35
Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 1 KOMPETENSI I MENGAKTUALISASIKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha Indikator : 1. Disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovasi, selalu bekerja dengan berprestasi 2. Kebeberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasarkan sikap dan perilakunya dalam keseharian Tujuan : Setelah mempelajari kompetensi dasar ini diharapkan siswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian kewirausahaan, wirausaha dan wirausahawan 2. Mengidentifikasikan dan mengimplementasikan karakteristik wirausahawan yang meliputi : displin, komitmen tinggi, jujur, dan inovatif, mandiri dan realitis dalam kehidupan kese sekolah dan lingkungan siswa 3. Mengidentifiikasi 10 kegagalan dan keberhasilan seseorang berdasarkan karakteristik wirausahawan dalam keseharian siswa sekolah dan lingkungan 4. Menyimpulkan karakteristik wirausahawan yang berhasil dan gagal 5. Menghargai karya dan pengalaman orang lain sebagai masukan bag pengembangan diri Uraian Materi Pembelajaran A. Pengertian Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan ga dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan(dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wira dikenal dengan istilah entrepreneur (lihat Kamus Dagang, Savary – 1723). Pada enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli baran harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha s berikut : sebagai orang yang berani menanggung resiko sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal sebagai orang yang menciptakan barang baru. sebagai orang yang mengurus perusahaan. Dalam perkembangannyaistilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai orang-orangyang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan- kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkanguna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

1 Modul Mengakltualisasi Sikap Dan Prilaku Usaha

Embed Size (px)

Citation preview

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI IMENGAKTUALISASIKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha Indikator : 1. Disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovasi, mandiri dan selalu bekerja dengan berprestasi 2. Kebeberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasarkan sikap dan perilakunya dalam keseharian Tujuan : Setelah mempelajari kompetensi dasar ini diharapkan siswa mampu: 1. 2. Menjelaskan pengertian kewirausahaan, wirausaha dan wirausahawan Mengidentifikasikan dan mengimplementasikan karakteristik wirausahawan yang meliputi : displin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri dan realitis dalam kehidupan keseharian di sekolah dan lingkungan siswa Mengidentifiikasi 10 kegagalan dan keberhasilan seseorang berdasarkan karakteristik wirausahawan dalam keseharian siswa di sekolah dan lingkungan Menyimpulkan karakteristik wirausahawan yang berhasil dan yang gagal Menghargai karya dan pengalaman orang lain sebagai masukan bagi pengembangan diri

3.

4. 5.

Uraian Materi Pembelajaran A. Pengertian Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan istilah entrepreneur (lihat Kamus Dagang, Savary 1723). Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha sebagai berikut : sebagai orang yang berani menanggung resiko sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal sebagai orang yang menciptakan barang baru. sebagai orang yang mengurus perusahaan. Dalam perkembangannya istilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 1

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

B. Mengidentifikasi Sikap dan Perilaku Wirausaha 1. Karakteristik Wirausaha Karakteristik yang dimaksud dalam konteks materi disini (wirausaha) adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya Kewirausahaan, ciri-ciri profil wirausaha adalah sebagai berikut : Ciri-ciri : -. Percaya diri -. Berorientasikan tugas dan hasil -. Pengambil resiko -. Kepemimpinan -. Keorisinilan -. Berorientasi ke masa depan Watak : -. Keyakinan, ketidaktergantungan, induviduali-tas, optimisme. -. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, inisiatif. -. Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan. -. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran saran dan kritik. -. Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak. -. Pandangan ke depan, perseptis. Sedangkan Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirusaha yang terkenal dengan istilah 10 D yaitu : a) Dream (mimpi) Seorang wirausaha mempunyai bisi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. b) Decisiveness (cepat mengambil keputusan) Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis. c) Doers (pelaku) Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya. d) Determination (ketetapan hati) Seorang wirausaha, melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada kalangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi. e) Dedication (dedikasi) Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausaha di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya. f) Devotion (kesetiaan) Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya. g) Detail (rincian) Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya. h) Destiny (nasib) Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain. i) Dollars (uang) Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 2

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

j)

Distribute (distribusi) Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya.

Untuk mewujudkan karakteristik (ciri, watak dan sifat) diatas dibutuhkan : a. Kerja Keras Artinya kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan/memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Contoh : Seorang penjahit harus memenuhi janji kepada pelanggan, sesuai waktu yang ditetapkan walaupun harus dikerjakan siang dan malam. b. Disiplin Artinya sikap yang selalu tepat waktu dan tepat janji. Sehingga orang lain mempercayainya, modal utama dalam berwirausaha adalah perolehan kepercayaan dari orang lain. Contoh : Seorang pengusaha warung harus selalu tepat dan disiplin dalam membuka dan menutup warungnya, karena pembeli sudah memperkirakan sesuai dengan kebijaksanaan buka/tutupnya warung. Seandainya pengusaha tidak disiplin dalam membuka dan menutup warung, pembeli kecele (salah menduga) dan enggan untuk datang membeli.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 3

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI II MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF (SELALU INGIN MAJU) Kerja prestatif dalam kehiduan keseharian di lingkungan keluarga, Sekolah ,dan masyarakat. Negara Indonesia dilihat dari jumlah penduduknya termasuk Negara yang padat dengan sebagian besar penduduknya termasuk usia produktif, jumlah penduduk yang besar bila merupakan sumber daya manusia yang berkualitas biasa merupakan potensi bangsa. Memasuki melenium ketiga Negara kita memasuki era perdagangan bebas dengan cara membuka dan memperluas lapangan kerja baru dengn cara mempersiapkan sumber daya manusia yang siap kerja. Adapun ciri-ciri millennium ketiga adalah : 1) persaingan bebas 2) perubahan semakin cepat 3) deras arus informasi yang semakin mengglobal tanpa mengenal batas Negara. Hakikat persaingan bebas adalah lpersaingan dalam segala bidang misalnyasektor ekonomi, sector nirlaba termmasuk pemerintahan. Dalam persaingan bebas hanya ada tiga kemungkinan yaitu menang ,bertahan atau tergilas. Apabila bangsa kita tidak siap menghadapi arus globalisasi maka kita akan tegilas oleh arus globalisasi yang ujungnya akan menjadi budak dari Negara sendiri. Persaingan Bebas dalam bidang tenaga kerja menurut sumber daya manusia yang memiliki daya saing yaitu berbudaya juang tinggi dan memiliki komperensi keahlian kejuruan tertentu. Orang yang mempunyai daya juang tingi akan berpeluang dalam persaingan dan merupakan modal utama untuk dapat menang dalam persainaan atau setidak tidaknya dapat bertahan dalam persaingan semakin ketat. Perubahan yang makin cepat disegala bidang terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan semakin derasnya arus informasi menuntut sikap dan perilaku kerja yang prestatif dan keinginan selalu ingin maju. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang presentatif yang diharapkan mampu bersaing era mampu bertahan dalan segala kondisi maka diperlukan sumber daya manusia yg dilengkapi dengan motivasi yang tinggi dan harus di bekali dengan hal-hal sebagai berikut : 1) Penguasaan diri dalam bentuk penuh inisiatif dapat dipercaya prestarif dapat menemukan dan memecahkan masalh dan mengambil keputusan tepat. 2) Terampil dalam memanfaatkan kesempatan dan menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan keadaan yang cepat berubah ubah. Maka dari itu calon wirausahaan harus memiliki sikap sebagai berikut: 1) Membentuk sikap yang dapat bersifat teknis. 2) Membentuk sikap yang mempunyuai kompetensi keahlian kejuruan sesuai bidang garapannya 3) Membentuk sikap yang prestatif selalu ingin maju Ciri-ciri khusus perilaku kerja prestatif ialah selalu ingin maju di segala bidang , dengan demikian orang yang berperilaku kerja prestatif akan memancarkan sifat yang terpuji. orang yang selalu ingin maju harus mau belajar banyak serta mempunyai keyakinan yang kuat dalam usahanya. Perilaku kerja prestatif dapat dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan masyarakt hal itu merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat memberi kepuasan dan keberhasilan dalam hidup sehingga manusia dapat mengktualisasikan dirinya ke dalam lingkungan dimana dia berada. Bentuk perilaku kerja pretatif antara saru orang dengan yang lainnya tidakalah sama meskipun tidak sama bila ia mampu menggunakan potensi potensi yang dimilikinya akan menjadikan sesuatu yang produktif.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 4

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Dalam lilngkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas,sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan kerja prestatif pada anak.dengan penanaman disiplin dan ketegasan dalam mendisdik anak akan memotibasi anak untuk berperilaku prestatif dalam menjalankan kehidupan sehari hari di lingkungan keluarga.contoh yang baik dari orang tua tidak kalah penting dalm pembentukan kerja prestatif tersebur pengaturan dan pembagian pekerjaan dalam rumah yang diatur secara proposional pada masing masing anggota keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan sikap prestatif pada seorang anak. Lingkungan sekolah merupakan kelanjuran bagi lingkungan keluarga .lingkungan ini cukup besar pengaruhnya terhadap kemampluan berpikir anak untuk menghasilkan pola pikir prestatif. Pengaruh pola piker prestatif tersebut berasal daru guru dan kawan kawan sekolahnya selain bertugas mengajar guru diharpaknan dapat mendidik dan memberi serta mengkoordinasi tiap tiap seswa agar termotivasi untuk memiliki perilaku kerja prestatif salah satu caranya adalah dengan memberi tugas tugas yang ada kaitannyaja dengan materi pelajaran sekaligus mendorong pola pikir prestatif. Tugas tugasyang ada kaitannya dengan materi pelajaran sekaligus mendorong pola pikir prestatif. Tugas tugas untuk siwa bias diberikan di berikan di sekolah bias juga diberikan sebagai tugas rumah untuk mengamati lingkungan sekitarnya sekaligus memberi penilaian dan kesan sehingga siswa terbiasa untuk berfikir menganalisa , dan selalu ingin maju. Dilingkungan masyarakat pola pikir prestatif bias dibentuk dan dilantik oleh masing masing anggotanya .kegiatan kegiatan dalam masyarakat baik yang digerakkan oleh perorangan ataupun oleh lembga kemasyarakatan banyak yang dapat membantu mendorong timbulnya pola piker kreatif anggota masyarakat kegiatan sosialnya yang bertujuan membantu sesame ataupun kegiatan untuk mencapai perbaikan hidup harus didasari dengan perilakui kerja prestatif. Hamper semua kegiatan manusia mulai dari pendidikan desehatan keagamaan dan kegiatan social lainnya bisa membentuk pola piker presttif sehingga akan tercipta tatanan masyarakat yang harmonis dan serasi. Bentuk bentuk kerja prestatif (selalu ingin maju) Telah dijelaskan bhwa cirri khusus perilaku kerja prestatif ialah elalu ingin maju disegala bidang dengan demikjian orang yang berperilaku kerja prestatif akam memancarkan sifat terpuji .orang selalu ingin maju harus mau belajar banyak serta memlpumuai keyakinan yang kuat dalam usahanya seseorang cinta akan pekarjaannya akan mendoroang orang itu senang bekerja.orang yang senang tidak akan membuang buang waktu sehingga lebih sukses dalam usah serta selalu ingin maju dalam berwirausaha. Menurut Stephen covey dalam bukunya first things first ada empat sisi potensi yang dimiliki manusia untuk maju yaitu: 1) self awarness atau sikap mawas diri; 2) conscience atau mempertajan suara hati; 3) independent will atau pandangan mandiri untuk bekal bertindak 4) creative imagination atau berpikir megarah serta adaptasi yang tepat. Perilaku kerja prestatif dapat dilihat dalam sikap-sikap berikut : a) kerja ikhlas kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh sungguh dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi dengan hati yang tulus seseorang buruh pabrik yang bekerja dengan gaji pas pasan namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan semata mata merupakan pengbdiak kepada pekerjannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 5

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

b) kerja mawas terhadap emosional kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan kemarahan yang edang melanda jiwanya. seorang pemimpin perisahaan dirumah mempunyai masalha pribadi dengan keluarganya ditempat kerja ada bawahannya yangmembuaat masalh yang merugikan perusahaan perusahaan ssebagai pimpinan yang bijaksana maka pimpinan tersebut harus dapat membedakan urusan pribsd dengan urusan perusahaan cara pemevahan masalahnya harus tetap rasional dan tidak emosional c) kerja cerdas Kerja cerdas ialah bahwa di dalam bekerja harus pandai memperhitungkan resiko mampu melihat peluang dan dapat mendari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan . perulaku sikap pekerja cerdas dalam melakukan setiap pekerjaannya menggunakan teknologi yang tepat menggunakan konsep hitung menghitung matematika memakai meggunakkan bahasa global pandai bernegosiasi berkomuikasi dan pandai pula mengelola informasi. d) kerja keras Arti kerja keras ialah bahwa dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk mencapai sasaran yangj ingin di capai .mereka dapat memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang kadang ,wirausahan akan bisa mengutarakan pendapat,pikiran dan lperasaanya melalui ucapan kata kata yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan,sehinggan apa-apa yang di ucapkan dapat di mengerti oleh lawan bicara. Komunikasi harus bisa menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak, kepuasan akan tercapai apabila berita atau pesan yang dikirim oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan .selanjutnya komunikan memberi readsi atau respon keopada komunikator. Factor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi kejelasan itu meliputi kejelasa berita kejelasan yang hendak dicapai dan kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi . Komunikasi dapat berlangsusng jika tejadi kesinambungan dan konsitensi hubungan dari kedua belah pihak.,dalam hal ini komunkasi yang disampaikan jangan saling bertentangan . Kemampuan komunikasi sangan menentukan dalam proses komunikasi .dalam hal ini pengiriman berita atau pesan peerlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan penglamam pihak penerima berita.,oleh karena itu komunikator harus menghindari penggunan istilah-istilah yang sukar untuk dipahami oleh komunikan. Saluran atau sasrana yang dipergunakan dalam pengiriman berita merupakan factor yang penting dalam komunikasi. Agar proses komunikasi dapat berlangsung perlu dipakai saluran atau media komunikasi yang sudah bisa dipergunakan oleh masyarakat umum.saluran atau media komunikasi yang sudah bisas dipergunkan oleh masyarakat umum antara lain media creak dan media elektronik. Bagian yang dianggap penting dalam plembicaraan adalah permulaan pembicaraan yang menarik perhatian pendengar. Pilihlah kata atau kalimat yang baik dalam berbicara, untuk mempersiapakan kata-kata atau kalimat permulaan yang baik diperlukan pemikiran dan ketekunan. Perlu disadari bahwa pikiran dan perasaan para pendengar pada permulaan pembicaraan masih segar, belum dipenuhi masalah sehingga setiap ucapan pembicara dapat diteriama dengan baik kalimat pendahuluan dari pembicara tentunya akan memberi kesan.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 6

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI III MERUMUSKAN SOLUSI MASALAH A. Deskripsi Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilaku kewirausahaan yang harus dimiliki melalui pemahaman masalah, merumuskan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat dan benar. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan bagaimana merumuskan masalah dengan tepat dan benar dan membuat keputusannya secara tepat dengan hasil yang optimal. Hal-hal mengembangkan bagaimana wirausaha merumuskan masalah dan membuat keputusannya dengan tepat dan hasil yang optimal sikap dan disiplin managerial yang tidak bisa dihindari. Sebab, merumuskan masalah adalah perencanaan dan keputusan yang strategis. Siswa SMK yang memiliki kekhasan kompetensi tertentu dipersiapkan sebagai tenaga praktek medium untuk memasuki dunia industri dan teknologi, Manajemen dan Bisnis, serta mengembangkan kesejahteraan sosial dan pariwisata masyarakat. Akhirnya siswa SMK mampu ikut dalam kegiatan ekonomi secara luas. Untuk itu, pengenalan secara dini kepada siswa SMK dalam mengembangkan dan mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan diri dalam berani mengumpulkan masalah dan mampu memecahkan adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan dengan Kiat Mengambil Keputusan. B. Prasyarat Modul ini diikuti setelah memahami modul sebelumnya dengan tingkat keterukuran yang dipersyaratkan. Modul ini diikuti dengan pemahaman bahwa merumuskan masalah dan membuat keputusan adalah kemampuan managerial yang menuntut kesadaran tinggi dari pembacanya. Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan sebuah keputusan mempengaruhi hasil akhirnya. Sekali keputusan ditetapkan, anda hendaknya jangan ragu menerapkan. Orang menghormati mereka yang berorientasikan tindakan dan bersedia membela keputusan yang telah ditetapkannya. Hal ini ditandai dengan memahami karakterisitik bagaimana merumuskan masalah dan membuat keputusan bagi wirausaha dan kemampuan menerapkan sikap dan perilaku kewirausahaan.

C. Petunjuk penggunaan modul 1. Bagi siswa : a. Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini secara tepat dan benar. b. Pamahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa dengan benar. c. Kelengkapan bantu yang harus dipersiapkan bila membaca modul ini. d. Pamahami keterukuran hasil yang dapat dilakukan siswa. e. Memiliki reward yang dapat ditunjukkan setelah mempelajari modul ini. 2. Bagi guru : a. Baca dengan cermat maksud dan tujuan bagian pendahuluan modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini dengan tepat dan benar. b. Memberikan bantuan bagi siswa dalam mempersiapkan membaca modul ini c. Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dalam modul ini. d. Membantu siswa dalam menggunakan buku bantu tambahansebagai sumber belajar e. Merencanakan tenaga ahli/pendamping yang membantu tugas guru f. Memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan pada siswa g. Melakukan penilaian hasil kegiatan belajar sebagai proses keberhasilan dan kemajuan siswa.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 7

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

D. Tujuan akhir a. Hasil mempelajari modul ini adalah siswa memahami isi modul dengan alat keterukuran yang dimilki b. Siswa mulai mampu memberikan solusi dan putusan bisnisnya c. Siswa dapat melakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan bisnisnya d. Siswa dapat melakukan dalam kehidupan secara luas E. Kompentensi Modul ini berkompetensi mengaktualisasikan sikap dan prilaku kewirausahaan yang harus imilki siswa sebagai bentuk ketercapaian hasil proses kegiatan belajar yang dapat dikembangkan bagi seorang wirausaha dan kehidupan di masyarakat. Sub kompetensi yang diharapkan adalah Merumuskan solusi masalah dan membuat keputusan dalam mengembangkan aktualisasi perilaku wirausaha secara dini dan mampu dikembangkan pada diri sendiri. Masa depan organisasi ditentukan oleh rumusan masalah dan putusan anda. Pada umumnya semakin penting keputusan yang anda ambil, semakin sedikit informasi yang relevan tersedia. Data kuantitatif biasanya tersedia untuk mengambil keputusan rutin, tetapi fakta dan angka kerap tidak berarti bagi keputusan tingkat puncak yang mempengaruhi masa depan organisasi. Untuk itu melakukan identifikasi masalah menjadi penting untuk diketahui secara dini sebelum putusan ditetapkan. Janganlah ragu-ragu melaksanakan hasil-hasil keputusan. F. Cek kemampuan 1. Apakah yang anda pikirkan berkaitan dengan suatu masalah ? 2. Apakah solusi yang anda pikirkan berkaitan dengan solusi masalah tersebut ? 3. Mengapa solusi masalah penting bagi wirausaha ? 4. Apakah yang anda pikirkan tentang keputusan ? 5. Sebutkan ciri-ciri seseorang mampu mengambil keputusan dengan baik ? 6. Mengapa keputusan yang telah ditetapkan penting bagi wirausaha ? Glosarium 1. Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Sehingga mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan jelas dalam mengambil keputusan serta dapat dikembangkan lebih lanjut. 2. Metode ilmiah, menggali dan meneliti masalah dengan menggunakan pendekatan penelitian yang sesuai dengan kajian ilmu yang ditekuni 3. Informasi kuantitatif berisi masukan nilai yang dapat dihitung, seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur, dan sebagainya. 4. `Informasi kualitatif berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti perubahan produk, mutu produk, kecepatan, panas, dingin, dan sebagainya.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 8

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan sebagai berikut ini. TEMPAT KEGIATAN WAKTU/TAHAP TANDA KEGIATAN Mengkaji Mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah Berdiskusi 2 x 45 menit Di Sekolah Latihan dan simulasi 2 x 45 menit Di Sekolah Pengamatan lapangan 3 x 45 menit Dunia Usaha B. Kegiatan Belajar 1 a. Tujuan pembelajaran 1 Siswa dapat mengenal masalah usaha dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah usaha sebagai salah satu tanggung jawab usaha. b. Uraian materi 1 A. MASALAH USAHA 1. Kemampuan pemecahan masalah (solusi) usaha Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis. Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha, akan menjadi bekal di dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. Meskipun persoalan tidak mempunyai masalah yang benar, namun keputusan terakhir untuk menentukan pemecahan masalah yang paling baik terserah kepada Wirausaha sendiri. Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau bisnis, sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang Wirausaha sudah banyak pengalaman di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua informasi serta datadata masalah sudah dikumpulkan, seorang Wirausaha harus mengidentifikasi semua cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang Wirausaha harus memandang sebuah permasalahan dari pelbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah pilihan masalannya, di sini Wirausaha harus mempertimbangkan masalahnya, agar menjadi luas dan mendalam. Jika seorang Wirausaha di dalam usaha atau bisnisnya meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat di dalam daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah yang lainnya yang lainnya dapat dikesampingkan. Di bawah ini dikemukakan kriteria yang mungkin sangat berguna, jika seorang Wirausaha ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkannya. a. b. c. d. e. Apakah ada masalah yang tidak dapat diselesaikan ? Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik? Apakah pemecahan masalah dapat didasarkan teori, logika dan pengalaman ? Apakah pemecahan masalah itu sudah logis? Apakah persoalan tambahan yang timbul dari hasil pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan baik?

Adapun prosedur pemecahan masalah, dengan langkahlangkahnya dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah sebagai berikut: a. kenalilah persoalannya secara umum; b. rumuskan persoalan dengan tepat dan benar;By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 9

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

c. d. e. f. g. h.

identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan secara terkait; Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah. Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari problem tersebut. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.

Langkah berpikir secara ilmiah dapat dilakukan dengan langkahlangkah yang sistematis, berorientasi pada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. b. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan. c. Menghimpun informasi relevan yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan. d. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan. e. Mengolah fakta-fakta deengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif. f. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat. g. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat. h. Menemukan dan meyakini gagasan. i. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan. 2. Ciri-ciri permasalahan usaha Seorang wirausaha harus kreatif terutama dalam mengambil dan menetapkan permasalahan. Permasalahan yang dihadapi oleh para Wirausaha, hendaknya berupa masalah-masalah aktual dan menarik. Permasalahan hendaknya mengandung beberapa kemungkinan alternatif tindakan di antara beberapa alternatif pilihan dalam pemecahan masalah. Pemecahan seperti itu erupakan salah satu penerapan teori Dewey tentang berpikir reflektif. Menurut Dewey, seorang Wirausaha yang berpikir reflektif itu hendaknya: a. Merasa bimbang, bingung, dan kesulitan. b. Merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan dan kebingungan tersebut. c. Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau kebimbangan dapat diatasi. d. Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui penataran. e. Mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta, atau buktibukti eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung oleh data yang valid. Kondisi yang lebih luas dari seorang wirausaha diharuskan memperhatikan perkembangan otonomi daerah di mana berada, sehingga jangkauan permasalahan lebih luas (aspek makro) yang mempengaruhi penetapan masalah dan pemecahan masalah. Seperti adanya perubahan kebijakankebijakan Pemerintah, perubahan moneter dan perubahan hubungan antar negara termasuk bencana-bencana alam yang mempengaruh kegiatan pembangunan nasional. 3. Langkah-langkah pemecahan masalah usaha. Anda harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa telah menetapkan pemecahan-pemecahan yang tepat. Pemecahan masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang teratur dan tetap. Pengalaman tiap-tiap Wirausaha di dalam memecahkan masalah yang sama, kadang-kadang berbeda-beda. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah dalam pemecahan masalah, yakni:By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 10

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

a. Menyadari dan memutuskan masalah. b. Mengkaji masalah dan merumuskan masalah. c. Mengumpulkan data-data. d. Analisis data e. Interpretasi dan verifikasi data. f. Pengambilan keputusan. g. Aplikasi kesimpulan. B. SUMBER-SUMBER INFOMASI USAHA. 1. Syarat sumber-sumber informasi Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang Wirausaha sangat membutuhkan sumber-sumber informasi bisnis yang lengkap dan akurat. Di samping harus lengkap, sumber-sumber informasi itu juga harus dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi itu datanya kurang lengkap, maka di dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan, serta saran-saran yang akan dikemukakan kemungkinan kurang sempurna. Dalam dunia bisnis dan teknologi, formasi-informasi merupakan landasan untuk mengamati bentuk dan usaha atau bisnis pada masa mendatang. Dr. Alfred Osborne, Jr, Direktur Pusat Studi KeWirausahaan, di Universitas California, menegaskan bahwa informasi dan kebutuhan untuk menggunakan sumber-sumber informasi dapat menciptakan peluang bisnis yang amat banyak. a. Macam-macam informasi yang diperlukan. Pada era globalisasi, separuh dari pekerja-pekerja di bidang jasa, akan bergerak dalam kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan menjual informasi-informasi bisnis. Adapun macam informasi yang diperlukan di antaranya sebagai berikut. 1) Informasi kuantitatif Informasi kuantitatif berisi masukan nilai yang dapat dihitung, seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur, dan sebagainya. 2) Informasi kualitatif Informasi kualitatif berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti perubahan produk, mutu produk, kecepatan, panas, dingin, dan sebagainya. 3) Informasi kontrol Informasi kontrol, misalnya pemerian petunjuk: apakah suatu perubahan variabel produk, model, atau desain, dapat berjalan normal atau tidak. 4) Informasi simbol Informasi simbol, misalnya petunjuk dalam rambu-rambu bisnis. Sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya adalah yang informasinya menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan erusahaan. Sumber-sumber informasi itu merupakan sumber yang dapat memberi keterangan jumlah data dan fakta yang berhubungan dengan kebijakan produk dan pemasarannya. Kebutuhan terhadap sumber-sumber informasi, sangat berkembang untuk menghasilkan banyak informasi yang berhubungan dengan pemasaran produk. Kegiatan produk memerlukan informasi tentang apa yang akan diproduksi, bagaimana sifat dan persyaratannya, bagaimana mutunya, dan berapa jumlah produk yang harus diproduksi. Sistem pemasaran harus dapat memberikan informasi serta menentukan bagaimana kecenderungan pasar dan konsumen. Sebaliknya, sistem prosuksi akan memberikan informasi kepada bagian pemasaran, tentang apa yang akan dilakukan untuk disampaikan ke pasaran. Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para Wirausaha itu, harus lengkap, tepat dan dapat dipercaya kebenarannya.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 11

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

2. Informasi yang diperlukan dalam keputusan Informasi adalah keberhasilan pengambilan keputusan. Semakin rumit bisnis, maka sistem informasi itu semakin diperlukan oleh seorang irausaha. Kecepatan memperoleh dan menerima akses informasi sangat dibutuhkan oleh para wirausaha. Akan tetapi, bagaimana bentuk informasi yang dibutuhkan para Wirausaha ? Informasi- nformasi yang dibutuhkan oleh para Wirausaha adalah sebagai berikut. a. Informasi atas orang, termasuk juga informasi pokok yang dituntut: gaji/upah dan jamainan keselamatan kerja dan hidup. b. Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi per devisi: pandangan masa depan bisnis, kekayaan/utang, keberlanjutan bisnis. c. Informasi dalam operasi sehari-hari: penerimaan kas, pembayaranpembayaran dalam usaha, neraca rugi dan laba sebenarnya, struktur modal. d. Fakta dan data untuk pendukung bisnis dan cara yang memungkinkan. Wirausaha mengambil keputusan mengenai perluasan usaha: pesaing, konstruksi, pabrik, produk, gudang, pemasaran, dan sebagainya. Pencarian informasi memerlukan pengamatan yang cermat dan teliti terutama berkaitan dengan hal-hal berikut. Pesaing Seluk-beluk pemasaran. Seluk-beluk manajemen yang diperlukan. Perkembangan Arsitektur dan sipil Pengelolaan dan pengendalian keuangan Pengalaman dan penelitian usaha. Sumber dan data yang dapat dipercaya. Manajemen survai pemetaan. Perkembangan pariwisata Perkembangan paket-paket wisata Administrasi dan pembukuan. Perawatan peralatan produksi. Perkembangan teknologi Akuntansi dan auditing. Studi kelayakan. Informasi harga, promosi, dan distribusi. Adapun urutan prioritas tindakan dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. a. Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi tersedia. b. Mencari informasi tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan wirausaha, tetapi tidak tersedia. c. Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi belum tersedia. d. Mencari informasi yang dibutuhkan, tetapi tak dikehendaki dan belum tersedia. e. Mencari informasi yang dibutuhkan dan tersedia walaupun tak dikehendaki. Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para Wirausaha, antara lain meliputi informasi mengenai konsumen, permintaan dan penawaran, pesaingan, advertensi, produk saingan, pengembangan produk, desain, dan prilaku konsumen. Sumber-sumber bisnis yang dikumpulkan dan diperlukan, persyaratannya yaitu. a. data-datanya yang dipercaya; b. data-datanya harus lengkap; c. data-datanya masih berlaku; d. data-datanya dapat dipergunakan.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 12

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Mencari dan mengumpulkan informasi relatif mudah apabila para Wirausaha cerdas, cekatan, terampil, berpengalaman, dan pandai berkomunikasi dan tidak mudah putus asa serta cepat tidak puas diri. Kelancaran di dalam berkomunikasi ditentukan oleh keterampilan pada ketepatan cara mengekspresikan diri. Kunci keberhasilan berwirausaha, terletak dalam memperoleh dan mengelola informasi dan bukan terletak pada banyaknya informasi. Keberhasilan wirausaha yang berhubungan dengan informasi dalam bisnisnya, diantaranya: a. Harapan masa depan bisnis. b. Sistem nilai para Wirausaha. c. Pengalaman Wirausaha dalam bisnis. d. Kekuatan dan kelemahan bisnis. e. Sikap dan perilaku konsumen. f. Daya beli konsumen. g. Motivasi konsumen h. Realitas bisnis. i. Peluang bisnis. j. Hambatan dan rintangan bisnis. k. Pesaing l. Pelayanan. m. Risiko kebutuhan konsumen n. Perubahan selera konsumen. o. Kebijakan pemerintahan. 3. Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan Wirausaha Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan Wirausaha dalam rangka menunjang kebijakan bisnis adalah sebagai berikut. a. Hasil penelitian pasar b. Kondisi ekonomi (daya beli masyarakat) c. Kedudukan perusahaan di pasar. d. Kondisi Sumberdaya Manusia e. Bagian keuangan. f. Pembeli, konsumen, dan distributor. g. Para pesaing. h. Wilayah niaga. i. Media massa. j. Manager produksi, antara lain mengenai: 1) Bahan baku. 6) Model produk. 2) Tenaga kerja 7) Jenis dan ukuran produk. 3) Transfortasi 8) Warna dan merk produk. 4) Kualitas produk. 9) Manfaat dan bungkus produk. 5) Desain produk. 10)Harga produk. k. Pemerintah dan peraturannya. l. Hukum Dengan perkataan lain, sumber-sumber informasi tersebut dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, sebagai berikut. a. Sumber informasi data primer Sumber infomasi data primer, diantaranya: 1) Hasil riset 2) Konsumen sendiri. 3) Pedagang perantara. 4) Para penjual sendiri.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 13

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

b. Sumber informasi data sekunder Sumber informasi data sekunder, diantaranya: 1) Hasil-hasil penelitian 2) Jurnal-jurnal 3) Perusahaan lain dalam kelompok sejenis. 4) Pemerintah. 5) Perusahaan pendukung.

6) Biro Pusat statistik. 7) Asosiasi profesi. 8) KADIN. 9) Media Massa (Majalah, Koran, Tabloid). 10)Televisi

4. Manfaat sumber-sumber informasi usaha Pemanfaatan teknologi informasi, akan mengarahkan perusahaan pada cara kerja perusahaan, perluasan kompetisi, pemasaran, penjualan, distribusi, promosi, dan lainlainnya. Adanya teknologi informasi akan menyebabkan orang-orang dengan cepat mengetahui berita dan dengan cepat pula dapat mengirim berita. Pemakaian teknologi informasi banyak menimbulkan perubahan pada berbagai segi kegiatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka memajukan dan membesarkan usaha atau bisnis, peran teknologi informasi harus dioptimalkan penggunaannya. Informasi semakin sedikit yang relevan. Orang-orang politik bilang informasi adalah kekuasaan. Sementara orang-orang bisnis bilang untuk mengetahui masa depan bisnis. Untuk itu kuasailah dan cari sebanyak-banyaknya informasi. ? Keberhasilan wirausaha dalam mengelola informasi, bukan terletak pada banyaknya informasi yang ia miliki, melainkan pada relevansinya. Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para Wirausaha akan mengetahui bahwa informasi itu sangat penting untuk bahan masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam bisnis. Zaman sekarang dikenal abad informasi, yang mana kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan sumber informasi merupakan aktiva yang terbesar. Orang-orang politik bilang: Siapa yang memiliki informasi paling banyak, dialah yang paling berkuasa. Sementara orang-orang bisnis mengatakan:Untuk dapat mengelola bisnis dengan baik, pasarkan sesuatu untuk masa depan; untuk mengetahui masa depan, kuasailah sebanyak-banyaknya informasi Dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi, para Wirausaha akan melaksanakan perubahan atau perbaikan hal-hal berikut. a. Perluasan kompetisi bisnis. b. Pembuatan produk c. Pemasaran dan penjualan produk. d. Ketenagakerjaan. e. Cara mengelola bisnis. f. Memilih produk. Dari penjelasan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sumbersumber informasi, maka para Wirausaha akan dapat: a. Memilih dan membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah. b. Memilih dan membuat produk yang bermutu laku dijual, dan harga bersaing. c. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan. d. Memilih dan membuat desain baru atau kombinasi. e. Memilih dan membuat produk yang lebih baik dengan harga relatif murah. Sebelum memutuskan membuat suatu produk perlu mempertimbangkan banyak faktor, salah satunya faktor pasar.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 14

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

c. Rangkuman Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan engumpulkan data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis. Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha, akan menjadi bekal di dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang Wirausaha sangat membutuhkan sumber-sumber informasi bisnis yang engkap dan akurat. Di samping harus lengkap, sumber-sumber informasi itu juga harus dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi itu datanya kurang lengkap, maka di dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan, serta saran-saran yang akan dikemukakan emungkinan kurang sempurna. Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-informasi merupakan landasan untuk mengamati bentuk dan usaha atau bisnis pada masa mendatang. Bab III PENUTUP Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilakukewirausahaan yang harus dimiliki berkaitan dengan pemahamanterhadap masalah, merumuskan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat dan benar. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan bagaimana merumuskan masalah dengan tepat dan benar dan membuat keputusannya dengan tepat dan hasil yang optimal. Untuk itu, pengenalan siswa SMK mengembangkan dan mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan diri untuk berani mengumpulkan masalah, identifkasi masalah dan mampu memecahkannya adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilanketerampilan yang dimiliki. Akhirnya mampu mengembangkan diri mencari sumber-sumber informasi yang baik dalam menetapkan keputusan yang tepat. Oleh karena itu Sekali keputusan ditetapkan anda hendaknya jangan ragu menerapkannya. Orang menghormati mereka yang berorientasikan tindakan dan bersedia membela keputusan yang telah ditetapkan. Hal ini ditandai dengan memahami karakterisitik bagaimana merumuskan masalah dan membuat keputusan bagi wirausaha dan kemampuan menerapkan sikap dan perilaku kewirausahaan. Pada modul ini siswa diharapkan mampu memahami materi dengan baik. Apabila masih mengalami kesulitan memahami modul ini, Anda diharapkan membaca kemabali modul ini dan minta bantuan dengan guru/ pembimbing serta diskusikan dengan teman, ahli dan guru. Mengambil Risiko dalam Rasionalitas yang, katanya, Irasional Lewat Teknik dan Ilmu sebagai Ideologi, Jurgen Habermas (1990) mengusulkan suatu gagasan pencerahan atas kegagalan usaha Weber dan Marcuse menterjemahkan rasionalitas, yang melahirkan ilmu dan teknik dalam masyarakat modern (h. 57). Habermas menilai Marcuse hanya mandeg pada analisis bahwa ilmu dan teknik sebagai buah dari rasionalitas ternyata telah menjadi ideologi baru bagi para pengguna rasionalitas. Kesimpulan ini pulalah yang menjelaskan tentang Marcuse yang ragu-ragu bahkan cenderung mempertanyakan makna di balik merelatifkan rasionalitas ilmu dan teknik sebagai suatu rencana untuk memperbaiki. Keragu-raguan Marcuse dilandasi kekhawatirannya bahwa rasionalitas akan melahirkan irasionalitas. Namun, di balik kritiknya atas Marcuse (dan Weber), sebenarnya Habermas telah melanjutkan proyek Marcuse untuk tidak hanya sekadar menyusun teori baru, namun menyusun metodologi yang secara prinsipil berbeda. Usaha itu diawalinya dengan memisahkan dua bentuk tindakan rasional, yaitu rasional tujuan/instrumental dan rasional komunikatif. Habermas melihat baik Weber dan Marcuse, serta juga para ilmuwan Marxian, lebih melihat modernisasi sebagai suatu konsekuensi dari usaha manusia yang rasional tujuan/instrumen, dan mengabaikan rasionalitas komunikatif sebagai solusi atas paradoks modernitas. Dia pun mengusulkan sebuah usaha rasionalisasi dari bawah yang digerakkan oleh rasionalitas komunikatif sebagai alternatif rasionalisasi dari atas yang selama ini terjadi.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 15

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Pada akhir esainya itu, Habermas mengkritik aksi protes mahasiswa dan pelajar karena, tanpa disadari, telah di-depolitisasi oleh rasionalitas itu sendiri. Habermas ingin menunjukkan bahwa usaha modernisasi bukan semata dapat selesai dengan kerja (gerakan ekonomi-politik), namun bisa dilakukan juga melalui interaksi (komunikasi). Bagi Marcuse, dalam rasionalisasi yang dimaksudkan Weber telah meninggalkan rasionalitas yang sebenarnya. Rasionalisasi kemudian tak lebih dari suatu bentuk tertentu kekuasaan politik terselubung atas nama rasionalitas. Artinya, atas nama kebenaran rasionalitas telah dipolitisasi. Masalahnya, proses ini berjalan tanpa sadar oleh mereka yang katanya rasional itu, dan Habermas ingin membongkar itu semua. II Minggu lalu seorang mahasiswa datang menemui saya. Dia bertanya, Untuk apa saya belajar sosiologi? Sosiologi, yang menurutnya suatu pilihan rasional selepas bangku SMA, namun setelah dipelajarinya ternyata justru mengarah pada suatu gejala-gejala irasionalitas. Dia mengaku, setiap kali membaca buku bukan keyakinan baru yang muncul, melainkan ketidakyakinan bahkan penyangkalan atas gagasan-gagasan yang disampaikan dalam buku tersebut. Bahwa semua itu hanyalah wacana, idealis dan tidak mungkin terwujud. Baginya, wacana-wacana tersebut adalah hal yang irasional. Lalu, jika semua ini adalah irasional, mengapa kita mempelajarinya? Jawaban atas pertanyaan itu dapat dimulai dengan menjawab pertanyaan berikut, apakah sosiologi merupakan sebuah ilmu yang irasional? Jawaban saya, mengikuti usul Habermas tentang dua tindakan rasional, sosiologi akan menjadi sebuah disiplin yang irasional jika sosiologi hanya berhenti pada rasionalitas instrumental saja, dan tidak menyentuh pada masalah rasionalitas komunikatif. Untuk itu, perlulah diulang sejenak tentang konsep kerja dan interaksi menurut Habermas, baru kemudian dikontekstualisasikan pada permasalahan yang diungkapkan oleh mahasiswa tersebut. Kerja atau tindakan bertujuan rasional, merupakan tindakan untuk menyesuaikan diri pada aturanaturan tehnis. Sementara, interaksi atau tindakan komunikatif, merupakan tindakan untuk menyesuaikan diri pada norma-norma yang berlaku wajib (h. 59-60). Kemudian bertanyalah saya, apakah sosiologi akan digunakan sebagai sarana menyesuaikan diri dengan aturan-aturan teknis? Ataukah sosiologi juga akan digunakan untuk saling memahami antar-elemen dalam masyarakat? Kesadaran akan irasionalitas mempelajari sosiologi akan dengan mudah muncul ketika pemelajar sosiologi hanya menempatkan ilmu itu sebagai sebuah sarana untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan teknis. Padahal sosiologi bukanlah ilmu teknik yang memang berhenti pada pencapaian tujuan rasional instrumental, atau penciptaan dan penggunaan instrumen-instrumen yang dipercaya bakal mengatasi segala masalah masyarakat. Menggunakan kerangka pikir Habermas, sosiologi juga berguna untuk memahami masyarakat. Sosiologi bukanlah semata sebuah ilmu yang bisa digunakan sebagai modal untuk mencari kerja, menghasilkan uang semata, namun yang tak kalah pentingnya dan sering dilupakan sosiologi sebagai ilmu untuk semakin memahami masyarakat, membangun kepercayaan antar-individu sebagai modal bagi berkembangnya masyarakat. Di sinilah, menjadi jelas mengapa Habermas kemudian menggolongkan sosiologi pada rumpun ilmu tindakan-emansipatoris. Bagi Habermas, sosiologi merupakan ilmu emansipatoris, yaitu bertujuan memberdayakan masyarakat, yang menjadikan masyarakat sebagai subjek yang aktif sebagai penggerak utama perubahan, atau yang disebut Habermas sebagai rasionalisasi dari bawah. Jadi, kembali pada pertanyaan mahasiswa tadi, Untuk apa saya belajar sosiologi?, secara eksplisit sudah dijawab Habermas dalam Teknik dan Ilmu sebagai Ideologi. Hanya saja, masih sedikit mahasiswa sosiologi yang menyadari kepentingan dari ilmu yang dipelajarinya itu. Sementara masih banyak yang memperlakukan masyarakat sebagai objek yang hanya pasif menerima seperangkat instrumen yang diciptakan secara rasional oleh para ahli sebagai landasan dasar dan arah perubahan (rasionalisasi dari atas). III Atas dasar review artikel Teknik dan Ilmu sebagai Ideologi, serta pembahasannya tersebut, saya ingin melontarkan suatu pertanyaan yang sama seperti dilontarkan mahasiswa kepada saya satu minggu yang lalu untuk kita diskusikan pada hari ini, yaitu Untuk apa saya belajar sosiologi? Bagi saya, akan sangat irasional bagi kita mendiskusikan dimensi sosial teknologi saat kita tidak yakin bahwa yang kita pelajari, sosiologi, adalah rasional.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 16

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI IV MEMBANGUN JIWA DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN Saya tidak mencari pekerja atau karyawan, tetapi saya mencari partner yang mau membangun usaha ini bersama saya. Demikian diungkapkan oleh Sandi Kusnadi, S.T., MBA, pada saat mengawali usaha kue-kue coklat yang berlokasi pada salah satu konter di kawasan wisata kuda De Ranch, beberapa waktu lalu. Kata-kata itu diucapkan di hadapan seseorang yang awalnya memang sangat berminat bekerja karena tuntutan kehidupan, bukan untuk bekerjasama. Cara pandangnya segera berubah saat Sandi mengatakan bahwa meskipun demikian, ia masih tetap akan dihargai berdasarkan prestasi yang ditunjukkan pada saat mengawali usaha yang digelutinya. Calon mitra usaha itu kemudian merasa lega, karena tidak seperti yang diduga sebelumnya, kalau ia harus mengeluarkan modal. Padahal tidak demikian. Modal yang perlu dikeluarkannya cukup hanya dengan tenaga dan waktu, yang akan dibarter dengan penghargaan yang dinilai dengan uang. Saya teringat akan kisah Willard Walker, manajer pertama dari Waltons Five and Dime, Fayetteville, salah satu toko awal dari grup raksasa Wal-Mart yang didirikan oleh raksasa ritel Amerika, Sam Walton. Willard menceritakan bahwa ketika pertama kali bertemu dengan Sam Walton ketika Sam dan kakak iparnya, Nick Robson, berkunjung ke toko TG & Y Dime Store yang dikelola Willard di Tulsa. Ia bercakap dengan saya selama satu jam, menanyakan banyak hal, dan pergi, dan saya tak mengingatnya lagi. Kemudian ia menelpon dan menawarkan pekerjaan sebagai manajer toko di Fayetteville yang baru dibukanya. Saya harus pindah ke sana, bekerja setengah hari tanpa bayaran sampai toko dibuka, dan tidur di gudang. Ia menjanjikan bagian dari keuntungan, dan hal ini menarik bagi saya. Ketika saya mengundurkan diri dari TG&Y, vice preseidentnya berujar, Ingat Willard, persentase dari nol adalah nol. Tapi saya tetap bergabung dengan Sam, yang setiap hari bekerja di sana sampai kami semua pulang. Ia menyingsingkan lengan baju dan bekerja tiap hari sampai toko itu berhasil dibangun dari nol, pengakuan Willard. Selanjutnya Willard mengatakan, Kemudian setelah ada banyak Wal-Mart dan kami go public, saya meminjam banyak sekali uang untuk membeli sahamnya, Bud dan Sam sedang mengunjungi toko suatu hari, dan ketika melihat saya, Bud berkata, Willard, mudah-mudahan perhitunganmu tidak meleset. Ia mengatakan bahwa saya memercayai perusahaan ini lebih dari dia sendiri. Saya yakin perusahaan ini akan berhasil. Falsafahnya masuk akal, dan Anda mau tak mau akan memercayai Sam. Ada catatan mendasar yang menjadi kunci keberhasilan dalam mengawali wirausaha. Itu adalah kualitas manusia sebagai sumber daya. Bahkan tidak hanya menjadi sumber daya, tetapi sekaligus juga sumber dana. Jika hal ini dikaitkan dengan gelaran CAFTA yang banyak mengundang opini pro dan kontra, pertanyaan mendasar yang segera terdengar, siapkah masyarakat Indonesia menyambut pasar bebas CAFTA ini? Siapkah sumber daya manusia negeri ini diadu dengan negara lain? "Jika sikap dan kesiapan Indonesia tetap begini-begini saja, saya yakin Indonesia akan kalah bersaing. SDM Indonesia harus siap berubah. Dalam sebuah organisasi, manusia Indonesia harus menjadi aktor, bukan sekedar faktor pelengkap keberhasilan sebuah industri," ujar Dra. Tanti Syachroni, Direktur HRD & GA PT. PISMA Group Surabaya dalam Kuliah Umum "Penyiapan SDM Industri Manufaktur: Peluang dan Tantangan Era CAFTA" di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (TK FTI UII), beberapa waktu lalu. Perusahaan industri Indonesia sudah seharusnya menjadikan manusia atau pegawai mereka sebagai partner strategis perusahaan. "Kita harus bisa mendapatkan, menempatkan, dan mengembangkan SDM yang berkompetensi tinggi. Kompetensi yang saya maksudkan ini terdiri dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude)," tutur Tanti memberikan ungkapan yang sesuai dengan bidang yang ia geluti saat ini. Dunia pendidikan Indonesia, menurutnya, masih kurang komplit dalam membekali mahasiswa. Pasalnya, perguruan tinggi saat ini membekali mahasiswanya hanya dari sisi pengetahuan dan skill saja. Itu pun umumnya lebih menitikberatkan pada hard skill atau keterampilan teknikal saja. "Padahal, ada satu faktor lagi yang tak kalah penting, yaitu sikap atau attitude.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 17

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Di perguruan tinggi Indonesia, untuk keterampilan personal atau sikap, justru harus digali sendiri oleh mahasiswanya. Akhirnya, ini hanya menjadi beban perusahaan untuk melengkapi dan mengembangkan mereka ketika diterima bekerja. Inilah yang harus dipikirkan dengan seksama oleh para pengelola perguruan tinggi kita," ujar Tanti yang masih tercatat sebagai mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Narotama Surabaya. Keunggulan kompetensi manusia Indonesia ini sering diungkap oleh berbagai media maupun para pakar. Yang justru diperlukan dalam menghadapi pasar bebas ini, bukan hanya tenaga-tenaga yang hanya sekedar menjadi partner usaha atau karyawan/pegawai, tetapi yang benar-benar mampu terjun ke bidang wirausaha, menggeluti dan menekuninya sampai berhasil. Jiwa dan semangat wirausaha itu yang perlu ditumbuhkan di kalangan generasi muda kita, sehingga mereka tidak menciptakan ketergantungan pada pihak lain, tetapi sebaliknya menciptakan kemandirian, baik sebagai individu maupun bangsa. Oleh karena itulah, kini muncul berbagai macam lembaga pendidikan maupun pelatihan yang bertujuan menumbuhkembangkan jiwa dan semngat kewirausahaan itu. Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah sebuah faktor kunci yang hilang, kata Dr.Ir. Ciputra, pendiri Universitas Ciputra. Dalam buku Quantum Leap, Bagaimana Entrepreneurship Dapat Mengubah Masa Depan Anda dan Masa Depan Bangsa; ia memberikan jawaban bagaimana entrepreneurship sebagai faktor kunci bisa kembali diraih dan digunakan oleh seseorang maupun sebuah bangsa untuk membuka pintu keluar dari masalah pengangguran dan kemiskinan. Bahkan bisa digunakan untuk membangun kesejahteraan. Dalam berbagai cara sosialisasi, baik melalui kuliah langsung maupun pelatihan-pelatihan dan seminar, Ciputra mengajukan 7 macam pertanyaan mendasar untuk membangun dan memicu jiwa kewirausahaan. Pertanyaan-pertanyaan itu perlu direnungkan dan terus menerus dicari digali untuk mendapatkan jawaban bagi masingmasing entrepreneur muda. 1. Apakah anda berhasrat besar menjadi seorang entrepreneur? Anda dapat memberikan pernyataan-pernyataan utuk dapat meyakinkan orang lain bahwa Anda benar-benar memiiki hasrat besar untu menjadi wirausahawan. 2. Apakah anda melihatkesempatan besar untuk melayani pasar? Apakah kita melihat sebuah peluang besar yang belum dilakukan orang lain...? 3. Apakah anda punya produk inovatif yang sulit ditolak oleh prospek anda? Apa kuda Troya Anda? 4. Apakah anda mampu memenangkan persaingan secara efektif? Jadilah yang lebih baik bukan hanya di barisan belakang. Jika Anda tidak dapat menjadi lebih baik, ciptakan perbedaan. 5. Apakah Anda bisa menghasilkan produk dan memasarkannya dengan cara yang paling efisien? Sebagian kecil orang membeli karena mahal. Sebagian besar orang membeli karena murah. 6. Apakah Anda tahu cara mendanai ide usaha baru Anda dengan biaya termurah, resiko terendah & hasil yang terbaik? Misalnya dengan: modal sendiri, mitra, bank, modal ventura, atau mencicil? 7. Apakah anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, berani menanggung resiko gagal dan rugi? Perlu juga disiapkan mentalitas, bahwa sukses dan gagal memiliki nilai yang sama. Nah, 7 pertanyaan itu kita manfaatkan sebagai pelajaran untuk mengembangkan jiwa dan semangat entrepreneurship yang secara terus menerus perlu kita tumbuhkan, kita kembangkan, kita pupuk, kita sirami, sampai pada akhirnya bertumbuh, berkembang, berbuah berlimpah-limpah.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 18

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

A. Memahami Semangat Wirausaha 1. Tujuan Peserta dapat Memahami faktor-faktor yang menyebabkan seseorang bersemangat untuk Wirausaha. 2. Uraian Materi Semangat dapat diartikan sebagai ruh kehidupan yang menjiwai segala makluk, baik yang hidup maupun yang mati. Menurut kepercayaan orang dahulu semangat itu dapat memberi kekuatan. Demikian halnya semangat wirausaha adalah merupakan jiwa wirausaha yang merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar kegiatan wirausaha sukses sesuai dengan visi yang ditetapkan. Menurut pengertian kata semangat wirausaha bahwa lahirnya semangat pada diri seseorang dimungkinkan adanya faktor dari dalam diri seseorang yang merupakan dorongan jiwa untuk melakukan kegiatan dan faktor dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi untuk melakukan kegiatan. Percaya Diri Percaya diri merupakan salah satu bentuk sikap yang dapat mempengaruhi semangat seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Jika seseorang Merasa mampu menyelesaikan apapun yang ingin dilakukan, maka yang ada pada pikirannya dan diucapkan - "SAYA BISA" Sebagian dari kita mengenal orang-orang yang memperlihatkan sikap kurang percaya diri. Mereka tampak takut untuk mencoba pekerjaan yang sulit, dan akan menghindari atau jika mungkin tidak mau mengerjakan pekerjaan tersebut. Mereka memberi alasan yang bermacam-macam kepada teman maupun diri mereka sendiri. Mereka sering "menundanunda" pekerjaan. Mereka kadang-kadang malu dan segan karena mereka merasa orang lain lebih mampu dari mereka. Mereka merasa tidak sebaik orang lain. Orang yang kurang percaya diri, pertamatama harus berusaha untuk mempercayai diri sendiri bahwa ada beberapa hal yang dapat ia lakukan dengan baik. Dia harus melakukan pekerjaannya dengan keyakinan bahwa ia akan meraih sukses. Jika ia gagal dan patah semangat, ia tidak boleh menyerah. Ia harus mencoba menyelesaikan setiap tugas dengan berhasil, tanpa memandang seberapa kecil atau mudahnya tugas tersebut. Keberhasilan mengerjakan hal yang kecil akan menimbulkan keberanian untuk mencoba hal yang lebih sulit. Anak laki-laki atau perempuan yang ingin memanfaatkan pelatihan secara optimal akan mengambil setiap kesempatan untuk mengembangkan rasa percaya diri. Setiap lembar kerja atau tugas membaca yang diberikan guru adalah kesempatan untuk melakukannya. Setiap kali pelajaran diberikan dengan baik, diselesaikan dengan balk dan secara tepat waktu, akan menumbuhkan rasa percaya diri. Pelajar yang menyampaikan pidato dengan baik atau menulis karya yang baik adalah mereka yang tengah membangun rasa percaya diri. Demikian pula halnya dengan pelajar yang bekerja secara jujur, dan pelajar yang memainkan peran aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah atau membantu tugas di rumah. Demikian halnya untuk berpikir tentang memulai sebuah bisnis di masa mendatang adalah langkah pertama, karena ada banyak langkah lain sebelum seorang wirausaha dapat dikatakan benar-benar sukses. Belajar tidak bersifat statis karena sifat dinamis dari dunia dimana kita tinggal dan mengadakan bisnis. Di atas semuanya, kita harus mengembangkan filsafat usaha yang sangat jelas dan dapat berfungsi sebagai motivator Kita dan menjaga Kita agar tetap di jalur yang tepat. Keberhasilan dan kegagalan menjadi seorang wirausaha tergantung pada diri Kita sendiri sedangkan orang lain hanya dapat mendukung keputusan Kita. Yang terpenting adalah tindakan ini adalah tindakan Kita sendiri dan bukan tindakan orang lain. Adalah juga penting untuk memiliki target dan harapan yang pasti sehingga akan mendorong Kita mengikuti dunia kewirausahaan. Menyadari atau menerima kegagalan kadang-kadang tak dapat dielakkan dan ada beberapa pelajaran penting yang dapat dipelajari dari setiap kegagalan.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 19

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Melalui usaha keras Kita akan meraih apa yang Kita inginkan. Memiliki perilaku yang positif dan mental yang baik tentang kehidupan akan membantu Kita agar tidak bingung atau berkecil hati, karena bahkan aspek negatif yang kadang-kadang Kita hadapi, dalam banyak hal, juga akan memberikan aspek yang positif. Perlu juga diingat bahwa kesempurnaan adalah hal yang ideal, jadi Kita tidak harus merealisasikannya. Bekerjalah untuk mencapai hasil-hasil yang menyenangkan diri Kita dan orang lain, sehingga dalam melakukannya Kita akan terhindar dari perasaan frustasi yang berlebihan. Buatlah agar semua usaha Kita bermakna dan tafsirkan usaha-usaha ini dalam konteks bagaimana usaha-usaha ini dapat meningkatkan keinginan Kita untuk berwirausaha. Melalui sistem pendekatan ini, Kita diharapkan dapat menikmati semua aspek kegiatan Kita sehari-hari. Motivasi diri Motivasi adalah dorongan tindakan seseorang untuk mengeluarkan ide dan melakukannya (lihat modul 1). Semakin kuat motivasi seseorang maka semakin kuat pula untuk melakukan ide dan hal ini dapat dikatakan sebagai semangat melakukan tindakan. Untuk menumbuhkan motivasi diri, pemicunya adalah visualisasi akan bisnis masa depan, tanggung jawab akan pelaksanaan bisnis yang dijalani, kondisi usaha terasa nyaman dan disukai, rajin dan ulet dalam menjalaninya. Sifat Kreatif Dan Inovatif Kreatif adalah melibatkan upaya untuk tidak malu dengan ide-idenya sendiri. Sementara inovatif adalah sifat seseorang untuk selalu mengembangkan inovasi. (Lihat modul 1). Cermatilah setiap peluang yang ada di sekitar kita serta sejauh mana kita dapat memasuki peluang tersebut. Dari mulai mencari bahan baku hingga memasarkan produk kita langsung pada pemakai. Misalkan di manakah kita bisa mendapatkan bahan baku yang termurah namun kualitas baik selain pada tempat yang selama ini kita beli. Atau bisa kita memasarkan langsung kepada pemakai sehingga dapat mengurangi biaya dan sebagainya. Kualitas Dan Mutu Produk Dalam banyak hal seseorang dalam membeli lebih mementingkan kualitas atau mutu sebuah produk di bandingkan harga (price). Ketika Kita dapat menjaga dengan konsisten mutu sebuah produk maka Kita telah memposisikan diri pada kepercayaan mendapatkan barang yang berkualitas. Profesioanallah Dalam Pencatatan Sering kali kelemahan seseorang dalam berwirausaha adalah menggampangkan sisi administrasi dan pencatatan. Terkadang barang yang keluar tidak sesuai dengan uang yang diterima alias merugi yang ujung-ujungnya usaha menjadi gulung tikar. Profesioanallah dalam pencatatan. Buatlah secara detail setiap transaksi uang atau barang yang masuk dan keluar. Memupuk Semangat Berwirausaha Dalam mengembangkan usaha perlu adanya semangat yang terus menerus harus dipupuk. Terlebih lagi bagi mereka yang baru memulai untuk berwirausasha sangat labil karena adanya pengaruh dari kanan kiri akan bisa mendorong atau menghambat untuk menjalankan usaha.

Dalam kehidupan ada tiga kelompok orang yang dimungkinkan bisa mendorong atau menghambat untuk menjalankan usaha. Kelompok orang terdekat Orang terdekat adalah istri/suami, anak, mertua, atau keluarga yang tinggal satu rumah. Kita bertemu orang-orang ini ketika kita pulang ke tempat tinggal kita, dalam kondisi santai dan sedang dalam beristirahat. Kelompok orang-orang ini akan mungkin mendorong atauBy. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 20

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

menghambat pemikiran untuk mengembangkan usaha. Sering terjadi bahwa kelompok orangorang ini adalah menghambat pemikiran untuk mengembangkan usaha pada saat memulai usaha. Sesungguhnya adalah kekawatiran kelompok orang terdekat karena belum adanya kepastian. Keamanan dipastikan ada bagi seorang pekerja dibanding sebagai seorang pengusaha. Oleh karenanya kita harus bisa meyakinkan dan mendapatkan dukungan dari orangorang terdekat. Sehingga hampir bisa dipastikan akan (atau sudah) menjadi wirausaha yang sukses apabila dikelilingi oleh orang-orang terdekat yang mendukung visi dan misi kita, serta selalu mensupport dan menghibur kita apabila kita gagal dalam bisnis kita. Kelompok orang yang ketemu secara rutinitas Adalah orang-orang yang akan ketemu secara rutinitas disiang hari, ketika kita bekerja ataupun beraktivitas. Ini bisa berisi rekan kerja, pimpinan, sekretaris ataupun karyawan kita jika kita berstatus sebagai pengusaha. Tidak perlu terlalu pusing memikirkan bagaimana harus meyakinkan mereka. Boleh-boleh saja untuk berbicara panjang lebar mengenai visi besar kita sebagai seorang wirausaha, tapi jangan sampai terlalu banyak membuang-buang waktu disini. Kalau mereka tidak terlalu mendukung kita atau sekedar tidak peduli, janganlah terlalu dipikirkan. Kelompok orang yang ketemu disela-sela waktu Adalah orang-orang yang bisa kita temui di sela-sela aktifitas kita. Ini bisa berarti teman main golf kita, kolega bisnis, ataupun bahkan pengarang yang bukunya selalu kita baca. Kita bertemu orang-orang ini dengan waktu yang lebih sedikit, tapi pengaruhnya ke mindset kita lebih tinggi. disinilah kita bisa dengan bebas menentukan siapa saja orang-orang yang masuk kesini. Kita bisa memilih dengan siapa kita pergi tiap akhir pekan, siapa yang kita undang untuk pergi mengail ikan, ataupun siapa yang menjadi partner main bulu tangkis kita, dan kita bisa memilih untuk baca buku apa diwaktu luang kita. Buanglah yang tidak perlu. Pilihlah orang-orang yang akan mendukung visi dan misi kita sebagai pengusaha. Berkumpullah dengan para pengusaha juga. Ikutlah pertemuan antar pengusaha. Jika kita melihat atau mendengar para pengusaha mengadakan acara, datanglah kesana. Jalinlah relasi bisnis dengan kolega yang akan mendukung usaha kita. Minimalkan, atau bahkan buanglah orang-orang yang akan menghambat ataupun berpotensi untuk tidak mendukung jiwa wirausaha kita. Ingat, bersama kelompok ini kuantitas waktu bertemu kita hanya sedikit, tapi justru pengaruhnya besar untuk kita. Ingat, hambatan mental oleh ketiga kelompok ini terjadi sangat besar hanya ketika di awal kita banting stir jadi seorang pengusaha. Yakinlah, ketika kita sudah bisa menunjukkan bagaimana ide kita bisa membuahkan hasil, seluruh semesta akan mendukung kita. - Percayalah, bahwa kita sudah mengalaminya. - Yakinkanlah orang-orang pada kelompok orang-orang terdekat kita untuk selalu mendukung kita. - Janganlah terlalu banyak membuang waktu dan energi untuk memikirkan apa pendapat kelompok orang yang ketemu secara rutinitas kita, apalagi untuk mengubahnya. - Pilihlah orang-orang yang ketemu disela-sela waktu, hanya untuk yang mendukung kita. Dengan cara begini, akan lebih efektif dan efisien untuk memupuk jiwa dan semangat wirausaha kita.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 21

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Semangat merupakan kekuatan yang mampu mendorong diri seseorang untuk melakkan sesuatu hingga mencapai kesuksesan. Semangat wirausaha adalah merupakan jiwa wirausaha yang merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar kegiatan wirausaha sukses sesuai dengan visi wirausaha. Semangat wirausaha ditentukan oleh: - Faktor dari dalam diri seseorang yang merupakan dorongan jiwa untuk melakukan kegiatan. - Faktor dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi untuk melakukan kegiatan. Beberapa hal yang berpengaruh dan dapat menimbulkan semangat wirausaha adalah: - Percaya diri - Motivasi - Kreatifitas dan Inovatif - Kualitas produk Pencatatan yang baik dan rapi Mungkin setiap individu memiliki semangat yang berbeda untuk melakukan setiap kegiatan. Hal ini dimungkinkan adanya tiga kelompok lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perbedaan tersbut. Tiga kelompok tersebut adalah: - Kelompok orang terdekat - Kelompok orang yang ketemu secara rutinitas - Kelompok orang yang ketemu disela-sela waktu Dengan demikian kita bisa memilih dan mempengaruhi, siapa yang bisa menimbulkan semangat untuk melakukan kegiatan kita dalam berwirausaha. Menurut Robert Tiosaki bahwa kelompok bekerja untuk mendapatkan uang itu ada dua kelompok besar yang disebutnya kuadran kiri dan kanan. Kuadran kiri adalah kelompok orang orang yang bekerja dibayar oleh pihak lain. Kelompok orang orang ini memilih karena keamanan atau resiko yang ditanggungnya adalah kecil. Kuadran kanan adalah kelompok orang-orang yang ingin kebebasan dan tidak mau diatur oleh orang lain. Kelompok ini adalah mereka yang menjalankan bisnis atau infestor. Pak Ahmad adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan tepung terkenal didaerahnya, ingin merubah pola hidupnya untuk menjadi wirausaha. Padahal pendapatan atau gajih yang diperoleh secara rutin setiap bulan adalah sudah mencapai 5 juta rupiah. Dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh selama bekerja diperusahaan pak Ahmad bertekat merubah pola hidup ini untuk kebebasan tidak tergantung perusahaan. Pada awal usaha pak Ahmad selalu berfikir apakah bisa merubah pola hidup dari seorang pekerja menjadi wirausaha sukses. Berkaitan dengan semangat wirausaha, apa yang harus dipikirkan, dilakukan, dan dikembangkan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan keluarga, teman sekerja, dan teman yang ketemunya secara berkala atau hanya sewaktu-waktu?

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 22

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI V MEMAHAMI KOMITMEN TINGGI BAGI DIRINYA DAN ORANG LAIN A. Faktor Faktor Komtmen Tinggi Dalam waktu yang terbatas, kita harus menghasilkan sesuatu dan dalam waktu yang pendek itu juga kita akan menerima kerugian. Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati dan memenuh janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil. Menunjukkan komitmen tinggi, bukan semata mata membuat ide, melainkan terkait adanya factor-faktor pendudkung yang betul-betul memanfaatkan komitmen tingg. Faktor factor tersebut antara lain : a. Konsisten, tegas dan fair b. Mercusuar c. Konsentrasi pada manusia B. Menerapkan Prilaku Tepat Waktu Dalam waktu yang sangat pendek kita akan menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk maju / mendapatkan suatu keberhasilan. a. Tepat waktu merupakan organisas b. Tepat waktu merupakan kekuasaan c. Tepat waktu merupakan nila uang d. Tepat waktu merupakan ukuran Mereka yang dapat mengatur dan menggunakan waktu adalah mereka yang berhasil dlam berwirausha. Apa yang dapat kita kerjakan semalam harus kita lakukan sekarang dan jangan di tunggu sampi hari esok. Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat ditabung, semakin sore sungguh semakin kehilangan waktu, uang dapat dicari dan diperoleh kembali, tetapi waktu berlalu terus dan tidak dapat kembal lagi. C. Menerapkan Prilaku Tepat Janji Modal utama bagi para siswa di sekolah, yaitu kalau berkata harus jujur dan kalau berjanji dengan teman-teman harus di tepati, tepat janji merupakan sfat yang perlu di miliki oleh setiap siswa di sekolah karena sifat ini akan mendapat rasa keperccayaan. Ciri-ciri kepribadian seorang siswa sebagai calon wira usaha yaitu : a. Bermoral tinggi dalam menepati janji b. Bersikap mental tinggi dalam menempati janji c. Terampil di dalam belajar dalam berusaha. Penerapan tepat janji, pada siswa di lingkungan sekolah sebagai berikut : a. Para siswa di biasakan sehari-harinya untuk menggunakan tepat janji. b. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar. c. Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya menepati janji. D. Penampilan Jika di fokuskan kepada orangnya maka seorang wirausaha dimana saja dia berada, haruslah dapat menunjukan penampilan yang baik, sopan santun, mempunyai tata karma, mempunyai kejujuran dengan tujuan agar disenangi, dipercaya dan dsenangi. Di dalam penampilannya seorang wirausaha, diharapkan : a. Bermoral / berakhlaq baik dan jujur b. Melaksanakan tata karma yang baik c. Melaksanakan sopan santun d. Memberi contoh suri teladan yang baik e. Tolong menolong dengan sesama anggota masyarakatBy. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 23

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

f. Tenggang rasa dengan sesama anggota masyarakat g. Melaksanakan norma-norma anggota masyrakat h. Hormat menghormati sesama anggoata masyarakat i. Berbusana yang sopan j. Berbicara yang baik Jika dii fokuskan pada mutu produknya, seorang wrausaha harus dapat menampilkan hasilnya dengan suatu gatra dan usaha usaha untuk menentukan sejenis produk yang sesuai dengan keinginan para konsumen. Penampilan produk diharapkan dan dihadapkan pada 3 pilihan, yaitu : produk dan pelayanannya harus dapat menampilkan, dapat menciptakan suasana bisnis yang mennyenangkan. Seorang wira usaha yang baik selalu berserah diri dan tawakal kepada Allah, niscaya dalam usahanya akan berhasil. Menampilkan produk juga dapat dipengaruhi oleh warnanya, mereknya dan bungkusnya. Didalam dunia usaha, penampilan bungkus produk turut ambil bagan untuk menentukan keberhasilan perusahaan. Sekarang penampilan bungkus produk merupakan alat yang sangat ampuh untuk meningkatkan omzet penjualan. Semua kesulitan dan gangguan itu kita kembalikan kepada kekuasaan tuhan, karena semuanya di anggap bareal dari tuhan juga. Untuk mengatasi bermacam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lan dengan memelhara pendirian bahwa kita harus sukses harus maju untuk mencapai tujuan. Rajin, tekun, ulet, dan tabah belajar meskipun menghadapi cobaan dan godaan demi kesuksesan dalam berwira usaha. Akan tetapi, tentu saja keuletan itu harus di tunjang oleh perjuangan, pengorban dan kepercayaan kepada diri sendri. E. Disiplin Disiplin berasal dari bahasa inggris disciple yang col pengkut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan kataan pada aturan. Displin itu merupakan suatu karakter yang bersifat perseorangan dan datang dari diri sendiri. Disiplin terhadap diri sendiri tidak mungkin dimiliki hanya dengan cara memnta dan pelaksanaannya tdak begitu mudah. Disiplin terhadap diri sendiri merupakan hasil dari kemauan dan memerlukan waktu yang cukup lama. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tdak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang sulit. Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu : 1. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental. 2. Menguasai keadaan penghdupan. 3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan dan nasib buruk. 4. Membentuk pola pikir logis. 5. Mengamankan dari perasaan takut. 6. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan 7. Mengembangkan kebasaan melalu rencana dan tujuan 8. Menentukan keberhasilan dalam memimpin. Penerapan disiplin di lingkungan sekolah. Penerapan disiplin bagi siswa di lingkungan sekolah mempunyai makna mengajak untuk melakukan kebiasaan yang baik berdasarkan kesadaran diri siswa sendiri tanpa adanya paksaan. Adapun konsep dasar penerapn disiplin para siswa di lingkungan sekolah ialah menyiapkan suasana belajar yang menyenangkan, berarti seorang pimpinan di sekolah dapat mengambil suatu tindakan kepada para siswa para guru, para pegawai yang melanggar peraturan disiplin di lngkungan sekolah.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 24

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Konsep-konsep penerapan dsiplin di lingkungan sekolah pada umumnya selalu memperhatkan : a) Peraturan peraturan yang jelas dan tegas, serta sangs-sangsi hukumnya. b) Konsep disipln yang diterapkan phak sekolah harus masuk akal serta dapat d paham semua pihak. c) Peraturan-peraturan yang akan di tentukan phak sekolah harus masuk akal serta dapat di pahami semua pihak d) Konsep disiplin yang dibuat sekolah adalah untuk kepentingan keadilan dan kesejahteraan bersama. e) Konsep disiplin harus berisi bimbingan belajar, pendidkan dan dapat mencptakan klm belajar. f) Konsep disiplin harus dapat memberikan motivasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi. Disiplin merupakan ketaatan dan kesetian di dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 1. Ada bimbingan kepada siswa, guru, pegawai, bagaimana untuk memenuhi ukuran pelaksanaan disiplin. 2. Tata aturan disiplin harus disepakati bersama serta dijalankan secara baik dan konsikuen. Berdasarkan penjelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya disiplin belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipan yang menyenangkan. Meningkatkan prestasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi. Menghargai usaha-usaha secara aktif dan produktif Adanya hormat menghargai semua pihak warga sekolah Suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan Konsep disiplin dapat diterima semua pihak warga sekolah.

Peran aktif siswa dalam meningkatkan tata tertib merupakan jaminan bagi terselenggaranya proses belajar mengajar F. Kerja Sama Para wira usaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain. Pada hakekatnya kekuatan manusia terletak pada kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya Dengan sikap dan sifat demikian, akan terbinalah saling membantu dan saling menolong serta bekerja sama : 1). Dengan keluarga sendiri 2). Dengan orang-orang yang sepropesi 3). Dengan masyarakat 4). Dengan pemerintah Seorang siswa di lingkungan sekolah yang selalu melaksanakan kerja sama, mudah bergaul dan selalu disenangi semua pihak. Ia selalu berperilaku menyenangkan bagi semua orang yang ada di lingkungan sekolah, sehngga akan mudah bekerja sama dalam mencapai tujuan.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 25

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KESIMPULAN PENTINGNYA KOMITMEN TINGGI BAGI SEORANG WIRA USAHAWAN 1. Pentingnya Komitmen Tinggi a. Seorang wira usahawan yang memiliki komitmen tinggi di dalam usahanya, diharapkan : Pantang menyerah terhadap keadaan atau situasi apapun. b. Memiliki semangat dan tahan uji dari sebab tantangan penderitaan, baik lahir maupun batin. c. Memiliki kesabaran dan ketabahan di dalam berusaha d. Selalu bekerja, berjuang dan berkorban. Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki kemerdekaan batin. Kemerdekaan batin itu dtandai oleh adanya kesselarasan antara keinginan dan pandangan dalam diri sendiri. Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi di dalam berwira usaha setidak-tidaknya harus memiliki tujuh kekuatan yang dapat membangun kepribadan, yaitu : a. Keyakinan yang kuat untuk maju di dalam berwira usaha b. Kemauan keras untuk maju di dalam berwira usaha c. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif di dalam berwirausaha d. Ketekunan dan keuletan di dalam berwirausaha e. Kesabaran dan ketabahan di dalam berwirausaha f. Ketahan fisik dan mental d dalam berwirausaha g. Kejujuran dan tanggung jawab di dalam berwirausaha

Berikut ini ada beberapa komitmen tinggi yang harus di miliki seorang wirausahawan, yaitu : a. Mengerti akan tujuan berwirausaha b. Memiliki motivasi tnggi untuk mencapaii tujuan berwirausaha c. Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya di dalam berwrausaha d. Bekerja dan berusaha dengan telti dan cermat di dalam berusaha. e. Tidak suka menunda-nunda tugas dan pekerjaan di dalam berwirausaha. f. Percaya kepada diri sendiri dalam menghadapi tugas dan pekerjaan di dalam berwirausaha g. Selalu rajin tekun, ulet dan tabah dalam berwirausaha h. Mampu mendayagunakan waktu sebaik-baiknya dalam berwirausaha Berdasarkan penjelasan materi diatas akhrinya dapat diambil kesimpulan pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha, yaitu : a. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal b. Dapat menggunakan sumber daya secara lebih efesien c. Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaannya. d. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha e. Menngkatkan rasa kepercayaan dalam berwira usaha f. Meningkatkan etos semangat kerja bagi peribadinya dalam berwira usaha 2. Menerapkan komitmen tinggi Seorang wirausahawan apabila memliki skap positif dan komtmen tinggi biasanya akan cepat maju didalam kegiatan usahanya. Sikap ini ialah sikap komitmen tinggi yang dijalankan seorang wirausahawan. Seorang wirausahawan selan memperhatikan hal hal kecil yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam tim kerja yang efektif, seorang wira usaha selain sadar sekecil apapun tugasnya memiliki kontribusi yang berart bagi tercapainta suatu tujuan.By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 26

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

Orang yang percaya pada komitmennya sendiri, positif, optimis, dan melakukan pekerjaan dengan keyakinannya akan memperoleh keberhasilan sesuai dengan keinginannya. Melaksanakan komitmen tinggi dengan konsekwen dan konsisten berarti menghindari upaya upaya tertentu. Komitmen tinggi yang di jalankan seorang wirausahawan harus diikuti oleh employed an involvemen. Kurangnya mengikutsertakan baik secara individu, kelompok maupun departemen atau bagian akan menmbulkan rasa kurang bertanggung jawab. Komitmen tinggi yang diterapkan seorang wirausahawan harus di dukung oleh pihak pihak terkait di perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya komitmen tnggi dengan dukungan para karyawan perusahaan akan menngkatkan kesuksesan didalam berwirausaha. Apa sebabnya ?. Sebabnya wirausaha tersebut dapat menerapkan dan melaksanakan : a. tepat janji dan tepat waktu didalam bekerja b. konssten terhadap tujuan ddalam berwirausaha c. displin, keuletan dan bekerjasama didalam bekerja d. suri tauladan kepada dirnya dan kepada karyawannya. Anda harus berada d tempat dan waktu yang tepat. Kalau tidak anda tidak akan berhasil. Tanda orang maju, kaya dan berhasil yang umumnya orang lupa melihatnya, yatu motvasi mereka, daya penggerak diri, semangat dan kebutuhan mereka untuk mencapai tujuan. (Wirausaha orientasi, konsepsi dan ikrar ) 3. Membuat komitmen yang tnggi terhadap peluang perusahaan. Ini disebut perusahaan dan tingkah laku administrasi .sebaliknya perusahaan yang mempunyai Action, Orientation akan membuat klaim lebih dahulu terhadap pelanggan dan pegawai perusahaan ini disebut sebagai perusahaan yang memliki pola tingkah laku kewira usahaan. 4. Membuat komitmen tinggi terhadap sumberdaya. Stevenson menjelaskan para wira usaha akan berusaha membuat omitmen tingg untuk mendapatkan hasil maksimal dengan sumberdaya minmal. Para pelaku ekonomi menyediakan lebih banyak sumber daya sesuai dengan kebutuhan untuk sebuah system perencanaan yang lebih konserpatif. Seorang wira usahawan melakukan kegiatan usaha usahanya dengan gaya yang smart ( cerdas, pintar dan bijak) bukan bergaya sepert mandor a bekerja prestatf, efektif dan efesien guna mencapai hasil usaha semaksimal mungkin. Pekerjaan pekerjaan besar bukanlah yang dlakukan oleh tarkan otot atau keterampilan jasmani melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak dan keyakinan.(Cicero)

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 27

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

KOMPETENSI VI MENGAMBIL RESIKO USAHA Untuk mendirikan suatu usaha, seorang wirausahawan selayaknya melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan ini di lakukan sebagai langkah awal untuk mencapai kebersihan usaha itu diri. alam perencanaan ini terdiri dari langkah2 mengenai penetpan tujuan, sasaran, petunjuk pelaksanaan, strategi biaya yang di keluarkan bahkan sampai kebijakan-kebijakannya. Penyusunanan perencanaan yg matang ini merupakan salah satu pengelolaan usaha yang kemudian di lanjutkan dg pengorganisasian pengarahan dan pengendalian usaha. Agar usaha dapat di kelola dg baik,terlebih dahulu seorang wirausahawan menentukan jenis usaha apa yang akan di jalankan. Apakah usaha di bidang manufaktur atau jasa, karena tentu saja pada masing2 jenis usaha tersebut memiliki strategi pengelolaan yang berbeda.

1 RESIKO USAHA Dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pengembangan usaha tentunya akan menghadapi beberapa resiko yang dapat mempengaruhi hasil usahanya yang apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya. Diantara resiko usaha tersebut dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal perusahaan. * Resiko Internal Usaha Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut diantaranya adalah sumberdaya berupa modal dan personil yang handal sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku (SOP) yang memuat kewajiban dan hak-hak karyawan, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya kesalah pahaman antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawannya. * Resiko Eksternal Usaha a) Resiko Buyer/Supplier Dalam melakukan pemasaran hasil produksi perusahaan harus lebih berkonsentrasi kepada kwalitas layanan dan selalu melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang menjadi pelanggan perusahaan. b) Resiko Perekonomian Faktor resiko yang berasal dari luar kegiatan usaha antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, sosial dan politik baik lokal, nasional maupun internasional dapat berakibat kurang baik terhadap dunia usaha pada umumnya. Memburuknya kondisi perekonomian akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, disamping kondisi ekonomi makro juga cukup berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha c) Resiko Perkembangan Teknologi Kemajuan teknologi yang pesat dapat membantu pihak pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Selain masalah produksi, maka masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi kepuasan bagi para konsumen. Apabila pihak produsen kurang memanfaatkan perkembangan teknologi, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan kalah dalam bersaing di pemasaran.

By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 28

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

d) Resiko Penghentian Ijin Usaha Persyaratan perijinan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk dapat melakukan kegiatan usaha. Hal ini berhubungan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya dan perlindungan terhadap hak-hak konsumen. Apabila perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh ijin usaha perusahaan dapat dibekukan sementara, ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Hal ini bisa saja terjadi apabila perusahaan lalai dalam hal mengelola perijinan usahanya. e) Resiko Persaingan Usaha Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini setiap bidang usaha harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran. f) Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah Setiap usaha berhubungan dengan konsumen dan produsen yang mensupplai kebutuhan usahanya. Dalam menjaga hubungan itu pemerintah mengatur melalui berbagai peraturan. Kegagalan perusahaan dalam mengantisipasi peraturanperaturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasarannya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Disamping itu, perubahan peraturan atau kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan bidang usaha bagi konsumen akhir dapat mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. g) Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka akan berakibat kepada kemampuan perusahaan dalam memberikan return (pengembalian) kepada investor maupun kepada pemegang saham serta keterlambatan dalam melunasi kewajiban pinjamannya sesuai dengan jadwal.

2 RESIKO LINGKUNGAN USAHA Evaluasi dan Penanganan Dampak Lingkungan Lingkungan hidup sesungguhnya merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan berbagai faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, biologis, sosial, ekonomi dan budaya. Berbagai jenis tindakan manusia terhadap lingkungan tersebut dapat melahirkan dampak Iingkungan yang kompleks pula, Terutama bidang usaha yang mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan fisik (ekosistem) diantara dua atau lebih faktor-faktor lingkungan. Dengan demikian patut diperhatikan bahwa pada setiap aktifitas kegiatan pembangunan, baik berupa pemeliharaan, dan upaya menjalin keserasian hubungan timbal balik, khususnya antara manusia dengan sumber daya alam berikut lingkungan hidupnya tidak dapat diabaikan begitu saja. Sejalan dengan itu, tentunya setiap bidang usaha perlu melakukan kegiatan fisik sewaktu melakukan kegiatan operasional. Agar tidak menyebabkan terjadi perusakan lingkungan maka kegiatan usaha hendaknya tetap diarahkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, antara lain:By. Bambang Dwi Ariyanto, S.Pd. 29

Kewirausahaan Kelas X SMK Semua Jurusan

a. Kegiatan usaha yang direncanakan akan tetap disesuaikan dengan ketentuan yang sudah disetujui oleh instansi pemerintah yang terkait. b. Dampak kelestarian hubungan ekosistem yang serasi dan seimbang antara manusia sebagai pengguna sumber daya alam dengan lingkungannya, yang menyediakan sumber daya yang memiliki serba keterbatasan, baik menurut jenisnya, kualitas dan kuantitasnya. c. Evaluasi penanganan dampak lingkungan ini akan memberikan gambaran bagi upaya pemecahan masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan proyek, yaitu melalui pemahaman secara menyeluruh terhadap hubungan antara manusia dengam alam lingkungan hidupnya. Adapun hasil pengevaluasian terhadap penanganan dampak lingkungan adalah dimaksudkan untuk: a) Dapat diketahui seberapa besar pengaruh dampak yang akan ditimbulkan sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan direncanakan. b) Mampu memberi masukan mengenai cara-cara terbaik untuk memperkecil pengaruh dampak lingkungan seandainya hal tersebut sukar atau tidak dapat dihindari. c) Besarnya dampak lingkungan yang ditimbulkan tersebut akan dapat diperkirakan, sehingga langkah-langkah pencegahan sedini mungkin dapat dilakukan, termasuk pengendalian elemen-elemen yang mendorong proses percepatan kegiatannya. Selanjutnya dengan cara pengendalian tersebut akan dapat dimanfaatkan hasilnya dalam perencanaan berikutnya, bahan sebagai acuan atau pedoman didalam melakukan tahapan operasional serta pada tahap pengelolaan kegiatanya, yaitu: a) Mampu memberik