23
N o Level Pengetahua n KD Indikator Formatif Assesment 1 Pengetahua n Faktual KD : Memahamihakik at fisika danprinsip- prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)         Menyebutkan fenomena yang berkaitan dengan alat ukur yang digunakan pada kehidupan sehari-hari Soal uraian singkat 1.       Tuliskan berbagai macam  contoh alat ukur yang kalian ketahui ? 2.       Alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur massa ? Soal pilihan jamak 1.       Diperoleh data alat ukur sebagai berikut : 1 Termometer 2 Nerca Digital 3 Meteran 4 Gelas Ukur 5 Penggaris Manakah yang dapat digunakan untuk mengukur panjang  ? A.      1,2,3 B.      2,3 C.      3,5 D.      3,4,5 E.       Semua Benar         Menjelaskan perbedaan alat ukur yang berkaitan dengan fisika dan alat ukur pada kehidupan Soal Essay 1.       Alat ukur manakah di bawah ini yang merupakan alat ukur baku ? Berikan alasan ! -jengkal

No Level Pengetahuan KD Indikator Formatif Assesment

Embed Size (px)

Citation preview

No

Level Pengetahua

nKD Indikator Formatif Assesment

1 Pengetahuan Faktual

KD :

Memahamihakikat fisika danprinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

        Menyebutkan fenomena yang berkaitan dengan alat ukur yang digunakan pada kehidupan sehari-hari

Soal uraian singkat

1.       Tuliskan berbagai macam  contoh alat ukur yang kalian ketahui ?

2.       Alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur massa ?

Soal pilihan jamak

1.       Diperoleh data alat ukur sebagai berikut :

1 Termometer

2 Nerca Digital

3 Meteran

4 Gelas Ukur

5 Penggaris

Manakah yang dapat digunakan untuk mengukur panjang  ?

A.      1,2,3

B.      2,3

C.      3,5

D.      3,4,5

E.       Semua Benar

        Menjelaskan perbedaan alat ukur yang berkaitan dengan fisika dan alat ukur pada kehidupan

Soal Essay

1.       Alat ukur manakah di bawah ini yang merupakan alat ukur baku ? Berikan alasan !

-jengkal

-penggaris

-meteran

-lengan

-kaki

Jawab : ………………………………………

………………………………………

………………………………………

2 Pengetahuan Konseptual

KD:

Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari

Menjelaskan  Hukum Ohm

Soal Pilihan Jamak

1.       Hasil bagi antara beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan kuat arus yang melaluinya dinamakan

A.      Hambatan

B.      Tegangan

C.      Kuat Arus

D.      Voltase

E.       Sumber Tegangan

Soal uraian

1.       Daftar dibawah ini menyatakan hubungan antara kuat arus (I), hambatan listrik (R), dan Tegangan (V).

V (volt) R (ohm) I(ampere)

2 2 1,00

2 4 0,50

2 8 0,25

2 10 0,20

Dari daftar dapat disimpulkan bahwa kuat arus listrik ………………………………………….

…………………………………………………

…………………………………………………

Mendefinisikan prinsip hambatan pada ujung-ujung kawat penghantar

Soal Fill in the blank

1.       Hambatan listrik suatu kawat pengahantar adalah: sebanding dengan panjang kawat dan _____________ serta berbanding terbalik dengan __________ dan  ______________.

3 Pengetahuan Prosedural

KD:

Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik rangkaian listrik

Menemukan hubungan  antara kuat arus dan beda potensial

Soal Pilihan Jamak

1.       Jika alat dan bahan  yang tersedia hanya voltmeter, amperemeter, catu daya, satu buah resistor yang belum diketahui nilainya, dan Kabel pengubung.

Maka prosedur percobaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui nilai tahanan dari resistor tersebut adalah

1.       Menghubungkan  resistor ke Catu Daya

2.       Mengukur tegangan pada resistor secara seri

3.       Mengukur kuat arus pada resistor secara parallel

4.       Mengukur tegangan pada resistor secara parallel

5.       Mengukur kuat arus pada resistor secara seri

6.       Mengganti nilai tegangan masukan pada catu daya dengan nilai lain

7.       Mengukur hambatan resistor

Agar data yang diperlukan mencukupi, maka prosedur percobaan yang benar adalah

A.      1,4,5,6,7

B.      6,5,4,1

C.      1,3,4,6,7

D.      7,6,5,4

E.       2,3,4,5,6,7

Menemukan hubungan  antara hambatan dan panjang kawat penghantar

Soal Essay

1.       Tuliskan langkah-langkah dalam mencari hubungan antara hambatan dan panjang kawat penghantar melalui percobaan !

…………………………………………………

…………………………………………………

…………………………………………………

…………………………………………………

…………………………………………………

4 Pengetahuan Metakognisi

KD :

Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

1.       Menjelaskan tentang konsep hukum pascal.

2.       Mendeskprisikan tentang hukum archimedes

3.       Mengaplikasikan penerapan hukum pacal dalam kehidupan sehari-hari.

4.       Menerapkan prinsip hukum archimedes dalam kehidupan sehari-hari.

Soal Menjodohkan

Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan pernyataan di bawahnya !

A Terapung

B Tenggelam

C Pascal

D Pompa hidrolik

E Archimedes

F 2,4 N

G 4 N

H

I 2,5 x 106 N/m2

J Kapal selam

K Suntikan

L 6 N

M Melayang

NO PernyataanPasangan

hurufAlasan

1 Tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama rata adalah hukum...pascal

2 Contoh penerapan hukum pascal adalah...

3 Terapung, tenggelam, dan melayang adalah penerapan hukum...

4 Volume benda tercelup lebih kecil dari volume benda total adalah syarat keadaan benda dalam fluida mengalami...

5 Volume benda tercelup sama dengan volume benda total adalah syarat keadaan benda dalam fluida mengalami..

6 Benda dalam fluida melayang adalah...

7 Aplikasi hukum archimedes dalam kehidupan sehari-hari adalah...

8 Berat benda di udara 40 N dan ketika di dalam air 36 N. Jika g = 10 m/s2, maka gaya apung benda oleh air adalah . . .

9 Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing-masing berdiameter 2 mm dan 100 mm. Gaya minimun yang harus di kerjakan pada penampang kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 6000 N adalah...

10 Seorang wanita massanya 50 kg memakai sepatu. Luas alas tumit sepatunya 2cm2. jika

percepatan gravitasinya 10m/s2, maka besar tekanan sepatu ke lantai adalah...

IMENSI PENGETAHUAN (REVISI TAKSONOMI PENDIDIKAN BLOOM)DIMENSI PENGETAHUAN (REVISI TAKSONOMI PENDIDIKAN BLOOM)Jenis-jenis Pengetahuan dalam psikologi kognitif:1.Pengetahuan Faktual2.Pengetahuan Konseptual3.Pengetahuan Prosedural4.Pengetahuan Metakognitif1. PENGETAHUAN FAKTUAL:Pengetahuan tentang elemen-elemen yang terpisah dan mempunyai cirri-ciri tersendiri potongan-potongan informasiPengetahuan Faktual: pengetahuan terminology dan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik2. PENGETAHUAN KONSEPTUALPengetahuan tentang “bentuk-bentuk pengetahuan yang lebih kompleks dann terorganisasi” Jenis pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentangg klasifikasi dan kategori, prinsip, dan generalisasi, dan juga teori, model dan struktur.3. PENGETAHUAN PROSEDURALPengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatuPengetahuan tentang keterampilan dan algoritme, teknik dan metode dan juga perihal criteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan dan/menjustifikasi “kapan melakukan sesuatu” dalam ranah-ranah dan disiplin-disiplin ilmu tertentu.4. PENGETAHUAN METAKOGNIITFPengetahuan mengenai kognisi secara umum, kesadaran akan dan pengetahuan mengenai kognisi sendiri.Pengetahuan ini meliputi pengetahuan strategis, pengetahuan tentang proses-proses kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional serta pengetahuan diri.Jenis dan Sub Jenis ContohPengetahuan Faktual-Elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mempelajari satu disiplin ilmu tersebut1. Pengetahuan tentang terminology2. Pengetahuan tentang detail-detail elemen-elemen yang spesifik Kosakata teknis, symbol-simbol music, sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliabelB. Pengetahuan Konseptual –Hubungan-hubungan antar elemen dalam sebuah struktur besar yang memungkinkan elemen-elemennya berfungsi secara bersama-sama1. Pengetahuan tentang kalsifikasi dan kategori2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi3. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur Periode waktu geologis, bentuk kepilikan usaha dan bisnisRumus Phytagoras, Hukum Penawaran dan PermintaanTeori Evolusi, Struktur MPRC. Pengetahuan Prosedural-Bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritme, teknik dan metode1.Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu3.Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas suatu metode

Pengetahuan Metakognitif- Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri1. Pengetahuan Strategis2. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif3. Pengetahuan-diri Pengetahuan tentang skema sebagai alat untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah.Pengetahuan tentang macam-macam tes yang dibuat guru, pengetahuan tentang tuntutan beragam tugas kognitifPengetahuan bahwa diri (sendiri) kuat dalam ‘mengkritisi esai, tetapi lemah dalam hal menulis esai; kesadaran tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh diri (sendiri)Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang.Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.Menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal.Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif dan Proses-proses kognitifKategori Proses Proses Kognitif dan Contohnya1. Mengingat-Mengambil pengetahuan dan memori jangka panjang1.1 Mengenali1.2 Mengingat kembali Mengenali tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah IndonesiaMeningat kembali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia2. Memahami-Mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru2.1 Menafsirkan2.2 Mencontohkan2.3 Mengklasifikasikan2.4 Merangkum2.5 Menyimpulkan2.6 Membandingkan2.7 Menjelaskan Memparafrasekan ucapan dan dokumen pentingMemberi contoh tentang aliran-aliran seni lukisMengklasifikasikan kelainan-kelainan mental yang telah diteliti atau dijelaskanMenulis ringkasan pendek tentang peristiwa-peristiwa yang ditayangkan ditelevisiDalam belajar bahasa asing menyimpulkan tata bahasa berdasarkan contoh-contohnyaMembandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan keadaan sekarangMenjelaskan sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 di Indonesia3. Mengaplikasikan-Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu3.1 Mengeksekusi Membagi satu bilangan dengan bilangan lain kedua bilangan ini terdiri dari beberapa digit3.2 Mengimplementasikan Menggunakan hukum Newton kedua pada konteks yang tepat4. Menganalisis-Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan4.1 Membedakan4.2 Mengorganisasikan4.3 Mengatribusikan Membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang tidak relevan dalam soal matematika ceritaMenyusun bukti-bukti dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu penjelasan historisMenunjukkan sudut pandang penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis.

5. Mengevaluasi-mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/atau standar5.1 Memeriksa5.2 Mengkritik Memeriksa apakah kesimpulan-kesimpulan seorang ilmuawan sesuai dengan data-data amatan atau tidakMenentukan satu metode terbaik dari dua metode untuk menyelesaikan masalah6. Mencipta- Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal6.1 Merumuskan6.2 Merencanakan6.3 Memproduksi Merumuskan hipotesis tentang sebab-sebab terjadinya suatu fenomenaMerencanakan proposal penelitian tentang topic sejarah tertentuMembuat habitat untuk spesies tertentu demi suatu tujuanTabel taksanomi dapat dipakai untuk mengkategorikan tujuan-tujuan, disediakan bagi orang-orang yang melakukan kategorisasi supaya mereka menarik kesimpulan yang tepat tentang tujuan-tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan perlu dikategorikan karena beberapa alasan:1) Kategorisasi dalam kerangka berpikir ini memungkinkan para pendidik mengkaji tujuan-tujuan pendidikan dari kaca mata siswa2) Kategorisasi dengan kerangka berpikir ini membantu para pendidik memikirkan berbagai kemungkinan dalam pendidikan3) Kategorisasi dengan kerangka pikir ini membantu para pendidik melihat hubungan integral antara proses kognitif yang inheren dalam tujuan pendidikan4) Mampu menjawab pertanyaan tentang asesmenPENGETAHUAN FAKTUALPengetahuan Tentang TerminologiPengetahuan tentang Terminologi melingkupi pengetahuan tentang label dan symbol verbal dan nonverbal (misalnya kata, angka, tanda, dan gambar)Contoh:Pengetahuan tentang alphabet, bagian-bagian sel, nama-nama partikel atomPengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.Contoh:Pengetahuan tentang nama orang, tempat, dan peristiwa yang signifikanPengetahuan tentang fakta-fakta pokok perihal kebudayaan dan masyarakat tertentuPENGETAHUAN KONSEPTUALPengetahuan Konseptual meliputi skema, model mental, atau teori yang implicit atau eksplisit dalam beragam mmodel psikologi kognitif.Pengetahuan Konseptual terdiri dari tiga sub jenis:1) Pengetahuan tentang Klasifikasi dan kategori2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur……..Kategori-kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif1. MengingatMeretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan boleh jadi Pengetahuan factual, Konseptual, Prosedural, Metakognitifa) Mengenali (mengidentifikasi) ; mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangaka pannjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterimaFormat Asesmen: Format benar-salah atau pilihan ganda, menjodohkanb) Mengingat Kembali; mengambil kembali pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangak panjang. Format Asesmen: essay atau soal cerita2. MemahamiMenumbuhkan kemampuan mentransfer. Mengkonstruksi makna pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku.Proses-proses Kognitif meliputi: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

a) MenafsirkanMengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, gambar dari kata-kata, kata-kata jadi gambar, angka jadi kata-kata, nama lain: menerjemahkan, memfrasakan, menggambarkan, dan mengklarifikasi.Format Assesment: Format tes, jawaban singkat (siswa mencari jawaban) dan pilihan ganda (siswa memilih jawaban)b) MencontohkanMencontohkan melibatkan proses indetifikasi cirri-ciri pokok dari konsep ataupun prinsip umum. Nama lain: mencontohkan, mengilustrasikan.Format Assesment: Format tes, jawaban singkat (siswa mencari jawaban) dan pilihan ganda (siswa memilih jawaban)c) MengklasifikasikanMelibatkan proses medeteksi cirri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut.Format Asesment: Tes Jawabna singkat, siswa diberi contoh dan diharuskan membuat konsep atau prinsip yang sesuai dengan contoh. Tes Pilihan ganda, siswa diberi suatu contoh dan kemudian diharuskan memilih konsep atau prinsip dari pilihan-pilihan konsep atau prinsip. Atau siswa diberi sejumlah contoh dan diharuskan menentukan manakah yang termasuk dalam suatu kategori dan manakah yang tidak, atau diharuskan menempatkan satuu contoh ke dalam salah satu dari banyak kategori.d) Merangkum, Proses membuat ringkasan informasi. Nama lain merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi.Format Asesmen: Tes jawaban singkat atau pilihan ganda yang berkenaan dengan penentuan tema atau pembuatan rangkuman.e) Menyimpulkan, menemukan pola dalam sejumlah contoh. Nama lain: Menhekstrapolasi, Menginterpolasi, memprediksi dan menyimpulkanFormat Asesmen: Tes melengkapi, tes analogi, dan tes pengecualianf) MembandingkanMelibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi seperti menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal.Format Asesmen: Pemetaan.g) Menjelaskan, membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem. Format asesmen: Tugas-tugas penalaran, penyelesaian masalah, desain ulang, dan prediksi .3. MENGAPLIKASIKANMelibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau penyelesaian masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan Prosedural. Proses kognitif terdiri dari mengeksekusi (ketika tugas hanya soal latihan) dan mengimplemantasi (ketika tugas merupakan masalah yang tidak familiar)Dalam mengimplementasikan memahami pengetahuan konseptual merupakan prasyarat mengaplikasikan pengetahuan procedural.a) Mengeksekusi, diasosiasikan dengan penggunaan keterampilan dan algoritme ketimbang dengan teknik dan metodeContoh Asesmen: Siswa diberi tugas yang familier dan dapat dikerjakan dengan prosedur yang telah diketahuib) Mengimplementasikan, siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familier.4. MENGANALISIS, melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya.a) Membedakan, melibatkan proses memilah milih bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Membedakan berbeda dengan membandingkan dalam penggunaan konteks untuk menentukan mana informasi yang relevan dan tidak.Format assessment: Soal-soal jawaban singkat atau pilihan.b) Mengorganisasikan, melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren.Format asesmen: Melibatkan proses sebuah struktur (mis. Garis besar, tabel, matriks, atau struktur organisasi). Asesmen berupa jawaban singkat, atau soal pilihan.c) Mengatribusikan, ketika siswa menentukan sudut pandang, pendapat, nilai atau tujuan dibalik

komunikasi.Contoh. Membaca tulisan perang Diponegoro, siswa menentukan sudut pandang penulisnya Indonesia atau BelandaFormat Asesmen: memberikan materi tulisan atau lisan kemudian meminta siswa membuat atau memilih deskripsi tentang sudut pandang, pendapat dan tujuan penulis atau pembicara.5. MENGEVALUASIMengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan criteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi.a) Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk.Contoh : siswa belajar menetukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data observasi atau tidak.Format Asesmen: tugas-tugas memeriksa proses dan produk yang diberikan kepada siswa atau oleh siswa sendiri.b) Mengkritik, melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan criteria dan standar eksternal. Nama lain menilai.Contoh. Menilai kelebihan-kelebihan suatu produk atau proses berdasarkan criteria atau standar-standar baku atau buatan sendiri.Contoh: Mengevaluasi alasan suatu hipotesis, menilai metode mana yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.Format Asesmen: Mengkritik hipotesis atau pendapatnya sendiri atau orang lain.6. MENCIPTAMencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fingsional. Meminta siswa membuat sebuah produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya.Mencipta dalam pengertian ini, walaupun mencakup tujuan pendidikan untuk menciptakan produk yang khas tetapi juga untuk menciptakan produk yang semua siswa dapat akan melakukannya dalam pengertian menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat sebuah keseluruhan yang bar, seperti dalam menulis, melukis, membangun..Proses mencipta dapat dibagi jadi tiga tahap:Tahap I, Penggambaran masalah yang di dalamnya siswa berusahan memahami tugas asesmen dan mencari solusi, perencanaan solusi, mengkaji kemungkinan dan membuat rencana yang dapat dilakukan, eksekusi sosial yang di dalamnya siswa berhasil melaksanakan rencana dengan baik. Tahap ini dinamakan Tahap Divergen, memikirkan berbagai solusi ketika berusaha memahami tugas.Tahap II,berpikir konvergen , siswa merencanakan metode solusi dan mengubahnya menjadi aksiTahap III, melaksanakan rencana dengan mengkonstruksi solusi (memproduksi)PROSES KOGNITIF MENCIPTA: Merumuskan, merencanakan, dan memproduksia) MerumuskanMelibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi criteria tertentu. Nama lain membuat HipotesisFormat Asesmen: Jawaban singkat yang meminta siswa membuat format jawaban singkat, membuat alternative atau hipotesis.b) Merencanakan (medesain) melibatkan proses metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan criteria masalah.Format Asesmen: Merencanakan dapat diases dengan meminta siswa mencari solusi yang realistis, mendeskripsikan rencana penyelesaian masalah, memilih rencana penyelesaian masalah yang tepat.Contoh: Siswa dapat memaparkan langkah dalam menyelesaikan soal trigonometric) Memproduksi (Mengkonstruksi)Melibatkan proses melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi tertentu.Format asesmen: Tugas untuk merancang. Contoh. Siswa membuat skema rencana untuk sekolah baru.CONTOH KONTEKSTUALGuru ingin siswanya belajar tentang hukum OHM dapat mencakup:a) Pengetahuan Faktual: Satuan Arus Listrik adalah ampere, satuan voltase adalah Volt.b) Pengetahuan Prosedural:

Langkah dalam menggunakan rumus Hukum Ohmc) Pengetahuan KonseptualStruktur dan cara kerja rangkaian listrik yang terdiri dari beberapa baterai, kabel dan lampu bohlam. Rangkaian listrik merupakan sistem konsep yang di dalamnya terdapat hubungan-hubungan kausal antar elemen mis. Jumlah baterai ditambah dalam susunan seri maka voltase naik yang menyebabkan peningkatan aliran electron di kabel sebagai manaditunjukkan oleh peningkatan arusnya.d) Pengetahuan Metakognitif. Guru ingin tahu kapan harus menggunakan strategi mnemonic untuk menghafal nama hukum, rumus, dan bagian lainnya.

Dimensi Pengetahuan: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan MetakognitifDimensi Pengetahuan: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif >>> Pemahaman pembelajaran saat ini memfokuskan pada proses aktif, kognitif dan konstruktif yang tergabung dalam pembelajaran yang berarti. Siswa dalam hal ini berperan sebagai individu yang aktif dalam setiap Pembelajarannya; mereka dapat memilih informasi yang dibangun oleh pengertian mereka sendiri dari informasi yang dipilih tersebut. Siswa bukan penerima yang pasif, merekam informasi yang didapat dari orang tuanya, guru, buku teks ataupun media saja. Hal ini merupakan perubahan dari pandangan pasif dalam belajar kognitif dan perspektif konstruktif yang menekankan pada bagaimana siswa mengetahui (pengetahuan) dan bagaimana mereka berpikir (proses kognitif) mengenai apa yang mereka ketahui selama siswa melakukan pembelajaran yang berarti.Mengingat banyaknya tipe-tipe pengetahuan, khususnya dalam pengembangan psikologi kognitif, maka secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe pengetahuan umum, yaitu Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif.

1.      Pengetahuan Faktual

Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan disiplin akademik, pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis. Elemen-elemen ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu tertentu yang membutuhkan perubahan dari satu aplikasi ke aplikasi lain.

Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus mencapai atau menyelesaikan suatu masalah. Elemen-elemen ini biasanya dalam bentuk simbol-simbol yang digabungkan dalam beberapa referensi nyata atau ‘rangkaian simbol’ yang membawa informasi penting. Pengetahuan faktual (factual knowledge) yang meliputi aspek-aspek

1.1. Pengetahuan Istilah

Pengetahuan istilah meliputi pengetahuan khusus label-label atau simbol-simbol verbal dan non verbal (contohnya kata-kata, bilangan-bilangan, tanda-tanda, gambar-gambar). Setiap materi berisi sejumlah label-label atau simbol-simbol verbal dan non verbal yang memiliki referensi khusus.

Contohnya : Pengetahuan tentang alfabet. Pengetahuan tentang syarat-syarat keilmuan. Pengetahuan tentang kosakata melukis. Pengetahuan tentang akunting. Pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta dan bagan. Pengetahuan tentang simbol-simbol yang digunakan untuk mengindikasikan pengucapan kata-kata yang tepat.1.2. Pengetahuan Khusus dan Elemen-Elemennya

Pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya. Pengetahuan khusus ini juga meliputi informasi yang spesifik dan tepat, contohnya saja tanggal yang benar dari suatu kejadian atau fenomena dan perkiraan informasi, seperti periode waktu suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi.

Contohnya: Pengetahuan tentang fakta-fakta mengenai kebudayaan dan sosial. Pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan, kewarganegaraan, kebutuhan manusia dan ketertarikannya. Pengetahuan nama-nama penting, tempat, dan peristiwa dalam berita. Pengetahuan reputasi penulis dalam mempersembahkan bukti-bukti terhadap masalah pemerintah.

2.      Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan kategori dan klasifikasi serta hubungannya dengan dan diantara mereke-lebih rumit, dalam bentuk pengetahuan yang tersusun. Seperti, skema, model mental, atau teori implisit atau eksplisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Semua itu dipersembahkan dalam pengetahuan individual mengenai bagaimana materi khusus di susun dan distrukturisasikan, bagaimana bagian-bagian yang berbeda atau informasi yang sedikit itu saling berhubungan dalam arti yang lebih sistematik, dan bagaimana bagian-bagian ini saling berfungsi. Contohnya, rotasi bumi, matahari, rotasi bumi mengelilingi matahari.

2.1.Pengetahuan Klasifikasi dan Kategori

Pengetahuan klsifikasi dan kategori meliputi kategori-kategori, divisi-divisi dan penyusunan yang digunakan dalam materi yang berbeda. Pengetahuan ini secara umum merefleksikan bagaimana para ahli berpikir dan menyelesaikan masalah mereka, dimana pengetahuan khusus menjadi penting dari masalah yang telah diselesaikan. Pengetahuan adalah sebuah aspek penting dalam mengembangkan sebuah disiplin akademik.

Contohnya : Pengetahuan macam-macam tipe literatur. Pengetahuan macam-macam bentuk kepemilikan usaha. Pengetahuan bagian-bagian kalimat (kata benda, kata kerja, kata sifat) Pengetahuan macam-macam masalah psikologi yang berbeda. Pengetahuan periode waktu yang berbeda.

2.2. Pengetahuan Dasar dan Umum

Pengetahuan dasar dan umum meliputi abstraksi nyata yang menyimpulkan fenomena penelitian. Abstraksi ini memiliki nilai yang sangat besar dalam menggambarkan, memprediksikan, menjelaskan atau menentukan tindakan yang paling tepat dan relevan atau arah yang harus diambil.

Contohnya : Pengetahuan generalisasi utama tentang kebudayaan khusus. Pengetahuan hukum-hukum fisika dasar. Pengetahuan dasar-dasar kimia yang relevan dalam proses kebudayaan dan kesehatan. Pengetahuan prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran.2.3. Pengetahuan Teori, Model dan Struktur

Pengetahuan teori, model dan struktur meliputi pengetahuan dasar dan generalisasi dengan hubungan timbal balik yang jelas, pandangan yang sistematis dalam sebuah fenomena yang rumit, masalah, atau materi. Pengetahuan ini merupakan formula yang abstrak.

Contohnya: Pengetahuan hubungan timbal balik antara prinsip kimia sebagai dasar untuk teori kimia. Pengetahuan struktur kongres secara keseluruhan (organisasi, fungsi) Pengetahuan evolusi. Pengetahuan teori tektonik. Pengetahuan model genetika (DNA).

3.      Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metoda-metoda yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah.

3.1. Pengetahuan Keterampilan Umum-Khusus dan Algoritma

Pengetahuan algoritma digunakan dengan latihan matematika. Prosedur perkalian dalam aritmetika, ketika diterapkan, hasil umumnya adalah jawaban yang sulit karena adanya kesalahan dalam penghitungan. Walaupun hal ini dikerjakan dalam pengetahuan prosedural, hasil dari pengetahuan prosedural ini seringkali menjadi pengetahuan faktual atau konseptual.

Algoritma untuk penjumlahan seluruh bilangan yang sering kita gunakan untuk menambahkan 2 dan 2 adalah pengetahuan prosedural, jawabannya 4 semudah pengetahuan faktual. Sekali lagi, penekanan disini adalah berdasarkan pada pemahaman siswa dalam memahami dan menyelesaikannya sendiri.

Contohnya : Pengetahuan keterampilan dalam melukis menggunakan cat air. Pengetahuan ketrampilan yang digunakan dalam mengartikan kata yang didasarkan pada analisa struktur Pengetahuan keterampilan macam-macam algoritma untuk menyelesaikan persamaan kuadrat3.2. Pengetahuan Metode dan Teknik Khusus

Pengetahuan metoda dan teknik khusus meliputi pengetahuan yang sangat luas dari hasil konsensus, persetujuan, atau norma-norma disiplin daripada pengetahuan yang secara langsung lebih menjadi sebuah hasil observasi, eksperimen, atau penemuan.

Contohnya : Pengetahuan metoda penelitian yang relevan untuk ilmu sosial. Pengetahuan teknik-teknik yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari penyelesaian masalah. Pengetahuan metoda-metoda untuk mengevaluasi konsep kesehatan. Pengetahuan macam-macam metoda literatur.3.3. Pengetahuan Kriteria Untuk Menentukan Penggunaan Prosedur yang Tepat

Pengetahuan kriteria untuk menentukan beberapa tipe essay untuk ditulis (ekspositori, persuasif). Pengetahuan kriteria untuk menentukan metoda yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan aljabar. Pengetahuan kriteria untuk menentukan prosedur statistik untuk menggunakan data yang terkumpul dalam eksperimen. Pengetahuan kriteri untuk menentukan teknik-teknik dalam menerapkan dan membuat pengaruh dalam melukis menggunakan cat air.

4.      Pengetahuan Metakognitif

Metakognitif ialah kesedaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Strategi Metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berfikir dan pembelajaran yang berlaku. Apabila kesedaran ini wujud, seseorang dapat mengawal fikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan mengenai salah satu pengertian itu sendiri

4.1. Pengetahuan Strategi

Pengetahuan strategi adalah pengetahuan strategi umum untuk mempelajari, memikirkan dan menyelesaikan masalah.

Contohnya: Pengetahuan informasi ulangan untuk menyimpan informasi. Pengetahuan perluasan strategi seperti menguraikan dengan kata-kata sendiri dan kesimpulan. Pengetahuan macam-macam strategi organisasi dan perencanaan.4.2. Pengetahuan Mengenai Tugas-tugas Kognitif, termasuk Pengetahuan Kontekstual dan Kondisional

Pengetahuan ini meliputi pengetahuan yang membedakan tugas-tugas kognitif yang tingkat kesulitannya sedikit ataupun banyak, bisa saja membuat sistem kognitif ataupun strategi kognitif.

Contohnya : Pengetahuan mengingat kembali tugas-tugas (contoh, jawaban singkat) yang dibuat secara umum dalam sistem memori individu yang dibandingkan dengan pengenalan tugas-tugas (contoh, pilihan berganda). Pengetahuan buku sumber yang sulit untuk dipahami dibandingkan dengan buku biasa atau buku teks umum. Pengetahuan tugas memori sederhana (contoh, mengingat nomor telepon).4.3. Pengetahuan Itu Sendiri

Pengetahuan ini meliputi kekuatan dan kelemahan dalam hubungannya dengan pengertian dan pembelajaran. Contohnya, siswa yang mengetahui tes itu lebih mudah yang bentuknya pilihan berganda dibandingkan dengan bentuk essey, karena memiliki pengetahuan sendiri dalam memilih keterampilan penilaian.

Untuk menentukan konsep-konsep yang dikembangkan dalam pembelajaran diperlukan  analisis konsep . Hasil analisis konsep dapat digunakan antara lain untuk :

merencanakan urutan  pembelajaran konsep tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai oleh siswa menentukan metode  dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep

Berdasarkan definisi konsep menurut  Gagne (1977), konsep merupakan suatu abstraksi yang melibatkan hubungan antar konsep (relational concepts) dan dapat dibentuk oleh individu dengan mengelompokkan obyek, merespon obyek tersebut dan kemudian memberinya label (concept by definition). Oleh karena itu, suatu konsep mempunyai karakteristik berupa hirarki konsep dan definisi konsep.

Selain karakteristik tersebut, Herron (1977) mengidentifikasi  karakteristik  yang dimiliki  konsep meliputi:   label konsep, atribut konsep (atribut kritis dan atribut variabel) dan jenis konsep.

Dengan demikian dalam analisis konsep, perlu diidentifikasi karakteristik konsep, yang meliputi ; label konsep, definisi konsep, atribut konsep, hirarki konsep, jenis konsep, contoh dan noncontoh.

1. Label Konsep

Label konsep adalah nama konsep atau sub konsep yang dianalisis. Contoh label konsep ; unsur, senyawa, atom, larutan, dan lain-lain.

2.  Definisi Konsep

Label konsep didefinisikan sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari siswa. Untuk suatu label konsep yang sama, konsep dapat didefinisikan berbeda sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai siswa dan tingkat perkembangan kognitif siswa.

3.  Atribut kritis dan atribut variabel

Atribut kritis merupakan ciri-ciri utama konsep yang merupakan penjabaran definisi konsep. Atribut variabel menunjukan ciri-ciri konsep yang nilainya dapat berubah, namun besaran dan satuannya tetap.

4.  Hirarki Konsep

Hirarki konsep menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep lain berdasarkan tingkatannya, yaitu :

–          konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi)

–          konsep ordinat  (konsep yang setara)

–          konsep subordinat (konsep yang tingkatannya lebih rendah).

Hirarki konsep dapat direpresentasikan  dalam bentuk peta konsep dan  digunakan untuk menentukan urutan pembelajaran konsep.

5. Jenis Konsep

Umumnya jenis konsep dikelompokkan menjadi dua, yaitu konsep konkrit dan konsep abstrak. Namun dalam ilmu kimia, terdapat banyak konsep yang sukar dikelompokkan dengan jelas ke dalam konsep konkrit ataupun abstrak. Oleh karena itu Herron (1977) mengembangkan jenis-jenis konsep menjadi delapan jenis konsep,  yaitu sebagai berikut:

1. Konsep konkrit, yaitu konsep  yang  atribut kritis dan atribut variabel dapat diidentifikasi, sehingga relatif mudah dimengerti, mudah dianalisis dan mudah memberikan contoh dan noncontoh. Contoh konsep konkrit antara lain: gelas kimia, tabung reaksi, batu baterai, sel aki, sel Volta.

2. Konsep abstrak,  yaitu  konsep yang atribut kritis dan atribut variabelnya sukar dimengerti dan sukar dianalisis, sehingga sukar menemukan contoh dan noncontoh. Konsep seperti ini relatif sukar untuk diajarkan/dipelajari, karena tidak mungkin mengkomunikasikan  informasi tentang  atribut kritis konsep ini melalui pengamatan langsung. Oleh karena itu,  diperlukan model-model atau ilustrasi yang mewakili contoh dan noncontoh. Contoh konsep abstrak antara lain: atom, molekul, inti atom, ion, proton, neutron.

3. Konsep abstrak dengan contoh konkrit, yaitu  konsepnya mudah dikenali, namun mengandung atribut sukar dimengerti, sehingga sukar membedakan contoh dan noncontoh. Contohnya  antara lain: unsur, senyawa, elektrolit.

4. Konsep berdasarkan prinsip, yaitu konsep yang memerlukan prinsip-prinsip pengetahuan untuk menggunakan dan membedakan contoh dan noncontoh. Contohnya  antara lain: konsep mol, beda potensial.

5. Konsep yang menyatakan simbol, yaitu konsep yang mengandung representasi simbolik berlandaskan aturan tertentu. Contohnya  antara lain: rumus kimia, rumus, persamaan.

6. Konsep yang menyatakan nama proses, yaitu konsep yang menunjukkan terjadinya suatu ‘tingkah-laku’ tertentu. Contohnya  antara lain: destilasi, elektrolisis, disosiasi, oksidasi, meleleh.

7. Konsep yang menyatakan  sifat dan nama atribut. Konsep-konsep seperti: massa, berat,muatan listrik, muatan, frekuensi, bilangan oksidasi, dan mudah terbakar merupakan atribut atau ciri-ciri suatu obyek.

8. Konsep yang menyatakan ukuran atribut. Sama seperti diatas, namun bentuknya berupa satuan ukuran untuk atribut. Contohnya antara lain satuan konsentrasi : molaritas, molalitas, normalitas, ppm, pH.

ANALISIS KONSEP KESETIMBANGAN DALAM LARUTANDisarikan dari :Herron, J. Dudley., et. al. (1977). Problems Associated With Concept Analysis. Journal of Science Education, (61)2: 185 – 

Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Baru Untuk Konsep Ikatan Kimia Yang Sesuai Dengan Pendekatan Ilmiah  Dan Pengetahuan PedagogiDEVELOPING A NEW TEACHING APPROACH FOR THE CHEMICAL BONDING CONCEPT ALIGNED WITH CURRENT SCIENTIFIC AND PEDAGOGICAL KNOWLEDGETami Levy Nahum,Rachel Mamlok Naaman, Avi Hofstein, & Joseph Krajcik (2007) . Science Education, 30 Januari 2007,Wiley Periodical Inc.Kajian Jurnal ini untuk dijadikan refleksi..mengapa topik Ikatan Kimia dianggap sulit oleh siswa dan bahkan guru pun sulit mengajarkannya….

 

Pemahaman ikatan kimia yang komprehensif sangat penting, agar dapat menguasai hampir semua topik kimia seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam-basa, energi kimia dan termodinamika.  Namun berdasarkan berbagai literatur,  konsep ikatan kimia dianggap oleh guru, siswa dan kimiawan sebagai konsep yang sukar.

Selama dua dasawarsa ini, banyak peneliti menemukan bahwa siswa kurang memahami konsep ikatan kimia secara mendalam  dan gagal mengintegrasikan model mental ke dalam suatu kerangka konseptual  yang koheren.

Terjadinya miskonsepsi pada siswa pada konsep-konsep  tersebut  telah banyak dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini karena siswa ‘bergerak’ dalam dunia materi yang makroskopik sehingga tidak mudah bagi mereka mengikuti pergeseran pemikiran antara tingkat makroskopik ke sub mikroskopik.  Akibatnya mereka cenderung membangun konsepsi alternatif dan model mental yang tidak ilmiah. Berdasarkan penelitian Taber (2002), sebagian besar konsepsi  alternatif  siswa bukan hanya diturunkan dari pengalaman belajar informalnya sendiri tetapi berasal dari pembelajaran sains sebelumnya.

Konsepsi alternatif siswa yang disebabkan oleh cara mengajar guru itu menurut Taber (2002) disebut  pedagogical learning impediment (rintangan pedagogi belajar).  Pernyataan itu juga didukung hasil studi pendahuluan peneliti (Levy Nahum, et al) terhadap prestasi  kimia siswa berdasarkan uji ‘high-stakes’  dan kaji ulang pendekatan pembelajaran selama 14 tahun bahwa pemahaman  siswa yang  dangkal bukan hanya karena faktor internal  konsep ikatan kimia yang rumit, namun adanya  faktor  eksternal yang menyesatkan, yaitu  pendekatan pembelajaran tradisional oleh guru dan buku teks  serta metode asesmen yang digunakan.

Oleh karena itu peneliti perlu melakukan perubahan pendekatan tradisional secara radikal, yaitu mengembangkan pendekatan pembelajaran baru untuk konsep ikatan kimia dan mengkonstruksi suatu perbaikan pendekatan yang sesuai dengan pandangan ilmuwan.

B. MASALAHSasaran yang ingin dituju dari penelitian adalah mengembangkan outline untuk pendekatan pembelajaran  baru pada konsep ikatan kimia agar dapat meningkatkan pemahaman siswa SMA.  Pertanyaan penelitiannya adalah : 1) Apakah sajakah tujuan belajar kunci dan usulan  yang diajukan ilmuwan dan guru kimia senior untuk memperbaiki pendekatan pembelajaran konsep ikatan kimia ? ; 2) Apakah tugas-tugas asesmen baru yang dilandasi pengembangan tujuan belajar kunci yang spesifik dan  performans  belajar lebih dapat mendiagnosis pemahaman siswa terhadap konsep ikatan kimia dibandingkan dengan  pertanyaan tradisional pada ujian ‘high-stakes’ ?C. LANDASAN TEORI

Kesidou dan Roseman (2002) menyatakan materi  kurikulum mempunyai peran utama dalam proses belajar mengajar, karena banyak guru yang mengandalkannya untuk digunakan sebagai konten dan pengetahuan pedagogi konten.   Namun pendekatan tradisional sebagaimana terlihat pada banyak buku teks kimia  terlalu berlebihan dalam menyederhanakan konsep ikatan kimia, sehingga tidak menjadi alat ilmiah yang bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa.  Menurut Wiggins dan Mc Tighe (1998), semua pembelajaran memang perlu disederhanakan, namun ada perbedaan pokok antara pengembangan pembelajaran yang disederhanakan (simplified instruction) dengan pendekatan terlalu disederhanakan (simplistic approach) yang menyembunyikan ketidakpastian, argument dan tidak meninjau ulang model penyederhanaan.  Pendekatan yang terlalu disederhanakan seperti pada teks book (dan pembelajaran) seolah-olah menyatakan bahwa pemikiran, kreatifitas, skeptisisme atau argumentasi tak lagi diperlukan. Hal tersebut tentu akan  mereduksi pertanyaan siswa yang sebenarnya penting untuk mengembangkan pemahaman yang  dalam dan gagasan-gagasan besar .

Berikut ini hasil pengkajian ulang peneliti mengenai pendekatan pembelajaran tradisional   yang terdapat pada buku teks kimia SMA dan kimia dasar universitas serta kurikulum :

1. Klasifikasi unsur ke dalam logam, non logam dan semilogam dijadikan landasan untuk membuat dihotomi  dalam mengklasifikasikan ikatan kimia, yaitu ikatan kimia terjadi antara unsur nonlogam dan ikatan ion terjadi antara logam dan non logam

2. Ada empat kelompok senyawa yang tersusun dari : kisi ionik, kisi molekular, kisi kovalen dan kisi logam. Setiap struktur dari kisi dielaborasi dan diskusikan dengan  meninjau jenis ikatan antar partikel.  Namun jenis ikatan kimia  (ion, kovalen dan logam) seringkali didiskusikan sebagai kesatuan yang berbeda ;

3. Konsep polaritas diperkenalkan hanya sebagai suatu sifat yang berhubungan dengan ikatan kovalen ;

4. Ikatan kovalen dan interaksi  van der waals tidak dinyatakan sebagai ikatan kimia, tetapi hanya sebagai gaya ;

5. Hukum oktet digunakan sebagai penyederhanaan yang berlebihan, karena untuk terjadinya ikatan, tidak selalu atom harus memiliki kulit elektron yang penuh. Akibat penggunaan hukum oktet ini, ikatan hidrogen tidak dapat diterima sebagai  ikatan kimia.

Keberhasilan suatu asesmen tergantung pada sifat dan kualitas butir-butir soal, strategi dan tugas-tugas yang digunakan untuk menjaring petunjuk performans belajar siswa,  seperti metode yang digunakan untuk menafsirkan makna performans  siswa yang diukur (Wilson dan Berthenthal, 2006).  Perkins (1998) menyatakan pemahaman mempunyai makna mampu menyelesaikan bermacam-macam  performans  yang menunjukan seseorang  memahami konsep.

Resiser, et.al,( 2003)  menggunakan istilah performans belajar untuk mengilustrasikan pemahaman  yang harus dimiliki siswa sebagai hasil bermacam-macam  performans tugas.  Pengembang kurikulum, pertama-tama harus menentukan tujuan belajar kunci  dan kemampuan yang diharapkan

diperoleh siswa sebelum menyusun materi pelajaran dan asesmen.  Untuk mengukur apakah siswa sudah belajar konsep-konsep kunci, maka perlu ; a) menterjemahkan pernyataan  pengetahuan deklaratif  menjadi suatu susunan performans kogitif yang dapat diobservasi ; b) dengan tegas menyatakan apa saja  jenis performans kognitifnya.

Pertanyaan-pertanyaan dalam asesmen tradisional tidak dilandasi tujuan belajar kinci yang spesifik sehingga tidak dapat mengukur performans belajar.  Sistem asesmen seperti itu mengurangi upaya  guru-guru yang  ingin memastikan terjadinya belajar bermakna dan mengembangkan  kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Berikut ini  contoh pertanyaan-pertanyaan pada asesmen tradisional  tidak menguji performans belajar : a) Manakah zat yang memiliki titik leleh tertinggi ; BaCl2 ataukah C (intan) ? Jelaskan jawabanmu! (Jawaban: titik leleh C lebih tinggi daripada BaCl2, karena ikatan kovalen antara atom-atom karbon dalam intan lebih kuat daripada ikatan ion dalam BaCl2). Pertanyaan  itu tidak relevan , siswa harus membandingkan titik leleh dua struktur kisi raksasa yang berbeda  dan tanpa pemahaman kualitatif, sehingga jawaban hanya dilandasi ingatan yang tidak ilmiah dan terlalu disederhanakan tanpa dilandasi pengetahuan mengenai kekuatan ikatan ; b)  Titik didih Cl2O lebih rendah daripada titik didih H2O2. Jelaskanlah fakta tersebut ! (Jawaban: Titik didih Cl2O lebih rendah daripada titik didih H2O2 karena ikatan hidrogen antara molekul H2O2 lebih kuat daripada interaksi van der Waals antara molekul Cl2O). Meskipun pertanyaan itu dapat dijawab, sebenarnya tidak dijamin siswa benar-benar mengerti relevansi konsep-konsepnya (pseudoconceptions) dan argumennya  tidak ilmiahKesulitan siswa pada ikatan kimia tidak selalu karena fenomena miskonsepsi. Tampaknya siswa sering menjawab pertanyaan menggunakan istilah yang digunakan gurunya tetapi tidak memahami  sepenuhnya konsep tersebut. Vinner (1997) menyarankan penggunaan istilah pseudoconception , apabila  siswa menggunakan  istilah yang benar pada konteks yang benar tanpa menggunakan pemikiran konseptual atau pemahaman ilmiah. Berdasarkan studi terdahulu dari berbagai rujukan dan kajian terhadap metode asesmen tradisional yang telah digunakan,  ada tiga kategori kesulitan siswa terhadap ikatan kimia, yaitu : 1) kekeliruan mengenai ikatan intramolekular dan ikatan intermolekular ; 2) cenderung terlalu mengeneralisasikan (overgeneralize) dan menggunakan hafalan (rote memorize)  daripada eksplanasi ilmiah ; 3) menggunakan istilah dan konsep yang benar namun tidak memahami makna atau relevansi  konseptualnya (pseudoconceptions). Oleh karena itu  perlu disarankan untuk menyesuaikan asesmen, kurikulum dan pembelajaran dengan tujuan kunci belajar spesifik yang esensil untuk belajar bermakna.

Pembahasan di atas mengenai buku teks kimia tidak dimaksudkan untuk menyalahkan buku-buku tersebut sebagai penyebab siswa tidak mengerti topik tertentu atau tidak berfikir ilmiah.  Sebagaimana yang disarankan Kuhn (1970) instruksi didaktik sekarang ini  cenderung memperlakukan pengetahuan  seolah-olah sudah pasti dan final.  Kombinasi pendekatan tradisional yang digunakan oleh pengembang kurikulum di seluruh dunia dan tuntutan  asesmennya  menghasilkan  perkembangan  PCK (pedagogical content knowledge) yang over simplistic (terlalu menyederhanakan), antara lain menggunakan generalisasi yang berlebihan dan mendefinisikan secara absolute. Karenanya  tidak   sesuai  dengan pengetahuan ilmiah yang up to date dan gagal dalam mengembangkan pemahaman konseptual. Hal tersebut dapat terefleksi dari miskonsepsi dan pseudokonsepsi yang dimiliki siswa.Menurut Magnusson, Krajcick dan Borcko (1999) : PCK adalah pemahaman guru tentang bagaimana membantu siswa menguasai  materi subyek spesifik.  Termasuk di dalamnya pengetahuan tentang bagaimana  bagian-bagian topik materi subyek, masalah dan isu-isu dapat diorganisir, direpresentasikan dan disesuaikan dengan perbedaan minat dan kemampuan pembelajar sehingga disajikan  untuk pengajaran.  PCK tradisional mengenai ikatan kimia (juga diistilahkan oleh Magnusson, (1999) sebagai pengetahuan pedagogi konten spesifik telah dikembangkan selama dua decade dalam komunitas pendidikan kimia sekolah menengah. Pedagogi konten spesifik itu menjadi petunjuk guru dalam mengajar di kelas.  Para pengambil keputusan di komunitas pendidikan kimia seluruh dunia seringkali membuat pengetahuan seolah-olah  sudah pasti dan final.  Taber (2005), salah satu guru professional, menyatakan bahwa untuk menemukan cara untuk membuat gagasan kompleks dapat diakses, tetapi seimbang memerlukan sajian materi dengan cara yang sahih secara ilmiah dan memerlukan suatu program yang sesuai  dengan belajar masa depan.  Dengan perkataan lain, guru perlu menemukan ‘ tingkat penyederhanaan yang optimal’ ; penyederhanaan yang cukup yang cocok disajikan untuk kebutuhan siswa, tetapi tidak berlebihan mengabaikan kebutuhan masa depan.D. METODOLOGI

Penelitian ini melibatkan partisipan yang terdiri dari :

a)      Ahli  kimia senior dan ahli pendidikan kimia senior (10 orang) diwawancara untuk mengetahui bagaimana persepsi dan eksplanasi ilmiah serta pandangannya mengenai pendekatan pedagogi untuk mengajarkan konsep ikatan kimia .

b)      Seorang ahli kimia fisik (termasuk dari yang 10 di atas) memimpin 20 orang guru/dosen kimia ahli dalam simposium ilmiah untuk membahas dan

mendiskusikan  konsep ikatan kimia berdasarkan pendekatan ilmiah masa kini, sehingga  para peserta  terdorong meninjau ulang pendekatan pengajarannya.

c)       Guru kimia ahli sebanyak 10 orang dilibatkan dalam workshop (sebagai kelompok focus)  untuk menganalisis lebih dalam mengenai metode asesmen tradisional , ketidaksesuaian pendekatan tradisional dengan pendekatan ilmiah, merumuskan tujuan belajar utama  dan  menyusun pendekatan baru untuk mengajarkan ikatan kimia serta menyusun tugas-tugas asesmen baru berdasarkan sejumlah performans belajar.

d)      Siswa kimia kelas 11 (77 orang) untuk menguji coba tugas-tugas asesmen baru yang disusun selama workshop dan hasilnya dibandingkan dengan  metode asesmen tradisional.

Data yang diperoleh dari rekaman dan catatan lapangan pada simposium,  wawancara dan workshop digabungkan dan dianalisis secara kualitatif, menggunakan metode triangulasi. Sedangkan data hasil uji coba asesmen baru dibandingkan dengan tes ME menggunakan uji nonparametrik  McNemarsE. HASIL PENELITIAN

1. Tujuan belajar kunci yang diusulkan agar meningkatkan  pemahaman siswa adalah : a) ikatan kimia tidak dapat dibahas melalui susunan definisi yang kaku atau klasifikasi dihotomi ; b) semua ikatan kimia merupakan gaya elektrostatik sesuai hukum Coulomb ; c) keseluruhan rentang kekuatan ikatan kimia dapat dipetakan dalam skala kontinum sesuai gaya elektrostatiknya ; d) ada prinsip dan konsep kunci  yang sentral dan umum untuk semua ikatan kimia (gaya repulsi /atraksi, titik ekuilibrium, energi ikatan, panjang ikatan dan kelektronegatifan;  e) model kualitatif bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena kimia namun terbatas; f) mekanika kuantum digunakan untuk menyelesaikan masalah perhitungan ikatan kimia.

2. Pendekatan  pembelajaran dimulai dari konsep kunci dan prinsip-prinsip dasar umum dan selanjutnya senyawa molekular dan kisi kristal,  yaitu sbb : a) pembentukan ikatan kimia  dijelaskan sesuai kurva energi , ukuran  energi ikatan dan panjang ikatan ; c) menyajikan  skala kontinum ikatan  kimia ; d) struktur elektron dan keelektronegatifan penting untuk menentukan jenis ikatan yang mungkin terjadi; e)molekul poliatomik  tunggal diuraikan berdasarkan karakteristik antar atom dan model visual ; e)  membahas sifat-sifat dan fenomena zat molekular dan kisi raksasa berdasarkan ikatan dan struktur.

3. Siswa yang berhasil mencapai skor tinggi pada asesmen ME tidak memahami konsep kunci, namun tugas-tugas pada asesmen baru dapat menggali kemampuan siswa untuk menunjukkan pemahamannya terhadap konsep kunci  (menunjukkan performans belajar yang diharapkan)F. KOMENTAR TERHADAP PENELITIAN TERSEBUT

1. Keunggulan: a)menggunakan penelitian pendahuluan, sehingga peneliti  mampu  menemukan  masalah  pokok dan memformulasikan penyelesaiannya ; b) melibatkan banyak pakar  untuk memperoleh  penyelesaian masalah; c) pokok permasalahan dan bagaimana penyelesaiannya diuraikan  cukup jelas.

2. Kelemahan :  a) Pendekatan pembelajaran baru belum diuji cobakan, Hasil penelitian yang dilaporkan hanya mengenai hasil asesmen. Ketidak sesuaian judul dengan masalah yang diteliti; b) hanya memberikan rambu-rambu untuk mengembangkan tujuan dan pendekatan pembelajaran ; c) performans belajar yang dimaksud kurang diuraikan dengan jelas ; c) tidak ada penjelasan apakah struktur Lewis perlu  diajarkan atau tidak ; d) tidak ada penjelasan media pembelajaran  yang digunakan dalam pendekatan tersebut