32
Pembimbing: Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ Kelompok 1 Priscilia Fikiawati Triana Muhammad Isa Fuad Affan Nur Zaimah Nurila

DT 1.1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi Topik

Citation preview

Page 1: DT 1.1

Pembimbing:Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ

Kelompok 1Priscilia

Fikiawati TrianaMuhammad Isa Fuad Affan

Nur ZaimahNurila

Page 2: DT 1.1

Definisi Psikiatri atau Ilmu Kedokteran Jiwa yaitu cabang spesialitik Ilmu kedokteran yang mempelajari patogenesis, diagnosism terapi, rehabilitasi, pencegahan gangguan jiwa, dan peningkatan kesehatan jiwa.

Page 3: DT 1.1

Definisi sehat dari WHO mencakup kesehatan jasmani, kejiwaan dan sosial, dan yang menjadi tujuan pengobatan bukan sekedar penyembuhan atau mengurangi gejala/penyakit, namun meningkatkan kualitas hidup seoptimal mungkin

Page 4: DT 1.1

Peran Psikiatri dalam Bidang Kedokteran UmumKasus:

Seorang anak remaja pada suatu pemeriksaan laboratorium darah tepi menunjukkan jumlah leukosit yang tinggi. Dokternya menunjukkan sikap kaget dan menyatakan kekhawatirannya akan kemungkinan leukemia, meskipun dokter tersebut kemudian mengatakan bahwa hal tersebut tidak usah dikhawatirkan dulu, nanti saja kalau dikasih obat tidak turun, baru dipertimbangkan lebih lanjut, namun hal yang kelihatannya biasa ini ternyata membawa dampak luar biasa pada remaja tersebut. Ia menjadi mengalami stress berat karena kebetulan salah satu pamannya meninggal karena leukemia, dan secara awam ia mengetahui nagaimana bahayanya. Remaja tersebut mengalami gangguan depresif, susah makan, sulit tidur, tidak dapat berkonsentrasi, bahkan menjadi ‘sakit’ dan tidak dapat mengikuti ujian akhir SMA.

Page 5: DT 1.1

Di bidang Psikiatri pasien demikian tergolong dalam kategori Gangguan Panik, yang bila tidak ditangani dengan benar, akan berlanjut mengalami serangan-serangan panik disertai rasa takut untuk bepergian sendiri, bahkan seringkali sampai terganggu kemampuan atau prestasi kerjanya.

Page 6: DT 1.1

Tujuan Pendidikan Bidang PsikiatriMemahami arti dan peran Psikiatri dalam bidang

kesehatan dam kaitannya dengan berbagai gangguan atau kondisi sakit.

Memahani peran psikiatri dalam hubungan dengan kondisi medik umum

Memahami peran psikiatri dalam berbagai ikhtiar terapi terkait kondisi medik umum

Mampu melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosis mpsikiatrikm mampu menangani berbagai problem

Mampu menentukan rujukan untuk pemeriksaan sesuai kondisi yang diperlukan pasien

Page 7: DT 1.1

Ilustrasi Kasus BedahKasus Bedah dengan mutilasi anggota badan. Pemotongan

bagian tubuh (misalnya operasi mammae) atau anggota badan (amputasi), baik yang dilakukan atas alasan kedaruratan atau penyelamatan, biasanya bersifat biological priority. Masalah tindakan bedahnya sendiri mungkin sudah selesai akan tetapi dampak lanjut dari perubahan citra tubuh dan citra diri dapat terjadi kemudian, tidak jarang pasien menjadi depresif atau mengalami gangguan mental-emosional yang berdampak pada hendaya dalam menyesuaikan kembali dalam peran/fungsi sosialnya. Bila operasinya bukan suatu tindakan kegawatdaruratan, evaluasi dan persiapan mental mungkin dapat membantu mencegah atau mengurangi dampak tersebut. Persiapan mental bukan hanya dengan memberi tahu akibatnya, atau memberi nasehat. Menangani dampak setelah terjadi depresi atau lainnya, jauh lebih sulit daripada bila dilakukan terapi preventif sebelumnya.

Page 8: DT 1.1

Bidang Obstetri-GinekologiKasus-kasus dengan frigiditas, dyspareunia,

gangguan haid, kesulitan mendapat anak, sterilisasi, dsb, kemungkinan berkaitan dengan aspek kejiwaan yang memerlukan tata laksana psikiatris, disamping penanganan Obstetri-Ginekologi

Page 9: DT 1.1

Bagian MataNy. W, 39 tahun, telah 21 tahun menikah,

mempunyai 4 anak. Dirujuk alih oleh sejawat dari Bagian Mata dengan riwayat: sejak hampir 2 tahun mata selalu mau menutup saja, terutama bila berdiri/berjalan, sehingga harus dituntun oleh suami/anak. Pemeriksaan mata tidak ditemukan kelainan. Ternyata sebelum ke sejawat terakhir ini, ybs. Selama hampir 2 tahun itu telaj keliling berobat kemana-mana, baru dengan sejawat tersebut dirujuk ke psikiater.

Page 10: DT 1.1
Page 11: DT 1.1

Pemeriksaan lengkap psikiatrik lebih diarahkan kepada manifestasi dari fungsi mental, emosional dan prilaku, yang tujuannya untuk menyusun laporan keadaan psikologik dan psikopatologik pasien (status psikiatri).

Page 12: DT 1.1

Kerangka Pemeriksaan1. Pemeriksaan tidak langsung

A. Anamnesis: keluhan gangguan sekarang dan perkembangannya, riwayat hidup pasien.B. Keterangan dari pihak keluarga atau orang lain.

2. Pemeriksaan langsungA. Pemeriksaan fisik (status internus dan neurologik).B. Pemeriksaan khusus psikik

i. Penampilan umumii. Bidang emosi, afekiii. Bidang pikiran/ideasiiv. Bidang motorik/perilaku

3. Pemeriksaan tambahan (uji psikologik, EEG, CT Scan, dll)

Page 13: DT 1.1

Data khusus psikiatrik dari pemeriksaan psikiatrik → data perihal fungsi kejiwaan dari:

Observasi penampilan dan perilaku pasienPengamatan interaksi antara dokter dan

pasienPengamatan interaksi pasien dan lingkunganPemahaman humanistik dokter mengenai

pasien

Page 14: DT 1.1

Wawancara: wadah utama pemeriksaan psikiatrik.

Dapat diperoleh beberapa data dari satu pernyataan: pasien berbicara dengan nada emosional tertentu, mengutarakan pikiran tertentu, perilaku motorik tertentu.

Perilaku pasien selama pemeriksaan, sebagian besar merupakan respon dari interaksinya pada si dokter, sehingga perlu adanya pemeliharaan hubungan selama pemeriksaan

Wawancara selalu mengandung tanggung jawab diagnostik dan terapis.

Page 15: DT 1.1

Riwayat PsikiatrikMerupakan catatan tentang riwayat penyakit,

gangguan jiwa, riwayat hidup pasien yang diperlukan untuk mengenal pasien

Hal-hal yang perlu ditelusuri:Kronologi gejala atau gangguan psikiatrik

dan medis.Ciri-ciri kepribadianHubungan pasien dengan orang terdekat

masa sekarang dan lampau.Riwayat perkembangan pasien.

Page 16: DT 1.1

Prosedur PemeriksaanHal yang perlu diperhatikan:Memiliki pengertian terhadap data-data yang

diperlukanPemeriksaan dilakukan berkesinambungan

dan terarahKeikhlasan dan minat menolongKesediaan untuk mencurahkan waktu dan

tenaga

Page 17: DT 1.1

Garis Besar Riwayat PsikiatrikI. Data pribadiII. Keluhan utamaIII. Riwayat gangguan sekarang

A. AwitanB. Faktor presipitasi

IV. Penyakit/gangguan sebelumnyaA. Prenatal dan perinatalB. Masa kanak awal (sampai 3 tahun)C. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)D. Masa remajaE. Masa dewasa

i. Riwayat pekerjaan, perkawinan/berpasangan/berpacaran

ii. Riwayat pendidikaniii. Riwayat militeriv. Riwayat agama/kehidupan beragamav. Aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarangvi. Riwayat pelanggaran hukum

F. Riwayat psikoseksualG. Riwayat KeluargaH. Impian, fantasi, dan nilai-nilai

Page 18: DT 1.1

Data pribadi :Berisi identitas pasien, berupa nama, alamat, umur, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, dan data lain yang berhubungan

Keluhan Utama: Diawali dengan pertanyaan pembuka

(“bagaimana saya bisa menolong saudara?”)

Pasien dibiarkan untuk bercerita dengan caranya sendiri.

Bila pasien tidak berbicara → deskripsikan keadaan yang dijumpai saat wawancara.

Page 19: DT 1.1

Riwayat Gangguan Sekarangdata yang didapat harus memiliki kronologis

dan dapat menggambarkan sifat dan situasi pada awal munculnya penyakit, sehingga dapat ditemukan perkembangan dari penyakit, faktor pemicu, dan alasan berobat pasien. serta eksplorasi kemungkinan gejala psikofisiologis, gejala fisik

Page 20: DT 1.1

Riwayat Gangguan SebelumnyaMerupakan keterangan mengenai segala

kejadian yang pernah dialami pasien dari lingkungan luar maupun dalam diri pasien, serta reaksi-reaksinya terhadapnya.

Meliputi : Riwayat kelahiran/tumbuh kembang, Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan, Minat, Prilaku, Penyakit sebelumnya, Seksual dan perkawinan.

Page 21: DT 1.1

Riwayat gangguan psikiatrik: Episode terdahulu gejala, derajat disfungsi terapi, lama gangguan, kepatuhan terapi perhatian khusus pada episode pertama.

Riwayat Gangguan Medik: Penyakit medis, riwayat bedah, trauma kepala, penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan kesadaran, HIV, PMS, gangguan psikosomatis.

Penggunaan zat psikoaktif: stimulan, alkohol, morfin

Page 22: DT 1.1

Riwayat HidupRiwayat prenatal dan perinatal : masa

kehamilan, proses kelahiran, cedera lahir, kesehatan ibu, emosi ibu, penggunaan obat.

Masa kanak awal (< 3th) : pola interaksi, gangguan perkembangan, kegiatan anak sehari-hari, gizi.

Masa kanak tengah (3-7 th): aktivitas pendidikan, interaksi sosial, aktivitas harian.

Page 23: DT 1.1

Masa kanak akhir dan remaja : aktivitas harian, interaksi sosial, pendidikan, masa pubertas.

Masa dewasa: Pekerjaan, Perkawinan, Agama, Aktivitas sosial, Hukum

Riwayat PsikoseksualRiwayat KeluargaMimpi dan fantasi

Page 24: DT 1.1

Pemeriksaan Status MentalDeskripsi umum:

Penampilan: postur, sikap, cara berpakaianPerilaku dan aktivitas psikomotor: kualitas dan

kuantitas psikomotorSikap terhadap pemeriksa : kooperatif,

bersahabat, penuh perhatian, berminat, jujur, merayu, defensif, merendahkan, bingung, berbelit-belit, apatis, bercanda, menyenangkan, berhati-hati.

Page 25: DT 1.1

Mood dan AfekMood merupakan suasana perasaan yang

bersifat pervasif dan tahan lama yang dinilai dari suasana persaan atas pernyataan pasien, ekspresi wajah, prilaku, dan perubahan suasana hati. Sedangkan afek, merupakan gambaran situasi emosi sesaat yang dinilai dari ekspresi, intonasi dan motorik pasien.

Afek merupakan respons emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak gerik tubuh pasien.

Page 26: DT 1.1

Pembicaraan Pola bicara, kuantitas bicara, kualitas bicara,

irama bicara.Persepsi

Halusinasi dan ilusi, baik secara audio, visual, olfactorik, dan taktil

Page 27: DT 1.1

PikiranProses pikir

Flight of idea, block of idea, pikiran kosong.Isi pikir

Waham, delusi, obsesi, kompulsi, fobia, keinginan, ide.

Page 28: DT 1.1

Sensorium dan KognisiMenilai fungsi otak organik, intelegensi,

kapasitas berfikir abstrak, daya nilai dan tilikan, dengan penggunaan Mini Mental State Examination adalah instrumen singkat untu menilai fungsi kognitif, menilai orientasi, daya ingat, kalkulasi, kemampuan membaca dan menulis, kemampuan visuospasial dan berbahasa.

Page 29: DT 1.1

Pengendalian ImpulsDinilai kemampuan pasien untuk mengontrol

impuls seksual, agresif, dan impuls lainnya.Dilakukan untuk menilai apakah pasien

berpotensi membahayakan diri dan orang lain

Page 30: DT 1.1

Daya Nilai dan TilikanDaya nilai. Apakah pasien memahami akibat

dari perbuatan yang dilakukannya dan apakah pemahaman ini mempengaruhi dirinya.

Tilikan. Menilai pemahaman pasien terhadap penyakit yang dideritanya.

Page 31: DT 1.1

Taraf dapat dipercayaPemeriksaan psikiatrik juga memperhatikan

kesan pemeriksa terhadap kemampuan pasien untuk dapat dipercaya dan bagaimana ia menyampaikan peristiwa dan situasi yang terjadi secara akurat.

Page 32: DT 1.1

TERIMA KASIH