013 1sadik Swot

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analiss kakao coklat

Citation preview

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    1/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 166 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    Analisis SWOT untuk MerumuskanStrategi Pengembangan Komoditas Karet

    di Kabupaten Pulang Pisau,

    Kalimantan TengahSadik Ikhsan dan Artahnan Aid

    Staf Pengajar Jur. Sosial Ekonomi PertanianFak. Pertanian, Univ. Lambung Mangkurat

    ABSTRACT

    Research is aimed to formulate development strategies of rubber commoditywhich was reasonably determined as one of leading agricultural commoditiesin District of Pulang Pisau. Research was done from March to August 2010.

    The strategies was formulated by SWOT (Strenghts, Weaknesses,Opportunities, and Threads) analysis. The important internal pointsrepresented strenghts and weaknesses as well as the points from externalenvironment wellknown as opportunities and threats which considerablyinfluenced existence and deveopment of rubber commodity were listed orderlyin internal strategic factor analysis summary (IFAS) matrix and externalstrategic factor analysis summary (EFAS) matrix. The result showed that totalvalue of the internal strategic was 6.13, and total value of the externalstrategic was 5.97. It concluded that rubber commodity had strategic positionto be continually developed. Some of strategic measure proposed need to beimplemented such as: intensification, extensification, replanting with high-yielded clone, properly preparing production inputs, improving farmers access

    to financial institution, maintaining existence land for rubber, as well asmaintaining and developing infrastructure to lead better market access.

    KEYWORDS: leading agricultural commodities, SWOT, IFAS, EFAS

    Pendahuluan

    Dominansi sektor pertanian dalamperekonomian masyarakatKabupaten Pulang Pisau dalam

    beberapa tahun ke depan akan terusbertahan mengingat sebagian besarkehidupan masyarakat di daerah inibertumpu pada sektor tersebut sertabesarnya pangsa kontribusi sektor

    pertanian yang mencapai lebih dari50% dalam pembentukan PDRB(BPS 2009). Salah satu kebaikandari dari dominansi sektor pertanianini adalah dalam hal penyediaan

    lapangan pekerjaan, khususnya bagisebagian besar sumberdayamanusia yang berada di kawasanpedesaan dan sekitarnya karenaterkait langsung dengan domisili

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    2/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 167 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    lahan-lahan usaha pertanian yangumumnya berada di kawasanpedesaan. Hal demikian potensialmengurangi arus urbanisasi yangmendorong masyarakatmeninggalkan kawasan pedesaan

    yang menjadi huniannya danberkompetisi di perkotaan dengantanpa bekal pendidikan danketerampilan yang memadai.Namun demikian, dengan hanyamengandalkan kepada sektorprimer, serta dengan luasan lahanatau skala usaha yang umumnyarelatif kecil, terfragmentasi, sertajauh dari skala ekonomi yanngmemungkinkan untukmengusahakannya secara efisien,

    berikut kendala-kendala lainnyaterkait dengan permodalan danakses atas sumber-sumberkeuangan, pengadaan saranaproduksi pertanian, serta pascapanen dan pemasaran, nilai tukaryang mencukupi baik sebagaiinsentif yang diperoleh petaniprodusen atas keterlibatannyadalam kegiatan usaha dimaksud,maupun sebagai ukuran pendapatandan kesejahteraan masyarakat

    petani, susah untuk dicapai.

    Meskipun demikian, dengan segalaketerbatasan dan kendala yang adatersebut, sektor pertanian tetapmemperoleh prioritas perhatian yangbesar untuk terus digalakkan.Secara umum, penggalakan kinerjasektor pertanian ditempuh melaluipendekatan-pendekatanintensifikasi, ekstensifikasi,diversifikasi, dan rehabilitasi. Agar

    lebih terarah dan pengoptimalanpemanfaatan sumberdaya yang adalebih terfokus, perlulah untukmenentukan satu atau beberapakomoditas/jenis usaha unggulan

    pertanian (KUP) sebagai sasaranpenggalakan tersebut. Salah satuimplementasi atas pendekatanpembangunan denganmendasarkan kepada satuankomoditas unggulan yang berhasil

    adalah program One Village OneCommodity (OVOC) atau OneVillage One Product (OVOP) yangdigagas di Jepang, serta programOne Tambon One Product (OTOP)yang dilaksanakan di Thailanddengan mengadopsi OVOC atauOVOP (Wikepedia, 2001,Burhanuddin, 2008). Dasarpemikirannya adalah bahwa setiapwilayah umumnya memilikikekhasan tersendiri dalam

    menghasilkan komoditas tertentukarena kondisi alam, budaya cocoktanam, kebiasaan petani, dansebagainya. Sifat unik per wilayahatau kawasan dengan produk-produk yang spesifik ini layakdiangkat dan dikembangkan untukkemaslahatan rakyat.

    Ada beberapa pendekatan yangdikembangkan dalam menentukanKUP. Salah satunya adalah dengan

    menggunakan alat analisis yangdikenal dengan Analytic HierarchyProcess (AHP) (Saaty, 1980).Ikhsan et al (2010) dan Ikhsan(2011) menerapkan prosedur AHPdimaksud untuk menyusun urutanprioritas kepentingan komoditaspertanian dan menentukannyasebagai KUP Kabupaten PulangPisau dengan mendasarkan kepadapenilaian preferensi normatifresponden yang dikuantitatifkan

    dengan besaran skor atas sejumlahkomoditas potensial pertanian.Hasilnya menetapkan komoditas-komoditas: karet, padi sawah danpadi ladang, peternakan sapi,

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    3/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 168 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    peternakan ayam ras pedaging, dankelapa (diurutkan berdasarkankepentingannya) sebagai KUPKabupaten Pulang Pisau.

    Terpilihnya komoditas karet sebagai

    urutan terkemuka KUP di KabupatenPulang Pisau tidaklah mengejutkankarena secara historik komoditastersebut telah bertahun-tahunditerima dan dibudiyakan, sertamenjadi mata pencaharian massalmasyarakat petani. Hal ini terlihatdari luasan tanam yang mencakup34,164 ha dan tersebar di seluruhkecamatan dengan sentradominansi ada di KecamatanKahayan Hilir, Kahayan Tengah, dan

    Banama Tingang. Berdasarkanakumulasi perolehan skor dalamanalisis AHP tersebut, faktor yangberpengaruh dalam menentukanpertimbangan preferensi masyarakatatas komoditas karet adalah karena:(1) pasar yang tersedia, baik dalamtatanan makro terkait denganpermintaan dunia maupun dalamkonteks kepentingan individu petanidalam menjual produk lateks yangdihasilkannya; (2) harga yang relatif

    tinggi; (3) kontribusinya dalamperekonomian; serta (4) terbukanyapeluang untuk menerapkanintensifikasi dalam budidaya karetmelalui penggunaan klon unggul,perbaikan budidaya, sertapenerapan teknik dan manajemensadap dengan intensitas yangberimbang (Ikhsan et al, 2010).

    Untuk menelaah lebih mendalamkeberadaan komoditas karet ini serta

    merumuskan langkah-langkahstrategis pengembangannyadilakukan analisis SWOT (Strenghts,Weaknesses, Opportunities, andThreads atau Kekuatan, Kelemahan,

    Peluang, dan Ancaman). AnalisisSWOT adalah metode perencanaanstrategis yang digunakan untukmengevaluasi kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman berkenaandengan suatu kegiatan proyek atau

    usaha (Rangkuty, 2002, Wikipedia,2011). Dengan analisis SWOT iniakan dispesifikasi tujuan darikegiatan proyek atau usahadimaksud dan diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yangbersifat favorable dan unfavorabledalam mencapai tujuan. AnalisisSWOT ini merupakan alat formulasipengambilan keputusan serta untukmenentukan strategi yang ditempuhberdasarkan kepada logika untuk

    memaksimalkan kekuatan danpeluang, namun secara bersamaandapat meminimalkan kelemahandan ancaman.

    Penelitian yang dilakukan inibertujuan untuk merumuskanlangkah-langkah strategi dalammengelola dan mengembangkankomoditas karet sebagai KUP yangutama di Kabupaten Pulang Pisau.Hasil penelitian diharapkan

    bermanfaat bagi instansi sertapengambil kebijakan yang terkaitdalam perencanaan pembangunanekonomi daerah Kabupaten PulangPisau, serta pelaku usaha yangterlibat dan berhubungan, baiksecara langsung maupun tidaklangsung, dengan pengelolaan danpengembangan usaha perkaretandalam merumuskan kebijakan yangditempuh dalam rangkameningkatkan laju pertumbuhan

    ekonomi, khususnya pada sektorpertanian di Kabupaten PulangPisau.

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    4/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 169 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    Metod e Peneli t ian

    Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lingkup lokasi penelitian adalahKabupaten Pulang Pisau. Penelitian

    dilaksanakan dalam rentang waktuselama enam bulan, terhitung mulaidari bulan Maret s.d. Agustus 2010.

    Data dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalamstudi ini terdiri dari data primer dandata sekunder. Data primer, yaitudata yang diperoleh secaralangsung dari narasumber/responden maupunberdasarkan hasil pengamatan dan

    pengukuran atas peubah-peubahyang dimiliki oleh suatu obyek.Pengumpulan data dilakukanmelalui mekanisme wawancara(indepth interview) dengan paranarasumber, yaitu staf kantorkecamatan dan BPP yang ada dilingkungan Kabupaten PulangPisau. Sebagai alat bantu untukmengarahkan dan memudahkandalam memperoleh informasi untukmenjawab tujuan penelitian

    digunakan daftar pertanyaan(kuesioner), serta borang untukmerekam skor kuantitatif persepsinarasumber atas butir-butir rincianfaktor kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman berkenaandengan pengembangan usahakaret.

    Sementara itu, data sekunder, yaitudata dan informasi yang diperolehdari dokumen/publikasi /laporan

    penelitian dari dinas/instansimaupun sumber data lainnya yangmenunjang.

    Analisi s Data

    Untuk merumuskan langkah-langkahstrategi dalam mengelola danmengembangkan komoditas karetsebagai KUP yang utama diKabupaten Pulang Pisau digunakananalisis SWOT. Untuk maksudtersebut, faktor-faktor internal yangmenggambarkan kekuatan dankelemahan yang dimiliki komoditaskaret dirangkum ke dalam matriksfaktor strategi internal (IFAS, internalstrategic factor analysis summary);sementara itu faktor-faktorlingkungan yang mencerminkanpeluang dan ancaman dituangkanke dalam matriks faktor strategieksternal (EFAS, external internalstrategic factor analysis summary).Perhitungan dan penilaian kontribusimasing-masing faktor tersebutterhadap kesimpulan akhir terkaitdengan keberadaan KUP dimaksuddibuat dengan ketentuan sebagaiberikut:

    Masing-masing butir faktor didalam IFAS dan EFAS dibobotisesuai dengan tingkatkepentingannya dengan skalamulai dari 1 (tidak penting)sampai 9 (sangat penting). Nilaibobot masing-masing faktortersebut dinormalkan sehinggajumlah nilai bobot keseluruhanadalah 1;

    Masing-masing faktor di dalamIFAS dan EFAS diberi nilai ataurating dengan skala mulai dari 1sampai dengan 9 berdasarkanpengaruh faktor tersebut

    terhadap komoditas. Skala 5berada pada posisi seimbangatau netral. Faktor yangberpengaruh positif (semua yangtergolong sebagai kekuatan dan

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    5/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 170 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    peluang) diberi nilai di atas 5,sedangkan faktor yang bersifatnegatif (semua yang tergolongsebagai kelemahan danancaman) diberi nilai di bawah 5;

    Rating

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    pooratau outstandingtidak baik atau sangat baik

    Masing-masing besaran bobotdan rating merupakan rata-rata

    dari penilaian yang diberikanoleh responden;

    Kalikan bobot dan rating masing-masing faktor untukmendapatkan nilai masing-masing faktor;

    Jumlahkan nilai faktor-faktorinternal untuk mendapatkan totalnilai faktor internal. Lakukan halyang sama untuk faktor-faktoreksternalnya. Total nilai faktor

    internal dan total nilai faktoreksternal menjadi rujukan untukmenentukan tindakan strategisyang diambil menyangkutkeberadaan dan pengembanganKUP dimaksud.

    Berdasarkan pertimbangan atascrossing faktor-faktor yangtermasuk ke dalam kekuatan,kelemahan, peluang, danancaman yang dituangkan kedalam matriks berukuran 2 x 2kemudian dirumuskan langkah-langkah strategi pengembangankomoditas karet yasng terangkum

    ke dalam strategi S-O (strenght opportunity, kekuatan peluang),strategi S-T, strategi W-O, danstrategi W-T.

    Faktor eksternalPeluang Ancaman

    Faktorinternal

    Kekuatan(S) strategiS-O strategiS-TKelemahan(W) strategiW-O strategiW-T

    Hasil dan Pembahasan

    Faktor Internal: Kekuatan danKelemahan

    Beberapa faktor internal yangmenjadi penentu dalam menunjangkekuatan keberadaan komoditaskaret di Kabupaten Pulang Pisau,yaitu: ketersediaan lahan,tersedianya fasilitas pelabuhan(untuk keperluan ekspor maupunperdagangan antar pulau), kontribusiterhadap perekonomian daerah,ketersediaan pasar, faktor sosialbudaya, serta lokasi KabupatenPulang Pisau yang strategis antaraPalangka Raya Banjarmasin yangdilalui poros jalan utama yangmemudahkan akses menuju kepusat perdagangan.

    1. Ketersediaan lahan. Luasantanaman perkebunan danpeternakan menempati luas 36%dari seluruh wilayah Kabupaten,sehingga masih memungkinkan

    untuk pengembanganperkebunan karet, misalnya dikawasan utara yaitu Kecamatan

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    6/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 171 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    Kahayan Tengah dan BanamaTingang.

    2. Fasilitas pelabuhan. Salah satudari dua pelabuhan laut diProvinsi Kalimantan Tengah,

    terdapat di Pulang Pisau

    satuyang lainnya ada di Sampit.Keberadaan fasilitas pelabuhanini memberikan kemudahanuntuk mentransportasikanproduk karet ke titik-titiktujuannya.

    3. Kontribusi terhadap ekonomidaerah. Secara keseluruhankontribusi sektor pertanian(dalam pengertian secara luas)

    merupakan proporsi yangterbesar (58,26 %), sehinggadapat dipahami secara implisitkontribusi tersebut memuatbagian dari sektor perkebunandimana di dalamnya diantaranya termasuk tanamankaret.

    4. Ketersediaan pasar.Perkembangan suatu komoditasbagaimanapun juga akhirnya

    ditentukan akan ketersediaanpasar. Dengan tersedianyapasar sampai tingkat nasionalmaupun regional memberikaninsentif yang positif untuk terusmeningkatkan produksi

    5. Faktor sosial budaya.Pertumbuhan danperkembangan suatu komoditastidak hanya didasarkan faktorfisik dan ekonomi suatu daerah,

    akan tetapi juga ditentukan olehfaktor sosial budaya berupatingkat penerimaan dankebiasaan masyarakatmengusahakan komoditas

    tersebut secara turun temurun.Faktor tersebut merupakankearifan lokal masyarakatsetempat sesuai dengankeadaan alam (tipe lahan daniklim).

    6. Letak strategis (Banjarmasin Palangka Raya). KabupatenPulang Pisau dilewati jalanutama negara yangmenghubungkan dua ibu kotaProvinsi yaitu Kota PalangkaRaya dan Banjarmasin,sehingga akses pasar relatifcepat ke pusat perdagangan.

    Selain memiliki faktor-faktor internal

    yang berpengaruh secara positifmemberikan kekuatan ataskeberadaan karet sebagai salahsatu KUP, ada juga faktor-faktornegatif yang menunjukkan sisilemah dari komoditas karetdimaksud, yaitu:

    1. Klon sapuan. Klon tanamankaret yang unggul merupakanfaktor penting untuk memperolehprodukvitas yang tinggi dan

    kontinuitas tanaman. Namun,klon bibit yang saat sekarangumum digunakan masyarakat,yaitu bibit sapuan,produktivitasnya relatif rendah.Memang ada digunakan klonunggul PB 260 tetapi masihbelum meliputi sebagian besarperkebunan rakyat yang ada;

    2. Produktivitas. Produktivitas karetyang rendah akan menyebabkan

    produksi yang diperoleh jugarendah dan akhirnyapendapatan rendah.Sesungguhnya produktivitasditentukan oleh banyak faktor,

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    7/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 172 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    sebagian bisa dikuasai dandikelola oleh petani, misalnyapemilihan klon dan tindakanpemeliharaan yang baik, tetapisebagian lainnya tidak demikianseperti pengaruh ilkim;

    3. Kualitas bokar. Kualitas bokartergantung permintaan danperbedaan harga yang terjadiantara kualitas. Jika terdapatperbedaan harga yang besarantara kualitas baik dengan yangtidak baik, maka produsen harusmembuat dengan kualitas yanglebih baik. Sejauh ini bokardihasilkan seadanya, tanpaperlakuan untuk maksud

    meningkatkan kualitas;

    4. Tidak ada paberik pengolahankaret di Kabupaten PulangPisau. Akibatnya produk bokaryang dihasilkan, yaitu berupabekuan karet atau lump dibawakeluar daerah (KalimantanSelatan). Biaya untukmentransportasikan produkbekuan ini mengurangikeuntungan yang diterima oleh

    petani.

    5. Peremajaan. Komoditas karetmerupakan tanaman tahunan,sehingga untuk menjaminkontinuitas produksi ditentukanadanya tanaman menghasilkan(TM) yang relatif luas dari suatukebun. Untuk mencapai keadaantersebut diperlukan peremajaansecara bertahap, akan tetapikegiatan tersebut memerlukan

    biaya yang cukup besar danterjadi pengurangan produksisementara, sampai tanamanbaru berproduksi;

    Tabel 1. Matriks IFAS KomoditasKaret

    Faktor strategiinternal

    Bobot,b

    Rating,r

    b x r

    KEKUATAN

    Ketersediaanlahan

    0,11 8,17 0,90

    Fasilitas ekspor(pelabuhan)

    0,08 7,17 0,57

    Kontribusiterhadap ekonomidaerah

    0,09 7,33 0,66

    Ketersediaanpasar

    0,12 8,00 0,96

    Faktor budaya 0,09 8,33 0,75

    Lokasi strategis 0,07 7,17 0,50

    KELEMAHANKlon tanamanlokal

    0,11 3,83 0,42

    Produktivitas 0,08 3,67 0,29

    Kualitas bokar 0,09 3,83 0,35

    Tidak ada paberik 0,07 3,67 0,26

    Peremajaanbelum lancar

    0,09 5,17 0,47

    Total 1,00 6,13

    Keberadaan faktor-faktor intenal di

    atas yang menggambarkankekuatan dan kelemahan komoditaskaret dirangkumkan ke dalammatriks faktor strategi internal (IFAS,internal strategic factor analysissummary, Tabel 1). Kepentingankeberadaan faktor-faktor tersebutdikuantitatifkan dan dinyatakandengan besaran bobot, b;sedangkan penilaian ataspengaruhnya terhadap keberadaankomoditas dinyatakan dengan

    besaran rating, r. Besarani

    iixrb

    yang merupakan penjumlahan darihasil kali bobot dan rating dari setiapfaktor memberikan rangkuman nilai

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    8/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 173 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    kuantitatif yang menunjukkanpengaruh dari keseluruhan faktorinternal terhadap keberadaan karet.

    Dari hasil perhitungan yang dibuatpada Tabel 1 diperoleh nilai total dari

    faktor-faktor strategis internal untukkomoditas karet sebesar 6,13 padarentang penilaian antara 1 (tidakbaik) sampai dengan 9 (sangatbaik). Nilai tersebut menunjukkanbahwa, dengan memperhatikankekuatan dan kelemahan yang adapadanya, komoditas karetmenduduki posisi strategis yangcukup kuat untuk terusdikembangkan.

    Faktor Eksternal: Peluang danAncaman

    Beberapa faktor yang bersifateksternal, yaitu faktor-faktor yangsecara umum berasal dari domainluar yang tidak dikuasai dan tidakdapat dikendalikan oleh pelaku yangsecara internal terlibat langsungdalam penyelenggaraan usahamaupun oleh keadaan dan performainternal yang dimiliki oleh komoditas

    karet sebagiannya berdampakpositif dengan memberikan peluang,yaitu:

    1. Permintaan karet alam.Walaupun dengan kemajuanteknologi yang ada sekarang,dapat dibuat karet sintetis, akantetapi kebutuhan atas karetalam, karena keunggulannyadalam hal keelastikan danketahanannya untuk beberapa

    penggunaan tertentu, tidaktergantikan. Karena itu, produkkaret alam masih mempunyaiprospek permintaan yang tinggi;

    2. Program perluasan atauekstensifikasi. Denganketersediaan lahan di beberapakecamatan, melalui kebijakanpengrmbsngan lahan masihmemungkinkan untuk dilakukan

    perluasan tanaman baru (newplanting);

    3. Stabilitas harga. Denganperkembangan ekonomi global,harga produk karet dunia relatifstabil pada tingkat harga yangmenguntungkan, sehinggamemberikan insentif kepadapetani produsen maupun puhak-pihak lain yang terlibat didalamnya untuk terus

    berproduksi dan, bahkanpeningkatan produksi; dan

    4. Terbuka jalan Palangka Raya Buntok. Telah selesainyapembangunan jalan darat antaraPalangka Raya dengan Buntok,akan meningkatkan posisistrategis Kabupaten PulangPisau. Potensi ekonomi secaraumum tidak hanya berkaitandengan komoditas karet dapat

    dikembangkan dengan lebihcepat;

    sementara itu, sebagian lainnyamerupakan faktor-faktor yangbersifat negatif yangdipertimbangkan memberikanancaman atas keberadaankomoditas karet, yaitu:

    1. Perubahan iklim. Karenaketergantungan tanaman yang

    tinggi dengan alam, perubahaniklim global yang berpengaruhnegatif terhadap pertumbuhantanaman yang dapatmengakibatkan menurunnya

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    9/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 174 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    produktivitas tanaman sertakualitas hasil.

    2. Konversi lahan. Adanyapermintaan yang tinggi terhadapkomoditas tertentu lainnya serta

    desakan kebutuhan atas lahanuntuk perumahan dan kegiatanekonomi lainnya sepertipertambangan yang nampakmarak akhir-akhir, menyebabkankemungkinan terjadinyakompetisi dalam penggunaanlahan yang, pada gilirannya,dikhawatirkan berimbas padakonversi lahan yang sebelumnyaditanami karet ke penggunaanlain.

    3. Penggunaan kayu meubel. Kayudari pohon tanaman karetmempunyai tekstur yang cukupbaik untuk dijadikan meubel.Tidak menjadi masalah, jikapohon dimaksud diambil daritanaman tua dan tidak produktif.Namun jika dari tanaman yangmasih produktif dengan iming-iming harga yang tinggidikawatirkan mendorong petani

    karet berpikir melakukanpenebangan dini.

    4. Dampak lahan PLG. KebijakanPLG masa lalu yang masihbelum tuntas, berpengaruhterhadap kondisi lahan,khususnya lahan gambut.Pengaruh terhadap lahanperkebunan setidaknya adalahdari buruknya kondisi air dankekeringan wilayah sekitar dan

    meluasnya asap dari kebakarangambut.

    Sebagaimana faktor-faktor internal diatas, keberadaan faktor-faktor

    eksternal terkait dengan komoditaskaret dirangkum dan dikuantitatifkanke dalam matriks faktor strategieksternal (EFAS, external strategicfactor analysis summary, Tabel 2).

    Nilai total faktor strategis eksternalsebesar 5,97 pada rentangpenilaian antara 1 ((tidak baik)sampai dengan 9 (sangat baik)menunjukkan bahwa, denganmemperhatikan butir-butir peluangdan ancaman yangdipertimbangkan penting,komoditas karet berada padakedudukan yang cukup strategisuntuk terus dikembangkan.

    Tabel 2. Matriks EFAS KomoditasKaret

    Faktor strategieksternal

    Bobot,b

    Rating,r

    b x r

    PELUANG

    Permintaan karetalam

    0,15 8,83 1,33

    Programperluasan

    0,12 7,83 0,94

    Stabilitas harga 0,14 8,00 1,12

    Terbuka jalurPalangka RayaBuntok

    0,11 6,83 0,75

    ANCAMAN

    Perubahan iklim 0,14 4,00 0,56

    Konversi lahan 0,14 3,67 0,51

    Penggunaan kayuuntuk meubel

    0,09 3,50 0,32

    Dampak lahan PLG 0,11 4,00 0,44

    Total 1,00 5,97

    Dengan saling menyilangkanantara faktor-faktor internal, yaitufaktor kekuatan dan faktorkelemahan, dan faktor-faktoreksternal yang dikenali sebagai

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    10/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 175 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    peluang dan ancaman, sertamempertimbangkan pengaruhinteraksi antar silangan tersebut,kita membuat analisis SWOT untukmerumuskan beberapa alternatifstrategi yang diajukan untuk

    diambil terkait dengan keberadaandan pengembangan komoditaskaret sebagaimana dapat dilihatpada Lampiran 1.

    Simpulan

    Hasil perhitungan nilai total darifaktor-faktor strategis internal danfaktor-faktor strategis eksternal,yaitu berturut-turut sebesar 6,13dan 5,97 menunjukkan indikasi

    bahwa komoditas karet mendudukiposisi strategis yang cukup kuatuntuk terus dikembangkan.Berdasarkan analisis SWOT yangdibuat beberapa strategi dapatdiajukan terkait denganpengembangan komoditasdimaksud yaitu:

    1. Peningkatan produksi melaluitindakan intensifikasi,ekstensifikasi, dan peremajaan;

    2. Dalam program peremajaanperbaikan bahan tanam agardiprioritaskan melaluipenyediaan bibit unggul karenadalam jangka panjangberpengaruh pada produktivitasdan kualitas produk;

    3. Penerapan programintensifikasi ditunjang olehpenyediaan sarana produksisesuai dengan keperluannya

    dengan jumlah, tempat, danwaktu yang tepat, sertatindakan penyuluhan untukmengintroduksi teknologi baru

    tepat guna serta hal-hal yangterkait dengan programintensifikasi;

    4. Peningkatan akses petaniprodusen atas lembaga dansumber finansial khususnyauntuk membantu memberikansolusi atas kendala finansialyang potensial terjadi padaprogram peremajaan sertapemeliharaan TBM;

    5. Pertahankan peruntukkanlahan untuk komoditasunggulan (karet);

    6. Tetap menjaga insentif harga ditingkat petani sepanjangmemungkinkan untuk menjaminpendapatan sertameningkatkan kesejahteraanpetani;

    7. Pemeliharaan danpengembangan infrastruktur:jalan dan pelabuhan (antarpulau) untuk keperluanmempertahankan serta merintisakses pasar atas produk yangdihasilkan.

    Daftar Pustaka

    Burhanuddin. 2008. PemanfaatanKonsep Kawasan KomoditasUnggulan pada KoperasiPertanian. Infokop Volume16, September 2008, p. 143154

    Ikhsan, S., Aid, A. & Fardiani, A.2010. Analisis PotensiEkonomi Daerah dalamRangka PengembanganKomoditas Unggulan diKabupaten Pulang Pisau.Pusat PenelitianKependudukan, Lembaga

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    11/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 176 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    Penelitian Univ. LambungMangkurat dan PemerintahKabupaten Pulang Pisau

    Ikhsan, S. 2011. PenerapanMetode AHP untukMenentukan Komoditas

    Unggulan PertanianKabupaten Pulang Pisau,Kalimantan Tengah. JurnalAgrides Volume 1 Nomor 02,Juni 2011, p. 129143

    Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT:Teknik Membedah KasusBisnis. Gramedia, Jakarta

    Saaty, T.C. 1980. The AnalyticHierarchy Process. Planning,Priority Setting, ResourceAllocation. McGraw-Hill Inc.,NY

    Wikipedia, the free encyclopedia.SWOT Analysis.http://www.wikipedia.org.Diunduh 10 Mei 2011

  • 7/16/2019 013 1sadik Swot

    12/12

    Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan .

    Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 177 ~Volume 01 Nomor 03 September 2011

    Lampiran

    Lampiran 1. Analisis SWOT komoditas karet

    KEKUATAN

    Ketersediaan lahan Fasilitas pelabuhan

    ekspor

    Kontribusi terhadapperekonomian daerah

    Ketersediaan pasar Faktor budaya lokal Strategis lokasi

    KELEMAHAN

    Klon/bahan tanamlokal

    Produktivitas rendah

    Kualitas hasil Peremajaan belum

    lancar

    PELUANG

    Permintaan produkbaik

    Kemungkinanperluasan

    Stabilitas hargaproduk

    Akses jalan baru(Palangka Raya Buntok)

    Tingkatkan produksimelalui ekstensifikasi

    Pemeliharaan danpengembanganinfrastruktur

    Tetap menjagainsentif harga

    Perbaikan bahantanam

    Peningkatanproduktivitas melaluiintensifikasi dankualitas

    Program peremajaansecara bertahap

    ANCAMAN

    Perubahan iklim Konversi lahan Penggunaan kayu

    untuk meubel Dampak PLG

    Pemeliharaantanaman secara baik

    Pertahankan lahanuntuk komoditasunggulan (karet)

    Pertahankankontinuitaspertanaman

    Perbaikan perlakuanpasca panen untukmeningkatkankualitas produk

    Penyuluhan teknologitepat guna

    Peningkatan aksespasar dan finansial