11
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Al-Qur'an adalah kitab petunjuk bagi kemaslahatan hidup manusia, baik secara individual maupun sosial. Syari'at dan hukum merupakan bagian dari bentuk petunjuk-petunjuk yang ada di dalam Al- Qur'an. Firman Allah SWT: "Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang- orang yang khianat" (QS. Annisa': 105). Untuk mengambil petunjuk hukum dari Al-Qur'an diperlukan pemahaman yang benar terhadap makna dan pesan yang dikandung ayat. Namun memahaminya tidaklah semudah memahami kandungan Hadits. Sebab ayat-ayat dan surat-surat yang ada di dalam mushaf Al-Qur'an tidak berurutan berdasarkan sejarah turunnya. Selain itu Al-Qur'an juga memakai bahasa dan sastra Arab yang tinggi. yang tidak mungkin bisa dipahami dengan baik kecuali dengan penguasaan bahasa Arab dan tata bahasanya, ilmu Balagah dan sastra Arab Jahiliyah. Oleh karena itu, seseorang yang ingin mengambil istinbath hukum dari Al-Qur'an dituntut untuk memenuhi beberapa persyaratan dan memakai metode dan kaedah yang tepat dan benar. 1

24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur'an adalah kitab petunjuk bagi kemaslahatan hidup manusia, baik

secara individual maupun sosial. Syari'at dan hukum merupakan bagian dari

bentuk petunjuk-petunjuk yang ada di dalam Al-Qur'an. Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa

kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah

Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang

yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat" (QS.

Annisa': 105).

Untuk mengambil petunjuk hukum dari Al-Qur'an diperlukan

pemahaman yang benar terhadap makna dan pesan yang dikandung ayat.

Namun memahaminya tidaklah semudah memahami kandungan Hadits. Sebab

ayat-ayat dan surat-surat yang ada di dalam mushaf Al-Qur'an tidak berurutan

berdasarkan sejarah turunnya. Selain itu Al-Qur'an juga memakai bahasa dan

sastra Arab yang tinggi. yang tidak mungkin bisa dipahami dengan baik

kecuali dengan penguasaan bahasa Arab dan tata bahasanya, ilmu Balagah dan

sastra Arab Jahiliyah.

Oleh karena itu, seseorang yang ingin mengambil istinbath hukum dari

Al-Qur'an dituntut untuk memenuhi beberapa persyaratan dan memakai

metode dan kaedah yang tepat dan benar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. apakah yang di maksud dengan istimbathukum?

2. bagaimanakah sejarah istimbat?

3. apakah metode yang di gunakan dalam beristimbat?

C. TUJUAN

Adapun tujuan atas terselesaikannya makalah yang berjudul “ISTIMBAT

HUKUM ISLAM “ ini adalah untuk menambah wawasan serta pengetahuan

pembaca khususnya maha siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah

ini tentang tentang istimbat hokum islam dan metodenya serta sejarahnya.

Selain dari pada itu terselesaikannya makalah yang berjudul “ISTIMBAT

HUKUM ISLAM “ ini adalah untuk memenuhi USHUL FIQH

1

Page 2: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

BAB II

PEMBAHASAN

Istimbat hukum islam

A. Pengertian Istimbat

Secara etimologi istinbath berarti penemuan, penggalian, pengeluaran

(dari asal). Sedangkan hukum mempunyai arti hukum, peraturan dan

kekuasaan.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa istinbath hukum Al-Qur'an

adalah menemukan dan mengambil hukum dari Al-Qur'an.

Adapun tafsir, Dr. Muhammad Husein Adz-Dzahaby mengutip dari

Imam Zarkasyi: "Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami kitab

Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad Saw, menjelaskan

makna-maknanya serta menemukan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya."

B. Pembagian Metode Istimbat

Dari pengertian tafsir di atas dapat diketahui bahwa istinbath hukum

merupakan bagian dari objek pembahasan ilmu tafsir. Karena itu metode

umum yang dipakai untuk tafsir Al-Qur'an juga mencakup metode istinbath

hukum. Di dalam ilmu tafsir, secara umum ada dua metode yang dipakai

dalam memahami makna dan isi kandungan ayat Al-Qur'an, yaitu metode

tafsir bi an-Naql dan metode tafsir selain Naql.

Metode naqly adalah metode tafsir bi al-ma'tsur atau disebut juga dengan

tafsir bi ar-riwayat yang meliputi tafsir Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, tafsir Al-

Qur'an dengan sunnah nabi Muhammad Saw., tafsir Al-Qur'an dengan riwayat

yang bersumber dari para sahabat dan tafsir Al-Qur'an dengan riwayat dari

para tabi'in.

Metode Naqly inilah yang umumnya dipakai oleh para shahabat dan

tabi'in. dan inilah metode yang terbaik dalam memahami pesan-pesan dan

kandungan Al-Qur'an, termasuk di dalamnya istinbat hukum.

Adapun yang dimaksud dengan metode selain naql adalah tafsir al-aqly

yang mengandalkan ijtihad dalam memahami nash-nash Al-Qur'an, maksud,

tujuan, dan petunjuk-petunjuknya setelah menguasai ilmu-ilmu yang

2

Page 3: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

dibutuhkan oleh seorang mufassir. Para ulama juga menyebut metode tafsir al-

aqly ini dengan tafsir bi ar-ra'yi. Adapun mashdarnya adalah Ijma' dan qiyas.

Perlu diingat bahwa dua metode ini bukanlah metode yang saling

bertolak belakang. Karena kalau ditinjau dari sejarah dan syarat-syaratnya,

metode tafsir al-aqly merupakan pengembangan dari metode tafsir bi al-

ma'tsur.

C. Sejarah Istimbat Hukum Al Quran

1. Sebelum Masa Kodifikasi (qabla ashri at-tadwin)

a. Di Periode Nabi Muhammad Saw

Para shahabat pada masa hidup rasulullah Saw. belum

membutuhkan kaedah dan metode istinbath hukum. Sebab hukum di

masa itu mereka pelajari langsung dari penjelasan Rasulullah Saw. Di

dalam Muqaddimahnya, Ibnu Khaldun – sebagaimana dikutip oleh Dr.

Ajil Jasim – mengatakan: "Di masa Nabi Saw., hukum-hukum Al-

Qur'an yang diwahyukan dipelajari dari beliau secara langsung, beliau

menjelaskannya dengan kata-kata dan perbuatan yang tidak

membutuhkan naql, pertimbangan dan qiyas."

b. Periode Shahabat

Setelah Rasulullah Saw., wafat kebutuhan para shahabat terhadap

ushul fiqh (untuk keperluan istinbath hukum) belum kelihatan juga.

Karena pengetahuan mereka terhadap kaedah, manhaj dan metode

istinbat berkat fitrah dan kecertdasan otak yang dimiliki membuat

mereka mudah memahami hukum syar'i. Mereka mampu membedakan

antara 'am dan khass, muthlaq dan muqayyad, dan sebagainya.

Kebersamaan mereka dengan Nabi Saw (sebelumnya) juga membantu

mereka menguasai asbab an-nuzul, ayat nasikh dan mansukh, serta

'illat ayat dan hukumnya. Selain itu, pemahaman yang mendalam

terhadap sunnah Rasulullah Saw beserta penguasaan terhadap bahasa

Al-Qur'an yang juga merupakan bahasa sehari-hari mereka turut

mempermudah pemahaman mereka terhadap hukum-hukum yang

dikandung oleh Al-Qur'an.

3

Page 4: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

Di dalam memahami pesan-pesan yang di kandung Al-Qur'an,

baik dari segi hukum maupun lainnya, para sahabat biasanya mencari

maknanya dari Al-Qur'an sendiri dan riwayat shahih dari Rasulullah

Saw. Karena riwayat yang berkaitan dengan tafsir Al-Qur'an belum

dibukukan, para shahabat mengambilnya secara lisan. Kalau pada

keduanya tidak ditemukan baru mereka melakukan ijtihad.

Dr. Muhammad Qasim di dalam bukunya Dirasat fi Manahij Al-

Mufassirin menyebutkan sarana-sarana ijtihad shahabat sebagai

berikut:

1. Penguasaan kaedah-kaedah bahasa dan asal-usulnya, serta

kefashihan mereka.

2. Pengetahuan terhadap tradisi-tradisi Arab.

3. Pengetahuan mulabasat Al-Qur'an dan asbab an-nuzul

4. Pemahaman yang mantap dan wawasan yang luas

5. Pengetahuan terhadap keadaan ummat Yahudi dan Nasrani di

Jazirah Arab.

Namun demikian, hingga akhir periode shahabat belum ada

keadaan yang menuntut untuk menjadikan metode dan kaedah tersebut

sebagai sebuah disiplin ilmu.

c. Periode Tabi'in

Metode dan kaedah yang dipakai sahabat dalam mengambil

istinbat hukum masih berlaku hingga masa tabi'in. Namun di masa ini

– terutama pada abad kedua dan ketiga – para mujtahid islam semakin

banyak menemukan permasalahan baru akibat percampuran antara

kaum muslimin bangsa Arab dengan bangsa-bangsa non-Arab di

berbagai wilayah ummat Islam. Ini semakin diperparah oleh lahirnya

firqah-firqah di dalam tubuh Islam yang menafsirkan dalil-dalil syar'i

untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya.Keadaan seperti ini

menuntut adanya sebuah referensi metode istinbat hukum yang

dikodifikasi dan diakui oleh semua kalangan.

2. Masa Kodifikasi (Ashri At-Tadwin) dan Sesudahnya

4

Page 5: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

Setelah masa tabi'in, pada abad kedua Hijriyah terjadi gerakan

kodifikasi Hadits. Para ulama tafsir – semisal Sufyan bin Uyainah (w.198

H), Waki' bin Jarrah (w.197) dan lainnya – mengumpulkan riwayat-

riwayat yang berkaitan dengan tafsir Al-Qur'an ke dalam buku-buku tafsir.

Saat itu riwayat-riwayat tafsir ayat ahkam dan lainnya masih bercampur

aduk, dan itu pun masih terbatas pada kumpulan sanad yang berasal dari

para shahabat, tabi'in dan tabi'in tabi'in.

Kemudian Imam Thabari (w. 310 H) muncul dan melengkapi sanad-

sanad tersebut dengan aqwal (ulama'), melakukan tarjih, menyebutkan

i'rab dan membuat istinbath hukum.

Metode istinbath hukum yang dipakai oleh para mufassirin di saat ini

umumnya masih mengikuti cara generasi sebelumnya.

Adapun yang pertama kali mengkodifikasikan metode istinbath hukum Al-

Qur'an tersebut adalah Imam Syafi'i rahimahullah (150-204 H). Metode

yang beliau rangkumkan dalam kitab "Ar-Risalah" ini kemudian dikenal

dengan ilmu ushul fiqh. Para ulama' – juga dari kalangan mufassirin – di

masanya telah mengkaji kitab tersebut dan menjadikannya sebagai rujukan

istinbath hukum hingga sekarang ini.

D. Metode dan kaedah istimbat hukum

Pada dasarnya, metode dan kaedah istinbath hukum yang dipakai oleh

para ulama tafsir sama dengan yang dipakai oleh para ulama fiqih. Dalam hal

ini para ulama Islam sepakat bahwa Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Saw.

adalah referensi paling utama.

Dalam mengambil istinbath hukum dari Al-Qur'an, pemahaman

merupakan modal yang paling utama. Untuk itu para ulama sepakat agar

seseorang yang ingin menafsirkan Al-Qur'an – termasuk di dalamnya

mengambil istinbat hukum – untuk terlebih dahulu mempelajari ilmu-ilmu

berikut:

1. Bahasa Arab.

2. Nahwu

3. Sharaf

5

Page 6: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

4. Asal-usul kata (Al-Isytiqaq) bahasa Arab

5, 6, 7. Balagah beserta 3 cabangnya (Ma'ani, Bayan dan Badi')

8. Ilmu Qira'at

9. Ilmu Tauhid

10. Ushul Fiqih

11. Asbab an-Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat)

12. Kisah-kisah (orang terdahulu)

13. Nasikh dan Mansukh

14. Hadits-hadits yang menjelaskan tafsir Al-Qur'an

15. Ilmu mauhibah

Mengingat pembahasan metode dan kaedah istinbath hukum sangat

luas, penulis disini hanya menggambarkannya secara ijmaly. Secara garis

besar, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengambil istinbath hukum

adalah sebagai berikut:

1. Kaedah ushuliyah lugahwiyah, yang mencakup

a. Lafaz menurut makna yang dikandungnya:

- 'am; yang tetap pada keumumannya, yang mempunyai

maksud khushush, yang dikhususkan

- khashsh; muthlaq, muqayyad, amr dan nahy

- musytarak

b. lafazh menurut pemakaian makna; haqiqah dan majaz

c. lafazh pada kondisi zhuhur ad-dalalah atau mubham ad-dalalah

beserta pembagian-pembagiannya.

2. Maqashid at-tasyri' al-'ammah

3. Ilmu nasikh wa mansukh dan at-ta'arudh wa at-tarjih.

6

Page 7: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istinbat hukum secara

metode dan praktek telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw., kemudian

dilanjutkan oleh para shahabat dan tabi'in. Hanya saja belum dikodifikasi

sebagai sebuah disiplin ilmu. Para sahabat dan tabi'in mengambil istinbat

istinbath hukum selalu dari dalil-dalil naqly kecuali jika ada keadaaan yang

menuntut mereka untuk berijtihad. Metode dan kaedah shahabat inilah yang

kemudian diambil dan dikembangkan oleh para ulama fuqaha dan ulama

mufassirin.

Wallahu a'lam…

B. SARAN

Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini

khususnya maha siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga

makalah ini dapat bermampa’at bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih

banyak di temukan kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk

itu kami memohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun

7

Page 8: 24399051 Makalah Istimbat Istinbat Hukum Islam DWI PRAYITNO

DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani dan Januri, 2009, Fiqih Ushul Fiqh, Bandung : Pustaka

Setia

Fikih Madrasah Aliyah XII, Berdasarkan Standar isi 2008, Madura Utara : Armico

Satria Effendi dan M. Zein, 2009, Ushul Fiqh, Jakarta : Kencana

https://www.google.com/#q=metode+istimbat+hukum+Al+quran

8