Upload
others
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
SISWA–SISWI SMA NEGERI 1 BALIGE TERHADAP MATA
PELAJARAN SENI BUDAYA DAN MUATAN LOKAL MUSIK BATAK
TOBA
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
NAMA : PHILIPUS ARITONANG
NIM : 120707055
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2018
2
3
ABSTRAK
“Apresiasi Seni dan Minat Siswa/i SMA Negeri 1 Balige terhadap Musik
Tradisional Batak Toba.”
Perkembangan zaman di era modernisasi ini telah merubah karakter
masyarakat di setiap aspek, seperti halnya pada bidang musik. Musik tradisional
yang berkembang pada masyarakat di kota Balige perlahan mulai tergantikan
oleh musik Barat dan mempengaruhi minat di khususnya kalangan pelajar
terhadap musik Tradisional. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Toba
Samosir untuk tetap melestarikan kesenian tradisional melalui mata pelajaran
muatan lokal serta menyelengarakan berbagai Festival Kesenian tradisonal Batak
Toba. Namun, upaya yang telah dilakukan pemerintah Toba Samosir kurang
mendapat perhatian di kalangan pelajar.
Penulis memilih SMA Negeri 1 Balige sebagai lokasi penelitian dan
siswa/i SMA Negeri 1 Balige sebagai objek penelitian karena penulis berdomisili
di kota Balige dan merupakan alumni dari SMA tersebut. Selama menjalani
pendidikan di SMA tersebut, penulis melihat bahwa para pelajar di SMA negeri 1
Balige lebih meminati musik barat dibandingkan musik tradisional.
Studi ini bertujuan sebagai penerapan mata kuliah yang direalisasikan
dalam bentuk data dan difokuskan pada minat pelajar terhadap musik tradisional.
Oleh karena itu, studi ini diharapkan menghasilkan data yang dapat menunjukkan
tinggi-rendahnya apresiasi dan minat para pelajar terhadap musik tradisional
Batak Toba.
Kata Kunci: Apresiasi seni dan minat, Musik tradisonal Batak Toba, siswa/i
SMA Negeri 1 Balige
Nama: Philipus Aritonang
NIM: 120707055
i
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
berkat kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul yang
diangkat penulis adalah Minat siswa siswi SMA Negeri 1 Balige terhadap mata
pelajaran Seni dan budaya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana di
jurusan Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara. Selain itu penulis berharap
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu mahasiswa/mahasiswi
Etnomusikologi, maupun yang membutuhkan referensi mengenai yang berkaitan
dengan judul. Adapun demikian, penyusunan skripsi ini dapat selesai akibat
campur tangan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada
Ayahanda Drs. E.Aritonang dan Ibuda R.Siagian yang selalu mendukung saya
baik dari segi materi maupun motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada:
1. Bpk. Prof. Runtung Sitepu, M.Hum., sebagai Rektor Universitas
Sumatera Utara;
2. Bapak Budi Agustono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara;
3. Ibu Arifni Netriroza, SST., M.A., selaku ketua Jurusan
Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
banyak masukan yang banyak dan membantu saya dalam penyelesaian
skripsi ini.
ii
5
4. Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., selaku sekretaris Jurusan
Etnomusikologi Univeristas Sumatera Utara yang juga memberikan
masukan untuk kelayakan skripsi penulis.
5. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen
pembimbing I yang telah banyak mengarahkan dan meluangkan waktu
penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D., selaku Ketua Jurusan
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara
juga sekaligus Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu dan memberikan masukan yang membangun untuk penyelesaian
skripsi ini.
7. Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si., selaku Dosen di Jurusan
Etnomusikologi Univertas Sumatera Utara sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik saya selama kuliah di Jurusan Etnomusikologi.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Etnomusikologi Univeritas
Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis
menjalani pendidikan.
9. Bapak Eka D. Ginting, Psi, selaku wakil dekan 1 Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara yang membantu saya dalam pengerjaan
skripsi ini.
10. Staff tata usaha Fakultas Ilmu Budaya yang telah membantu saya
dalam penyelesaian administrasi selama perkuliahan.
iii
6
11. Teman-teman 2012 Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara, Mario Yosua Sinaga, S.Sn, Yusuf Nathanael Silaban,
Nevo Kaban, Gopas Valentino, Jepri Romario Sihombing, S.Sn,
Gomgom Silaban, Lawrence Simbolon, Friztian Tobing, Inggrid
Hutauruk, S.Sn, Happy Waruwu S.Sn, dan teman-teman satu stambuk
lainnya yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
12. Sahabat-sahabat saya yang mendukung dalam penuyusunan skripsi,
Cukra Dudu Kembaren, Yoseph Siahaan, Noni Hutagalung, Audrin
Manurung dan Hans Sidabutar, Kak Sari dan Bang Eka Pangaribuan.
13. Almarhum sahabat saya Surya Sanni Tambunan yang juga pernah
memotivasi saya dalam pengerjaan skripsi ini.
14. Kedua abang saya Eros Andrew Aritonang dan Paulus Haposan
Aritonang yang tak henti memotivasi saya dalam pengerjaan skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati mereka yang tulus dan
ikhlas dalam membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati.
Medan, 2018
Penulis
Philipus Aritonang
NIM 120707055
iv
7
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 17
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 18
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 18
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 18
1.3.3 Manfaat Penelitian ............................................................ 19
1.4 Konsep konsep yang digunakan .................................................... 19
1.4.1 Pengetian Belajar .............................................................. 19
1.4.2 Pelajaran Seni Budaya....................................................... 20
1.4.3 Pengertian Musik .............................................................. 21
1.4.4 Unsur-unsur Musik ........................................................... 22
1.4.4.1 Melodi ................................................................... 22
1.4.4.2 Irama ..................................................................... 22
1.4.4.3 Harmoni................................................................. 23
1.4.5 Pembelajaran Seni Musik .................................................. 23
1.4.6 Minat Belajar .................................................................... 25
1.4.6.1 Jenis Minat Belajar ................................................ 27
1.4.6.2 Fungsi Minat ........................................................ 27
1.4.6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ............. 30
1.4.6.4 Indikator Minat Belajar ........................................ 33
1.4.6.5 Cara Membangkitkan Minat Belajar .................... 34
1.5 Teori yang Digunakan ................................................................... 34
1.6 Kajian Pustaka ............................................................................... 36
1.7 Kerangka Penelitian ..................................................................... 38
1.8 Hipotesis penelitian ...................................................................... 39
1.9 Metode Peneltian ........................................................................... 39
1.9.1 Jenis Penelitian .................................................................. 39
1.9.2 Angket .............................................................................. 40
1.9.3 Populasi dan Sampel ......................................................... 41
1.9.3.1 Populasi ................................................................. 41
1.9.3.2 Sampel ................................................................... 42
1.9.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .... 42
1.9.4.1 Variabel Bebas (X) ................................................ 43
1.9.4.2 Variabel Terikat (Y) ............................................. 43
1.9.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1.9.5.1Data primer............................................................. 44
1.9.5.2Data Sekunder ........................................................ 44
1.9.5.3Metode Pengolahan Data ....................................... 45
1.9.5.4Uji Validitas ........................................................... 45
1.9.5.5Uji Reliabilitas ....................................................... 46
v
8
1.9.5.6Uji Normalitas ........................................................ 46
1.9.5.7Uji Hipotesis .......................................................... 47
1.9.5.8Uji F (Uji Signifikan Simultan) ............................ 47
1.9.5.9Uji t (Uji Signifikan Parsial) ................................. 48
1.9.5.10Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................... 48
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 49
BAB II EKSISTENSI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BALIGE
DALAM KEBUDAYAAN BATAK TOBA
2.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1Balige ....................................... 50
2.2 Analisis Deskriptif ........................................................................ 52
2.2.1 Karaketeristik Responden .................................................... 52
2.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Umur ....................................... 52
2.2.1.2 karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 53
BAB III ANALISIS DATA
3.1Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................ 54
3.1.1 Dorongan Internal ................................................................. 54
3.1.2 Motivasi Sosial ..................................................................... 56
3.1.3 Emosional ............................................................................. 58
3.1.4 Minat Terhadap Pelajaran Seni Budaya dan Musik Batak
Toba .............................................................................................. 60
3.2 Hasil Analisis Kuantitatif .................................................................... 62
3.2.1 Hasil Uji Validitas ................................................................ 62
3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 63
3.2.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 64
3.2.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 65
3.2.4.1 Uji-F Secara Simultan ....................................................... 65
3.2.4.2 Uji-F Secara Parsial ........................................................... 67
3.2.4.3 Hasil Uji Determinasi R .................................................... 68
3.2.4.4 Persamaan Regresi ............................................................ 69
BAB IV PEMBAHASAN
4.1Pengaruh Dorongan Internal terhadap Minat terhadap Seni Budaya
dan Musik ............................................................................................ 70
4.2Pengaruh Motivasi Sosial Terhadap Minat terhadap Seni Budaya
dan Musik ........................................................................................... 72
4.3Pengaruh Emosional Terhadap Minat terhadap Seni Budaya dan
Musik ................................................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan .......................................................................................... 76
5.2Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket 82-84
Lampiran 2. Master Data Penelitian 85-86
Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data 87-104
Lampiran 4. Foto105-106
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha setiap orang yang secara sadar bertujuan
untuk membimbing, mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar setiap
peserta didik, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non-formal.
Pendidikan merupakan salah satu penopang hidup yang akan membuat orang akan
menjadi lebih baik dalam persepsi manusia umumnya. Pendidikan berperan
penting dalam meningkatkan kualitas generasi muda setiap zaman, agar mereka
tidak tertinggal keilmuannya dengan orang lain, seiring berkembangnya zaman.
Pendidikan berperan aktif dalam mengontrol ruang gerak seseorang untuk
melakukan aktivitas sosialnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni hasil
belajar yang baik, biasanya dibutuhkan kurikulum, tenaga pengajar yang baik,
serta fasilitas yang memadai. Peserta didik memerlukan isi dari materi
pembelajaran sebagai subjek pendidikan.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sebuah bangsa.
Banyaknya kendala dalam pendidikan, menjadikan pendidikan menjadi sebuah
masalah yang pelik. Namun pendidikan harus tetap berjalan sesuai dengan
kemajuan di era globalisasi. Dalam menuju cita-cita pendidikan nasional yang
berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.23 Pasal 3 tahun
2003, dirumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
2
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU no 14:2005, tentang guru
dan dosen).
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan kurikulum yang baik pedoman dalam menyelenggarakan
pendidikan nasional. Peserta didik adalah manusia yang memerlukan materi
pembelajaran dalam pendidikan, termasuk pendidikan dengan subjek Seni
Budaya. Maka dari itu pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya perlu
diperkenalkan secara tepat dan hati-hati. Pendidikan yang salah dapat
mempengaruhi kepribadian siswa (Wingkle dalam Tomi Darmawan, 2008).
Dalam pendidikan formal di peringkat sekolah dasar sampai menengah,
proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa yang
mengantarkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar. Menurut
Benjamin Bloom dalam Zahendartika (2010): “belajar adalah merubah kualitas
kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf
hidupnya sebagai pribadi, masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.” Jadi belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Guru merupakan salah satu
komponen manusia dalam proses belajar mengajar, yang ikut serta dalam usaha
membentuk sumber daya manusia yang kompensional di bidang pendidikan.
3
Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang no. 20 tahun
2003 dan dijabarkan ke dalam peraturan pemerintahan no. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang salah satunya terdiri dari Standar Isi
Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah
telah merancang berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Salah satu usaha tersebut adalah perbaikan kurikulum dan model pembelajaran
yang mengarah pada perbaikan mutu, moral, tingkat kepercayaan yang
berkualitas. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembekalan ilmu pengetahuan terhadap siswa dilakukan dalam suatu
peristiwa belajar mengajar secara formal di sekolah. Agar peristiwa belajar
mengajar berlangsung dengan baik, maka guru diharapkan memiliki sifat-sifat
yang positif seperti: menguasai bidang studinya, bersifat terbuka, mampu memilih
dan mempergunakan bermacam-macam metode penyajian yang benar dan tepat,
serta kreatif.
Kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan yang berpotensi bagi
pembangunan nasional. Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di
sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya terhadap
kebutuhan pengembangan potensi siswa, pemberian pengalaman estetis dengan
berekspresi dan berkreasi, serta berapresiasi melalui pendekatan “belajar dengan
seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.” Kesenian merupakan kegiatan
4
yang bersifat keluar, artinya kesenian menuntut atau mengharapkan tanggapan
dari orang lain.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran seni budaya itu meliputi: 1. Seni
rupa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya
berupa patung, lukisan, ukiran, dan lain-lain, 2. Seni musik mencakup
kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, dan apresiasi
karya musik. 3. Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui
medium gerak dengan menitikberatkan keindahan atau estetika. 4. Seni teater
mencakup olah tubuh dengan memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni
peran.
Pendidikan seni yang diberikan kepada sekolah menengah pertama dan
atas mencakup semua bidang seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Dalam kegiatan belajar mengajar, jika ada seorang siswa yang kurang
berminat dalam mata pelajaran seni yang diberikan oleh guru, maka guru harus
bisa memberikan dorongan agar siswa jadi berminat. Adanya minat siwa dalam
proses belajar mengajar pada mata pelajaran Seni Budaya sangat membantu siswa
dalam menerima dan menambah pengetahuan dalam pembelajaran Seni karena
setiap orang pasti mempunyai minat yang berbeda-beda pada suatu hal karena
minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang
menyuruh, dan minat pada hakekatnya adalah menerimaan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan suatu hal dikarenakan dirinya, semakin kuat hubungan tersebut
dan semakin besar minatnya (Slameto 2008:). Minat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa, sebab minat yang berkaitan dengan rasa senang karena
5
seseorang untuk melakukan aktivitas yang ada sangkut pautnya dengan dirinya
dan akan mendorongnya untuk melakukan aktivitas tersebut sebaik-baiknya.
Pelajaran seni budaya mengajarkan kepada siswa untuk menghargai karya
seni bangsa ini, di dalam pelajaran Seni Budaya siswa diajak untuk mengapresiasi
sebuah karya. Apresiasi berarti kegiatan memahami dan menyadari sepenuhnya
tentang karya seni serta menjadikan siswa lebih sensitif terhadap karya yang
bernilai estetis dan artistik, sehingga mampu menikmati dan menilai karya Seni
Budaya. Salah satu pelajaran Seni Budaya yang diajarkan di sekolah adalah
pelajaran Seni musik. Pelajaran Seni Budaya di sekolah, diharapkan dapat
membentuk kepribadian yang mencintai Seni musik bangsa Indonesia.
Pembelajaran Seni Budaya di sekolah diharapkan mampu memberikan
kemampuan bagi siswa untuk memahami karya seni musik ciptaan siswa sendiri
maupun karya seni musik ciptaan orang lain serta menjadikan siswa dengan
meningkatkan pembelajaran siswa, dengan adanya keseimbangan antara ekspresi
dan apresiasi maka akan membentuk kecerdasan secara optimal (Kartono,
2006:6).
Melalui pendidikan seni budaya dan keterampilan dapat membuat siswa
memiliki kemampuan dalam memahami konsep dan pentingnya seni budaya.
Melalui pembelajaran seni dan budaya, siswa juga dapat menampilkan sikap
apresiasi terhadap seni budaya, serta menampilkan kreativitas melalui seni
budaya. Tujuan akhirnya siswa dapat menampilkan peran sertanya dalam seni
budaya baik tingkat lokal, regional, maupun globalyaitu faktor keluarga, sekolah,
guru, diri sendiri. Keluarga merupakan kelompok masyarakat yang terkecil, yang
6
masing-masing individu di dalamnya mempunyai ikatan darah dan pertalian batin
yang sangat erat (Bangsawan, 2008). Pengaruh pertama yang diperoleh siswa
adalah pengaruh dari keluarga yang merupakan orang terdekat sejak manusia
lahir. Di dalam sebuah keluarga terdapat orang tua dan saudara yang mampu
memengaruhi anak-anak dalam menentukan pilihan karena pada usia sekolah
menengah pertama, anak masih belum bisa memutuskan mana yang baik dan
mana yang tidak baik untuk dilakukan dan masih memerlukan keputusan yang
baik menurut orang tua. Sebagaimana yang ditulis oleh Bangsawan (2008) bahwa
dalam periode 7-14 tahun seorang anak mulai belajar berinteraksi dengan
lingkungan di luar keluarga. Beberapa proses interaksi seperti imitasi, sugesti, dan
identifikasi pada diri si anak tetap berjalan dengan batasan-batasan nilai-nilai yang
telah lebih dulu ditanamkan di dalam keluarga.
Dalam kegiatan belajar mengajar, jika ada seorang siswa yang kurang
berminat dalam mata pelajaran seni yang diberikan oleh guru, maka guru harus
bisa memberikan dorongan agar siswa jadi berminat. Di dalam dunia pendidikan,
mata pelajaran kesenian kurang diminati oleh siswa. Ini disebabkan oleh
kurangnya pemahaman siswa terhadap kesenian, ada yang beranggapan bahwa
kesenian itu tidak penting bagi masa depan mereka, padahal kalau dikaji kesenian
itu penting karena menggambarkan ciri khas yang dimiliki oleh suatu daerah.
Agar siswa dapat mengenal berbagai macam seni yang berada di Indonesia
maupun mancanegara yang bermanfaat apabila mereka menjadi guru kesenian,
duta pariwisata, maupun menjadi seniman dan karena seni tersebut bersifat global
maka mereka bisa berinteraksi melalui seni.
7
Musik tradisional sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah formal
diajurkan untuk setiap daerah di Indonesia, yang merupakan kekayaan budaya
yang ada di Indonesia dan harus tetap dijaga kelestariannya. Setiap daerah di
seluruh nusantara memiliki musik khas daerahnya, termasuk musik tradisional
Batak Toba, yang menjadi bahan kajian ini.
Berbicara tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut Nana
Sudjana (2014) hasil belajar yang dihasilkan siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini sesuai dengan penjelasan Richard
Clark (2001) bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti, motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, dan
faktor fisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal
yang logis dan wajar sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah
laku individu yang diminati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu
kebutuhan untuk belajar dan berprestasi.
Untuk mengatasi kurangnya minat, respon, tugas, dan disiplin diperlukan
suatu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
kesenian yaitu dengan metode pembelajaran yang beragam. Kegiatan ini
dilakukan dengan harapan siswa merasa tertarik untuk mengikuti proses belajar
8
mengajar yang sedang berlangsung pada akhirnya akan meningkatkan hasil
belajar siswa. Banyak faktor yang menyebabkan siswa kurang berminat terhadap
mata pelajaran seni, diantaranya metode mengajar guru, motivasi, ekonomi,
lingkungan, sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah.
Demikian juga halnya dengan Sekolah Menengah Atas di kota Balige yang
mengajarkan seni budaya dengan muatan lokal berupa musik tradisional Batak.
Balige adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir.
Kecamatan Balige juga merupakan daerah wisata karena terletak di tepi Danau
Toba. Terdapat Museum Batak dan makam pahlawan nasional Sisingamangaraja
XII di kecamatan ini. Kecamatan Balige terdiri dari 29 desa dan 6 kelurahan yang
terbagi habis dalam 132 dusun/lingkungan. Kelurahan Napitupulu Bagasan adalah
ibukota dan pusat pemerintahan Kecamatan Balige.
Gambar 1.1
Batas Wilayah Kabupaten Toba Samosir (sumber:
https://id.wikipedia.org)
9
Wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Labuhan Batu
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
Gambar 1.2
Batas Wilayah Administratif Kecamatan Balige (sumber:
https://id.wikipedia.org)
Wilayah Kecamatan Balige meliputi:
1. Sebelah Utara adalah Danau Toba
2. Sebelah Selatan adalah Kabupaten Tapanuli Utara
3. Sebelah Barat adalah Kecamatan Tampahan
4. Sebelah Timur adalah Kecamatan Laguboti
10
Balige juga dikenal sebagai kota pendidikan karena lokasi pedidikan
Soposurung yang terletak di Desa Hinalang Bagasan memiliki banyak sekolah-
sekolah yang terkenal berkualitas. Diantaranya adalah SMA Negeri 1 Balige, yang
merupakan sekolah pertama yang didirikan pada tahun 1950 oleh Bapak Guru
Albinus Simanjuntak. Ada juga SMA Negeri 2 Balige yang tepat bersebelahan
dengan SMA Negeri 1 Balige yang berdiri tahun 1991. Kemudian terdapat
sekolah-sekolah lainnya seperti SMK N 1 Balige, SMK N 2 Balige, SMP Negeri 4
Balige, SMP Negeri 1 dan Yayasan Soposurung yang berada satu komplek di
kawasan pendidikan Soposurung. Dikutip dari ecpatindonesia.com yang dirilis
tanggal 21 juli 2017 menuturkan bahwa: “selain menjadi tujuan wisata, Balige
adalah satu tujuan bagi pelajar di Sumatera Utara untuk melanjutkan jenjang
pendidikan menengah atas. Salah satu sekolah menengah atas terbaik di Sumatera
Utara terdapat di Balige. Bahkan terdapat sekolah bertaraf internasional di Kota
Balige”.
Pada saat penelitian ini dilakukan, sekolah tersebut diasuh oleh 50 guru
dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 388 orang dan siswa perempuan
sebanyak 522 orang. Dalam proses belajar mengajar, SMA Negeri 1 Balige
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013. Dalam
kurikulum ini, mata pelajaran Seni Budaya mencakup cabang-cabangnya, yakni
seni: rupa, musik, tari, dan teater. Namun pada kenyataan, menurut tanggapan
para siswa dan guru seni sendiri, pendidikan melalui kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Seni Budaya masih kurang memiliki pengaruh signifikan terhadap
minat peserta didik untuk musik tradisional Batak Toba (sebagai muatan lokal),
11
padahal peserta didik didominasi oleh masyarakat suku Batak Toba sendiri,
sehingga menurut hipotesis penulis, para peserta didik terkena efek perkembangan
musik modern, seperti musik pop, jazz, rock, dan sebagainya lebih mendominasi
pangsa peminat musik pada umumnya di Indonesia, termasuk di Balige.
Selain itu, guru yang mengajar bidang kesenian umumnya adalah lulusan
berbagai Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yang pada masa
studinya dibekali oleh ilmu-ilmu musikologi terutama music education (musik
untuk pendidikan), yang kurang mendapatkan ilmu musik-musik etnik
(etnomusikologi). Oleh karena itu wawasan dan pengalaman para guru yang
sedemikian rupa juga akan mempengaruhi minat para siswa SMA N 1 Balige ini
dalam mengapresiasi atau terlibat dalam pertunjukan musik tradisional Batak
Toba.
Bertitik tolak dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi minat siswa SMA Negeri 1
Balige terhadap musik tradisional Batak Toba. Penelitian dilakukan khusus bagi
para siswa yang berdomisili di kota Balige.
Secara keilmuan, kajian terhadap pembelajaran musik dalam masyarakat,
termasuk sekolah juga menjadi perhatian para etnomusikolog dengan ilmu
dasarnya etnomusikologi. Jadi penelitian terhadap bagaimana proses belajar musik
di Sekolah Menengah Negeri 1 Balige adalah selaras dengan disiplin ilmu
etnomusikologi yang penulis pelajari beberapa tahun belakangan ini.
Dalam skripsi sarjana ini, yang dimaksud dengan etnomusikologi, sebagai
disiplin utama mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi minat para siswa dalam
12
memelajari musik tradisional Batak Toba, adalah mengacu kepada konsep yang
ditawarkan oleh Merriam (1964). Etnomusikologi adalah sebuah ilmu yang
mengkaji musik dalam konteks kebudayaan. Etnomusikologi adalah ilmu yang
dimana didalamnya ada kajian musik di dalam konteks kebudayaan, seperti yang
didefinisikan oleh Merriam, sebagai berikut.
Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own
division, for it has always been compounded of two distinct parts,
the musicological and the ethnological, and perhaps its major
problem is the blending of the two in a unique fashion which
emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of
the field is marked by its literature, for where one scholar writes
technically upon the structure of music sound as a system in
itself, another chooses to treat music as a functioning part of
human culture and as an integral part of a wider whole. At
approximately the same time, other scholars, influenced in
considerable part by American anthropology, which tended to
assume an aura of intense reaction against the evolutionary and
diffusionist schools, began tostudy musicin its ethnologic context.
Here the emphasis was placed not so much upon the structural
components of music sound as upon the part music plays in culture
and its functions in the wider social and cultural organization of
man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that
it is possible to characterize German and American "schools" of
ethnomusico-logy, but the designations do not seem quite apt. The
distinction to be made is not so much one of geography as it is one
of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative
studies were made by early German scholars in problems not at
all concerned with music structure, while many American studies
have been devoted to technical analysis of music sound (Merriam
1964:3-4).1
1Dalam konteks mengaplikasikan disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia,
terdapat sebuah buku yang terus populer sampai sekarang ini, yang dalam kenyataannya menjadi
“bacaan wajib” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia. Buku ini
menggunakan pendekatan kebudayan, teori fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-
lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika
Serikat ini, menjadi semacam “karya utama” di antara karya-karya yang berciri khas
etnomusikologis, dalam hal sejarah perkembangan ilmu seni ini.
13
Definisi etnomusikologi, seperti yang dikemukakan oleh Merriam di atas,
adalah bahwa para pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri
kepada benih-benih pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi.
Selanjutnya dalam memfusikan kedua disiplin ini, maka dalam etnomusikologi
akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka
mencampur kedua disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam
fokus keahlian ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung
kedua disiplin tersebut.
Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari
bahan-bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana
etnomusikologi menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu
sistem tersendiri. Di lain sisi, sarjana lain memilih untuk memperlakukan
musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai
bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan. Di dalam masa yang sama,
beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika,
yang cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu reaksi terhadap aliran-
aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan
melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti
ini, penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding
dengan kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari
permainan musik dalam kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi
sosial dan kebudayaan manusia yang lebih luas.
14
Mengenai masalah tersebut telah disarankan secara bertahap oleh
Bruno Nettl yaitu terdapat kemungkinan karakteristik "aliran-aliran"
etnomusikologi di Jerman dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis
sama. Mereka melakukan studi etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda,
baik dalam geografi, teori, metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa
studi provokatif awalnya dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka
memecahkan masalah-masalah yang bukan hanya pada semua hal yang
berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana Amerika telah
mempersembahkan teknik analisis suara musik.
Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi
dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi.
Walaupun terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing-masing
ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat
dari musik dalam konteks kebudayaannya.
Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi telah
dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan edisi
berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara (USU)
Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, telah
mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam
buku yang bertajuk Etnomusikologi, tahun 1995, yang diedit oleh Rahayu
Supanggah, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang berkantor pusat
di Surakarta. Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan 42 definisi
15
etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut kronologi sejarah dimulai oleh
Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun 1976.2
Dari semua penjelasan tentang apa itu etnomusikologi, maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu
pengetahuan yang merupakan hasil fusi (gabungan) dari antropologi (etnologi)
dan musikologi, yang mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai
fenomenal sosial dan budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya (lulusan
sarjana etnomusikologi atau peringkat magister dan doktoral) disebut sebagai
etnomusikolog.
Khusus dalam mengkaji musik dan pendidikannya (enkulturasi) dalam
kebudayaan dijelaskan oleh Merriam, bahwa salah satu sasaran kajian
etnomusikolog adalah latihan (proses belajar) menjadi pemusik. Apakah
seseorang dipaksa oleh masyarakatnya untukmenjadi pemusik, atau ia memilih
sendiri karirnya sebagai pemusik? Bagaimana metode latihannya, apakah sebagai
pemain musik potensial yang mengandalkan kepada kemampuan sendiri; apakah
2Lebih detil lagi buku ini disunting oleh seorang etnomusikolog dari Institut Seni
Indonesia (ISI) Surakarta, yaitu R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995, dengan judul ringkas
Etnomusikologi. Diterbitkan di Surakarta oleh Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar
etnomusikologi (Barat) seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay;
yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis
tiga artikel, yaitu: (a) “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’:
Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” (b) “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” (c)
“Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis
artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi:
Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul
“Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai
alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog (Barat). Ke depan, dalam konteks Indonesia
diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri,
untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan
buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh
berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi
Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya.
16
ia mendapatkan pengetahuan dasar tentang teknik memainkan alat musiknya atau
teknik menyanyi dari orang lain, atau apakah ia menjalani latihan yang ketat
dalam waktu tertentu? Siapa saja pengajarnya, dan bagaimanakah metode
mengajarnya? Hal ini mengarahkan kepada masalah profesionalisme dan
penghasilan. Sebuah masyarakat mungkin saja membedakan beberapa tingkatan
kemampuan pemusik, membuat klasifikasi dengan istilah-istilah khusus, dan
memberikan penghargaan tertinggi kepada sesuatu yang dianggap benar-benar
profesional atau pemusik dapat saja tidak dianggap sebagai spesialis. Bentuk dan
cara memberi penghargaan dapat sangat berbeda untuk setiap masyarakat, dan
dapat terjadi bahwa pemusik sama sekali tidak mendapat bayaran.
Dalam penelitian ini, maasalah kajian penulis memang bukan kepada para
pemusik tradisi (pargonsi) dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. Namun
kajian ini difokuskan kepada bagaimana para siswa Sekolah Menengah Atas
meminati kebudayaan musiknya sendiri, yang berada di dalam lokus wilayah
budayanya, bukan budaya di luar wilayah kebudayaan mereka. Selain itu,
penelitian ini menarik untuk dilakukan bagaimana proses pendidikan musik
melalui muatan lokal, yang terjadi di dalam sistem pendidikan formal dalam
kebudayaan lokal.
Lebih jauh Merriam menyatakan bahwa sama penting dan menariknya
adalah berbagai masalah tentang apakah pemusik dianggap sebagai seseorang
yang mempunyai bakat luar biasa, atau apakah semua anggoata masyarakat
tersebut dianggap mempunyai bakat yang sama? Apakah pemusik mewariskan
kemampuannya dan apabila demikian dari siapa dan dengan cara apa?
17
Sebagai anggota masyarakat, pemusik dapat memandang kemampuannya
sebagai sesuatu yang membedakannya dengan orang-orang lain, dan dengan
demikian ia dapat melihat dirinya sendiri dan masyarakatnya dalam rangka
hubungan tertentu. Orang yang bukan pemusik pun dapat menganut konsep-
konsep prilaku musikal yang dapat atau tidak dapat diterima, dan membentuk
sikap-sikap terhadap pemusik dan tindakannya dengan dasar ini. Tentu saja
pemusik dapat juga dianggap mempunyai sebuah kelas sosial tertentu dan mereka
dapat membentukberbagai asosiasi yang didasarkan atas keterampilan mereka di
dalam masyarakat. Mereka dapat memiliki musik yang dihasilkan, jadi
memunculkan lagi berbagai masalah ekonomi, dalam hal ini hubungan dengan
barang-barang yang tidak tersangkut langsung.
Di dalam hubungan inilah pengkajian lintas budaya dari kemampuan
musik dapat digunakan; meskipun tidak ada pengkajian bebas budaya sejauh ini
yang dikembangkan, rumusan mereka akan sangat memperhatikan penafsiran
kemampuan-kemampuan terpendam dan kemampuan nyata pemusik dan buakn
pemusik, seperti yang ditentukan masyarakat dan di dalam hubungan perorangan.
Dengan memperhatikan secara seksama semua latar belakang di atas, maka
dengandemikian kajian ini memfokuskan kajian terhadap faktor-faktor yang
memengaruhi minat para siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Balige
mempelajari musik tradisional Batak Toba. Selanjutnya untuk mengekspresikan
latar belakang di atas, maka skripsi sarjana ini diberi judul “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa-siswi SMA Negeri 1 Balige
terhadap Mata Pelajaran Seni Budaya dan Muatan Lokal Musik Batak
18
Toba.” Kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan tentang kebudayaan yang terdapat pada masyarakat Batak Toba,
khususnya musik dalam pendidikan formal.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu kepada latar belakang permasalahan, maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana minat siswa siswi di SMA Negeri 1 Balige terhadap musik
tradisional Batak Toba?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dan siswi SMA Negeri
1 Balige terhadap musik tradisional Batak Toba?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk menganalisis faktor faktor yang
mempengaruhi minat siswa SMA Negeri 1 Balige terhadap musik tradisional
Batak Toba.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar minat siswa dan siswi
SMA Negeri 1 Balige terhadap musik tradisional Batak Toba;
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dorongan internal terhadap
minat siswa dan siswi SMA Ngeri 1 Balige terhadap musik tradisional
Batak Toba.
19
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi sosial terhadap
minat siswa dan siswi SMA Ngeri 1 Balige terhadap musik tradisional
Batak Toba.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh emosional terhadap minat
siswa dan siswi SMA Ngeri 1 Balige terhadap musik tradisional Batak
Toba.
1.3.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Tulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan penulis serta pembaca
tentang perkembangan musik tradisional Batak Toba di kalangan peserta
didik di SMA Negeri 1 Balige;
2. Sebagai sarana dokumentasi mengenai perkembangan musik tradisional
Batak Toba yang merupakan data literatur mengenai etnografi di Program
Studi Etnomusikologi;
3. Sebagai referensi dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian sejenis.
1.4 Konsep-konsep yang Digunakan
1.4.1 Pengertian Belajar
Menurut Mill dalam Ilyas (2012) bahwa pendidikan meliputi segala
sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan orang
lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
20
Dari kedua pengertian tersebut dapat diperoleh penjelasan bahwa pendidikan
adalah segala upaya manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
membina potensi-potensi dalam diri seseorang. Dengan merujuk kembali kepada
makna dan hakikat pendidikan diharapkan akan dicoba menimbang-nimbang
kembali apa yang telah dialami dan lakukan dalam proses pendidikan selama ini.
Dengan demikian dapat diluruskan kembali pola pikir dan konsep-konsep
pendidikan agar sesuai dengan tujuan dasarnya namun tetap dinamis mengikuti
kebutuhan masyarakat, sesuai kurikulum yang sudah ditetapkan.
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan kemampuan lainnya (Hakim. 2000)..
Menurut Mahmud (2009) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku,
baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan
terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
Dari dua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan menghasilkan
kemajuan pada diri seseorang, baik dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan
maupun perubahan sikap yang positif lainnya.
1.4.2 Pelajaran Seni Budaya
Pendidikan seni yang diberikan kepada sekolah menengah ke atas
mencakup semua bidang seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.
21
Dalam kegiatan belajar mengajar, jika ada seorang siswa yang kurang berminat
dalam mata pelajaran seni yang diberikan oleh guru, maka guru harus bisa
memberikan dorongan agar siswa jadi berminat.
Pelajaran Seni Budaya mengajarkan kepada siswa untuk menghargai
karya seni bangsa ini, di dalam pelajaran Seni Budaya siswa diajak untuk
mengapresiasi sebuah karya. Apresiasi berarti kegiatan memahami dan menyadari
sepenuhnya tentang karya seni serta menjadikan siswa lebih sensitif terhadap
karya yang bernilai estetis dan artistik, sehingga mampu menikmati dan menilai
karya Seni Budaya. Salah satu pelajaran Seni Budaya yang diajarkan di sekolah
adalah pelajaran Seni Rupa.
Pelajaran Seni Budaya di sekolah, diharapkan dapat membentuk
kepribadian yang mencintai Seni Rupa bangsa Indonesia. Pembelajaran Seni
Budaya di sekolah diharapkan mampu memberikan kemampuan bagi siswa untuk
memahami karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan
orang lain serta menjadikan siswa dengan meningkatkan pembelajaran siswa,
dengan adanya keseimbangan antara ekspresi dan apresiasi maka akan
membentuk kecerdasan secara optimal (Kartono, 2006 ).
Adanya minat siwa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran
Seni Rupa pada sub pokok Seni Rupa berlangsung sangat membantu siswa dalam
menerima dan menambah pengetahuan dalam pembelajaran Seni Rupa karena
setiap orang mempunyai pasti mempunyai minat yang berbeda-beda pada suatu
hal karena minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal tanpa ada
yang menyuruh, dan minat pada hakekatnya adalah menerimaan suatu hubungan
22
antara diri sendiri dengan suatu hal dikarenakan dirinya,semakin kuat hubungan
tersebut dan semakin besar minatnya (Slameto 2008).
1.4.3 Pengertian Musik
Menurut Djohan (2009) musik adalah suara dan diam yang terorganisir.
Hal tersebut menunjukkan bahwa didalam musik tidak hanya bunyi, biasanya
didalam sebuah komposisi musik terdapat tanda diam yang menunjukkan bahwa
seorang pemain berhenti sejenak dalam memainkan musik.
Purwowidodo dalam Harti (2005) yang menyatakan: seni musik
terbangun dari unsur-unsur pendukungnya. Musik terdiri dari unsur-unsur melodi,
ritme, dan harmoni, musik adalah keseluruhan dari fenomena akustik yang terdiri
dari 3 unsur,yaitu unsur yang bersifat material, spiritual, dan bersifat moral.
Pembagian unsur-unsur musik tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa hal,
yaitu : unsur material yang meliputi ekspresi, dinamik, aksen, warna suara, unsur
musik yang bersifat spiritual adalah syair, irama, dan melodi, sedangkan unsur
moral dari musik adalah harmoni.
1.4.4 Unsur-Unsur Musik
1.4.4.1 Melodi
Soeharto (2005:) menyatakan melodi adalah rangkaian sejumlah nada
yang berbunyi atau dibunyikan secara berurutan, ada tiga kemungkinan gerak dari
bentuk melodi, yaitu gerak naik, turun, dan tetap pada ketinggian semula. Bentuk
pergerakan tersebut dapat dengan cara melangkah, yakni apabila pergerakan nada
23
itu berurutan baik naik maupun turun sebagaimana tingkatan nadanya dalam
tangga nada. Pergerakan nada juga dapat dengan cara melompat yaitu apabila
gerak nada satu ke nada yang lain tidak berurutan menurut tingkatan nadanya
dalam tangga nada.
1.4.4.2 Irama
Menurut pendapat Widodo (2007) irama adalah pertentangan bunyi antara
bagian yang berat dan ringan, yang berulang secara teratur serta penentu panjang
pendeknya nada. Jamalus (2008) mengemukakan bahwa irama adalah urutan
rangkaian gerak yang menjadi unsur dalam sebuah musik. Irama berhubungan
dengan panjang pendek not dan berat ringannya tekanan atau aksen pada not.
Namun oleh teraturnya gerak, maka irama tetap dirasakan, meskipun melodi diam,
keteraturan gerak ini menyebabkan lagu enak didengar dan dirasakan.
Irama dapat juga diartikan sebagai unsur dasar musik yang bergerak dalam
matra waktu. Irama dalam musik terbentuk oleh bunyi dan diam dengan
bermacam-macam lama waktu membentuk pola irama, bergerak menurut pulsa
dalam ayunan. Irama dapat dirasakan dan didengar (Soeharto, 2005).
1.4.4.3 Harmoni
Harmoni adalah keselarasan berbagai bunyi yang terkandung dalamsebuah
musik (Kristianto 2007:43). Sedangkan menurut Muttaqin (2008) harmoni adalah
kombinasi nada nada yang terbentuk menjadi akord.Menurut Kadijat (1989:32)
Harmonis adalah selaras, sepadan, bunyi serentak menurut harmoni, yaitu
pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord. Hal yang sama juga
24
dikemukakan oleh Syafiq dalam Setyaji (2010) bahwa harmoni adalah susunan
nada membentuk suatu bunyi teratur. Harmoni musik merupakan kombinasi dari
bunyi-bunyi musik dan konsep, fungsi serta hubungan dengan berbagai instrumen.
1.4.5 Pembelajaran Seni Musik
Pengajaran musik adalah Pengajaran tentang bunyi. Apapun yang dibahas
dalam suatu pengajaran musik haruslah bertitik tolak dari bunyi itu sendiri. Oleh
karena itu musik kini mulai dimasukan kedalam pendidikan untuk dapat
memenuhi tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia seutuhnya. Hal
ini diperkuat juga oleh pendapat dari Tirtahardja (2008), bahwa Pembelajaran seni
musik di sekolah merupakan sarana untuk membantu berhasilnya pendidikan
musik dalam bentuk pembinaan kepribadian peserta didik, mengembangkan bakat
dan kreativitas, serta sebagai wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dalam hal
budaya dan kesenian.
Pelajaran seni musik di lembaga pendidikan sekolah bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai cita
rasa seni. Juga dapat mendorong anak didik untuk bertingkah laku yang positif,
misalnya untuk membangkitkan semangat dan prestasi. Terkait dengan tujuan
pendidikan seni musik di lembaga pendidikan sekolah, Jamalus (2008)
menyatakan bahwa pembelajaran musik di sekolah mempunyai tujuan untuk :
(1) Memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap anak melalui
perkembangan kesadaran musik, tanggapan terhadap musik, kemampuan
25
mengungkapkan dirinya melalui musik, sehingga memungkinkan anak
mengembangkan kepekaan terhadap dunia sekelilingnya;
(2) Mengembangkankemampuan me-nilai musik melalui intelektual dan artistik
sesuai denganbudaya bangsanya;dan
(3) Dapat dijadikan bekal untuk melanjutkan studi kependidikan musik yang
lebih tinggi
Hal ini didukung oleh pernyataan, Haryadi (2008) yang menyatakan,
bahwa pendidikan musik sebagai salah satu sarana untuk membantu berhasilnya
pendidikan umum dalam membentuk dan membina kepribadian anak Hal yang
sama juga dikemukakan oleh Parto (2006) yang menyatakan bahwa musik selain
sebagai seni merupakan kaidah-kaidah estetik yang dapat diapresiasikan, namun
juga sebagai ilmu. Hal tersebut terasa dari deretan nada-nada interval, dan juga
akustiknya yang mana dilihat dari sejarahnya hubungan musik dengan bidang
ilmu terutama angka-angka (matematika) yang telah dibahas oleh filsuf China dan
Yunani ratusan tahun yang lampau.
Pembelajaran seni musik di Sekolah Menengah Atas berbeda dengan
sekolah musik karena pendidikan musik di Sekolah Mengah Atas adalah program
umum, sehingga siswa tidak dididik untuk menjadi seniman, melainkan sekedar
pengalaman berekspresi dan berapresiasi yang bersifat keterampilan dasar.
Dengan demikian cukup jelas, bahwa dalam pendidikan seni musik, musik itu
sendiri bukanlah tujuan, tetapi sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
26
1.4.6 Minat Belajar
Dalyono dalam Umma (2015) mendefinisikan bahwa minat sebagai
sebuah modal besarbagi seseorang untuk mendapatkan tujuan yang dicita-citakan
Minat juga dapat diartikan sebagai keinginan, ketertarikan seseorang terhadap
sesuatu atau hal. Minat dapat ditafsirkan dua alternatif; 1) Minat sebagai sebab
Kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang,
situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, 2) Minat sebagai akibat
Pengalaman efektif yang distimulir oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek.
Menurut Aiken Ginting dalam Zahendartika (2010:11) minat merupakan
kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan yang lain. Sedangkan menurut
Sulaiman dalam Adrial (2009:10) minat adalah motif yang menunjukan keluasan
dan arah perhatian individu kepada objek. Maksudnya, minat itu ditujukan kepada
motif tindakan seseorang terhadap keberadaan objek yang diperhatikannya. Baik
itu sedikit maupun besar yang mengandung unsur pemusatan perhatian agar lebih
terfokus pada bidang atau objek tertentu.
Menurut Syach (2006) minat adalah kecederungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sebagai salah satu syarat
utama dalam mempelajari suatu hal atau objek, setiap individu mempunyai
kecenderungan yang tinggi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
keinginannya. Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
perhatian terhadap sesuatu hal dengan mempelajari maupun membuktikannya
lebih lanjut.
27
Minat adalah perpaduan antara keinginan, kesenangan kemauan yang
dapat berkembang jika ada motivasi. Jika seseorang berminat pada suatu kegiatan,
pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan dibanding mereka yang tidak
mempunyai minat. Jika seseorang tidak mempunyai minat pada suatu kegiatan,
mereka hanya akan berusaha seperlunya dan akan mengurangi kesenangan mereka
terhadap kegiatan, missal minat terhadap musik, olah raga, membaca dan
sebagainya (Tampubolon, dalam Suparyanto 2011).
Menurut Purwanto (2008) minat adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai perhatian terhadap suatu objek disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut objek tertentu
Bahwa minat seseorang sering dikaitkan dengan perhatian, artinya utuk melihat
ada tidaknya minat seseorang terhadap sesuatu dapat diketahui dari ada tidaknya
perhatian terhadap hal tersebut dan biasanya disertai kecenderungan untuk
berhubungan lebih aktif terhadap objek yang dikehendakinya. Minat seseorang
terhadap suatu objek menyebabkan perhatian orang itu selalu tertuju pada ojbek
tersebut. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
yang berlangsung terus menerus yang membutuhkan perhatian seseorang,
sehingga membuat dirinya menjadi selektif terhadap objeknya.
1.4.6.1 Jenis Minat Belajar
Ditinjau dari segi tingkatan, menurut Witherington (1991) minat dapat dibagi
kedalam beberapa jenis yakni:
(1) Minat primitif
28
Yaitu minat yang timbul dari kebutuhan jaringan tubuh. Contoh minat
primitif adalah kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman.
(2) Minat kulturatif atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses
belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita.
Misalnya keinginan untuk memiliki hobi, kekayaan dan lain-lain.
Sedangkan menurut Abdullah (1984), minat dapat dikaji dari timbulnya
yakni:
(1) Minat yang timbul dari diri sendiri atau spontan.
(2) Minat disengaja,yaitu minat yang timbul karena dibangkitkan
1.4.6.2 Fungsi Minat
Minat yang timbul dari dalam diri siswa merupakan sesuatu yang
menjadikan siswa menyukai pelajarannya. Timbulnya rasa suka terhadap
pelajaran dikarenakan siswa mempunyai kepentingan dan tujuan-tujuan lain
dalam diri siswa. Siswa yang menyukai pelajarannya akan tampak dari seberapa
besar usaha siswa dalam belajar. Dengan usaha belajar yang keras dapat
diharapkan mencapai prestasi belajar yang tinggi. Darajat dalam Juliantara (2010)
menyatakan bahwa: Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah
membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan
tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan
membangkitkan semangat belajar mereka.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat minat tersebut,
semakin besar minatnya (Djaali, 2007). Adanya hubungan seseorang dengan
29
sesuatu dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya
penerimaan, dekat atau tidaknya hubungan tersebut akan berpengaruh terhadap
besar kecil tumbuhnya minat yang ada.
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang menghasilkan nilai yang rendah (Dalyono,
1996:56-57). Dalam usaha untuk mencapai tujuan yang maksimal
diperlukanadanya minat. Besar kecilnya minat akan sangat berpengaruh pada hasil
yang dicapai pada suatu kegiatan.
Minat merupakan sumber dorongan pada seseorang untuk melakukan apa
yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock dalam Safitri 2009).
Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasinya seseorang dalam suatu kegiatan secara alami, dan hal tersebut
didorong oleh keinginan yang berasal dari diri setiap individu. Jika seseorang
melihat sesuatu yang akan menguntungkan, mereka merasa berminat dengan
tujuan mendatangkan kepuasan.
Minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan individu, atau obyek yang disenanginya, karena minat merupakan motif
yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu.
Faktor yang mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan pendidikan diantaranya
adalah prestasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi
orang tua dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan anak, karena
dengan kemampuan sosial ekonomi yang memadai maka minat anak dalam
melanjutkan pendidikan, akan tinggi dan sebaliknya. Minat sebagai salah satu
30
aspek psikologi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya internal
maupun eksternal dilihat diri anak yang dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan
kebutuhan, bakat dan kebiasaan, sedangkan dilihat dari eksternal dipengaruhi dari
kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan presepsi
masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial.
Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sebab minat yang
berkaitan dengan rasa senang karena seseorang untuk melakukan aktivitas yang
ada sangkut pautnya dengan dirinya dan akan mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tersebut sebaik-baiknya. Mengembangkan minat belajar siswa yang pada
dasarnya adalah membantu siswa memilih bagaimana hubungan antara materi
yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Pada umumnya semakin tinggi minat yang ada pada siswa dan dapat disalurkan,
serta mendapatkan bimbingan yang baik, maka minat tersebut dimungkinkan akan
menjadikan siswa belajar dengan antusiasme yang tinggi. Apabila siswa dalam
mempelajari pelajaran didasarkan oleh minat, kemungkinan besar isi dari
pelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa, namun sebaliknya jika siswa
tidak memiliki minat dalam mengikuti pelajaran, kemungkinan besar prestasi
belajarnya tidak akan baik/maksimal, bahkan mereka enggan dalam mengkuti
pelajaran.
1.4.6.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Banyak faktor yang berpengaruh pada minat siswa mempelajari lagu
daerah yaitu faktor internal yaitu diri siswa itu sendiri seperti bakat, dan faktor
eksternal yakni keluarga, sekolah, guru dan Keluarga merupakan kelompok
31
masyarakat yang terkecil, yang masing-masing individu di dalamnya mempunyai
ikatan darah dan pertalian batin yang sangat erat (Bangsawan, 2008).
Menurut Ardiansyah (2011) minat seseorang dapat dipengaruhi oleh
banyak hal. Seseorang akan berminat pada suatu objek tertentu apabila objek
tersebut telah dikenal, menarik perhatian, digemari, bermanfaat bagi dirinya dan
ada kemungkinan dapat dilakukan oleh orang tersebut. Suatu pelajaran akan
disukai siswa jika materi pelajaran dan metode penyampaian pelajaran menarik
serta tersedianya alat pengajaran yang memadai.
Menurut Taufani (2010) ada 3 (tiga) faktor yang mendasari timbulnya
minat yaitu:
a. Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga
timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk
memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat
untuk belajar.
b. Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar
dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam
kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada
studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya. Guru dan
keluarga termasuk dalam faktor motivasi sosial.
c. Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor
emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek
minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena
aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan
32
akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang
terhadap kegiatan yang bersangkutan.
Keluarga merupakan orang terdekat yang sangat mempengaruhi minat
belajar siswa. Di dalam sebuah keluarga terdapat orang tua dan saudara yang
mampu memengaruhi anak-anak dalam menentukan pilihan karena pada usia
sekolah menengah pertama, anak masih belum bisa memutuskan mana yang baik
dan mana yang tidak baik untuk dilakukan dan masih memerlukan keputusan yang
baik menurut orang tua. Sebagaimana yang ditulis oleh Bangsawan (2008) bahwa
dalam periode 7-14 tahun seorang anak mulai belajar berinteraksi dengan
lingkungan di luar lingkungan keluarga. Beberapa proses interaksi seperti imitasi,
sugesti, dan identifikasi pada diri si anak tetap berjalan dengan batasan-batasan
nilai-nilai yangtelah lebih dulu ditanamkan di dalam keluarga.
Disamping keluarga, sekolah juga turut memberi pengaruh terhadap minat
siswa terhadap seni budaya dan musik tradisional. Sekolah adalah lembaga
pendidikan formal yang terdapat di dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (11) bahwa pendidikan formal adalah
jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Melalui pendidikan formal, siswa mendapatkan ilmu pengetahuan yang
layak dan siswa juga bisa mengetahui minat dan bakatnya. Setiap siswa
mempunyai minat dan bakat yag berbeda. Dengan mengetahui minat dan bakat
masing-masing, siswa dapat lebih fokus pada minat dan bakatnya tersebut. Bagi
siswa yang senang dengan kesenian, baik itu seni rupa, seni musik, seni tari, dan
33
teater bisa lebih mendalami seni yang disukainya. Ada juga siswa yang senang
dengan olahraga dan juga ada juga siswa yang senang membaca atau menulis.
Guru adalah bagian dari sekolah yang turut mempengaruhi minat siswa
terhadap seni budaya dan musik tradisional. Guru adalah orang yang bertanggung-
jawab mencerdaskan kehidupan anak didik (Nurfuadi, 2011:66). Guru yang
bertanggung jawab mencerdaskan anak didik dengan menjadi contoh yang baik
adalah guru yang benar memberikan yang terbaik untuk dicontoh oleh siswanya.
Guru memberikan contoh cara mencintai kesenian dan kebudayaan nusantara
dengan mengajarkan kesenian nusantara dan memberikan informasi tentang
kebudayaan nusantara. Dengan demikian, siswa merasa memiliki kesenian dan
kebudayaan yang patut dibanggakan dan berusaha menjaga dan melestarikannya.
Guru harus memahami siswa terhadap hal yang berhubungan dengan
proses mengajar. Guru juga sebagai motivator siswa untuk menumbuh
kembangkan minat belajar setiap siswa untuk mempelajari pelajaran, baik teori
maupun praktik. Mengingat minat siswa mempengaruhi hasil belajar atau prestasi
belajar untuk menguasai kemampuan tertentu, maka dipandang penting untuk
mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap mata pelajaran, salah satunya
adalah mata pelajaran seni musik. Agar siswa memiliki minat untuk belajar, guru
harus berusaha membangkitkan minat siswa agar proses belajar mengajar yang
efektif tercipta di dalam kelas dan siswa mencapai suatu tujuan yang maksimal
dari hasil dari belajarnya.
1.4.6.4 Indikator Minat Belajar
Safari dalam Gustini (2011:25) mengemukakan bahwa ada empat (4)
34
indikator minat belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran
ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari
bidang tersebut.
b. Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian Siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan
pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut.
d. Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari
obyek tersebut.
35
1.4.6.5 Cara Membangkitkan Minat Belajar
Minat merupakan alat motivasi pertama yang dapat membangkitkan
pemahaman anak didik terhadap pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Winkel
(2006) bahwa cara membangkitkan minat siswa belajar mata pelajaran tertentu
termasuk seni budaya dan musik adalah:
(1) Menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan
siswa, minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi
pelajaran berguna untuk kehidupannya;
(2) Menyesuaikan pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuansiswa,
materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa akan tidak diminati siswa,
atau tidak dapat diikuti dengan baik;
(3) Menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran bervariasi, misalnya
diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan sebagainya;
(4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik dengan cara menyediakan lingkungan yang kreatif dan kondusif:
(5) Memperhatikan adanya kebutuhan siswa, sehingga siswa belajar tanpa
paksaan.
1.5 Deskripsi Teori
Minat merupakan suatu kecenderungan individu untuk mengikuti suatu
aktivitas karena faktor kebutuhan dalam diri seseorang dan ingin mendapatkan
pengalaman yang lebih, dalam hal ini adalah pengalaman dalam pelajaran seni
musik.
36
Minat siswa terhadap pembelajaran musik merupakan hal yang penting
untuk diteliti, karena minat adalah salah satu faktor pendukung yang menentukan
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan diketahuinya minat siswa terhadap
pembelajaran musik diharapkan guru dapat menyikapinya sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Dari timbulnya minat maka juga
akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dalam kegiatan belajar siswa
yang memepunyai minat paling tinggi akan memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Sebaliknya, siswa yang minatnya rendah tidak akan mencapai hasil
belajar yang maksimal atau prestasinya kurang. Prestasi tersebut dapat diukur
melalui tes hasil belajar yang diinginkan.
Pembelajaran musik jika disampaikan dengan metode yang kurang kreatif
dan kurang sesuai dengan kemampuan siswa, maka akan menimbulkan kebosanan
atau bahkan siswa tidak menyukai pelajaran tersebut. Namun apabila
pembelajaran tersebut disampaikan menggunakan metode yang menarik dan
sesuai dengan kemampuan siswa maka siswa akan mudah menerima materi yang
diajarkan dan siswa akan lebih bersemangat serta akan selalu ingin mengetahui
hal-hal baru yang berhubungan dengan pembelajaran seni musik, baik berupa teori
maupun praktik.
Menurut Taufani dalam Ramli (2011) ada 3 (tiga) faktor yang mendasari
timbulnya minat yaitu: faktor dorongan internal, yaitu dorongan dari individu itu
sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu
untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat
untuk belajar. Selain itu, faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan
37
suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini
merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya.
Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari
orangtuanya. Guru dan keluarga termasuk dalam faktor motivasi sosial. Yang
terakhir, faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena
faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek
minatnya. Kesuksesan pada suatu aktivitas karena aktivitas tersebut menimbulkan
perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan menimbulkan perasaan tidak
senang dan mengurangi minat terhadap kegiatan yang bersangkutan.
1.6 Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan perulangan dari beberapa penelitian yang telah
pernah dilakukan meskipun barangkali dengan skala penelitian dan variabel
penelitian yang berbeda seperti berikut ini
Nira Rusanti Universitas Negeri Malang, 2015 Minat Siswa Terhadap
Mata Pelajaran Seni Budaya Pada Sub Pokok Mata Pelajaran Seni Rupa dimana
hasil penelitian membuktikan bahwa minat siswa di SMPN 2 Glagah tergolong
sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari hasil persentase minat siswa secara
keseluruhan bahwa ada sebanyak (50%) kelas VIII yang memiliki kriteria minat
kurang. Sedangkan kriteria minat tinggi hanya ada (4,76%). Indikator tentang
kegiatan saat mata pelajaran berlangsung, terdapat (47,6%) siswa yang kurang
minat dan (16,6%) siswa yang sangat berminat.
38
Elfi Yuliati, Program Studi Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang,
dengan judul Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Seni Tari Kelas Viii Mtsn
Pekan Selasa Kabupaten Solok Selatan dimana hasil penelitian membuktikan
bahwa minat siswa pada pelajaran seni tari di MTs N Pekan Selasa Kabupaten
Solok Selatan berada pada kategori sangat baik atau 91,7 % berdasarkan data
angket (Indikator perhatian 87,23 %, indikator perasaan 83,14 % dan indikator
disiplin 104,75 %).
Dewi Prisilla, Aloysius Mering, Henny Sanulita Program Studi Pendidikan
Seni Tari dan Musik, FKIP Untan, Pontianak, 2014 Faktor-faktor Dominan Yang
Memengaruhi Minat Peserta Didik Terhadap Lagu Anak dan hasil penelitian
membuktikan bahwa 55% tidak berminat mempelajari lagu daerah, dan 45%
yang berminat mempelajari lagu daerah. Kemudian pada hasil analisis faktor yang
memengaruhi siswa tidak berminat mempelajari lagu daerah adalah keluarga,
sekolah, guru, dan diri sendiri.
Supriyadi dengan judul “Survei Minat Siswa Terhadap Pelajaran
Pendidikan Jasmani Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang” dimana
hasil bahwa minat siswa terhadap pelajaran pendidikan jasmani terhitung tinggi
yaitu 87,31%.
Heni Probo Retno Bastiyan dengan judul “Minat Siswa Negeri 1
Pekalongan Terhadap Tari Tradisional Dan Tari Kreasi Baru” dimana hasil
penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat
siswa terhadap tari tradisional dan tari kreasi baru dengan hasil bahwa minat siswa
39
terhadap tari kreasi baru lebih tinggi dibanding minat siswa terhadap
taritradisional.
1.7 Kerangka Penelitian
Berdasarkan kajian teori minat belajar tersebut di atas, maka variabel
(peubah) bebas penelitian adalah variabel X1 (dorongan internal, diantaranya
adalah faktor fisiologis dan psikologis), serta variabel X2 (motivasi sosial, yakni
keluarga, sekolah, dan guru, dan non-sosial) sehingga kerangka penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
Dorongan internal (X1)
Faktor fisiologis
Faktor psikologis
- Emosional diri
Motivasi Sosial dan Non
Sosial (X2)
1. Keluarga
2. Sekolah dan guru
3. Masyarakat
4. Lingkungan alamiah
5. Faktor instrumental atau
perangkat belajar
6. Faktor materi pelajaran
7. Faktor globalisasi
Minat
- Pelajaran seni budaya
- Musik Tradisi Batak
Toba
Faktor emosional (X3)
- Emosional diri
40
1.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep tersebut di atas, maka hipotesis penelitian
diasumsikan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh dorongan internal secara parsial terhadap minat siswa-siswi
belajar seni budaya dan musik Batak Toba sebagai muatan lokal;
2. Ada pengaruh motivasi sosial secara parsial terhadap minat siswa siswi
belajar seni budaya dan musik Batak Toba sebagai muatan lokal.
3. Ada pengaruh emosional secara parsial terhadap minat siswa siswi belajar
seni budaya dan musik Batak Toba sebagai muatan lokal.
4. Ada pengaruh dorongan internal dan motivasi emosional secara simultan
terhadap minat siswa siswi belajar seni budaya dan musik Batak Toba sebagai
muatan lokal.
1.9 Metode Penelitian
1.9.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan kombinasi penelitian deskriptif kuantitatif.
Dimana penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian untuk memberikan
uraian mengenai gejala, fenomena, atau fakta yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, tanpa bermaksud menghubungkan
atau membandingkan (Iskandar dalam Musfiqon, 2012).
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
41
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Menurut Sugiyono,
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012).
Secara kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan semua
fakta yang terkait dengan indikator-indikator yang mempengaruhi minat siswa
siswi SMAN 1 Balige terhadap mata pelajaran seni budaya dan musik Batak
Toba sebagai muatan lokal.
1.9.2 Angket.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
berdasarkan skala likert. Skala likert merupakan pernyataan yang menunjukkan
tingkat kesetujuan dan ketidak setujuan responden. Responden diminta memberi
pendapat/jawabannya dengan cara mengisi angket yang disediakan dan memilih
salah satu jawaban yang disediakan sesuai dengan petunjuk pengisian angket.
Angket yang telah di isi, kemudian dikumpulkan dan diolah dimana angket ini
berisi pertanyaan untuk mendapatkan data tentang indikator-indikator
dari faktor minat.
42
Angket yang telah di isi, kemudian dikumpulkan dan diolah dimana
angket ini berisi pertanyaan untuk mendapatkan data tentang indikator indikator
dari faktor minat. Pertanyaan dalam kuesioner diuji dengan menggunakan skala
Likert 1-5. Hal ini untuk mendapatkan data yang bersifat internal yang dibutuhkan
untuk penelitian ini. Untuk pertanyaan yang bersifat favorable (Positif), maka
skala likert yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Skala 5 menunjukan respon sangat setuju
b) Skala 4 menunjukan respon setuju
c) Skala 3 menunjukan respon netral
d) Skala 2 menunjukan respon tidak setuju
e) Skala 1 menunjukan respon sangat tidak setuju
Untuk pertanyaan yang bersifat unfavorable (negatif), maka skala likert yang
berlaku adalah sebagai berikut :
a) Skala 1 menunjukan respon sangat setuju
b) Skala 2 menunjukan respon setuju
c) Skala 3 menunjukan respon netral
d) Skala 4 menunjukan respon tidak setuju
e) Skala 5 menunjukan respon sangat tidak setuju
1.9.3 Populasi dan Sampel
1.9.3.1 Populasi
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data dari responden. Data
yang diambil adalah dari sampel yang mewakili seluruh populasi. Maka sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Dalam
43
penelitian ini populasi adalah sebagian siswa siswi kelas 10 ,11, dam 12 yang
berjumlah 100 orang.
1.9.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Mengingat jumlah anggota populasi yang
relatif besar (≥100), maka penentuan sampel menggunakan metode purposive
sampling dimana metode ini mengambil sampel sesuai yang dibutuhkan peneliti
dilapangan yakni mengambil sebagian dari seluruh anggota populasi menjadi
sampel sehingga ada 100 sampel penelitian dari total seluruh responden.
1.9.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel adalah cara menemukan dan mengukur
variabel-variabel dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak
menimbulkan berbagai tafsiran. Peneliti menggunakan Skala Likert dalam
kuesioner untuk masing-masing variabel penelitian. Skala Likert adalah suatu
skala yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang, tentang fenomena sosial. Semua pertanyaan yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
lampiran kuesioner.
44
1.9.4.1 Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi,
yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
1. Dorongan internal
Yakni bakat atau niatan dari dalam diri sendiri untuk mempelajari seni
budaya dan musik Batak Toba sebagai muatan lokal. Pengukuran dengan
Skala Likert 5 (lima) poin.
2. Motivasi Sosial
Yakni motif siswa dalam mempelajari seni budaya dan musik Batak
Toba sebagai muatan lokal, termasuk atas bantuan atau dorongan
keluarga, sekolah dan guru. Pengukuran dengan Skala Likert 5 (lima)
poin.
3. Emosional
Yakni dorongan emosional siswa dalam mempelajari seni budaya dan
musik Batak Toba sebagai muatan lokal Pengukuran dengan Skala Likert
5 (lima) poin.
1.9.4.2 Variabel Terikat atau Variabel Tergantung (Y) yakni Minat Belajar
Yakni minat siswa siswi mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
sebagai muatan lokal. Pengukuran dengan Skala Likert 5 (lima) poin dalam
jawaban kuesioner, yaitu Sangat Tidak Setuju (skor 1), Tidak Setuju (skor 2),
Netral (Skor 3), Setuju (Skor 4), Sangat Setuju (Skor 5).
45
1.9.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak
muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yakni daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Penyebaran
kuesioner dilakukan secara langsung kepada responden. Responden pada
penelitian ini adalah siswa siswi SMA Negeri 1 Balige.
1.9.5.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), seperti dengan
melakukan pengamatan langsung ke lapangan, survei, serta wawancara atau
memberi daftar pertanyaan (kuesioner). Pada penelitian ini, pengumpulan data
akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara langsung.
1.9.5.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tdak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Dalam penelitian ini, data sekunder peneliti peroleh dari berbagai referensi
buku yang ada serta media massa maupun elektronik.
46
1.9.5.3 Metode Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang
dilakukan setelah pengumpulan data. Untuk kemudahan dalam pengolahan data
digunakan bantuan program komputer. Langkah-langkah pengolahan data
meliputi:
1. Editing adalah tahapan kegiatan memeriksa validitas data yang masuk
seperti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan jawaban
dan keseragaman suatu pengukuran.
2. Coding adalah tahapan kegiatan mengklasifikasikan data dan jawaban
menurut kategori masing-masing sehingga memudahkan dalam
pengelompokan data.
3. Processing adalah tahapan kegiatan memproses data agar dapat di analisis.
Pemrosesan data memasukan data hasil pengisian kuesioner kedalam
master tabel atau database komputer.
4. Cleaning kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entri
(dimasukkan) dan dilakukan koreksi apabila terdapat kesalahan.
5. Tabulating merupakan tahapan kegiatan pengorganisasian data sedemikian
rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk
disajikan dan dianalisis.
1.9.5.4 Uji Validitas
Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu butir
pertanyaan, skala butir pertanyaan disebut valid jika melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur yang seharusnya diukur. Jika skala
47
pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak
mengukur apa yang seharusnya dilakukan.
Pengukuran validitas dapat dilakukan berdasarkan output program SPSS
kolom Total Statistic lihat kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan
nilai r hitung untuk masing-masing butir pertanyaan sebagai indikator variabel
dan dibandingkan dengan nilai r tabel (Sunyoto dan Setiawan, 2013).
1.9.5.5 Uji Realibitas
Reliabilitas terkait dengan kehandalan alat ukur, seberapa jauh alat ukur
dapat menghasilkan hasil yang kurang- lebih sama ketika diterapkan pada sampel
yang sama. Untuk menguji reliabilitas alat ukur dengan berdasarkan output
program SPSS dengan melihat angka koefisien Cronbach’s Alpha yang umumnya
digunakan sebagai persyaratan sebuah alat ukur berkisar dari 0,6 sampai dengan
0,8 (Sufren dan Natanael, 2014).
1.9.5.6 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:110) menyatakan bahwa : “Uji normalitas
bertujuan untuk memenuhi apakah masing-masing variabel berdistribusi normal
atau tidak”. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-
pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual distribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan
statistik parametrik tidak dapat digunakan. Deteksi normalitas data digunakan
dengan cara melihat penyebaran data atau titik pada diagonal dari diagram
48
penyebaran data (scatter diagram). Dasar pengambilan keputusan yaitu jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis itu, maka model regresi
memenuhi asumsi-asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal,
atau bahkan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
1.9.5.7 Uji Hipotesis
Mengingat penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas yakni
dorongan internal dan motivasi emosioinal, maka analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda yang terdiri dari uji F secara
simultan dan Uji-t secara parsial dengan menggunakan SPSS 20, sebagai berikut :
Y= a + + + b3X3 + e
Keterangan:
Y : Minat belajar terhadap seni budaya dan musik Batak Toba
a : Konstanta.
b1,b2 : Koefisien regresi
: Dorongan internal
: Motivasi sosial
X3 : Emosional
e : Error term.
49
1.9.5.8 Uji F ( Uji Signifikan Simultan )
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi
variabel secara serempak terhadap variabel dependen.
1.9.5.9 Uji t (Uji Signifikan Parsial)
Uji t digunakan untuk menemukan seberapa besar pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat.
: b1 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
: b1 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
diterima, jika > pada = 5%
Ha diterima, jika > pada = 5 %
1.9.5.10 Koefisien Determinasi ( )
Pengujian Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai
dengan satu (0 1). Hal ini berarti bila =0 menunjukkan tidak adanya
50
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, bila semakin besar
mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat dan bila semakin kecil mendekati nol dapat dikatakan semakin
kecilnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMAN 1 Balige. Penelitian dilaksanakan
selama 1 bulan mulai Maret s/d April 2018
51
BAB II
EKSISTENSI SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 BALIGE DALAM KEBUDAYAAN BATAK TOBA
2.1 Gambaran Umum Kecamatan Balige Sebagai Latar Belakang SMA
Negeri 1 Balige
Balige merupakan sebuah Kecamatan yang berada di daerah tepi Danau
Toba adalah ibukota Kabupaten Toba Samosir, dimana kecamatan ini merupakan
pusat pemerintahan dan perekonomian di Kabupaten Toba Samosir.
Kecamatan Balige yang saat ini dipimpin oleh Bpk.Pantun Josua Pardede
memiliki luas 91.05 km2, dan juga terdapat 29 desa serta 6 kelurahan didalamnya.
Berdasarkan data BPS tahun 2015, jumlah peduduk Balige berada diangka 38.880
ribu jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 418,32 jiwa/km2. Mayoritas penduduk
di kecamatan Balige beragama Kristen dan merupakan suku Batak Toba, hali ini
tampak dari jumlah bangunan gereja sejumlah 48 bangunan yang sebagian
besarnya didominasi oleh gereja kesukuan seperti HKBP dan terdapat juga 4
bangunan masjid di kecamatan ini. Mata pencaharian penduduk di kecamatan
Balige pada umumnya adalah petani, peternak, dan pedagang dimana produk
unggulan dari kecamatan ini adalah padi dan jagung. Sedangkan dari sektor
peternakan umumnya didominasi oleh peternak babi. Sistem perdagangan di
kecamatan Balige berpusat di Pasar Balige atau sering disebut dengan Balerong
Onan Balige yang setiap hari jumat terdapat pekan mingguan dimana pedagang
52
berkumpul dari berbagai daerah disekitar Kecamatan Balige untuk berdagan
berbagai kebutuhan pokok.
Gambar 2.1 Pasar Balige atau sering disebut Balerong Onan Balige
Dilihat dari sektor pendidikan, di Kecamatan Balige terdapat 52 bangunan
sekolah yang terdiri dari 31 sekolah SD, 8 sekolah SMP, 4 sekolah SMA, 7
sekolah SMK dan 2 perguruan tinggi. Sektor pendidikan dikecamatan Balige
cukup menonjol,hal ini dapat terlihat dari adanya kawasan pendidikan formal di
Soposurung dimana kawasan ini terkenal menghasilkan lulusan-lulusan
berkualitas, salah satunya adalah SMA Negeri 1 Balige.
SMA Negeri 1 Balige adalah Sekolah Menengah Atas pertama yang
didirikan di kecamatan Balige, SMA Negeri 1 Balige pertama sekali didirikan
pada tanggal 27 juli 1950 oleh Bapak Guru Albinus Simanjuntak. Saat ini SMA
Negeri 1 Balige dipimpin oleh Bapak Makmur Siahaan, S. Pd sejak tahun 2011
sampai saat ini (2018). Dalam masa kepemimpinan Bapak Makmur Siahaan S. Pd.
53
banyak perkembangan positif yang dialami sekolah ini. Baik secara infrastruktur
maupun secara kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari akreditasi sekolah ini
yang mendapat predikat A.
2.2 Analisis Deskriptif
2.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis
kelamin siswa di SMA Negeri 1 Balige
2.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 4 kategori yakni
15,16,17, dan 18 tahun dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 2.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No U m ur Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 15 tahun 21 21.0
2. 16 tahun 25 25.0
3. 17 tahun 32 32.0
4. 18 tahun 22 22.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa dari 100 responden penelitian, 21 orang
(21.0%) berumur dibawah 15 tahun, 25 orang (25.0%) berumur antara 16 tahun ,
32 orang (32.0%) berumur 17 tahun dan 22 orang (22/0%) berumur18 tahun..
Dengan demikian, mayoritas responden berumur 17 tahun yakni seanyak 32 orang
432.0%).
54
2.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 36 36.0
2. Perempuan 64 64.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari 100 responden penelitian, 36 orang
(36.0%) adalah laki-laki dan 64 orang (64.0%) adalah perempuan. Dengan
demikian, mayoritas responden adalah perempuan yakni sebanyak 64 orang
(64.0%).
55
BAB III
ANALISIS DATA
3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
3.1.1 Dorongan Internal
Dorongan internal diukur dengan 6 item pernyataan dengan distribusi
jawaban sebagai berikut ;
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dorongan Internal
N0 Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Tidak hanya melalui sekolah,
saya juga mempelajari seni
budaya dan musik Batak Toba
melalui media elektronik dan
juga media cetak
4
(4.0%)
84
(84.0%)
9
(9.0%)
2
(2.0%)
1
(1.0%)
2 Saya selalu ingin menampilkan
kemampuan saya dalam seni
budaya dan musik Batak Toba
Batak Toba
7
(7.0%)
75
(75.0%)
12
(12.0%)
4
(4.0%)
2
(2.0%)
3 Saya selalu tertarik untuk belajar
seni budaya dan musik Batak
Toba baik disekolah maupun
dirumah
6
(6.0%)
67
(67.0%)
18
(18.0%)
7
(7.0%)
1
(1.0%
4 Saya sangat mengapresiasi seni
budaya dan musik Batak Toba
baik disekolah maupun diluar
sekolah
1
(1.0%)
77
(77.0%)
15
(15.0%)
5
(6.0%)
2
(2.0%)
5 Saya tidak memprioritaskan
belajar seni budaya dan musik
Batak Toba dibandingkan mata
pelajaran lainnya
9
(9.0%)
61
(61.0%)
24
(24.0%)
5
(5.0%)
1
(1.0%)
6 Saya belajar seni budaya dan
musik Batak Toba agar budaya
leluhur tidak punah
6
(6.0%)
79
(79.0%)
13
(13.0%)
2
(2.0%)
0
(0.0%)
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 3.1 memperlihatkan jawaban responden tentang dorongan internal
dimana mayoritas responden (84.0%) menjawab setuju pernyataan ke-1 (Tidak
56
hanya melalui sekolah, saya juga mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
melalui media elektronik dan juga media cetak). Mayoritas responden (75.0%)
menjawab setuju pernyataan ke-2 (Saya selalu ingin menampilkan kemampuan
saya dalam seni budaya dan musik Batak Toba). Mayoritas responden (67.0%)
menjawab setuju pernyataan ke-3 (Saya selalu tertarik untuk belajar seni budaya
dan musik Batak Toba baik disekolah maupun dirumah). Mayoritas responden
(77.0%) menjawab setuju pernyataan ke-4 (Saya sangat mengapresiasi seni
budaya dan musik Batak Toba baik disekolah maupun diluar sekolah). Mayoritas
responden (61.0%) menjawab setuju pernyataan ke-5 (Saya tidak memprioritaskan
belajar seni budaya dan musik Batak Toba dibandingkan mata pelajaran lainnya)
dan mayoritas responden (79.0%) menjawab setuju pernyataan ke-6 (Saya belajar
seni budaya dan musik Batak Toba agar budaya leluhur tidak punah).
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
dorongan internal tersebut di atas, maka dorongan internal dapat dikelompokkan
kedalam 3 kategori yakni baik, cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kategori Dorongan Internal
Kategori
Dorongan Internal Jumlah Persentase (%)
Baik 26 26.0
Cukup 38 38.0
Kurang 36 36.0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
57
Tabel 4.4 di halaman sebelumnya memperlihatkan bahwa dari 100
responden penelitian, 26 orang (26.0%) menyatakan dorongan internal adalah
baik, 38 orang (38.0%) menyatakan cukup baik dan 36 orang (36.0%)
menyatakan kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan
dorongan internal adalah cukup baik (54.0%).
3.1.2 Motivasi Sosial
Dorongan internal diukur dengan 6 item pernyataan dengan distribusi
jawaban sebagai berikut ;
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Motivasi sosial
N0 Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Keluarga saya tidak mendukung
saya dalam mempelajari seni
budaya dan musik Batak Toba
2
(2.0%)
81
(81.0%)
11
(11.0%)
2
(2.0%)
4
(4.0%)
2 Saya mempelajari seni budaya
dan musik Batak Toba karena
saya termotivasi oleh tokoh dan
artis Toba favorit saya
2
(2.0%)
51
(51.0%)
21
(21.0%)
9
(9.0%)
12
(12.0%)
3 Saya belajar seni budaya dan
musik Batak Toba karena teman-
teman saya juga menyukainya
1
(1.0%)
48
(48.0%)
25
(25.0%)
10
(10.0%)
16
(16.0%
4 Acara-acara yang berhubungan
dengan seni budaya dan musik
Batak Toba membuat saya
semakin ingin mempelajari seni
budaya Batak Toba
1
(1.0%)
40
(40.0%)
34
(34.0%)
12
(13.0%)
13
(13.0%)
5 Saya tidak dapat bermain musik
tradisional Batak Toba karena
saya tidak berasal dari keluarga
atau lingkungan pemusik
1
(1.0%)
26
(26.0%)
35
(35.0%)
20
(20.0%)
18
(18.0%)
6 Pelajaran yang disampaikan
disekolah oleh guru saja saya
rasa tidak cukup untuk
mempelajariseni budaya dan
musik Batak Toba
1
(1.0%)
65
(65.0%)
21
(21.0%)
9
(9.0%)
4
(4.0%)
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
58
Tabel 3.3 dihalaman sebelumnya memperlihatkan jawaban responden
tentang motivasi sosial dimana mayoritas responden (81.0%) menjawab setuju
pernyataan ke-1 (Keluarga saya tidak mendukung saya dalam mempelajari seni
budaya dan musik Batak Toba). Mayoritas responden (51.0%) menjawab setuju
pernyataan ke-2 (Saya mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba karena
saya termotivasi oleh tokoh dan artis Toba favorit saya). Mayoritas responden
(48.0%) menjawab setuju pernyataan ke-3 (Saya belajar seni budaya dan musik
Batak Toba karena teman-teman saya juga menyukainya). Mayoritas responden
(40.0%) menjawab setuju pernyataan ke-4 (Acara-acara yang berhubungan
dengan seni budaya dan musik Batak Toba membuat saya semakin ingin
mempelajari seni budaya Batak Toba). Mayoritas responden (35.0%) menjawab
kurang setuju setuju pernyataan ke-5 (Saya tidak dapat bermain musik tradisional
Batak Toba karena saya tidak berasal dari keluarga atau lingkungan pemusik) dan
mayoritas responden (65.0%) menjawab setuju pernyataan ke-6 (Pelajaran yang
disampaikan disekolah oleh guru saja saya rasa tidak cukup untuk mempelajari
seni budaya dan musik Batak Toba).
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
motivasi sosial tersebut di atas, maka motivasi sosial dapat dikelompokkan
kedalam 3 kategori yakni baik, cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi
sebagai berikut:
59
Tabel 3.4
Kategori Motivasi Sosial
Kategori
Motivasi sosial Jumlah Persentase (%)
Baik 32 32.0
Cukup 39 39.0
Kurang 29 29.0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa dari 100 responden penelitian, 32 orang
(32.0%) menyatakan motivasi sosial adalah baik, 39 orang (39.0%) menyatakan
cukup baik dan 29 orang (29.0%) menyatakan kurang baik. Dengan demikian,
mayoritas responden menyatakan motivasi sosial adalah cukup baik (39.0%).
3.1.3 Emosional
Dorongan internal diukur dengan 6 item pernyataan dengan distribusi
jawaban sebagai berikut ;
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Emosional
N0 Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Saya tertarik untuk belajar seni
budaya dan musik Batak Toba
sejak saya masih kecil
30
(30.0%)
67
(67.0%)
3
(3.0%)
0
(0.0%)
0
(0.0%)
2 Sebagai orang batak maka saya
wajib melestarikan seni budaya
batak itu sendiri
33
(33.0%)
55
(55.0%)
7
(7.0%)
5
(5.0%)
2
(2.0%)
3 Ada kebanggaan tersendiri jika
saya memahami budaya
tradisional suku saya
37
(37.0%)
47
(47.0%)
11
(11.0%)
4
(4.0%)
1
(1.0%
4 Saya merasa bertanggung jawab
atas keberlangsungan
Kebudayaan Batak
1
(1.0%)
40
(40.0%)
34
(34.0%)
12
(13.0%)
13
(13.0%)
5 Saya belajar seni budaya karena
melalui pelajaran ini saya dapat
mempelajari falsafah hidup orang
batak
30
(30.0%)
40
(40.0%)
16
(16.0%)
9
(9.0%)
5
(5.0%)
6 Saya memiliki kepuasan
tersendiri ketika saya mampu
menguasai materi pelajaran seni
32
(32.0%)
49
(49.0%)
13
(13.0%)
6
(6.0%)
0
(0.0%)
60
Tabel 3.5 dihalaman sebelumnya memperlihatkan jawaban responden
tentang emosional dimana mayoritas responden (67.0%) menjawab setuju
pernyataan ke-1 (Saya tertarik untuk belajar seni budaya dan musik Batak Toba
sejak saya masih kecil). Mayoritas responden (55.0%) menjawab setuju
pernyataan ke-2 (Sebagai orang batak maka saya wajib melestarikan seni budaya
batak itu sendiri). Mayoritas responden (47.0%) menjawab setuju pernyataan ke-
3 (Ada kebanggaan tersendiri jika saya memahami budaya tradisional suku saya).
Mayoritas responden (40.0%) menjawab setuju pernyataan ke-4 (Saya merasa
bertanggung jawab atas keberlangsungan Kebudayaan Batak). Mayoritas
responden (40.0%) menjawab kurang setuju setuju pernyataan ke-5 (Saya belajar
seni budaya karena melalui pelajaran ini saya dapat mempelajari falsafah hidup
orang batak) dan mayoritas responden (49.0%) menjawab setuju pernyataan ke-6
(Saya memiliki kepuasan tersendiri ketika saya mampu menguasai materi
pelajaran seni).
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
emosional tersebut di atas, maka emosional dapat dikelompokkan kedalam 3
kategori yakni baik, cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi sebagai
berikut:
61
Tabel 3.6
Kategori Emosional
Kategori
Emosional Jumlah Persentase (%)
Baik 34 34.0
Cukup 13 13.0
Kurang 53 53.0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 100 responden penelitian, 34 orang
(34.0%) menyatakan emosional adalah baik, 13 orang (13.0%) menyatakan cukup
baik dan 53 orang (53.0%) menyatakan kurang baik. Dengan demikian, mayoritas
responden menyatakan emosional adalah kurang baik (33.0%).
3.1.4 . Minat Terhadap Pelajaran Seni Budaya dan Musik Batak Toba
Dorongan internal diukur dengan 6 item pernyataan dengan distribusi
jawaban sebagai berikut ;
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Minat Terhadap
Pelajaran Seni Budaya Dan Musik Batak Toba
N0 Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Saya berminat belajar seni
budaya dan musik Batak Toba
berkat dorongan dari dalam diri
saya sendiri
4
(4.0%)
79
(79.0%)
7
(7.0%)
5
(5.0%)
5
(5.0%)
2 Minat saya terhadap budaya dan
musik Batak Toba semakin
meningkat karena dorongan
bakat
4
(4.0%)
55
(55.0%)
19
(19.0%)
5
(5.0%)
5
(5.0%)
3 Minat mempelajari seni budaya
dan musik Batak Toba sangat
termotivasi oleh teman-teman
satu suku
4
(4.0%)
52
(52.0%)
22
(22.0%)
9
(9.0%)
13
(13.0%
4 Minat saya belajar seni budaya
dan musik Batak Toba semakin
3
(3.0%)
47
(47.0%)
20
(20.0%)
22
(22.0%)
8
(8.0%)
62
meningkat karena sering
menonton artis batak
5 Minat saya mempelajari seni
budaya dan musik Batak Toba
didorong oleh rasa bangga
dengan budaya sendiri
7
(7.0%)
37
(37.0%)
24
(24.0%)
23
(23.0%)
9
(9.0%)
6 Dorongan emosional sebagia
orang batak membuat minat saya
semakin tinggi untuk
mempelajari seni budaya dan
musik Batak Toba
9
(9.0%)
55
(55.0%)
14
(14.0%)
18
(18.0%)
4
(4.0%)
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah).
Tabel 3.7 diatas memperlihatkan jawaban responden tentang minat
terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba dimana mayoritas
responden (79.0%) menjawab sangat setuju pernyataan ke-1 (Saya berminat
belajar seni budaya dan musik Batak Toba berkat dorongan dari dalam diri saya
sendiri). Mayoritas responden (55.0%) menjawab setuju pernyataan ke-2 (Minat
saya terhadap budaya dan musik Batak Toba semakin meningkat karena dorongan
bakat). Mayoritas responden (52.0%) menjawab setuju pernyataan ke-3 (Minat
mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba sangat termotivasi oleh teman-
teman satu suku). Mayoritas responden (47.0%) menjawab setuju pernyataan ke-
4 (Minat saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba semakin meningkat
karena sering menonton artis batak). Mayoritas responden (37.0%) menjawab
setuju pernyataan ke-5 (Minat saya mempelajari seni budaya dan musik Batak
Toba didorong oleh rasa bangga dengan budaya sendiri) dan mayoritas responden
(55.0%) menjawab setuju pernyataan ke-6 (Dorongan emosional sebagia orang
batak membuat minat saya semakin tinggi untuk mempelajari seni budaya dan
musik Batak Toba).
63
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
minat terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba tersebut di atas, maka
minat terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba dapat
dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni baik, cukup dan kurang dengan
distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kategori Minat terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba
Kategori Minat Jumlah Persentase (%)
Tinggi 28 28.0
Sedang 27 27.0
Rendah 45 45.0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 100 responden penelitian, 28 orang
(28.0%) menunjukkan minat tinggi terhadap pelajaran seni budaya dan musik
Batak Toba, 27 orang (27.0%) menyatakan minat sedang dan 45 orang (45.0%)
menyatakan minat rendah. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan
minat rendah terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba yakni
sebanyak 45 orang (45.0%).
3.2 Hasil Analisis Kuantitatif
3.2.1 Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas terhadap ke-24 item pernyataan penelitian dapat
dirangkum pada tabel berikut :
64
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas
Item pertanyaan r-hitung
validitas
r-tabel Kesimpulan
Dorongan internal (X1)
Dorong1 .529 0.36 Valid
Dorong2 .432 0.36 Valid
Dorong3 .594 0.36 Valid
Dorong4 .454 0.36 Valid
Dorong5 .518 0.36 Valid
Dorong6 .512 0.36 Valid
Motivasi Sosial (X2)
Motif1 .506 0.36 Valid
Motif2 .423 0.36 Valid
Motif3 .588 0.36 Valid
Motif4 .461 0.36 Valid
Motif5 .513 0.36 Valid
Motif6 .431 0.36 Valid
Emosional (X3)
Emosi1 .490 0.36 Valid
Emosi2 .469 0.36 Valid
Emosi3 .581 0.36 Valid
Emosi4 .440 0.36 Valid
Emosi5 .504 0.36 Valid
Emosi6 .554 0.36 Valid
Minat Terhadap Seni Budaya dan Musik
Minat1 .506 0.36 Valid
Minat2 .423 0.36 Valid
Minat3 .588 0.36 Valid
Minat4 .461 0.36 Valid
Minat5 .513 0.36 Valid
Minat6 .431 0.36 Valid
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
65
Tabel 3.9 di halaman sebelumnya memperlihatkan bahwa nilai r-hitung
validitas ke-24 item pertanyaan adalah lebih besar dari r-tabel (0.36) sehingga
dapat disimpulkan bahwa ke-24 item pertanyaan adalah valid.
3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas terhadap ke-4 variabel penelitian memperlihatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel r-hitung
reliabilitas
r-tabel Kesimpulan
1 Dorongan intenal 0.762 0.6 Reliabel
2 Motivasi sosial 0.746 0.6 Reliabel
3 Emosional 0.761 0.6 Reliabel
4 Minat 0.746 0.6 Reliabel
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 3.10 memperlihatkan bahwa ke-4 variabel penelitian memiliki nilai
r-hitung reliabilitas lebih besar dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-4
variabel penelitian adalah reliabel
3.2.3 Hasil Uji Normalitas
Secara statistik, sebelum melakukan uji pengaruh dengan regresi linier
berganda, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak sebab data penelitian yang baik adalah jika
berdistribusi normal dengan hasil sebagai berikut :
66
Tabel 3.11
Hasil Uji Normalitas
Tabel 3.11 memperlihatkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) adalh 0.889,
dimana angka signifikansi ini lebih besar darai 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data penelitian berdistribusi normal. Hal yang sama juga dapat
dikonfirmasi oleh grafik berikut ;
Gambar 3.1. Grafik Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0000000
1.73452328
.058
.058
-.041
.580
.889
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Pos itive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Unstandardized Residual
67
Grafik 3.1 dihalaman sebelumnya memperlihatkan bahwa titik titik data
berada disepanjang garis normal membentuk simetris kiri dan kanan. Hal ini
membuktikan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
3.2.4 Hasil Uji Hipotesis
3.2.4.1 Uji-F Secara Simultan
Uji hipotesis dengan menggunakan uji-F secara simultan bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas X1 (dorongan internal), variabel bebas X2
(motivasi sosial) dan variabel X3 (emosional) memberi pengaruh serentak atau
tidak terhadap variabel terikat Y (minat) dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.12
Hasil Uji F Secara Simultan
Tabel 3.12 memperlihatkan bahwa nilai F-hitung = 55.672 dengan nilai
signifikansi (p-value) =0.000. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel = 2.70 (untuk
N = 100 atau df=97), dapat diketahui bahwa F-hitung (55.672) > F-tabel (2.70) dan
sig-p (0.000) < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-3 variabel bebas X1
ANOVAb
518.191 3 172.730 55.673 .000a
297.849 96 3.103
816.040 99
Regress ion
Res idual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Emosional, Motivas i sos ial, Dorongan internala.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan Musik Batak Tobab.
68
(dorongan internal), X2 (motivasi sosial) dan X3 (emosional) secara simultan
memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap seni budaya dan musik).
3.2.4.2 Hasil Uji-t Secara Parsial
Untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel bebas terhadap
variabel terikat Y (minat terhadap seni budaya dan musik), dilakukan uji-t secara
parsial dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.13
Hasil Uji-t Secara Parsial
Interpretasi :
1). Pengaruh Dorongan Internal (X1) Terhadap Minat terhadap seni
budaya dan musik (Y)
Coefficientsa
.643 4.217 .152 .879
.881 .152 .413 5.787 .000
.404 .122 .217 3.308 .001
.347 .055 .430 6.357 .000
(Constant)
Dorongan internal
Motivasi sosial
Emosional
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan Musik Batak Tobaa.
69
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X1 (Dorongan internal) =
5.783 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai
t-tabel (N=100 atau df=97) sebesar 1.66 dan sig- =0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X1
(5.783) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi
persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha
diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X1
(Dorongan internal) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
(minat terhadap seni budaya dan musik).
2). Pengaruh Motivasi Sosial (X3) Terhadap Minat terhadap seni
budaya dan musik (Y)
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X2 (motivasi sosial) =
3.308 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.001. Jika dibandingkan dengan nilai
t-tabel (N=100 atau df=97) sebesar 1.66 dan sig- =0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X2
(3.308) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.0010) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi
persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha
diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X2
(motivasi sosial) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (minat
terhadap seni budaya dan musik).
3). Pengaruh Emosional (X3) Terhadap Minat terhadap seni
budaya dan musik (Y)
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X2 (emosional) = 6.357
dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.001. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel
(N=100 atau df=97) sebesar 1.66 dan sig- =0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X3
70
(6.357) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.0010) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi
persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha
diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X3
(emosional) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (minat
terhadap seni budaya dan musik).
3.2.4.3 Hasil Uji Determinasi R
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat Y (minat terhadap seni budaya dan musik), dilakukan uji determinasi R
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.14.
Hasil Uji Determinasi R
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa nilai r-square = 0.624, hal ini berarti
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y (minat terhadap
seni budaya dan musik) adalah sebesar 0.624 x 100% = 62.4 %. Dengan kata
lain, sebesar 62.0% variabel minat terhadap seni budaya dan musik dapat
dijelaskan oleh variabel dorongan internal dan motivasi sosial, selebihnya (38.0%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
3.2.4.4 Persamaan Regresi
Model Summaryb
.797a .635 .624 1.76142
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Emosional, Motivas i sos ial,
Dorongan internal
a.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan
Musik Batak Toba
b.
71
Persamaan regresi dapat disusun sesuai dengan nilai koefisien hasil
perhitungan berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + + b3X3 + e
Y = 0.643 + 0.881X1 + 0.404X2 + 0.347X3 + e
Bentuk persamaan ini berarti bahwa jika faktor lain dianggap tetap, maka
setiap peningkatan dorongan internal sebesar 1 point akan dapat meningkatkan
minat terhadap seni budaya dan musik sebesar 0.643+ 0.881 point demikian
setrusnya untuk variabel lainnya.
72
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Dorongan Internal Terhadap Minat terhadap Seni Budaya
dan Musik
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden
menyatakan dorongan internal adalah cukup baik (54.0%) dan mayoritas
responden menyatakan minat rendah terhadap pelajaran seni budaya dan musik
Batak Toba yakni sebanyak 45 orang (45.0%). Hal ini mengindikasikan bahwa
dorongan internal memiliki hubungan linier positif dengan minat terhadap seni
budaya dan musik Batak Toba. Dengan kata lain, semakin baik dorongan internal,
semakin meningkat pula minat terhadap Seni Budaya dan musik Batak Toba. Hal
ini juga dikonfirmasi oleh hasil analisis kuantitatif dengan analisis regresi linier
dimana dorongan internal memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap
seni budaya dan musik Batak Toba. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X1
(5.783) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.000) <0.05.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Prisilla, Program Studi
Pendidikan Seni Tari dan Musik, FKIP UNTAN, Pontianak, 2015, dengan judul
Faktor-Faktor Dominan Yang Memengaruhi Minat Peserta Didik Terhadap Lagu
Anak dan hasil penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
minat siswa terhadap pelajaran seni dan musik adalah keluarga, sekolah, guru,
dan diri sendiri.
73
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nisa Puspaningtyas
Yudana, Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta 2014 Minat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pengadegan
Terhadap Jenis Musik dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian
besar siswa lebih berminat terhadap jenis musik Dangdut hal ini dibuktikan
dengan hasil persentase yang diperoleh sebesar 41,98 % (55 siswa). Kemudian
diikuti oleh minat siswa terhadap musik Pop (35,87 %), Rock (18,32 %), Jazz
(1,53 %), dan Keroncong (2,29 %).
Pelajaran Seni Budaya mengajarkan kepada siswa untuk menghargai
karya seni bangsa ini, di dalam pelajaran Seni Budaya siswa diajak untuk
mengapresiasi sebuah karya. Apresiasi berarti kegiatan memahami dan menyadari
sepenuhnya tentang karya seni serta menjadikan siswa lebih sensitif terhadap
karya yang bernilai estetis dan artistik, sehingga mampu menikmati dan menilai
karya Seni Budaya. Pelajaran Seni Budaya di sekolah, diharapkan dapat
membentuk kepribadian yang mencintai Seni Rupa bangsa Indonesia.
Pembelajaran Seni Budaya di sekolah diharapkan mampu memberikan
kemampuan bagi siswa untuk memahami karya seni rupa ciptaan siswa
sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain serta menjadikan siswa dengan
meningkatkan pembelajaran siswa, dengan adanya keseimbangan antara ekspresi
dan apresiasi maka akan membentuk kecerdasan secara optimal. Sedangkan
Pendidikan seni yang diberikan kepada sekolah menengah ke atas mencakup
semua bidang seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Dalam
kegiatan belajar mengajar, jika ada seorang siswa yang kurang berminat dalam
74
mata pelajaran seni yang diberikan oleh guru, maka guru harus bisa memberikan
dorongan agar siswa jadi berminat (Kartono, 2006).
Materi pembelajaran apresiasi musik tradisional diajarkan supaya siswa
mampu mengidentifikasi jenis, makna dan peranan musik tradisional dalam
konteks kehidupan budaya masyarakat. Selain itu, siswa dapat memahami
nilainilai yang terkandung dalam musik tradisional baik nilai ekstrinsik maupun
nilai intrinsik dan nilai teknis maupun non-teknis. Kemudian nilai-nilai tersebut
dikelola menjadi suatu aktivitas bermusik yang kreatif dan edukatif. Untuk
mencapai tujuan belajar tersebut, diperlukan suatu teknik, metode dan pendekatan
yang tepat bagi siswa untuk mempelajarinya dengan lebih mudah dan menarik.
4.2. Pengaruh Motivasi Sosial Terhadap Minat Terhadap Seni Budaya dan
Musik
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden
menyatakan motivasi sosial adalah cukup baik (39.0%) dan mayoritas responden
menyatakan minat rendah terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba
yakni sebanyak 45 orang (45.0%). Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi
sosial memiliki hubungan linier positif dengan minat terhadap seni budaya dan
musik Batak Toba. Dengan kata lain, semakin baik motivasi sosial, semakin
meningkat pula minat terhadap seni budaya dan musik Batak Toba. Hal ini juga
dikonfirmasi oleh hasil analisis kuantitatif dengan analisis regresi linier dimana
motivasi sosial memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap seni budaya
dan musik Batak Toba . Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X2 (3.308) > t-tabel
(1.66) dan p-value (0.0010) <0.05.
75
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aswin Krisna Ditya
Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta 2013 dengan judul Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Apresiasi Musik Tradisional Jawa Dengan Pendekatan
Contextual Teaching Learning Di Sdk Kalam Kudus Yogyakarta. Hasil penelitian
memperlihatkan adanya peningkatan minat dan hasil pembelajaran. Pada kondisi
awal sebelum diadakan penelitian, seluruh siswa belum ada yang mencapai nilai
KKM 70, dengan kata lain 100% dari jumlah 34 siswa masih memperoleh nilai
dibawah 70. Setelah diberikan tindakan penelitian dengan pendekatan kontekstual
pada siklus I, terdapat siswa yang tuntas meskipun hanya 4 siswa atau 11,7 % dari
total 34 siswa. Olek karena KKM pada tindakan siklus I belum tercapai, maka
perlu diadakan perencanaan pada siklus II dengan menerapkan dasar-dasar
perbaikan pada RPP dan efektivitas cara mengajar oleh peneliti. Setelah diadakan
tindakan pada siklus II, siswa yang tuntas mencapai 100% dari jumlah 34 siswa.
Seluruh siswa memperoleh hasil di atas nilai KKM 70, dengan rata-rata nilai
mencapai 74,1.
Proses kegiatan pembelajaran di kelas sangat dipengaruhi oleh minat
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika siswa sudah mempunyai
minat untuk belajar, maka akan tercipta kondisi atau atmosfir belajar yang
kondusif di kelas. Jika siswa sudah tidak mempunyai minat untuk belajar, maka
akan sulit bagi guru untuk memperoleh suasana pembelajaran yang kondusif dan
hasil belajar siswa tentu tidak akan tercapai dengan baik. Oleh karena itu, guru
perlu memikirkan suatu teknik, metode dan pendekatan belajar yang dapat
76
menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat bahwa minat belajar sebagai suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri siswa. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat
siswa (Yordan (2012).
4.3. Pengaruh Emosional Terhadap Minat Terhadap Seni Budaya dan Musik
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden
menyatakan emosional adalah kurang baik (33.0%) dan mayoritas responden
menyatakan minat rendah terhadap pelajaran seni budaya dan musik Batak Toba
yakni sebanyak 45 orang (45.0%). Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi
sosial memiliki hubungan linier positif dengan minat terhadap seni budaya dan
musik Batak Toba. Dengan kata lain, semakin baik motivasi sosial, semakin
meningkat pula minat terhadap seni budaya dan musik Batak Toba. Hal ini juga
dikonfirmasi oleh hasil analisis kuantitatif dengan analisis regresi linier dimana
motivasi sosial memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap seni budaya
dan musik Batak Toba . Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X3 (6.357) > t-tabel
(1.66) dan p-value (0.0010) <0.05.
Pelajaran Seni Musik di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran seni
yang menekankan pada sikap dan kemampuan siswa dalam mengapresiasikan dan
mengkreasikan musik sesuai dengan wawasan budaya nusantara. Pelajaran ini
juga mengajarkan proses penggalian dan pengembangan keterampilan maupun
kreativitas dalam bermusik secara umum. Proses penggalian dan pengembangan
77
tersebut kemudian ditunjukkan dalam wujud keterampilan bermain instrumen
musik. Materi pembelajaran seni musik untuk pokok bahasan apresiasi musik
tradisional diajarkan dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.
Cakupan materi yang diajarkan dari pendidikan dasar sampai menengah tersebut
tentu saja berbeda, dari materi yang sederhana hingga yang berbobot.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh dorongan internal dan
motivasi sosial terhadap minat terhadap seni budaya dan musik pada , dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dorongan internal memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap
seni budaya dan musik . Hal ini diindikasikan oleh nilai -hitung X1 (5.783) >
t-tabel (1.66) dan p-value (0.000) <0.05
2. Motivasi sosial memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap
seni budaya dan musik . Hal ini diindikasikan oleh nilai bahwa t-hitung X2
(8.512) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.000) <0.05
3. Emosional memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap seni
budaya dan musik . Hal ini diindikasikan oleh nilai bahwa t-hitung X2
(6.357) > t-tabel (1.66) dan p-value (0.0010) <0.05
3. Dorongan internal, motivasi sosial dan emosional secara simultan
memberi pengaruh signifikan terhadap minat terhadap seni budaya dan
musik. Hal ini diindikasikan oleh nilai F-hitung (55.672) > F-tabel (2.70) dan
sig-p (0.000) < 0.05
4. Besarnya pengaruh simultan dorongan internal dan motivasi sosial
terhadap minat terhadap seni budaya dan musik adalah sebesar 62.4%.
79
5.2. Saran
Mengingat pencapaian penelitian belum maksimal, maka dengan ini
disampaikan saran-saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya :
1. Kepada SMA Negeri 1 Balige, disarankan untuk lebih
memperhatikan aspek-aspek yang turut mempengaruhi minat siswa
terhadap pelajaran seni budaya dan musik tradisional Batak Toba
sehingga minat siswa terhadap seni budaya dan musik tradisional
Batak Toba dapat lebih ditingkatkan.
2. Kepada siswa siswi SMA Negeri 1 Balige, disarankan untuk terus
meningkatkan motivasinya sehingga seni budaya dan musik
tradisional Batak Toba dapat lebih dilestarikan generasi demi
generasi.
3. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian
sejenis dengan menambah skala penelitian seperti menambah jumlah
sampel sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 1984. Psikologi Umum Dan Psikologi Sosial. Bandung Depdikbud.
Dirjen Dikdasme
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta
Bentari Buana Murni
Angkowo. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta. Grasindo
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi
Aksara.
Azwar, Saiffudin, 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Darmawan, Tomi. 2007. Minat dan Bakat Anak. Jakarta: Gramedia.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung. Refika Aditama.
Hermawan, Rendi. 2012. Penerapan Metode Group Investigation (GI) untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VC SDN 6
Metro Barat
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Kartono. 2006. Bakat dan Minat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kemendikbud. Jakarta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung. Refika Aditama.
Kosasih,
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music.North Western Univ.Press
Sari, Novia. (2014). Pengaruh Status Ekonomi Keluarga Terhadap Minat
Pendidikan Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII SMKN Pontianak.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta : PT. Gramedia
81
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdikarya
Sunyoto, D., dan Setiawan, A., 2013. Buku Ajar Statistik Kesehatan Parametrik,
Non Parametrik, Validitas dan Reliabilitas, Yogyakarta : Nuha Medika.
Syach. 2006.Psikologi Belajar. Ed. Revisi Jalarta : Raja Grafindo Persada
Taufani, CK. 2010. Menginstal Minat Baca siswa. Bandung: PT Globalindo
Universal Multikreasi.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.23 Pasal 3 tahun 2003.
Umma, I’ana. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, dan Kondisi
Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi Kelas XI IPS di SMA NegeriSekecamatan Ngaliyan,
Semarang. Economic Education Analysis
Whiterington. 1983. Psikologi Pendidikan. Terjemahan Buchori. Jakarta : CV.
Gramedia
Winkel. WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Grasindo.
Sumber Internet:
Slameto. 1995. Bakat dan Minat. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-bakat-minat-
menurutahli/) diakses tanggal 23 Maret 2018.
http://ecpatindonesia.org diakses tanggal 25 April 2018
http://www.tobasamosirkab.go.id diakses tanggal 23 Maret 2018
http://www.wikipedia.org diakses tanggal 23 Maret 2018
82
KUESIONER
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA
SISWI SMA NEGERI 1 BALIGE TERHADAP SENI BUDAYA DAN
MUSIK BATAK TOBA SEBAGAI MUATAN LOKAL
Identitas Responden :
N a m a :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk :
Berilah tanda contreng ( ) pada kolom yang tersedia dengan 5 (lima) opsi
jawaban berikut ;
SS Sangat setuju
S Setuju
KS Kurang setuju
TS Tidak setuju
STS Sangat tidak setuju
A1. Dorongan Dalam (X1)
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS 1 Tidak hanya melalui sekolah, saya juga
mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
melalui media elektronik dan juga media cetak
2 Saya selalu ingin menampilkan kemampuan saya
dalam seni budaya dan musik Batak Toba
Batak Toba
3 Saya selalu tertarik untuk belajar seni budaya
dan musik Batak Toba baik disekolah maupun
dirumah
4 Saya sangat mengapresiasi seni budaya dan
musik Batak Toba baik disekolah maupun diluar
sekolah
5 Saya tidak memprioritaskan belajar seni budaya
dan musik Batak Toba dibandingkan mata
pelajaran lainnya
6 Saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba
agar budaya leluhur tidak punah
83
A.2. Motivasi Sosial (X2)
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS 1 Keluarga saya tidak mendukung saya dalam
mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
2 Saya mempelajari seni budaya dan musik Batak
Toba karena saya termotivasi oleh tokoh dan artis
Toba favorit saya
3 Saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba
karena teman-teman saya juga menyukainya
4 Acara-acara yang berhubungan dengan seni
budaya dan musik Batak Toba membuat saya
semakin ingin mempelajari seni budaya Batak
Toba
5 Saya tidak dapat bermain musik tradisional Batak
Toba karena saya tidak berasal dari keluarga atau
lingkungan pemusik
6 Pelajaran yang disampaikan disekolah oleh guru
saja saya rasa tidak cukup untuk mempelajariseni
budaya dan musik Batak Toba
A.3. Faktor Emosional (X3)
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS 1 Saya tertarik untuk belajar seni budaya dan
musik Batak Toba sejak saya masih kecil
2 Sebagai orang batak maka saya wajib
melestarikan seni budaya batak itu sendiri
3 Ada kebanggaan tersendiri jika saya memahami
budaya tradisional suku saya
4 Saya merasa bertanggung jawab atas
keberlangsungan Kebudayaan Batak
5 Saya belajar seni budaya karena melalui pelajaran
ini saya dapat mempelajari falsafah hidup orang
batak
6 Saya memiliki kepuasan tersendiri ketika saya
mampu menguasai materi pelajaran seni
84
B. Minat
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS 1 Saya berminat belajar seni budaya dan musik
Batak Toba berkat dorongan dari dalam diri saya
sendiri
2 Minat saya terhadap budaya dan musik Batak
Toba semakin meningkat karena dorongan bakat
3 Minat mempelajari seni budaya dan musik Batak
Toba sangat termotivasi oleh teman-teman satu
suku
4 Minat saya belajar seni budaya dan musik Batak
Toba semakin meningkat karena sering
menonton artis batak
5 Minat saya mempelajari seni budaya dan musik
Batak Toba didorong oleh rasa bangga dengan
budaya sendiri
6 Dorongan emosional sebagia orang batak
membuat minat saya semakin tinggi untuk
mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
85
86
87
Lampiran 3 : HASIL PENGOLAHAN DATA
Frequency Table
Frequency Table DORONGAN INTERNAL
Umur
21 21.0 21.0 21.0
25 25.0 25.0 46.0
32 32.0 32.0 78.0
22 22.0 22.0 100.0
100 100.0 100.0
15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kelamin
36 36.0 36.0 36.0
64 64.0 64.0 100.0
100 100.0 100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak hanya melalui sekolah, saya juga mempelajari seni budaya dan musik Batak
Toba melalui media elektronik dan juga media cetak
4 4.0 4.0 4.0
84 84.0 84.0 88.0
9 9.0 9.0 97.0
2 2.0 2.0 99.0
1 1.0 1.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
88
Saya selalu ingin menampilkan kemampuan saya dalam seni budaya dan musik
Batak Toba Batak Toba
7 7.0 7.0 7.0
75 75.0 75.0 82.0
12 12.0 12.0 94.0
4 4.0 4.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya selalu tertarik untuk belajar seni budaya dan musik Batak Toba baik disekolah
maupun dirumah
7 7.0 7.0 7.0
67 67.0 67.0 74.0
18 18.0 18.0 92.0
7 7.0 7.0 99.0
1 1.0 1.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya sangat mengapresiasi seni budaya dan musik Batak Toba baik disekolah
maupun diluar sekolah
1 1.0 1.0 1.0
77 77.0 77.0 78.0
15 15.0 15.0 93.0
5 5.0 5.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
89
Frequency Table MOTIVASI SOSIAL
Saya tidak memprioritaskan belajar seni budaya dan musik Batak Toba
dibandingkan mata pelajaran lainnya
9 9.0 9.0 9.0
61 61.0 61.0 70.0
24 24.0 24.0 94.0
5 5.0 5.0 99.0
1 1.0 1.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba agar budaya leluhur tidak
punah
6 6.0 6.0 6.0
79 79.0 79.0 85.0
13 13.0 13.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Dorongan Internal
26 26.0 26.0 26.0
38 38.0 38.0 64.0
36 36.0 36.0 100.0
100 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Keluarga saya tidak mendukung saya dalam mempelajari seni budaya dan musik
Batak Toba
2 2.0 2.0 2.0
81 81.0 81.0 83.0
11 11.0 11.0 94.0
2 2.0 2.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
90
Saya mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba karena saya termotivasi oleh
tokoh dan artis Toba favorit saya
2 2.0 2.0 2.0
51 51.0 51.0 53.0
26 26.0 26.0 79.0
9 9.0 9.0 88.0
12 12.0 12.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba karena teman-teman saya juga
menyukainya
1 1.0 1.0 1.0
48 48.0 48.0 49.0
25 25.0 25.0 74.0
10 10.0 10.0 84.0
16 16.0 16.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Acara-acara yang berhubungan dengan seni budaya dan musik Batak Toba
membuat saya semakin ingin mempelajari seni budaya Batak Toba
1 1.0 1.0 1.0
40 40.0 40.0 41.0
34 34.0 34.0 75.0
12 12.0 12.0 87.0
13 13.0 13.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
91
Saya tidak dapat bermain musik tradisional Batak Toba karena saya tidak berasal
dari keluarga atau lingkungan pemusik
1 1.0 1.0 1.0
26 26.0 26.0 27.0
35 35.0 35.0 62.0
20 20.0 20.0 82.0
18 18.0 18.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pelajaran yang disampaikan disekolah oleh guru saja saya rasa tidak cukup untuk
mempelajariseni budaya dan musik Batak Toba
1 1.0 1.0 1.0
65 65.0 65.0 66.0
21 21.0 21.0 87.0
9 9.0 9.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Motivasi Sosial
32 32.0 32.0 32.0
39 39.0 39.0 71.0
29 29.0 29.0 100.0
100 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
92
Frequency Table EMOSIONAL
Saya tertarik untuk belajar seni budaya dan musik Batak Toba sejak saya masih
kecil
30 30.0 30.0 30.0
67 67.0 67.0 97.0
3 3.0 3.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sebagai orang batak maka saya wajib melestarikan seni budaya batak itu sendiri
33 33.0 33.0 33.0
55 55.0 55.0 88.0
7 7.0 7.0 95.0
3 3.0 3.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Ada kebanggaan tersendiri jika saya memahami budaya tradisional suku saya
37 37.0 37.0 37.0
47 47.0 47.0 84.0
13 13.0 13.0 97.0
1 1.0 1.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan Kebudayaan Batak
37 37.0 37.0 37.0
47 47.0 47.0 84.0
11 11.0 11.0 95.0
4 4.0 4.0 99.0
1 1.0 1.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
93
Frequency Table MINAT
Saya belajar seni budaya karena melalui pelajaran ini saya dapat mempelajari
falsafah hidup orang batak
30 30.0 30.0 30.0
40 40.0 40.0 70.0
16 16.0 16.0 86.0
9 9.0 9.0 95.0
5 5.0 5.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya memiliki kepuasan tersendiri ketika saya mampu menguasai materi
pelajaran seni
32 32.0 32.0 32.0
49 49.0 49.0 81.0
13 13.0 13.0 94.0
6 6.0 6.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kategori Emosional
34 34.0 34.0 34.0
13 13.0 13.0 47.0
53 53.0 53.0 100.0
100 100.0 100.0
Baik
Cukup
Kurang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saya berminat belajar seni budaya dan musik Batak Toba berkat dorongan dari
dalam diri saya sendiri
4 4.0 4.0 4.0
79 79.0 79.0 83.0
7 7.0 7.0 90.0
5 5.0 5.0 95.0
5 5.0 5.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
94
Minat saya terhadap budaya dan musik Batak Toba semakin meningkat karena
dorongan bakat
4 4.0 4.0 4.0
55 55.0 55.0 59.0
19 19.0 19.0 78.0
11 11.0 11.0 89.0
11 11.0 11.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Minat mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba sangat termotivasi oleh
teman-teman satu suku
4 4.0 4.0 4.0
52 52.0 52.0 56.0
22 22.0 22.0 78.0
9 9.0 9.0 87.0
13 13.0 13.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Minat saya belajar seni budaya dan musik Batak Toba semakin meningkat karena
sering menonton artis batak
3 3.0 3.0 3.0
47 47.0 47.0 50.0
20 20.0 20.0 70.0
22 22.0 22.0 92.0
8 8.0 8.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
95
Reliability DORONGAN (X1)
Scale: ALL VARIABLES
Minat saya mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba didorong oleh rasa
bangga dengan budaya sendiri
7 7.0 7.0 7.0
37 37.0 37.0 44.0
24 24.0 24.0 68.0
23 23.0 23.0 91.0
9 9.0 9.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Dorongan emosional sebagia orang batak membuat minat saya semakin tinggi
untuk mempelajari seni budaya dan musik Batak Toba
9 9.0 9.0 9.0
55 55.0 55.0 64.0
14 14.0 14.0 78.0
18 18.0 18.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kategori Minat
28 28.0 28.0 28.0
27 27.0 27.0 55.0
45 45.0 45.0 100.0
100 100.0 100.0
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
96
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
.762 6
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
11.1667 17.178 .529 .721
11.0000 17.310 .432 .748
11.1667 16.833 .594 .705
10.7667 17.289 .454 .741
11.2333 17.426 .518 .724
11.0000 16.897 .512 .725
Dorong1
Dorong2
Dorong3
Dorong4
Dorong5
Dorong6
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.746 6
Cronbach's
Alpha N of Items
97
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Item-Total Statistics
11.2333 16.875 .506 .704
11.1000 17.128 .423 .728
11.2667 16.616 .588 .683
10.8667 16.947 .461 .717
11.3333 17.195 .513 .703
11.0333 17.137 .431 .726
Motif1
Motif2
Motif3
Motif4
Motif5
Motif6
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.761 6
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
11.0333 16.585 .490 .730
10.8667 16.051 .469 .737
11.1000 16.576 .581 .709
10.6667 16.644 .440 .744
11.1333 16.878 .504 .727
10.8667 15.637 .554 .712
Emosi1
Emosi2
Emosi3
Emosi4
Emosi5
Emosi6
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
98
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.746 6
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
11.2333 16.875 .506 .704
11.1000 17.128 .423 .728
11.2667 16.616 .588 .683
10.8667 16.947 .461 .717
11.3333 17.195 .513 .703
11.0333 17.137 .431 .726
Minat1
Minat2
Minat3
Minat4
Minat5
Minat6
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
99
HASIL UJI NORMALITAS NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0000000
1.73452328
.058
.058
-.041
.580
.889
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Pos itive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
100
HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
Coefficientsa
.747 1.338
.885 1.130
.830 1.205
Dorongan internal
Motivasi sosial
Emosional
Model
1
Tolerance VIF
Coll inearity Statistics
Dependent Variable: Minat Belajar Seni
Budaya dan Musik Batak Toba
a.
101
Charts
Regression
Coefficientsa
-.269 2.406 -.112 .911
.036 .087 .047 .409 .684
.082 .070 .125 1.177 .242
-.029 .031 -.101 -.923 .358
(Constant)
Dorongan internal
Motivasi sosial
Emosional
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: ABS__RES_1a.
Residuals Statisticsa
.8552 1.9008 1.4031 .20081 100
-1.42634 2.71225 .00000 .98984 100
-2.728 2.479 .000 1.000 100
-1.419 2.698 .000 .985 100
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Res idual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: ABS__RES_1a.
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ressio
n S
tan
dard
ized
R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: ABS__RES_1
102
Charts
Model Summaryb
.797a .635 .624 1.76142
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Emosional, Motivas i sos ial,
Dorongan internal
a.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan
Musik Batak Toba
b.
ANOVAb
518.191 3 172.730 55.673 .000a
297.849 96 3.103
816.040 99
Regress ion
Res idual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Emosional, Motivas i sos ial, Dorongan internala.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan Musik Batak Tobab.
Coefficientsa
.643 4.217 .152 .879
.881 .152 .413 5.787 .000
.404 .122 .217 3.308 .001
.347 .055 .430 6.357 .000
(Constant)
Dorongan internal
Motivasi sosial
Emosional
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan Musik Batak Tobaa.
Residuals Statisticsa
13.4410 24.6779 19.8600 2.28785 100
-3.53368 4.29612 .00000 1.73452 100
-2.806 2.106 .000 1.000 100
-2.006 2.439 .000 .985 100
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Res idual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Minat Belajar Seni Budaya dan Musik Batak Tobaa.
103
104
105
Lampiran 4: Gambar SMA Negeri 1 Balige
106