang Perlengkapan Kerja

9. Ruang Unit Kompresor I

10. Ruang Unit Kompresor II

11. Ruang Unit Operasional

Tenun I

12. ruang Unit Desain Tenun

13. Ruang Pertemuan I

14. Ruang Pimpinan Departemen

15. Ruang Finishing Control

16. Ruang Pertemuan II

17. Mesin Cone Winder

18. Mesin Pencucukan

19. Ruang Bibit

20. Mesin Beam Stocker

21. Mesin Leasing

22. Ruang Kepala Bagian Maintenance

Persiapan

23. Ruang Unit Maintenance Persiapan

24. Ruang Sampling

25. Mesin Sizing

26. Ruang Pemasakan Kanji

27. Mesin Direct Warping

28. Mesin Sectional Warping

29. Ruang Persediaan Benang

30. Mesin Heat Setter

31. Toilet

32. Mesin Inspecting

33. Mesin Folding

34. Ruang Kepala Bagian Finishing

35. Ruang Tempat Persediaan Kain

36. Ruang Unit Finishing

37. Ruang Unit Maintenance Tenun II

38. Ruang Unit Operasional Tenun II

39. Toilet

40. Mesin AJL Toyota ( T 170 )

41. Mesin AJL Tsudakoma ( ZA 205i )

42. Mesin AJL Toyota ( T 190 )

43. Mesin Tenun Rapier Kingtex

44. Mesin AJL Tsudakoma ( ZA 209i )

45. Mesin AJL Nakano

46. Mesin Tenun Rapier Picanol GTX4R

47. Mesin Tenun Rapier Picanol GTX

48. Unit Boiler 3

24

24

2.5.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin

Pemeliharaan mesin merupakan suatu upaya kegiatan berupa perawatan,

pencegahan serta perbaikan kerusakan mesin untuk mempertahankan kondisi

mesin agar mesin dapat beroperasi secara optimal dan menjaga usia mesin itu

sendiri. Jenis kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin secara garis besar dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1). Penyetelan dan pemeriksaan (adjusment and checking)

Kegiatan ini meliputi pembersihan, pemeriksaan dan penyetelan kembali bagian-

bagian mesin yang longgar atau berubah kedudukannya.

2). Perawatan pencegahan Kerusakan (preventive maintenance)

Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan untuk menjaga dan mencegah terjadinya

kerusakan pada mesin, kegiatan ini meliputi :

a. Scouring

Kegiatan perawatan mesin yang merupakan kombinasi antara pembongkaran,

pembersihan, pemeriksaan, pemasangan kembali, penyetelan dan pelumasan

mesin yang bertujuan menjaga kondisi mesin.

b. Oiling

Kegiatan pemberian pelumas pada mesin-mesin dengan jadwal yang disusun

sesuai dengan petunjuk perusahaan pembuat mesin.

3). Perawatan perbaikan (corrective maintenance)

Kegiatan ini dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan, yang meliputi

kegiatan perbaikan dan penggantian bagian mesin yang rusak dengan suku

cadang yang tersedia.

4) Perbaikan dan pembongkaran seluruh bagian mesin (overhauling and general

repair)

Kegiatan ini meliputi pembongkaran mesin secara menyeluruh, terdiri dari:

pemeriksaan dan penyetelan mesin, pembersihan, pembongkaran frame,

leveling frame, linning mesin serta penggantian bagian-bagian mesin yang telah

mengalami kerusakan.

Kegiatan maintenance dilakukan secara berkala dan disesuaikan dengan standar

perusahaan. Kegiatan maintenance sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

sesuai dengan work instruction. Untuk keterangan jadwal maintenance mesin tenun

departemen pertenunan PT Argo Pantes Tbk Tangerang dapat dilihat pada tabel 2.4

pada halaman 25.

25

Tabel 2.4 Jadwal Kegiatan Maintenance Mesin Tenun Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Check Point Uraian Periode

A. PELUMASAN

1.Pengolian jack lever, back roller, cutter, dan easing shaft.

Diberi oli Mingguan

2. Grease rod end, easing shaft, jack lever. Diberi grease Mingguan

B. PENGONTROLAN MESIN

1. Kebersihan mesin Dibersihkan Harian

2. Selvedge Pinggiran 3 mm s/d 5 mm Harian

3. Check teliti Distel Harian

4. Perbaikan mesin Diperbaiki Harian

5. Air pressure Tekanan udara distel Mingguan

6. Spring shedding Putus, diganti 1 bulan

7. Oil filter Filter dibersihkan 1 bulan

8. Brake band Kotor, dibersihkan 1 bulan

9. Magnet plate Dibersihkan 1 bulan

10. Stopper rod Aus, diganti 1 bulan

11. Leno selvedge feeler Stel, dibersihkan 1 bulan

12. Gripper cam Dibersihkan, diberi grease 1 bulan

13. Air tube Aus, diganti 1 bulan

14. Handle lever Dibersihkan, diberi grease 1 bulan

15. Van belt Kendor, distel 2 bulan

16. Gear-gear taking up Dibersihkan, diberi grease 2 bulan

17. Selenoide valve Dibersihkan 3 bulan

18. Main nozzle Dibersihkan 3 bulan

19. HTD belt Distel, dibersihkan 3 bulan

20. Air filter Diperbaiki 3 bulan

21. Oil fan grease Dibersihkan, diberi grease 6 bulan

22. Intermediate gear Dibersihkan, diberi grease 6 bulan

C. LAIN-LAIN

1. Check rpm Di check 1 bulan

2. Check pemakaian udara Di check 1 bulan

3. Pengencangan angkur belt Di check, kencangkan 6 bulan

4. Service magnet cloth Service, ganti 1,5 tahun

5. Service sub valve Service, ganti 1 tahun

6. Service weft guide Service, ganti 1 tahun

7. Service traveling cleaner Service, overhoule 1 tahun

8. Ganti rubber strip Aus, Diganti 1 tahun

9. Overhauling and General Repair Di check, dibersihkan,

diperbaiki, diberi grease, di stel, diganti

2 tahun

Sumber : Unit Maintenance Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

26

26

2.5.4 Diagram Alir Proses Produksi

Secara umum PT Argo Pantes Tangerang yang merupakan perusahaan tekstil

terpadu mengolah bahan baku yaitu serat kapas dan serat buatan (poliester)

sampai menjadi kain jadi (kain finish). Proses produksi PT Argo Pantes Tangerang

dapat dilihat dengan diagram alir pada Gambar 2.7 berikut :

Sumber : Marketing PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.7 : Diagram Alir Proses Produksi PT Argo Pantes Tangerang

Dari Gambar 2.7 di atas dapat diperjelas sebagai berikut.

1. Serat

Proses produksi yaitu berawal dari serat. Serat yang akan diolah berupa serat alam

(serat kapas) dan serat buatan (serat poliester). Pengolahan serat tersebut dapat

berupa 100% kapas maupun campuran dari kedua jenis serat tersebut dengan

perbandingan tertentu. Serat alam yang akan diolah biasanya didapatkan dengan

cara mengimpor dari negara lain penghasil kapas, sedangkan untuk serat poliester

biasanya didapatkan dengan cara membeli dari perusahaan lain di dalam negeri.

Pemintalan (Spinning)

Pertenunan (Weaving)

Pencelupan (Dyeing)

Penyempurnaan (Finishing)

Pengepakan (Packing)

Pencelupan Benang (Yarn Dyeing)

SERAT SERAT

Pemintalan (Spinning)

Pengepakan (Packing)

Pertenunan (Weaving)

SERAT

Pemintalan (Spinning)

Pertenunan (Weaving)

Penyempurnaan (Finishing)

Pengepakan (Packing)

27

2. Pemintalan (spinning)

Proses pertama pengolahan serat tersebut berdasarkan urutan diagram alir proses

adalah proses pemintalan, didalam proses ini serat yang masih berupa bahan baku

diproses menjadi benang dengan berbagai jenis, antara lain : benang CD, CM, TC,

dan PE dengan nomor yang beragam.

3. Pencelupan benang (yarn dyeing)

Proses berikutnya adalah proses pencelupan benang, didalam proses ini benang

hasil proses pemintalan dicelup sesuai dengan warna yang diinginkan untuk

diproses pada tahap berikutnya. Selain digunakan untuk proses produksi sendiri,

benang celup hasil proses pencelupan benang (yarn dyeing) dikemas pada proses

pengepakan untuk kemudian dijual pada pihak luar.

4. Pertenunan (weaving)

Proses pertenunan yaitu proses menganyam benang sehingga menghasilkan kain.

Proses pertenunan ini bisa berupa pertenunan benang hasil pemintalan maupun

pertenunan benang hasil pencelupan. Pertenunan benang hasil pemintalan pada

umumnya menghasilkan kain mentah atau biasa disebut kain grey. Kain grey yang

diproduksi bisa bentuk kain grey bercorak.

5. Pencelupan (dyeing)

Pencelupan adalah proses pewarnaan. Proses pewarnaan ini dapat dikerjakan pada

benang maupun pada kain. Proses pencelupan yang dikerjakan sesuai dengan

pesanan yang datang dari konsumen.

6. Penyempurnaan (finishing)

Proses penyempurnaan adalah proses tambahan setelah proses pencelupan

selesai, proses ini bertujuan untuk mendapatkan kain dengan efek/ sifat tertentu.

Proses penyempurnaan juga dapat dikerjakan pada kain yang tidak dicelup atau

dengan kata lain kain yang berasal dari proses pertenunan. Tidak semua kain

melalui proses penyempurnaan, karena ada beberapa jenis kain yang berasal dari

pertenunan langsung ke proses pengepakan, biasanya kain ini akan diproses lebih

lanjut oleh pihak/ pabrik lain.

7. Pengepakan (verpacking)

Proses akhir adalah proses pengepakan, pada proses ini dilakukan pengemasan

berbagai produk baik kain maupun benang yang kemudian dijual pada konsumen.

28

28

2.5.4.1 Diagram Alir Proses Produksi Departemen Pertenunan

Proses produksi di Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam diagram alir proses produksi.

Adapun gambar diagram alir proses produksi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8

berikut ini :

Sumber : Bagian Produksi Departemen Pertenunan PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.8 : Diagram Alir Proses Produksi Departemen Pertenunan

Keterangan Gambar 2.8 :

1. Bahan baku

Bahan baku berupa benang dari spinning, baik berasal dari departemen spinning PT

Argo Pantes maupun didatangkan dari luar.

2. Heat setter

Membuat stabil dimensi benang pakan agar tidak terpilin sewaktu proses

peluncuran pakan pada saat pertenunan. Dengan kata lain mesin ini bertujuan

untuk mengurangi crinkle benang.

3. Warping

Pemindahan gulungan benang dari gulungan cones menjadi gulungan boom sesuai

dengan panjang yang ditentukan.

Benang Lusi Benang Pakan

Warping

Sizing

Reaching

Weaving

Inspecting

Folding

Packing

Tying Heat Setter

29

4. Sizing

Proses memberikan lapisan kanji pada benang lusi untuk menidurkan bulu-bulu

benang, menambah kekuatan benang, dan menambah daya gesek.

5. Reaching

Memasukkan benang lusi yang telah dikanji ke dalam gun, dropper, dan sisir sesuai

dengan jenis anyaman yang direncanakan.

6. Tying

Apabila ingin memproduksi kain dengan konstruksi yang sama, sedangkan benang

pada boom habis maka dilakukan penyambungan benang lusi di atas mesin tenun,

dimana boom yang habis benangnya dilepas kemudian digantikan dengan boom

yang baru, lalu dilakukan penyambungan benang lusinya.

7. Weaving

Pembuatan kain dengan cara menganyam benang lusi dan benang pakan dengan

motif anyaman yang telah ditentukan.

8. Inspecting

Pemeriksaan kain setelah selesai ditenun untuk menentukan grade kain sesuai

dengan kelompoknya.

9. Folding

Melipat dan mendata kain yang sudah selesai di inspecting.

10. Packing

Menyusun kain di atas palet dan mendata sesuai dengan jenis maupun grade dari

kain tersebut.

Diagram alir proses produksi di Departemen Pertenunan PT Argo Pantes

Tangerang tersebut menjelaskan tentang urutan proses yang terjadi di bagian

produksi dalam pembuatan produk yang dipesan oleh costumer. Proses

pengerjaannya dimulai dari bagian persiapan pertenunan yang mempersiapkan

bahan baku, baik itu benang lusi maupun benang pakan untuk kemudian dilakukan

proses pertenunan. Selanjutnya, hasil proses tersebut yang berupa kain diperiksa

dan dikemas di bagian finish control untuk kemudian disimpan di gudang kain

sebelum dikirim ke costumer.

2.5.5 Pengendalian Mutu

Mutu produk hasil produksi PT Argo Pantes Tangerang tetap dikendalikan dengan

berbagai usaha pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan melalui

30

30

penanganan bahan dari bahan baku sampai menjadi produk jadi, penanganan

Produk Tidak Standar (PTS) penetapan kebijakan mutu (quality policies) dan

sasaran mutu (quality objective), pelaku dari proses pengendalian mutu tersebut

adalah seluruh elemen baik yang terkait proses produksi secara langsung maupun

secara tidak langsung di dalam lingkungan PT Argo Pantes Tangerang.

Pengendalian mutu di PT Argo Pantes Tangerang meliputi :

1. Merencanakan jumlah kebutuhan bahan baku

Kebutuhan bahan baku direncanakan agar tidak terjadi kekurangan pasokan bahan

baku maupun kelebihan pasokan bahan baku. Hal ini bertujuan agar jumlah

kebutuhan tepat guna.

2. Melakukan pengendalian selama proses produksi

Pengendalian proses produksi dilakukan dengan menetapkan alur proses yang

benar untuk setiap jenis produk. Selain itu dengan memberi laporan-laporan tertulis

tentang catatan mutu, serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi saat proses

produksi berlangsung, sehingga bila terjadi kesalahan ketika produksi dapat dicari

dengan segera penyebab timbulnya penyimpangan dan mencari kemungkinan-

kemungkinan untuk dapat memperkecil atau bahkan menghindari keadaan tersebut.

3. Melakukan pengecekan terhadap hasil produksi

Saat produksi berjalan dilakukan pengecekan terhadap produk yang di proses,

memastikan produksi sesuai dengan yang telah direncanakan, apabila tidak sesuai

dengan yang direncanakan maka dilakukan perbaikan.

4. Pemeriksaan terhadap hasil produksi

Setelah menjadi suatu produk dilakukan pemerikasaan terhadap hasil produk

tersebut. Dari laporan tersebut bagian produksi dapat mengetahui mutu produk

yang dihasilkan, sehingga bila terjadi hal-hal yang diliuar perencanaan maka dapat

ditindak lanjuti dengan langkah-langkah pencegahan dan perbaikan.

2.5.5.1 Penanganan Bahan (Material Handling)

Pengendalian mutu yang berkaitan dengan sebelum proses produksi yaitu

mencangkup pada penyimpanan bahan, dalam hal ini bahan baku sebelum

diproses. Sebelum proses produksi berjalan, bahan baku disimpan terlebih dahulu

di gudang. Mutu bahan baku harus terkontrol dan terpelihara selama dalam tempat

penyimpanan dari mulai penerimaan, penyimpanan, sampai pengeluaran.

Adapun prosedur yang digunakan mulai penerimaan sampai pengeluaran bahan

baku adalah sebagai berikut :

31

1) Bukti penerimaan barang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

2) Bukti penerimaan hasil produksi berikut fisik barang diterima dari bagian

produksi atau penyuplai yang telah disahkan oleh pejabat yang ditunjuk.

3) Barang ditempatkan sesuai dengan tata ruangnya.

4) Semua pergerakan barang dicatat dalam kartu stok, dan data dimasukkan ke

komputer untuk dilakukan pemeriksaan silang dengan kartu stok.

5) Tiap pengeluaran barang harus ada instruksi oleh pejabat yang ditunjuk.

6) Tiap pengeluaran barang harus sesuai dengan permintaan pada rencana

produksi dan rencana penjualan serta memo permintaan.

7) Tiap pengeluaran barang harus ada bukti pengeluaran barang.

Tahap selanjutnya untuk tetap menghasilkan produk yang bermutu yaitu

pengontrolan terhadap bahan baku yang sedang diproses. Pengendalian mutu yang

berkaitan dengan proses produksi dijelaskan sebagai berikut :

1) Inspeksi dilakukan pada bahan yang akan diproses

2) Kain yang akan diproses disertai dengan kartu proses yang memiliki

kelengkapan sebagai berikut : nomor order produksi, warna, nomor lot, nomor

gerobak, dan jumlah diterima.

3) Setiap operator membuat laporan harian mesin produksi dan laporan kualitas

bahan yang sedang diproses di mesin tersebut.

4) Setiap pergantian shift, operator membuat memo komunikasi dengan shift

berikutnya tentang keadaan yang telah atau sedang terjadi.

5) Kepala regu wajib menyerahkan laporan harian tersebut kepada kepala bagian.

6) Pengawasan dan pengamatan di lapangan dilakukan langsung oleh pengawas

sampai dengan manajer produksi.

7) Pemeriksaan mutu bahan dilakukan setiap akhir urutan proses.

8) Apabila hasil tidak sesuai dengan yang dipesan oleh customer, maka dilakukan

pengerjaan ulang, penolakan, ataupun permintaan ganti bahan.

9) Pengecekan terakhir dilakukan di bagian pemeriksaan (inspecting).

2.5.5.2 Penanganan Produk Tidak Standar (PTS)

Produk tidak standar merupakan hasil produksi yang tidak memenuhi standar

persyaratan mutu minimal perusahaan atau pelanggan. Kegiatan produksi tidak

selalu menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Oleh karena itu, apabila terjadi

produk tidak memenuhi standar maka harus segera dilakukan tindakan agar tidak

menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

32

32

Tindakan pengendalian hasil produksi atau barang yang tidak sesuai dalam

perusahaan mencakup semua produk tidak standar tiap hasil proses. Tindakan

korektif dan preventif dilakukan untuk memastikan bahwa produk tidak standar telah

diinventarisasi dan diperbaiki sehingga tidak terjadi lagi. Tindakan korektif dilakukan

bila ada komplain dari pelanggan internal (dalam negeri) maupun eksternal (luar

negeri) atau terjadi produk tidak standar. Sedangkan tindakan preventif dilakukan

dengan cara mengendalikan tiap proses menggunakan instruksi kerja dan standar

penetapan yang telah ditentukan.

Apabila Kantor Pusat melaporkan adanya keluhan pelanggan yang disebabkan

kesalahan proses, maka laporan tersebut segera ditangani. Tindakan selanjutnya

dilakukan penyelidikan dan pengecekan produk yang dilaporkan tidak sesuai

(inventarisasi). Langkah berikut adalah melakukan tindakan korektif dan

mengendalikannya agar pelaksanaannya berjalan efektif. Sedangkan untuk

tindakan korektif berdasarkan PTS pada proses produksi, maka harus segera

diselidiki (inventarisasi) antara laporan PTS tiap proses. Selanjutnya harus

dilakukan tindakan korektif terhadap PTS dan juga dilakukan pengendalian. Pada

tindakan preventif atau pencegahan, pelaksanaan dan pengendalian tindakan

dilakukan berdasarkan evaluasi rapat pembahasan mutu harian untuk menganalisis

ketidaksesuaian produk.

Sumber : Standar Penetapan Corrective and Preventive Action PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.9 : Diagram Alir Tindakan Korektif Berdasarkan Adanya Komplain Pelanggan (A), Berdasarkan Adanya PTS (B), dan Tindakan Preventif PTS (C)

2.5.5.3 Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu

Pengendalian mutu yang dilakukan di PT Argo Pantes Tangerang berdasarkan

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Komplain pelanggan

Inventarisasi

Tindakan Korektif

Pelaksanaan dan Pengendalian

PTS

Tindakan Korektif

Informasi Kerja dan Order Produksi

Pelaksanaan dan Pengendalian

Pencatatan Data

Pelaksanaan Tindakan terhadap

Penyimpangan A B

C

Inventarisasi

Pelaksanaan dan Pengendalian

33

di PT Argo Pantes Tangerang meliputi kegiatan industri tekstil terpadu dalam

perusahaan, yaitu pemintalan, pertenunan, dan pencelupan-penyempurnaan,

termasuk kegiatan pemasaran, pembelian, dan sumber daya manusia. Sesuai

dengan sistem manajemen mutu tersebut, maka perusahaan menetapkan kebijakan

mutu sebagai berikut :

1) Memenuhi permintaan pelanggan melalui peningkatan mutu hasil produksi.

2) Meminimalisir keluhan pelanggan.

3) Mendorong peran serta setiap pekerja dalam pengatasan masalah-masalah

mutu hasil produksi.

Selain kebijakan di atas, juga ditetapkan sasaran mutu yang pencapaiannya

dilakukan dengan partisipasi setiap pekerja dalam pelaksanaan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2000. Sasaran mutu yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Menurunkan jumlah produk tidak standar sebesar 30% dari rata-rata 3 tahun

sebelumnya.

2. Menurunkan jumlah keluhan pelanggan sebesar 30% dari rata-rata 3 tahun

sebelumnya.

3. Mewajibkan seluruh tingkat struktural manajemen untuk melaksanakan Sistem

Manajemen Mutu sesuai dengan ISO 9001:2000.

Sasaran mutu yang ingin dicapai oleh berbagai departemen PT Argo Pantes

Tangerang sesuai buku pedoman mutu adalah sebagai berikut :

1) Departemen Pemintalan

(1) Produksi per bulan : minimal 98%

(2) Produk tidak standar per bulan : maksimal 0,29%

(3) Keluhan pelanggan per bulan : maksimal 2 kali

2) Departemen Pencelupan Benang

(1) Pengiriman tepat waktu per bulan : minimal 85%

(2) Produk tidak standar per bulan : maksimal 1,2%

(3) Keluhan pelanggan per bulan : maksimal 2 kali

3) Departemen Pertenunan

Sasaran Mutu Kain Grey Kain Corak

(1) Efisiensi per bulan

(2) Kualitas baik per bulan

(3) PTS per bulan

minimal 83%

minimal 80%

maksimal 1,5%

minimal 75%

minimal 80%

maksimal 1,5%

34

34

4) Departemen Pencelupan-Penyempurnaan

(1) Pengiriman tepat waktu per bulan : minimal 80%

(2) Produk tidak standar per bulan : maksimal 4%

(3) Keluhan pelanggan per bulan : maksimal 5 kali

5) Departemen Pemasaran

Pengurangan keterlambatan pengiriman sebesar 1% dari tahun sebelumnya.

6) Departemen Sumber Daya Manusia

Penjadwalan pelatihan sebanyak 1250 jam per bulan.

7) Departemen Perencanaan dan Pengontrolan Produksi

(1) Pencapaian produksi 100% (dari permintaan pemasaran per bulan).

(2) Pengiriman tepat waktu per bulan 95%.

8) Departemen Gudang Kapas dan Benang

(1) Penyuplaian material per bulan dengan tepat waktu sebesar 95%.

9) Departemen Gudang Kain

(1) Pengiriman tepat waktu per bulan sebesar 95%.

(2) Penerimaan kain per bulan dari produksi tepat waktu sebesar 95%.

(3) Penataan barang sesuai tata letak.

(4) Penerbitan laporan bulanan tepat waktu yaitu 6 hari kerja pada awal bulan.

10) Departemen Listrik

(1) Menurunkan penggunaan BBM diesel sebesar 0,284 liter per kVA per bulan.

(2) Menurunkan penggunaan pelumas sebesar 0,0021 liter per kVA per bulan.

(3) Menurunkan jumlah motor terbakar sebesar 15% dari tahun sebelumnya.

(4) Meningkatkan kVA listrik PLN sebesar 85% dari tahun sebelumnya.

2.6 Ketenagakerjaan

2.6.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan

Sebagai perusahaan industri tekstil terpadu PT Argo Pantes Tangerang menyerap

tenaga kerja yang tidak sedikit. Penyerapan tenaga kerja tersebut berasal dari

penduduk sekitar kota Tangerang maupun dari luar kota Tangerang dengan latar

belakang pendidikan yang beragam. Berdasarkan bentuk hubungannya dengan

perusahaan, tenaga kerja PT Argo Pantes Tangerang dapat dibedakan menjadi tiga

jenis hubungan kerja, yaitu :

1. Karyawan Tetap ; yaitu karyawan yang telah melewati masa kerja di PT Argo

Pantes Tangerang lebih dari tiga tahun, fasilitas yang didapat berupa gaji pokok,

35

pakaian seragam, dan tunjangan lainnya yang telah diatur dalam Kesepakatan

Kerja Bersama.

2. Karyawan Kontrak ; yaitu karyawan yang bekerja di PT Argo Pantes Tangerang

berdasarkan kontrak dengan masa habis kontrak tertentu yang telah disepakati oleh

pihak karyawan dan pihak perusahaan, fasilitas yang didapat hanya mendapatkan

gaji pokok dan upah lembur.

3. Karyawan Magang (Training) ; yaitu karyawan yang bekerja di PT Argo Pantes

Tangerang selama masa percobaan sebelum menjadi karyawan kontrak dengan

masa kerja dua bulan. Fasilitas yang didapat sama seperti karyawan kontrak.

Untuk perincian pembagian tenaga kerja pada PT Argo Pantestersebut dapat dilihat

pada tabel 2.5, 2.6 di halaman 35 dan tabel 2.7, 2.8 di halaman 36.

Tabel 2.5 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin bulan April

2014

No.

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) (%)

1. Pria 1914 60,99

2. Wanita 1224 39,01

Total 3138 100,00

Sumber : Departemen Personalia/Umum PT Argo Pantes Tangerang

Tabel 2.6 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Bulan April 2014

No. Pendidikan Jumlah (Orang) (%)

1. SD 114 3,6

2. SMP 664 21,2

3. SMA 2286 72,8

4. DIPLOMA 33 1,1

5. SARJANA 41 1,3

Total 3138 100,00

Sumber : Departemen Personalia/ Umum PT Argo Pantes Tangerang

36

36

Tabel 2.7 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Jabatan

Bulan April 2014

No Jabatan Jumlah (Orang) (%)

1 Direktur Utama 1 0,03

2 Sekretaris 1 0,03

3 Manajer Umum 3 0,09

4 Manajer 5 0,15

5 Kepala Departemen 22 0,70

6 Staf 142 4,36

7 Kepala Bagian 137 4,08

8 Kepala Shift 156 4,97

9 Supervisor 368 11,72

10 Operator 2303 73,39

Total 3138 100,00

Sumber : Departemen Personalia/ Umum PT Argo Pantes Tangerang

Tabel 2.8 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Hubungannya dengan PT Argo Pantes Tangerang bulan April 2014

No. Jenis Hubungan Jumlah (Orang) (%)

1. Karyawan Tetap 1989 63,38

2. Karyawan Kontrak 1149 36,62

Total 3138 100,00

Sumber : Departemen Personalia/Umum PT Argo Pantes Tangerang

2.6.2 Distribusi Tenaga Kerja di Bagian Produksi

Tenaga Kerja untuk bagian produksi di PT Argo Pantes Tangerang terbagi kedalam

enam departemen, yaitu Departemen Pemintalan 1 (SP 1), Departemen Pemintalan

2 (SP 2), Departemen Pemintalan 3 (SP 3), Departemen Pertenunan (Weaving)

Departemen Dyeing–Finishing (DF), dan Departemen Yarn Dyeing (YD), sedangkan

sisanya dimasukkan kedalam bagian non produksi.

Untuk pembagiannya dapat dilihat pada tabel 2.9 di halaman 37 :

37

Tabel 2.9 Distribusi Tenaga Kerja Bagian Produksi Bulan April 2014

No.

Jabatan Departemen

Total SP 1 SP 2 SP 3 WV DF YD

1. Manajer Umum 1 1

2. Manajer 1 1 1 3

3. Ka. Departemen 1 2 1 1 3 1 9

4. Staf 15 20 20 22 38 12 127

5. Kepala Bagian 12 19 13 20 22 9 95

6. Kepala Shift 15 22 15 25 27 12 116

7. Supervisor 45 51 45 65 36 19 261

8. Operator 451 522 436 540 247 72 2268

Total 2880

Sumber : Departemen Personalia/Umum PT Argo Pantes Tangerang

2.6.2.1 Pengaturan Jam Kerja

Waktu kerja adalah waktu yang ditetapkan oleh perusahaan bagi pekerja untuk

berada di tempat kerja dan pelaksanannya sesuai dengan Kesepakatan Kerja

Bersama (KKB). Waktu kerja bagi karyawan PT Argo Pantes Tangerang dibedakan

menjadi dua, yaitu karyawan non shift dan karyawan shift.

Tabel 2.10 Pengaturan Jam Kerja Karyawan

Shift Jam

Kerja Istirahat

Shift I 06.00 – 14.00 Gelombang I : 09.00 – 10.00 Gelombang II : 10.00 – 11.00 Gelombang III : 11.00 – 12.00

Shift II 14.00 – 22.00 Gelombang I : 17.00 – 18.00 Gelombang II : 18.00 – 19.00 Gelombang III : 19.00 – 20.00

Shift III 22.00 – 06.00 Gelombang I : 01.00 – 02.00 Gelombang II : 02.00 – 03.00 Gelombang III : 03.00 – 04.00

Non Shift Senin – Kamis : 08.00 – 16.00 Jumat : 08.00 – 16.00 Sabtu : 08.00 – 14.00

12.00 – 13.00 11.30 – 12.30 12.00 – 13.00

Sumber : Departemen Personalia dan Umum PT Argo Pantes Tangerang

Waktu kerja bagi karyawan shift diatur tersendiri berdasarkan sistem kerja tiga shift,

tiga regu, serta enam hari kerja dan satu hari libur. Untuk mengatur hari libur maka

tiap shift terbagi atas tujuh grup.

38

38

Tabel 2.11 Pola Pergantian Shift Karyawan Untuk Tiga Regu

Minggu

Regu Pertama Kedua Ketiga

A Shift I Shift III Shift II

B Shift II Shift I Shift III

C Shift III Shift II Shift I

Sumber : Departemen Personalia dan Umum PT Argo Pantes Tangerang

Tabel 2.12 Jadwal Libur Mingguan Bagi Tiap Group

Hari

Group Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1

2

3

4

5

6

7

Sumber : Departemen Personalia dan Umum PT Argo Pantes Tangerang

Untuk membagi rata kesempatan jatuhnya hari libur bagi tiap group dari masing-

masing regu, maka setiap delapan minggu sekali diadakan pergeseran hari libur.

2.6.3 Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karyawan

Pembinaan dan pengembangan karyawan PT Argo Pantes Tangerang dilakukan

melalui suatu pelatihan (training) baik itu pelatihan teknikal maupun manajerial yang

dilakukan secara berkesinambungan, periodik dan sistematik yang sejalan dengan

kepentingan perusahaan untuk peningkatan kualitas, produktivitas kerja, dan

efisiensi. Penanggung jawab masalah pelatihan adalah Manajer Departemen

Sumber Daya Manusia dan Kepala Departemen Pelatihan dan Pengembangan.

Program pelatihan dari segi teknikal lebih menitikberatkan pada penguasaan dan

penambahan wawasan dibidang kerja yang digelutinya, sedangkan dari segi

manajerial menitikberatkan pada pola fikir, tingkah laku, kedisiplinan, keamanan

kerja.

Program pelatihan tersebut dilakukan oleh Bangdiklat yang dilaksanakan di dalam

lingkungan PT Argo Pantes Tangerang maupun luar lingkungan PT Argo Pantes

Tangerang. Untuk mengetahui jadwal program pelatihan tersebut dapat dilihat pada

tabel 2.13 dan tabel 2.14 di halaman 39.

39

Tabel 2.13 Jadwal Pelatihan Internal Kategori Manajerial

No Materi Peserta Bulan Minggu Ke

1

Pengarahan Karyawan Baru

A. Disiplin Kry. Kontrak Jan-Des 1,2,3,4

B. K3 Kry. Kontrak Jan-Des 1,2,3,4

C. ISO Kry. Kontrak Jan-Des 1,2,3,4

2

Pemahaman TPJ

A. Why-Why Analysis Karyawan Jan-Des 2

B. Pemborosan Karyawan Jan-Des 2

C. 5 S Karyawan Jan-Des 2

D. Model Area Karyawan Jan-Des 2

E. Losses Karyawan Jan-Des 2

3 Pelatihan ISO 9001:2000 Ka. Shift/Staf Jan-Des 1

4 Manajemen bagi Kabag. Ka. Shift/ Supervisor Jan-Des 3

5 Supervisi Training Ka. Shift/ Supervisor Jan-Des 1 Sumber : Departemen HRD PT Argo Pantes Tangerang

Tabel 2.14 Jadwal Pelatihan Internal Kategori Teknikal

Unit Materi Training Bulan Peserta Minggu

Ke

Spinning

A. Op. Front Spinning Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 1

B. Op. Ring Spinning Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 2

C. Op. Winding Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 3

D. Maint. BMCE, CDR, Ring Spinning, Winding, dan Roller Grinding

Jan-Des

Kry. Tetap/Kontrak 4

Weaving

A. Persiapan (Warper, Sizing, & Reaching)

Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 1

B. Tenun Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 2

C. Finishing /Inspecting Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 3

D. Maintenance Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 4

Yarn Dyeing

A. Soft Winder Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 1

B. Dyeing Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 2

C. RTW Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 3

D. Maintenance Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 4

Dyeing-Finishing

A. Persiapan Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 1

B. Dyeing Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 2

C. Finishing Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 3

D. Maintenance Jan-Des Kry. Tetap/Kontrak 4

K 3

A. PPK Jan-Des Seluruh Karyawan 2

B. Kesehatan Jan-Des Seluruh Karyawan 2

C. Keselamatan Jan-Des Seluruh Karyawan 2

Spinning (Supervisor)

A. Front Spinning Jan-Mar Supervisor 1,2,3,4

B. Back Spinning Jan-Mar Supervisor 1,2,3,4

Power

A. Listrik Jan-Des Supervisor/Karyawan 1

B. WWTE Jan-Des Supervisor/Karyawan 2

C. Boiler Jan-Des Supervisor/Karyawan 3

D. Batu Bara Jan-Des Supervisor/Karyawan 4

Fork Lift Supir Fork Lift Mei Karyawan 1 & 2

Sumber : Departemen HRD PT Argo Pantes Tangerang

40

40

2.6.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan

2.6.4.1 Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan yang berlaku di PT Argo Pantes Tangerang diatur berdasarkan

Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Serikat Pekerja Nasional (SPN) dengan

pihak perusahaan yang selalu diperbaharui setiap dua tahun. Standar upah yang

ditetapkan berdasarkan jabatan, pendidikan, keahlian, pengalaman yang dibutuhkan

untuk jabatan tersebut.

Pembayaran upah dilaksanakan di lokasi perusahaan atau melalui bank, dimana

dilaksanakan setiap akhir bulan. Upah yang diberikan kepada karyawan dibedakan

atas upah Reguler dan upah Irreguler.

A. Upah Reguler, yaitu upah yang besarnya tidak dipengaruhi oleh ketidakhadiran

karyawan, terdiri dari :

1) Gaji Pokok (GP)

2) Uang beras (UB)

3) Tunjangan Anak Sekolah (TAS)

4) Tunjangan Masa Kerja (TMK)

5) Tunjangan Jabatan (TJ)

B. Upah Irreguler, yaitu upah yang besarnya dipengaruhi oleh ketidakhadiran

karyawan, upah ini meliputi :

1) Premi Hari Libur (PHL)

2) Premi Hadir (PH)

3) Premi Mingguan (PMg)

4) Premi Malam (PM)

Pihak perusahaan pun memberikan upah lembur kepada karyawan yang bekerja

melebihi tujuh jam sehari atau empat puluh jam seminggu. Ketentuan ini tidak

berlaku untuk pimpinan, baik itu pemegang jabatan kepala bagian, maupun

pemegang jabatan di atasnya.

2.6.4.2 Fasilitas Karyawan

Perusahaan menyediakan berbagai fasilitas bagi karyawan yang didasarkan pada

kemampuan perusahaan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah :

1 Perusahaan menyediakan sarana poliklinik yang lengkap untuk pemeriksaan

dan pengobatan karyawan yang dibuka selama 24 jam setiap harinya yang

41

didukung oleh tenaga medis dan ambulance untuk menunjang sarana

transportasi kesehatan.

2 Perusahaan mengikuti program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang terdiri dari

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan

Kematian (JK) untuk pekerja serta jaminan pemeliharaan kesehatan untuk

pekerja dan keluarganya.

3 Perusahaan menyediakan sarana olah raga dan kesenian bagi seluruh

karyawan, diantaranya lapangan sepak bola, lapangan bola voli, lapangan

basket, catur, tenis meja, lapangan tenis, lapangan bulu tangkis, alat-alat band.

4 Sarana transportasi antar-jemput karyawan berupa bis.

5 Sarana ibadah berupa masjid dan mushola di setiap unit produksi.

6 Perlengkapan kerja berupa pakaian seragam, sepatu kerja, topi seragam kerja,

kartu tanda pengenal, serta alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan jenis

pekerjaannya.

7 Koperasi.

8 Kantin yang disediakan untuk seluruh karyawan.

9 Perumahan dan mess bagi karyawan.

2.7 Sarana Penunjang Produksi

2.7.1 Tenaga Listrik

PT Argo Pantes Tangerang dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk seluruh proses

produksi berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 305.000 kVA dan

sisanya menggunakan generator dengan jumlah kekuatan sebesar 5958 kVA,

sehingga total penggunaan listrik mencapai 310.958 kVA (dihitung dalam 30 hari

atau 1 bulan).

Tabel 2.15 Data Distribusi Pemakaian Listrik PT Argo Pantes Tangerang

Departemen PLN (kVA) Generator (kVA)

Spinning 1 61.213 3,5

Spinning 2 81.842 4,5

Spinning 3 50.303 1.010

Weaving 76.542 820

Dyeing-Finishing 29.254 215

Yarn Dyeing 4615 5

Umum 1231 3.990

Total 310.958

Sumber : Unit Teknik & PPT PT Argo Pantes Tangerang

42

42

2.7.2 Tenaga Uap dan Pengatur Suhu Udara

2.7.2.1 Tenaga Uap

Kebutuhan uap panas untuk memenuhi masing-masing unit produksi di PT Argo

Pantes, Tangerang dihasilkan dari tiga buah boiler, yaitu Boiler 1, Boiler 2, dan

Boiler 3. Boiler 1 terdiri dari 5 buah ketel uap yang berbahan bakar LNG (Liquid

Natural Gas), Boiler 2 terdiri dari 10 ketel uap berbahan bakar LNG (Liquid Natural

Gas) dan 2 boiler batu bara dengan bahan bakar batu bara, sedangkan Boiler 3

terdiri dari 5 ketel uap berbahan bakar solar. Unit-unit yang memerlukan suplai uap

adalah Departemen Pemintalan, Departemen Pertenunan, Departemen

Pencelupan-Penyempurnaan, dan Departemen Pencelupan Benang.

PT Argo Pantes Tangerang menggunakan ketel uap dengan jenis, model, dan

merek yang dapat dilihat pada Tabel 2.16 berikut ini :

Tabel 2.16 Jenis dan Model Ketel Uap

No. Karakteristik Ketel Uap

Pipa Api

Ketel Uap

Batu Bara

1. Merk Takuma Alston

2. Model RE-60 BN BS2790

3. Tahun pembuatan 1978 2003

4. Kapasitas 6 ton/ jam 16 ton/ jam

Sumber : Departemen Teknik Mekanik PT Argo Pantes Tangerang

Tabel 2.17 Produksi Masing-masing Boiler

Mesin Uap Produksi

(Ton)

Pemakaian (Ton)

SP 1 SP 2 SP 3 WV YD DF

BOILER 1 1.249 542 707 - - - -

BOILER 2 16.245 348 452 1.861 1.859 500 11.225

BOILER 3 12 - - - 12 - -

Total 17.506 890 1.159 1.861 1.871 500 11.225

Sumber : Departemen Mekanik Bagian Boiler PT Argo Pantes Tangerang

2.7.2.2 Pengatur Suhu Udara

Pengatur suhu yang biasa di sebut AC (Air Conditioner) sangat diperlukan untuk

mendapatkan kondisi ruang produksi yang standar yaitu (26-27)0C, sehingga

kelancaran produksi dapat tercapai. Kondisi ruangan perlu diatur apabila terlalu

panas dapat mengurangi kenyamanan operator dalam melakukan produksi,

sehingga sebagai akibatnya rendahnya produktivitas kerja para karyawan yang

bersangkutan.

43

Selain itu kondisi ruangan akan mempengaruhi benang yang di tenun, apabila

terlalu kering benang akan menjadi kering dan getas sehingga mudah putus, juga

gesekan benang satu dengan yang lainnya dapat menimbulkan listrik statis yang

dapat menarik flywaste dan mengakibatkan cacat akibat fly waste ikut tertenun.

Sebaliknya bila terlalu lembab benang satu dengan yang lainnya akan saling

menempel karena adanya kandungan kanji. Pengamatan yang dilakukan

didapatkan bahwa kondisi ruangan pada departemen pertenunan mencapai (30-

33)0C sehingga hal ini perlu ditindak lanjuti.

Fungsi AC sebagai pendingin ruangan, antara lain :

1) Mengatur suhu dan kelembaban udara dalam ruang produksi.

2) Mengadakan sirkulasi udara yang teratur dan terus menerus sehingga

memberikan rasa nyaman pada karyawan, dan mengurangi efek panas yang

timbul dari motor maupun mesin-mesin produksi.

3) Membersihkan udara dari debu-debu dan kotoran yang berterbangan,

sehingga mutu hasil produksi dapat tetap terjaga.

Jenis pendingin yang digunakan oleh PT Argo Pantes Tangerang adalah jenis

Chiller dengan larutan Lithium Bromida (LiBr) sebagai pendinginnya. LiBr dipilih

sebagai pendingin dikarenakan penggunaan LiBr lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan penggunaan Freon, sehingga kelestarian lingkungan dapat

tetap dijaga walaupun biaya penggunaannya lebih mahal daripada Freon (CFC).

2.7.3 Pengolahan Air Proses dan Limbah

2.7.3.1 Pengolahan Air Proses

Untuk memenuhi kebutuhan air, PT Argo Pantes Tangerang mendapatkannya

dengan cara mengambil dari sungai Cisadane yang letaknya berada di belakang

lokasi PT Argo Pantes Tangerang. Air sungai Cisadane memiliki kualitas air jauh

dari syarat untuk digunakan dalam kegiatan produksi, oleh karena itu sebelum air

sungai tersebut digunakan, PT Argo Pantes Tangerang melakukan pengolahan air

yang dilakukan oleh suatu unit pengolahan yang dinamakan WTE (Water Treatment

Equipment).

Hasil dari pengolahan air bersih tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air

jernih (clear water) dan air lunak (soft water). Penggunaan air jernih (clear water)

biasanya untuk kebutuhan umum didalam perusahaan dan persediaan pemadam

kebakaran. Sedangkan air lunak (soft water) merupakan air yang lebih khusus, dan

44

44

Penampungan Awal

Air Sungai

Proses Koagulasi dan Flokulasi

Pengendapan

Penampungan Hasil Pengendapan

Penyaringan

Pelunakan Hasil Penyaringan

Pendistribusian

Pendistribusian

Pelunakan

1

2 3 Air Jernih

Air Lunak (untuk proses)

Air Lunak (untuk boiler)

merupakan air yang digunakan di mesin-mesin produksi dan Boiler. Diagram alir

proses pengolahan air oleh unit WTE yang bersumber dari air sungai Cisadane

dapat dilihat pada Gambar 2.10 berikut :

Sumber : Water Treatment Equipment (WTE) PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.10 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Unit WTE

Keterangan :

1 : Air jernih (untuk kebutuhan umum) 3 : Air lunak (untuk boiler)

2 : Air lunak (untuk air proses)

Air yang diambil dari Sungai Cisadane dialirkan dengan pompa memasuki bak

penampungan. Bak ini dilengkapi dengan penyaring untuk menyaring kotoran-

kotoran yang terapung di air. Air hasil penyaringan dialirkan ke dalam bak

pencampuran zat koagulan (Fero Sulfat) dan flokulan (Magnafloc). Pembentukan

koagulan terjadi dengan kecepatan putaran pengaduk yang tinggi sehingga akan

terbentuk gumpalan kecil antara koagulan dan kotoran.

Setelah terjadi koagulasi, kecepatan putaran pengaduk diperlambat untuk proses

flokulasi dengan bantuan flokulan. Air hasil koagulasi dan flokulasi ini dialirkan ke

bak sedimentasi (pengendapan) untuk mengendapkan flok-flok kotoran. Hasilnya

ditampung dan selanjutnya disaring dengan penyaring pasir. Hasil penyaringan

45

dapat langsung didistribusikan (air jernih) atau dilunakkan (air lunak) guna

menurunkan kesadahan air dengan sistem penukar ion menggunakan garam

natrium alumunium silikat. Air lunak untuk keperluan proses produksi (air proses)

syarat kesadahan airnya 3°dH, sedangkan untuk air boiler syarat kesadahannya

0°dH, oleh karena itu untuk keperluan air boiler dilakukan proses pelunakan air

kembali.

Untuk kebutuhan warga pabrik seperti asrama, masjid, dan kebutuhan rumah

tangga, perlu penambahan kaporit dan natrium hipoklorit untuk membunuh

mikroorganisme pada air bersih hasil pengolahan. Air jernih (clear water) dan air

lunak (soft water) diuji melalui pengujian fisika, kimia analisis, dan bakteriologi

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990

oleh Sucofindo. Kapasitas pengolahan air oleh WTE berdasarkan volume pada bak

sedimentasi (pengendapan) dapat kita lihat pada tabel 2.18 di bawah ini.

Tabel 2.18 Kapasitas Pengolahan Air Oleh WTE

Bak WTE 1 WTE 2

Kapasitas Satuan Kapasitas Satuan

Sedimentasi 1 50 m3/jam 50 m

3/jam

Sedimentasi 2 50 m3/jam 50 m

3/jam

Sedimentasi 3 100 m3/jam - -

Sedimentasi 4 100 m3/jam - -

Total 300 m3/jam 100 m

3/jam

Sumber : Unit Water Treatment Equipment (WTE) PT Argo Pantes Tangerang

2.7.3.2 Pengolahan Limbah

Pengolahan air limbah di PT Argo Pantes Tangerang dilakukan oleh unit

pengolahan air limbah yang dinamakan WWTE (Waste Water Treatment

Equipment) dengan kapasitas pengolahannya mencapai 7.000 m3 per hari. Limbah

cair proses produksi PT Argo Pantes Tangerang berasal dari departemen

pencelupan benang dan departemen pencelupan-penyempurnan yang memiliki

COD berkisar 350-1.000 ppm.

Sasaran utama pengolahan ini adalah menghasilkan tingkat BOD dan COD sebesar

20-40 ppm pada air limbah sebelum dibuang ke sungai. Jenis pengolahan air limbah

yang dilakukan meliputi proses kimia, fisika, dan biologi dengan menggunakan zat-

zat kimia antara lain DPW 8-1170 (mikroorganisme untuk proses pengolahan

secara biologi), ferosulfat (koagulan), Sudfloc SF (flokulan), TSP dan urea

46

46

(makanan untuk mikroorganisme), dan asam sulfat 98% (zat penetral). Skema

pengolahan limbah cair dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini.

Sumber : Departemen Waste Water Treatment Equipment (WWTE) PT Argo Pantes Tangerang

Gambar 2.11 Skema Alir Proses Pengolahan Limbah Cair

Keterangan Gambar 2.11 :

1. Bak Penampungan Air Limbah

2. Penyaring

3. Tangki Pengendapan I

4. Menara Pendingin

5. Tangki Penetralan

6. Tangki Aerasi

7. Tangki Pengendapan II

8. Penampungan Limbah Berwarna

9. Tangki Pengendapan III

10. Kipas Aerator I

11. Kolam Pengeringan Lumpur

12. Sarana Landfill

13. Penampungan Limbah Cair

14. Kipas Pengaduk

berwarna

pekat

1

5

42

8

9

1112 13

7

Air

limbah

Air

limbah 3 6

10

14

SUNGAI

47

Air limbah berwarna pekat dipisahkan, ditampung, dan dialirkan ke dalam tangki

koagulasi (tangki pengendapan III). Pada tangki ini, air dicampur dengan larutan

ferosulfat (koagulan) dan diaduk perlahan agar terbentuk endapan penyebab warna.

Air hasil proses dialirkan ke bak penampungan air buangan lain (bak penampungan

air limbah) untuk dicampur dengan limbah cair lainnya. Endapan lumpur yang

terjadi, dipindahkan ke kolam pengering lumpur. Proses koagulasi ini termasuk jenis

pengolahan limbah cair cara kimia.

Air buangan dari bak penampung dialirkan melalui penyaring (proses pengolahan

secara fisika) ke tangki pengendapan I sehingga dihasilkan air buangan yang bebas

kotoran padat. Pada bak tersebut, dilakukan pengadukan dan penambahan flokulan

(Sudfloc SF). Dengan terbentuknya flok-flok tersebut, diharapkan limbah cair

tersebut bebas dari kotoran.

Langkah fisika selanjutnya adalah proses pendinginan air (sebelum penetralan)

melalui menara pendinginan. Air buangan harus dinetralkan lebih dulu sebelum

proses pengolahan secara biologi. Penetralan dilakukan dengan cara memasukkan

air buangan ke dalam tangki penetralan yang berisi asam sulfat.

Proses biologi dilakukan pada air buangan yang sudah dinetralkan karena bila air

buangan memiliki pH tinggi, maka akan menurunkan keaktifan mikroorganisme

dalam lumpur aktif (DPW 8-1170). Air buangan yang sudah dinetralkan ini dialirkan

ke tangki aerasi yang berisi lumpur aktif untuk menurunkan BOD dan COD sampai

batas maksimum yang ditetapkan. Untuk mengaktifkan mikroorganisme (golongan

zooglea) dalam lumpur aktif, proses aerasi dan makanan sangat dibutuhkan

sehingga proses penguraian limbah secara biologi berlangsung maksimal.

Setelah kurang lebih sehari ditampung dalam tangki aerasi, air buangan yang sudah

tercampur dengan lumpur aktif dialirkan ke tangki pengendapan untuk memisahkan

lumpurnya. Air yang telah mengalami proses sedimentasi ini dialirkan ke kolam

penampungan dan selanjutnya dibuang ke sungai.

Sedangkan lumpurnya dikembalikan ke tangki aerasi untuk dipakai kembali.

Endapan lumpur di tangki aerasi dibuang secara berkala ke kolam pengering lumpur

untuk diganti dengan yang baru.

Keterangan Tabel 2.19 Halaman 48:

< : Di bawah indikasi ambang batas yang dapat dideteksi

48

48

Dengan melihat Tabel 2.18 di halaman 45, maka limbah cair yang dihasilkan PT

Argo Pantes Tangerang setelah dilakukan proses pengolahan limbah cair sudah

termasuk limbah cair yang sesuai dengan standar baku mutu limbah cair industri

tekstil (sesuai dengan SK. Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999).

Tabel 2.19 Data Hasil Pengolahan Limbah

No Parameter Satuan Standar

Maksimum

Hasil Pemeriksaan

Masuk Keluar

1 pH - 6,0 – 9,0 11,28 7,29

2 BOD5 mg/L 60 388 11,8

3 COD mg/L 150 912 27,7

4 Total Fenol mg/L 0,05 0,06 0,03

5 Total Krom (Cr) mg/L 1,0 < 0,05 < 0,05

6 Minyak dan Lemak mg/L 3,0 2,37 < 1,40

7 Sulfida mg/L 0,3 < 0,02 0,02

8 Amonia Total mg/L 8,0 6,32 1,19

Sumber : Departemen PPT bagian WWTE PT Argo Pantes Tangerang

2.7.4 Pergudangan

Secara umum fungsi gudang adalah sebagai sarana penyimpanan barang atau

benda dalam jangka waktu tertentu. PT Argo Pantes Tangerang sebagai

perusahaan tekstil terpadu yang setiap unit produksinya menghasilkan produk dan

membutuhkan bahan baku untuk produksi yang kesemuanya harus disimpan dalam

tempat khusus, maka keberadaan gudang mutlak harus terpenuhi sehingga

produksi dapat berjalan dengan lancar.

Pergudangan PT Argo Pantes Tangerang merupakan bagian departemen Non

Produksi (NP). Gudang yang dimiliki PT Argo Pantes Tangerang pada dasarnya

terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu gudang produksi dan gudang penunjang

(non produksi) yang dapat dilihat pada Tabel 2.20 di halaman 49.

49

Tabel 2.20 Pergudangan PT Argo Pantes Tangerang

No. Kelompok Bagian Macam Fungsi

1 Gudang

Produksi

Departemen

Bahan Baku

Gudang Kapas

Menyimpan bahan baku kapas

dan Poliester untuk diproduksi

oleh Departemen Pemintalan

Gudang

Benang

Menyimpan benang grey dan

benang warna

Departemen

Bahan Jadi

Gudang Kain

Grey

Menyimpan kain grey hasil

pengolahan Departemen

Pertenunan

Gudang Kain

Jadi Menyimpan kain hasil olahan

Departemen Pencelupan -

Penyempurnaan

Gudang

Ekspor

Menyimpan produk untuk siap

ekspor

2

Gudang

Penunjang

(Non

Produksi)

-

Gudang Suku

Cadang

Menyimpan suku cadang yang

diperlukan untuk mengganti

bagian mesin yang rusak

Gudang

BBM/Pelumas Menyimpan BBM dan pelumas

yang digunakan untuk bahan

bakar mesin produksi dan non

produksi

Gudang

Umum

Gudang Kimia Menyimpan zat-zat kimia yang

diperlukan

Sumber : Departemen Pergudangan PT Argo Pantes Tangerang