Upload
ngokhanh
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Kapita Selekta Ilmu Sosial
Ekonomi Politik Internasional
Penyusun:
Bredes Cantriano
44111010134
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu komunikasi
Jakarta
2011
1
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas begitu banyak limpahan rahmat, taufik, dan
hidayahnya kepada saya. Dan telah memberikan saya petunjuk untuk menyelesaikan makalah
kapita selekta ilmu sosial sebagai persyaratan Ujian Akhir Semester 1 di universitas tercinta
Mercu Buana.
Ucapan terimakasih saya ucapkan pada kesempatan kali ini. Kepada keluarga, teman-teman
rekan mahasiswa, dan siapapun yang pernah terlibat dalam kepengurusan makalah ini hingga
selesai.
Saya meminta maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Karena hal tersebut tak
terlepas dari kodrat saya sebagai manusia biasa.
Jakarta, 10 Januari 2011
Penulis
2
Daftar Isi
Sampul depan ...................................................................... 1
Kata Pengantar ................................................................... 2
Daftar isi ................................................................... 3
BAB I ............................................................................. 4
BAB II ............................................................................. 5
BAB III ............................................................................ 16
Daftar Pustaka ................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang masalahSetiap berbicara tentang kekuasaan dalam hubungan internasional menimbulkan kesan
bahwa masalah-masalah dunia hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer. Namum
sebenarnya, interaksi utama antar pemerintah dan antar bangsa adalah ekonomi. Dimensi
ekonomi selalu hadir dalam berbagai hal seperti penjualan senjata internasional, politik
kekuasaan, dan tentu saja perekonomian global. Bahkan dalam hubungan internasioanal yang
lebih luas melibatkan berbagai organisasi pemerintahan, perusahaan, individu dan aktor-aktor
non pemerintah lainnya, transaksi ekonomi juga menjadi kegiatan utama.Beberapa tahun lalu,
politik Internasional di anggap lahan khusus para ilmuwan politik dan ekonomi internasional
merupakan bagian para ekonom. Pada saat ini, politik dunia tidak bisa di pahami hanya melalui
saru perpekstif saja, studi hubungan tidak cukup bila hanya membahas soal politik tanpa
mempelajari ekonomi. Maka pada pembahasan kami menyajikan berbagai motif, kegiatan, dan
kebijakan ekonomi yang melintasi batas politik nasional
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ekonomi Politik Internasional (EPI )Ekonomi Politik Internasional ( EPI ) menurut DR.Mohtar Mas’oed dalam
bukunya Ekonomi Politik Internasional tahun 1989/1990, didefinisikan sebagai studi tentang
saling hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional,yaitu bagaimana soal-soal
ekonomi seperti inflasi,defisit neraca perdagangan atau pembayaran,penanaman modal asing,
efisiensi produksi,dsb.berkaitan dengan urusan politik internasional dan politik domestik.
Mohtar Mas’oed menambahkan lagi bahwa dalam pengertian yang lebih spesifik bisa
disebutkan bahwa fokus perhatian ekonomi politik internasional adalah hubungan antara
dinamika pasar dengan domestik keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar itu di tingkat
domestik maupun internasional. Ini berarti bahwa studi ekonomi politik internasional adalah
studi tentang hubungan antara politik domestik di berbagai negara dengan ekonomi
internasional; atau sebaliknya, ini adalah studi tentang dampak kekuatan pasar yang beroperasi
dalam ekonomi internasional terhadap politik domestik negara-negara tertentu.
Sebagai contoh dapat kita lihat bagaimana gejolak harga minyak dunia ketika Amerika
Serikat mengancam Iran jika tetap berkuat untuk melakukan pengayaan uranium di wilayah Iran.
Walaupun Iran telah berkeras dan berjanji bahwa pengayaan uranium yang digalakkan oleh
pemerintahnya, murni untuk tujuan damai,Amerika Serikat tetap tidak percaya. Akibatnya
Amerika Serikat mengancam akan melakukan tindakan seperti yang dilakukan olehnya terhadap
Irak dan Afghanistan.
Akibat ancaman ini harga minyak mentah dunia sempat melonjak naik menjadi 72 dolar
AS per barel-nya untuk pertama kali. Hal ini disebabkan adanya ancaman dari Iran akan
membatasi aliran minyak dari ladang-ladang minyaknya, jika krisis Teheran semakin memburuk.
Tentu saja keadaan ini dijadikan serangan balik oleh Iran agar Amerika Serikat tidak berkeras
5
menyerang negaranya. Karena jika ini terjadi,Industri Amerika Serikat akan terancam,mengingat
banyaknya konsumsi minyah mentah oleh indsutri di Amerika Serikat.
Selain itu karena Iran juga adalah produsen minyak mentah nomor empat terbesar di
dunia, maka serangan terhadap Iran akan berpengaruh juga ke seluruh dunia. Sebaliknya harga
minyak mentah yang meroket naik tersebut mengakibatkan ikut naiknya pula harga kebutuhan
pokok di Indonesia. Keadaan ini dikarenakan pendistribusian kebutuhan pokok seperti beras,
sayur mayur, dan sebagainya menggunakan kenderaaan sebagai alat transportasi dan alat
transportasi itu membutuhkan bensin sebagai pembantu gerak dari mesin kenderaan. Dengan
naiknya harga kebutuhan pokok ini, mengakibatkan keadaan masyarakat semakin sengsara.
Karena naiknya harga kebutuhan pokok, tidak disertai dengan kenaikan pendapatan masyarakat.
B. Perkembangan Pemikiran ekonomi politikPemikiran ekonomi politik telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Kini aktualitas
ekonomi politik semakin kuat karena pada kenyataannya kehidupan ekonomi tak bisa dipisahkan
dari kehidupan politik. Demikian pula sebaliknya, keputusan politik banyak yang berlatar
belakang kepentingan ekonomi. Fenomena itu sangat kuat baik di negara maju maupun negara
berkembang.
1. Zaman Klasik Baru (Pertengahan Abad ke-19 sampai Abad ke-20)Pada zaman klasik baru perkembangan ekonomi politik masih didominasi pemikiran
Mazhab Klasik. Namun muncul pula pemikiran lain yang berbeda dengan aliran Klasik terutama
setelah Marx dan Engels membuat teori-teori mereka tentang sistem ekonomi. Namun dalam
Zaman Klasik Baru yang dapat diartikan sebagai masa jayanya pemikir-pemikir Aliran Klasik
gaya baru mereka lainnya.Tokh-tokoh pemikir zaman ini antara lain : Herman Heinrich (1810-
1858), Karl Merger (1841-1921), Eugen von Bohn Bawerk (1851-1914) dan Friedrich von
Wieser (1851-1926).
Perbedaan antara pemikiran Mazhab Klasik dan Mazhab Neo Klasik terletak pada pola
pendekatan dan metodologi yang dikembangkan. Pusat studi mulai melebar dari Jerman, Inggris,
6
Austria dan Amerika Serikat. Tidak semua pemikir memberi konotasi ekonomi politik sebagai
kajian mereka karena kebanyakan teori yang diungkapkan berupa prinsip-prinsip ekonomi
konvensional atau hal-hal yang paradoksal dengan studi ekonomi politik akibat keengganan
mereka menggunakan menyebut istilah tersebut.Buah pemikiran mereka dapat dijadikan tolok
ukur tentang polemik yang terjadi mengenai eksistensi ekonomi politik yang mulai popular abad
ke-20. Tokoh-tokoh yang mengembangkan studi pembangunan masyarakat yang tak lupa dari
pemikiran ekonomi adalah Lucian Pye, La Palombara, David Easton, Gabriel Almond, Max
Weber, Huntington dan Hans J Morgenthau.
2. Zaman Klasik Baru IIMazhab ini muncul menjadi penyempurna Mazhab Klasik Baru. Tokoh pemikirnya
antara lain Piero Sraffa (1898-1983), Joan V Robinson (1903-1983) dan edward H Chamberlain
(1899-1967). Mazhab ini memberikan sumbangan besar dalam lapangan ekonomi politik berupa
teori-teori pembaharuan mazhab pasar, masalah-masalah ekonomi kesejahteraan yang menyoroti
segi normatif dari mekanisme pasar. Mazhab ini menyorot segi moral dari monopoli dimana
adanya pemerasan terhadap tenaga kerja karena praktek itu menimbulkan kesengsaraan pihak
lain.Pendapat Neo Klasik antara lain :
1. Prinsip akumulasi kapital sebagai suatu faktor penting
2. Perkembangan perekonomian sebagai hasil proses bertahap, harmonis dan kumulatif.
3. Optimisme terhadap perkembangan perekonomian.
4. Adanya aspek internasional dari perkembangan ekonomi.
Menyangkut aspek internasional perkembangan ekonomi suatu negara mengalami beberapa
tahap:
a. Mula-mula negara meminjam modal .
b. Setelah melakukan produktivitas akan membayar dividen dan bunga pinjaman.
c. Peningkatan hasil negara dan sebagian melunasi pinjaman modal.
d. Menerima dividen dan bunga atau surplus.
e. Pemberi pinjaman.
7
3. Zaman Keynesian (Pertengahan Abad ke-20)Mazhab ini dipelopori John Maynard Keynes (1883-1946), seorang pakar filsafat dari Cambridge
University, Inggris. Ciri-ciri Mazhab ini adalah :
1. Keadaan ekonomi keseluruhannya merupakan fokus untuk dianalisis.
2. Pendobrakan atas ilmu ekonomi klasik yang berasumsi bahwa sumber ekonomi yang
mengatur dirinya sendiri itu digunakan seluruhnya dan dianggap stabil.
3. Dalam perekonomian kapitalis dapat berkembang ketidakseimbangan yang serius dan
pengangguran serta depresi jangka panjang.
Sementara itu ikhtisar umum tentang ekonomi politik antara lain :
1. Tidak berlaku lagi dalil kuat dari pemikiran Mazhab Klasik yang menyangkut negara dan
ekonomi yang mengejar tujuan masing-masing.
2. Penguasa politik dapat mempengaruhi ekonomi melalui variabel ekonomi.
3. Analisis ekonomi dan kebijakan negara yang berpola intervensi aktif.
4. Kebajikan individu dalam tabungan masyarkat dapat merugikan kepentingan umum.
4. Zaman Post KeynesianPara pemikirnya bertujuan memperluas cakrawala untuk analisis jangka panjang.
1. Terdapat syarat-syarat penting yang diperlukan untuk mempertahankan perkembangan
yang mantap dari pendapatan pada tingkat full employment income dengan tidak
mengalami deflasi maupun implasi
2. Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah terjadinya kemacetan yang lama atau inflasi secara terus menerus.
8
C. Teori-teori yang berkaitan dengan EPI
Berikut mengenai perkembangan EPI berdasarkan teori yang dikembangkan beberapa ahli :
1. Teori MerkantilismeMerkantilisme adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis depan
pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internasional sebgai arena
konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan daripada sebgai wilayah kerjasama dan
saling menguntungkan. Persaingan ekonomi antar negara dapat mengambil dua bentuk yang
berbeda ( Gilpin 1987 ; 32). Pertama adalah merkantilisme bertahan atau ramah ( benign
Mercantulism) adalah negara memelihara kepentingan ekonomi nasionalnya sebab hal tersebut
merupakan unsur penting dalam keamanan nasionalnya, kebijakan seperti itu tidak memiliki
dampak negatif pada negara lain. Yang kedua adalah merkantilisme agresif atau
jahat( malevolent mercatutis) yaitu megara-negara berupaya mengeksploitasi perekonomian
internasional melalui kebijakan ekspansi. Sebagai contoh, imperalisme kekuatan kolonial bangsa
Eropa di asia dan Afrika. Merkantilisme dengan demikian melihat kekuatan ekonomi dan
kekuatan politik militer sebagai tujuan yang saling melengkapi, bukan saling bersaing, dalam
lingkaran arus balik positif. Pencapaian kekuatan ekonomi mendukung pengembangan kekuatan
politik dan militer negara dan kekuatanpolitik dapat meningkatkan dan memperkuat ekonomi
negara.Kaum merkantilis menyatakan bahwa perekonomian seharusnya tunduk pada tujuan
utama peningkatan kekuatan negara, politik harus di utamakan daripada ekonomi. Tetapi isi dari
kebijakan-kebijakan spesifik yang direkomendasikan untukmenjalankan tujuan tersebut telah
berubahsepanjuang waktu.
Ringkasnya merkantilisme mengganggap perekonomian tunduk pada komunitas politik dan
khususnya pemerintah. Aktivitas ekonomi di lihat dalam konteks yang lebih besar atas
peningkatan kekuatan negara. Organisasi yang bertanggung jawab dalam mempertahankan dan
memajukan kepentingan nasional yang di sebut negara, memerintah di ats kepentingan ekonomi
swasta. Kekayaan dan kekuasaan adalah tujuan yang saling melengkapi bukan saling
bertentangan. Ketergantungan ekonomi pada negara-negara lain seharusnya di hindari sejauh
mungkin. Ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan mendapat
prioritas.
9
2. Liberalisme ekonomiAdam smith ( 1723-90), bapak Liberalisme ekonomi, yakin bahwa pasar cenderung meluas
secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia. Juga menegaskan bahwa pemerintah tidak
boleh ikut campur .ekonomi liberal di sebut doktrin dan serangkaian prinsip dalam
mengorganisasikan dan mengatur pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan individu ( Gilvin
1987 : 27 ). Ekonomi liberaldidasarkan pada pemikiran bahwa jika di biarkan sendiri
perekonomian pasar akan berjalan spontan menurut mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum
ini dipandang melekat dalam proses produksi ekonomidan perdagangan. Kaum ekonomi liberal
menolak pandangan kaum merkantilis bahwa negara adalah aktor dan fokus sentral ketika
menghadapi permasalahan ekonomi. Aktor sentral adalah individu sebgai konsumen dan sebagai
produsen. Pasar adalah arena terbuka tempat para individu bersama-sama menukarkan barang
dan jasa. Kaum liberal selanjutnya menolak pandangan” zero sum” kaum merkantilis, suatu
pandangan bahwa keuntungan ekonomi suatu negara sebenarnya merupakan kerugian ekonomi
negara lain. Kaum ekonom liberal terdahulu menyebut Laissez faire yaitu kebebasan pasar dari
semua jenis pembatasan dan peraturan politik.
Ringkasnya, kaum ekonomi liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan suatu
wilayah otonom dari masyarakat yangberjalan menurut hukum ekonominya sendiri. Pertukaran
ekonomi bersifat “ positive sum game” dan pasar cenderung akan nampak memaksimalkan
keuntungan bagi semua individu,rumah tangga, dan perusahaan yang berpartisipasi dalam
pertukaran pasar. Perekonomian merupakan wilayah kerjasama bagi keuntungan timbal balik
antar negara dan juga antar individu. Dengan demikian, perekonomian internasional seharusnya
di dasarkan perdagangan bebas.
3. MarxismeTeori Marxis dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik
atau kerja sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan
materi.Marxisme membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan
yang lain; sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para pendukung
10
Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi yang mengejar
akumulasi modal (kapital).
Kaum Marxis sepakat dengan kaum merkantilis bahwa politik dan ekonomi sangat
berkaitan,keduanya menolak pandangan kaum liberal tentang bidang ekonomi yang berjalan
dengan hukumnya sendiri. Tetapi , sementara kaum merkantilis melihat ekonomi sebagai alat
politik, kaum marxis menempatkan ekonomi yang pertama dan politik yang kedua. Bagi kaum
marxis, perekonomian kapitalis didasarkan pada dua kelas sosial yang bertentangan salah satu
kelas, kaum borjuis,memiliki alat-alat produksi. Kelas lain, kaum protelar, hanya memiliki
kekuatan kerjanya saja, yang harus di jual pada borjuis. Tetapi buruh lebih banyak bekerja di
banding yang ia dapatkan kmbali. Terdapat nilai tambah yang di ambil kaum borjuis. Hal ini
merupakan keuntungan kapitalis, dan keuntungan itu berasal dari eksploitasi tenaga kerja.
Pandangan kaum Marxis tersebut disebut “Matrialisme”. Hal ini didasarkan pada pernyataan
bahwa aktivitas inti dalam masyarakat mana pun hirau dengan cara-cara bagaiman manusia
menghasilkan alat-alat eksistensinya.
Teori ekonomi politik internasional saat ini yang berdasarkan kerangka Marxisme adalah analisis
Immanuel Wallerstein tentang perkembangan sejarah perekonomian dunia
kapitalis (Wallerstein:1979:1991). Wallerstein memberikan banyak tekanan pada perekonomian
dunia dan cenderung mengabaikan politik Internasional. Ia mempercayai perekonomian dunia
sebagai pembangunan yang tidak seimbang yang telah menghasilkan hierarki dari
wilayah core,semi periphery, danperiphery. Yang kaya dari wilayah core (Eropa Barat, Amerika
Utara, Jepang) digerakkan atas penderitaaan wilayah periphery (Dunia Ketiga). Wellerstein
melihat akhir Perang Dingin dan kehancuran blok Soviet sebagai akibat dari perkembangan
perekonomian dunia kapitalis. Meskipun demikian, prospek jangka panjang adalah kehancuran
system kapitalis, sebab. Kontradiksi dari system tersebut sekarang dibiarkan pada sekala dunia.
Keberhasilan, bukan kegagalan, merupakan ancaman nyata bagi kapitalisme global, ketika
kemungkinan perluasan semuanya digunakan, upaya tanpa akhir dalam mencari keuntungan
akan mengakibatkan pada krisis baru dalam perekonomian kapitalis dunia yang, cepat atau
lambat, akan menengarai kematiannya.
11
Kami dapat meringkas poendekatan kaum marxis sebagai berikut. Perekonomian adalah tempat
eksploitasi da perbedaan antar kelas sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Politik
sebagian besar ditentukan oleh konteks sosial ekonomi. Kelas ekonomi yang dominan juga
dominan secara politik. Hal itu berarti bahwa dalam perekonomian kapitalis kaum borjuis akan
menjadi kelas berkuasa. Pembangunan kapitalis global bersifat tidak seimbang bahkan
menghasilkan krisis dan kontradiksi, baik antar Negara maupun antar kelas sosial. EPI marxis
selanjutnya hirau pada sejarah tentang perluasan kapitalisme global, perjuangan antar kelas dan
Negara yang telah membangkitkan kebangkitan di nseluruh dunia, dan bagaimana transformasi
yang revolusioner dari dunia tersebut mungkin akan muncul.
PEMBANDING MERKANTILISME LIBERALISME MARXISME
Hubungan
antara ekonomi
dan politik
Politik yang
menentukan
Ekonomi otonom Ekonomi
yang
menentukan
Aktor
utama.unit
analisis
Negara-negara Individu-individu Kelas-kelas
Sifat hubungan
ekonomi
Konfliktual zero sum
game
Kooperatif
positive sum
game
Konfliktual
Tujuan ekonomi Negara-negara Memaksimumkan
kesejahteraan
indidivu
Kepentingan
kelas
Bagan Tiga teori EPI
12
D. Teori Pembangunan Dunia Ketiga
Teori Pembangunan Dunia Ketiga adalah teori-teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh negara-negara miskin atau negara yang sedang berkembang dalam dunia yang
didominasi oleh kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan kekuatan militer negara-negara adikuasa atau
negara industri maju.
Persoalan-persoalan yang dimaksud yakni bagaimana mempertahankan hidup atau meletakkan dasar-
dasar ekonominya agar dapat bersaing di pasar internasional.
Untuk mengukur pembangunan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari:
1. Kekayaan rata-rata yakni produktifitas masyarakat atau produktifitas negara tersebut
melalui produk nasional bruto dan produk domestic bruto.
2. Pemerataan: tidak saja kekayaan atau produktifitas bangsa yang dilihat, tetapi juga
pemerataan kekayaan dimana tidak terjadi ketimpangan yang besar antara pendapatan
golongan termiskin, menengah dan golongan terkaya. Bangsa yang berhasil dalam
pembangunan adalah bangsa yang tinggi produktifitasnya serta penduduknya relatif
makmur dan sejahtera secara merata.
3. Kualitas kehidupan dengan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life Index) yakni:
rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun, rata-rata jumlah kematian bayi, dan
rata-rata presentasi buta dan melek huruf.
4. Kerusakan lingkungan.
5. Kejadian sosial dan kesinambungan.
Teori Modernisasi: Pembangunan sebagai masalah internal.
Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor internal atau faktor-faktor
yang terdapat di dalam negara yang bersangkutan.
Ada banyak variasi dan teori yang tergabung dalam kelompok teori ini antara lain adalah:
1. Teori yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan
modal dan investasi. Teori ini biasanya dikembangkan oleh para ekonom. Pelopor teori
13
antara lain Roy Harrod dan Evsay Domar yang secara terpisah berkarya namun
menghasilkan kesimpulan sama yakni: pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya
tabungan dan investasi.
2. Teori yang menekankan aspek psikologi individu. Tokohnya adalah McClelaw dengan
konsepnya The Need For Achievment dengan symbol n. ach, yakni kebutuhan atau
dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk
manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan
individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
3. Teori yang menekankan nilai-nilai budaya mempersoalkan masalah manusia yang
dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Satu
masalah pembangunan bagi Max Weber (tokoh teori ini) adalah tentang peranan
agaman sebagai faktor penyebab munculnya kapitalisme di Eropa barat dan Amerika
Serikat. Bagi Weber penyebab utama dari semua itu adalah etika protestan yang
dikembangkan oleh Calvin.
4. Teori yang menekankan adanya lembaga-lembaga sosial dan politik yang mendukung
proses pembangunan sebelum lepas landas dimulai.
5. Teori ini menekankan lingkungan material. Dalam hal ini lingkungan pekerjaan sebagai
salah satu cara terbaik untuk membentuk manusia modern yang bisa membangun
Teori ketergantungan.
Teori ini pada mulanya adalah teori struktural yang menelaah jawaban yang diberikan oleh teori
modernisasi. Teori struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga
yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur pertanian adalah
akibat dari struktur perekonomian dunia yang eksploitatif dimana yang kuat mengeksploitasi
yang lemah.
Ada 6 inti pembahasan teori ketergantungan:
1. Pendekatan keseluruhan melalui pendekatan kasus.
2. Pakar eksternal melawan internal.
3. Analisis ekonomi melawan analisi sosiopolitik
14
4. Kontradiksi sektoral/regional melawan kontradiksi kelas.
5. Keterbelakangan melawan pembangunan.
6. Voluntarisme melawan determinisme
Teori Dinamika Produksi
Tahapan pembangunan tidak hanya deskriptif, tidak pula hanya suatu cara untuk menggeneralisir
beberapa pengamatan faktual tentang urutan pertumbuhan masyarakat. Tahapan pembangunan
memiliki logika tersendiri yang berkesinambungan. Tahapan tersebut mempunyai kerangka
analitik yang berakar pada teori dinamika produksi. Teori klasik pembangunan dirumuskan
berdasarkan asumsi dasar yang statis yang membatasi atau hanya mengijinkan variabel yang
paling relevan dengan proses pertumbuhan ekonomi.
E. Kombinasi Teori-Teori Klasik
Pendekatan Gilpin (1987) yang pada dasarnya merkantilis juga sesuai untuk mempelajari
kerangka politik mengitari aktivitas ekonomi. Pe3ndekatan itu mencerminkan premis dasarnya
bahwa Negara dan kekuatan politik militernya lebih penting dalam EPI daripada bentuk-bentuk
kekuatan lainnya, termasuk kekuatan ekonomi . Gilpin menjadikan pernyataan kaum merkantilis
tentang perekonomian internasional yang liberal hanya dapat berfungsi ketika didukung oleh
kekuatan politik yang memimpin, disebut hegomon. Kami akan kembali pada persoalan ini
dibawah.
Perdebatan yang paling penting dimunculkan oleh teori-teori EPI berasal dari Merkantilisme
yang hirau dengan perlunya Negara yang kuat untuk menciptakan perekonomian Internasional
Liberal, yang berfungsi baik. Perdebatan yang paling penting dipicu oleh marxisme yang hirau
dengan pembangunan dan keterbelakangan didunia Ke tiga. Akhirnay kaum ekonomi Liberal
telah memicu sejumlah perdebatan dalam berbagai macam isu. Kami memilih berkonsentrasi
pada isu perubahan dalam konteks globalisasi ekonomi.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Merkantilisme menganggap perekonomian tunduk pada politik. Aktivitas ekonomi dilihat dalam
konteks yang lebih besar dari kekuatan Negara yang meningkat, kepentingan nasional mengatur
pasar. Kekayaan dan kekuatan merupakan tujuan yang saling melengkapi bukan saling bersaing,
tetapi ketergantungan ekonomi yang besar pada Negara lain harus dihindari ketika kepentingan
ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan memiliki prioritas.
Ekonomi kaum liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan wilayah otonom dari
masyarakat, berjalan sesuai dengan hukum ekonominya sendiri. Pertukaran ekonomi bersifat
“positive sun game”, dan pasar akan cenderung memaksimalkan keuntungan bagi individu,
rumah tangga, dan perusahaan. Perekonomian merupakan bidang kerjasama yang
slingmenguntungkan, antar Negara dan juga antar individu.
Dalam pendekatan marxis perekonomian adalah tempat eksploitasi dan perbedaan antar kelas
sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Politik untuk sbagian besar ditentukan oleh
konteks sosio ekonomi. Kelas ekonomi yang paling dominan juga dominan secara politik. EPI
hirau dengan sejarah ekspansi kapitalis global dan perjuangan antar kelas dan. Pembangunan
kapitalis bersifat tidak seimbang dan menghasilkan krisis dan kontradiksi baru, baik antar Negara
maupun antar kelas sosial.
EPI juga mengangkat masalah pembangunan dan perubahan kenegaraan berdaulat secara
langsung. Perekonomian nasional merupakan sumber daya yang sangat mendasar bagi Negara-
bangsa. Ketika perekonomian nasional berada dalam proses yang terintegrasi ke dalam
perekonomian dalam konteks glonalisasi ekonomi, dasar keseluruhan bagi kenegaraan yang
modern berubah dengan cara yang kritis.
16
Daftar Pustaka
Jemadu, Aleksius. Politik Global Dalam Teori dan Praktek. Graha Ilmu. Jakarta: 2008.
Refrensi
http://garryaditya.blogspot.com/2011/01/ekonomi-politik-internasional.html
http://miftachr.blog.uns.ac.id/2009/11/217/
http://staff.blog.ui.ac.id/tirta.nugraha/category/pengajaran/dinamika-pemikiran-ekonomi-politik-internasional/
17