25
BAB 1 PENDAHULUAN Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) dengan pendekatan PAR (Participatory action research), merupakan kegiatan intrakurikuler yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa terutama mahasiswa STAIN Ponorogo untuk belajar dan bekerja bersama Masyarakat. Hal ini bertujuan untuk membuat Mahasiswa mampu terjun langsung ke masyarakat dalam hal kegiatan yang ada di masyarakat, meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial bersama-sama masyarakat dalaam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dan masih banyak tujuan lain yang intinya demi kemajuan masyarakat itu sendiri. KPM atau Posdaya yang dirasa sangat cocok adalah Posdaya berbasis Masjid yaitu sebuah gerakan masyarakat di sekitar masjid dilakukan secara gotong royong dengan memanfaatkan modal sosial dan potensi jama’ah untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan mandiri. Posdaya berbasis Masjid ini sangat penting karena Posdaya ini bertujuan untuk meramaikan masjid kembali, karena masjid merupakan pusat ibadah sehingga banyak masyarakat yang berdatangan ke masjid. Dusun Tunjungan Wetan, Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo merupakan daerah yang tepat untuk melaksanakan program KPM Posdaya berbasis Masjid ini, dikarenakan tahun lalu daerah ini juga merupakan daerah tempat KPM sebelumnya, sehingga sangat tepat untuk melanjutkan program-program yang telah dibuat KPM selanjutnya ditambah dengan membuat Posdaya Berbasis Masjid ini, mengingat kondisi Masyarakat yang ada di daerah tersebut merupakan masyarakat yang aktif dalam bersosialisasi dan kegiatan ekonominya juga baik, namun kurang baik dalam hal keagamaan. Atas dasar tersebut maka kami melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) berbasis Masjid dengan pendekatan PAR 1

Laporan Kuliah Pengabdian Masyarakat 2015 STAIN Ponorogo

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau Posdaya (Pos Pemberdayaan

Keluarga) dengan pendekatan PAR (Participatory action research), merupakan

kegiatan intrakurikuler yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa terutama

mahasiswa STAIN Ponorogo untuk belajar dan bekerja bersama Masyarakat. Hal

ini bertujuan untuk membuat Mahasiswa mampu terjun langsung ke masyarakat

dalam hal kegiatan yang ada di masyarakat, meningkatkan kemampuan Sumber

Daya Manusia (SDM) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan

problem sosial bersama-sama masyarakat dalaam rangka meningkatkan

kesejahteraan sosial dan masih banyak tujuan lain yang intinya demi kemajuan

masyarakat itu sendiri.

KPM atau Posdaya yang dirasa sangat cocok adalah Posdaya berbasis

Masjid yaitu sebuah gerakan masyarakat di sekitar masjid dilakukan secara

gotong royong dengan memanfaatkan modal sosial dan potensi jama’ah untuk

mewujudkan keluarga sejahtera dan mandiri. Posdaya berbasis Masjid ini sangat

penting karena Posdaya ini bertujuan untuk meramaikan masjid kembali, karena

masjid merupakan pusat ibadah sehingga banyak masyarakat yang berdatangan ke

masjid.

Dusun Tunjungan Wetan, Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kabupaten

Ponorogo merupakan daerah yang tepat untuk melaksanakan program KPM

Posdaya berbasis Masjid ini, dikarenakan tahun lalu daerah ini juga merupakan

daerah tempat KPM sebelumnya, sehingga sangat tepat untuk melanjutkan

program-program yang telah dibuat KPM selanjutnya ditambah dengan membuat

Posdaya Berbasis Masjid ini, mengingat kondisi Masyarakat yang ada di daerah

tersebut merupakan masyarakat yang aktif dalam bersosialisasi dan kegiatan

ekonominya juga baik, namun kurang baik dalam hal keagamaan. Atas dasar

tersebut maka kami melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau

Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) berbasis Masjid dengan pendekatan PAR

1

(Participatory action research) di Dusun Tunjungan Wetan, Desa Patik,

Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo dengan tema Pemberdayaan Remaja

Masjid.

2

BAB II

PROSES KEGIATAN

A. Alur Kegiatan Teknik – Teknik PRA

Kuliah pengabdian masyarakat (KPM) 2015 dilaksanakan dengan

POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action

Research (PAR), yang mana peserta KPM atau mahasiswa berperan sebagai

fasilitator dalam menggali dan menemukan potensi-potensi yang ada dalam

masyarakat. Karena itulah kegiatan – kegiatan penunjang yang telah

berjalanpun tidak terlepas dari partisipasi dan peran masyarakat.

Berawal dari kegiatan diatas, kegiatan PAR dimulai dengan penggalian

data secara observasi dan wawancara yang dominan pada Dusun Tunjungan

Wetan Desa Patik khususnya yang nantinya akan diangkat sebagai masalah

utama. Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan pengolahan

data, penetapan masalah yang berkaitan dengan kurangnya minat dan

kesadaran masyarakat untuk meramaikan masjid. Berikut adalah susunan

teknis PRA dari KPM 2015 di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik:

1. Pemetaan (mapping)

Pemetaaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa,

dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Mapping

merupakan penggambaran kondisi wilayah secara detail, oleh karena itu untuk

menghindari kekeliruan informasi, posisi, dan kondisi penduduk kami bekerja

sama dengan Bapak Kamituwo Dusun Tunjungan Wetan yang bertempat di

rumah beliau, Rt. 02 Rw. 01.1

Disini kami membuat pemetaan topikal yaitu pemetaan sosial

ekonomi. Tujuan dibuatnya pemetaan sosial ekonomi agar memudahkan

warga untuk mengetahui letak ataupun posisi masjid yang ada di Dusun

Tunjungan Wetan Desa Patik. Adapun hasil dari mapping yang telah kami

lakukan dengan masyarakat lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1

tentang pemetaan (mapping) sosial ekonomi atau peta keluarga Dusun

Tunjungan Wetan Desa Patik.1 Hasil wawancara dengan

3

2. Penelusuran Desa (transector)

Transector (penelusuran desa) merupakan teknik untuk

memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan

keadaan sumber daya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa

mengikuti suatu lintasan tertentu menurut yang disepakati. Dengan teknik

transek diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta

masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, dan potensi-potensi yang

ada.

Setelah mendapat gambaran kondisi wilayah Dusun Tunjungan

Wetan Desa Patik, maka dengan kegiatan transector ini kami mencoba

melakukan penelusuran desa untuk melihat dan mengamati secara

langsung keadaan lingkungan dan keadaan Sumber Daya Alam (SDA)

serta masalah – masalah, perubahan – perubahan keadaan, dan potensi

yang ada di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik bersama dengan

masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 (transector )

Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik.

3. Diagram Venn

Setelah menelusuri wilayah di Dusun Tunjungan Wetan Desa

Patik, kami mengamati kondisi sosial agama masyarakat Dusun

Tunjungan Wetan Desa Patik dengan menganalisa peranannya,

kepentingannya, dan manfaatnya untuk masyarakat dusun setempat.

Kegiatan yang kami lakukan bertujuan untuk mengkaji pengaruh

lembaga-lembaga pemerintahan, lembaga–lembaga swasta, komunitas,

tokoh masyarakat, tokoh agama terhadap kehidupan, dan persoalan

warga masyarakat serta tingkat kepedulian lembaga/tokoh masyarakat

dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Dari sini kami bersama masyarakat menyusun Diagram Venn. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 3.

4

B. Perumusan Masalah

1. Pohon masalah dan pohon harapan

Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di Dusun

Tunjungan Wetan Desa Patik, kami menemukan berbagai permasalahan

yang menuntut untuk dipecahkan. Namun dari berbagai masalah yang

timbul tersebut, tidak mungkin anggota KPM dapat menyelesaikan

semuanya. Akhirnya, anggota KPM beserta masyarakat membuat

kesepakatan untuk memfokuskan pada satu masalah yang dirasa mampu

untuk diselesaikan secara bersama-sama.

Permasalahan tersebut adalah minimnya kesadaran masyarakat

untuk meramaikan masjid. Dari satu pokok masalah ini, anggota KPM

beserta masyarakat secara bersama-sama dalam mencari informasi

tentang akar-akar penyebab dari pokok masalah tersebut kemudian

menyusunnya dalam pohon masalah dan pohon harapan. Dengan metode

ini dapat ditemukan spesifikasi masalah yaitu mengapa permasalahan

tersebut terjadi. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 4.

2. Matrik Ranking

Setelah menyusun pohon masalah dan pohon harapan, maka

kami beserta masyarakat menyusun bagan peringkat (matrik ranking)

dari masalah-masalah tersebut, yaitu bagan yang digunakan untuk

menganalisis dan membandingkan masalah – masalah yang telah

diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skor.

Dengan matrik ini dapat diketahui peringkat masalah yang ada

sehingga dapat dipilih mana akar masalah yang dirasa lebih urgen dan

mendesak untuk diselesaikan. Untuk lebih jelasnya matrik rangking dapat

dilihat pada lampiran 5. Selanjutnya anggota KPM menindaklanjuti

matrik rangking tersebut dengan menganalisanya, mana masalah yang

dianggap lebih urgen dan dapat dipecahkan sesuai dengan kemampuan

5

masyarakat dan anggota KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

lampiran 5.

C. Proses Dijalankan

1. Perencanaan Lapangan (Participatory Planning)

Setelah menganalisa masalah melalui teknik-teknik PAR, KPM

beserta masyarakat menemukan sebuah masalah yang dianggap sangat urgen

dan sesuai dengan kemampuan masyarakat serta anggota mampu untuk

menyelesaikannya, yaitu kurannya kesadaran masyarakat untuk meramaikan

masjid. Dari masalah tersebut, anggota KPM XXXIV 2015 sepakat untuk

melaksanakan aksi yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Aksi

tersebut berupa pelatihan shalat sempurna dengan kesejahteraan mushola dan

masjid di dusun Tunjungan wetan.

Adapun susunan panitia kegiatan terdapat dalam lampiran 6.

2. Proses Aksi

Sebelum aksi ini dilaksanakan, kelompok KPM meminta persetujuan

dengan para tokoh agama, kepala desa, kapan dan di mana aksi ini

dilaksanakan. Akhirnya tim kpm membentuk kepanitiaan dan akhirnya pada

hari Jumat, 21 Agustus 2015, meliputi pembentukan struktur remaja masjid

dan pelatihan shalat sempurna. Peserta yang diikutkan adalah para ta’mir

yang didelegasikan oleh pengurus masjid dan mushola.

Proses aksi ini dimulai dengan acara pembukaan pelatihan yang di

dalamnya perwakilan tim KPM memberikan penjelasan tentang tujuan dan

harapan dari pelatihan yang akan dilaksanakan. Kemudian acara dilanjutkan

dengan pelatihan yang diserahkan sepanuhnya kepada pemateri dari MWC

Kec. Pulung.

Rencana aksi pada kegiatan ini, yaitu dimulai dengan pembukaan

dari pranata acara, penyampaian harapan dari ketua panitia terhadap

terselenggaranya kedua kegiatan tersebut. Kemudian disampaikan

6

harapan dari kepala Dusun Tunjungan Wetan dan pihak lain yang

terlibat.2

2Seluruh anggota KPM 34 STAIN Ponorogo pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 20.00 WIB di

Masjid Baitur Ridho.7

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID DAN MASYARAKAT

A. Peta Masyarakat Sekitar Masjid dan Penjelasannya

Pemetaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa,

dusun, RT, atau wilayah yang luas) bersama masyarakat. Tehnik ini

digunakan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkap keadaan

wilayah desa beserta lingkungannya sendiri. Karena kebutuhan akan peta

tematik tidak begitu dipergunakan, sehingga untuk melihat dusun Tunjungan

wetan secara umum maka kami bersama kelompok hanya membuat peta

dusun Tunjungan wetan sendiri dengan gambaran umum. Darikeluarga

Bapak Juwarno selaku warga dan dengan dokumen yang ada.3 Namun, dalam

proses pembuatannya kami dijelaskan banyak hal tentang keadan geografis,

keadaan masyarakat, baik secara ekonomi, budaya, agama dan sebagainya.

Kami membuat kategori tahapan keluarga sejahtera dan indikatornya,

sesuai dengan buku pedoman KPM, yaitu :

Tahapan Keluarga Sejahtera I berbentuk kotak dan berwarna

kuning : keluarga ini merupakan keluarga yang cukup dalam

berbagai hal baik sandang, pangan dan papan.

Tahapan Keluarga Sejahtera II berbentuk kotak dan berwarna hitam :

keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera satu,

karena dalam keluarga ini ditemukan sedikit kekurangan dalam satu

hal entah itu sandang, pangan dan papan.

Tahapan Keluarga Sejahtera III berbentuk kotak dan berwarna

hijau : keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera

I dan II karena ditemukan lebih dari satu hal kekurangan entah itu di

sandang, pangan dan papan.

3 Hasil wawancara dengan Bapak Juwarno dan keluarga, pada tanggal 07 Agustus 2015, pukul

09.00:11.00 dirumah Bapak Juwarno. 8

Tahapan Keluarga Pra Sejahtera berbentuk kotak dan berwarna

merah : keluarga ini menunjukkan keluarga yang memiliki

kekurangan dalam berbagai hal, dan layak untuk mendapatkan

bantuan dalam ekonomi.

Lalu ada juga yang berbentuk lingkaran hal tersebut menandakan ada

kekurangan dalam keluarga tersebut, berikut penjelasannya :

Lingkaran Biru : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal

bangunan rumah.

Lingkaran Hijau : mennjukkan adanya kekurangan dalam hal

kesehatan.

Lingkaran Kuning : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal

pakaian.

Lingkaran Merah : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal

makanan.

Lingkaran Hitam : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal

pekerjaan.

Lingkaran Biru Tua : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal

Pendidikan.

Tentang gambaran peta keluarga Dusun Tunjungan wetan bisa

dilihat di lampiran 1.

B. Keadaan Sosial-Ekonomi, Sosial-Politik, Sosial-Budaya

1. Sosial Eknomi

Keadaan sosial masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sangatlah

bagus. Rasa kebersamaan dan toleransi dijunjung erat di dusun ini

sehingga antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya bisa saling

bekerja sama dalam melakukan apapun. Tidak hanya dalam satu dusun

saja tetapi juga dengan dusun lain dalam satu desa.

9

Keadaan sosial-ekonomi yang ada di Dusun Tunjungan wetan

adalah sebagai berikut: sebagian besar adalah petani, yang meliputi

para petani dari kebun mereka sendiri maupun hanya sebagai buruh

tani, terlihat dari terkenal dengan sumberkenal dengan sumber airnya

yang melimpah. Kondisi pertanian di dusun ini pada umumnya sama

dengan pertanian di daerah lain. Namun untuk tanaman jagung,

masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sudah memiliki cara tersendiri

agar dapat menghasilkan panen yang maksimal. Selain menggunakan

bibit unggul, para petani juga mengelola tanaman jagung agar tidak

mengalami dehidrasi sehingga bisa tetap tumbuh baik. Karena pada

dasarnya, pengairan di sawah Dusun Tunjungan Wetan diterapkan

secara bergilir.4 Ada juga yang menggantungkan hidupnya dari hasil

berdagang, karena terdapat beberapa pertokoan dan juga ada pusat

produksi penggilingan beras, ada pula masyarakat yang mencoba

untuk membudidayakan ikan lele dan budidaya susu peras. Peternakan

pun tak ketinggalan menjadi kegiatan sosial-ekonomi masyarakat

Dusun Surodipo, yaitu beberapa yang memiliki kambing, sapi, kerbau,

ayam, maupun bebek. Dan ada beberapa sebagai pegawai sipil,

menjadi Guru ataupun pegawai-pegawai di beberapa instansi

pemerintah.

masyarakat Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan adalah sebagai

berikut:

No.Jenis Fasilitas

PemerintahanJumlah No.

Jenis Fasilitas

Peribadatan

Jumla

h

1. Kantor Desa 1 1. Masjid 1

2. Kantor BPD 1 2. Mushola 1

3. Karang Taruna 1 3. Gereja -

4. PKK 1 4. Pura -

4

10

No. Jenis Fasilitas

Pendidikan

Jumlah No. Jenis Fasilitas

Kesehatan

Jumlah

1. Gedung TK - 1. Polindes -

2. Gedung SD/ MI 1 2. Posyandu 1

3. Gedung SLTP -

4. Gedung SLTA -

2. Social Politik

Kondisi sosial politik di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik

dahulu sangat fanatik pada partai politik. Kefanatikan ini timbul karena

adanya calon–calon pemimpin yang memberikan dana tersembunyi

pada masyarakat untuk memilihnya sehingga dapat memenangkan

pemilihan tersebut.

Namun kini hal tersebut sudah tidak ada lagi. Masyarakat

Dusun Tunjungan Wetan tergolong netral tanpa kefanatikan serta

sudah wafatnya para tokoh masyarakat yang fanatik terhadap partai

tersebut. Dalam pemilihan pemimpin negara pun disini dilakukan

dengan baik sebagaimana di tempat yang lain.

Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Dusun Tunjungan

Wetan sangat memegang tinggi rasa toleransi dan nasionalisme. Para

perangkat desa hanya menjadi jembatan antara masyarakat awam

dengan pemerintah sedangkan masyarakat akan menjadi aktifis politik

jika terdapat pemilu atau pesta demokrasi.

Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan dikepalai oleh seorang

Kepala Desa yang bernama Ali Nuruddin dan dibantu oleh Sekretaris

Desa atau Carik yang bernama Maryono.

Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan terdiri dari 4 RT 2 RW

yaitu:5

5 HAsil wawancara dengan bapak 11

1. RT 01/01 diketuai oleh Bapak Tumiran

2. RT 02/01 diketuai oleh Bapak Imam Sumaryono

3. RT 01/02 diketuai oleh Bapak Teguh

4. RT 02/02 diketuai oleh Bapak Nyoto

3. Sosial Budaya

Dalam hal kebudayaan, masyarakat Tunjungan wetan masih

cenderung meneruskan budaya peninggalan nenek moyangnya. Seperti

halnya diberbagai daerah di Ponorogo yang masih kental dengan

budaya Reog, dan karawitan yang masih sangat diperhatikan. Selain

kesenian, kondisi sosial budaya masyarakat Dusun Tunjungan wetan

dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai sebuah

dusun yang masih ada sedikit mempertahankan dengan budaya

kejawen dan sosial keagamaan masyarakat setempat. Disana terkadang

ditemui upacaraupacara semisal kenduri (kirim do'a bagi orang tua

yang telah meninggal), tingkeban (upacara menyambut kelahiran

anak), piton-piton, dan lain sebagainya.

C. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di masyarakat

Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang

berpengaruh. Perkembangan suatu daerah, tergantung dari seberapa

kompetennya suatu tokoh dalam memajukan daerahnya. Begitu pula pada

Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa Patik

Kecamatan pulung Kabupaten Ponorogo, antara lain:

a. Tokoh Agama

Di Desa Patik terdapat masjid dan musholla dimana setiap masjid

dan musholla dipimpin oleh beberapa imam dan pengurus takmir yang

bertanggung jawab atas masjid atau musholla tersebut. Imam atau takmir

masjid di Dusun Tunjungan Wetan adalah Bapak Dasi. Beliau adalah

imam sekaligus takmir di Masjid Baitul Ridho. Imam atau ta’mir di

mushalla Baitul Hakim adalah bapak Rujito.

12

Tahun ini masjid Baitul Ridho mendapatkan bantuan dana ar-

Rohmah untuk merenovasi masjid tersebut namun dari pengurus masjid

menolak hal tersebut karena kondisi masjid yang sudah tidak dapat

diperlebar lagi. Apalagi ada rencana untuk membangun masjid di sisi jalan

dari masjid al-Islam. Pembangunan masjid baru tersebut sudah mendapat

izin dari kepala Desa Patik namun pelaksanaan pembangunannya belum

terjadi hingga kini padahal sudah sejak setahun yang lalu. Hal ini juga

disebabkan karena minimnya dana serta dukungan masyarakat sekitar.

b. Tokoh Masyarakat

Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang

berpengaruh, begitu pula pada Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang

berpengaruh di Desa Patik Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, antara

lain:

i. Ali Nuruddin yang mana beliau sebagai kepala Desa Patik yang

menjabat sebagai kepala desa (20 Juli 2012 s/d sekarang).

ii. Bapak Wiroso sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Kulon.

iii. Bapak Sukamto sebagai kamituwo Dusun Tunjangan Wetan.

iv. Bapak Misnun sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Wetan.

v. Bapak Budi Hermanto sebagai kamituwo Dusun Krajan.

vi. Bapak Suprijono sebagai kepala BPD Desa Patik.

vii. Bapak Dasi dan Bapak Rujito sebagai sesepuh Dusun Tunjungan

Wetan.

Tokoh-tokoh masyarakat tersebut merupakan orang yang menjadi

panutan bagi warganya, dan beliau itu juga berperan aktif dalam kegiatan

sosial kemasyarakatan.6

c. Tokoh Pemuda

6 Hasil wawancara dengan Bapak Kamituwo & Bapak Bayan pada tanggal 20

Agustus 2014 pukul 11.00 WIB di rumah Bapak Kamituwo.13

Organisasi Paguyuban Sinoman Pemuda dan Dewasa (Pasidewa) di

Desa Patik Dusun Tujungan Wetan berjalan efektif karena adanya

hubungan komunikasi yang baik antara pemuda dan orang dewasa.

Adapun kegiatan Pasidewa yang berjalan antara lain arisan yang

dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal 25 yang diadakan bergantian di

rumah para anggota Pasidewa. Organisasi ini sudah berjalan selama satu

tahun yang diketuai oleh Purnawan. Oleh karena itu organisasi

kepemudaan ini sangat aktif dalam kegiatan pembangunan desa maupun

dalam kegiatan sosial lainnya.

D. HASIL RUMUSAN KEGIATAN PENUNJANG

Berangkat dari pembekalan dan panduan yang diberikan oleh LP3M

STAIN Ponorogo serta bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Kuliah

Pengabdian Masyarakat (KPM) POSDAYA yang berbasiskan masjid dengan

pendekatan Partisipatory Action Research (PAR), kami kelompok XXXIV

KPM 2015 STAIN Ponorogo melakukan Rapid Rural Assesment (RRA) atau

observasi awal ke lokasi KPM yaitu Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tanggal 22-27 Juni 2015.

Observasi awal di daerah tersebut, kami menemukan berbagai data yang kami

jadikan acuan dalam penyusunan program penunjang.

Penyusunan program penunjang kami susun berdasarkan tolak ukur

hasil dari Cara observasi lapangan yang kami lakukan di Dusun Tunjungan

wetan. Adapun rumusan program penunjang yang kami ampu sebagaimana

yang telah terlampir.

Sedangkan laporan pelaksanaan dari program tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan Sosial

a. Berpartisipasi dalam kerja bakti

Banyak sekali kegiatan yang dilakukan secara bersama–sama di

Dusun Tunjungan Wetan, seperti kerja bakti. Kerja bakti disini bisa

14

seperti membantu menurunkan genteng rumah, membersihkan area

dusun, dan bersih–bersih untuk pelaksanaan lomba HUT RI. Waktu

pelaksanaannya sudah ditentukan secara pasti sehingga hanya dengan

memukul tiang listrik warga sudah berkumpul secara cepat. Dan karena

anggota KPM XXXIV 2015 di Dusun Tunjungan Wetan bertempat

tinggal di rumah Bapak Jogoboyo (Purwanto) maka dalam kegiatan

apapun yang dilakukan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan langsung

diajak oleh Bapak Jogoboyo.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan arisan

Kegiatan arisan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh

pemuda, ibu–ibu dan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan.

Ibu–ibu di Dusun Tunjungan Wetan mempunyai beberapa jenis

arisan, yaitu arisan gerabah, arisan tabungan, arisan beras, dan lain-lain.

Untuk pelaksanaan arisan dilaksanakan sesuai jadwal RT-nya masing-

masing.

Arisan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan dilaksanakan di

setiap RT-nya masing-masing. Arisan tersebut dilaksanakan setiap

sebulan sekali dengan rincian sebagai berikut: arisan lingkungan Rt. 01

Rw. 01, arisan dilakukan pada tanggal setiap tanggal 14, arisan

lingkungan Rt. 02 Rw. 01 dilakukan setiap tanggal 26, dan arisan

lingkungan Rt. 01 Rw. 02 serta Rt. 02 Rw. 02 dilakukan setiap tanggal

5. Arisan ini dilakukan setelah ‘isya di rumah warga yang mendapatkan

arisan. Selain hanya arisan, kegiatan ini juga diisi dengan bertukar

informasi dan yasinan bapak-bapak.

Arisan Pasidewa di Dusun Tunjungan Wetan merupakan tempat

untuk berkumpul para pemuda dan dewasa yang dilaksanakan setiap

sebulan sekali pada tanggal 25 secara bergilir di rumah para

anggotanya. Pada acara inilah segala informasi yang akan dilaksanakan

masyarakat Dusun Tunjungan Wetan akan disampaikan, seperti akan

diadakannya kerja bakti, perayaan HUT RI, dan pernikahan.

15

c. Berpartisipasi dalam kegiatan HUT RI

KPM 2015 STAIN Ponorogo tahun ini kebetulan terlaksana

bertepatan dengan perayaan kemerdekaan RI yang ke-70. Anggota

KPM XXXIV 2015 pun juga memiliki semangat yang tinggi untuk

berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan RI tersebut. Organisasi

Pasidewa bekerjasama dengan KPM 34 mengadakan lomba–lomba baik

untuk anak–anak, ibu–ibu, ataupun untuk bapak–bapak. Lomba ini

dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2015 pukul 07.00-24.00 WIB di

lapangan Tunjungan Wetan. Kegiatan ini menarik banyak perhatian dari

warga sekitar sehingga lapangan pun semakin penuh dengan warga

yang ingin menyaksikan lomba tersebut.

d. Bersama ibu–ibu yasinan

Ibu–ibu yasinan memiliki antusias yang besar ketika diajak

membuat sebuah kerajinan tangan berupa tas anyaman dari rotan.

Kegiatan ini dilakukan pada hari senin, 01 September 2015 pukul 13.00

WIB yang diikuti oleh 16 orang dan bertempat di Masjid al-Islam.

Kegiatan ini diawali dengan penjelasan singkat dari anggota KPM

XXXIV 2015, kemudian langsung diperagakan oleh anggota KPM

XXXIV 2015 juga. Setelah dirasa cukup penjelasannya, maka ibu – ibu

langsung mempraktekkan apa yang sudah dijelaskan tadi dengan

dibentuk menjadi 3 kelompok ditambah dengan 1 anggota KPM

XXXIV 2015 di masing – masing kelompok. Kegiatan ini berakhir pada

pukul 17.00 WIB.

2. Kegiatan Agama

a. Berpartisipasi mengajar TPA

TPA al-Mujahidin merupakan TPA yang dilaksanakan di Masjid

al-Islam dengan jumlah santri sekitar 30 orang. TPA dimulai pada

pukul 15.00 – 16.30 WIB karena sebelum memasuki pelajaran, santri

melaksanakan sholat ashar secara berjamaah. Setelah sholat berjamaah

16

dilaksanakan, para santri mengaji secara sorogan. TPA dilaksanakan

dari hari senin hingga hari kamis.

Pendidik di TPA ini hanya ada satu orang yaitu Mbak Vita dan

kadang juga dibantu oleh ayahnya. Dahulu pendidik di TPA ini ada

banyak namun ketika mereka sudah menikah dan bekerja di luar kota,

tidak ada lagi yang kembali mengajar. Pemuda dan pemudi yang ada di

dusun ini juga kurang memiliki keinginan untuk mengajar di TPA

padahal banyak sekali santri yang ingin mengaji di TPA tersebut.

Kemudian anggota KPM 2015 ikut berpartisipasi mengajar di TPA

ini juga. Santri pun menerima kedatangan kami dengan baik. Dan

ketika satu bulan disini, TPA al-Mujahidin aktif dari hari senin hingga

sabtu di waktu dan tempat yang sama. Dengan jumlah anggota KPM

XXXIV 2015 yang mencapai 14 orang, kami membagi jadwal untuk

mengajar ke TPA dengan 3 orang per hari. Karena ketika hari – hari

biasa, tidak semua santri masuk TPA disebabkan kegiatan di

sekolahnya masing – masing yang sudah mulai aktif.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan yasinan

Kegiatan yasinan di Dusun Tunjungan Wetan hanya dilaksanakan

oleh ibu – ibu secara rutin setiap malam jum’at sehabis sholat ‘isya.

Kegiatan yasinan diikuti oleh sekitar 60 orang dan bertempat di rumah

warga secara bergantian. Dalam acara ini juga terdapat arisan sehingga

penentuan tempat yasinan berikutnya ditentukan oleh hasil pemenang

arisan tersebut.

Di tengah kegiatan yasinan kadang juga terdapat tausiyah dan

informasi terbaru yang disampaikan oleh Ibu Komariyah atau yang

lainnya. Disaat seperti itu pula anggota KPM XXXIV 2015 juga

mengajak ibu – ibu yasinan untuk membuat tas anyaman dari rotan.

Meskipun tidak langsung dilaksanakan pada malam itu juga, antusias

ibu – ibu cukup besar. Oleh karenanya, pada hari Senin, 01 September

17

2015 pukul 13.00 WIB, kami langsung berlatih bersama membuat tas

anyaman tersebut.

3. Kegiatan Pendidikan

a. Berpartisipasi mengajar les

Les merupakan tempat untuk anak – anak mengulangi pelajaran

atau mengerjakan tugas yang didapatnya dari sekolah pagi. Kegiatan ini

sudah ada sejak sebelum anggota KPM 2015 datang. Kegiatan ini

bertempat di rumah Mbak Vita selaku tutor les. Jumlah anak yang

mengikuti les sekitar 4 hingga 6 orang tiap harinya. Kegiatan les

dilaksanakan ba’da maghrib hingga selesai.

Kegiatan les diawali dengan membaca doa dan mengaji,

kemudian mempelajari pelajaran besok, mengulangi pelajaran yang

telah diberikan atau mengerjakan tugas. Dan kemudian diakhiri dengan

doa.

Ketika anggota KPM 2015 tiba, Mbak Vita memberikan

kesempatan penuh untuk mengajar les namun tempat pelaksanaannya

dipindah ke Masjid al-Islam agar anak – anak tidak kebingungan atau

canggung dengan kami. Akibatnya, kegiatan pun diawali dengan sholat

maghrib berjamaah di masjid dan berakhir saat adzan sholat ‘isya

berkumandang.

b. Berpartisipasi mengajar TK

TK “Dharma Wanita Persatuan” merupakan satu – satunya TK

yang ada di Desa Patik. TK ini memiliki 40 siswa dan 4 guru yang

dibagi menjadi 2 kelas yaitu TK “A” dan TK “B”. Pada dasarnya, TK

“Dharma Wanita” terletak di Dusun Tunjungan Kulon. TK ini aktif dari

pukul 07.30 – 10.00 WIB selama 6 hari dalam satu minggu.

TK “Dharma Wanita” memang belum memiliki fasilitas yang

maju seperti TK yang lain namun untuk model dan metode

pembelajarannya sudah sangat bagus. Siswa – siswanya aktif mengikuti

18

pembelajaran yang diberikan. Di bulan Agustus 2015, salah satu

siswanya mendapatkan juara 2 se-kecamatan Pulung untuk lomba

fashion show.

Di TK ini terdapat pula siswa yang tuna rungu dan idiot. Kedua

siswa ini mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran namun

tetap ditempatkan di kelas yang sama dengan siswa lainnya karena

gedung sekolah di TK ini tidak terlalu banyak. Meskipun demikian,

tidak mematahkan semangat siswa dan guru untuk terus belajar dan

memberikan pelajaran kepada siswa – siswanya.

c. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di SD

Lembaga pendidikan dasar di Desa Patik adalah SDN Patik yang

terletak di Tunjungan Wetan. SDN Patik memiliki 138 siswa dari kelas

1 hingga kelas 6 dan 12 pendidik. SDN Patik memulai pembelajaran

dari pukul 07.00 – 12.00 WIB kecuali hari jum’at. Kemudian pada hari

jum’at dilanjutkan dengan latihan pramuka yang dimulai pada pukul

15.00 – 16.30 WIB.

Di bulan Agustus ini, SDN Patik akan mengikuti lomba pramuka

se-kecamatan Pulung yang diadakan pada tanggal 11 – 13 Agustus

2015 di SDN 3 Pomahan. Lomba ini diikuti oleh 40 regu dengan 20

regu putra dan 20 regu putri. Sehingga latihan pramuka dilakukan setiap

hari setelah pembelajaran selesai. SDN Patik mengirimkan 2 regu untuk

mengikuti lomba ini dengan masing –masing regu terdiri dari 10 siswa.

Akhirnya, SDN Patik mendapatkan 2 piala untuk lomba ini dari

kategori hafalan surat – surat pendek dan perkemahan.

19

BAB IV

HASIL DAN DAMPAK

A. Hasil yang Dicapai

Setelah melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan KPM yang

berbasis PAR (Participatory Action Research) dari satu tahapan ke

tahapan lain selama kurang lebih satu bulan, maka hasil yang telah

dicapai di antaranya adalah:

1. Pelaksanaan Program Penunjang

Program penunjang yang telah dilaksanakan selama satu bulan

tersebut beberapa manfaat antara lain:

a. Terjalinnya hubungan silaturahmi yang erat antara mahasiswa KPM

dengan masyarakat Dusun Tunjungan wetan.

b. Terbantunya tugas dari Bapak/Ibu guru SDN Patik Dusun Tunjungan

wetan.

c. Bertambahnya kegiatan setelah sholat maghrib, yaitu mengajar anak-

anak TPQ.

d. Terbantunya pengajar di TPQ.

e. Termotivasinya warga masyarakat untuk menjadi lebih baik dengan

adanya sosialisasi keagamaan dan aplikasinya.

2. Pelaksanaan teknik-teknik PRA (Participatory Rural Apprasial)

Teknik-teknik PRA yang telah kami laksanakan selama melakukan

KPM pada awal, menghasilkan beberapa hal diantaranya:

a. Terkajinya keadaan Dusun Tunjungan Wetan baik secara geografis,

sosial ekonomi, sosial politik, social budaya, dan juga sosial

keagamaaan.

b. Terkajinya lembaga-lembaga atau organisasi yang ada di Dusun

Tunjungan Wetan dan hubungan antara lembaga-lembaga tersebut.

c. Ditemukannya masalah-masalah yang harus segera dicarikan

penyelesaiannya terutama dalam bidang keagamaan.

d. Terjalinya hubungan kerjasama yang baik antara warga masyarakat dan

juga anggota kelompok KPM.

20

B. Dampak Perubahan yang Terjadi

Dampak yang dihasilkan dari pelatihan sholat sempurna, yaitu:

1. Bertambahnya pengetahuan tentang pentingnya sholat lima waktu.

2. Tumbuhnya semangat dan motivasi baru bagi warga untuk melaksanakan

jama’ah serta meramaikan masjid

3. Bertambahnya ramai masjid karena sebagai pusat kegiatan selain

keagamaan.

Dari dampak di atas, remaja dan dewasa diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran keagamaan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan

agar lebih agamis, melalui kegiatan pelatihan sholat sempurna, dengan masjid

sebagai pusatnya.

C. Tanggapan Masyarakat

1. Tokoh Agama

Sebagian besar tokoh agama yang ada di Dusun Tunjungan Wetan,

terutama para jama'ah masjid cukup antusias dan sangat berbahagia sekali

terhadap progam tersebut.

2. Tokoh Masyarakat

Tanggapanya sangat baik, dengan adanya program-program yang

dicanangkan oleh perserta KPM tentunya memberikan dampak yang

sangat positif bagi kernajuan Dusun Tunjungan Wetan dalam segala

bidang. Harapannya pun sama dengan tokoh-tokoh yang lain yakni KPM

STAIN tidak hanya kali ini saja, dan tidak hanya dilaksanakan selama 30

hari. Harapan ini dimaksudkan agar para peserta KPM bisa menindak

lanjuti program-program yang telah dicanangkan sebelumnya. Agar

membawa kemajuan dalam segala bidang khususnya di Dusun Tunjungan

Wetan.

21

3. Masyarakat Awam

Mengenai tanggapan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sangat

mendukung program dari peserta KPM STAIN Ponorogo, terlebih lagi

KPM ini menggunakan sistem PAR (Participatori Action Research) yang

menurut mereka sangat menguntungkan bagi sisi pendidikan, keagamaan,

kemasyarakatan. Mereka pun dapat mengetahui potensi yang ada pada

desa mereka. Dan kemudian dapat dikembangkan lagi.

22

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Refleksi

Dalam setiap pencapaian tujuan pasti membutuhkan proses, begitu pula

dengan anggota KPM XXXIV yang bertempat di Desa Patik Dusun

Tunjungan Wetan. Anggota KPM XXXIV harus menjalani serangkaian

proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai cara dilakukan

untuk mendapatkan informasi – informasi yang dapat menggambarkan

kondisi wilayah, masyarakat, serta kebiasaan atau adat istiadat di Dusun

Tunjungan Wetan ini. Tidak semua orang dapat menjadi informan kami

sehingga harus ada seleksi yang benar agar ketika memperoleh informasi

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan valid.

Dengan diadakannya Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)

POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action

Research (PAR), kami merasa sudah menjalankannya dengan baik. Karena

kegiatan ini juga termasuk mata kuliah pokok yang harus dijalankan dan

bekerja sama dengan masyarakat. Sejak kedatangan hingga kepulangan

anggota KPM XXXIV 2015, masyarakat menerima dan melepaskan kami

dengan hangat tanpa meninggalkan bekas luka. Oleh karenanya, anggota

KPM XXXIV 2015 mengambil hikmah dan pengalaman baru untuk dijadikan

pelajaran dalam hidup kami masing – masing ketika terjun ke masyarakat

langsung kelak. Berikut hikmah dan pengalaman yang dapat diambil:

1. Memberikan pengalaman berharga pada anggota KPM XXXIV 2015

dalam bersosialisasi dengan masyarakat haruslah bersifat fleksibel karena

setiap masyarakat di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik memiliki latar

belakang yang berbeda – beda.

2. Memberikan pelajaran pada anggota KPM XXXIV 2015 bahwa

permasalahan – permasalahan yang timbul di masyarakat sangatlah

kompleks dan menuntut adanya solusi yang tepat serta cepat.

23

3. Menjadikan anggota KPM XXXIV 2015 semakin erat dan kompak untuk

menjalankan program – program yang telah direncanakan agar berjalan

dengan lancar.

4. Memberikan usaha yang terbaik dari anggota KPM XXXIV 2015 agar

dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk taat beragama.

B. Rencana Tindak Lanjut

1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan POSDAYA di Dusun Tunjungan

Wetan Desa Patik maka anggota KPM XXXIV 2015 akan memantau

perkembangannya dengan jalan silaturahim berkelanjutan.

2. Untuk meramaikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan anggota

KPM XXXIV 2015 di Dusun Tunjungan Wetan yaitu dengan membentuk

struktur anggota POSDAYA. Dengan kegiatan sholawatan yang akan terus

dilaksanakan setiap lapanan (35 hari sekali).

3. Mengusulkan pada pihak kampus STAIN Ponorogo untuk melakukan

Kuliah Pengabdian Masyarakat di kecamatan Pulung khususnya di Desa

Patik Dusun Tunjungan Wetan agar lebih memajukan desa tersebut.

C. Rekomendasi

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anggota KPM XXXIV 2015

menjadikan tidak semua permasalahan yang ada di Dusun Tunjungan Wetan

mendapatkan solusi yang tepat. Dan terhadap permasalahan yang sudah

diberikan solusi tentu adapula keraguan – raguan untuk melaksanakan solusi

tersebut karena masih belum menemukan bukti yang nyata dan valid.

Sedangkan mengenai keberlangsungan posdaya yang sudah terbentuk

dan mendapat perhatian baik oleh warga, Berikut rekomendasi dari anggota

KPM XXXIV 2015:

1. Bagi pengurus POSDAYA untuk terus aktif dan konsisten dalam

meneruskan kegiatan yang sudah terbentuk.

24

2. Bagi pengurus Dusun Tunjungan Wetan untuk memberikan bimbingan

pada pemuda dan pemudi agar memperhatikan dan peduli terhadap

kelangsungan POSDAYA.

3. Bagi pengurus Desa Patik untuk memberikan akses yang mudah kepada

pengurus POSDAYA untuk berkembangnya POSDAYA.

25