Upload
kumala-sari-makatita
View
291
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Askep Cl & Cs
1/47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPenyakit kandung empedu merupakan kelainan pada sistem bilier, kelainan ini
mencakup karsinoma, infeksi serta batu pada kandung empedu. Pada kelainan bilier tidak
semua kejadian infeksi pada kandung empedu (cholecystitis) berhubungan dengan batu
empedu (cholelithiasis) namun lebih dari 90% penderita kolesistitis akut menderita batu
empedu. olelitiasis atau yang lebih dikenal sebagai batu empedu ialah endapan satu atau
lebih komponen empedu, kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam
lemak dan fosfolipid (Price ! "ilson #00$). Cholecystitis adalah radang kandung
empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu (oer #00&). Penyakit
batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat
sedangkan di 'ndonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi
penelitian batu empedu masih terbatas.
Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara
arat sedangkan di 'ndonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi
penelitian batu empedu masih terbatas. ebagian besar pasien dengan batu empedu tidak
mempunyai keluhan. *isiko penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan
komplikasi relatif kecil. "alaupun demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan
serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit
akan terus meningkat (+irsang #01). atu empedu umumnya ditemukan di dalam
kandung empedu, saluran empedu ekstra hepatik, atau saluran empedu intra hepatik. ila
terletak di dalam kantung empedu saja disebut kolesistolitiasis, dan yang terletak di dalam
saluran empedu ekstra hepatik (duktus koleduktus) disebut koledokolitiasis, sedang bila
terdapat di dalam saluran empedu intra hepatik disebelah proksimal duktus hepatikus
kanan dan kiri disebut hepatolitiasis (-uttain #011).
/mumnya jika sudah terjadi batu empedu atau kolelitiasis prognosinya baik tetapi
terdapat banyak komplikasi yang potensial terjadi antara lain kolik billier yang rekuren
(nyeri intermiten), kolesistitis akut dan kronik karena penyumbatan duktus sistikus yang
lama, koledokolitiasis, pankreatitis, abses hati, kolangitis, sirosis bilier, empyema, icterus
obstruktif hingga terjadinya gangrene kandung empedu (-uttain #011).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
2/47
#
leh karena itu pada kesempatan ini akan dibahas mengenai kolelitiasis dan
kolesistitis terkait dengan konsep medis dan asuhan keperaatannya.
1.2 TUJUAN1.#.1 2ujuan /mum
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperaatan pada
klien dengan kolelitiasis dan kolesistitis
1.#.# 2ujuan husus
1. -enjelaskan anatomi kandung empedu
#. -enjelaskan fisiologi kandung empedu
. -enjelaskan tinjau teori kolelitiasis
.1 -enjelaskan definisi kolelitiasis
.# -enjelaskan etiologi kolelitiasis
. -enjelaskan patofisiologi kolelitiasis
.3 -enjelaskan manifestasi klinis kolelitiasis
.4 -enjelaskan komplikasi dari kolelitiasis
.$ -enjelaskan penatalaksanaan kolelitiasis
.& -enjelaskan "5 (Web Of Cautation) kolelitiasis
3. -enjelaskan asuhan keperaatan teoritis pada klien dengan kolelitiasis
4. -enjelaskan tinjau teori kolesistitis
4.1 -enjelaskan definisi kolesistitis
4.# -enjelaskan etiologi kolesistitis
4. -enjelaskan patofisiologi kolesistitis
4.3 -enjelaskan manifestasi klinis kolesistitis
4.4 -enjelaskan komplikasi dari kolesistitis
4.$ -enjelaskan penatalaksanaan kolesistitis
4.& -enjelaskan "5 (Web Of Cautation) kolesistitis
$. -enjelaskan asuhan keperaatan teoritis pada klien dengan kolesistitis
8/18/2019 Askep Cl & Cs
3/47
1.3 MANFAAT
1..1 -ahasisa memahami konsep dan proses asuhan keperaatan pada klien dengan
kolelitiasis dan kolesistitis dengan sehingga menunjang pembelajaran mata
kuliah.1..# -ahasisa mengetahui proses asuhan keperaatan dengan kolelitiasis dan
kolesistitis yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di
rumah sakit.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
4/47
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ystem bilier mencakup kandung empedu dan saluran empedu di dalam dan di luar hati. 2erdapat beberapa kelainan yang mempengaruhi system bilier dan mengganggu drainase
empedu yang normal ke dalam duodenum. amun, pada pembahasan ini akan dipaparkan
tentang kolelitiasis dan kolesistitis.
2.1 ANATOMI KANDUNG EMPEDU
andung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat dengan ukuran 6 4 7
& cm dan berisi 08$0 ml empedu. agian fundus umumnya menonjol sedikit keluar tepi
hati, di baah lengkung iga kanan, di tepi lateral -. *ektus bdominis. ebagian besar
korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan hati. -asing8masing sel hati juga
terletak dekat dengan beberapa kanalikulus mengalir ke dalam duktus biliaris intralobulus
dan duktus8duktus ini bergabung melalui duktus biliaris antar lobulus membentuk duktus
hepatikus kanan dan kiri. :iluar hati duktus ini bersatu dan membentuk duktus hepatikus
komunis. Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri masing8masing antara 183 cm
sedangkan panjang duktus hepatikus komunis sangat ber;ariasi bergantung pada letak
muara duktus sistikus (-oore ! :alley #01).
:uktus sistikus berjalan keluar dari kandung empedu. Panjangnya 6 08& mm
dengan diameter #8 mm. :inding lumennya mengandung katup berbentuk spiral d?) garam empedu (1,1 g>d?) bilirubin (0,03
8/18/2019 Askep Cl & Cs
5/47
4
g>d?) kolesterol (0,1 g>d?) asam lemak (0,1# g>d?) leshitin>fosfolipid (0,03 g>d?) a@
(134 m=>?), @ (4 m=>?), 5a#@ (4 m=>?), 5l8 (100 m=>?), ?).
olesterol dalam empedu bercampur dengan garam empedu dan fosfolipid membentuk
campuran micelles dan ;esikel. Micelles adalah kumpulan lemak yang mempunyai dindingyang hidrofilik (larut dalam air) dan inti yang hidrofobik (tidak larut dalam air). Besikel
adalah suatubentukan sferik bilayers dari fosfolipid yang terdiri dari # rantai yaitu rantai
nonpolar hidrokarbon menghadap dan rantai polar mengarah ke larutan. Pada keadaan
kosentrasi kolesterol yang tinggi ;esikel membaa kolesterol dalam jumlah besar
(+ustaan #00&).
+ambar 1. natomi andung =mpedu (umber C +irsang, #01)
2.2 FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU
istem bilier terdiri dari kandung empedu dan saluran yang berasal dari hepar dan
;esica fellea. Dungsi primernya adalah sebagai organ yang memproduksi, menyimpan
empedu dan mengalirkan ke duodenum melalui saluran8saluran empedu (+irsang #01).
Dungsi utama dari system bilier adalah sebagai tempat penyimpanan dan saluran cairan
empedu. =mpedu di produksi oleh sel hepatosit sebanyak 40081400 ml>hari. =mpedu
terdiri dari garam empedu, lesitin dan kolesterol merupakan komponen terbesar (90%)
8/18/2019 Askep Cl & Cs
6/47
$
cairan empedu. isanya adalah bilirubin, asam lemak dan garam anorganik. :i luar aktu
makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu dan di sini mengalami
pemekatan sekitar 40 % (+ustaan #00&).
Pengaliran cairan empedu diatur oleh faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati,kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. :alam keadaan puasa
produksi akan dialih8alirkan ke dalam kandung empedu. etelah makan, kandung empedu
berkontraksi, sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam duodenum. liran tersebut
seaktu8aktu seperti disemprotkan karena secara intermiten tekanan saluran empedu
akan lebih tinggi daripada tahanan sfingter (jamsuhidajat #011).
kalkulus merupakan struktur kristal terbentuk dari pembekuan konstituen
empedu normal dan abnormal ( Dransisca #009).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
7/47
&
+ambar #. olelitiasis (sumber C +irsang, #01)
olelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua8duanya. ebagian
besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu
(+irsang #01)
olelitiasis atau yang lebih dikenal dengan batu empedu atau
kalkuli>kalkulus merupakan struktur kristal terbentuk dari pembekuan konstituenempedu normal dan abnormal. Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan
fungsi utama hati. andung empedu adalah sebuah kantung terletak di baah hati
yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu sampai ia dilepaskan ke dalam
usus. ebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi
ada juga yang terbentuk primer di dalam saluran empedu (Dransisca #009).
#.#. =tiologi
-enurut ?ippincott (#00A) pada kolelitiasis dapat disebabkan oleh periode
melambatnya kinerja kantung empedu dan batu atau kalkulus dikantung empedu
yang disebabkan oleh perubahan komponen empedu.
-enurut +ustaan (#00&) alaupun beberapa aspek yang berperan sebagai
penyebab belum diketahui sepenuhnya, namun komposisi kimia dan adanya lipid
dalam cairan empedu memegang peran penting dalam proses terbentuknya batu.
ira8kira A% dari lipid empedu dalam bentuk kolesterol dan 148#0% dalam
bentuk fosfolipid. eduanya tidak larut dalam air, dalam cairan empedu terikat
8/18/2019 Askep Cl & Cs
8/47
A
dengan garam empedu dengan komposisi &08A0% dari lipid empedu. olesterol
dalam empedu bercampur dengan garam empedu dan fosfolipid membentuk
campuran micelles dan ;esikel. Micelles adalah kumpulan lemak yang mempunyai
dinding yang hidrofilik (larut dalam air) dan inti yang hidrofobik (tidak larutdalam air). Besikel adalah suatu bentukan sferik bilayers dari fosfolipid yang
terdiri dari # rantai yaitu rantai nonpolar hidrokarbon menghadap dan rantai polar
mengarah ke larutan. Pada keadaan kosentrasi kolesterol yang tinggi ;esikel
membaa kolesterol dalam jumlah besar.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
9/47
9
ondisi obesitas akan meningkatkan metabolism umum, resistensi insulin,
diabetes militus tipe '', hipertensi dan hyperlipidemia berhubungan dengan
peningkatan sekresi kolesterol hepatica dan merupakan faktor resiko utama
untuk pengembangan batu empedu kolesterol.o tatis ilier
ondisi statis bilier menyebabkan peningkatan risiko batu empedu.
ondisi yang bisa meningkatkan kondisi statis, seperti cedera tulang
belakan (medulla spinalis), puasa berkepanjangan, atau pemberian diet
nutrisi total parenteral (2P), dan penurunan berat badan yang
berhubungan dengan kalori dan pembatasan lemak (misalnyaC diet rendah
lemak, operasi bypass lambung). ondisi statis bilier akan menurunkan
produksi garam empedu, serta meningkatkan kehilangan garam empedu ke
intestinal.
o bat8obatan
=strogen yang diberikan untuk kontrasepsi atau untuk pengobatan kanker
prostat meningkatkan risiko batu empedu kolesterol. 5lofibrate dan obat
fibrat hipolipidemik meningkatkan pengeluaran kolesterol hepatic melalui
sekresi bilier dan tampaknya meningkatkan resiko batu empedu kolesterol.
nalog somatostatin muncul sebagai faktor predisposisi untuk batu
empedu dengan mengurangi pengosongan kantung empedu.
o :iet
:iet rendah serat akan meningkatkan asam empedu sekunder (seperti asam
desoksikolat) dalam empedu dan membuat empedu lebih litogenik.
arbohidrat dalam bentuk murni meningkatkan saturasi kolesterol
empedu. :iet tinggi kolesterol meningkatkan kolesterol empedu.
-enurut -ansjoer (#000) yang tertuang dalam kapita selekta kedokteran,
batu empedu dibagi menjadi tiga tipe utama yaitu C
1) atu pigmen
2erdiri atas garam kalsium dan salah satu dari keempat anion iniC bilirubinat,
karbonat, fosfat, atau asam lemak rantai panjang. atu ini cenderung
berukuran kecil, multiple, dan berarna hitam kecoklatan. atu berarna
hitam berkaitan dengan hemolisis kronis, batu berarna kecoklatan berkaitan
dengan infeksi empedu kronis (batu semacam ini jarang dijumpai).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
10/47
8/18/2019 Askep Cl & Cs
11/47
11
atu campuran ini memiliki gambaran batu pigmen maupun batu kolesterol,
majemuk, dan berarna coklat tua. atu empedu campuran sering dapat
terlihat dengan pemeriksaan radiografi.
#.#.3 Patofisiologi
2erdapat beberapa mekanisme pembentukan batu empedu yakni (Dransisca #009)
1. Peningkatan sekresi empedu dapat terjadi karena kegemukan, diet tinggi
kalori, atau obat. Peningkatan akti;itas hidroksimetilglutarid8koenGim
(multilamelar yang jenuh.
3. olestrol adalah endapan empedu yang merupakan bahan mukosa kental yang
pada pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan ristal lesiti kolestrol, ristal
kolestrol monohidrat, kalsium bilirubinat, dan serat musin atau gel mukosa.
=ndapan empedu biasanya membentuk endapan mirip bulan sabit di bagian
terbaah kandung empedu dan di kenali berdasarkan ekornya yang khas pada
pemeriksaan sonografi.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
12/47
1#
4. atu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini C
bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi
normal akan terkonjugasi dalam empedu. ilirubin terkonjugasi karena adanya
enGim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karenakurang atau tidak adanya enGim glokuronil tranferase tersebut yang akan
mengakibatkan presipitasi>pengendapan dari bilirubin tersebut. 'ni disebabkan
karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.
ehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang
bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu
H
kibat berkurang atau tidak adanya enGim glokuronil tranferaseH
Presipitasi > pengendapan
H
erbentuk batu empedu
H
atu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan
dengan jalan operasi
#.#.4 -anifestasi linisekitar $08&0% dari pasien dengan batu empedu simtomatik mengalami
episode kolik biliaris, yaitu nyeri yang terutama dirasakan di daerah epigasfrium
setelah makan atau di daerah kuadran atas kanan perut, kadang8kadang menjalar ke
belakang (interskapula) atau sampai ke bahu kanan (boas sign). yeri dapat
dirasakan beberapa menit sampai beberapa jam. yeri yang hebat sering disertai
rasa mual dan muntah sehingga menyebabkan penderita diraat di rumah sakit
("idiastuty #010).
-enurut urarif ! usuma (#01), beberapa gejala yang muncul pada
kolelitiasis diantaranyaC
1. ebagian bersifat asimtomatik.
#. yeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar yang menjalar ke
punggung atau region baah kanan (kolik biliaris).
. ebagian pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten.
3. -ual dan muntah.
bstruksi saluran empedu menyebabkan alur balik empedu ke hepar
(bilirubin, garam empedu, kolesterol) sehingga meningkatkan pengeluaran
enGim I enGim +P2 dan +2 menyebabkan iritatif di saluran cerna
8/18/2019 Askep Cl & Cs
13/47
1
sehingga merangsang ner;us ;agal, hal ini membuat penekanan pada syaraf
parasimpatis usus sehingga penurunan peristaltik dan akumulasi gas pada
sistem perncernaan (usus dan lambung) menyebabkan makanan tertahan dan
mengalami peningkatan gas lambung sehingga terjadi peningkatan rasa mual.Pada kondisi tersebut akan terjadi pengaktifan pusat muntah otak (medula
oblongata) dan pengaktifan saraf kranialis di ajah serta neuron8neuron pada
motorik spinal ke otot8otot abdomen dan diafragma sehingga menyebabkan
muntah.
4. 'kterus obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan
menimbulkan gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi dibaa
kedalam duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini
membuat kulit dan membran mukosa berarna kuning. eadaan ini sering
disertai dengan gejala gatal I gatal pada kulit.
$. Perubahan arna urin dan feses. =kskresi pigmen empedu oleh ginjal akan
membuan urin berarna sangat gelap. Dese yang tidak lagi diarna oleh
pigmen empedu akan tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut JClay-
colored K.
&. :efisiensi ;itamin. bstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorbsi
;itamin , :, =, yang larut lemak. arena itu pasien dapat memperhatikan
gejala defisiensi ;itamin I ;itamin ini jika obstruksi atau sumbatan bilier
berlangsung lama. Penurunan jumlah ;itamin dapat menggangu
pembekuan darah yang normal.
A. *egurgitasi gasC flatus dan sendaa.
#.#.$ Pemeriksaan penunjang
1. *adiologi
Pemeriksaan /+ telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur
diagnostic pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan icterus. :i
samping itu, pemeriksaan /+ tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi.
Prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah
berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam
keadaan distensi. Penggunaan ultra sound berdasarkan pada gelombang suara
yang dipantulkankembali. Pemeriksaan /+ mendeteksi kalkuli dalam
8/18/2019 Askep Cl & Cs
14/47
13
kandung empedu atau duktus koleduktus yang mengalami dilatasi (-ansjoer
#000).
#. *adiografiC olesistografi
olesistografi digunakan bila /+ tidak tersedia atau bila hasil /+
meragukan. olangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu
empedu dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan
pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. ral
kolesistografi tidak digunakan bila pasien jaundice karena li;er tidak dapat
menghantarkan media kontras ke kandung empedu yang mengalami obstruksi
(meltGer ! are #00#).
. onogram
onogram dapat mendeteksi batu serta menentukan apakah kandung
empedu telah tebal ("illiams #00).3. =*5P ( Endoscopic etrograde Colangiopanereatografi)
Pemeriksaan ini menungkinkan ;isualisasi struktur secara langsung yang
hanya dapat dilihat pada saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi
endoskop serat optic yang fleksibel ke dalam esophagus hingga mencapai
duodenum pars desendens. ebuah kanula dimasukkan ke dalam duktus
koleduktus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke
dalam duktus tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus dan
memungkinkan ;isualisasi serta e;aluasi percabangan bilier (meltGer ! are
#00#).
4. -enurut -ansjoer (#000) gambaran pemeriksaan darah pada penyakit
kolelitiasis adalahC
a. enaikan serum kolestrol
b. enaikan fosfolipid
c. Penurunan ester kolestrol
d. enaikan protrombin serum time
e. enaikan bilirubin total, transaminase
f. Penurunan urobilirubin$. -enurut "idiastuty (#010) Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
pada penderita batu empedu di antaranya hitung sel darah lengkap, urinalisis,
pemeriksaan feses, tes fungsi hati dan kadar amilase serta lipase serum. Pada
episode kolik biliaris, sebagian besar penderita mempunyai hasil laboratorium
yang normal. 2etapi bila disertai komplikasi dapat menunjukkan leukositosis
dan peningkatan kadar enGim hati (aspartate aminotransferase, alanine
aminotransferase, fosfatase alkali), gamma glutamyl transferase dan bilirubin
serum, terutama jika terdapat batu pada duktus koledokus. Pada pemeriksaan
8/18/2019 Askep Cl & Cs
15/47
14
urinalisis, adanya bilirubin tanpa adanya urobilinogen dalam urin dapat
mengarahkan pada kemungkinan adanya obstruksi saluran empedu. edangkan
pada pemeriksaan feses, tergantung pada obstruksi oleh batu empedu, bila
tedadi obstruksi total saluran empedu, maka feses tampak pucat (akholis).Pada penderita batu empedu dengan pankreatitis dapat terjadi peningkatan
kadar amilase dan lipase serum, di samping tes fungsi hati yang abnormal.
:iduga terdapat kolesistitis akut jika ditemukan leukositosis dan sampai 14%
penderita mempunyai peningkatan sedang dari aspartate aminotransferase,
olanine aminotransferase, fosfatase alkali dan bilirubin serum.
#.#.& Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan non bedah
a. Penatalaksanaan pendukung dan diet
A0 % dari pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat,
cairan infus, pengisapan nasogastric, analgesic dan antibiotic. :iit yang
dianjurkan adalah tinggi protein dan karbohidrat.
b. :isolusi medis
Oral !issolution Therapy adalah cara penghancuran batu dengan
pemberian obat8obatan oral. "rsodeoxycholic acid lebih dipilih dalam
pengobatan daripada chenodeoxycholic karena efek samping yang lebih
banyak pada penggunaan chenodeoxycholic seperti terjadinya diare,
peningkatan aminotransfrase dan hiperkolesterolemia sedang. Pemberian
obat8obatan ini dapat menghancurkan batu pada $0% pasien dengan
kolelitiasis, terutama batu yang kecil. ngka kekambuhan mencapai lebih
kurang 10%, terjadi dalam 84 tahun setelah terapi. :isolusi medis
sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi nonoperatif diantaranya batukolesterol diameternya L #0 mm, batu kurang dari 3 batu, fungsi kandung
empedu baik dan duktus sistik paten. Pada anak8anak terapi ini tidak
dianjurkan, kecuali pada anak8anak dengan risiko tinggi untuk menjalani
operasi.
c. :isolusi kontak
2erapi contact dissolution adalah suatu cara untuk menghancurkan batu
kolesterol dengan memasukan suatu cairan pelarut ke dalam kandung
empedu melalui kateter perkutaneus melalui hepar atau alternatif lain
8/18/2019 Askep Cl & Cs
16/47
1$
melalui kateter nasobilier. ?arutan yang dipakai adalah methyl terbutyl eter .
?arutan ini dimasukkan dengan suatu alat khusus ke dalam kandung
empedu dan biasanya mampu menghancurkan batu kandung empedu dalam
#3 jam. elemahan teknik ini hanya mampu digunakan untuk kasus dengan batu yang kolesterol yang radiolusen. ?arutan yang digunakan dapat
menyebabkan iritasi mukosa, sedasi ringan dan adanya kekambuhan
terbentuknya kembali batu kandung emped.
d. ?itotripsi +elombang =lektrosyok (="?)
Prosedur non in;asi;e ini menggunakan gelombang kejut berulang
( epeated #hoc$ Wa%e) yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung
empedu atau duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut
menjadi beberapa sejumlah fragmen. (meltGer #00#). ="? sangat
populer digunakan beberapa tahun yang lalu. nalisis biaya8manfaat pada
saat ini memperlihatkan baha prosedur ini hanya terbatas pada pasien
yang telah benar8benar dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.
e. =ndoscopic *etrograde 5holangiopancreatography (=*5P)
Pada =*5P, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan,
lambung dan ke dalam usus halus. Mat kontras radioopak masuk ke dalam
saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter oddi. Pada
sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang
menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. =*5P dan sfingterotomi
telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. urang dari 3 dari setiap 1.000
penderita yang meninggal dan 8&% mengalami komplikasi, sehingga
prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan perut. =*5P saja
biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih
tua, yang kandung empedunya telah diangkat.
#) Penatalaksanaan bedah
urang lebih A0% dari pasien8pasien batu pada kandung empedu
mengalami penurunan keluhan dengan istirahat, cairan infus, penghisapan
nasogastrik, analgesik dan antibiotik. 'nter;ensi bedah harus ditunda sampai
gejala akut mereda dan e;alusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika
kondisi pasien memburuk (meltGer ! are #00#).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
17/47
1&
-anajemen terapi menurut meltGer ! are (#00#) C
1. :iet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
#. Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.
. bser;asi keadaan umum dan pemeriksaan ;ital sign3. :ipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi
syok.
4. Pemberian antibiotik sistemik dan ;itamin (anti koagulopati)
$. =dukasi.
2indakan pembedahan
a. olesistektomiC paling sering digunakan atau dilakukanC kandung empedu
diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi. 'ndikasi paling umum
untuk kolesistektomi (bedah) adalah adanya keluhan bilier yang
mengganggu atau semakin sering atau berat dan adanya komplikasi.
pabila tindakan kolesistektomi tidak dilakukan, prosedur ="?
(=7tracorporeal hock "a;e ?ithotripsy), =*5P (=ndoscopic *etrograde
5holangio Pancreatography), disolusi medis (penanggulangan dengan non
bedah) dapat diberikan sebagai alternatif (+irsang #01).
b. -inikolesistektomiC mengeluarkan batu empedu leat luka insisi selebar 3
cm, bisa dipasang drain juga, biaya lebih ringan, aktu singkat.c. olesistektomi laparoskopik (endoskopik)C leat luka insisi kecil melalui
dinding abdomen pada umbilicus.
d. oledokostomiC insisi leat duktus koledokus untuk mengeluarkan batu
empedu.
#.#.A omplikasi
-enurut +irsang (#01) komplikasi kolelitiasis diantaranyaC
1. olesistisis
olesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu
tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung
empedu.
#. olangitis
olangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi yang
menyebar melalui saluran8saluran dari usus kecil setelah saluran8saluran
menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.
.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
18/47
1A
berkaitan dengannya.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
19/47
19
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLELITIASIS
Proses eperaatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik
untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperaatan yang melalui lima fase
berikut yaitu pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, e;aluasi
#..1 Pengkajian:ata yang dikumpulkan meliputiC
1. 'dentitas
a. 'dentitas klien
atu empedu tidak laGim dijumpai pada anak8anak deasa muda, tetapi
insidennya semakin sering indi;idu berusia di atas 30 tahun. 'nsiden
pembentukan batu empedu bersamaan dengan bertambahnya umur
(akibat bertambahnya sekresi kolesterol oleh hati dan menurunnya
sintesis asam empedu). Eumlah anita yang menderita batu kolesterol
dan penyakit kandung empedu adalah empat kali lebih banyak daripada
laki8laki. iasanya aita tersebut berusia F 30 tahun, multipara dan
obesitas. 'nsiden pembentukan batu empedu meningkat pada pengguna
pil kontrasepsi, estrogen dan klofibrat yang diketahui meningkatkan
saturasi kolesterol bilier (meltGer ! are #00#).
:ata yang perlu dilengkapi adalah nama, umur, jenis kelamin,
suku>bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data
mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
b. 'dentitas penanggung jaab
'dentitas penanggung jaab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jaab klien selama peraatan, data yang terkumpul
meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan
alamat.
#. *iayat esehatana. eluhan utama
-erupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. iasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri
abdomen pada kuadran kanan atas.
b. *iayat kesehatan sekarang
-erupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PN*2, paliatif atau pro;okatif (P) yaitu fokus utama keluhan klien,
uality atau kualitas (N) yaitu bagaimana nyeri>gatal dirasakan oleh
klien, regional (*) yaitu nyeri>gatal menjalar kemana, afety () yaitu
8/18/2019 Askep Cl & Cs
20/47
#0
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri>gatal atau klien
merasa nyaman dan 2ime (2) yaitu sejak kapan klien merasakan
nyeri>gatal tersebut.
(P)C yeri setelah makan, terutama makanan yang berlemak
(N)C yeri dirasakan terus menerus(*)C yeri dirasakan pada abdomen kuadran kanan atas dan menjalar ke
punggung atau bahu kanan.
()C yeri terasa saat melakukan inspirasi (skala sedang s>d berat)
(2)C yeri dirasakan biasanya tambah sakit pada malam hari
c. *iayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di
riayat sebelumnya. lien pernah melakukan pemeriksaan kesehatan
sebelumnya dan pengobatan yang telah dilakukan baik medis maupun
tradisional. lien memiliki ody -ass 'nde7 (-') tinggi, mempunyai
resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. 'ni karenakan dengan
tingginya -' maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun
tinggi. *esiko terbentuknya batu empedu juga meningkat akibat
malabsorbsi garam8garam empedu pada pasien dengan penyakit
gastrointestinal atau fistula 28tube atau pada pasien yang pernah
menjalani operasi pintasan atau reaksi ileum. 'nsiden penyakit ini juga
meningkat pada para penyandang penyakit diabetes (meltGer ! are
#00#).
d. *iayat kesehatan keluarga
-engkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit
kolelitiasis. Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini
menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola makan dan gaya
hidup yang tidak sehat dengan banyak konsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan kolesterol tinggi. 2api orang dengan riayat
keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan
tanpa riayat keluarga.
. Pemeriksaan fisik
Pendekatan dengan metode $ C
a. 18reath
Pernapasan tertekan ditandai dengan napas pendek dan dangkal, terjadi
peningkatan frekuensi pernapasan sebagai kompensasi adanya nyeri
hebat di kuadran kanan atas, secara terus menerus.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
21/47
#1
b. #8lood
2akikardi karena adanya nyeri hebat pada kuadran kanan atas
(intermiten) dan berkeringat karena peningkatan suhu akibat respon
inflamasi dan nyeri.
c. 8rain2ingkat kesadaran pasien normal, kajia adanya perubahan kelemahan
berpikir dan bingung.
d. 38ladder
/rine pekat dan berarna gelap, akibat dari pigmen empedu (bilirubin)
yang diserap ke pembuluh darah sehingga di sekresikan oleh ginjal.
e. 48oel
-ual dan muntah, anoreksia, distensi abdomen, feses banyak
mengandung lemak (steattorhea) dan diare, teraba masa pada kuadran
kanan atas abdomen (boas sign), feses berarna kelabu clay colored'
akibat obstruksi duktus biliaris sehingga pigmen empedu tidak dibuang
melalui feses, tidak toleran terhadap lemak dan makanan Opembentuk
gasQ regurgitasi berulang dan nyeri epigastrium.
f. $8one
2idak melakukan aktifitas seperti biasanya karena episode nyeri, dan
kegiatan sehari8hari di bantu oleh keluarga.
#..# :iagnosa eperaatan
a. Pra 2indakan
1. yeri kut berhubungan dengan gen 5edera iologisC bstruksi andung
=mpedu
#. etidakseimbangan utrisi C urang :ari ebutuhan 2ubuh berhubungan
dengan etidakmampuan bsorpsi dan Pemasukan utrisi
. -ual berhubungan dengan penurunan kontraktilitas usus halus akibat
proses penyakit (kolelitiasis)
3. *esiko kekurangan ;olume cairan berhubungan dengan kehilangan ;olume
cairan (muntah)
4. erusakan 'ntegritas ulit berhubungan dengan priuritus
$. nsietas behubungan dengan prognosis penyakit, rencana pembedahan
b. Pasca tindakan
1. yeri kut berhubungan dengan agen cidera (luka pasca pembedahan)
#. *isiko 'nfeksi berhubungn dengan erusakan 'ntegritas ulitC Prosedur
'n;asif
8/18/2019 Askep Cl & Cs
22/47
##
. :efisit peraatan diri behubungan dengan kelemahan kerterbatasan
bergerak pasca operasi
#.. 'nter;ensi eperaatan
Diagnosa
K!"a#a$anNO% NI%
yeri kut b.d
gen 5edera
iologisC bstruksi
andung =mpedu
etelah dilakukan
tindakan keperaatan
selama jam sehari
tanda8tanda nyeri
berkurang atau hilang
dengan kriteria hasil C
• (ain control )*+,
-inum analgesik yang diresepkan C 4
• (ain le%el )/*,/
1. =kspresi ajah
terhadap nyeri C 4
#. Panjang episode nyeri
C 3
. +elisah C 4
3. ** C 4
(ain Management
1. ?akukan pengkajian nyeri yang
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, aitan>durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau
keparahan nyeri, dan faktor
presipitasinya.
#. jarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya, umpan
balik biologis, transcutaneous
electrical ner;e stimulation (2=),
hipnosis, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi,
terapi bermain, terapi akti;itas,
akupresur, kompres hangat>dingin,
dan masase) sebelum, setelah dan
jika memungkinkan, selama akti;itas
yang menyakitkanQ sebelum nyeri
terjasi atau meningkatQ dan selama penggunaan tindakan pengurangan
nyeri yang lain.
. aji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan inter;ensi.
3. endalikan faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya
suhu ruangan, pencahayan dan
kegaduhan).
4. erikan perubahan posisi, masase
punggung, dan relaksasi$. urangi faktor presipitasi nyeri
&. -onitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri.
A. olaborasi dengan dokter jika tidak
ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
0nalgesic 0dministrasion
1. 2entukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
#. 5ek intruksi dokter tentang jenisobat, dosis dan frekuensi
8/18/2019 Askep Cl & Cs
23/47
#
. erikan analgetik tepat aktu
terutama pada saat nyeri hebat
3. =;aluasi efekti;itas analgetik, tanda
dan gejala
etidakseimbangan
utrisi C urang:ari ebutuhan
2ubuh
berhubungan
dengan
etidakmampuan
absorpsi dan
Pemasukan utrisi
etelah dilakukan
tindakan keperaatan 7#3 jam nutrisi pasien
tercukupi dengan kriteria
hasil C
• 1utritional status 2
food and fluit )*,,3
1. 'ntake nutrisi C 4
#. 'ntake cairan C 4
. =nergi C 4
3. '-2 C 4
4.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
24/47
#3
8/18/2019 Askep Cl & Cs
25/47
#4
2.& KOLESISTITIS
#.3.1 :efinisi
Cholecystitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya
berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada ductus sistikus,
menyebabkan distensi kandung empedu. atu8batu (kalkuli) dibuat oleh kolesterol,
kalsium, bilirubin, atau campuran, disebabkan oleh perubahan pada komposisi
empedu (:oengoes #01#).
olesistitis (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi dinding
kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam ('sselbacher #009).
Cholecystitis, yang merupakan keadaan inflamasi akut atau kronis dengan
menimbulkan distensi kandung empedu yang nyeri, biasanya disertai batu empedu
yang terjepit dalam duktus sistikus (oalak #011).
#.3.# lasifikasi
Pada cholecystitis akut, faktor trauma mukosa kandung empedu oleh batu
dapat menyebabkan pelepasan fosfolipase yang mengubah lesitin di dalam
empedu menjadi lisolesitin, yaitu senyaa toksik yang memperberat proses peradangan. Pada aal penyakit, peran bakteria agaknya kecil saja meskipun
kemudian dapat menjadi supurasi. Perjalanan kolesistitis akut bergantung pada
apakah obstruksi dapat hilang sendiri atau tidak, derajat infeksi sekunder, usia
penderita, dan penyakit lain yang memperberat keadaan seperti :iabetes -ellitus
(jamsuhidajat #011).
-enurut meltGer ! are (#00#) klasifikasi kolesistisis akut dibagai menjadi C
1. olesistitis alkulus
Peradangan akut kandung empedu yang mengandung batu disebut kolesistitis
kalkulosa akut dan dipicu oleh obstruksi leher kandung empedu atau duktus
sistikus.
#. olesistitis kalkulus
8/18/2019 Askep Cl & Cs
26/47
#$
-erupakan inflamasi kandung empedu akut tanpa adanya obstruksi oleh batu
empedu. olesistitis akulkulus timbul sesudah tindakan bedah mayor trauma
berat atau luka bakar.
Cholecystitis kronik merupakan kelainan kandung empedu yang paling seringditemukan. Penyebabnya hampir selalu batu empedu. Penentu penting untuk
membuat diagnosis adalah kolik bilier, dispepsia dan ditemukannya batu kandung
empedu pada pemeriksaan /+. eluhan dispepsia dicetuskan oleh makanan
berat, seperti gorengan, yang mengandung banyak lemak, tetapi didapat juga
timbul setelah makan berbagai jenis kol. olik bilier yang khas dirasakan di perut
kanan atas dan nyeri alih ke titik oas (jamsuhidajat #011).
#.3. =tiologi
/mumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu. umbatan batu empedu
pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran
darah dan limfe, bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain
adalah kuman8kuman seperti =scherichia coli, salmonella typhosa, cacing askaris,
atau karena pengaruh enGim8enGim pancreas (-ansjoer #000).
Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dengan regangan yangmenimbulkan iskemia mukosa dan dinding kandung empedu. Peradangan kimiai
akibat pelepasan lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan
faktor jaringan lokal lainnya. Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 40%8
A4% klien cholecystitis akut (-uttain #011).
-enurut -uttain (#011) faktor pencetus peradangan empedu berdasarkan
klasifikasi karena memiliki batu empedu yakniC
a. alkulus
1. Eenis kelamin perempuan ( 5emale). Perempuan lebih cenderung untuk
mengembangkan batu empedu kolesterol daripada laki8laki khususnya
pada masa reproduksi. Peningkatan batu empedu disebabkan oleh faktor
esterogen8progesteron sehingga meningkatkan sekresi kolesterol bilier.
#. Peningkatan usia yakni lebih dari 30 tahun ( 5ourty). Peningkatan usia baik
pada pria dan anita, keduanya meningkatkan risiko terbentuknya batu
pada kandung empedu.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
27/47
8/18/2019 Askep Cl & Cs
28/47
#A
menimbulkan iritasi kimia pada kandung empedu. -ekanisme kompensasinya
adalah dengan darah yang mengalir ke area radang akan diperkecil, melokalisir
edema berkembang, kantung empedu menggelembungkan karena empedu
tertahan, dan pe rubahan ischemic akan terjadi di dalam dinding kantung empedu.el8sel dalam dinding kandung empedu dapat kekurangan oksigen dan mati ketika
organ mengalami distensi tersebut menekan pembuluh darah dan mengganggu
aliran darah. el8sel yang mati akan mengelupas sehingga kandung empedu
melekat pada struktur di sekitarnya (Dransiska #009).
#.3.4 -anifestasi klinis
eluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut disebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu
tubuh. eluhan tersebut dapat memburuk secara progresif. adang I kadang rasa
sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai $0
menit tanpa reda. erat ringannya keluhan sangat ber;ariasi tergantung dari
adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi
kandung empedu. ekitar $0 I &0% pasien melaporkan adanya riayat serangan
yang sembuh spontan (udoyo #009).
2anda peradangan peritoneum seperti peningkatan nyeri dengan penggetaran
atau pada pernapasan dalam dapat ditemukan. Pasien mengalami anoreksia dan
sering mual. -untah relatif sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala dan tanda
deplesi ;olume ;askuler dan ekstraseluler. Pada pemeriksaan fisik, kuadran kanan
atas abdomen hampir selalu nyeri bila dipalpasi (-uttain #011).
-enurut Dransiska (#009), tanda dan gejala yang dapat timbul pada pasien
dengan kolesistitis antara lainC
a. yeri pada perut atas, epigastric, atau sakit abdominal kanan atas yang dapat
menyebar ke punggung dan skapula kanan. *asa sakit pada ight "pper
6uadrant (*/N) meningkat dengan palpasi abdomen kanan atas selama
inspirasi (tanda Murphy) menyebabkan pasien berhenti mengambil napas
panjang. yeri bersifat kolik atau terus8menerus disertai tanda rangsangan
peritoneal berupa nyeri tekan, nyeri lepas dan defans muskuler otot perut.
b. -ual dan muntah, terutama setelah makan makanan berlemak (pada
kolesistitis yang menyertai kolelitiasis).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
29/47
#9
c. elera makan hilang.
d. :emam (A8A,4R5). pabila timbul demam dan menggigil, harus dicurigai
komplikasi yang lebih berat atau penyakit lain.
e. /dara bertambah pada saluran usus (bersendaa, flatus).f. ulit gatal8gatal karena terbentuknya garam empedu.
g. Deses berarna dempul karena kurangnya sterkobilin di dalam usus (biasanya
dikon;ersi dari bilirubin yang telah diblok dengan aliran empedu).
h. Penyakit kuning8kulit berarna kekuningan dan membran mukosa berubah
arna.
i. 7cterus ringan8perubahan arna menjadi kekuningan pada sklera (putih mata).
j. /rin berarna gelap dan berbusa karena ginjal berusaha membersihkan
bilirubin.
#.3.$ Pemeriksaan penunjang
-enurut -uttain (#011) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
pasien dengan kolesistisis adalah C
a. Pemeriksaan sinar S abdomen
Pemeriksaan ini dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan akan penyakit
kandung empedu dan untuk menyingkirkan penyebab gejala yang lain.
b. /ltrasonografi
Pemeriksaan /+ menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur
diagnostic pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat serta dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan icterus.
c. Pemeriksaan pencitraan radionuklida atau koleskintografi
:alam prosedur ini, preparat radioaktif disuntikkan secara intra;ena. Preparat
ini kemudian diambil oleh hepatosit dan dengan cepat diekskresikan kedalam
system bilier. elanjutnya dilakukan pemindaian saluran empedu untuk
mendapatkan gambaran kandung empedu dan percabangan bilier.
d. olesistografi
olesistografi masih digunakan jika alat /+ tidak tersedia atau bila hasil
/+ meragukan.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
30/47
0
e. 52 can
:apat menyatakan kista kandung empedu, dilatasi duktus empedu, dan
membedakan antara ikterik obstruktif>non obstruktif
f. can hati dengan Gat radioaktif (intigram radionuklir hepatobilier)-enunjukkan obstruksi percabangan bilier.
g. Pemeriksaan laboratorium
1) Eumlah leukosit meningkat atau dalam batas normal. pabila jumlah
leukosit melebihi 14.000 harus dicurigai komplikasi yang lebih berat.
#) adar bilirubin meningkat sedang, mungkin karena sindrom -iriGGi atau
penjalaran radang ke duktus koledokus.
) Dosfatase alkali sering kali mengalami kenaikan sedang, begitu juga
dengan kadar amilase darah.
-enurut meltGer ! are (#00#), inter;ensi yang dapat dilakukan peraat
dalam pemeriksaan diagnostik adalahC
1. -emuasakan pasien pada malam hari sebelum dilakukan pemeriksaan /+.
arena prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah
berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedu dalam keadaan distensi.
#. Pada pasien yang akan dilakukan tindakan kolesistografi, harus ditanyakan kepada pasien apakah ia mempunyai riayat alergi terhadap yodium atau makanan laut.
Eika tidak ada riayat alergi, pasien mendapat preparat kontras oral pada malam
hari sebelum pemeriksaan radiografi dilakukan.
. ebelum tindakan =*5P, kepada pasien dijelaskan tentang prosedur pemeriksaan
dan peranan pasien dalam pemeriksaan tersebut karena =*5P memerlukan
kerjasama pasien untuk memungkinkan insersi endoskop tanpa merusak struktur
traktus gastrointestinal yang mencakup percabangan bilier. Preparat sedatif
diberikan sesaat sebelum pemeriksaan dilakukan. elaama pemeriksaan =*5P,
peraat harus memantau cairan infus yang diberikan, memberikan obta8obatan dan
mengatur posisi pasien.
3. etelah pemeriksaan selesai dikerjakan, pasien harus diobser;asi tanda8tanda
;italnya.
#.3.& Penatalaksanaan
8/18/2019 Askep Cl & Cs
31/47
1
1. Pengobatan umum termasuk istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet
ringan, obat penghilang rasa nyeri (petidin) dan anti spasmodik. ntibiotic
untuk mencegah komplikasi peritonitis, kolangitis, dan septisemia, seperti
golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidaGol mampu mematikan kuman(=. coli, . faecalis, lebsiella) yang umum pada kolesistitis akut (-asjoer
#000).
#. olesistektomi dini merupakan cara pengobatan terbaik untuk mengatasi
kolesistitis akut dan umumnya dapat dilaksanakan dengan aman pada 90%
penderita. amun, penanggulangan aal kolesistitis adalah peraatan
konser;atif. ekitar $0% penderita akan sembuh spontan. Pembedahan
dilakukan sesuai perkembangan penyakit. pabila perkembangan memburuk,
segera dibedah. ila membaik, pembedahan dilakukan secara elektif. etelah
serangan akut sembuh, pasien dapat dipulangkan dengan kolesistektomi
direncanakan 38$ minggu kemudian, seaktu peradangan telah sembuh
(jamsuhidajat #011).
. /mumnya lebih banyak di gunakan kolesistektomi laparoskopik. "alau
in;asif tapi bisa mengurangi rasa nyeri pasca operasi, menurunkan angka
kematian, secara kosmetik lebih baik, menurunkan biaya peraatan * dan
mempercepat akti;itas pasien (jamsuhidajat #011).
3. :iet yang diterapkan segera setelah suatu serangan yang akut, biasanya
dibatasi pada makanan cair rendah lemak. -enurut lmadGier (#00$), tujuan
diet penyakit hati dan kandung empedu adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status giGi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan
caraC
a) -eningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih
lanjut dan>atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
b) -encegah katabolisme.
c) -encegah penurunan berat badan dan atau meningkatkan berat badan
bila kurang.
d) -encegah atau mengurangi ascites, ;arises esopagus dan portal.
4. Penatalaksanaan diet merupakan bentuk terapi utama pada pasien yang hanya
mengalami intoleransi terhadap makanan berlemak dan mengeluhkan gejala
gastrointestinal ringan (meltGer ! are #00#).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
32/47
#
$. -enurut jamsuhidajat (#011) terapi untuk kolesistitis akut berupaC
a. Penatalaksanaan pendukung dan diet
b. 2irah baring
c. Puasa, jika terjadi distensi abdomen.d. Pemasangan pipa nasogastrik untuk dekompresi lambung bila ada ileus.
e. Pemberian nutrisi intra;ena untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan
elektrolit serta pemenuhan kebutuhan nutrisi
f. Pemberian antibiotik atau antimikroba
&. -eskipun komplikasi sesudah tindakan jarang terjadi, namun kondisi pasien
harus diobeser;asi dengan ketat untuk mengamati kemungkinan terjadinya
perdarahan, perforasi atau pankreatitis. Persiapan pemulangan pasien dan
peraatan sendiri di rumah harus sudah diberikan karena pasien segera
pulang. Penyuluhan atau konseling mencakup pemberian informasi tentang
gejala yang harus dilaporkan. Penggunaan asam ursodeoksilat sesudah
prosedur dilaksanakan akan meningkatkan efekti;itas terapi dan mencegah
kekambuhan. pabila preparat oral garam empedu atau asam ursodeoksilat
diresepkan, maka jelaskan kepada pasien pentingnya kepatuhan dalam
mengikuti petunjuk dokter dan tindak lanjut (meltGer ! are #00#).
A. Penatalaksanaan medis untuk kolesistitis kronik adalah menghindari makanan
berlemak. elain itu, semua pasien kolesistitis kronis simtomatik harus
diterapi pembedahan. -enurut abiston (#01#), hanya jika pasien mempunyai
harapan hidup yang pendek atau jika penyakit sistemik parah yang ada
bersamaan merupakan predisposisi risiko anastesi bermakna, maka
kolesistektomi tak boleh dilakukan.
9. Pembedahan
olesistektomi dini merupakan cara pengobatan terbaik untuk mengatasi
kolesistitis akut dan umumnya dapat dilaksanakan dengan aman pada 90%
penderita. amun, penanggulangan aal kolesistitis adalah peraatan
konser;atif. ekitar $0% penderita akan sembuh spontan. Pembedahan
dilakukan sesuai perkembangan penyakit. pabila perkembangan memburuk,
segera dibedah. ila membaik, pembedahan dilakukan secara elektif. etelah
serangan akut sembuh, pasien dapat dipulangkan dengan kolesistektomi
8/18/2019 Askep Cl & Cs
33/47
direncanakan 38$ minggu kemudian, seaktu peradangan telah sembuh
(jamsuhidajat, #011).
-enurut meltGer ! are (#00#), persiapan sebelum operasi kandung
empedu serupa dengan persiapan bagi setiap tindakan laparatomi abdominal bagian atas. 'nstruksi dan penjelasan tentang mobilisasi tubuh dan napas
dalam harus sudah disampaikan sebelum pembedahan dilakukan. arena insisi
abdomen dilakukan pada lokasi yang lebih tinggi, pasien sering enggan untuk
bergerak dan membalikkan tubuhnya. epada pasien harus diberitahu baha
segera setelah tindakan pembedahan biasanya dibutuhkan untuk pemasangan
selang untuk drainase dan tindakan penghisapan.
Pada periode pascaoperatif, tanda8tanda ;ital pasien harus dipantau dengan
ketat. :rainase (jika 28tube terpasang) dan luka insisi bedah harus diinspeksi
untuk melihat kemungkinan perdarahan. ondisi pasien juga harus dikaji
secara periodik untuk mengetahui peningkatan nyeri tekan dan rigiditas pada
abdomen. Eika terdapat tanda8tanda dan gejala ini, semuanya harus dilaporkan
kepada dokter bedah. Pada pasien dan keluarganya perlu diberi tahu untuk
melapor pada dokter bedah jika terdapat perubahan arna feses karena
keadaan ini dapat menunjukkan adanya komplikasi.
etelah menjalani kolisestektomi, perlu diberikan 4ealth Education pada
pasien dan keluarga baha meskipun kandung empedu telah diangkat, namun
fungsi kandung empedu dapat digantikan oleh hati yaitu untuk menyimpan
cairan empedu dengan syarat baha organ hati pasien dalam kondisi baik.
etelah menjalani kolesistektomi endoskopik, pengkajian kondisi pasien
dilakukan untuk mendeteksi adanya penurunan selera makan, muntah, rasa
nyeri, distensi abdomen dan kenaikan suhu badan. emua gejala ini dapat
menunjukkan infeksi atau gangguan pada traktus gastrointestinal dan harus
dilaporkan segera pada dokter.
Petunjuk lisan maupun tertulis harus disampaikan kepada pasien dan
keluarganya. 'nformasi mencakup tanda8tanda dan gejala komplikasi
intraabdomen yang harus dilaporkan. epada pasien harus diberitahukan
mengenai obat8obatan yang diperlukan dan cara kerja obat tersebut
#.3.A omplikasi
-enurut 5hiu (#009) kompilkasi yang dapat terjadi kolesistitis adalah C
8/18/2019 Askep Cl & Cs
34/47
3
1. =mpyema terjadi akibat kolesistitis akut dengan sumbatan duktus sistikus
persisten menjadi superinfeksi empedu yang tersumbat disertai kuman8kuman
pembentuk pus. +ambaran klinis mirip dengan kolangitis, yaitu demam tinggi,
nyeri hebat pada kuadran kanan atas, leukositosis berat, keadaan umumlemah(sering), risiko sepsis gram negatif (dan atau perforasi).
#.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
35/47
4
yang potensial pada pasien jika suatu area penting pada kantung empedu
berlubang atau terdapat infeksi atau bisul terkait yang menyebar. Presentase kecil
dari pasien akan berkembang menjadi kanker kantung empedu. da peningkatan
risiko operasi pasien lanjut usia atau pasien dengan komorbilitas (meltGer ! are#00#).
8/18/2019 Askep Cl & Cs
36/47
$
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLESISTITIS
#..1 Pengkajian
:ata yang dikumpulkan meliputiC
1. 'dentitas
a. 'dentitas klien
Pada pasien kolesisitisis perlu dilakukan pengkajian dengan aancara
atau data medis yang tersedia. :ata yang perlu dilengkapi adalah nama,
umur, jenis kelamin (faktor estrogen pada anita sangat memepengaruhi
peningkatan kolesterol), kehamilan (merupakan faktor risiko terjadinya
penumukan kolesterol dan adanya batu empedu), usia (pada lansia
mengalami penrunan kemampuan organ sehingga dapat memperburuk
penyakit), (obesitas dapat meningkatkan risiko etrjadi batu empedu)
suku>bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data
mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
b. 'dentitas penanggung jaab
'dentitas penanggung jaab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jaab klien selama peraatan, data yang terkumpul
meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan
alamat.#. *iayat esehatan
e. eluhan utama
-erupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. iasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri
abdomen pada kuadran kanan atas. hal ini dapat terjadi secara terus
menerus. -ual dan mutah serta diare.
f. *iayat kesehatan sekarang
-erupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PN*2, paliatif atau pro;okatif (P) yaitu fokus utama keluhan klien,
uality atau kualitas (N) yaitu bagaimana nyeri>gatal dirasakan oleh
klien, regional (*) yaitu nyeri>gatal menjalar kemana, afety () yaitu
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri>gatal atau klien
merasa nyaman dan 2ime (2) yaitu sejak kapan klien merasakan
nyeri>gatal tersebut.
(P)C yeri setelah makan, terutama makanan yang berlemak
(N)C yeri dirasakan terus menerus
8/18/2019 Askep Cl & Cs
37/47
&
(*)C yeri dirasakan pada abdomen kuadran kanan atas dan menjalar ke
punggung atau bahu kanan.
()C yeri terasa saat melakukan inspirasi (skala sedang s>d berat)
(2)C yeri dirasakan biasanya tambah sakit pada malam hari
g. *iayat penyakit yang laluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di
riayat sebelumnya. lien pernah melakukan pemeriksaan kesehatan
sebelumnya dan pengobatan yang telah dilakukan baik medis maupun
tradisional. lien memiliki ody -ass 'nde7 (-') tinggi, mempunyai
resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. 'ni karenakan dengan
tingginya -' maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun
tinggi. *esiko terbentuknya batu empedu juga meningkat akibat
malabsorbsi garam8garam empedu pada pasien dengan penyakit
gastrointestinal atau fistula 28tube atau pada pasien yang pernah
menjalani operasi pintasan atau reaksi ileum. 'nsiden penyakit ini juga
meningkat pada para penyandang penyakit diabetes (meltGer ! are
#00#).
h. *iayat kesehatan keluarga
-engkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit
kolelitiasis atau kolesistitis. Penyakit kolesistitis tidak menurun, karena
penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola makan
dan gaya hidup yang tidak sehat dengan banyak konsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak dan kolesterol tinggi. 2api orang dengan
riayat keluarga kolelitiasis mempunyai risiko lebih besar terjadi
kolesistitis dibanding dengan tanpa riayat keluarga.
. Pemeriksaan fisik
Pendekatan dengan metode $ C
a. 18reath
Pernapasan tertekan ditandai dengan napas pendek dan dangkal, terjadi
peningkatan frekuensi pernapasan sebagai kompensasi adanya nyeri
hebat di kuadran kanan atas, secara terus menerus. 2idak terdapat
gangguan pernafasan lain. yeri tekan pada saat pemeriksaan fisik pada
8/18/2019 Askep Cl & Cs
38/47
A
kuadran kanan atau daerahlainnya pada saat klien menarik nafas dalam
(murphy sign)
b. #8lood
2akikardi karena adanya nyeri hebat pada kuadran kanan atas
(intermiten) dan berkeringat karena peningkatan suhu akibat respon
inflamasi dan nyeri. uara jantung akan tetap normal
c. 8rain
8
d. 38ladder
/rine pekat dan berarna gelap, akibat dari pigmen empedu (bilirubin)
yang diserap ke pembuluh darah sehingga di sekresikan oleh ginjal.
e. 48oel
-ual dan muntah disertai keringat dingin, anoreksia, distensi abdomen
(identifikasi adanya perforasi>gallbledder sign), steattorhea dan diare,teraba masa pada kuadran kanan atas abdomen, kulit ikterik, feses
berarna kelabu clay colored' akibat obstruksi duktus biliaris sehingga
pigmen empedu tidak dibuang melalui feses, tidak toleran terhadap
lemak dan makanan Opembentuk gasQ regurgitasi meningkat dan nyeri
epigastrium.
f. $8one
8
#.4.# :iagnosa eperaatan
a. ebelum tindakan
1. yeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, atau fisik) atau
kerusakan jaringan.
# trauma, peningkatan metabolisme
atau dehidrasi.
etidakseimbangan nutrisiC kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual>muntah.
3 *esiko kekurangan ;olume cairan behubungan dengan kehilangan ;olume
cairan (muntah)
4 ecemasan berhubungan dengan krisis situasional, stress, perubahan status
kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan
hospitalisasi.
b. etelah tindakan
1. yeri akut berhubungan dengan agen cidera (luka post operasi)
8/18/2019 Askep Cl & Cs
39/47
9
#. *esiko 'nfeksi berhubungan dengan prosedur in;asif, kerusakan jaringan
danpeningkatan paparan lingkungan.
#.4. 'nter;ensi eperaatan
DiagnosaK!"a#a$an NO% NI%
yeri akut
berhubungan
dengan agen injuri
(biologi, kimia,
atau fisik) atau
kerusakan jaringan
etelah dilakukan
tindakan keperaatan
selama jam sehari tanda8
tanda nyeri berkurang atau
hilang dengan kriteria
hasil C
• (ain control )*+,
-inum analgesik yang
diresepkan C 4
• (ain le%el )/*,/1. =kspresi ajah
terhadap nyeri C 4
#. Panjang episode nyeri C
3
. +elisah C 4
3. ** C 4
(ain Management
1. ?akukan pengkajian nyeri yang
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, aitan>durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
atau keparahan nyeri, dan
faktor presipitasinya.
#. jarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (misalnya,
umpan balik biologis,transcutaneous electrical ner;e
stimulation (2=), hipnosis,
relaksasi, imajinasi terbimbing,
terapi musik, distraksi, terapi
bermain, terapi akti;itas,
akupresur, kompres
hangat>dingin, dan masase)
sebelum, setelah dan jika
memungkinkan, selama
akti;itas yang menyakitkanQ
sebelum nyeri terjasi ataumeningkatQ dan selama
penggunaan tindakan
pengurangan nyeri yang lain.
. aji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan inter;ensi.
3. endalikan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya
suhu ruangan, pencahayan dan
kegaduhan).
4. erikan perubahan posisi,
masase punggung, dan relaksasi
$. urangi faktor presipitasi nyeri
&. -onitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri.
A. olaborasi dengan dokter jika
tidak ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
0nalgesic 0dministrasion
1. 2entukan lokasi, karakteristik,kualitas, dan derajat nyeri
8/18/2019 Askep Cl & Cs
40/47
8/18/2019 Askep Cl & Cs
41/47
31
terpilih(sudah dikonsultasikan
dengan ahli giGi)
10. jarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
11. olaborasi dengan ahli giGiuntuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
8/18/2019 Askep Cl & Cs
42/47
8/18/2019 Askep Cl & Cs
43/47
8/18/2019 Askep Cl & Cs
44/47
33
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULANolelitiasis>koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu,
atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya
adalah kolesterol. atu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsure
yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung
empedu. Penyebab terjadinya kolelitiasis>batu empedu belum diketahui secara
pasti. Penatalaksanaan dari kolelitiasis ini dapat dilakukan dengan pembedahan
maupun non pembedahan serta menjalani diet rendah lemak, tinggi protein, dan
tinggi kalori agar tidak terbentuk batu empedu di dalam kandung empedu. leh
karena itu, asuhan keperaatan yang baik diperlukan dalam penatalaksanaan
kolelitiasis ini sehingga dapat membantu klien untuk dapat memaksimalkan fungsi
hidupnya kembali serta dapat memandirikan klien untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia.
olesistitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu.
Penyebabnya yakni karena peradangan mekanis, kimiai dan bakteri. Penyakit ini
lebih sering terjadi pada anita karena terbentuknya batu kolesterol. omplikasi
yang terjadi adalah perforasi dan pembentukan abses, pembentukan fistula,
gangren sampai karsinoma. Penatalaksanaan pasien dengan kolesistitis yakni terapi
suportif dan diet, medikasi pelarut batu empedu, pengangkatan nonbedah dan
pembedahan.Peran peraat pada klien dengan cholecystitis adalah sebagai care
gi%er8 educator8 communicator8 ad%ocator dan manajer dalam pemberian asuhan
keperaatan pada setiap tahap keperaatan
Penyakit kantung empedu dan traktus bilier umum terjadi, yang secara khas
merupakan kondisi menyakitkan, biasanya membutuhkan pembedahan dan bisa
membahayakan jia. :i sebagian besar kasus, penyakit kantung empedu dan
saluran empedu muncul di usia pertengahan. ntara usia #0 dan 40 tahun. Penyakit
ini umumnya berkaitan dengan proses pengendapan kalkulus dan inflamasi.
8/18/2019 Askep Cl & Cs
45/47
34
1.2 SARAN
etelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada
umumnya dan mahasisa keperaatan pada khususnya mengetahui lebih dalam
tentang penyakit kolelitiasis dan kolesistitis. epada para peraat, kami sarankanuntuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan untuk mengurangi angka kesakitan
penyakit kolelitiasis dan kolesistitis. :engan tindakan pre;entif yang dapat
dilakukan bersama oleh semua pihak, maka komplikasi dari kolelitiasis dan
kolesistitis akan berkurang.
BAB I(
8/18/2019 Askep Cl & Cs
46/47
3$
DAFTAR PUSTAKA
:oenges, -arilyn =. 1999. encana 0suhan 9epera:atan. Eakarta C =+5
=ngram, arbara. 199A. encana 0suhan 9epera:atan Medi$al-;edah. Eakarta C =+5
Dransisca, atticaca #009. 0suhan 9epera:atan (ada 9lien !engan
8/18/2019 Askep Cl & Cs
47/47
3&
meltGer, uGanne. #001. ;u$u 0?ar 9epera:atan Medi$al-;edah. Eakarta C =+5
udoyo ". ru, etiyohadi , li ', imadibrata -, etiati . #009. (erhimpunan !o$ter
#pesialis (enya$it !alam 7ndonesia. ;u$u 0?ar 7lmu (enya$it !alam.Ailid 7 Edisi 7@.
Eakarta C =+5.