Upload
lydieu
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA ORANG YANG
MEMAKAI ALAT ORTODONTIK CEKAT DAN TIDAK
MEMAKAI ALAT ORTODONTIK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Fredy Danan Putra Sanjaya
G0006196
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Status Kebersihan Mulut pada Orang
yang Memakai Alat Ortodontik Cekat dan Tidak Memakai Alat Ortodontik
Fredy Danan Putra Sanjaya, NIM: G0006196, Tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Jumat , Tanggal 5 Nopember 2010
Pembimbing Utama
Nama : Widia Susanti, drg., M.Kes NIP : 196902162004012002 ………………………………
Pembimbing Pendamping
Nama : Veronika Ika Budiastuti, dr., M.Pd NIP : 197303122002122001 ................................................
Penguji Utama
Nama : Dr. Pradipto Subiyantoro, drg., Sp.BM NIP : 195706291984031003 ................................................
Anggota Penguji
Nama : Mulyo Hadi Sudjito, dr., Sp.An, KNA NIP : 195109171979031002 ................................................
Surakarta, ……………………. 2010
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., MKes. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS.
NIP : 196607021998022001 NIP : 194811071973101003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 20 Oktober 2010
Fredy Danan Putra Sanjaya
NIM. G0006196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK Fredy Danan Putra Sanjaya, G0006196, 2010. Perbedaan Status Kebersihan Mulut pada Orang yang Memakai Alat Ortodontik Cekat dan Tidak Memakai Alat Ortodontik. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan status kebersihan mulut pada orang yang memakai alat ortodontik cekat dan orang yang tidak memakai alat ortodontik. Metode: Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di SMP N 4 Surakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII, VIII, IX SMP N 4 Surakarta. Sampel yang digunakan sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa yang menggunakan alat ortodontik cekat dan 17 siswa yang tidak memakai alat ortodontik. Penetapan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Hasil penilaian status kebersihan mulut didapat dari nilai OHIS dengan pengukuran indeks debris dan indeks kalkulus. Data yang diperoleh diuji dengan uji chi-square tabel 2x3 melalui SPSS version 17 for Windows. Hasil: Didapatkan nilai expected <5 sebanyak 66,7% oleh karena itu data dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat Uji Chi-Square sehingga digunakan uji alternatifnya yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil dari uji tersebut didapatkan nilai kemaknaan menunjukan angka 0,454. Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna status kebersihan mulut orang yang memakai alat ortodontik cekat dan tidak memakai alat ortodontik. Kata Kunci: status kebersihan mulut, ortodontik, OHIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Fredy Danan Putra Sanjaya, G0006196, 2010. The Differences of the Oral Hygiene Status on Fixed Orthodontic User and Unorthodontic User. Medicine faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: The research goal is to determine the difference in oral hygiene status on fixed orthodontic user and unorthodontic user. Methods: This observational analytic cross sectional approach is implemented in SMP N 4 Surakarta. The subjects were students of class VII, VIII, IX SMP N 4 Surakarta. The research sample consist of 34 students, there are 17 students who use fixed orthodontic appliance and 17 students who did not use orthodontic appliance. Determination of samples was done by cluster random sampling. Oral hygiene status of the assessment results obtained from measuring the value of OHIS with debris index and calculus index. The data obtained were tested with chi-square table 2x3 by SPSS version 17 for Windows. Results: There were the expected values <5 as much as 66.7% and therefore the data in this study are not eligible Chi-Square test was used alternatively so that the Kolmogorov-Smirnov test. The test results found significance value shows the number 0.454. Conclusion: The results of this study concluded that there was no significant difference in oral hygiene status on fixed orthodontic user and unorthodontic user. Keywords: oral hygiene status, orthodontic, OHIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Status Kebersihan Mulut pada Orang yang Memakai Alat Ortodontik Cekat dan Tidak Memakai Alat Ortodontik”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Seluruh Staf
Bagian Skripsi atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan. 3. Widia Susanti, drg., M.Kes, selaku Pembimbing Utama, atas segala
bimbingan, bantuan, dan pengarahan materi yang telah diberikan kepada penulis dalam pelaksanaan dan penulisan skripsi ini.
4. Veronika Budiastuti, dr., M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping, atas segala bimbingan, arahan, dan masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Dr. Pradipto Subiyantoro, drg., SpBM, selaku Penguji Utama, yang telah berkenan menguji, memberi nasihat, koreksi, kritik, dan saran sehingga penyusunan skripsi ini semakin sempurna.
6. Mulyo Hadi Sudjito, dr., SpAn, KNA, selaku Anggota Penguji, yang telah berkenan menguji, memberi nasihat, koreksi, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Papa, mama, kakak, adik, serta simbok tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta, bimbingan, dan motivasi pada peneliti.
8. Semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan
sehingga penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun, yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Surakarta, 20 Oktober 2010 Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORI 5
A. Tinjauan Pustaka 5
B. Kerangka Pemikiran 10
C. Hipotesis 11
BAB III METODE PENELITIAN 12
A. Jenis Penelitian 12
B. Subjek Penelitian 12
C. Lokasi Penelitian 12
D. Teknik Sampling 13
E. Variabel Penelitian 13
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 14
G. Pengambilan Data 15
H. Desain Penelitian 16
I. Bahan dan Instrumen Penelitian 16
J. Teknik Analisis Data 19
BAB IV HASIL PENELITIAN 20
A. Hasil Penelitian 20
B. Analisis Data 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
BAB V PEMBAHASAN 25
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 29
A. Simpulan 29
B. Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Sampel yang Memakai Alat Ortodontik Cekat. 20
Tabel 2 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Sampel yang
Tidak Memakai Alat Ortodontik 21 Tabel 3 Lama Penggunaan Alat Ortodontik 21 Tabel 4 Penggunaan Sikat Gigi pada Sampel yang Memakai Alat Ortodontik 22 Tabel 5 Nilai OHIS pada Pemakai Alat Ortodontik Cekat dan yang Tidak Memakai Alat Ortodontik 23 Tabel 6 Distribusi Status Kebersihan Mulut pada Pemakai Alat
Ortodontik Cekat dan yang Tidak Memakai Alat Ortodontik 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 10
Gambar 3.1 Desain Penelitian 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran I Kuisioner 33
Lampiran II Hasil Pemeriksaan 35
Lampiran III Status Kebersihan Mulut Kelompok Ortodontik 36
Lampiran IV Status Kebersihan Mulut Kelompok Bukan Ortodontik 37
Lampiran V Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS 17.0 38
Lampiran VI Surat Ijin Penelitian 40
Lampiran VII Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat juga ditentukan
oleh berbagai faktor seperti penduduk, lingkungan, perilaku masyarakat dan
pelayanan kesehatan. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah
pembangunan di bidang kesehatan gigi. Pembangunan di bidang kesehatan
gigi merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional. Untuk
mendapatkan hasil sebaik–baiknya dalam upaya kesehatan gigi, perlu
diketahui masalah yang berkaitan dengan kerusakan gigi (Suwelo, 1992)
Lingkungan rongga mulut berada dalam keadaan yang berubah-ubah.
Hal tersebut disebabkan oleh biofilm yang merupakan komunitas biofilm yang
berubah-ubah secara konstan, namun ini dapat dimanipulasi sehingga menjadi
lingkungan mulut yang sehat dengan cara mengembalikan keseimbangan
dalam rongga mulut (Donly, 2007). Seseorang tidak akan mengalami masalah
berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut selama orang tersebut melakukan
praktek kebersihan gigi dan mulut dengan baik, aplikasi fluor rutin, dan
pemeriksaan dokter gigi secara berkala (fissure sealant) (Vaswani, 2005).
Sehingga keseimbangan dalam rongga mulut tersebut tetap terjaga.
Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan bagian dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
faktor yang sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh
faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu
penyikatan yang tepat. Tersedia berbagai variasi dalam desain sikat gigi,
berbagai metode penyikatan gigi, frekuensi penyikatan gigi, dan waktu
penyikatan gigi (Wendari, 2001). Waktu menyikat yang baik adalah saat
sesudah makan pagi dan sebelum tidur (Hartono, 2001). Sedangkan frekuensi
penyikatan gigi yang baik adalah dua kali sehari, dengan durasi minimal 2
menit setiap penyikatan gigi (Carranza, 2002).
Tetapi apabila seseorang tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut
dengan baik maka akan timbul masalah-masalah dalam rongga mulut. Dalam
bidang kedokteran gigi telah lama dikenal identifikasi dini masalah-masalah
dalam rongga mulut, kriteria risiko tinggi timbul masalah-masalah dalam
rongga mulut meliputi satu atau lebih dari hal-hal berikut ini: gigi karies,
karies email awal pada area multipel (white spot lesion), plak terlihat pada gigi
anterior, gambaran radiografis menunjukkan karies email, titer tinggi terhadap
Streptococcus mutans (SM), penggunaan alat ortodontik, dan adanya
hipoplasia email (Featherstone, 2003)
Perawatan ortodontik adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengoreksi maloklusi yang ada dan membutuhkan waktu perawatan yang
cukup lama (Wayan, 2009). Dalam perawatan ortodontik, secara otomatis
seseorang harus memberi perhatian lebih dalam menjalani praktik kebersihan
gigi dan mulut agar kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga. Hal-hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perlu diperhatikan dalam menjalani perawatan ortodontik antara lain kontrol
rutin yang dilakukan setiap 3 minggu sekali, pembersihan karang gigi secara
berkala, dan juga penggunaan sikat gigi dengan desain khusus. Pasien harus
lebih rajin dan teliti melakukan pembersihan dan penyikatan gigi dan alat
ortodontiknya selama perawatan, karena adanya alat ortodontik di dalam
mulut mempermudah terjadi timbunan sisa makanan yang menempel pada gigi
dan alat ortodontik tersebut (Wayan, 2009). Kondisi ini memungkinkan
terjadinya pernurunan tingkat kebersihan gigi dan mulut.
Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari proses
pembentukan plak (McDonald dan Avery, 1994). Salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut ialah Oral
Hygiene Index (OHI). Oral Hygiene Index (OHI) adalah kombinasi dari
Indeks Debris dan Indeks Kalkulus (Greene & Vermillion, 1964).
B. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan status kebersihan mulut pada orang yang
memakai alat ortodontik cekat dan tidak memakai alat ortodontik?
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan status kebersihan mulut pada
orang yang memakai alat ortodontik cekat dan tidak memakai alat ortodontik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan
dan memberikan informasi bagi penelitian serupa di masa yang akan
datang.
2. Aspek aplikatif
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam upaya promotif, preventif, dan rehabilitative bagi kebersihan gigi
dan mulut masyarakat, yang selanjutnya digunakan untuk pencegahan
penyakit gigi dan mulut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Oral Higiene
Oral higiene merupakan tingkat kebersihan dan higiene struktur
gigi dan mulut melalui sikat gigi, stimulasi jaringan, pemijatan gusi,
hidroterapi dan prosedur lain yang dianjurkan oleh dokter gigi atau ahli
hygiene gigi untuk pertahanan gigi dan kesehatan mulut (Dorland,
2002).
a. Plak
1) Definisi
Plak gigi adalah lapisan tipis, halus yang terdiri atas sisa-sisa
makanan, musin,dan sel-sel epitel yang mati yang tertimbun pada
gigi, yaitu media pertumbuhan berbagai bakteri. Komponen
anorganik utama adalah kalsium dan fosfor, dengan sebagian kecil
magnesium, kalium, dan natrium; matriks organik terdiri dari
polisakarida, protein, karbohidrat, lipid, dan komponen lain. Plak
mempunyai peranan etiologi penting dalam pembentukan karies
gigi dan penyakit periodontal dan gusi serta merupakan dasar untuk
pembentukan materia alba; plak berkalifikasi membentuk karang
gigi (Dorland, 2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Plak gigi adalah suatu masa lunak yang melakat pada gigi
dan mengandung koloni kuman (Budiharto, 1997)
Plak gigi adalah merupakan lengketan yang berisi bakteri
beserta produk – produknya, yang terbentuk pada semua permukaan
gigi (Kidd ad Joyston, 1992)
2) Pembentukan Plak
Email yang bersih terpapar di rongga mulut akan ditutupi
oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini
terutama terdiri dari glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifat lengketnya mampu
membantu melekatkan bakteri – bakteri tertentu pada permukaan
gigi.
Bakteri yang mula – mula menghuni pelikel terutama yang
berbentuk kokus. Yang paling banyak adalah streptococcus.
Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan
gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat berbagai bentuk
bakteri lain. Dalam beberapa hari plak ini akan bertambah tebal dan
terdiri dari berbagai macam organisme (Kidd and Joyston, 1992)
3) Susunan Plak
Suatu lapisan yang menutupi gigi dan yang 70% dari
volumenya bakteri dan 30% material interselluler yang pada
pokoknya berasal dari bakteri sisa makanan jarang ditemukan dalam
plak. Susunan plak menentukan sifat–sifat biologis dan patogennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Di sini berlaku bahwa gigi, ludah, dan cairan krevikuler, diet, juga
tempat retensi, baik yang tiruan maupun yang tidak, menentukan
lingkungan setempat. Pada gigi atau geraham yang sama dapat
terbentuk bermacam–macam plak (Schuurs, 1992).
4) Letak Plak Pada Gigi
Berdasarkan lokasinya plak diklasifikasikan sebagai plak
supraginggiva dan subgingiva (Forest, 1981). Plak supragingiva
adalah penumpukan bakteri yang ditemukan di permukaan gigi yang
meluas sampai celah gigi yang dengan segera berhubungan dengan
tepi gingival, sedangkan plak subgingiva adalah pengumpulan
bahan yang ditemukan seluruhnya pada celah gingival dan kantong
gingival (Genco et al, 1990)
Pit dan fisura merupakan tempat retensi yang hamper
seluruhnya dikelilingi oleh dinding email yang sangat sukar di
basuh bersih oleh ludah. Meskipun sejumlah besar jenis plak dapat
tinggal dan bertahan di dalam pit dan fissure, jenis plak ini rata–rata
80% terdiri atas koki Gram-positif. S. sungius secara kuantitatif
menduduki tempat penting. S. mutans dan jenis Lactobacillus
ditemukan dalam jumlah besar pada lesi awal. Spesies Actinomyces,
seperti juga pada kebanyakan plak yang lain, dijumpai di sini,
meskipun tidak jelas apakah mereka memainkan peran penting pada
proses karies.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Plak tertimbun di bawah permukaan kontak elemen–elemen,
susunannya lebih bervariasi. Plak tersebut mengandung
Actinomyces dalam presentase tinggi, juga bakteri Gram-negatif dan
lebih sedikit steptococcus dibandingkan plak di dalam fisura.
Pada permukaan licin gigi-gigi dan geraham–geraham hanya
dapat terbentuk sedikit plak karena adanya efek mekanis yang besar
yang disebabkan oleh pipi, lidah dan sikat gigi. Hanya bakteri–
bakteri yang terutama dapat melekat pada permukaan keras gigi
dapat berkoloni pada tempat – tempat ini. S. mutans, didahului oleh
S. salivarius dan Actinomyces memainkan peran penting pada karies
permukaan licin.
Plak terbanyak dengan susunan paling kompleks pada orang
dewasa ditemukan pada permukaan gigi servikal. Cairan krevikuler
mencapai plak servikal, sehingga bersama dengan ludah yang
mengandung berbagai cairan tubuh dapat memelihara plak. Pada
tempat–tempat itu di dalam plak pada satu permukaan gigi dapat
ditemukan lebih dari 50 macam mikroorganisme (Kidd and Joyston,
1992).
b. Debris
Adalah plak yang tebal dan terlihat dengan jelas, tetapi debris
lebih banyak mengandung sisa makanan sedangkan plak lebih banyak
mengandung mikroorganisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Pewarnaan pada Gigi
Warna normal pada gigi sulung adalah putih kebiru – biruan
atau putih susu. Warna normal pada gigi permanen adalah kuning
keabu–abuan. Perubahan warna pada gigi sulung maupun gigi
permanen dapat berlangsung secara fisiologik maupun patologik.
Perubahan warna gigi secara fisiologis dapat terjadi seiring
dengan bertambahnya umur, lapisan dentin menjadi lebih tebal,
sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi.
Perubahan warna gigi secara patologik dapat bersifat ekstrinsik
(dari luar) maupun intrinsik (dari dalam). Perubahan warna secara
ekstrinsik disebabkan oleh deposit yang terjadi pada permukaan gigi.
Sementara perubahan warna secara intrinsik disebabkan oleh faktor
yang berasal dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa (pembuluh
darah gigi). Perubahan warna email gigi terjadi karena proses penuaan,
minum kopi, teh, atau merokok. Perubahan yang berat biasanya terjadi
karena penyerapan tetrasiklin pada masa pembentukan gigi, sehingga
gigi menjadi berwarna kuning muda, coklat atau abu – abu.
2. Alat Ortodontik
a. Definisi
Alat ortodontik adalah alat untuk menimbulkan kekuatan
mekanis yang dapat berupa alat cekat maupun lepasan. Kekuatan
mekanis tersebut dikenakan pada gigi, maka akan terjadi daerah yang
tertekan dan tertarik. Daerah yang tertekan akan terjadi resorpsi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
daerah yang tertarik akan terjadi pembentukan tulang, menyebabkan
gigi bergerak dan integritas tulang alveolar tetap terpelihara
(Wartadho, 1991).
b. Mekanisme Alat ortodontik
Alat cekat dapat memberikan kekuatan yang kontinyu (terus-
menerus) serta dapat menggerakan gigi ke segala arah. Setelah alat
dipasang, maka tekanan terhadap gigi langsung terjadi. Akibat tekanan
ditandai dengan adanya rasa sakit, yang akan hilang setelah beberapa
hari. Rasa sakit yang sangat disebabkan tekanan terhadap gigi yang
terlalu besar, maka perlu dikontrol dan dikoordinasikan lagi
kekuatannya. Kontrol koordinasi alat setiap 3 minggu. Kemajuan gerak
gigi diamati dengan membandingkan susunan gigi–geligi dengan studi
model (Wartadho, 1991)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Ada Perbedaan Status Kebersihan Mulut pada Orang yang Memakai
Alat Ortodontik Cekat dan Tidak Memakai Alat Ortodontik.
Memakai alat ortodontik
mempermudah terjadi timbunan
sisa makanan
Environment 1. pH 2. volume
saliva 3. susunan gigi
Host 1. Penyakit
yang diderita 2. Kebiasaan
hidup 3. Ras 4. Umur 5. Jenis kelamin
OHI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Siswa SMPN 4 Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Yang memakai alat ortodontik dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Memakai alat ortodontik cekat
b. Tidak melakukan pembersihan karang gigi selama minimal enam bulan
terakhir.
c. Usia 11-14 tahun
d. Menggosok gigi minimal satu kali setiap hari
Sedangkan kriteria eksklusinya sebagai berikut:
a. Merokok
b. Menderita diabetes mellitus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Yang tidak memakai alat ortodontik dengan kriteria inklusi sebagai
berikut:
a. Tidak melakukan pembersihan karang gigi selama minimal enam bulan
terakhir
b. Usia 11-14 tahun
c. Menggosok gigi minimal satu kali setiap hari
Sedangkan kriteria eksklusinya sebagai berikut:
a. Merokok
b. Menderita diabetes mellitus
D. Teknik sampling
Penetapan sampel dilakukan dengan cluster random sampling yaitu dengan
memilih 17 siswa yang memakai alat ortodontik cekat dan 17 siswa yang tidak
memakai alat ortodontik yang memenuhi kriteria di atas.
E. Klasifikasi Variabel
1. Variabel bebas : Pemakaian alat ortodontik
2. Variabel terikat : Status Kebersihan Mulut
3. Variabel luar :
a. Penyakit yang di derita
b. Kebiasaan hidup
c. Ras
d. Jenis kelamin
e. pH saliva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f. Volume saliva
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas
Suatu alat ortodonsia umumnya terdiri dari komponen aktif dan reaktif.
Komponen aktif adalah bagian dari alat yang menghasilkan tekanan pada
gigi yang hendak digerakkan. Komponen reaktif adalah bagian yang
terletak pada gigi yang tidak hendak digerakkan (Slamat, 1992)
Data didapatkan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria,
dinyatakan ya jika memakai alat ortodontik, dinyatakan tidak jika tidak
memakai alat ortodontik. Maka variabel ini menggunakan skala nominal
dikotomik.
2. Variabel terikat
Merupakan tingkat kebersihan dan higiene struktur gigi dan mulut yang
didapatkan dengan pemeriksaan, data dinyatakan dengan baik (Nilai OHIS
= 0,0-2,4), sedang (OHIS = 2,5–6,0), dan buruk (Nilai OHIS = 6,1–12).
Maka variabel ini menggunakan skala interval.
3. Variabel luar
a. Penyakit yang di derita
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang memudahkan
terbentuknya kalkulus yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat
kebersihan mulut.
Variabel ini dikendalikan dengan memilih sampel yang dinyatakan tidak
menderita penyakit ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang diperhatikaan yaitu merokok. Merokok adalah
kebiasaan yang sering dilakukan di Indonesia data didapatkan dengan
kuisioner dinyatakan dengan ya atau tidak. Dinyatakan dengan ya
apabila dalam 30 hari terakhir merokok minimal 1 batang per hari dan
tidak apabila dalam 30 hari terakhir tidak merokok minimal 1 batang per
hari.
Variabel ini dikendalikan dengan memilih sampel yang dinyatakan tidak
merokok
c. Ras
Dalam penelitian ini ras termasuk ke dalam variabel yang tidak
dikendalikan.
d. Jenis Kelamin
Merupakan variabel yang dapat dikendalikan, namun dalam penelitian
ini kedua jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) tetap digunakan
sebagai sampel.
e. pH Saliva
Merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan.
f. Volume Saliva
Merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
G. Pengambilan Data
Data primer yang berupa hasil pemeriksaan.
H. Desain penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
I. Bahan dan Instrumentasi Penelitian
1. Alat / Bahan
a. Kaca Mulut
b. Lampu penerang
c. Kapas
d. Alkohol
Memakai alat ortodontik (-)
Nilai skor Oral Higiene Indeks
Sampel
Populasi
Nilai skor Oral Higiene Indeks
Memakai alat ortodontik (+)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e. Disklosing Solution (pasta)
f. Sonde
g. Sikat dan Pasta gigi
2. Cara pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan metode Simplified Oral Higiene
Indeks (OHIS) dari Greene dan Vermilion. Pemeriksaan dilakukan pada 6
gigi. Caranya:
a. Deretan gigi tiap rahang dibagi 3:
1) Segmen yang berada di distal C kanan
2) Segmen yang berada di distal C kiri
3) Segmen yang berada di mesial P1 kiri dan kanan (atas bawah)
b. Penilaian tiap segmen dinilai bagian bukal dan lingual. Untuk tiap
segmen dipilih gigi yang nilainya paling tinggi (terkotor)
Hal yang diamati pada pengukuran dengan kriteria Oral Higiene
Index (OHI) adalah debris dan kalkulus. Debris adalah sisa-sisa makanan
yang tertinggal dalam mulut. Kalkulus adalah suatu endapan keras
berwarna putih kekuningan sampai kuning kehijauan yang terdapat pada
servik atau permukaan gigi.
Oral Hygiene Index (OHI) terdiri atas dua komponen yaitu
Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI). Tiap komponen pergigi dinilai
bagian bukal dan lingualnya. Skor total Di masing-masing ditaksir dengan
nilai 0 sampai 3. Cara penilaiannya sama dengan skor total CI yang
merupakan penjumlahan skor kalkulus tiap permukaan gigi dibagi jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
permukaan gigi yang diperiksa. Skor OHI perorangan adalah penjumlahan
skor DI dan CI perorangan.
Ukuran untuk debris :
0 = Tanpa debris atau stain
1 = a. Debris menutupi tak lebih dari 1/3 permukaan gigi
b. Tanpa debris, tapi dengan stain tidak tergantung luasnya
2 = Debris > 1/3 permukaan gigi dari servik <2/3 permukaan
3 = Debris > 2/3 permukaan gigi dari servik.
Ukuran untuk kalkulus :
0 = Tanpa kalkulus
1 = Kalkulus tak lebih dari 1/3 permukan gigi dari servik
2 = Kalkulus > 1/3 tetapi < 2/3 permukaan gigi atau sub ginggiva kalkulus
melingkar
3 = Kalkulus > 2/3 permukaan gigi dari servik
Penelitian dilakukan sebagai berikut :
a. Pengisian kuisioner oleh siswa SMPN 4 Surakarta yang menggunakan
alat ortodontik cekat dan siswa SMPN 4 surakarta yang tidak
menggunakan alat ortodontik untuk mendapatkan populasi dengan
kriteria seperti yang diharapkan.
b. Setelah populasi dengan kriteria seperti yang diharapkan didapat, maka
dilakukan pengampilan sampel dengan cara cluster random sampling
sebanyak yang dibutuhkan.
c. Pemeriksaan status kebersihan mulut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Tiap sampel diperiksa dengan menggunakan kaca mulut dan sonde
dengan penerangan secukupnya.
2) Tiap sampel dinilai status kebersihan mulutnya menggunakan
penilaian OHI dari Green & Vermilion. Skor OHI-S diperoleh dari
jumlah Indeks Plak dan Indeks Debris. Skor tingkat kebersihan Gigi
dan Mulut (Oral Higiene Indeks) adalah
0 – 2,4 = Kebersihan mulut baik
2,5 – 6,0 = Kebersihan mulut sedang
6,1 - 12 = Kebersihan mulut buruk
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian dilakukan
tabulasi data. Dilanjutkan dengan analisis data dan penyusunan
laporan.
J. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini akan diolah dengan teknik analisis
statistik yaitu analisa Uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Dari populasi siswa SMPN 4 Surakarta diambil sejumlah 34 sampel.
Sampel terdiri dari 17 siswa yang memakai alat ortodontik cekat dan 17 siswa
yang tidak memakai alat ortodontik yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil
pemeriksaan status kebersihan mulut dua kelompok sampel tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Sampel yang Memakai Alat Ortodontik Cekat.
Umur Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki Perempuan
11 0 1 1 5,89%
12 1 1 2 11,76%
13 2 6 8 47,06%
14 1 5 6 35,29%
Jumlah 4 13 17 100%
(Sumber Data Primer: Oktober 2010)
Dari tabel 1 diketahui bahwa responden yang paling banyak berusia 13
tahun yaitu sebanyak 8 orang (47,06%) sedangkan yang paling sedikit berusia 11
tahun yaitu sebanyak 1 orang (5,89%). Jumlah pemakai alat ortodontik cekat laki-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
laki sebanyak 4 orang (23,53%) sedangkan jumlah pemakai alat ortodontik cekat
perempuan sebanyak 13 orang (76,47%).
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Sampel yang Tidak Memakai Alat Ortodontik
Umur Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan
11 0 0 0 0%
12 2 3 5 29,41%
13 3 2 5 29,41%
14 3 4 7 41,18%
Jumlah 8 9 17 100% (Sumber Data Primer: Oktober 2010)
Dari tabel 2 diketahui bahwa responden yang paling banyak berusia 14
tahun yaitu sebanyak 7 orang (41,18%) sedangkan tidak ada responden yang
berusia 11 tahun. Jumlah orang yang tidak memakai alat ortodontik laki-laki
sebanyak 8 orang (47,06%) sedangkan jumlah orang yang tidak memakai alat
ortodontik perempuan sebanyak 9 orang (52,94%).
Tabel 3. Lama Penggunaan Alat Ortodontik Lama Jumlah Persentase
Kurang dari 1 tahun 15 88,24%
Lebih dari 1 tahun 2 11,76%
Total 17 100% (Sumber Data Primer: Oktober 2010)
Dari tabel 3 diperoleh hasil sampel yang menggunakan alat ortodontik
cekat kurang dari 1 tahun sebanyak 15 orang atau 88,24% sedangkan sampel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menggunakan alat ortodontik cekat lebih dari 1 tahun sebanyak 2 orang atau
11,76%. Data mengenai perbedaan lamanya pemakaian alat ortodontik ini
didapatkan dari kuisioner yang diisi oleh kelompok sampel yang memakai alat
ortodontik.
Tabel 4. Penggunaan Sikat Gigi pada Sampel yang Memakai Alat Ortodontik Jenis Sikat Gigi Jumlah Persentase
Sikat Gigi Ortodontik 17 100%
Sikat Gigi Biasa 0 0%
Total 17 100%
Dari tabel 4 didapatkan data bahwa pada kelompok sampel yang
menggunakan alat ortodontik cekat semuanya menggunakan sikat gigi ortodontik.
Data didapatkan dari hasil anamnesa yang dilakukan peneliti pada kelompok
sampel yang memakai alat ortodontik cekat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 5. Nilai OHIS pada Pemakai Alat Ortodontik Cekat dan yang Tidak Memakai Alat Ortodontik
No. Sampel Ortodontik
OHI-S No. Sampel Bukan Ortodontik
OHI-S
1 4,33 1 3,16
2 7,33 2 4,5
3 3 3 2,33
4 4,5 4 3,16
5 4,16 5 2
6 4,83 6 3,16
7 3 7 3,16
8 6,5 8 2,67
9 4,67 9 1,67
10 6 10 3,5
11 6 11 2,33
12 4,67 12 1
13 3,16 13 2,67
14 2,5 14 3,83
15 3,83 15 2,67
16 3,5 16 3,67
17 4,16 17 4
Jumlah 76 Jumlah 49,5 Rata-rata 4,47 Rata-rata 2,91
(Sumber Data Primer: Oktober 2010)
Dari tabel 5 diperoleh nilai rata-rata OHI-S pemakai alat ortodontik adalah
4,47, sedangkan yang tidak memakai alat ortodontik sebesar 2,91. Didapatkan
rata-rata nilai OHI-S pemakai alat ortodontik lebih tinggi dari yang tidak memakai
alat ortodontik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 6. Distribusi Status Kebersihan Mulut pada Pemakai Alat Ortodontik Cekat dan yang Tidak Memakai Alat Ortodontik
Kelompok Status Kebersihan Mulut Baik Sedang Buruk
Ortodontik - 13 4
Bukan Ortodontik 5 12 -
Total 5 25 4
(Sumber Data Primer: Oktober 2010)
Dari tabel 6 diperoleh hasil jumlah pemakai alat ortodontik yang memiliki
status kebersihan mulut baik 0%, sedang sebanyak 13 orang atau 76,47% dan
buruk sebanyak 4 orang atau 23,52%. Sedangkan dari kelompok yang tidak
memakai alat ortodontik 5 orang atau 29,41% memiliki status kebersihan mulut
yang baik, sedang sebanyak 12 orang atau 70,59% dan tidak ada yang memiliki
status kebersihan mulut yang buruk.
B. Analisis Data
Data dalam penelitian ini kemudian diolah dengan teknik analisis statistik
yaitu analisis Uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS. Didapatkan nilai
expected <5 sebanyak 66,7% oleh karena itu data ini tidak memenuhi syarat Uji
Chi-Square sehingga digunakan uji alternatifnya yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil dari uji tersebut didapatkan nilai kemaknaan menunjukan angka 0,454. Oleh
karena p>0,05 maka dapat disimpulkan H0 tidak dapat ditolak yang berarti tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebersihan
mulut antara siswa yang memakai alat ortodontik cekat dengan siswa yang tidak
memakai alat ortodontik di SMP N 4 Surakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini
34 orang. Terdiri dari 17 orang yang memakai alat ortodontik cekat dan 17 orang
yang tidak memakai alat ortodontik.
Pada penelitian ini dari tabel 1 diperoleh data dari 17 orang yang memakai
alat ortodontik cekat 4 orang laki-laki (23,53%) dan 13 orang perempuan
(76,47%). Dari tabel 2 diperoleh data dari 17 orang yang tidak memakai alat
ortodontik 8 orang laki-laki (47,06%) dan 9 orang perempuan (52,94%). Adanya
perbedaan jumlah sampel laki-laki dan perempuan kemungkinan dikarenakan
perempuan lebih tidak percaya diri ketika terdapat malposisi pada gigi yang
mengurangi nilai estetika pada dirinya. Namun hal itu tidak terlalu menjadi
perhatian bagi laki-laki. Sehingga kebanyakan jumlah pengguna alat ortodontik
adalah perempuan.
Pada sampel yang memakai alat ortodontik cekat memiliki rata-rata nilai
OHIS sebesar 4,47, sedangkan yang tidak memakai alat ortodontik sebesar 2,91.
Meskipun kedua kelompok sampel ini memiliki perbedaan nilai OHIS yang cukup
jauh namun setelah data mengenai nilai OHIS dimasukkan dalam ketiga kategori
(baik, sedang, buruk) status kebersihan mulut kemudian dilakukan uji statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan status kebersihan mulut kedua
kelompok sampel ini.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan status
kebersihan mulut antara orang yang memakai alat ortodontik cekat dengan orang
yang tidak memakai alat ortodontik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
beberapa hal di antaranya:
1. Cara menyikat gigi
Kebersihan mulut jelas sangat dipengaruhi bagaimana seseorang menjaga
kebersihannya. Salah satu cara seseorang menjaga kebersihan mulut yaitu
dengan menyikat gigi. Frekuensi penyikatan gigi yang baik adalah dua kali
sehari, dengan durasi minimal 2 menit setiap penyikatan gigi (Carranza,
2002). Status kebersihan mulut kedua kelompok sampel ini tidak menunjukan
perbedaan kemungkinan dikarenakan cara menyikat gigi antara kedua
kelompok sampel ini hampir sama. Ditinjau dari segi kualitas, kuantitas
maupun frekuensi menyikat gigi kedua kelompok sampel hampir sama
sehingga perbedaan kebersihan mulutnya tidak terlihat jelas.
2. Sikat Gigi
Dari anamnesa yang dilakukan oleh peneliti kepada kelompok sampel yang
memakai alat ortodontik cekat didapatkan 100% sampel menggunakan sikat
gigi yang didesain khusus untuk perawatan ortodontik. Sikat gigi ortodontik
memiliki bulu sikat yang halus dan didesain khusus mampu membersihkan
sisa makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodontik tersebut, serta
bertujuan mencegah lepasnya bracket (Wayan, 2009). Hal itu tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dilakukan oleh sikat gigi pada umumnya. Hal ini sangat memungkinkan
kebersihan mulut orang yang memakai alat ortodontik tetap terjaga baik
layaknya orang yang tidak memakai alat ortodontik.
3. Keadaan Gigi
Pada saat pemeriksaan status kebersihan mulut didapatkan kedua kelompok
sampel memiliki keadaan gigi geligi yang rapi dan tidak didapatkan malposisi
pada gigi. Hal ini membuat proses menyikat gigi menjadi mudah sebab semua
bagian email gigi dapat terjangkau dengan baik oleh sikat gigi yang digunakan
kedua kelompok sampel ini, sehingga memungkinkan status kebersihan mulut
kedua kelompok sampel ini tidak berbeda jauh.
4. Lama Perawatan Ortodontik
Dari kelompok yang menggunakan alat ortodontik cekat didapatkan data
mayoritas kelompok sampel menggunakan alat ortodontik <1 tahun. Oleh
karena penggunaan yang belum lama ini menjadikan efek samping yang
berpengaruh pada kebersihan mulut kelompok sampel yang menggunakan alat
ortodontik ini belum terlihat jelas, sehingga memungkinkan status kebersihan
mulut antara kelompok yang memakai alat ortodontik cekat tidak berbeda jauh
dengan kelompok yang tidak memakai alat ortodontik.
5. pH Saliva
Pada penurunan pH demineralisasi elemen gigi-geligi akan cepat meningkat,
sedangkan pada kenaikan pH dapat terbentuk kristal-kristal yang
menyimpang, juga pembentukan karang gigi dapat naik (Van Nieuw, 1991).
Perbedaan status kebersihan mulut yang kurang bermakna antara kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kelompok sampel ini kemungkinan dikarenakan pH saliva yang hampir sama.
Sebab dalam penelitian ini pH saliva merupakan variabel luar yang tidak
dikendalikan sehingga tidak dilakukan pengukuran.
6. Kesalahan pada saat pengumpulan data
Karena pengambilan data indeks debris dan indeks kalkulus dilakukan secara
manual sehingga hasil yang didapatkan sangat subyektif, sehingga
memungkinkan terjadinya kesalahan.
Walaupun dalam penelitian ini sudah dimasukkan beberapa variabel lain
yaitu kebiasaan merokok, penyakit yang diderita (Diabetes Melitus), frekuensi
penyikatan gigi, dan pembersihan karang gigi bahkan sebelum pemeriksaan
dilakukan penyikatan gigi terlebih dahulu namun upaya untuk mengendalikan
semua faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut masih sangat sulit untuk
dilakukan.
Hal ini menjadikan kritik bagi penulis karena penulis hanya
mempertimbangkan variabel merokok, diabetes mellitus, frekuensi menyikat gigi,
dan pembersihan karang gigi sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
terbentuknya plak tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Tidak ada perbedaan status kebersihan mulut antara sampel yang
memakai alat ortodontik cekat dan yang tidak memakai alat ortodontik.
2. Sampel yang memakai alat ortodontik cekat dan yang tidak memakai
alat ortodontik keduanya memiliki rata-rata status kebersihan mulut
sedang.
B. Saran
1. Perlu diadakannya penelitian yang lebih lanjut dengan memperhatikan
pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhi status kebersihan
mulut yang menyebabkan hasil yang kurang signifikan.
2. Diperlukan ketelitian dalam pengambilan sampel dan batasan kriteria
inklusi yang jelas dalam penelitian yang meminimalkan terjadinya
kesalahan.
3. Perlunya latihan yang cukup dalam menilai indeks kalkulus dan indeks
debris sebagai persiapan pemeriksaan OHIS sehingga mengurangi
kesalahan pengumpulan data status kebersihan mulut.