17
PROPOSAL INVESTIGASI MATA KULIAH LAPORAN INVESTIGASI INVESTIGASI PEREDARAN PETASAN SAAT BULAN RAMADHAN DI WILAYAH PALMERAH, JAKARTA BARATDibuat Oleh : Nama : Lukman Prabowo (1271510115) Hilda Rafika (0971510961) Syahroni (1271510024) Kelas : Periode : 0514 Dosen Pengampu : Ica Wulansari, S.I.P., M.Si.

Laporan Investigasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Investigasi

PROPOSAL INVESTIGASI

MATA KULIAH LAPORAN INVESTIGASI

“INVESTIGASI PEREDARAN PETASAN SAAT BULAN RAMADHAN

DI WILAYAH PALMERAH, JAKARTA BARAT”

Dibuat Oleh :

Nama : Lukman Prabowo (1271510115)

Hilda Rafika (0971510961)

Syahroni (1271510024)

Kelas :

Periode : 0514

Dosen Pengampu : Ica Wulansari, S.I.P., M.Si.

Page 2: Laporan Investigasi

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 2

B. Tujuan Investigasi …………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Petasan ……………………………………………………………. 3

B. Peredaran Petasan …………………………………………………………….. 4

C. Aturan dan UU tentang Petasan ……………………………………………… 4

D. Lokasi Investigasi ……………………………………………………………… 6

E. Tim Investigasi ………………………………………………………………… 7

F. Nara Sumber …………………………………………………………………… 7

BAB III LAPORAN PENGERJAAN

A. Produser ……………………………………………………………………….. 9

B. Penulis Naskah ………………………………………………………………… 9

C. Kameramen ……………………………………………………………………. 10

D. Hasil Observasi ……………………………………………………………….. 12

E. Term of Reference …………………………………………………………….. 13

F. Syuting List …………………………………………………………………….. 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 15

LAMPIRAN (Hasil Riset dari Internet) ……………………………………………. 16

Page 3: Laporan Investigasi

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petasan sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Petasan sudah

melekat di masyarakat Indonesia. Yang awalnya berfungsi untuk meramaikan acara-acara

pernikahan dan khitanan. Sekarang berubah fungsi menjadi mainan anak-anak pada saat

Bulan Ramadan.

Pada Bulan Ramadan peredaran petasan lebih banyak dibandingkan bulan-bulan

lainnya. Ini terjadi seperti sudah menjadi tradisi dari masyarakat Indonesia. Yang dimana

di Bulan Ramadan kebanyakan orang bermain petasan, bukan hanya anak-anak kecil,

orang dewasa pun ikut bermain petasan. Karena hal ini polisi mulai meningkatkan

pengawasan terhadap peredaran petasan, yang bisa mengganggu kekhusukan Umat

Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Selain mengganggu kekhusukan ibadah puasa,

petasan tiap tahun sudah menelan banyak korban. Bukan hanya anak-anak kecil, orang

dewasa pun menjadi korban dari letusan petasan.

Karena masih maraknya peredaran petasan di Bulan Ramadan, kami dari tim

investigasi akan menginvestigasi peredaran petasan.

B. Tujuan Investigasi

Dengan mendasari beberapa latarbelakang yang ditulis, maka kami mempunyai tujuan

dalam melakukan Investigasi ini adalah sebagai berikut ;

Mengungkapkan peredaran petasan

Mencari penanganan bagaimana mengurangi peredaran petasan dan pengaruh

hukumnya

Memberi informasi kepada masyarakat bahaya dari petasan

Memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan jenis-jenis petasan

yang boleh di perjualbelikan dan yang tidak

Page 4: Laporan Investigasi

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Petasan

Sejarah petasan bermula dari Cina. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak secara tak

sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau

kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari

dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.

Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya

lalu dibakar, maka akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya

mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga

dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-

upacara keagamaan.

Baru pada saat dinasti Song didirikan pabrik petasan yang kemudian menjadi dasar

dari pembuatan kembang api karena lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk

pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke

seluruh pelosok dunia.

Di Indonesia tradisi petasan itu dibawa sendiri oleh orang Tionghoa. Seorang

pengamat sejarah Betawi, Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi

yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa

yang bermukim di sekitar mereka.

Petasan merupakan bahan peledak low explosive. Bahan peledak low explosive

adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan detonasi

(velocity of detonation) antara 400 dan 800 meter per detik. Sedangkan bahan peledak

high explosive mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000 dan 8.500 meter per detik.

Bahan peledak low explosive ini sering pula disebut propelan (pendorong) yang banyak

digunakan pada peluru dan roket. Di antara bahan peledak low explosive yang dikenal

adalah mesiu (black powder atau gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian

masyarakat Indonesia, mesiu tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan,

termasuk petasan banting dan bom ikan. Di Indonesia, petasan sudah menjadi sesuatu

yang biasa dipakai untuk berlebaran dan saat bulan Ramadhan. Banyak anak sesudah

sahur bukannya istirahat, malah bermain petasan dan kembang api. Mereka dengan

Page 5: Laporan Investigasi

4

seenaknya melemparkan petasan -petasan yang mereka bawa kepada temannya atau

mobil yang sedang lewat, tanpa memikirkan akibatnya.

Petasan dan sebangsanya memang barang gelap, artinya merupakan benda terlarang

(ilegal). Sejak zaman Belanda sudah ada aturannya dalam Lembaran Negara (LN) tahun

1940 Nomor 41 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bunga Api 1939, di mana isinya

antara lain adanya ancaman pidana kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500 apabila

melanggar ketentuan “membuat, menjual, menyimpan, mengangkut bunga api dan

petasan yang tidak sesuai standar pembuatan”.

Selain aturan zaman Belanda tsb, ada juga beberapa aturan lain, diantaranya adalah

Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan Pasal 187 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana tentang bahan peledak. Dalam undang-undang ini sudah diatur soal bahan

peledak yang menimbulkan ledakan dan dianggap mengganggu lingkungan masyarakat.

Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa pembuat, penjual, penyimpan, dan

pengangkut petasan bisa dikenai hukuman minimal 12 tahun penjara hingga maksimal

kurungan seumur hidup.

Namun anehnya, walau berbagai ancaman telah dikeluarkan lewat aturan, tetap saja

ada yang nekat untuk menjual petasan. Khusus untuk bulan Ramadhan seperti saat ini,

omzet penjual petasan memang bisa naik drastis dibanding hari-hari biasa.

B. Peredaran Petasan

Pasar merupakan tempat peredaran petasan terbanyak. Di pasar peredaran petasan

bukan hanya dijual satuan tapi bisa sekaligus menjadi pemasok untuk penjual petasan di

pemukiman perumahan. Untuk saat ini peredaran petasan memang sudah tidak terlalu

banyak namun masih ada penjual yang nakal mengedarkan petasan berkedok berjualan

kembang api.

C. Aturan dan UU Tentang Petasan

Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan Pasal 187 Kitab Undang-undang

Hukum Pidana tentang bahan peledak. Dalam undang-undang ini sudah diatur soal bahan

peledak yang menimbulkan ledakan dan dianggap mengganggu lingkungan masyarakat.

Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pembuat, penjual, pemyimpan, dan

pengangkut petasan bisa dikenai hukuman minimal 12 tahun penjara hingga maksimal

kurungan seumur hidup.

Page 6: Laporan Investigasi

5

1. UU darurat no. 12 Tahun 1951 tentang senjata api dan bahan peledak

a. Pasal 1 ayat 1 bagi yang membuat, menerima, memperoleh/menyerahkan,

menguasai, mengangkut, menggunakan senjata api, amunisi atau bahan

peledak tanpa hak dihukum mati atau hukuman penjara seumur hidup/penjara

20 tahun.

b. Pasal 2 ayat 1 bagi yang membuat, menerima, menguasai, membawa, memiliki,

menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, menggunakan senjata api, senjata

penikam atau senjata penusuk tanpa hak dihukum penjara 10 tahun.

2. Pasal 188 KUHP barang siapa menyebabkan karena kesalahannya kebakaran,

letusan dihukum hukuman penjara 5 tahun.

3. Lembaran Negara No.41 tahun 1940 tentang pelaksanaan undang-undang bunga

api 1939 pasal 2:

a. Bagi yang membuat serta menjual, meyimpan, mengangkut bunga api/ petasan

yang tidak sesuai standar pembuatan dipidana kurungan 3 bulan.

b. Bagi yang membuat, menjual, memasang/membunyikan bunga api/petasan

dipidana kurungan 2 bulan.

Jenis kembang api yang diizinkan, dilarang dan yang bisa dijual bebas berdasarkan UU

Bunga Api Tahun 1932 dan Perkap Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 29 April 2008 tentang

pengawasan pengendalian dan pengamanan bahan peledak komersil:

a. Kembang api yang diizinkan:

Bunga api mainan berukuran dari dua inci atau kandungan mesiu kurang dari 20

gram tidak menggunakan izin pembelian dan penggunaan. Sementara, bunga api

untuk pertunjukan (show) berukuran dua sampai dengan delapan inci atau

kandungan mesiu lebih dari 20 gram. Untuk pembelian dan penggunaannya harus

ada izin dari Baintelkam Mabes Polri dengan rekomendasi Kapolda.

b. Kembang api yang dilarang:

1. Bunga api yang berisi bahan peledak seperti tertera dalam pasal 1 UU No

9/1931

2. Penggalak, deto, sumber deto, dan bahan-bahan dengan sifat bekerja yang

sesuai

3. Bahan-bahan dan mesiu yang sendirinya atau dengan sebab kecil dapat

terbakar atau meledak

4. Bahan-bahan keras yang pada waktu ledakan bunga api dapat terpelanting

Page 7: Laporan Investigasi

6

5. Bunga api dengan bermacam-macam ledakan yang berat mesiu di dalamnya

lebih besar daripada beratnya sepertiga bagian satuan bunga api (bunga api

yang berukuran diatas delapan inci).

c. Kembang api yang bisa dijual bebas:

1. Kembang api kawat atau sejenisnya

2. Kembang api air mancur

3. Kembang api yang dapat terbang, seperti kupu-kupu yang pada umumnya tidak

mengeluarkan bunyi

4. Kembang api yang didarat (ground spinner) seperti gasing yang diputar

5. Kembang api berupa bola-bola api atau roman candle. Ada yang tidak

berbunyi tetapi hanya berupa bola-bola api kecil warna-warni saja. Ada yang

mengeluarkan suara pretekan dan ada yang mengeluarkan suara tar (bukan

dor seperti petasan)

6. Kembang api berupa roket yang meluncur ke atas dengan gagang bambu atau

kayu berbagai ukuran

7. Kembang api berupa ‘cakes’, kumpulan tabung-tabung kecil dengan jumlah

tembakan bervariasi dari 10,25 lebih tembakan. Efek tembakan berupa bunga

chrydsantemum atau kelapa. Bunga brocade, untuk ‘consumer cakes’ diameter

tube kecil, yakni satu sampai 1,5 sentimeter, tapi untuk profesional tubenya

lebih besar

8. Shells, terdiri dari bermacam-macam ukuran, berbentuk bola dengan ukuran

antara satu dan 1,5 inci, sedangkan untuk profesional dengan bantuan alat

peluncur berukuran lebih besar tiga sampai delapan inci.

D. Lokasi Investigasi

Lokasi investigasi yang kami pilih untuk investigasi peredaran petasan di Bulan

Ramadan adalah di Pasar Palmerah Jakarta Barat. Kami mengambil lokasi tersebut karena

di pemukiman padat seperti inilah peredaran petasan lebih gampang masuk dan beredar

dikalangan masyarakat.

Page 8: Laporan Investigasi

7

E. Tim Investigasi

Dalam melakukan sebuah investigasi tidaklah mungkin untuk kita melakukannya sendiri,

oleh Karena itu kami membentuk Tim investigasi kami terdiri dari:

a. Produser (Lukman Prabowo)

Produser dari tim investigasi kami ini termasuk ke dalam produser lapangan.

Karena produser kami bertugas melakukan koordinasi pada saat liputan dan sesuai

namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Dia akan

mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk mempersiapkan

wawancara atau siapa narasumber yang dapat diwawancarai.

b. Kameraman (Syahroni)

Juru kamera atau kameraman bertanggung jawab untuk semua aspek teknis

pemotretan dan merekam gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa

tidak ada kesalahan saat ia mengambil gambar. Dan menghasilkan gambar yang

tajam dan baik.

c. Penulis Skrip/Naskah (Hilda Rafika)

Penulis skrip memiliki peran pada tahap praproduksi. Seorang penulis skrip

memberikan garis-garis besar cerita dan dalam banyak hal menentukan struktur

keseluruhan suatu produksi.

F. Narasumber

Narasumber adalah orang memberi informasi yang kita inginkan. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia Narasumber adalah orang yg memberi (mengetahui secara jelas

atau menjadi sumber) informasi. Kita dapat memberikan tanggapan terhadap informasi

yang diberikan narasumber. Sebelum menanggapi penjelasan narasumber, sebaiknya

pahami dahulu informasi yang telah di sampaikan oleh narasumber. Adapun cara

mendapatkan informasi yang lengkap sebagai berikut: Menyimak semua informasi yang

disampaikan narasumber secara utuh, Mencatat semua informasi yang di sampaikan

narasumber, Menbuat rangkuman berdasarkan informasi yang di dengar dari narasumber,

Setelah memahami informasi dengan lengkap, kita dapat memberikan tanggapan kepada

narasumber. Tanggapan tersebut dapat berupa pendapat maupun sanggahan. Ketika

menanggapi penjelasan narasumber, tidak boleh menyimpang dari informasi yang telah di

jelaskan. Tanggapan yang kita berikanpun sebaiknya disertai penjelasan yang masuk akal.

Pada laporan Invertigasi ini kami akan menemui beberapa narasumber untuk mengetahui

Page 9: Laporan Investigasi

8

informasi mengenai peredaran petasan di daerah Palmerah Jakarta Barat. Narasumber

dalam proposal ini dibagi menjadi 4 yaitu ;

Narasumber Utama

Narasumber utama merupakan adalah narasumber yang menjadi objek

penelitian dalam pembuatan laporan ini. Pada dasarnya narasumber utama

merupakan orang atau organisai yang menjadi permasalahan dalam judul

laporan ini. Narasumber utama yang kami akan wawacarai adalah Pelaku atau

produsen petasan. Dimana pelaku tersebut menjadi kunci dalam laporan yang

akan kami buat. Informasi yang akan dicari tahu dengan cara riset tempat,

observasi tempat dan melakukan survey, kami akan menagmbil gambar dala

peliputannya jika memang tidak diijinkan maka kami menggunakan kamera

tersembunyi.

Narasumber Otoritas

Dalam narasumber ini kami tempatka Pihak berwajib (Humas Polisi

dari Polres Jakarta Barat) sebagai lembaga terkait dalam penanganan petasan

yang sangat marak saat bulan puasa. Kami akan melakukan sesi wawancara

dngan pihak berwajib yang akan ditentukan pada pengembangan proposal

selanjutnya.

Narasumber Pendukung (Informan)

Pada narasumber ini kami menempatkan Penjual petasan di wilayah

Palmerah, Jakarta Barat menjadi narasumber yang mampu mendukung fakta

yang ada pada informasi narasumber utama.

Korban

Dalam laporan ini kami menjadikan warga adalah korban karena warga

merupakan masyarakat yang merasakan langsung efek dari bahaya petasan.

Kami akan mewawancarai warga palmerah, Jakarta barat terkait dengan efek

yang ditimbulkan oleh petasan. Penjabaran lebih lanjut akan dilakukan pada

perkembangan proposal.

Page 10: Laporan Investigasi

9

BAB III

LAPORAN PENGERJAAN

A. Produser

Tugas dari seorang produser adalah untuk mengatur segala aktivitas yang terkait dengan

pembuatan laporan ini. Sejauh ini produser sudah melakukan tugasnya dalam pengerjaan :

- Membuat judul laporan

- Membagi tugas tim

- Membuat proposal

- Membuat kerangka penelitian

- Mancari undang-undang terkait dengan Pelarangan Petasan

B. Penulis naskah

Tugas dari penulis naskah adalah membuat riset wawancara untuk semua narasumber.

Wawancara disesuaikan dengan topik permasalahan dan dibuat secara mendalam.

Beberpa pertanyaan yang nantinya akan di gunakan untuk saat wawancara berlangsung

adalah sebagai berikut :

1. Naskah Wawancara Dengan Narasumber Otoritas (Humas Polres Jakarta Barat)

Selamat Pagi/Siang Pak, perkenalkan saya mahasiswa dari Univ. Budi Luhur

Jakarta meminta waktu bapak sebentar untuk wawancara.

Pak, maksud kedatangan saya ini adalah untuk mewawancarai bapak mengenai

peredaran petasan menjelang bulan Ramadan di daerah Jakarta Barat. Bagaimana

aturan penggunaan petasan selama bulan Ramadan?

Apakah sanksi yang berlaku untuk penjual atau pengguna petasan?

Apakah di Jakarta mempunyai Perda larangan jual atau beli petasan?

Apakah ada jenis petasan yang diperbolehkan untuk diperjualbelikan?

Bagaimana penanganan pihak berwajib untuk mengurangi peredaran petasan di

bulan Ramadan?

Apa dampak penggunaan petasan terhadap penggunanya maupun masyarakat di

sekitarnya?

Apakah perlu penyuluhan dari pihak Rt/Rw untuk mengurangi penggunaan

petasan di pemukiman?

Page 11: Laporan Investigasi

10

Terima kasih atas waktunya, semoga untuk Ramadan bulan ini peredaran petasan

lebih sedikit dari tahun kemarin.

2. Naskah Wawancara Dengan Narasumber Utama (Pelaku/Produsen)

Sudah berapa lama bapak menjadi pembuat petasan?

Kenapa bapak lebih memilih membuat petasan dibandingkan membuka usaha

yang lain?

Ada berapa jenis petasan yang bapak buat?

Biasanya bapak membeli bahan-bahan membuat petasan dimana?

Ke daerah mana sajakah bapak memasarkan petasan buatan bapak?

Apakah ada perasaan takut dari bapak saat mengedarakan petasan buatan bapak?

Dari tahun-tahun yang lalu hingga sekarang sudah banyak razia dilakukan pihak

berwajib, apakah ada penurunan keuntungan di tahun-tahun kemarin?

Apakah bapak sudah tahu bahwa membuat petasan atau menjualnya mendapatkan

sanksi?

3. Naskah Wawancara Dengan Narasumber Pendukung (Informan)

Selain bapak berjualan kembang api, apakah bapak menjual petasan?

Sudah berapa lama bapak berjualan?

Menjelang bulan puasa, apakah bapak sudah menyetok petasan terlebih dahulu?

Biasanya mulai kapan orang membeli petasan di bulan puasa?

Ada berapa jenis petasan yang bapak jual?

Apabila ada razia peredaran petasan apa yang bapak lakukan?

Sejak ada razia peredaran petasan, apakah ada penurunan omzet di tahun-tahun

kemarin?

Bapak sudah tahu kalau penjual atau pembeli petasan mendapatkan sanksi?

Lalu apakah bapak akan tetap berjualan seperti biasanya?

C. Kameramen

Tugas kameramen adalah mengabadikan setiap gambar. Tugas terpeting adalah

mengatur posisi saat melakukan wawancara

1. Untuk narasumber utama akan dilakukan secara langsung jika diijinkan, akan tetapi

jika tidak diijinkan maka akan menggunakan kamera tersembunyi

2. Untuk nara sumber lembaga terkait akan disetting dalam suasana kantor dengan

menjadikan logo Polisi sebagai latar belakang dari narasumber

Page 12: Laporan Investigasi

11

3. Untuk narasumber pendukung utama akan dilakukan secara on the spot dan akan

diambil secara langsung tanpa ada settingan gambar dan settingan tempat

4. Untuk korban juga akan dilakukan on the spot dan akan diambil secara langsung

tanpa ada settingan gambar dan settingan tempat

5. Membuat stock shoot agar dapat menambah penjelasan terakait dengan topik

permasalahan seperti, gambar petasan dan video ledakan petasan dan sejenisnya.

Bebrapa hal yang akan dilakukan dalam pengambilan gambar, dan kameramen sudah

menulis bebrapa hal yang nantinya akan di ambil gambarnya :

1. Lokasi sekitar tempat produksinya petasan (jika tidak diijinkan mengambil gambar

akan menggunakan hidden camera)

2. Transaksi penjual dan penbeli petasan

3. Agen-agen penjual petasan

4. Penjual petasan di bahu jalan

5. Permainan atau orang-orang yang menyalakan petasan

6. Jenis-jenis petasan

7. Human interest

8. Daya besarnya ledakan petasan

9. Efek atau dampak dari petasan (diambil dari youtube)

10. Para korban luka akibat petasan

11. Wawancara humas kepolisian (dengan background kantor polisi)

12. Wawancara penjual petasan

13. Wawancara pembeli petasan

14. Wawancara para warga

15. Mengambil gambar area lokasi para penjualan

16. Razia petasan (diambil dari youtube)

17. Papan petunjuk arah/papan nama daerah

18. Perjalanan menulusuri investigasi

19. Pembukaan stand up reporter

20. Penutup/kesimpulan reporter

Page 13: Laporan Investigasi

12

D. Hasil Observasi

1. Observasi ke Narasumber Otoritas

Pada hari Kamis, 15 mei 2014 tim investigasi kami mencari narasumber

otoritas, pada awalnya sekitar waktu jam makan siang tim mencoba menghubungi

salah seorang teman dari tim yang bekerja di Polres. Tim menanyakan jika ingin

meminta wawancara terkait dengan pelanggaran hukum dapat dilakukan dengan

siapa?, lalu dia memberi rekomendasi untuk langsung menemui Kepala Humas Polres

Metro Jakarta Barat, atas nama Komisaris Heru Julianto. Keesokan harinya salah satu

dari tim kami mencoba untuk mendatangi tempat tersebut, ketika sampai disana, dia

tidak dapat langsung melakukan wawancara dengan Kadib Humas, karna harus

menujukan surat dari Universitas sebagai surat bukti untuk pengantar penelitian. Lalu

dia kembali dan melakukan rencana untuk meminta surat ijin wawancara kepada

universitas.

Dalam hasil observasi yang tim investigasi dapat adalah kami dapat

melakukan wawancara kepada Kadib Humas Polres Jakarta Barat dengan syarat

membawa surat pengantar. Jadi kami akan membuat surat pengantar di Universitas

pada waktu pelaksanaan nanti, yaitu pada awal bulan juni. Kami akan melakukan

wawancara langsung kepada Kadib Humas Polres Jakarta Barat.

2. Observasi ke Narasumber Utama (pelaku/Produsen)

Team investigasi kami mencoba menelusuri tempat produksi petasan di daerah

parung bogor. pada hari minggu 18/05/2014 siang hari, tempat tersebut seperti

biasanya dari tahun ketahun menjelang ramadhan dan menjelang tahun baru banyak

memproduksikan berbagai jenis petasan. di tempat tersebut selalu ramai dipadati para

pembeli atau konsumen dan para pemborong petasan untuk membeli petasan yang

akan dijualnya kembali.

Didalam perjalanan menuju lokasi tersebut, dengan alat tranportasi kereta api

dari jakarta sampai ke parung dengan perjalanan yang memakan waktu 1,5 jam,

sesampainya di lokasi kami menulusuri lebih dalam dimana produksi petasan. Setelah

tiba dilokasi tempat penjualan petasan tersebut, kami tidak menemukan adanya

penjual ataupun pembeli, tempat tersebut sepi dan tidak seperti dugaan kami yang

ramai atau bahkan banyak penjual petasannya. Ditempat itu kami mencoba bertanya

oleh salah seorang penjaga warung yang ada ditempat tersebut, kami bertanya

mengenai mengapa tempat ini sepi dan ternyata tempat ini akan ramai pada saat satu

Page 14: Laporan Investigasi

13

minggu menjelang puasa ataupun menjelang tahun baru, namun untuk transaksi jual

beli petasan di tempat ini tidak dilakukan secara terbuka atau ditempat keramaian,

tetapi traksaksi dilakukan di rumah-rumah penduduk yang memproduksi petasan

tersebut secara langsung. Informasi tersebut kami dapatkan dari beberapa warga yang

ada disekitar lokasi tersebut.

E. Term of Reference

Dari latar belakang yang sudah kami jabarkan dengan permasalahan yang ada serta

melakukan riset dan observasi, kami mencoba merumuskan waktu pengerjaan sebagai

acuan dalam peliputan laporan investigasi kami. Adapun hasil yang akan kami buat

adalah dengan 3 segmen, yaitu ;

1. Segmen Pertama

Pada segmen ini kami akan menampilkan beberapa latar belakang masalah yang ada

seputar topic yang akan kami angkat yaitu, peredaran petasan saat bulan ramadhan.

Kami akan menampilkan pembukaan yang akan dilakukan host dan dilanjutkan

dengan penampilan video terkait dengan petasan dan gambaran tentang petasan

2. Segmen Kedua

Pada segmen ini akan ditampilkan investigasi tentang pelanggran pembuatan petasan

serta peredaran petasan yang akan dilakukan dengan secara tersembunyi dan dengan

melakukan penyamaran yang menempel, tim kami akan mncoba untuk menempel

dengan pelaku dengan berpura-pura sebagai pembeli petasan yang nantinya akan

dijual kembali diwilayah perkotaan. Kami akan menampilkan perjalanan investigasi

dan wawancara dengan pelaku serta informan yang telah kami tentukan nantinya.

3. Segmen Ketiga

Pada segmen ini kami akan menampilkan wawancara dengan narasumer otoritas

terkait dengan pelanggaran peredaran petasan serta memperlihatkan bahaya petasan di

masyarakat. Pada segmen ini juga kami akan memberikan kesimpulan tentang hasil

investigasi kami.

Page 15: Laporan Investigasi

14

F. Syuting List

Kegiatan Tanggal (Bulan Juni)

07 08 09 14 15 16 18

Meliput pemantauan menjelang ramadhan

khusunya penjual petasan

Melakukan wawancara dengan mayarakat

yang pernah menjadi korban ledakan petasan

Memantau kembali tempat produsen petasan

Membuat surat pengantar untuk wawancara

ke Kadib Humas Polres JakBar

Melakukan wawancara ke kadib Humas

Polres

Melakukan liputan investigasi ke produsen

Melakukan pengambilan gambar host utnuk

opening dan closing

Proses pengeditan

Pengumpulan karya*

*disesuaikan dengan jadwal UAS

Page 16: Laporan Investigasi

15

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melihat semua hasil riset dan observasi yang telah kami lakukan, kami

memiliki kesimpulan bahwa produksi petasan untuk menjelang bulan Ramadhan tahun

2014 masih akan terjadi, dan kami akan mencoba untuk melakukan investigasi dengan

menampilkan hasil karya yang original. Dalam perjalanan penelitian ini kami menemukan

beberapa kendala seperti waktu, karna semua tim kami saat ini masih dalam kondisi

bekerja pada perusahaan. Waktu yang kami pergunakan rata-rata pada hari weekend

sehingga waktu yang bisa kami berikan untuk peliputan sangat terbatas. Akan tetapi dari

keterbatasan kami akan tetap memberikan yang terbaik dan semaksimal mungkin.

Page 17: Laporan Investigasi

16

LAMPIRAN

Hasil Riset dari Internet