40

Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 2: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

1. Pendahuluan

2. Intermediate reaktif

3. Nukleofil and elektrofil

4. Tipe reaksi

5. Ions versus radicals

Page 3: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan Mekanisme, mahasiswa memahami dan menjelaskan

berbagai jenis reaksi dan mekanisme yang dapat terjadipada senyawa organik

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Page 4: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

PEMECAHAN IKATAN KOVALEN

Simetris(homolitik)

tak simetris(heterolitik)

+ +

• Ion berisi elektron yang berjumlah genap

• Reaksi ionik/polar

• Radikal bebas berisi elektronyang berjumlah ganjil.

• Reaksi radikal

Page 5: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 6: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

• Intermediate reaktif merupakan spesies berumur pendekyang tidak pernah berada dalam jumlah/konsentrasi besarkarena spesies terebut akan segera bereaksi begituterbentuk.

• Pada umumnya intermediate reaktif merupakan penggalanmolekul (seperti radikal bebas), sering memiliki atom dengan jumlah ikatan tak lazim.

• Intermediate reaktif umumnya mengandung atom karbondengan hanya dua atau tiga ikatan.

• Spesies seperti itu akan bereaksi cepat dengan berbagaimacam senyawa untuk membentuk produk yang lebihstabil, yaitu senyawa dengan atom karbon tetravalen.

Page 7: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

• Meskipun intermediate reaktif merupakan senyawa yang tak stabil, tetapi spesies tersebut sangat penting dalam halmempelajari Kimia Organik.

• Kebanyakan mekanisme reaksi organik melibatkanintermediate reaktif.

• Jika kita ingin memahami mekanisme reaksi dan mengusul-kan suatu mekanisme reaksi, maka kita harus mengetahuibagaimana spesies reaktif tersebut terbentuk danbagaimana spesies tersebut bereaksi.

Page 8: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Spesies dengan atom karbon trivalen (memiliki 3 ikatan) diklasifikasikan menurut muatannya, yang tergantung padajumlah nonbonding electron:

1. Carbocation: bermuatan positif dan tidak memilikinonbonding electron.

2. Radikal bebas: tak bermuatan dan memiliki satunonbonding electron.

3. Carbanion: bermuatan negatif dan memiliki sepasangnonbonding electron.

4. Cerbene: tak bermuatan dan memiliki 2 ikatan dansepasang nonbonding electron.

Page 9: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 10: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

A. CARBOCATION

• Atom karbon yang bermuatan positif, terikat dengan tiga atom lain, tidak memiliki nonbonding electron, sehingga atom karbon tersebut hanya memiliki 6 elektron di kulit valensinya.

• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan struktur planar dan sudutikatan 120.

Contoh : kation metil (CH3+)

• planar, dengan sudut ikatan1 20°.

• Orbital p yang tak ter-hibridisasi tidak terisielektron (kosong) danterletak tegak lurus bidangikatan C-H.

Page 11: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Carbocation dapat distabilkan oleh gugus alkil dengan cara:

1. Efek induktif:

donasi densitas elektron melalui ilatan ; atom karbon yang bermuatan positif ‘mengambil’ sebagian densitas elektron darigugus alkil yang terikat pada atom karbon tersebut.

2. Partial Overlap antara orbital yang terisi dengan orbital kosong:

gugus alkil memiliki orbital sp3 yang telah terisi dan dapatoverlap dengan orbital p yang kosong milik atom C yang bermuatan positif, sehingga menstabilkan carbocation.

Page 12: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Stabilitas Carbocation

Page 13: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

B. RADIKAL BEBAS

• Radikal bebas tak bermuatan, memiliki elektron berjumlah ganjil.

• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan struktur planar (atau hampirplanar) dan sudut ikatan 120.

• Orbital p tegak lurus bidang ikatan C-H dan berisi 1 elektron.

Page 14: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

• Carbocation dan radikal bebas merupakan spesies yang kekurang-an elektron karena belum terpenuhinya susunan oktet di kulitterluarnya.

• Seperti halnya carbocation, radikal bebas juga dapat distabilkanoleh efek donasi elektron oleh gugus alkil.

Page 15: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

C. CARBANION

• Carbanion bermuatan negatif, memiliki 8 elektron di kulit terluar(3 ikatan + 1 lone pair), hibridisasi sp3.

• Carbanion merupakan nukleofil kuat.

• Carbanion memiliki struktur elektron seperti amine.

Page 16: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

C. CARBENE

• Carbene adalah intermediate reaktif tak bermuatan yang memilikiatom karbon divalen.

• Carbene paling sederhana adalah :CH2 (metilen).

• Carbene memiliki 6 elektron di kulit valensinya.

• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan bentuk segitiga.

• Satu lone pair berada pada salah satu orbital hibrida sp2.

• Ada satu orbital p kosong yang tegak lurus bidang segitiga.

• Carbene dapat bereaksi sebagai nukleofil (karena adanya lonepair) sekaligus sebagai elektrofil (karena adanya orbital kosong).

Page 17: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 18: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 19: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

URUTAN STABILITAS

Page 20: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

• Spesies yang kaya akanelektron yang dapat mem-bentuk ikatan kovalendengan cara mendonasikan 2 elektron kepada situs yang kekurangan elektron

• Nukleofil bermuatan negatif(anion) atau molekul netralyang berisi lone pair of electron.

• Spesies yang kekuranganelektron yang dapat mem-bentuk ikatan kovalendengan cara menerima 2 elektron dari situs yang kayaakan elektron

• Nukleofil bermuatan positif(kation) atau molekul netral.

Page 21: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 22: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Situs nukleofil atau elektrofil dalam suatu senyawa organik netraldapat ditentukan dengan melihat:

1. Keberadaan lone pair

2. Tipe ikatan (sp, sp2, atau sp3)

3. Polaritas ikatan.

CATATAN:

1. Atom (N, O, atau S) yang memiliki elektron yang berpasanganmerupakan situs nukleofil.

2. Ikatan rangkap 2 atau 3 dalam alkena, alkuna, atau aromatismemiliki elektron dengan densitas tinggi, sehingga bersifatsebagai nukleofil. (Ikatan tunggal C – C bukan nukleofil).

3. Dalam suatu ikatan polar, elektron terikat lebih dekat ke atom yang lebih elektronegatif. Atom elektronegatif merupakansitus nukleofil, dan atom yang kurang elektronegatif merupa-kan situs elektrofil.

Page 23: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 24: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 25: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

KEKUATAN RELATIF

1. NUKLEOFIL

• Kekuatan relatif nukleofil (nuklefilisitas) dari suatu anion, atau situs nukleofil dalam suatu molekul netral, tergantungpada ketersediaan dua elektron.

• Semakin elektronegatif suatu atom, maka semakinnukleofilik atom tersebut, karena atom diikat lebih kuat olehnukleus.

• Kekuatan nukleofil suatu anion, dalam satu perioda yang sama pada tabel priodik, mengikuti aturan basisitas: semakin elektronegatif suatu atom, maka semakin lemahnukelofilnya dan basanya.

Page 26: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 27: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

• Kekuatan relatif nukleofil (nuklefilisitas) dari suatu anion, atau atom netral dalam satu golongan yang sama, semakinke bawah akan semakin bertambah.

• Elektron terikat lebih lemah dengan bertambahnya ukuranatom, sehingga atom tersebut lebih mudah membentukikatan.

• Atom yang lebih besar, yang mengikat elektron dengan lebihlemah (daripada atom kecil), memiliki polarisabilitas yang lebih besar.

Page 28: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Kekuatan nukleofil suatu anion tergantung pada solven:

1. Anion biasanya bersifat lebih nukleofil apabila berada dalamsolven apriotik (mengandung gugus polar tetapi bukan ikatanO – H atau N – H), seperti dimetil sulfoksida (Me2SO), dari-pada di dalam solven protik.

2. Dalam solven protik (memiliki gugus O – H atau N – H), seperti metanol (MeOH), solven dapat membentuk ikatanhidrogen dengan anion. Hal ini akan menurunkan nukleo-filisitas karena anion dikelilingi oleh solven, dan ini akanmenghindari anion tersebut menyerang elektrofil. Anion besar kurang larut sehingga merupakan nukleofil yang lebihkuat daripada anion kecil dalam solven protik. Contoh: Ion F–

lebih mudah larut daripada I – sehingga F – merupakannukleofil yang lebuh lemah.

Page 29: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

2. ELEKTROFIL

• Kekuatan relatif elektrofil (elektrofilisitas) dari suatu kation, tergantung pada stabilitas muatan positif.

• Kekuatan elektrofilik relatif dari suatu situs elektrofil dalamsatu molekul netral tergantung pada ukuran muatan positifparsial (+).

• Atom hidrogen atau karbon bersifat sebagai elektrofil jikaterikat pada atom elektronegatif; semakin elektronegatifatom tersebut, semakin elektrofilik hidrogen dan karbon.

Page 30: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Page 31: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

4.1 REAKSI POLAR

A. REAKSI ADISI

Reaksi adisi terjadi jika ada dua molekul yang bergabung meng-hasilkan hanya satu produk.

A + B AB

Page 32: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Mekanisme reaksi ini dapat melalui:

1. Adisi elektrofilik pada alkana

2. Adisi elektrofilik pada alkana

Page 33: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

B. REAKSI ELIMINASI

Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi inidimulai dengan satu bahan baku yang kemudian diubah menjadidua produk.

AB A + B

Mekanisme reaksi ini meliputi hilangnya kation atau anion untuk membentuk intermediate ionik.

Eliminasi alkil halida:

Page 34: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

C. REAKSI SUBSTITUSI

Reaksi substitusi terjadi jika dua bahan baku salingmempertukarkan gugus membentuk dua produk baru.

AB + CD AC + BD

Mekanisme reaksi ini dimulai dengan penyeranganelektrofilik atau nukleofilik terhadap gugus fungsionalkunci.

Substitusi nukleofilik alkil halida:

Page 35: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

Substitusi nukleofilik alkil halida:

Page 36: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

C. REAKSI PENYUSUNAN ULANG

Reaksi substitusi terjadi jika satu bahan baku membentuk satuproduk dengan susunan atom dan ikatan yang berbeda (misalproduk merupakan isomer dari bahan baku.

A B

Mekanisme reaksi meliputi intermediate karbokation, dankation yang pertama terbentuk (misal primer atau sekunder) tersebut berubah menjadi kation yang lebih stabil (misal tersier).

Page 37: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

4.2 REAKSI RADIKAL

Seperti halnya ion, radikal dapat membentuk reaksi adisi, eliminasi, substitusi, dan penyusunan ulang.

Langkah-langkah reaksi radikal:

(1) Inisiasi

Inisiasi merupakan langkah pembentukan radikal melaluipemecahan rantai homolitik (biasanya memerlukan panasatau cahaya).

Page 38: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

(2) Propagasi

Propagasi merupakan reaksi suatu radikal membentuksatu produk radikal baru. Langkah ini meliputi adisi, eliminasi, substitusi, atau penyusunan ulang.

Page 39: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

(3) Terminasi

Terminasi merupakan reaksi coupling/penggabungan duaradikal membentuk produk non-radikal.

Page 40: Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme

4.3 REAKSI IONIK VS RADIKAL

REAKSI IONIK REAKSI RADIKAL

• Berupa pemecahan ikatanhomolitik

• Berupa pemecahan ikatanheterolitik

• Berlangsung pada T rendah • Berlangsung pada T tinggi

• Ion yang terbentuk larut dalamsolven dan distabilkan olehsolven polar

• Tidak melibatkan solven polar

• Terjadi karena adanya gayatarik elektrostatik; muatanpositif (+) menarik muatannegatif (). Situs yang kayaakan elektron bereaksi dengansitus yang kekuranganelektron.

• Terjadi karena radikal(memiliki elektron berjumlahgenap di kulit terluarnya) perlu“menjodohkan” elektronnyauntuk mengisi penuh kulitterluarnya.