56
BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dalam mewujudkan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut antara lain adalah berbagai macam bangunan gedung, jalan, bendungan, jembatan dan lapangan terbang serta masih banyak lagi jenis sarana dan prasarana yang telah atau sedang dan akan terus diupayakan pembangunannya. Upaya peningkatan kenyamanan serta kinerja para aparatur negara dalam menjalankan tugas mengaudit keuangan negara agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran negara, maka atas dasar tersebut perlu adanya perbaikan sarana pendukung antara lain dengan melaksanakan Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh yang selama ini hanya menggunakan rumah kontrakan sebagai kantor tempat bekerja. Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh di Desa Lampineung Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh ini merupakan proyek pembangunan sebagai penunjang bagi fasilitas para pegawai Badan Pemeriksa Keuangan RI. Gedung ini terdiri dari empat lantai dan mempunyai luas 3528 m 2 , dengan total biaya pelaksanaan sebesar Rp 24.761.464.200,00 (dua puluh empat milyar tujuh ratus enam puluh satu juta empat ratus enam puluh empat ribu dua ratus rupiah). Dana

Contoh Laporan KP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

C KP TEKNIK SIPIL

Citation preview

Page 1: Contoh Laporan KP

BAB IPENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD) dalam mewujudkan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat terus berupaya

meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pembangunan sarana dan

prasarana tersebut antara lain adalah berbagai macam bangunan gedung, jalan, bendungan,

jembatan dan lapangan terbang serta masih banyak lagi jenis sarana dan prasarana yang telah

atau sedang dan akan terus diupayakan pembangunannya.

Upaya peningkatan kenyamanan serta kinerja para aparatur negara dalam menjalankan

tugas mengaudit keuangan negara agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran negara, maka atas

dasar tersebut perlu adanya perbaikan sarana pendukung antara lain dengan melaksanakan

Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh yang

selama ini hanya menggunakan rumah kontrakan sebagai kantor tempat bekerja.

Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh

di Desa Lampineung Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh ini merupakan proyek pembangunan

sebagai penunjang bagi fasilitas para pegawai Badan Pemeriksa Keuangan RI. Gedung ini terdiri

dari empat lantai dan mempunyai luas 3528 m2, dengan total biaya pelaksanaan sebesar Rp

24.761.464.200,00 (dua puluh empat milyar tujuh ratus enam puluh satu juta empat ratus enam

puluh empat ribu dua ratus rupiah). Dana pembangunannya berasal dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) 2008/2009 Republik Indonesia, jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan direncanakan dalam waktu 300 hari kalender atau ± 10 bulan berdasarkan time

schedule yang sesuai dengan kontrak kerja pelaksanaan.

Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di

Banda Aceh ini pelaksanaan fisiknya dilakukan oleh PT. Nindya Karya (persero) sebagai

kontraktor pelaksana yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan

perencanaan (konsultan perencana) dilakukan oleh PT. Deka Konsultan dan pengawasan

pekerjaan (konsultan pengawas) dilakukan oleh PT. Trapenca Puga Raya.

Lokasi Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI

di Banda Aceh ini berada di Desa Lampineung, Kota Banda Aceh, dengan batasan-batasan

sebagai berikut :

Page 2: Contoh Laporan KP

-          sebelah Utara berbatasan dengan rumah toko;

-          sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk;

-          sebelah Selatan berbatasan dengan rumah toko; dan

-          sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Tgk. Nyak Makam.

Lokasi proyek tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.1.3.

halaman 44.

1.1        Tujuan 

Kerja Praktek (KP) adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan untuk

memenuhi persyaratan perkuliahan di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala guna mencapai

gelar sarjana (S1). Kerja praktek ini merupakan tugas lapangan selama dua bulan dengan cara

mengamati dan mengikuti proses atau kegiatan pekerjaan konstruksi secara langsung pada

proyek tertentu. Hasil pengamatan ditulis dalam suatu Laporan Kerja Praktek di bawah arahan

dosen pembimbing, diperiksa dan dibahas oleh dosen pembahas, serta disahkan oleh bidang dan

jurusan. Jenis proyek yang dipilih diutamakan sesuai dengan bidang studi.

      Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengamati secara langsung kegiatan pekerjaan

konstruksi di lapangan agar mahasiswa dapat membandingkan secara langsung antara pekerjaan

di lapangan dengan teori yang telah dipelajari di perkuliahan untuk menambah wawasan dan

pengalaman bagi mahasiswa.

Klasifikasi pemilihan proyek yang disyaratkan untuk Kerja Praktek yaitu dengan biaya

lebih besar dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Untuk Jurusan Sipil, proyek yang

dapat dipilih adalah :

-  Gedung : minimal dua lantai dengan luas lantai lebih besar dari 500 m2;

-  Irigasi : bendungan dan bangunan;

- Jalan raya : lapisan perkerasan aspal beton mulai dari subgrade, kelas jalan minimal kelas II; dan

- Jembatan permanen dengan bentang lebih besar dari 30 m.

Page 3: Contoh Laporan KP

BAB IIORGANISASI PELAKSANA PROYEK

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penyelesaian suatu proyek sangat tergantung pada sistem perencanaan sampai pelaksanaannya. Kelancaran suatu pekerjaan didukung oleh adanya unsur-unsur organisasi proyek, di mana masing-masing unsur yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan hingga selesainya proyek. Hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya adalah saling berkaitan, sehingga diharapkan dapat saling berinteraksi dan saling menunjang sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.1              Struktur Organisasi

            Badan-badan hukum dan susunan organisasi pelaksanaan pekerjaan perlu dibentuk untuk

menjamin pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

dan selesai pada waktunya (Soeharto, 2001 : 57). Masing-masing unsur organisasi tersebut

memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda.

Unsur-unsur organisasi yang terlibat langsung dalam Proyek Pembangunan Gedung

adalah :

1.      pemilik proyek (bouwheer/owner);

2.      konsultan perencana (consultant/designer);

3.      konsultan pengawas (direksi/supervisor); dan

4.      pelaksana proyek (contractor).

Setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik dan saling menunjang

antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang dan fungsinya masing-masing agar

sasaran pelaksanaan dapat tercapai sebagaimana diharapkan.

Page 4: Contoh Laporan KP

2.1.1        Pemilik proyek

Pemilik proyek (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk

membangun, baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil dari suatu

perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas. Tugas dan tanggung jawab pemilik

proyek (Ervianto, 2003 : 38) adalah sebagai  berikut:

a.       menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);

b.      meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh

penyedia jasa;

c.       memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia

jasa untuk kelancaran pekerjaan;

d.      menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;

e.       menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang

diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;

f.       ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan

atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik;

g.      mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi); dan

h.      menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika

produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

2.1.2        Konsultan perencana

            Konsultan perencana (consultant/designer) adalah pihak perorangan atau badan hukum

yang menerima tugas dari pemimpin proyek untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan dan

memberikan saran-saran yang perlu dalam perencanaan/pelaksanaan proyek. Tugas dan

tanggung jawab perencana (Ervianto, 2002 : 39) adalah sebagai  berikut :

a.       membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan

syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya;

b.      memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak kontraktor tentang

pelaksanaan pekerjaan;

Page 5: Contoh Laporan KP

c.       memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam

gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat;

d.      membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan; dan

e.       menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2.1.3        Konsultan pengawas

Konsultan pengawas (direksi/supervisor) adalah perorangan, beberapa orang, badan

hukum atau instansi yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi

dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pengawasan dan pengontrolan dilakukan

agar tercapai hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk

dalam aanwijzing. Adanya pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat

berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai perencanaan yang diharapkan. Dalam

mengawasi pelaksanaan pekerjaan, pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab (Ervianto,

2002 : 40) adalah sebagai  berikut :

a.       mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan;

b.      membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan;

c.       melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;

d.      mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai

bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar;

e.       menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan

biaya;

f.       mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai

dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah

ditetapkan;

g.      menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor;

h.      menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan ysng berlaku;

i.        menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan); dan

j.        menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya pekerjaan.

            Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.

Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika

Page 6: Contoh Laporan KP

dirasakan perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati

bersama di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

2.1.4        Pelaksana proyek

            Pelaksana (contractor) adalah perorangan atau badan hukum yang dipercaya untuk

melaksanakan pembangunan dan memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa kontruksi sesuai

dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik dan sarana peralatan

yang cukup. Pelaksana disebut juga sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan

sesuai surat petunjuk dan surat perintah kerja dari pemimpin proyek setelah dinyatakan sebagai

pemenang tender.

            Penunjukan pelaksana proyek dilaksanakan melalui proses pelelangan, yang selanjutnya

melaksanakan pembangunan proyek tersebut sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana (Ervianto, 2002 : 41) adalah sebagai  berikut :

a.       mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;

b.      menyediakan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang akan digunakan pada proyek sesuai

dengan persyaratan bestek;

c.       menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat

pelaksanaan pekerjaan;

d.      melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi  peraturan yang

tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);

e.       menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan

dalam kontrak;

f.       mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana; dan

g.      bertanggungjawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.

2.2        Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan sebuah proyek, hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yang

terlibat dapat berupa hubungan kerja secara teknis dan hukum. Secara teknis, hubungan kerja ini

Page 7: Contoh Laporan KP

merupakan hubungan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan suatu

proyek. Hubungan ini dapat terlihat pada Gambar 2.1.

 

Gambar 2.1  Struktur Hubungan KerjaSecara TeknisSumber : Ervianto (2002 : 41) 

Dalam hal ini semua masalah teknis perencanaan diserahkan oleh pemimpin proyek

kepada perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemimpin proyek, maka seluruh

teknis pengawasan diserahkan kepada pengawas. Jika terdapat suatu masalah teknis yang perlu

dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung kepada pelaksana melainkan

harus melalui pengawas. Dalam pelaksanaan di lapangan pengawas memiliki kuasa penuh untuk

Page 8: Contoh Laporan KP

menegur pelaksana apabila pekerjaan yang dilaksanakannya menyimpang dari bestek. Apabila

teguran tersebut tidak diindahkan oleh pelaksana, maka pengawas dapat menghentikan seluruh

pekerjaan yang sedang dilaksanakan, baik untuk sementara maupun seterusnya.

Secara hukum masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan terikat

dengan kontrak, sehingga masing-masing pihak menjalankan tugasnya sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati bersama. Pelaksana dan pengawas proyek bertanggungjawab terhadap

pemilik proyek. Keduanya saling keterkaitan satu sama lain, sehingga didapat hasil proyek sesuai

dengan yang direncanakan.  Sama halnya dengan pelaksana dan pengawas proyek, perencana

juga bertanggungjawab terhadap pemilik proyek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

2.2

 

Page 9: Contoh Laporan KP

Keterangan:                Membayar jasa kepada konsultan perencana, pengawas,                  kontraktor                                            Memberi jasa kepada pemilik proyek (owner)                                          Kontrak                                           Mengawasi RKS                                          Realisasi RKS

Gambar 2.2     Skema Hubungan Kerja Secara HukumSumber : Ervianto (2002)

 

2.3              Pelaksanaan Pelelangan

Pelelangan menurut Ervianto (2002 : 43) adalah suatu sistem penawaran di mana setiap

rekanan yang diundang diberi kesempatan untuk mengajukan besarnya anggaran biaya

pelaksanaan untuk proyek yang ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat di antara para

kontraktor yang benar-benar mampu dan memenuhi syarat administratif, teknis dan keuangan

(financial) untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek.

Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang pengadaan konstuksi, Penentuan

pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan cara penyediaan jasa dan swakelola. Penyediaan

jasa dapat dilakukan dengan cara:

a.       pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka

dengan pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi

kualifikasi dapat mengikutinya;

b.      dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk

pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda

pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman

Page 10: Contoh Laporan KP

resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi

kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;

c.       pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan

membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari

penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi, serta dilakukan negosiasi baik teknis

maupun biaya, serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet; dan

d.      dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan

dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan

negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan.

            Karena proyek pembagunan gedung merupakan milik pemerintah, maka untuk

menetapkan pelaksana proyek diadakan pelelangan. Sistem pelelangan yang dilakukan adalah

sistem pelelangan umum.

2.4              Tenaga Kerja                                               

Tenaga kerja pada proyek ini merupakan gabungan antara tenaga kerja lokal yang berasal dari daerah Aceh dan tenaga kerja yang didatangkan dari Medan dan Jawa yang disediakan oleh kontraktor sejumlah 135 orang. Dalam melaksanakan pekerjaannya mereka diklasifikasikan menurut bidang keahlian masing-masing dan dikepalai oleh seorang kepala tukang. Untuk menjamin kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor juga menyediakan tempat pemondokan bagi pekerjanya yang berada dalam lokasi proyek. Waktu kerja ditentukan, yaitu :

a.       Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB; danb.      Sore mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Upah kerja yang dibayar kontraktor kepada kepala tukang adalah berdasarkan prestasi kerja, sedangkan kepala tukang membayar upah harian kepada pekerja yang masing-masing berbeda menurut keahlian, kemampuan dan kerja per harinya.

2.5              Rencana Pelaksanaan Pekerjaan

Penjadwalan dilakukan dengan menyusun sebuah time schedule, yaitu waktu pelaksanaan penyelesaian proyek. Apabila jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan tidak dapat dipenuhi oleh kontraktor dan tidak dapat mengemukakan alasan-alasan keterlambatan, maka akan dikenakan denda 1/1000 (satu per mil) dari harga kontrak untuk tiap-tiap hari kalender keterlambatan. Keterlambatan akibat pekerjaan yang tidak sesuai kualitas standar selama masa pelaksanaan merupakan tanggung jawab pelaksana dan tidak dapat meminta perpanjangan waktu dari jadwal kontrak.

Page 11: Contoh Laporan KP

          BAB IIIRUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, pelaksana perlu mengatur langkah kerja setiap pekerjaan

dari awal hingga akhir pekerjaan. Hal ini berfungsi untuk menentukan rencana kerja, tenaga

kerja dan alat-alat yang digunakan, sehingga menghasilkan mutu pekerjaan dan waktu pekerjaan

sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Pelaksana perlu mengatur volume pekerjaan untuk

mengarahkan tenaga kerja dalam menggunakan peralatan yang diperlukan sehingga pemakaian

waktu, bahan dan mutu sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), ruang lingkup pekerjaan pada

Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh

ini adalah :

1. pekerjaan persiapan;

2. pekerjaan pemancangan;

3. pekerjaan beton;

4. pekerjaan dinding;

5. pekerjaan plesteran;

6. pekerjaan atap;

7. pekerjaan plafond;

8. pekerjaan lantai;

9. pekerjaan kusen, pintu, jendela dan ventilasi;

10. pekerjaan kunci dan pengantung;

11. pekerjaan elektrikal;

12. pekerjaan pemadam kebakaran;

13. pekerjaan tata udara;

Page 12: Contoh Laporan KP

14. pekerjaan sanitasi;

15. pekerjaan pengecatan;

16. pekerjaan lain-lain; dan

17. pekerjaan pagar.

3.1              Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi semua kegiatan sebelum dilaksanakannya pekerjaan

konstruksi/pekerjaan fisik. Kontraktor diharuskan melaksanakannya guna mendukung kelancaran

pekerjaan sehingga pada saat konstruksi berlangsung, maka tidak akan terjadi hambatan-

hambatan yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek. Pekerjaan persiapan ini meliputi :

1.      koordinasi lapangan,

2.      pembuatan papan nama proyek,

3.      pekerjaan pembongkaran bangunan lama & pembersihan lapangan,

4.      pekerjaan pengukuran/bouwplank, dan

5.      pembuatan barak pekerja, gudang, direksi keet dan fasilitas lainnya.

3.1.1        Koordinasi lapangan

Pekerjaan ini dilakukan pada areal pekerjaan untuk mengukur luasan tanah tempat areal

pekerjaan akan dilakukan. Koordinasi lapangan dilakukan dengan cara mengukur koordinat-

koordinat batas tanah dari areal pekerjaan agar tidak terjadi sengketa pada waktu yang akan

datang. Koordinasi lapangan ini dilaksanakan dengan menggunakan theodolite.

3.1.2        Pembuatan papan nama proyek

Papan Nama Proyek diletakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dibaca dari

jalan umum. Papan nama dibuat sedemikian rupa dengan ketinggian 2 m dari permukaan

Page 13: Contoh Laporan KP

tanah. Kaki tiang penyangga di cor dengan kedalaman 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas

permukaan tanah.

3.1.3        Pekerjaan pembongkaran bangunan lama & pembersihan lapangan

Bangunan lama yang terdapat di lokasi pekerjaan harus dibongkar terlebih dahulu untuk

memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan agar tidak mengurangi mutu bangunan yang akan

dibangun. Semua hasil dari pembongkaran bangunan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan agar

tidak mengganggu pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pembersihan lahan dilakukan pada areal

pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu serta sisa bangunan lama agar dalam

pelaksanaan pekerjaan tidak mendapat gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya

keterlambatan pekerjaan.

3.1.4        Pekerjaan pengukuran/bouwplank

     Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu 5/5 cm dan

papan bouwplank. Kayu yang dipasang harus kuat agar tidak mudah lepas. Pengukuran as-as

bangunan yang akan dilakukan harus siku dan ukurannya harus sesuai dengan gambar bestek

dengan menggunakan theodolite. Pada saat pemasangan bouwplank harus mendapat persetujuan

dari Direksi dan Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.

3.1.5        Pembuatan barak pekerja, gudang, direksi keet dan fasilitas lainnya

Pekerjaan ini dibuat di sekitar bangunan yang akan dikerjakan, lengkap dengan

peralatannya, letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan-bahan yang memerlukan

perlindungan disimpan di dalam gudang demi menjaga mutu bahan yang telah/sudah dibawa ke

lokasi pekerjaan. Barak kerja dibuat untuk tempat tidur pekerja agar terlindungi dari hujan dan

sinar matahari.

3.2              Pekerjaan Pemancangan

Page 14: Contoh Laporan KP

Pekerjaan pemancangan ini secara garis besar terdiri dari pengadaan tiang pancang,

penumpukan sementara tiang pancang, melaksanakan setting out (penentuan titik posisi tiang

di lapangan sesuai dengan gambar rencana dengan menggunakan theodolite), pelaksanaan

pemancangan tiang pancang (dengan menggunakan Pile Hammer), melaksanakan

kalendering pada akhir pemancangan, dan pemotongan tiang pancang. Tiang pancang yang

digunakan adalah tiang pancang mini jenis persegi 20 x 20 cm dengan mutu beton K500

dengan kedalaman tiap titiknya direncanakan 30 m per titik pemancangan.

3.3              Pekerjaan Beton

Pekerjaan ini meliputi kegiatan yaitu pile cap, tie beam/sloof, kolom, plat lantai, ring

balok, plat tangga, dan plat bordes. Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan adukan 1 : 3 : 5.

Sebelum pengecoran terlebih dahulu dilakukan pemasangan papan mal untuk tempat

pengecoran sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar. Pengecoran

menggunakan mutu beton K300. Setelah pengecoran dilakukan, pada saat pembongkaran

papan mal dilakukan penyiraman air agar kualitas beton yang dihasilkan baik dan tahan.

Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan direksi.

3.4              Pekerjaan Dinding

Pemasangan dinding Bata merah setebal 1/2 bata dan sekat dinding (partisi) dilakukan untuk

seluruh pembatas ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera

dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail. Adukan pasangan dibuat secara hati-hati,

diaduk di dalam bak kayu yang memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam

keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah

mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang

baru. Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps), semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 35 cm

sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan

lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC), dan

pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada

Page 15: Contoh Laporan KP

di atas pasangan kedap air tersebut. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan sesuai

gambar. Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan

benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30

cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

3.5              Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang dan dinding

penahanan tanah emperan keliling bangunan. Sebelum plesteran dilakukan dinding dibersihkan

dari semua kotoran, dinding dibasahi dengan air, semua siar permukaan dinding batu bata dikorek

sedalam 0,5 cm. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat

merekat dengan baik.

Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps , sedangan

plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps. Ketebalan plesteran pada semua

bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan

terlalu tebal. Ketebalan yang, diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk

mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan

menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.

3.6              Pekerjaan Atap

Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua rangka atap dan

penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Pelaksanaan rangka atap baja ringan

dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk atap digunakan

Atap Genteng Metal dan bubungan memakai jenis yang sama dengan atap yang digunakan.

Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku ulir (paku khusus

untuk atap). Tiap sambungan diberi overlapping sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur seng harus

dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi. Bubungan ditutup

dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan

lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm. Pemasangan harus rapi dan

memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.

Page 16: Contoh Laporan KP

3.7              Pekerjaan Langit-Langit

Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi penggantungnva,

penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya sesuai gambar kerja. Bahan yang

digunakan adalah gypsum, ukuran 600 x 1200 mm. Rangka plafond menggunakan rangka

galvanis.

Pekerjaan plafond dimulai dengan menentukan elevasi plafond dan membuat garis

sipatan pada dinding dan as sumbu ruangan serta titik-titik paku pada langit-langit dengan jarak

sesuai gambar kerja. Paku-paku kait dipasangkan pada garis yang telah ditentukan yaitu 600 x

1200 mm. Pasang penggantung rangka plafond (Rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster

dengan posisi tegak lurus. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angel profil L 20 x 20 mm

atau moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan penandaan elevasi plafond. Tentukan

jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu

kelurusan dan ketinggian rangka plafond. Pasang rangka utama dengan jarak 1200 mm. Pasang

rangka pembagi/Furing Chanel dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip. Cek elevasi,

jarak rangka plafond, kayu rangka, pipa-pipa dan perlengkapan mekanikal/elektrikal lainnya.

Pasang dan kencangkan clip/Rod. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling

menggunakan obeng dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka. Cek

kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan

plafond dengan menggunakan ceiling net/lakban dan ditutup dengan paper tape dan compound

ceiling lalu diamplas. Ratakan permukaan plafond gypsum menggunakan plamur sampai terlihat

rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-benar halus. Cat seluruh

permukaan plafond sampai merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk

bidang luas.

3.8              Pekerjaan Lantai

Bagian ini mencangkup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras

termasuk tangga, seperti yang tercantum dalam gambar. Keramik yang dipakai ukuran 40 x 40

cm untuk lantai, 20 x 20 cm untuk lantai kamar mandi, untuk anak tangga ukuran 10 x 40.

Page 17: Contoh Laporan KP

Dasar lantai dilapis pasir pasangan setebal 5cm, dengan adukan untuk lantai beton

tumbuk  1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.

Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air.

Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/lantai yang ada.

Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar

direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang rata air.

Adukan semen untuk pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun di badan

belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang

dianjurkan adalah semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata 2-4 cm. Bersihkan segera

bekas adukan dari permukaan dengan air bersih. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-

rapinya oleh tukang yang benar- benar ahli dan berpengalaman.

Pemasangan pelapis dinding keramik dilakukan pada semua dinding kamar mandi. Bahan

yang digunakan yaitu keramik ukuran 20 x 25cm dan sebagai pengikat spesi dengan campuran 1

Pc : 3 Ps. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung

asam alkali) sampai jenuh. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,

cacat ataupun bernoda. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik

khusus sesuai persyaratan pabrik. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala

macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih. Dinding dengan

pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.

3.9              Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventilasi

Pekerjaan kusen menggunakan alumunium. Ukuran kusen yang akan dibuat harus sesuai

dengan ukuran gambar bestek. Pintu, jendela dan ventilasi menggunakan alumunium. Ukuran

pintu, jendela dan ventilasi disesuaikan dengan ukuran gambar bestek. Kaca yang digunakan

dalam untuk jendela dan ventilasi menggunakan kaca dengan ketebalan 5 mm. Warna

kaca disesuaikan dengan permintaan Direksi.

Pasang kusen pintu/jendela alumunium pada lokasi yang ditentukan (sesuai tipe yang ada

pada gambar rencana), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1 cm) dan

masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/kayu. Atur

kedudukan kusen dengan baji karet/kayu dan atur kelurusan/kedudukan kusen terhadap dinding.

Page 18: Contoh Laporan KP

Lubangi dinding melalui lubang kusen dengan bor untuk tempat sekrup dan masukkan sekrup ke

dalam lubang bor lalu dikencangkan dengan obeng. Pasang daun pintu/jendela (setelah dipasang

kaca) ke dalam kusen. Atur perlengkapan serta asessorisnya (roda/rel, engsel, kunci, dll).

Pengisian pada celah antara kusen dan dinding digunakan dengan adukan semen. Untuk

menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka diberi pelindung

sejenis vaseline/isolasi kertas/plastik pada tempat yang rawan goresan.

3.10          Pekerjaan Kunci dan Penggantung

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya

pada jendela dipasang grendel dan hak angin. Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari

Stainless Ukuran 4" dan 3" kualitas baik. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar)

yang berkualitas baik. Grendel dan hak angin berkualitas baik.

Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran daun

pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan

dengan mur khusus untuk alumunium dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen alumunium.

Grendel 1 buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus

rapi dan dapat hekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus

menggunakan mur (atau sejenis) seperti tersebut pada ayat pasal ini.

3.11          Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam

bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada, penyediaan bola

lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja. Pemasangan instalasi listrik dan tata

letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai

dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding

maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di atas plafond

diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 m atau 1,20 m, atau jaringan kabel di atas

plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi

Page 19: Contoh Laporan KP

kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air

tanah). Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja yang ahli dalam bidang tersebut.

3.12          Pekerjaan Pemadam Kebakaran

Pekerjaan pemadam kebakaran dimulai dengan menandai plafond dengan kapur/spidol.

Tarik kabel instalasi keluar plafond. Pasang detector dan sambung kabel instalasinya.

Kencangkan detector dengan sekrup dan lindungi detector dari debu. Urutan pelaksanaan

pada pekerjaan pemadam kebakaran ini adalah pemasangan instalasi conduit, pemasangan

kabel instalasi fire alarm, pemasangan instalasi rak kabel, pemasangan terminal blok,

pemasangan detector, dan pemasangan peralatan utama. Buat galian untuk instalasi outdoor.

Pasang sparing pipa pada struktur. Pasang fiting- fiting pipa  dan beri lem Epoxy untuk pipa

GIP pada tiap- tiap fiting pipa. Cat pipa yang tidak dalam keadaan tertanam dalam tanah dan

plinkote untuk pipa yang ditanam dalam tanah. Isi pipa dengan air pakai test pump dan beri

tekanan pada pipa dengan menggunakan test pump, sesuai tekanan yang diinginkan untuk

pengetesan kebocoran. Pemasangan hydrant sesuai gambar. Tes pemakaian.

3.13          Pekerjaan Tata Udara

Pekerjaan tata udara dimulai dengan membuat saluran ducting dengan memotong seng

BJLS sesuai ukuran gambar. Seng diroll untuk membuat tulangan. Seng dilipat dan slip untuk

sambungan dengan mesin lock former. Membuat kep dan flens untuk sambungan saluran.

Saluran yang sudah dirakit setiap sambungannya diberi plinkote. Lalu saluran dibalut dengan

glass wool & aluminium foil. Saluran digantung/dipasang sesuai dengan gambar di lapangan.

Setelah instalasi saluran selesai lalu dites kebocoran dengan pencahayaan atau pengasapan.

Setelah pekerjaan ducting selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pipa refrigerant. Ukur jarak

indoor ke outdoor unit termasuk jarak untuk elbow. Potong pipa tembaga sesuai pengukuran

di lapangan. Bersihkan dalam pipa dengan menggunakan kain. Pasang armaflex pada pipa.

Las fitting pada pipa dengan menggunakan LPG dan Oxigen (dilas panjang pipa untuk

daerah yang aman di lapangan). Pasang asessories pipa seperti sight glass dan filter dryer.

Sambung instalasi tersebut ke indoor dan outdoor. Vacum instalasi melalui outdoor unit.

Page 20: Contoh Laporan KP

Setelah instalasi vacum isi dengan freon baca melalui analyzer. AC siap untuk dites (pada

waktu pengetesan baca ampere melalui tang ampere).

3.14          Pekerjaan Sanitair

Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan

instalasi didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah

ada, penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi

berfungsi dengan baik. Pipa-pipa PVC yang digunakan Type AW dari beberapa uku ran,

antara lain diameter, 1/2", 3/4", 3" dan 4". Pipa diameter 1/2" dan 3/4" digunakan untuk

instalasi air bersih serta ukuran 3" lan 4" untuk instalasi air kotor (Buangan KM/WC). Sebagai

alat sambung digunakan sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi dan ukuran bahan

yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC. Kran air yang digunakan harus poliakitact atau

yang setara dari steinlessteel. Kloset jongkok dan kloset duduk menggunakan bahan keramik

dengan merek KIA atau yang setara. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan gambar bestek

dengan persetujuan direksi.

Pekerjaan septictank dan resapan dilakukan sesuai dengan spesifikasi gambar dan tata

letakmya sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.

3.15          Pekerjaan Pengecatan

Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak. Cat tembok untuk dinding

yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan

minimal 2 (dua) kali. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan

waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut : 2 (dua) kali

pengerjaan meni kayu, 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu, penghalusan dengan

amplas, dan finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali. Pengecatan dilakukan

serapi mungkin.

3.16          Pekerjaan Lain-lain

Page 21: Contoh Laporan KP

Pekerjaan lain-lain yaitu pembuatan skycross yang dibuat sesuai dengan spesifikasi

gambar dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Pekerjaan realing tangga, relief dinding

dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dalam bidang tersebut dan dibuat serapi mungkin dan

sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Tower air dibuat dengan

rangka baja dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi gambar dan dikerjakan oleh tenaga kerja

yang ahli dibidang tersebut. Tower air dibuat sekokoh mungkin agar tidak mudah rusak. Di

dalam pekerjaan ini juga dilakukan pembuatan sumur bor dangkal dan instalasi air dari sumur ke

dalam bangunan. Pekerjaan finishing dilakukan pada bagian-bagian yang perlu dirapikan atau

mendapat perintah untuk dirapikan dari Pengawas Lapangan. Semua sisa bekas pekerjaan yang

tidak diperlukan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Pemasukan air PDAM dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3.17          Pekerjaan Pagar

Pekerjaan pagar bangunan dilakukan sesuai dengan gambar bestek dan persetujuan

direksi. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi bahan dan pekerjaan sesuai

dengan rencana anggaran biaya.

            BAB IVKEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI

Kegiatan proyek yang penulis ikuti selama 2 (dua) bulan melaksanakan Kerja Praktek

pada Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda

Aceh ini adalah pekerjaan yang meliputi :

1.      pekerjaan pondasi tiang pancang;

2.      pekerjaan pile cap;

3.      pekerjaan sloof; dan

4.      pekerjaan kolom lantai I.

Page 22: Contoh Laporan KP

4.1  Pekerjaan  Pondasi Tiang Pancang  (Precast Concrete Pile)

Proyek pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di

Banda Aceh ini menggunakan sistem pondasi tiang pancang (Precast Concrete Pile). Yang

dimaksud dengan sistem ini adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor

dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat (keras) lalu diangkat dan

dipancangkan ke dalam tanah. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap

sama dengan nol, sedangkan berat sendiri daripada beton adalah besar, maka tiang pancang

beton ini haruslah diberi penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur

yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangannya.

Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar, hal ini tergantung dari dimensinya.

Dalam perencanaan tiang pancang ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab

kalau ternyata panjang daripada tiang ini kurang terpaksa harus diadakan penyambungan.

Tahap-tahap dari pekerjaan pondasi pondasi tiang pancang adalah :

1.      pengadaan tiang pancang;

2.      penumpukan sementara tiang pancang;

3.      melaksanakan setting out;

4.      pemancangan tiang pancang;

5.      pile driving analyzer test; dan

6.      pemotongan ujung atas tiang pancang.

4.1.1        Pengadaan tiang pancang

Tiang pancang (Precast Concrete Pile) ini dipesan dan didatangkan langsung dari PT.

Adhimix Precast Indonesia. Pada proyek gedung ini tiang pancang yang direncanakan berjumlah

960 (sembilan ratus enam puluh) buah tiang pancang. Pemancangan ini menggunakan tiang

pancang beton pratekan berbentuk persegi yang berukuran 20 x 20 cm. Pemancangan ini

dilakukan sebanyak 192 (seratus sembilan puluh dua) titik pemancangan.

4.1.2        Penumpukan sementara tiang pancang

Page 23: Contoh Laporan KP

Tiang pancang (Precast Concrete Pile) yang telah dipesan didatangkan minimal dua

pekan setelah pemesanan dilakukan. Pengangkatan tiang pancang dilakukan dengan trailer yang

menggunakan alas kayu sehingga dapat menghindari benturan-benturan yang berlebihan yang

dapat menimbulkan kerusakan pada tiang pancang. Di lapangan tiang pancang (Precast Concrete

Pile) yang telah dipesan tersebut diletakkan dan disusun di atas tanah terbuka tanpa alas. Gambar

dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.1 halaman 68.

4.1.3        Melaksanakan setting out

Setting out atau penentuan titik posisi tiang pancang di lapangan sesuai dengan gambar

rencana dilaksanakan oleh 2 (dua) orang Surveyor dengan menggunakan alat ukur theodolite

dan bak ukur. Posisi pemancangan yang telah diukur ditandai dengan menggunakan tali raffia

sepanjang 1,2 m yang pada bagian tengahnya ditancapkan ke dalam tanah dengan

menggunakan paku 5 inci.

4.1.4        Pemancangan tiang pancang

Pemancangan ini menggunakan tiang pancang beton pratekan dengan mutu beton K-500.

Tiang pancang berbentuk persegi dan berukuran 20 x 20 cm dengan panjang tiang 6 (enam)

meter. Tiang pancang diangkat dengan crane sedemikian rupa sehingga dapat menghindari

benturan-benturan yang berlebihan yang dapat menimbulkan kerusakan pada tiang pancang.

Perletakan titik tiang pancang dilakukan dengan menggunakan alat ukur theodolite dan

waterpass, agar pemancangan tiang betul-betul vertikal tegak lurus seperti yang diinginkan.

Pemancangan dilakukan dengan menggunakan mesin pancang jenis Diesel Pile Hammer dengan

tipe hammer K-13. Pada waktu pemancangan, kepala tiang pancang  harus dilindungi dengan

bantalan (driving tap).

Untuk mencapai kedalaman 30 (tiga puluh) meter, di setiap titik tiang pancang harus

dilakukan 4 (empat) kali joint atau penyambungan tiang pancang. Tiang pancang disambung

dengan cara pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua plat ujung tiang pancang. Besi las

yang digunakan adalah type LB-52 Ø 40 mm.

Page 24: Contoh Laporan KP

Tiang pancang dipancang sampai kedalaman 30 (tiga puluh) meter atau bila sudah

mencapai tanah keras, yang ditandai dengan patahnya tiang saat dipancang atau secara teoritis

pemancangan dapat dihentikan apabila pada 10 (sepuluh) kali pukulan terakhir didapat penetrasi

2,0 cm. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.2 halaman 68

dan Lampiran A Gambar A.4.3 halaman 69.

4.1.5        Pile driving analyzer test

PDA (Pile Driving Analyzer) dilaksanakan pada tanggal 03 November 2008 atas

kesepakatan semua pihak yang terlibat dalam proyek ini. Uji disaksikan perwakilan dari masing-

masing pihak. Tim penguji didatangkan dari Jakarta beserta dengan alat ujinya. Tim ini mandiri

bersifat lepas dari ketiga pihak yang terlibat langsung.

Alat PDA (Pile Driving Analyzer) test terdiri dari 2 (dua) buah sensor yang dipasang

pada badan tiang yang akan diuji. Sensor ini dihubungkan dengan alat pembaca tekanan yang

disebut Pile Driving Analyzer. Pembacaannya berupa grafik yang akan terbentuk ketika tiang

ditumbuk oleh hammer (hammer yang sama untuk pemancangan). Kertas grafik dilekatkan di

badan tiang pancang yang gampang terjangkau oleh pekerja. Kalendering ini dilakukan langsung

dengan bantuan pekerja untuk mengetahui penurunan seketika setalah 10 (sepuluh) pukulan

hammer. Hasil dari kalendering menunjukkan tiang yang diuji sudah memenuhi syarat 2,5 cm

untuk 10 pukulan.

Tang-tiang yang diuji dipilih random oleh penguji. PDA (Pile Driving Analyzer) test pada tiang-

tiang yang nantinya akan terpakai pada konstruksi gedung. Jumlah titik uji PDA (Pile Driving

Analyzer) adalah 2 (dua) titik tiang pancang sesuai dengan kesepakatan. Hasil dari PDA (Pile

Driving Analyzer) test adalah daya dukung aksial, efisiensi dari hammer, panjang tiang efektif

terpancang dan kerusakan tiang di dalam tanah. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat

pada Lampiran A Gambar A.4.4 halaman 69 dan Lampiran A Gambar A.4.5 halaman 70.

4.1.6        Pemotongan ujung atas tiang pancang

Pekerjaan pemotongan ujung atas tiang pancang diawali dengan pembukaan tutup atas

tiang pancang kemudian beton pada ujung tiang pancang yang berada di atas tanah dihancurkan

Page 25: Contoh Laporan KP

sehingga sisa tulangan dalam tiang pancang tersebut menjadi angker pada saat pembesian

tulangan pile cap. Pemotongan ujung atas tiang pancang dilakukan dengan menggunakan alat

pemotong besi. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.6

halaman 70 dan Lampiran A Gambar A.4.7 halaman 71.

4.2  Pekerjaan Pile Cap

Pada bagian atas pondasi tiang pancang dibuat pile cap (pondasi tapak) dari beton

bertulang. Pile cap ini berfungsi sebagai penyatu antar tiang pancang pada masing – masing titik.

Pekerjaan pile cap  pada proyek ini terdiri dari 4 (empat) tipe, yaitu:

1.      tipe 1 (PC2)

Pile cap PC2 yang terdiri dari 2 (dua) buah tiang pancang sebagai pondasi dalam, pile cap ini

berbentuk persegi panjang;

2.      tipe 2 (PC3)

Pile cap PC3 yang terdiri dari 3 (tiga) buah tiang pancang sebagai pondasi dalam, pile cap ini

berbentuk trapesium;

3.      tipe 3 (PC4)

Pile cap PC4 yang terdiri dari 4 (empat) buah tiang pancang sebagai pondasi dalam, pile cap ini

berbentuk persegi;

4.      tipe 4 (PC5)

Pile cap PC5 yang terdiri dari 5 (lima) buah tiang pancang sebagai pondasi dalam, pile cap ini

berbentuk persegi.

Tahap-tahap pengerjaan pile cap meliputi:

1.      pekerjaan pembesian pile cap;

2.      pemasangan bekisting pile cap;

3.      pengecoran pile cap;

4.      perawatan beton pile cap; dan

5.      pembukaan bekisting pile cap.

4.2.1        Pekerjaan pembesian pile cap

Page 26: Contoh Laporan KP

Pekerjaan pembesian pile cap diawali dengan pemotongan dengan menggunakan alat

pemotong besi (Bar Cutter) dan pembengkokan besi dengan menggunakan alat pembengkok besi

(Bar Bender) yang dilakukan di lokasi proyek pada tempat yang telah dibuat secara khusus.

Tulangan yang dipakai terlebih dahulu diukur lalu dipotong dengan alat pemotong besi. Besi-

besi tulangan yang akan dipotong sesuai dengan ukurannya, lalu dibengkokkan kemudian

dirangkai berbentuk sangkar yang disesuaikan dengan gambar rencana. Tulangan yang

digunakan adalah besi ulir  D13 untuk tulangan atas dan D16 untuk tulangan bawah. Tulangan

ini diikat dengan menggunakan kawat beton Ø1 mm.

Setelah pekerjaan perangkaian selesai kemudian rangkaian tulangan besi ini dibawa

ketempat pemasangan. Sangkar besi ini diletakkan di atas pondasi tiang pancang kemudian dikait

pada besi angker yang merupakan besi ujung atas tiang pancang yang telah dibengkokkan,

kemudian diikat dengan kawat. Besi angker ini berfungsi sebagai pengaku pile cap dengan tiang

pancang agar rangkaian tulangan tidak terjadi pergeseran pada saat pengecoran. Sangkar

berbentuk persegi diletakkan pada 4 (empat) buah tiang pancang yang terletak di satu titik,

sangkar berbentuk trapesium diletakkan pada 3 buah tiang pancang yang diletakkan pada satu

titik, dan sangkar berbentuk persegi panjang diletakkan pada 2 (dua) buah tiang pancang yang

terletak pada 1 (satu) titik. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A

Gambar A.4.8 halaman 71.

4.2.2        Pemasangan bekisting pile cap

Setelah pekerjaan pembesian selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan pemasangan

bekisting untuk pile cap. Bekisting dibuat dari papan 2/20 cm yang dipotong sesuai dengan

ukuran pile cap. Papan ini kemudian dirangkai dengan keempat sisinya diberikan pengaku

sehingga membentuk sudut siku-siku. Pada pertemuan ujung-ujung sisi antar papan mal dibuat

cukup rapat untuk mencegah keluarnya campuran mortar pada saat pengecoran. Bekisting harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga pembukaannya dapat dilaksanakan dengan aman tanpa

merusak permukaan beton. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A

Gambar A.4.9 halaman 72.

4.2.3        Pengecoran pile cap

Page 27: Contoh Laporan KP

Pengecoran dilakukan setelah pembesian dan pemasangan bekisting siap dikerjakan.

Mutu   beton   yang  direncanakan   adalah  K- 300  dengan  campuran  1 Pc: 2 Ps : 3 Kr

ditambah air dalam perbandingan volume.

Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran ini adalah sebagai berikut:

1.      truck mixer;

2.      kereta sorong untuk memasukkan mortar;

3.      tangga kayu yang digunakan untuk mengangkut mortar ke dalam bekisting saat dilakukan

pengecoran pile cap;

4.      sendok semen; dan

5.      pemadat beton (Concrete Vibrator).

Pengecoran pile cap ini menggunakan ready mix concrete yang berasal dari batching

plan PT. KM Beton Concrete mix design, dengan mutu beton K-300. Mortar yang digunakan

dalam pengecoran ini proses pencampuran dan pengadukannya dilakukan di batching plan PT.

KM Beton dan setelah itu barulah mortar dibawa ke lokasi proyek dengan menggunakan mobil

TM (truck mixer). Pelaksanaan pengecoran ini dilakukan secara manual. Pengadukan campuran

dilakukan dengan menggunakan truck mixer, kemudian dituang ke dalam kereta sorong,

kemudian diangkut dengan timba dan dituang ke dalam cetakan bekisting. Penuangan mortar

dilakukan terus menerus di mana tiap lapisan diratakan dengan sendok perata kemudian

dipadatkan secara merata ke dalam tempat-tempat di sekitar tulangan dan kesudut-sudut acuan

dengan menggunakan concrete vibrator. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan rongga-rongga

udara yang tersekap dalam campuran mortar guna untuk mencapai kepadatan yang maksimum.

Pemadatan juga bertujuan untuk menjamin perlekatan yang baik antara beton dengan baja

tulangan serta sarana lain yang ikut dicor. Pada saat beton dipadatkan, perlu agar tulangan jangan

diganggu dan acuan jangan sampai rusak atau berpindah tempat. Pada saat pengecoran pile cap

digunakan tenaga kerja sebanyak 8 (delapan) orang. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat

pada Lampiran A Gambar A.4.10 halaman 72.

4.2.4        Perawatan beton pile cap

Page 28: Contoh Laporan KP

Perawatan beton pile cap dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan kantong

semen bekas yang dibasahi selama 1 (satu) hari. Perawatan ini dilakukan jika cuaca panas dan

setelah beton mengeras, yaitu berkisar 6 (enam) jam sampai 8 (delapan) jam setelah pengecoran

yang bertujuan untuk mencegah terjadinya keretakan pada sloof. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3

(tiga) orang tenaga kerja.

4.2.5        Pembukaan bekisting pile cap

Pekerjaan pembukaan cetakan pondasi tapak dilakukan setelah beton berumur ± 2 (dua)

hari. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang pekerja. Pekerjaan dilakukan secara hati-hati,

agar tidak merusak permukaan beton yang telah dicor. Peralatan yang digunakan pada saat

pembukaan bekisting adalah palu dan linggis. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan

baik, selain untuk menjaga lapisan kolom agar tidak terkelupas, juga agar papan bekisting tetap

bagus karena akan dipakai untuk keperluan lain.

4.3  Pekerjaan Sloof

Agar seluruh konstruksi pondasi dan kolom-kolom dari bangunan tersebut menjadi satu

kesatuan yang kokoh dalam memikul seluruh muatan bangunan, maka diantara pondasi dan

kolom-kolom bangunan tersebut dipasang sloof. Pekerjaan sloof dilakukan setelah pekerjaan pile

cap selesai.

Tahapan-tahapan dari pekerjaan sloof adalah:

1.      pekerjaan pembesian sloof;

2.      pemasangan bekisting sloof;

3.      pengecoran sloof;

4.      perawatan beton sloof; dan

5.      pembukaan bekisting sloof.

4.3.1        Pekerjaan pembesian sloof

Pekerjaan pembesian sloof pada proyek ini terdiri dari 2 (dua) tipe, yaitu:

Page 29: Contoh Laporan KP

1.      tipe S1

dengan ukuran 30/50

a.  Penulangan pada momen tumpuan:     atas 3 D19 mm

                                                                   tengah 2 D8 mm

                                                                   bawah 3 D19 mm

                                                                   sengkang Ø10 -125 mm

b.  Penulangan pada momen lapangan:     atas 3 D19 mm

                                                                   tengah 2 D8 mm

                                                                   bawah 3 D19 mm

                                                                   sengkang Ø10 -125 mm

2.      tipe S2

dengan ukuran 30/60

a.  Penulangan pada momen tumpuan:     atas 3 D19 mm

                                                                   tengah 2 D8 mm

                                                                   bawah 3 D19 mm

                                                                   sengkang Ø10 -125 mm

b.  Penulangan pada momen lapangan:     atas 3 D19 mm

                                                                   tengah 2 D8 mm

                                                                   bawah 3 D19 mm

                                                                   sengkang Ø10 -125 mm

Pekerjaan pembesian dilakukan langsung di atas papan mal dan dirangkai sesuai gambar

rencana. Semua besi yang dipakai untuk tulangan terlebih dahulu dibentuk dan dipotong di lokasi

kerja. Sebelum diadakan pemotongan, besi terlebih dahulu diluruskan oleh 2 (dua) orang yang

berdiri di atas tanah. Besi yang  diluruskan diletakkan diantara potongan besi dan diluruskan

dengan menggunakan kunci khusus.

Semua besi tulangan yang dipakai harus ditekuk dan dibentuk sesuai dengan yang tertera

pada gambar. SK SNI – T – 15 -1991 – 03 menyebutkan pada saat beton dicor, besi harus bebas

dari kotoran, karat serta bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan kurangnya daya ikat besi

tulangan terhadap beton. Tulangan-tulangan yang telah dibentuk diangkat ke atas papan mal

Page 30: Contoh Laporan KP

untuk dirangkai. Untuk pengikat digunakan kawat beton Ø 1 mm. Gambar dokumentasi lapangan

dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.11 halaman 73.

4.3.2        Pemasangan bekisting sloof

Bekisting atau cetakan berfungsi sebagai tempat mencetak sloof yang akan dicor dan

tempat dipasangnya pembesian. Bekisting untuk sloof terbuat dari papan. Pemasangan harus

benar-benar kuat dan kokoh agar setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata. Pada

permukaan cetakan diberi minyak untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pekerjaan

pemasangan bekisting di kerjakan oleh 7 (tujuh) orang tenaga kerja. Gambar dokumentasi

lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.12 halaman 73.

4.3.3        Pengecoran sloof

Sebelum pengecoran dimulai semua cetakan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang

melekat dan juga diadakan pemeriksaan letak tulangan maupun letak cetakan. Alat-alat yang

dipersiapkan sebelum melakukan pengecoran adalah sebagai berikut:

1.      truck mixer;

2.      kereta sorong untuk memasukkan mortar;

3.      timba plastik untuk menuang air;

4.      sendok semen; dan

5.      pemadat beton (Concrete Vibrator).

Pengecoran sloof ini juga menggunakan ready mix concrete yang berasal dari batching

plan PT. KM Beton Concrete mix design, dengan mutu beton K-300, dan setelah itu mortar

dibawa ke lokasi proyek dengan menggunakan mobil TM (truck mixer). Pelaksanaan pengecoran

ini dilakukan secara manual. Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan truck

mixer, kemudian dituang ke dalam kereta sorong, kemudian diangkut dengan timba dan dituang

ke dalam cetakan bekisting. Penuangan mortar dilakukan terus menerus di mana tiap lapisan

diratakan dengan sendok perata kemudian dipadatkan secara merata ke dalam tempat-tempat di

sekitar tulangan dan kesudut-sudut acuan dengan menggunakan concrete vibrator. Hal ini

Page 31: Contoh Laporan KP

bertujuan untuk menghilangkan rongga-rongga udara yang tersekap dalam campuran mortar

guna untuk mencapai kepadatan yang maksimum. Pemadatan juga bertujuan untuk menjamin

perlekatan yang baik antara beton dengan baja tulangan serta sarana lain yang ikut dicor. Pada

saat beton dipadatkan, perlu agar tulangan jangan diganggu dan acuan jangan sampai rusak atau

berpindah tempat. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.13

halaman 74.

4.3.4        Perawatan beton sloof

Perawatan beton sloof dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan kantong

semen bekas yang dibasahi selama 1 (satu) hari. Perawatan ini dilakukan jika cuaca panas dan

setelah beton mengeras, yaitu berkisar 6 (enam) sampai 8 (delapan) jam setelah pengecoran yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya keretakan pada sloof. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 (tiga)

orang tenaga kerja.

4.3.5        Pembukaan bekisting sloof

Pekerjaan pembukaan cetakan pondasi tapak dilakukan setelah beton berumur ± 2 (dua)

hari. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang pekerja. Pekerjaan dilakukan secara hati-hati,

agar tidak merusak permukaan beton yang telah dicor. Peralatan yang digunakan pada saat

pembukaan bekisting adalah palu dan linggis. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan

baik, selain untuk menjaga lapisan kolom agar tidak terkelupas, juga agar papan bekisting tetap

bagus karena akan dipakai untuk keperluan lain.

4.4  Pekerjaan Kolom Lantai 1

Pekerjaan kolom lantai 1 pada proyek ini dilaksanakan setelah pekerjaan balok sloof

selesai. Tahap-tahap untuk pekerjaan kolom lantai 1 adalah sebagai berikut :

1.       pembesian kolom lantai 1;

2.       pemasangan bekisting kolom lantai 1; dan

3.       pengecoran kolom lantai 1.

Page 32: Contoh Laporan KP

4.4.1        Pembesian kolom lantai 1

Tulangan untuk stik kolom adalah besi ulir diameter 19 mm dan ukuran sengkang Ø10-

140 untuk tumpuan dan Ø10-180 untuk lapangan dan untuk pengikatnya digunakan kawat Ø1

mm. Pekerjaan pembengkokan dan penyetelan tulangan kolom dilakukan di lokasi proyek.

Tulangan dan begel yang akan dipakai terlebih dahulu dipotong dan dibentuk sesuai dengan

bentuk dan panjang yang diinginkan.

Tulangan dan begel yang telah dibentuk ini dibawa ke lokasi pekerjaan untuk dipasang

atau dirangkaikan. Pekerjaan pembesian dan pemasangan tulangan dikerjakan oleh 2 (dua)

sampai 3 (tiga) orang pekerja. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A

Gambar A.4.14 halaman 74.

4.4.2        Pemasangan bekisting kolom lantai 1

Bekisting untuk kolom dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom yang

direncanakan. Adapun multipleks yang digunakan untuk bekisting berukuran tebal 15 mm, dan

kayu pemaku 5/7 cm dengan jarak 60 cm.

Pembuatan papan bekisting ini dibuat di pondok kerja dengan menggunakan peralatan

tukang. Cetakan yang telah selesai dibawa ke lokasi pekerjaan dan dipasang sesuai dengan posisi

tulangan yang telah terpasang sebelumnya. Untuk memeriksa tegak lurusnya acuan digunakan

unting-unting yang diikatkan pada papan bekisting dengan benang. Selanjutnya papan bekisting

disejajarkan dengan benang tersebut. Pada bagian dalam tripleks bekisting diolesi oli agar ketika

pembukaan mal menjadi lebih mudah. Setiap pekerjaan pemasangan bekisting yang telah selesai

diperiksa dan disetujui oleh pengawas lapangan.

Dalam pekerjaan pemasangan bekisting diperlukan 16 (enam belas) orang pekerja, untuk

satu hari dapat diselesaikan 8 (delapan) buah bekisting, alat yang digunakan untuk membuat

bekisting adalah linggis, palu dan gergaji untuk memotong papan dan alat bantu tukang lainnya.

Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.15 halaman 75.

4.4.3        Pengecoran kolom lantai 1

Page 33: Contoh Laporan KP

Setelah pekerjaan pembesian dan pemasangan bekisting selesai dikerjakan,  maka

selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran. Pengecoran kolom lantai 1 ini menggunakan ready mix

concrete yang berasal dari batching plan PT. KM Beton Concrete mix design, dengan mutu

beton K-300. Mortar yang digunakan dalam pengecoran ini proses pencampuran dan

pengadukannya dilakukan di batching plan PT. KM Beton dan setelah itu barulah mortar dibawa

ke lokasi proyek dengan menggunakan mobil TM (truck mixer).

Pelaksanaan pengecoran ini dilakukan secara manual. Pengadukan campuran dilakukan

dengan menggunakan truck mixer, kemudian dituang ke dalam kereta sorong, kemudian

diangkut dengan timba dan dituang ke dalam cetakan bekisting. Untuk mencegah adanya rongga-

rongga udara dan sarang-sarang kerikil, maka selama pengecoran dilakukan pemadatan dengan

menggunakan concrete vibrator dan juga dilakukan penusukan-penusukan dengan menggunakan

tongkat besi. Gambar dokumentasi lapangan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.4.16

halaman 75.

4.5  Tinjauan Khusus Tenaga Kerja dan Waktu Pelaksanaan Pile Cap

Tinjauan khusus yang penulis pilih pada Proyek Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan

Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh ini adalah:

1.       bahan/material pile cap; dan

2.       jumlah tenaga kerja.

4.5.1        Bahan/material pile cap

Perhitungan bahan/material yang dibutuhkan dalam pekerjaan pile cap dapat dihitung

dengan menggunakan analisa SNI tahun 2001 sebagai berikut:

Jumlah pile cap yang ditinjau : 4 buah

Volume 4 (empat) buah pile cap : 3,4560 m3

Bahan/material yang dibutuhkan:

a.       Untuk Pekerjaan Beton Cor :

20,0448 zak semen Portland

Page 34: Contoh Laporan KP

1,7971 m3 pasir beton

b.      Untuk Pekerjaan Pembesian :

363,472 m3 besi ulir

0,0518 kawat beton

c.       Untuk Pekerjaan Bekisting :

0,1382 m3 kayu bekisting kelas III

1,3824 kg paku kayu

0,6912 liter minyak pelumas

0,0518 m3 kayu borneo balok

1,2096 lembar Plywood 9 mm

20,7360 batang kayu dolken ukuran 8/15 – 4 m

            Untuk perhitungan bahan/material yang dibutuhkan lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran C Perhitungan C.4.1 halaman 76.

4.5.2        Jumlah tenaga kerja

Perhitungan jumlah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pile cap dapat dihitung

dengan menggunakan analisa SNI tahun 2001 sebagai berikut:

Jumlah pile cap yang ditinjau : 4 buah

Volume 4 (empat) buah pile cap : 3,4560 m3

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan:

a.       Untuk Pekerjaan Beton Cor :

5,702 pekerja

0,276 mandor

b.      Untuk Pekerjaan Pembesian :

2,544 pekerja

0,109 mandor

c.       Untuk Pekerjaan Bekisting :

1,106 pekerja

0,021 mandor

Page 35: Contoh Laporan KP

1,140 tukang

0,114 kepala tukang

Untuk perhitungan jumlah tenaga kerja lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran C Perhitungan

C.4.2 halaman 77.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1              Kesimpulan

Setelah mengikuti Kerja Praktek selama lebih kurang 2 (dua) bulan pada Proyek

Pembagunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Banda Aceh, penulis

banyak memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman di lapangan secara langsung. Hal

ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi penulis, antara pengetahuan yang didapat di lapangan

dengan teori yang diperoleh dari bahan kuliah maupun dari literatur-literatur.

Berdasarkan analisis serta hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti Kerja Praktek,

penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.       kesalahan pihak perencana dalam perencanaan kedalaman tiang pancang menyebabkan kerugian

finansial/material pada pihak pelaksana karena harus menambah jumlah pemesanan tiang

pancang agar memenuhi kebutuhan material tiang pancang di lapangan dan juga harus

menambah biaya operasional alat berat yang digunakan dalam pekerjaan pemancangan tiang

pancang;

2.       kesalahan pihak perencana dalam perencanaan kedalaman tiang pancang juga mengakibatkan

kerugian waktu pada pihak pelaksana dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan pemancangan

tiang pancang agar mencapai daya dukung tanah yang diinginkan;

3.       pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan time schedule/jadwal rencana

berdasarkan kurva ”S” proyek yang telah direncanakan karena kesalahan perencanaan kedalaman

tiang pancang yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan;

Page 36: Contoh Laporan KP

4.       pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan time schedule/jadwal rencana

berdasarkan kurva ”S” proyek yang telah direncanakan karena mengalami gangguan cuaca

(hujan) yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan;

5.       pelaksanaan pekerjaan di lapangan juga tidak sesuai dengan time schedule/jadwal rencana

berdasarkan kurva ”S” proyek yang telah direncanakan karena keterlambatan pengadaan material

yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan;

6.       pelaksanaan pekerjaan di lapangan  sangat tergantung pada keadaan cuaca dan tersedianya

bahan/material yang akan digunakan;

7.       pelaksanaan pekerjaan di lapangan sangat mengutamakan mutu/kualitas dari bahan/material

yang akan digunakan; dan

8.       metode pelaksanaan pekerjaan yang dipakai di lapangan sudah sangat baik dikarenakan

banyaknya pengalaman kerja dari pihak pelaksana dalam melaksanakan pembangunan gedung.

5.2              Saran-saran

Setelah diamati secara keseluruhan dari pekerjaan yang diikuti di lapangan, beberapa

saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :

1.       pihak perencana diharapkan agar lebih teliti dalam merencanakan tiap-tiap pekerjaan yang akan

dilaksanakan agar mencegah kerugian pada semua pihak, baik kerugian finansial/material

maupun kerugian waktu;

2.       pihak pelaksana diharapkan agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule/jadwal

rencana berdasarkan kurva ”S” proyek yang telah direncanakan; dan

3.       pengadaan material diharapkan agar tepat pada waktu agar tidak menyebabkan keterlambatan

pekerjaan di lapangan.

 DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, 2006, Buku Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Anonim, 2003, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, http://www.geogle.co.id/

Page 37: Contoh Laporan KP

Anonim, 2008, Pre Construction Meeting Proyek Gedung Perwakilan BPK RI Aceh , PT. Nindya Karya (Persero), Banda Aceh.

Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kusuma, G., 1993,  Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SK. SNI T-15-1991-03 Seri Beton 2,

Erlangga, Jakarta.

Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta.