14
34 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Pendahuluan Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu: 1. mengetahui perbedaan penguasaan kompetensi profesional antara guru yang sudah bersertifikat dan guru yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa; 2. mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang belum bersertifikat; 3. mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa yang sudah bersertifikat. Untuk mencapai tujuan penelitian, hasil penelitian dilaporkan dalam dua tahap. Secara rinci sebagai berikut: 1. Analisis Pendahuluan Tahap ini setiap indikator penelitian dideskripsikan menggunakan distribusi frekuensi, polygon frekuensi, ukuran tendensi pusat, ukuran dispersi, serta estimasi. 2. Analisis Lanjut Pada tahap ini adalah tahap uji hipotesis yakni uji satu sisi dengan menggunakan uji beda mean, serta uji satuan mean. Berikut merupakan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

  • Upload
    hadat

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

34

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Pendahuluan

Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh

sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh penulis,

yaitu:

1. mengetahui perbedaan penguasaan kompetensi profesional antara guru

yang sudah bersertifikat dan guru yang belum bersertifikat di SMP

Negeri se Kecamatan Ambarawa;

2. mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se

Kecamatan Ambarawa yang belum bersertifikat;

3. mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri se

Kecamatan Ambarawa yang sudah bersertifikat.

Untuk mencapai tujuan penelitian, hasil penelitian dilaporkan dalam dua

tahap. Secara rinci sebagai berikut:

1. Analisis Pendahuluan

Tahap ini setiap indikator penelitian dideskripsikan menggunakan

distribusi frekuensi, polygon frekuensi, ukuran tendensi pusat, ukuran

dispersi, serta estimasi.

2. Analisis Lanjut

Pada tahap ini adalah tahap uji hipotesis yakni uji satu sisi dengan

menggunakan uji beda mean, serta uji satuan mean. Berikut merupakan

Page 2: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

35

hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya, yang merupakan

jawaban dari penelitian yang hendak dicapai.

4.1.1. Perbedaan Penguasaan Kompetensi Profesional Antara Guru Yang

Sudah Bersertifikat dan Guru Yang Belum Bersertifikat

Beda penguasaan kompetensi profesional yang dimaksud disini adalah

sejauh mana perbedaan penguasaan yang dimiliki oleh guru yang telah bersertifikat

dibandingkan dengan guru yang belum bersertifikat.

Hasil analisis pendahuluan terdapat 66 sampel guru di SMP Negeri se

Kecamatan Ambarawa menunjukkan bahwa distribusi frekuensi beda penguasaan

kompetensi profesional paling banyak adalah guru yang sudah bersertifikat

sebanyak 36 orang (55%) dengan perhitungan tendensi pusat sebesar 87,25 serta

ukuran dispersi 1,05. Setelah diestimasi menunjukkan hasil 86,907≤ µ ≤ 87,593

yang artinya rata-rata penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah

bersertifikat pada populasi berada antara 86,907 ke 87,593 pada tingkat konfidensi

95%. Hal ini berarti penguasaan guru yang sudah bersertifikat terhadap kompetensi

profesional yang disyaratkan adalah tinggi. Tingginya penguasaan kompetensi

profesional, menunjukkan bahwa guru yang sudah bersertifikat adalah guru yang

profesional. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.1. lampiran 4 halaman 73.

Sedangkan guru yang belum bersertifikat sebanyak 30 orang (45%) dengan

perhitungan tendensi pusat sebesar 75,08 serta ukuran dispersi 7,71. Setelah

diestimasi menunjukkan hasil 72,199 ≤ µ ≤ 77,961 yang artinya rata-rata

penguasaan kompetensi profesional guru yang belum bersertifikat pada populasi

berada 72,199 ke 77,961 pada tingkat konfidensi 95%. Hal ini berarti penguasaan

guru yang belum bersertifikat terhadap kompetensi profesional yang disyaratkan

Page 3: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

36

adalah rendah. Rendahnya penguasaan kompetensi ini, menunjukkan bahwa guru

yang belum bersertifikat adalah guru yang tidak profesional. Lebih jelasnya bisa

dilihat pada Gambar 2.2. lampiran 4 halaman 73.

Berdasarkan hasil analisis pendahuluan tersebut, Nampak bahwa secara rata-

rata penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat lebih tinggi

dibanding dengan guru yang belum bersertifikat lebih rendah.

4.1.2. Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Yang Belum Bersertifikat

Penguasaan kompetensi profesional guru yang belum bersertifikat adalah

skor dari penilaian tujuh komponen rencana pembelajaran (RPP) dalam kaitannya

dengan sertifikasi. Guru yang belum bersertifikat memeperoleh skor kurang dari 85.

Sedangkan skor minimal yang harus dicapai oleh seorang guru untuk lolos

sertifikasi adalah 85.

Guru yang belum bersertifikat dikatakan lolos sertfikasi jika skor yang

diperoleh melebihi batas minimal yang telah ditetapkan. Distribusi frekuensi dengan

jumlah sampel 30 orang menggambarkan bahwa penguasaan kompetensi profesional

guru yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Amabarawa rendah.

Rendahnya penguasaan kompetensi profesional ditunjukkan oleh rata-rata

sebesar 75,08 dengan jumlah sampel 30 orang guru. Ukuran variasi dengan

menggunakan standar deviasi kompetensi profesional guru yang belum bersertifikat

menunjukkan angka sebesar 7,71. Penghitungan estimasi menunjukkan hasil 72,199

≤ µ ≤ 77,961 yang artinya rata-rata penguasaan kompetensi profesional guru yang

belum bersertifikat pada populasi berada 72,199 ke 77,961 pada tingkat konfidensi

95%. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2. lampiran 4 halaman 73.

Page 4: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

37

Berdasarkan analisis pendahuluan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kompetensi profesional dari 30 orang guru yang belum bersertifikat di

SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa rendah. Dikatakan rendah karena pencapaian

skor penilaian tujuh komponen rencana pembelajaran (RPP) guru yang be;um

bersertifikat kurang dari 85.

4.1.3. Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Yang Sudah Bersertifikat

Penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat adalah

skor dari penilaian tujuh komponen rencana pembelajaran dalam kaitannya dengan

sertifikasi. Skor minimal yang harus dicapai oleh seorang guru untuk lolos sertifikasi

adalah 85.

Distribusi frekuensi dengan jumlah sampel 36 orang guru menggambarkan

bahwa penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat di SMP

Negeri se Kecamatan Ambarawa dikatakan tinggi karena skor yang diperoleh dari

penilaian tujuh komponen rencana pembelajaran lebih dari 85.

Tingginya penguasaan kompetensi profesional ditunjukkan oleh rata-rata

sebesar 87,25 dengan jumlah sampel 36 orang guru. Ukuran variasi dengan

menggunakan standar deviasi kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat

menunjukkan angka sebesar 1,05. Penghitungan estimasi menunjukkan hasil 86,907

≤ µ ≤ 87,593 yang artinya rata-rata penguasaan kompetensi profesional guru yang

sudah bersertifikat pada populasi berada antara 86,907 ke 87,593 pada tingkat

konfidensi 95%. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.1. lampiran 4 halaman

73.

Berdasarkan analisis pendahuluan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kompetensi profesional dari 36 orang guru yang sudah bersertifikat di

Page 5: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

38

SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa tinggi. Dikatakan tinggi karena pencapaian

skor penilaian tujuh komponen rencana pembelajaran guru yang sudah bersertifikat

lebih dari 85.

4.2. Hasil Analisis Lanjut

4.2.1. Hipotesis 1 :

Penguasaan kompetensi profesional antara guru yang sudah bersertifikat

lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang belum bersertifikat di SMP Negeri se

Kecamatan Ambarawa.

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 > µ2

Dari perhitungan analisis lanjut diatas dengan menggunakan uji satu sisi

beda mean sebelah kanan, diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 9, 22 sedangkan t

tabel adalah 1,310. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa H0 ditolak dan

H1 diterima dengan tingkat keyakinan 95%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan kompetensi

profesional guru yang sudah bersertifikat lebih tinggi daripada guru yang belum

bersertifikat.

4.2.2. Hipotesis 2 :

Penguasaan kompetensi profesional guru SMP Negeri se Kecamatan

Ambarawa yang belum bersertifikat adalah rendah.

Ho: µ0 = 85

H1: µ1 < 85

Dari perhitungan analisis lanjut diatas dengan menggunakan uji satu sisi

beda mean sebelah kiri, diketahui bahwa t hitung adalah sebesar -0,23 sedangkan t

Page 6: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

39

tabel adalah -1,697. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa H0 diterima dan

H1 ditolak dengan tingkat keyakinan 95%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan kompetensi

profesional guru yang belum bersertifikat rendah karena belum mencapai skor

kurang dari 85.

4.2.3. Hipotesis 3 :

Penguasaan kompetensi profesional guru SMP Negeri se Kecamatan

Ambarawa yang sudah bersertifikat adalah tinggi.

Ho: µ0 = 85

H1: µ1 > 85

Dari perhitungan analisis lanjut diatas dengan menggunakan uji satu sisi

beda mean sebelah kanan, diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 12,8 sedangkan t

tabel adalah 2,457. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa H0 ditolak dan

H1 diterima dengan tingkat keyakinan 95%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan kompetensi

profesional guru yang sudah bersertifikat tinggi karena belum mencapai skor lebih

dari 85.

Page 7: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

40

4.3. Pembahasan

Bagian ini, dikemukakan mengenai pembahasan atas temuan yang telah

digambarkan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II.

4.3.1. Perbedaan Penguasaan Kompetensi Profesional Antara Guru Yang

Sudah Bersertifikat Dan Guru Yang Belum Bersertifikat.

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan

keahlian khusus. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:

”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia lajur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”1.

Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru dituntut untuk memiliki

kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang dan

tugasnya. Tidak hanya itu, seorang guru yang profesional juga harus memiliki

kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai agen yang melaksanakan

program pembelajaran.

”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”2. UUGD pasal 38 ayat 3 menyatakan

kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Penjelasan mengenai

salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi profesional.

1 Yamin Martinis, 2007, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Gaung Persada Press,

Jakarta, hal. 196 2 Mulyasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.25

Page 8: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

41

Hasil penelitian terhadap 36 orang guru yang sudah bersertifikat

menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah

bersertifikat sebesar 87,25 dengan ukuran dispersi sebesar 1,05. Setelah diestimasi,

umumnya penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat terletak

antara 86,907 ke 87,593 . Hal ini berarti penguasaan guru yang sudah bersertifikat

terhadap kompetensi profesional yang disyaratkan adalah tinggi. Tingginya

penguasaan kompetensi profesional, menunjukkan bahwa guru yang sudah

bersertifikat adalah guru yang profesional. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar

2.1. lampiran 4 halaman 73.

Namun hasil penelitian terhadap 30 orang guru yang belum bersertifikat

menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi profesional guru yang belum

bersertifikat sebesar 75,08 dengan ukuran dispersi sebesar 7,71. Setelah diestimasi,

umumnya penguasaan kompetensi profesional guru yang belum bersertifikat terletak

antara 72,199 ke 77,961. Hal ini berarti penguasaan guru yang belum bersertifikat

terhadap kompetensi profesional yang disyaratkan adalah rendah. Rendahnya

penguasaan kompetensi ini, menunjukkan bahwa guru yang belum bersertifikat

adalah guru yang tidak profesional. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2.

lampiran 4 halaman 73.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata

penguasaan kompetensi profesional guru yang sudah bersertifikat lebih tinggi

dibanding dengan guru yang belum bersertifikat lebih rendah.

Page 9: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

42

4.3.2. Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Yang Belum Bersertifikat

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan

keahlian khusus. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:

”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia lajur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”3.

Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru dituntut untuk memiliki

kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang dan

tugasnya. Tidak hanya itu, seorang guru yang profesional juga harus memiliki

kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai agen yang melaksanakan

program pembelajaran.

”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”4. UUGD pasal 38 ayat 3 menyatakan

kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Penjelasan mengenai

salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi profesional.

Kompetensi profesional adalah ”kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta

didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

3 Yamin Martinis, 2007, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Gaung Persada Press,

Jakarta, hal. 196 4 Mulyasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.25

Page 10: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

43

Pendidikan”.5 Kompetensi profesional ini merupakan suatu kemampuan yang

membedakan profesi guru dengan profesi yang lain.

Kompetensi profesional merupakan satu dari empat kompetensi yang harus

dimiliki pleh seorang guru. Kompetensi profesional seorang guru adalah

”seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat

melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil”.6 Kompetensi profesional ini

disusun agar dalam mengajar guru terarah dan kreatif dalam mengajar. Disamping

itu juga kompetensi profesional ini disusun untuk membantu guru melakukan

tugasnya dalam mengajar, apa saja yang harus dilakukan agar dapat mengajar

dengan baik. Berbeda dengan tiga kompetensi yang lain, kompetensi profesional ini

terkait langsung dengan langkah-langkah yang harus dikuasai guru dalam mengajar

agar dapat dikatakan seorang guru yang profesional. Kompetensi profesional guru

terkait dengan pelaksanaan tugas mengajar seorang guru. Dalam kompetensi

profesional terdapat lima kompetensi inti guru yang harus dikuasai oleh guru.

”Lima kompetensi inti guru tersebut adalah:

1. menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar

mata pelajaran yang diampu.

3. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

4. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif.

5. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri”.7

5Ibid. hal 135.

6 Hamzah B. Uno, Op. Cit, hal.18. 7 Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007

dalam Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal

152-153.

Page 11: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

44

Kompetensi profesional ini terkait langsung dengan mata pelajaran yang

akan diajarkan oleh guru. Lima kompetensi inti guru ini harus benar-benar dikuasai

oleh guru untuk dapat mengajar dengan benar pula. Salah satu yang dianggap

penting untuk dilaksanakan secara benar adalah mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Hasil penelitian terhadap 30 orang guru yang belum bersertifikat

menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi profesional diukur oleh tujuh

komponen rencana pembelajaran (RPP) yaitu materi pokok, alokasi waktu, tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, media dan sumber belajar, kegiatan-kegiatan

pembelajaran, dan penilaian.

Dari hasil temuan masih ada guru tidak baik dalam menyusun materi

pembelajaran yang ada pada rencana pembelajaran (RPP). Sebanyak 75,08 guru

yang belum bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa tidak baik dalam

menyusun materi pembelajaran yang ada pada rencana pembelajaran (RPP) yang

menggunakan komponen penguasaan profesional. Hal ini disebabkan guru tidak

menguasai kompetensi profesional sehingga guru tersebut dalam melaksanakan

tugas mengajarnya belum terarah dan kreatif.

Para guru masih belum memahami kompetensi profesional dan juga guru

tidak terbiasa dengan kebiasaan mengajar peserta didik terlebih dahulu menyusun

materi pembelajaran yang ada pada rencana pembelajaran (RPP). Seorang guru

dikatakan belum berhasil melaksanakan tugas mengajarnya dengan terarah dan

kreatif dalam mengajar.

Page 12: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

45

4.3.3. Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Yang Sudah Bersertifikat

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan

keahlian khusus. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:

”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia lajur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”8.

Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru dituntut untuk memiliki

kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang dan

tugasnya. Tidak hanya itu, seorang guru yang profesional juga harus memiliki

kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai agen yang melaksanakan

program pembelajaran.

”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”9. UUGD pasal 38 ayat 3 menyatakan

kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Penjelasan mengenai

salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi profesional.

Kompetensi profesional adalah ”kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta

didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

8 Yamin Martinis, 2007, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Gaung Persada Press,

Jakarta, hal. 196 9 Mulyasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.25

Page 13: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

46

Pendidikan”.10

Kompetensi profesional ini merupakan suatu kemampuan yang

membedakan profesi guru dengan profesi yang lain.

Kompetensi profesional merupakan satu dari empat kompetensi yang harus

dimiliki pleh seorang guru. Kompetensi profesional seorang guru adalah

”seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat

melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil”.11

Kompetensi profesional ini

disusun agar dalam mengajar guru terarah dan kreatif dalam mengajar. Disamping

itu juga kompetensi profesional ini disusun untuk membantu guru melakukan

tugasnya dalam mengajar, apa saja yang harus dilakukan agar dapat mengajar

dengan baik. Berbeda dengan tiga kompetensi yang lain, kompetensi profesional ini

terkait langsung dengan langkah-langkah yang harus dikuasai guru dalam mengajar

agar dapat dikatakan seorang guru yang profesional. Kompetensi profesional guru

terkait dengan pelaksanaan tugas mengajar seorang guru. Dalam kompetensi

profesional terdapat lima kompetensi inti guru yang harus dikuasai oleh guru.

”Lima kompetensi inti guru tersebut adalah:

1. menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar

mata pelajaran yang diampu.

3. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

4. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif.

5. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri”.12

10

Ibid. hal 135. 11 Hamzah B. Uno, Op. Cit, hal.18. 12 Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun

2007 dalam Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika,

Jakarta,2007, hal 152-153.

Page 14: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5560/5/T1_162009025_BAB IV.pdf · hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya,

47

Kompetensi profesional ini terkait langsung dengan mata pelajaran yang

akan diajarkan oleh guru. Lima kompetensi inti guru ini harus benar-benar dikuasai

oleh guru untuk dapat mengajar dengan benar pula. Salah satu yang dianggap

penting untuk dilaksanakan secara benar adalah mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Dari hasil temuan sudah ada guru baik dalam menyusun materi pembelajaran

yang ada pada rencana pembelajaran (RPP). Sebanyak 87,25 guru yang sudah

bersertifikat di SMP Negeri se Kecamatan Ambarawa sudah baik dalam menyusun

materi pembelajaran yang ada pada rencana pembelajaran (RPP) yang menggunakan

komponen penguasaan profesional. Hal ini disebabkan guru menguasai kompetensi

profesional sehingga guru tersebut dalam melaksanakan tugas mengajarnya terarah

dan kreatif.

Para guru sudah memahami kompetensi profesional dan juga guru sudah

terbiasa dengan kebiasaan mengajar peserta didik terlebih dahulu menyusun materi

pembelajaran yang ada pada rencana pembelajaran (RPP). Seorang guru dikatakan

berhasil melaksanakan tugas mengajarnya dengan terarah dan kreatif dalam

mengajar.