Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    1/34

    1

    By: f.oka

    Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-

    fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

    berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara

    fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72)

    Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan

    sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

    berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

    Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara

    sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan

    akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para peneliti karena dua alasan.

    Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam

    bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan

    yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

    penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana

    dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statistika yang kompleks. Walaupun

    sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan

    dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktualperkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga

    dapat dikembangkan ke arah penelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui

    deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick

    description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel

    yang lebih kompleks.

    Ciri-ciri penelitian deskriptif

    1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi, misalnya; umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosial

    ekonomi, dan lain-lain disesuaikan dengan tujuan penelitian.

    2. Pada penelitian deskriptif murni tidak dibutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding karena yang

    dicari adalah prevalensi penyakit atau fenomena tertentu, atau untuk memperoleh gambaran tentang

    hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    2/34

    2

    3. Terdapatnya hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan atas tabel si lang

    yang disajikan.

    4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa dilakukan analisis yang

    mendalam. Penyajian data hasil penelitian dapat berupa tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan

    grafik. Perhitungan yang dilakukan hanya berupa persentase, proporsi, rata-rata, rate, rasio, simpanganbaku, dan sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.

    5. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pendahuluan dan digunakan bersama-sama dengan

    hampir semua jenis penelitian, misalnya untuk menentukan kriteria subjek studi.

    6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan setiap subjek studi

    selama penelitian hanya diamati satu kali.

    7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa sampling survay atau data

    sekunder dari rekam medis.

    8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas seperti desa atau kecamatan atau

    meliputi wilayah yang besar seperti negara, misalnya survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI).

    Langkah dalam melaksanakan penelitian deskriptif

    Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

    1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

    2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

    3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

    4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

    5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

    6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi,

    sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

    7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika

    yang relevan.

    8. Membuat laporan penelitian

    Manfaat penelitian deskriptif dalam bidang kesehatan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    3/34

    3

    Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh peneliti atau pengelola pelayanan kesehatan untuk

    memperoleh informasi yang cepat dan relevan tentang ciri-ciri subjek studi dan klasifikasi penyakit.

    Secara garis besar, informasi yang diperoleh dari studi deskriptif dapat digunakan untuk hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Menyusun rencana pelayanan kepada masyarakat. Misalnya, dari penelitian deskriptif dihasilkan

    prevalensi penyakit tuberkulosa yang cukup tinggi atau ditemukannya prevalensi infeksi saluran

    pernafasan bagian atas (ISPA) yang tinggi pada anak-anak. Informasi tersebut dapat digunakan untuk

    membuat usulan dalam perencanaan pelayanan kesehatan.

    2. Hasil penelitian deskriptif dapat pula digunakan untuk mengadakan evaluasi program pelayanan

    kesehatan yang telah dilakukan. Misalnya, setelah dilaksanakan program pelayanan kesehatan terhadap

    ISPA pada anak-anak dan kita ingin mengetahui hasil program tersebut, seperti ; apakah telah terjadi

    penurunan prevalensi ISPA di daerah tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian deskriptif dan bilaternyata hasilnya belum memuaskan maka dapat ditelusuri faktor penyebabnya dari hasil penelitian

    deskriptif tersebut dan dapat digunakan untuk perencanaan ulang (re-planning) pada program

    pelayanan terhadap ISPA tersebut.

    3. Usulan untuk penelitian lanjutan.

    4. Penelitian deskriptif dapat juga digunakan untuk membandingkan prevalensi penyakit tertentu

    antardaerah atau satu daerah dalam waktu yang berbeda.

    Keuntungan penelitian deskriptif

    1. Relatif mudah dilaksanakan

    2. Tidak membutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding.

    3. Diperoleh banyak informasi penting yang dapat digunakan untuk perencanaan program pelayanan

    kesehatan pada masyarakat, memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan, mengadakan

    perbandingan status kesehatan, penelitian deskriptif dapat pula digunakan sebagai penelitian

    pendahuluan untuk penelitian analitik atau penelitian eksperimental.

    Jenis-jenis Penelitian Deskriptif :

    1. Studi Kasus

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    4/34

    4

    Studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah atau perkembangan kasus

    yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu

    (perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial atau masyarakat).

    Suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam

    dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang

    diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan

    untuk membuat hipotesis.

    Ciri-ciri penelitian kasus:

    a. Menggambarkan subyek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku itu sendiri dan hal-hal yang

    melingkunginya.

    b. Dilakukan dengan mencermati kasus secara mendalam dan berhati-hati.

    c. Dilakukan cenderung didorong untuk keperluan pemecahan masalah.

    d. Menekankan pendekatan longitudinal atau pendekatan genetika, yang menunjukkan perkembangan

    selama kurun waktu tertentu.

    2. Survei

    Penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan

    menanyakannya melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari

    populasi (Frankel dan Wallen, 1990).

    Studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya

    adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang

    lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat

    dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-

    hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yangtidak nyata.

    Ciri-ciri penelitian survei

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    5/34

    5

    a. Data survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, dapat pula dari hanya sebagian saja dari

    populasi.

    b. Untuk suatu hal data yang sifatnya nyata.

    c. Hasil survei dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data yang

    dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat itu data dikumpulkan.

    d. Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya insidental.

    e. Cenderung mengandalkan data kuantitatif.

    f. Mengandalkan tekhnik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara terstruktur.

    3. Studi perkembangan

    Penelitian perkembangan adalah penelitian yang memusatkan pada variabel-variabel dan

    perkembangannya selama kurun waktu. Penelitian ini menyelidiki pola-pola dan perurutan

    perkembangan dan pertumbuhan, dan bagaimana variabel berhubungan satu sama lain dan

    mempengaruhi sifat-sifat pertumbuhan dan perkembangan itu.

    Ciri-ciri penelitian perkembangan

    a. mengetahui perkembangan subyek penelitian dalam kurun waktu tertentu.

    b. Dapat mengetahui metode alur panjang (longitudinal method) dan metode potong silang (cross

    sectional method)

    4. Studi tindak lanjut

    Studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau

    mengalami kondisi tertentu. Ciri penelitian ini adalah; (1) penelitian tindak lanjut tidak berhenti pada

    suatu seri urutan pengukuran, tetapi peneliti masih terus melakukan pelacakan untuk kejadian yang

    menjadi tindak lanjutnya.

    5. Analisis dokumenter

    Studi ini sering juga disebut analisi isi adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap

    catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    6/34

    6

    Ciri-ciri dari penelitian ini adalah:

    a. penelitian dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk gambar, rekaman dll.

    b. Subyek penelitiannya adalah sesuatu barang, buku, majalah dan lainnya.

    c. Dokumen sebagai data pokok. Misalnya studi tentang dokumen keaslian teks Proklamasi

    Kemerdekaan RI

    6. Analisis kecenderungan

    Analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan

    kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

    Ciri-ciri penelitian kecenderungan

    a. Cenderung menggunakan pendekatan logitudinal.

    b. Prediktif

    c. Karakteristik datanya mengenai apa yang terjadi di masa lampau, situasi sekarang dan masa yang akan

    datang.

    7. Studi korelasi

    Jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.

    Sumber

    Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.

    Riyanto Y. Metodologi penelitian pendidikan. SIC; Surabaya; 2001

    http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/penelitian-deskriptif-lengkap.html

    . Pendahuluan

    Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui

    jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang

    diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan

    pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    7/34

    7

    dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang

    berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu

    research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali.

    Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan tertentu, maka

    pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu.

    Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir: Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah

    pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan

    penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan.

    Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah:

    Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat

    digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh.

    Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai, dan

    akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian

    telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai

    macam definisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk

    mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

    perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2003).

    Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

    mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

    adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto: 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif

    adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

    sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu

    mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis.

    Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang

    sudahberlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun

    untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian

    komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto:

    2005). Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

    hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel

    dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan

    bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian komparatif akan dihasilkan

    informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam

    kondisi apa, pada urutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.

    Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang diharapkan adalah penelitian

    yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran.

    Untuk itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post

    facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan

    masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode

    pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    8/34

    8

    dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian

    deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang

    telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre

    Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003).

    Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap

    dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat

    disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan

    aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu

    pembelajaran.

    B. Ilustrasi

    Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia

    mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran.

    Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi

    masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian

    siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba

    menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai

    media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya

    dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut

    yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif

    dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-

    hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga

    merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Karena

    keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak

    tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara)

    siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan

    dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk

    mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil

    wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang

    penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah

    dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan

    penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang

    mengapa dia menerapkan metode Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid

    seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh

    dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar

    mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk

    menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan

    aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode

    penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-

    langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    9/34

    9

    sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran

    berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang

    dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa

    sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.

    Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab

    siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai

    (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang

    perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang

    dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang

    diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan

    pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang

    membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya

    dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis

    mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya,

    landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya

    menyusun kesimpulanhasil penelitiannya. Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian

    deskriptif analitis tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses

    pembelajaran di kelasnya.

    C. Persiapan Penelitian

    Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud masalah

    adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah

    masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan

    sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan

    dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain

    dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.

    Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena

    berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun

    analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

    masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk

    tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.

    Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teoriteori, konsep-konsep yang

    dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna

    dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti,

    karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun

    hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.

    Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    10/34

    10

    umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsepkonsep pada umumnya dapat diketemukan

    dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan

    sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada

    umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil

    penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a) prinsip

    kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.

    Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan selanjutnya adalah suatu

    gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang letak-letak persoalan atau

    masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan

    asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan

    hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang

    ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel.

    Namun untuk penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

    antar variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.

    Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

    penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah

    mengenai hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah hipotesis yang

    menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang

    menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam

    analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu.

    Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha,

    yang menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya

    perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji

    statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.

    Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara

    operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk

    alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan

    kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang

    disediakan dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam

    mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis,

    yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel,

    kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu variabel yang

    ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh: jenis kelamin, status perkawinan, dan

    sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut

    tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya

    diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh: hasil lomba cerdas cermat,

    peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari

    pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.

    Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    11/34

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    12/34

    12

    mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang

    telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan

    diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau

    perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau

    10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti

    tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima

    (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya

    perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam

    kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati

    hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau

    penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan

    penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau

    pemaknaan.

    Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu

    diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian

    didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang

    peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian

    yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus

    dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak,

    maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan

    mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis

    penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

    Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan

    kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir

    yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur

    penelitiannya.

    F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru

    Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada tiga jenis karya ilmiah, yaitu

    penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan

    penilaian angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria karya tulis ilmiah

    adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya

    tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk

    pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta

    konsisten dalam hal bidang yang diteliti, yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu

    bidang pendidikan khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.

    Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai kemanfaatan adalah keharusan

    adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu

    pembelajaran. Dengan demikian, jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    13/34

    13

    jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis penelitian

    deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya.

    Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang biasa terjadi, misalnya

    (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit): Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang

    Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar Siswa, Peranan

    Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu

    memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah, tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan

    profesi guru. Agar penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang

    diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan yang dilakukan atau upaya yang

    telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas

    di sini dikutip pendapat Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi

    persyaratan dalam hal kemanfaatan: (a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan

    dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis. (b) Masalah yang

    ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesinya.

    (c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah jelas jawabannya,

    kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang. Selain hal di atas, agar sebuah

    karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka

    harus dilampirkan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman

    wawancara, pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil

    penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.

    . Pendahuluan

    Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahuijawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang

    diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan

    pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang

    berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu

    research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali.

    Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan tertentu, maka

    pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu.

    Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir: Apakah masalah yang sedang terjadi, apakahpertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan

    penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan.

    Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah:

    Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat

    digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    14/34

    14

    Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai, dan

    akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian

    telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai

    macam definisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk

    mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

    perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2003).

    Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

    mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

    adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto: 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif

    adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

    sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu

    mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis.

    Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang

    sudahberlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun

    untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian

    komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto:

    2005). Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

    hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel

    dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan

    bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian komparatif akan dihasilkan

    informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam

    kondisi apa, pada urutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.

    Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang diharapkan adalah penelitian

    yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran.

    Untuk itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post

    facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan

    masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode

    pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang

    dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian

    deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang

    telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre

    Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003).

    Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap

    dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat

    disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan

    aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu

    pembelajaran.

    B. Ilustrasi

    Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    15/34

    15

    mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran.

    Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi

    masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian

    siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba

    menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai

    media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya

    dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut

    yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif

    dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-

    hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga

    merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Karena

    keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak

    tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara)

    siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan

    dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk

    mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil

    wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang

    penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah

    dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan

    penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang

    mengapa dia menerapkan metode Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid

    seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh

    dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar

    mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk

    menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan

    aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode

    penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-

    langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya

    sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran

    berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang

    dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa

    sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.

    Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab

    siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai

    (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang

    perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang

    dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang

    diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan

    pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang

    membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    16/34

    16

    dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis

    mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya,

    landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya

    menyusun kesimpulanhasil penelitiannya. Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian

    deskriptif analitis tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses

    pembelajaran di kelasnya.

    C. Persiapan Penelitian

    Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud masalah

    adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah

    masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan

    sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan

    dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain

    dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.

    Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena

    berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun

    analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

    masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk

    tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.

    Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teoriteori, konsep-konsep yang

    dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna

    dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti,

    karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun

    hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.

    Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan

    umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsepkonsep pada umumnya dapat diketemukan

    dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan

    sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada

    umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil

    penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a) prinsip

    kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.

    Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan selanjutnya adalah suatu

    gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang letak-letak persoalan atau

    masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan

    asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan

    hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang

    ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    17/34

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    18/34

    18

    Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan

    pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam

    hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan

    menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data

    yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah

    dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan

    metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh

    dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah data

    terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Pertama-tama data itu

    diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data

    yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos seleksi

    tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta

    analisis selanjutnya.

    E. Analisis dan Penarikan Kesimpulan

    Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif (data dalam bentuk

    bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan

    analisis non statistik. Data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya

    analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan

    dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus,

    persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus

    sesuai dengan rancangan penelitiannya.

    Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan

    masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data

    hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan

    diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk

    mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang

    telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan

    diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau

    perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau

    10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti

    tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima

    (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya

    perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam

    kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati

    hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau

    penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan

    penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau

    pemaknaan.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    19/34

    19

    Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu

    diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian

    didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang

    peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian

    yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus

    dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak,

    maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan

    mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis

    penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

    Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan

    kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir

    yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur

    penelitiannya.

    F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru

    Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada tiga jenis karya ilmiah, yaitu

    penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan

    penilaian angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria karya tulis ilmiah

    adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya

    tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk

    pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta

    konsisten dalam hal bidang yang diteliti, yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu

    bidang pendidikan khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.

    Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai kemanfaatan adalah keharusan

    adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu

    pembelajaran. Dengan demikian, jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah

    jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis penelitian

    deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya.

    Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang biasa terjadi, misalnya

    (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit): Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang

    Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar Siswa, Peranan

    Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu

    memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah, tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan

    profesi guru. Agar penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang

    diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan yang dilakukan atau upaya yang

    telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas

    di sini dikutip pendapat Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi

    persyaratan dalam hal kemanfaatan: (a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan

    dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis. (b) Masalah yang

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    20/34

    20

    ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesinya.

    (c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah jelas jawabannya,

    kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang. Selain hal di atas, agar sebuah

    karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka

    harus dilampirkan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman

    wawancara, pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil

    penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin pe. Pendahuluan

    Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui

    jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang

    diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan

    pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang

    berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu

    research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali.

    Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan tertentu, maka

    pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu.

    Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir: Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah

    pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan

    penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan.

    Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah:

    Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat

    digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh.

    Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai, dan

    akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian

    telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai

    macam definisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk

    mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

    perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2003).

    Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

    mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

    adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto: 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif

    adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

    sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu

    mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis.

    Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang

    sudahberlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun

    untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian

    komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto:

    2005). Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    21/34

    21

    hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel

    dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan

    bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian komparatif akan dihasilkan

    informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam

    kondisi apa, pada urutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.

    Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang diharapkan adalah penelitian

    yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran.

    Untuk itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post

    facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan

    masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode

    pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang

    dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian

    deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang

    telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre

    Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003).

    Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap

    dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat

    disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan

    aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu

    pembelajaran.

    B. Ilustrasi

    Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia

    mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran.

    Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi

    masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian

    siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba

    menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai

    media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya

    dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut

    yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif

    dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-

    hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga

    merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Karena

    keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak

    tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara)

    siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan

    dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk

    mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil

    wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    22/34

    22

    penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah

    dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan

    penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang

    mengapa dia menerapkan metode Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid

    seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh

    dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar

    mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk

    menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan

    aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode

    penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-

    langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya

    sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran

    berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang

    dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa

    sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.

    Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab

    siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai

    (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang

    perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang

    dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang

    diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan

    pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang

    membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya

    dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis

    mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya,

    landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya

    menyusun kesimpulanhasil penelitiannya. Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian

    deskriptif analitis tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses

    pembelajaran di kelasnya.

    C. Persiapan Penelitian

    Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud masalah

    adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah

    masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan

    sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan

    dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain

    dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.

    Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    23/34

    23

    berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun

    analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

    masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk

    tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.

    Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teoriteori, konsep-konsep yang

    dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna

    dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti,

    karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun

    hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.

    Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan

    umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsepkonsep pada umumnya dapat diketemukan

    dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan

    sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada

    umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil

    penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a) prinsip

    kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.

    Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan selanjutnya adalah suatu

    gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang letak-letak persoalan atau

    masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan

    asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan

    hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang

    ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel.

    Namun untuk penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

    antar variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.

    Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

    penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah

    mengenai hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah hipotesis yang

    menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang

    menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam

    analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu.

    Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha,

    yang menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya

    perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji

    statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.

    Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara

    operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk

    alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    24/34

    24

    kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang

    disediakan dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam

    mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis,

    yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel,

    kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu variabel yang

    ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh: jenis kelamin, status perkawinan, dan

    sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut

    tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya

    diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh: hasil lomba cerdas cermat,

    peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari

    pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.

    Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan

    sejenisnya. Variabel ratio, adalahvariabel yang dalam kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.

    Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan meneliti populasi atau sampel.

    Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

    merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

    Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah

    sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

    menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Untuk penelitian yang dilakukan guru di kelasnya, maka

    yang dilakukan adalah meneliti populasi, kesahihan menunjukan sampai sejauh mana kesesuaian atau

    keakuratan alat ukur tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk diukur.

    D. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data

    Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan

    pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam

    hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan

    menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data

    yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah

    dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan

    metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh

    dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah data

    terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Pertama-tama data itu

    diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data

    yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos seleksi

    tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta

    analisis selanjutnya.

    E. Analisis dan Penarikan Kesimpulan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    25/34

    25

    Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif (data dalam bentuk

    bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan

    analisis non statistik. Data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya

    analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan

    dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus,

    persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus

    sesuai dengan rancangan penelitiannya.

    Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan

    masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data

    hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan

    diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk

    mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang

    telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan

    diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau

    perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau

    10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti

    tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima

    (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya

    perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam

    kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati

    hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau

    penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan

    penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau

    pemaknaan.

    Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu

    diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian

    didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang

    peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian

    yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus

    dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak,

    maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan

    mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis

    penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

    Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan

    kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir

    yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur

    penelitiannya.

    F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    26/34

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    27/34

    27

    Pengertian Penelitian

    Pengertian Penelitian atau Riset adalah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk

    memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan.

    Macam-macam Penelitian :

    PENELITIAN DESKRIPTIF adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

    mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

    menghubungkan dengan variabel lain.

    Contoh judul penelitian Deskriptif

    1. Kinerja Karyawan Yang Tidak Berpendidikan

    Rumusan Masalah:

    a) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di Perusahaan A?

    b) Seberapa baik interaksi kerja di Perusahaan A?

    c) Bagaimana kinerja karyawan di perusahaan A?

    Tujuan:

    Untuk mengetahui kinerja karyawan yang tidak berpendidikan di Perusahaan A yang dapat

    mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan.

    2. Kerugian Masyarakat di Porong Akibat Lumpur Lapindo

    Rumusan Masalah:

    a) Seberapa besar kerugian masyarakat di Porong akibat Lumpur Lapindo?

    b) Seberapa besar masyarakat porong kehilangan lapangan pekerjaan?

    c) Bagaimana sikap masyarakat Porong akibat Lumpur Lapindo?

    Tujuan:

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    28/34

    28

    Untuk mengetahui seberapa besar kerugian masyarakat porong akibat Lumpur lapindo.

    PENELITIAN KOMPARATIF adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan disini.

    Variabelnya masih sama dengan penelitian variable mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari

    satu atau dalam waktu yang berbeda.

    Contoh judul Komparatif:

    1. Perbandingan Kerugian Petani di daerah Pedesaan dengan daerah Perkotaan

    Rumusan masalah:

    a) Adakah perbandingan kualitas hasilnya di daerah pedesaan dengan daerah perkotaan?

    b) Adakah perbedaan factor alamnya ?

    c) Adakah perbedaan biaya yang di keluarkan oleh petani didaerah pedesaan dengan perkotaan?

    d) Adakah perbedaan jumlah penjualan yang ada di desa dan di kota?

    Tujuan:

    Untuk mengetahui sejauh mana kerugian para petani di desa dan di kota dalam menghasilkan

    laba.

    2. Perbandingan Menggunakan mesin dengan Manual di Perusahaan (Z)

    Rumusan masalah:

    a) Adakah perbedaan kecepatan menghasilkan produk antara menggunakan mesin dengan

    menggunakan secara manual?

    b) Adakah perbedaan bentuk dan ketepatan dalam menghasilkan produk?

    c) Adakah perbedaan dalam mengeluarkan biaya yang di keluarkan?

    d) Adakah perbedaan kenyamanan menggunakan mesin dengan manual?

    Tujuan :

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    29/34

    29

    Untuk membandingkan apakah perusahaan lebih efektif dan efesien dengan menggunakan mesin

    dengan secara manual sehingga dapat menghasilkan produk yang bagus, tepat, cepat dan

    berkualitas,

    PENELITIAN ASOSIATIF adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat antara dua variabel

    atau lebih.

    Contoh judul Asosiatif:

    1. Pengaruh Iklan dalam Nilai Jual

    Rumusan Masalah:

    a) Apa pengaruh iklan dalam nilai jual?

    b) Seberapah besar pengaruh iklan dalam meningkatkan penjualan?

    c) Iklan yang bagaimana yang dapat mempengarui nilai jual?

    Tujuan:

    Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklan dalam nilai jual

    2. Pengaruh Pelayanan Toko Terhadap nilai Penjualan

    Rumusan Masalah :

    a) Apa pengaruh pelayanan terhadap nilai jual suatu produk?

    b) Bagaimana pelayanan yang dapat mempengaruinilai jual?

    c) Apa akibat pelayanan yang kurang baik terhadap nilai jual?

    Tujuan:

    Untuk mengetahui pelayanan yang bagaimana yang dapat mempengarui nilai jual suatu produk.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    30/34

    30

    Penelitian Kausal Komparatif

    Saturday, 11 April 2009 06:56 Hartoto

    Print PDF

    Penelitian Kausal Komparatif. Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki

    kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada

    dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

    A. Tujuan

    Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat

    dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang

    mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

    B. Kelebihan

    * Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala

    yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang

    bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.

    * Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada

    akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

    C. Kelemahan

    1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

    2. Faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, yang menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.

    3. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda.

    4. Karena variabel bebas telah terjadi , maka kontrol variabel tidak dapat dilakukan.

    5. Tidak terlalu berorientasi terhadap hubungan sebab akibat.

    6. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi seringkali penelitian yang demikian tidak

    menghasilkan penemuan yang berguna.

    D. Langkah-langkah

    Penelitian kausal komparatif juga di awali dengan

    1. Permasalahan penelitian.

    2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian

    3. Melakukan kajian pustaka

    4. Mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat

    5. Menentukan metode penelitian dengan teknik statistik yang relevan.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    31/34

    31

    Penelitian Kausal-Komparatif

    Tujuan

    Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat

    dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang

    mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang

    mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.

    Contoh-contoh

    Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang

    mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada

    perusahaan asuransi.

    Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu

    masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi

    belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan berada di kelas VI SD.

    Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang berupa

    catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.

    Ciri-ciri pokok

    Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian

    yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai

    dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari

    sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

    Keunggulan-keunggulan

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    32/34

    32

    Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu

    metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:

    - Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang

    perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.

    - Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan

    dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

    - Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu

    mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.

    Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang

    dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan

    yang sejenis dengan itu.

    Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada

    akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

    Kelemahan-kelemahan

    Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

    Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang

    dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-

    variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang

    sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis

    saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh

    peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu,

    dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.

    Adalah sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-

    benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

    Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara

    berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah

    menjadi sangat kompleks.

    Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula

    disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.

  • 8/6/2019 Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif

    33/34

    33

    Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana

    yang sebab dan mana yang akibat.

    Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya

    hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan

    dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.

    Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan

    bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori

    seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak

    menghasilkan penemuan yang berguna.

    Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol.

    Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam

    hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.

    Langkah-langkah pokok

    - Mendefinisikan masalah

    - Melakukan penelaahan kepustakaan

    - Merumuskan hipotesis-hipotesis

    - Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang

    akan digunakan

    - Merancang cara pendekatannya, antara lain :

    - Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan

    - Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data

    - Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi,

    dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan

    - Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data