07 M-sdm Ljt Komunikasi Kerja 210410

Embed Size (px)

Citation preview

Ujian Tengah Semester Manajemen SDM LanjutanDosen: Wijiharta, SP., MM.

1. Jelaskan pengaruh motivasi dalam peningkatan kinerja Kapan munculnya problem motivasi ? 2. Bekerja dalam perspektif Islam, bagaimana menyelaraskan motivasi spiritual dengan tujuan madiyah (mendapat upah) ? 3. Jelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja 4. Ilustrasikan kesesuaian antara kompetensi inti organisasi, kompetensi jabatan dan kompetensi individu 5. Jelaskan perbedaan: reward dan insentif; perbedaan insentif dengan bonus Mungkinkah sistem reward justru menurunkan kinerja ?Awali dengan doa Buku Tertutup 100 menit4 Februari 2010 *) Uraikan jawaban dengan singkat dan jelas

DILARANG TIDAK JUJUR

Penghargaan (Reward) Penghargaan (reward) adalah imbalan yang diberikan organisasi/perusahaan kepada anggota/pegawai, baik bersifat materi maupun non materi Wujud penghargaan dapat berupa: gaji pokok, gaji variabel, insentif (perangsang), bonus, kesempatan karier/promosi, liburan, haji

Penghargaan diberikan kepada pegawai segera setelah penyelesaian pekerjaan prestatifnya. Jarak waktu pemberian penghargaan yang terlalu lama menyebabkan penghargaan menjadi tidak efektif, pegawai sudah lupa terhadap prestasinya

uthu al-ajiir ajrah qabla an yajiff irquh, bayarlah gaji buruh sebelum keringatnya kering.Dalam Hadis Nabi dikatakan: "Bayarlah kepada pekerja upahnya sebelum kering keringatnya dan beritahukanlah berapa upahnya, ketika dia masih bekerja,(HR. Baihaqi).

Jenis reward/penghargaan/imbalan langsung Upah/gaji pokok Tunjangan tunai sebagai suplemen upah/gaji rutin Tunjangan THR, gaji ke-14 Bonus Insentif Segala jenis catu (in natura/in kind) rutin

Jenis reward/penghargaan/imbalan tidak langsung Fasilitas transportasi, pemeliharaan kesehatan Upah/gaji selama cuti/izin Santunan musibah Bantuan biaya pendidikan Iuran asuransi yang dibayarkan perusahaan Iuran dana pensiun yang dibayarkan perusahaan

Insentif Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja (Atau pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya)

Insentif Sehingga insentif sering disebut sebagai upah variabel atau kompensasi non tradisional, (sementara gaji merupakan kompensasi tradisional) Dalam pengertian imbalan yang lebih luas, insentif termasuk komponen imbalan langsung, disamping gaji pokok, tunjangan, bonus. Adapun imbalan tidak langsung tidak diterima secara rutin ataupun periodik

Standar sistem insentif Menetapkan standar pada batas mana seorang pegawai mulai memperoleh insentif; misalnya mendasarkan pada prestasi masa lalu

Bonus Bonus diartikan sebagai pemberian pendapatan bagi pekerja yang hanya diberikan setahun sekali, jika syaratsyarat terpenuhi Pertama, jika perusahaan memperoleh laba Kedua, dikaitkan prestasi kerja individu, tidak pukul rata Bonus lebih mirip gaji ke-14 dan THR

Program penghargaan non finansial Pemberian cuti tambahan Kesempatan beasiswa pendidikan dari perusahaan Naik haji atas biaya perusahaan Seremonial pemberian penghargaan

Ironi pada negara dengan upah rendah, penghargaan tetap diuangkan (medali dijual, cuti diuangkan, dst)

Faktor yang berhubungan dengan prestasi kerja: Motivasi kemampuan Persepsi tentang peran (role perception) Yaitu pengertian tentang perilaku mana yang penting untuk mencapai suatu prestasi yang tinggi

Motivasi dan kinerja Problem motivasi kerja terjadi karena pekerja tidak bekerja secara maksimal sehingga produktivitas tidak sesuai dengan kemampuan dan potensi riilnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, metode apa yang tepat untuk membantu pekerja meningkatkan tingkat produktivitas sesuai dengan kemampuannya

Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja

Prinsip-prinsip dalam memotivasi pegawai1. Prinsip partisipasi. Pegawai perlu diberi kesempatan ikut berpartisipasi dengan sumbangan ide, inisiatif dan kreatifitasnya dalam mencapai tujuan Prinsip komunikasi. Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas Prinsip mengakui andil/peran. Pemimpin mengungkapkan bahwa pegawai/bawahan mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan

2.

3.

4.

5.

Prinsip pendelegasian wewenang. Pemimpin memberi otoritas/wewenang (sebatas tertentu) kepada bawahan untuk mengambil keputusan Prinsip memberi perhatian. Pemimpin memberikan perhatian terhadap aspirasi pegawai

Teknik memotivasi kerja pegawai Pemenuhan kebutuhan pegawai Pemimpin memperhatikan kebutuhan pegawai agar lebih mudah memotivasi kerjanya Komunikasi persuasif Pemimpinmemberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan suatu pekerjaan, agar menimbulkan minat, menguatkan hasrat melaksanakan pekerjaan. Sehingga pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas dengan hasil kerjanya

Motivasi berprestasi Motivasi berprestasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk melaksanakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji

Menumbuhkan kesadaran nilai ruhiyah pada setiap perbuatan, karena setiap perbuatan terikat hukum syara Mendorong agar setiap perbuatan bernilai tinggi

PEMELIHARAAN HUBUNGAN DENGAN KARYAWAN Sumber daya manusia adalah unsur terpenting dalam organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang kontinu dan serasi dengan karyawan menjadi sangat penting Hal-hal penting dalam menyangkut pemeliharaan hubungan hubungan dengan karyawan antara lain: motivasi dan kepuasan kerja, komunikasi kerja, serta peningkatan kesejahteraan karyawan

KOMUNIKASI KERJA Pemeliharaan hubungan dengan karyawan memerlukan komunikasi yang efektif Melalui komunikasi berbagai hal menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain

Arah Arus Komunikasi Komunikasi vertikal ke bawah Manajemen menyampaikan berbagai hal kepada bawahan: perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran Komunikasi vertikal ke atas Penyampaian berbagai hal oleh bawahan, seperti laporan hasil kerja, permasalahan, saran, keluhan pribadi

Komunikasi horisontal Berlangsung antara orang-orang yang berada pada level setara dalam hirarki organisasi, dengan tugas yang berbeda, menghindarkan mispersepsi agar langkah seirama Komunikasi diagonal Komuniasi antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi berbeda, misal antara direktur produksi pada perusahaan induk dengan manajer pada anak perusahaan (bukan bawahan langsung)

Proses KomunikasiProses komunikasi menyangkut hal-hal sebagai berikut: Pihak yang terlibat: subyek dan obyek komunikasi Pesan yang akan disampaikan Cara/metode komunikasi: lisan, tertulis Pemahaman metode penyampaian pesan oleh obyek Penerimaan pesan oleh obyek Umpan balik dari obyek ke subyek

Subyek dan obyek komunikasi Dalam kehidupan organisasional bentuk komunikasi bersifat dua arah. Tergantung pada maksud komunikasi tersebut, maka dapat ditentukan siapa yang menjadi subyek dan siapa yang menjadi obyek komunikasi

Pesan yang hendak disampaikan Perintah dari atas ke bawah, laporan dari bawah ke atas, informasi secara horisonntal, usul secara diagonal; kesemuanya disebut pesan. Pesan harus jelas bagi subyek maupun obyek

Metode penyampaian pesan Pesan yang disampaikan secara tertulis, gaya bahasa dan istilah yang digunakan harus dapat dipahami dengan mudah oleh pihak lain. Dalam penyampaian pesan secara lisan, maka ekspresi dan nada suara akan berpengaruh pada jalannya komunikasi Pemahaman metode oleh obyek Komunikasi tidak akan berjalan lancar apabila terjadi distorsi dalam prosesnya. Perbedaan tingkat pendidikan, latar belakang sosial, dan kultur dapat menjadi penyebab distorsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi: Pihak sender/komunikator Ketrampilan, sikap, pengetahuan, media saluran yang komunikasi Receiver/komunikan Ketrampilan, sikap, pengetahuan, media saluran komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dari pihak sender/komunikator Ketrampilan sender: Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, perlu menguasai cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan Sikap sender: Sikap sender (misal angkuh, ragu) sangat berpengaruh pada receiver. Sender harus mampu bersikap meyakinkan receiver terhadap pesan yang diberikan

Pengetahuan sender: Sender yang mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan akan dapat menginformasikan kepada receiver lebih jelas, sehingga receiver akan lebih mudah mengerti

Media saluran yang digunakan sender: Media atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide, informasi/pesan. Sender perlu menggunakan media saluran komunikasi yang sesuai dan menarik perhatian receiver

Rintangan komunikasi Rintangan pribadi: emosi, kebiasaan yang berlaku pada norma budaya tertentu Rintangan fisik: jarak Rintangan bahasa: kesalahan interpretasi istilah

Jendela komunikasi JoharilessLess Feedback more

ArenaExpossive

Blind spot

Known by other

FacadeMore

Unknown

Unknown By others

Known by self

Unknown by self

Hal yang harus diperhatikan agar komunikasi dengan bawahan mencapai hasil yang diharapkan Tidak mendominasi pembicaraan Mampu menciptakan suasana yang tidak tegang Menunjukkan kemauan mendengar Menghilangkan hal yang dapat mengalihkan perhatian Mampu menempatkan diri pada posisi orang lain Sabar Mampu mengendalikan emosi Mencegah timbul suasana perdebatan Mengajukan berbagai pertanyaan sebagai bukti bukti perhatian

1. Kinerja (Pengantar) Sudarmanto, 2009 bab 1-2; Dharma, S., 2009 bab 1-2; Sutrisno, E, 2009 bab 8,10 Bohlander, G. et.al., 2001, bab 8 2. Kompetensi Sudarmanto, 2009 bab 3-4; Sutrisno, E, 2009 bab 14 Bohlander, G. Et.al., 2001; hal 4-5, 6-19, 125, 199, 228-229, 222, 277, 694 Dharma, S., 2009. hal 287-290 Winardi, 2008, hal 66, 71-72 3. Budaya Organisasi dan Sudarmanto, 2009 bab 5 Kepemimpinan Sutrisno, E, 2009 bab 15 Manullang & M. Manullang, 2001 bab 6 4. Reward System dan Insentif Sudarmanto, 2009 bab 6 Dessler, G., 1997 bab 13; Bohlander, G. et.al., 2001, bab 10 Hariandja, M.T.A, 2002 bab 12 Manullang & M. Manullang, 2001 bab 11 5 Motivasi dan Kepuasan Hariandja, M.T.A, 2002 bab 15 An-Nabhani, T., 2001. Mangkunegara, A.P., 2008 bab 9 Manullang & M. Manullang, 2001 bab 5 Yusanto, I. Dan S.P. Jati, 2002 UTS

Bahan Bacaan

Atwood, M & S. Dimmock, 1999. Manajemen Personalia, Penerbit ITB, Bandung. Bohlander, G., S. Snell and A. Sherman, 2001. Managing Human Resources, Ed. 12, Shouth-Western College Publishing, Ohio. Dessler, G., 1997. Human Resource Management, 7ed., Prentice Hall, New-Jersey. Dharma, S., 2009. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Handoko, H., 1987. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Ed. 2, BPFE, Yogyakarta. Hariandja, M.T.A, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta. Al-Maliki, A., 2001. Politik Ekonomi Islam, Penerbit Al-Izzah, Bangil. Mangkunegara, A.P., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Manullang, M. dan M. Manullang, 2001, Manajemen Sumber daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Mathis, R.L. dan J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber daya Manusia, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. An-Nabhani, 2001. Mafahim HT, Penerbit HTI, Jakarta. Siagian, S.P., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sudarmanto, 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Prenada Media Group, Jakarta. Winardi, 2008. Manajemen Perubahan (Management of Change), Prenada Media Group, Jakarta. Yusanto, I. Dan S.P. Jati, 2002. Membangun Kepribadian Islam, Kahirul Bayan, Jakarta.