Bab I,II,III, Skripsi [239937]

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    1/53

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Musculoskeletal Disorders (MSDs) sering juga disebut sebagai gangguan

    pada otot rangka, yang merupakan satu dari banyak masalah kesehatan dirasakan

    oleh setiap individu. Seseorang datang ke rumah sakit dengan diagnosis MSDs

    sering mengeluhkan nyeri, dimana nyeri ini sangat berpengaruh terhadap kualitas

    hidup, keterbatasan gerak dan kecacatan penderitanya. (1,2,3)

    Penelitian sebelumnya (Lippman) dalam jurnal Allsop and Ackland, Atlas et

    al menunjukkan tingginya prevalensi dan faktor resiko dari nyeri tersebut ada

    yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan MSDs. Penelitian lain

    (Recinto J) menunjukkan bahwa salah satu penyakit MSDs yang sering terjadi

    pada negara maju dan negara berkembang adalah Low Back Pain(LBP), bahkan

    setengah dari populasi di dunia pernah merasakan nyeriLBP. (4,5)

    Low Back Pain terdiri dari nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati. Penelitian

    Hiyama,et alpada epidemiologi menunjukkan bahwa 20-35% dari pasien LBP

    mampu bertahan dari nyeri neuropatinya. O Connor et aldalam jurnalHiyama et

    almelaporkan bahwa nyeri neuropati berhubungan dengan kualitas hidup, pasien

    dengan nyeri neuropati biasanya memerlukan lebih banyak biaya untuk tindakan

    medis dibandingkan dengan pasien nyeri jenis lain. Hal ini sangat penting untuk

    mengklarifikasi bahwa perkembangan dari nyeri neuropati dan nyeri nosiseptif

    pada pasien LBP adalah hal yang membuat mereka melakukan pengobatan. (6)

    Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah yang ada di

    masyarakat dan dapat menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan layanan

    kesehatan. Produktivitas penderita menurun atau berkurang hingga 20 Juta USDatau setara dengan 200 milyar rupiah setiap tahunnya dan lebih dari 80 Juta USD

    dihabiskan setiap tahunnya untuk mengatasi LBP di Amerika Serikat. Keluhan

    pada penderita LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di

    negara-negara industri. Angka kejadian LBP terbanyak didapatkan pada usia 35-

    55 tahun, dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.

    Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama

    hidupnya. (7) Penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri Perhimpunan

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    2/53

    2

    Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada 14 rumah sakit pendidikan di

    Indonesia. Pada bulan Mei tahun 2002 menunjukan bahwa jumlah penderita nyeri

    sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan), dan terdapat 1.589 orang

    (35,86%) penderita nyeri punggung bawah. (8) Nyeri ini merupakan penyebab

    utama yang membatasi aktifitas penderita pada semua usia terutama pada usia

    produktif dan berpengaruh terhadap kualitas hidup sehingga menjadi alasan

    berkunjung ke dokter, termasuk untuk menjalani tindakan operasi.(7)

    Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai penilaian secara psikologis,

    sosial, kesejahteraan ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang

    dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya. (9) Kualitas hidup pasien

    hendaknya menjadi perhatian penting bagi para professional kesehatan karena

    dapat menjadi acuan keberhasilan dalam suatu tindakan/ intervensi atau terapi. Di

    samping itu, data tentang kualitas hidup juga dapat dijadikan sebagai data awal

    untuk pertimbangan perumuskan intervensi/ tindakan yang tepat bagi pasien. (10)

    World Health Organization(WHO) dalam jurnal Mahadewa dan Maliawan

    menyarankan agar status kesehatan penduduk diukur dalam tiga hal, yaitu (a)

    melihat ada tidaknya kelainan patologis, (b) mengukur fungsi, dan (c) penilaian

    individu atas kesehatannya. Konsep kualitas hidup yang dimaksud dalam uraian

    ini dikembangkan dari konsep sehat WHO, yaitu respon individu dalam

    kehidupan sehari-hari terhadap fungsi fisik, psikis, dan sosial akibat penyakit Low

    Back Pain. (11)

    Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, tingginya prevalensi LBP

    di dunia tidak kalah dengan yang terdapat di Banda Aceh dan mengenai intensitas

    nyeri dengan kualitas hidup belum pernah dilakukan penelitian sehingga ingin

    diteliti hubungan intensitas nyeri pada penderita LBP dengan kualitas hidupnya diPoliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

    masalah penelitian apakah terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low

    back pain dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh?

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    3/53

    3

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada

    pasien low back pain dan kualitas hidup pasien.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Klinis

    Mengetahui hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan

    kualitas hidup pasien.

    1.4.2 Manfaat Teoritis

    1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai intensitas

    nyeri pada penyakit low back pain dan juga kualitas hidupnya.

    2. Hasil penelitian ini dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya

    terkait dengan penyakit low back pain.

    1.5 Hipotesis

    Terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan

    kualitas hidup pasien .

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    4/53

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Low Back Pain

    2.1.1 Definisi

    Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang

    dirasakan di punggung bagian bawah. Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal, nyeri

    radikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah sampai

    lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat

    menjalar hingga kearah tungkai dan kaki. (12,13)

    2.1.2 Epidemiologi

    Negara berkembang dan negara maju, LBP merupakan masalah kesehatan

    utama. LBP paling sering ditemukan pada usia 25-64 tahun. Berdasarkan studi

    yang dilakukan oleh Violinn pada tahun 1995 dalam jurnal Sakinah, dkk dan

    Ehrlich, dikatakan bahwa angka kejadian LBP dua kali lebih tinggi di negara maju

    ( Belgia, Jerman, Swedia ) dibanding dengan negara berkembang ( Nepal, India,

    Indonesia, China, Nigeria, dan Filipina). LBP merupakan masalah penting bagi

    negara dan pekerja. LBP yang berkaitan dengan faktor yang berhubungan dengan

    pekerjaan sering diperbincangkan dan sering disebut sebagai LBP okupasieonal.

    Sedangkan Indonesia, penderita LBP sebanyak 31,6% petani kelapa sawit di Riau,

    21% pengrajin wayang di Jogja, 16% penambang emas di Kalimantan Barat,

    14,9% pengrajin sepatu di Bogor, 8% pengrajin kuningan di Jawa Tengah, 76,7%

    pengrajin batu bata di Lampung dan 41,6% nelayan di Jakarta. (14,15)

    2.1.3 Faktor Risiko

    Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya LBP antara lain faktorindividu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor individu dapat dilihat

    berdasarkan hal-hal berikut ini: usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, lama

    kerja, kebiasaan merokok, aktivitas fisik. Faktor pekerjaan meliputi : beban kerja,

    posisi kerja, repetisi, durasi. Dan faktor lingkungan meliputi : getaran, kebisingan.

    (15,16)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    5/53

    5

    2.1.4 Etiologi

    Nyeri punggung sering kali disebabkan oleh artritis tulang belakang,

    herniasi diskus invertebralis, trauma jaringan lunak akibat keseleo, ketegangan

    dan trauma lainnya yang dapat mempengaruhi nyeri LBP. (17)

    Etiologi LBP dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : (18)

    1. Faktor mekanik

    a. Degenerasi segmen diskus, misalnya osteoartritis tulang belakang atau

    stenosis tulang belakang.

    b. Nyeri diskogenik tanpa gejala radikular.

    c. Radikulopati struktural.

    d. Fraktur vertebra segmen atau oseus.

    e. Spondilosis, disertai atau tanpa adanya stenosis kanal spinal.

    f. Makro dan mikro ketidakstabilan spina atau ketidakstabilan ligamen

    lumbosakral dan kelemahan otot.

    g. Lansia.

    2. Faktor non-mekanik

    a. Sindrom neurologis.

    1) Mielopati atau mielitis struktural.

    2) Pleksopati lumbosakral akut.

    3) Miopati

    4) Spinal segmental atau distonia umum

    b. Gangguan sistemik.

    1) Primer atau neoplasma metastasis.

    2) Infeksi osseus, diskus atau epidural.

    3) Penyakit metabolik tulang, termasuk osreoporosis.c. Nyeri kiriman.

    1) Gangguan ginjal, gangguan gastrointestinal, masalah pelvis, tumor

    retroperitoneal, aneurisma abdominal.

    2) Gangguan psikosomatik.

    2.1.5 Klasifikasi

    KlasifikasiLow Back Paindibagi menjadi 2, yaitu : (19)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    6/53

    6

    1. Berdasarkan Onset

    a. LBP Akut

    LBP yang dialami kurang dari 12 minggu. Beberapa kasus LBP

    akut merupakan kasus serius dan sebagian kasus LBP akut ditemukan

    sebagai kasus LBP non spesifik. Jika LBP akut terjadi disertai dengan

    skiatika, maka kemungkinan besar dapat diprediksi gejalan tersebut

    timbul akibat herniasi diskus intervertebralis. LBP akut dapat persisten

    atau hilang timbul dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

    LBP akut tidak menyebabkan disabillitas fungsional jangka panjang.

    Sebanyak 90% lebih kasus LBP akut dilaporkan bersifat sebagai self-

    limiting dalam jangka waktu 6 minggu dan 2%-7% kasus LBP akut

    dapat berlanjut menjadi LBP kronik.(19)

    b. LBP Kronik

    LBP yang dialami selama lebih dari 12 minggu. LBP kronik

    dapat berlanjut menjadi disabilitas yang parah. Gejala LBP yang

    timbul lebih dari 8 minggu secara cepat sudah dapat menurunkan

    fungsi mobilitas tubuh untuk beraktifitas.(19)

    2. Berdasarkan Etiologi

    a. LBP Spesifik

    Gejala LBP yang dicetuskan oleh penyebab yang diketahui

    seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur, deformitas struktural,

    gangguan inflamasi, sindrom radikular, atau sindrom cauda eqina, dan

    trauma. Gejala LBP dapat hilang atau diturunkan keparahannya

    dengan terapi kausal.(19)

    b. LBP Non Spesifik

    Gejala LBP yang dialami tanpa diketahui penyakit penyebab

    spesifik pencetus LBP seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur,

    deformitas struktural, gangguan inflamasi , sindrom radikular, atau

    sindrom cauda equina. LBP non-spesifik sering disebut sebagai LBP

    idiopatik. Di Amerika Serikat, LBP non-spesifik menempati urutan ke-

    5 sebagai alasan tersering yang membuat pasien mengunjungi

    dokter.(19)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    7/53

    7

    2.1.6 Patofisiologi

    Bentuk punggung yang unik dapat bersifat fleksibel dalam bergerak dan

    memungkinkan untuk melindungi sumsum tulang belakang. Pada sumsum tulang

    belakang banyak tersusun serabut saraf. Mobilitas dan aktifitas tulang belakang

    difasilitasi oleh otot-otot abdominal. Adanya kelainan, perubahan, dan peregangan

    pada struktur penyokong tersebut dapat menimbulkan nyeri punggung.

    Degenerasi diskus intervertebralis akibat penuaan juga dapat menjadi penyebab

    LBP yang sering terlokalisir pada L4-L5 dan L5-S1 sehingga terjadi

    menimbulkan stres mekanis dan penekanan saraf pada daerah tersebut. Dapat

    disimpulkan nyeri punggung bawah timbul karena interaksi mekanis dan atau

    biokimiawi terhadap ujung nosiseptor atau terhadap persarafan yang ada di spina

    lumbalis sehingga terjadi iritasi. (18)

    2.2 Intensitas Nyeri

    2.2.1 Definisi

    Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

    nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

    individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

    berbeda oleh dua orang yang berbeda. (20)

    2.2.2 Klasifikasi Nyeri

    a. Nyeri Nosiseptif

    Nyeri nosiseptif mengacu pada nyeri yang menjalar di sepanjang

    lintasan saraf normal sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut

    a-delta dan serabut c) oleh rangsangan mekanik, termal, atau kemikal yang

    selanjutnya dapat dipilah lagi menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral.

    (21,22)

    b. Nyeri Somatik

    Nyeri yang timbul pada organ non viseral, misalnya nyeri pasca

    bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri atritik. Nyeri somatik dapat

    timbul akibat inflamasi pada kulit, jaringan yang dalam atau cedera tulang.

    Nyeri somatik terlokalisir dengan baik sehingga pasien dapat

    menunjukkan lokasi nyeri. (21,22)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    8/53

    8

    c. Nyeri Viseral

    Nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya akibat distensi

    organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pankreas, jantung.

    Nyeri viseral seringkali diikuti reffered pain dan sensasi otonom, seperti

    mual dan muntah. Lokasi nyeri sulit ditentukan oleh pasien karena timbul

    dari organ dalam, namun nyeri viseral sering menjalar sepanjang

    dermatom saraf. Pasien umumnya menggambarkan nyeri viseral sebagai

    rasa seperti diremas, kram, distensi, seperti rasa bengkak, teregang dan

    tumpul. (21,22)

    d. Nyeri Neuropatik

    Nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf pusat atau

    tepi yang terjadi saat ini atau saat lalu, misalnya neuropati perifer akibat

    sekunder diabetes. Nyeri sering kali persisten, walaupun penyebabnya

    sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar,

    tersengat listrik, tertusuk benda tajam atau alodinia dan disestesia. (21,22)

    e. Nyeri Psikogenik

    Nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyerineuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan

    psikosomatik disebut nyeri psikogenik. Nyeri psikogenik adalah nyeri

    akibat berbagai faktor psikogenik. Ganggunan ini lebih mengarah ke

    gangguan psikogenik dari pada gangguan organ. Pasien yang merasakan

    nyeri psikogenik benar-benar merasakan nyeri tersebut. Nyeri ini

    umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik seperti cemas dan takut

    timbul pada pasien. (20,21)

    2.2.3 Fisiologi Nyeri

    Proses nyeri mulai stimulasi nosiseptor oleh stimulus noxious sampai

    terjadinya pengalaman subjektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan

    kimia yang bisa dikelompokkan menjadi 4 proses, yaitu : transduksi, transmisi,

    modulasi dan persepsi. (21)

    Secara singkat mekanisme nyeri dimulai dari nosiseptor oleh stimulus

    noxious pada jaringan, yang kemudian mengakibatkan stimulasi nosiseptor

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    9/53

    9

    dimana stimulus noxious tersebut akan diubah menjadi potensial aksi. Proses ini

    disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan

    di transmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan

    nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer

    ke kornu dorsalis medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus. Kemudian

    terjadi hubungan timbal balik antara thalamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi

    diotak yang mengurangi respon persepsi nyeri dan efektif yang berhubungan

    dengan nyeri. Tetapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi

    nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulus nosiseptif. Terdapat

    proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat

    modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medulla

    spinalis. Proses terakhir adalah persepsi, dimana pesan nyeri direlay menuju ke

    otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan. (21)

    2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

    Nyeri dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Priharjo nyeri dipengaruhi

    oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi nyeri

    adalah usia, jenis kelamin, perhatian pada nyeri, ansietas, pengalaman nyeri

    sebelumnya, pengetahuan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang

    mempengaruhi nyeri antara lain adalah pola koping, dukungan keluarga, budaya,

    lingkungan dan pengobatan. (23)

    2.2.5 Pengukuran Skala Nyeri

    Pengukuran nyeri seyogyanya dilakukan seobjektif mungkin dan dapat

    menggunakan beberapa metode pengukuran dan terbanyak adalah dengan

    kuesioner serta observasi pola perilaku terkait dengan rasa nyeri. Kategoripengukuran nyeri beragam sekali namun yang termudah yaitu, pengukuran nyeri

    dengan skala kategorikal, numerikal dan pendekatan multidimensional. Masing-

    masing pendekatan pengukuran nyeri ini memiliki kelebihan dan kekurangan

    masing-masing serta tingkat objektifitas-subjektifitas berbeda-beda dan area yang

    menjadi tujuan pengukuran apakah sensorik saja, apakah mencakup efektif serta

    adakah sifat evaluatif dari instrumen dimaksud. (24)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    10/53

    10

    Pengukuran nyeri dapat merupakan pengukuran satu dimensional saja atau

    pengukuran berdimensi ganda. Pada pengukuran satu dimensional umumnya

    hanya mengukur satu aspek nyeri saja, misalnya berapa berat rasa nyeri

    menggunakan pain rating scale yang dapat berupa pengukuran kategorikal atau

    numerikal misalnya Visual Analog Scale(VAS). (21)

    Visual Analog Scale adalah instrumen pengukuran nyeri yang paling

    banyak dipakai dalam berbagai studi klinis dan diterapkan terhadap berbagai jenis

    nyeri. Metode pengukuran ini sebagaimana yang dikembangkan oleh Stevenson

    dan kawan-kawan dari pusat penanganan nyeri kanker di Wisconsin. Terdiri dari

    satu garis lurus sepanjang 10 cm. Garis paling kiri menunjukkan tidak ada rasa

    nyeri sama sekali, sedangkan garis paling kanan menandakan rasa nyeri yang

    paling buruk. Kepada pasien diminta untuk memberikan garis tegak lurus yang

    menandakan derajat beratnya nyeri yang dirasakanya. Instrumen VAS ini tidak

    menggambarkan jenis rasa nyeri yang dialami pasien. Jadi, sebagaimana

    pengukuran kategorikal, maka VAS juga mengukur nyeri secara satu dimensi saja.

    Pengukuran dengan VAS pada nilai dibawah 4 dikatakan sebagai nyeri ringan;

    nilai 4-7 dinyatakan sebagai nyeri sedang; dan diatas 7 dianggap sebagai nyeri

    hebat. (21)

    2.3 Kualitas Hidup

    2.3.1 Definisi

    Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai penilaian secara psikologis,

    sosial, kesejahteraan ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang

    dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya. (24) Kualitas hidup berhubungan

    dengan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu respon emosi terhadap aktivitas

    sosial, aktifitas fisik atau pekerjaan, emosional, hubungan dan komunikasi antar

    keluarga, perasaan senang atau gembira, adanya kesesuaian atau ketercapaian

    antara harapan dan kenyataan, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik,

    sosial, emosional serta adanya kemampuan untuk menjalin komunikasi dan

    sosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. (25) Kualitas hidup

    berhubungan dengan kesehatan merupakan penilaian terbaik untuk hasil atau

    wujud kesehatan pasien. Namun, kualitas hidup tersebut dapat dikategorikan

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    11/53

    11

    sebagai status kesehatan, perasaan sehat atau hanya sebagai kualitas hidup.

    Konsep kualitas hidup ini merupakan suatu konsep yang diadopsi secara

    universal. (9,26) Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi

    para professional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu

    tindakan/intervensi atau terapi. Di samping itu, data tentang kualitas hidup juga

    dapat merupakan data awal untuk pertimbangan merumuskan intervesi/tindakan

    yang tepat bagi pasien. (28)

    2.3.2. Ruang Lingkup Kualitas Hidup

    Secara umum terdapat 5 bidang (domains) yang dipakai untuk mengukur

    kualitas hidup berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO (WorldHealth Organization), bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan

    psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan

    secara rinci bidang-bidang yang termasuk kualitas hidup adalah sbb (29) :

    1. Kesehatan fisik (physical health): kesehatan umum, nyeri, energi dan

    vitalitas, aktivitas seksual, tidur dan istirahat.

    2. Kesehatan psikologis (psychological health): cara berpikir, belajar,

    memori dan konsentrasi.

    3. Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas seharihari,

    komunikasi, kemampuan kerja.

    4. Hubungan sosial (sosial relationship): hubungan sosial, dukungan sosial.

    5. Lingkungan (environment), keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.

    Data kesehatan berkaitan dan dapat dimanfaatkan untuk menilai kualitas

    hidup, faktor lingkungan, rehabilitasi, serta mengevaluasi sistem pelayanan

    kesehatan. Sesuai dengan konsep International Classification of Functioning,

    Disability and Health (ICF), kondisi kesehatan atau status disabilitas penduduk

    dipengaruhi oleh faktor individu dan sosial atau llingkungan (baik individu

    maupun lingkungan) merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam proses

    mempengaruhi kualitas hidup seseorang. (30)

    2.3.3 Instrumen Pengukuran Kualitas Hidup

    Selain yang telah di paparkan diatas mengenai ruang lingkup kualitas

    hidup, terdapat juga salah satu kuisioner yang telah dibakukan yaitu SF-36 (Short

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    12/53

    12

    Form-36).(31) Kuisioner SF-36 ini terdiri dari 36 soal yang mewakili dari 8

    kriteria kesehatan meliputi : fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan

    fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran

    keterbatasan karena masalah emosional dan kesehatan psikis.(30)

    2.5 Hubungan low back pain dengan kualitas hidup

    Low back pain (LBP) adalah kondisi yang paling sering, paling banyak

    memerlukan biaya dan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami disabilitas

    dan gangguan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Nyeri pada lokasi ini sering

    kambuh atau berfluktuasi setiap saat dengan frekuensi yang terus-menerus atau

    eksaserbasi. Prevalensi penyakit LBP sudah dilaporkan sebesar 12-33%. LBP

    adalah penyebab tersering seseorang mengeluarkan biaya yang besar dan

    berhubungan dengan disabilitas pekerjaan dan bisa menyebabkan kualitas hidup

    yang menurun. LBP salah satu penyakit muskuloskeletal, tetapi ada 1 dari 6

    orang bisa bertahan dengan keluhan LBP sebagai satu-satunya sumber rasa nyeri

    yang mereka rasakan. Sebagian besar penderita LBP memiliki nyeri ditempat lain;

    kemungkinan rasa nyeri inilah alasan mereka mengalami disabilitas. Sehingga

    terdapat hubungan atau korelasi antara intensitas nyeri dan masalah fungsionaldalam banyak penelitian yang sudah dilakukan. Bagaimanapun, prevalensi dan

    dampak gangguan pekerjaan serta intensitas nyeri dari Health-Related Quallity of

    Life (HRQoL) pada pasien dengan LBP belum sepenuhnya dipelajari. (32)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    13/53

    13

    2.6 Kerangka Teori

    Keterangan : = yang diteliti

    = yang tidak diteliti

    Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

    Nyeri (21)

    Klasifikasi (19)

    - Akut- Kronik

    Faktor Resiko (15,16)

    - Faktor individu- Faktor pekerjaan- Faktor lingkungan

    Low Back Pain

    (12,13)

    Intensitas Nyeri

    Menggunakan Skala VAS

    (20,21)

    - 0 : tidak nyeri- 1-3 : nyeri ringan- 4-7 : nyeri sedang- 8-10 : nyeri berat

    Kualitas Hidup

    Menggunakan Short Form-

    36(SF-36)(24,25,26,27,28)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    14/53

    14

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain

    cross sectional. Cross sectional survey merupakan teknik untuk melihat secara

    bersamaan atau saling menghubungkan antara variabel independen (bebas)

    dengan variabel dependen (terikat).

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Waktu penelitian telah dilaksanakan pada 23 Juli 201523 Oktober 2015

    saat jam kerja mulai dari pukul 09.0016.00 WIB.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1 Populasi

    Populasi penelitian ini adalah seluruh pasienLow Back Painyang datang

    berobat ke Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh saat jam pelayanan. Pasien

    LBP dalam tiga bulan terakhir berjumlah 200 orang yang terdata pada buku

    register di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh.

    3.3.2 Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang terdiagnosis

    penyakit low back painoleh dokter spesialis saraf pada poliklinik Saraf Rumah

    Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan termasuk dalam kriteria inklusi.

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara Non Probability Sampling

    dengan teknik Consecutive Sampling yaitu pasien yang datang ke rumah sakit

    sesuai dengan nomor urutan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.(33)

    Menentukan ukuran sampel penelitian dengan rumus Slovin :

    = /(1 +

    )

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    15/53

    15

    Keterangan :

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    e =batas toleransi kesalahan 10% 0,1

    = 200/(1 + 200(0,1)

    =66,47 (dibulatkam = 66)

    3.3.3 Kriteria Sampel

    Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah;

    1. Kriteria Inklusia) Pasien yang terdiagnosis low back painoleh dokter ahli saraf.

    b) Pasien dengan umur 18-65 tahun.

    c) Pasien yang bersedia menjadi responden penelitian dan

    menandatanganiInform Consent.

    2. Kriteria Ekslusi

    a) Pasien yang memiliki riwayat trauma dan tumor.

    b) Pasien yang sedang hamil.c) Pasien yang mengalami afasia atau buta huruf.

    3.4 Kerangka Konsep

    Kerangka konsep di bawah ini akan menjelaskan konsep dalam penelitian

    ini. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada

    penderita low back pain. Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian

    ini adalah kualitas hidup. Berikut gambar pengaruh antar variabel:

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 3.1Kerangka Konsep

    Kualitas

    HidupIntensitas Nyeri

    PenderitaLow

    Bcak Pain

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    16/53

    16

    3.5 Definisi Operasional

    Untuk memudahkan memahami pengertian dari variabel dalam penelitian

    ini akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:

    1. Intensitas Nyeri

    Definisi : Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang

    derajat atau tingkatan nyeri yang dirasakan individu,

    pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual

    dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama

    dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.

    Alat ukur : Visual Analog Scale(VAS) yaitu suatu garis lurus dari 0-

    10 cm (100mm) yang menggambarkan derajat atau

    tingkatan nyeri.

    Hasil ukur : skor di peroleh dengan pengukuran jarak titik pada garis

    yang menggambarkan nyeri yang dialami.

    0 = tidak nyeri

    1-3 = nyeri ringan

    4-7 = nyeri sedang

    8-10 = nyeri berat

    Cara ukur : meminta subjek memberi tanda titik atau garis tegak lurus

    pada garis yang menggambarkan nyeri yang dialami.

    Skala : ordinal.

    2. Kualitas Hidup

    Definisi : Penilaian secara psikologis, sosial, kesejahteraan

    ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang

    dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya.

    Alat Ukur : Kuisioner Short Form36( SF-36 ). SF-36 adalah sebuah

    kuesioner survei yang mengukur 8 kriteria kesehatan

    sebagai berikut :

    (1) fungsi fisik ( 10 pertanyaan )

    (2) keterbatasan peran karena kesehatan fisik (4 pertanyaan)

    (3) perasaan nyeri/sakit ( 2 pertanyaan )

    (4) persepsi kesehatan secara umum ( 6 pertanyaan )

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    17/53

    17

    (5) vitalitas ( 4 pertanyaan )

    (6) fungsi sosial ( 2 pertanyaan )

    (7) peran keterbatasan karena masalah emosional (3

    pertanyaan)

    (8) kesehatan psikis ( 5 pertanyaan )

    Hasil ukur : Nilai skor kualitas hidup rata-rata adalah 60, di bawah

    skor tersebut kualitas hidup dinilai kurang baik dan nilai

    skor 100 merupakan tingkat kualitas hidup yang sangat

    baik.

    Cara Ukur : Mengisi kuisioner yang telah disiapkan oleh peneliti.

    Skala : Nominal

    3.6 Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian

    Penelitian menggunakan alat pengumpulan data antara lain :

    1. Visual Analog Scale (VAS) untuk menentukan intensitas nyeri yang

    dirasakan pasien.

    2. Kuisioner SF-36untuk menilai kualitas hidup pasien terhadap penyakit

    yang di deritanya.

    3. Lembar persetujuan (Inform Concent).

    3.7 Metode Pengumpulan Data

    3.7.1 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui

    wawancara dan pengisian kuisioner dengan responden menggunakan kuisioner

    terkait dan data sekunder melalui buku register pada Poliklinik Saraf RSUDZA

    Banda Aceh.

    3.7.2 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti melakukan

    penelitian dengan wawancara dan pengisiian kuisioner kepada responden atau

    keluarga pasien dengan kuisioner yang sudah disiapkan setelah mendapatkan

    persetujuan (izin) dari pihak pasien atau keluarga subjek penelitian dengan syarat

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    18/53

    18

    subjek memenuhi kriteria inklusi pada penelitian. Selanjutnya, hasil pemeriksaan

    dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan data .

    3.8 Metode Pengolahan

    1.

    Editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

    Apabila data belum lengkap ataupun kesalahan data dilengkapi dengan

    mengobservasi ulang.

    2. Coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan

    kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah

    dengan komputer yang bertujuan untuk memudahka peneliti agar tidak

    terjadi kekeliruan dalam menganalisis data.3. Scoring, adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor sesuai

    dengan jawaban responden.

    4.

    Tabulating, hasil dari jawaban responden akan ditabulasi dengan skor

    jawaban sesuai dengan jenis pertanyaan, kemudian digambarkan dalam

    bentuk diagram dan tabel.

    3.9 Analisis Data

    Analisis data dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau

    mendeskripsikan karakteristik tiap variabel. Data yang diperoleh akan

    dimasukkan dalam tabel distribusi, frekuensi, dan persentase. Adapun

    rumus yang digunakan sebagai berikut :

    P =

    x 100%

    Keterangan : P = Persentase

    f1 = Frekuensi teramati

    n = Jumlah seluruh sampel

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    19/53

    19

    2. Analisis Bivariat

    Dalam penelitian ini, digunakan uji Chi-Square untuk mencari

    hubungan masing-masing variabel dependen dan variabel independen.

    Kriteria hubungan yang ditetapkan berdasarkan nilai p

    (probabilitas) yang dihasilkan dengan 95% CI dan nilai = 0,05. Chi-

    Squaredengan notasinya x2yang perumusannya adalah sebagai berikut :

    x2 =(o e)2

    e

    Keterangan :

    X2 = chi-square

    fo = frekuensi hasil observasi

    fe = frekuensi hasil ekspetasi

    Kesimpulan akan diambil menggunakan nilai p dan dibandingkan

    dengan = 0,05 :

    a) Jika p value > 0.05, makahubungan kedua variable adalah tidak

    signifikan pada CI =95% dan = 0,05.b) ika p value < 0.05, maka hubungan kedua variable adalah

    signifikan pada CI=95% dan = 0,05.(33)

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    20/53

    20

    3.10 Alur Penelitian

    Gambar 3.2Alur Penelitian

    Pengambilan data awal

    Kesimpulan

    Memenuhikriteria inklusi

    Analisis data

    Pengumpulan data 66

    orang responden

    Inform Consentdan

    wawancara kepada

    responden

    Pasien datan ke RSUDZA Banda Aceh

    Pengambilan surat izin penelitian di Fakultas Kedokteran Unsyiah

    Mengurus surat izin penelitian di RSUDZA Banda Aceh

    Pemilihan sam el enelitian

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    21/53

    21

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli 2015

    Oktober 2015 di Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

    Responden pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke Poliklinik Saraf

    RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi dan

    ekslusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden.

    4.1.1 Analisa Univariat

    a. Karakteristik umum subjek penelitilianData karakteristik pasien Low Back Pain di RSUDZA Banda Aceh

    yang menjadi subjek penelitian, ditampilkan pada tabel 4.1 dibawah ini :

    Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Umum Subjek Penelitilian

    Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

    Jenis KelaminLaki-Laki 27 40,9Perempuan 39 59,1

    Usia

    1825 7 10,62635 9 13,6364546555665

    132017

    19,730,325,8

    Pendidikan

    Tamat SD 7 10,6Tamat SMP 11 16,7Tamat SMA

    Tamat Perguruan Tinggi

    19

    29

    28,8

    43,9

    Pekerjaan

    PNS 16 24,2Guru 9 13,6Supir 2 3,0IRT 13 19,7Wiraswasta 14 21,2

    Petani 3 4,5Radiografer 1 1,5MahasiswaDosenPegawai

    323

    4,53,04,5

    Total 66 100

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    22/53

    22

    Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel

    4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis

    kelamin perempuan dengan jumlah 39 orang (59,1 %). Berdasarkan umur

    mayoritas responden berusia 46 - 55 tahun sebanyak 20 (30,3%). Berdasarkan

    pendidikan mayoritas responden adalah pada pendidikan perguruan tinggi

    sebanyak 29 orang (43,9 %). Berdasarkan pekerjaan mayoritas respoden adalah

    Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) sebanyak 26 orang (39,4%).

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Intensitas Nyeri (VAS) pada Pasien LBP

    Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

    Derajat Intensitas Nyeri (VAS)

    Ringan 12 18,2Sedang 46 69,7Berat 8 12,1

    Total 66 100

    Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel

    4.2 menunjukkan bahwa berdasarkan derajat intensitas nyeri dengan

    menggunakan skala VASyang pasien alami mayoritas responden memiliki derajat

    sedang sebanyak 46 orang (69,7%).

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien LBP

    Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

    Kualitas Hidup (SF-36)

    Baik 4 6,1

    Kurang baik 62 93,9

    Total 66 100

    Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan kualitas hidup dengan menggunakan SF-36

    mayoritas responden memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 62 orang

    (93,9%).

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    23/53

    23

    4.1.2 Analisa Bivariat

    Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    independen dengan variabel dependen. Kedua variabel dianggap berhubungan

    apabila nilai p Pearson Chi-Square < 0,05. Analisa bivariat dari penelitian ini

    adalah untuk melihat hubungan antara intensitas nyeri pasien Low Back Paindan

    kualitas hidup pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh. Adapun analisa

    bivariat dari penelitian ini sebagai berikut :

    Tabel 4.4 Hubungan intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan kualitas hidup

    pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh

    Intesitas Nyeri

    (Skala VAS)

    Hasil Kuisioner Kualitas Hidup (SF-36)

    PBaik Kurang BaikN % N %

    Ringan 4 33,3 8 66,70,000Sedang 0 0 46 100

    Berat 0 0 8 100

    Total 4 6,1 62 93,9

    Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah pasien LBP yang

    memiliki skala nyeri ringan cenderung sudah mengalami penurunan skor SF-36

    atau mengalami penurunan kualitas hidup, hal ini terlihat sebanyak 66,7% pasien

    dengan VAS yang ringan memiliki hasil SF-36 yang kurang baik. Hal yang serupa

    juga didapatkan pada pasien LBP dengan skor VAS sedang dan berat, keseluruhan

    pasien (100,0%) memiliki skor SF-36 yang kurang baik.

    Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, didapatkan nilai

    Pearson Chi-Square0,000 (p < 0,05) dengan arah korelasi yang positif sehingga

    H0 ditolak dan hipotesis kerja terbukti. Hal ini menandakan bahwa terdapat

    hubungan intensitas nyeri intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan kualitas

    hidup pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh.

    4.2 Pembahasan

    Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang dilihat pada tabel

    4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis

    kelamin perempuan dengan jumlah 39 orang (59,1%) dan minoritas laki-laki yang

    didapatkan 27 orang (40,9%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

    oleh Purnawati, dkk dari 61 responden didapatkan karakteristik jenis kelamin

    terbanyak adalah perempuan 32 orang (52,5%).(34) Hal ini dikarenakan jenis

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    24/53

    24

    kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Secara

    fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah daripada laki-laki sehingga sangat

    banyak penelitian yang menyebutkan kasus muskuloskeletal disorderslebih sering

    pada wanita daripada pria. (35)

    Berdasarkan mayoritas responden berusia 46 - 55 tahun sebanyak 20

    (30,3%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalangi, dkk dari

    30 responden didapatkan usia yang paling mayoritas mengalami LBP adalah

    rentang 45-65 tahun (59,28%) dan juga dalam jurnal terkait mengungkapkan

    bahwa perempuan merupakan mayoritas mengalami LBP. (36)

    World Health Organization( WHO ) menjelaskan dalam jurnal Erlich,

    bahwa Low Back Pain (LBP) adalah penyebab utama kecacatan. Nyeri yang

    dirasakan menyebabkan kecacatan ( disability ) yaitu keterbatasan fungsional

    kegiatan sehari-hari. Hal ini paling banyak mengenai orang - orang dengan usia

    produktif. Pada umumnya masalah nyeri punggung bawah pada pekerja dimulai

    pada umur dewasa dengan puncaknya pada kelompok usia 45-65 tahun. (15)

    Penelitian Manchikanti, et al menemukan bahwa usia rata rata penderita LBP

    pada region Cervical dan Lumbar masingmasingnya adalah 43 tahun dan 47

    tahun. Selain itu juga didapatkan hasil yang sama yaitu dari 60 orang penderita

    LBP mayoritas adalah perempuan 47 orang (78%) dan laki-laki 13 orang (22%).

    (37,38).

    Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi tulang dan

    keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun.(39) Pada usia 30

    tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, pergantian jaringan

    menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas

    pada tulang dan otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang, semakin tinggirisiko orang tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang memicu

    LBP. (40)

    Berdasarkan derajat intensitas nyeri mayoritas responden memiliki derat

    intensitas nyeri sedang sebanyak 46 orang (69,7%) dan intensitas nyeri ringan

    sebanyak 12 orang (18,2%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Sari, dkk dari 30 responden didapatkan 16 orang (53,33%) responden mengalami

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    25/53

    25

    intensitas derajat nyeri sedang dan 1 orang (3,33%) responden mengalami

    intensitas derajat nyeri berat.(41)

    Berdasarkan kualitas hidup mayoritas responden memiliki kualitas hidup

    kurang baik sebanyak 62 orang (93,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Huong, et al yang menyatakan bahwa kualitas hidup penderita

    dengan keluhan nyeri punggung bawah selama lebih dari 6 minggu menurun.

    Penelitian tersebut menggunakan responden remaja sebanyak 93 orang. (42)

    Kuisioner SF-36 ini terdiri dari 36 soal yang mewakili dari 8 kriteria

    kesehatan meliputi : fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan fisik, tubuh

    sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran keterbatasan

    karena masalah emosional dan kesehatan psikis.(30) Pada penelitian ini

    didapatkan responden dengan LBP mengalami penurunan kualitas hidup

    berdasarkan skor kuisioner SF-36 khususnya pada aspek aktifitas fisik sehari-hari

    ( domain kesehatan fisik ) seperti berjalan, menaiki tangga dan melakukan

    pekerjaannya. Sedangkan domain fungsi sosialnya tidak terlalu terganggu akibat

    nyeri yang dirasakan responden. Pada domain kesehatan psikologis rata-rata

    responden mengalami kecemasan.

    Hubungan Intensitas Nyeri Pasien Low Back Pain Dengan Kualitas Hidup

    Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan intensitas nyeri pasien

    LBP dan kualitas hidupnya dengan nilaiPearson Chi-Square0,000 (p < 0,05) dan

    arah korelasi yang positif sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja terbukti.

    Mayoritas responden dengan derajat intensitas nyeri sedang dan berat berdasarkan

    skala VAS memiliki kualitas hidup yang kurang baik, sedangkan pada pasien

    yang memiliki derajat intensitas nyeri ringan berdasarkan VAS memiliki kualitas

    hidup baik dan kurang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukaan oleh

    Schaller, et al dari 412 responden didapatkan 366 orang mengalami penurunan

    kualitas hidup pada domain keterbatasan gerak, 371 orang mengalami penurunan

    kualitas hidup pada domain aktivitas sehari-hari dan 351 orang mengalami

    penurunan kualitas hidup pada domain kecemasan atau depresi.(43)

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natour, et al menyatakan bahwa

    fungsional dan kualitas hidup pada pasien LBP dapat mengalami penurunan oleh

    karena penyakit yang mereka alami. Adanya intervensi medis baik yang langsung

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    26/53

    26

    maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap derajat nyeri dan kualitas

    hidupnya. Dari 60 responden yang diteliti dengan menggunakan metode

    randomized controlled trial terdapat hubungan yang signifikan terhadap

    peningkatan kualitas hidup pasien LBP.(44)

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barzilay, et aldengan menggunakan

    cohort studymenyatakan juga bahwa semakin tinggi derajat intensitas nyeri yang

    pasien alami semakin menurunnya kualitas hidup pasien tersebut. Peningkatan

    kualitas hidup dengan derajat intensitas nyeri yang tinggi dapat dilakukan dengan

    mengurangi derajat intensitas tersebut dengan memperbaiki postur tubuh, baik

    postur tubuh pada saat pasien berjalan ataupun pada saat pasien melakukan

    pekerjaan.(45)

    4.3 Keterbatasan Penelitian

    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini tidak

    mengidentifikasikan faktor-faktor komorbid lain yang dapat mempengaruhi

    kualitas hidup pada pasien LBP.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    27/53

    27

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

    bahwa terdapat adanya hubungan antara intensitas nyeri pasien Low Back Pain

    dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf RSUDZA BandaAceh.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

    menyarankan beberapa hal terkait penelitian ini, antara lain :

    1. Diharapkan masyarakat lebih responsif terhadap penyakit yang memiliki

    keluhan nyeri punggung bawah agar segera memeriksakan diri pada pusat

    kesehatan setempat, sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin.

    2. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberi edukasi kepada pasien

    tentang gejala nyeri punggung bawah guna mencegah terjadinya proses

    progresivitas penyakit lebih lanjut, yang dapat menurunkan kualitas hidup

    pasien.

    3. Diharapkan agar dokter dalam melakukan pengobatan pasien dengan

    gejala nyeri punggung bawah tidak hanya mengobati atau mengurangi

    nyerinya saja tetapi juga memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh

    terhadap kualitas hidup pasien.

    4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian lebih

    lanjut dengan variabel yang lebih variatif serta meneruskan pengolahan

    data hingga analisa multivariat.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    28/53

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Picavet HS and Schouten JS. Musculoskeletal pain in the Netherlands:prevalences, consequences and risk groups, the DMC(3)-study. Netherlands

    : Pain;2003;102:167-78.

    2. Rustoen T, Wahl AK, Hanestad BR, Lerdal A, Paul S and Miaskowski C.Prevalence and characteristics of chronic pain in the general Norwegian

    population. Eur J Pain;2004;8: 555-65.

    3. Samad NIA, Abdullah H, Moin S, Tamrin SBM and Hashim Z. Prevalenceof low back pain and its risk factors among school teachers. Am J Appl

    Sci;2010;7:634-9.

    4. Allsop L and Ackland T. The prevalence of playing-related

    musculoskeletal disorders in relation to piano players playing techniquesand practicing strategies. Music Perform Res;2010; 3:61-78.

    5. Atlas AP, Bondoc RG, Garrovillas RA, Lo RD, Recinto J and Yu KJ.Prevalence of low back pain among public high school teachers in the City

    of Manila. Philipp J Allied Health Sci;2007;2:34-40.

    6. Hiyama A, Watanabe M, Katoh H, Sato M and Sakai D. Evaluation ofquality of life and neuropathic pain in patients with low back pain using the

    Japanese Orthopedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire.

    Japan : Department of Orthopaedic Surgery;2014;24(3):503-12.

    7. Purnamasari H, Gunarso U, Rujito L. Overweight Sebagai Faktor ResikoLow Back Pain pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. margono Soekarto

    Purwokerto. Jakarta : Mandala of Health;2010;6:444-50.

    8. Kelompok Studi Nyeri Persatuan Dokter Saraf Indonesia. Nyeri neuropatikdi daerah punggung bawah (low back pain) : penuntun penatalaksanaan

    nyeri punggung bawah. Yogyakarta : PERDOSSI;2007;46-56.

    9. Hermann BP. Developing a Model of Quality of Life Epilepsy : TheContribution of Neuropsychology. Epilepsia. 1993;34.]

    10.Post JB, Jegede AB, Morin K, Spungen AM, Langho E and Sano M.Cognitive of Chronic Kidney Disease and Hemodialysis Patients without

    Dementia. Nephron Clin Pract;2010;116: 247255.

    11.Mahadewa TGB, dan Maliawan S. Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan tulang belakang. Jakarta: Sagung seto;2010;15(2):153-58.

    12.Minematsu A and Norasteh AA. Epidemiology. Low Back Pain. Rijeka : InTech.2012:4-7.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    29/53

    29

    13.Basuki K. Faktor Resiko KejadianLow Back Painpada Operator TambangSebuah Perusahaan Tambang Nickel Di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi

    Kesehatan Indonesia. 2009; 4(2): 115-21.

    14.Sakinah, Djajakusli R, Naeim F. Faktor yang Berhubungan denganKeluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan

    Lawawoi Kabupaten Sidrap. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    FKM Universitas Hasanuddin Makassar. 2013:1-11.

    15.Ehrlich, GE. Low Back Pain. Bulletin of the World Health Organization.2003; 81(9): 671-6.

    16.Samartzis D, Karppinen J, Luk KDK, Cheung KMC. Body Mass Index andIts Association with Disc Degeneration of the Lumbar Spine in Adult. New

    Orleans: Annual Meeting of the American Academy of Orthopaedic

    Surgeons;2010:17.

    17.Hartwig MS dan Wilson LM. Nyeri: Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:EGC; 2006 (2) :1097-1103.

    18.Helmi ZN. Nyeri Punggung Bawah. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.Jakarta : Penerbit Salemba Raya; 2011:57-72.

    19.Balague F, Mannion AF, Pellise F, Cedraschi C. Non Spesifik Low BcakPain. Lancet 2012; 379: 482-91.

    20.Setiyodi BS, Kasjmir YI, Isbagio H dan Kalim H. Nyeri: Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam. V ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

    Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009: 2483-2494.

    21.Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC; 2007 :2-6.

    22.Oman KS, McLain JK dan Scheetz LJ. Panduan Belajar KeperawatanEmergensi. Jakarta : EGC; 2008:26-27.

    23.Priharjo R. Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien. Jakarta: EGC; 2003: 87-88.

    24.Dieppe PA and Lohmander LS. Pathogenesis and Management of Pain inOsteoarthritis. The Lancet. 2005; 365(9463): 965-973.

    25.Supriyadi W, Widowati dan Sekar R. Tingkat Kualitas Hidup Pasien GagalGinjal Kronik Terapi Hemodialisis. Semarang : Universitas Negeri

    Semarang;201; 6(2): 107-112: http//journal.unnes.ac.id/index.php/kesmas.

    26.Nazir KA, Kalim H dan Radi B. Penilaian Kualitas Hidup Pasien PascaBedah Pintas Koroner yang Menjalani Rehabilitasi Fase III. Jurnal

    Kardiologi Indonesia.2007; 28(23) : 189-196.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    30/53

    30

    27.Apfelbacher CJ, Jones C, Hankins M, Smith H. Validity of two commonasthma-specific quality of lide questionnaires: juniper mini asthma quality

    of life questionaire and Sydney asthma quality of life questionaire. Health

    and quality of life outcome. 2012; 10(97).

    28.World Health Organization(WHO). Quality of Life Assesment, WHOQOLGroup ; 1998;28(3):551-8.

    29.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kualitas Hidup.www.depkes.go.id.[online]; 2009 [cited 2013 08 15].

    30.Rand. Scoring Instruction for the 36-item Short Form Survey (SF-36).[Online].; 2009 [cited 2015 Mei 24. Available from :

    http:www.rand.org/health/surveys_tools/mos/mos_core_36item_scoring.ht

    m

    31.Rubin D. Epidemiology and Risk Factors for Spine Pain. Eur Spine J:Neural Clinic;2005;25:353-5.

    32.Yamada K, Matsudaira K, Takeshita K, Oka H, Hara N and Takagi Y.Prevalence of low back pain as the primary pain site and factors ssociated

    with low health-related quality of life in a large Japanese population: a

    pain-associated cross-sectional epidemiological survey. Japan : Japan

    College of Rheumatology;2014;24(2):343-348.

    33.Notoadmojdo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

    Cipta;2010; 126-130.

    34.Purnawati S, Wibawa A dan Negara KNDP. Hubungan Antara IndeksMasa Tubuh (IMT) Kategori Overweight dan Obesitas dengan Keluhan

    Low Back Pain (LBP) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

    Udayana. Denpasar Bali : Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas

    Udayana; 2015;3(1):30-34.

    35.Jantine S, Frank V, Marijn R, Ilse C, Sita M, Bart W, et al. Direct Accessto Physical Therapy for Patients with Low Back Pain in The Netherland:

    Prevalence and Predictors. March 2014; 94(3) : 363 - 377.

    36.Kalangi P, Angliadi E, dan Gessal J. Perbandingan Kecepatan Berjalanpada Pasien Nyeri Punggung Bawah Mekanik Subakut dan Kronik

    Menggunakan Timed Up and Go Test. Manado: Jurnal e-Clinic; 2015;3(1)

    :143-149.

    37.Manchikanti L, Vijay S, Frank JE Falco, Kemberly A Cash and VidyasagarP. Evaluation of Lumbar Facet Joint Nerve Block in Managing Chronik

    Low Back Pain : A Randomized, Double Blind, Controlled Trial with a

    2- year Follow Up. Int J Med Sci. 2010; 7(3) : 124-135.

    http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/
  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    31/53

    31

    38.Manchikanti L, Kemberly A and Pampati V. Fluoroscopic Caudal EpiduralInjections in Managing Chronik Axial Low Back Pain without Disc

    Herniation, Radiculitis or Facet Joint Pain. Pain Physician Journal. 2014:

    370.

    39.Triki M, Kaubaa A, Masmoudi L, Fellman N and Tabka Z. Prevalence andRisk Factors of Low Back Pain Among Undergraduate Student of a Sport

    and Physical Education Institut in Tunisia; 2013;10(1): 1-6.

    40.Spyropaulos, Panagiotis, George G, Efsthathios C, Harilous K and FotinniK. Prevalence of Low Back Pain in Geek Public office Workers.

    2007;10:651-660.

    41.Sari NPLNI, Mogi TI, dan Angliadi E. Hubungan Lama Duduk denganKejadian Low Back Pain pada Operator Komputer Perusahaan Travel di

    Manado. Manado : Jurnal e-Clinic; 2015; 3(2) : 687-694.

    42.Huong H, Janice T, Karen W, Robert S and Saper B. Preference andExpectation for Treatment Assignment in a Randomized Controlled Trial

    of Once Vs. Twice Weekly Yoga for Chronik Low Back Pain. Boston

    Univercity : Department of Family Medicine ;2015: 34-39.

    43.Schaller A, Dejonghe L, Haastert B and Froboese I. Physical Activity andHealth Related Quality of Life in Chronic Low Back Pain: A Cross

    Sectional Study. Germany : BMC Musculoskeletal Disorders ; 2015 : 64-

    66.

    44.Natour J, Cazotti LA, Ribeiro LH, Baptista AS and Jones A. PilatesImproves Pain, Function and Quality of Life in Patients with Chronic Low

    Back Pain : A Randomized Controlled Trial. Brazil : Sage journal; 2015;

    29(2): 59-68.

    45.Barzilay Y, Segal G, Lotan R, Regev G, Beer Y, Lonner BS, et al. Patientswith Chronic Non-Specifik Low Back Pain Who Reported Reduction in

    Pain and Improvement in Function also Demonstrated an Iprovement in

    Gait Pattern. SpringerVerlag Berlin Heidelberg; 2015 : 1-6.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    32/53

    32

    LAMPIRAN 1

    Perencanaan Jadwal Kegiatan Penelitian (Tahun 2015)

    No. Kegiatan

    Bulan

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1. Studi Perpustakaan

    2. Penyusunan Proposal

    3. Seminar Proposal

    4. Pengambilan Data

    5. Pengolahan Data

    6. Penyusunan Skripsi

    7. Sidang

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    33/53

    33

    LAMPIRAN 2

    PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

    HUBUNGAN INTENSITAS NYERI PASIEN LOW BACK PAIN

    DAN KUALITAS HIDUP DI POLIKLINIK SARAFRSUDZA BANDA ACEH

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Yth Bapak/ Ibu,

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Fauzia Eliza Saraswati

    NIM : 1207101010143

    Alamat : Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie, Ulee Kareng.

    No. Hp : 085277478089

    Dengan ini memohon kesediaan ibu/bapak untuk ikut terlibat dalam

    penelitian yang sedang saya kerjakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

    Sarjana Kedokteran (S. Ked). Penelitian ini berjudul Hubungan Intensitas

    Nyeri Pasien Low Back Pain dan Kualitas Hidup di Poliklinik Saraf

    RSUDZA Banda Aceh

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri

    pasien low back pain dan kualitas hidup pasien. Peneliti akan menilai dengan

    melakukan wawancara untuk intensitas nyeri dan pengisian kuisioner Short Form

    -36 (SF-36) untuk kualitas hidup. Apapun hasil dan identitas Anda dalam

    penellitian ini akan saya jamin kerahasiaannya dan data yang diperoleh hanya

    akan di pergunakan untuk penelitian ini saja.

    Besar harapan saya agar ibu/bapak dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.

    Demikianlah penjelasan ini disampaikan, saya sebagai peneliti mengucapkan

    terimakasih atas perhatian dan kerjasama yang baik ini.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Peneliti,

    Fauzia Eliza Saraswati

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    34/53

    34

    LAMPIRAN 3

    Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama :

    Umur :

    Pekerjaan :

    Alamat :

    Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya

    mengenai penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Nyeri Pasien Low

    Back Pain dan Kualitas Hidup di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Acehdan

    setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya resiko yang mungkin terjadi,

    dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengijinkan dengan rela saya menjadi

    subjek penelitian tersebut.

    Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenar-benarnya dengan

    penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga.

    Banda Aceh, Juli 2015

    Yang menyatakan Peneliti

    ( ) (Fauzia Eliza Saraswati )

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    35/53

    35

    LAMPIRAN 4

    KUISIONER

    Kualitas Hidup (SF-36)

    A. Identitas Responden

    NAMA :

    UMUR :a. 1825b. 2635c. 3645d. 4655

    e. 5665JENIS KELAMIN :

    TANGGAL PENGISIAN :

    TINGKAT PENDIDIKAN :

    a. Tamat SDb. Tamat SMP

    c. Tamat SMAd. Tamat Perguruan Tinggi

    PEKERJAAN :

    a. PNSb. Guruc. Supird. IRT

    e. Wiraswastaf. Petanig. Radiograferh. Mahasiswa

    i. Dosenj. Pegawai

    STATUS PERKAWINAN :

    Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih satu jawaban

    yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda rasakan.

    1. Secara umum, menurut anda bagaimana keadaan kesehatan anda saat ini?

    a. Sangat baik sekali = 1

    b. Sangat baik = 2

    c. Baik = 3

    d. Cukup baik = 4

    e. Buruk = 5

    2. Bagaimana kesehatan anda saat ini dibanding satu tahun yang lalu?

    a. Sangat baik sekali = 1

    b. Sangat baik = 2

    c. Baik = 3

    d. Cukup baik = 4

    e. Buruk = 5

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    36/53

    36

    Dalam 4 minggu terakhir, apakah keadaan kesehatan anda sangat membatasi

    aktivitas yang anda lakukan di bawah ini?

    Keterangan :

    SM : Sangat Membatasi

    SdM : Sedikit Membatasi

    TM : Tidak Membatasi

    No. Pertanyaan SM

    (1)

    SdM

    (2)

    TM

    (3)

    3. Aktifitas yang membutuhkan banyak energi,

    mengangkat benda berat, melakukan olahraga berat.

    4. Aktifitas ringan seperti memindahkan meja,

    menyapu, jogging/jalan santai.

    5. Mengangkat atau membawa barang ringan

    (misalnya belanjaan, tas).

    6. Menaiki beberapa anak tangga.

    7. Menaiki satu anak tangga.

    8. Menekuk leher/ tangan/ kaki, bersujud atau

    membungkuk.

    9. Berjalan lebih dari 1,5 km.

    10. Berjalan melewati beberapa gang/ 1 km.

    11. Berjalan melewati 1 gang/ 0,5 km.

    12. Mandi atau memakai pakaian.

    Selama 4 minggu terakhir, apakah anda mengalami masalah-masalah berikut

    dibawah ini yang dapat mempengaruhi pekerjaan anda atau aktivitas anda sehari-

    hari ?

    No. Pertanyaan Ya

    (1)

    Tidak

    (2)

    13. Menghabiskan seluruh waktu anda untuk melakukan

    pekerjaan atau aktifitas lain.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    37/53

    37

    14. Menyelesaikan pekerjaan tidak tepat pada waktunya.

    15. Terbatas pada beberapa pekerjaan atau aktifitas lain.

    16. Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau

    aktifitas-aktifitas lain (misalnya dengan membutuhkan

    energi exstra seperti mendongkrak/ bertukang, mencuci).

    Selama 4 minggu terakhir, apakah pekerjaan atau aktifitas sehari-hari anda

    mengalami beberapa masalah dibawah ini sebagai akibat dari masalah emosi anda

    ( seperti merasa sedih/ tertekan atau cemas).

    No. Pertanyaan Ya(1)

    Tidak(2)

    17. Menghabiskan seluruh waktu anda untuk melakukan

    pekerjaan atau aktivitas lain.

    18. Menyelesaikan pekerjaan tidak lama dari biasanya.

    19. Dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lain tidak

    berhati-hati sebagaimana biasanya.

    20. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar masalah emosional mengganggu

    aktivitas sosial anda bersama keluarga, teman, tetangga atau perkumpulan

    anda?

    a. Tidak mengganggu = 1

    b. Sedikit mengganggu = 2

    c. Agak mengganggu = 3

    d. Mengganggu sekali = 4

    e. Sangat mengganggu sekali = 5

    21. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu

    terakhir?

    a. Tidak ada nyeri = 1

    b. Nyeri sangat ringan = 2

    c. Nyeri ringan = 3

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    38/53

    38

    d. Nyeri sedang = 4

    e. Nyeri sekali = 5

    f. Sangat nyeri sekali = 6

    22. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar rasa sakit/ nyeri mengganggu

    pekerjaan anda sehari- hari (termasuk pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan

    di dalam rumah) ?

    a. Tidak mengganggu sedikitpun = 1

    b. Sedikit mengganggu = 2

    c. Cukup mengganggu = 3

    d. Sangat mengganggu = 4

    e. Sangat mengganggu sekali = 5

    Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah tentang bagaimana perasaan anda

    dalam 4 minggu terakhir, untuk setiap pertanyaan silahkan beri satu jawaban yang

    paling sesuai dengan perasaan anda.

    Keterangan :

    S : Selalu

    HS : Hampir Selalu

    CS : Cukup Sering

    KK : Kadang-kadang

    J : Jarang

    TP : Tidak Pernah

    No. Pertanyaan S(6)

    HS(5)

    CS(4)

    KK(3)

    J(2)

    TP(1)

    23. Apakah anda merasa penuh semangat?

    24. Apakah anada seorang yang sangat

    gugup?

    25. Apakah anda merasa sangat tertekan dan

    tak ada yang menggambirakan anda ?

    26. Apakah anda merasa tenang dan damai?

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    39/53

    39

    27. Apakah anda memiliki banyak tenaga ?

    28. Apakah anda merasa putus asa dan sedih?

    29. Apakah anda merasa bosan?

    30. Apakah anda seorang yang periang?

    31. Apakah anda merasa cepat lelah?

    32. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering kesehatan fisik dan masalah emosi

    mempengaruhi kegiatan sosial anda (seperti mengunjungi teman, saudara dan

    lain-lain) ?

    a. Selalu = 1

    b. Hampir selalu = 2

    c. Kadang-kadang = 3

    d. Jarang = 4

    e. Tidak pernah = 5

    Petunjuk berikut dimaksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan no. 33-36.

    Menurut anda, sejauh mana kebenaran pernyataan berikut menggambarkan

    keadaan kesehatan anda.

    Keterangan :

    B : Benar

    BS : Benar Sekali

    TT : Tidak Tahu

    S : Salah

    SS : Salah Sekali

    No. Pertanyaan B

    (1)

    BS

    (2)

    TT

    (3)

    S

    (4)

    SS

    (5)

    33. Saya merasa sepertinya mudah menderita sakit.

    34. Saya sama sehatnya seperti orang lain.

    35. Saya merasa kesehatan saya makin memburuk.

    36. Kesehatan saya sangat baik.

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    40/53

    40

    LAMPIRAN 5

    Skor Kuisioner SF-36

    Tabel : Skor Kuisioner SF-36

    No. Pertanyaan No.Responden Skor

    1,2,20,22,34,36 1

    2

    3

    4

    5

    100

    75

    50

    25

    0

    3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 1

    2

    3

    0

    50

    100

    13,14,15,16,17,18,19 1

    2

    0

    100

    21,23,26,27,30 1

    2

    3

    4

    5

    6

    100

    80

    60

    40

    20

    0

    24,25,28,29,31 1

    2

    3

    4

    5

    6

    0

    20

    40

    60

    80

    100

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    41/53

    41

    32,33,35 1

    2

    3

    4

    5

    0

    25

    50

    75

    100

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    42/53

    42

    LAMPIRAN 6

    Visual Analog Scale

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    43/53

    43

    LAMPIRAN 7

    Karakteristik Derajat Intensitas Nyeri Pasien LBP dan Kualitas Hidup di

    Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh

    No.

    Karakteristik

    NamaJenis

    KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan

    1 Ny. RY P 65 Tamat SMA Guru

    2 Tn. MH L 35 Tamat SD Supir

    3 Ny. R P 43 Tamat SMA IRT

    4 Ny. Nr P 50 Tamat S1 Guru

    5 Tn. FU L 49 Tamat SD Petani

    6 Ny. J P 64 Tamat SMA IRT

    7 Ny. T P 53 Tamat S1 Guru

    8 Ny. Kh P 43 Tamat SMP Wiraswasta

    9 Ny. Sy P 60 Tamat SD Wiraswasta

    10 Tn. MJ L 65 Tamat SMA Supir

    11 Ny. Nh P 28 Tamat SMP IRT

    12 Tn. AM L 24 Tamat DIII Radiografer

    13 Tn. MA L 65 Tamat SMA Wiraswasta

    14 Ny. Rh P 63 Tamat SMA IRT

    15 Tn. TH L 23 Tamat SMA Mahasiswa

    16 Tn. S L 43 Tamat DIII PNS17 Ny. H P 33 Tamat SD IRT

    18 Ny. S P 29 Tamat S1 PNS

    19 Tn. D L 52 Tamat S1 PNS

    20 Ny. N P 65 Tamat S1 Guru

    21 Nn. C P 24 Tamat SMA PNS

    22 Tn. M L 48 Tamat S1 Guru

    23 Tn. TRM L 22 Tamat SMA Mahasiswa

    24 Tn. MN L 61 Tamat SD Petani

    25 Ny. Q P 64 Tamat SMP IRT

    26 Ny. Sl P 63 Tamat SMA IRT

    27 Tn. AM L 65 Tamat S2 Dosen

    28 Ny. A P 31 Tamat S1 PNS

    29 Ny. AA P 60 Tamat SD IRT

    30 Ny. RY P 27 Tamat S1 PNS

    31 Tn. B L 52 Tamat SMP Wiraswasta

    32 Ny. Z P 65 Tamat SMA IRT

    33 Ny. E P 42 Tamat S1 PNS

    34 Tn. EM L 37 Tamat S1 Wiraswasta

    35 Tn. AM L 30 Tamat SMA Wiraswasta

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    44/53

    44

    36 Nn. CR P 25 Tamat SMA Wiraswasta

    37 Tn. Ah L 47 Tamat SMP Wiraswasta

    38 Ny. H P 65 Tamat SMP Petani

    39 Ny. Zr P 55 Tamat SMA PNS

    40 Ny. AM P 50 Tamat SMP IRT

    41 Tn. BA L 45 Tamat SMP Wiraswasta

    42 Tn. HH L 36 Tamat S1 Pegawai

    43 Tn. F L 40 Tamat SMA Wiraswasta

    44 Ny. I P 47 Tamat S1 PNS

    45 Tn. Mw L 56 Tamat S2 Dosen

    46 Ny. IM P 29 Tamat S1 PNS

    47 Ny. S P 42 Tamat SMA PNS

    48 Tn. IN L 54 Tamat SMA Wiraswasta

    49 Ny. A P 45 Tamat S1 PNS50 Ny. IN P 48 Tamat SMA Wiraswasta

    51 Ny. Ks P 29 Tamat S1 PNS

    52 Ny. S P 50 Tamat SMP IRT

    53 Tn. AH L 62 Tamat SMA Pegawai

    54 Ny. Zf P 53 Tamat SMP IRT

    55 Ny. Nrl P 46 Tamat S1 PNS

    56 Ny. Nw P 50 Tamat SMP Wiraswasta

    57 Ny. Mz P 42 Tamat S1 Guru

    58 Ny. Hm P 50 Tamat S1 Guru

    59 Tn. BU L 42 Tamat DIII PNS

    60 Tn. Mk L 45 Tamat SMA Wiraswasta

    61 Tn. Mrz L 47 Tamat DIII Pegawai

    62 Nn. IG P 24 Tamat S1 Guru

    63 Tn. Hd L 53 Tamat S1 PNS

    64 Tn. MB L 23 Tamat SMA Mahasiswa

    65 Ny. Sd P 54 Tamat SMA Guru

    66 Ny. NF P 56 Tamat SD IRT

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    45/53

    45

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    46/53

    50

    LAMPIRAN 8

    Distribusi Karakteristik Umum Subjek Penelitilian

    (Analisa Univariat)

    [DataSet1]

    Statistics

    Usia Jenis Kelamin

    N Valid 66 66

    Missing 0 0

    Usia

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 18-35 16 24.2 24.2 24.2

    36-52 26 39.4 39.4 63.6

    53-65 24 36.4 36.4 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    Jenis Kelamin

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Laki-Laki 27 40.9 40.9 40.9

    Perempuan 39 59.1 59.1 100.0

    Total 66 100.0 100.0

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    47/53

    51

    Pendidikan

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid SD 7 10.6 10.6 10.6

    SMP 11 16.7 16.7 27.3

    SMA 19 28.8 28.8 56.1

    Perguruan Tinggi 29 43.9 43.9 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    Pekerjaan

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid PNS 16 24.2 24.2 24.2

    Guru 9 13.6 13.6 37.9

    Supir 2 3.0 3.0 40.9

    IRT 13 19.7 19.7 60.6

    wiraswasta 14 21.2 21.2 81.8

    Petani 3 4.5 4.5 86.4

    Radiografer 1 1.5 1.5 87.9

    Mahasiswa 3 4.5 4.5 92.4

    Dosen 2 3.0 3.0 95.5

    Pegawai 3 4.5 4.5 100.0

    Total 66 100.0 100.0

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    48/53

    52

    LAMPIRAN 9

    Persentase Karakteristik berdasarkan Intensitas Nyeri (Skala VAS) dan Kualitas

    Hidup (SF-36) di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh

    (Analisa Bivariat)

    [DataSet1]

    Statistics

    Usia Jenis Kelamin VAS SF-36

    N Valid 66 66 66 66

    Missing 0 0 0 0

    Frequency Table

    VAS

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Ringan 12 18.2 18.2 18.2

    Sedang 46 69.7 69.7 87.9

    Berat 8 12.1 12.1 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    SF-36

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Baik 4 6.1 6.1 6.1

    Kurang Baik 62 93.9 93.9 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    Case Processing Summary

    Cases

    Valid Missing Total

    N Percent N Percent N Percent

    VAS * SF-36 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    49/53

    53

    VAS * SF-36 Crosstabulation

    CountSF-36

    TotalBaik Kurang Baik

    VAS Ringan 4 8 12

    Sedang 0 46 46

    Berat 0 8 8

    Total 4 62 66

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymptotic

    Significance (2-

    sided)

    Pearson Chi-Square 19,161a 2 ,000

    Likelihood Ratio 14,903 2 ,001

    Linear-by-Linear Association 12,362 1 ,000

    N of Valid Cases 66

    a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum

    expected count is ,48.

    Case Processing Summary

    Cases

    Valid Missing Total

    N Percent N Percent N Percent

    VAS * SF-36 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    50/53

    54

    VAS * SF-36 Crosstabulation

    SF-36

    TotalBaik Kurang Baik

    VAS Ringan Count 4 8 12

    % within VAS 33,3% 66,7% 100,0%

    % within SF-36 100,0% 12,9% 18,2%

    Sedang Count 0 46 46

    % within VAS 0,0% 100,0% 100,0%

    % within SF-36 0,0% 74,2% 69,7%

    Berat Count 0 8 8

    % within VAS 0,0% 100,0% 100,0%

    % within SF-36 0,0% 12,9% 12,1%Total Count 4 62 66

    % within VAS 6,1% 93,9% 100,0%

    % within SF-36 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymptotic

    Significance (2-

    sided)

    Pearson Chi-Square 19,161a 2 ,000

    Likelihood Ratio 14,903 2 ,001

    Linear-by-Linear Association 12,362 1 ,000

    N of Valid Cases 66

    a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum

    expected count is ,48.

    Symmetric Measures

    Value

    Approximate

    Significance

    Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,474 ,000

    N of Valid Cases 66

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    51/53

    55

    LAMPIRAN 10

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    52/53

    56

    LAMPIRAN 11

  • 7/25/2019 Bab I,II,III, Skripsi [239937]

    53/53

    57

    LAMPIRAN 12

    RIWAYAT HIDUP

    1. Nama : Fauzia Eliza Saraswati

    2. Tempat, Tanggal Lahir : Banda Aceh, 21 Januari 1994

    3. Riwayat Pendidikan

    a. TK : TK Perwanida Banda Aceh

    b. SD : MIN 1 Model Banda Aceh

    c. SLTP : MTsN 1 Model Banda Aceh

    d. SLTA : SMA Negeri 4 Banda Aceh

    4. Tahun Masuk Universitas : 2012

    5. Nomor Induk Mahasiswa : 1207101010143

    6. Program Studi : Pendidikan Dokter

    7. Alamat : Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie,

    Ulee Karenng Banda Aceh

    8. Nama Orang Tua

    a. Ayah : H. Taufik Fauzi, SKP, M.Si

    b. Ibu : Hj. Maiti Elida, SKM

    9. Pekerjaan Orang Tua

    a. Ayah : PNS

    b. Ibu : PNS

    10. Alamat Orang Tua : Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie,Ulee

    Kareng Banda Aceh