4
ARTI SEBUAH PERSAHABATAN OLEH KARMILA SARI Sinta berdiri di depan pintu kamar Mika dengan perasaan bimbang antara ingin membuka pintu kamar atau tidak. Sinta khawatir karena kakak semata wayangnya sudah tiga hari tidak keluar dari dalam kamar, kecuali untuk keperluan lain selain mandi. Sinta dan sang bundapun terpaksa mengantar dan membujuk Mika untuk makan. Ini disebabkan kalau bukan putus cinta. Sinta dengan hati-hati membuka pintu kamar itu. Suasana kamar yang bernuansa biru itu sangat berantakan kasur dan seprai pun tak beraturan, hingga lantai kamar sudah tertutupi dengan tisu yang ia pakai untuk menghapus air matanya. ”Ada apa kamu kesini? Bentak Mika dengan bantal yang menutupi wajahnya. Suaranya yang hampir hilang itu nyaris tak terdengar oleh Sinta. ”Aku cuma mau kasih tisu, kak. Karena persediaan tisu kakak sudah hampir habiskan ? Sinta meletakkan tisu di samping kakaknya lalu beranjak keluar. Mika berusaha bangkit dari tempat tidur sepeninggalan Sinta adiknya dari kamar. Mika baru menyadari bahwa wajahnya begitu kusam dan kusut, sama seperti kulit wajahnya. Mika mengalihkan perhatiannya pada sebuah foto yang terbingkai rapi di atas meja belajarnya. Di foto itu terekam salah satu kejadian yang ia lewati bersama Oki. Pada waktu itu mereka merayakan enam bulan hari jadian mereka di Dufan. ** Tiga hari yang lalu, Mika memutuskan hubungan mereka, saat Mika melihat Oki sedang bersama dengan seorang perempuan yang diakui cowok itu sebatas teman dekatnya. Melihat kejadian itu Mika menarik tangan Oki dan bertengkar di lapangan parkir mall tersebut. ”Kalau sebatas teman baik nggak mesti gandengan tangan kan?” tanya Mika dengan nada bicara yang mulai tinggi. ”Siapa yang gandengan tangan sih, Mika?” Oki membela diri. ”Ingat ya ki, selama sembilan bulan aku pacaran sama kamu, bukan kali ini aja aku liat kamu gandengan tangan kayak gini!” ”Kenapa sih kamu terlalu cemburuan? Selama ini kamu jalan sama cowok lain aku selalu izinikan, kenapa aku enggak?” ungkap Oki. Mika terdiam, sebelum akhirnya ia mengatakan ”aku ingin kita putus”. Dalam hati Mika terselip keinginan agar Oki menolak permintaan yang baru saja terucap oleh dirinya. Biasanya tiap kali bertengkar, kata itu cukup andal membuat Oki merasa bersalah. Namun kini sepertinya tidak ada gunanya. 1

Arti Sebuah Persahabatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerpen

Citation preview

Page 1: Arti Sebuah Persahabatan

ARTI SEBUAH PERSAHABATANOLEH

KARMILA SARISinta berdiri di depan pintu kamar Mika

dengan perasaan bimbang antara ingin membuka pintu kamar atau tidak. Sinta khawatir karena kakak semata wayangnya sudah tiga hari tidak keluar dari dalam kamar, kecuali untuk keperluan lain selain mandi. Sinta dan sang bundapun terpaksa mengantar dan membujuk Mika untuk makan. Ini disebabkan kalau bukan putus cinta.

Sinta dengan hati-hati membuka pintu kamar itu. Suasana kamar yang bernuansa biru itu sangat berantakan kasur dan seprai pun tak beraturan, hingga lantai kamar sudah tertutupi dengan tisu yang ia pakai untuk menghapus air matanya.

”Ada apa kamu kesini? Bentak Mika dengan bantal yang menutupi wajahnya. Suaranya yang hampir hilang itu nyaris tak terdengar oleh Sinta.

”Aku cuma mau kasih tisu, kak. Karena persediaan tisu kakak sudah hampir habiskan ? Sinta meletakkan tisu di samping kakaknya lalu beranjak keluar.

Mika berusaha bangkit dari tempat tidur sepeninggalan Sinta adiknya dari kamar. Mika baru menyadari bahwa wajahnya begitu kusam dan kusut, sama seperti kulit wajahnya. Mika mengalihkan perhatiannya pada sebuah foto yang terbingkai rapi di atas meja belajarnya. Di foto itu terekam salah satu kejadian yang ia lewati bersama Oki. Pada waktu itu mereka merayakan enam bulan hari jadian mereka di Dufan.

**Tiga hari yang lalu, Mika memutuskan

hubungan mereka, saat Mika melihat Oki sedang bersama dengan seorang perempuan yang diakui cowok itu sebatas teman dekatnya. Melihat kejadian itu Mika menarik tangan Oki dan bertengkar di lapangan parkir mall tersebut.

”Kalau sebatas teman baik nggak mesti gandengan tangan kan?” tanya Mika dengan nada bicara yang mulai tinggi.

”Siapa yang gandengan tangan sih, Mika?” Oki membela diri.

”Ingat ya ki, selama sembilan bulan aku pacaran sama kamu, bukan kali ini aja aku liat kamu gandengan tangan kayak gini!”

”Kenapa sih kamu terlalu cemburuan? Selama ini kamu jalan sama cowok lain aku selalu izinikan, kenapa aku enggak?” ungkap Oki.

Mika terdiam, sebelum akhirnya ia mengatakan ”aku ingin kita putus”.

Dalam hati Mika terselip keinginan agar Oki menolak permintaan yang baru saja terucap oleh dirinya. Biasanya tiap kali bertengkar, kata itu cukup andal membuat Oki merasa bersalah. Namun kini sepertinya tidak ada gunanya.

Rasanya begitu sakit mengingat kejadian itu. Mika menatap dirinya di cermin lalu menghapus air mata yang hendak turun membasahi pipinya.

**Setelah tiga hari bolos kuliah, bunda

memaksa Mika untuk masuk kuliah. Biasanya tiap hendak berangkat ke kampus, Oki sudah siap menunggu Mika d depan rumahnya. Tapi hari ini terasa lain, mulai kini Mika harus terbiasa pergi ke kampus sendiri.

Saat menunggu angkutan umum di halte, Mika baru menyadari bahwa sangat segar rasanya menghirup udara pagi dan melihat banyak orang yang sibuk bersiap-siap melakukan aktivitas mereka.

”Mika,” seseorang menyapa Mika yang sedang duduk menunggu angkutan umum di halte. Mika sangat terkejut ketika melihat orang yang baru saja menyapanya adalah Oki, mantan pacarnya.

”Eh, kamu kenapa naik bus juga?” tanya Mika dengan salah tingkah.

”Motor aku rusak, kemarin pulang kuliah aku menabrak trotoar jalan.”

Setelah berbicara cukup lama, bus yang di tunggu oleh Mika akhirnya datang. Mika tak ingin berlama-lama bersama dengan Oki, ia takut mengingat kembali kejadian tiga hari yang lalu. Mika pamit kepada Oki,dan berlalu bersama bus yang ia naiki.

***”MIKAAAAA!!!” Rara dan Vina,

sahabat dekat Mika dari SMA langsung berlari medekati Mika begitu melihat ia masuk ke dalam kelas.

”Kemana aja sih Mik? Tiga hari nggak masuk kuliah, nggak ada kabar lagi!!” tanya Rara sambil membetulkan jilbabnya.

Mika memperhatikan sahabatnya yang feminim itu, ”jilbab model baru ya? tambah cantik aja, Ra,” pujiku.

Ketiga sahabat itu tidak bisa mengobrol lebih lama, karena setelah beberapa menit Mika masuk, dosen masuk. Mereka bertiga

1

Page 2: Arti Sebuah Persahabatan

pun segera duduk dengan manis mendengarkan penjelasan dari dosen pagi itu.

Rara dan Vina belum tahu kalau Mika dan Oki sudah tidak berhubungan lagi. Mika belum sempat bercerita kepada kedua sahabatnya itu. Begitu mata kuliah pagi itu berakhir, Mika menceritakan semua kejadian yang membuatnya tidak masuk kuliah. Dan sesuai tebakan Mika, kedua sahabatnya cukup terkejut mendengar kabar itu.

Siang itu Mika berpisah dengan kedua sahabatnya itu, karena ia masih punya kuliah umum di gedung dekat fakultas Oki. Saat melewati fakultas Oki, ia melihat beberapa teman Oki yang ia kenal sedang bersenda gurau. Mika tak melihat keberadaan Oki di sana. Mika sempat merasa khawatir, karena sebelum Mika meninggalkan Oki di halte tadi, ia sempat melihat tangan Oki yang diperban.

Mika berusaha menghilangkan rasa khawatirnya, karena saat ini ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan cowok itu. Mika lalu melanjutkan kembali perjalanannya menuju kelas, karena jam tangannya sudah menunjukan pukul 13.15.

**Seminggu setelah kejadian di halte tersebut,

Mika melihat perubahan sikap Oki terhadap dirinya. Karena akhir-akhir ini Oki sering mengirim SMS untuk sekedar mengucapkan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, atau menanyakan kabar Mika.

Ya, mungkin benar yang dikatakan Vina. Sudah seharusnya Mika memutuskan hubungannya dengan Oki. Tetapi, jika Oki benar-benar berubah, Mika tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja.

Malam minggu kali ini, Mika berharap Oki akan mengajak berkencan. Namun sampai pukul 17.00, belum ada kabar dari Oki. Cowok itu juga tidak mengirim SMS atau menelepon seharian penuh, membuat hati Mika begitu kecewa.

Akhirnya, Mika memutuskan untuk membuka akun facebooknya. Mika sengaja melihat profil facebook Oki, betapa terkejutnya ia melihat wall mantan pacarnya penuh dengan pesan mesra dari seorang cewek. Mika lalu menelpon Rara dan Vina.

Minggu pagi, Rara dan Vina sudah berada di kamar Mika. Mereka mendengarkan dengan seksama curahan hati Mika yang merasa dirinya dibohongi.

”Udah saatnya lo lupain dia Mika,” ujar Vina sambil mengelus rambut Mika.

Ketiga sahabat itu diam dan saling berpelukan, sampai tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Mika.

”Kak,” Sinta muncul di depan pintu kamar Mika dengan membawa buku pelajaran matematika,”boleh aku masuk?”

”Mau ngapain?” tanya Mika dengan nada sinis, membuat Sinta ragu-ragu untuk masuk ke dalam kamar kakak perempuannya itu.

”Aku cuma mau minta tolong ajarin pelajaran matematika aja kok kak. Hari senin aku ada ulangan, dan dari kemarin-kemarin ulangan aku nggak pernah bagus, makanya buat ulangan kali ini aku harus dapat nilai yang bagus. Tapi kayaknya kakak masih sedih, jadi biar aku belajar sendiri aja,” kata Sinta sambil bersiap-siap untuk menutup pintu kamar.

”Sinta,” panggil Mika, ”Sini kakak ajarin biar dapat nilai seratus,” ujarnya sambul tersenyum.

Sinta membalas senyum kakak tersayangnya itu, kemudian naik ke atas tempat tidur dan segera membuka buku pelajarannya. Ia tau bahwa Mika kakak yang pintar, apalagi untuk pelajaran anak kelas 5 SD seperti ini. Bukan Cuma kakaknya yang membantu Sinta, tetapi Rara dan Vina juga ikut mengajari Sinta sambil sesekali mengajaknya bercanda.

Setelah selesai membantu adiknya, Mika memutuskan untuk menghabiskan waktu minggu ini dengan teman-temannya. Dengan bantuan Rara dan Vina yang memang pintar berdandan, penampilan Mika jauh lebih berbeda. Mereka pergi ke suatu mall, jalan-jalan, nonton di bioskop, dan juga mencoba restoran baru mall tersebut.

Putus cinta tak mengakhiri segalanya. Masih ada keluarga dan kedua sahabatnya yang bisa membuat ia tersenyum kembali, dan melanjutkan cita-cita yang ingin ia capai. Saat itulah Mika menyadari arti sebuah persahabatan yang sesungguhnya.

***

2