25
Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk. Mengangkat permasalahan - permasalahan tentang kehidupan sikap dan perilaku sosial kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.

MAKALAH PSK

Embed Size (px)

Citation preview

Kata PengantarPuji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,sahabat dan kita sebagai

generasi penerusnya hingga akhir zaman.Penyusunan makalah ini

bertujuan untuk. 

Mengangkat permasalahan - permasalahan tentang kehidupan sikap

dan perilaku sosial kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat menambah

wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISIKATA PENGATAR............................................................................................................2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................3BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Tujuan..........................................................................................................................5

C. Manfaat........................................................................................................................5

D. Rumusan Masalah........................................................................................................5

E. Sistematika penulisan...................................................................................................5.

BAB II LANDASAN TEORIA.     Pengertian Pekerja Seks

Komersial.........................................................................................6

B.     Pelacuran MenurutAgama............................................................................................6

C.     Faktor-faktor pendukung perilaku seks padaremaja ...................................................8

D.     Ciri khasPSK...............................................................................................................9

E.      KatagoriPSK..............................................................................................................10

F.      Faktor-faktor penyebab adanya PSK..........................................................................11

G.     persoalanpsikologis.....................................................................................................12

H.     Dampak yang ditimbulkan..........................................................................................12

I.        Penanganan masalahPSK..........................................................................................13BAB III PEMBAHASAN

A.     Pengertian prostitusi danpermasalahannya................................................................14

B.     Motif  yang melatar belakangiPSK...........................................................................16

C.     Akibat dariPSK..........................................................................................................17

D.     Masalah-masalah yang timbul dari PSK....................................................................17

E.      PSK pekerja tak bermoral............................................................................................18.

F.      Peran petugas sebagai kesehatan.................................................................................18BAB IV PENUTUP

A.     Kesimpulan………………………………………………............................……..19

B.     Saran …………………………………………………................................…….19DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dari sejak dulu PSK sudah menjadi akar di dunia ini,

sebagian yang melakukan pekerja sexs komersial, karena faktor

ekonomi dan frustasi dengan keadaan yang ada. Pekerjaan ini

sudah menjadi lumrah bagi mereka yang melakukaknnya, bahkan

ada sebuah desa yang menjadi sarana dan  prasarana mereka

untuk beroperasi tanpa ada kendala dari masyarakat setempat, 

dan masyarakat tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan,

pekerjaan tersebut sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat di

desa tersebut. Bahkan para pekerja sexs komersial itu

mendapatkan izin untuk tinggal di desa tersebut dan

mendapatkan fasilitas kesehatan secara rutin.

Pada tahun 1990, desa tersebut menjadi tempat pendatang

bagi pekerja sexs komersial untuk beroprasi dengan dikuatkan

oleh para premanisme desa tersebut sehingga mulai menguatkan

mereka untuk terus beroprasi secara rutin dan mulai

merancabang dengan membuka café-café dan tempat untuk

melakukan hubungan intim.

            Dan sejak tahun 1998 sampai sekarang, pekerja sexs

komersial tidak bisa di bubarkan. Sehingga desa tersebut

menyetujui akan keberadaan mereka beroprasi dan membuka cafe-

cafe untuk mereka mencari nafkah dengan kesepakatan yang sudah

disepakati dengan para ulama, tokoh masyarakat, bahkan petugas

keamanan (polisi) ikut serta dalam kebijakan yang di buat

dalam desa  tersebut.

B.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengetian dari pekerja seks komersial2.      Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama terhadap

pelacuran3.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

terjadinya seks bebas pada remaja 4.      Untuk mengetahui penyebab mereka memilih pekerjaan sebagai

PSK5.      Untuk mengetahui dampak negative PSK

C.     ManfaatMakalah ini diharapkan agar kita dapat mengetahui isi hati

mereka yang dipandang sebagai pekerjaan yang hina dan kotortanpa melihat kondisi kehidupan meraka yang penuh senyum dalampenderitaan yang mereka hadapi.

D.     Rumusan MasalahAda beberapa permasalahan yang akan di bahas

1.         Pengertian pekerja seks komersial (PSK)2.         Faktor pendukung perilaku seks pada remaja3.         Dampak yang di timbulkan seorang menjadi PSK4.         peran sebagai petugas kesehatan

E.      Sistematika penulisanRancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa bab yang akan dirinci sebagai berikut : BAB 1 : PendahuluanBerisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode pembahasan, dan sistematika penulisanBAB 2 : Landasan teori            Berisi mengenai : Pengertian Pekerja Seks Komersial, PelacuranMenurut Agama, Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada

remaja, Faktor-faktor penyebab adanya PSK, persoalanpsikologi, Dampak yang di timbulkan.BAB 3 : pembahasanBerisi mengenai : Pengertian prostitusi dan permasalahan nya,Motif yang menterbelakangi seorang menjadi PSK, Akibat dariPSK, Masalah-masalah yang timbul dari PSK, PSK pekerja takbermoral, Peran petugas sebagai kesehatan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A.     Pengertian Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual

jasanya untuk melakukan hubungan seksual demi uang. Di

Indonesia Wanita Malam (pekerja seks komersial) sebagai pelaku

wanita pemikat lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsu

birahinya. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita

Malam itu sangat begitu buruk,  hina dan menjadi musuh

masyarakat.Mereka kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi

cemohan bagi semua orang yang benci terhadap mereka. Bila

tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur

karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka

direhabilitasi dan diberikan penyuluhan. Pekerjaan Seks

Komersial sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau,

ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka

dari masa kemasa.

Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang

negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya

sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang

menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat,

namun toh dibutuhkan (evil necessity).

B.     Pelacuran Menurut AgamaPekerja seks komersial sangat diharamkan didalam setiap

agama karena bisa merusak moral maupun mengakibatkan hal yang

negatif.

Pandangan Agama Islam mengenai pelacuran Pelacuran dalam Islam adalah haram hukumnya dan berdosa besar.Islam juga melarang berkahwin dengan pelacur: Dalam hal ini ada suatu riwayat yang diceriterakan olehMurtsid dari Abu Murtsid, bahwa dia minta izin kepada Nabiuntuk kahwin dengan pelacur yang telah dimulainya perhubunganini sejak zaman jahiliah, namanya: Anaq. Nabi tidakmenjawabnya sehingga turunlah ayat yang berbunyi:Lelaki tukang zina tidak (boleh) kahwin, melainkan denganperempuan penzina dan musyrik, dan perempuan penzina tidak(boleh) kahwin,melainkan dengan lelaki penzina ataumusyrik.Yang demikian diharamkan atas orang-orang mukmin.(Al-Quran Surah An-Nur:3) Kemudian baginda bacakan ayat tersebutdan berkata: "Jangan kamu kahwin dengan dia" (hadis riwayatAbu Daud,An-Nasa'i dan Tarmiz

Pandangan dalam Perjanjian BaruAgama Yahudi di masa Perjanjian Baru (New Testament), khususnyadi masa Jesus menganggap negatif perlakuan pelacuran keranaitu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan merekabahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namundemikian Jesus digambarkan dekat dengan orang-orang yangdisingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungutcukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Jesuskepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahuluikamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31)

Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Jesus,seringkali digambarkan sebagai seorang pelacur yang diampuniJesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih diperdebatkan.Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akandijatuhi hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segalapenghakiman-Nya, kerana Ialah yang telah menghakimi pelacurbesar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; danIalah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya ataspelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15,17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan olehpenulis Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktuitu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-orang Kristianpada masa-masa permulaan agama Kristian. Ini bermaknapelacuran itu haram.

Pandangan Agama HinduDalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang,kerana dalam Hinduisme, tubuh wanita itu ibarat susu kehidupanbagi generasi berikutnya, mereka yang menjual dan membeli susukehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan seumurhidup. Dalam Veda(kitab agama Hindu) sendiri yang merupakankitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatuyang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukansebanyak 7 keturunan.

Pandangan Agama BuddhaDalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarangkerana tidak sesuai dengan keinginan Buddha.

C.     Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja

Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja

yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas.

Dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks

adalah sebagai berikut:

1)       Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja

dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum

melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut tekanan dari

teman-teman nya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang

didapat dari pacarnya sendiri.

2)      Adanya tekanan dari pacar

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai,

seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya,

tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.Dalam hal ini

yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap

memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan

suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri

selayaknya orang dewasa.

3) Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar

jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan

hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut

tidak sepadan dengan resiko yang dihadapinya.

4) Rasa penasaran

Pada usia remaja, keingintahuannya begitu besar terhadap

seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa

nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas

masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong

mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam

percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.

5) Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya

karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya

berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam

dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus

asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam

pergaulan bebas.

Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga.Bagi

seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang

tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak

(orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa

tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan

sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah

seks.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada

perhatian dari kita bersama dengan cara memberikan informasi

yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan agama.

Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan

remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa

kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan,

dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan

seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita

sendiri

D.     Ciri khas PSK

Ada beberapa ciri khas seorang pelacur / Pekerja seks

komersial

1) Wanita, lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria)

2) Biasanya cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik

3) Muda

4) Pakaian mencolok, beraneka warna, eksentrik

5) Teknik seksual mekanistik, cepat, tidak hadir secara psikis

6) Mobile

7) Biasanya berasal dari strata ekonomi dan social rendah,

tidak mempunyai ketrampilan khusus, berpendidikan rendah.

Sedangkan pelacur kelas tinggi biasanya berpendidikan tinggi,

beroperasi secara amateur atau professional.

8) 60-80 % intelektual normal

9)Mereka memperlihatkan penampilan lahiriah seperti : wajah,

rambut, pakaian, alat kosmetik, parfum yang merangsang.

E.      Kategori PSK

Peristiwa pelacuran timbul akibat adanya dorongan seks

yang tidak terintergrasi dengan kepribadian pelakunya. Dari

impuls-impuls seks yang tidak terkendali oleh hati nurani

tersebut dipakailah teknik seksual yang kasar dan provokatif

dan berlangsung tanpa afeksi an perasaan emosi serta kasih

sayang.

Perbuatan melacur dilakukan sebagai kegiatan sambilan

atau pengisi waktu senggang, ataupun sebagai pekerjaan penuh

(profesi). Pada tahun 60-an dinas social menggunakan istilah

wanita tuna susila (WTS) bagi pelacur wanita sedangkan pelacur

pria disebut gigolo. Bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia

yang termasuk dalam kategori pelacuran adalah :

1.      pergundikan, pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup

sebagai suamiistri, namun tanpa ikatan perkawinan atau nikah.

2. Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering

melakukan perbuatan erotik dan seksual dengan pria lain

secara iseng untuk pengisi waktu dengan bersenang-senang,

untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara

intersensional untuk mendapatkan penghasilan.

3. Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri

untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui

saluran tertentu. Pada umumnya terdiri ibu-ibu, pelayan

took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.

4. Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang

sekaligus bersedia memberikan pelayanan seks kepada para

pengunjug.

5. Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong

oleh emosi yang tidak matang dan keterbelakangan intelek,

serta pasif. Muah menjadi pecandu minuman keras atau

narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan perbuatan

immoral seksual dan pelacuran.

6. Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus

sekolah, akademi dan fakultas,yang berpendirian

menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim untuk

mendapatkan kepuasan seksual.

7. Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan

dan dibwa ketempat plesiran dengan taksi atau becak.

8. Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik,

ratu kecantikan, pramugari, penyanyi, aktris anak wayang

dll. Pada umumnya mereka sulit untuk diajak bermain seks,

yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat menggali emas

dan kekayaan dari kekasihnya.

9. Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan

kehidupan malam dan nightclub dan merupakan bentuk

pelacuran halus. Hostess harus melayani makan, minum dan

memuaskan naluri seks sehingga pelanggan dapat menikmati

keriaan suasana tempat hiburan.

10. Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-

awutan dengan sembarangan pria juga dilakukan dengan

banyak lelaki.

F.      Faktor-faktor penyebab adanya PSK (pekerja seks komersial):

1.       Kemiskinan

Diantara alasan penting yang melatar belakangi adalah

kemiskinan yang sering bersifat structural. Struktur kebijakan

tidak memihak kepada kaum yang lemah sehingga yang miskin

semakin miskin, sedangkan  yang kaya semakin menumpuk harta

kekayaannya.

Kebutuhan yang semakin banyak  bagi seorang perempuan dan

tekanan moral dari keluarga memaksa dia untuk mencari sebuah

pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan

yang harampun jadi pilihan mereka, karena kondisi kebutuhan

materi yang menuntut.

2.       Kekerasan seksual

Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan

menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan

oleh bapak kandung, paman, guru dan sebagainya.

3.      Penipuan

Faktor lain yaitu,  penipuan dan pemaksaan dengan berkedok

agen penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan

oleh orangtua sendiri pun juga kerap ditemui.

4.      Pornografi

Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi

adalah bentuk  ekspresi visual berupa gambar, tulisan, foto,

film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau

media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk

memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada

public alat vital dan bagian – bagian tubuh serta gerakan-

gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan seksualitas,

serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia

yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada

orang lain.

G.     Persoalan – persoalan psikologis

1.      Akibat gaya hidup modern

Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan

tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari

beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk

pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan

pintas dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.

2.      Broken home

Kehidupan keluarga yang kurang baik dan tidak harmonis dapat

memaksa seseorang remaja untuk melakukan hal - hal yang kurang

baik di luar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang

tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai

PSK.

3.      Kenangan masa kecil yang buruk

Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang

perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa

menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.

H.     Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK

(pekerja seks komersial) :

1.      Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya

sebagai seorang perempuan.

2.      Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena

masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.

3.      Memberikan citra buruk bagi keluarga.

4.       Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti 

penykit kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS

I.        Penanganan masalah PSK

a.       Keluarga

- Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan

pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks

bebas.

- Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar

dari perbuatan dosa.

b.      Masyarakat

Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap

kehidupan PSK.

c.       Pemerintah

-  Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.

-  Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.

-  Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia

lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

HIV/AIDS.

BAB III

PEMBAHASAN

A.     Prostitusi

Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak

sejarah kehidupan manusia sampai sekarang. Usaha

penanggulangannya sangat sukar sebab harus melalui proses dan

waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi

tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan

represif kuratif.

1.      Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :

- Individual

- Bantuan organisasi dan sindikat

2.      Menurut lokasinya :

- Setartegis/lokalisasi

- Dibalik front organisasi/bisnis terhormat

3.      Klasifikasi :

- Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam,

perempuan pendamping, penyedia perempuan panggilan)

- Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)

Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-

kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Kegiatan yang

dimaksud berupa :

a. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau

pengaturan penyelenggaraan pelacuran.

b. Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk

menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai

religius serta norma kesusilaan.

c. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti

olahraga dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan,

sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan energi.

d. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan

dengan kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang

memadahi dan dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.

e. Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan

dalam kehidupan keluarga.

f. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa

instansi dan mengikutsertakan masyarakat lokal dalam

rangka penanggulangan prostitusi.

g. Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana

lain yang merangsang nafsu seks.

h. Meningkatkan kesejahteraan seks.

Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif

dengan tujuan untuk menekan, menghapus dan menindas, serta

usaha penyembuhan para wanita tuna susila, untuk kemudian

dibawa kejalan yang benar. Usaha tersebut antara lain sebagai

berikut :

a. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan

keamanan para pelacur dilokalisasi.

b. Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka

dapat dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang

susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan melalui

pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan

ketrampilan dengan tujuan agar mereka menjadi kreatif dan

produktif.

c. Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat

masing-masing.

d. Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang

tetap untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan

penyakit.

e. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia

meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup

susila.

f. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan

masyarakat asal pelacur agar mereka mau menerima kembali

mantan wanita tuna susila untuk mengawali hidup barunya.

g. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para

wanita tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang

benar.

h. Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi

dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan

perluasan esempatan bagi kaum wanita.

B.     Motif yang melatar belakangi PSK

Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur /

PSK

1) Kesulitan hidup

2) Nafsu seks abnormal

3) Tekanan ekonomi

4) Aspirasi materil tinggi

5) Kompensasi terhadap perasaan inferior

6) Ingin tahu pada masalah seks

7) Pemberontakan terhadap otoritas orang tua

8) Simbol keberanian dan kegagahan

9) Bujuk rayu laki-laki dan/calo

10) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan

12) Pelayan dan pembantu Rumah tangga

13) Penundaan pernikahan

14) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga

15) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria

16) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi

17) Mudah dilakukan

18) Pecandu narkoba

19) Traumatis cinta

20) Ajakan teman

21) Tidak dipuaskan pasangan/suami

C.     Akibat menjadi pelacur / PSK

Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh

masyarakat dengan cara mengutuk keras, serta memberikan

hukuman yang berat bagi pelakunya. Namun demikian ada anggota

masyarakat yang bersifat netral dengan sikap acuh dan masa

bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik. Sikap

menolak diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut

dll. Perasaan tersebut timbul karena prostitusi dapat

mengakibatkan sebagai berikut. :

a. Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit

kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan

gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya

menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang

berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada

keturunan.

b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga

menjadi berantakan.

c. Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan,

khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.

d. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman

keras dan obat terlarang (narkoba).

e. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.

f. Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang

dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.

g. Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain :

impotensi, anorgasme.

h. Kebiasaan buruk, Badan lemas dan lelah,Badan dimanipulir

dan di eksploitasi

i.  Kekerasan

j.  Penghasilan lambat laun menurun

k. Usia lebih dari 30 tahun biasanya mengalami konflik jiwa

D.     Masalah-masalah yang timbul dari PSK

Beberapa masalah yang timbul karena menjadi PSK, antara lain :

1) Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti, HIV/AIDS.

2) Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan

3) Timbul Kekerasan

4) Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal

E.      PSK Pekerjaan tak bermoral

Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan

yang tidak bermoral :

1) Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan

suatu kegiatan seks yang dianggap tidak bermoral oleh banyak

agama

2) Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan

yang berkaitan dengan tugas reproduksi yang tidak seharusnya

digunakan secara bebas demi untuk memperoleh uang.

3) Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan

keluarga yang dibentuk melalui perkawinan dan melecehkan nilai

sakral perkawinan.

4) Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai

pecuri cinta dari laki-laki (suami) mereka sekaligus pencuri

hartanya.

F.      Peran sebagai petugas kesehatan

Peran sebagai petugas kesehatan dalam masalah pekerja seks

komersial yaitu :

1) Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-

pasien yang lain

2) Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS  

3) Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru,

murah dan cobalah menjaga kelangsungan pengadaan obat

4) Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.

5) Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB,

perawatan PMS dan obat yang terjangkau serta penanggulangan

obat terlarang

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Seseorang menjadi PSK adalah alasan ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tingkat

pendidikan PSK sangat rendah, sebagian besar tamatan sekolah

dasar (SD) dan beberapa tidak mengenyam pendidikan dasar sama

sekali, pendidikan rendah dan minimnya keahlian dan sempitnya

lapangan pekerjaan membuat wanita nekad untuk bekerja sebagai

PSK yang rendah.

Respon masyarakat sekitar terhadap lokalisasi prostitusi,

beragam ada yang setuju karena keberadaan  lokalisasi

prostitusi dapat memberikan tambahan penghasilan utama bagi

pedagang dan pihak yang menyewa rumah nya untuk praktek

prostitusi, sedangkan masyarakat yang tidak setuju adanya

praktek prostitusi lebih banyak memberikan dampak buruk

keresahan karena banyak di jumpai pelanggan dan PSK selain

terjadinya perzinahan dan menimbukan suara bising akibat

kendaraan maupun musik yang di putar terlalu keras.

B. SARAN 

Berdasarkan dari hasil penelitian bagi pemerintah, perlu

adanya peningkatan pendidikan, pelatihan keahlian, kemudian

pemerintah menyediakan lapangan kerja bagi wanita, terutama di

daerah penduduk yang banyak PSK.

Bagi masyarakat, peningkatan kesadaran bahwa lokalisasi

prostitusi adalah bagian dari penyakit masyarakat, sehingga

ada upaya untuk saling menjaga sesama anggota masyarakat dari

pengaruh buruk lokalisasi prostitusi, masyarakat mestinya

dapat menerima dengan baik PSK yang berniat untuk bertobat

kembali hidup normal.

DAFTAR PUSTAKA Albarda (2004). Sebab akibat bayaknya pekerja PSK). From

http://rachdian.com/index2.php?

option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August

2008

Endah (2010).permasalahan-permasalahan wanita.http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/08/permasalahan-kesehatan-wanita-dalam_5432.html

http://belajarpsikologi.com/memahami-gejala-penyakit-menular-seksual-pms/