Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUPATI MUSI BANYUASINPROVINSI SUMATERA SELATAN
PERATURANBUPATIMUSI BANYUASINNOMOR &1 TAHUN2019
TENTANG
SATUANTUGAS PERCEPATANPENYELESAlANKONFLIKAGRARIAKABUPATENMUSI BANYUASIN
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
BUPATIMUSI BANYUASIN,
Menimbang: a. bahwa Reforma Agraria adalah program Prioritas
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sebagaimana
tercantum dalam Penjabaran Misi ke-enam Kabupaten
Musi Banyuasin 2017-2022 dan ditegaskan pada
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun
2017-2022;
b. bahwa PenyeIesaian Konflik Agraria merupakan program
dan kegiatan prioritas daIam rangka peIaksanaan Reforma
Agraria yang harus dijaIankan untuk mendukung
peIayanan pertanahan dan upaya penyeIesaian konflik
agraria yang bersifat strukturaI;
c. bahwa ruang pengaduan yang selama ini tersedia harus
diperkuat dengan langkah-langkah strategis dan tindak
Ianjut sebagai peneIjemahan dari "Negara Hadir" untuk
mempercepat penyeIesaian konflik agraria yang sinergi
dengan peran Organisasi Perangkat Daerahjlembaga
penanggungjawab yang terkait;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, dan c, periu menetapkan Peraturan
Bupati ten tang Satuan Tugas Percepatan Penyelesaian
Konflik Agraria Kabupaten Musi Banyuasin;
Menimbang: 1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera
Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1821);
2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
dasar Pokok - Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3886);
4. Undang - Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana teIah diubah dengan
Undang - Undang Nomor 19 tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang - Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang - Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Penge10laan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
6. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Altematif Penyelesaian Sengketa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 138, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3872);
2
Menetapkan :
7. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5315);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 ten tang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara
Repu blik Indonesia Nomor 5613);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5658);
11. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 ten tang Reforma
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 172);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN SATUANTUGAS PERCEPATAN PENYELESAIAN KONFLIK AGRARIAKABUPATENMUSI BANYUASIN.
BAB IKETENTUANUMUM
PasaI 1
Dalam peraturan Bupati ini yang di maksud dengan:
1. Daerah adaIah Kabupaten Musi Banyuasin.
3
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
3. Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Musi Banyuasin.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin.
6. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Musi Banyuasin.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Musi Banyuasin.
8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah
yang te1ah ditetapkan.
10. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah daerah untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah.
II. Satuan Tugas Percepatan Penye1esaian Konflik Agraria yang
selanjutnya disingkat SATGAS P2KA adalah Badan Pelaksana
(eksekutif board) yang dibentuk dan memberikan masukan kepada
Bupati untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka
penyelesaian konflik agraria di kabupaten Musi Banyuasin.
12. Konflik Agraria adalah perselisihan agraria (bumi, air dan ruang
angkasa termasuk kekayaan alam di dalamnya) antara orang
perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum, atau
lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak
luas.
13. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah pegawai
negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
14. Non-PNSadalah seseorang yang berasal dari pensiunan PNS, anggota
atau pumawirawan TNI/ POLRIatau kelompok profesi.
4
BABIIKEDUDUKAN
Pasal2
SATGASP2KA berkedudukan sebagai pejabat fungsional / Tenaga Ahli/
Tenaga Relawan yang secara operasional berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis administratif di
bawah koordinasi Sekretaris Daerah.
Pasal3
Untuk ke1ancaran koordinasi dan pendayagunaan SATGAS P2KA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 struktur organisasi terlampir dalam
Peraturan Bupati ini, sebagai berikut:
a. Bidang Penanganan Pengaduan dan Pusat Data Konflik Agraria;
b. Bidang Penanganan Penyelesaian dan Mediasi Konflik Agraria;
c. Bidang Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi.
BAB1lIPENJABARANTUGASDANFUNGSI
Pasal4
SATGAS P2KA mempunyal tugas pokok membantu Bupati dalam
penyiapan data dan percepatan penyelesaian konflik agraria serta
mendukung perwujudan reforma agraria di kabupaten Musi Banyuasin.
Pasal5
(1)Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, SATGASP2KAmempunyai fungsi :
a. membangun komunikasi dan koordinasi antar komponen Satuan
Tugas yang terdiri dari; Dewan Pembina/governing board (Bupati),
Dewan Pengarah/steering committee (Wakil Bupati), dan Badan
Pelaksana/ eksecutive board (Anggota Satgas P2KA);
5
b. membangun sistem pengaduan dan pangkalan data (data-base)
agraria termasuk konflik agraria kabupaten Musi Banyuasin;
c. menyusun jadwal dan pelaksanaan penyelesaian konflik agraria di
kabupaten Musi Banyuasin dengan jalan musyawarah dan dialog
yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan penghormatan
terhadap Hak Asasi manusia;
d. menjalin kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait
baik tingkat Nasional, Provinsi, maupun Oaerah dalam urusan
tugas-tugas penyelesaian konflik agraria di kabupaten Musi
Banyuasin;
e. melakukan pengendalian, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
hasil pelaksanaan penyelesaian konflik agraria di kabupaten Musi
Banyuasin.
f. melakukan koordinasi dan mendapatkan informasi dalam rangka
penyelesaian konflik agraria dari OPO terkait di Kabupaten Musi
Banyuasin.
g. Memberikan rekomendasi kepada Bupati atau pihak terkait lainnya
mengenai pelaksanaan penyelesaian konflik agraria di Kabupaten
Musi Banyuasin.
(2)Oalam menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) di atas berpedoman pada SOP atau petunjuk teknis lainnya
yang disusun dan ditetapkan bersama oleh anggota Satgas P2KA.
BABIVTATAKERJA
Pasal6
(1)SATGAS P2KA dapat melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi
dan simplikasi dengan jajaran Organisasi Perangkat daerah dan/atau
instansi terkait.
6
(2)Pengangkatan koordinator SATGAS P2KA dilakukan melalui
mekanisme musyawarah dengan tetap mempertimbangkan senioritas,
kepangkatan, kemampuan dan/atau usia.
(3) Koordinator SATGAS P2KA sekaligus berfungsi sebagai penghubung
dengan Pemerintah Daerah.
Pasal 7
(1)SATGASP2KAwajib mentaati semua peraturan perundang-undangan
yang ber1aku, menjaga kerahasiaan segala bentuk data/informasi dan
dokumen, serta melaksanakan tugas dan fungsi yang dipercayakan
dengan penuh tanggungjawab.
(2)SATGAS P2KA wajib melaporkan dan menyampaikan informasi
strategis pada kesempatan pertama kepada Bupati, serta secara
berkala wajib menyusun Iaporan setiap bulan kepada Bupati.
PasaI8
Anggota SATGASP2KAyang tergabung dalam Badan pelaksana (eksecutive
board) berhak mendapatkan honorarium yang besarannya disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan.
BABVPENGANGKATANDANPEMBERHENTIAN
PasaI9
(1)Anggota SATGAS P2KA yang tergabung dalam badan Pelaksana
(eksecutive board) ditunjuk dan diberhentikan oleh Bupati setelah
memenuhi persyaratan.
(2)Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PNS dan/atau Non PNS
yang memiliki integritas dan kualifikasi profesional/keahlian yang
dibutuhkan.
7
(3)Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah:
a. PNS yang memiliki pangkat paling rendah Penata Muda Golongan
Ruang III/ a;
b. Pendidikan formal paling rendah berijazah formal SLTA/ Sederajat;
c. Memiliki keahlian, pengalaman, pengetahuan sesual dengan
kompetensi yang dibutuhkan.
(4)Anggota SATGAS P2KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan maksimal 18 (delapan belas) orang dengan
mempertimbangkan keterwakilan perempuan
(5)Pengangkatan Anggota SATGAS P2KA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat untuk satu periode berikutnya.
Pasal 10
Anggota SATGAS P2KA yang tergabung dalam Badan Pelaksana
(eksekutive board) diberhentikan oleh Bupati apabila:
a. berhenti dari PNS;
b. melanggar ketentuan Pasal 7 Peraturan Bupati ini;
c. diberhentikan karena telah berakhir masa jabatannya dan tidak
diperpanjang lagi;
d. mengundurkan diri; dan
e. ditugaskan padajabatan lain sesuai Kebijakan Bupati.
f. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABVIPEMBIAYAAN
Pasal 11
Semua biaya yang timbul sebagai akibat diberlakukannya Peraturan
Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)Kabupaten Musi Banyuasin.
8
BAB VIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan perundangan
Peraturan Bupati ini dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
Ditetapkan di Sekayupada tanggal 9'1 ~I)JVI 2019
BUPATI MUSI BANYUAS!N,
[~p~H. DOD! REZA ALEX NOERDIN
Diundangkan di Sekayupada tanggal Ef2.)\IM 2019
TAR!S DAERAHATEN MUS! BANYUAS!N,
BERITA DAERAH KABUPATEN MUS! BANYUASIN TAHUN 2019 NOMOR ,f, I
9
Lampiran Peraturan Bupati Musi BanyuasinNomorTanggalTentang
b, Tahun 2019, .~ ",1.11-11 2019Satuan Tugas PercepatanPenyelesalan Konflik AgrariaKabupaten Musi Banyuasin
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN TUGAS PERCEPATAN PENYELESAIANKONFLIK AGRARIA KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Koordinator
Bidang Penanganan Bidang Penanganan Bidang Pemantauan,Pengaduan dan Pusat Penyelesaian dan Pelaporan danData Konflik Agraria Mediasi Konflik Agraria Verifikasi
I I II 1 I
Anggota Anggota AnggotaI- l- -l- -
BUPATI MUSI BANYUASIN,
tH. DODl REZA ALEX NOERDlN
10