22
Batu pada Ginjal Samantha 102011399/A3 Mahasiswa FK UKRIDA Semester 5 FK UKRIDA 2012 Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 [email protected] Pendahuluan Pada era globalisasi ini gaya hidup manusia sudah banyak berubah. Perubahan banyak dirasakan terutama pada gaya hidup. Gaya hidup membuat penurunan kualitas terhadap kehidupan kita. Mengkonsumsi makanan berlemak, serta minim nutrisi lainnya membuat banyak penyakit degenatif makin berkembang. Salah satu penyakit yang berkembang adalah batu ginjal. Penyakit ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Mayoritas penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Penderita batu ginjal akan merasa sakit terutama pada bagian pinggang. Selain itu juga akan mengalami gangguan saat berkemih. Banyak masalah-masalah lain yang bisa disebabkan oleh batu ginjal. Pada makalah ini akan dibahas masalah tersebut lebih lanjut. Pembahasan 1

Batu Pada Ginjal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: Batu Pada Ginjal

Batu pada GinjalSamantha

102011399/A3

Mahasiswa FK UKRIDA Semester 5

FK UKRIDA 2012

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

[email protected]

Pendahuluan

Pada era globalisasi ini gaya hidup manusia sudah banyak berubah. Perubahan banyak

dirasakan terutama pada gaya hidup. Gaya hidup membuat penurunan kualitas terhadap

kehidupan kita. Mengkonsumsi makanan berlemak, serta minim nutrisi lainnya membuat

banyak penyakit degenatif makin berkembang. Salah satu penyakit yang berkembang adalah

batu ginjal.

Penyakit ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Mayoritas penyakit ini

disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Penderita batu ginjal akan merasa sakit

terutama pada bagian pinggang. Selain itu juga akan mengalami gangguan saat berkemih.

Banyak masalah-masalah lain yang bisa disebabkan oleh batu ginjal. Pada makalah ini akan

dibahas masalah tersebut lebih lanjut.

Pembahasan

Autoanamnesis

Dilaksanakan dengan cara bertanya atau mendapatkan informasi dari pasien itu sendiri,

beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan untuk mendukung diagnosis pada skenario ini

adalah :

Di lokasi mana saja, pasien merasakan nyeri?

Lokasi nyeri khas pada ginjal adalah di daerah CVA(Costo Vertebra Angle)

1

Page 2: Batu Pada Ginjal

Apa saja faktor pemberat nyeri dan onsetnya?

Untuk membantu menegakkan diagnosis.

Apakah pasien ketika berkemih urinnya bewarna merah seperti darah?

membantu menegakkan diagnosis.

Apakah pasien pernah mengalami keluhan utama seperti ini sebelumnya?

membantu menegakkan diagnosis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik ginjal patologis secara umum:

Inspeksi : Melihat adanya bekas pembedahan.

Palpasi : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran ginjal.

Normalnya tidak teraba kecuali pada orang yang sangat

kurus, ginjal kanan kutub bawah akan teraba. Tes

balotement. Selain itu juga dilakukan perabaan supra

simfisis untuk mengetahui apakah terdapat perabaan

batu dan kandung kemih yang terasa nyeri.

Perkusi : Dilakukan pengetukan di daerah CVA. Untuk

mengetahui ada nyeri atau tidak.

Nefrolitiasis (Batu Ginjal)

Definisi Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di

dalam ginjal.1 Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu

yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,

penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal)

maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).

2

Page 3: Batu Pada Ginjal

Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam pelvis renal. Batu terbentuk

dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium

fosfat, dan asam urat meningkat.1,3

Gambar. Batu Ginjal 2

Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran

urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang

masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang

mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah

faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik

yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.3

Faktor intrinsik antara lain :

1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.

2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan

pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :

1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih

yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.

3

Page 4: Batu Pada Ginjal

2. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang

dikonsumsi.

3. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.

4. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk,

jarang minum atau kurang aktifitas atau sedentary life.3,4

Epidemiologi

Abad ke-16 hingga abad ke-18 tercatat insiden tertinggi penderita batu saluran kemih

yang ditemukan diberbagai negara di Eropa. Berbeda dengan eropa, di negara-negara

berkembang penyakit batu ini masih ditemukan hingga saat ini, misalnya Indonesia,

Thailand, India, Kamboja, dan Mesir.1

Gambaran Klinis

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya

gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan

pada penderita batu ginjal antara lain : 1,4

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing

6. Nyeri tekan kostovertebral

7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8. Gangguan faal ginjal.

Adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema.

Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan

hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi dan sistisis yang disertai

menggigil, demam, dan disuria dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.

Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak

unit fungsional ginjal. Sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan

menyebabkan ketidaknyamanan.

4

Page 5: Batu Pada Ginjal

Batu di pelvis ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus

menerus diarea konstovertebral. Hematuria dan piuria dapat dijumpai.

Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut,

kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih,

namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi

abrasive batu.

Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan

berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria.

Kebanyakan pasien mengalami kolik sedang sampai berat, yang disebabkan oleh batu

yang memasuki ureter. Pada pasien juga dapat ditemukan obstruksi ureter, infeksi traktus

urinarius yang persisten, ataupun hematuria tanpa nyeri. Pada pasien yang menunjukkan

gejala penyakit batu, tidak adanya hematuria tidak menyingkirkan diagnosis urolitiasis. Hal

ini dikuatkan dengan adanya penelitian yang dilakukan terhadap 397 pasien dengan

urolitiasis simptomatik akut, dimana 9% diantaranya tidak mengalami hematuria.6

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit

batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang lain

untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal

ginjal.

Pemeriksaan penunjang1,6,7

1. Computed tomography (CT)

CT helikal tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada pasien

yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan teknik pencitraan lainnya, antara lain: tidak memerlukan material

radiokontras, dapat memperlihatkan bagian distal ureter, dapat mendeteksi batu

radiolusen (seperti batu asam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm,

dan dapat mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu

yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada pasien.

Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD dengan nyeri

pinggang, CT helikal memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan nilai prediktif

negatif 97% untuk diagnosis batu ureter.

5

Page 6: Batu Pada Ginjal

2.Ultrasonografi ginjal

Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi, tetapi

teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa memperlihatkan ginjal

dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif pada 123 pasien menunjukkan bahwa,

dibandingkan dengan CT Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi memiliki

sensitivitas 24% dan spesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga

sering terlewatkan dengan ultrasonografi.

Radiografi Konvensional (kidney-ureter-bladder view) tidak cukup untuk

menegakkan diagnosis karena tidak memperlihatkan batu pada ginjal atau ureter

(walaupun batu radio-opaque kecil) dan tidak memberikan informasi mengenai

kemungkinan adanya obstruksi.

3. Intravenous pyelography (IVP)

Intravenous pyelography (IVP) memiliki sedikit keuntungan pada nefrolitiasis,

meningkatkan risiko pasien terhadap infusi radiokontras dan gagal ginjal akut akibat

kontras, dan memberikan hanya sedikit informasi dibandingkan CT helikal tanpa

kontras.

4. Renogram

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukkan faal kedua ginjal secara terpisah

pada batu ginjal bilateral atau bila ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk

memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk

melakukan tundak bedah pada ginjal yang sakit.

5. Urogram

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian

(filling) (batu asam uran, xantin, 2-8-dihidroksiadenin ammonium urat). Selain itu dapat

menunjukkan lokasi dalam sisitim kolektikus serta menunjukkan kelainan anatomis.

6. Uji laboratorium

Uji kimia darah dan urine 24 jam untuk mengukur kadar kalsium, asam urat,

kreatinin, natrium, pH, dan volume total merupkan bagian dari upaya diagnostik.

6

Page 7: Batu Pada Ginjal

Riwayat diet dan medikasi serta riwayat adanya batu ginjal dalam keluarga

didapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu pada

pasien.

pH dibawah 7,5 merupakan lithiasis karena infeksi dan pH di bawah 5,5

merupakan lithiasis karena asam urat.

Pemeriksaan sedimen urin adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-

kristal pembentuk batu.

Kultur urine untuk menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.

Faal ginjal (Ureum, Creatinin) mencari kemungkinan penurunan fungsi ginjal

dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto IVP.

Pemeriksaan mikroskopik urin melihat hematuria dan kristal.

Patofisiologi5,6,8

Batu dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai kekandung kemih dan ukuran

bervariasi dari defosit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu

sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Faktor tertentu yang mempengaruhi

pembentukan batu, mencakup infeksi, statis urine, periode immobilitas. Faktor-faktor yang

mencetuskan peningkatan konsentrasi kalsium dalam darah dan urine, menyebabkan

pembentukan batu kalsium.

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium

fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan

tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan

timbulnya batu residif.

Jenis – jenis batu :

1. Batu Kalsium

Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan

yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:

Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena

peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan

7

Page 8: Batu Pada Ginjal

reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan

resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor

paratiroid.

Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai

pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti

the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.

Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam

urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium

oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau

berasal dari metabolisme endogen.

Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat

sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia

dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian

diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.

Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai

penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi

dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium

ddengan oksalat.

2. Batu Struvit

Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu

oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah

urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas

dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi

basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-

garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium

fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

3. Batu Urat

Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh

penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik

(sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein

mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi

8

Page 9: Batu Pada Ginjal

terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2

liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

Penatalaksanaan1,4,6

1. Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,

karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa

nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretik dan minum banyak supaya dapat

mendorong batu keluar. Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan analgetik atau inhibitor

sintesis prostaglandin (intravena, intramuskular, atau supositoria).

2. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada

tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli

tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah dengan gelombang kejut

menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

Betapapun disebutkan bahwa dengan ESWL batu dapat dipecahkan menjadi bagian

yang lebih kecil dari 2 mm, belum tentu pasca tindakan semua batu akan pecah hingga

ukuran yang dikehendaki. Walaupun dinyatakan bahwa gelombang kejut yang dipergunakan

tidak akan merusak jaringan ginjal secara permanent, kerusakan yang ada perlu diawasi baik

dari segi kemungkinan terjadinya infeksi atau kerusakan yang dapat menimbulkan gejala sisa.

3. Endourologi

Tindakan endourologi merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu

saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran

kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan

melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Sedangkan pemecahan batu

dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara,

atau dengan energi laser.1

Beberapa tindakan endourologi itu antara lain:

9

Page 10: Batu Pada Ginjal

PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)

PNL yaitu mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan

alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan

atau dipecah terlebih dahulu.

Litotripsi

Litotripsi yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat

pemecah batu (Litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan

evakuator Ellik.

Ureteroskopi atau uretero-renoskopi

Ureteroskopi yaitu memasukkan alat ureteroskopi per-uretram guna melihat keadaan

ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang

berada didalam ureter maupun di dalam pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan

ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.

4. Bedah Terbuka

Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, ESWL, atau cara non bedah

tidak berhasil. Walaupun demikian, sudah tentu untuk menentukan tindak bedah pada suatu

penyakit batu saluran kemih perlu seperangkat indikasi.

Batu ginjal yang terletak di kaliks selain oleh indikasi umum, perlu dilakukan tindak

bedah bila terdapat hidrokaliks. Batu sering harus dikeluarkan melalui nefrolitotomi yang

tidak gampang karena batu biasanya tersembunyi di dalam kaliks.

Batu pelvis juga perlu dibedah bila menyebabkan hidronefrosis, infeksi, atau

menyebabkan nyeri yang hebat. Pada umumnya, batu pelvis terlebih lagi yang berbentuk

tanduk rusa amat mungkin menyebabkan kerusakan ginjal. Operasi untuk batu pielum yang

sederhana disebut pielolitotomi sedangkan untuk bentuk tanduk rusa (staghorn) dengan

pielolitotomi yang diperluas.

10

Page 11: Batu Pada Ginjal

Bila batu ureter ukuran 0,4 cm terdapat pada bagian sepertiga proksimal ureter, 80%

batu akan keluar secara spontan, sedangkan bila batu terdapat pada bagian sepertiga distal,

kemungkina keluar spontan 90%.

Patokan ini hanya dipakai bila batu tidak menyebabkan gangguan dan komplikasi.

Tidak jarang batu dengan ukuran 0,4 cm dapat juga menyebabkan gangguan yang

mengancam fungsi ginjal atau sebaliknya, batu dengan ukuran lebih dari 1 cm tidak

menyebabkan gangguan sama sekali dan bahkan keluar secara spontan.

Oleh karena itu, ureterolitotomi selalu didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri

yang sangat yang tidak tertahankan oleh penderita, dan penanganan medis yang tidak

berhasil.

Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu

dilakukan tindakan pengeluarannya. Litotriptor hanya dapat memecahkan batu dalam batas

ukuran 3 cm ke bawah. Batu diatas ukuran ini dapat ditangani dengan ESWL atau

sistolitotomi melalui sayatan Pfannestiel.

Tidak jarang batu uretra yang ukurannya < 1 cm dapat keluar sendiri atau dengan

bantuan pemasangan kateter uretra selama 3 hari, batu akan terbawa keluar dengan aliran air

kemih yang pertama. Batu uretra harus dikeluarkan dengan tindakan uretratomi externa.

Komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibat operasi ini adalah striktur uretra.5,6

Komplikasi

1. Penyumbatan pada saluran kemih bagian bawah

2. Perenggangan pada otot ureter menyebabkan kontraksi yang sangat nyeri (kolik

ginjal)

3. Aliran yang tersumbat menyebabkan dilatasi ureter dan hidronefrosis dengan

penghentian ekskresi

4. Batu yang sudah diangkat bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang menetap

11

Page 12: Batu Pada Ginjal

5. Sumbatan pada saluran kemih juga meningkatkan pertumbuhan kuman seperti infeksi

saluran kemih, pielonefritis

6. Pengendapan asam urat di dalam ginjal atau garam kalsium dapat menyebabkan

peradangan dan kerusakan jaringan ginjal

7. Terjadi kegagalan faal ginjal karena hidronefrosis yang berlanjut pionefrosis

8. Jika terkena kedua ginjal, dapat terjadi uremia karena gagal ginjal total.

Preventif

1. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)

2. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukkan batu yaitu:1

Sitrat (kalium sitrat 20mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon setelah

makan malam)

Batu ginjal tunggal (meningkatkan masukan cairan yang mengontrol secara

berkala pembentukan batu baru)

3. Pengaturan diet seperti:

Meningkatkan masukan cairan

Masukan cairan terutama pada malam hari akan meningkatkan aliran kemih dan

menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih.

Hindari masukan minum gas (soft drink) lebih dari 1 liter perminggu.

Kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB/hari). Masukan protein tinggi dapat

meningkatkan ekskresi kalium, ekskresi asam urat, dan menurunkan sitrat dalam

air kemih. Protein binatang diduga mempunyai efek menurunkan pH air kemih

lebih besar dibandingkan protein sayuran karena lebih banyak menghasilkan

asam.

12

Page 13: Batu Pada Ginjal

Membatasi masukan natrium. Diet natrium rendah (80-100 mg/hari) dapat

memperbaiki reabsorpsi kalsium proksimal sehingga terjadi pengurangan ekskresi

natrium dan ekskresi kalsium. Penurunan masukan natrium dari 200-80 mEq/hari

dilaporkan mengurangi ekskresi kalsium sebanyak 100 mg/hari (2.5 mmol/hari).

Masukan kalsium. Pembatasan masukan kalsium tidak dianjurkan. Penurunan

kalsium intestinal bebas akan menimbulkan peningkatan absorpsi oksalat oleh

pencernaan, peningkatan ekskresi oksalat dan meningkatkan saturasi kalsium

oksalat air kemih. Diet kalsium rendah merugikan pasien dengan hiperkalsiuria

idiopatik karena keseimbangan kalsium negatif akan memacu pengambilan

kalsium dari tulang dan dari ginjal. Keadaan ini akan memperburuk penurunan

densitas tulang pada beberapa pasien.

4. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer

sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu.

Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi.

5. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang

kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalam terganti

dengan yang baru.

6. Jangan menahan kencing, kecing yang tertahan dapat menyebabkan urinemenjadi

lebih pekat, atau terinfeksi saluran kemih. Urine yang pekat dan infeksi saluran kemih

merupakan faktor pendukung pembentukan batu.

7. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Prognosis

Sekitar 80-85% batu dapat keluar secara spontan. Sekitar 20% pasien membutuhkan

bantuan tenaga medis karena nyeri kolik, ketidakmampuan menjaga keseimbangan elektrolit

tubuh, ISK proksimal, atau ketidak mampuan untuk mengerluarkan batu tersebut.

Prognosis memburuk apabila penyakit batu ginjal disertai dengan berbagai penakit

saluran kemih lainnya. Seperti, pyelonephritis, pyonephrosis, dan urosepsis.

DD

13

Page 14: Batu Pada Ginjal

Uretrolitiasis

Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal,

yang turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi

tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic junction (UPJ), persilangan

ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding buli. Batu yang terbentuk sama dengan

yang terbentuk pada ginjal. Yang membedakan hal ini hanyalah lokasi batu tersebut berada.

Dari gejala klinis dapat dibedakan dari kolik yang ditimbulkan. Pada batu ureter kolik yang

dirasakan oleh pasien lebih hebat. Hal ini disebabkan karena batu di ureter lebih mudah untuk

bergerak sehingga menimbulkan rasa sakit yang cukup hebat.

Pyelonefritis

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih,

termasuk ginjal itu sendiri, akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Infeksi saluran kemih

adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bakteriutia patogen dengan jumlah koloni

> 100.000 mikroorganisme tunggal per ml yang mengenai saluran kemih bagian atas

(pielonefritis) atau bagian bawah (sistitis), atau keduanya. 7

1. Infeksi saluran kemih atas:

Pielonefriris akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh

infeksi bakteri. Memiliki gejala spesifik seperti demam yang bisa tinggi sampai ≥ 39°C,

malaise, dan nyeri pinggang selain gejala disuria, frequency dan urgency . 8

2. Infeksi saluran kemih bawah:

Sistitis adalah radang selaput mukosa kandung kemih (vesica urinaria) yang timbulnya

mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan atau berat disertai penyulit infeksi

saluran kemih atas (Pielonefritis). Gejala diantaranya adalah disuria, nyeri tekan

suprapubik, frequency, urgency, dan hematuria. 7

14

Page 15: Batu Pada Ginjal

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran – EGC. 2004. h. 756-763.

2. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari : http://www.medicastore.com. Last update :

Januari 2008.

3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional

republik Indonesia. 2003. h. 62-65.

4. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology. Edisi ke-16. New York :

Lange Medical Book. 2004. h. 256-283.

5. Enday S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa.

Edisi ke-5. Jilid 3. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.1011-2

6. Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006. h. 26-93

7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

h. 718

8. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. h. 50

15