askep glukoma

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 askep glukoma

    1/20

    askep glukoma

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebirauan,

    yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan

    mataglaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan

    menciutnya lapang pandang

    Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia. Terdapat sejumalah

    0,40% penderita glaucoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan pada 0,60% penduduk

    prevalensi penyakit mata di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%, pterigium 8,79%,

    katarak 7,40%, konjungtivitis 1,74%, parut kornea 0,34%, glaucoma 0,40%, retinopati

    0,17%, strabismus 0,12%. Prevalensi dan penyebab buta kedua mata adalah lensa 1,02%,

    glaukom dan saraf kedua 0,16%, kelainan refaksi 0,11%, retina 0,09%, kornea0,06%, dan

    lain-lain0,03%, prevalensi total 1,47%. (Sidharta Ilyas, 2004). Diperkirakan di Amerika

    Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. Diantaranya mereka hamper setenganya

    mengalami gangguan penglihatan, dan hamper 70.000 benar-benar buta, bertambah sebanyak

    5.500 orang buta tiap tahun. Untuk itu kali ini penulis memusatkan pada pencegahan dan

    penatalaksanaan glaukoma (Suzanne C. smeltzer.2001).

    B. Tujuan Makalah

    1. Tujuan Umum

    Agar mahasiswa/i dapat mengetahui asuhan keperawatan medical bedah tentang

    glaukoma dan mampu melaksanakan asuhan Keperawatan.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mampu memahami konsep dasar dari glaukoma,

    b. Mampu menjelaskan bagaimana etiologi, patofisiologi dan terapinya,

  • 5/28/2018 askep glukoma

    2/20

    c. Mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien glaucoma,

    d. Mampu menganalisis data pada pasien dengan penyakit glaucoma,

    e. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan glaucoma,

    f. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan glaukoma.

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A. Definisi

    Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi

    dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan (Sidarta

    Ilyas, 2004). Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra okuler yang

    berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993). Glaukoma adalah sekelompok kelainan

    mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.( Long Barbara, 1996)

    Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009),bahwa Glaukoma

    merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO),

    dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf optik sehingga

    terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan.

    Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga

    terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan

    (Mayenru Dwindra, 2009)

    Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang

    meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2001)

  • 5/28/2018 askep glukoma

    3/20

    Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata

    sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen. (Mansjoer, Arif :

    2001). Jadi menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit mata dimana

    meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga menyebabkan penurunan

    fungsi penglihatan.

    1. Klasifikasi glaukoma

    Klasifikasi dari glaukoma dalah sebagai berikut ( Sidarta Ilyas, 2003) :

    1. Glaukoma Primer

    Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul pada mata

    yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua mata. Pada

    glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri osklerosis, pemakaian

    kartikosteroid jangka panjang, miopiatinggi dan progresif dan lain-lain dan berdasarkan

    anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :

    1. Glaukoma sudut terbuka / simplek (kronis)

    Glaukoma sudut terbuka Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi

    kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang Disebut sudut terbuka karena

    humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh

    perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan.

    Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejalaawal biasanya tidak ada, kelainan diagnose

    dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat

    dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul

    2. Glaukoma sudut tertutup / sudut semut (akut)

    Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara

    otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan

    menghambat humor aqueosmengalir ke saluranschlemm. Pargerakan iris ke depan dapat

    karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior atau lensa yang

    mengeras karena usia tua. Gejalah yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan

    meningkatnya TIO, dapat nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris

    memyebabkan dilatasi pupil, tidak segera ditangni akan terjadi kebutaan dan nyeri yanghebat.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    4/20

    2. Glaukoma Sekunder

    Adalah glaukoma yang diakibatkan oleh penyakit mata lain atau trauma didalam bola

    mata, yang menyebabkan penyempitan sudut /peningkatan volume cairan dari dalam mata .

    Misalnya glaukoma sekunder oleh karena hifema, laksasi / sub laksasi lensa, katarak

    instrumen, oklusio pupil, pasca bedah intra okuler.

    3. Glaukoma Kongenital

    Adalah perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap

    kelainan mata sistemik jarang ( 0,05 %) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata

    (bulfamos), lakrimasi.

    4. Glaukoma absolut

    Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi

    kebutaan totalakibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma

    absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa,

    mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan

    penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada

    iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

    Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol

    retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan

    memberikan rasa sakit.

    2. Berdasarkan lamanya glaukoma dibedakan menjadi:

    a. Glaukoma akut

    penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat

    tinggi.

    b. Glaukoma kronik

    Penyakit mata dengan gejalah peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan

    anatomi dan fungsi mata yang permanen.

    3. Anatomi dan Fisiologi

    Didalam mata terdapat dua macam cairan yaitu:

    1.

    Aqueus humorCairan iniberada di depan lensa.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    5/20

    2. Vitreus humor

    Cairan albumin berwarna keputih-putihan seperti agar-agar yang berada dibelakang mata,

    mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce: 317). Dalam hal ini ciran yang mengalami

    gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma adalah aqueus humor, dimana cairan

    ini berasal dari badan sisiari mengalir kea rah bilik anterior melewati iris dan pupil dan

    diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus

    yang dikenal sebagai saluranschlemm. ( Evelin C. Pearce : 317). Secara normal TIO 10-21

    mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap aliran aqueus humor mengakibatkan

    produksi berlebih badan silier sehingga terdapat cairan tersebut. TIO meningkat kadang-

    kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg.

    B. Etiologi

    1. Glaukoma primer terdiri dari :

    a. Akut: dapat disebabkan karena trauma.

    b. Kronik : dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes mellitus,

    arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tiggi dan progresif.

    2. Sekunder

    Disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa kelainan uvea pembedahan.

    C. Manifestasi klinik

    1. Glaukoma primer

    a. Glaukoma sudut terbuka

    Kerusakan visus yang serius

    Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas

    Perjalanan penyakit progresif lambat

    b. Glaukoma sudut tertutup

    Nyeri hebat didalam dan sekitar mata

    Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya

    Pandangan kabur

    Sakit kepala

  • 5/28/2018 askep glukoma

    6/20

    Mual, muntah

    Kedinginan

    Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang sangat sedemikian kuatnya

    keluhan mata ( gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh

    klien.

    2. Glaukoma sekunder

    Pembesaran bola mata

    Gangguan lapang pandang

    Nyeri didalam mata

    3. Glaukoma kongential

    Gangguan penglihatan

    D. Pemeriksaan Penunjang

    1. Glaukoma Akut

    Pengukuran dengan tonometrischiotz menunjukkan peningkatan tekanan, parimetri

    genioskopi dan tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.

    2. Glaukoma Kronik

    Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonomebri menunjukkan peningkatan,

    nilai dianggap mencurigakan bila berkisar antara 2125 mmHg dan dianggap patologik bila

    berada diatas 25 mmHg.

    Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan

    bergaung, warna memucat dan terdapat perdarahan pada pupil.

    3. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian

    nasal, tangga rone, atau stroma busur.

    Uji provokasi minum air, uji variasi diurnal dan ujian provokasi steroid dilakukan pada

    kasus-kasus yang meragukan.

    4. Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan sudut bola mata

    dengan genioskopi. Sedangkan pemeriksaan lapang pandangan mata dengan alat perimetri.

    5. Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alatHeidelberg Retinal

    Tomography(HRT) atau Optical Coherence Tomography(OCT).

    Pemberian obat tetes mata yang dilanjutkan pemberian obat tablet.

    Fungsi obat-obatan tersebut untuk menurunkan produksi atau meningkatkan keluarnya cairan

    akuos humor. Cara ini diharapkan dapat menurunkan tekanan bagi bola mata sehingga

    dicapai tekanan yang diinginkan. Agar efektif pemberian obat dilakukan secara terus menerus

    dan teratur.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    7/20

    6. Pemasangan keran Ahmed Valve

    Untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif parah, dokter akan memasang keran

    buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari nama penemunya, yakni

    Ahmed, warga AmerikaSerikat (AS) asal Timur Tengah yang pertama kali menciptakan klep

    tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat ini terbuat dari bahanpolymethyl methacrylate(PMMA),yakni bahan dasar lensa tanam. Ahmed valve ditanamkan pada bola mata dengan cara

    operasi. Bila tekanan bola mata berada pada 18 mmHg maka klep tersebut akan terbuka

    sehingga cairan yang tersumbat bisa keluar, sehingga tekanan bola mata otomatis akan turun.

    Sebaliknya, klep akan tertutup kembali bila tekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.

    E. Penatalaksanaan Medis

    1. Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik

    a. Obat-obat miotik

    Golongan kolinergik (pilokarpin 14 % 5 kali / hari), karbakol (0,753 %) Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %)

    b. Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)

    Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)

    Epinerprin 0,52 % 12 x / hari

    c. Carbonucan hidrase intibitor

    Asetazolamid (diamol 125250 mg 4 x / hari)

    Diklorfenamid (metazolamid)

    d. Laser trabeculoplasty dimana suatu laser zat organ disorotkan langsung kejaringan trabekuler

    untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor Aguos dan iridektomi.

    e. Tindakan bedah trabeculectomy.

    F. Patofisiologi

    Rongga anterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/

    bermuara aqueous humor, merupakan caira bening yang menunjukan lympha. Aqueous

    humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan silianis yang terdapat dibagian posterior

    irisdan mengalir melewatipupil kedalam cameraokuli anterior. Aqueous humordisalurkan

    melalui canal Schlemm disekitar mata dan berada pada bagian sudut camera okuli anterior

    dimana terjadi pertemuan iris perifer dan kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan

    antara produksi dan penyerapanaqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan

    intra okuli relative konstan. TIO berkisar 10-20mmHg dan rata-rata 16mmHg. Tekanan intra

    okuler beavariasi dan naik sampai 5mmHg. Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan

    TIO yang dapat menimbulkan kerusakan dari saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan

    disebabkan abstruksi/sumbatan dari penyerapan aqueous humor.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    8/20

    G. Pathway

    Usia > 40 th

    DM

    Kortikosteroid jangka panjangMiopia

    Trauma mata

    Obstruksi jaringan peningkatan tekanan

    Trabekuler Vitreus

    Hambatan pengaliran pergerakan iris kedepan

    Cairan humor aqueous

    Nyeri

    TIO meningkat Glaukoma TIO Meningkat

    Gangguan saraf optik tindakan operasi

    Perubahan penglihatan perifer

    Trabekulectomy

    Nyeri

  • 5/28/2018 askep glukoma

    9/20

    Resikocedera

    resiko infeksi

    angguan persepsi sensori penglihatan

    Anxietas

    interpretasi salah

    Kurangnya Resiko cederapengetahuan

    H. Komplikasi

    Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata

    memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh,

    bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras

    seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan

    pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang

    dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan

    memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol

    retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi

    dan memberikan rasa sakit.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    10/20

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    1. Identifikasi Klien

    Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, tgl MRS, diagnosa medis,

    suku bangsa, status perkawinan.

    2. Keluhan Utama

    Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri hebat di kepala,

    mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.

    3. Riwayat Kesehatan

    a. Riwayat Penyakit Sekarang

    Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri hebat di

    kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.

    b. Riwayat Penyakit Dahulu

    Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan apakah terdapat hubungan

    dengan penyakit yang diderita sebelumnya.

    c. Riwayat Penyakit Keluarga

    Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horisontal

    memiliki penyakit yang serupa.

    4. Polapola Fungsi Kesehatan

    a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

    Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita

    serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga adanya perubahan dalam pemeliharaan

    kesehatan.

    b. Pola nutrisi dan metabolik

  • 5/28/2018 askep glukoma

    11/20

    Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada pola nutrisi dan

    metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola makan dan komposisi, berapa banyak /

    dalam porsi, jenis minum dan berapa banyak jumlahnya.

    c. Pola eliminasi

    Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi tetap dikaji

    konsestansi, banyaknya warna dan baunya.

    d. Pola tidur dan istirahat

    Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena nyeri / sakit

    hebat menjalar sampai kepala.

    e. Pola aktivitas

    Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien mengalami

    penurunan.

    f. Pola persepsi konsep diri

    Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas, rasa cemas terhadap penyakitnya,

    dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri.

    g. Pola sensori dan kognitif

    Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan pada

    kongnitif tidak mengalami gangguan.

    Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan

    penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).

    Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

    Tanda : Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.Peningkatan air

    mata.

    h. Pola hubungan dan peran

    Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien dengan keluarga dan

    orang lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit yang dideritanya.

    i. Pola reproduksi

    Pada pola reproduksi tidak ada gangguan.

    j.

    Pola penanggulangan stress

  • 5/28/2018 askep glukoma

    12/20

    Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi penglihatannya serta

    koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif.

    k. Pola tata nilai dan kepercayaan

    Biasanya klien tidak mengalami gangguan.

    5. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan Umum

    Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta pemeriksaan TTV.

    b. Pemeriksaan Kepala dan Leher

    Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada kepala, mata merah,

    edema kornea, mata terasa kabur.c. Pemeriksaan Integumen

    Meliputi warna kulit, turgor kulit.

    d. Pemeriksaan Sistem Respirasi

    Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.

    e. Pemeriksaan Kardiovaskular

    Meliputi irama dan suara jantung.

    f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal

    Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.

    g. Pemeriksaan Sistem MuskuluskeletalMeliputi pergerakan ekstermitas.

    h. Pemeriksaan Sistem Endokrin

    Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem endokrin.

    i. Pemeriksaan Genitouria

    Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.

    j. Pemeriksaan Sistem Pernafasan

    Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena terbatasnya lapang pandang.

    6. Pemeriksaan Diagnostik

    a.

    Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan): Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan

    refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.

    b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak,

    karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.

    c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

    d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup

    glaukoma.

    e. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya

    meningkat ringan.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    13/20

    f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik,

    papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.

    g. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.

    h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosis.

    i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

    B. Diagnosa Keperawatan

    Pre operasi

    1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan TIO

    2. Penurunan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan serabut saraf oleh

    karena peningkatan TIO.

    3. Cemas berhubungan dengan :

    a. Penurunan ketajaman penglihatanb. Kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan

    Post operasi

    1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan post tuberkulectomi iriodektomi.

    2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi operasi.

    C. Analisa Data

    No Data Fokus Penyebab/ Etiologi Masalah

    keperawatan

    1 Ds :Mengatakan mata

    tegang. Nyeri hebat,

    lebih sakit untuk

    melihat.

    Do :

    Meringis, menangis

    menahan nyeri.

    Sering memegangi

    mata.

    Obtruksi jaringantrabekuler

    Hambatan pengaliran

    aqueus humor

    TIO meningkat

    Nyeri

    Gangguan rasanyaman nyeri

    berhubungan dengan

    meningkatan TIO

    2 Ds:

    Menyatakan

    penglihatan kabur,

    tidak jelas, penurunan

    area penglihatan.

    Do:Pemeriksaan lapang

    TIO meningkat

    Gangguan saraf optik

    Perubahan penglihatan

    perifer

    Gangguan persepsi

    Penurunan persepsi

    sensori

    visual/penglihatan

    berhubungan dengan

    serabut saraf oleh

    karena peningkatan

    TIO

  • 5/28/2018 askep glukoma

    14/20

    pandang menurun.

    Penurunan

    kemampuan

    identifikasi lingkungan

    (benda, orang, tempat

    sensori penglihatan

    3 Ds:

    Mengatakan takut

    dioperasi

    Sering menanyakan

    tentang operasi

    Do:

    Perubahan tanda vitalpeningkatan nadi,

    tekanan darah,

    frekuensi pernapasan

    Tampak gelisah, wajah

    murung, sering

    melamun

    TIO meningkat

    Gangguan saraf optik

    Perubahan penglihatan

    perifer

    Cemas

    Cemas berhubungan

    dengan penurunan

    penglihatan/ kurang

    pengetahuan tentang

    prosedur

    pembedahan

    4 Ds:

    Mengatakan

    nyeri/tegang.

    Do: Gelisah,

    kecenderungan

    memegang daerah

    mata.

    Peningkatan tekanan

    vitreus

    Pergerakan iris kedepan

    TIO meningkat

    Tindakan operasi

    trabekulectomy

    Nyeri

    Gangguan rasa

    nyaman (nyeri)

    berhubungan denganpost tuberkulectomi

    iriodektomi.

    5 Ds:

    Keinginan untuk

    memegang mata

    Menyatakan nyeri

    sangat

    - Perilaku tidak

    terkontrol- Kecenderungan

    TIO meningkat

    Tindakan operasi

    trabekulectomy

    Resiko infeksi

    Resiko infeksi

    berhubungan dengan

    luka insisi operasi.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    15/20

    memegang darah

    operasi

    D. Intervensi

    No DiagnosaKeperawatan

    Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

    1 Gangguan rasanyaman

    (nyeri)

    berhubungan

    dengan

    peningkatan

    TIO

    Tujuan :

    Nyeri hilang atau

    berkurang dalam waktu

    1x24 jam.

    Kriteria hasil:

    Klien dapatmengidentifikasi

    penyebab nyeri.

    Klien menyebutkan

    faktor-faktor yang dapat

    meningkatkan nyeri.

    Klien mampu melakukan

    tindakan untuk

    mengurangi nyeri.

    Kaji tingkat

    nyeri.

    Pantau derajat

    nyeri mata

    setiap 30 mentit

    selama masa

    akut.

    Siapkan pasien

    untuk

    pembedahan

    sesuai peranan.

    Pertahankan

    tirai baring ketat

    pada posisi semi

    fowler.

    Berikan

    lingkungan

    gelap dan

    terang.

    Berikan

    analgesic yang

    diresepkan

    peran dan

    evaluasi

    efektifitasnya

    Memudahkan tingkat

    nyeri untuk intervensi

    selanjutnya.

    Untuk

    mengidentifikasi kemajuan atau penyimpanan

    dari hasil yang

    diharapkan.

    Setelah TIO pada

    glaukoma sudut

    terbuka, pembedahan

    harus segera dilakukan

    secara permanent

    menghilangkan blokpupil.

    Pada tekanan mata

    sudut ditingkatkan bila

    sudut datar.

    stress dan sinar

    menimbulkan TIO yang

    mencetuskan nyeri.

    untuk mengontrol nyeri,

    nyeri berat menentukan

    menuvervalasava,

    menimbulkan TIO.

    2 Penurunan

    persepsi

    sensori visual /

    Tujuan:

    Peningkatan persepsi

    sensori dapat berkurang

    Kaji dan

    catatketajaman

    Menentukan

    kemampuan visual.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    16/20

    penglihatan

    berhubungan

    dengan serabut

    saraf oleh

    karena

    peningkatan

    tekanan intra

    okuler.

    dalam waktu 1 x 24 jam

    kriteria hasil :

    klien dapat meneteskan

    obat mata dengan benar

    Kooperatif dalamtindakan

    Menyadari hilangnyapengelihatan secara

    permanen

    Tidak terjadi penurunan

    visus lebih lanjut

    penglihatan

    Kaji tingkat

    deskripsi

    fugnsional

    terhadappenglihatan

    dan perwatan

    Sesuaikan

    lingkungan

    dengan

    kemampuan

    penglihatan.

    Kaji jumlah

    dan tiperangsangan

    yang dapat

    diterima

    Klien.

    Observasi

    TTV.

    Kolaborasi

    dengan tim

    medis dalam

    pemberian

    terapi.

    Memberikan

    keakuratan terhadap

    penglihatan dan

    perawatan.

    Meningkatkan self

    care dan mengurangi

    ketergantungan.

    Meningkatkan

    rangsangan pada

    waktu kemampuan

    penglihatabn menurun.

    Mengetahui kondisi

    dan perkembangan

    klien secara dini.

    Untuk mempercepat

    proses penyembuhan

    3 Cemasberhubungan

    dengan

    penurunan

    penglihatan,

    kurang

    pengetahuan

    tentang

    pembedahan

    Tujuan :Cemas klien dapat

    berkurang dlam waktu 1

    x 24 jamKriteria Hasil :

    Berkurangnya perasaan

    gugup

    Posisi tubuh rileks

    Mengungkapkan

    pemahaman tentang

    rencana tindakan

    Hati-hati

    penyampaian

    hilangnya

    penglihtan

    secara

    permanen.

    Berikan

    kesempatan

    klien

    mengekspresi

    kan tentang

    kondisinya.

    Jika klien belum siap

    akan menambah

    kecemasan.

    Mengekspresikan

    perasaan membantu

    Klien mengidentifikasi

    sumber cemas.

    Rileks dapat

  • 5/28/2018 askep glukoma

    17/20

    Pertahankan

    kondisi yang

    rileks.

    ObservasiTTV.

    Siapkan bel

    ditempat tidur

    dan instruksi

    Klien

    memberikan

    tanda bila

    mohonbantuan

    Kolaborasi

    dengan tim

    medis dalam

    pemberianterapi

    menurunkan cemas.

    Untuk mengetahui

    TTV dan per-

    kembangannya.

    Dengan memberikan

    perhatian akan

    menambah

    kepercayaan klien.

    Diharapkan dapat

    mempercepat proses

    penyembuhan

    4 Gangguan rasa

    nyaman

    (nyeri)

    berhubungan

    dengan post

    tuberkulectomi

    iriodektomi.

    Nyeri berkurang, hilang,

    dan terkontrol.

    Kriteria hasil :

    Klien mendemonstrasi-

    kan teknik penurunan

    nyeri

    Klien melaporkan nyeri

    berkurang atau hilang.

    Kaji derajatnyeri setiap

    hari.

    Anjurkan

    untuk

    melaporkanperkembanga

    Normalnya, nyeriterjadi dalam waktu

    kurang dari 5 hari

    setelah operasi dan

    berangsur menghilang.

    Nyeri dapat meningkat

    sebab peningkatan

    TIO 2-3 hari pasca

    operasi. Nyeri

    mendadak

    menunjukan

    peningkatan TIO

    masif.

    Meningkatkan

    kolaborasi ,

    memberikan rasa

    aman untuk

    peningkatan dukungan

    psikologis.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    18/20

    n nyeri setiap

    hari atau

    segera saat

    terjadi

    peningkatan

    nyerimendadak.

    Anjurkan

    pada klien

    untuk tidak

    melakukan

    gerakan tiba-

    tiba yang

    dapat memicu

    nyeri.

    Ajarkan

    teknik

    distraksi dan

    relaksasi.

    Lakukan

    tindakan

    kolaboratif

    dalam

    pemberian

    analgesik

    topikal/

    sistemik.

    Beberapa kegiatanklien dapat

    meningkatkan nyeri

    seperti gerakan tiba-

    tiba, membungkuk,

    mengucek mata,

    batuk, dan mengejan.

    Mengurangi

    ketegangan,

    mengurangi nyeri.

    Mengurangi nyeri

    dengan meningkatan

    ambang nyeri.

    5 Resiko infeksiberhubungan

    dengan luka

    insisi operasi

    Tujuan :

    Tidak terjadi cedera mata

    pascaoperasi

    Kriteria Hasil :

    Klien menyebutkan

    faktor yang

    menyebabkan cedera.

    Klien tidak melakukan

    aktivitas yang

    meningkatkan resiko

    cedera

    Diskusikan

    tentang rasa

    sakit,

    pembatasanaktifitas dan

    pembalutan

    mata.

    Tempatkan

    klien pada

    tempat tidur

    yang lebih

    rendah dan

    anjurkan

    untukmembatasi

    Meningkatkan

    kerjasama dan

    pembatasan yang

    diperlukan.

    Istirahat mutlak

    diberikan 12-24 jam

    pasca operasi.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    19/20

    pergerakan

    mendadak/

    tiba-tiba serta

    menggerakka

    n kepala

    berlebih.

    Bantu

    aktifitas

    selama fase

    istirahat.

    Ambulasi

    dilakukan

    dengan hati-

    hati.

    Ajarkan klienuntuk

    menghindari

    tindakan yang

    dapat

    menyebabkan

    cedera.

    Amati

    kondisi mata :

    luka

    menonjol,

    bilik mata

    depan

    menonjol,

    nyerimendadak,

    nyeri yang

    tidak

    berkurang

    dengan

    pengobatan,

    mual dan

    muntah.

    Dilakukan

    setiap 6 jam

    asca operasi

    atau

    Mencegah/menurunkan risiko

    komplikasi cedera.Tindakan yang dapat

    meningkatkan TIO

    dan menimbulkan

    kerusakan struktur

    mata pasca operasi

    antara lain:

    Mengejan ( valsalva

    maneuver)

    Menggerakan kepalamendadak

    Membungkuk terlalulama

    Batuk

    Berbagai kondisi

    seperti luka menonjol,

    bilik mata depan

    menonjol, nyeri

    mendadak, hiperemia,

    serta hipopion

    mungkin menunjukan

    cedera mata pasca

    operasi.

  • 5/28/2018 askep glukoma

    20/20

    seperlunya.