Upload
asrafil
View
122
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS …………………………………………….
TAHUN 2002/2003
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
………………………..
NIP: …………………………..
DINAS PENDIDIKAN ……………………
………………………………….
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.
Kepala Sekolah …………………………
………………………. Penulis
……………………………….. ………………………….. NIP: ……………… NIP: …………….
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan ………………. Kepala Cab. Din. Pendidikan
……………….. …………………….
………………………….. ……………………………
NIP: …………………..
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan PGRI Ketua PD II
……………………………… ………………………………
Pembina Utama Muda NPA: …………………
NIP: ……………………
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think
Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas …………………… …………………. ……….. Tahun Pelajaran 2002/2003”,
penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan
sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah
bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka
pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ……………………
2. Yth. Ketua PD II PGRI ………………….
3. Yth. Rekan-rekan Guru ………………………………
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Penulis
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
ABSTRAK
……………………, 2002. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas ……………………Tahun Pelajaran 2002/2003
Kata Kunci: matematika, metode kooperatif think pair share
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ……………………………………. tahun pelajaran 2002/2003. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa …………………………….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Thing Pair Share dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa …………………………, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................
Lembar Pengesahan ...........................................................................
Kata Pengantar ....................................................................................
Abstrak ................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................
B. Rumusan Masalah ....................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................
E. Definisi Operasional Variabel ...................................
F. Batasan Masalah ......................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran ..............................................
B. Pembelajaran Kooperatif .........................................
C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif .....................
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share
...................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ....................
B. Rancangan Penelitian ..............................................
C. Instrumen Penelitian ...............................................
D. Metode Pengumpulan Data .....................................
E. Teknik Analisis Data .................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Item Butir Soal ............................................
B. Analisis Data Penelitian Persiklus ............................
C. Pembahasan .............................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................
B. Saran ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan,
manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu sama lain.
Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang satu membutuhkan
manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus
menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi
yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.
Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada
penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan
pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas
matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).
Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa.
Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah
metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa.
Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama
temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat
menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah
memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru
karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan
sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).
Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil
belajarnya. (Nur, 1996: 2).
Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock
memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer
selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat
nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif
ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder,
1994:14).
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Model
Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa …………………………………………………Tahun
Pelajaran 2002/2003.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share pada siswa Kelas ………………………………………………
tahun pelajaran 2002/2003?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model
Think Pair Share terhadap motivasi belajar siswa Kelas
………………………………. tahun pelajaran 2002/2003?
C. Tujuan PenelitianKumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share pada siswa Kelas ………………………………………….. tahun
pelajaran 2002/2003.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa
Kelas ………………………………………… tahun pelajaran 2002/2003.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial
untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai
tujuan belajar.
E. Definisi Operasional Variabel
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran kooperatif :
Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam
kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk
skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas
……………………………………….tahun pelajaran 2002/2003.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember semester ganjil tahun
pelajaran 2002/2003.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ……………….Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan
lain-lain. (Soetomo, 1993:120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang
menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan
siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan
bersama. (Felder, 1994:2).
Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001:8)
mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan
aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk
bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja
sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap
kelompok adalah hiterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek
belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena
pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati
permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan
keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar,
saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang
menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam
pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk
mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu
diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki
tujuan yang sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama
besarnya diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2)
menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai
berikut:
1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan.
Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap
anggota harus menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab
melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk
dipelajari.
3. Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap
individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif,
anggota kelompok saling memberikan timbal balik.
4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan
mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan,
pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian.
5. Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa
yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan
mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi
mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,
Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Menentukan objek pembelajaran
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara
mendiskusikan cara kerjasama.
C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa
memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996:25)
adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat
mahir.
1. Keterampilan kooperatif tingkat awal
Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok
memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan
bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang
sama.
- Menghargai kontribusi
Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau
mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota
kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat
saja tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan
harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.
- Menggunakan suara pelan
Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar
anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan
tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.
- Mengambil giliran dan berbagi tugas
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang
yang mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab
tertentu dalam kelompok.
- Berada dalam kelompok
Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap
anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat
kerja kelompok.
- Berada dalam tugas
Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.
- Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas
kelompok. Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak
berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka
hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada
waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif.
- Mengundang orang lain untuk berbicara
Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta
orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.
- Menyelesaikan tugas tepat waktunya
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu
yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.
- Menyebutkan nama dan memandang bicara
Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan
kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah
memberikan kontribusi penting kelompok.
- Mengatasi gangguan
Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang
diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas
yang diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak
dapat menyelesaikan tugas belajar yang diberikan.
- Menolong tanpa memberi jawaban
Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan
konsep, dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan
cara pemecahannya.
- Menghormati perbedaan individu.
Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik,
pengalaman hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat
menghindari permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat
dikurangi, rasa memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
serta masing-masing individu anggota kelompok dapat
meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:
- Menunjukkan penghargaan dan simpati
Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas
terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.
- Menggunakan pesan “saya”
Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain
tidak merasa terancam atau merasa bersalah sehingga
permusuhan dapat dihindari.
- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima
Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan
harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika
mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat
menimbulkan atmosfir yang negatif dalam kelompok.
- Mendengarkan dengan aktif
Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan
fisik dan lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan
mengetahui bahwa pendengar secara giat sedang menyerap
informasi. Pengertian terhadap konsep akan meningkat dan hasil
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
kelompok akan menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi
yang tinggi.
- Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau
penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan
konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk
ikut serta, dan anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk
ikut berperan serta.
- Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini
dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah
dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.
- Menafsirkan
Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat
yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting
dapat diberi penekanan.
- Mengatur dan mengorganisir
Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan
mengorganisir, tugas-tugas yang diberikan akan dapt diselesaikan
dengan efesien dan efektif.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
- Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu
benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan
kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan
berkembang.
- Menerima tanggungjawab
Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul
tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan
kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.
- Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan
pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang
tergesa-gesa.
- Tetap tenang/mengurangi ketegangan
Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah
menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang
hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran
yang lebih tinggi.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan
pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu.
Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam
dan prestasi yang lebih tinggi.
- Memeriksa secara cermat
Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk
mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat
dapat menjamin bahwa jawabannya benar.
- Menanyakan kebenaran
Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban
yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk
jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa
untuk berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih
meyakinkan terhadap ketepatan jawaban tersebut.
- Menganjurkan suatu posisi
Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi
kelompok terhadap suatu masalah tertentu.
- Menetapkan tujuan
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas.
Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.
- Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan
persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat
kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.
- Mengahadapi masalah khusus
Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah
dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak
menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri
atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan untuk
memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah.
Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan,
sensitivitas dan toleran akan meningkat.
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya
dari Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode
resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas
secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan kepada para
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain.
Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian
pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya,
guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius
mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah
dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share daripada metode
Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question
and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang
telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan
jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau
penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi.
Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan.
3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling
kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga
seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut
memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional
dari penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual
yang cocok dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara
heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa
saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa
mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah
menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar
jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa
berhasil mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes.
Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap
mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah
diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau
penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan
jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru
sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif;
(d) administrasi sosial eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara
ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data
yang diperlukan.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di …………………………………………tahun pelajaran
2002/2003.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November semester ganjil 2002/2003.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas
………………………………………….. tahun pelajaran 2002/2003 pada
pokok bahasan …………….
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan
itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000:5) PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara
berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah
menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000:5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari
sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Rencana awal/rancangan
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model thinks pair share.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan
yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap
putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan
belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep
matematika pada pokok bahasan …………. Tes formatif ini diberikan
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda
(objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah
diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini
digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat
digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal
adalah sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk
mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
(Suharsimi Arikunto,
2001:72)
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Jumlah peserta tes
ΣY : Jumlah skor total
ΣX : Jumlah skor butir soal
ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal
ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal
b. Reliabilitas
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan
rumus belah dua sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2001:93)
Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan
r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih
besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut
reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu
soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk
menentukan taraf kesukaran adalah:
(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Dengan: P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan
benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai
berikut:
- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang
- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai
berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
butir soal sebagai berikut:
- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek
- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik
- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif
model Think Pair Share.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share digunakan rumus
sebagai berikut :
X =
Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2
b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut :
% = x 100 % dengan
X = =
Dimana : % = Presentase pengamatan
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
X = Rata-rata
∑ x = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal,
data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran
kooperatif model Think Pair Share dan pengamatan aktivitas siswa dan guru
pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes
yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis
tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data
pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.
A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes
tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran
penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan
tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini.
Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal
valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid Soal Tidak Valid1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 ,36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45
5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46
2. Reliabilitas
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji
reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11
sebesar 0, 654. Harga ini lebih besar dari harga r product moment.
Untuk jumlah siswa (N = 27) dengan r (95%) = 0,381. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat
reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji
terdapat:
- 21 soal mudah
- 15 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui
kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9
soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi
syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes
formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share, dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 4 November 2002 di Kelas
…………..dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMA. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
22
22
22
B. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
3
33
3
3
33
3
3
33
3
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi
33
33
33
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusias2. Guru antisias
23
23
23
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria 1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan
tujuan pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias.
Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas,
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan
dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan
dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa
seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase
123456789
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
5,08,38,36,713,321,710,018,38,3
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi
22,511,518,714,42,95,28,96,98,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru
yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %.
Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi
umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas
siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan
penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya
cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok,
diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca
buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.
Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar
mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Think
Pair Share sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru
masih cukup dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan,
karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus I
No. Urut NilaiKeterangan
No. Urut NilaiKeterangan
T TT T TT1 70 √ 15 80 √2 50 √ 16 70 √3 90 √ 17 60 √4 70 √ 18 80 √5 80 √ 19 30 √6 80 √ 20 70 √7 70 √ 21 80 √8 30 √ 22 70 √9 80 √ 23 40 √
10 60 √ 24 80 √11 80 √ 25 40 √12 50 √ 26 80 √13 80 √ 27 60 √14 80 √ Jumlah 840 8 5
Jumlah 970 10 4
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Jumlah Skor 1810Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 67,04
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang belum tuntas : 9
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
67,0418
66,67
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,04
dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 18 siswa dari
27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67%
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think
Pair Share.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran
berlangsung.
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini
masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk
dilakukan pada siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa
diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan
memberi catatanKumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal
tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan lembar
observasi guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 11 November 2002 di Kelas ………….
dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang
lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMD. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
33
34
33,5
E. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 2. Melatih keterampilan kooperatif 3. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran 4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
344
4
3
444
4
3
3,544
4
3
A. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi
34
44
3,54
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusias2. Guru antisias
44
34
3,54
Jumlah 41 43 42Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada
kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru
dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model Think
Pair Share mendapatkan penilaian yang cukup baik dari
pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai
kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil
yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu
mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan
pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah
memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/
menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam
penerapan metode pembelajarn kooperatif model Think Pair Share
diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka
pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan
lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :
Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase1234
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
6,76,76,711,7
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
56789
Menjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
11,725,08,216,66,7
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi
17,912,121,013,84,65,47,76,710,8
Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru
yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan
mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika
dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan.
Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan
balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit
(11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil
kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran
(6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada
siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu
(21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami
peningkatan. Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
antar siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang
relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%).
Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah
membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%),
menanggapi/mengajukan
Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus II
No. Urut NilaiKeterangan
No. Urut NilaiKeterangan
T TT T TT1 80 √ 15 80 √2 60 √ 16 80 √3 70 √ 17 70 √4 80 √ 18 70 √5 80 √ 19 40 √6 60 √ 20 80 √7 70 √ 21 80 √8 40 √ 22 90 √9 80 √ 23 90 √
10 70 √ 24 30 √11 80 √ 25 50 √12 80 √ 26 90 √13 80 √ 27 80 √14 80 √ Jumlah 930 10 3
Jumlah 1010 11 3Jumlah Skor 1940Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 71,85
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Jumlah siswa yang tuntas : 21
Jumlah siswa yang belum tuntas : 6
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
71,8521
77,78
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 71,85 dan ketuntasan belajar mencapai 77,78% atau
ada 21 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus
I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu
diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih
termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai
mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share.
c. Refleksi
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk
dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat
siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada
perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan
pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan
memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada
setiap kegiatan belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes
formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran
kooperatif model Thing Pair Share dan lembar observasi aktivitas
guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2002 di Kelas
……………. dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak
terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMA. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
34
34
34
B. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-
langkah metode pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan
kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok
secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
444
4
3
444
3
3
444
3,5
3
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi
44
44
44
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusia2. Guru antisias
44
44
44
Jumlah 45 44 44,5Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik2. : Kurang Baik3. : Cukup Baik 4. : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati
pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh
guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Think Pair Share mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat
adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share
diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.
Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase
123456789
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
6,76,710,713,310,022,610,011,710,0
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi
20,813,122,115,02,94,26,17,38,5
Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru
yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%,
sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing
sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami
peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
(10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%),
meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
(10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%).
Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah
menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada
siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu
(22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
(20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca
buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan
guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami
penurunan. Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus III
No. Urut NilaiKeterangan
No. Urut NilaiKeterangan
T TT T TT1 90 √ 15 90 √2 80 √ 16 80 √3 80 √ 17 80 √4 90 √ 18 70 √5 80 √ 19 50 √6 80 √ 20 90 √7 90 √ 21 90 √8 50 √ 22 100 √9 80 √ 23 90 √
10 80 √ 24 80 √11 90 √ 25 60 √12 80 √ 26 100 √
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
13 90 √ 27 80 √14 80 √ Jumlah 1060 11 2
Jumlah 1140 13 1Jumlah Skor 2200Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 81,48
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 24
Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
81,4824
88,89
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes
formatif sebesar 81,48 dan dari 27 siswa yang telah tuntas
sebanyak 24 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 88,89% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada
siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.
Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sehingga
siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah
diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif
model Think Pair Share. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa
aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran
kooperatif model Think Pair Share dengan baik dan dilihat dari Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat
dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III)
yaitu masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam
proses metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dalam Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan …………….
dengan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share yang
paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
isiswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif
model Think Pair Share dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru
yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa
dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan
materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan kooperatif model Think Pair Share memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang
ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklus, yaitu siklus I (66,67%, siklus II (77,78%, siklus III (88,89%).
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengn metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model Think
Pair Share memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan model kooperatif model Think Pair Share dalam
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga
siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di …………………………………….. tahun pelajaran
2002/2003.
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-
perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.
Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Suharta, I.G.P. 2002. Pemecahan Masalah, Penalaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang, 12 Oktober.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
..............................................................................................................
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANKOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE
Nama Sekolah : ………………… Nama Guru : …………………Mata pelajaran : ………………… Hari/Tanggal : …………………Sub konsep : ………………… Pukul : …………………
Petunjuk Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek yang diamatiPenilaian
Ya Tidak 1 2 3 41 Pelaksanaan
A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa.2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2 Membimbing siswa melakukan kegiatan.
2. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok.
3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.
4. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
III1. Antusiasme kelas2. Guru Antusias
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Keterangan :1.Kurang baik …………, ……….20052.Cukup baik Pengamat3.Baik 4.Sangat baik
( ………………………… )
Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………Petunjuk Pengisian Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat
semua aktivitas siswa yang diamati.2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan,
kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode
waktu tiga menit .4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom
yang tersedia.5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa1. Menyampaikan tujuan 2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah3. mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya.4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi.5. Menjelaskan materi yang sulit.6. membimbing menemukan konsep.7. Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan.8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya
jawab.9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.
1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.
2. Membaca buku.3. Bekerja dengan sesamaa anggota
kelompok.4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan
guru.5. Menyediakan hasil pembelajaran.6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.7. Menulis yang relevan dengan kbm.8. Merangkum pembelajaran.9. Mengerjakan tes evaluasi.
Nama Guru :
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
……………., ………..2003 Pengamat,
( ……………………… )
Lampiran 6
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
1……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
2……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
3……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
4……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
5……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
6……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
7……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
8……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
JumlahP1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
Prosentase rata-rata (%) = x 100%
Lampiran 7
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
1……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
2……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
3……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
4……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
5……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
6……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
7……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
8……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
JumlahP1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
prosentase rata-rata (%) = x 100%
Lampiran 8
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
1……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
2……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
3……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
4……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
5……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
6……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
7……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
8……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
JumlahP1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
prosentase rata-rata (%) = x 100%