12
STEP 7 1. What are the characteristic healthy lifestyle? Tabel 1. Pola Hidup Sehat dan Tidak Sehat SEHAT TIDAK SEHAT Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Mengonsumsi makanan apa saja yang penting enak dan cepat saji. Mengonsumsi makanan berserat tinggi, sayuran, dan buah segar setiap hari. Jarang mengonsumsi makanan berserat tinggi, sayuran dan buah segar setiap hari (hanya kalau ingin dan ingat). Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, gula atau garam. Suka mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak, gula, atau garam. Mengonsumsi susu atau produk dari susu setiap hari. Kadang-kadang kalau ingin saja mengonsumsi susu atau produk dari susu. Tenang dan selalu berpikir positif. Pikiran gampang stress dan dan mudah pusing. Berat badan dalam batas normal. Berat badan lebih atau kurang dari berat badan ideal. . Olahraga teratur. Kadang-kadang olahraga jika mau, atau sama sekali tidak berolahraga. Cukup istirahat. Banyak kerja lembur dan keluar malam. Minum air putih 1,5-2 liter per hari. Lebih suka minum kopi atau the dari pada air putih. Tidak merokok Banyak merokok. (Disarikan dari Kemendiknas, 2010) 2. What is the factor that causè of obesity? Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak/olahraga, emosi, faktor

Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

S

Citation preview

Page 1: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

STEP 7

1. What are the characteristic healthy lifestyle?

Tabel 1. Pola Hidup Sehat dan Tidak SehatSEHAT TIDAK SEHAT

Mengonsumsi makanan dengan giziseimbang.

Mengonsumsi makanan apa saja yang penting

enak dan cepat saji.

Mengonsumsi makanan berserat tinggi,sayuran, dan buah segar setiap hari.

Jarang mengonsumsi makanan berserat tinggi,

sayuran dan buah segar setiap hari (hanya kalau

ingin dan ingat).Menghindari makanan yang mengandung

banyak lemak, gula atau garam.Suka mengonsumsi makanan yang mengandung

banyak lemak, gula, atau garam.Mengonsumsi susu atau produk dari

susu setiap hari.Kadang-kadang kalau ingin saja mengonsumsi

susu atau produk dari susu.Tenang dan selalu berpikir positif. Pikiran gampang stress dan dan mudah

pusing.

Berat badan dalam batas normal.Berat badan lebih atau kurang dari berat badan

ideal.

. Olahraga teratur.Kadang-kadang olahraga jika mau, atau samasekali tidak berolahraga.

Cukup istirahat. Banyak kerja lembur dan keluar malam.

Minum air putih 1,5-2 liter per hari.Lebih suka minum kopi atau the dari pada airputih.

Tidak merokok Banyak merokok.

(Disarikan dari Kemendiknas, 2010)

2. What is the factor that causè of obesity?

Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak/olahraga, emosi, faktor lingkungan, faktor sosial, faktor kompensasi, dan faktor gaya hidup.

Genetik

Kegemukan dapat diturunkan dan generasi sebelumnya pada generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk

Page 2: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.

Kerusakan Pada Salah satu Bagian Otak

Sistern pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dan otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dan daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dan darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.

Pola Makan Berlebihan

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dan kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.

Kurang Gerak/Olahraga

Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dan dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan olahraga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi

Page 3: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dan kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dan pengeluaran energi orang normal.

Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

Pengaruh Emosional

Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dan masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Walaupun penjelasan demikian cocok pada beberapa kasus, namun sebagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah lebih terganggu secara psikologis dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan bahwa orang gemuk biasanya tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan/tekanan batinnya lebih diakibatkan sebagai hasil dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat seringkali tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang gemuk cenderung main dengan penampilannya dan kesulitannya mengendalikan diri terutama dalam hal yang berhubungan dengan perilaku makan.

Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan

Page 4: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam situasi yangkurang mencekam (McKenna, 1999). Dalam suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kèlompok orang dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun film yang membosankan.

Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.

Faktor Sosial

Di Negara-negara maju obesitas banyak di temukan pada golongan ekonomi rendah, sedangkan di Negara-negara berkembang banyak diketemukan pada golongan ekomoni menengah ke atas. Hal tersebut dimungkinkan adanya pandangan sosial di Negara berkembang bahwa ke suksesan dan karier suami dinilai dari gizi dengan memandang ukuran tubuh istri dan anak-anaknya, jika mereka gemuk berarti suami sukses dan sebaliknya. Di tambah pula adanya anggapan bahwa gemuk adalah kemakmuran.

Faktor kompensasi

Problema sosial umumnya sangat dirasakan oleh wanita terutama ibu-ibu rumah tangga. Misalnya banyak tugas rumah tangga yang harus

Page 5: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

diselesaikan, rutinitas sehari-hari yang membosankan ditambah lagi jika anak-anaknya bandel. Kondisi tersebut diatas biasanya dilampiaskan oleh ibu-ibu dengan makan berlebih (compensation eating) rasa kenyang diidentikan dengan rasa puas, rasa aman (security feeling).

Faktor gaya hidup

Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah terjadinya pergeseran gaya hidup dan dinamis aktif menjadi malas-malasan (sedentary). Kondisi tersebut disebabkan oleh peran mesin-mesin serba otomatis yang menggantikan hampir semua pekerjaan manusia, contoh : dahulu seorang Ibu rumah tangga harus menimba air untuk keperluan mencuci pakaian, kini tinggal tekan menekan tombol mesin cuci. Semuanya menjadi bersih, tanpa banyak mengeluarkan tenaga.

Keadaan tersebut menjadi tubuh surplus energi artinya nilai kalori dan asupan makan besar dibanding nilai kalori untuk aktivitas fisik, hal tersebut menyebabkan terjadinya obesitas.

Sumber: Celio dkk. (2001) Reducing risk factor for eating disorder: Comparison of internet and a classroom-delivered psychoeducational program. Jaurnal of Counsalting & clinical Psycology, 68 (4), 650-657.

3. How to increase our healthy level?4. How to prevent obesity?

PENCEGAHAN OBESITAS TERDIRI ATAS 3 TAHAPAN :1. PENCEGAHAN PRIMER

PENDEKATAN KOMUNITAS CARA HIDUP SEHAT KELUARGA, SEKOLAH, TEMPAT KERJA, PUSKESMAS

2. PENCEGAHAN SEKUNDERMENURUNKAN PREVALENSI OBESITAS

3. PENCEGAHAN TERSIERMENGURANGI OBESITAS DAN KOMPLIKASI PENYAKIT YANG DITIMBULKANNYA

PRINSIP PREVENTIF DAN PROMOTIF PADA OBESITAS DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA :

1. PENGATURAN NUTRISI DAN POLA MAKAN

Page 6: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

Tujuan utama : menurunkan berat badan mempertahankan berat badan agar tetap stabil mencegah peningkatan kembali berat badan

Konsumsi sedikit lemak (25-30 % x total kalori). Kurangi konsumsi tinggi karbohidrat, perbanyak serat. Pilih makanan dan minuman secara berhati-hati agar tetap dapat

mengontrol kalori, lemak, gula dan garam yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang dilakukan harus tetap dapat memenuhi

kecukupan gizi sesuai dengan kebutuhan.

2. PERBANYAK AKTIVITAS FISIKTUJUAN :

MEMBAKAR KALORI DAN LEMAK MENINGKATKAN MASSA OTOT TUBUH MANFAAT PSIKOLOGIS

3. MODIFIKASI POLA HIDUP DAN PERILAKUTUJUAN : mengatasi hambatan-hambatan terhadap kepatuhan individu pada pola makan sehat dan olahragaSTRATEGI :

• PENGAWASAN SENDIRI TERHADAP BB • ASUPAN MAKANAN DAN AKTIVITAS FISIK • MENGONTROL KEINGINAN UNTUK MAKAN• MENGUBAH PERILAKU MAKAN DENGAN MENGONTROL PORSI DAN

JENIS MAKANAN • DUKUNGAN SOSIAL (KELUARGA DAN LINGKUNGAN )

Sumber: Dr. H. Eva Decroli, SpPD-KEMD, FINASIM Sub.bagian Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas RSUP dr. M. Djamil, Padang

5. What is the benefit of a good lifestyle?6. What is the impact of the lifestyle that not good?7. How to measured the obesity?

Page 7: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

The World Health Organization (WHO) pada tahun 1997, The National Institute of Health (NIH) pada tahun 1998 dan The Expert Committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services telah merekomendasikan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. BMI merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)). 14

Body Mass Index (BMI) dapat diperoleh dengan perhitungan rumus sebagai berikut:

BMI mempunyai keunggulan utama yakni dapat menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam penelitian populasi berskala besar. Pengukurannya hanya membutuhkan 2 hal yakni berat badan dan tinggi badan, yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan. Keterbatasannya adalah membutuhkan penilaian lain bila dipergunakan secara individual.

Indeks Massa Tubuh adalah salah satu parameter sederhana dari pemeriksaan antropometri tubuh untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh dapat dihitung dengan rumus :IMT = BERAT BADAN ( Kg ) / TINGGI BADAN2 (m2)Batasan dalam menentukan Indeks Massa Tubuh menurut tabel indeks WHO tahun 2000 adalah berat badan dinyatakan“normal” bila nilai IMT 18.5 – 24.99“overweight” bila nilai IMT 25.00 – 29.99, berat badan dinyatakan“obese” bila nilai IMT >30.00, dan berat badan dinyatakan “under weight” bila nilai IMT < 18.511.Sumber: usu.ac.id

8. How to control the obesity?9. What is the definition of culture?

Page 8: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddayah, yang merupakan bentukjamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah Taylor, yang menulis dalam bukunya: “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain, serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Ranjabar, 2006).

Goodenough (dalam Kalangie, 1994) mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah suatu sistem kognitif, yaitu suatu sistem yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, dan nilai yang berada dalam pikiran anggota-anggota individual masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan berada dalam tatanan kenyataan yang ideasional. Atau, kebudayaan merupakan perlengkapan mental yang oleh anggotaanggota masyarakat dipergunakan dalam proses orientasi, transaksi, pertemuan, perumusan, gagasan, penggolongan, dan penafsiran perilaku sosial nyata dalam masyarakat mereka.

Menurut Koentjaraningrat (2002) mengatakan, bahwa menurut ilmuantropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Dia membagi kebudayaan atas 7 unsur: sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup,sistem teknologi dan peralatan bahasa dan kesenian. Kesemua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan).Sumber : www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35039/4/Chapter%20II. pdf

10.What the character and element of culture?

Selain produksi dan konsumsi, du Gay et al. (1997: 3) merumuskan elemen lain dari relasi dialogis ke dalam sebuah lingkaran budaya, antara lain adalah regulasi, representasi, dan identitas. Du Gay mengemukakan bahwa “…taken together (these 5 points) complete a sort of circuit… through which any analysis of a cultural text… must pass if it is to be adequately studied.” Rumusan elemen-elemen tersebut dikenal dengan konsep circuit of culture. Berikut adalah skema circuit of culture (du Gay et al., 1997: 3):

Page 9: Aida Lbm 3 Modul 3 STEP 7

Skema circuit of culture, di mana elemen-elemen budaya saling berkorelasi satu sama lain.

11.What is the role of doctor to change bad lifestyle in the culture?