46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu ginjal (nefrolithiasis) merupakan batu yang terbentuk di dalam ginjal, biasanya mengandung batu kalsium, kira-kira 65%-85%. Batu ginjal adalah mineral yang keras dan material dari kristal yang terbentuk didalam ginjal atau saluran kencing. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang umum dari darah dalam urin dan seringkali nyeri yang berat/parah pada perut, panggul, atau selangkangan. Batu-batu ginjal adakalanya disebut renal calculi. Satu dalam setiap 20 orang mengembangkan batu ginjal pada satu ketika dalam kehidupannya. Kondisi dari mempunyai batu-batu ginjal diistilahkan nephrolithiasis atau urolithiasis. Batu-batu ginjal terbentuk ketika ada pengurangan dalam volume urin atau kelebihan senyawa-senyawa yang membentuk batu dalam urin. Tipe batu ginjal yang paling umum mengandung kalsium dalam kombinasi dengan oxalate atau phosphate. Senyawa-senyawa kimia lain yang dapat membentuk

Batu Ginjal Jadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Batu Ginjal Jadi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangBatu ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk

disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu ginjal (nefrolithiasis) merupakan batu yang terbentuk di dalam ginjal, biasanya mengandung batu kalsium, kira-kira 65%-85%.

Batu ginjal adalah mineral yang keras dan material dari kristal yang terbentuk didalam ginjal atau saluran kencing. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang umum dari darah dalam urin dan seringkali nyeri yang berat/parah pada perut, panggul, atau selangkangan. Batu-batu ginjal adakalanya disebut renal calculi. Satu dalam setiap 20 orang mengembangkan batu ginjal pada satu ketika dalam kehidupannya. Kondisi dari mempunyai batu-batu ginjal diistilahkan nephrolithiasis atau urolithiasis.

Batu-batu ginjal terbentuk ketika ada pengurangan dalam volume urin atau kelebihan senyawa-senyawa yang membentuk batu dalam urin. Tipe batu ginjal yang paling umum mengandung kalsium dalam kombinasi dengan oxalate atau phosphate. Senyawa-senyawa kimia lain yang dapat membentuk batu-batu dalam saluran kencing termasuk asam urat (uric acid) dan amino acid cystine.

Dehidrasi melalui pemasukan cairan yang berkurang atau latihan yang berat tanpa penggantian cairan yang cukup meningkatkan risiko batu-batu ginjal. Rintangan pada aliran urin dapat juga menjurus pada pembentukan batu. Batu-batu ginjal dapat juga berakibat dari infeksi di saluran kencing; ini dikenal sebagai batu-batu struvite atau infeksi.

Page 2: Batu Ginjal Jadi

Gejala batu ginjal diantaranya adalah nyeri yang hilang timbul, adanya darah dalam air seni, rasa tidak enak saat berkemih, jika terjadi infeksi, maka penderita mengalami demam dan menggigil, terkadang batu ginjal tidak menimbulkan gejala sama sekali, hanya ditemukan secara tidak sengaja saat mengalami rontgen.

Pencegahan batu ginjal , diantaranya adalah minum yang cukup, aktifitas harian yang cukup, diet rendah protein, nitrogen, dan natrium, batasi makanan yang mengandung banyak oksalat, mengkonsumsi jus dan hindari minuman bersoda dan vitamin C dosis tinggi.

1.2 Rumusan masalah1. Apa pengertian dari Batu Ginjal?2. Apa etiologi dari Batu Ginjal?3. Bagaimana patofisiologi dari Batu Ginjal?4. Apa saja manifestasi klinis dari Batu Ginjal?5. Apa saja komplikasi pada Batu Ginjal?6. Penatalaksanaan medis dan keperawatan apa yang harus

dilakukan pada penderita Batu Ginjal dan bagaimana cara untuk mencegah Batu Ginjal?

7. Apa dan Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Batu Ginjal?8. Apa dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien

dengan Batu Ginjal meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan?

1.3 Tujuan Masalah1. Mampu mengetahui dan memahami pengertian dari Batu

Ginjal.2. Mampu mengetahui dan memahami etiologi dari Batu Ginjal.3. Mampu mengetahui dan memahami patofisiologi dari Batu

Ginjal.4. Mampu mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari

Batu Ginjal.

Page 3: Batu Ginjal Jadi

5. Mampu mengetahui dan memahami komplikasi dari Batu Ginjal.

6. Mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan dan pencegahan dari Batu Ginjal.

7. Mampu mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang dari Batu Ginjal.

8. Mampu mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan Batu Ginjal meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan.

1.4 Sistematika PenulisanDalam pembuatan makalah ini, penyusun menyusun sistematika

penulisan menjadi tiga BAB yang terdiri dari BAB I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Sistematika Penulisan. BAB II Pembahasan yang berisi tentang skenario kasus pengertian dari Batu Ginjal, etiologi dari Batu Ginjal, manifestasi klinis Batu Ginjal, patofisiologi Batu Ginjal, komplikasi dari Batu Ginjal, penatalaksanaan dan pencegahan dari Batu Ginjal, pemeriksaan penunjang dari Batu Ginjal, Asuhan keperawatan dari Batu Ginjal meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa dan intervensi keperawatan. BAB III yang berisi tentang kesimpulan.

Page 4: Batu Ginjal Jadi

BAB IITINJAUAN TEORI

Kasus TutorialSeorang laki-laki berusia 39 tahun, datang dibawa keluarganya ke IGD RS Enggal Damang, dengan nyeri pinggang kiri yang timbul mendadak, skala nyeri 10 (0-10). Nyeri bersifat kolik. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 96x/menit, berkeringat dingin dan pucat. Pasien mengatakan ia diberi Hyscopan oleh perawat klinik tempatnya bekerja, setelah minum 1 tablet, pasien merasakan distensi abdomen yang makin memperberat nyerinya. Pasien mengatakan kolik ini sudah ke empat kalinya sejak 1 tahun lalu, kali ini dirasakan lebih berat dibanding sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pada costo vertebra angle kiri. Urinalisis menunjukan occult blood ++, Complete Blood Count (CBC) normal, biokimia plasma menunjukan kreatinin plasma normal 101 umol/L (1,1 mg/dL) dan elektrolit normal, namun kalsium meningkat 2,7 mmol/L (10,8 mg/L). kadar albumin plasma normal 40 g/L (4,0 g/dL). Hasil USG : urethrolithiasis distal sinistra dengan hydronephrosis grade 2. Dokter menyarankan untuk dilakukan BNO/IVP dan KUB. Pasien dipasang infuse RL 20 gtt/menit dan diberi Ketorolac drip 1 ampul, selain itu ia juga mendapat terapi Cefadroxil 3 x 500 mg per oral.

Langkah 1 : Mengklarifikasi hal-hal yang belum di ketahui dalam kasus

1. Kolik

Page 5: Batu Ginjal Jadi

2. Hyscopan3. Nyeri ketok4. Occult blood5. Coso vertebra angle kiri6. Hydronephrosis7. BNO8. Ketorolac9. Cefadroxil10.KUB11.Urethrolithiasis12.Urinalisasi

Penjelasan :

1. Kolika. Nyeri abdomen proksismal berhubungan dengan kolon.b. Serangan sakit perut yang mendadak (paroksismal) dan

akut Nyeri pada abdomen yang mendadak (paroksismal) dan

akut yang berhubungan dengan kolon.2. Hyscopan adalah obat untuk mengurangi asam lambung.3. Nyeri ketok adalah nyeri pada saat diperkusi.4. Occult blood adalah darah samar pada urine.5. Coso vertebra angle kiri adalah tulang iga bagian belakang

sebelah kiri.6. Hydronephrosis

a. Penumpukan urine dalam pelvis renis yang mengakibatkan atropi struktur ginjal karena obstruksi aliran urine dan ginjal.

b. Distensi pelvis dan kaliks ginjal oleh urine sebagai akibat obstruksi ureter.

7. BNO adalah Buik Nier Overzicth yang artinya melihat keadaan bagian perut.

8. Ketorolac

Page 6: Batu Ginjal Jadi

a. Obat anti inflamasi non steroid yang diberikan secara IM, IV dan oral.

b. Sebagai anti nyeri jangka pendek.9. Cefadroxil adalah antibiotic cefaloxforin semisintetik.10.KUB adalah Kidney Urether Bladder yang artinya ginjal ureter

kandung kemih.11.Urethrolithiasis pembentukan atau penumpukan batu di ureter.12.Urinalisasi

a. Pemeriksaan dan analisis urine.b. Pemeriksaan bakteriologi atau kimiawi urine.

Langkah 2 : Mendefinisikan Masalah ( Membuat Pertanyaan )

Pertanyaan :

1. Mengapa saat diberi hyscopan pasien merasak distensi abdomen?

2. Mengapa pada pemeriksaan urinalisis kalsium meningkat?3. Apa indikasi occult blood?4. Mengapa dokter menyarankan unuk dilakukan BNO/IVP dan

KUB?5. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan CBC, urinalisis dan

biokimia plasma?6. Apa indikasi dari hasil USG?7. Mengapa diberi infuse RL 20 gtt/menit dan ketorolac drip 1

ampul ?

Langkah 3 : Menjawab Pertanyaan dari Langkah 2

Jawaban :

1. Mengapa saat diberi hyscopan pasien merasak distensi abdomen?

Page 7: Batu Ginjal Jadi

Karena efek hyscopan dapat menurunkan tingkat keasaman lambung dengan cara menurunkan metabolisme tubuh sehingga terjadi distensi abdomen dan menekan area ginjal sehingga dapat memperberat nyeri.

2. Mengapa pada pemeriksaan urinalisis kalsium meningkat?Karena obstruksi aliran urine dan ginjal menyebabkan output sedikit dan mengakibatkan terjadinya penumpukan urine didalam pelvis renis sehingga menyebabkan kalsium meningkat karena kalsium tidak dapat terbuang.

3. Apa indikasi occult blood?Untuk mengetahui apakah terdapat luka atau tidak pada bagian saluran kandung kemih.

4. Mengapa dokter menyarankan unuk dilakukan BNO/IVP dan KUB?a. Untuk mengetahui seberapa besar hambatan pada saluran

kandung kemih.b. Untuk mengetahui adanya batu ginjal atau tidak pada

saluran kandung kemih.c. Untuk mengetahui seberapa besar kerusakan ginjal atau

fungsi ginjal pada saluran kandung kemih.

5. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan CBC, urinalisis dan biokimia plasma?Karena didalam pemeriksaan urinalisis terdapat beberapa unsure logam yang sangat berperan penting dan untuk mempertegas diagnosa, seperti :a. Kreatinin adalah unsure pembentukan urine yang normal dan

sebagai salah satu produk metabolisme protein.b. Elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam suatu

larutan akan berdisosiasi menjadi ion-ion.

Page 8: Batu Ginjal Jadi

c. Kalsium adalah unsure logam yang diperlukan untuk perkembangan dan fungsi tulang yang normal. Kalsium merupakan mineral yang terdapat dalam jumlah paling banyak didalam tubuh, unsure ini merupakan pembentukan tulang dan gigi. Defisiensi atau kelebihan kalsium serum menyebabkan disfungsi saraf serta otot dan kelainan pembekuan darah.

6. Apa indikasi dari hasil USG?Untuk mempertegas dan menegakkan diagnose yang pasti , seperti : hasil dari USG terdapat pembentukan baru di ureter sebelah kiri bagian bawah dan terdapat penumpukan urine grade 2.

7. Mengapa diberi infuse RL 20 gtt/menit dan ketorolac drip 1 ampul ?Karena kebutuhan cairan tubuhnya masih dalam keadaan normal dan sebagai anti nyeri dengan reaksi yang cepat.

Langkah 5 : Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui konsep dari Batu Ginjala. Definisi dan Klasifikasib. Etiologi c. Patofisiologid. Manifestasie. Komplikasif. Penatalaksanaan dan Pencegahang. Pemeriksaan Diagnostik

Page 9: Batu Ginjal Jadi

2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Batu Ginjala. Pengkajianb. Analisa Datac. Diagnosa Keperawatand. Intervensi Keperawatan

Langkah 6 : Mandiri

Ketua kelompok membagi kelompok menjadi tiga bagian, dimana tiap – tiap bagian kelompok harus mencari penjelasan tentang lerning issue yang di bahas, yaitu tentang definisi Batu Ginjal, etiologi dari Batu Ginjal, patofisiologi dari Batu Ginjal, manifestasi klinis dari Batu Ginjal, komplikasi dari Batu Ginjal, penatalaksanaan dan pencegahan dari Batu Ginjal, pemeriksaan penunjang dari Batu Ginjal, Asuhan keperawatan pada pasien dengan Batu Ginjal. Kelompok pertama mencari dari perpustakaan, kelompok kedua mencari di internet dan kelompok ketiga mencari di narasumber. Kemudian tiap-tiap kelompok harus membuat laporan tentang learning issue yang telah di cari dan di laporkan.

Pembagian kelompok :Konsep Batu Ginjal

a. Definisi dan klasifikasi (Agus Susanto)b. Etiologi (Wandi Suhandi)c. Patofisiologi (Ana dan Fifi)d. Manifestasi Klinis (Fitri)e. Komplikasi (Desri Amania)f. Penatalaksanaan dan Pencegahan (Ahmad Rizal)g. Pemeriksaan diagnostik (

Page 10: Batu Ginjal Jadi

Askep Batu Ginjala. Pengkajian (Syifa dan Aa)b. Analisa Data (Feby Restunengsih)c. Diagnosa keperawatan (Rifky Slamet)d. Intervensi Keperawatan (Rafni dan Devi)

Ketua : Aa PermanaSekretaris 1 : Syifa NurjannahSekretaris 2 : Feby Restunengsih

II.7. Langkah 7 : Mengumpulkan Data Dan Membuat Laporan

A. Pengertian Batu Ginjala. Batu ginjal (urolitiasis) adalah batu yang ada di dalam

saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut kalkuli, yang dimulai dari pembentukan Kristal yang terperangkap disuatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urine.

b. Batu Ginjal (kalkulus) adalah bentuk deposit mineral, namun asam urat dan Kristal lain juga pembentuk batu. Kalkulus dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal.

c. Batu saluran kemih menurut tempatnya digolongkan sebagai batu ginjal dan batu kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan tidak normal di dalam ginjal, mengandung komponen Kristal dan matriks organik yang dijumpai khas di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat berhenti di ureter atau kandung kemih.

Klasifikasi Batu Ginjal

Page 11: Batu Ginjal Jadi

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.

1. Batu Kalsium

Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:

a. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

b. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.

c. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

d. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom

Page 12: Batu Ginjal Jadi

malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.

e. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat.

2. Batu Struvit

Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melaluihidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

3. Batu UratBatu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran

kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

B. Etiologi Batu Ginjal

Page 13: Batu Ginjal Jadi

a. Faktor dari dalam ( intrinsik), seperti keturunan, usia ( lebih banyak pada usia 35-50 tahun, dan jenis kelamin ( lebih banyak pada pria).

b. Faktor dari luar ( ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air ( bila jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam), kalsium ( daging, susu, ikan, kaldu, dan jeroan), dan pekerjaan (kurang bergerak).

c. Gangguan Aliran Kencing (urine).d. Infeksi Saluran Kemih.e. Kekurangan Cairan (seperti pada penderita diare yang

kekurangan cairan).

Page 14: Batu Ginjal Jadi

C. Patofisiologi Batu Ginjal

Page 15: Batu Ginjal Jadi

D. Manifestasi Klinis Batu Ginjala. Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostovetebral.b. Nyeri kolik, dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah

genitalia disertai mual dan muntah.c. Hematuria, baik mikroskopik maupun makroskopik.d. Disuria karena infeksi.e. Demam disertai menggigil.f. Retensi urine pada batu uretra atau leher buli-buli.g. Dapat tanpa keluhan (‘’silent stone”)

E. Komplikasi Batu Ginjala. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di

bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidrone-frosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

b. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.

c. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat.

Page 16: Batu Ginjal Jadi

d. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang. (Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin)

F. Penatalaksanaan Medis dan Pencegahan Batu Ginjal1. Pada kebanyakan kasus, tak ada tindakan karena batu dapat

melewati saluran tanpa intervensi medis.2. Pengangkatan Batu melalui pembedahan:

a) Pielolitotomi (batu diangkat dari pelvis ginjal)b) Uretolitotomi (batu diangkat dari ureter)c) Sistolitotomi ( batu diangkat dari kandung kemih)d) Litotrispi ultrasonik perkutan (PUL) dan litotripsi

gelombang kejut ekstrakorporeal ( ESWL) menggunakan gelombang suara dan gelombang kejut, secara berturut-turut, untuk memecahkan batu menjadi potongan kecil untuk memudahkan eksresi dalam urine. Metode ini bermanfaat untuk pasien dengan resiko terhadap prosedur pembedahan.

e) Terapi pelarutan menggunakan laruta kimia khusus batu yang dimasukkan melalui selang nefrostomi untuk mengirigasi area dan melarutkan batu.

G. Pemeriksaan penunjang Batu Ginjal1. Laboratorium

a. Urinalisis a) Proteinuriab) Hematuriac) Lekosituria

b. Pembiakan urine dapat positif (10 koloni/ ml urine), bila (+) dilakukan tes sensitivitas.

Page 17: Batu Ginjal Jadi

c. Darah lengkap, kreatinin serum, BUN, asam urat, kalsium, dan fosfor. Klirens kreatinin (apabila bsk pada kedua ginjal).

d. Analisi batu

2. RadiologisFoto polos abdomen: 80% BSK radio-opaq, kalau perlu tomografi (polos).a. IVP: dapat menentukan dengan tepat letak batu,

terutama batu-batu yang radiolusen ( kalau perlu+ tomografi).

b. Retrograte pielografi (PRG): pada kasus-kasus dimana IVP tidak jelas.

c. USG pada gagal ginjal, baik kronis maupun akut untuk melihat adanya hidronefrosis, BSK non-opaq.

d. Radioisotop untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu. Sekaligus adanya sumbatan pada gagal ginjal.

e. Pielografi antegrat dengan cara perkutan, teutama bila RPG gagal.

f. CT scan untuk BSK non – opaq (tapi biasa nya dengan USG sudah cukup jelas)

g. MRI. Untuk BSK sangat terbatas penggunaannya.h. Sistoskopi untuk buli-buli sekaligus RPG.

3. Therapya. Untuk mempertahankan pH urine:

a) natrium bikarbonat untuk membuat urine lebih alalin, pada asam pencetus batu.

b) asam askorbat untuk membuat urine lebih asam, pada alkalin pencetus batu.

b. Untuk mengurangi eksresi dari substansi pembebentuk batu:

Page 18: Batu Ginjal Jadi

a) Hidroklorotiazid (diuretik) untuk menurunkan eksresi kalsium dalam urine dengan meningkatkan reabsorpsi kalsium dalam tubulus ginjal.

b) alupurinol untuk mengatasi batu asam dengan menurunkan kadar asam urat plasma.

c) Natrium dan kalium fosfat dapat diberikan untuk mengurangi kalsium dalam urine. Akan tetapi, obat ini tidak diberikan (kontraindikasi) apabila terjadi infeksi ginjal

d) Batu fosfat dapat tumbuh di dalam urine yang alkalin. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah membuat urine menjadi asam dengan memberi vitamin C dan menghindari infeksi saluran kemih (ISK).

H. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Batu Ginjal1. PENGKAJIAN

1) Identitas pasiena) Nama : Tn. Xb) Umur : 39 tahunc) Jenis kelamin : Laki-lakid) Tingkat Pendidikan : Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim pengetahuan tentang batu ginjal, maka akan menganggap remeh penyakit ini.

2) Riwayat Keperawatan / KesehatanKlien masuk ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang timbul mendadak, skala nyeri 10 (0-10).

3) Riwaysat penyakit dahuluKlien tidak memiliki riwayat dahulu.

4) Riwayat obat-obatanKlien pernah diberi obat Hyscopan oleh perawat klinik.

5) Riwayat alergi / efek samping obat

Page 19: Batu Ginjal Jadi

Klien mengatakan ia diberi Hyscopan oleh perawat klinik tempatnya bekerja, setelah minum 1 tablet, pasien merasakan distensi abdomen yang makin memperberat nyerinya.

6) Riwayat keluargaKeluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.

7) Pemeriksaan fisik    

2. Analisa data

NO DATA(Subjektif &

Objektif)

ETIOLOGI MASALAHKEPERAWATAN

1. DS :- Klien

mengeluh nyeri pinggang kiri.

- Klien mengatakan Nyeri timbul secara mendadak.

DO:- Skala nyeri

10 (0-10)- nyeri ketok

pada costo-vertebra

- Nyeri bersifat

Konsentrasi Ca oksalat meningkat

Batu ginjal dan ureter

Obstruksi↓

Tekanan Hidrostatik meningkat

Distensi pada piala ginjal serta

ureter distal sinitra↓

Frekuensi/dorongan kontraksi

Nyeri akut

Page 20: Batu Ginjal Jadi

kolik ureteral meningkat↓

Trauma ginjal↓

Stimulus di transportasikan

olehSaraf afferent

Cortex serebriPelepasan mediator

nyeri (bradikinin, serotonin, histamine)

Saraf efferent↓

Nyeri dipersepsikan

2. DS:- Pasien

mengatakan kolik ini dirasakan lebih berat dibanding sebelumnya

Klien mengatakan merasa susah Buang air kecil,

DO:- Distensi

Batu ginjal↓

Obstruksi↓

Penurunan reabsorbsi dan

sekresi turbulen↓

Iritasi ginjal dan ureter

Gangguan fungsi ginjal

Perubahan eliminasi urin

Page 21: Batu Ginjal Jadi

abdomen- Hasil Urinalisis :

menunjukan accoult blood ++

- Hasil USG : Urethrolitiasis distal sinistra dengan hydronephrosis grade 2.

Retensi urin

Perubahan warna dan Penurunan produksi urine

3. DS :- DO :

- Berkeringat dingin dan pucat.

- Kalsium meningkat 2,7 mmol/L (10,8 mg/dl)

Intake , ouput cairan tidak balanced.(<500cc)

Berat Badan

Konsentrasi Ca oksalat meningkat

Obstruksi batu ureter

Iritasi saraf abdominal, pelvis ginjal, dan kolik

uretral↓

Tekanan darah kapiler meningkat

Tekanan Hidrostatik

Risiko Kekurangan Volume Cairan

Page 22: Batu Ginjal Jadi

menurun < 5 kg, mis (3 kg)

meningkat↓

Berkurangnya jumlah protein

plasma di sel ginjal↓

Perpindahan cairan dari intraseluler ke

ekstraseluler↓

Risiko kekurangan volume cairan

3. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma

jaringan, edema dan iskemia seluler.b. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh

batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.

c. Resiko kekurangan volume cairan b/d mual muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.

d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ….

4. Intervensi Keperawatan

DXP Tujuan Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan nyeri klien

1. Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya.

1. Membantu evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan batu.

Page 23: Batu Ginjal Jadi

sudah berkurag dengan criteria :

- Klien tidak mengeluh nyeri pinggang kiri.

- Klien tidak mengatakan nyeri yang timbul secara mendadak.

- Skala nyeri berukrang.

- Tidak ada nyeri ketok pada costo-vertebra.

- Nyeri tidak bersifat kolik.

Perhatiakn tanda non verbal seperti: peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis, merintih, menggelepar.

2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kepada staf perawatan setiap perubahan karakteristik nyeri yang terjadi.

3. Lakukan tindakan yang mendukung kenyamanan (seperti masase

Nyeri panggul sering menyebar ke punggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan proksimitas pleksus saraf dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah, takut/cemas.

2. Melaporkan nyeri secara dini memberikan kesempatan pemberian analgesi pada waktu yang tepat dan membantu meningkatkan kemampuan koping klien dalam menurunkan ansietas.

3. Meningkatkan

Page 24: Batu Ginjal Jadi

ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang)

4. Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik

5. Batu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung.

6. Perhatikan peningkatan/menetapnya keluhan

relaksasi dan menurunkan ketegangan otot.

4. Mengalihkan perhatian dan membantu relaksasi otot.

5. Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah stasis urine dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.

6. Obstruksi lengkap

Page 25: Batu Ginjal Jadi

nyeri abdomen.

Kolaborasi1. Dalam

pemberian obat sesuai program terapi:

- Analgetik- Antispasmodik- Kortikosteroid

2. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan

ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasiurine ke dalam area perrenal, hal ini merupakan kedaruratan bedah akut.

Kolaborasi

- Analgetik (gol. narkotik) biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental.

- Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri.

- Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu

Page 26: Batu Ginjal Jadi

gerakan batu.

2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan perubahan eliminasi urine dapat membaik dengan criteria :- Kolik klien dapat

dirasakan lebih ringan

- Klien tidak ada masalah dalam buang air

- Tidak ada distensi abdomen

- Hasil Urinalisis dan USG sudah mengalami perbaikan.

1. Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu.

2. Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi yang terjadi.

3. Dorong peningkatan asupan cairan.

1. Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi.

2. Batu saluran kemih dapat menyebabkan peningkatan eksitabilitas saraf sehingga menimbulkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila batu mendekati pertemuan uretrovesikal.

3. Peningkatan hidrasi dapat

Page 27: Batu Ginjal Jadi

4. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.

5. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin)

Kolaborasi1. Berikan obat

sesuai indikasi:- Asetazolamid

(Diamox), Alupurinol (Ziloprim)

- Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), Klortalidon (Higroton)

- Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika)

- Agen antigout mis: Alupurinol

membilas bakteri, darah, debris dan membantu lewatnya batu

4. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP

5. Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit menjukkan disfungsi ginjal

Kolaborasi

1. - Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk menurnkan pembentukan batu asam.

- Mencegah stasis urine ddan menurunkan pembentukan batu kalsium.

- Menurunkan

Page 28: Batu Ginjal Jadi

(Ziloprim)- Antibiotika- Natrium

bikarbonat- Asam askorbat

2. Pertahankan patensi kateter tak menetap (uereteral, uretral atau nefrostomi).

3. Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.

pembentukan batu fosfat

- Menurnkan produksi asam urat.

- Mungkin diperlukan bila ada ISK

- Mengganti kehilangan yang tidak dapat teratasi selama pembuangan bikarbonat dan atau alkalinisasi urine, dapat mencegah pemebntukan batu.

- Mengasamkan urine untuk mencegah berulangnay pembentukan batu alkalin.

2. Mungkin diperlukan untuk membantu kelancaran aliran urine.

3. Mengubah pH

Page 29: Batu Ginjal Jadi

4. Siapkan klien dan bantu prosedur endoskopi.

urien dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.

4. Berbagai prosedur endo-urologi dapat dilakukan untuk mengeluarkan batu.

3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan sesama 1x24 jam di harapkan volume cairan tubuh dalam keadaan normal dengn criteria :

- Berkeringat dingin dan pucat hilang/berkurang.

- Kalsium dalam keadaan normal

Intake dan ouput cairan balance.

1. Awasi asupan dan haluaran.

2. Catat insiden dan karakteristik muntah, diare.

3. Tingkatkan asupan cairan 3-4 liter/hari.

1. Mengevaluasi adanya stasis urine/kerusakan ginjal.

2. Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostasis, juga dimaksudkan sebagai upaya membilas batu keluar.

3. Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dengan kolik

Page 30: Batu Ginjal Jadi

4. Awasi tanda vital.

5. Timbang berat badan setiap hari.

Kolaborasi1. Pemeriksaan

HB/Ht dan elektrolit.

2. Berikan cairan infus sesuai program terapi.

3. Pemberian diet sesuai keadaan klien.

ginjal karena saraf ganglion seliaka menghubungkan kedua ginjal dengan lambung.

4. Indikator hiddrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.

5. Peningkatan BB yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi.

Kolaborasi1. Mengkaji hidrasi

dan efektiviatas intervensi.

2. Antiemetik mungkin diperlukan untuk menurunkan mual/muntah.

3. Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas saluran

Page 31: Batu Ginjal Jadi

4. Berikan obat sesuai program terapi (antiemetik misalnya Proklorperasin/ Campazin).

cerna, mengurangi iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi.

4. Mempertahankan volume sirkulasi (bila asupan per oral tidak cukup)

I. Patofisiologi Batu Ginjal

Faktor intrinsic

(usia, jenis kelamin)

Urin pekat

Konsentrasi kalsium dalam darah dan urin

Impuls disampaikan ke otak

Peningkatan ureum

Page 32: Batu Ginjal Jadi

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Batu ginjal merupakan suatu massa yang keras yang terbentuk dari kristal-kristal dari endapan urine dan tumbuh pada bagian dalam ginjal.Urolithiasis adalah istilah untuk menggambarkan batu yang terjadi pada saluran kemih. Tetapi istilah Batu Ginjal dapat menerangkan kondisi batu yang terjadi pada semua tempat di saluran kemih. Penyebab pasti sampai saat ini tidak diketahui, meskipun beberapa jenis makanan meningkatkan terjadinya batu. Riwayat keluarga dengan batu ginjal juga mempengaruhi insiden ini. Gejala batu ginjal diantaranya adalah nyeri yang hilang timbul, adanya darah dalam air seni, rasa tidak enak saat berkemih, jika terjadi infeksi, maka

Aliran urin menjadi lambatMerangsang media vomiting center

Pembentukan batu kalsum

Urin mengendap Mual muntah

Terjadi gesekan di saluran kemih

nyeri Perubahan eliminasi urinResiko infeksi

Page 33: Batu Ginjal Jadi

penderita mengalami demam dan menggigil, terkadang batu ginjal tidak menimbulkan gejala sama sekali, hanya ditemukan secara tidak sengaja saat mengalami rontgen.

Pencegahan batu ginjal , diantaranya adalah minum yang cukup, aktifitas harian yang cukup, diet rendah protein, nitrogen, dan natrium, batasi makanan yang mengandung banyak oksalat, mengkonsumsi jus dan hindari minuman bersoda dan vitamin C dosis tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 34: Batu Ginjal Jadi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sistem Perkemihan yang di fasilitator oleh Bapak Ibrahim M. Bola

Disusun oleh:

Aa Permana (213110002) Ahmad Rizal J (213110081)

Agus Susanto (213110026) Feby Restunengsih(213110093)

Wandi Suhandi (213110043) Rifky Slamet H (213110095)

Rani Hermiyati (213110054) Rafni Nur R (213110102)

Page 35: Batu Ginjal Jadi

Devi Ardiana R (213110062) Syifa Nurjannah (213110113)

Tri Mulya (213110068) Fitri (213110118)

Fifi Siti Fauziyah Y (213110071) Faurani Suryani (213110121)

Anna Marliana N (213110076) Desri Amania (213110077)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN-S1SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha ESA, karena rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan “Batu Ginjal” ini bertujuan untuk memahami bahasan dalam Sistem Perkemihan. Dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Perkemihan dengan fasilitator oleh Ibrahim M. Bola. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian laporan ini, khususnya pada teman-teman sekolah Tinggi

Page 36: Batu Ginjal Jadi

Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi dan Bapak Ibrahim yang telah membimbing penyusunan makalah ini, semoga dengan di buatnya makalah ini khususnya penyusun dan umumnya pembaca dapat lebih mengetahui dan memahaminya.

Penyusun juga berharap agar laporan ini dapat memenuhi nilai tugas mata kuliah Sistem Perkemihan dengan nilai yang baik. Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima dengan senang hati guna berkembangnya pengetahuan dan keilmuan yang kita pelajari.

Cimahi, 15 Oktober 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………… iDAFTAR ISI ………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang .................................................................

1I.2 Rumusan Masalah ………………………………………………

1

i

Page 37: Batu Ginjal Jadi

I.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………2

I.4 Sistematika Penulisan ……………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN TEORIII.1 Langkah 1 ………………………………………………………

4II.2 Langkah 2 ………………………………………………………

5II.3 Langkah 3 ………………………………………………………

6II.4 Langkah 4 ………………………………………………………

8II.5 Langkah 5 ………………………………………………………

9II.6 Langkah 6 ………………………………………………………

9II.7 Langkah 7 ………………………………………………………

11a. Definisi Batu Ginjal ……………….…………………..… 9b. Etiologi Batu Ginjal ......…………………………………. 11c. Patofisiologi Batu Ginjal ……………………………….…….. 13d. Manifestasi klinis Batu Ginjal …………..………….………………

14e. Komplikasi Batu Ginjal ……………………………………… 14f. Penatalaksanaan dan Pencegahan Batu Ginjal ……….…….

…….. 15g. Askep pada penderita Batu Ginjal ……….…………………….

151) Pengkajian ……………………………………...

172) Analisa Data ……………………………………… 183) Diagnosa Keperawatan ……………………………..……….

204) Intervensi Keperawatan ………………………………………

21

BAB III PENUTUPIII.1 Kesimpulan …………………………..…………….………….… 30

Page 38: Batu Ginjal Jadi

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….31

ii