20
Bab I Pendahuluan A. Kata Pengantar Kami bersyukur kepada Tuhan Allah kita yang mana telah memberikan anugerah untuk melakukan tugas kemanusiaan di dunia milikNya ini. Setelah kami diberi kesempatan oleh Foker LSM berdasarkana permohonanan kami, maka kami tim yang tergabung dalam Aliansi Inteletual Mahasiswa Suku Wolani dan (AIMSW) berada di lapangan selama empat (4) hari untuk memantau situasi terakhir penambangan emas illegal di Degeuwo Kabupaten Paniai. Kegiatan yang kami lakukan disana adalah memantau hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat asli di lokasi penambangan. Pemantauan ini kami lakukan karena ada keluhan masyarakat bahwa ada tindakan-tindakan ketidakadilan seperti beroperasinya pengusaha-pengusaha illegal, tindakan prostitusi, pembunuhan, pencaplokan tanah adat oleh para pengusaha dan intimidasi yang dialami warga pemilik hak ulayat disana. Kami yang dipercayakan untuk memantau situasi terakhir jalannya kehidupan masyarakat dan proses penambangan disana adalah Tobias Bagubau, Lalo Yanengga dan Naftali Edoway. Tugas ini kami lakukan karena didorong oleh rasa kasih kepada sesama manusia yang menderita akibat kekerasan struktur-struktur sosial yang penuh intrik politik dan kepentingan. Berikut sekilas laporan hasil pemantauan yang sekiranya dapat dikoreksi, dikaji, dan diberi saran dan usul guna penyempurnaannya. Harapan kami adalah dengan laporan ini akan ada tindakan selanjutnya oleh semua LSM-LSM yang ada dibawah naungan Foker bersama lembaga-lembaga agama dan pemerintah untuk menyelamatkan manusia dan hutan yang ada disana sesuai mekanisme yang berlaku. B. Latar Belakang Pulau Papua menyimpan sejuta misteri demikian kata kebanyakan orang. Pernyataan ini dapat dibenarkan, sebab banyak kekayaan alam dan budaya yang masih belum terkuak ke permukaan. Bukan hanya itu, pulau yang oleh pemerintah pusat diberikan Otonomi Khusus sejak 2001 ini juga menyimpan sejumlah misteri kekerasan oleh aparat negara yang berkerjasama dengan para pemilik modal yang belum banyak diperkarakan hingga kini. Kita tahu bahwa Otsus diberikan karena ada tuntutan “merdeka” oleh rakyat Papua. Suara merdeka itu mengemuka sebab selama puluhan tahun Papua menjadi bagian dari Indonesia (NKRI) kesejahteraan hidup dan pembangunan fisik tidak pernah

Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dhg

Citation preview

Page 1: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Bab IPendahuluan

A. Kata Pengantar

Kami bersyukur kepada Tuhan Allah kita yang mana telah memberikan anugerahuntuk melakukan tugas kemanusiaan di dunia milikNya ini. Setelah kami diberikesempatan oleh Foker LSM berdasarkana permohonanan kami, maka kami tim yangtergabung dalam Aliansi Inteletual Mahasiswa Suku Wolani dan (AIMSW) berada dilapangan selama empat (4) hari untuk memantau situasi terakhir penambangan emasillegal di Degeuwo Kabupaten Paniai.

Kegiatan yang kami lakukan disana adalah memantau hak-hak ekonomi, sosial, danbudaya masyarakat asli di lokasi penambangan. Pemantauan ini kami lakukan karenaada keluhan masyarakat bahwa ada tindakan-tindakan ketidakadilan sepertiberoperasinya pengusaha-pengusaha illegal, tindakan prostitusi, pembunuhan,pencaplokan tanah adat oleh para pengusaha dan intimidasi yang dialami wargapemilik hak ulayat disana.

Kami yang dipercayakan untuk memantau situasi terakhir jalannya kehidupanmasyarakat dan proses penambangan disana adalah Tobias Bagubau, Lalo Yanenggadan Naftali Edoway. Tugas ini kami lakukan karena didorong oleh rasa kasih kepadasesama manusia yang menderita akibat kekerasan struktur-struktur sosial yang penuhintrik politik dan kepentingan.

Berikut sekilas laporan hasil pemantauan yang sekiranya dapat dikoreksi, dikaji, dandiberi saran dan usul guna penyempurnaannya. Harapan kami adalah dengan laporanini akan ada tindakan selanjutnya oleh semua LSM-LSM yang ada dibawah naunganFoker bersama lembaga-lembaga agama dan pemerintah untuk menyelamatkanmanusia dan hutan yang ada disana sesuai mekanisme yang berlaku.

B. Latar Belakang

Pulau Papua menyimpan sejuta misteri demikian kata kebanyakan orang. Pernyataanini dapat dibenarkan, sebab banyak kekayaan alam dan budaya yang masih belumterkuak ke permukaan. Bukan hanya itu, pulau yang oleh pemerintah pusat diberikanOtonomi Khusus sejak 2001 ini juga menyimpan sejumlah misteri kekerasan oleh aparatnegara yang berkerjasama dengan para pemilik modal yang belum banyakdiperkarakan hingga kini.

Kita tahu bahwa Otsus diberikan karena ada tuntutan “merdeka” oleh rakyat Papua.Suara merdeka itu mengemuka sebab selama puluhan tahun Papua menjadi bagian dariIndonesia (NKRI) kesejahteraan hidup dan pembangunan fisik tidak pernah

Page 2: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

diperhatikan oleh pemerintah pusat. Ketika masyarakat dalam kesadaran kolektifnyamenuntut hak sosial politik mereka, justru mereka berhadapan dengan kekuatan militeryang memperlakukanya secara tidak manusiawi. Akhirnya melahirkan pelanggaranHAM dalam jumlah yang besar karena terjadi diseluruh tanah Papua. Ironisnya lagi,kekerasan dan ketidakadilan itu masih dialami oleh rakyat Papua walau pun Indonesiatelah mereformasikan dirinya semenjak 1998. Oleh karena itu banyak orang pintar diIndonesia menilai bahwa proses reformasi adalah proses berkamufulase. Pejabatpemerintah dan aparat hanya menganti pakai tanpa merubah moralitas hidup.

Terlepas dari kekayaan budaya dan kekerasan aparat diatas, Papua memiliki sumberdaya alam yang luar biasa. Banyak keanekaragaman hayati seperti emas, tembaga,uranium, gas, minyak, gaharu dll, yang ada di dalam perut bumi bahkan yang dipermukaan belum tereksploitasi semuanya. Dari jutaan kekayaan itu baru beberapayang mengemuka, bahkan hasilnya dinikmati oleh berbagai negara yang ada di dunia.Sehingga Papua telah benar-benar menjadi dapur bagi dunia.

Penambangan yang paling banyak ditemukan di Papua adalah penambangan emas.Eksploitasi kekayaan alam berupa emas itu ada yang dilakukan secara legal tapi jugaillegal. Entah illegal atau pun legal, konflik di daerah penambangan selalu ada. Darikenyataan yang ada, konflik selalu terjadi antara masyarakat pemilik hak ulayat,pengusaha dan pemerintah. Dalam penyelesaiannya hampir selalu melibatkan aparatkeamanan negara. Hal itu juga nampak di daerah penambangan emas Timika oleh PT.Freeport dan Degeuwo di Paniai.

Kabupaten Paniai adalah salah satu kabupaten dari dua puluhan lebih kabupaten yangberada di pengunungan tengah Papua. Kabupaten ini merupakan kabupaten hasilpemekaran dari Kabupaten Nabire. Hingga kini kabupten ini telah memekarkan lagidua kabupaten yang baru yakni Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Deiyai. Dikabupaten ini terdapat beraneka ragam kekayaan alam yang kemudian menjadirebutan para pemburu dollar. Akibat perebutan sumber daya alam itu seringkali terjadiberbagai pelanggaram HAM di berbagai sisi kehidupan masyarakat.

Pendulangan emas di Degeuwo adalah salah satu bukti melimpahnya sumber dayaalam di Paniai dan Papua umumnya. Daerah ini mulai terbuka untuk dunia luar sejak2002, sehingga sejak itu banyak pengusaha illegal masuk dan beroperasi di sana.Awalnya penambangan hanya dilakukan oleh suku Wolani, Moni dan Mee/Ekarinamun dalam perkembangan selanjutnya hadir juga masyarakat dari suku-sukutetangga seperti lani, damal, serui, biak dan sorong. Beredarnya informasi tentangadanya kandungan biji emas di daerah ini juga mengudangan hadirnya masyarakatdari Timor-Timur, Makasar, Manado/Sanger Talaud, dan Jawa.

Kehadiran suku-suku dari luar Papua yang nota bene memiliki modal ini seringkalimenjadi penyebab timbulnya konflik di area ini. Untuk mencaplok tanah-tanah adatmereka selalu mengggunakan aparat sebagai tameng untuk melindungi mereka.

Page 3: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Akhirnya masyarakat pemilik hak ulayat sering kali tak berdaya untukmempertahankan hak-hak kesulungan mereka.

C. Ringkasan Kronologis Peristiwa

Pada akhir tahun 2002 menjelang tahun 2003 telah ditemukan biji emas untuk pertamakalinya di Degeuwo tepatnya di Tagipigepa kampung Nomouwodide DistrikBogobaida oleh seorang penduduk bernama Yulianus Tagi saat hendak membukakebun dihalaman rumahnya. Pengetahuan bahwa apa yang ditemukannya adalah bijiemas datang dari pengalamannya melihat butiran emas di daerah Kilo SeratusKabupaten Nabire.

Awalnya pendulangan emas di daerah ini hanya dilakukan oleh masyarakat asli disana.Namun dengan menyebarnya berita di tahun 2003 tentang penemuan butiran emas diDegeuwo, mengundang banyak pengusaha datang kesana. Mereka yang pertamakesana adalah Adi Tiarman dari etnis Bugis Makasar pemilik tokoh Sinar Jaya di OyeheNabire, Haji Mustakim etnis Makasar pemilik tokoh emas Mutiara Kalibobo Nabire,Haji Pambang etnis Makasar pemilik toko emas indah di jalan BougenvileTimika.`Pengusaha ini masuk ke lokasi Degeuwo dengan cara membarter bahanmakanan dengan emas kepada masyarakat pribumi. Pengusaha yang lainnya adalahHaji Ary, Haji Marzuki, Haji Doni, Haji Ungke, dan pengusaha lainnya. Berdsarkankesaksian masyarakat, penguasaha-pengusaha ini datang kesana dengan aparatkeamanan dan buruh pendulang emas. Kehadiran pengusaha-pengusaha tersebutmembuat mobilitas masyarakat dari luar Papua cukup tinggi.

Operasi illegal mining di wilayah Degeuwo kabupaten Paniai ini mulai berjalan secaraterbuka di tahun 2003. Walaupun daerah ini termasuk dalam wilayah administrasikabupaten Paniai, pengurusan surat ijin dan sertifikat tanah oleh para pengusahadiurus kabupaten Nabire.

D. Tujuan

Tujuan pemantauan ini dilakuka untuk mengetahui perkembangan terakhir kegiatanpenambangan emas di Degeuwo sampai Oktober 2010 ini.

Page 4: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Bab 2Gambaran Umum Wilayah

A. Letak Geografis

Degeuwo termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Paniai. Areapenambangan ini berada di Distrik Bogobaida arah utara dari ibu kota kabupaten.Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Yapen Waropen di sebelah utara, DistrikWandai Kabupaten Intan Jaya di sebelah selatan, Distrik Agisiga Kabupaten Intan Jayadi sebelah timur dan Distrik Siriwo di sebelah barat. Peta lokasi terlampir.

B. Keadaan Penduduk

Masyarakat yang beraktivitas di daerah ini tidak hanya penduduk asli tapi juga parapendatang dari Papua tapi juga dari luar Papua. Suku-suku asli yang mendiami daerahini adalah suku Wolani, Moni dan Mee/Ekari. Kolega mereka sesama orang Papuayang datang kesana adalah dari suku Dani, Biak, Sorong, Serui, dll. Sementarapenduduk pendatang berasal dari Manado, Sangger Talaud, dan Jawa. Jumlahpenduduk secara keseluruhan diperkirakan lebih dari 500 jiwa.

Penduduk asli di daerah ini bermata pencaharian bertani dan penambang. Matapencaharian yang terakhir ini mulai digeluti semenjak biji emas ditemukan di daerahini. Pekerjaan menambang emas tidak hanya dilakukan oleh laki-laki tapi juga olehperempuan dan anak-anak. Dari hasil pantauan kami, sayuran dari hasil pertanianmasyarakat asli perikatnya dijual dengan harga Rp. 20.000, pisang persisir Rp.30.000,dan betatas Rp. 50.000 pertumpuk. Sementara itu, hasil pendulangan emas untuk seharimereka hanya bisa menghasil 1 kaca1, jika beruntung bisa lebih dari itu tapi ada jugayang pulang dengan tangan hampa. Sementara itu mata pencaharian pendudukpendatang adalah pengusaha. Mereka membuka kios, bar, bilyard, dan menyediakantempat beli emas. Ada juga yang bekerja sebagai karyawan di tempat pengusahabermodal yang yang memiliki lokasi penambangan emas.

Fasilitas pendidikan tak terlihat di daerah ini. Oleh karena itu banyak anak usia sekolahbelum bisa menikmati pendidikan. Kegiatan sehari-hari anak-anak ini adalah bermaindan membantu orang tua di kebun juga ikut mendulang emas. Ada sebagian anak yangmulai ikut terlibat dalam permainan bilyard. Hal itu membuat anak-anak itu belum bisamengeja, membaca dan menulis. Singkatnya mereka masih buta huruf. Penduduk puntidak bisa menikmati pelayanan kesehatan, sebab belum ada pukesmas dan petugaskesehatan di sana. Masyarakat yang sakit biasanya meramu tumbuhan-tumbuhan yangada untuk dijadikan penawar. Untunglah mereka bisa tertolong. Walaupun demikiankebutuhan akan pelayanan kesehatan menjadi pergumulan utama disana.

1 Kaca adalah istilah yang digunakan untuk mengukur berat emas. Biasanya 12 kaca emas sama dengan 1 gramemas. harga satu kaca Rp. 30.000; dan 1 gram Rp. 350.000;

Page 5: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

C. Peta Lokasi

Page 6: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Bab 3Hasil Temuan

A. Rangkuman Hasil Temuan

Melihat kondisi masyarakat asli di Degeuwo, mengingatkan kami pada kehidupankomunitas Cordillera yaitu orang-orang tinggian di Abra Luzon Utara Pilipina di tahun1517 mengalami krisis hidup yang luar biasa dibawah kekuatan-kekuatan kapitalis danpemerintahan Spanyol. Saat itu orang-orang Spanyol dalam perburuan emas yangpertama di wilayah itu, membantai, menjarah dan menghancurkan desa-desa suku asli.Hak-hak hidup mereka tidak diperhatikan pemerintah saat itu apalagi tekanan daripendatang yang memiliki modal yang besar. Dengan uang yang banyak parapengusaha ini membeli apa saja yang mereka inginkan. Lahan-lahan produksimasyarakat diambil ahli atas nama pembangunan oleh pemerintah yang bekerja samadengan para kapitalis tadi. Mereka juga menjalankan praktek-praktek bisnis yang gelapseperti pemasokan minuman keras, narkoba, tempat-tempat berjudi dan lokalisasi.Tujuan dari kebijakan-kebijakan itu adalah membatasi ruang kebebasan rakyat untukberkarya dan bersuara. Mereka juga ingin memonopoli semua aset hidup orang aslidisana agar para pengusaha dan penguasa menjadi pengambil kebijakan untukselamanya. Hebatnya adalah mereka tetap berusaha eksis dan melawan resim kolonial2.

Situasi yang sama juga telihat saat Indonesia masih dijajah oleh pemerintahan kerajaanBelanda. Pemerintah Belanda yang bekerja sama dengan para pengusahanya tapi jugakaum ningrat pribumi yang berkuasa saat itu membuat rakyat tak berdaya. Semuakekayaan alam diambil dan dibawah ke negeri Belanda. Rakyat pemilik hak ulayatdikerja paksakan dengan upah yang sangat rendah. Tidak hanya itu, rakyat jugadikenakan pajak yang cukup besar dan harus dibayar setiap ada penagihan.Penyiksaan, penjara dan kematian adalah hukuman yang dikenakan bagi rakyat yangmencoba melawan dua kekuatan tadi. Sehingga bagi beberapa orang Indonesia,Belanda adalah pencipta neraka di bumi Indonesia.

Sejak daerah ini terbuka bagi masyarakat umum sekitar tahun 2002 menjelang 2003praktek-praktek ketidakadilan seperti yang tergambar dari pengalaman orang asli darikedua negara tersebut diatas tampak nyata. Situasi seperti itu kami temukan di dualokasi besar yakni Baya Biru dan lokasi 99.

Menurut kesaksian beberapa warga asli, para pengusaha ini masuk tanpa permisi aliasmasuk secara ilegal. Tanpa komunikasi dengan masyarakat asli mereka mencaploktanah-tanah adat yang ada dan langsung melaksanakan aktivitas pendulangan.Masyarakat tak berani melawan sebab aparat keamanan memback up usaha parapenambangan emas illegal itu. Para pendatang yang hadir di sana pun menguasai pasarekonomi lokal. Mereka mendirikan kios-kios dengan harga barang diatas kewajaran.

2 Lim Teck Ghee dan Alberto G. Gomes, Suku Asli dan Pembangunan di Asia Tenggara, Yayasan OborIndonesia. Jakarta, 1993. Hal. 4-9

Page 7: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Misalnya saja, beras satu kilo dijual dengan harga Rp.50.000; atau silet 1 buah dijualdengan harga Rp.10.000;. Hal lain yang dibuat para pengusaha ini adalah membukatempat-tempat lokalisasi dan tempat-tempat permainan bilyard. Kedua usaha inidibuka hanya untuk mengais uang masyarakat asli yang di dapat dari penambang emassecara sederhana. Akhirnya, yang terjadi adalah uang yang didapat dari pengusahamelalui penjualan emas itu kembali lagi ke pengusaha itu sendiri. Uang hanya singgahsesaat di tangan masyarakat asli yang melakukan aktivitas pendulangan secarasederhana itu. Itu artinya tidak ada keutungan yang diperoleh masyarakat asli pemilikhak ulayat dari hasil pendulangan mereka. Secara khusus, pembukaan lokalisasi yangilegal itu mengundang tersebarnya penyakit HIV/AIDS secara cepat. Sampai hari inibelum ada data yang jelas tentang kemungkinan masyarakat yang menginap penyakitmematikan itu, karena memang akses pelayanan kesehatan di sana tak ada. Namunberdasarkan keterangan beberapa masyarakat ada kira-kira 30-40an masyarakat telahmeninggal akibat penyakit mematikan itu.

Peredaran miras di daerah ini pun cukup tinggi. Menurut tua-tua masyarakat,pengkonsumsi miras lebih banyak anak-anak muda. Indikasi pengedaran narkoba punbesar sebab seorang pengusaha pernah ditangkap aparat keamanan Nabire saat diahendak membawah sabu-sabu ke Degeuwo pada pertengahan Juni 2010.

Masalah lain yang melilit masyarakat asli di sana adalah belum dibayarnya tututan hakulayat dari masyarakat oleh para pengusaha. Terlihat bahwa para pengusaha inisengaja mengulur-ulurkan waktu pembayaran dengan alasan yang tidak jelas.Sementara itu para pengusaha ini mengandeng tokoh-tokoh pemuka adat denganmemberikan sejumlah kecil uang. Pembayarannya dilakukan diam-diam dan terpisah.Kami menilai bahwa itu sengaja dilakukan untuk menciptakan konflik di dalammasyarakat pemilik hak ulayat itu sendiri.

Ketidakadilan lain yang mencolok di daerah ini terjadi ketika para pengusaha inimendatangkan alat berat ke sana. Pemandangan yang dapat kita lihat setiap hari disana adalah masyarakat asli mendulang emas dengan alat yang sangat sederhana yaituhanya dengan kuali, linggis dan sekop. Sementara, para penguasa menggunakan alatberat seperti eksapator. Dalam waktu yang sama pengusaha menghasilkan bergram-gram bahkan berkilo gram emas sementara masyarakat hanya bisa mendapatkan satuatau dua kaca emas, itu pun jika bernasib baik3. Akibatnya kesejahteraan hiduppenduduk asli tidak berubah, mereka masih berkutat dalam dunia kemiskinan.

Kerusakan lingkungan alam akibat kehadiran alat-alat berat itu pun susah untukdielakkan, karena hampir setiap hari kegiatan penambangan itu dilakukan.Diperkirakan akan banyak biota hidup bahkan tumbuhan yang merupakan kekayaan

3 Agar diketahui oleh kita semua bahwa tanggal 1 Oktober kemarin tepat jam 1 siang di depan ribuan matamasyarakat asli para pengusaha penambang emas yang menambang emas dengan alat berat ini mengamankan dua drumberisi emas dari tempat pendulangan ke gudang penyimpanan di bawah pengawalan ketat aparat keamanan yang berada disana. Kasus ini terjadi di area penambangan Baya Biru.

Page 8: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

alam yang ada disekitarnya akan hancur punah. Wilayah tersebut akan menjadi tandusakibat penebangan hutan secara liar guna mendukung proses penambangan. Hal ituakan semakin parah jika dikemudian hari ada perusahan besar menduduki wilayah itu.Kerusakan lingkungan akan lebih parah dibandingkan dengan apa yang dilakukan olehPT. Freeport Macmoran di Timika, sebab hanya ada satu tempat pembuangan limbahyaitu kali Degeuwo.

Konflik antara para pengusaha dan masyarakat asli di daerah ini pun seringkali terjadi.Peristiwa yang paling terakhir terjadi adalah adanya penikaman oleh seorangpengusaha karoke terhadap Luther Bagubau di lokasi 99 pada bulan Juni 2010 kemarin.Penikaman itu terjadi tanpa alasan yang mendasar. Korban dirawat di Rumah SakitUmum Nabire dan sekarang sudah baik keadaannya. Konflik-konflik yang sama punpernah terjadi sebelumnya. “ beberapa tahun yang lalu aparat tembak dua orang Papua,yang satu asal suku Dani terjadi di Baya Biru dan satu lagi dari suku Ekari/Mee yangterjadi di area penambangan avansa”, demikian tutur beberapa orang bapak. Dari ceritamereka ini ada indikasi munculnya konflik yang lebih besar di kemudian hari. Dan itudisebabkan oleh rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat pemilik hak ulayatdari tiga suku yaitu Wolani, Moni dan Ekari/Mee ditambah dengan suku Dani.

Masalah terakhir yang membuat para pemilik hak ulayat tidak senang dengan parapengusaha adalah tindakan pengusaha yang tidak mematuhi Instruksi PemerintahPaniai bernomor 53 Tahun 2009 Tanggal 27 Agustus 2009 tentang Penutupan SementaraLokasi Penambangan Emas di Sepanjang Sungai Degeuwo Distrik BogobaidaKabupaten Paniai dan Surat Bupati Kabupaten Paniai kepada para pengusahabernomor 543/207/PAN/2009 Tanggal 26 Agustus 2009 tentang PemberitahuanPenutupan Sementara Lokasi Pendulangan Emas. Surat lain yang dikeluarkan BupatiPaniai yakni surat dengan nomor 017/87/SET tertanggal 16 Oktober 2009 tentangPerintah Pengosongan dan Pengeluaran Alat-Alat Berat Dari Lokasi Pendulangan.Tidak cuma itu, sikap tidak taat dari pengusaha pun nampak dari tidak diindahkannyasurat dari Kapolres Paniai bernomor B/114/X/2009/Res Pan tanggal 22 Oktober 2009yang isinya meminta kepada seluruh pengusaha pemilik alat berat supaya mematuhiInstruksi Bupati Paniai. Sampai bulan Oktober ini masyarakat masih mempertanyakankeseriusan Pemerintah Paniai serta Kapolres Paniai dalam mengawal danmengamankan keputusannya. Pikiran seperti itu lahir karena penambangan emas olehpara pengusaha masih terus dilakukan. Pertanyaannya adalah mungkinkah adakoorporasi/kerja sama antara para kapitalis dan pemerintah?

Dalam pemantauan ini, kami juga telah menemukan beberapa kasus yang ujungnyamerugikan masyarakat pemilik hak ulayat disana, yakni:1. Pada tahun 2004, para pengusaha memasukan ribuan karyawan/buruh dilokasi

yang mereka beli. Jumlah aparat keamanan pun diperbanyak untuk mengamankanpara pengusaha.

2. Tahun 2006 dalam waktu yang sama di daerah baya biru dan lokasi 99 telah terjadikasus peracunan lewat minuman keras. Akibatnya 6 (enam) orang masyarakat

Page 9: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

masing-masing Yosia Wagepa, Obaja Kegepe, Markus Topaa, Stefanus Kegepe, SemAbaa dan Derek Kegepe meninggal dunia.

3. Tahun 2008, Haji Ary mengusir Ibu Selfi Romsumbre dan kelompok kerjanya dariDegeuwo dengan kekuatan aparat. Dalam tahun yang sama seorang mayarakatbernama Damianus Topaa menjalankan tagihan di pantongan-pantongan(terowongan pendulangan emas). Lantas seorang aparat polisi yang menjagapantongan dari salah satu pengusaha memukulnya, kemudian perkelahian antarakeduanya pun terjadi yang akhirnya senjata milik aparat tadi dipatahkan olehDemianus Topaa. Hingga kini Demianus Topaa masih menjadi buronan polisi.

4. Pada tanggal 16 Juli 2009 terjadi lagi kasus penembakan oleh aparat kepolisian darikesatuan Brimob terhadap Sepanya Anoka di lokasi Baya Biru. Kasus ini terjadibermula dari tuntutan masyarakat terhadap hak ulayat kepada Haji Ary. Dariperistiwa ini Sepanya Anoka terkena peluruh di bagian paha dan bersarang didalamnya. Penegakan dan proses hukum terhadap pelaku sampai hari ini belumberjalan.

5. Di tahun 2010 terjadi beberapa kasus, diantaranya 1) di awal Juni 2010 PT. MarthaMining mulai beroperasi dengan alat berat di lokasi Baya Biru. Acara pemberianhak pakai atas tanah adat kepada perusahan diatas telah disepakati akan dilakukanpada tanggal 1-5 September 2010 yang rencananya akan dihadiri juga oleh semuapihak yang terkait. Namun demikian acara tertunda dan baru dilaksanakan padatanggal 9 Oktober 2010 kemarin. Dalam acara ini direncanakan pemilik perusahaanakan membayar hak ulayat kepada masyarakat sebesar 3 milyar. 2) pertengahanbulan Juni 2010 seorang pengusaha emas bernama Azis ditangkap aparat KP3Udara dan ditahan di Polres Nabire karena kedapatan membawa obat terlarang(sabu-sabu) dalam bentuk kemasan. Diperkirakan perdagangan obat terlarangtersebut sudah lama dilakukan. Dalam waktu yang sama PT. Martha Mining yangbekerja sama dengan perusahan penerbangan Susi Air membuka jalur penerbanganNabire-Degeuwo. Lapangan berada pada tingakat kemiringan yang curam.Menurut masyarakat pembukaan lapangan terbang ini terjadi sepihak, tidak melaluikomunikasi yang baik dengan para pemilik hak ulayat. 3) pada akhir bulan Juni2010 seorang pengusaha karaoke menikam Luther Bagubau tanpa alasan yang jelasdi lokasi 99. Korban dirawat di Nabire dan saat ini sudah membaik.

Kehadiran illegal mining ini berdampak pada pengerusakan lingkungan hidup,pengerusakan moral dan nilai-nilai budaya setempat. Kehadiran aparat keamanan didaerah ini pun berdampak pada munculnya keresahan dalam masyarakat. Selain itupembagian hasil yang tidak merata dan pencaplokan tanah adat oleh pengusahamenyebabkan timbulnya gugatan dari berbagai pihak.

B. Penjelasan Hasil Temuan Dalam Kata dan Gambar

Dalam bagian ini kami menyajikan gambar-gambar yang sempat kami ambil denganmemberikan keterangan berdasarkan penjelasan dari masyarakat setempat.

Page 10: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Di degeuwo adabeberapa cara

orangmenambang

untukmendapatkan butiran-butiran emas, yakni 1)Pantongan. Membuat lobang kedalam tanah dan

itu bisa mencapai 100 meter. 2) Gusuran, model ini dilakukan oleh anak buah dari ibuAntoh. Mereka mengambil material dari kali lalu dibawa ke darat untuk didulang. 3)Paritan. Mereka membuat semacam parit dari kali sampai ke darat lalu mencarimaterial. 4) Jet Molo. Mereka menggunakan alat selam lalu mengambil material dari

dalam air. 5) Jet darat/kering. Model penambangan denganmenggunakan alkon dan itu dilakukan dipinggir sungai. 6)Bendungan. Mereka membendung air sungai sehingga terbentukdaratan yang cukup panjang. Di daratan itu mereka lakukanpenambangan emas. 7) Leles. Mencari emas dengan menggunakankuali. Cara ini dilakukan oleh masyarakat yang terbatasmodalnya.

Orang-orang yang ada dalam foto ini adalah beberapa tokoh adat yang sempat kamikumpulkan untuk meminta keterangan tentang lika-liku kehidupan mereka bersamapara pengusaha illegal yang menambang di daerah mereka.

Gambar di samping adalah lokasi penambangan emas Baya Biru. Daerah inimerupakan lokasi pendulangan terbesar pertama di Degeuwo. Daerah ini jugamerupakan cikal bakal tersebarnya beberapa area penambangan emas disepanjang kaliDegeuwo.Di lokasi ini para pengusaha penambangan dan pengusaha kios, karoke dan bilyardmeraup keuntungan yang sangat besar jumlahnya. Ada sekitar 30-an lebih pengusahayang beroperasi disini. Kios yang beroperasi disini sebanyak 32 buah, tempat karaoke13 buah, dan tempat bilyard 6 buah serta 3 buah wartel. Pengusaha besar yangberoperasi disini adalah ibu Antoh. Ibu ini adalah istri dari salah satu pejabat dikabupaten Paniai.

Gambar di samping adalah lokasi penambangan emas 99/lokasi 99. Menurut beberapamasyarakat, Lokasi ini telah dilepaskan kepada PT. Madinah Qurrata’ain berdasarkankesepakatan dengan beberapa orang Wolani atas nama masyarakat suku Wolani.Walaupun ada kesepakatan seperti itu sebagian besar masyarakat tidak menerimakesepatakan itu karena belum mewakili mayoritas suara mereka.Pemilik PT. Madinah adalah Haji Dasril (pengusaha dari Makasar). Kegiatanpenambangannnya ini telah mendapat ijin dari Bupati Kabupaten Paniai melalui SuratIzin Kuasa Penambangan Skala Kecil Eksploitasi Bupati Kabupaten Paniai Nomor543/67a/Bup-Pan tanggal 28 Oktober 2008 dengan luas area 40 hektar.

Page 11: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Gambar disamping adalah alat berat yang didatangkan oleh Haji Dasril untuk mendukungpenambangan di wilayahnya. Alat berat itudidatangkan setalah pihak PT. MadinnahQurrata’ain melakukan kerja sama denganMercator Gold Plc yang bermarkas di LondonInggris. Namun alat-alat berat itu sampaipantauan terakhir belum beroperasi karenapihak PT. Madinnah belum membayartuntutan ganti rugi oleh masyarakat asli

sebesar tiga milyard.Dalam sebuah surat yang dinamakan “Sale of Interest in Indonesia Gold Project” tertanggal30 Juli 2009 oleh Mercator Gold di sebutkan bahwa PT. Madinnah Qurrata’ain danMercator Gold dapat jaminan ijin penambangan pada lahan 40 ha dari masyarakat.Sedekar untuk diketahui bahwa gambar diambil pada malam hari karena pada sianghari kami dilarang oleh karyawan dan aparat yang mengamankan lokasi tersebut.

Wanita-wanita yang terlihat digambar iniadalah para pekerja seks komersial yang didatang oleh para pengusaha dari Nabire danluar Papua. Mereka ini di tempatkanpengusaha di bar atau istilah yang dikenalmasyarakat adalah tempat karoke.Tarif yang dikenakan untuk sekali bersetubuhadalah Rp.500.000; jika ditemani sepanjangmalam tarifnya satu juta itu tidak terhitungdengan ongkos minuman keras yang merekanikmati bersama sebelum melakukanpersetubuhan. Mereka ini di kontrak selama 1tahun,walaupun demikian ada dari mereka yang tidak pulang setelah masa kontraknyahabis karena mereka menjadi istri dari para pendulang di sana. Oleh masyarakat disanaperempuan-perempuan ini mereka sebut mangker. Pendapatan yang mereka perolehdari majikan mereka perbulannnya Rp. 2.000.000; nilai ini bersih diluar makan-minumdan kebutuhan lainnya.

Ini adalah salah satu tempat bilyard yang jugamerupakan tempat hiburan tapi juga tempatberjudi di Baya biru.Biasanya masyarakat yang mendapatkan uangdari hasil pendulangan, mereka gunakan untukmencari hiburan seperti itu. Yang lebih para

lagi adalah keterlibatan anak-anak kecil. Anak-anak ini tidak dilarang oleh orang-orangdewasa yang ada disana. Mereka justru diikutkan dalam permainan-permainan sepertiitu. Akibatnya, masa depan yang baik dari anak-anak ini menjadi kabur.

Page 12: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Kios-kios yang didirikan oleh parapengusaha ini menjual barang dengan hargayang cukup tinggi. Harga barang di hampirsemua kios yang ada di baya biru maupunlokasi 99 tidak beda. Berikut ini daftar hargabarang yang di jual di kios ini: beras Rp. 50.000-/kg , supermie Rp. 5000-/bungkus, siletcukur Rp. 10.000-/ buah, gula Rp. 60.000-/kg, sabun mandi Rp. 10.000-/buah,minuman teh Rp. 10.000-/gelas/kaleng, kopisusu Rp. 20.000-/gelas, makanan di warung Rp. 50.000-/porsi, ayam potong esRp.100.000-/ekor, ikan laut es Rp. 100.000-/kg, saories/sardines besar Rp.35.000 dankecil Rp.30.000-/kaleng, susu Rp. 20.000-/kaleng, rokok Rp.20.000-/bungkus, biskuitgabin Rp.35.000-/bungkus/pak, celana panjang Rp.400.000/potong, bajuRp.300.000/potong, sandal swallow Rp. 50.000-/pasang, sandal sepatu Rp. 300.000-/pasang. Jadi barang di kios-kios baik yang di baya biru dan lokasi 99 harganya duakali lipat tingginya dari harga barang di kota.Di tempat-tempat seperti ini masyarakat juga menjual emasnya kepada parapengusaha. Harga emas untuk 1 kaca Rp. 30.000, 1 gram Rp. 350.000, 1 ons Rp.50.000.000, 1 kilo gram Rp. 50.000.000;. nilai jual emas seperti ini diberlakukan di dua

tempat pendulangan emas terbesar,yakni lokasi baya biru dan lokasi 99.

Eksepator yang terlihat di gambar inididatangkan sejak tahun 2009 oleh ibuAntoh guna mendukung usahapengerukan emas di area ini.Melihat hal itu Pemerintah Paniai danKapolres Paniai telah mengeluarkanbeberapa keputusan (lihat dilampiran)yang meminta supaya para kapitalislokal menghentikan penambanganemas yang sifatnya ilegal ini.Walaupun keputusan itu sudah

dikeluarkan, namun sampai pantauanterakhir usaha penambangan emas terutama oleh alat berat terus dilakukan oleh parapengusaha.Kasus yang terjadi di depan mata kami dan masyarakat tepatnya Tanggal 1 Oktober2010 kemarin adalah hasil pengerukan emas selama tiga hari dari alat berat itumenghasilkan 2 buah drum yang berisi emas. Dua drum itu langsung diamankan digudang oleh pengusaha dibawah pengawalan ketat anggota Brimob dan Kopasus yangditugaskan disana. Saat itu seorang bapak yang berdiri dekat kami, dengan nadajengkel dan kecewa berkata “para pengusaha ini telah mengambil kami punya wilayah. Dulu

Page 13: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

kami terima mereka baik-baik tapi setelah mereka dapat hasil yang banyak mereka lupa dengankami. Mereka pake aparat untuk singkirkan kami dari tempat dulang kami yang awal”.Salah satu aparat dari kesatuan Brimobyang dibayar pengusaha (ibu Antoh)untuk mengamankan proyekpenambangan emas di lokasi baya biru.Saat lokasi penambangan ini hendakdiambil, kami dilarang oleh aparat ini. Iabahkan mengajukan beberapa pertanyaanlalu meminta supaya kami menunjukanKTP, namun kami tidakmenunjukkannya. Situasi seperti ini kami temukan juga di lokasi 99.

Foto salah satu masyarakat asli yang sedangmendulang emas dari sisa-sisa bajakan alat berat

diatas. Alat yang dia gunakan sangatsederhana yakni hanya dengan sebuah kuali.Menurut bapa ini, untuk sehari ia hanya bisamendapatkan butiran emas dengan ukuran

berat 1-2 kaca, itu pun kalau nasibnya baik.Satu kaca jika di uangkan hanya Rp. 30.000;.

Menurutnya jumlah uang sebesar itu tidak cukupuntuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal itu dapat dibenarkan karena dari hasilpantauan kami harga barang dan makanan di kios-kios yang ada sangat mahal. Caramendulang seperti ini ibarat orang miskin yang makan dari rema-rema orang kaya.Warga masyarakat pendatang yang ikut dulangdilokasi 99. Alat yang ia gunakan ini terbuatdari kayu. Biji emas yang terlihat di gambar inimenurutnya bisa mencapai 1 ons.Masyarakat asli Papua dilarang masuk ke lokasiini, karena menurut para pendatang ini, lokasitersebut telah mereka bayar sehingga sudahmenjadi hak mereka. Jika ada orang Papua yangmasuk kesana akan berurusan dengan pihakkeamanan yang memback up mereka.

Aparat dari kesatuan brimob yangmengawal para pendulang emas pendatang.Lokasi yang berada diarea 99 ini pemiliknyaadalah Haji Ari asal Maksar.Ada sekitar 4 orang aparat yang dibayar pakAri untuk mengamankan area penambanganemasnya ini. saat foto ini diambil, kamisempat ditanyai oleh mereka. Merekamenanyakan alasan kami mengambil foto

Page 14: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

itu, kami menjawab bahwa kamimahasiswa yang sedang melakukanpenelitian.

Gambar di samping ini adalah lapanganterbang yang dibangun oleh PT. MarthaMining milik ibu Antoh yang bekerjasama dengan Perusahan penerbangan Susi Air di Nabire.Menurut kesaksian masyarakat lapangan terbang ini dibangun secara sepihak. Artinyatidak pernah ada negosiasi sama sekali dengan masyarakat pemilik tanah adat. Olehkarena itu masyarakat menuntut ganti rugi sebesar 3 milyard kepada pihak kapitalis.Ada kesepakatan tentang ganti rugi ini, namun sampai pantauan terakhir ini belum adarealisasinya. Menurut informasi, lapangan ini akan diresmikan oleh Bupati Paniai padatanggal 9 Oktober 2010 dalam upacara adat dengan semua masyarakat yang ada disana,disitu pula tuntutan ulayat oleh masyarakat akan diselesaikan. Hal lain tentanglapangan terbang ini bahwa ia dibangun di kemiringan yang curam sehinggadikawatirkan kemudian akan mengalami longsor yang besar dan menutupi sebagianaliran kali Degeuwo.Masyarakat dan pengusaha yang hendak pergi dari Nabire ke Degeuwo bahkansebaliknya dilakukan melalui Heli dan pesawat Caravan. Perusahan penerbangan helidinamakan PT. Cheysia Aurelia milik Nasri. Perusahaan ini memiliki dua buahhelicopter. Penerbangan dalam sehari bisa dilakukan sampai delapan kali flight.Sementara pesawat caravan yang melayani disana adalah dari perusahaan Susi Air.Susi Air juga telah menghadirkan sebuah helicopter untuk melayani pengusaha danmasyarakat. Biaya penerbangan dari Nabire ke Degeuwo mencapai Rp.3.000.000; perorang belum termasuk barang bawaan.

Gedung yang ada dalam gambar ini didirikanoleh ibu Antoh. Dua gedung itu rencananyaakan difungsikan sebagai gedung sekolahdan puskesmas swasta milik perusahan.Gedung yang dibangun di atas tanah adat inipun tidak didahului dengan kesepakatandengan para pemilik hak ulayat. Masyarakatmenilai bahwa kehadiran gedung ini hanyauntuk menyenangkan mereka, karena parapengusaha ini mempunyai kepentingan yangbesar kedepannya di daerah ini. “Ibu Antohbangun gedung itu hanya untuk bujuk kami, dia

mau mencoba ambil kami punya hati supaya kedepan dia bisa kuasai semua daerah ini dan bikinperusahan besar”, demikian kata seorang tokoh adat Wolani. Mereka akan sedikitrespons dan tidak mencurigai jika fasilitas umum seperti itu dibangun oleh pemerintahkabupaten Paniai.

Page 15: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Ini adalah pantongan. Dalamnya sumurpenambangan seperti ini biasanyadisesuaikan dari ketinggian bidang tanah.Melalui sumur seperti ini semua materialyang menyertai emas dibawah keluar.Pemilik sumur tambang seperti inikebanyakan orang-orang non-pribumi.Pengusaha yang memiliki sumur seperti inimeraup keutungan yang cukup besar. Setiapharinya mereka bisa menghasilkan bergram-gram emas bahkan bisa dalam ukuran kilogram.Lokasi-lokasi penambangan seperti ini dijaga ketat oleh aparat sehingga sangat susahuntuk masyarakat masuk kedalamnya. “satu waktu kami dua orang mau masuk ambilmaterial dalam pantongan, saat kami mau ambil dan bawah pulang pemilik pentongan datangdengan aparat lalu mereka marah dan hampir tembak kami”, demikian tutur seorang pemudaWolani. Saat kami menanyakan alasan tindakan kedua masyarakat itu, mereka jawab; “mereka (pengusaha) datang dan ambil kami punya tanah tanpa permisi lalu ambil emas banyak-banyak sementara kami tidak dapat apa-apa, itulah sebabnya kami hendak ambil material itu.Kami dibilang pencuri tapi kami membantah itu dan bilang merekalah yang pencuri”.

Pengusaha yang memiliki area penambanganyang terlihat di gambar ini adalah Boy Sanggalasal Manado. Pengusaha ini memiliki beberapatempat penambangan yang berada di beberapalokasi. Penambangan di lokasi ini dilakukandengan cara membendung air.Menurut kesaksian dua orang Moni yangpernah bekerja di tempat ini, setiap harinyamereka menghasilkan emas sampai 10 kilogram. Jika diuangkan pendapatan perharinya

mencapai 5 milyar sebab 1 kilo gram emas disana dijual dengan harga Rp. 500.000.000;(lima ratus juta).Model pendulangan seperti ini dinamakanpendulangan Jet darat/kering. Merekamenggunakan alkon untuk menyedot material.Keuntungannya pun besar.Model penambangan seperti itu memilikipotensi yang besar dalam merusak lingkunganalam disepanjang kali Degeuwo. Akibatpendulangan seperti ini membuat tanah danbebatuan yang ada di darat masuk kedalam kaliyang mengakibatkan kali menyempit dan dangkal juga air kali ikut kabur.

Page 16: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

PT. Salomo Mining Company (PT.SMC) inipemilik sahamnya adalah ibu Antoh danseorang warga negara Australia. Gambar inidiambil saat acara peresmian landasan danrencana pembangunan sekolah dasar danklinik umum yang didirikan oleh ibu Antohyang katanya untuk memperbaikikehidupan masyarakat asli disana.Seperti kebiasaan para kapitalis, ibu antoh

dan rekannya ini mengunakan ayat-ayat Alkitabsebagai jembatan untuk mengambil hati wargadisana. Semboyan para kapitalis barat Gospel,Glory, dan Gold nyata juga disana.Orang asing di foto ini adalah salah satu pemiliksaham dari PT. Salomo Mining Company yangtelah disinggung diatas. Saat kegiatan inidilakukan orang ini mendapat pengawalanketat oleh pihak aparat. Hal itu menyebabkantim susah untuk mengorek informasi langsungdari dia.

Masyarakat diajak waita (bersuka ria) saatacara peresmian lapangan terbang danperesmian kehadiran PT. Salomo MiningCompany. Dalam acara ini juga pihakperusahan membayar satu milyarddelapan ratus juta yang katanya untukpembayaran hak ulayat bagi masyarakatasli.Uang yang diberikan itu sekaligus biayapengucapan syukur antara lain pembelianbabi sebanyak 20 ekor dan bama.

Pembayaran hak ulayat kepada masyarakat aslidilakukan pihak perusahan melalui kepaladesa (Yahya Kegepe dan Yan Kegepe) dan itudilakukan tidak di depan semua masyarakat.Dalam pembagiannya tidak semua masyarakatdapat, akibatnya, masyarakat yang tidakmendapat uang hak ulayat itu melakukanpemalangan di jalan menuju ke tempatpengerukan material emas oleh PT. SalomoMining Company. Gambar diatas adalah foto pemalangan yang dilakukan masyarakat

Page 17: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

yang tidak menikmati uang hak ulayat itu. Pemalangan yang dilakukan masyarakat itumendapat reaksi dari aparat. Mereka melakukan penembakan ke udara, lalumasyarakat yang tidak terima tindakan aparat itu pun menembak panah ke udara.Masyarakat suku Mee yang ikut kegiatan ini menyampaikan sikap mereka denganmeminta supaya perusahan tersebut tidak masuk beroperasi di wilayah mereka. Sikapprotes mereka nyatakan dengan memotong jembatan penyeberangan yang selama inimereka gunakan untuk dari dan ke lokasi kios Baya Biru dari area Avansa dan Tayaga.

C. Masalah Baru Yang Dihadapi dan Tuntutan Masyarakat Asli

Masalah utama yang sekiranya sudah, sedang dan akan dihadapi masyarakat yang adadisana, yaitu kehadiran alat-alat berat di lokasi baya biru dan lokasi 99. Untuk alat beratdi lokasi baya biru sudah beroperasi. Kegiatan penambangan untuk sehari dilakukandari jam 6:00-21.00. Dampak yang terlihat adalah: a) kerusakan lingkungan akansemakin parah, b) munculnya kecemburuan sosial dari masyarakat ke para pengusahakarena pendapatan emas masyarakat berkurang, c) perampasan terhadap areapendulangan emas masyarakat. masyarakat pemiliki lokasi disuruh dulang denganampas-ampas material yang ditinggalkan alat berat.Melihat situasi hidup mereka kemarin, hari ini dan esok, masyarakat menuntut 2 hal,yakni:1. Tutup untuk selamanya, karena sampai pemantauan terakhir dilakukan masyarakat

tidak dihargai sebagai pemilik hak ulayat. “lebih baik tutup saja, karena dari dulusampai sekarang kami terus menderita. Bukan hanya kami, mama kami pun terusditelanjangi dan terluka. Kami takut jangan sampai mama kami marah dan kami habissemuanya”, demikian tutur beberapa masyarakat.

2. Operasi penambangan ditutup sementara. Dengan ini masyarakat mau supaya parapengusaha ilegal yang ada ditarik keluar dan pemerintah bersama masyarakat asliduduk dan mencari sebuah perusahaan resmi yang nantinya akan ada MoU yangjelas tentang jaminan hidup masyarakat kedepannya.

Dari kedua tuntutan masyarakat itu, kami berpikir bahwa jika perusahaan ditutupmaka luka yang ada dalam diri masyarakat akan terobati dan keseimbangan dankelestarian alam di sepanjang kali degeuwo akan terjaga. Kedua, jika opini keduaditerima kemungkinan kesejahteraan masyarakat asli akan terjamin walaupun merekaakan tergusur dari tempat hidup mereka kini. Namun demikian lingkungan alam akanrusak baik oleh penebangan hutan bahkan limbah perusahaan, karena satu-satunyatempat pembuangan limbah yang terlihat adalah kali Degeuwo itu sendiri. Kamibayangkan bahwa kerusakan lingkungan akan lebih parah dari kerusakan lingkunganyang dibuat PT. Freeport di Timika.

Page 18: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Analisa

1. Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM di daerah ini terlihat dengan adanya pencaplokan tanah-tanah adatsecara sepihak oleh para pengusaha dengan backingan aparat keamanan. Masyarakatyang berniat menuntut hak ulayat seringkali dipatahkan oleh aparat dengan ancamandan intimidasi. Hal itu membuat masyarakat tak berdaya diatas tanah milik mereka.Para pengusaha berjanji untuk membayar ganti rugi kepada masyarakat adat namuntak pernah terealisasi.

Hal lainnya adalah kematian warga akibat menghidap virus HIV/AIDS. Hal itu bisamenghabiskan penduduk asli disana dalam beberapa waktu kedepan. Sebab menurutbeberapa masyarakat yang mengetahui ciri-ciri orang yang meninggal akibat AIDSbahwa dalam dua tahun terakhir kira-kira ada 30-40an orang telah meninggal dunia.Penembakan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat pun seringkali terjadi.Penembakan itu dilakukan tanpa alasan yang jelas. Disitu kami berkesimpulan bahwaada permainan dari para pengusaha ini untuk kedepannya mereka menguasai danmengambil ahli kehidupan di daerah ini guna membangun perusahan besar yangpemodalnya mereka dan perusahan asing kolega mereka. Indikasi ke arah itu terlihatdengan jadirnya alat berat yang dikemudiakan oleh dua orang asing.

Kehadiran aparat keamanan disana juga membatasi ruang gerak masyarakat untukberkarya mempertahankan hidup. Semua kegiatan masyarakat selalu diawasi aparatkeamanan.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup di daerah ini pun sangat besar kedepannya. Penyebabnyaadalah banyak pohon-pohon dipinggiran kali Degeuwo ditebang untuk kepentinganpenambangan. Masalah lainnya adalah keberadaan alat berat seperti eksapator yangmengeruk material tanpa pertimbangan penyelamatan lingkungan. Jika ini dibiarkanmaka kerusakan lingkungan disepanjang kali Degeuwo mulai dari lokasi 99 sampaimuara di daerah napan akan rusak parah.

Selain itu air kali Degeuwo pun sudah tercemar. Hal itu terbukti dengan masyarakatyang mendapat penyakit cacar air di kaki dan tangan mereka. Jika mereka dulangdengan air kali penyakit itu terus melekat pada diri mereka tapi jika mereka dulangdengan air dari anak kali yang bersih keadaan mereka aman.

Masalah lainnya yang akan merusak lingkungan hidup di sana adalah dibuatnyaterowongan secara vertikal sepanjang 50-100 meter dibawah tanah. Suatu saat tanahdisana akan ambruk dan tempat hidup manusia Wolani akan hancur.

Bab 4

Page 19: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

Kehadiran puluhan usaha kios, warung, bilyard dan karaoke di sana telah membawadampak negatif bagi pola perilaku masyarakat terutama dari sisi moral. Masyarakatyang tadinya tidak biasa makan di warung, tidak bisa main bilyard, tidak kenal seksbebas akhirnya bisa melakukan hal-hal seperti itu.

Dahulu masyarakat hidup dengan kegiatan berkebun namun kini kebiasan itu telahberubah, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di lokasi-lokasi kios di bayabiru dan 99 serta mendulang emas di daerah-daerah bekas kerukan material emas olehalat berat.

Hal lain yang memprihatikan adalah kebiasaan buruk itu terpengaruh juga ke anak-anak muda dan anak-anak usia sekolah. Terutama dalam hal pengkonsumsianminuman keras. Minuman keras itu di pasok oleh konspirasi antara anggota polseknabire, petugas KP3 udara dan para pengusaha. Konspirasi mereka jelas dengan buktibahwa pada tanggal 29 Juli 2008 pada jam 08.25 ditemukan di Helicopter IAT(Indonesia Air Transportation) yang di carter haji Anas berupa 10 karton minumankeras jenis vodka dengan jumlah 480 botol. Saat ditemukan petugas KP3 udara Nabirememinta supaya tidak dimusnahkan, namun pihak Kodim dan Bandara Nabirememusnahkan itu semuanya. Keesokan harinya petugas KP3 udara dan anggota polisiyang terlibat datang melakukan protes di Kodim. Kegiatan kerja sama itu sampaipemantauan terakhir ini masih dilakukan.

Jika hal itu dibiarkan maka masa depan generasi muda Degeuwo akan semakin suram,kematian akan datang didahului dengan kematian semangat dan kekuatan untuk hidupdan berkarya akibat alkohol yang menguasai tubuh mereka.

4. Konflik

Konflik yang sudah bahkan kemungkinan akan terjadi di lokasi-lokasi penambanganemas di sepanjang kali Degeuwo antara masyarakat dan para pengusaha, diakibatkanoleh: a) Penghasilan emas yang jauh beda antara masyarakat asli dengan parapengusaha. b) Pencaplokan tanah adat oleh para pengusaha. c) Tidak pernahdibayarnya tuntan hak ulayat oleh pengusaha kepada masyarakat. d) sikap tidaksimpati yang ditunjukan oleh para pengusaha jika ada warga asli yang meninggal. e)Lamban bahkan tidak dibayarnya pajak oleh pengusaha kepada masyarakat yang telahditetapkan bersama. f) Sikap aparat keamanan yang arogan terhadap masyarakatsetempat. Ada kasus menyangkut masalah yang terakhir ini, yakni: pada tanggal 24Agustus 2008 di pantongan milik Rizal Kibas (Anggota Polres Nabire) terjadi perangmulut antara seorang masayarakat Papua asal suku Lani dan anggota brimobda poldalantaran masyarakat lewat disekitar lokasi itu. Lantas Brimob itu memukul masyarakattadi karena mendapat perlawanan brimob tadi mengeluarkan beberapa tembakan.Kemudian masyarakat memintah denda, lalu aparat dan pengusaha memberikan uangsebesar Rp. 8.100.000 kepada pihak korban sesuai permintaan mereka.

3. Perubahan Pola Perilaku

Page 20: Copy of Thobias Laporan Investigasi 2

5. Sikap Bupati dan Kapolres Paniai

Walaupaun kedua lembaga diatas telah mengeluarkan beberapa keputusan yang isinyameminta para pengusaha menghentikan usaha penambangan emas mereka, namunoperasi penambangan terus dilakukan. Ada dua penyebab, 1) tidak ada ketegasan darikedua lembaga itu dalam mengawal keputusan mereka, 2) kemungkinan adanyakonspirasi antara para pengusaha itu dengan kedua lembaga tersebut.

Rekomendasi:1. Meminta kepada semua LSM dan gereja-gereja yang ada di Papua supaya mengambil

komitmen bersama untuk bertindak menyelamatkan manusia dan hutan yang ada disepanjang kali Degeuwo

2. Meminta kepada semua LSM dan gereja-gereja di tanah Papua mendesak Gubernur,DPRP, Kapolda Papua dan Pangdam supaya mendesak Bupati dan Kapolres Paniaiagar tegas dalam menjalankan keputusannya.

3. Mendesak Kapolda Papua, Kapolres Paniai dan Kapolres Nabire agar pada kesempatanpertama memanggil dan meminta keterangan para pelaku pendulangan emas secaraillegal yang merusak lingkungan dan moral masyarakat yang ada di Degeuwo untukmempertanggung jawabkan perbuatan mereka berdasarkan hukum yang berlaku diNKRI