23
Tugas Makalah Mata Kuliah Filsafat Agama “Mengapa Aku Memutuskan Meyakini Agama yang Aku Peluk Sekarang Ini ? ” Disusun oleh: Nama : Evelyn Nathania Widyanto NRP : 31413262 Jurusan : Manajemen Bisnis

Tugas Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Makalah Mata Kuliah Filsafat Agama

“Mengapa Aku Memutuskan Meyakini Agama yang Aku PelukSekarang Ini ? ”

Disusun oleh: Nama : Evelyn Nathania Widyanto

NRP : 31413262Jurusan : Manajemen Bisnis

Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Bab I 3Sejarah Agama Katolik

Bab II 6Teologi, Dogma, dan Ajaran dalam

Agama Katolik

Bab III 13Aspek Praktis : Penerapan Agama

Katolik

Kesimpulan 15Mengapa Saya Memutuskan untuk Memeluk Agama Katolik?

1

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nyasehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dantepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahasmengenai alasan mengapa saya memilih agama yang saya peluk sekarangini. 

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapabantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikantantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantudalam penyusunan makalah ini. 

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yangmendasar pada makalah ini. Oleh karena itu sayamengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritikyang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembacasangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalahselanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaatbagi kita sekalian. 

Surabaya, November 2013

Penulis 

2

Bab I

Sejarah Agama KatolikKata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya "universal". Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi". Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalahsatu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristenan Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."

Sejarah singkat Gereja Katolik RomaAwalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Uskup Roma dikenaloleh 5 daerah sebagai "yang pertama", permasalahan dengandoktrin dan prosedur banyak mengambil Roma sebagai

3

masukan pendapat. Kursi Roma merupakan kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja.Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagailembaga tercatat sebagai berikut:• Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili

Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.

• Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.

• Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.

• Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang melahirkan gereja-gereja Protestan.

• Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.

Seluruh grup di atas kecuali Protestan masih menyebut persekutuan mereka sebagai Katolik. Dewasa ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali ke dalam persekutuan penuh dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan tata cara beribadah mereka. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja Katolik ritus Timur.

4

Sejarah Agama Katolik di IndonesiaUmat Katolik Perintis di Indonesia: 645 - 1500

Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk keIndonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Fakta ini ditegaskan kembali oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto. Untuk mengerti fakta iniperlulah penelitian dan rentetan berita dan

kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut dapat dibaca dalam sejarah kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini yang menulis buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi Mesir dan tanah-tanah di luarnya". yang memuat berita tentang 707 gereja dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia, India dan Indonesia.Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salihal-Armini kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yangdahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik Indonesia seri 1,diterbitkan oleh KWI)

Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18Dan selanjutnya abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan.Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk

5

menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai darikepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku.Selama masa VOC, banyak penyebar dan penganut agama Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, dan penganut Katolik dianggap sebagai kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak adalah umat Katolik di Sulawesi Utara, Flores dan Timor. Di Sulawesi Utara kini mayoritasadalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolikmasih bertahan menjadi mayoritas di Flores, hingga kini Katolik adalah agama mayoritas di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan oleh Perancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, adik NapoleonI yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di HindiaBelanda.Agama Katolik mulai berkembang di Jawa Tengah ketika Frans van Lith menetap di Muntilan pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat setempat. Mulanya usahanya tidak membawa hasil yang memuaskan, hingga tahun1904 ketika empat kepala desa dari daerah Kalibawang memintanya menjelaskan mengenai Katolik. Pada 15 Desember1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Semagung, Muntilan, Magelang.Pada tahun 2006, 3% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil dibandingkan para penganut Protestan. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan Flores.

6

Selain di Flores, kantung Katolik yang cukup signifikan adalah di Jawa Tengah, yakni kawasan sekitar Muntilan, Magelang, Klaten, serta Yogyakarta. Selain masyarakat Jawa, iman Katolik juga menyebar di kalangan warga Tionghoa-Indonesia.

7

Bab II

Teologi , Dogma, dan Ajaran dalam Agama KatolikTeologi DogmatikTeologi yang fundamental atau teologi dasar berkaitan dengan dogma atau ajaran Gereja. Di sini teologi adalah usaha untuk memahami kebenaran iman dengan menyelidiki rumusan ajaran Allah yang disampaikan entah melalui sumber-sumber Tradisi, Kitab suci, entah wewenang mengajar Gereja (Magisterium).Dalam Tradisi terdapat prinsip bahwa penyampaian ajaran Kristus dari zaman ke zaman harus utuh dan lengkap. Sebabajaran yang utuh dan lengkap itu adalah “wasiat iman” (depositum fidei). Karena itu selalu ada sikap berjaga-jaga konservatif atas kemurnian ajaran di dalam Gereja Katolik. Hal itu terutama ditujukan pada fondasi dan kerangka bangunan iman Gereja yang berasal dari Allah sejauh yang dipahami dalam Tradisi dan dinyatakan dalam Kitab Suci. Hal-hal lain yang bersifat tradisi manusia bisa berubah dalam ajaran Gereja. Maka secara garis besarajaran Gereja Katolik dari zaman ke zaman bisa terlihat sama saja. Pembaruan hanya terjadi pada cara menerangkan,artikulasi serta penekanan, sesuai dengan bahasa dan kosakata zaman, serta apa yang perlu dimengerti pada zaman itu, tetapi isi pokoknya adalah tetap tidak berubah.Pokok-pokok iman diajarkan. Pokok iman yang autentik dirangkum dalam dua macam pengakuan iman. Yang pertama adalah pengakuan iman rasuli yang mengalir dari Tradisi (lihat: Puji Syukur 1). Pengakuan iman ini diajarkan sebelum baptis, dan diucapkan pada waktu baptis. Yang kedua adalah pengakuan iman hasil konsili Nikea-Konstantinopel yang adalah merupakan kesimpulan pergumulan teologi yang panjang dari Gereja, maka disebut pengakuan iman Gereja, dan diucapkan Gereja dalam upacara-upacara liturgi yang besar (lihat: Puji Syukur 2).• Allah Tritunggal MahaesaPengakuan iman rasuli dan pengakuan iman Nicea Konstantinopel pada baris-baris awal mengajarkan iman kepada Allah Tritunggal Mahaesa. Mewarisi ajaran iman Israel: “Dengarlah, hai Israel, Allah itu esa”, iman

8

Katolik berdasarkan ajaran rasul-rasul dan Kitab Suci mengenal adanya hubungan (relasi) tiga oknum atau pribadidalam keesaan Allah. Dari permulaan Kitab Suci, yaitu Kitab Kejadian, sudah ditampilkan gambaran awal mengenai relasi tritunggal, yaitu Allah sebagai sumber semua ciptaan, yang mencipta dengan sabda, dan yang sebagai Rohmelayang-layang (Kej 1). Dari peristiwa Yesus Kristus selanjutnya terungkap bahwa sumber semua ciptaan itu adalah Bapa, sabda itu Putera, dan Roh Kudus adalah Roh keduanya. Pemahaman akan Bapa hanya niscaya karena Puteradan Roh Kudus. Putera hanya niscaya karena Bapa dan RohNya. Roh Kudus dikatakan berasal dari Bapa dan adalah Roh Kristus juga. Orang Katolik dibaptis “dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus” dan diutus untuk mewartakan iman “dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus”. Maka segala sesuatu dalam hidup orang Katolik, diungkapkan dengan tanda salib, diresapi oleh iman akan kehadiran dan karya Allah Tritunggal yang esa: “Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Ajaran Kredo Athanasius menyatakan: “Bapa adalah Allah, Putera adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah, tetapi tidak ada tiga Allah melainkanhanya satu Allah yang esa” (J.N.D. Kelly, 1964, The Athanasian Creed. Harper and Row). Allah Tritunggal Mahaesa ini merupakan misteri terbesar dalam iman Katolik yang diusahakan direnungkan dan dijelaskan dengan teologi. (Lihat Katekismus Gereja Katolik no.238-267).Pengakuan iman menyatakan “Percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi” – “yang kelihatan maupun tidak kelihatan”. Teologi berusaha menjelaskan pokok iman itu baik melalui teologi kodrati yang menekankan peran akal budi, maupun teologi adikodrati yang menekankan peran wahyu ilahi dengan bukti-bukti alkitabiah (lih Katekismus Gereja Katolik no. 198-421). Sepanjang tahun 1999 Paus Yohanes Paulus mengajak umat merenungkan Allah Bapa melalui acara audiensi umum yang dilakukannya setiap hari Rabu dalam rangka menyambut milenium baru.Selanjutnya pengakuan iman menyatakan semua fakta yang terdapat dalam kitab suci Perjanjian Baru: “Percaya akan Yesus Kristus, PuteraNya yang Tunggal Tuhan kita,” – “Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari Allah,

9

Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar, Ia dilahirkan, bukan dijadikan. Sehakikat dengan Bapa, segala sesuatu dijadikan olehNya. Ia turun dari surga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita. Dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria, dan menjadi manusia”, “Dikandung dari Roh Kudus dilahirkan oleh Perawan Maria”—“Menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus” – “Iapun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus, Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan” – “Disalibkan, wafat dan dimakamkan, turun ketempat penantian” – “Pada hari ketiga Ia bangkit” – “dariantara orang mati” – “menurut Kitab Suci” – “Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa” – “Ia naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa” – Dari situ Ia akan datang” – “Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati”. Teologi menjelaskan pokok-pokok iman itu dalam kajian Kristologi. (Lihat jugaKatekismus Gereja Katolik no. 422-682).Pokok iman berikutnya adalah: “Percaya akan Roh Kudus” – “Dia Tuhan yang menghidupkan. Ia berasal dari Bapa dan Putera. Yang serta Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan. Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.” Teologi merenungkan dan menjelaskan Roh Kudus dalam kajian Pneumatologi. (Lihat juga Katekismus Gereja Katolik no. 683-747).

• PenciptaanTerutama Teologi Manusia. Berbicara tentang kesejatian manusia sebagaimana dimaksudkan oleh Allah pencipta dalammartabatnya sebagai "gambar" atau citra dan keserupaan dengan Allah (Kej 1:26), panggilan hidup dan situasi hidup asalinya yang serba selaras, kejatuhan dalam dosa dan konsekuensinya (Kej (Kej 3:1-20) dan janji penebusan sebagai proto-Injil (Kej 3:15). Melalui karya keselamatanAllah manusia lama akan mengalami penciptaan baru dalam Yesus Kristus dalam kebangkitan-Nya dari mati. Terkait dengan Teologi Manusia adalah Teologi tentang Dunia, termasuk lingkungan hidup, yang dipercayakan Allah kepadamanusia agar dipelihara dan diusahakan (Kej 2:15).• PenebusanSesudah manusia berdosa, hanya Allah sajalah yang dapat

10

menyelamatkan umat manusia dan menariknya kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Dia. Kasih dan kerahimanAllah menunjukkan kehendak-Nya untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya – menyelamatkan manusia dari dosa-dosa dan semua akibatnya. Keselamatan ini dianugerahkan sepenuhnya cuma-cuma – suatu anugerah luar biasa. Untuk itu Allah mempunyai rencana keselamatan bagi manusia, yang akan memuncak pada penebusan manusia dari dosa dan pelanggarannya.• Teologi keselamatan (soteriologi)Allah tidak melaksanakan rencana itu dalam sekali gebrak;Ia menyiapkan umat manusia selama berabad-abad untuk menggenapkan karya keselamatan-Nya. Persiapan yang panjang ini sangat penting, baik karena besarnya karya yang direncanakan Allah, maupun karena ketegaran manusia dalam menolak karya Allah itu. Proses usaha Allah Bapa memanggil manusia agar kembali kepada diri-Nya sering disebut sejarah keselamatan. Sejarah ini terbeber sebagairangkaian perjanjian antara Allah dengan umat manusia. Perjanjian demi perjanjian semakin luas cakupannya, mulaidari Adam, Nuh, Abraham, Musa dan Daud dan memuncak pada Kristus dalam Perjanjian Baru. Sengsara dan kematian Yesus Kristus adalah demi keselamatan manusia, sebagai kurban tebusan atas dosa dan pelanggaran manusia (Gal 1:4; Rm 5:8; 8:32; 1Kor 15:3-5; Mrk 14:24; 1Ptr 2:21-24).• Teologi rahmatAnugerah Allah berkat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang diberikan cuma-cuma kepada manusia untuk penebusan, pembenaran dan pengudusan manusia. Oleh rahmatilahi kodrat manusia yang dicederai dosa dan pelanggaran disempurnakan. Oleh rahmat itu manusia dibantu mengatasi kelemahan-kelemahannya dan diangkat menjadi anak-anak Allah dan memeroleh hidup kekal.• Teologi Sakramen (Sakramentologi)Uraian tentang tanda dan sarana kasih (rahmat) Allah yangdisampaikan melalui Gereja untuk memelihara dan mempertahankan karunia penebusan dan kekudusan selama hidup di dunia. Meliputi baptis, urapan krisma pendewasaan iman, ekaristi, pengampunan dosa dan rekonsiliasi, perkawinan, imamat dan urapan orang sakit. Sebagai pelaksana sakramen-sakramen Gereja sendiri juga

11

merupakan sakramen bagi dunia, yaitu untuk kesatuan dan persatuan mesra antara manusia dengan Allah, dan dengan sesamanya.• Teologi EskatologiMengenai Hari Tuhan, yaitu kedatangan kedua Yesus Kristusdi akhir zaman, penciptaan langit dan bumi baru, serta penyempurnaan definitif Kerajaan Allah. Untuk itu diperlukan sikap tekun berjaga dan waspada serta upaya agar hidup tidak bercacat hingga sampai kesudahannya.• Penyertaan Maria (Mariologi)Inkarnasi Allah menjadi manusia dalam rangka tata keselamatan ilahi dan penebusan manusia terlaksana melalui peran serta Santa Perawan Maria. Ketaatan Maria kepada kehendak Allah menjadi teladan bagi umat Katolik. Bagaimana ia "terberkati" dalam arti "penuh rahmat", makna sebutan "Bunda Allah" (theotokos), keperawanan ataukemurnian hatinya, serta doa perantaraannya (berdasar Yoh2:2-5)mempunyai makna khusus bagi umat Katolik. Berkaitandengan jasa Yesus Kristus Puteranya, menurut tradisi yangberusaha memahami wahyu ilahi, Maria menjadi orang pertama yang menerima buah-buah penebusan (dogma Maria dikandung tanpa noda dosa, dan Maria diangkat ke surga dengan mulia).Perawan Maria Sebagai Bunda Allah:1. Kesaksian dalam Kitab SuciDalam Injil Mat 1-2; 13:35; Mrk 6:3; Luk 1:2. Pada teks lain dihadirkan seorang wanita tanpa menyebutkan nama wanita itu sebagai ibu Yesus (dalam Mrk 2:31; Luk 8:19; Yoh 2:1 dan Yoh 19:25. Mengenai Mat 1-2 dan Luk 1-2, paraahli berpendapat bahwa kedua bagian tersebut bukanlah laporan histories melainkan pewartaan Injil tentang YesusKristus. Dalam kedua teks tersebut, Maria ditampilkan sebagai ibu Yesus dalam kerangka pewartaan. Pernyataan Maria sebagai Ibu Yesus tidak ditampilkan dalam Kitab Suci. Tidak dipergunakan ungkapan itu, tidak berarti bahwa makna ungkapan Bunda Allah tidak terdapat dalam Kitab Suci melainkan ungkapan itu senantisa menunjuk padapribadi Maria sebagai Ibu Yesus dan Bunda Allah (Lih Kis 1:14; Mrk 3:3 dan Yoh 2:1-5). Sebutan Maria sebagai Bundaallah, hal ini mau mengungkapkan kesatuan yang tak

12

terceraikan antara keilahian dan kemanusian dalam diri Yesus. Tak seorang pun dapat mengerti tentang pribadi Yesus dengan memisahkan kodratNya dari pribadiNya. Malalui misteri cinta yang maha besar, misteri inkarnasi,Allah memberikan tempat istimewa pada Maria. Maria diangkat sebagai Bunda Allah dan tugasnya sebagai Bunda Allah tidak dapat disejajarkan dengan tugas ibu mana pun.Hal ini menunjukkan keistimewaan Maria dan sekaligus menampilkan rahasia rahmat Allah pada diri Maria.Fakta yang ditunjukkan oleh PB bahwa Maria adalah ibu Yesus tidak dapat disangkal kebenarannya. Kebenaran ini ada kaitannya dengan paham teologis yang diseruhkan oleh Paulus: Setiap genap waktunya maka Allah mengutus anakNyayang lahir dari seorang wanita (Gal 4:4). Teks ini tidak langsung berbicara tentang ibu Yesus, tetapi berkat ketaatan wanita itulah maka Yesus lahir sebagai seorang manusia. Relasi antara wanita dengan Yesus sungguh unik dan khas. Karena intensitas seperti ini mampu menghubungman atau mampu menjadikan Maria sebagai Ibu Yesus yang penuh iman kepada Allah. Selain itu kerelaan Maria merupakan tanda partisipasi dan penghadiran karya keselamatan Allah. Seluruh PB dengan jelas dan tegas mewartakan iman akan Yesus sebagai Putera Allah. Yesus yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh perawanMaria sungguh benar putera Allah yang kekal, Pribadi kedua dari tritunggal Mahakudus. Yesus adalah Allah yang menginkarnasikan diri lewat kelahiran dari kandungan seorang perawan tak bernoda yang bernama Maria. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perawan maria adalah BundaAllah. Maria merupakan Bunda Putera Allah yang juga menjadi putri Allah Bapa yang terkasih serta sebagai kenisah Roh Kudus yang menandakan kesucian diri Maria di hadapan Allah (LG No.53).2. Rumusan Konsili-Konsili tentang Perawan Maria sebagai Bunda Allah• Konsili Nikea (325) Menegaskan bahwa Yesus Kristus, Anak

Allah adalah Sabda Allah yang kekal, Putera Allah yang sehakekat dengan Allah Bapa. Dalam perumusan ini terkadung konsep Mariologi. Paham tentang Mariasebagai BUNDA ALLAH sejak awal abad IV mulai disebut dan diyakni sebagai theo-tokos, Dei-genetrix, yang berarti yang melahirkan Allah.

13

• Konsili Efesus 431 Menyatakan gelar Theo-tokos, Dei Genetrix sebagai Dogma. Alasan yang melatarbelakangilahirnya pandangan ini adalah penolakan Nestorius terhadap gelar tersebut. Nestorius mengatakan bahwa dalam diri Yesus ada dua subyek, yakni firman Allah dan manusia Yesus. Maria hanyalah ibu dari kemanusian diri Yesus. Gelar yang tepat dikenakan kepada Maria adalah anthropo-tokos, yang melahirkan manusia. Untuk mempertahankan kesatuan subyek pada diri Yesus, maka konsili Efesus menetapkan Maria sebagai Theo-tokos, Dei genetrix, Bunda Allah.

• Konsili Kalkedon 451 Mermuskan bahwa putra yang suci dansama, Tuhan kita Yesus Kristus; kesempurnaan yang sama dalam Allah dan di dalam kodrat manusia; Allah yang benar dan manusia yang benar, sungguh berasal dari Bapa dan sebelum segala masa seturut keilahian.Namun dalam masa tertentu lahir dari perawan Mamria,Bunda Allah menurut daging. Dokumen konsili Kalkedonini sering menyebabkan salah penginterpretasian. Untuk itu maka

• konsili Konstantinopel (553) berusaha meluruskan rumusandari konsili Kalkedon tersebut. Perumusan yang dihasilkan oleh konsili konstantinopel adalah bahwa Maria sungguh-sungguh dan nyata-nyata Bunda Allah karena Allah Putera, (sabda) berasal dari Allah Bapasebelum segala abad. Putera dilahirkan dalam kemanusiaan (daging) Maria. Konsili Konstantinopel III (680-683) kembali menegaskan bahwa Yesus Kristusdikandung dari Roh Kudus dalam diri Perawan Maria yang sungguh-sungguh dan benar-benar Bunda Allah.

• Paus Pius XIII (dalam ensiklik Octobri Mensi, tgl.28-9-1891. sering mengemukakan keibuan ilahi Maria denganmemandang Maria sebagai sumber segala sumber rahmat yang berasal dari Allah.

• Konsili Vatikan II: mengemukakan perihal Maria sebagai Bunda Allah dengan sebutan Mater Dei, Dei-genetrix atau Dei Para. Perumusan terhadap Maria sebagai Bunda Allah merupakan pengakuan dan penghormatan gereja yang dikaitkan dengan karya penebusan

Teologi tentang Gereja atau EklesiologiEklesiologi adalah teologi yang berhubungan dengan pokok pengakuan iman katolik yang menyatakan: “Aku percaya akan

14

Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik” – “Gereja katolik yang kudus, persekutuan para kudus.” Jadieklesiologi adalah teologi tentang Gereja.• Eklesiologi umat perdanaPemahaman umat perdana atas Gereja dapat ditangkap dari Kisah Para Rasul, Surat-surat Paulus, dan tulisan Yohanes. Namun di baliknya terdapat latar belakang dari pengertian mengenai “himpunan kudus” (miqr’a qodesy), “bangsa yang suci” (Ul 7:6) Perjanjian Lama: satu bangsa (dari Abraham (Kej 17:17), satu tanah air (Kej 17:8) , dan satu bahasa (Yes 19:18).Setelah kebangkitan Kristus, himpunan umat itu mengarah pada pemisahan dari Israel, dan dalam Kristus menjadi Israel baru yang sejati (Gal 3:29; Rm 9:6) dengan dimensibangsa (komunio, persekutuan para kudus), tanah air (surga) dan bahasa yang baru (kasih). Unsur utama di dalam paham Paulus adalah rahmat panggilan Allah yang terus bekerja dan menghimpun serta mempersatuan Gereja. Dalam Ef dan Kol Paulus mengemukakan pandangan Gereja sebagai tubuh Kristus yang hidup dari Kristus sebagai kepalanya. Dalam Rm 12 dan 1Kor 12 tubuh Kristus lebih dikaitkan dengan kesatuan dan persatuan.Pada Kisah Para Rasul ditekankan apa yang dilakukan Gereja dan terutama sifat keakraban dan persaudaraan di dalamnya (Kis 2:42-47; 4:32-35; 5:12-14): “Bertekun dalampengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan....memecahkan roti dan berdoa” (Kis 2:42), “dengan sehati mereka berkumpul” (2:46), “sehati dan sejiwa” (4:32).Pandangan Yohanes mengenai Gereja bersifat eskatologis, khususnya dalam Kitab Wahyu. Walaupun di dalam Injilnya Yohanes mengajukan kiasan seperti “kawanan” (Yoh 10), “mempelai” (Yoh 3:29), “pokok dan carang anggur” (Yoh 15:1-8), pada mulanya metafora itu tidak ditujukan untuk Gereja. Namun Yoh 17 secara keseluruhan berbicara tentangkesatuan murid-murid Kristus dan pentingnya kasih persaudaraan (Yoh 13:35). Dalam Wahyu, Gereja adalah umatkudus yang memuliakan Allah di surga, suatu situasi yang masih sangat dirindukan.

15

• Eklesiologi para bapa Gereja (patristik)Setelah Yerusalem dihancurkan Roma pada tahun 70 murid-murid Tuhan terpencar-pencar dalam diaspora. Sebagian hidup dalam himpunan seperti di Antiokhia, di Efesus, di Korintus, bahkan di Aleksandria dan Roma. Sebagian karenamelihat penganiayaan di mana-mana “menyendiri” (itulah artinya monistis), baik betul-betul sendirian sebagai pertapa (eremit), maupun berkelompok dalam satu biara (menjadi rahib). Tujuannya adalah kesucian.Zaman para Bapa Gereja (patristik) kurang lebih terentangantara tahun 150 hingga 800. Paham tentang Gereja bersumber dari tafsir Kitab Suci dan tekanan yang bersifat kristologis. Pada masa ini St Hieronimus menerjemahkan Kitab Suci Yunani (LXX) ke dalam bahasa Latin. Paham mereka tentang Gereja belum sistematik dan lebih tipologis. Nuansa asketis (mengejar kesucian denganlaku saleh) dan monistis (bersifat kebiaraan) sangat menonjol.Teologi asketis (mati raga, tapa, berkorban) diutamakan, sehingga himpunan-himpunan awam yang tidak melakukan itu dianggap warga kelas dua. Persekutuan para kudus mendapatpenekanan. Santo Agustinus (354-450) menyebut civitas Dei(umat Allah) namun yang diperhatikan di dalamnya bukan persaudaraan, melainkan ibadat. Tokoh lain yang terkenal adalah St Antonius (251-336) yang memberikan peraturan-peraturan awal. Regula kebiaraan selanjutnya bersumber pada St Beneditus (480-543). Maka Gereja bersifat sakramental. Dan tanda sakramental itu mengikuti nasihat Injil untuk hidup miskin di hadapan Allah dan dalam ketaatan kepada Allah seperti yang terdapat dalam Mrk 10:17-22.Pada zaman patristik inilah Gereja dipahami dengan empat cirinya: satu, kudus, katolik, apostolik. Ciri ini diteguhkan dalam Konsili Nicea (326).Kesatuan mengalir dari misteri Allah Tritunggal, yang dikehendaki Yesus agar ada pada para muridnya (Yoh 17), dan St Paulus menekankan kesatuan oleh ikatan damai sejahtera (Ef 4:3) dan “sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan” (Flp 2:2). Walaupun ada perbedaan ritus ibadat, namun gereja adalah satu (ritus Roma, ritusAmbrosius, ritus Aleksandria atau Koptis, Ritus Bizantin,

16

Siria, Armenia, Maronit dan Kaldea.Ciri katolik berarti menyeluruh. St Ignatius dari Antiokia pada tahun 110 menyatakan, “Di mana Kristus berada, di situ ada Gereja Katolik.” Keseluruhan Gereja hadir ketika umat beribadat bersama Kristus pada hari Minggu di Jakarta. Keseluruhan Gereja hadir di mana-mana.Tetapi kekatolikan bukan sesuatu konsep yang melayang-layang, konsep itu dikaitkan dengan sesuatu yang permanen, tetap, dan menunjukkan jati diri. Maka kita mengenal Gereja Katolik Roma, Gereja Katolik di Indonesia. Pada tahun-tahun awal kekristenan, banyak bapaGereja memandang perlu kesatuan gereja-gereja setempat (Galatia, Tesalonika, Korintus, Efesus dll) dengan Roma, “yang unggul memimpin dalam kasih” (Epistula ad Romanos 1,1), sebagai tanda katolisitas.

• Eklesiologi Konsili Vatikan I dan Institusionalisme• Eklesiologi "Mistici Corporis"• Eklesiologi Konsili Vatikan IITeologi katolik mengenai Gereja terpapar dengan jelas dalam konstitusi Konsili Vatikan II Lumen Gentium. Dokumen Konsili Vatikan II, yang lain juga menjelaskan berbagai hal mengenai aspek-aspek tertentu dari Gereja misalnya konstitusi pastoral Gaudium et Spes (tentang Gereja di dalam dunia modern); dekrit Ad Gentes (tentang misi Gereja); empat dokumen tentang fungsi dan peran anggota-anggota Gereja yaitu dekrit Christus Dominus (tentang Uskup); dekrit Presbiterorum Ordinis (tentang Imam); dekrit Apostolicam Actuositatem (tentang kerasulanawam) dan Perfectae Caritatis (tentang hidup bakti religius). Kemudian mengenai hubungan-hubungan dengan sesama umat Allah diperikan dalam dekrit Unitate Redintegratio (tentang Ekumenisme); Orientalium Ecclesiae(tentang Gereja-gereja Timur) dan Deklarasi Nostra Aetate(tentang dialog dan kerjasama dengan umat non-kristen). Ajaran mengenai Gereja dan teologinya juga dirangkum dalam Katekismus Gereja Katolik.Teologi MoralMembahas isi iman sejauh merupakan kaidah penilaian baik buruk, benar salah, atas perilaku manusia dalam terang

17

wahyu ilahi. Meliputi Moral Dasar dan Moral Sosial.• Moralitas Sepuluh Perintah Allah• Moralitas Khotbah Dibukit• Moral Kerajaan Allah• Moral Sosial, Moral KeterlibatanTeologi PastoralMengenai penerapan isi iman dalam praktek menurut situasidan kondisi konkret.Teologi Sosial• Teologi Kerja• Teologi Pembebasan• Teologi Perkembangan1. teologi feminis2. teology Politik

ApologetikaPembelaan isi iman terhadap serangan atau penyangkalan. "Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang adapada kamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1Ptr 3:15)

18

Bab III

Aspek Praktis : Penerapan Agama KatolikPenerapan-penerapan ajaran agama Katolik dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

Menjalankan tujuh sakramen-sakramen yang ada dalam agama katolik

o SAKRAMEN PEMBAPTISAN: Sakramen Pembaptisan (Mat28:19, Yoh 3:5) adalah sakramen pertama yangkita terima. Umat beriman wajib menerimaPembaptisan sebelum menerima sakramen-sakramenyang lain. Pembaptisan mengampuni dosa asal,semua dosa pribadi, serta mengalirkan rahmatpengudusan ke dalam jiwa (Yeh 36:25-26, Kis2:38, 22:16, 1Kor 6:11, Gal 3:26-27).

o SAKRAMEN PENGUATAN: (Kis 2: 14-18, 9:17-19,10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8) Sakramen Penguatanmenjadikan kita dewasa secara rohani danmenjadikan kita saksi-saksi Kristus. Penguatanhanya diterimakan satu kali untuk selamanyanamun meninggalkan meterai rohani yang tidakdapat dihapuskan.

o SAKRAMEN EKARISTI: (Yoh 6: 25-71, Mat 26:26-28,1Kor 11:23-26, Luk 24:30-31) Sakramen Ekaristidisebut juga Sakramen Maha Kudus atau KomuniKudus. Ekaristi bukanlah sekedar lambangbelaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah,Jiwa dan Keallahan Yesus Kristus. Misa disebutkurban karena Misa menghadirkan secara takberdarah kurban Kristus yang wafat disalib satukali untuk selamanya. Jika kita melakukan dosaberat, kita harus mengakukan dosa kita terlebihdahulu sebelum menerima Komuni Kudus, jikatidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkanrahmat bagi jiwa, malahan akan mengakibatkandosa sakrilegi (1Kor 11:27-29).

o SAKRAMEN TOBAT: Sakramen Tobat disebut jugaPengakuan atau Rekonsiliasi (Yoh 20:21-23,Amsal 28:13). Kristus memberikan kuasa kepadapara Rasul untuk mengampuni dosa atas nama-Nya,dan para Rasul meneruskan kuasa tersebut kepada

19

penerus-penerus mereka, yaitu para Uskup danImam. Sakramen Tobat mengampuni dosa-dosa yangdilakukan setelah Baptis.

o SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT: Bantuan Tuhanmelalui kekuatan Roh-Nya hendak membawa orangsakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi jugamenuju kesembuhan badan, kalau itu sesuaidengan kehendak Allah. Dan “jika ia telahberbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni”(Mrk 6:13, Yak 5:14-15).

o SAKRAMEN TAHBISAN: (Kej 14:18, Ibr 5:5-10, Luk22:19, Kis 6:6, 14: 23). Tahbisan memungkinkanpara Rasul Kristus dan penerus-penerus merekauntuk menerimakan Sakramen-sakramen. Ada tigajenjang Sakramen Tahbisan: diakon, imam, danuskup. Hanya para imam dan uskup yang bolehmenerimakan Sakramen Pengakuan sertamempersembahkan Kurban Misa.

SAKRAMEN PERKAWINAN: (Mrk 10:2-12, Ef 5:22-33)Sakramen ini, dengan kuasa Allah, mengikatseorang pria dan seorang wanita dalam suatukehidupan bersama dengan tujuan kesatuan(kasih) dan kesuburan (lahirnya keturunan).Perkawinan tidak terceraikan, mengikat seumurhidup (1Kor 7:10-11, 39, Mat 19:4-9).

Rajin beribadah kepada Tuhan, seperti rajin mengikuti misa yang diadakan oleh gereja

Berdoa kepada Tuhan, terutama berdoa dengan doa-doayang sudah diajarkan dalam agama Katolik :

Tanda Salib Bapa Kami Salam Maria Kemuliaan Doa Tobat Doa Iman Terpujilah

Ikut merayakan hari-hari besar agama Katolik seperti:

o Adveno Natal : Kelahiran Yesus Kristuso Epifani/Teofanio Kamis Putih

20

o Jumat Agung : Kematian Yesus Kristuso Sabtu Sucio Paskah : Kebangkitan Yesus Kristuso Kenaikan Yesus Kristuso Pentakosta : Penurunan Roh Kudus

21

Kesimpulan

Mengapa saya memutuskan untuk memeluk agamaKatolik?

Dari uraian diatas, seperti yang telah kita pelajaritentang agama Katolik mulai dari aspek histories atausejarah agama Katolik itu sendiri, lalu aspek teologisserta dari aspek praktis atau penerapan-penerapanajaran agama katolik ini, dapat saya simpulkan bahwaalasan utama saya memilih agama katolik ini adalahkarena saya merasa damai ketika mengikuti semua ajarandalam agama ini, mulai dari sakramen maupun ketikamengikuti misa.

Meskipun awalnya saya merasa bahwa agama katolikmerupakan agama yang kaku dan terlalu baku mengikutiaturan-aturan yang sangat banyak dan rumit, namunseiring waktu berjalan saya pun menyadari betapanyamannya saya berada dalam agama katolik. Dalam agamakatolik ini, saya dapat merasakan hadirat Allah dalamgerejaNya, saya juga dapat merasakan pembawaan firmanyang menyentuh hati karena urapan Roh Kudus. Selainitu , dalam gereja Katolik ini saya dapat berkembangsecara iman dan saya juga sangat menghargai berbagaisakramen kudus dalam gereja katolik yang membuat hatisaya menjadi lebih damai dan nyaman ketika beradadalam gereja katolik.

22