31
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb.) SEBAGAI ANTIPROLIFERASI PADA SEL LESTARI TUMOR MCM/IPB-B3 DAN K562 FITRI HARDIANI FATHONAH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

  • Upload
    vannhi

  • View
    244

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG

(Curcuma aeruginosa Roxb.) SEBAGAI ANTIPROLIFERASI

PADA SEL LESTARI TUMOR MCM/IPB-B3 DAN K562

FITRI HARDIANI FATHONAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 3: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Aktivitas Ekstrak Etanol Temu

Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai Antiproliferasi pada Sel Lestari

Tumor MCM/IPB-B3 dan K562 adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Fitri Hardiani Fathonah

NIM B04100127

Page 4: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 5: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

ABSTRAK

FITRI HARDIANI FATHONAH. Aktivitas Ekstrak Etanol Temu Ireng (Curcuma

aeruginosa Roxb.) sebagai Antiproliferasi pada Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3

dan K562. Dibimbing oleh EVA HARLINA dan BAMBANG PONTJO

PRIOSOERYANTO.

Pengobatan tumor secara konvensional menimbulkan imunosupresi dan efek

samping lainnya sehingga memberikan peluang bagi pertumbuhan tumor yang

progresif dan rekurens. Obat tradisional dapat menjadi alternatif dalam

pengobatan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

antiproliferasi ekstrak etanol temu ireng terhadap sel lestari tumor MCM/IPB-B3

dan K562 secara in vitro. Konsentrasi ekstrak etanol temu ireng yang digunakan

adalah 0 ppm (kontrol negatif), 12.5 ppm (P1), 25 ppm (P2), 37.5 ppm (P3), dan 50

ppm (P4). Sebagai kontrol positif digunakan doxorubicin. Pemanenan sel

dilakukan setelah confluence, yaitu pada hari ke tiga dan dilakukan penghitungan

jumlah seluruh sel menggunakan hemositometer Neubauer. Data yang diperoleh

dianalisis menggunakan ANOVA dan Duncan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ekstrak etanol temu ireng memiliki daya penghambatan tertinggi pada

konsentrasi 50 ppm sebesar 63.33% pada sel lestari tumor (MCM/IPB-B3) dan

74.59% pada sel lestari tumor (K562). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak

etanol temu ireng berpotensi untuk dikembangkan menjadi senyawa antitumor.

Kata kunci: antiproliferasi, ekstrak temu ireng, in vitro, K562, MCM/IPB-B3,

tumor

Page 6: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

ABSTRACT

FITRI HARDIANI FATHONAH. Ethanol Extract of Temu Ireng (Curcuma

aerugnosa Roxb.) as Antiproliferation on MCM/IPB-B3 and K562 Cell Lines.

Supervised by EVA HARLINA and BAMBANG PONTJO PRIOSOERYANTO.

Conventional treatment on tumor cause immunosupression and other side

effect which provide opportunities for progressive tumor growth or recurrent.

Traditional medicine can be an alternative medicine for tumor treatment. The aim

of this research is to study the antiproliferation activities of ethanol extract of

temu ireng on MCM/IPB-B3 and K562 tumor cell lines by in vitro culture. The

concentration of ethanol extract of temu ireng were 0 ppm (negative control), 12.5

ppm (P1), 25 ppm (P2), 37.5 ppm (P3), and 50 ppm (P4) and as a positive control

was doxorubicin. The cells culture were harvested after three days or confluence

and all cells were counting by hemocytometer Neubauer. The data was analyzed

by ANOVA and Duncan. The result showed that ethanol extract of temu ireng had

the highest inhibitory effect on 50 ppm concentration both cell lines with

inhibitory activity were 63.33% (MCM/IPB-B3) cell line and 74.59% for (K562)

cell line. Based on those result concluded that ethanol extract temu ireng was

potentially develop as an antitumor.

Keywords: antiproliferation, in vitro, K562, MCM/IPB-B3, temu ireng extract,

tumor

Page 7: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG

(Curcuma aeruginosa Roxb.) SEBAGAI ANTIPROLIFERASI

PADA SEL LESTARI TUMOR MCM/IPB-B3 DAN K562

FITRI HARDIANI FATHONAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 9: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 10: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 11: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 ini ialah

tumor, dengan judul Aktivitas Ekstrak Etanol Temu Ireng (Curcuma aeruginosa

Roxb.) sebagai Antiproliferasi pada Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3 dan K562.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ayahanda Lenur Komar, ibunda Titin

Kustinah, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr Drh Eva Harlina, MSi, APVet dan

Bapak Prof Drh Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS, Ph.D, APVet selaku

pembimbing skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Drh Elok

Budi Retnani, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing

dan memberi nasihat positif.

Penghargaan penulis sampaikan kepada teman satu penelitian Ansenora

Bekris dan Faizal Rafiq, teman-teman Ganglion, serta sahabat terbaik penulis

Sefi, Dwi, Asa, Nadia, Nova, Mayah, Sinta, Firman, Danu, Abel, Gerard, Sri,

Ulfah, Benli, dan Faisal.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

Fitri Hardiani Fathonah

Page 12: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui
Page 13: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tumor 2

Biakan Sel Lestari Tumor 2

Temu Ireng 3

Doxorubicin 4

Kematian Sel 5

METODE 6

Tempat dan Waktu Penelitian 6

Alat dan Bahan 7

Metode Penelitian 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Penurunan Jumlah Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3 dan K562 8

Aktivitas Penghambatan (Antiprolifersi) Ekstrak Etanol Temu Ireng terhadap

Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3 dan K562 9

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP 17

Page 14: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

DAFTAR TABEL

1 Aktivitas antiproliferasi ekstrak etanol temu ireng terhadap

pertumbuhan sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 10

DAFTAR GAMBAR

1 Tanaman temu ireng dan rimpang temu ireng yang berkhasiat obat 3 2 Mekanisme kerja doxorubicin pada sel kanker 4 3 Mekanisme apoptosis melalui jalur ekstrinsik 5 4 Mekanisme apoptosis melalui jalur intrinsik 6 5 Skema hemositometer Neubauer 8

6 Penurunan jumlah sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 9

7 Mekanisme kerja kurkumin pada sel tumor 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji statistik sidik ragam ANOVA terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor MCM/IPB-B3 16 2 Hasil uji statistik wilayah berganda Duncan terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor MCM/IPB-B3 16 3 Hasil uji statistik sidik ragam ANOVA terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor K562 16 4 Hasil uji statistik wilayah berganda Duncan terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor K562 16

Page 15: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumor merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang hewan piara

khususnya anjing. Selain tingkat kejadian yang cukup tinggi (mencapai 22%),

jenis tumor yang menyerang sangat beragam dengan tingkat keparahan penyakit

yang berbeda-beda (Priosoeryanto et al. 2000). Penyakit tumor atau neoplasma

merupakan salah satu masalah dalam dunia medis yang sangat penting untuk

segera ditangani. Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga

dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui sudah

mencapai stadium lanjut (Priosoeryanto et al. 2008).

Pengobatan tumor yang telah dilakukan diantaranya pembedahan,

cryosurgery, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, imunoterapi, inhibitor

angiogenesis, dan metode lainnya seperti hipertermia (terapi panas) serta

fototerapi (terapi cahaya) (Sari 2008). Cara pengobatan kemoterapi dan radiasi

menurut Priosoeryanto et al. (2000) memiliki beberapa kelemahan antara lain sifat

toksiknya dapat menurunkan fungsi organ-organ tubuh. Oleh karena itu obat

tradisional dapat menjadi pilihan yang baik dalam pengobatan tumor. Hal ini

dikarenakan obat tradisional kurang memiliki efek samping dibandingkan obat-

obatan kimia. Selain itu obat tradisional juga mudah diperoleh dan dapat diramu

sendiri (Nugrahaningtyas et al. 2005). Depkes RI (1981) mendefinisikan obat

tradisional merupakan bahan-bahan obat yang berasal dari tumbuhan, hewan,

maupun bahan-bahan mineral.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang

sangat besar, termasuk didalamnya adalah berbagai tanaman obat. Depkes RI

(1981) mengindikasikan bahwa dari sekitar 326 perusahaan di Indonesia yang

bergerak dalam bidang farmasi, kosmetik dan makanan, menggunakan 180 jenis

tanaman. Jumlah total bahan baku yang digunakan kurang lebih sebanyak 6.223

ton. Depkes RI (1981) juga mencatat terdapat 45 jenis obat penting di Amerika

yang berasal dari tanaman, dan 18 jenis diantaranya berasal dari Indonesia. Temu

ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan salah satu dari sekian banyak

tanaman obat tradisional Indonesia. Temu ireng dipilih menjadi salah satu obat

tradisional untuk alternatif pengobatan tumor karena berkhasiat sebagai

antiradang, antibakteri, pembersih darah, antikoagulan, tonikum, pelindung hati

(hepatoprotektor), antibiotik, dan antineoplastik (antikanker).

Perumusan Masalah

Pengobatan tumor secara konvensional menyebabkan imunosupresi dan

efek samping lainnya, sehingga memberikan peluang bagi tumor untuk tumbuh

progresif dan rekurens.

Page 16: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas antiproliferasi ekstrak

etanol temu ireng terhadap sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 secara in

vitro.

Manfaat Penelitian

Pengetahuan tentang aktivitas antiproliferasi ekstrak etanol temu ireng

terhadap sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 akan bermanfaat sebagai dasar

untuk mempelajari khasiat temu ireng dalam mengatasi tumor.

TINJAUAN PUSTAKA

Tumor

Tumor atau neoplasma diartikan sebagai suatu gangguan pertumbuhan

dengan karakteristik proliferasi sel yang berlebihan, abnormal dan tidak terkontrol

dari sel yang mengalami transformasi atau perubahan pada satu atau lebih tempat

utama dalam tubuh inang, dan umumnya disertai dengan metastasis atau

penyebaran ke bagian lain dari tubuh inang (Priosoeryanto et al. 2008). Aliza et

al. (2011) mendefinisikan tumor sebagai penyakit yang disebabkan adanya

pertumbuhan sel-sel yang telah kehilangan daya aturnya dengan menyerang

berbagai macam sel, jaringan, ataupun organ.

Penyebab tumor sangat kompleks, hal ini berkaitan dengan paparan agen

karsinogen, kokarsinogen lingkungan, dan faktor predisposisi inang

(Priosoeryanto et al. 2002). Menurut Pinilih (2006), penyebab tumor dapat

dibedakan menjadi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi usia,

diet, dan hormon. Faktor ekstrinsik dapat berasal dari lingkungan seperti agen

biologik, fisik, dan kimia.

Beberapa cara pengobatan kanker yaitu dengan operasi (pembedahan),

radiasi, chemotherapy, dan cancer immunotherapy (Pinilih 2006). Priosoeryanto

et al. (2000) menyatakan bahwa cara pengobatan dengan menggunakan

kemoterapi dan radiasi memiliki beberapa kelemahan antara lain karena sifat

toksiknya dapat menurunkan fungsi fisiologik organ-organ tubuh.

Biakan Sel Lestari Tumor

Sel lestari tumor adalah sel yang berasal dari tumor atau jaringan yang

sudah dibiakkan secara berkala, ditumbuhkembangkan dan dipelihara serta

disimpan dalam nitrogen cair. Keistimewaan dari sel lestari adalah sifatnya yang

immortal karena dapat hidup pada kondisi media yang minimal (Suindra 2005).

Sel MCM/IPB-B3 merupakan sel lestari tumor hasil rekayasa dari sel

MCM-B2 yang telah dihilangkan enzim thymidine kinasenya, yaitu enzim yang

berhubungan dengan regulasi, katalitik dan struktur gen, dan berfungsi sebagai

2

Page 17: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

pasokan metabolik. Sel MCM-B2 diisolasi dari benign mixed tumor kelenjar

mamari anjing pemburu betina berumur 10 tahun, dengan cara pembedahan,

dengan massa tumor berukuran 3 cm x 5 cm. Beberapa penemuan menunjukkan

adanya kemungkinan bahwa sel lestari tumor ini berasal dari sel induk (stem cell)

atau sel atipikal. Sel lestari ini digunakan sebagai model untuk mempelajari

diferensiasi dan proliferasi sel pada tumor mamari anjing (Priosoeryanto et al.

1995). Secara mikroskopis kultur sel menunjukkan koloni monolayer. Di dalam

matriks gel kolagen, sel tumbuh membentuk koloni tiga dimensi berukuran besar

dengan pola bercabang. Nukleus besar, organel-organel intrasitoplasmik dan

filamen-filamen intermediet yang bervariasi diantara sel terlihat dengan

pemeriksaan sitoplasmik. Sel tumor ini memiliki jumlah kromosom abnormal.

Secara histologis, hasil transplantasi tumor dari sel kultur serupa dengan

karsinoma anaplastik.

Sel K562 adalah sel lestari yang berasal dari darah seorang wanita penderita

leukemia kronis, yang berusia 53 tahun pada tahun 1970, dan bersifat suspensi.

Leukemia (kanker darah) merupakan penyakit kanker yang ditandai oleh

pertambahan sel darah putih atau leukosit, dengan bentuk yang tidak normal,

proses berlangsung cepat dan tidak terkendali (Pinilih 2006).

Kedua jenis sel lestari dipelihara dan ditumbuhkembangkan dalam medium

BME/F-12 yang berisi 10% Fetal Calf Serum (FCS), 100 IU penisilin dan 100 µg

streptomisin dalam inkubator CO2 bersuhu 37 oC. Biakan sel lestari kemudian

disimpan dalam nitrogen cair hingga siap digunakan untuk pengujian aktivitas

antiproliferasi secara in vitro.

Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)

Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) termasuk dalam famili

Zingiberaceae dan genus Curcuma. Tanaman ini memiliki nama daerah temu

erang (Sumatera), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Melayu dan

Minangkabau), temu ereng (Madura), temu leteng (Makasar), temu lotong

(Bugis), dan temu ireng (Jawa dan Bali) (MTIC 2002).

Temu ireng dapat tumbuh pada kisaran iklim yang luas di daerah tropis dan

subtropis (Asia Selatan dan Tenggara). Tanaman ini merupakan tanaman

berbatang lunak tahunan yang biasa hidup di bawah naungan tanaman lain.

Habitat yang paling sesuai adalah daerah yang tidak terkena sinar matahari secara

langsung dan kelembapan tinggi (Gambar 1).

Gambar 1 Tanaman temu ireng (kiri) dan rimpang temu ireng yang berkhasiat

obat (kanan) (Dalimartha 2003)

3

Page 18: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Temu ireng mengandung minyak atsiri (turmerone, zingiberene),

kurkuminoid (kurkumin I, II, dan III), alkaloid, saponin, pati, damar atau getah,

dan lemak (Setiyono 2014). Zat warna kuning kurkuminoid terdiri dari 62%

kurkumin dan 38% desmetoksikurkumin (Sari 2008). Menurut Martha Tilaar

Innovation Center (MTIC), kadar minyak atsiri temu ireng sebanyak 2%.

Disamping itu, tanaman ini mengandung flavonoid dan polifenol

(Nugrahaningtyas et al. 2005).

Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan salah satu

tanaman obat tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing

(anthelmintik) (Putri 2009). Kurkuminoid diketahui memiliki efek antitoksin

(Setiyono 2014), dan flavonoid berkhasiat sebagai antihipertensi, merangsang

pembentukan estrogen, antifungal, dan insektisida (Nugrahaningtyas et al. 2005).

Doxorubicin

Doxorubicin merupakan agen kemoterapi yang sering digunakan dalam

pengobatan kanker payudara. Doxorubicin memiliki beberapa efek samping

diantaranya menyebabkan resistensi dan kardiotoksik sehingga akan beresiko

tinggi bila digunakan dalam konsentrasi yang tinggi (Meiyanto 2008).

Doxorubicin bekerja dengan cara merusak DNA. DNA yang telah rusak

tersebut menginduksi mitokondria untuk melepaskan sitokrom c yang akan

mengaktifkan kaspase, sehingga berefek apoptosis. P-glycoprotein menghambat

kerja doxorubicin dengan cara drug efflux. BCL-2 dan BCL-XL adalah protein

yang menghambat pelepasan sitokrom C, sedangkan XIAP adalah protein yang

menghambat kaspase (Gambar 2).

Gambar 2 Mekanisme kerja doxorubicin pada sel kanker (Kim et al. 2009)

4

Page 19: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Kematian Sel

Kematian sel dapat disebabkan oleh berbagai cara. Kematian sel

diklasifikasikan menjadi dua tipe, yakni nekrosis dan apoptosis. Nekrosis

merupakan salah satu pola dasar kematian sel yang bersifat irreversible

disebabkan hipoksia, iskemia, dan kerusakan membran sel (Zachary dan McGavin

2012). Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram, diatur secara

genetik, bersifat aktif, ditandai dengan adanya kondensasi kromatin, fragmentasi

sel, dan fagositosis sel tersebut oleh tetangganya.

Prinsip terjadinya inisiasi apoptosis berasal dari dua jalur, yakni ekstrinsik

dan intrinsik. Jalur ekstrinsik diinisiasi melalui stimulasi reseptor kematian,

sedangkan jalur intrinsik diinisiasi melalui pelepasan faktor signal dari

mitokondria dalam sel.

Gambar 3 Mekanisme apoptosis melalui jalur ekstrinsik (Zachary dan Mc Gavin

2012)

Apoptosis melalui jalur ekstrinsik dimulai dari pelepasan molekul signal

yang disebut ligan oleh sel lain, tapi bukan berasal dari sel yang akan mengalami

apoptosis. Ligan tersebut berikatan dengan Tumor Necrosis Factor (TNF) yang

merupakan death receptor yang terletak di permukaan sel dan menginduksi

apoptosis (CCRC 2012). Ligan yang berikatan dengan reseptor akan membentuk

trimer dengan adaptor Fas Associeted Death Domain (FADD) yang akan

membentuk pro kaspase 8. Kemudian menjadi kaspase aktif 8 yang akan menjadi

executioner kaspase sehingga menyebabkan apoptosis (Gambar 3).

5

Page 20: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Gambar 4 Mekanisme apoptosis melalui jalur intrinsik (CCRC 2012)

Stres mitokondria yang menginduksi apoptosis jalur intrinsik disebabkan

oleh senyawa kimia atau kehilangan faktor pertumbuhan, sehingga menyebabkan

gangguan pada mitokondria dan terjadi pelepasan sitokrom c dari intermembran

mitokondria. Protein kaspase 8 akan akan memotong BCL-2 kemudian akan

menginduksi insersi Bax dan Bad (CCRC 2012). Protein Bax dan Bad merupakan

protein yang dapat meningkatkan permeabilitas membran mitokondria terhadap

sitokrom c, yang selanjutnya berikatan dengan Apoptosis Protease Activating

Factor-1 (APAF-1), dan membentuk apoptosome yang akan mengaktifkan

kaspase 9. Kaspase 9 selanjutnya akan mengaktifkan kaspase 3 sehingga

terjadilah proses kematian sel (Gambar 4).

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 hingga Januari 2015 di

Laboratorium Kultur Jaringan, Divisi Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

6

Page 21: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tissue culture plate 24

well, mikroplate ELISA 96 well, pipet, mikropipet, tabung ependorf 1.5 ml,

inkubator 37 oC (5% CO2), bunsen, laminar air flow, vortex, hemositometer

Neubauer, cover slip, dan mikroskop cahaya.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel lestari tumor

MCM/IPB-B3 dan K562, ekstrak etanol temu ireng yang diperoleh dari Pusat

Studi Biofarmaka, Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium (DMEM), Fetal Bovine

Serum (FBS), gentamisin, fungizon, doxorubicin, dimetilsulfoksida (DMSO), dan

trypan blue.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini berdasarkan metode Priosoeryanto et al. (1995), yaitu:

1. Persiapan media dan ekstrak

Media yang digunakan adalah 0.80 ml DMEM yang ditambahkan 50 µl

antibiotik (gentamisin) dan 30 µl FBS. Ekstrak etanol temu ireng diperoleh

dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut etanol 70%. Sebanyak 0.1 g

ekstrak dilarutkan dalam 400 µl DMSO, kemudian diencerkan sebanyak 5

kali, sehingga konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 12.5 ppm, 25 ppm,

37.5 ppm, dan 50 ppm.

2. Penanaman sel

Suspensi sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 dicairkan terlebih

dahulu (thawing). Setelah cair, suspensi sel dihomogenkan dengan vortex.

Penanaman sel dilakukan pada tissue culture plate 24 well yang berisi

medium penumbuh dengan empat konsentrasi ekstrak (12.5 ppm, 25 ppm,

37.5 ppm, dan 50 ppm), tidak ditambah ekstrak sebagai kontrol negatif, dan

ditambah 10 µl doxorubicin sebagai kontrol positif. Sebanyak 50 µl suspensi

sel lestari ditambahkan ke setiap lubang. Volume total cairan dalam satu

lubang adalah 1 ml. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. Suspensi sel

tumor ditumbuhkan dengan menginkubasikannya dalam inkubator 37 oC (5%

CO2).

3. Pemanenan dan penghitungan sel

Pemanenan sel lestari tumor dilakukan apabila sel pada lubang kontrol

sudah tumbuh optimal menutupi sekitar 70% permukaan lubang (confluence)

atau, kira-kira setelah 3 hari. Suspensi sel dihomogenkan menggunakan

mikropipet dengan cara dihisap dan dikeluarkan. Sebanyak 100 µl suspensi

sel yang telah homogen diletakkan dalam mikroplate ELISA yang sudah

berisi 5 µl pewarna trypan blue, agar sel lestari tumor dapat tampak jelas di

bawah mikroskop, kemudian dihomogenkan. Sebanyak 10 µl suspensi sel

dengan kepadatan 5 x 103 sel/ml diteteskan pada hemositometer Neubauer,

dan dilakukan penghitungan jumlah sel di bawah mikroskop cahaya dengan

perbesaran 100x. Sel yang dihitung adalah sel yang berada pada kotak tengah

kamar hitung. Semua sel dihitung, baik sel hidup maupun sel yang sudah

7

Page 22: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

mati. Garis kiri dan atas pada kotak dihitung untuk kotak yang bersangkutan,

sedangkan garis kanan dan bawah pada kotak dihitung untuk kotak

berikutnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Skema hemositometer Neubauer

Hasil penghitungan sel dikonversikan ke dalam jumlah sel per ml

suspensi dengan menggunakan rumus :

Jumlah sel/ml = jumlah sel yang dihitung x faktor volume x faktor pengencer

= jumlah sel yang dihitung x 104 x 5 x 10

-2

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase aktivitas

pertumbuhan dan penghambatan sel tumor adalah sebagai berikut :

% aktivitas pertumbuhan =

% aktivitas penghambatan = 100% - (% aktivitas pertumbuhan)

4. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam

ANOVA dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan untuk melihat

perbedaan antar kelompok perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penurunan Jumlah Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3 dan K562

Pemberian ekstrak etanol temu ireng dengan konsentrasi bertingkat

menurunkan jumlah sel tumor, yang menandakan adanya aktivitas antiproliferasi

ekstrak terhadap pertumbuhan sel lestari tumor. Penurunan jumlah sel lestari

tumor MCM/IPB-B3 dan K562 disajikan pada Gambar 6.

Jumlah rataan sel perlakuan

Jumlah rataan sel kontrol negatif x 100%

8

Page 23: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Gambar 6 Penurunan jumlah sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 pada

berbagai konsentrasi ekstrak temu ireng

Gambar 6 menunjukkan bahwa penurunan jumlah sel lestari tumor

berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol temu ireng.

Terlihat pula ekstrak etanol temu ireng memiliki aktivitas antiproliferasi yang

lebih baik terhadap sel lestari tumor K562 dibandingkan sel lestari tumor

MCM/IPB-B3. Hal ini diduga karena sel lestari tumor K562 memiliki sifat

establish sedangkan MCM/IPB-B3 memiliki sifat unestablish, sehingga sel lestari

tumor K562 lebih peka terhadap ekstrak etanol temu ireng dibandingkan sel

lestari tumor MCM/IPB-B3.

Aktivitas Penghambatan (Antiproliferasi) Ekstrak Etanol Temu Ireng

terhadap Sel Lestari Tumor MCM/IPB-B3 dengan K562

Ekstrak etanol temu ireng memiliki kemampuan untuk menghambat

pertumbuhan sel lestari tumor, baik sel lestari tumor MCM/IPB-B3 maupun

K562. Perbandingan aktivitas penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor

MCM/IPB-B3 dan K562 dapat dilihat pada Tabel 1.

9

Page 24: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Tabel 1 Aktivitas antiproliferasi ekstrak etanol temu ireng terhadap pertumbuhan

sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562

Perlakuan Aktivitas penghambatan (%)

MCM/IPB-B3 K562

K (-) 0.00 ± 23.45a 0.00 ± 12.00

a

P1 24.40 ± 13.06b 8.47 ± 10.06

a

P2 29.13 ± 9.34b 30.81 ± 9.57

b

P3 52.26 ± 10.94c 48.71 ± 5.99

c

P4 63.33 ± 5.43c 74.59 ± 2.74

d

K (+) 92.95 ± 1.72d 87.76 ± 1.64

d

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

nyata (p<0.05); K(-): Kontrol negatif, tidak diberi ekstrak; P1: diberi ekstrak 12.5

ppm; P2: diberi ekstrak 25 ppm; P3: diberi ekstrak 37.5 ppm; P4: diberi ekstrak 50

ppm; K(+): Kontrol positif, diberi doxorubicin

Penambahan ekstrak etanol temu ireng pada dua jenis sel lestari tumor

MCM/IPB-B3 dan K562 secara umum memperlihatkan penghambatan

pertumbuhan, walaupun aktivitas tersebut bervariasi tergantung dosis ekstrak.

Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan (antiproliferasi) ekstrak

terhadap sel lestari tumor MCM/IPB-B3 dan K562 semakin meningkat seiring

dengan peningkatan konsentrasi ekstrak yang diberikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sel lestari tumor MCM/IPB-B3,

pemberian ekstrak etanol temu ireng memberikan efek antiproliferasi yang

berbeda nyata (p<0.05) dibandingkan K (-). Aktivitas penghambatan ekstrak

konsentrasi 25 ppm tidak berbeda nyata (p>0.05) dengan 12.5 ppm, begitupun

konsentrasi 50 ppm tidak berbeda nyata (p>0.05) dengan 37.5 ppm. Seluruh

aktivitas antiproliferasi ekstrak berbeda nyata (p<0.05) dengan kelompok K(+).

Pemberian ekstrak etanol temu ireng mulai menghambat proliferasi sel

tumor K562 secara nyata (p<0.05) pada dosis 25 ppm. Aktivitas antiproliferasi

ekstrak semakin meningkat dan berbeda nyata (p<0.05) pada konsentrasi 25 ppm,

37.5 ppm, dan 50 ppm. Namun, aktivitas antiproliferasi konsentrasi 50 ppm tidak

berbeda nyata (p>0.05) dibandingkan dengan K (+). Aktivitas antiproliferasi

tertinggi diperoleh pada konsentrasi 50 ppm, yaitu 63.33% pada sel lestari tumor

MCM/IPB-B3, dan 74.59% pada sel lestari K562.

Adanya perbedaan aktivitas antiproliferasi ekstrak terhadap kedua jenis sel

tumor diduga karena tiap sel memiliki respon yang berbeda terhadap ekstrak, yang

dikaitkan dengan mekanisme metabolisme dan struktur sel tersebut (Ananta

2000). Menurut Pinilih (2006), sel K562 dalam pertumbuhannya tidak

memerlukan support untuk menempel pada dasar media. Selain itu sel K562

bersifat establish (mapan), sehingga penambahan ekstrak sebesar 12.5 ppm,

belum mengganggu aktivitasnya.

MCM/IPB-B3 merupakan sel lestari hasil rekayasa dari sel lestari MCM-

B2, yang diduga berasal dari sel induk (stem cell) atau sel atipikal. Menurut

10

Page 25: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Saputra (2006), salah satu sifat sel induk yaitu mempunyai kapasitas proliferasi

yang tinggi sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang

terbatas. Hilangnya thymidine kinase pada MCM/IPB-B3 menurunkan pasokan

metabolik yang dapat menyebabkan percepatan kematian sel. Kemungkinan lain

adalah jumlah reseptor senyawa temu ireng pada sel lestari tumor berbeda-beda.

Diduga sel lestari tumor K562 memiliki jumlah reseptor yang lebih banyak

dibandingkan MCM/IPB-B3.

Komponen utama yang berkhasiat dalam rimpang temu ireng adalah

kurkuminoid dan minyak atsiri (Setiyono 2014). Menurut Nugrahaningtyas et al.

(2005), flavonoid dalam temu ireng juga memiliki beberapa khasiat, salah satunya

sebagai antitumor. Kurkumin mempunyai aktivitas farmakologi yang sangat luas

antara lain sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker (Khairinal 2012).

Senyawa kurkumin dapat menghambat proliferasi beberapa jenis sel tumor

termasuk diantaranya B-cell dan T-cell Leukemia, colon carcinoma, dan

epidermoid carcinoma cell line (Bharti el al. 2003). Kurkumin juga dapat

menghambat proliferasi sel kanker payudara secara in vitro melalui program

apoptosis.

Apoptosis merupakan program bunuh diri sel. Program ini memiliki peranan

penting untuk menjaga homeostasis perkembangbiakan sel. Salah satu peran

pentingnya adalah untuk membatasi proliferasi sel yang tidak diperlukan, yang

mungkin dapat menyebabkan kanker. Pada sel-sel kanker program apoptosis ini

telah mengalami gangguan sehingga sel akan mengalami metastasis (penyebaran

kanker) lebih lanjut tanpa terkendali (Peter et al. 1997)

Gambar 7 Mekanisme kerja kurkumin pada sel tumor (Wu et al. 2010)

Gambar 7 menjelaskan mekanisme antiproliferasi pada kurkumin sehingga

menyebabkan apoptosis sel. Senyawa kurkumin bekerja dengan meningkatkan

Bad dan Bax sebagai protein proapoptotik, sedangkan protein anti apoptotik yakni

11

Page 26: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

BCL-XL dan BCL-2 dihambat (Wu et al. 2010). Mekanisme tersebut terjadi pada

membran mitokondria, yang menyebabkan peningkatan sitokrom c. Peningkatan

sitkrom c akan menginduksi kaspase-9, dan kemudian mengaktifkan kaspase-3

sehingga menyebabkan apoptosis.

Choudri et al. (2002) mengemukakan bahwa apoptosis pada sel lestari

tumor kelenjar mamari MCF-7 yang diinduksi oleh kurkumin melalui induksi

p53-Bax. Protein p53 merupakan protein tumor supresor dan regulator, yang

diaktivasi oleh adanya kerusakan DNA atau stres tertentu pada sel. Protein ini

dapat memacu apoptosis melalui peningkatan ekspresi Bax, suatu gen yang

berperan dalam proses apoptosis. Namun peningkatan ekspresi Bax belum cukup

untuk memacu proses apoptosis sehingga masih diperlukan pemacu lainnya. Bax

bersama-sama dengan protein lainnya yaitu Bad, akan mengaktifkan sitokrom c

yang dilepas dari mitokondria, dan selanjutnya akan terjadi aktivasi berantai

terhadap kaspase 9, kaspase 3 sampai akhirnya terjadi apoptosis (Nurrochmad

2004).

Penelitian lain menunjukkan bahwa apoptosis oleh kurkumin disebabkan

adanya peningkatan permeabilitas membran mitokondria, sehingga berakibat

pembengkakan sel, hilangnya potensial membran, dan terhambatnya sintesis ATP.

Hal ini diperantarai oleh pembukaan lubang transisi membran mitokondria (Morin

et al. 2001).

Minyak atsiri telah lama dikenal sebagai sumber terapi yang penting, yaitu

sebagai senyawa antibakteri dan antikanker (Setyawan 2003). Minyak atsiri

merupakan suatu campuran senyawa mudah menguap yang kebanyakan tergolong

terpenoid (Setyawan 2003). Menurut Laidlaw dan Swendseid (1991), terpenoid

merupakan salah satu komponen kemopreventif tumor yang dapat menghambat

inisiasi dan perkembangan tumor.

Temu ireng mengandung kadar minyak atsiri sebesar 0,5-1% (Setyawan

2003), yang terdiri atas turmerone dan zingiberene (Setiyono 2014). Turmerone

mempunyai fungsi sebagai antiinflamasi, hepatoprotektor, antimikroba,

penyembuh luka luar, antitumor, dan antivirus (Hapsari 2006).

Flavonoid berasal dari bahasa latin yakni flavus yang berarti kuning dan

termasuk senyawa polyphenolic yang menyebabkan pigmen berwarna merah,

biru, ungu, dan lain sebagainya pada tanaman. Flavonoid berkhasiat sebagai

antialergi, antiinflamasi, antimikrobial, dan antikanker. Seperti halnya kurkumin,

mekanisme kerja flavonoid terhadap sel tumor adalah dengan memacu apoptosis.

Sel tumor diinduksi oleh kurkumin melalui induksi protein p53.

Ekstrak etanol temu ireng memiliki aktivitas antiproliferasi pada sel lestari

tumor MCM/IPB-B3 dan K562, namun efektivitasnya belum sebaik doxorubicin.

Jika dibandingkan dengan doxorubicin, kurkumin sebagai komponen aktif temu

ireng telah dibuktikan aman secara farmakologis. Percobaan klinis pada manusia

tidak menunjukkan adanya toksisitas pada pemberian konsentrasi lebih dari 10

g/hari (Cheng et al. 2001). Doxorubicin memiliki beberapa efek samping

diantaranya menyebabkan kardiotoksik sehingga beresiko tinggi bila digunakan

dalam konsentrasi yang tinggi (Meiyanto et al. 2008).

12

Page 27: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak etanol temu ireng memiliki aktivitas antiproliferasi terhadap sel

tumor MCM/IPB-B3 dan K562 secara in vitro. Peningkatan aktivitas

antiproliferasi seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Temu ireng

memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu bahan antitumor.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa uji aktivitas antiproliferasi

ekstrak etanol temu ireng terhadap jenis sel lestari yang lain. Selain itu, penelitian

lanjutan mengenai mekanisme aksi komponen aktif temu ireng yang dapat

menghambat pertumbuhan sel tumor dalam upaya penemuan obat antitumor yang

lebih spesifik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Aliza KD, Sutriana A, Rahmi E, Budiman NH. 2011. Pengaruh pemberian ikan

yang diasinkan dalam menginduksi tumorigenesis rongga hidung pada

tikus Sprague Dawley. Jurnal Kedokteran Hewan 5(1):38-42.

Bharti AC, Donato N, Singh S, Aggarwal BB. 2003. Curcumin

(diferloymethane) down-regulates the constitutive action of nuclear factor-

KB and IKBa kinase in human multiple myeloma cell, leading to

suppression of proliferation and induction of apoptosis. Blood 101

(3):1053-1062.

[CCRC] Cancer Chemoprevention Research Center. 2012. Peran Mitokondria

dalam Apoptosis. [Internet]. [diunduh 2015 Juni 26]. Tersedia pada:

http//ccrc.farmasi.ugm.ac.id.

Cheng AL et al. 2001. Phase clinical trial of curcumin, a chemopreventive agent,

in patients with high-risk or pre malignant lesions. Anticancer Res

21:2895-2900.

Choudri T, Pal S, Agwarwal ML, Das T, Sa G. 2002. Curcumin induces

apoptosis in human breast cancer cells through p53-dependent Bax

induction. FEBS Lett 512(113):334-340.

Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Jakarta (ID):

Puspa Swara.

[DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 1981. Pemanfaatan Tanaman Obat. Edisi

kedua. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan RI.

Hapsari N. 2006. Uji Banding Efektivitas Kunyit (Curcuma longalinn) 100%

dengan Ketokonazol 2% secara In Vitro terhadap Pertumbuhan Candida

albicans pada Kandidiasis Vaginalis. [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang (ID):

Universitas Diponegoro.

13

Page 28: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Jenie RS dan Meiyanto E. 2007. Ko-kemoterapi ekstrak etanolik daun sambung

nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) dan doxorubicin pada sel

kanker payudara. Farmasi Indonesia 18(2): 81-87.

Khairinal. 2012. Efek Kurkumin terhadap Proliferasi Sel Limfosit dari Limpa

Mencit C3H Bertumor Payudara secara In Vitro. [Tesis]. Depok (ID):

Universitas Indonesia.

Kim DW, Kim KO, Shin MJ, Ha JH, Seo SW, Yang J, dan Lee SY. 2009.

siRNA-based targeting of antiapoptotic genes can reverse

chemoresisteance in P-glycoprotein expressing chondrosarcoma cels.

Molecular cancer 8(28): 8.

Laidlaw SA, Swenseid ME. 1991. Vitamins and Cancer Prevention. USA (US):

Willey Liss Inc.

[MTIC] Martha Tilaar Innovation Center. 2002. Budi Daya Secara Organik

Tanaman Obat Rimpang. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Meiyanto E, Susidarti RA, Handayani S, Rahmi F. 2008. Ekstrak etanolik biji

buah pinang (Areca catechu L.) mampu menghambat proliferasi dan

memacu apoptosis sel MCF-7. Majalah Farmasi Indonesia 19(1):12-19.

Morin D, Barthelemy S, Zini R, Labidalle S, Tillement JP. 2001. Curcumin

induced the mitochondrial permeability transition pore mediated by

membran protein thiol oxidation. FEBS Lett 495 (1-2):131-136.

Nugrahaningtyas KKD, Matsjeh S, Wahyuni TD. 2005. Isolasi dan indentifikasi

senyawa flavonoid dalam rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa

Roxb.). Jurnal Biofarmasi 3(1):32-38.

Nurrochmad A. 2004. Pandangan baru kurkumin dan aktivitasnya sebagai

antikanker. Jurnal biofarmasi 2(2):75-80.

Peter ME, Houfelder AE, Heugartner MO. 1997. Advance in apoptosis research.

Proceding of National Academic of Science of the United Stated of

America 94: 12736-12737.

Pinilih WD. 2006. Aktifitas Antiproliferasi Subfraksi C1 Rimpang Temu Putih

(Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) pada Sel Lestari Tumor secara In

Vitro. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Priosoeryanto BP, Huminto H, Wibawan IWT. 2000. Pendekatan pencegahan

dan pengobatan penyakit interferon rekombinan (rIFN) dan kombinasinya

[Laporan]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Priosoeryanto BP, Huminto H, Wibawan IWT, Tiuria R, Tateyama S. 2002.

Morphological characteristics of in vitro cultured cell derived from tumor

in domestic animals. Jurnal Hayati 9(4): 49-54.

Priosoeryanto BP, Huminto H, Wibawan IWT, Tiuria R, Yamaguchi R, Uchida

K, Tateyama S. 2008. Ultrastructural study of In Vitro tumor-cultured cells

in domestic animals. Hayati 9(4):105-108.

Priosoeryanto BP, Tateyama S, Yamaguchi R, Uchida K. 1995. Estabilishent of

a cell line (MCM-B2) from benign mixed tumour of canine mammary

gland. Research in Veterinary Science 58:272-276. Canadian J. Vet. Res.

59:67-69.

Priosoeryanto BP, Tateyama S, Yamaguchi R, Uchida K. 1995. Antiproliferation

and colony-forming inhibition activities of recombinant feline interferon

(rFeIFN) on various cells in vitro. Canadian J. Vet. Res. 59:67-69.

14

Page 29: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Putri DK. 2009. Efek ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa)

terhadap derajat karusakan hati ayam petelur yang diinfeksi cacing

(Ascaridia galli) [Artikel Ilmiah]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.

Saputra V. 2006. Dasar-dasar stem cell dan potensi aplikasinya dalam ilmu

kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran 153:21-25.

Sari R. 2008. Aktifitas Antiproliferasi Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) pada Sel Lestari Tumor MCA-B1 dan MCM-B2

secara In Vitro. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setiyono KA, Bermawie. 2014. Gambaran histopatologis dan klinis ayam herbal

setelah diuji tantang dengan virus avian influenza H5N1. Jurnal

Kedokteran Hewan 8(1):30-34.

Setyawan AD. 2003. Keanekaragaman kandungan minyak atsiri rimpang temu-

temuan (Curcuma). Biofarmasi 1(2): 44-49.

Suindra. 2005. Efektivitas ekstrak kloroform biji blustru (Luffa cylindrica)

terhadap aktivitas penghambatan sel lestari tumor MCM B2 dan HeLa

secara in vitro. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wu SH et al. 2010. Curcumin induces apoptosis in human non-smaal cell lung

cancer NCI-H460 cells through ER stress and caspase cascade and

mitochondria-dependent pathways. Anticancer Research 30: 2125-2134.

Zachary JF dan McGavin. 2012. Pathologic Basis of Veterinary Disease.

Missouri (US): Elsevier.

15

Page 30: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

Lampiran 1 Hasil uji statistik sidik ragam ANOVA terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor MCM/IPB-B3

Sumber

keragaman

Jumlah

kuadrat

Derajat

bebas

Ragam

kuadrat

tengah

F hitung Signifikansi

(p<0,05)

Between Groups 26467.426 5 5293.485 33.092 0.000

Within Groups 7678.222 48 159.963

Total 34145.648 53

Lampiran 2 Hasil uji statistik wilayah berganda Duncan terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor MCM/IPB-B3

Konsentrasi Perlakuan Aktivitas Penghambatan (%)

K(-) 0 ± 23.45a

12.5 24.40 ± 13.06b

25 29.13 ± 9.34b

37.5 52.26 ± 10.94c

50 63.33 ± 5.43c

K(+) 92.95 ± 1.72d

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan bedaan nyata

(p<0.05)

Lampiran 3 Hasil uji statistik sidik ragam ANOVA terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor K562

Sumber

keragaman

Jumlah

kuadrat

Derajat

bebas

Ragam

kuadrat

tengah

F hitung Signifikansi

(p<0,05)

Between Groups 12471.259 5 2494.252 39.072 0.000

Within Groups 3064.222 48 63.838

Total 15535.481 53

Lampiran 4 Hasil uji statistik wilayah berganda Duncan terhadap aktivitas

penghambatan pertumbuhan sel lestari tumor K562

Konsentrasi Perlakuan Aktivitas Penghambatan

K(-) 0 ± 12.00a

12.5 8.47 ± 10.06a

25 30.81 ± 9.57b

37.5 48.71 ± 5.99c

50 74.59 ± 2.74d

K(+) 87.76 ± 1.64d

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan bedaan nyata

(p<0.05)

16

Page 31: AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TEMU IRENG Curcuma … · Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat kompleks sehingga dalam penanganannya sangat sulit, apalagi biasanya penyakit diketahui

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Fitri Hardiani Fathonah merupakan anak

satu-satunya dari pasangan Lenur Komar dan Titin Kustinah. Penulis dilahirkan di

Sumedang, 2 Mei 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMA

Negeri 1 Pamanukan pada tahun 2010 kemudian pada tahun yang sama diterima

di Institut Pertanian Bogor dengan mayor Fakultas Kedokteran Hewan melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis

pernah bergabung menjadi anggota Agriaswara dan Himpro Ruminansia.

17