Askep Cl & Cs

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    1/47

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGPenyakit kandung empedu merupakan kelainan pada sistem bilier, kelainan ini

    mencakup karsinoma, infeksi serta batu pada kandung empedu. Pada kelainan bilier tidak 

    semua kejadian infeksi pada kandung empedu (cholecystitis) berhubungan dengan batu

    empedu (cholelithiasis) namun lebih dari 90% penderita kolesistitis akut menderita batu

    empedu. olelitiasis atau yang lebih dikenal sebagai batu empedu ialah endapan satu atau

    lebih komponen empedu, kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam

    lemak dan fosfolipid (Price ! "ilson #00$). Cholecystitis  adalah radang kandung

    empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu (oer #00&). Penyakit

     batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat

    sedangkan di 'ndonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi

     penelitian batu empedu masih terbatas.

    Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara

    arat sedangkan di 'ndonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi

     penelitian batu empedu masih terbatas. ebagian besar pasien dengan batu empedu tidak 

    mempunyai keluhan. *isiko penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan

    komplikasi relatif kecil. "alaupun demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan

    serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit

    akan terus meningkat (+irsang #01). atu empedu umumnya ditemukan di dalam

    kandung empedu, saluran empedu ekstra hepatik, atau saluran empedu intra hepatik. ila

    terletak di dalam kantung empedu saja disebut kolesistolitiasis, dan yang terletak di dalam

    saluran empedu ekstra hepatik (duktus koleduktus) disebut koledokolitiasis, sedang bila

    terdapat di dalam saluran empedu intra hepatik disebelah proksimal duktus hepatikus

    kanan dan kiri disebut hepatolitiasis (-uttain #011).

    /mumnya jika sudah terjadi batu empedu atau kolelitiasis prognosinya baik tetapi

    terdapat banyak komplikasi yang potensial terjadi antara lain kolik billier yang rekuren

    (nyeri intermiten), kolesistitis akut dan kronik karena penyumbatan duktus sistikus yang

    lama, koledokolitiasis, pankreatitis, abses hati, kolangitis, sirosis bilier, empyema, icterus

    obstruktif hingga terjadinya gangrene kandung empedu (-uttain #011).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    2/47

    #

    leh karena itu pada kesempatan ini akan dibahas mengenai kolelitiasis dan

    kolesistitis terkait dengan konsep medis dan asuhan keperaatannya.

    1.2 TUJUAN1.#.1 2ujuan /mum

    Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperaatan pada

    klien dengan kolelitiasis dan kolesistitis

    1.#.# 2ujuan husus

    1. -enjelaskan anatomi kandung empedu

    #. -enjelaskan fisiologi kandung empedu

    . -enjelaskan tinjau teori kolelitiasis

    .1 -enjelaskan definisi kolelitiasis

    .# -enjelaskan etiologi kolelitiasis

    . -enjelaskan patofisiologi kolelitiasis

    .3 -enjelaskan manifestasi klinis kolelitiasis

    .4 -enjelaskan komplikasi dari kolelitiasis

    .$ -enjelaskan penatalaksanaan kolelitiasis

    .& -enjelaskan "5 (Web Of Cautation) kolelitiasis

    3. -enjelaskan asuhan keperaatan teoritis pada klien dengan kolelitiasis

    4. -enjelaskan tinjau teori kolesistitis

    4.1 -enjelaskan definisi kolesistitis

    4.# -enjelaskan etiologi kolesistitis

    4. -enjelaskan patofisiologi kolesistitis

    4.3 -enjelaskan manifestasi klinis kolesistitis

    4.4 -enjelaskan komplikasi dari kolesistitis

    4.$ -enjelaskan penatalaksanaan kolesistitis

    4.& -enjelaskan "5 (Web Of Cautation) kolesistitis

    $. -enjelaskan asuhan keperaatan teoritis pada klien dengan kolesistitis

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    3/47

    1.3 MANFAAT

    1..1 -ahasisa memahami konsep dan proses asuhan keperaatan pada klien dengan

    kolelitiasis dan kolesistitis dengan sehingga menunjang pembelajaran mata

    kuliah.1..# -ahasisa mengetahui proses asuhan keperaatan dengan kolelitiasis dan

    kolesistitis yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di

    rumah sakit.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    4/47

    3

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    ystem bilier mencakup kandung empedu dan saluran empedu di dalam dan di luar hati. 2erdapat beberapa kelainan yang mempengaruhi system bilier dan mengganggu drainase

    empedu yang normal ke dalam duodenum. amun, pada pembahasan ini akan dipaparkan

    tentang kolelitiasis dan kolesistitis.

    2.1 ANATOMI KANDUNG EMPEDU

    andung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat dengan ukuran 6 4 7

    & cm dan berisi 08$0 ml empedu. agian fundus umumnya menonjol sedikit keluar tepi

    hati, di baah lengkung iga kanan, di tepi lateral -. *ektus bdominis. ebagian besar 

    korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan hati. -asing8masing sel hati juga

    terletak dekat dengan beberapa kanalikulus mengalir ke dalam duktus biliaris intralobulus

    dan duktus8duktus ini bergabung melalui duktus biliaris antar lobulus membentuk duktus

    hepatikus kanan dan kiri. :iluar hati duktus ini bersatu dan membentuk duktus hepatikus

    komunis. Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri masing8masing antara 183 cm

    sedangkan panjang duktus hepatikus komunis sangat ber;ariasi bergantung pada letak 

    muara duktus sistikus (-oore ! :alley #01).

    :uktus sistikus berjalan keluar dari kandung empedu. Panjangnya 6 08& mm

    dengan diameter #8 mm. :inding lumennya mengandung katup berbentuk spiral d?) garam empedu (1,1 g>d?) bilirubin (0,03

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    5/47

    4

    g>d?) kolesterol (0,1 g>d?) asam lemak (0,1# g>d?) leshitin>fosfolipid (0,03 g>d?) a@

    (134 m=>?), @ (4 m=>?), 5a#@ (4 m=>?), 5l8 (100 m=>?), ?).

    olesterol dalam empedu bercampur dengan garam empedu dan fosfolipid membentuk 

    campuran micelles dan ;esikel. Micelles adalah kumpulan lemak yang mempunyai dindingyang hidrofilik (larut dalam air) dan inti yang hidrofobik (tidak larut dalam air). Besikel

    adalah suatubentukan sferik bilayers dari fosfolipid yang terdiri dari # rantai yaitu rantai

    nonpolar hidrokarbon menghadap dan rantai polar mengarah ke larutan. Pada keadaan

    kosentrasi kolesterol yang tinggi ;esikel membaa kolesterol dalam jumlah besar 

    (+ustaan #00&).

    +ambar 1. natomi andung =mpedu (umber C +irsang, #01)

    2.2 FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU

    istem bilier terdiri dari kandung empedu dan saluran yang berasal dari hepar dan

    ;esica fellea. Dungsi primernya adalah sebagai organ yang memproduksi, menyimpan

    empedu dan mengalirkan ke duodenum melalui saluran8saluran empedu (+irsang #01).

    Dungsi utama dari system bilier adalah sebagai tempat penyimpanan dan saluran cairan

    empedu. =mpedu di produksi oleh sel hepatosit sebanyak 40081400 ml>hari. =mpedu

    terdiri dari garam empedu, lesitin dan kolesterol merupakan komponen terbesar (90%)

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    6/47

    $

    cairan empedu. isanya adalah bilirubin, asam lemak dan garam anorganik. :i luar aktu

    makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu dan di sini mengalami

     pemekatan sekitar 40 % (+ustaan #00&).

    Pengaliran cairan empedu diatur oleh faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati,kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. :alam keadaan puasa

     produksi akan dialih8alirkan ke dalam kandung empedu. etelah makan, kandung empedu

     berkontraksi, sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam duodenum. liran tersebut

    seaktu8aktu seperti disemprotkan karena secara intermiten tekanan saluran empedu

    akan lebih tinggi daripada tahanan sfingter (jamsuhidajat #011).

    kalkulus merupakan struktur kristal terbentuk dari pembekuan konstituen

    empedu normal dan abnormal ( Dransisca #009).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    7/47

    &

    +ambar #. olelitiasis (sumber C +irsang, #01)

    olelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam

    kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua8duanya. ebagian

     besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu

    (+irsang #01)

    olelitiasis atau yang lebih dikenal dengan batu empedu atau

    kalkuli>kalkulus merupakan struktur kristal terbentuk dari pembekuan konstituenempedu normal dan abnormal. Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan

    fungsi utama hati. andung empedu adalah sebuah kantung terletak di baah hati

    yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu sampai ia dilepaskan ke dalam

    usus. ebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi

    ada juga yang terbentuk primer di dalam saluran empedu (Dransisca #009).

    #.#. =tiologi

    -enurut ?ippincott (#00A) pada kolelitiasis dapat disebabkan oleh periode

    melambatnya kinerja kantung empedu dan batu atau kalkulus dikantung empedu

    yang disebabkan oleh perubahan komponen empedu.

    -enurut +ustaan (#00&) alaupun beberapa aspek yang berperan sebagai

     penyebab belum diketahui sepenuhnya, namun komposisi kimia dan adanya lipid

    dalam cairan empedu memegang peran penting dalam proses terbentuknya batu.

    ira8kira A% dari lipid empedu dalam bentuk kolesterol dan 148#0% dalam

     bentuk fosfolipid. eduanya tidak larut dalam air, dalam cairan empedu terikat

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    8/47

    A

    dengan garam empedu dengan komposisi &08A0% dari lipid empedu. olesterol

    dalam empedu bercampur dengan garam empedu dan fosfolipid membentuk 

    campuran micelles dan ;esikel. Micelles adalah kumpulan lemak yang mempunyai

    dinding yang hidrofilik (larut dalam air) dan inti yang hidrofobik (tidak larutdalam air). Besikel adalah suatu bentukan sferik bilayers dari fosfolipid yang

    terdiri dari # rantai yaitu rantai nonpolar hidrokarbon menghadap dan rantai polar 

    mengarah ke larutan. Pada keadaan kosentrasi kolesterol yang tinggi ;esikel

    membaa kolesterol dalam jumlah besar.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    9/47

    9

    ondisi obesitas akan meningkatkan metabolism umum, resistensi insulin,

    diabetes militus tipe '', hipertensi dan hyperlipidemia berhubungan dengan

     peningkatan sekresi kolesterol hepatica dan merupakan faktor resiko utama

    untuk pengembangan batu empedu kolesterol.o tatis ilier 

    ondisi statis bilier menyebabkan peningkatan risiko batu empedu.

    ondisi yang bisa meningkatkan kondisi statis, seperti cedera tulang

     belakan (medulla spinalis), puasa berkepanjangan, atau pemberian diet

    nutrisi total parenteral (2P), dan penurunan berat badan yang

     berhubungan dengan kalori dan pembatasan lemak (misalnyaC diet rendah

    lemak, operasi bypass lambung). ondisi statis bilier akan menurunkan

     produksi garam empedu, serta meningkatkan kehilangan garam empedu ke

    intestinal.

    o bat8obatan

    =strogen yang diberikan untuk kontrasepsi atau untuk pengobatan kanker 

     prostat meningkatkan risiko batu empedu kolesterol. 5lofibrate dan obat

    fibrat hipolipidemik meningkatkan pengeluaran kolesterol hepatic melalui

    sekresi bilier dan tampaknya meningkatkan resiko batu empedu kolesterol.

    nalog somatostatin muncul sebagai faktor predisposisi untuk batu

    empedu dengan mengurangi pengosongan kantung empedu.

    o :iet

    :iet rendah serat akan meningkatkan asam empedu sekunder (seperti asam

    desoksikolat) dalam empedu dan membuat empedu lebih litogenik.

    arbohidrat dalam bentuk murni meningkatkan saturasi kolesterol

    empedu. :iet tinggi kolesterol meningkatkan kolesterol empedu.

    -enurut -ansjoer (#000) yang tertuang dalam kapita selekta kedokteran,

     batu empedu dibagi menjadi tiga tipe utama yaitu C

    1) atu pigmen

    2erdiri atas garam kalsium dan salah satu dari keempat anion iniC bilirubinat,

    karbonat, fosfat, atau asam lemak rantai panjang. atu ini cenderung

     berukuran kecil, multiple, dan berarna hitam kecoklatan. atu berarna

    hitam berkaitan dengan hemolisis kronis, batu berarna kecoklatan berkaitan

    dengan infeksi empedu kronis (batu semacam ini jarang dijumpai).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    10/47

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    11/47

    11

    atu campuran ini memiliki gambaran batu pigmen maupun batu kolesterol,

    majemuk, dan berarna coklat tua. atu empedu campuran sering dapat

    terlihat dengan pemeriksaan radiografi.

    #.#.3 Patofisiologi

    2erdapat beberapa mekanisme pembentukan batu empedu yakni (Dransisca #009)

    1. Peningkatan sekresi empedu dapat terjadi karena kegemukan, diet tinggi

    kalori, atau obat. Peningkatan akti;itas hidroksimetilglutarid8koenGim

    (multilamelar yang jenuh.

    3. olestrol adalah endapan empedu yang merupakan bahan mukosa kental yang

     pada pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan ristal lesiti kolestrol, ristal

    kolestrol monohidrat, kalsium bilirubinat, dan serat musin atau gel mukosa.

    =ndapan empedu biasanya membentuk endapan mirip bulan sabit di bagian

    terbaah kandung empedu dan di kenali berdasarkan ekornya yang khas pada

     pemeriksaan sonografi.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    12/47

    1#

    4. atu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini C

     bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi

    normal akan terkonjugasi dalam empedu. ilirubin terkonjugasi karena adanya

    enGim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karenakurang atau tidak adanya enGim glokuronil tranferase tersebut yang akan

    mengakibatkan presipitasi>pengendapan dari bilirubin tersebut. 'ni disebabkan

    karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.

    ehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang

     bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.

    Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu

    H

    kibat berkurang atau tidak adanya enGim glokuronil tranferaseH

    Presipitasi > pengendapan

    H

    erbentuk batu empedu

    H

    atu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan

    dengan jalan operasi

    #.#.4 -anifestasi linisekitar $08&0% dari pasien dengan batu empedu simtomatik mengalami

    episode kolik biliaris, yaitu nyeri yang terutama dirasakan di daerah epigasfrium

    setelah makan atau di daerah kuadran atas kanan perut, kadang8kadang menjalar ke

     belakang (interskapula) atau sampai ke bahu kanan (boas sign). yeri dapat

    dirasakan beberapa menit sampai beberapa jam. yeri yang hebat sering disertai

    rasa mual dan muntah sehingga menyebabkan penderita diraat di rumah sakit

    ("idiastuty #010).

    -enurut urarif ! usuma (#01), beberapa gejala yang muncul pada

    kolelitiasis diantaranyaC

    1. ebagian bersifat asimtomatik.

    #. yeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar yang menjalar ke

     punggung atau region baah kanan (kolik biliaris).

    . ebagian pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten.

    3. -ual dan muntah.

    bstruksi saluran empedu menyebabkan alur balik empedu ke hepar 

    (bilirubin, garam empedu, kolesterol) sehingga meningkatkan pengeluaran

    enGim I enGim +P2 dan +2 menyebabkan iritatif di saluran cerna

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    13/47

    1

    sehingga merangsang ner;us ;agal, hal ini membuat penekanan pada syaraf 

     parasimpatis usus sehingga penurunan peristaltik dan akumulasi gas pada

    sistem perncernaan (usus dan lambung) menyebabkan makanan tertahan dan

    mengalami peningkatan gas lambung sehingga terjadi peningkatan rasa mual.Pada kondisi tersebut akan terjadi pengaktifan pusat muntah otak (medula

    oblongata) dan pengaktifan saraf kranialis di ajah serta neuron8neuron pada

    motorik spinal ke otot8otot abdomen dan diafragma sehingga menyebabkan

    muntah.

    4. 'kterus obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan

    menimbulkan gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi dibaa

    kedalam duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini

    membuat kulit dan membran mukosa berarna kuning. eadaan ini sering

    disertai dengan gejala gatal I gatal pada kulit.

    $. Perubahan arna urin dan feses. =kskresi pigmen empedu oleh ginjal akan

    membuan urin berarna sangat gelap. Dese yang tidak lagi diarna oleh

     pigmen empedu akan tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut JClay-

    colored K.

    &. :efisiensi ;itamin. bstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorbsi

    ;itamin , :, =, yang larut lemak. arena itu pasien dapat memperhatikan

    gejala defisiensi ;itamin I ;itamin ini jika obstruksi atau sumbatan bilier 

     berlangsung lama. Penurunan jumlah ;itamin dapat menggangu

     pembekuan darah yang normal.

    A. *egurgitasi gasC flatus dan sendaa.

    #.#.$ Pemeriksaan penunjang

    1. *adiologi

    Pemeriksaan /+ telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur 

    diagnostic pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan

    akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan icterus. :i

    samping itu, pemeriksaan /+ tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi.

    Prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah

     berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam

    keadaan distensi. Penggunaan ultra sound berdasarkan pada gelombang suara

    yang dipantulkankembali. Pemeriksaan /+ mendeteksi kalkuli dalam

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    14/47

    13

    kandung empedu atau duktus koleduktus yang mengalami dilatasi (-ansjoer 

    #000).

    #. *adiografiC olesistografi

    olesistografi digunakan bila /+ tidak tersedia atau bila hasil /+

    meragukan. olangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu

    empedu dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan

     pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. ral

    kolesistografi tidak digunakan bila pasien jaundice karena li;er tidak dapat

    menghantarkan media kontras ke kandung empedu yang mengalami obstruksi

    (meltGer ! are #00#).

    . onogram

    onogram dapat mendeteksi batu serta menentukan apakah kandung

    empedu telah tebal ("illiams #00).3. =*5P ( Endoscopic etrograde Colangiopanereatografi)

    Pemeriksaan ini menungkinkan ;isualisasi struktur secara langsung yang

    hanya dapat dilihat pada saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi

    endoskop serat optic yang fleksibel ke dalam esophagus hingga mencapai

    duodenum pars desendens. ebuah kanula dimasukkan ke dalam duktus

    koleduktus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke

    dalam duktus tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus dan

    memungkinkan ;isualisasi serta e;aluasi percabangan bilier (meltGer ! are

    #00#).

    4. -enurut -ansjoer (#000) gambaran pemeriksaan darah pada penyakit

    kolelitiasis adalahC

    a. enaikan serum kolestrol

     b. enaikan fosfolipid

    c. Penurunan ester kolestrol

    d. enaikan protrombin serum time

    e. enaikan bilirubin total, transaminase

    f. Penurunan urobilirubin$. -enurut "idiastuty (#010) Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan

     pada penderita batu empedu di antaranya hitung sel darah lengkap, urinalisis,

     pemeriksaan feses, tes fungsi hati dan kadar amilase serta lipase serum. Pada

    episode kolik biliaris, sebagian besar penderita mempunyai hasil laboratorium

    yang normal. 2etapi bila disertai komplikasi dapat menunjukkan leukositosis

    dan peningkatan kadar enGim hati (aspartate aminotransferase, alanine

    aminotransferase, fosfatase alkali), gamma glutamyl transferase dan bilirubin

    serum, terutama jika terdapat batu pada duktus koledokus. Pada pemeriksaan

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    15/47

    14

    urinalisis, adanya bilirubin tanpa adanya urobilinogen dalam urin dapat

    mengarahkan pada kemungkinan adanya obstruksi saluran empedu. edangkan

     pada pemeriksaan feses, tergantung pada obstruksi oleh batu empedu, bila

    tedadi obstruksi total saluran empedu, maka feses tampak pucat (akholis).Pada penderita batu empedu dengan pankreatitis dapat terjadi peningkatan

    kadar amilase dan lipase serum, di samping tes fungsi hati yang abnormal.

    :iduga terdapat kolesistitis akut jika ditemukan leukositosis dan sampai 14%

     penderita mempunyai peningkatan sedang dari aspartate aminotransferase,

    olanine aminotransferase, fosfatase alkali dan bilirubin serum.

    #.#.& Penatalaksanaan

    1) Penatalaksanaan non bedah

    a. Penatalaksanaan pendukung dan diet

    A0 % dari pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat,

    cairan infus, pengisapan nasogastric, analgesic dan antibiotic. :iit yang

    dianjurkan adalah tinggi protein dan karbohidrat.

     b. :isolusi medis

    Oral !issolution Therapy adalah cara penghancuran batu dengan

     pemberian obat8obatan oral. "rsodeoxycholic acid lebih dipilih dalam

     pengobatan daripada chenodeoxycholic karena efek samping yang lebih

     banyak pada penggunaan chenodeoxycholic  seperti terjadinya diare,

     peningkatan aminotransfrase dan hiperkolesterolemia sedang. Pemberian

    obat8obatan ini dapat menghancurkan batu pada $0% pasien dengan

    kolelitiasis, terutama batu yang kecil. ngka kekambuhan mencapai lebih

    kurang 10%, terjadi dalam 84 tahun setelah terapi. :isolusi medis

    sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi nonoperatif diantaranya batukolesterol diameternya L #0 mm, batu kurang dari 3 batu, fungsi kandung

    empedu baik dan duktus sistik paten. Pada anak8anak terapi ini tidak 

    dianjurkan, kecuali pada anak8anak dengan risiko tinggi untuk menjalani

    operasi.

    c. :isolusi kontak 

    2erapi contact dissolution adalah suatu cara untuk menghancurkan batu

    kolesterol dengan memasukan suatu cairan pelarut ke dalam kandung

    empedu melalui kateter perkutaneus melalui hepar atau alternatif lain

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    16/47

    1$

    melalui kateter nasobilier. ?arutan yang dipakai adalah methyl terbutyl eter .

    ?arutan ini dimasukkan dengan suatu alat khusus ke dalam kandung

    empedu dan biasanya mampu menghancurkan batu kandung empedu dalam

    #3 jam. elemahan teknik ini hanya mampu digunakan untuk kasus dengan batu yang kolesterol yang radiolusen. ?arutan yang digunakan dapat

    menyebabkan iritasi mukosa, sedasi ringan dan adanya kekambuhan

    terbentuknya kembali batu kandung emped.

    d. ?itotripsi +elombang =lektrosyok (="?)

    Prosedur non in;asi;e ini menggunakan gelombang kejut berulang

    ( epeated #hoc$ Wa%e) yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung

    empedu atau duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut

    menjadi beberapa sejumlah fragmen. (meltGer #00#). ="? sangat

     populer digunakan beberapa tahun yang lalu. nalisis biaya8manfaat pada

    saat ini memperlihatkan baha prosedur ini hanya terbatas pada pasien

    yang telah benar8benar dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.

    e. =ndoscopic *etrograde 5holangiopancreatography (=*5P)

    Pada =*5P, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan,

    lambung dan ke dalam usus halus. Mat kontras radioopak masuk ke dalam

    saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter oddi. Pada

    sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang

    menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. =*5P dan sfingterotomi

    telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. urang dari 3 dari setiap 1.000

     penderita yang meninggal dan 8&% mengalami komplikasi, sehingga

     prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan perut. =*5P saja

     biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih

    tua, yang kandung empedunya telah diangkat.

      #) Penatalaksanaan bedah

    urang lebih A0% dari pasien8pasien batu pada kandung empedu

    mengalami penurunan keluhan dengan istirahat, cairan infus, penghisapan

    nasogastrik, analgesik dan antibiotik. 'nter;ensi bedah harus ditunda sampai

    gejala akut mereda dan e;alusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika

    kondisi pasien memburuk (meltGer ! are #00#).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    17/47

    1&

    -anajemen terapi menurut meltGer ! are (#00#) C

    1. :iet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein

    #. Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.

    . bser;asi keadaan umum dan pemeriksaan ;ital sign3. :ipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi

    syok.

    4. Pemberian antibiotik sistemik dan ;itamin (anti koagulopati)

    $. =dukasi.

    2indakan pembedahan

    a. olesistektomiC paling sering digunakan atau dilakukanC kandung empedu

    diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi. 'ndikasi paling umum

    untuk kolesistektomi (bedah) adalah adanya keluhan bilier yang

    mengganggu atau semakin sering atau berat dan adanya komplikasi.

    pabila tindakan kolesistektomi tidak dilakukan, prosedur ="?

    (=7tracorporeal hock "a;e ?ithotripsy), =*5P (=ndoscopic *etrograde

    5holangio Pancreatography), disolusi medis (penanggulangan dengan non

     bedah) dapat diberikan sebagai alternatif (+irsang #01).

     b. -inikolesistektomiC mengeluarkan batu empedu leat luka insisi selebar 3

    cm, bisa dipasang drain juga, biaya lebih ringan, aktu singkat.c. olesistektomi laparoskopik (endoskopik)C leat luka insisi kecil melalui

    dinding abdomen pada umbilicus.

    d. oledokostomiC insisi leat duktus koledokus untuk mengeluarkan batu

    empedu.

    #.#.A omplikasi

    -enurut +irsang (#01) komplikasi kolelitiasis diantaranyaC

    1. olesistisis

    olesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu

    tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung

    empedu.

    #. olangitis

    olangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi yang

    menyebar melalui saluran8saluran dari usus kecil setelah saluran8saluran

    menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.

    .

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    18/47

    1A

     berkaitan dengannya.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    19/47

    19

    2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLELITIASIS

    Proses eperaatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik 

    untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperaatan yang melalui lima fase

     berikut yaitu pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, e;aluasi

    #..1 Pengkajian:ata yang dikumpulkan meliputiC

    1. 'dentitas

    a. 'dentitas klien

    atu empedu tidak laGim dijumpai pada anak8anak deasa muda, tetapi

    insidennya semakin sering indi;idu berusia di atas 30 tahun. 'nsiden

     pembentukan batu empedu bersamaan dengan bertambahnya umur 

    (akibat bertambahnya sekresi kolesterol oleh hati dan menurunnya

    sintesis asam empedu). Eumlah anita yang menderita batu kolesterol

    dan penyakit kandung empedu adalah empat kali lebih banyak daripada

    laki8laki. iasanya aita tersebut berusia F 30 tahun, multipara dan

    obesitas. 'nsiden pembentukan batu empedu meningkat pada pengguna

     pil kontrasepsi, estrogen dan klofibrat yang diketahui meningkatkan

    saturasi kolesterol bilier (meltGer ! are #00#).

    :ata yang perlu dilengkapi adalah nama, umur, jenis kelamin,

    suku>bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal

     pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data

    mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan

    selanjutnya.

     b. 'dentitas penanggung jaab

    'dentitas penanggung jaab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi

     penanggung jaab klien selama peraatan, data yang terkumpul

    meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan

    alamat.

    #. *iayat esehatana. eluhan utama

    -erupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat

     pengkajian. iasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri

    abdomen pada kuadran kanan atas.

     b. *iayat kesehatan sekarang

    -erupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode

    PN*2, paliatif atau pro;okatif (P) yaitu fokus utama keluhan klien,

    uality atau kualitas (N) yaitu bagaimana nyeri>gatal dirasakan oleh

    klien, regional (*) yaitu nyeri>gatal menjalar kemana, afety () yaitu

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    20/47

    #0

     posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri>gatal atau klien

    merasa nyaman dan 2ime (2) yaitu sejak kapan klien merasakan

    nyeri>gatal tersebut.

    (P)C yeri setelah makan, terutama makanan yang berlemak 

    (N)C yeri dirasakan terus menerus(*)C yeri dirasakan pada abdomen kuadran kanan atas dan menjalar ke

     punggung atau bahu kanan.

    ()C yeri terasa saat melakukan inspirasi (skala sedang s>d berat)

    (2)C yeri dirasakan biasanya tambah sakit pada malam hari

    c. *iayat penyakit yang lalu

    Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di

    riayat sebelumnya. lien pernah melakukan pemeriksaan kesehatan

    sebelumnya dan pengobatan yang telah dilakukan baik medis maupun

    tradisional. lien memiliki ody -ass 'nde7 (-') tinggi, mempunyai

    resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. 'ni karenakan dengan

    tingginya -' maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun

    tinggi. *esiko terbentuknya batu empedu juga meningkat akibat

    malabsorbsi garam8garam empedu pada pasien dengan penyakit

    gastrointestinal atau fistula 28tube atau pada pasien yang pernah

    menjalani operasi pintasan atau reaksi ileum. 'nsiden penyakit ini juga

    meningkat pada para penyandang penyakit diabetes (meltGer ! are

    #00#).

    d. *iayat kesehatan keluarga

    -engkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit

    kolelitiasis. Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini

    menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola makan dan gaya

    hidup yang tidak sehat dengan banyak konsumsi makanan yang banyak 

    mengandung lemak dan kolesterol tinggi. 2api orang dengan riayat

    keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan

    tanpa riayat keluarga.

    . Pemeriksaan fisik 

    Pendekatan dengan metode $ C

    a. 18reath

    Pernapasan tertekan ditandai dengan napas pendek dan dangkal, terjadi

     peningkatan frekuensi pernapasan sebagai kompensasi adanya nyeri

    hebat di kuadran kanan atas, secara terus menerus.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    21/47

    #1

     b. #8lood

    2akikardi karena adanya nyeri hebat pada kuadran kanan atas

    (intermiten) dan berkeringat karena peningkatan suhu akibat respon

    inflamasi dan nyeri.

    c. 8rain2ingkat kesadaran pasien normal, kajia adanya perubahan kelemahan

     berpikir dan bingung.

    d. 38ladder 

    /rine pekat dan berarna gelap, akibat dari pigmen empedu (bilirubin)

    yang diserap ke pembuluh darah sehingga di sekresikan oleh ginjal.

    e. 48oel

    -ual dan muntah, anoreksia, distensi abdomen, feses banyak 

    mengandung lemak (steattorhea) dan diare, teraba masa pada kuadran

    kanan atas abdomen (boas sign), feses berarna kelabu clay colored'

    akibat obstruksi duktus biliaris sehingga pigmen empedu tidak dibuang

    melalui feses, tidak toleran terhadap lemak dan makanan Opembentuk 

    gasQ regurgitasi berulang dan nyeri epigastrium.

    f. $8one

    2idak melakukan aktifitas seperti biasanya karena episode nyeri, dan

    kegiatan sehari8hari di bantu oleh keluarga.

    #..# :iagnosa eperaatan

    a. Pra 2indakan

    1. yeri kut berhubungan dengan gen 5edera iologisC bstruksi andung

    =mpedu

    #. etidakseimbangan utrisi C urang :ari ebutuhan 2ubuh berhubungan

    dengan etidakmampuan bsorpsi dan Pemasukan utrisi

    . -ual berhubungan dengan penurunan kontraktilitas usus halus akibat

     proses penyakit (kolelitiasis)

    3. *esiko kekurangan ;olume cairan berhubungan dengan kehilangan ;olume

    cairan (muntah)

    4. erusakan 'ntegritas ulit berhubungan dengan priuritus

    $. nsietas behubungan dengan prognosis penyakit, rencana pembedahan

     b. Pasca tindakan

    1. yeri kut berhubungan dengan agen cidera (luka pasca pembedahan)

    #. *isiko 'nfeksi berhubungn dengan erusakan 'ntegritas ulitC Prosedur 

    'n;asif 

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    22/47

    ##

    . :efisit peraatan diri behubungan dengan kelemahan kerterbatasan

     bergerak pasca operasi

    #.. 'nter;ensi eperaatan

    Diagnosa

    K!"a#a$anNO% NI%

     yeri kut b.d

    gen 5edera

    iologisC bstruksi

    andung =mpedu

    etelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama jam sehari

    tanda8tanda nyeri

     berkurang atau hilang

    dengan kriteria hasil C

    •  (ain control )*+,

    -inum analgesik yang diresepkan C 4

    •  (ain le%el )/*,/

    1. =kspresi ajah

    terhadap nyeri C 4

    #. Panjang episode nyeri

    C 3

    . +elisah C 4

    3. ** C 4

     (ain Management 

    1. ?akukan pengkajian nyeri yang

    komprehensif meliputi lokasi,

    karakteristik, aitan>durasi,

    frekuensi, kualitas, intensitas atau

    keparahan nyeri, dan faktor 

     presipitasinya.

    #. jarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya, umpan

     balik biologis, transcutaneous

    electrical ner;e stimulation (2=),

    hipnosis, relaksasi, imajinasi

    terbimbing, terapi musik, distraksi,

    terapi bermain, terapi akti;itas,

    akupresur, kompres hangat>dingin,

    dan masase) sebelum, setelah dan

     jika memungkinkan, selama akti;itas

    yang menyakitkanQ sebelum nyeri

    terjasi atau meningkatQ dan selama penggunaan tindakan pengurangan

    nyeri yang lain.

    . aji tipe dan sumber nyeri untuk 

    menentukan inter;ensi.

    3. endalikan faktor lingkungan yang

    dapat mempengaruhi respon pasien

    terhadap ketidaknyamanan (misalnya

    suhu ruangan, pencahayan dan

    kegaduhan).

    4. erikan perubahan posisi, masase

     punggung, dan relaksasi$. urangi faktor presipitasi nyeri

    &. -onitor penerimaan pasien tentang

    manajemen nyeri.

    A. olaborasi dengan dokter jika tidak 

    ada keluhan dan tindakan nyeri tidak 

     berhasil.

     0nalgesic 0dministrasion

    1. 2entukan lokasi, karakteristik,

    kualitas, dan derajat nyeri sebelum

     pemberian obat

    #. 5ek intruksi dokter tentang jenisobat, dosis dan frekuensi

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    23/47

    #

    . erikan analgetik tepat aktu

    terutama pada saat nyeri hebat

    3. =;aluasi efekti;itas analgetik, tanda

    dan gejala

    etidakseimbangan

     utrisi C urang:ari ebutuhan

    2ubuh

     berhubungan

    dengan

    etidakmampuan

    absorpsi dan

    Pemasukan utrisi

    etelah dilakukan

    tindakan keperaatan 7#3 jam nutrisi pasien

    tercukupi dengan kriteria

    hasil C

    •  1utritional status 2

     food and fluit )*,,3

    1. 'ntake nutrisi C 4

    #. 'ntake cairan C 4

    . =nergi C 4

    3. '-2 C 4

    4.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    24/47

    #3

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    25/47

    #4

    2.& KOLESISTITIS

    #.3.1 :efinisi

    Cholecystitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya

     berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada ductus sistikus,

    menyebabkan distensi kandung empedu. atu8batu (kalkuli) dibuat oleh kolesterol,

    kalsium, bilirubin, atau campuran, disebabkan oleh perubahan pada komposisi

    empedu (:oengoes #01#).

    olesistitis (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi dinding

    kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan

    demam ('sselbacher #009).

    Cholecystitis, yang merupakan keadaan inflamasi akut atau kronis dengan

    menimbulkan distensi kandung empedu yang nyeri, biasanya disertai batu empedu

    yang terjepit dalam duktus sistikus (oalak #011).

    #.3.# lasifikasi

    Pada cholecystitis akut, faktor trauma mukosa kandung empedu oleh batu

    dapat menyebabkan pelepasan fosfolipase yang mengubah lesitin di dalam

    empedu menjadi lisolesitin, yaitu senyaa toksik yang memperberat proses peradangan. Pada aal penyakit, peran bakteria agaknya kecil saja meskipun

    kemudian dapat menjadi supurasi. Perjalanan kolesistitis akut bergantung pada

    apakah obstruksi dapat hilang sendiri atau tidak, derajat infeksi sekunder, usia

     penderita, dan penyakit lain yang memperberat keadaan seperti :iabetes -ellitus

    (jamsuhidajat #011).

    -enurut meltGer ! are (#00#) klasifikasi kolesistisis akut dibagai menjadi C

    1. olesistitis alkulus

    Peradangan akut kandung empedu yang mengandung batu disebut kolesistitis

    kalkulosa akut dan dipicu oleh obstruksi leher kandung empedu atau duktus

    sistikus.

    #. olesistitis kalkulus

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    26/47

    #$

    -erupakan inflamasi kandung empedu akut tanpa adanya obstruksi oleh batu

    empedu. olesistitis akulkulus timbul sesudah tindakan bedah mayor trauma

     berat atau luka bakar.

    Cholecystitis kronik merupakan kelainan kandung empedu yang paling seringditemukan. Penyebabnya hampir selalu batu empedu. Penentu penting untuk 

    membuat diagnosis adalah kolik bilier, dispepsia dan ditemukannya batu kandung

    empedu pada pemeriksaan /+. eluhan dispepsia dicetuskan oleh makanan

     berat, seperti gorengan, yang mengandung banyak lemak, tetapi didapat juga

    timbul setelah makan berbagai jenis kol. olik bilier yang khas dirasakan di perut

    kanan atas dan nyeri alih ke titik oas (jamsuhidajat #011).

    #.3. =tiologi

    /mumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu. umbatan batu empedu

     pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran

    darah dan limfe, bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain

    adalah kuman8kuman seperti =scherichia coli, salmonella typhosa, cacing askaris,

    atau karena pengaruh enGim8enGim pancreas (-ansjoer #000).

    Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dengan regangan yangmenimbulkan iskemia mukosa dan dinding kandung empedu. Peradangan kimiai

    akibat pelepasan lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan

    faktor jaringan lokal lainnya. Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 40%8

    A4% klien cholecystitis akut (-uttain #011).

    -enurut -uttain (#011) faktor pencetus peradangan empedu berdasarkan

    klasifikasi karena memiliki batu empedu yakniC

    a. alkulus 

    1. Eenis kelamin perempuan ( 5emale). Perempuan lebih cenderung untuk 

    mengembangkan batu empedu kolesterol daripada laki8laki khususnya

     pada masa reproduksi. Peningkatan batu empedu disebabkan oleh faktor 

    esterogen8progesteron sehingga meningkatkan sekresi kolesterol bilier.

    #. Peningkatan usia yakni lebih dari 30 tahun ( 5ourty). Peningkatan usia baik 

     pada pria dan anita, keduanya meningkatkan risiko terbentuknya batu

     pada kandung empedu.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    27/47

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    28/47

    #A

    menimbulkan iritasi kimia pada kandung empedu. -ekanisme kompensasinya

    adalah dengan darah yang mengalir ke area radang akan diperkecil, melokalisir 

    edema berkembang, kantung empedu menggelembungkan karena empedu

    tertahan, dan pe rubahan ischemic akan terjadi di dalam dinding kantung empedu.el8sel dalam dinding kandung empedu dapat kekurangan oksigen dan mati ketika

    organ mengalami distensi tersebut menekan pembuluh darah dan mengganggu

    aliran darah. el8sel yang mati akan mengelupas sehingga kandung empedu

    melekat pada struktur di sekitarnya (Dransiska #009).

    #.3.4 -anifestasi klinis

    eluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut disebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu

    tubuh. eluhan tersebut dapat memburuk secara progresif. adang I kadang rasa

    sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai $0

    menit tanpa reda. erat ringannya keluhan sangat ber;ariasi tergantung dari

    adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi

    kandung empedu. ekitar $0 I &0% pasien melaporkan adanya riayat serangan

    yang sembuh spontan (udoyo #009).

    2anda peradangan peritoneum seperti peningkatan nyeri dengan penggetaran

    atau pada pernapasan dalam dapat ditemukan. Pasien mengalami anoreksia dan

    sering mual. -untah relatif sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala dan tanda

    deplesi ;olume ;askuler dan ekstraseluler. Pada pemeriksaan fisik, kuadran kanan

    atas abdomen hampir selalu nyeri bila dipalpasi (-uttain #011).

    -enurut Dransiska (#009), tanda dan gejala yang dapat timbul pada pasien

    dengan kolesistitis antara lainC

    a. yeri pada perut atas, epigastric, atau sakit abdominal kanan atas yang dapat

    menyebar ke punggung dan skapula kanan. *asa sakit pada  ight "pper 

    6uadrant (*/N) meningkat dengan palpasi abdomen kanan atas selama

    inspirasi (tanda  Murphy) menyebabkan pasien berhenti mengambil napas

     panjang. yeri bersifat kolik atau terus8menerus disertai tanda rangsangan

     peritoneal berupa nyeri tekan, nyeri lepas dan defans muskuler otot perut.

     b. -ual dan muntah, terutama setelah makan makanan berlemak (pada

    kolesistitis yang menyertai kolelitiasis).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    29/47

    #9

    c. elera makan hilang.

    d. :emam (A8A,4R5). pabila timbul demam dan menggigil, harus dicurigai

    komplikasi yang lebih berat atau penyakit lain.

    e. /dara bertambah pada saluran usus (bersendaa, flatus).f. ulit gatal8gatal karena terbentuknya garam empedu.

    g. Deses berarna dempul karena kurangnya sterkobilin di dalam usus (biasanya

    dikon;ersi dari bilirubin yang telah diblok dengan aliran empedu).

    h. Penyakit kuning8kulit berarna kekuningan dan membran mukosa berubah

    arna.

    i.  7cterus ringan8perubahan arna menjadi kekuningan pada sklera (putih mata).

     j. /rin berarna gelap dan berbusa karena ginjal berusaha membersihkan

     bilirubin.

    #.3.$ Pemeriksaan penunjang

    -enurut -uttain (#011) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada

     pasien dengan kolesistisis adalah C

    a. Pemeriksaan sinar S abdomen

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan akan penyakit

    kandung empedu dan untuk menyingkirkan penyebab gejala yang lain.

     b. /ltrasonografi

    Pemeriksaan /+ menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur 

    diagnostic pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan

    akurat serta dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan icterus.

    c. Pemeriksaan pencitraan radionuklida atau koleskintografi

    :alam prosedur ini, preparat radioaktif disuntikkan secara intra;ena. Preparat

    ini kemudian diambil oleh hepatosit dan dengan cepat diekskresikan kedalam

    system bilier. elanjutnya dilakukan pemindaian saluran empedu untuk 

    mendapatkan gambaran kandung empedu dan percabangan bilier.

    d. olesistografi

    olesistografi masih digunakan jika alat /+ tidak tersedia atau bila hasil

    /+ meragukan.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    30/47

    0

    e. 52 can

    :apat menyatakan kista kandung empedu, dilatasi duktus empedu, dan

    membedakan antara ikterik obstruktif>non obstruktif 

    f. can hati dengan Gat radioaktif (intigram radionuklir hepatobilier)-enunjukkan obstruksi percabangan bilier.

    g. Pemeriksaan laboratorium

    1) Eumlah leukosit meningkat atau dalam batas normal. pabila jumlah

    leukosit melebihi 14.000 harus dicurigai komplikasi yang lebih berat.

    #) adar bilirubin meningkat sedang, mungkin karena sindrom -iriGGi atau

     penjalaran radang ke duktus koledokus.

    ) Dosfatase alkali sering kali mengalami kenaikan sedang, begitu juga

    dengan kadar amilase darah.

    -enurut meltGer ! are (#00#), inter;ensi yang dapat dilakukan peraat

    dalam pemeriksaan diagnostik adalahC

    1. -emuasakan pasien pada malam hari sebelum dilakukan pemeriksaan /+.

    arena prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah

     berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedu dalam keadaan distensi.

    #. Pada pasien yang akan dilakukan tindakan kolesistografi, harus ditanyakan kepada pasien apakah ia mempunyai riayat alergi terhadap yodium atau makanan laut.

    Eika tidak ada riayat alergi, pasien mendapat preparat kontras oral pada malam

    hari sebelum pemeriksaan radiografi dilakukan.

    . ebelum tindakan =*5P, kepada pasien dijelaskan tentang prosedur pemeriksaan

    dan peranan pasien dalam pemeriksaan tersebut karena =*5P memerlukan

    kerjasama pasien untuk memungkinkan insersi endoskop tanpa merusak struktur 

    traktus gastrointestinal yang mencakup percabangan bilier. Preparat sedatif 

    diberikan sesaat sebelum pemeriksaan dilakukan. elaama pemeriksaan =*5P,

     peraat harus memantau cairan infus yang diberikan, memberikan obta8obatan dan

    mengatur posisi pasien.

    3. etelah pemeriksaan selesai dikerjakan, pasien harus diobser;asi tanda8tanda

    ;italnya.

    #.3.& Penatalaksanaan

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    31/47

    1

    1. Pengobatan umum termasuk istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet

    ringan, obat penghilang rasa nyeri (petidin) dan anti spasmodik. ntibiotic

    untuk mencegah komplikasi peritonitis, kolangitis, dan septisemia, seperti

    golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidaGol mampu mematikan kuman(=. coli, . faecalis, lebsiella) yang umum pada kolesistitis akut (-asjoer 

    #000).

    #. olesistektomi dini merupakan cara pengobatan terbaik untuk mengatasi

    kolesistitis akut dan umumnya dapat dilaksanakan dengan aman pada 90%

     penderita. amun, penanggulangan aal kolesistitis adalah peraatan

    konser;atif. ekitar $0% penderita akan sembuh spontan. Pembedahan

    dilakukan sesuai perkembangan penyakit. pabila perkembangan memburuk,

    segera dibedah. ila membaik, pembedahan dilakukan secara elektif. etelah

    serangan akut sembuh, pasien dapat dipulangkan dengan kolesistektomi

    direncanakan 38$ minggu kemudian, seaktu peradangan telah sembuh

    (jamsuhidajat #011).

    . /mumnya lebih banyak di gunakan kolesistektomi laparoskopik. "alau

    in;asif tapi bisa mengurangi rasa nyeri pasca operasi, menurunkan angka

    kematian, secara kosmetik lebih baik, menurunkan biaya peraatan * dan

    mempercepat akti;itas pasien (jamsuhidajat #011).

    3. :iet yang diterapkan segera setelah suatu serangan yang akut, biasanya

    dibatasi pada makanan cair rendah lemak. -enurut lmadGier (#00$), tujuan

    diet penyakit hati dan kandung empedu adalah untuk mencapai dan

    mempertahankan status giGi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan

    caraC

    a) -eningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih

    lanjut dan>atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.

     b) -encegah katabolisme.

    c) -encegah penurunan berat badan dan atau meningkatkan berat badan

     bila kurang.

    d) -encegah atau mengurangi ascites, ;arises esopagus dan portal.

    4. Penatalaksanaan diet merupakan bentuk terapi utama pada pasien yang hanya

    mengalami intoleransi terhadap makanan berlemak dan mengeluhkan gejala

    gastrointestinal ringan (meltGer ! are #00#).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    32/47

    #

    $. -enurut jamsuhidajat (#011) terapi untuk kolesistitis akut berupaC

    a. Penatalaksanaan pendukung dan diet

     b. 2irah baring

    c. Puasa, jika terjadi distensi abdomen.d. Pemasangan pipa nasogastrik untuk dekompresi lambung bila ada ileus.

    e. Pemberian nutrisi intra;ena untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan

    elektrolit serta pemenuhan kebutuhan nutrisi

    f. Pemberian antibiotik atau antimikroba

    &. -eskipun komplikasi sesudah tindakan jarang terjadi, namun kondisi pasien

    harus diobeser;asi dengan ketat untuk mengamati kemungkinan terjadinya

     perdarahan, perforasi atau pankreatitis. Persiapan pemulangan pasien dan

     peraatan sendiri di rumah harus sudah diberikan karena pasien segera

     pulang. Penyuluhan atau konseling mencakup pemberian informasi tentang

    gejala yang harus dilaporkan. Penggunaan asam ursodeoksilat sesudah

     prosedur dilaksanakan akan meningkatkan efekti;itas terapi dan mencegah

    kekambuhan. pabila preparat oral garam empedu atau asam ursodeoksilat

    diresepkan, maka jelaskan kepada pasien pentingnya kepatuhan dalam

    mengikuti petunjuk dokter dan tindak lanjut (meltGer ! are #00#).

    A. Penatalaksanaan medis untuk kolesistitis kronik adalah menghindari makanan

     berlemak. elain itu, semua pasien kolesistitis kronis simtomatik harus

    diterapi pembedahan. -enurut abiston (#01#), hanya jika pasien mempunyai

    harapan hidup yang pendek atau jika penyakit sistemik parah yang ada

     bersamaan merupakan predisposisi risiko anastesi bermakna, maka

    kolesistektomi tak boleh dilakukan.

    9. Pembedahan

    olesistektomi dini merupakan cara pengobatan terbaik untuk mengatasi

    kolesistitis akut dan umumnya dapat dilaksanakan dengan aman pada 90%

     penderita. amun, penanggulangan aal kolesistitis adalah peraatan

    konser;atif. ekitar $0% penderita akan sembuh spontan. Pembedahan

    dilakukan sesuai perkembangan penyakit. pabila perkembangan memburuk,

    segera dibedah. ila membaik, pembedahan dilakukan secara elektif. etelah

    serangan akut sembuh, pasien dapat dipulangkan dengan kolesistektomi

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    33/47

    direncanakan 38$ minggu kemudian, seaktu peradangan telah sembuh

    (jamsuhidajat, #011).

    -enurut meltGer ! are (#00#), persiapan sebelum operasi kandung

    empedu serupa dengan persiapan bagi setiap tindakan laparatomi abdominal bagian atas. 'nstruksi dan penjelasan tentang mobilisasi tubuh dan napas

    dalam harus sudah disampaikan sebelum pembedahan dilakukan. arena insisi

    abdomen dilakukan pada lokasi yang lebih tinggi, pasien sering enggan untuk 

     bergerak dan membalikkan tubuhnya. epada pasien harus diberitahu baha

    segera setelah tindakan pembedahan biasanya dibutuhkan untuk pemasangan

    selang untuk drainase dan tindakan penghisapan.

    Pada periode pascaoperatif, tanda8tanda ;ital pasien harus dipantau dengan

    ketat. :rainase (jika 28tube terpasang) dan luka insisi bedah harus diinspeksi

    untuk melihat kemungkinan perdarahan. ondisi pasien juga harus dikaji

    secara periodik untuk mengetahui peningkatan nyeri tekan dan rigiditas pada

    abdomen. Eika terdapat tanda8tanda dan gejala ini, semuanya harus dilaporkan

    kepada dokter bedah. Pada pasien dan keluarganya perlu diberi tahu untuk 

    melapor pada dokter bedah jika terdapat perubahan arna feses karena

    keadaan ini dapat menunjukkan adanya komplikasi.

    etelah menjalani kolisestektomi, perlu diberikan  4ealth Education  pada

     pasien dan keluarga baha meskipun kandung empedu telah diangkat, namun

    fungsi kandung empedu dapat digantikan oleh hati yaitu untuk menyimpan

    cairan empedu dengan syarat baha organ hati pasien dalam kondisi baik.

    etelah menjalani kolesistektomi endoskopik, pengkajian kondisi pasien

    dilakukan untuk mendeteksi adanya penurunan selera makan, muntah, rasa

    nyeri, distensi abdomen dan kenaikan suhu badan. emua gejala ini dapat

    menunjukkan infeksi atau gangguan pada traktus gastrointestinal dan harus

    dilaporkan segera pada dokter.

    Petunjuk lisan maupun tertulis harus disampaikan kepada pasien dan

    keluarganya. 'nformasi mencakup tanda8tanda dan gejala komplikasi

    intraabdomen yang harus dilaporkan. epada pasien harus diberitahukan

    mengenai obat8obatan yang diperlukan dan cara kerja obat tersebut

    #.3.A omplikasi

    -enurut 5hiu (#009) kompilkasi yang dapat terjadi kolesistitis adalah C

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    34/47

    3

    1. =mpyema terjadi akibat kolesistitis akut dengan sumbatan duktus sistikus

     persisten menjadi superinfeksi empedu yang tersumbat disertai kuman8kuman

     pembentuk pus. +ambaran klinis mirip dengan kolangitis, yaitu demam tinggi,

    nyeri hebat pada kuadran kanan atas, leukositosis berat, keadaan umumlemah(sering), risiko sepsis gram negatif (dan atau perforasi).

    #.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    35/47

    4

    yang potensial pada pasien jika suatu area penting pada kantung empedu

     berlubang atau terdapat infeksi atau bisul terkait yang menyebar. Presentase kecil

    dari pasien akan berkembang menjadi kanker kantung empedu. da peningkatan

    risiko operasi pasien lanjut usia atau pasien dengan komorbilitas (meltGer ! are#00#).

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    36/47

    $

    2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLESISTITIS

    #..1 Pengkajian

      :ata yang dikumpulkan meliputiC

    1. 'dentitas

    a. 'dentitas klien

    Pada pasien kolesisitisis perlu dilakukan pengkajian dengan aancara

    atau data medis yang tersedia. :ata yang perlu dilengkapi adalah nama,

    umur, jenis kelamin (faktor estrogen pada anita sangat memepengaruhi

     peningkatan kolesterol), kehamilan (merupakan faktor risiko terjadinya

     penumukan kolesterol dan adanya batu empedu), usia (pada lansia

    mengalami penrunan kemampuan organ sehingga dapat memperburuk 

     penyakit), (obesitas dapat meningkatkan risiko etrjadi batu empedu)

    suku>bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data

    mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan

    selanjutnya.

     b. 'dentitas penanggung jaab

    'dentitas penanggung jaab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi

     penanggung jaab klien selama peraatan, data yang terkumpul

    meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan

    alamat.#. *iayat esehatan

    e. eluhan utama

    -erupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat

     pengkajian. iasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri

    abdomen pada kuadran kanan atas. hal ini dapat terjadi secara terus

    menerus. -ual dan mutah serta diare.

    f. *iayat kesehatan sekarang

    -erupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode

    PN*2, paliatif atau pro;okatif (P) yaitu fokus utama keluhan klien,

    uality atau kualitas (N) yaitu bagaimana nyeri>gatal dirasakan oleh

    klien, regional (*) yaitu nyeri>gatal menjalar kemana, afety () yaitu

     posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri>gatal atau klien

    merasa nyaman dan 2ime (2) yaitu sejak kapan klien merasakan

    nyeri>gatal tersebut.

    (P)C yeri setelah makan, terutama makanan yang berlemak 

    (N)C yeri dirasakan terus menerus

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    37/47

    &

    (*)C yeri dirasakan pada abdomen kuadran kanan atas dan menjalar ke

     punggung atau bahu kanan.

    ()C yeri terasa saat melakukan inspirasi (skala sedang s>d berat)

    (2)C yeri dirasakan biasanya tambah sakit pada malam hari

    g. *iayat penyakit yang laluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di

    riayat sebelumnya. lien pernah melakukan pemeriksaan kesehatan

    sebelumnya dan pengobatan yang telah dilakukan baik medis maupun

    tradisional. lien memiliki ody -ass 'nde7 (-') tinggi, mempunyai

    resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. 'ni karenakan dengan

    tingginya -' maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun

    tinggi. *esiko terbentuknya batu empedu juga meningkat akibat

    malabsorbsi garam8garam empedu pada pasien dengan penyakit

    gastrointestinal atau fistula 28tube atau pada pasien yang pernah

    menjalani operasi pintasan atau reaksi ileum. 'nsiden penyakit ini juga

    meningkat pada para penyandang penyakit diabetes (meltGer ! are

    #00#).

    h. *iayat kesehatan keluarga

    -engkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit

    kolelitiasis atau kolesistitis. Penyakit kolesistitis tidak menurun, karena

     penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola makan

    dan gaya hidup yang tidak sehat dengan banyak konsumsi makanan yang

     banyak mengandung lemak dan kolesterol tinggi. 2api orang dengan

    riayat keluarga kolelitiasis mempunyai risiko lebih besar terjadi

    kolesistitis dibanding dengan tanpa riayat keluarga.

    . Pemeriksaan fisik 

    Pendekatan dengan metode $ C

    a. 18reath

    Pernapasan tertekan ditandai dengan napas pendek dan dangkal, terjadi

     peningkatan frekuensi pernapasan sebagai kompensasi adanya nyeri

    hebat di kuadran kanan atas, secara terus menerus. 2idak terdapat

    gangguan pernafasan lain. yeri tekan pada saat pemeriksaan fisik pada

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    38/47

    A

    kuadran kanan atau daerahlainnya pada saat klien menarik nafas dalam

    (murphy sign)

     b. #8lood

    2akikardi karena adanya nyeri hebat pada kuadran kanan atas

    (intermiten) dan berkeringat karena peningkatan suhu akibat respon

    inflamasi dan nyeri. uara jantung akan tetap normal

    c. 8rain

    8

    d. 38ladder 

    /rine pekat dan berarna gelap, akibat dari pigmen empedu (bilirubin)

    yang diserap ke pembuluh darah sehingga di sekresikan oleh ginjal.

    e. 48oel

    -ual dan muntah disertai keringat dingin, anoreksia, distensi abdomen

    (identifikasi adanya perforasi>gallbledder sign), steattorhea dan diare,teraba masa pada kuadran kanan atas abdomen, kulit ikterik, feses

     berarna kelabu clay colored' akibat obstruksi duktus biliaris sehingga

     pigmen empedu tidak dibuang melalui feses, tidak toleran terhadap

    lemak dan makanan Opembentuk gasQ regurgitasi meningkat dan nyeri

    epigastrium.

    f. $8one

    8

    #.4.# :iagnosa eperaatan

    a. ebelum tindakan

    1. yeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, atau fisik) atau

    kerusakan jaringan.

    # trauma, peningkatan metabolisme

    atau dehidrasi.

    etidakseimbangan nutrisiC kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    mual>muntah.

    3 *esiko kekurangan ;olume cairan behubungan dengan kehilangan ;olume

    cairan (muntah)

    4 ecemasan berhubungan dengan krisis situasional, stress, perubahan status

    kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan

    hospitalisasi.

     b. etelah tindakan

    1. yeri akut berhubungan dengan agen cidera (luka post operasi)

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    39/47

    9

    #. *esiko 'nfeksi berhubungan dengan prosedur in;asif, kerusakan jaringan

    danpeningkatan paparan lingkungan.

    #.4. 'nter;ensi eperaatan

    DiagnosaK!"a#a$an NO% NI%

     yeri akut

     berhubungan

    dengan agen injuri

    (biologi, kimia,

    atau fisik) atau

    kerusakan jaringan

    etelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama jam sehari tanda8

    tanda nyeri berkurang atau

    hilang dengan kriteria

    hasil C

    •  (ain control )*+,

    -inum analgesik yang

    diresepkan C 4

    •  (ain le%el )/*,/1. =kspresi ajah

    terhadap nyeri C 4

    #. Panjang episode nyeri C

    3

    . +elisah C 4

    3. ** C 4

     (ain Management 

    1. ?akukan pengkajian nyeri yang

    komprehensif meliputi lokasi,

    karakteristik, aitan>durasi,

    frekuensi, kualitas, intensitas

    atau keparahan nyeri, dan

    faktor presipitasinya.

    #. jarkan penggunaan teknik 

    nonfarmakologi (misalnya,

    umpan balik biologis,transcutaneous electrical ner;e

    stimulation (2=), hipnosis,

    relaksasi, imajinasi terbimbing,

    terapi musik, distraksi, terapi

     bermain, terapi akti;itas,

    akupresur, kompres

    hangat>dingin, dan masase)

    sebelum, setelah dan jika

    memungkinkan, selama

    akti;itas yang menyakitkanQ

    sebelum nyeri terjasi ataumeningkatQ dan selama

     penggunaan tindakan

     pengurangan nyeri yang lain.

    . aji tipe dan sumber nyeri

    untuk menentukan inter;ensi.

    3. endalikan faktor lingkungan

    yang dapat mempengaruhi

    respon pasien terhadap

    ketidaknyamanan (misalnya

    suhu ruangan, pencahayan dan

    kegaduhan).

    4. erikan perubahan posisi,

    masase punggung, dan relaksasi

    $. urangi faktor presipitasi nyeri

    &. -onitor penerimaan pasien

    tentang manajemen nyeri.

    A. olaborasi dengan dokter jika

    tidak ada keluhan dan tindakan

    nyeri tidak berhasil.

     0nalgesic 0dministrasion

    1. 2entukan lokasi, karakteristik,kualitas, dan derajat nyeri

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    40/47

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    41/47

    31

    terpilih(sudah dikonsultasikan

    dengan ahli giGi)

    10. jarkan pasien bagaimana

    membuat catatan makanan

    harian

    11. olaborasi dengan ahli giGiuntuk menentukan jumlah

    kalori dan nutrisi yang

    dibutuhkan pasien

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    42/47

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    43/47

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    44/47

    33

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 KESIMPULANolelitiasis>koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu,

    atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya

    adalah kolesterol. atu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsure

    yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung

    empedu. Penyebab terjadinya kolelitiasis>batu empedu belum diketahui secara

     pasti. Penatalaksanaan dari kolelitiasis ini dapat dilakukan dengan pembedahan

    maupun non pembedahan serta menjalani diet rendah lemak, tinggi protein, dan

    tinggi kalori agar tidak terbentuk batu empedu di dalam kandung empedu. leh

    karena itu, asuhan keperaatan yang baik diperlukan dalam penatalaksanaan

    kolelitiasis ini sehingga dapat membantu klien untuk dapat memaksimalkan fungsi

    hidupnya kembali serta dapat memandirikan klien untuk memenuhi kebutuhan

    dasar manusia.

    olesistitis  adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu.

    Penyebabnya yakni karena peradangan mekanis, kimiai dan bakteri. Penyakit ini

    lebih sering terjadi pada anita karena terbentuknya batu kolesterol. omplikasi

    yang terjadi adalah perforasi dan pembentukan abses, pembentukan fistula,

    gangren sampai karsinoma. Penatalaksanaan pasien dengan kolesistitis yakni terapi

    suportif dan diet, medikasi pelarut batu empedu, pengangkatan nonbedah dan

     pembedahan.Peran peraat pada klien dengan cholecystitis  adalah sebagai care

     gi%er8 educator8 communicator8 ad%ocator   dan manajer dalam pemberian asuhan

    keperaatan pada setiap tahap keperaatan

    Penyakit kantung empedu dan traktus bilier umum terjadi, yang secara khas

    merupakan kondisi menyakitkan, biasanya membutuhkan pembedahan dan bisa

    membahayakan jia. :i sebagian besar kasus, penyakit kantung empedu dan

    saluran empedu muncul di usia pertengahan. ntara usia #0 dan 40 tahun. Penyakit

    ini umumnya berkaitan dengan proses pengendapan kalkulus dan inflamasi.

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    45/47

    34

    1.2 SARAN

    etelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada

    umumnya dan mahasisa keperaatan pada khususnya mengetahui lebih dalam

    tentang penyakit kolelitiasis dan kolesistitis. epada para peraat, kami sarankanuntuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan untuk mengurangi angka kesakitan

     penyakit kolelitiasis dan kolesistitis. :engan tindakan pre;entif yang dapat

    dilakukan bersama oleh semua pihak, maka komplikasi dari kolelitiasis dan

    kolesistitis akan berkurang.

    BAB I(

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    46/47

    3$

    DAFTAR PUSTAKA

    :oenges, -arilyn =. 1999. encana 0suhan 9epera:atan. Eakarta C =+5

    =ngram, arbara. 199A. encana 0suhan 9epera:atan Medi$al-;edah. Eakarta C =+5

    Dransisca, atticaca #009.  0suhan 9epera:atan (ada 9lien !engan

  • 8/18/2019 Askep Cl & Cs

    47/47

    3&

    meltGer, uGanne. #001. ;u$u 0?ar 9epera:atan Medi$al-;edah. Eakarta C =+5

    udoyo ". ru, etiyohadi , li ', imadibrata -, etiati . #009.  (erhimpunan !o$ter 

    #pesialis (enya$it !alam 7ndonesia. ;u$u 0?ar 7lmu (enya$it !alam.Ailid 7 Edisi 7@.

    Eakarta C =+5.