89377501-PKP-matematika.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    1/26

     

    1

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIIB 

    SD NEGERI 10 MUNTOK MATA PELAJARAN MATEMATIKA

    TENTANG SUDUT SIKU-SIKU, SUDUT LANCIP,

    DAN SUDUT TUMPUL DENGAN MENGGUNAKAN

    MEDIA GAMBAR  

    DAN

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    KELAS IIIB SD NEGERI 10 MUNTOK BANGKA BARAT TENTANG JENIS

    PEKERJAAN

    DENGAN METODE MAKE A MATCH 

    Laporan in i disusun untuk memenuh i tugas matakul iah Pemantapan

    Kemampuan Profesional (PDGK 4501) sebagai salah satu syarat

    dalam menempuh Tugas Akhi r Program S-1 PGSD

    Disusun Oleh :

    ISRIYANTO

    NIM. 814129473

    UNIVERSITAS TERBUKA

    UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

    PANGKALPINANG

    2010

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    2/26

     

    2

    LEMBAR IDENTIFIKASI DAN PENGESAHAN 

     Nama Mahasiswa : ISRIYANTO 

     NIM : 814129473Program Studi : S1 PGSD 

    Tempat Mengajar : SD Negeri 10 Muntok Kecamatan Muntok

    Kabupaten Bangka Barat

    Perbaikan Pembelajaran : 3 siklus

    Tempat Pelaksanaan : SD Negeri 10 Muntok

    Tanggal Pelaksanaan : 11 Mei 2010 sampai tanggal 15 Mei 2010

    Judul : ”Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Kelas IIIB SD

    Negeri 10 Muntok Mata Pelajaran Matematika

    tentang Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut

    Tumpul dengan Menggunakan Media Gambar” 

    Masalah yang menjadi fokus perbaikan :

    “Bagaimana Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IIIB SD Negeri 10

    Muntok - Bangka Barat tentang Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut Siku-siku

    dengan Menggunakan Media Gambar ?” 

    Supervisor,

    SURADI, M .Pd

     NIP. 19630413 198308 1 002 

    196505211991031003  

    Muntok, 1 Juli 2010

    Mahasiswa,

    ISRIYANTO

     NIM. 814129473

    Mengetahui,

    Kepala UPBJJ Pangkalpinang

    Dr. MAMAN RUMANTA, M.Si

    NIP : 196305091989031002 

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    3/26

     

    3

    SURAT PERNYATAAN

    Laporan PKP Program S1 PGSD yang berjudul Meningkatkan Hasil

    Belajar Siswa Kelas IIIB Sd Negeri 10 Muntok Mata Pelajaran Matematika

    Tentang Sudut Siku-Siku, Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul dengan

    Menggunakan Media Gambar. Adalah hasil karya sendiri, dan seluruh sumber

    yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

    Apabila dikemudian hari ternyatakan ditemukan adanya penjiplakan

    (plagiat), maka saya bersedia meneria sanksi akademik berupa pembatalan

    kelulusan saya.

    Muntok, 1 Juli 2010

    Yang Menyatakan,

    ISRIYANTO NIM. 814129473

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    4/26

     

    4

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIIB 

    SD NEGERI 10 MUNTOK MATA PELAJARAN MATEMATIKA

    TENTANG SUDUT SIKU-SIKU, SUDUT LANCIP,

    DAN SUDUT TUMPUL DENGAN MENGGUNAKAN

    MEDIA GAMBAR

    Oleh :

    ISRIYANTO NIM. 81429473 

    ABSTRAK

    Pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai hal

    diantaranya adalah minat siswa dalam pembelajaran dan penggunaan alat peraga/media

     pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan materi pembelajaran. Pengajaran yang

    sistematis dan sesuai dengan karakteristik siswa akan turut mempengaruhi pemahaman

    siswa. Penelitian masalah meningkatkan aktivitas siswa pada materi Sudut Siku-siku,

    Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul di kelas IIIB SD Negeri 10 Muntok telah dilaksanakan

     pada bulan Mei 2010(11  –   15 Mei 2010). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

    rendahnya nilai hasil belajar siswa karena minat siswa dalam pembelajaran sangatkurang. Hal ini disebabkan oleh penggunaan alat peraga/media pembelajaran guru

    yang tidak efektif untuk materi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

    kemampuan, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Matematika

    khususnya materi Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul. Selain itu juga

    untuk meningkatkan profesionalisme guru dengan menambah pengalaman dan

     pengetahuan dalam menerapkan metode mengajar. Jenis penelitian yang digunakan

    adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui 3 siklus pembelajaran. Subjek pelaku

     penelitian ini adalah guru wali kelas IIIB dan subjek penerima tindakan siswa kelas IIIB 

    semester II tahun pelajaran 2009 / 2010 SD Negeri 10 Muntok. Data penelitian

    diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa selama proses perbaikan pembelajaran dari

    siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan mencapai 95 % sehingga dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran/alat peraga

    gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IIIB  SD Negeri 10

    Muntok pada mata pelajaran Matematika materi Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan

    Sudut Tumpul.

    Kata Kunci : Media Gambar, Hasil Belajar, Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut

    Tumpul.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    5/26

     

    5

    KATA PENGANTAR

    egala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, kepada-Nya kita berbakti, dankepada-Nya pula kita memohon ampun atas segala dosa dan alpa kita. Sholawat

    dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada

     para sahabat, para tabi’in dan penerus perjuangan mereka. 

    Atas karunia dan nikmat yang melimpahruah dari Allah SWT penulis dapat

    menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Laporan ini berisi laporan

    kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan sebagai

    salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan

    Profesional dan merupakan salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir pada program

    S-1 PGSD. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk materi Jenis dan Besar Sudut

    (Siku-siku, Tumpul, dan Lancip) dalam mata pelajaran Matematika.

    Dengan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

     berbagai pihak, maka sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tak

    terhingga kepada :

    1.  Bapak Dr. Maman Rumanta, M.Si selaku Kepala UPBJJ UT Pangkalpinang.

    2.  Bapak Suradi, M.Pd. selaku Supervisor

    3. 

    Sahana, S.Pd selaku teman sejawat

    4.  Bapak H. Zumrowi, S.Ag selaku kepala SD Negeri 10 Muntok

    5.  Rekan-rekan guru dan siswa tercinta SD Negeri 10 Muntok

    6. 

    Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD UT Pangkalpinang Pokjar Muntok  –   Bangka

    Barat.

    Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran

    dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi penyusunan laporan yang

    sejenis ini dikemudian hari dapat lebih baik lagi.

    Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat juga

    menambah pengetahuan dan wawasan dibidang pendidikan.

    Muntok, 30 Juni 2010

    Penulis

    S

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    6/26

     

    6

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar Identifikasi dan Pengesahan ......................................................................... i

    Surat Pernyataan ........................................................................................................ ii

    Abstrak ...................................................................................................................... iii

    Kata Pengantar ........................................................................................................... iv

    Daftar Isi ..................................................................................................................... v

    Daftar Lampiran ......................................................................................................... vi

    Daftar Grafik ............................................................................................................. vii

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

    C. Tujuan Perbaikan ...................................................................................... 2

    D. Manfaat Perbaikan .................................................................................... 2

    II. KAJIAN PUSTAKA

    A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................................ 3

    B. Media Pembelajaran ................................................................................. 4

    C. Hasil Belajar .............................................................................................. 7

    III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

    A. Subjek Penelitian ..................................................................................... 11

    B. Deskripsi Persiklus .................................................................................. 11

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengolahan Data ............................................................................. 14

    B. Pembahasan .............................................................................................. 16

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 18

    B. Saran ........................................................................................................ 18

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19

    LAMPIRAN ............................................................................................................. 20 

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    7/26

     

    7

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pembelajaran ....................................................................... 20

    Lampiran 2 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ......................................... 23

    Lampiran 3 Sistematika Laporan Siklus I ............................................................. 26

    Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ....................................... 27

    Lampiran 5 Sistematika Laporan Siklus II .......................................................... 30

    Lampiran 6 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ...................................... 31

    Lampiran 7 Sistematika Laporan Siklus III ........................................................... 34

    Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa ........................................................................... 35

    Lampiran 9 Tabel Hasil Evaluasi Siswa Setiap Siklus .......................................... 36Lampiran 10 Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...................................... 37

    Lampiran 11 Tabel Lembar Observasi Guru ........................................................... 38

    Lampiran 12 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .......................... 39

    Lampiran 13 Surat Pernyataan Teman Sejawat ....................................................... 40

    Lampiran 14 Surat Keterangan Kepala Sekolah ..................................................... 41

    Lampiran 15 Lembar Konsultasi ............................................................................. 42

    Lampiran 16 Laporan Hasil Penelitian .................................................................... 43

    I.  PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    8/26

     

    8

    Pendidikan sebagai lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak

     bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat luas, yaitu

     pendidikan kemampuan mental, pikir (rasio, intelek) dan kepribadian manusia

    seutuhnya.

    Guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran, dan mampu

    mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

    Untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan itu, maka setiap guru dituntut

    memiliki berbagai kemampuan atau kualifikasi professional. Tugas professional ini

    meliputi tugas-tugas mendidik (mengembangkan kepribadian siswa), mengajar

    (mengembangkan kemampuan berpikir) dan melatih (mengembangkan ketrampilan

    siswa).

    Pendukung utama tercapainya tujuan pengajaran juga adalah suasana kelas

    yang baik dalam arti seluas-luasnya. Karena itu segala macam tindakan pembinaan

     pendidikan sepatutnya diarahkan pada kelas. Di kelaslah segala aspek pengajaran

     bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala

    latar belakang dan sifat individunya, kurikulum dengan segala komponennya,

    materi, sumber pelajaran dengan segala aspek pokok bahasannya, metode beserta

    model pembelajaran yang dilakukan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil

    dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas.

    Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan

     bangsa, maka betapa perlunya disampaikan salah satu metode mengajar dalam kelas

    untuk memperlancar proses belajar mengajar, sehingga dapat diminati oleh siswa

    yang pada dasarnya untuk mengantarkan siswa mencapai prestasi yang optimal.

    Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa.

    Selama ini Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa

    apalagi dengan cara mengajar yang kurang menarik dan tidak menggunakan alat

     peraga, maka semakin hilanglah minat untuk belajar Matematika.

    Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika penguasaan materi yang

    diberikan dapat dikuasai siswa secara keseluruhan. Untuk mengetahui tingkat

     penguasaan materi, biasanya dapat diukur dengan menggunakan standar materi yang

    telah ditentukan.

    Berdasarkan hail evaluasi akhir pembelajaran mata pelajaran Matematika

    tentang Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut tumpul di kelas III

    B

     SD Negeri 10

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    9/26

     

    9

    Muntok, dari 20 siswa yang mendapatkan nilai >= KKM 60 hanya 3 siswa,

    sedangkan 17 siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah 60.

    Berdasarkan data yang ada, penulis terdorong untuk merefleksikan diri dan

    melakukan rencana perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.

    Penulis mempunyai keyakinan apabila penyampaian materi dengan menggunakan

    media dan alat peraga yang baik, dapat memotivasi dan hasil belajar akan

    meningkat, adapun upaya penulis untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut

    yaitu meggunakan alat peraga / media gambar.

    B.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah, rumusan masalah yang

    menjadi fokus perbaikan dan pelitian adalah : “Apakah Alat Peraga / Media Gambar

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB  SD Negeri 10 Muntok Bangka

    Barat tentang Sudut Siku-siku, Lancip dan tumpul ?” 

    C.  Tujuan Perbaikan

    1.  Untuk mengetahui apakah penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan

    Hasil Belajar siswa kelas kelas IIIB SD Negeri 10 Muntok Bangka Barat tentang

    Sudut Siku-siku, Lancip dan Tumpul. 

    2.  Untuk mengetahui apakah penggunaan Media Gambar dalam pembelajaran

    Sudut Siku-siku, Lancip, dan Tumpul dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas

    IIIB di SD Negeri 10 Muntok Bangka Barat. 

    D.  Manfaat Perbaikan

    1. 

    Bagi Siswa

    a.  Dapat meningkatkan minat belajar siswa

     b.  Menambah tingkat penguasaan materi pelajaran dari sebelumnya

    2.  Bagi Guru

    a. 

    Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar

     b.  Dapat merefleksi kegiatan belajar mengajar

    3. 

    Bagi Sekolah

    a.  Dapat meningkatkan mutu dan keberhasilan sekolah

     b.  Membawa nama baik sekolah

    II.  KAJIAN PUSTAKA

    A.  Pembelajaran Matematika di SD 

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    10/26

     

    10

    Belajar adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk

    mengadakan perubahan terhadap dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan

    maupun sikap.

    Sedangkan pembelajaran adalah segala sesuatu yang yang digunakan untuk

    menimbulkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa untuk memperoleh atau

    mencapai pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap (Suharsimi Arikonto.

    1980).

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai

    anak-anak, atau paling banyak murid yang tidak menyukainya. Ini tidak hanya

     berlaku di negeri kita. Padahal, Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar

    terpenting untuk sains dan teknologi, yang sangat perlu bagi pembangunan. Lebih

    dari itu, dalam kehidupan sehari-hari tidak ada orang yang terbebas dari

    hubungannya dengan Matematika. Oleh sebab itu ketidaksukaan terhadap

    Matematika, yang tentunya mengakibatkan kekurang terampilan dalam Matematika

    serta bisa menimbulkan kesulitan atau mengesalkan hati. (Soeparmo. 1992)

    Menurut pakar belajar Tuntas Block (1980), bentuk anak itu pada dasarnya

     berbeda, namun setiap dapat mencapai taraf penguasaan penuh. Yang membedakan

    individu satu dari yang lain dalam belajar adalah waktu. Artinya ada orang yang

    dapat menguasai sesuatu dengan penuh dalam waktu singkat dan ada yang

    memerlukan waktu lebih lama.

    Peaget dalam Crawford R (1999) menyatakan pengetahuan meliputi fakta

    yang telah dibangun merupakan kondisi perkembangan biologis secara umum yang

     berinteraksi dengan lingkungan dan dibangun kedalam konsepsi yang berkembang

    dalam bentuk kognitif.

    Menurut Rogers, belajar harus memiliki makna bagi peserta didik.

    Pengorganisasian bahan dan ide baru harus dalam kerangka member makna kepada

     peserta didik. Belajar yang optimal akan terjadi jika peserta didik berpartisipasi

     penuh serta memiliki tanggung jawab dalam belajar. Jadi belajar mengalami

    (Experintal Learning) merupakan suatu hal yang sangat penting agar peserta didik

    dapat lebih kreatif dan melakukan evaluasi serta kritik diri.

    Menurut Kline (1973) bahwa Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri

    yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya itu untuk membantu

    manusia dalam memahami permasalahan social, ekonomi dan alam.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    11/26

     

    11

    Menurut Jean Peageat bahwa anak tidak bertindak dan berpikir sama seperti

    orang dewasa. Lebih-lebih dalam pembelajaran Matematik di SD. Sesuatu yang

    abstrak dapat saja dipandang sederahan menurut kita yang sudah formal, namun

    dapat saja sesuatu yang sulit dimengerti oleh anak yang belum formal. Oleh karena

    itu tugas utama guru ialah menolong anak mengembangkan kemampuan

    intlektualnya sesuai dengan perkembangan intlektual anak.

    Berdasarkan apa yang diukur diatas, penulis mencoba mengggunakan media

    gambar dalam usaha meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam mata

     pelajaran Matematika tentang Sudut Siku-siku, Lancip dan Tumpul.

    B.  Media Pembelajaran /Alat Peraga Media Gambar

    Media pembelajaran dalam pembelajaran Matematika SD adalah alat bantu

     pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan,

    atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu

    sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.

    Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam

    kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana

     pesan pembelajaran.

     NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi,

     baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.

    Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai

    teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajran.

    Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

    yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

    anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

    Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

    1. 

    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

    oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung

    dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti

    ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran

    dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke

    obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta

    didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun

     bentuk gambar –  gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    12/26

     

    12

    2.  Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang

    tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik

    tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek

    terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak

    terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu

    halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan

    media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

    3.  Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta

    didik dengan lingkungannya.

    4.  Media menghasilkan keseragaman pengamatan

    5.  Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

    6. 

    Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

    7. 

    Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

    8.  Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit

    sampai dengan abstrak

    Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk

    menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya, secara

    terkoordinir untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

    Sedangkan “gambar” dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan tiruan barang,

    objek, benda, orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

    Maka,secara sederhana media gambar dalam pembelajaran dapat diartikan

    sarana komunikasi sebagai pembawa pesan pembelajaran kepada peserta didik

    melalui tiruan objek atau benda yang dapat membantu tercapainya proses

     pembelajaran yang diharapkan.

    Secara sederhana pula media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian

    saja, yaitu :

    a.  Media Visual

    Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra

     penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk

    membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas

    media yang tidak dapat diproyeksikan ( project visual ). Media yang dapat

    diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam ( still pictures) atau bergerak

    (motion pictures)

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    13/26

     

    13

     b.  Media Audio

    Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya

    dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

    kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.

    c.  Media Audiovisual

    Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau

     biasa disebut media pandang-dengar.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media visual (gambar), dengan

    deskripsi melihat gambar, menentukan nama gambar dan jenis sudut yang ada pada

    gambar. Karena menurut Jean Piaget, usia 7 sampai 11 tahun (usia anak SD), tahap

    yang dimilikinya adalah Tahap Konkret Operasional. Dalam tahap ini anak sudah

    mulai melakukan operasi, mulai dapat berpikir rasional. Namun demikian,

    kemampuan berpikir intuitifnya seperti pada masa praoperasional tidak hilang

    sampai anak memasuki masa remaja. Pada periode ini seorang anak mulai

    memperoleh tambahan kemampuan yang disebut satuan langkah berpikir ( system of

    operations) yang berfungsi untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan

     peristiwa tertentu ke dalam system pemikirannya sendiri sehingga ia mampu

    mengambil keputusan secara logis. Operasi-operasi dalam periode ini terikat pada

     pengalaman perorangan yang bersifat konkret dan bukan operasi formal.

    Aristoteles pun melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang ada dalam dunia

    fisik bukan dalam pikiran. Ini berarti, mengacu pada proses belajar memahami

    sesuatu hal dengan cara melihat perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh objek

     pada gambar yang dipelajari. Dengan melihat perbedaan yang dimilki oleh objek,

    individu dapat memahami sudut benda, suasana, keadaan atau objek lain yang ada

    dilingkungannya.

    Menurut Winataputra U.S et al (2008), media sebagai sumber pembelajaran

    erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator,

    guru harus mampu memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan tujuan,

    materi, metode, dan evaluasi, serta tetap bertujuan untuk memperlancar pencapaian

    tujuan dan mampu menarik minat siswa.

    Media gambar merupakan salah satu jenis media yang paling disukai peserta

    didik, terutama peserta didik usia anak-anak (tingkat Sekolah Dasar). Media gambar

    lebih memudahkan mereka dalam memahami materi pembelajaran, apalagi peserta

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    14/26

     

    14

    didik kelas bawah yang sebagian besar belum lancar baca tulis. Menilik pada

     pernyataan Winaputra di atas, dapat dilihat bahwa media visual (gambar), memiliki

     peranan yang paling besar dalam memudahkan peserta didik untuk memperoleh

    informasi.

    Adapun beberapa manfaat yang dapat dilihat dari penggunaan media gambar

    dalam pembelajaran ini, adalah :

    1.  Meningkatkan semangat belajar siswa

    2.  Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan

    3.  Adanya interaksi positif antar guru dan siswa

    4.  Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

    5.  Meningkatkan hasil nilai belajar siswa.

    Sedangkan kelemahan yang dilihat adalah Guru perlu persiapan banyak

    gambar yang jelas dan memadai.

    C.  Hasil Belajar

    Setiap berakhirnya suatu proses belajar mengajar yang dilakukan antar siswa

    dan guru, maka akan memperoleh suatu hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik

    (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

    tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

    tidak mengerti menjadi mengerti.

    Sedangkan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik hanya dapat dicapai

    melalui proses belajar yang bermutu, jika proses belajar tidak optimal sangat sulit

    dihasilkan belajar yang baik.

    Sebagaimana pengertian hasil belajar di atas, sebagai titik akhir dari

     pembelajaran diharapkan terjadinya suatu perubahan dalam diri manusia. Terjadinya

     perubahan yang diperoleh manusia tersebut merupakan akibat dari pada perubahan

     belajar yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.

    Pada umumnya untuk mengetahui hasil belajar pada siswa digunakan

     beberapa cara yang merupakan alat berupa tes yang disusun sedemikian rupa,

    sehingga dapat mengungkapkan segala sesuatu yang telah diperoleh siswa dari

     proses belajar baik pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

    Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai

    melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya

    adalah sebagai berikut:

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    15/26

     

    15

    1.  Ranah Kognitif

    Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

     pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

    2.  Ranah Afektif

    Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

    kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

    karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

    3.  Ranah Psikomotor

    Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

    neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

    Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

    karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

    menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

    Menurut Ngalim Purwanto bahwa ada faktor-faktor yang mempengruhi

     proses dan hasil belajar pada setiap siswa yaitu :

    1. 

    Faktor dari luar diri siswa, terbagi menjadi dua golongan yaitu :

    a.  Faktor Lingkungan yang terdiri dari

    1)  Alam, misalnya keadaan udara, keadaan iklim, dan keadaan budaya.

    2) 

    Sosial, misalnya lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan

    kelompok.

     b.  Faktor Instrumental yang terdiri dari :

    1) 

    Kurikulum

    2)  Guru yang memberikan pelajaran

    3)  Sarana dan fasilitas

    4)  Managemen yang berlaku disekolah

    2. 

    Faktor dari dalam diri siswa, terbagi menjadi dua golongan yaitu :

    a.  Faktor Fisiologi (jasmaniah), terdiri dari :

    1)  Kondisi fisik siswa, misalnya tubuh tidak dalam kekurangan nutrisi

    2) 

    Kondisi panca indera, misalnya penglihatan, pendengaran.

     b.  Faktor Psikologi terdiri dari : Bakat; Minat; Kecerdasan; Motivasi;

    Kemampuan kognitif.

    Proses belajar mengajar matematika akan berhasil dengan baik apabila

    didukung oleh kedua faktor di atas, yakni faktor dari luar dan faktor dari dalam diri

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    16/26

     

    16

    siswa. Guru yang profesional akan memberikan pelajaran secara maksimal apabila

    disertai oleh sarana, prasarana dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, agar

    dapat menumbuhkan minat dan mempertinggi intelegensi siswa, diperlukan alat

    untuk mewujudkannya, salah satunya dengan nyanyian. Dengan siswa yang

    mempunyai minat tinggi disertai oleh intelegensi yang tinggi, akan menyerap

     pelajaran yang diberikan oleh guru dengan lebih maksimal pula, sehingga proses

     belajar mengajar akan berhasil dengan baik.

    Seorang siswa dikatakan telah belajar jika adanya perubahan tingkah laku

     pada siswa tersebut, yaitu perubahan tingkah laku yang menetap. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku pada siswa tersebut merupakan hasil

    dari belajar. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan :

    Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat

    dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil

     belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

     pada saat sebelum belajar.

    Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

    mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah

    memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

    Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar :

    a.  Keterampilan dan kebiasaan

     b.  Pengetahuan dan pengertian

    c. 

    Sikap dan cita-cita

    Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari

    semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena

    sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

    Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

    adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

     berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak

    akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk

     pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

    merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diketahui bahwa hasil belajar yang

    telah diperoleh siswa merupakan pedoman bagi guru untuk mengetahui sejauhmana

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    17/26

     

    17

    siswa menguasai materi yang diajarkan. Hasil belajar siswa mencerminkan

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar. Hal ini berarti hasil belajar tidak

    terlepas dari pembelajaran yang diberikan guru namun, untuk mengetahui hasil

     belajar tersebut diperlukan evaluasi, sesuai dengan konsep respons (Pavlop,

    Thorndike, Watson) dalam Udin S.W (2008) menjelaskan bahwa:” hasil belajar

    diterapkan dalam bentuk jawaban siswa terhadap soal-soal tes dan atau ujian setelah

    materi disajikan, atau hasil karya siswa setelah prosedur pembuatan karya

    disampaikan”.

    Dengan mengadakan evaluasi kita mengetahui kebaikan dan kekurangan

    usaha kita yang memperkaya kita sebagai pengajar, yang dapat kita gunakan di masa

    mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberikan

    hasil yang baik bagi murid-murid lain di kemudian hari. Dengan evaluasi, guru

    dapat memperhatikan sejauhmana keberhasilan mengajar seperti ketepatan memilih

    metode, memilih alat peraga yang digunakan terhadap proses belajar mengajar.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil usaha yang

    diperoleh siswa melalui proses belajar berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah

    ditentukan, yang diukur melalui tes.

    III.  PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 

    A.  Subjek Penelitian 

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    18/26

     

    18

    Perbaikan pembelajaran materi Sudut Siku-siku, Lancip, dan Tumpul

    dilaksanakan di kelas IIIB SD Negeri 10 Muntok Kabupaten Bangka Barat dengan

     jumlah siswa 20 orang, terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan 8 orang pada

    tanggal 11, 14 dan 15 Mei 2010, dengan jadwal sbb :

    No. Hari / Tanggal Siklus Pokok Bahasan

    1. Selasa / 11 Mei 2010 I Jenis dan Besar Sudut

    2. Jumat / 14 Mei 2010 II

    Sudut Siku-siku, Lancip,

    dan Tumpul serta

    Besarnya.

    3. Sabtu / 15 Mei 2010 III

    Sudut Siku-siku, Lancip,

    dan Tumpul serta

    Besarnya.

    B.  Deskripsi Per Siklus

    Siklus 1

    a.  Rencana

    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I, menyiapkan sistematika

    laporan siklus I.

     b. Pelaksanaan

    Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini , di kegiatan awal guru

    memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

     pengetahuan awal siswa yang dapat dikaitkan dengan materi. Setelah itu guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kemudian di kegiatan inti

    guru menjelaskan materi dan melontarkan pertanyaan benda-benda yang ada

    disekitar siswa. Dan di kegiatan akhir guru memberikan latihan soal kepada

    siswa secara individu.

    c. 

    Pengamatan

    Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan, diadakanlah diskusi

    dengan teman teman sejawat, dari pengamatan yang telah dilakukan bersama

    menunjukkan hasil yang belum sesuai dengan yang diharapkan.

    d.  Refleksi

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    19/26

     

    19

    Berdasarkan tidak optimalnya pembelajaran siklus I yang didapat dari hasil

    diskusi bersama teman sejawat, maka peneliti perlu melaksanakan perbaikan

     pembelajaran siklus II.

    Siklus II

    a.  Rencana

    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II, menyiapkan sistematika

    laporan siklus II, menyiapkan gambar-gambar benda yang memiliki sudut dan

    tidak memiliki sudut.

     b.  Pelaksanaan

    Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini, di awal pertemuan guru

    memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

     pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi. Setelah itu guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran. Di kegiatan inti, guru menjelaskan materi

     pelajaran sambil memperlihatkan gambar sudut siku-siku, sudut lancip, dan

    sudut tumpul. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi. Dan di

    kegiatan akhir guru dan siswa membuat rangkuman tentang materi. Kemudian

    memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

    c.  Pengamatan

    Setelah perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan, diadakanlah diskusi

    dengan teman sejawat, dari pengamatan yang telah dilakukan bersama

    menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I namun masih belum seperti

    yang diharapkan.

    d.  Refleksi

    Berdasarkan penyebab tidak optimalnya pembelajaran siklus II dan hasil

    diskusi bersama teman sejawat, maka peneliti perlu melaksanakan perbaikan

     pembelajaran siklus III.

    Siklus III

    a.  Rencana

    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus III, menyiapkan sistematika

    laporan siklus III, menyiapkan gambar-gambar benda yang memiliki sudut dan

    tidak memiliki sudut.

     b. 

    Pelaksanaan

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    20/26

     

    20

    Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III ini di awal pertemuan,

    guru memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar dan memberikan

     pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa yang berkaitan

    dengan materi. Setelah itu guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator

     pembelajaran. Di kegiatan inti, guru menjelaskan materi pelajaran sambil

    memperlihatkan gambar sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul.

    Kemudian guru membagikan setiap siswa kertas yang berisi gambar-gambar

     benda yang ada di sekitar kelas atau di rumah, kemudian guru memberi tanya

     jawab kepada setiap siswa, apa nama benda yang ada pada gambar?, setiap

    siswa yang menjawab benar, guru menyuruh siswa tersebut menulis nama

     benda di papan tulis serta menuliskan sudut apa yang dimilki benda tersebut .

    Di kegiatan akhir guru dan siswa merangkum materi pembelajaran dan

    kemudian memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara

    individu.

    c.  Pengamatan 

    Sesudah perbaikan pembelajaran siklus III dilaksanakan diadakan diskusi

    dengan teman sejawat, dari pengamatan yang dilakukan bersama menunjukkan

    hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

    d. 

    Refleksi

    Berdasarkan pengamatan bersama teman sejawat tentang perbaikan

     pembelajaran siklus III maka hasil refleksi dijadikan sebagai bahan laporan

     penelitian tindakan kelas.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    21/26

     

    21

    IV.  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Hasil Pengolahan Data

    Pada pembelajaran siklus I pembelajaran sudah mulai tampak mengarah

    kepada pembelajaran yang diinginkan, pada pembelajaran siklus II sebagian sudah

    tumbuh minat untuk memperhatikan materi, akan tetapi hanya sesaat selebihnya

    sibuk dengan kegiatan yang lain. Dan pada siklus yang ke III suasana pembelajaran

    tampak menyenangkan. Siswa antusias melakukan pembelajaran dengan kertas

    gambar yang diberikan. Pembelajaran terlihat lebih efektif dan menyenangkan dan

    tumbuh minat untuk belajar dengan mengamati gambar. Setelah dilakukan perbaikan

     pembelajaran terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa, baik dari nilai rata-rata

    kelas maupun jumlah siswa yang memperoleh nilai. Berikut disampaikan grafik

     peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai 60 ke atas.

    Diagram 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Selama Pembelajaran

    Dari grafik diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang

    tuntas belajarnya, mulai dari Praiklus sampai ke siklus III. Jumlah siswa yang

    tuntas (yang nilai KKM > 60) di Prasiklus adalah 3 orang 15%, jumlah siswa yang

    memperoleh nilai KKM > (60) pada siklus I berjumlah 5 orang atau 25%, pada

    siklus II berjumlah 11 orang atau 55%, dan pada siklus III meningkat menjadi 19

    orang atau 95%.

    0 siswa

    5 siswa

    10 siswa

    15 siswa

    20 siswa

    PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

    3 siswa

    5 siswa

    11 siswa

    19 siswa

    17 siswa

    15 siswa

    9 siswa

    1 siswa

    TUNTAS TIDAK TUNTAS

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    22/26

     

    22

    Demikian pula pada nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan setelah

    diadakan perbaikan pembelajaran. Berikut grafik perolehan rata-rata kelas pada

    siklus I, siklus II, dan siklus III :

    Diagram 4.2 Nilai Rata-rata Siswa Selama Pembelajaran

    Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas mengalami

     peningkatan. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa 47,00, kemudian pada siklus I

    nilai rata-rata kelas adalah 48,25, terjadi peningkatan 1,25. Pada siklus II nilai

    rata-rata kelas meningkat menjadi 60,75, dan pada siklus III meningkat lagi

    menjadi 80.75. Ini berarti perbaikan pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil.

    Berikut ini adalah diagram dari aktivitas siswa pada setiap siklus.

    Diagram 4.3 Aktivitas Siswa setiap Siklus

    Pada diagram di atas, terlihat adanya peningkatan aktivitas siswa mulai

    dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan itu terlihat di saat siswa semakin berani

    melontarkan pertanyaan, berani menjawab pertanyaan yang diberi guru dan aktif

     berkomentar mengenai materi pelajaran dan yang sedang dipelajari. Selain dari

    0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

    PRA SIKLUS

    SIKLUS I

    SIKLUS II

    SIKLUS III

    47.00

    48.25

    60.75

    80.75

    0 siswa

    5 siswa

    10 siswa

    PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

    2 siswa 2 siswa

    7 siswa

    10 siswa

    1 siswa 2 siswa

    8 siswa 9 siswa

    3 siswa3 siswa

    8 siswa

    10 siswa

    Melontarkan Pertanyaan Berani Menjawab Pertanyaan Guru Keaktifan Berkomentar

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    23/26

     

    23

    data aktivitas siswa, selama perbaikan pembelajaran juga dilakukan pengamatan

    terhadap aktivitas mengajar guru disamping itu juga dikumpulkan data tentang

    hasil evaluasi belajar siswa yang diperoleh dari tes tertulis yang dilakukan selama

     perbaikan pembelajaran.

    B.  Pembahasan

    Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II ternyata

    hasilnya masih belum memuaskan dan tidak seperti yang diharapkan. Menurut

    guru dan teman sejawat hal ini dikarenakan pada  siklus I   metode pembelajaran

    yang digunakan guru tidak disertai dengan penggunaan alat peraga, dalam proses

     pembelajaran cenderung guru mengaktualisasikan diri-sendiri dengan metode

    ceramah, tidak memberikan perhatian untuk menarik minat siswa, serta tidak

    menginformasikan arah dan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, sehingga

    siswa lebih cenderung memperhatikan yang lain. Maka akibat yang didapatkan,

    hasil kemampuan siswa mempunyai nilai rata-rata kelas yang rendah yaitu 48,25.

    Sedangkan pada  siklus II , pada dasarnya cenderung lebih baik

    dibandingkan pada siklus I, karena guru sudah lebih memberikan perhatian secara

    terfokus terhadap materi yang akan diberikan kepada siswa dengan

    menginformasikan tujuan dan indicator yang akan dicapai dalam pembelajaran

    yang akan dilaksanakan, serta penjelasan disertai dengan gambar. Akan tetapi

    ternyata perhatian siswa terhadap materi hanya ketika guru memperlihatkan

    gambar, sehingga pada siklus II, peningkatan yang didapat dominan kepada

    aktifitas belajar siswa, sedangkang hasil belajar belum memuaskan bagi guru dan

    teman sejawat, yaitu 60,75.

    Maka atas dasar pengalaman dua siklus yang sudah dilaksanakan, guru dan

    teman sejawat sepakat pada siklus III  dalam proses pembelajaran setelah menggali

     pengetahuan siswa dengan pertanyaan, menginformasikan tujuan pembelajaran

    dan juga untuk lebih terfokus kepada penggunaan media gambar dalam

     pembelajaran yang lebih efektif dan optimal yaitu penggunaan gambar bukan

    hanya gambar dari sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul, akan tetapi

     juga menyediakan gambar-gambar benda yang berhubungan dengan materi sudut

    yang diberikan ketika memberikan materi pelajaran pada siklus III. Dari kegiatan

    siklus III inilah yang mendapatkan hasil lebih maksimal baik dari hasil belajar

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    24/26

     

    24

    yang mencapai rata-rata kelas 80,75 maupun tingkat aktivitas belajar siswa yang

    lebih tinggi.

    Maka dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam tiga siklus ini,

    hasil yang dicapai siswa setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya:

    1.  Berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat

    2.  Siswa lebih cepat menguasai materi

    3.  Siswa merasa senang dan aktif mengikuti pembelajaran.

    4.   Nilai total evaluasi siswa meningkat.

    Keberhasilan penelitian ini terlihat jelas pada deskripsi temuan dan

    refleksi pada siklus I, siklus II, dan siklus III, ternyata penggunaan media gambar

    dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam pembelajaran.

    Menurut Hoover KH (2008) media atau alat pengajaran tertentu lebih tepat

    daripada yang lain berdasarkan jenis, pengertian atau dalam hubungannya dengan

    tujuan. Sehubungan dengan pembelajaran Matematika tentang Sudut Siku-siku,

    Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul, menggunakan media gambar dapat menggugah

    minat dan menimbulkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Fokus

    materi yang disampaikan benar-benar tertanam dalam pemahaman siswa tidak

    hanya sekedar numpang lewat, indikator pembelajaran tercapai dengan baik dan

    hasil pembelajaran meningkat serta memuaskan. Kelemahan yang ditemukan pada

    siklus I dapat diatasi pada siklus II kemudian pada siklus III pembelajaran

    dinyatakan berhasil. Oleh karena itu peneliti dan teman sejawat sepakat untuk

    tidak lagi melanjutkan pada siklus berikutnya.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    25/26

     

    25

    V.  KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

    A.  Kesimpulan

    Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diambil

    kesimpulan:

    1.  Alat Peraga Media Gambar ternyata dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa

    kelas IIIB  SD Negeri 10 Muntok Bangka Barat tentang Sudut Siku-siku,

    Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul.

    2.  Alat Peraga Media Gambar ternyata juga dapat meningkatkan aktivitas dan

    minat belajar siswa kelas IIIB SD Negeri 10 Muntok Bangka Barat tentang

    Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Sudut Tumpul.

    B. 

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan kualitas

     pembelajaran dan menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran, perlu

    kiranya guru memperhatikan hal sebagai berikut :

    a. 

    Menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan seperti pengunaan

    media gambar.

     b.  Memberikan penjelasan yang mudah dipahami siswa

    c. 

    Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

  • 8/17/2019 89377501-PKP-matematika.pdf

    26/26

     

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali M. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta : Pustaka Amani. Hal. 101

    Dimyati dan Mudjiono. 1999.  Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Hal. 250-251.

    Hernawan AH, Susilana R, Julaiha S, dan Sanjaya W. 2008.  Pengembangan Kurikulum

    dan Pembelajaran. Jakarta :Universitas Terbuka. Hal. 2.14 & 11.18.

    Jahja Y. 2004. Wawasan Kependidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

    Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga

    Kependidikan. Hal. 17.

    Jemaie. 2008. Upaya Peningkatan Keterampilan Operasi Penjumlahan dan

     Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Bilangan Bertangga. Pangkalpinang : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. Kep.

    Bangka Belitung. Hal. 103

    Muhsetyo G. 2008.  Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

    Hal. 2.1

    Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar . Bandung: Bumi Aksara. Hal. 30.

    Soeparmo. 1992. System Kilat Matematika Dasar Metode Trachtenberg . Jakarta :

    PT Rosda Jayaputra. Hal. iii

    Winataputra US, Djahrudin, Suharwan W, Sriyono, Ningrum E, Hayati S, Sobandi M,

    Darojat O, dan Sapriya. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta :

    Universitas Terbuka. Hal. 9.23.

    Wiranataputra US. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.  Jakarta : Universitas

    Terbuka. Hal. 1.5, 2.12, & 3.41.

    Sumber Internet :

    Sudrajat A. 2008.  Blogspot Media Pembelajaran. http : //

    akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.

    (14 Maret 2010).

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.%20(14