Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka
1. Pelabuhan
Pelabuhan secara khusus adalah tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. (Imansyah Noor,
2011)
Kelaiklautan kapal diatur secara tegas dalam Pasal 1 ayat (10),
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran,
menjelaskan “Kelaikan kapal adalah : Keadaan kapal yang memenuhi
persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal,
pengawakan, pembuatan, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal serta
penumpang dan status hukum kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran
sehingga muncullah pengertian kapal sesuai dengan Undang-Undang tersebut
yang berbunyi. Kapal adalah : Kendaraan air dengan bentuk apapun dan jenis
apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin dan ditunda,
termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah. (Julia P.S, 2014)
2. Keselamatan Keamanan Pelayaran
Keamanan dan keselamatan pelayaran merupakan faktor yang sangat
penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut dan mencegah terjadinya
kecelakaan dimana penetapan alur pelayaran dimaksudkan untuk menjamin
keamanan dan keselamatan pelayaran melalui pemberian koridor bagi kapal-
kapal berlayar melintasi perairan yang diikuti dengan penandaan bagi bahaya
kenavigasian. (Muhammad A.A. dan Febri Y, 2014)
7
Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
material, konstruksi, bangunan permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata
susunan serta perlengkapan, alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
Untuk mengendalikan keselamatan pelayaran secara internasional diatur
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. International Convention for the Safety of Live at Sea (solas), 1974,
sebagaimana yang telah disempurnakan dan aturan internasional ini
menyangkut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik,
perlindungan api, detektor api dan pemadam kebakaran);
2) Komunikasi radio, keselamatan navigasi;
3) Perangkat penolong, seperti pelampung, sekoci, rakit penolong;
4) Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan pelayaran termasuk di dalamnya penerapan International
Safety Management (ISM) Code, dan International Ship and Port facility
Security (ISPS) Code.
b. International Convention on Standards of Training, Certification, and
Watch keeping for Seafarers, tahun 1978 dan terakhir diubah tahun 1995.
c. International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979.
d. International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual
(IAMSAR). (Danny F, dkk, 2015)
3. Syahbandar
Kata Syahbandar menurut etimologisnya terdiri dari kata Syah dan
Bandar. Syah berarti penguasa dan kata Bandar berarti:
Pelabuhan-pelabuhan dan sungai-sungai yang digunakan sebagai tempat kepil
atau tempat labuh, tempat-tempat kepil pada jembatan punggah dan jembatan-
jembatan muat,dermaga-dermaga dan cerocok-cerocok dan tempat-tempat
kepil lain yang lazim digunakan oleh kapal-kapal,juga daerah laut yang
dimaksudkan sebagai tempat-tempat kepil kapal-kapal yang karena saratnya
atau sebab lain, tidak dapat masuk dalam batas-batas tempat-tempat kepil yang
8
lazim digunakan. Berdasarkan pengertian di atas terlihat beberapa unsur yang
berhubungan langsung satu sama lainnya yaitu adanya penguasa laut,sungai,
dermaga, dan kapal. Atau dengan kata lain ada unsur manusia
(pengusaha/pemerintah) dan unsur sarana dan prasarana yaitu laut dan sungai,
dermaga dan kapal. Sarana dan prasarana harus diatur dan di tata sedemikian
rupa sehingga dapat menunjang kelancaran lalulintas angkutan laut. (Randy
Y.CA, 2013)
4. Tanggung Jawab kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Terhadap Jasa Angkutan Laut dan Keselamatan Penumpang dan Barang
Kelaiklautan kapal sangat erat kaitannya dengan keselamatan
pelayaran, kelaiklautan kapal kalau tidak dibantu dengan sarana keselamatan
pelayaran, maka resiko kecelakaan kapal sangat tinggi. Syahbandar dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unsur pelaksana teknis melakukan
pengawasan kapal di pelabuhan. Disamping itu Syahbandar ditunjuk oleh
pemerintah, untuk mengawasi kapal-kapal asing yang dikenal sebagai Port
State Control Officer dan pengawasannya meliputi:
a. Sewaktu kapal datang
Ada tiga tugas penting yang harus dilakukan oleh Syahbandar (Harbor
Master) ialah:
1) Menunjuk tempat sandar/labuh kapal
2) Memberikan warta kapal untuk diisi dan ditandatangani oleh Nahkoda.
3) Meneliti dokumen pelaut/surat-surat kapal yang diterima dari Nahkoda.
b. Sewaktu Kapal berada di Perairan Bandar
Sewaktu kapal berada di perairan bandar, menunggu selesainya bongkar
muat barang, embarkasi dan debarkasi penumpang, Syahbandar
mengawasi dengan ketat ditaatinya ketentuan- ketentuan peraturan
bandar oleh Nahkoda/awak kapal antara lain:
1) Kapal tidak boleh berpindah tempat.
2) Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya kebakaran.
9
3) Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan
pencemaran dan kelestarian lingkungan.
4) Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan
pendangkalan terhadap alur pelayaran.
5) Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu
keamanan dan ketertiban umum serta terganggunya tertib hukum di
Perairan Bandar.
6) Kesempatan kepada Syahbandar untuk melakukan pemeriksaan di
kapal dalam rangka pemeriksaan terus-menerus mengenai segi
keselamatan pelayaran.
c. Sewaktu Kapal akan Berlayar
Kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan harus mendapatkan
surat ijin berlayar (port clearance) dari Syahbandar sesuai Pasal 8 Peraturan
Bandar 1925. Sebelum diberikan surat ijin berlayar oleh Syahbandar perlu
diselesaikan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1) Perusahaan Pelayaran
Semua kewajiban-kewajiban perusahaan/Nahkoda terhadap Bea Cukai,
Kesehatan, Imigrasi, Perum Pelabuhan sudah diselesaikan.
2) Pandu
Harus sudah diminta oleh perusahaan yang bersangkutan dan sudah siap
untuk melakukan pemanduan.
3) Nahkoda
Memberikan clearing declaration kepada Syahbandar.
4) Syahbandar Harus meneliti:
a) Apakah dokumen lengkap dan masih berlaku
b) Apakah Nahkoda dan awak kapal lengkap dan memenuhi syarat-
syarat ijazah yang ditentukan apakah awak kapal memiliki buku
pelaut dan sertifikat
c) Apakah procedure & fasilitas alat – alat keselamatan memadai dan
aman
10
Untuk melaksanakan pengawasan tertib bandar dan keselamatan kapal,
Syahbandar berwenang untuk menerapkan perundang-undangan yang
bertujuan untuk:
1) Terjaminnya kelancaran dan keselamatan keluar masuknya suatu
kapal.
2) Terjaminnya keselamatan kelancaran bongkar muat barang.
3) Terjaminnya kelancaran dan ketertiban naik turun penumpang.
4) Terjaminnya tertib hukum dan keamanan di dalam bandar.
5) Terjaminnya kelestarian lingkungan di dalam bandar
Oleh sebab itu peran Syahbandar perlu ditingkatkan melalui keterampilan
nautis, teknis dan administratif serta disiplin kerja, peningkatan dedikasi
terhadap pengembangan tugas demi terwujudnya keselamatan kapal,
barang dan keselamatan jiwa di laut.
Dalam pemberian surat ijin berlayar ini juga telah melibatkan sejumlah
instansi terkait di pelabuhan, yaitu :
1) PT. Pelabuhan Indonesia
2) Bea Cukai
3) Karantina / Kesehatan Pelabuhan
4) Imigrasi
Setiap kapal yang hendak melakukan pelayaran harus memiliki Surat Ijin
Berlayar (SIB). Dan Syahbandar sebelum memberikan surat ijin berlayar
(port clearance) perlu meneliti kelengkapan dokumen kapal dan lain-lain,
dan jika tidak terdapat hal-hal yang bertentangan dengan peraturan, maka
surat ijin berlayar dapat diberikan dan jika terdapat hal-hal yang bersifat
pelanggaran atau adanya kekurangan pada kapal, surat ijin berlayar tidak
dapat diberikan, dan kepada Nahkoda atau perusahaan pelayaran
diperintahkan untuk :
a) Melengkapi kekurangan
b) Menurunkan muatan atau penumpang apabila lebih
11
c) Menyelesaikan dokumen apabila sudah tidak berlaku lagi
Pengawasan yang dilakukan oleh Port State Control Officer meliputi
aturan-aturan International Maritime Organization (IMO), sebagai
berikut:
a) SOLAS (Safety of Life At Sea) 74
b) Load Line Convention 1966
c) MARPOL 73/78
d) STCW Convention 1978 Amandemen 2016
e) Tonnage Measurement 1969
Port State Control (PSC) di Pelabuhan untuk meningkatkan keselamatan
pelayaran, perlindungan lingkungan laut dan kondisi kerja serta
kehidupan di atas kapal, dengan kata lain bahwa PSC bertujuan untuk
menghapus pengoperasian kapal-kapal substandard dan kapal-kapal
substandard adalah kapal-kapal yang tidak memenuhi perlengkapan atau
penataan yang diisyaratkan oleh konvensi-konvensi internasional tentang
keselamatan dan pencemaran serta tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi sesuai konvensi-konvensi dimaksud dan kondisi kapal atau
perlengkapannya secara substansial memburuk oleh karena tidak
terpelihara. (Jumaizi, 2016)
5. Tugas Pengawasan Syahbandar Akan Laiklautnya kapal Dengan Tujuan
Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran
Peran syahbandar dalam bidang pengawasan adalah sangat penting hal ini
dapat dilihat dalam undang undang pelayaran Indonesia mengenai keselamatan
kapal ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari syahbandar dalam
pengawasannya yaitu:
a. Material kapal
b. Konstruksi kapal
c. Bangunan kapal
d. Permesinan dan perlistrikan kapal
e. Stabilitas kapal
12
f. Tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong
dan radio
g. Elektornika kapal.
Demikian juga dalam rangka mengatur sarana dan prasarana di Bidang
Keselamatan Pelayaran, maka ada beberapa perangkat peraturan yang
mengatur tentang keselamatan kapal antara lain:
a. Nasional
1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
2) Scheepen Ordonansi 1953 (SO. 1935) Scheepen Verordening 1935
(SV. 1935) Dan peraturan pelaksanaan lainnya yang bersumber dari
ordonansi tersebut.
3) Peraturan lambung timbul 1935
b. Internasional Safety of life at Sea 1974 diperbaiki dengan Amandemen
1978 berlaku bagi semua kapal yang melakukan pelayaran antara
pelabuhan-pelabuhan di dunia. Ordonansi dan peraturan tersebut
mengatur antara lain :
1) Instansi yang melakukan pengawasan terhadap laik laut suatu kapal.
2) Mengatur persyaratan konstruksi bangunan kapal
3) Mengatur persyaratan kelengkapan kapal
4) Mengatur persyaratan alat-alat radio komunikasi kapal.
5) Mengatur persyaratan daerah pelayaran suatu kapal.
6) Mengatur persyaratan navigasi kapal.
7) Mengatur tatacara pemuatan di kapal.
8) Mengatur persyaratan stabilitas kapal.
9) Mengatur persyaratan permesinan dan kelistrikan.
10) Mengatur tentang muatan berbahaya
11) Mengatur persyaratan kapal nuklir.
12) Mengatur persyaratan untuk Nahkoda, perwira deck, dan mesin kapal
serta awak kapal.
13) Mengatur bentuk sertifikat keselamatan pelayaran.
13
Berdasarkan ketentuan dalam ordonansi kapal Pasal 3 (1) maka
pengawasan terhadap pelayaran diselenggarakan oleh pejabat pengawas kapal-
kapal, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai peningkatan dan
kepentingan keseragaman dari pada pelaksanaan peraturan serta berbagai
kepentingan kerjasama pejabat pengawas kapal-kapal sebagai suatu usaha
lanjutan dari pengawasan terus-menerus.
Sebagai bukti bahwa kapal telah memenuhi semua peraturan yang
diharuskan maka kapal tersebut diberikan berbagai sertifikat sesuai dengan
kategori kapal itu dan sertifikat-sertifikat tersebut adalah :
a. Sertifikat Kesempurnaan.
b. Sertifikat Garis Muat
c. Sertifikat Radio Kapal
d. Sertifikat MARPOL
Keempat sertifikat itu hanya untuk kapal-kapal yang berlayar di wilayah
perairan Indonesia dan sertifikat-sertifikat kapal yang berlayar kesemua lautan
yaitu :
a. Sertifikat Keselamatan Konstruksi
b. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan
c. Sertifikat Keselamatan Radio
d. Sertifikat Keselamatan Garis Muat Internasional
e. Sertifikat Fitness
Disamping itu ada sertifikat/dokumen lain yang diperlakukan yaitu :
a. Surat Tanda Kebangsaan Kapal :
1) Surat Laut (G. 175 atau lebih)
2) Pas Tahunan (GT. 7 sampai dengan GT. 175)
3) Pas Kecil (< GT. 7)
b. Surat Ukur Kapal
Sertifikat-sertifikat tersebut di atas mempunyai masa lakunya
masing-masing paling lama berlaku 12 bulan, kecuali surat ukur kapal dan
surat laut berlaku untuk selamanya selama kapal itu tidak mengalami
perubahan bangunan kapal.
14
Pengguna jasa angkutan laut yang menggunakan kapal yang tidak
laiklaut, resikonya pada kerugian barang dan jiwa manusia (penumpang dan
awak kapal). Sehingga disinilah proses hukum terhadap pelanggaran di laut di
mulai. Dan melihat kenyataan ini diadakanlah pemeriksaan-pemeriksaan yang
dilakukan Syahbandar/pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
berupa :
a. Pemeriksaan Tahunan, setiap 12 bulan diperiksa dalam keadaan
dilimbungkan di atas galangan kapal.
b. Pemeriksaan besar, dilakukan setiap 4 tahun sekali bersama dengan waktu
dok tahunan.
c. Pemeriksaan kerusakan/perbaikan dilakukan pada waktu terjadi sesuatu
d. kerusakan yang mempengaruhi kesempurnaan kapal.
e. Pemeriksaan tambahan, dilakukan apabila diperlukan dispensasi misalnya
akan mengangkut penumpang, membawa muatan berbahaya dan Iain-lain.
Kondisi laiklaut harus selalu dipertahankan antara lain, dengan perawatan oleh
awak kapal sendiri terhadap bangunan kapal, mesin kapal, alat-alat
keselamatan dan penolong lainnya sehingga semuanya dalam keadaan
memungkinkan dan siap digunakan setiap waktu diperlukan.
Sebagaimana diuraikan di atas, apabila persyaratan teknis yang diharuskan
telah dipenuhi, maka persyaratan anak buah kapal perlu diperhatikan pula yaitu
tingkat perijazahan seorang Nahkoda, perwira-perwira dek dan mesin serta
radio. (Randy, Y.CA, 2013)
6. Penyebab dan Cara Penanganan Kecelakaan Pelayaran di Kantor
kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kecelakaan - kecelakaan yang terjadi pada transportasi laut telah
banyak yang terjadi. Insiden yang terjadi biasanya adalah tenggelam akibat
kelebihan muatan, terbakar atau meledak, ataupun tenggelam akibat dari faktor
alam. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah Pelayaran faktor kesalahan
manusia adalah penyebab utama dari kecelakaan transportasi laut yang
ada.Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang
15
yang ada dalam sistem transportasi laut. Dan hanya beberapa saja yang
disebabkan oleh faktor alam atau cuaca.
a. Human Error
Human Error adalah suatu penyimpangan dari standar performansi
yang telah ditentukan sebelumnya sehingga menyebabkan adanya
penundaan akibat dari kesulitan, masalah, insiden, dan kegagalan.
Human error dapat terjadi dikarenakan oleh banyak faktor seperti :
1) Induced Human Error System, dimana mekanisme sistem kerja yang
memungkinkan pekerjanya melakukan kesalahan. Misalnya tidak
adanya penerapan disiplin yang baik dari pihak manajemen.
2) Induced human error design, yaitu terjadinya kesalahan akibat dari
kesalahan rancangan sistem kerja yang kurang baik.
3) Pure human error, ketika kesalahan itu berasal dari manusia itu sendiri.
Misalnya karena kemampuan dan pengalamn kerja yang terbatas.
Cara penanganan : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan selaku
Instansi yang Bertanggung Jawab atas keselamatan pelayaran selalu
mengingatkan Staff nya untuk memperhatikan kedisiplinan, sistem kerja
dan mengikuti pelatihan/diklat sesuai bagiannya masing-masing.
b. Tindakan Alam / act of god
Tindakan Alam / acts of god adalah peristiwa atau bencana yang
ditimbulkan dari perubahan keadaan alam di luar jangkauan dan
kekuasaan manusia.Sering disebut sebagai bencana alam seperti, tsunami,
gelombang kuat, gempa bumi, banjir, angin topan, tanah longsor.
Cara penanganan : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan selaku
Instansi yang Bertanggung Jawab atas keselamatan pelayaran selalu
berkomunikasi dan memastikan kepada pemilik kapal atau nakhoda
tentang keadaan cuaca untuk tidak melakukan perjalanan pelayaran disaat
cuaca sedang tidak bersahabat.
c. Jumlah Penumpang yang tidak sesuai dengan kapasitas
Dalam kasus kecelakaan transportasi laut sebagian besar
kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari jumlah penumpang yang tidak
16
sesuai dengan kapasitas dari kapal yang berlayar. Hal ini selain disebabkan
kelalaian dari nahkoda kapal kadangkala juga disebabkan kelalaian dari
pengawasan pelabuhan ketika kapal akan diberangkatkan. Hal ini juga
disebabkan para pegawai yang dipelabuhan masih menganggap remeh
akan standarisasi yang telah ditetapkan.
Cara Penanganan : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan selaku
Instansi yang Bertanggung Jawab atas keselamatan pelayaran
memberlakukan peraturan kepada perusahaan pelayaran untuk tidak
melebihi kapasitas kapal penumpang atau kapal barang, bagi yang
melanggar akan dicabut izin surat berlayarnya. (Jumaizi, 2016)
7. Tugas Syahbandar dalam Kegiatan Pelayaran
Undang No.17 tahun 2008 pasal 207 ayat 1,maka Syahbandar memiliki tugas
sebagai berikut :
a. Mengawasi kelaiklautan kapal, keselamatan, keamanan dan ketertiban di
pelabuhan.
b. Mengawasi tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur-alur
pelayaran.
c. Mengawasi kegiatan alih muat di perairan pelabuhan.
d. Mengawasi pemanduan mengawasi kegiatan penundaan kapal.
e. Mengawasi kegiatan pekerjaan bawah air dan salvage.
f. Mengawasi bongkar muat barang berbahaya serta limbah bahan berbahaya
dan beracun.
g. Mengawasi pengisian bahan bakar.
h. Mengawasi kegiatan penundaan kapal.
i. Mengawasi ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang
j. Mengawasi pengerukan dan reklamasi.
k. Mengawasi kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan.
l. Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan.
m. Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadam kebakaran di
pelabuhan, dan
17
n. Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritime. (Julia, P.S,
2014)
8. Fungsi dan Kewenangan Syahbandar
Pasal 207 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
menyatakan bahwa fungsi seorang syahbandar adalah :
a. Syahbandar melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran
yang mencakup, pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di
bidang pengangkutan di perairan, kepelabuhanan, dan perlindungan
lingkungan maritim di pelabuhan.
b. Selain melaksanakan fungsi sebgaimana dimaksud pada ayat (1)
Syahbandar membantu pelaksanaan pencarian dan penyelamanatan
(Search and Rescue) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan
c. Syahbandar diangkat oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan
kompentensi di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta
kesyahbandaran.
syahbandar memiliki delapan kewenangan, yaitu:
a. Mengkoordinasikan seluruh kegitan pemerintahan di pelabuhan
b. Memeriksa dan menyimpan surat, dokumen dan warta kapal
c. Menerbitkan persetujuan kegiatan kapal di pelabuhan
d. Melakukan pemeriksaan kapal
e. Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
f. Melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal
g. Menahan kapal atas perintah pengadilan dan
h. Melaksanakan sijil awak kapal ( Tenda, B.B, 2015)
2.2 Gambaran umum obyek penulisan
1. Sejarah singkat Kantor KSOP Kelas II Tanjung Balai Karimun
18
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung
Balai Karimun berdasarkan PM. 36 Tahun 2012 pasal 2, ditunjuk sebagai
Pengawasan dan Penegakan Hukum bidang keselamatan dan keamanan
pelayaran, koordinator pelaksana kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta
pengaturan pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial dan kegiatan pelayanan jasa
kepelabuhanan yang menyangkut keterlibatan instansi-instansi dari Imigrasi,
Bea dan Cukai, Kesehatan Pelabuhan dan Kepolisian yang mempunyai
kegiatan dilingkungan kerja Pelabuhan, atas dasar Peraturan Menteri
Perhubungan No. PM. 36 Tahun 2012 maka Kantor Administrator
Pelabuhan Kelas II Tg. Balai Karimun menjadi Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Klas II Tanjung Balai Karimun.
2. Visi dan Misi Kantor KSOP Kelas II Tanjung Balai Karimun
a. Visi
Terwujudnya pelayanan transportasi laut dan penyelenggaraan
kepelabuhanan di wilayah kerja kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas
Pelabuhan kelas II Tanjung Balai Karimun yang aman, nyaman dan
selamat.
b. Misi
1) Meningkatkan Pelaksanaan Pengamanan dan Pengawasan di Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
2) Meningkatkan Pengawasan terhadap keselamatan kapal dan lalu lintas
angkutan laut pada DLKP dan DLKR Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun.
3) Menjamin kelancaran arus penumpang dan barang.
4) Menciptakan Disiplin Pegawai melalui Sistem Evaluasi dan
Pengawasan secara berjenjang dilingkungan Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun.
5) Menciptakan sistem pelayanan terpadu dan transparan yang bebas dari
praktek KKN.
19
6) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi dengan instasi terkait.
7) Mendorong terpenuhinya fasilitas pelabuhan dan fasilitas keselamatan
pelayaran.
3. Struktur Organisasi Kantor KSOP Kelas II Tanjung Balai Karimun
Sumber : Laporan tahunan KSOP kelas II Tanjung Balai Karimun
Tugas dan Tanggung Jawab Tiap Seksi / Bagian :
a. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
KEPALA KANTOR KSOP
EKO PRIYO HANDOYO
Letkol ( Mar ) NRP. 11989/P
KA. SUBBAG TATA USAHA
MAHYUDDIN
Penata Tk I (III/d)
KASI STATUS HUKUM DAN
SERTIFIKASI KAPAL
AKHMAD RADIANY. SE
Penata Tk. I (III/d)
KASI KESELAMATAN
BERLAYAR,
PENJAGAAN DAN PATROLI
KHAIRUL ANWAR. S.Sos
Penata Tk I (III/c)
KASI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
LAUT DAN USAHA KEPELABUHANAN
M. YUSUF. SH
Penata Tk. I (III/d)
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
20
Pelabuhan antara lain :
1) Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan
Pegawai.
2) Menjadi kordinator dalam pelaksanaan tugas masing - masing kepala
bagian sekaligus membina dan mengawasi.
3) Bertanggung jawab atas kecelakaan kapal di laut ( human error / act of
god )
b. Bagian Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan.
Tugas dan tanggung jawab Bagian Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha
Kepelabuhanan antara lain :
1) Melakukan penyiapan bahan pengaturan, pengendalian dan
pengawasan kegiatan lalu lintas dan angkutan laut.
2) Pengawasan Tenaga kerja bongkar muat (TKBM )
3) Pengawasan kegiatan keagenan dan perwakilan perusahaan angkutan
kapal asing.
4) Penjaminan kelancaran arus barang, keamanan dan ketertiban di
pelabuhan.
5) Pengawasan pengaturan dan penyelenggaraan lalu lintas kapal keluar/
masuk pelabuhan melalui pemanduan kapal.
6) Pengawasan dan evaluasi penerapan standar penggunaan peralatan
kegiatan bongkar muat serta Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
7) Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, rencana dan program
pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana pelabuhan.
8) Pengawasan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di
pelabuhan,
9) Melaksanakan program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum disediakan oleh
Badan Usaha Pelabuhan ( BUP ) serta penyusunan desain konstruksi
fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang kepelabuhanan,
pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan penggunaan
lahan daratan dan perairan pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan
21
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, fasilitas dan operasional
pelabuhan.
10) Melakukan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional
pelayanan jasa.
11) Penyiapan bahan pemberian rekomendasi persetujuan lokasi
pelabuhan, pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri serta
peningkatan kemampuan terminal dan operasional pelabuhan 24 (dua
puluh empat ) jam, penyusunan pemberian konsesi, atau bentuk
lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan.
12) Penyediaan dan / atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum
disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan.
13) Penyusunan dan pengusulan tarif penggunaan daratan dan / atau
perairan.
14) Analisa dan evaluasi pembangunan penahan gelombang, alur
pelayaran, jaringan jalan, dan sarana bantu navigasi pelayaran serta
sarana dan prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan
oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha
Pelabuhan dan penyusunan sistem dan prosedur pelayanan jasa
kepelabuhanan, usaha jasa terkait dengan kepelabuhanan dan angkutan
di perairan serta penyediaan dan pengelolaan sistem informasi
angkutan di perairan dan sistem informasi pelabuhan.
c. Bagian Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli
Tugas dan tanggung jawab Bagian Keselamatan Berlayar Penjagaan
dan Patroli antara lain :
1) Melakukan penilikan pemenuhan persyaratan pengawakan kapal.
2) Penyiapan bahan penerbitan dokumen kepelautan, perjanjian kerja
laut dan penyijilan awak kapal serta perlindungan awak kapal.
3) Melaksanaan pengawasan tertib bandar, pergerakan kapal (shifting),
pemanduan dan penundaan kapal di perairan pelabuhan dan tertib
berlayar, lalu lintas keluar masuk kapal, kapal asing (port state
22
control) flag state control danpemenuhan persyaratan kelaiklautan
kapal dan penerbitan.
4) Surat Persetujuan Berlayar, penjagaan, pengamanan, dan penertiban
embarkasi dan debarkasi penumpang di pelabuhan.
5) Pengawasan kegiatan bongkar muat barang khusus, barang berbahaya
, pengisian bahan bakar serta limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3).
6) Pengawasan pembangunan fasillitas pelabuhan serta pengerukan dan
reklamasi, patroli di perairan pelabuhan.
7) Pengawasan dan pengamanan terhadap keselamatan kapal yang masuk
keluar pelabuhan, kapal sandar dan berlabuh. Penyiapan bahan
koordinasi dan pemberian bantuan pencarian dan penyelamatan
(Search And Rescue), penanggulangan pencemaran laut serta
pencegahan dan pemadaman kebakaran di perairan pelabuhan,
pengawasan kegiatan alih muat di perairan pelabuhan, salvage dan
pekerjaan bawah air,
8) Melaksanaan pemeriksaan dan verifikasi pelaksanaan pemeriksaan
danverifikasi sistem keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
(International Ship and Port Facility Security Code/ISPS-Code),
9) Penyiapan bahan pemeriksaan pendahuluan pada kecelakaan kapal,
serta pelaksanaan penyidikan tindak pidana di bidang pelayaran sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
10) Melakukan pemantauan dan meningkatkan pengawasan terhadap
kegiatan kapal- kapal yang berlabuh di kolam Bandar maupun di
kolam pelabuhan dan dititik beratkan pengawasan terhadap kegiatan
Ship To Ship (STS) Transfer di area STS yang ditetapkan.
11) Membuat laporan yang berkaitan dengan tugas penilikan dan
pengawakan kelaiklautan kapal, sertifikasi dan ketertiban Bandar
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
d. Bagian Status Hukum dan Sertifikasi Kapal
23
Tugas dan tanggung jawab BagianStatus Hukum dan Sertifikasi Kapal
antara lain :
1) Melakukan penyiapan bahan pengukuran, pendaftaran, baik nama,
hipotek dan surat tanda kebangsaan, penggantian bendera kapal serta
pemasangan tanda selar.
2) Melakukan pemeriksaan, penilikan rancang bangun kapal,
3) Pengawasan pembangunan, perombakan dan docking kapal,
4) Pemeriksaan dan pengujian nautis, teknis, radio, elektronika kapal,
5) Penghitungan dan pengujian stabilitas kapal,
6) Melakukan pengawasan percobaan berlayar, pengujian peralatan,
verifikasi,
7) Penyiapan bahan penerbitan sertifikat keselamatan kapal, sertifikat
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal,
pembersihan tangki serta perlindungan ganti rugi pencemaran.
e. Bagian Tata Usaha
Tugas dan tanggung jawab Bagian Tata Usaha antara lain :
1) Melakukan urusan keuangan, kepegawaian dan umum, hukum dan
hubungan masyarakat serta pelaporan Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan.
2) Mempelajari peraturan perundang undangan dan ketentuan lainnya
yang diperlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Tugas.
3) Mengumpulkan dan mengolah data Tata Usaha dan kerumah tanggaan
mengolah dan menyelesaikan proses persuratan.
4) Pelaksanaan pengelolaan tata usaha keuangan dan adminsitrasi
keuangan Menulis informasi kegiatan / acara dan jadwal acara Kepala
Kantor.
5) Melaksanakan kegiatan penataan ruangan kerja dan ruang rapat
pimpinan.
6) Menyimpan dan mengagendakan bahan usul perbaikan gedung kantor
dan pengadaan peralatan kantor.
24
7) Melakukan kegiatan pemeliharaan gedung kantor dan perawatan /
perbaikan peralatan kantor mengusulkan bahan kelengkapan kantor.
8) Melaksanakan dan mengorganisir pekerjaan pengetikan dan sistim
komputerisasi kantor.
9) Melaksanakan pencatatan, pengarsipan dan memeriksa kelengkapan
persuratan kantor menyiapkan dan menanda tangani tanda terima surat
atau barang lainnya.
10) Memberikan lembaran disposisi surat dan meneruskan surat kepada
kepala kantor.
11) Menindak lanjuti surat dan mendistribusikan surat sesuai isi disposisi
kepala kantor.
12) Menginventarisir dan mendata jumlah pegawai negeri sipil dan pegawai
kontrakan / harian.
13) Memfasilitasi terciptanya stabilitas organisasi dan disiplin PNS di unit
kerja membuat permintaan pembayaran gaji di unit kerja.
14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
15) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh atasan
untuk kepentingan organisasi.
4. Fasilitas umum kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan kelas II
Tanjung balai karimun
a. Fasilitas pokok
Untuk Kegiatan Bongkar / Muat Barang
a) Dermaga Beton
Panjang : 60 M
Lebar : 7,5 M
Kedalaman Air : 5-7 M
b) Tempat Penumpukan Barang
Lapangan : 12.5 x 23 M = 287,5M
Untuk Kegiatan Naik - Turun Penumpang
a) Dermaga Apung ( Ponton A )
25
Panjang : 18 M
Lebar : 10 M
Kedalaman Air : 5 M
b) Dermaga Apung ( Ponton B )
Panjang : 18 M
Lebar : 10 M
Kedalaman Air : 4 M
c) Terminal Domestik
Konstruksi Beton
Lebar : 218 M²
Kedalaman Air : 150 M
d) Terminal Domestik II
Konstruksi Beton
Luas : 843.75 M²
Kapasitas : 400 Orang
e) Fasilitas penunjang
Counter / Loket Penjualan Ticket
Konstruksi Beton
Luas Bangunan : 40 M²
5. Sarana dan Prasarana Kantor Kesyahbandran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai K
a. Kantor
1) Konstruksi : Permanen
2) Luas : 379,5 M2
b. Rumah Dinas
1) Kontruksi : Permanen
2) Jumlah : 19 rumah ( pintu )
c. Kendaraan
1) Kendaraan Air / Kapal / Perahu
2) Out Board Motor : 3 Unit – 200 PK
26
3) In Board Motor : 1 Unit-40 PK
4) Kapal Negara Kn. 352
5) Kendaraan Darat
a) Roda Empat : 2 Unit
b) Roda Dua : 5 Unit
d. Sarana Komunikasi
1) Kantor : No. (0777) 21070
2) Ka.KSOP : No. (0777) 21071 324108
3) Ka. Subag. Tata Usaha : No. (0777) 21269
4) Kasi Keselamatan berlayar penjagaan dan Patroli : No. (0777) 31618 –
324109
5) Kasi Lala dan Usaha Kepelabuhan : No. (0777) 323832– 327753
6) Kasi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal : No. (0777) 324006– 323675
7) Facsimile : No. (0777) 31233
8) V H F : Channel 10 dan Channel 14
9) E-Mail : [email protected]