74
UROGENITAL DAN BAKTERI PATOGEN SISTEM SARAF

Bakteri Pada Sal Genital Dan Saraf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

by mrs.x

Citation preview

  • BAKTERI PATOGEN SALURAN UROGENITAL DAN BAKTERI PATOGEN SISTEM SARAF

  • Neisseria gonorrhoeae

    KarakteristikNeisseria gonorrhoea (= Gonococcus) Diplococcus gram negatifBentuk biji kopi/ ginjal, tersusun dua-dua: tunggal dan bergerombolPewarnaan Gram: kuman merah/ Gram negatifMempunyai kapsul

  • SIFAT

    Tak tahan udara bebas; kering matiTak tahan suhu > 39CTak tahan zat desinfektanAerob/ AnaerobKultur lempeng media Thayer Martin4 strain/ tipe morfologi koloni:Koloni kecil : pili (+) = T1 & T2 patogenKoloni besar : pili (-) = T3 & T4

  • Struktur Antigen

    Fimbrae (pili) - meningkatkan kemampuan sel bakteri untuk saling mematuhi sel inangProtein I (PI): penyakit disebarluaskan; juga ditemukan dalam budaya dubur kaum homoseksual laki-laki; resisten terhadap serum efek bakterisidaProtein II (PII): sensitif terhadap efek bakterisida; terkait dengan kepatuhan terhadap sel-sel mukosaProtein III (PIII)- situs pengikatan utama untuk immunoglobin-G-blocking antibodi

  • Infeksi Klinis

    Pada PriaMasa inkubasi: 1 sampai 7 hariMenular hanya dengan kontak seksual intim95% menunjukkan gejala infeksi akutGejala meliputi disuria, sekret uretraKomplikasi meliputi epididimitis dan striktur uretra, dan prostatitis

  • Infeksi Klinis (Cont)

    Pada Wanita20% sampai 80% tidak menunjukkan gejalaGejala meliputi pada saat buang air kecil, vagina seperti terbakarDemam dan sakit perutKomplikasi termasuk penyakit radang panggul

  • Penyakit pada anak-anak

    Pada bayi, infeksi mata (Oftalmia neonatorum)Infuse dapat dicegah dengan penerapan obat tetes mata pada saat kelahiranInfuse anorektal (feses+nanah &darah)

  • Diagnosis

    Cairan GenitalAnal-oral / faringMataDarah / cairan sendiTransport media: Transgrow atau JEMBEC

    JEMBEC

  • Diagnosis Identifikasi

    Inokulasi kultur media harus diinkubasi pada 35 C dengan 3% sampai 5% CO2Morfologi koloni pada Thayer-Martin (MTM): Kecil, abu-abu Tembus, terangkat

  • Diagnosis: IdentifikasiTes oksidasiPemanfaatan uji karbohidrat; asam hanya diproduksi dlm tabung glukosa (menunjukkan bahwa isolat adalah N. gonorrheoae)

  • Pencegahan tidak melakukan sex bebasPemeriksaan rutin Penggunaan kondom dan difragmaterus waspada karena sekali seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun. banyak orang terserang gonorrhea ini lebih dari sekali.

  • Treponema pallidum

    merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. Subspesies: Treponema pallidum pallidum menyebabkan sifilis (PMS)T. pallidum endemicummenyebabkan bejel T. pallidum carateummenyebabkan pintaT. pallidum pertenue menyebabkan frambusia

  • Karakteristik Berbentuk spiralUkuran :panjang : 6 15 mTebal : 0,25 mTerdiri dari 8 24 kumparanDapat melakukan bergerak maju mundur, berotasi, undulasi dari sisi yang satu ke sisi yang lainBerkembang biak dengan cara membelah secara melintangStadium aktif berlangsung setiap 30 jamTidak dapat dibiakan di media buatan, namun dapat diinokulasi pada hewan percobaan

  • Karakteristik (cont)Tidak dapat bertahan di: udara kering suhu panas, desinfektans, sabunBakteri ini terlalu tipis untuk bisa divisualisasikan dengan standar pewarnaan Gram, sehingga teknik untuk memvisualisasikannya yaitu dengan mikroskop cahaya, mikroskop lapangan gelap dan immunofluorescence (teknik fluoresensi antibodi+mikroskop fluoresensi)

  • PenularanKontak langsung : coital sering terjadinon-coital sulit terjadiTransfusi: Syphilis d emblee, tanpa primer lesi

  • Sifilis (Lues/ Raja Singa)

    Penyebab bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan seksual

    Akibat: Kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang hati, susunan syaraf otak (menimbulkan komplikasi luas).

  • Pencegahan: Menahan diri dari kontak seksual dengan individu terinfeksi Sifilis.Menggunakan kondom juga akan membantu mencegah penularan.

    Pengobatan: Penisilin merupakan antibiotik yang digunakan untuk menyembuhkan sifilis.

  • GejalaEmpat tahap sifilis: Tahap Primer: dikenal sebagai sifilis primer, di mana orang tersebut kontak dengan penyakit tersebut.Tahap Sekunder: Selama tahap ini timbul ruam kulit seperti gambar disampingTahap Laten: Selama tahap ini penyakit tidak menular dan tidak ada gejala.Tahap Tersier/ Lanjut: Selama tahap ini orang mungkin menderita berbagai komplikasi yang disebabkan oleh Treponema pallidum.

  • Ciri penyakit

    Penyakit sgt kronisMenyerang semua organ tubuh: syaraf, kardiovaskuler, kongenita, kongenita praekoks, kongenita tarda)Kuman penyebab (Treponema pallidum) dpt menembus plasenta kelainan kongenital

  • PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS1. Pemeriksaan Treponema pallidumPemeriksaan - mikroskop lapangan gelap melihat pergerakkan TreponemaPewarnaan Burri (tinta hitam) tidak adanya pergerakan Treponema, - T. pallidum telah mati kuman berwarna jernih dikelilingi oleh lapangan yang berwarna hitam.2. Serologi Tes sifilis (STS)STS penting u diagnosis dan pengamatan hasil pengobatan.Prinsip pemeriksaan STS - mendeteksi bermacam antibodi yang berlainan akibat infeksi T. pallidum.

  • Leptospira interoogansMorfologiBerbentuk SpiralBakteri gram negatifAnaerob Mempunyai 200 reservoar pengeratMati di air laut, air kemih manusia & selokanDapat hidup di air tawar selama 1 bulanBersifat saprofitikNama penyakit : Leptospirosis atau demam banjir

  • Penularan

  • Gejala

    1. Masa inkubasi (7-12 hari) 2. Fase leptospiremia (4-7 hari)gejala mirip flu (Flu Like Syndrome). Kadang-kadang nyeri tenggorokan terdapat gejala paru berupa batuk, nyeri dada, maupun hemoptisis (batuk darah)3. Fase bebas / asimptomatik (gejala hilang) ( 2 hari)

  • Gejala

    4. Fase imun (4-30 hari):bakteri pindah ke ginjal,gejalaanya sama dengan fase awal tapi tidak lebih parah.Ditemui juga:gangguan hati, ginjal paru-paruWeil Syndrome, gejalanya: Leptospirosis + ikterus (mata kuning), perdarahan, Gangguan: jantung, paru, dan neurologik, mempunyai angka mortalitas yang tinggi.

  • Diagnosis Labortorium

    Adanya Leptospira interoogans di Urin DarahJaringan hatiOtotMataGinjal

  • Pengobatanpenggunaan pencilin dan streptomisinStreptomisin pada dosis yang tinggi dapat mencegah carrier.

    PencegahanPengendalian wabah tikusVaksinasi binatangPengendalian pencemaran air

  • Gardnerella vaginalis

    Karakteristik:Tidak mempunyai kapsul, tidak bergerak berbentuk batang gram negatif Anerob FakultatifHidup di saluran urogenitalNama penyakit: Vaginosis

  • Penularan

    Seksual (belum jelas)Sering terdapat pada wanita: MerokokSering memakai alat kontrasepsiBerganti pasangan

  • Gejala KlinisDapat tanpa gejala. Gejala yang paling sering: adanya cairan vagina yang abnormal (bau amis) adanya cairan seminal yang basa (pH 7,2) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar) Sepertiga penderita mengeluh gatal dan rasa terbakar, dan seperlima timbul kemerahan dan edema pada vulva. Nyeri abdomen, dispareuria, atau nyeri waktu kencing jarang terjadi, dan kalau ada karena penyakit lain. Pada pemeriksaan biasanya menunjukkan sekret vagina yang tipis dan sering berwarna putih atau abu-abu, viskositas rendah atau normal, homogen, dan jarang berbusa.

  • PengobatanGardnerella vaginalis yang asimptomatik tidak memerlukan pengobatanMetronidazole dengan dosis 2 x 400 mg atau 300 mg setiap hari selama 7 hari atau 5 g inttravaginal selama 7 hariClindamycin dan tetrasiklin sudah tidak banyak dipakai karena tidak terlalu efektif

  • PencegahanTidak berganti-ganti pasanganTidak melakukan hal yang dapat melemahkan sistem imun

  • BAKTERI INFEKSI SALURAN UROGENITAL

  • CLOSTRIDIUM TETANIbakteri gram positif berbentuk batang,anaerobikberspora, motil, memproduksi eksotoksin, panjang 2-5 mikron, lebar 0,4-0,5 mikronmenghasilkan 2 eksotosin: tetanospamin dan tetanolisin

  • Cara Penularan ditemukan di daerah tropis di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob.angka kematiannya yang masih tinggitetanospasmin diproduksi pada masa pertumbuhan sel,sporulasi dan lisisToksin ini akan mencapai sistem syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinalcord. Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium tetania) Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas b) Luka bakar tingkat 2 dan 3 c) Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya d) Luka-luka di bawah kuku e) Ulkus kulit yang iskemik f) Luka bekas suntikan narkoba g) Bekas irisan umbilicus pada bayi h) Endometritis sesudah abortus septic i) Abses gigi j) Mastoiditis kronis k) Ruptur apendiks l) Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja

  • Gejala Masa inkubasi umumnya antara 3-12 hari. Makin pendek masa inkubasi, makin buruk prognosisnya. Makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang. Saat gejala muncul kesadaran tetap ada dan rasa sakit sangat hebat.

    Secara klinis tetanus dibedakan menjadi : 1. TETANUS LOKAL Ditandai dengan rasa nyeri dan spasmus otot di bagian proksimal luka karena hanya sedikit toksin yang masuk. Tingkat mortilitas yang rendah.2.TETANUS UMUM Pada awalnya terjadi kekakuan otot kepala dan otot leher, kemudian menyebar secara kaudal ke seluruh tubuh. Trismus yang menetap menyebabkan ekspresi wajah yang karakteristik berupa risus sardonicus. Terjadi opistotonos karena spasme otot pungggung. Selama periode ini penderita berada dalarn kesadaran penuh3. TETANUS SEFALIK Biasanya terjadi disfungsi saraf cranial local dengan trauma kepala atau infeksi telinga tengah. Tingkat mortilitas yang tinggi.

  • Opistotonus Risus sardonicusOpistotonus dan Risus sardonicus

  • Diagnosis Tidak dilakukan secara bakteriologi karena sukar mengisolasi Clostridium tetani dari luka penderita , yang kerap kali sangat kecil dan sulit dikenal kembali oleh penderita sekalipun. Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu istirahat, berupa : 1.Gejala klinik Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus. 2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan. 3. Kultur: C. tetani (+). 4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

  • Pengobatan 1. Antibiotika : Diberikan parenteral Peniciline. Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat diganti dengan tetrasiklinAntibiotika hanya untuk membunuh bentuk vegetatif dari C.tetani, bukan untuk toksin yang dihasilkannya. Bila dijumpai adanya komplikasi, pemberian antibiotika broad spektrum dapat dilakukan. 2. Antitoksin Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) secara IMBila TIG tidak ada, dianjurkan untuk menggunakan tetanus antitoksin, yang berasal dari hewan, diberikan secara IM pada daerah pada sebelah luar. 3.Tetanus Toksoid Pemberian Tetanus Toksoid (TT), harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai 4. Antikonvulsan Penyebab utama kematian pada tetanus neonatorum adalah kejang klonik yang hebat, muscular dan laryngeal spasm beserta komplikaisnya. Obat obatan sedasi/muscle relaxans digunakan untuk mengatasi kejang. Contohnya : Diazepam, Meprobamat, Klorpromasin, Fenobarbital (IM)

  • Pencegahan 1. imunisasi aktif (DPT atau DT) dengan toksoid, sejak anak berusia 2bulan2. perawatan luka menurut cara yang tepat 3. penggunaan antitoksi profilaksis

  • CLOSTRIDIUM BOTULINUMbakteri gram positif berbentuk batang, terdapat tunggal, berpasangan, atau dalam rantai,anaerobic, tak berspora, tak berkapsul, motil, peritikus, memproduksi eksotoksin yang menyebabkan botulisme,Terdapat enam tipe berdasarkan toksin: A, B, C, D, E, F (pada manusia didapatkan tipe A, B, dan E)Eksotoksin termolabil (1000C-20 menit menjadi inaktif)Dosis letal untuk manusia = 1 gKerja toksin adalah memblokir pembentukan atau pelepasan asetilkolin pada hubungan saraf otot sehingga terjadi kelumpuhan otot.

  • Gejala muncul setelah 18-96 jam makan toksin.keluhan penglihatan karena otot mata yang tidak ada koordinasi. Sulit menelan (dysphagia)sulit bicara. kematian biasanya karena paralisis otot pernafasan atau kelumpuhan jantung (cardiac arrest). Botulisme memiliki angka kematian yang tinggi.

    Kehilangan kontrol pada otot mata

  • CONTDbotulisme bayi, terjadi infeksi murni pada usus bayi menyebabkan bayi mengalami badan lemah, tidak dapat buang air besar dan lumpuh.

  • Diagnosis Biasanya mendeteksi toksin di dalam tinja atau sisa makanan (tidak dalam serum penderita)Dapat dideteksi dengan cara reaksi netralisasi antigen-antibodi atau secara aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan antiserum,dengan percobaan pada mencit yang disuntik bahan tersangka.

  • Pengobatan Dengan pemberian antitoksin polivalen (tipe A, B, dan C) yang disuntikkan I.V. atausecara simptomatik terutama untuk pernafasan (trakeomi dan pernafasan buatan).

    PencegahanMakanan yang diawetkan di rumah harus dimasak secara baik untuk membunuh sporaMakanan yang mengandung toksin tidak selalu kelihatan atau menimbulkan bau yang berbeda dari makan yang tidak tercemarMakanan rumah yang harus diperhatikan adalah: kacang-kacangan, jagung, ikan asap atau ikan segar dalam plastik.

  • Neisseria meningitidesKlasifikasi ilmiah Kingdom: BacteriaFilum: ProteobacteriaClass: Beta ProteobacteriaOrdo: NeisserialesFamili: NeisseriaceaeGenus: NeisseriaSpesies: Neisseria meningitides

  • KarakteristikBerbentuk kokus gram negatif yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah, infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak

  • PATOGENESISHidung dan tenggorokan merupakan pintu masuk bagi penyakit yang disebabkan oleh meningococci.organisme menempel pada sel epitel dengan bantuan pilinya; Membentuk flora transient (yang berumur pendek) tanpa ada gejala.Dari hidung dan tenggorokan, organisme menuju aliran darah menimbulkan bakteremia; gejala yang timbul mungkin mirip dengan infeksi pada saluran pernafasan

  • Temuan KlinisKomplikasi: Fulminant meningococcemia => demam yang tinggi dan ruam-ruam yangbisa menjadi koagulasi diseminasi intravaskular dan kolaps pada aliran darah (sindrom Waterhouse-Friderichsen) Meningitis suatu komplikasi yang paling banyak ditemui pada meningococcemia. Gejala: mendadak sakit kepala yang terus-menerus, muntah,dan leher kaku hal ini dapat berkembang ke arah koma hanya dalam waktu beberapa jam.

  • Selama proses meningococcemia, terdapat thrombosis pada pembuluh darah kecil di berbagai organ dengan infiltrasi perivaskuler dan petechial hemorrhages. Mungkin terjadi myocarditis interstisial, arthritis, dan lesi pada kulit.

    Pada meningitis, selaput otak akan terinflamasi akut dengan thrombosis pada pembuluh darah dan eksudasi pada leukosit polimorfonukleat sehingga permukaan otak akan tertutupi oleh eksudat nanah yang kental. hal ini dapat dicegah dengan antibodi serum bakterisidal spesifik yang dapat melawan senotipe yang menginfeksi.

    Neisseria bakterimia menyukai kondisi yang tidak ada antibodi bakterisidalnya (IgM dan IgG), terhambatnya kinerja serum bakterisidal oleh blokade antibodi IgA atau kekurangan komponen-komponen komplemen (C5, C6, C7 atau C8). Meningococci Infeksi berlaku secara epidemik terutama di kalangan anak-anak yang berumur 5 tahun ke bawah. Yang paling rentan ialah bayi berumur 6 - 24 bulan. Persentase kematian pada anak-anak mencapai 80% jika tidak dirawat. Dengan perawatan, persentase ini dapat berkurang 10% dalam populasi. Persentase komplikasi neurologi rendah jika dibandingkan dengan meningitis yang disebabkan oleh organisme lain.

  • Kekebalanberkaitan dengan keberadaan antibodi bakterisidal yang spesifik, komplemen-dependent dalam serum. Antigen kekebalan untuk kelompok A, C, Y, dan W-135: polisakarida kapsuler. Kelompok B, antigen spesifik yang cocok digunakan sebagai vaksin, belum terdefinisikan; namun vaksin dari kelompok B dengan campuran antigen telah digunakan di banyak bagian dunia. Vaksin yang berkonjugasi untuk beberapa kelompok sedang dalam perkembangan dan memberikan harapan besar. Balita mempunyai kekebalan pasif melalui antibodi IgG yang ditransfer dari ibunya. Anak-anak dibawah usia 2 tahun tidak mudah menghasilkan antibodi ketika diimunisasi dengan bakteri meningococci atau bakteri polisakarida lainnya.

  • PENGOBATAN

    Penicillin G adalah obat yang dipilih untuk mengobati penyakit ini.Chlorampenicol atau cephalosporin generasi ketiga seperti cefotaxime atau ceftriaxone digunakan untuk orang yang alergi terhadap penicillin.Rifampin 600 mg 2 kali sehari selama 2 hari secara oral ( atau minocycline 100 mg setiap 12 jam ) dapat menghilangkan keberadaan carrier dan bekerja sebagai chemoprophylaxis.

  • PencegahanPengurangan kontak personal pada populasi yang memiliki tingkat carrier yang tinggi. Polisakarida spesifik dari kelompok A, C, Y, dan W-135 dapat menstimulasi respon antibodi dan melindungi orang yang rentan untuk melawan infeksi

  • Listeria monocytogenesKlasifikasi ilmiahKingdom: BacteriaFilum: FirmicutesClass: BasilliOrdo: BacillalesFamily: ListeriaceaeGenus: ListeriaSpesies:Listeria monocytogenes

  • KARAKTERISTIK UMUM

    Gram-positifBergerak mempunyai flagella. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Ditemukan paada 37 spesies mamalia, Dapat diisolasi dari tanah, Tidak membentuk sporasangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan, pemanasan. Bersifat patogen pada tingkat tertentu.

  • GEJALA PENYAKIT Gejala listeriosis termasuk: septicemia (infeksi pada aliran darah),meningitis (radang selaput otak) atau meningoencephalitis (radang pada otak dan selaputnya)encephalitis (radang otak)infeksi pada kandungan atau pada leher rahim pada wanita hamil, gejala-gejala pada saluran pencernaan seperti mual,muntah,diare Masa akut beberapa hari sampai 3 minggu.

  • PatogenesisAwal munculnya gejala pada saluran pencernaan lebih dari 12 harimenyerang epithelium (permukaan dinding) saluran pencernaan.Berkembang biak di darah melalui sel darah putihDi dalam sel fagosit bakteri masukke otak,pada wanita hamil, mungkin masuk ke janin melalui plasenta.Sifat patogenik berpusat pada kemampuannya untuk bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannya. Dosis infektif L. monocytogenes bervariasi menurut strain dan kerentanan korban.

  • MAKANAN TERKAIT L. monocytogenes dikaitkan dengan makanan seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. makanan yang disimpan di lemari pendingin.

  • Populasi Rentan Populasi yang rentan pada listeriosis yaitu:wanita hamil/janinPerinatalneonatal (segera setelah kelahiran)orang yang sistem kekebalannya lemah karena perawatan dengan corticosteroidPada pasien: pasien kanker terutama pasien leukemia lebih jaran dilaporkan penderita diabetes, pengecilan hati ( cirrhotic ), asma, radang kronis padausus besar ( ulcerative colitis )orang-orang tuaorang normaldapat menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh.

  • PencegahanPencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, Memperlakukan makanan; dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar

  • Mycobacterium lepraeKlasifikasi IlmiahKingdom: BacteriaFilum: ActinobacteriaClass: ActinomycetalesOrdo: CorynebacterineaeFamily: MycobacteriaceaeGenus: MycobacteriumSpesies: Mycobacterium leprae

  • Karakteristikdisebut juga Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen) yaitu infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata. bakteri intraselular gram-positif berbentuk tongkat (basil).

  • CARA PENULARAN Penularan melalui:Bakteri di udara dari penderita lepra beratBerhubungan dekat dengan orang yang terinfeksiTanahArmadilloKutu busukNyamukSekitar 95% orang tidak terinfeksi karena sistem imunnyaPenderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Infeksi dapat terjadi padasemua umur, paling sering mulai dari usia 20-an dan 30-an. Bentuk lepromatosa 2 kali lebih sering ditemukan pada pria.

  • GEJALA muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksiLepra tuberkuloid ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan Lepra lepromatosabenjolan kecil atau ruamTerjadi kerontokan rambut tubuh, alis dan bulu mata. Lepra perbatasanmerupakan gambaran kedua bentuk lepra. Jika keadaannya membaik, menyerupai lepra tuberkuloid; jika kaeadaannya memburuk, menyerupai lepra lepromatosa.

  • Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis. Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, panas, dan dingin menurun sehingga penderita yang mengalami kerusakan saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan otot yang menyebabkan jari-jari tangan seperti sedang mencakar dan kaki terkulai. Karena itu penderita lepra menjadi tampak mengerikan. Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya. Kerusakan pada saluran udara di hidung bisa menyebabkan hidung tersumbat. Kerusakan mata dapat menyebabkan kebutaan. Penderita lepra lepromatosa dapat menjadi impoten dan mandul, karena infeksi ini dapat menurunkan kadar testosteron dan jumlah sperma yang dihasilkan oleh testis.

    .

  • DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh jaringan kulit yang terinfeksi

  • Pemeriksaan BakteriologiPew Ziehl Neelsen/ Kinyoun Gabet/ Tan Thiam HokBahan dari 6 lokasi lesi kulit (2), cuping telinga (2), kulit distal jari telunjuk/ tengah (2)Bahan biopsi kulit atau saraf

  • Indeks bakteri (I.B): Untuk menentukan klasifikasi penyakit Lepra, dengan melihat kepadatan BTA tanpa melihat kuman hidup (solid) atau mati (fragmented/ granular) Indeks Bakteri (I.B)

    0BTA -1 10/ 100 L.P+11 10/ 10 L.P+21 10/ 1 L.P+310 100/ 1 L.P+4100 1000/ 1 L.P+5> 1000/ 1 L.P+ 6

  • Indeks Morfologi (I.M):Untuk menentukan persentasi BTA hidup atau matiRumus: Jumlah BTA solid x 100 % = X % Jumlah BTA solid + non solid

    Guna:Untuk melihat keberhasilan terapiUntuk melihat resistensi kuman BTAUntuk melihat infeksiositas penyakit

  • 4.Pemeriksaan histopatologik (utk membedakan tipe TT & LL)Pada tipe TT ditemukan Tuberkel (Giant cell, limfosit)Pada tipe LL ditemukan sel busa (Virchow cell/ sel lepra) yi histiosit dimana di dalamnya BTA tidak mati, tapi berkembang biak membentuk gelembung. Ditemukan lini tenang (subepidermal clear zone)

  • 5.Pemeriksaan tes lepromin (digunakan utk melihat daya imunitas pdrt thdp peny Lepra)TES MITSUDAMenggunakan basil lepra matiHasil rx diperiksa stlh 3 4 mingguInterpretasi:- tidak ada reaksi/ kelainan+/-papel + eritema < 3 mm+1papel + eritema 3 5 mm+2papel + eritema > 5 mm+3ulserasi

  • TES FRENANDEZMenggunakan fraksi prot M.lepraeHasil reaksi diperiksa setelah 48 jamInterpretasi:-tidak ada kelainan+/-indurasi + eritema < 5 mm+ 1indurasi + eritema 5 10 mm+ 2indurasi + eritema 10 15 mm+ 3 indurasi + eritema 15 20 mm

  • Dalam perjalanan penyakit Lepra seringtimbul gambaran klinik yang disebutREAKSI LEPRA (Lepra Reaction) t.d:

    Reaksi Lepra Tipe I (Reversal Reaction)Sering pada tipe Pausi-basiler (TT-BB)1.a. Reaksi Down Grading o.k. imunitas penderita menurun, sehingga proliferasi bakteri >>, timbul lesi-lesi baru tipe L

  • PENGOBATAN Antibiotik dapat menahan perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya. Jenis-jenis antibiotik:Dapson; efek samping: ruam kulit dan anemiaRifampicin; efek samping: kerusakan hati dan gejala mirip fluKlofaziminEtionamidMisiklinKlaritromisinOfloksasinDiberikan beberap obat karena ada kemungkinan resiten terutama pada penderita lepra lepromatosa. Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama beberapa waktu karena bakteri penyebab lepra sulit dilenyapkan. Pengobatan bisa dilanjutkan sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kepada beratnya infeksi dan penilaian dokter. Banyak penderita lepra lepromatosa yang mengkonsumsi dapson seumur hidupnya.

  • Pencegahan Dulu penderita diisolasiSekarang tidak perlu adanya isolasi karena lepromatosa yang tidak bisa diobati tidak mudah ditularkanMenghindari kontak yang berlangsung sangat lama dengan penderita. Misal: satu rumah

    ***************