27
ILMU DAN MASYARAKAT Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pembimbing Drs. Fx. Mas Subagio OLEH : DIAH LISMIADARA INTAN PERMANASARI 11010644049 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN i

11010644049 diah lismiadara i.p

Embed Size (px)

Citation preview

ILMU DAN MASYARAKATMakalah Ini Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat IlmuDosen Pembimbing Drs. Fx. Mas Subagio

OLEH : DIAH LISMIADARA INTAN PERMANASARI

11010644049

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR2014

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini berjudul “Ilmu dan Masyarakat”.

Makalah ini berisi tentang ilmu pengetahuan, masyarakat, serta hubungan

antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Fx. Mas subagio, selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Filsafat

Ilmu.

2. Teman-teman PGSD kelas A/2011.

3. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,

sehingga saran dan kritik dari pembaca akan sangat berguna bagi penulis. penulis

hanya berharap agar makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca.

Surabaya, Desember 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................ 2

D. Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ilmu ............................................................................................. 3

B. Masyarakat ............................................................................. 6

C. Hubungan Antara Ilmu dan Masyarakat ................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 11

B. Saran .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan komponen dari masyarakat. Manusia

merupakan makhluk Tuhan yang paing sempurna, karena manusia memiliki

akal dan fikiran, serta manusia merupakan makhluk yang dapat berfikir

(homo sapiens).

Dari hasil pemikiran manusia itulah manusia dapat menghasilkan

suatu ilmu pengetahuan. Dewasa ini ilmu pengetahauan menjadi sangat

berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia sekarang tidak

dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Masalah yang dihadapi oleh manusia

pun kian hari semakin kompleks, sehingga dibutuhkanlah sebuah ilmu

pengetahuan yang dapat menjawab dan memecahkan permasalahan-

permasalahan tersebut.

Ilmu pengetahuan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia

khususnya manusia yang menjalankan kehidupannya secara bermasyarakat.

Karena hakikatnya ilmu pengetahuan adalah untuk membantu memecahkan

persoalan. Antara ilmu pengetahuan dengan masyarakat terdapat hubungan

timbal balik. Dimana manusia/masyarakat tidak dapat hidup tanpa ilmu

pengetahuan untuk mengatur segala kegiatan/aktivitas kehidupan

masyarakat, sedangkan ilmu pengetahuan juga membutuhkan masyarakat

untuk mengendalikan dan menggunakan ilmu pengetahuan tersebut untuk

kepentingan masyarakat. Tentunya ilmu yang digunakan adalah ilmu yang

positif.

Oleh karena itu, untuk membangun masyarakat yang baik dan

sejahtera dibutuhkanlah ilmu pengetahuan sebagai landasan dan dasarnya, di

samping itu untuk menggunakan dan melaksanakan ilmu pengetahuan itu

dalam suatu praktik dibutuhkanlah manusia/masyarakat yang baik, yang

handal, dan dapat dipercaya serta manusia/masyarakat yang

bertanggungjawab.

1

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, dapat diketahui

beberapa rumusan masalah, di antaranya :

1. Apa itu ilmu?

2. Apa itu masyarakat?

3. Bagaimanakah hubungan antara ilmu dan masyarakat ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas :

1. Ilmu.

2. Masyarakat.

3. Hubungan antara ilmu dan masyarakat.

D. Manfaat

Manfaat adanya penulisan makalah ini adalah :

1. Bagi Mahasiswa

Agar lebih memahami tentang hakikat ilmu pengetahuan, hakikat

masyarakat, dan peranan ilmu pengetahuan terhadap pengembangan

kebudayaan nasional. Sehingga mashiswa dapat selalu beajar dan berilmu

pengetahuan guna melestarikan dan mengembangkan kebudayaan

nasional.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat perlu adanya pengetahuan yang lebih dalam

tentang budaya nasional, sehingga masyarakat tidak salah kaprah dan

dapat melestarikan budaya nasional yang sudah ada tanpa mencampur

adukkan dengan budaya luar. Hal tersebut dipelajari dalam filsafat

khususnya pada bab ini yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan

masyarakat serta hubungan dan peranan ilmu pengetahuan terhadap

pengembangan kebudayaan nasional.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan

1. Definisi Ilmu

a. Ilmu adalah pengetahuan yang pasti, sistematik, metodik, ilmiah dan

mencakup kebenaran umum mengenai objek studi. Ilmu membentuk

daya intelegensi yang menghasilkan keterampilan atau (skill)

(Susanto, 2011:122).

b. Praja (2003:9) menyatakan ilmu sebagai sesuatu yang melekat pada

manusia di mana ia dapat mengetahui segala sesuatu yang asalnya ia

tidak ketahui.

c. Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan yang bersifat

menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia

melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut

berdasarkan penjelasan yang ada (Achmad Dardiri).

d. Ilmu dapat dikatakan secara umum itu berarti tahu. Ilmu itu

pengetahuan. Seseorang yang memilki banyak ilmu dapat dikatakan

sebagai seorang ilmuan, ahli pengetahuan dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas, ilmu adalah pengetahuan yang

diperoleh manusia melalui proses berpikir dengan metode ilmiah yang

merupakan kebenaran.

2. Ciri-Ciri Ilmu

Van Melsen mengemukakan ada delapan ciri-ciri ilmu, yaitu:

a. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan

yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian

(metode) maupun harus (susunan logis).

b. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan

tanggung jawab ilmuwan.

3

c. Universalitas ilmu pengetahuan, semua ilmu yang diketahui itu

bersifat universal.

d. Obyektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak

didistorsi oleh prasangka-prasangka subyektif.

e. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti

ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat

dikomunikasikan. Ilmu pada dasarnya sudah diakui oleh peneliti

ilmiah. Terdapat kesepakatan yang sesuai dengan fakta dan

pengetahuan yang ada.

f. Progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah

sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan

menimbulkan problem-problem baru lagi.

g. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi

suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.

h. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan

kebertauan antara teori dengan praktis.

3. Hakikat Ilmu

Pada dasarnya bagaimana peranan ilmu sebagai sumber nilai

yang mendukung pengembangan kebudayaan nasional. Tapi sebelumnya

pemahaman mengenai hakikat ilmu akan membantu untuk meningkatkan

peranan keilmuan.

Pada hakikatnya tujuan ilmu untuk mempermudah aktivitas

manusia dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.

4. Peranan Ilmu

Menurut Suriasumantri (2005:273—275) peranan ilmu ada

beberapa yaitu:

a. Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir

Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu

kesimpulan pengetahuan yang berupa pengetahuan yang dapat di

andalkan. Ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut

4

langkah-langkah tertentu yang secara umum disebut sebagai berpikir

ilmiah. Dari hakikat berpikir ilmiah tersebut kita dapat menyimpulkan

beberapa karakteristik ilmu. Menurut Suriasumantri (2005:274)

karakteristik ilmu yaitu:

1) Ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar

2) Ilmu memiliki jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan

pengetahuan yang telah ada.

3) Memperoleh ilmu dilakukan pengujian secara empiris sebagai

kriteria kebenaran objektif.

4) Ilmu memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.

Dengan demikian, maka manfaat nilai yang dapat ditarik dari

karakteristik ilmu adalah sifat rasional, logis, objektif dan terbuka,

serta dilandasi oleh sifat kritis untuk mengetahui perkembangan ilmu.

Ilmu yang diperoleh dari pengetahuan dan kriteria lainnya. Pada

dasarnya ilmu merupakan bagian dari pengetahun dan pengetahuan

merupakan unsur kebudayaan.

b. Ilmu Sebagai Asas Moral

Ilmu sebagai asas moral merupakan proses berpikir untuk

mendapatkan pengetahuan yang benar, atau secara sederhana, ilmu

bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Kriteria kebenaran bersifat

otonom dan terbebas dari struktur kekuasaan di luar bidang keilmuan.

Bagi kaum ilmuan terdapat dua asas moral yaitu meninggikan

kebenaran dan pengabdian secara universal. Tentu saja dalam

kenyataannya pelaksanaan asas moral ini tidak mudah sebab sejak

tahap perkembangan ilmu pada kegiatan ilmiah dipengaruhi oleh

struktur kekuasaan dari luar.

Contoh ilmu sebagai asas moral adalah ilmu yang

dimunculkan dari orang yang memiliki kekuasaan/wibawa. Artinya

ilmu itu diperoleh secara tidak sengaja dari adanya kekuasaan yang

dapat membentuk moral seseorang.

5

B. Masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial, ia hidup dalam hubungannya

dengan orang lain dan hidupnya bergantung dengan orang lain.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk

menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan

menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya. Manusia

memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola

interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam

suatu masyarakat.

1. Definisi Masyarakat

Menurut para ahli ada beberapa definisi yang menerangkan tentang

masyarakat, di antaranya:

a. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah orang-orang yang

hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

c. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok

manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama

dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan

mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

d. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita

suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara

ekonomi.

e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suau kenyataan

objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang

cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan

6

sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /

kumpulan manusia tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi masyarakat di atas, dapat

disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal

di suatu tempat tertentu, memiliki kebudayaan tertentu dan ditandai

dengan adanya suatu interaksi sosial.

2. Unsur-Unsur Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat

unsur-unsur sebagai berikut ini:

a. Berangotakan minimal dua orang.

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan

manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan

hubungan antar anggota masyarakat.

d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

3. Kriteria Masyarakat yang Baik

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus

dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai

masyarakat.

a. Ada sistem tindakan utama.

b. Saling setia pada sistem tindakan utama.

c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

d. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

Masyarakat tidak begitu saja muncul seperti sekarang ini, tetapi

adanya perkembangan yang dimulai dari masa lampau sampai saat

sekarang ini dan terdapat masyarakat yang mewakili masa tersebut.

Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan jaman

7

sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan

yan terjadi secara global, tetapi ada pula masyarakat yang berkembang

tidak seperti mengikuti perubahan jaman melainkan berubah sesuai

dengan konsep mereka tentang perubahan itu sendiri.

Dalam mempertahankan kehidupannya, masyarakat beradaptasi

dengan lingkungannya. Adapun adaptasi tersebut dibedakan sebagai

berikut :

a. Adaptasi genetik; setiap lingkungan hidup biasanya merangsang

penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik, yang

bersifat turun temurun dan permanen.

b. Adaptasi somatis yang merupakan penyesuaian secara struktural atau

fungsional yang sifatnya sementara (tidak turun temurun). Bila

dibandingkan dengan makhluk lainnya, maka manusia mempunyai

daya adaptasi yang relatif lebih besar.

Fungsi adanya ilmu komunikasi pada masyarakat yaitu

meminimalisasi kesalahpahaman antar masyarakat, selain itu komunikasi

juga diperlukan untuk membangun masyarakat yang baik. Agar tidak

terjadi kesimpangsiuran.

Salah satu kegiatan yang dapat menjadikan masyarakat menjadi

kurang baik adalah adanya demo anarki yang dilakukan oleh sejumlah

mahasiswa ataupun buruh yang menuntut hak-haknya. Adanya demo

anarki tersebut dapat menjadikan kerusuhan antar masyarakat,

seharusnya hal tersebut tidak dilakukan secara demo, melainkan

musyawarah, agar dapat menemukan solusi yang baik, dan tidak

menimbulkan kerusuhan.

Adanya kegiatan demo anarki tersebut tentulah karena hilangnya

atau tidak adanya salah satu kriteria masyarakat yang baik, jika salah satu

atau lebih kriteria tentang masyarakat itu hilang atau tidak ada, maka

masyarakat tidak dapat dikatakan masyarakat yang baik.

8

C. Hubungan Antara Ilmu dan Masyarakat

Kita ketahui bahwa salah satu unsur masyarakat adalah manusia.

Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan

yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak

dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan

manusia untuk berpikir dan bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena

ia memiliki susunan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak

berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan

sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan

mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang didapatkan

adalah untuk memelihara bumi ini dari segala kerusakan, karena manusia

adalah pemimpin di muka bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu

pengetahuan dari pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga

logika yang mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia

terus-menerus mengolahnya dengan cara berpikir sehingga menghasilkan

suatu ilmu pengetahuan.

Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan

pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles tentang ilmu

“umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-har, barulah ia

arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”. (Van Melsen dalam

Surajiyo)

Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-

hari, seolah-olah manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu

pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun sekarang

memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan pangan, sandang, dan papan, sangat

tergantung dengan ilmu, meski yang paling sederhana pun. Maka kegiatan

ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut:

1. Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja

untuk mengerti realitas dengan baik, melainkan juga untuk menguasainya

lebih mendalam menurut segala aspeknya.

9

2. Semua aspek realitas membutuhkan juga penyelidikan primer, seperti air,

makanan, udara, cahaya, kehangatan, dan tempat tinggal tidak akan

cukup tanpa penyelidikan itu. (Van Melsen dalam Surajiyo)

Sejak jaman semakin modern dan canggih ilmu sangat dibutuhkan

oleh masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliknya.

Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini mengalami fungsi yang

berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali dalam kehidupan

praktis menjadi “tempat tergantung” kehidupan manusia. Penemuan-

penemuan secara empiris memberikan kemungkinan baru, yang ternyata ada

gunanya dalam praktis. Ilmu yang semula rasional-empiris menjadi rasional-

eksperimental. Dengan demikian, ilmu mempunyai akibat yakni berguna

dalam kehidupan masyarakat.

Hubungan antara ilmu dan masyarakat adalah manusia sebagai

salah satu komponen masyarakat membutuhkan ilmu/ilmu pengetahuan

untuk menunjang dan mempermudah hidupnya dalam menghadapi masalah

yang ada, di samping itu ilmu/ilmu pengetahuan juga membutuhkan

masyarakat untuk mengolah dan menerapkan ilmu tersebut agar digunakan

secara semestinya. Misalnya: manusia ingin membuat adanya tanaman bibit

unggul, maka manusia tersebut membutuhkan adanya ilmu pengetahuan

yang dapat membantunya melakukan hal tersebut, selain itu ilmu

pengetahuan tersebut tidaklah berarti dan berguna jika tidak diterapkan oleh

manusia/masyarakat.

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses

berpikir dengan metode ilmiah yang merupakan kebenaran.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal di suatu

tempat tertentu, memiliki kebudayaan tertentu dan ditandai dengan adanya

suatu interaksi sosial.

Hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat adalah ilmu

pengetahuan secara tidak langsung telah membantu masyarakat dan

mempermudah dalam segala urusan yang dihadapi. Selain itu masyarakat

juga sebagai pengendali ilmu pengetahuan, keduanya berhubungan timbal

balik.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang

hakikat ilmu pengetahuan, hakikat masyarakat serta hubungan antara

ilmu pengetahuan dan masyarakat guna memahami peran penting ilmu

pengetahuan serta hubungan timbal balik di antara keduanya.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat lebih mendalami akan ilmu pengetahuan,

dan tidak mempergunakan ilmu pengetahuan untuk keperluan hal-hal

yang negatif. Selain itu masyarakat tidak seharusnya diperbudak oleh

ilmu pengetahuan, melainkan masyarakat harus dapat mengendalikan

ilmu pengetahuan tersebut tentunya pada hal-hal yang positif.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Aksiologi: Ilmu dan Kebudayaan Pengembangan Ilmu dan

Kebudayaan Nasional, (Online),

( http://nenggelisfransori.wordpress.com/2012/01/11/aksiologi-

ilmu-dan-kebudayaan-pengembangan-ilmu-dan-kebudayaan-

nasional/ , diakses 21 Oktober 2014).

Dardiri, Achmad. 2012. Handout Filsafat Ilmu, (Online),

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.

%20Achmad%20Dardiri,%20M.Hum./handout%20-

%20FILSAFAT%20ILMU.pdf , diakses 21 Oktober 2014).

Dimas, Setiawan. 2012. Definisi Masyarakat, (Online),

(http://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-masyarakat.html ,

diakses 21 Oktober 2014).

Praja, Juhaya S. 2003. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media.

Sariono. 2011. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat, (Online),

(http://referensiagama.blogspot.com/2011/02/hubungan-ilmu-

pengetahuan-dan.html , diakses 21 Oktober 2014).

Suriasumantri, Jujun S. 2005. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,

Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Under, Itaw. 2009. Memahami Hubungan Manusia dan Pengetahuan, (Online),

(http://ilhamthereader.wordpress.com/2009/10/20/memahami-

hubungan-manusia-dan-pengetahuan/ , diakses 21 Oktober 2014).

12

PERTANYAAN

1. Desi Malaysa Sarai (11010644038)

Hubungan ilmu dengan masyarakat itu apa? Fungsi/manfaat ilmu

berkomunikasi dengan masyarakat?

2. Maria Ulfa (11010644037)

Di slide anda tadi telah dijelaskan kriteria masyarakat yang baik. Jika salah

satu kriteria tersebut tidak ada dalam masyarakat masih bisakah masyarakat

tersebut dikatakan masyarakat yang baik? Jelaskan!

3. Yosi Wulansari (11010644016)

Jelaskan maksud dari ilmu sebagai asas moral dan berilah contohnya!

4. Ulfah Parwaningrum (11010644060)

Apa hubungan antara ilmu dan masyarakat? Sejak kapan ilmu mulai

berpengaruh kepada masyarakat?

5. Keyndita A.F (11010644059)

Bagaimana pendapat anda mengenai demo anarki yang dilakukan

masyarakat?

13