Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bersama Melawan NARKOBA
Brigjen Pol. Bontor Hutapea, SH. M.SiKepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan
Paradigma Baru Penanganan Narkoba
The Global Picture
Dari total jumlah penduduk dunia (4,4 Miliar) yang berumur antara 15 – 64 tahun, sekitar 153 - 300 Juta orang merupakan penyalah guna narkoba.
Secara global ada 2 jenis obat-obatan terlarang yang paling banyak digunakan yaitu Ganja dan ATS, dari hasil laporan UNODC maret 2013, ditemukan 251 zat psikoaktif baru (NPS) di 70 negara yang dikenal dengan designer drug/legal high/herbal high
the World Drugs Problem can be contained but it is not solved
Ada ±200.000 kematian sebagai akibat dari penggunaan narkoba,
prevalensi penyalahguna narkoba diproyeksikan meningkat tiap tahun :- 2008 = 1,99 % - 2011 = 2,32 % = 2,2 % (4 Juta)- 2013 = 2,56 %- 2015 = 2,80 %Sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000 (0,47%), terbatasnya tempat rehabilitasi
Untuk menurunkan prevalensi undang – undang telah mengatur tentang dekriminalisasi Korban penyalahguna narkotika secara paksa, namun belum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Permasalahaan demand Permasalahaan supply
Permasalahan Narkoba Di Indonesia
Pengungkapan telah dilakukan dengan masiv, barang buktinya cukap banyak, tetapi relatif kecil dibanding yang beredar, ini menyebabkan pemberantasan menjadi kewalahan karena terlalu besar permintaan.
4 Jt Penyalahguna Narkoba
Untuk menurunkan prevalensi undang – undang juga telah mengatur tentang depanalisasi korban penyalahguna narkotika secara sukarela, namun juga belum berjalan secara maksimal
Narkotika jenis baru berkembang dengan sangat pesat di Indonesia sudah ditemukan 14 zat jenis baru.
Narkotika jenis baru belum diatur dalam undang-undang, meskipun ada yusris-prudensi untuk itu.
Penjatuhan hukuman rehabilitasi lebih sesuai, karena khusus bagi pengguna/pecandu narkoba hukuman rehabilitasi lebih berat dari pada hukuman pidana.permasalahan lainnya :• Adanya disparitas harga yang
cukup mencolok• Masyarakat belum dapat
membedakan mana yang perlu dihukum mana yang perlu direhabilitasi.
Prevalensi tidak turun, permasalahan narkoba tidak selesai Indonesia cenderung menjadi pasar narkoba
Dampak Permasalahan Narkoba
Lapas menjadi tempat berkumpulnya para pengguna narkoba, apabila tanpa direhabilitasi, maka konsekuensi logis lapas menjadi pasar narkoba
Apabila hanya mengedepankan pemberantasan, kerugian terbesar pada mental aparat penegak hukum yang digrogoti oleh bandar narkoba.
Tiap tahun korban meninggal akibat penyalahgunaan narkoba 15.000 per tahunTiap tahun kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba 57 Trilyun, berupa biaya privat dan sosialDampak lebih buruk adalah berkembangnya HIV/AIDS akibat penggunaan jarum suntik secara bergantian
Kita memiliki 40 tahun pengalaman dalam perang melawan narkoba dengan pendekatan hukum dan ternyata gagal," kata Michael Wooldridge menteri kesehatan nasional pemerintahan John Howard.
Pernyataan Tokoh - Tokoh Dunia Mengenai Penanganan Narkoba
Perang melawan narkoba yang di deklerasikan oleh presiden Amerika, tahun 1971 Richard Nixon, ternyata
sampai saat ini belum selesai
sebelum sidang UNGASS tahun 1998 menggunakan pendekatan hukum
Upaya rehabilitasi harus sama kuatnya dengan upaya penegakan hukum. upaya membongkar menjaring menjerat pelaku kejahatan
narkoba. - Presiden SBY -
MASYARAKAT KURANG BISA MEMBEDAKAN MANA YANG TERGOLONG SEBAGAI KORBAN / SEBAGAI VICTIM, SIAPA-SIAPA YANG DIKATAKAN SEBAGAI PENJAHAT YANG MELAKUKAN KEJAHATAN
- PRESIDEN SBY -
Paradigma Baru Penanaganan Narkoba di Indonesia
Demand
Supply
Seimbang
Kejahatan Narkoba adalah crime without victim, yang seharusnya penggunannya direhabilitasi
Karena sifat kekhususan dari pada adiksi, maka merehabilitasi lebih baik, lebih berat bagi pengguna dari pada memidanakan
Kesemimbangan antara penindakan dan rehabilitasi, penggunanya dibimbing dan diselamatkan, jaringannya di bongkar dan dipidanakan