Upload
awalmanuhuruk
View
521
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN
Gambar 3.1 Diagram Alir
START
Pemilihan BahanAlumunium
Proses Pengujian : Uji komposisi dan uji tarik
Analisa menggunakan Percobaan
Error
Analisa
End
Kesimpulan dan saran
Proses bending
Analisa menggunakan
perhitungan rumus
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian
1. Mesin pemotong pelat/Gluotin machine.
Gambar 3.2 Mesin Gluotin
2. Mesin bending (bending Machine Hydraulic)
Alat ini merupakan alat uji tarik, dimana pada alat ini terdapat beberapa bagian
penting, seperti : Indikator gaya, indikator langkah ( stroke ), pencekam
spesimen dan mekanisme penggerak alat ( motor ).
3. Vernier Caliper
Alat ini berfungsi untuk mengukur panjang, lebar dan ketebalan specimen.
4. Kamera digital
5. Dial indicator
Alat ini digunakan untuk mengukur defleksi yang terjadi pada spesimen tiap 1
putaran.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alumunium dengan ketebalan 1
mm dan 1,4 mm.
Gambar 3.3 Spesimen pengujian bending
3.3 Pengujian Tekuk
3.3.1 Standar Uji Bending
Pengujian bending menggunakan metode three point bending dan standar uji
ASTM C 393-94 dengann spesifikasi, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Dimensi Spesimen uji bending
Jenis material Tebal
( mm )
Panjang
( mm )
Lebar
( mm )
Alumunium 1 100 12,7
Alumunium 1,4 140 12,7
3.3.2 Alat uji bending
Mesin yang digunkan dalam pengujian bending adalah Torse Universional
testing machine tipe AMU-5-DE di laboratorium ilmu bahan S1 Teknik Mesin UGM
Gambar 3.4 Torse universal testing Machine tipe AMU-5-DE
Spesifikasi sari mesin Uji bending
Merk = Torsee’s Universal Testing Machine
Type = AMU – 5 – DE
Produksi = Tokyo Testing Machine Mfg. Co, Ltd. Tokyo-
Japan
Maksimal pembebanan = 50 kN
Tahun Produksi = 1987
Langkah Kerja pengujian bending.
Tahapan pengujian bending dilakukan sesuai dengan langkah
berikut:
1. Mengukur dimensi specimen meliputi panjang, lebar, dan tebal
sesuai standard ASTM D790.
2. Pemberian label pada setiap spesimen yang telah diukur untuk
menghindari kesalahan pembacaan.
3. Menghidupkan mesin bending untuk melakukan pengujian
bending.
4. Pemsangan spesimen uji tepat di tengah kedua tumpuan dan
pastikan identor tepat di tengah kedua tumpuan.
5. Pemasangan dial indicator dengan melakukan kalibrasi ulang
pada posisi 0 mm yang digunakan untuk menghitung besarnya
defleksi ( 1 putaran = 1 mm) pada specimen.
6. Mencatat besar defleksi setiap1mm untuk 1 putaran dengan
kecepatan konstan dalam setiap penambahan beban sampai
terjadi kegagalan.
7. Setelah mendapatkan data hasil pengujian dilanjutkan dengan
perhitungan kekuatan bending.
3.4 Teknik Pengukuran Sudut
Teknik pengukuran sudut menggunakan CMM (Coordinate Measuring Machine).
Coordinate Measuring Machine (CMM) merupakan alat ukur geometrik modern
dengan memanfaatkan komputer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap
benda ukur serta menganalisa data pengukuran. Proses pengukuran menggunakan
CMM relatif mudah dan cepat. Alat ukur dinamakan mesin ukur karena dimensinya
yang relatif besar dan dioperasikan dengan prosedur tertentu, memiliki tiga sumbu
gerak membentuk sumbu koordinat kartesius (X, Y, dan Z). Sensor alat ukur dapat
digerakkan pada sumbu ini secara manual dan mungkin juga secara otomatik
mengikuti program gerakan pengukuran yang tersimpan dalam komputer
pengontrolnya.
Gambar 3.5 Mesin CMM
Spesifikasi sari mesin Uji bending
Merk = Mytutoyo
Type = OM-Measure 353
Produksi = Tokyo Testing Machine Mfg. Co, Ltd. Tokyo-
Japan
Tahun Produksi = 1979
Prosedur pengukuran sudut menggunakan CMM
1. Membersihkan alat ukur terlebih dahulu sebelum dikalibrasi
2. Mengkalibrasi alat ukur dengan memeriksa dan mengatur
linearitas terhadap sumbu X, Y, dan Z.
3. Mengatur kedudukan XY, ZX, dan ZY dengan posisi tegak lurus.
4. Mendeteksi arah XY, ZX, dan ZY sampai menunjukkan lingkaran
penuh dalam monitor CMM.
5. Menekan tombol F4 untuk memasukkan diameter sensor
sebesar 20,006
6. Menentukan 5 titik untuk mengetahui sensor sudah berfungsi.
7. Memulai pengukuran sudut dengan tombol F1 seperti gambar 3.
Di bawah ini:
Gambar 3.6 Monitor CMM
8. Mengarahkan sensor sesuai titik dalam monitor sebayak 4 kali
yaitu disetiap sisi dari benda uji yang akan diukur.
9. Melakukan penguran sebanyak 3 kali setiap spesimen.
10. Mencatat hasil dari pengukuran ke dalam tabel seperti yang
ditunjukkan pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Lembar pengamatan pengukuran sudut menggunakan mesin CMM
NO Sudut Spesimen Hasil Penguran Sudut setelah Bending (°)1 α° I II III Rata-rata
A B C
Rata-Rata
3.5 Teknik Pengumpulan Data Bending
Lembar pengamatan sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk
mempermudah dalam proses pengolahan data. Dengan menggunakan lembar
pengamatan tersebut, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancer, tertib dan data yang didapat tercatat dengan baik dan rapi. Adapun lembar
pengamatan dalam proses penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan pengujian Bending dengan variasi sudut (α)90o, 60o,
45o, dan 30o.
Spesimen Panjang (L), mm
Lebar(b). mm
Tebal(h), mm
Load(P), Kg Defleksi(δ) mm P1 P2 P3 ∆P
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah eksperimen, yaitu melakukan
serangkaian pengujian pada objek yang diteliti atau spesimen untuk mendapatkan data
yang nantinya akan di gunakan sebagai pembanding dengan hasil teoritis.
Peneltian yang dilakukan pada:
1. Tanggal : 24 April 2009- 28 april 2009
2. Tempat : Laboratorium Bahan Teknik Mesin UGM.