23
DEGENERASI HIALIN Mikroskopik Terdiri atas serabut otot polos, yang tersusun padat saling beranyaman. Sel berbentuk lonjong, serta sama dengan inti lonjong. Pada potongan melintang, sel berbentuk bulat dan polihedral, dengan inti bulat. Degenerasi hialin yang ditemukan berupa massa homogen, berwarna jambon tanpa mengandung inti. Degenerasi ini sering ditemukan. Kadangkala mioma mempunyai susunan sel sangat padat (hiperseluler) sehingga sulit dibedakan dengan tumor ganas miometrium yaitu leimiosarkoma. Disamping mioma uteri, dikenal pula beberapa tumor jinak lainnya, akan tetapi sangat jarang ditemukan, yaitu limfangioma, hemangioma dan hemangioperisitoma. Pathways Sel-sel otot tidak matang Idiopatik Peningkatan estrogen ( belum jelas) Degenerasi hialin merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah – olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya. 2,3,11,12 Ciri – ciri : • Jaringan ikat bertambah • Berwarna putih dan keras • Disebut mioma durum • Mioma bisa menjadi bertambah kecil.3,4,12 degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Karena keinginan memperoleh anak, maka baru-baru ini progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau

DEGENERASI HIALIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEGENERASI HIALIN

DEGENERASI HIALIN

MikroskopikTerdiri atas serabut otot polos, yang tersusun padat saling beranyaman. Sel berbentuk lonjong, serta sama dengan inti lonjong.Pada potongan melintang, sel berbentuk bulat dan polihedral, dengan inti bulat. Degenerasi hialin yang ditemukan berupa massa homogen, berwarna jambon tanpa mengandung inti. Degenerasi ini sering ditemukan.Kadangkala mioma mempunyai susunan sel sangat padat (hiperseluler) sehingga sulit dibedakan dengan tumor ganas miometrium yaitu leimiosarkoma.Disamping mioma uteri, dikenal pula beberapa tumor jinak lainnya, akan tetapi sangat jarang ditemukan, yaitu limfangioma, hemangioma dan hemangioperisitoma.

PathwaysSel-sel otot tidak matang Idiopatik Peningkatan estrogen( belum jelas)

Degenerasi hialin merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah – olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya. 2,3,11,12 Ciri – ciri :• Jaringan ikat bertambah• Berwarna putih dan keras• Disebut mioma durum• Mioma bisa menjadi bertambah kecil.3,4,12

degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Karena keinginan memperoleh anak, maka baru-baru ini progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.

GnRH agonist (GnRHa) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium sehingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil.Pengobatan operatif yaitu :- Miomektomi : pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uteri- HisterektomiRadioterapiBertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Radioterapi dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif dan jika ada keganasan uteri.

Page 2: DEGENERASI HIALIN

Hialin Osteoartritis merupakan suatu patologi yang mengenai kartilago hialin dari sendi lutut, dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan subchondral yang menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi.

Saat mengalami degenerasi kartilago hialin mengalami kerapuhan, dimana perubahan-perubahan

yang terjadi pada permukaan sendi (kartilago hialin) berkenaan dengan perubahan biokimia dibawah permukaan kartilago yang akan meningkatkan sintesa timidin dan glisin. Akibat dari ketidak seimbangan antara regenerasi dengan degenerasi tersebut maka akan terjadi pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi yang akan terlepas sebagai corpus libera yang dapat menimbulkan penguncian ketika sendi bergerak.

Reparasi berupa sclerosis terjadi pada tulang subchondral. Tulang dibawah kartilago menjadi keras dan tebal serta terjadi perubahan bentuk dan kesesuian dari permukaan sendi. Jika kerusakan berlangsung terus berlanjut maka, bentuk sendi tidak beraturan dengan adanya penyempitan celah sendi, osteofit, ketidakstabilan dan deformitas.

Dengan terbentuknya osteofit maka akan mengeritasi membran sinovial dimana terdapat banyak reseptor-reseptor nyeri dan kemudian akan menimbulkan hidrops. Dengan terjepitnya ujung-ujung saraf polimodal yang terdapat disekitar sendi karena terbentuknya osteofit serta adanya pembengkakan dan penebalan jaringan lunak disekitar sendi maka akan menimbulkan nyeri tekan dan nyeri gerak.

Pada kapsul-ligamen sendi akan terjadi iritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kelenturan colagen yang berkurang, pelunakan lapisan rawan yang diikuti oleh pecahnya permukaan sendi, terjadinya pengerasan pada tulang dibawah lapisan rawan sehingga kelenturan berkurang. Kemudian terjadi kontraktur jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga pergerakan semangkin lama semangkin sempit.

Akibat dari pembatasan pola gerak tersebut, maka akan menimbulkan nyeri regang. Nyeri yang ditimbulkan akan menyebabkan spasme otot. Jika hal ini dibiarkan terus menerus elastisitas jaringan akan menurun sehingga dapat menyebabkan kontraktur sehingga lingkup gerak sendi akan lebih terbatas. 

Penggunaan modalitas ultrasound pada osteoartritis lutut adalah tepat karena efek yang dihasilkan. Gelombang ultrasound yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. Selain itu efek micro wave diathermy dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan vasodilatasi metabolisme pada jaringan lunak sehingga  mempercepat terjadinya penyembuhan  jaringan  dan nyeri berkurang.

Pemberian Translasi Oscilasi dilakukan untuk mengurangi nyeri sendi lutut dengan efek regangan baik pada otot dan kapsul ligamen, bertujuan untuk melepaskan perlekatan akibat fibrosis yang menghasilkan abnormal cross links yaitu dengan pembuatan cidera baru pada jaringan dan terjadi proses inflamasi yang diharapkan

Page 3: DEGENERASI HIALIN

dapat meleburkan ikatan-ikatan silang kolagen.Translasi Oscilasi pada pembatasan akhir ROM menyebabkan terjadinya regangan kapsul ligamen sisi yang berlawanan sehingga diharapkan dapat menambah ekstensibilitas, melepaskan abnormal cross links sehingga dapat mengurangi nyeri dan menambah ROM.

PIGMEN BILLIRUBIN

I. DefinisiHiperlirubin adalah akumulasi berlebihan dari bilirubin didalam darah ( Wong, hal432 )Peningkatan kadar serum bilirubin disebabkan oleh deposisi pigmen bilirubin yangterjadi waktu pemecahan sel darah merah. Phototerapi merupakan terapi untukhiperbilirubin . Tranfusi tukar dilakukan pada keadaan masa gestasi yang kurang daankeadaan bayi secara umum.II. PatofisiologiHemoglobinGlobin HemeBiliverdir Fe.coPeningkatan destruksi eritrosit ( Gangguan konjungasi bilirubin / gangguantransport bilirubin / peningkatan siklus enterohepatik ) Hb dan eritrosit abnormalPemecahan bilirubin berlebih / bilirubin yang tidak berikan dengan albumin meningkatSuplay bilirubin melebihi kemampuan heparHepar tidak mampu melakukan konjungasiSebagian masuk kembali ke siklus emerohepatikPeningkatan bilirubin unconjugned dalam darah pengeluaran meronium terlambat /obstruksiusus tinja berwarna pucatIkrerus pada sclera leher dan badan peningkatan bilirubin indirex > 12 mg/dlIndikasi fototerapiSinar dengan Intensitas tinggiResti injuri Gangguan temperatur tubuhGangguanIntegritaskulitGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only

Bilirubin adalah zat yang terdiri dari sel darah merah, dan kemudian hati yang menyingkirkan pigmen bilirubin melalui tinja. Pada bayi yang baru lahir, bilirubin yang diproduksi oleh tubuhnya jauh lebih banyak dibanding jumlah yang dikeluarkan sehingga mengakibatkan penimbunan bilirubin dalam darahnya.

Bilirubin adalah hasil akhir dari pemecahan hemoglobin. Bilirubin merupakan suatu

alat mendiagnosis yang sangat bernilai bagi para dokter untuk mendiagnosis penyakit

darah hemolitik dan berbagai tipe penyakit hati.

Page 4: DEGENERASI HIALIN

Hati mengeluarkan limbah produk ke dalam darah dan mensekresikannya ke dalam

empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hati akan disimpan untuk sementara waktu

dalam vesica velea atau kandung empedu sampai kemudian diperlukan untuk proses

pencernaan. Pada saat ini empedu akan mengosongkan isinya dan memasuki

intestinum.

Getah Empedu dibentuk secara terus menerus oleh hepatosit dan dikumpulkan dalam

kanalikulus serta saluran empedu. Empedu tersusun dari air dan elektrolit seperti

natrium, kalium, kalsium, klorida serta bikarbonat dan juga mengandung dalam

jumlah yang berarti beberapa substansi seperti lesitin, kolesterol, bilirubin serta

garam-garam empedu. Empedu disimpan dalam kandung empedu lalu dialirkan ke

dalam intestinum bila diperlukan bagi pencernaan.

Di antara saat-saat makan ketika sfinkter oddi tertutup, empedu yang diproduksi oleh

hepatosit akan memasuki kandung empedu. Selama penyimpanan sebagian besar air

dalam empedu diserap melalui dinding kandung empedu sehingga empedu lebih pekat

5-10 kali dari konsentrasi saat disekresikan pertama kali oleh hati. Ketika makanan

masuk ke duodenum akan terjadi kontraksi di kandung empedu dan relaksasi di

sfinkter oddi yang memungkinkan empedu mengalir masuk ke dalam intestinum.

Garam empedu Garam natrium dan kalium asam empedu dan semua zat yang

disekrsi ke dalam empedu yang saling berkonjugasi.

BILIRUBIN

KOLELITIASIS 1. Definisi Kolelitiasis

Page 5: DEGENERASI HIALIN

Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesika felea) yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi.

Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.

 2. Patologi kolelitiasis

            Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu, yang terdiri dari : kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, fosfolipid (lesitin) dan elektrolit.

Batu empedu memiliki komposisi yang terutama terbagi atas 3 jenis :1.       batu pigmen2.       batu kolesterol3.       batu campuran (kolesterol dan pigmen) 

3. Etiologi kolelitiasis             Etiologi batu empedu masih belum diketahui secara pasti,adapun faktor predisposisi terpenting, yaitu : gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, statis empedu, dan infeksi kandung empedu.§  Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam

pembentukan batu empedu karena hati penderita batu empedu kolesterol mengekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu (dengan cara yang belum diketahui sepenuhnya) untuk membentuk batu empedu.

§  Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur-insur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter oddi, atau keduanya dapat menyebabkan statis. Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan sekretin ) dapat dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu.

§  Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu. Mukus meningkatakn viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan.Infeksi lebih timbul akibat dari terbentuknya batu ,dibanding panyebab terbentuknya batu.

 4. Patofisiologi kolelitiasis

1.       Batu pigmen Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion

ini : bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemakPigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam empedu.

Bilirubin terkonjugasi karna adanya enzim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.

 Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu

Page 6: DEGENERASI HIALIN

Akibat berkurang atau tidak adanya enzim  glokuronil tranferase↓

Presipitasi / pengendapan↓

Berbentuk batu empedu↓

Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi                               

§  Batu kolesterol Kolesterol merupakan unsur normal pembentukan empedu dan berpengaruh

dalam pembentukan empedu. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air, kelarutan kolesterol sangat tergantung dari asam empedu dan lesitin (fosfolipid).

 Proses degenerasi dan adanya penyakit hati

↓Penurunan fungsi hati

↓Penyakit gastrointestinal                               Gangguan metabolisme            ↓                                                                        ↓Mal absorpsi garam empedu ¬   Penurunan sintesis (pembentukan) asam empedu

↓Peningkatan sintesis kolesterol

↓                                                   Berperan sebagai penunjang iritan pada kandung empedu ¬ Supersaturasi (kejenuhan) getah empedu oleh kolesterol             ↓                                                                       ↓Peradangan dalam                                 Peningkatan sekresi kolesterol   kandung empedu                                              ↓                                                                       ↓                                                   Kemudian kolesterol keluar dari getah empedu Penyakit kandung                                                                        ↓ empedu (kolesistitis)

Pengendapan kolesterol↓

Batu empedu 

 5. Manifestasi klinis kolelitiasis

            Gejala kolelitiasis dapat terjadi akut atau kronis dan terjadinya gangguan pada epigastrium jika makan makanan berlemak, seperti: rasa penuh diperut, distensi abdomen, dan nyeri samar pada kuadran kanan atas.

 §  Rasa nyeri hebat dan kolik bilier

Page 7: DEGENERASI HIALIN

Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga akan teraba massa pada kuadran I yang menimbulkan nyeri hebat sampai menjalar ke punggung dan bahu kanan sehingga menyebabkan rasa gelisah dan tidak menemukan posisi yang nyaman. Nyeri akan dirasakan persisten (hilang timbul) terutama jika habis makan  makanan berlemak yang disertai rasa mual dan ingin muntah dan pada pagi hari karena metabolisme di kandung empedu akan meningkat.

 Mekanisme nyeri dan kolik bilier

 Batu empedu

↓Aliran empedu tersumbat (saluran duktus sistikus)

↓Distensi kandung empedu

↓Bagian fundus (atas) kandung empedu menyentuh bagian abdomen pada

kartilago kosta IX dan X bagian kanan↓

Merangsang ujung-ujung saraf sekitar untukmengeluarkan bradikinin dan serotonin

↓Impuls disampaikan ke serat saraf aferen simpatis

↓Menghasilkan substansi P (di medula spinalis)

  

Thalamus                                                                   Korteks somatis sensori                                    Bekerjasama dengan

pormatio retikularis                         (untuk lokalisasi nyeri)                                              ↓                                                                                 ↓                                Serat saraf eferen                                                                  Hipotalamus                  

Nyeri hebat pada kuadran kanan atasdan nyeri tekan daerah epigastrium

terutama saat inspirasi dalam 

                      Penurunan pengembangan thorak                               Menjalar ke tulang

belikat

Page 8: DEGENERASI HIALIN

                                                                                                                (sampai ke bahu kanan)

                                                                                                                       ↓Nyeri meningkat pada pagi hari

                                                                                                                       ↓Karena metabolisme meningkat di

kandung                                     empedu

  Mekanisme mual dan muntah

Perangsangan mual dapat diakibatkan dari adanya obstruksi saluran empedu sehingga mengakibatkan alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu dan kolesterol) menyebabkan terjadinya proses peradangan disekitar hepatobiliar yang mengeluarkan enzim-enzim SGOT dan SGPT, menyebabkan peningkatan SGOT dan SGPT yang bersifat iritatif di saluran cerna sehingga merangsang nervus vagal dan menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis sehingga terjadi penurunan peristaltik sistem pencernaan di usus dan lambung, menyebabkan makanan tertahan di lambung dan peningkatan rasa mual yang mengaktifkan pusat muntah di medula oblongata dan pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan serta neuron-neuron motorik spinalis ke otot-otot abdomen dan diafragma sehingga menyebabkan muntah.

Apabila saraf simpatis teraktifasi akan menyebabkan akumulasi gas usus di sistem pencernaan yang menyebabkan rasa penuh dengan gas maka terjadilah kembung. 

Obstruksi saluran empedu↓

Alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu, kolesterol)↓

Proses peradangan disekitar hepatobiliar↓

Pengeluaran enzim-enzim SGOT dan SGPT↓

Peningkatan SGOT dan SGPT↓ 

Bersifat iritatif di saluran cerna↓

Merangsang nervus vagal (N.X Vagus)↓

Menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis   

Penurunan peristaltik sistem                                                             Akumulasi gas usus                  pencernaan (usus dan lambung)                                                         di sistem pencernaan                                          ↓                                                                                         ↓Makanan tertahan di lambung                                                        Rasa penuh dengan

gas

Page 9: DEGENERASI HIALIN

                                          ↓                                                                                         ↓                       Peningkatan rasa mual                                                                           Kembung                                           ↓                Pengaktifan pusat muntah (medula oblongata)                                           ↓           Pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan,                   serta neuron-neuron motorik spinalis                   ke otot-otot abdomen dan diafragma                                          ↓                                     Muntah Mekanisme ikterik, BAK berwarna kuning                 Akibat adanya obstuksi saluran empedu menyebabkan eksresi cairan empedu ke duodenum (saluran cerna) menurun sehingga feses tidak diwarnai oleh pigmen empedu dan feses akan berwarna pucat kelabu dan lengket seperti dempul yang disebut Clay Colored.                Selain mengakibatkan peningkatan alkali fospat serum, eksresi cairan empedu ke duodenum (saluran cerna) juga mengakibatkan peningkatan bilirubin serum yang diserap oleh darah dan masuk ke sirkulasi sistem sehingga terjadi filtrasi oleh ginjal yang menyebabkan bilirubin dieksresikan oleh ginjal sehingga urin berwarna kuning bahkan kecoklatan. 

Obstuksi saluran empedu                                                                                  ↓

Ekresi cairan empedu ke duodenum (saluan cerna) menurun 

                                                                                                 Feses tidak diwarnai                Peningkatan alkali fosfat serum                 Peningkatan

bilirubin serum       oleh pigmen empedu                                                                                            ↓                                  ↓                                                                                    Diserap oleh darah

   ↓             Feses pucat/ berwarna kelabu                Masuk ke                              dan lengket (seperti dempul)                                                                  sirkulasi sistem                                  ↓                                                                                                  ↓                   Disebut Clay Coroled                                                               Filtrasi oleh ginjal

                                                                                                       ↓                                                                                         Bilirubin dieksresikan oleh gi                                                                                    ↓                                                                                                 

Warna urin kuning/ kecoklatan                                                                              

Page 10: DEGENERASI HIALIN

  6. Nilai hasil pemeriksaan laboratorium (dalam buku patofisiologi vol 1) 1.Uji eksresi empedu

            Fungsinya mengukur kemampuan hati untuk mengonjugasi dan mengekresikan pigmen.§  Bilirubin direk (terkonjugasi) merupakan bilirubin yang telah diambil oleh sel-

sel hati dan larut dalam air.Makna klinisnya mengukur kemampuan hati untuk mengonjugasi dan mengekresi pigmen empedu. Bilirubin ini akan meningkat bila terjadi gangguan eksresi bilirubin terkonjugasi.Nilai normal :0,1-0,3 mg/dl

 §  Bilirubin indirek (tidak terkonjugasi) merupakan bilirubin yang larut dalam

lemak dan akan meningkat pada keadaan hemolitik (lisis darah).Nilai normal :0,2-0,7 mg/dl

 §  Bilirubin serum total merupakan bilirubin serum direk dan total meningkat pada

penyakit hepatoselularNilai normal :0,3-1,0 mg/dl

 §  Bilirubin urin / bilirubinia merupakan bilirubin terkonjugasi dieksresi dalam

urin bila kadarnya meningkat dalam serum, mengesankan adanya obstruksi pada sel hatiatau saluran empedu. Urin berwarna coklat bila dikocok timbul busa berwarna kuning.Nilai normal :0 (nol)

 2.Uji enzim serum 

Asparte aminotransferase (AST / SGOT )  dan alanin aminotransferase (ALT / SGPT) merupakan enzim intrasel yang terutama berada di jantung, hati, dan jaringan skelet yang dilepaskan dari jaringan yang rusak (seperti nekrosis atau terjadi perubahan permeabilitas sel dan akan meningkat pada kerusakan hati. Nilai normal AST / SGOT dan ALT / SGPT : 5-35 unit/ml.Alkaline posfatase dibentuk dalam hati dan dieksresikan ke dalam empedu, kadarnya akan meningkat jika terjadi obstuksi biliaris. Nilai normalnya : 30-120 IU/L atau 2-4 unit/dl. 

7. Pemeriksaan diagnostic 1.       Ronsen abdomen / pemeriksaan sinar X / Foto polos abdomen

Dapat dilakukan pada klien yang dicurigai akan penyakit kandung empedu. Akurasi pemeriksaannya hanya 15-20 %. Tetapi bukan merupakan pemeriksaan pilihan. 

2.       Kolangiogram / kolangiografi transhepatik perkutan

Page 11: DEGENERASI HIALIN

Yaitu melalui penyuntikan bahan kontras langsung ke dalam cabang bilier. Karena konsentrasi bahan kontras yang disuntikan relatif besar maka semua komponen sistem bilier (duktus hepatikus, D. koledukus, D. sistikus dan kandung empedu) dapat terlihat. Meskipun angka komplikasi dari kolangiogram rendah namun bisa beresiko peritonitis bilier, resiko sepsis dan syok septik. 

3.       ERCP ( Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatographi)Yaitu sebuah kanul yang dimasukan ke dalam duktus koledukus dan duktus pancreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke dalam duktus tersebut. Fungsi ERCP ini memudahkan visualisasi langsung stuktur bilier dan memudahkan akses ke dalam duktus koledukus bagian distal untuk mengambil batu empedu, selain itu ERCP berfungsi untuk membedakan ikterus yang disebabkan oleh penyakit hati (ikterus hepatoseluler dengan ikterus yang disebabkan oleh obstuksi bilier dan juga dapat digunakan untuk menyelidiki gejala gastrointestinal pada pasien-pasien yang kandung empedunya sudah diangkat.ERCP ini berisiko terjadinya tanda-tanda perforasi/ infeksi

 8. Penatalaksanaan 

a. Non Bedah, yaitu :1. Therapi Konservatif

§  Pendukung diit : Cairan rendah lemak§  Cairan Infus§  Pengisapan Nasogastrik§  Analgetik§  Antibiotik§  Istirahat

 

1. Farmako Therapi

Pemberian asam ursodeoksikolat dan kenodioksikolat digunakan untuk melarutkan batu empedu terutama berukuran kecil dan tersusun dari kolesterol.

Zat pelarut batu empedu hanya digunakan untuk batu kolesterol pada pasien yang karena sesuatu hal sebab tak bisa dibedah. Batu-batu ini terbentuk karena terdapat kelebihan kolesterol yang tak dapat dilarutkan lagi oleh garam-garam empedu dan lesitin. Untuk melarutkan batu empedu tersedia Kenodeoksikolat dan ursodeoksikolat. Mekanisme kerjanya berdasarkan

Page 12: DEGENERASI HIALIN

penghambatan sekresi kolesterol, sehigga kejenuhannya dalam empedu berkurang dan batu dapat melarut lagi. Therapi perlu dijalankan lama, yaitu : 3 bulan sampai 2 tahun dan baru dihentikan minimal 3 bulan setelah batu-batu larut. Recidif dapat terjadi pada 30% dari pasien dalam waktu 1 tahun , dalam hal ini pengobatan perlu dilanjutkan.    

a. Pembedahan Cholesistektomy

                Merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan atas indikasi cholesistitis atau pada cholelitisis, baik  akut /kronis yang tidak sembuh dengan tindakan konservatif .

 Tujuan perawatan pre operasi pada bedah cholesistectomy1.       Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur operasi.2.       Meningkatkan kesehatan klien baik fisik maupun psikologis3.       Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang hal-hal yang akan

dilakukan pada post operasi. Tindakan Keperawatan Pada Cholecystotomy1. Posisi semi Fowler2. Menjelaskan tujuan penggunaan tube  atau drain dan lamanya3. Menjelaskan dan mengajarkan cara mengurangi nyeri :§  Teknik Relaksasi§  Distraksi 

Terapi  1.Ranitidin

Komposisi : Ranitidina HCl setara ranitidina 150 mg, 300 mg/tablet, 50 mg/ml injeksi.

Indikasi : ulkus lambung termasuk yang sudah resisten terhadap simetidina, ulkus duodenum, hiperekresi asam lambung ( Dalam kasus kolelitiasis ranitidin dapat mengatasi rasa mual dan muntah / anti emetik).

Perhatian : pengobatan dengan ranitidina dapat menutupi gejala karsinoma lambung, dan tidak dianjurkan untuk wanita hamil.

 2.Buscopan (analgetik /anti nyeri)

Komposisi : Hiosina N-bultilbromida 10 mg/tablet, 20 mg/ml injeksiIndikasi : Gangguan kejang gastrointestinum, empedu, saluran kemih wanita.Kontraindikasi : Glaukoma hipertrofiprostat. 

3. Buscopan Plus            Komposisi : Hiosina N-butilbromida 10 mg, parasetamol 500 mg,.Indikasi : Nyeri paroksimal pada penyakit usus dan lambung, nyeri spastik pada saluran uriner, bilier, dan organ genital wanita.           

4. NaCl         i.      NaCl 0,9 % berisi Sodium Clorida / Natrium Clorida yang dimana

kandungan osmolalitasnya sama dengan osmolalitas yang ada di dalam plasma tubuh.

Page 13: DEGENERASI HIALIN

        ii.      NaCl 3 % berisi Sodium Clorida / Natrium Clorida tetapi kandungan osmolalitasnya lebih tinggi dibanding osmolalitas yang ada dalam plasma tubuh.

 Penatalaksanaan Diet  

            Pada kasus kolelitiasis jumlah kolesterol dalam empedu ditentukan oleh jumlah lemak yang dimakan karena sel –sel hepatik mensintesis kolesterol dari metabolisme lemak, sehingga klien dianjurkan/ dibatasi dengan makanan cair rendah lemak. Menghindari kolesterol yang tinggi terutama yang berasal dari lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim dan adapun makanan tambahan seperti : buah yang dimasak, nasi ketela, daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi / teh.

 9. Diagnosa yang muncul

·   Nyeri akut berhubungan dengan proses biologis yang ditandai dengan obstruksi kandung empedu

·   Mual berhubungan dengan iritasi pada sistem gastrointestinal·   Defisit pengetahuan berhubungan dengan salah dalam memahami informasi yang

ada 

10. Asuhan KeperawatanDiagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan proses biologis yang ditandai dengan obstruksi kandung empeduTujuan     :     

·         Nyeri akan berkurang dengan kriteria :·         Tingkat kenyamanan terpenuhi : perasaan senang secara fisik dan 

psikologis (Comfort Level ).·         Tingkat nyeri berkurang atau menurun (Pain Level) .

Intervensi :  Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, meliputi : lokasi, karakteristik,

awitan / durasi, Frekuensi, Kualitas, Intesitas dan keparahan nyeri. Berikan Informasi tentang nyeri, seperti :  Penyebab nyeri, seberapa akan

berlangsung dan antisipasinya serta ketidaknyamanan dari prosedur. Ajarkan penggunaan teknik Non-farmakologis, seperti : Relaksasi, Distraksi,

Kompres Hangat / dingin, Masase ) Mempertahankan Tirah Baring Pemberian Analgetik

Rasional : Agar kita mengetahui seberapa parah nyeri yang dirasakan klien Agar klien mengetahui tenyang nyeri yang bdirasakan klien Agar klien dapat mengalihkan rasa nyeri Dengan tirah baring akan mengurangi nyeri tekanan pada intra abdomen

terutama posisi fowler rendah Untuk mengurangi nyeri

  

Diagnosa : Mual berhubungan dengan iritasi pada gangguan sistem gastrointestinalTujuan       : 

Page 14: DEGENERASI HIALIN

Status Nutrisi : Asupan makanan dan cairan dalam 24 jam terpenuhi / adekuat Pasien terbebas dari mual Tingkat kenyamanan terpenuhi : Perasaan lega secara fisik dan psikologis

   Intervensi     : ·         Penatalaksanaan Cairan  : peningkatan keseimbangan cairan·         Pemantauan Cairan         : Pengumpulan dan Analisis data klien ·         Pemantauan Nutrisi         : Pengumpulan dan Analisa data klien·         Berikan therapi IV sesuai dengan anjuran

Rasional  : Untuk pencegahan komplikasi yang disebabakan oleh kadar cairan yang tidak

normal Untuk mengatur keseimbangan cairan Untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisi Untuk meminimalkan rasa  mual dan membantu intake nutrisi

 Diagnosa  :  Defisit pengetahuan berhubungan dengan Salah dalam memahami     informasi yang ada

Tujuan       :   Terpenuhinya pengetahuan klien dan keluarga tentang perawatan diri dan

keluargaIntervensi   : 

Panduan Sistem Kesehatan Pengajaran Proses Penyakit Pengajaran diet yang dianjurkan Pengajaran Prosedur atau penanganan Pengajaran aktivitas/ latihan yang harus dilakukan

 

Rasional    : Untuk memfasilitasi daerah klien dan penggunaan layanan kesehatan yang

tepat Membantu klien dalam memahami informasi yang berhubungan dengan

proses timbulnya penyakit secara khusus Agar klien mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan Agar klien memahami terhadap penanganan yang dilakukan / dianjurkan Agar klien mengalami aktiv itas apa yang harus dilakukan

Page 15: DEGENERASI HIALIN