Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Administrasi Negara terjadi karena perubahan
dan modernisasi Administrasi Negara (administrative change) tidak
berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntutan
keadaan, karenanya diperlukan usaha yang sadar dan terencana
untuk mengubah struktur dan prosedur birokrasi (aspek
reorganisasi kelembagaan, sikap dan perilaku birokrat/aspek
prilaku atau kinerja), meningkatkan efektivitas organisasi
(aspek program), sehingga dapat diciptakan Administrasi
Negara yang sehat dan terciptanya tujuan pembangunan
nasional. Perkembangan Administrasi Negara merupakan hal
mendasar, karena harus sesuai dengan arah perkembangan
lingkungan global yang semakin kompetitif dalam seluruh
aspek, termasuk dalam tata kelola kepemerintahan. Peran
administrasi public harus sesuai dengan tuntunan zaman,
tuntutan masyarakat, tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
apabila organisasai ingin terus eksis dan survive. Hal
tersebut didukung dengan pendapat Lee dan Smonte (dalam
Effendi, 2000) Penerapan ide-ide baru atau kombinasi ide
guna meningkatkan sistem administrasi agar mampu
melaksanakan tujuan pembangunan nasional.
Salah satu bagian dari reformasi administrasi Negara
yaitu reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi menjadi
sesuatu yang sangat fundamental yang harus dilakukan oleh
2
Negara-negara yang sedang melakukan reformasi Administrasi
Negara. Sependapat dengan Prasojo dan Kurniawan (2008)
reformasi birokrasi (administrasi Negara) dan good governance
merupakan dua konsep utama bagi perbaikan kondisi
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Memahasi tenatang cara reformasi birokrasi dapat
dilakukan dengan 5 cara yaitu, penataan kelembagaan,
penataan ketatalaksanaan, penataan sumber daya manusia,
akuntabilitas dan pelayanan serta kualitas pelayanan.
Indonesia termasuk kedalam Negara yang sedang
menerapkan reformasi borokrasi dalam berbagai instansinya.
Otonomi daerah menjadi jalan bagi pemerintah daerah lebih
cepat untuk melakukan reformasi administrasi yang ada di
pemerintahaannya. Salah satu reformasi administrasi yang
dapat dilihat yaitu di pemerintah kabupaten Sragen.
Reformasi administrasi di Pemerintahan Kabupaten Sragen
cukup membawah hal positif dalam kemajuan daerahnya yang
menyumbang Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK)
menjadi lebih meningkat dari tahun ketahun. Dengan anggaran
yang meningkat tersebut nantinya pemerintah akan lebih
banyak mengakomodasi apa yang diinginkan warganya.Hal
tersebut menjadikan Kabupaten Sragen menjadi Kabupaten
unggulan yang dijadikan percontoh bagi kabupaten yang lain.
Hal tersebut di perkuat dengan penelitian Prasojo dan
Kurniawan (2008) yang menyebutkan di Kab. Sragen terdapat
banyak program inovasi yang layak dicontoh oleh Daerah lain
2
di Indonesia. Sejumlah program tersebut dibagi dalam tiga
kelompok besar program yaitu program reformasi birokrasi,
pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat dan PNS.
Pemaparan diatas mendorong penulis untuk melakuakan
observasi di Pemerintahan Kabupaten Sragen tentang reformasi
administrasi yang dilakukannya. Melihat reformasi tersebut
akan ditinjau dengan prespektif reformasi birokrasi dengan
lima bagiannya yang sudah dijelaskan diatas. Makalah ini
berjudul “Bagaimanakah Reformasi Birokrasi di Badan Perijinan Terpadu
dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen Jawa Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat
dilihat bahwa sebelum adanya reformasi adminisrasi sering
terjadi ketidak efektifan dan efeienan dalam proses
administrasi. Dengan adanya reformasi adminisrasi dimana
reformasi administrasi diharapkan pemerintahan kabupaten
Sragen, Jawa Tengah memperoleh suatu perubahan yang nantinya
dapat memperbaiki proses administrasi. Dengan mengadopsi
teori-teori reformasi birokrasi yang memfokuskan faktor-
faktor yang mempengaruhi reformasi administrasi di Kab.
Sragen yaitu pada faktor :
1. Penataan Kelembagaan,
2. Penataan Ketatalaksanaan,
3. Penataan Sumberdaya Manusia,
4. Akuntalitas dan
2
5. Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah Reformasi Birokrasi di Badan Perijinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen Jawa Tengah”.
C. Tujuan
1. Menginterpretasikan dan mendiskripsikan pelaksanaan
Reformasi Administrasi di Pemerintahan Kab. Sragen di
lihat dari Teori rerormasi birokrasi yang dapat diketahui
dari penataan kelembagaan, penataan ketatalaksanaan,
penataan sumber daya manusia, akuntabilitas dan pelayanan
serta kualitas pelayanan.
2. Untuk memperbaiki proses adminisrasi Negara yang
dilakukan oleh Pemerintahaan Kab. Sragen Jawa Tengah.
3. Bahan masukan bagi Pemerintah Kab. Sragen dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
Administrasi Negara.
4. Mengkaji kajian teori tentang reformasi adminisrasi
Negara dalam upaya peningkatan kualitas administrasi
Negara di Pemerintahan Daerah.
D. Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa
manfaat diantaranya adalah:
1. Implikasi praktis.
2
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
implikasi praktis dalam reformasi administrasi di
Pemerintahan Kab. Sragen khusunya bidang perijinan dan
Penanaman Modal.
2. Implikasi Teoritik.
Melalui penelitian ini diharapkan akan mempunyai
implikasi teoritis dalam kajian teori tentang Rerormasi
Administrasi Negara dalam upaya peningkatan pelayanan
pada masyarakat. Dari hasil penelitian ini dimanfaatkan
sebagai acuan / referensi bagi penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan Reformasi Administrasi Negara
khususnya pada Reformasi Birokrasi.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan studi
pustakaan, baik dari buku, jurnal-jurnal dan artikel
elektronik. Penulis juga menggunakan data dari observasi
langsung di Pemerintahan Kabupaten Sragen.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Reformasi Birokrasi
Reformasi merupakan proses upaya yang sistematis, terpadu
dan komprehensi yang ditujukan untuk merealisasikan tata
pemerintahan yang baik. Good Governance (tata kepemerintahan
yg baik) : system yang memungkinkan terjadinya mekanisme
2
penyelenggaraan pmerintahan Negara yang efektif dan efisien
dengan menjaga sinergi yang kontruktif di antara pemerintah,
sktor swasta dan masyarakat. Birokrasi, adalah : Organisasi yg
memiliki jenjang, setiap jenjang diduduki oleh pejabat yang
ditunjuk/diangkat, disertai aturan tentang kewenangan dan
tanggung jawabnya, dan setiap kebijakan yang dibuat harus
diketahui oleh pemberi mandat. Pemberi mandat sektor swasta
adalah pemegang saham, sektor publik adalah rakyat.
Pejabat public yang mempunyai kekuasaan sering tidak
pro kepada rakyat dan bertindak sesuai kemaunnya sendiri.
Toaha (2003), menjelaskan bahwa struktur, norma, nilai dan
regulasi yang ada masih berorientasi pada pemenuhan
kepentingan penguasa daripada pemenuahan hal sipil warga
Negara. Prasojo dan Kurniawan (2008), mengartikan reformasi
birokrasi harus meliputi perubahan system politik dan hukum
secara menyeluruh, perubahan sikap mental dan budaya
birokrat, serta mindset dan komitmen pemerintahserta partai
politik.
Penjelasan diatas dapat member sebuat kesimpulan bahwa
reformasi Birokrasi, adalah : upaya pemerintah meningkatkan
kinerja melalui berbagai cara dengan tujuan efektifitas,
efisien dan akuntabilitas. Reformasi Birokrasi Berarti :
perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, pola
tindak), perubahan penguasa menjadi pelayanan, mendahulukan
peranan dari wewenang, tidak berpikir hasil produksi tetapi
hasil akhir, perubahan manajemen kinerja, Pantau percontohan
2
reformasi biroks, mewujudkan pemerintahan yg bersih,
transparan dan profesional, bebas KKN, melalui :
1. Penataan Kelembagaan
Penataan kelembagaan dapat dilihat dari indicator
sebagai berikut: stuktur organisasi ramping dan
flat(tidak banyak jenjang hierarchies dan struktur
organisasi lebih dominan pemegang jabatan professional
aatau fungsional daripada jabatan struktural). Penataan
kelembagaan dapat diterapkan melalui:
a) Aliansi : Mensinergikan seluruh actor pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat dalam tim solid; Menyempurnakan
sistem kelembagaan yang efektif, ramping, fleksibel,
berdsr prinsip good governance; Menyempurnakan struktur
jabatan negara dan jabatan negeri; Reposisi jabatan
struktural dan fungsional
b) Restrukturisasi : Merubah struktur yang dipandang tidak
sesuai dengan tuntutan zaman & tidak efektif dalam
memajukan organisasi
c) Reorientasi : Mendefinisikan kembali visi, misi, peran,
strategi, implementasi dan evaluasi kelembagaan
pemerintah; Menerapkan strategi organisasi, struktur
organisasi efektif, efisien, rasional dan proporsional;
Menerapkan prinsip organisasi a.l: pembagian tugas
d) Refungsionalisasi : Tindakan/upaya memfungsikan kembali
sesuatu yang sebelumnya tidak/belum berfungsi mengarah
2
pada penajaman profesionalisme organisasi dalam
mengemban visi
e) Revitalisasi : Upaya memberi tambahan energi kepada
organisasi agar dapat mengoptimalkan kinerja
organisasi. Revitalisasi berkaitan perumusan kembali
tugas, kewenangan, anggaran, penambahan/penggantian
instrumen pendukung dalam melaksanakan tugas.
2. Penataan Ketatalaksanaan
Menurut Majid, Marjilis (2010) Dalam sistem
ketetalaksanaan mencakup proses pedoman umum standar
operasi, mekanisme, tata kerja, hubungan kerja dan
prosedur pada tingkat perencanaan dan pembuatan
keputusan, pengorganisasian, pengelolaan, administrasi
umum, keuangan, perlengkapan, pemantauan dan evaluasi
kinerja organisasi serta melaksanakan koordinasi dan
pengelolaan kearsipan, kurporalisasi, efesiensi dan
tentang pengaturan budaya kerja, namun demikian saat ini
kondisi pelaksanaan ketatalaksanaan masih belum
mencerminkan penyelenggaraan penataan organisasi yang
efesien, efektif pada organisasi pemerintahan daerah saat
ini apalagi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan
perwujudan pemerintahan yang baik dipandang perlu untuk
melakukan penyederhanaan sistem, prosedur, metoda dan
tata kerja penyelenggara negara agar menjadi makin tertib
dan efektif.
2
Yang perlu diperhatikan dalam penataan ketatalaksanaan
yaitu: mekanisme/sistem kerja internal, Prosedur kerja,
hubungan kerja eksternal, perencanaan,
pelaksanaan,pemantauan, evaluasi dan pengendalian,
pengelolaan sarana dan prasarana kerja, otomatisasi
administrasi perkantoran, pemantauan teknologi informasi
(E-gov), pengelolaan kearsipan yang handal.
Tujuan dari pada pendayagunaan Ketatalaksanaan yaitu:
mewujudkan tata laksana yg ringkas/simpel, efektif,
efisien dan transparan, memberi pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat.
Kebijakan dalam Ketatelaksanaan: diarahkan pd perubahan
sistem manajemen dgn konsep manajemen modern agar cepat,
akurat, pendek jaraknya. Pemanfaatan teknologi modern di
lingkungan instansi pemerintah.
Kegiatan Pokok Ketatalaksanaan meliputi: menyempurnakan
sistem dan prosedur kerja efektif,ramping, fleksibel
berdasar prinsip kepemerintahan yg baik, menyempurnakan
SAN u/ menjaga keutuhan NKRI dan mempercepat proses
desentralisasi, menyempurnakan tatalaksana dan hub kerja
antar lembaga di pusat dan antar pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota, menciptakan sistem
administrasi pendukung dan kearsipan yg efektif dan
efisien.
Strategi Pendayagunaan Ketatalaksanaan; pemangkasan dan
eliminasi mekanisme sistem kerja, prosedur dan mekanisme
2
yg memberi peluang terjadinya praktek KKN, deregulasi dan
debirokratisasi sistem administrasi pemerintahan,
perumusan Standar, operating Procedures (SOP) adms
pemerintahan, penyusunan hub kerja eksternal/tata hub
kewenabgan antar lembaga, antar pemerintah pusat dan
daerah serta antar daerah , optimalisasi pemanfaatan
teknologi infs (E-Gov) dlm rangka modernisasi adms dan
manajemen pemerintahan, penataan pengelolaan arsip secara
bik dan benar, otomatisasi adms perkantoran, proses
pengadaan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
dan pengendalian, pengelolaan sarana dan prasarana kerja
sesuai ketentuan yg berlaku, implementasi akuntabilitas,
tranparansi dll serta merubah paradigma manajemen UP3
(Unit Pelaksana Pelayanan Pemerintah dr manajemen
birokratik ke manajemen wirausaha.
Kriteria Pemilihan Prioritas Program Pendayagunaan
Ketatalaksanaan : prosedur panjang, berbelit dan bertele-
tele, rawan/memberi peluang KKN dan percaloan,
mengganggu/menghambat kelancaran produksi dan arus
barang/jasa pemerintah , mengganggu kelancaran penerimaan
dan pengeluaran anggaran Negara, menghambat kelancaran
proses kerja aparatur/mengakibatkan ekonomi biaya tinggi,
memboroskan sumber daya dan waktu.
Inti dari penjelasan diats yaitu penataan
ketatalaksanaan merupakan Mekanisme, system dan prosedur
sederhana atau ringkas, simple, mudah dan akurat melalui
2
optimalisasi penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi serta memiliki kantor, sarana dan prasarana
kerja memadai. Keberhasilan Sistem Tatalaksana Memerlukan
Koordinasi yang meliputi: waktu, ruang,
interinstitusional, fungsional, structural, perencanaan,
masukan umpan balik.
3. Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
Agar bersih sesuai kebutuhan organisasi dari segi
kuantitas dan kualitas (professional, kompeten, beretika,
berkinerja tinggi dan sejahtera). Penataan SDA
dilaksanakan dgn memperhatikan : penerapan sistem merit
dlm manajemen kepegawaian, sistek diklat yg efektif,
standar dan peningkatan kinerja, pola karier jelas dan
terencana, standar kompetensi jabatan, klasifikasi
jabatan, tugas,fungsi dan beban tugas proporsional,
rekrutmen sesuai prosedur, penempatan pegawai sesuai
keahlian, renumerasi memada, perbaikan sistem informasi
manajemen kepegawaian.
Inti penataan sumberdaya Aparatur yaitu peneraoan
sistem merit dalam manajemen kepagawaian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sistem, pendidikan dan latihan
yg efektif, standarisasi dan peningkatan kinerja, pola
karier yg jelas dan terencana.
4. Akuntabilitas
2
Kinerja berkualitas, efektif, efisien dan kondusif.
Akuntabilitas adalah kewajiban individu atau penguasa yg
dipercayakan u/ mengelola sumber daya publik dan ybs
dgnnya u/ dpt menjawab hal yg menyangkut
pertanggungjawaban fiskal, manajerian dan program
(deklarasi Tokyo). Pengertian Lebih Luas, akuntabilitas
pelayanan publik adalah pertanggungjawaban pegawai
pemerintah kepada publik yg menjadi konsumen
pelayanannya.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditempatkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara priodik
(stanbury, 2003 dalam Mardiasmo 2006).
Wiranto (tanpa tahun) menambahkan bahwa akuntabilitas
itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu akuntabilitas
politik, akuntabilitas financial da akuntabilitas
administratif. Dalam hal ini terkait tentang reformasi
borokrasi di BPTPM sragen merupakan akuntabilitas
administasi. Yang mana akutalibitas administratif harus
diterapkan secar efektif.
Ciri akuntabilitas yang efektif antara lain yaitu
akuntabilitas harus utuh dan menyeluruh, mencakup aspek
menyeluruh mengenai aspek integritas keuangan, ekonomis
dan efisiensi, efektivitas dan prosedur, akuntabilitas
2
merupakan bagian dari sistem manajemen untuk menilai
kinerja individu maupun unit organisasi, akuntabilitas
harus dibangun berdasarkan sistem informasi yang handal
untuk menjamin keabsahan, akurasi, obyektivitas dan
ketepatan waktu penyampaian informasi, adanya penilaian
yang obyektif dan independen terhadap akuntabilitas
instansi, adanya tindak lanjut terhadap laporan penilaian
atas akuntabilitas.
5. Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
Kegaiatan pelayanan merupakan perwijudan dan penjabaran
dari tugas dan fungsi pegawai pemerintah dalam rangak
penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahn dan
pembangunan. Dalam kasus diatas yang dimaksukan adalah
pelayanan umum yang merupakan suatu hak masyarakat di
Sragen. Menurut Mansur (2008) pelayanan umum timbul
karena ada kewajiban sebagai salah satu proses
penyelenggaraan kegiatan organisasi. Sejalan dengan
pendapat Mansur, Moenir, (2002) menjelaskan pelayanan
umum merupakan kegiatan yang dilakukan seorang atan
kelompok dengan faktor melalui system, prosedur dan
metode tertentu untuk memenuhi hak orang lain. Pelayanan
umum yang baik haruslah pelayanan yang prima.
Pelayanan prima adalah pelayanan (cepat, tepat, adil,
konsisten, transparan dan lain - lain) memuaskan
pelanggan dan mewujudkan good governance(kepemerintahan
yang baik). Pelayanan prima sendiri dapat dilihat dari
2
cepat, tepat, adil, konsisten, transparan dan lain –
lain. Kualitas pelayanan yang baik harus berdasarkan AUPB
diamana AUPB merupakan terjemahan dari good governance
(kepemerintahan yang baik) yang sudah dilegalkan.
Pelayanan berdasarkan AUPB yaitu Asas kepastian hukum,
asas keseimbangan, asas kesamaan, asas bertindak cermat,
Asas motivasi untuk setiap keputusan, asas jangan
mencampuradukan kewenangan, asas permainan yang layak,
asas keadilan, asas menanggapi pengharapan yang wajar,
asas meniadakan akibat2 suatu keputusan yang batal, asas
perlindungan, asas kebijaksanaan, asas penyelenggaraan
kepentingan umum.
Pelayanan prima tidak ada artinya jika pelayanan
tersebut tidak diukur kualitas pelayanannya. Untuk
mengukur kualitas pleyanan, maka perlu tahu difinisi
tentang kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan memiliki
beberapa definisi dan menurut Schiffman-Kanuk dalam
(Mansur) pengertian kualitas pelayanan dapat dipahami
melalui prilaku konsumen dalm mencari, membeli,
menggunakan dan mengevaluasi suatu produk pelayanan yang
diharapakan memuaskan kebutuhannya.
Dapat dikatakan bahwa suatu pelayan public yang efektif
harus lah pelayanan yang prima yang juga dapat diukur
kulaitasnya melalui konsumen dari pelayanan persebut
dalam hal ini yaitu masyarakat dan swasta.
2
BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan
Temuan lapangan merupakan hasil dari riset yang dilakukan
dengan pengambilan data melalui wawancara dan melihat
langsung buku profil BPTPM di Kab. Sragen Jawa Tengah. Data
yang diambil merupakan data valid dan resmi dari BPTPM Kab.
Sragen.
1. Profil BPTPM
Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ditegaskan, bahwa tujuan pemberian
otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan
dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan
2
pemerataan. Jadi kualitas layanan aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan
otonomi daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Pemerintah
Kabupaten Sragen membentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT)
dengan Keputusan Bupati Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 24
Mei 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen. Operasional
secara resmi dilaksanakan 1 Oktober 2002. Kebijakan ini
didukung sepenuhnya oleh legislatif melalui surat Ketua
DPRD Sragen Nomor 170/288/15/2002 tangggal 27 September
2002 perihal Persetujuan Operasional UPT Kabupaten
Sragen.
Keberadaan UPT, yang kemudian berubah tiga kali menjadi
Kantor Pelayanan Terpadu (KPT), Badan Pelayanan Terpadu
(BPT) serta Badan Perjinan Terpadu Dan Penanaman Modal
(BPTPM) adalah untuk memberikan kemudahan pelayanan
dibidang perijinan dengan prinsip dapat dipercaya, mudah,
murah, cepat dan transparan melalui satu pintu (one stop
service). Artinya, segala urusan yang berkaitan dengan ijin–
ijin yang semula tersebar dibeberapa unit kerja dapat
diselesaikan di UPT yang memberikan informasi kepada
masyarakat secara jelas tentang target waktu yang pasti,
prosedur yang jelas dan biaya yang transparan.
2. Reformasi Birokrasi
2
a. Penataan kelembagaan
Struktur orgs ramping & flat (tdk byk jenjang
hierarkis & struktur orgs lebih dominan pemegang
jabatan profesional/fungsional drpd jabatan struktural)
Berkaitan dengan indicator diatas adapun susunan
organisasi BPTPM sebagai berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pelayanan Umum dan Pengaduan
1) Sub Bidang Pelayanan KTP, KK, dan Akte Capil
2) Sub Bidang Informasi, Dokumentasi dan Penanganan
Pengaduan
d. Bidang Perijinan Jasa Usaha
1) Sub Bidang Perijinan Indakop dan Reklame
2) SubBidangPerijinan Pertanian, Perhubungan,
Pariwisata,SIUJK dan K3
e. Bidang Perijinan Tertentu
1) Sub Bidang Perijinan Prinsip, Lokasi, IMB dan HO
2) Sub Bidang Perijinan Pendidikan dan Kesehatan
2
Gambar 3.2Struktur Organisasi BPTPM
Sumber : BPTPM Kabupaten Sragen Tahun 2011
b. Penataan Ketatalaksanaan
PEMOHON
PEMERIKSAAN BERKAS
PEMERIKSAAN LAPANGAN
PROSES
PEMBAYARAN
PENYERAHAN
2
Mekanisme, sistem dan prosedur sederhana/ringkas,
simpel, mudah dan akurat melalui optimalisasi
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta
memiliki kantor, sarana dan prasarana kerja memadai.
Berdasarkan Keputusan Bupati Sragen Nomor 18 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelayanan Umum di Kantor Pelayanan
Terpadu Kabupaten Sragen dan Keputusan Bupati Nomor 22a
Tahun 2002 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan
Dibidang Perizinan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Terpadu Kabupaten Sragen, bahwa dalam rangka untuk
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya
dibidang perizinan dan mewujudkan One Stop Service
(OSS).
Dalam Pelayanan Perijinan mekanisme/bagan alir
pelayanan perizinan dibuat sesederhana mungkin,
sehingga masyarakat dengan cepat bisa memahami dalam
mengurus perijinan yang dibutuhkan. Proses perizinan di
BPTPM Kabupaten Sragen dirancang untuk dapat
menghindari berbagai kemungkinan penyimpangan
2
Gambar 3.2Mekanisme Pelayanan Perijinan
Sumber : BPTPM Kabupaten Sragen Tahun 2011
Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kabupaten Sragen telah menerapkan dan mengembangkan
teknologi informasi yang menjadi trend setter bagi
Kabupaten dan Kota lainnya di wilayah Indonesia dengan
pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Perijinan serta
membangun jaringan komunikasi dan informasi lintas
sektoral sehingga penyelesaian perijinan dapat berjalan
lancar, efektif dan efisien.
Dalam pengembangan teknologi informasi Badan
Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Sragen
telah membuat dan mengembangkan sistem informasi
yang memudahkan para customer, pengusaha maupun
masyarakat yang ingin mengakses BPTPM.
Diantaranyatrackingdokumen via internet, touch screen
information, CCTV online, video conference, hotspot
area,call centre, geografic information system dan lain
lain.
2
c. Penataan Sumberdaya Manusia
Agar bersih sesuai kebutuhan orgs dari segi
kuantitas dan kualitas (profesional, kompeten,
beretika, berkinerja tinggi dan sejahtera).
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang prima
kepada masyarakat, dan untuk mewujudkan One Stop
service (OSS), maka sumber daya manusia yang
ditugaskan sebagai tenaga pelaksana di Badan Perijinan
Terpadu harus betul-betul handal. Oleh karena itu,
dilakukan on the job training dan pelatihan-pelatihan
yang ber kesinambungan. Disamping sarana dan prasarana
kantor yang memadai, hal ini dimaksudkan sebagai
Empowering / Pemberdayaan Aparatur. Beberapa kegiatan
On the Job Training dan pelatihan-pelatihan tersebut
antara lain:
1. On The Job Training / Magang
Agar dapat memberi pelayanan kepada masyarakat
dengan baik, maka beberapa pegawai pada awal
terbentuknya UPT ditugaskan untuk magang di KPT
Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali selama 1 minggu
pada tahun 2002. Dengan program ini diharapkan
pegawai-pagawai tersebut sudah mempunyai pengalaman
dan bekal yang memadai.
2. Diklat Komputer.
Sejak tanggal 6 Januari 2003 telah dilaksanakan
diklat komputer dengan mengundang instruktur untuk
2
melatih tenaga pelaksana di KPT saat itu. Waktunya
setiap hari Senin hingga Kamis setelah jam 13.00,
karena diasumsikan setelah jam tersebut pelayanan
sudah relatif berkurang. Materi yang diajarkan
meliputi:
a) Program Microsoft Word
b) Program Microsoft Excel
c) Program Microsoft Access.
Dalam waktu 3 bulan telah berhasil dilatih 20
orang operator yang terampil komputer, dan beberapa
orang terus dikembangkan untuk dapat menjalankan
program-program aplikasi terbaru yang mempunyai nilai
lebih, misalnya: Powerpoint, Corel, Photoshop, arsip
dalam bentuk CD, moving movie, pelayanan dengan
internet.
3. Training for Sucsess.
Hal ini diharapkan Untuk bisa tampil prima dalam
melayani customer/pelanggan, dilakukan training
terhadap SDM pelaksana dengan mengundang instruktur
dari bagian pengembangan Sumber Daya Manusia
perusahaan swasta.Materi pelatihan meliputi :
a) Bagaimana caranya agar tampil rapi, sopan dan
santun dalam menghadapi dalam melayani customer.
b) Bagaimana caranya harus selalu ceria, yakin dan
meyakinkan dalam menyambut dan melayani customer.
2
c) Bagaimana harus mampu memperhatikan sikap tubuh
dan bertindak setenang mungkin saat melayani
customer, serta teknik-teknik menghadapi customer.
Dengan prinsip “hari ini lebih baik dari kemarin”, SDM
terus dikembangkan. Tahun 2004 diadakan pelatihan
ESQ dan sistem manajemen mutu dari konsultan yang
ditunjuk oleh Sucofindo, hal ini sebagai syarat
mendapat ISO 9001 –2000.Tahun 2005 dilakukan
pelatihan oleh psycholog profesional(Direktor
pengembangan SDM perusahaan swasta) untuk
pengembangan kepribadian.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat maka diperlukan personil yang
memadai. Saat ini jumlah pegawai BPTPM Sragen ada39
orang, untuk melayani 72 jenis layanan. Mereka
direkrut dari berbagai Satuan Kerja berdasarkan
kompetensi pada bidangnya masing-masing, melalui
penilaian terhadap kinerja dan PDLTnya, sehingga
telah berpengalaman dan ahli dibidang pelayanan yang
akan ditangani.
d. Akuntabilitas
Kinerja berkualitas, efektif, efisien dan
kondusif. Akuntabilitas tidak lain yaitu tentang suatu
pertanggungjawaban yang ada dalam suatu organisasi.
Maksud dari bertangung jawab disini yaitu apabila
suatu organisasi dibentuk dengan tujuan pelayanan
2
perijinan dan penanaman modal dalam hal ini yaitu
BPTPM, organisasi tersebut harus benar-benar melayani
secara totalitas dan sesuai denga aturan yang berlaku.
Ada bentuk akuntabilitasyang diterapkan di BPTPM
antara alain:
1. Paradigma Pelayanan
Dalam era reformasi dan keterbukaan serta
menghadapi pasar bebas, telah terjadi kompetisi
sangat ketat dalam bidang usaha dan investasi. Untuk
itu birokrasi dituntut mampu melaksanakan deregulasi
dan debirokratisasi dalam melayani masyarakat. Para
birokrat yang masih mengedepankan pikiran dan
perilaku “Kenapa harus capek-capek, begini aja toh dapat gaji
juga, atau kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah“,harus
diakhiri dan dibuang jauh-jauh, mengingat para
birokrat digaji untuk melayani dan bukan untuk
dilayani. Untuk itu BPTPM Kabupaten Sragen telah
berupaya mengubah paradigma lama “dilayani“ ke paradigma
baru yaitu“melayani dengan tulus dan ikhlas” dan kini
berubah menjadi “ satu hati dalam melayani “.
Dalam paradigma baru tersebut mengandung makna:
a) Menempatkan customer menjadi orang terpenting yang
harus dilayani, sebab karena merekalah kami
bekerja dan mendapat gaji.
2
b) Kami tidak merasa berjasa dengan melayaninya,
justru kami berterima kasih telah mendapat
kesempatan untuk melayaninya.
Paradigma ini akan menjadi tata nilai baru dan
budaya kerja baru.
2. Pemantauan Kepuasan Pelanggan
Untuk mengetahui keberhasilan dalam melayani
masyarakat, dilakukan evaluasi melalui survey
kepuasan pelanggan setiap 6 bulan sekali. Survey
pertama dilakukan pada bulan April 2003, menggunakan
Indeks Kepuasan Pelanggan sesuai SK MENPAN No.
KEP. 25/M.PAN/2/2004. Respondennya adalah pelanggan
yang sedang mencari ijin maupun dokumen lain yang
dilayani di BPTPM sebanyak 150 responden. Hasil
survey terakhir secara garis besar dapat dilihat
pada tabel berikut :
No. Keterangan Jumlahnilai
NilaiKonversi Kategori
1KemudahanProsedurPelayanan
3,35 83,75 Sangatbaik
2 KelengkapanInformasi 3,45 86,25 Sangat
baik
3 Pelayanan DanPenjelsan 3,37 84,25 Sangat
baik
4 Kedisiplinan 3,25 81,25 Sangat
2
Petugas baik
5 PertanggungJawaban Petugas 3,33 83,25 Sangat
baik
6 KemampuanPetugas 3,42 85,50 Sangat
baik
7 Kecepatan WaktuPelayanan 3,30 82,50 Sangat
baik
8 KedisiplinanDalam Antrian 3,41 85,25 Sangat
baik
9 Kesopanan DanKeramahan 3,32 83,00 Sangat
baik
10 Kewajaran Biaya 3,48 87,00 Baik
11 Kesesuaian Biaya 3,39 84,75 Baik
12 Ketepatan WaktuPelayanan 3,39 84,75 Sangat
baik
13 KenyamananLingkungan BPTPM 3,49 87,25 Sangat
baik
14 KeamananPelayanan BPTPM 3,55 88,75 Sangat
baik
Tabel 3.1Hasil Suurvei Kepuasan Pelangggan
Sumber : BPTPM Kabupaten Sragen Tahun 2011
Keterangan :
1) Jumlah responden 150 orang
2) Survey dilaksanakan 6 bulan sekali
3) IKM 84,3 (sangat memuaskan)
3. Penanganan Pengaduan
Untuk memberikan peluang bagi masyarakat
menyampaikan keluhan agar mendapat perbaikan
pelayanan, BPTPM Sragen menerima pengaduan dari
2
masyarakat. Berbagai pengaduan dan keluhan
masyarakat ditangani secara efektif oleh petugas
khusus di Kabid Pelayanan Umum dan Pengaduan.
Dalam penanganan pengaduan/keluhan diharapkan
dapat memberikan peluang untuk mengubah seorang
pelanggan yang kurang puas menjadi pelanggan abadi.
Untuk itu ada 4 aspek yang diperhatikan yaitu :
a) Empati pelanggan yang kurang berkenan;
b) Kecepatan dalam penanganan pengaduan/ keluhan;
c) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan
pengaduan/ keluhan;
d) Akses terhadap komunikasi dan informasi.
e. Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
Dimaksudkan pelayanan prima (cepat, tepat, adil,
konsisten, transparan dll), memuaskan pelanggan dan
mewujudkan good governance (kepemerintahan yg baik).
Dalam hal ini pelayanan yang adadi BPTPM ada
duayaitu pelayanan perijinan dan penanaman modal.
1. Pelayanan Investasi
Kemudahan pelayanan investasi yaitu Kami memberikan
insentif untuk berinvestasi antara lain :
a) Pelayanan perijinan yang prima.
b) Pelayanan SIUP dan TDP gratis.
c) Kondisi sosial ekonomi masyarakat kondusif.
d) Biaya hidup yang terjangkau.
2
e) Harga tanah yang menarik.
f) Jalan dan jembatan yang memadai.
g) Dukungan lembaga keuangan yang baik.
h) Masyarakat ramah terhadap investor.
2. Pelayanan Perijinan
Jenis layanan yang ditugaskan kepada BPTPM terdiri
dari Pelayanan Perizinan dan Pelayanan Non
Perizinan. Jenis-jenis pelayanan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
a) Pelayanan perizinan
1. Pendaftaran Penanaman Modal 2 hari kerja
2. Izin Prinsip Penanaman Modal 3 hari kerja
3. Izin Prinsip Perluasan
Penanaman Modal
3 hari kerja
4. Izin Prinsip Perubahan
Penanaman Modal
5 hari kerja
5. Ijin Usaha Penanaman Modal 7 hari kerja
6. Izin Usaha Perluasan Modal 3 hari kerja
7. Izin Usaha Perubahan Penanaman
Modal
5 hari kerja
8. Izin Usaha Penggabungan
Penanaman Modal (Merger)
5 hari kerja
9. Izin Prinsip 10 hari
kerja
2
10. Izin Lokasi
11. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 10 hari kerja
12. Izin Gangguan & Izin Tempat
Usaha (HO/ ITU)
6 hari kerja
13. Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP)
3 hari kerja
14. Izin Usaha Industri (IUI) 5 hari kerja
15. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3 hari kerja
16. Tanda Daftar Industri (TDI) 3 hari kerja
17. Tanda Daftar Gudang (TDG) 5 hari kerja
18. Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum
6 hari kerja
19. Izin Usaha Rumah Makan 5 hari kerja
20. Izin Usaha Salon Kecantikan 4 hari kerja
21. Izin Usaha Hotel 10 hari kerja
22. Biro/ Agen Perjalanan Wisata 8 hari kerja
23. Izin Pondok Wisata 8 hari kerja
24. Izin Penutupan Jalan 2 hari kerja
25. Pajak Reklame 1 hari kerja
26. Izin Usaha Huller 6 hari kerja
27. Rekomendasi Pendirian Lembaga 5 hari kerja
2
Pendidikan
28. Perizinan Penggunaan Ketel Uap,
Minyak Untuk Setiap Ketel
6 hari kerja
29. Perizinan Penggunaan Bejana
Uap/Pemanas Air atau
Ekonomiser yang Berdiri
Sendiri/Penguapan
6 hari kerja
30. Perzinan Penggunaan Bejana
Tekan
6 hari kerja
31. Perzinan Botol Baja 6 hari kerja
32. Perijinan Penggunaan Pesawat
Angkat dan Angkut
6 hari kerja.
33. Perizinan Penggunaan Pesawat
Tenaga dan Produksi
6 hari kerja
34. Perizinan Penggunaan Instalasi
Kebakaran
6 hari kerja
35. Perizinan Penggunaan Instalasi
Listrik
6 hari kerja
36. Perizinan Penggunaan Instalasi
Penyalur Petir
6 hari kerja
37. Izin Trayek Tetap 6 hari kerja
38. Izin Usaha Angkutan 6 hari kerja
39. Izin Kursus 5 hari kerja
40. Izin Usaha Peternakan 12 hari kerja
2
41. Izin Pemotongan Hewan 12 hari kerja
42. Izin Pendirian Keramba Apung 12 hari kerja
43. Izin Usaha Jasa Kontruksi 12 hari kerja
44. Ijin Praktek Dokter Spesialis 5 hari kerja
45. Izin Praktek Dokter Umum 5 hari kerja
46. Izin Praktek Dokter Gigi 5 hari kerja
47. Izin Praktek Bidan 5 hari kerja
48. Izin Praktek Perawat 5 hari kerja
49. Izin Praktek Perawat Gigi 5 hari kerja
50. Izin Praktek Asisten Apoteker 5 hari kerja
51. Izin Praktek Fisioterapi 5 hari kerja
52. Izin Praktek Refraksionis
Optisien
5 hari kerja
53. Izin Praktek Apoteker 5 hari kerja
54. Izin Praktek Bersama Dokter
Spesialis
12 hari kerja
55. Izin Praktek Bersama Dokter
Umum
12 hari kerja
56. Izin Praktek Bersama Dokter
Gigi
12 hari kerja
2
57. Izin Operasional Rumah Sakit
(RS)
12 hari kerja
58. Izin Pendirian Rumah Bersalin 12 hari kerja
59. Izin Pendirian Klinik
Pengobatan
12 hari kerja
60. Izin Pendirian Laboratorium
Kesehatan
12 hari kerja
61. Izin Pendirian Apotek 12 hari kerja
62. Izin Pendirian Optik 12 hari kerja
63. Izin Pendirian Toko Obat 12 hari kerja
64. Izin Produksi Makanan dan
Minuman
12 hari kerja
65. Izin Pengobatan Tradisional 12 hari kerja
66. Izin Pendirian Klinik
Kecantikan
12 hari kerja
67. Izin Depot Air Minum Isi Ulang 12 hari kerja
68. Izin Laik Hygiene Restoran /
Rumah Makan
12 hari kerja
69. Izin Laik Hygiene Jasa Bogab/
Katering
12 hari kerja
70. Izin Operasional Unit Tranfusi
Darah
12 hari kerja
Tabel 3.2
2
Jenis Peerijinan dan Wakt PenyelesaiannyaSumber : BPTPM Kabupaten Sragen Tahun 2011
Dalam BPT pelayanan juga mengedepankan penampilan dan lebih
fleksiebel. Diaman seragan yang dikenakan oleh pegawai BPT setiap
harinya berbeda agar terkesan yidak selalu formal. Seperti pada
gambar berikut ini :
Senin Selasa Rabu
2
Kamis Jum’at Sabtu
B. Pembahasan
Pembahasan tentang temuan yang ada di BPTPM akan
dianalisis dengan teori reformasi birokrasi. Dalam hal ini
dapat ditinjau dari 5 bagian yaitu penataan kelembagaan,
penataan ketatalaksanaan, penataan sumberdaya manusia,
akuntalibitas serta pelayanan dan kualitas pelayanan.
1) Penataan Kelembagaan
Penataan kelembagaan di BPTPM sudah cukup baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari dari struktur organisasi yang
2
ramping. Sebuah badan dengan pengurusan semua jenis
perijinan dan penanaman modal hanya membutuhkan 17 orang
dengan jabatan Strukturan. Dimana BPTPM dipimpin oleh
seorang kepala yang membawahi 4 bidang, setiap bidangnya
membawahi dua sub bidang. Garis koordinasi berikutnya
yaitu skertariat yang membawahi 3 sub bagaian. Dari Saat jumlah pegawai BPTPM Sragen ada 39 orang. 17
orang pemegang jabatan structural dan sisanya yaitu 21
pemegang jabatan fungsional. Hal ini sesuai dengan prinsip
penataan kelembagaan bahwa pemegang jabatan fungsional harus
lebih banayak dari jabatan strukturul, karena dengan lebih
banyak jabatan fungsional diharapkan organisasi akan lebih
mudah dalam melakukan koordinasi dan efisien serta efektif.
BPTPM yang jumlah pegawai yang cukup minimal mampu
mengurusi 72 jenis perijinan yang ada di Kab. Sragen. Hal
ini cukup efisien, karena kerampingan struktur organisasi
ternyata tetap mampu untuk memaksimalkan pelayanan kepada
masyarakat.
2) Penataan Ketatalaksanaan
Penataan ketatalaksanaan menjelaskan tentang tata cara
suatu pelaksanaan pelayanan. Dalam hal ini yaitu
pelayanan perijinan yang dilakukan oleh BPTPM. Pelayanan
perijinan yang dilakuka oleh BPTPM sangat sederhana
mekanismenya. Pelayanan ini ini juga sangat mudah karena
cukup datang ke satu tempat dan 1 pintu sudah dapat
diselesaikan semua, tanpa harus pergi ketempat lainnya.
2
Mekanisme pelayanan tersebut yaitu suatu pemohon ijin
menyerahkan syarat-syarat ijin kepada petugas BPTPM,
kemudian melakukan pembayaran ditempat itu juga, kemudian
dilakuan proses, setelah proses selesai barulah dilakukan
tinjauan lapangan dan tinjauan berkas.
Penataan ketatalaksanaan juga memfokuskan bahsannya
pada hal-hal yang mendukung tata laksana tersebut. Salah
satunya yang mempunyai pengaruh penting yaitu dukungan
teknologi dan komunikasi. Pada BPTPM banayak teknologi
yang digunakan untuk membantu pelayanan perijinan kepada
masyarakat. Diantaranyatrackingdokumen via internet, touch
screen information, CCTV online, video conference,
hotspot area,call centre, geografic information system
dan lain lain. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan
bahwa BPTPM Sragen sudah cukup bagus dalam melakukan
tatalaksana pelayanan perijinan dan penanaman modal.
3) Penataan Sumberdaya Manusia
Penataan sumberdaya manusia merupakan langkah yang
cukup strategis dalam meningkatan kinerja para pegawai
dalam melayani pelanggan. Terkait penataan Sumberdaya
Manusia yang dilakukan oleh BPTPM sragen sudah cukup
bagus dan tepat. Dapat dilihat untuk membentuk proses
mental dan kejiwaan yang bagus dalam melayani masyarakat
BPTPM Sragen mempunyai program Training for Sucsess.
Hal ini diharapkan Untuk bisa tampil prima dalam melayani
2
customer/pelanggan, dilakukan training terhadap SDM
pelaksana dengan mengundang instruktur dari bagian
pengembangan Sumber Daya Manusia perusahaan swasta.
Tidak hanya itu saja dilklat-diklat dan magang juga
dilakukan oleh BPTPM. Agar dapat memberi pelayanan kepada
masyarakat dengan baik, maka beberapa pegawai pada awal
terbentuknya UPT ditugaskan untuk magang di KPT Kabupaten
Gianyar, Propinsi Bali selama 1 minggu pada tahun 2002.
Dengan program ini diharapkan pegawai-pagawai tersebut
sudah mempunyai pengalaman dan bekal yang memadai. Diklat
Komputer dilakukan sejak tanggal 6 Januari 2003 telah
dilaksanakan diklat komputer dengan mengundang instruktur
untuk melatih tenaga pelaksana di KPT saat itu. Waktunya
setiap hari Senin hingga Kamis setelah jam 13.00, karena
diasumsikan setelah jam tersebut pelayanan sudah relatif
berkurang. Materi yang diajarkan meliputi: program
Microsoft Word, program Microsoft Excel, program
Microsoft Access.
4) Akuntabilitas
Akuntabilitas selalu menjadi bahasan yang tidak
terlepaskan jika berbicara tentang reformasi birokrasi.
Akuntabilitas lebih memfokuskan bahsannya kepada
pertanggung jawaban BPTPM dalam pelayanan kepada public.
Dengan pertanggung jwaban yang kuat akan memberi
2
kontribusi kepada pelayanan yang efisien dan efisien
serta kondusif karena kepercyaan terlah tercipta anatara
masyarakat dan BPTPM.
Pelayanan di BPTPM Kab. Sragen cukup bertanggung jawab,
hal ini dapat dilihat dari paradigma lama “Kenapa harus
capek-capek, begini aja toh dapat gaji juga, atau kalau bisa dipersulit
kenapa harus dipermudah“,harus diakhiri dan dibuang jauh-
jauh, mengingat para birokrat digaji untuk melayani dan
bukan untuk dilayani. Untuk itu BPTPM Kabupaten Sragen
telah berupaya mengubah paradigma lama “dilayani“ ke
paradigma baru yaitu“melayani dengan tulus dan ikhlas” dan kini
berubah menjadi “ satu hati dalam melayani “. Dalam paradigma
baru tersebut mengandung makna: menempatkan customer
menjadi orang terpenting yang harus dilayani, sebab
karena merekalah kami bekerja dan mendapat gaji, kami
tidak merasa berjasa dengan melayaninya, justru kami
berterima kasih telah mendapat kesempatan untuk
melayaninya. Paradigma ini akan menjadi tata nilai baru
dan budaya kerja baru. Tidak hanya paradigma yang dirubah
pertanggung jawaban BPTPM dapat juga dilihat dengan
adanya layanan pengaduan yang cukup terbuka dalam
menanpung segala keluhan dan kritik serta saran dari
masyarakat.
Komitmen BPTPM Sragen dalam memenuhi aspek
akuntabilitas dalam pelayanannya dibuktikan dengan
dimasukkannya KEPMENPAN No.KEP/26/M.PAN/2004 Tentang
2
Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Sebagai acuan untuk
pelayanan perijinan dan penanaman modal yang dilakukan
oleh BPTPM Kab. Sragen. Ditambah dengan survey kepuasan
pelanggan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan atau pandangan
masyarakat tentang pelayanan yang telah dilakukan BPTPM.
Kegiatan ini cukup membuktikan bahwa komitmen besar dari
BPTPM bertanggung jawab untuk benar-benar menjadi
pelayanan masyarakat.
5) Pelayanan dan Kualitas pelayanan
Pelayanan dan kulaitas pelayanan yang ideal ditunjukan
dengan pelayanan prima (cepat, tepat, adil, konsisten,
transparan dan lain - lain), memuaskan pelanggan
danmewujudkan good governance (tata pemerintahan yang
baik). Pelayanan prima sendiri dapat dilihat dari cepat,
tepat, adil, konsisten, transparan dan lain – lain.
Kualitas pelayanan yang baik harus berdasarkan AUPB
diamana AUPB merupakan terjemahan dari good governance
(kepemerintahan yang baik) yang sudah dilegalkan.
Pelayanan yanga ada di BPTPM sebagai badan terpadu
pasti mempunyai banyak tugas yang kompleks. Pelayanan
yang kompleks ini diselesaikan denga pelayanan terpadu 1
pintu. Dimana pelayanan perijinan dan penanaman modal
2
(invertasi) diselesaiakan dalam satu tempat dan 1 pintu
tersebut di Kantor BPTPM.
Pelayanan Investasi member kemudahan yaitu memberikan
insentif untuk berinvestasi antara lain :
i) Pelayanan perijinan yang prima.
j) Pelayanan SIUP dan TDP gratis.
k) Kondisi sosial ekonomi masyarakat kondusif.
l) Biaya hidup yang terjangkau.
m) Harga tanah yang menarik.
n) Jalan dan jembatan yang memadai.
o) Dukungan lembaga keuangan yang baik.
p) Masyarakat ramah terhadap investor.
Kemudahan dan insentif-insentif seperti diatas akan
menarik para investor untuk menanam modalnya. Tidak hanya
cepat, tpat dan murah, tetapi kemudah serta keringanan
untuk melakukan pengurusan sangat diperhatiakan di BPTPM.
Pelayanan untuk mewujudkan One Stop service (OSS) juga
diterapkan oleh BPTPM. Kepastian dalam waktu pemberian
pelayanan juga diterapkan di BPTPM Sragen, contohnya
dalam pelayanan perijinan seperti ijin praktek bersama
dokter gigi memerlukan 12 hari kerja untuk pengurusan
ijinya. Penjelasan diatas cukup menggambarkan bahwa BPTPM
sudah menggunkan pelayanan prima dengan tetap mengacu ke
Good Governance dalam prakteknya, ditambas dengan cirri
khas pegawai BPTPM dalam berbusana setiap hari mempunyai
busana tersendiri (warna).
2
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reformasi administrasi Negara merupakan sesuatu yang
wajib dijalankan di seluruh Negara. Iklim globalisasi yang
menimbulkan karakter social yang mempunyai mobilitas tinggi
membuat suatu pemerintahan dapat pekah dengan apa yang
dibutuhkan rakyat kepada Negara. Dengan reformasi
administrasi Negara diharapkan tantangan tersebut akan mampu
dijawab. Reformasi aparatur Negara, reformasi birokrasi
merupakan bagaian dalam reformasi administrasi Negara .
Reformasi birokrasi meruapakan salah satu bagian yang
paling penting yang harus disorot. Birokrasi sebagai wadah
atau temapat untuk melakukan kegiatan administrasi dalam
suatu Negara dengan tujuan melayani masyarakat meruapakan
tempat sentral yang harus bertanggung jawab dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang dimonopoli oleh Negara. Dalam
reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan penataan
kelembagaan, penataan ketatalaksanaan, penataan sumber daya
manusia, akuntabilitas serta pelayanan dan kualitas
pelayanan. Dari setiap cara tersebut memunyai indicator
masing-masing untuk mengukur apakah suatu instansi
pemerintahan sudah melaksanakan reformasi birikrasi dengan
baik.
2
BPTPM Kab. Sragen Jawa Tengah merupakan salah satu
instansi pemerintah yang telah melakukan reformasi
birokrasi. Dari hasil riset tanggal 10 April 2012, ditemukan
bahwa BPTPM yang merukan Badan pelayanan terpadu dalam
bidang perijinan dan penanaman modal telah melakukan
reformasi birokrasi dengan cukup baik. Hal tersebut ditandai
dengan hasil analisis temuan yang ada di BPTPM Sragen
kemudian dianalisis dengan 5 cara dalam reformasi birokrasi
yang didalam setiap cara tersebut mempunyai indicator untuk
mengukur temuan yang ada di BPTPM Kab. Sragen.
B. Saran
Ada beberapa hal yang menjadi catatan kami setelah
mengetahui hasil temuan dan dilakukan analisis :
1. Pemanfaatkan E-government dalam BPTPM harus ditingkatkan,
tidak hanya formulir dan informasi lolos tidaknya iji
tetapi cara pengurusan atau transfer data online dan
pembayaran online perlu dilakukan untuk lebih mempermudah
masyarakat.
2. Hendaknya pelayanan terpadu yang ada di BPTPM Sragen
menjadi acuan oleh Pemkab. Sragen dalam memberikan
pelayanan terpadu di bidang lain.
2
DAFTAR PUSTAKA
Buku Profil BPTPM Kabupaten Sragen Jawa Tengah Tahun 2011
Effendi, Sofian. 2000. Reformasi Administrasi Negara. (online).
(sofian.staff.ugm.ac.id; diakses tanggal 8 Mei 2012)
2
Majid, Marjilis. 2010. Ketatalaksanaan Dalam Reformasi Perangkat
Daerah. (online). (http://www.sumbarprov.go.id; diakses
tanggal 7 Mei 2012).
Mansur, T. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik
Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe. (online). (
eprints.ums.ac.id: diakses tanggal 8 Mei 2012).
Moenir, H.A.S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara
Prasojo, Eko dan Kurniawan, Teguh. 2008. Reformasi Birokrasi dan Good
Governance : Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia.
(online). (staff.ui.ac.id; diakses tanggal 7 Mei 2012).
Thoha. Miftah. 2003. “Reformasi Birokrasi Pemrintahan”, makalah,
disampaikan dalam Semianar.
Website resmi Kabupaten Sragen (www.sragen kab.go.id)
Website resmi Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)
(www.bptpm.go.id)
Wiranto, tatag. Tanpa tahun. Akuntabilitas dan Transparansi Dalam
Pelayanan Publik www.bappenas.go.id; diakses tanggal 8 Mei
2012).
2
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Wawancara dengan Bpk. Erwan, Kepala. Sub Bidang Informasi, Dokumentasi
dan Penanganan Pengaduan